Tutor Mater
Tutor Mater
PAPER
Step 2:
1. Reni D : Posisi litotomi; kedua kaki diangkat keatas seperti aan
dipasang KB IUD.
Ati Febrianti : 39-40 minggu termasuk kedalam trimester III.
3. Riki R : Kala II; posisi bayi
5. Anggi Sully : Lahir plasenta 500gr; plasenta yang dilahirkan setelah
bayi lahir.
6. Fina Fianti : Pembukaan lengkap; kepala bayi sudah dibawah panggul,
sudah siap untuk dilahirkan.
7. Anggi Sully : G1P0A0; Gravidarum (kehamilan), Partus (kelahiran),
Abortus (keguguran).
8. Anggi Sully : Pembukaan servik; untuk mengetahui pasien sudah
pembukaan keberapa.
9. Desi Dama : Pembukaan servik 3-5 cm; kepala bayi sudah didaerah
serviks.
10. Noviyanti : Apgar score; tangisan bayi baru lahir.
Step 3:
1. Abdul : Mengapa bisa merasa sakit dari perut menjalar ke paha?
Kenapa bisa terjadi rembesan lender dari vagina?
2. Noviyanti : Penolong membantu peregangan tali pusat, tujuannya
apa?
3. Nurul : Posisi bayi saat kala II?
4. Ati Febrianti : Cara menentukan Apgar Score?
5. Jovaldi : Kenapa berat plasenta harus ditentukan dalam kelahiran?
6. Fina Fianti : Posisi bayi sudah dimana ketika trimester III?
7. Fauzia : Cara menghitung presentasi kepala saat sudah ada
dibawah?
8. Desi Dama : Cara melihat pembukaan 1 dan selanjutnya?
Step 4:
1. Jovaldi : Sakit dari perut menjalar ke paha; karena ada kontraksi,
Sehingga terjadi peregangan otot di daerah sekitar paha.
2. Riki R : Tujuan peregangan tali pusat; agar memudahkan plasenta
untuk keluar.
4. Desi Dama : Apgar score; dengan cara menghitung tangisa pertama
bayi selama 1 menit.
5. Anggi Sully : Plasenta harus dilahirkan; karena jika ada plasenta yang
tertinggal di rahim ibu maka ibu akan mengalami
pendarahan.
6. Ati Febrianti : Posisi bayi trimester III; kepala yang sudah masuk ke
PAP.
7. Anggi Sully : Presentasi kepala bayi; bagian apa yang terendah yang
ada di rahim ibu, dengan cara melakukan pemeriksaan
leopold IV.
Step 5:
LO: Tahapan Persalinan, 58 Langkah APN, Asuhan persalinan perkala.
1) Tahapan Persalinan
Ibu dan anak mengalami perubahan khusus pada setiap kala persalinan yang
mendahului kelahiran normal. Kala-kala persalinan bervariasi dalam durasi
tergantung apakah ini persalinan pertama bagi wanita (primigravida) atau
persalinan kedua atau selanjutnya (multigravida/multipara).
a. Kala I dimulai dengan pembukaan persalinan dan memiliki 3 fase:
1) Fase laten:
a) Pembukaan serviks 0 cm (awal) sampai 5 cm (akhir)
b) Kontraksi tidak teratur dan kemajuan dari teratur menjadi ringan ke
sedang, durasi 5-30 menit terpisah, 30-45 detik.
c) Pembukaan dan penipisan serviks sebagian.
d) Pecahnya membrane/ketuban secara spontan (SROM) atau
pecahnya membrane/ketuban buatan (AROM).
e) Ibu banyak berbicara dan semangat.
2) Fase aktif:
Tahap 1 berakhir 8-20 jam (primigravida) atau 2-14 jam (multigravida)
setelah mencapai fase ini.
a) Pembukaan serviks 4 cm sampai 7 cm.
b) Kontraksi tidak teratur, sedang menjadi kuat, durasi 3-5 menit
terpisah, 40-70 detik.
c) Serviks membuka 7 cm dengan penipisan serviks yang tepat.
d) Dimulainya penurunan janin.
e) Ibu menjadi sangat cemas dan gelisah seiring dengan kontraksi
yang intensif, perasaan ketidakberdayaan mungkin dilaporkan.
3) Fase transisi:
Berakhir saat pembukaan lengkap pada 10 cm
a) Pembukaan serviks 8 cm sampai 10 cm.
b) Kontraksi teratur, kuat menjadi sangat kuat, durasi 2-3 menit
terpisah, 45-90 detik.
c) Ibu lelah, marah, gelisah dan merasa tidak berdaya dan tidak
mampu menangani persalinan (ini adalah fase tersulit dalam
persalinan).
d) Mual dan muntah dan sensai kebutuhan untuk memiliki gerakan
usus yang mungkin terjadi.
e) Desakan untuk mengejan terjadi.
f) Blood show/pengeluaran lendir darah meningkat seiring dengan
pengeluaran ketuban.
b. Kala II
Durasi 30 menit sampai 3 jam untuk primigravida dan 5-30 menit untuk
multigravida, dimulai dengan pembukaan penuh dan diakhiri dengan
pelepasan plasenta.
1) Mengejan berhenti saat kelahiran janin (atau jika terjadi komplikasi
dan diperlukan alternatif kelahiran).
2) Fleksi kepala
Selama kelahiran normal, kepala janin mendorong berlawanan dengan
servik, dasar panggul atau dinding panggul dan kepala melengkung
menghadap dada untuk menempatkan diameter terkecil untuk jalan
lintas memasuki panggul.
3) Rotasi internal
Tengkuk janin berotasi secara lateral dan kedepan dalam gerakan
memutar balik melewati tulang ischial menuju panggul.
4) Ekstensi
Tengkuk janin keluar dibawah simfisi pubis (pintu bawah
panggul/PBP) kemudian membelok kedepan. Kepala “lahir” saat
keluar dari vagina dengan perpanjangan dagu dan menjauh dari dada
janin.
5) Restitusi dan rotasi eksternal
Setelah kepala keluar dari vagina, kepala berotasi sejajar dengan tubuh
janin dan berputar ¼ putaran ketika pundak keluar di bawah simfisis
pubis ibu (pintu bawah panggul/PBP) dan keluar dari vagina.
6) Ekspulsi/ Pengeluaran
Dengan kepala dan pundak yang keluar dari vagina, tubuh bayi sisanya
melengkung pada simfisis pubis ibu dan terlahir.
c. Kala III
Durasi 3-30 menit untuk primigravida: dimulai dengan lahirnya sendiri
dan diakhiri dengan pelepasan plasenta. Plasenta terpisah dan dikeluarkan
salah satu dari dua permukaan munul lebih dulu:
1) Schulze: sisi plasenta janin yang licin muncul terlebih dulu.
2) Duncan: sisi plasenta janin yang lembab muncul lebih dulu.
d. Kala IV
Durasi 1-4 jam untuk primigravida. Dimulai dengan pelepasan plasenta
dan diakhiri dengan pertanda stabilisasi organ vital ibu.
1) Tanda vital ibu stabil.
2) Lochia scant mengalami kemajuan menjadi sedang ke lochia rubra.
b. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim,
pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011).
1. Teori penurunan hormon
Terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progresteron pada 1-2
minggu sebelum partus dimulai. Progresteron bekerja sebagai penenang
otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh
darah sehingga timbul his bila kadar progresteron menurun.
2. Teori plasenta menjadi tua
Hal tersebut akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan
progresteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini
akan menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia
otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus
frankerhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh
kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
c. Jenis-jenis persalinan
Menurut Manuaba ,2009 jenis persalinan dibedakan menjadi dua
diantaranya:
1. Jenis persalinan berdasarkan bentuk persalinan:
a) Persalinan Normal
Persalinan normal (persalinan spontan) adalah bayi lahir melalui
vagina dengan letak belakang kepala/ubun-ubun kecil, tanpa memakai
alat bantu, serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi)
sejak awal hingga akhir hanya dengan tenaga ibu serta melalui jalan
lahir ke dunia luar. Proses persalinan normal biasanya berlangsung
dalam waktu kurang dari 24 jam.
b) Persalinan Buatan
Persalinan Buatan adalah persalinan yang berakhir dengan
bantuan tenaga dari luar dan diakhiri dengan suatu tindakan. Misalnya
terjadinya obstruksi dengan melakukan tindakan forceps atau dengan
tindakan bedah sectio caesaria, vakum ektraksi.
c) Persalinan Anjuran
Persalinan Anjuran adalah persalinan yang baru dapat
berlangsung setelah permulaannya dianjurkan dengan suatu perbuatan
atau tindakan. Misalnya : dengan pemecahan ketuban atau dengan
memberi suntikan pitocin, sintosinon.
2. Jenis persalinan berdasarkan usia kehamilan:
a) Persalinan Abortus (Keguguran)
Persalinan Abortus atau tindakannya disebut aborsi. Adalah
persalinan dimana pengeluaran buah kehamilan sebelum janin dapat
hidup yaitu pada umur kehamilan kurang dari 22 minggu atau berat
badan janin kurang dari 500 gram.
b) Persalinan Imatur/ Immaturus
Persalinan immaturus, adalah persalinan dimana usia kehamilan 22
minggu sampai dengan 28 minggu, dimana berat badan janin 500 gram
sampai dengan 1000 gram (janin mungkin bisa hidup dan mungkin
juga tidak bisa hidup).
c) Persalinan Prematur (kurang bulan)
Persalinan prematurus, adalah persalinan saat umur atau usia
kehamilan 28 minggu sampai 37 minggu, dimana berat badan janin
1000 gram sampai dengan 2500 gram dan janin bisa hidup di dunia
luar.
d) Persalinan Matur/ Maturus (cukup bulan)
Persalinan maturus (aterm) adalah persalinan dengan usia
kehamilan sudah cukup bulan, dimana usia kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dengan berat badan janin lebih dari 2500 gram.
e) Persalinan Post Matur (lebih bulan)
Persalinan post maturus (serotinus), adalah persalinan dengan usia
kehamilan lebih dari 42 minggu. Kondisi janin dengan persalinan post
matur (serotinus) kurang baik karena plasenta sudah tidak berfungsi
sehingga berakibat IUFD (intra uterine fetal defect: kerusakan atau
gangguan pada janin dalam rahim).
Sumber : Nuraisah Ai, dkk. 2012.Asuhan Persalinan Normal Bagi
Bidan. Bandung:PT. Refika Aditama.
d. Factor yang mempengaruhi persalinan :
1) Passage ( jalan lahir )
Jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri rongga panggul ,
dasar panggul , serviks dan vagina syarat agar janin dan plasenta dapat
melalui jalan lahir tersebut harus normal.Passage terdiri dari :
a) Bagian-bagian keras tulang panggul ( rongga panggul )
b) Bagian lunak otot-otot , jaringan ,dan ligament-ligamen pintu panggul
dan bidang hadge I – IV .
2) Power
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri
dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu . Power
merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh
adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim .Kekuatan yang mendorong
janin keluar terdiri dari :
a) His ( kontraksi otot uterus )
b) Kontraksi dinding-dinding perut
c) Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
3) Passanger
Terdiri dari janin dan plasenta . Janin merupakan passanger utama
dan bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang
paling besar dan keras . Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi
jalan persalinan .
Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak passanger
adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hidrosecphalus ,
kelainan letak seperti letak muka ataupun letak dahi , kelainan kedudukan
seperti kedudukan lintang atau sungsang .
4) Psikologis
Melibatkan psikologis ibu , emosi , dan persiapan intelektual ,
pengalaman bayi sebelumnya , kebiasaan adat , dan dukungan dari orang
terdekat pada kehidupan ibu .
5) Penolong
Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong
dalam menghadapi proses persalinan.
g. Pemeriksaan Diagnostik
1) Utrasonografi (USG) : mengidentifikasi kehamilan ganda, anomaly
janin, atau melokalisasi kantong amnion pada amniosintesis.
2) Amniosintesis : cairan amnion dapat dikirim ke laboratorium untuk
evaluasi kematangan paru janin.
3) Pemantauan janin : membantu dalam mengevaluasi janin.
4) Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan darah (Hb dan Ht)
h. Penatalaksanaan Medis
1) Kaji kondisi fisik klien
2) Anjurkan klien untuk tidak coitus
3) Anjurkan klien istirahat
4) Observasi perdarahan
5) Memeriksa TTV
6) Memeriksa kadar HB
7) Berikan cairan pengganti RL
8) Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus
masih premature
2) KALA II
a) Pengkajian
Aktivitas/istirahat: klien tampak kelelahan, ketidakmampuan
melakukan dorongan sendiri/teknik relaksasi, lingkaran hitam
dibawah mata.
Sirkulasi: tekanan darah meningkat 5-10 mmHg.
Integritas ego: klien merasakan kehilangan kontrol.
Eliminasi: keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi
kandung kemih.
Nyeri/ketidaknyamanan: merintih selama kontaksi, rasa
terbakar/meregang pada perineum, kontraksi uterus kuat terjadi
1,5-2 menit.
Pernafasan: peningkatan frekuensi pernafasan.
Seksualitas: servik dilatasi penuh (10 cm), peningkatan perdarahan
pervaginam, membran rupture, peningkatan pengeluaran cairan
amnion selama kontraksi.
b) Diagnosa Keperawatan
Perubahan curah jantung berhubungan dengan fluktuasi aliran
balik vena.
Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan interaksi
hipertonik.
c) Intervensi
3) KALA III
a) Pengkajian
Aktivitas/istirahat : klien tampak tenang dan keletihan.
Sirkulasi : TD meningkat, hipotensi akibat analgetik dan anastesi, nadi
melambat.
Makan dan cairan : kehilangan darah normal 250-300 ml.
Nyeri/ketidaknyamanan : dapat mengeluh termor kaki dan menggigil.
Seksualitas : darah berwarna dan vagina terjadi saat plasenta lepas, tali
pusat memanjang pada muara vagina.
b) Diagnosa keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan setelah melahirkan.
Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan asupan oral.
c) Intervensi
4) KALA IV
a) Pengkajian
Aktivitas/istirahat: klien tampak kelelahan.
Sirkulasi: nadi lambat, tekanan darah menurun terhadap respion
analgetik/meningkat karena pemberian oksitosin, kehilangan darah
selama persalinan 400-500 ml
Integritas ego: kecewa/rasa takut terhadap kondisi bayi, bahagia.
Eliminasi: haemoroid, kandung kemih teraba diatas simfisis pubis.
Makanan/cairan: mengeluh haus, lapar/mual.
Nyeri/ketidaknyamanan: melaporkan nyeri.
Seksualitas: fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak
setinggi umbilicus, perineum kemerahan, edema, ekimoskis, striae
pada abdomen, paha dan payudara.
b) Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan efek hormon, trauma, edema
jaringan, kelelahan fisik.
Perubahan ikatan proses keluarga berhubungan dengan transisi/
peningkatan anggota keluarga.
c) Intervensi
No Diagnosa Noc Nic
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji sifat dan derajat
dengan efek hormon, keperawatan selama 2x24 jam, nyeri.
trauma, edema jaringan, diharapkan nyeri pasien dapat 2. Beri informasi yang
kelelahan fisik. terkontrol dengan kriteria hasil: tepat tentang
a. Pasien dapat mengontrol perawatan selama post
nyeri. partum.
3. Anjurkan penggunaan
teknik relaksasi.
4. Kolaborasi pemberian
analgesik.
2. Perubahan ikatan proses Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan klien untuk
keluarga berhubungan keperawatan selama 2x24 jam, menggendong,
dengan transisi/ diharapkan proses keluarga baik menyentuh bayi.
peningkatan anggota dengan kriteria hasil: 2. Anjurkan dan bantu
keluarga a. Ada kedekatan antara ibu pemberian ASI,
dan bayi tergantung pada
pilihan klien.
DAFTAR PUSTAKA