Berbagai alasan digunakan negara-negara untuk mengatur
kebijakan ekonomi mereka supaya dapat menguntungkan dan sebisa mungkin tidak merugikan. Contohnya adalah pembahasan sebelumnya mengenai perang perdagangan antara negara besar. Ditunjukkan bahwa jika negara-negara saling bekerja sama dan menerapkan tarif nol terhadap satu sama lain, maka kedua negara akan cenderung memperoleh keuntungan daripada ketika kedua negara berusaha untuk memperoleh keuntungan jangka pendek dengan menetapkan tarif yang optimal. ni adalah salah satu keuntungan dari kerjasama. Manfaat mungkin juga dinikmati oleh negara-negara yang meliberalisasikan perpindahan tenaga kerja dan modal antar negara, yang mengatur kebijakan fiskal dan alokasi sumber daya terhadap sektor pertanian dan sektor lain, dan yang mengatur kebijakan moneternya. Integrasi ekonomi : Setiap jenis perjanjian di mana negara sepakat untuk mengatur perdagangan mereka, kebijakan fiskal, dan kebijakan moneter. Terdapat banyak jenis integrasi dengan derajat yang berbeda. Preferential Trade Agreement (PTA) Perjanjian Perdagangan Preferensial adalah bentuk terlemah dari integrasi ekonomi. Dalam PTA negara- negara akan menawarkan perlakuan istimewa penurunan tarif, bukan eliminasi, bagi negara-negara mitra dagang tertentu untuk beberapa kelompok komoditas. Sementara tarif yang lebih tinggi akan tetap diberlakukan pada kelompok komoditas dan negara-negara mitra dagang lainnya. PTA dalam WTO Jenis perjanjian perdagangan dengan diskriminasi ini tidak diperbolehkan antara anggota WTO yang berkewajiban untuk memberikan perlakuan yang sama untuk semua anggota WTO lainnya. Dalam peraturan mengenai “Most Favored Nation (MFN)” (Negara yang Paling Diistemewakan), negara- negara setuju untuk tidak melakukan diskriminasi terhadap negara-negara anggota WTO lainnya. Dengan demikian, jika suatu negara memberlakukan penurunan tarif kepada beberapa negara, misalnya sebanyak 5%, maka negara tersebut harus menurunkan tarif impor 5% untuk semua anggota WTO lainnya. Diskriminasi atau perlakuan istimewa bagi beberapa negara tidak diperbolehkan dalam WTO. Namun negara bebas untuk memberlakukan tarif lebih tinggi pada impor dari negara yang bukan anggota WTO. Contoh PTA Pada tahun 1998 AS mengusulkan undang- undang untuk menghapuskan tarif impor dari negara-negara sub-Sahara Afrika. Tindakan ini merupakan perjanjian perdagangan preferensial unilateral karena AS hanya akan mengurangi tarif impor dari negara-negara sub-Sahara Afrika sementara tarif impor dari negara-negara lainnya tetap, dan hanya berlangsung satu arah karena negara-negara sub-Sahara Afrika tidak harus menghapuskan tarif impor dari AS. Catatan: PTA juga umumnya terdapat pada semua jenis integrasi ekonomi lainnya, karena perlakuan istimewa kepada negara-negara anggotanya ada dalam semua jenis derajat integrasi ekonomi. Free Trade Area (FTA) Kawasan Perdagangan Bebas terjadi ketika sekelompok negara sepakat untuk menghapuskan tarif di antara mereka, tapi mempertahankan tarif impor eksternal mereka sendiri terhadap impor dari negara-negara lainnya di seluruh dunia. Rules of Origin dalam FTA Ketentuan asal barang (Rules of Origin) didefinisikan sebagai kriteria yang digunakan untuk menentukan status asal barang dalam perdagangan internasional. Aturan-aturan ini dirancang untuk mencegah barang-barang dari yang diimpor ke negara anggota FTA dengan tarif terendah dan kemudian dikirimkan ke negara lain dengan tarif yang lebih tinggi. Contoh FTA The North American Free Trade Area (NAFTA) adalah contoh dari FTA. Ketika NAFTA sepenuhnya dilaksanakan, tarif impor mobil antara AS dan Meksiko akan menjadi nol. Namun, Meksiko dapat terus menerapkan tarif impor yang berbeda dari AS pada impor mobil dari negara-negara yang bukan anggota NAFTA. Catatan: Karena tarif eksternal yang berbeda, FTA umumnya mengembangkan ketentuan asal barang (rules of origin) yang rumit. Dari ribuan halaman teks yang membentuk perjanjian NAFTA, sebagian besarnya menjelaskan aturan asal barang. Customs Union Perserikatan Pabean terbentuk ketika sekelompok negara menyetujui untuk menghapuskan tarif antara mereka dan mengatur tarif umum terhadap impor dari negara lain di seluruh dunia. Contoh Customs Union Uni Eropa merupakan suatu bentuk perjanjian custom union. Dalam custom union, seluruh negara anggota harus dapat menyetujui tingkat tarif pada berbagai industri dan komoditas yang berbeda. Catatan: Customs union dapat menghindari masalah rumitnya rules of origin, tetapi menemui masalah baru mengenai kebijakan koordinasi. Common Market Pasar Umum melaksanakan ◦ mengatur perdagangan bebas dalam barang dan jasa, ◦ mengatur tarif eksternal umum antara negara anggota, ◦ memperbolehkan bebasnya perpindahan modal dan tenaga kerja antar negara. Contoh Common Market Uni Eropa telah memberlakukan pasar umum melalui Perjanjian Roma (Treaty of Rome) pada tahun 1957, namun membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan transisi. Saat ini, warga Uni Eropa memiliki paspor umum, dapat bekerja di berbagai negara anggota Uni Eropa, dan dapat berinvestasi antar negara anggota tanpa batasan. Economic Union Kesatuan Ekonomi melaksanakan ◦ mengatur perdagangan bebas dalam barang dan jasa, ◦ mengatur tarif eksternal umum negara anggota, memperbolehkan bebasnya perpindahan modal dan tenaga kerja, ◦ mengatur beberapa kewajiban pengeluaran fiskal pada organisasi supra-nasional. Contoh Economic Union Kebijakan Umum Pertanian Uni Eropa merupakan contoh pengaturan fiskal yang mengarah kepada kesatuan ekonomi. Monetary Union Kesatuan moneter melaksanakan ◦ mengatur perdagangan bebas dalam barang dan jasa, ◦ mengatur tarif eksternal umum negara anggota, memperbolehkan bebasnya perpindahan modal dan tenaga kerja, ◦ mengatur beberapa kewajiban pengeluaran fiskal pada organisasi supra-nasional , ◦ mengatur mata uang umum dalam kelompok negara-negara. Ini termasuk membentuk otoritas keuangan sentral yang akan mengeluarkan kebijakan moneter bagi seluruh kelompok. Contoh Monetary Union Perjanjian Maastricht yang disepakati anggota Uni Eropa pada tahun 1991 mengusulkan implementasi satu mata uang Eropa (Euro) pada tahun 1999. Namun derajat kesatuan moneter yang akan ditingkatkan menjadi kurang meyakinkan pada krisis ekonomi tahun 1998. Mungkin contoh yang paling baik dari suatu kesatuan ekonomi dan moneter adalah Amerika Serikat. Masing-masing negara bagian di Amerika Serikat memiliki pemerintahan sendiri yang mengatur kebijakan dan hukum bagi penduduknya. Namun, masing-masing negara bagian menyerahkan kontrol terhadap beberapa bagian kebijakan asing, kebijakan pertanian, kebijakan kesejahteraan, dan kebijakan moneter kepada pemerintah federal. Barang, jasa, dan modal dapat berpindah dengan bebas, tanpa batasan antar negara bagian US dan pemerintah federal mengatur kebijakan perdagangan eksternal umum. Multilateralisme vs. Regionalisme Setelah Perang Dunia II, banyak negara menyadari pentingnya liberalisasi perdagangan. Multilateralisme Salah satu alat yang digunakan untuk dapat mencapai liberalisasi perdagangan adalah GATT dan penyelenggaranya, yaitu WTO. Karena perjanjian GATT menyepakati seluruh negara anggota untuk mengurangi hambatan perdagangan secara serempak, maka GATT dikenal sebagai pendekatan multilateral untuk liberalisasi perdagangan. Walaupun GATT pada awalnya dibentuk hanya dengan beranggotakan kurang dari 50 negara, pada tahun 1997 132 negara telah menjadi anggota. Regionalisme Pilihan metode yang digunakan banyak negara untuk mencapai liberalisasi perdagangan mencakup preferential trade arrangement, free trade area, customs union, dan common market. Karena banyak dari perjanjian tersebut melibatkan negara-negara yang secara geografis berdekatan, metode ini kadang- kadang disebut sebagai pendekatan regional pada liberalisasi perdagangan. Pro Regionalisme Salah satu alasan pendukung perdagangan bebas yang dapat mendukung perjanjian perdagangan regional adalah karena perjanjian perdagangan regional dianggap mewakili pergerakan menuju perdagangan bebas. Regionalisme dalam WTO Memang, Pasal 24 perjanjian GATT asli memungkinkan negara-negara penandatangan untuk membentuk perjanjian perdagangan bebas dan serikat pabean, meskipun faktanya perjanjian preferensial melanggar prinsip tidak adanya diskriminasi. Ketika kawasan perdagangan bebas atau serikat pabean terbentuk antara dua atau lebih negara-negara anggota WTO, negara-negara tersebut setuju untuk menurunkan tarifnya hingga menjadi nol antara satu sama lain, tetapi akan mempertahankan tarif mereka terhadap negara-negara WTO lainnya. Dengan demikian, kawasan perdagangan bebas merupakan kebijakan diskriminatif. Alasan perjanjian ini ditoleransi dalam WTO adalah karena mereka mewakili komitmen nyata terhadap perdagangan bebas, yang merupakan tujuan mendasar lain dari WTO. Kontra Regionalisme Namun, ada juga beberapa kekhawatiran di kalangan ekonom bahwa perjanjian perdagangan regional dapat membuat lebih sulitnya mencapai tujuan akhir dari perdagangan bebas global. Ketakutan tersebut disebabkan karena meskipun perjanjian perdagangan regional akan meliberalisasi perdagangan di antara negara-negara anggotanya, perjanjian tersebut juga dapat meningkatkan insentif untuk meningkatkan hambatan perdagangan proteksionis terhadap negara-negara di luar daerah. Logika di sini adalah bahwa semakin besar wilayah perdagangan regional, relatif terhadap ukuran pasar dunia, akan semakin besar pula kesempatan wilayah untuk menjadi kekuatan pasar dalam perdagangan. Semakin tinggi kekuatan pasarnya, akan semakin tinggi pula tarif optimal dan pajak ekspor daerah tersebut. Dengan demikian, pendekatan regional untuk liberalisasi perdagangan dapat menyebabkan terbentuknya "blok-blok perdagangan" besar yang berdagang secara bebas di antara anggotanya tapi memutuskan perdagangan dengan seluruh dunia. Untuk alasan ini beberapa ekonom berpendapat bahwa pendekatan multilateral untuk liberalisasi perdagangan, yang diwakili oleh perjanjian liberalisasi perdagangan dengan perundingan WTO secara berkala, lebih mungkin untuk mencapai perdagangan bebas global dibandingkan dengan pendekatan regional atau preferensial. Kesimpulan Sebagaimana disebutkan di atas, preferential trade arrangement sering didukung karena mereka mewakili gerakan ke arah perdagangan bebas. Jika perdagangan bebas secara ekonomi merupakan kebijakan yang paling efisien, maka setiap gerakan menuju perdagangan bebas seharusnya memberikan keuntungan dalam hal efisiensi ekonomi. Namun ternyata kesimpulan ini tidak selalu benar. Bahkan jika perdagangan bebas adalah yang paling efisien, belum tentu langkah ke arah perdagangan bebas pasti menimbulkan efisiensi ekonomi, namun tergantung pada sejauh mana pengaturan perdagangan menyebabkan trade creation dan trade diversion.