BAB II Ulang
BAB II Ulang
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Laparatomi
1. Definisi laparatomi
Laparatomi merupakan operasi yang dilakukan untuk membuka bagian
abdomen laparatomi terbentuk dari dua kata Yunani, “Lapara” dan “tome” kata ,
“Lapara” berarti bagian lunak dari tubuh yang terletak dianatara tulang rusuk dan
pinggul sedangkan “tome” berarti pemotongan, jadi laparatoni merupakan salah
satu pembedahan mayor, dengan melakukan penyayatan pada lapisan-lapisan
dinding Abdomen untuk mendapatkan bagian organ yang mengalami masalah
seperti hemoragi, perforasi, kanker dan obstruksi (ANA, 2016).
Laparatomi adalah pembedahan yang dilakukan pada selaput abdomen,
membuka selaput yang membuat irisan vertical besar pada dinding perut ke dalam
rongga peut operasi yang dilakukan pada daerah abdomen. Prosedur ini
memungkinkan dokter melihat dan meraskan organ didalam membuat diagnosis
apa yang salah. Bedah dilakukan di daerah abdomen, bedah laparatomi
merupakan Teknik sayatan yang dilakukan pada daerah abdomen yang dapat
dilakukan pada bedah digestif dan perkemihan (Lakamana, 2013).
Laparatomi merupakan suatu potingan pada dinding abdomen sampai
membuka selaput perut dan yang telah didiagnosa oleh dokter, laparatomi
merupakan prosedur pembedahan yang melibatkan suatu insisi pada dinding
abdomen hingga ke cativas abdomen ditambahkan pula bahwa lapartomi
merupakan Teknik sayatan yang dilakukan pada daerah abdomen yang dapat
dilakukan pada bedah digestif dan obgyn Adapun Tindakan bedah digestif yang
sering dilakukan dengan Teknik insisi laparatomi ini adalah herniotomy,
gasterektomi, kolesistoduodenostomi, hepatorektomi, splenoktomi, apendektomi,
kolostomi, hemoroidektomi, dan fistuloktomi dengan Teknik bedah perkemihan
dengan Teknik laparatomi adalah nefrektomi dan ureterostomy (Syamsuhidayat &
Win De Jong, 2014).
4. Manifestasi Klinis
Menurut Sujono (2011) tanda klinis yang muncul yaitu :
a. Nyeri tekan.
b. Perubahan tekanan darah, nadi, dan perubahan.
c. Kelemahan
d. Gangguan integument dan jaringan subkutan.
e. Konstipasi.
f. Mual dan muntah, anoreksia.
5. Komplikasi
(Jitowiyono, 2010), menyatakan bahwa Tindakan laparatomi dapat terjadi :
a. Ventilasi paru tidak efektif
b. Gangguan Kardiovaskuler : Hipertensi, Aritmia jantung
c. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
d. Gangguan rasa nyaman dan kecelakaan
B. Konsep Dasar Kecemasan
1. Definisi kecemasan
Kecemasan adalah kebingungan atau kekhawatiran pada sesuatu yang terjadi
dengan penyebab tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu sebagai
hasil penelitian terhadap suatu obyek (Struat, 2016). Kecemasan adalah suatu perasaan
yang tidak menyenangkan dan timbul karena adanya rasa tidak aman pada diri individu
yaitu kesukaran-kesukaran, kekhawatiran, pertentangan batin, ketidak puasan dan
ancaman lainnya yang dianggap membahayakan dirinya yang bersumber dalam dirinya
ataupun dari hasil hubungan interpersonal. Pendapat lain mengemukakan bahwa
kecemasan merupakan sebuah emosi dan pengalaman subjektif yang dimiliki oleh
seseorang (Wati, 2015:67).
Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai
respon otonom (sumber tidak diketahui oleh individu) sehingga individu akan
meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi (Nanda, 2015).
Kecemasan merupakan kondisi emosi yang dirasakan secara subyektif dan obyek
tidak jelas dan spesipik, akibat antisipasi bahaya yang dilakukan individu untuk
menghadapi ancaman (PPNI, 2016). Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau
kekhawatiran yang samar disertai respon otonom (sumber tidak diketahui oleh individu)
sehingga individu akan meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi (NANDA,
2015).
2. Etiologi Kecemasan
Penyebab kecemasan dibagi menjadi dua factor, yaitu factor prediposisi dan
faktor presipitasi (Stuart, 2016).
1. Faktor predisposisi
Penyebab kecemasan yang terjadi pada individu antara lain :
a. Faktor biologis
Faktor yang berkaitan dengan otak dan saraf manusia yang akan
menentukan perilaku. Otak manusia mengandung reseptor khusus
untuk benzodiazepine yang membantu mengantur ansietas.
Penghambat GABA (asam gama-amino butriat) juga berperan utama
dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas, sebagaimana
halnya dengan endofrin. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan
fisik dan selanjutnya menurunkan kapasistas seseorang untuk
mengatasi stressor (Purwanto, 2015).
b. Faktor psikologis
Faktor yang mempercayai bahwa seseorang yang telah terpapar
kekhawatiran yang intens akan cenderung mengalami kecemasan.
2. Faktor presipitasi
Pengalaman cemas setiap individu berbeda-beda, tergantung pada situasi dan
hubungan internasioal. Ada dua factor presipitasi yang mempengaruhi
kecemasan (Stuart, 2016).
1. Ancaman terhadap integritas fisik meliputi, pontensial catat fisik atau
penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
2. Ancaman terhadap system diri meliputi, hal yang dapat mengancam
identitas, harga diri, dan fungsi social pada individu.
3. Dampak Kecemasan
Adapun dampak dari kecemasan dalam beberapa simton antara lain yaitu :
a. Simtom suasana hati
Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya hukuman
hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu yang tidak
diketahui. Orang yang mengalami kecemasan tidak bisa tidur, dan dengan
demikian dapat menyebabkan sifat mudah marah.
b. Sistem kognitif
Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan kepribadian pada individu
mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin terjadi. Individu
tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah real yang ada, sehingga individu
tidak sering bekerja atau belajar secara efektif dan akhirnya dia akan menjadi
merasa cemas.
c. Simtom motor
Orang-orang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak tenang, gugup,
kegiatan motor menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jrai-jari kaki mengetuk-
ngetuk dan sangat kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba. Simtom
motor merupakan gambaran rangsangan kognitif yang tinggi pada individu dan
merupakan usaha untuk melindungi dirinya dari apa saja yang dirasakannya
mengancam. Kecemasan akan dirasakan oleh semua orang, terutama jika ada
tekanan perasaan ataupun tekanan jiwa (Manurung, 2016).
4. Tingkat Kecemasan
Tingkat kecemasan diklasifikasikan menjadi 4 yaitu (Stuart, 2016):
a. Kecemasan ringan
Kecemasan ringan adalah suatu perasaan bahwa ada sesuatu yang tidak
beres dan memerlukan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat yang dapat
membantu individu menjadi lebih fokus, berfikir, bertindak untuk menyelasaikan
masalah, mencapai tujuan, atau melindungi diri atau oranglain. Kecemasan ringan
dapat mendorong memotivasi orang untuk melakukan perubahan atau melakukan
kegiatan untuk mencapai tujuan (Baradero, Dayrit, & Maratning, 2015).
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketergangtungan dalam kehidupan
sehari-hari seperti cemas yang menyebabkan individu menjadi waspada,
menajamkan indera dan meningkatkan lapang persepsinya (Stuart, 2016).
b. Kecemasan sedang
Kecemasam sedang adalah suatu perasaan yang menganggu karena ada
sesuatu yang pasti salah, individu gugup dan tidak dapat tenang (Baradero, Dayrit,
& Maratning, 2015). Memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang
penting dan mengesampingkan yang lain. Kecemasan ini mempersempit lapang
persepsi individu dengan demikian individu mengalami tidak perhatian yang
selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk
melakukannya (Stuart, 2016).
c. Kecemasan berat
Kecemasan berat adalah kecemasan yang rinci dan spesifik serta tidak
berfikir tentang hal lain (Stuart, 2016). Seseorang dengan kecemasan berat sulit
untuk berpikir realistis dan membutuhkan pengarahan untuk memusatkan
perhatian. Respon fisiologis yang dialami seperti napas pendel, nadi dan tekanan
darah naik, banyak berkeringkat, sakit kepala, penglihatan kabur, dan mengalami
ketengangan (Pieter, Janiwarti & Saragih, 2011).
d. Panik
Pada kondisi ini berhubungan dengan terpengaruh, kekuatan dan keperincian
terpecah dari proporsinya karena mengalami kehilangan kendali. Individu tidak
mampu untuk melakukan sesatu walaupun dengan pengarahan, panik melibatkan
disorganisasian, kepribadian yang ditandai dengan meningkatnya kegiatan
motoric (Stuart, 2016). Dan pada tahap panik tersebut secara tidak sadar individu
memakai mekanisme pertahanan diri. Otot-otot menjadi tegang dan tanda-tanda
vital meningkat, gelisah, tidak tenang, tidak sabar, dan cepat marah (Baradero,
Dayrit, & Maratning, 2015).
Rentang Respon Kecemasan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10cm
E. Penatalaksanaan
1. Data Demografi
Petunjuk : Jawaban akan diisi oleh peneliti berdasarkan wawancara dengan
responden dan dituliskan pada tempat yang disediakan.
a. Tanggal/waktu penelitian
b. Nama responden :
c. Usia :
d. Jenis kelamin :
Pemeriksaan umum :
a. Tekanan Darah :
b. Nadi :
c. Respirasi :
2. Skala tingkat kecemasan Sebelum Intervensi Dilakukan
Petunjuk :
Diisi oleh peneliti
Pada skala ini diisi oleh penelitian setelah responden menunjukan angka
berapa tingkat kecemasan yang dirasakan dengan menggunakan Hamilton
Rating Scale For Anxiety (HARS) yaitu :
Skor
a. 0 = Tidak Ada
b. 1 = Ringan
c. 2 = Sedang
d. 3 = Berat
e. 4 = Berat Sekali
Total Skor
a. ≤ 14 = tidak ada kecemasan
b. 14-20 = kecemasan ringan
c. 21-27 = kecemasan sedang
d. 28-41 = kecemasan berat
e. 42-56 = kecemasan berat sekali
Tanyakan pada kepada responden pada angka berapa tingkat
kecemasan yang dirasakannya dengan menunjukan posisi garis yang
sesuai untuk mengambarkan cemas yang dirasakan oleh responden
sebelum intervensi dilakukan dengan membuat tanda (X) pada skala
No Pertanyaan 0 1 2 3 4
1 Perasaan Ansietas
- Cemas
- Firasat Buruk
- Takut Akan Pikiran Sendiri
- Mudah Tersinggung
2 Ketegangan
- Merasa Tegang
- Lesu
- Tak Bisa Istirahat Tenang
- Mudah Terkejut
- Mudah Menangis
- Gemetar
- Gelisah
3 Ketakutan
- Pada Gelap
- Pada Orang Asing
- Ditinggal Sendiri
- Pada Binatang Besar
- Pada Keramaian Lalu Lintas
- Pada Kerumunan Orang Banyak
4 Gangguan Tidur
- Sukar Masuk Tidur
- Terbangun Malam Hari
- Tidak Nyenyak
- Bangun dengan Lesu
- Banyak Mimpi-Mimpi
- Mimpi Buruk
- Mimpi Menakutkan
5 Gangguan Kecerdasan
- Sukar
Konsentrasi - Daya
Ingat Buruk
6 Perasaan Depresi
- Hilangnya Minat
- Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi
- Sedih
- Bangun Dini Hari
- Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang Hari
7 Gejala Somatik (Otot)
- Sakit dan Nyeri di Otot-Otot
- Kaku
- Kedutan Otot
- Gigi Gemerutuk
- Suara Tidak Stabil
8 Gejala Somatik (Sensorik)
- Tinitus
- Penglihatan Kabur
- Muka Merah atau Pucat
- Merasa Lemah
- Perasaan ditusuk-Tusuk
9 Gejala Kardiovaskuler
- Takhikardia
- Berdebar
- Nyeri di Dada
- Denyut Nadi Mengeras
- Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau Pingsan
- Detak Jantung Menghilang (Berhenti
Sekejap)
10 Gejala Respiratori
- Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada
- Perasaan Tercekik
- Sering Menarik Napas
- Napas Pendek/Sesak
11 Gejala Gastrointestinal
- Sulit Menelan
- Perut Melilit
- Gangguan Pencernaan
- Nyeri Sebelum dan Sesudah Makan
- Perasaan Terbakar di Perut
- Rasa Penuh atau Kembung
- Mual
- Muntah
- Buang Air Besar Lembek
- Kehilangan Berat Badan
- Sukar Buang Air Besar (Konstipasi)
12 Gejala Urogenital
- Sering Buang Air Kecil
- Tidak Dapat Menahan Air Seni
- Amenorrhoe
- Menorrhagia
- Menjadi Dingin (Frigid)
- Ejakulasi Praecocks
- Ereksi Hilang
- Impotensi
13 Gejala Otonom
- Mulut Kering
- Muka Merah
- Mudah Berkeringat
- Pusing, Sakit Kepala
- Bulu-Bulu Berdiri
14 Tingkah Laku Pada Wawancara
- Gelisah
- Tidak Tenang
- Jari Gemetar
- Kerut Kening
- Muka Tegang
- Tonus Otot Meningkat
- Napas Pendek dan Cepat
- Muka Merah
Skor Total =
Petunjuk :
Diisi oleh peneliti
Pada skala ini diisi oleh penelitian setelah responden menunjukan angka
berapa tingkat kecemasan yang dirasakan dengan menggunakan Hamilton
Rating Scale For Anxiety (HARS) yaitu :
Skor
f. 0 = Tidak Ada
g. 1 = Ringan
h. 2 = Sedang
i. 3 = Berat
j. 4 = Berat Sekali
Total Skor
f. ≤ 14 = tidak ada kecemasan
g. 14-20 = kecemasan ringan
h. 21-27 = kecemasan sedang
i. 28-41 = kecemasan berat
j. 42-56 = kecemasan berat sekali
Tanyakan pada kepada responden pada angka berapa tingkat
kecemasan yang dirasakannya dengan menunjukan posisi garis yang
sesuai untuk mengambarkan cemas yang dirasakan oleh responden
sebelum intervensi dilakukan dengan membuat tanda (X) pada skala
yang telah disediakan.
Setelah dilakukan Tindakan (intervensi)
No Pertanyaan 0 1 2 3 4
1 Perasaan Ansietas
- Cemas
- Firasat Buruk
- Takut Akan Pikiran Sendiri
- Mudah Tersinggung
2 Ketegangan
- Merasa Tegang
- Lesu
- Tak Bisa Istirahat Tenang
- Mudah Terkejut
- Mudah Menangis
- Gemetar
- Gelisah
3 Ketakutan
- Pada Gelap
- Pada Orang Asing
- Ditinggal Sendiri
- Pada Binatang Besar
- Pada Keramaian Lalu Lintas
- Pada Kerumunan Orang Banyak
4 Gangguan Tidur
- Sukar Masuk Tidur
- Terbangun Malam Hari
- Tidak Nyenyak
- Bangun dengan Lesu
- Banyak Mimpi-Mimpi
- Mimpi Buruk
- Mimpi Menakutkan
5 Gangguan Kecerdasan
- Sukar
Konsentrasi - Daya
Ingat Buruk
6 Perasaan Depresi
- Hilangnya Minat
- Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi
- Sedih
- Bangun Dini Hari
- Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang Hari
7 Gejala Somatik (Otot)
- Sakit dan Nyeri di Otot-Otot
- Kaku
- Kedutan Otot
- Gigi Gemerutuk
- Suara Tidak Stabil
8 Gejala Somatik (Sensorik)
- Tinitus
- Penglihatan Kabur
- Muka Merah atau Pucat
- Merasa Lemah
- Perasaan ditusuk-Tusuk
9 Gejala Kardiovaskuler
- Takhikardia
- Berdebar
- Nyeri di Dada
- Denyut Nadi Mengeras
- Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau Pingsan
- Detak Jantung Menghilang (Berhenti
Sekejap)
10 Gejala Respiratori
- Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada
- Perasaan Tercekik
- Sering Menarik Napas
- Napas Pendek/Sesak
11 Gejala Gastrointestinal
- Sulit Menelan
- Perut Melilit
- Gangguan Pencernaan
- Nyeri Sebelum dan Sesudah Makan
- Perasaan Terbakar di Perut
- Rasa Penuh atau Kembung
- Mual
- Muntah
- Buang Air Besar Lembek
- Kehilangan Berat Badan
- Sukar Buang Air Besar (Konstipasi)
12 Gejala Urogenital
- Sering Buang Air Kecil
- Tidak Dapat Menahan Air Seni
- Amenorrhoe
- Menorrhagia
- Menjadi Dingin (Frigid)
- Ejakulasi Praecocks
- Ereksi Hilang
- Impotensi
13 Gejala Otonom
- Mulut Kering
- Muka Merah
- Mudah Berkeringat
- Pusing, Sakit Kepala
- Bulu-Bulu Berdiri
14 Tingkah Laku Pada Wawancara
- Gelisah
- Tidak Tenang
- Jari Gemetar
- Kerut Kening
- Muka Tegang
- Tonus Otot Meningkat
- Napas Pendek dan Cepat
- Muka Merah
Skor Total =