Anda di halaman 1dari 11

Small Group Discussion I

PROGRAM KESEHATAN DALAM MENANGGULANGI


MASALAH KESEHATAN UTAMA DI INDONESIA
PADA PENYAKIT TIDAK MENULAR
Gagal Ginjal Akut

Kelompok
SGD 3B
Anggota Kelompok SGD I
1. Ida Ayu Dewi Sandhyagandhi 2002521002
2. Ni Putu Dewi Meliantini 2002521008
3. I Made Agus Jaya Wardana 2002521016
4. Gracia Irin S Naibaho 2002521024
5. Putu Ayu Krisna Sutrisni 2002521030
6. Azizurrohman 2002521040
7. Ni Putu Aryadewi Uttamaningdyah 2002521052
8. Ni Made Putri Windari 2002521062
9. Ni Made Pradnyaswari Puspita Arta K 2002521066
10.Anindia Annisa Putri 2002521072
11.Syane Geraldyn Doramelinda M. 2002521082
SGD 3B
(Gagal Ginjal Akut)
1. Carilah kebijakan atau aturan terkait penyakit tidak menular di Indonesia (sesuai
pembagian kelompok SGD)
2. Sebutkan program penanggulangan penyakit tidak menular yang diterapkan pemerintah
Indonesia?
3. Jelaskan penerapan program tersebut dan siapa saja yang berperan dalam program itu?
Apakah ada keterlibatan dari kementrian kesehatan dan atau kementrian yang lain?
Jelaskan bentuk keterlibatan kementrian tersebut!
4. Bagaimana dengan pelaksanaan penanggulangan tersebut di tingkat propinsi,
kabupaten/ kota, tingkat kecamatan, dan kelurahan/ desa?
5. Apakah ada keterlibatan perawat komunitas dalam program tersebut?Bila ada,apakah
peran perawat komunitas dalam mendukung penanggulangan penyakit tersebut?
6. Carilah satu jurnal keperawatan/ kesehatan yang membahas terkait program
penanggulangan penyakit tersebut. Kemudian buatlah ringkasannya! (Jelaskan program
penanggulangan yang diterapkan di jurnal, mengapa program tersebut dilaksanakan,
apa manfaatnya, siapa yang terlibat (pelaksana dan sasaran), dimana program
tersebut dilaksanakan, kapan program tersebut berjalan, bagaimana program tersebut
berjalan)
1. Carilah kebijakan atau aturan terkait
penyakit tidak menular di Indonesia
(sesuai pembagian kelompok SGD)

kebijakan atau aturan terkait penyakit gagal


ginjal akut pada anak di Indonesia: Kemenkes sudah menerbitkan Keputusan Dirjen
menurut kemenkes tenaga Kesehatan Yankes tentang Tata Laksana dan Manajemen
pada fasilitas pelayanan kesehatan untuk Klinis AKI pada anak yang ditujukan kepada
sementara tidak meresepkan obat-obatan seluruh dinas kesehatan dan fasyankes. Kemenkes
dalam bentuk sediaan cair/sirup, sampai hasil juga telah mengeluarkan surat edaran kewajiban
penelusuran dan penelitian tuntas.
Kemenkes penyelidikan epidemiologi dan pelaporan kasus
juga meminta seluruh apotek untuk sementara AKI yang ditujukan kepada seluruh Dinas
tidak menjual obat bebas dan/atau bebas Kesehatan, Fasyankes, dan Organisasi Profesi.
terbatas dalam bentuk cair/sirup kepada
masyarakat sampai hasil penelusuran dan
penelitian tuntas.
2. Sebutkan program penanggulangan
penyakit tidak menular yang diterapkan
pemerintah Indonesia? 1. Sosialisasi dan Edukasi, Pemerintah
bekerjasama dengan fasyankes untuk
Kementerian Kesehatan sesungguhnya
melakukan sosialisasi dan pengecekan di
telah memiliki upaya pencegahan dan
masyarakat. Pemerintah juga menghimbau
pengendalian Penyakit Ginjal Akut dengan
para orangtua untuk lebih peduli dan langsung
perilaku “CERDIK”, yaitu Cek kesehatan
memeriksakan anak (demam) untuk dibawa ke
secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin
rumah sakit secepatnya agar bisa dilakukan
olahraga, Diet seimbang, Istirahat cukup
pengecekan secara menyeluruh.
dan Kelola stres dan “PATUH” yaitu
Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti
2. Membentuk satgas untuk penanganan
anjuran dokter, Atasi penyakit dengan
gangguan gagal ginjal. Satgas tersebut
pengobatan yang tetap dan teratur, Tetap
bertugas untuk mengkoordinasikan langkah
diet sehat dengan gizi seimbang, Upayakan
pencegahan, maupun imbauan kepada
beraktivitas fisik dengan aman dan Hindari
masyarakat agar penyebaran kasus tersebut
Rokok, alkohol dan zat karsinogenik
bisa ditekan.
lainnya.
3. Jelaskan penerapan program tersebut dan siapa
saja yang berperan dalam program itu? Apakah
• Yang berperan dalam program ini tentunya kita
semua, baik itu masyarakat maupun tenaga
ada keterlibatan dari kementrian kesehatan kesehatan dan kementrian kesehatan. Masyarakat
berperan dalam menyukseskan program ini dengan
dan atau kementrian yang lain? Jelaskan
cara ikut menerapkannya di lingkungan sekitar.
bentuk keterlibatan kementrian tersebut! Sedangkan nakes dan kemenkes berperan sebagai
edukator dalam penerapan program ini
Program yang diterapkan adalah Pencegahan
Penyakit Ginjal Kronis (PGK) dengan CERDIK.
• Keterlibatan dari kementrian kesehatan tentunya
Yang dimana masing-masing huruf dari kata
ada, yang dimana kemenkes mengajak publik untuk
CERDIK ini memiliki arti yang harus diterapkan
turut menerapkan perilaku CERDIK ini. Selain itu
demi mencegah penyakit ginjal kronis ini
Kemenkes juga sempat melakukan forum diskusi
C : cek kesehatan secara rutin
dalam rangka Hari Ginjal Sedunia pada 8 Maret
E : Enyahkan asap rokok
2018 yang bekerjasama dengan Pusat Kajian
R : rajin aktivitas fisik
Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas
D : diet sehat kalori seimbang
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
I : istirahat cukup
Tentunya dalam pencegahan penyakit ginjal kronis,
K : kelola stres
kemenkes terus berupaya dalam tahapan perubahan
perilaku masyarakat yang disebut dengan perilaku
CERDIK, melalui upaya promotif dan preventif dari
lima aktivitas program CERDIk tersebut.
4. Bagaimana dengan pelaksanaan penanggulangan
tersebut di tingkat propinsi, kabupaten/ kota,
tingkat kecamatan, dan kelurahan/ desa? dilihat dari yang terjadi saat ini yaitu
meningkatnya kasus gagal ginjal akut pada anak,
untuk penanggulangannya dari Kementerian
Pelaksanaan penanggulangan PTM pada penyakit
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
gagal ginjal baik pada tingkat provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan/desa sudah
Kebudayaan (KEMENKO PMK) meminta agar
bergerak cepat dalam upaya penanganan penyakit pelayanan kesehatan dari tingkat terkecil di desa
ginjal akut pada anak yang saat ini sedang terjadi. atau kelurahan untuk proaktif turun dan
Kemenkes juga menjelaskan bahwa gagal ginjal akut melakukan pensisiran kasus, meminta agar
menyerang anak dengan rentang usia 6 bulan-18 pemerintah daerah sampai tingkat desa dan
tahun dan paling banyak terjadi pada balita dengan kelurahan diseluruh indonesia bersama pelayanan
gejala awal berupa infeksi saluran cerna dan gejala kesehatan di puskesmas, posyandu, dan bidan
ISPA, gejala yang paling khas adalah jumlah air seni untuk mengecek dan mendata riwayat kesehatan
yang semakin berkurang bahkan tidak bisa BAK sama dan obat yang dikonsumsi anak-anak serta untuk
sekali. Saat ini juga sudah dilakukannya sosialisasi meningkatan kewaspadaan dan dalam rangka
dan juga edukasi kepada masyarakat, dan kemenkes pencegahan, kemenkes juga meminta tenaga
juga sudah mengingatkan untuk mewaspadai serta kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan
meminta pihak Rumah Sakit mempersiapkan (fasyankes) untuk sementara tidak meresepkan
berbagai upaya penanganan terhadap penyakit ini. obat-obatan dalam bentuk sediaan cair atau sirup
1. Memberikan edukasi kepada orang tua dari
anak yang menderita penyakit gagal ginjal
akut
5. Apakah ada keterlibatan perawat
komunitas dalam program tersebut?Baila
2. Memberikan informasi hal apa saja yang
dapat dilakukan (menjaga pola makan,
memfasilitasi lingkungan yang mendukung,
ada,apakah peran perawat komunitas dan mengelola aspek psikologis pada anak
dalam mendukung penanggulangan dan orang tua) kepada orangtua dari anak
penyakit tersebut? yang menderita penyakit gagal ginjal akut
3. Bersedia mendengarkan keluhan dan
semua pertanyaan dari orang tua
(keluarga) dan berusaha menjawab
pertanyaan.
6. Jurnal keperawatan
Ringkasan Jurnal
• Sindrom uremik hemolitik atipikal (aHUS), ditandai dengan trias trombositopenia, cedera ginjal
akut (AKI), dan anemia hemolitik mikroangiopati, adalah bentuk mikroangiopati trombotik (TMA)
yang jarang disebabkan oleh disregulasi jalur alternatif . Diagnosis klinis aHUS dapat menjadi
tantangan karena bergantung pada pengenalan gejala TMA, namun memerlukan pengecualian semua
penyebab TMA dan HUS lainnya. Populasi insiden aHUS yang tepat pada populasi anak-anak dan
dewasa muda (<20 tahun) bersifat cair. Biasanya didiagnosis pada usia 2 tahun, aHUS dikaitkan
dengan tingkat kematian 20-25% dan morbiditas 48%, karena pasien anak biasanya berkembang
menjadi penyakit ginjal stadium akhir.

• Terapi yang dapat diberikan saat ini yaitu imunoterapi, Eculizumab, Ravulizumab, Pengaturan
Transplantasi Ginjal, dan Biosimilar. Pilihan terapi masa depan diberikan dalam bentuk obat seperti
Pozelimab, Tesidolumab, Crovalimab, Zilucoplan, Avdoralimab, dan Avacincaptad pegol. Jadi
kesimpulannya Diagnosis dan manajemen aHUS telah berubah secara drastis selama dua puluh tahun
terakhir karena sejumlah terobosan ilmiah. Variasi genetik tambahan dan pemicu potensial terus
diidentifikasi serta deteksi baru dalam autoantibodi terhadap CFH dan (lebih baru) CFI. Manajemen
intervensi telah melihat pertumbuhan paling besar, di mana kurang dari sepuluh tahun yang lalu hanya
PE/PI dan Eculizumab yang tersedia. Saat ini, Eculizumab tetap menjadi standar perawatan; namun,
ada sejumlah pilihan terapi yang akan segera tersedia, semuanya dengan mekanisme aksi yang
berbeda tergantung pada patofisiologi berbasis mutasi yang tepat. Karena data terus dievaluasi,
kemajuan dalam diagnosis dan manajemen aHUS akan terus menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas terkait pada pasien dewasa dan anak.
Terimakasih yeaa

Anda mungkin juga menyukai