Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS ARUT SELATAN
Jl. P. Antasari No. 176 Telp. ( 0532 ) 21368 Pangkalan Bun - 74114P
Email : puskesmasarutselatan@rocketmail.com

KERANGKA ACUAN
PEMBERIAN OBAT PENCEGAHAN MASSAL (POPM)
FILARASIS/ CACINGAN/ SCHISTOSOMIASIS/ FRAMBUSIA
DAN PEMANTAUAN MINUM ORALIT DAN ZINC BAGI DIARE
BALITA DI MASYARAKAT
UPTD PUSKSMAS ARUT SELATAN

TAHUN 2023
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS ARUT SELATAN
Jl. P. Antasari No. 176 Telp. ( 0532 ) 21368 Pangkalan Bun - 74114P
Email : puskesmasarutselatan@rocketmail.com

KERANGKA ACUAN
PEMBERIAN OBAT PENCEGAHAN MASSAL (POPM) FILARASIS/ CACINGAN/
SCHISTOSOMIASIS/ FRAMBUSIA DAN PEMANTAUAN MINUM ORALIT DAN ZINC
BAGI DIARE BALITA DI MASYARAKAT
UPTD PUSKESMAS ARUT SELATAN

I. PENDAHULUAN
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular merupakan salah satu
satuan kerja baru atas perubahan susunan organisasi sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2022, di bawah Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular berperan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan di bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit menular. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
dalam upaya meningkatkan pencegahan dan pengendalian penyakit menular yakni upaya
reduksi, eliminasi, dan eradikasi.
Kerangka acuan ini disususn sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan
Pemberian Obat Pencegahan Massal, Dengan pedoman ini diharapkan dapat memberikan
arahan cara pelaksanaan kegiatan pemberian Obat Pencegahan Madsal, dan vara pelaporan
kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal.
Pelaksana kegiatan yang dalam melaksanakan kegiatannya dengan bekerjasama tim,
dengan kedisiplinan, pelayanan prima dan ber integritas tinggi, dimana sesuai dengan tata
nilai Puskesmas yaitu :

1. Kedisiplinan
Dengan adanya kedisiplinan maka akan meningkatkan mutu pelayanan kepada
masyarakat.
2. Kerjasama Tim
Dengan kerjasama tim yang baik maka sebesar apapun permasalahan akan dapat
dipecahkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Pelayanan Prima
Memberikan pelayanan dengan mengutamakan ketepatan, kecepatan dan bekualitas.
4. Integritas Tinggi
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, setiap anggota (pegawai dan
pimpinan) harus memiliki ketulusan, kejujuran, berkepribadian yang teguh dan
bermoral tinggi.
II. LATAR BELAKANG
Program Pencegahan dan Pengendalian ISPA difokuskan pada pengendalian penyakit
pneumonia pada balita karena berkontribusi besar terhadap angka kesakitan dan kematian
balita. Sampai saat ini pneumonia masih merupakan salah satu penyebab angka kesakitan
dan kematian tertinggi pada balita di dunia maupun di Indonesia. Menurut WHO,
pneumonia berkontribusi terhadap 14% kematian pada balita di dunia pada tahun 2019. Pada
RISKESDAS 2018, prevalensi pneumonia berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan
adalah 2% dan 4% berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan dan gejala. Survei Sample
Registration System Balitbangkes 2016 pneumonia menempati urutan ke 3 sebagai
penyebab kematian pada balita (9.4%).
Penyakit diare merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pencernaan yang menjadi
masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Menurut WHO dan UNICEF, terjadi sekitar
2 milyar kasus diare dan 1,9 juta anak balita meninggal karena diare di seluruh dunia setiap
tahun. Dari semua kematian tersebut, 78% terjadi di negara berkembang, terutama di
wilayah Afrika dan Asia Tenggara. Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menyebutkan
prevalensi diare untuk semua kelompok umur sebesar 8 % dan angka prevalensi untuk balita
sebesar 12,3 %, sementara pada bayi, prevalensi diare sebesar 10,6%. Sementara pada
Sample Registration System tahun 2018, diare tetap menjadi salah satu penyebab utama
kematian pada neonatus sebesar 7% dan pada bayi usia 28 hari sebesar 6%. Data dari
Komdat Kesmas periode Januari - November 2021, diare menyebabkan kematian pada
postneonatal sebesar 14%. Data terbaru dari hasil Survei Status Gizi Indonesia tahun 2020,
prevalensi diare di berada ada pada angka 9,8%. Diare sangat erat kaitannya dengan
terjadinya kasus stunting. Kejadian diare berulang pada bayi dan balita dapat menyebabkan
stunting. Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia 2020, Penyakit infeksi khususnya
diare menjadi penyumbang kematian pada kelompok anak usia 29 hari - 11 bulan. Sama
seperti tahun sebelumnya, pada tahun 2020, diare masih menjadi masalah utama yang
meyebabkan 14,5% kematian. Pada kelompok anak balita (12 – 59 balita), kematian akibat
diare sebesar 4,55%.

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Upaya penatalaksanaan Pemberian obat pencegahan massal (POPM) dan
pemantauan minum oralit dan zinc bagi diare balita di masyarakat.
B. Tujuan Khusus
1. Mengetahui sumber penularan penyakit diare wilayah sekitar penderita
2. Mengetahui sumber penularan pada Keluarga
3. Pemantauan minum obat oralit dan zinc bagi diare balita di masyarakat.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

NO Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


Penyelidikan Epidemiologi untuk menemukan
sumber penularan penyakit diare wilayah
sekitar penderita
Pemberian obat pencegahan massal
Penyelidikan Epidemiologi untuk menemukan
1. (POPM) dan pemantauan minum oralit
mengetahui sumber penularan pada Keluarga
dan zinc bagi diare balita di masyarakat
Kunjungan rumah untuk pemantauan minum
obat oralit dan zinc bagi diare balita di
masyarakat.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN

Kegiatan Lintas Program Lintas Sektor


No Pelaksana Ket
Pokok terkait Terkait
1. PE untuk  Dokter,  Promkes  Kelurahan
menemukan  Perawat, Membantu  Kader
sumber  Bidan memberikan Masyarakat
penularan promosi Membantu
penyakit diare kesehatan dalam
wilayah sekitar  Kesling pelaksanaan
penderita Membantu kegiatan dan
edukasi pemantauan
kesehatan
penderita
 Laboratorium
Membantu
untuk
penegakan
diagnosa
2. PE untuk  Dokter,  Promkes  Kelurahan
menemukan  Perawat, Membantu  Kader
mengetahui  Bidan memberikan Masyarakat
sumber promosi Membantu
penularan pada kesehatan dalam
Keluarga  Kesling pelaksanaan
Membantu kegiatan dan
edukasi pemantauan
kesehatan
penderita
 Laboratorium
Membantu
untuk
penegakan
diagnosa
3. Kunjungan  Dokter,  Promkes  Kelurahan
rumah untuk  Perawat, Membantu  Kader
pemantauan  Bidan memberikan Masyarakat
minum obat promosi Membantu
oralit dan zinc kesehatan dalam
bagi diare balita  Kesling pelaksanaan
di masyarakat. Membantu kegiatan dan
edukasi pemantauan
kesehatan
penderita
 Laboratorium
Membantu
untuk
penegakan
diagnosa

VI. SASARAN
Sasaran kegiatan yaitu Masyarakat Desa.

VII. JADWAL KEGIATAN

2023
No Kegiatan Ja
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
n
1. Skrining secara dini
penemuak kasus penderita Kondisional (Jika ada Kasus)
kusta pada anak sekolah
2. Kunjungan Rumah untuk
mengetahui kondisi
Kondisional (Jika ada Kasus)
penderita kusta selama
pengobatan MDT.
3. Kunjungan rumah untuk
pemantauan minum obat
Kondisional (Jika ada Kasus)
oralit dan zinc bagi diare
balita di masyarakat.

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan pada bulan sesuai dengan jadwal
kegiatan,dengan pelaporan hasil-hasil yang dicapai pada bulan tersebut
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dengan menggunakan register dan format laporan yang ditetapkan dan dilaporkan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten setiap tanggal 5 bulan berikutnya, evaluasi kegiatan dilakukan
setiap tiga bulan sekali sesuai dengan jadwal evaluasi puskesmas.

Ditetapkan : Pangkalan Bun


Pada tanggal : Januari 2023

Kepala UPTD Puskesmas Arut Selatan

dr. ASMAWATI
NIP. 19691112 200904 2 001

Anda mungkin juga menyukai