Disusun oleh :
FARMASI INDUSTRI
SMKN 9 TANGERANG
Jl. Villa Tangerang Regency, Kel. Gebang Raya, Kec. Periuk, Kota Tangerang, Banten
Telp./Fax. (021) 5587475
Website : https://www.smkn9tangerang.sch.id
i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PROJECT BASED
LEARNING FORMULASI LIP BALM EKSTRAK TEH HIJAU
(Camelllia sinensis (L.) Kuntze)
Disusun oleh :
Hari/Tanggal :
Tempat :
Pembimbing
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan akhir Project Based
Learning formulasi lip balm ekstrak teh hijau ini dengan tepat waktu.
Penyusun menyadari bahwa tanpa adanya petunjuk, bimbingan, serta
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, laporan akhir ini tidak dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penyusun ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Drs. Asep Riskanda, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMKN 9 Tangerang.
2. Apt. Dewi Komalasari, S.Si, selaku Kaprodi Farmasi Industri dan selaku
pembimbing
3. Vera Juliana, S.Farm, selaku guru farmasi yang telah banyak memberikan
masukan tentang sediaan lip balm pada laporan ini.
4. Endang Sukarman, S.Farm, selaku guru farmasi yang telah banyak
memberikan masukan tentang sediaan lip balm pada laporan ini.
5. Fenny Maita Sari, S.Farm, selaku guru farmasi yang telah banyak memberikan
masukan tentang sediaan lip balm pada laporan ini.
6. Ayah dan Ibu tercinta yang senantiasa mendukung dan memberi motivasi.
Mengingat kurangnya pengetahuan dan penyusunan laporan akhir, penyusun
sadar bahwa dalam penyusunan laporan akhir ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Maka dengan ini, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun dari pembaca untuk kesempurnaan dalam penyusunan
laporan akhir dalam pembuatan laporan akhir selanjutnya.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
COVER ...................................................................................................................................
A. Kosmetik ..........................................................................................................................
2
A. Hasil Pengujian Produk ............................................................................................
B. Pembahasan ...............................................................................................................
A. Kesimpulan ...............................................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................................
LAMPIRAN ...........................................................................................................................
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bibir merupakan salah satu bagian pada wajah yang penampilannya sangat
mempengaruhi wajah. Bibir sangat sensitif pada produk perawatan kesehatan,
kosmetik dan produk perawatan kulit lainnya yang dapat menyebabkan
kerusakan kulit seperti bibir menjadi kering, pecah - pecah, dan warna yang
kusam. Selain tidak enak dipandang, bibir yang pecah - pecah juga dapat
menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman.
Lip balm merupakan salah satu kosmetik yang digunakan untuk perawatan
bibir dan memperindah bibir. Manfaat dari menggunakan lip balm yaitu untuk
mengatur kelembaban bibir, mengatasi masalah pada bibir kering dan bibir
pecah – pecah yang disebabkan oleh kekurangan air atau pemakaian kosmetik
4
pada bibir yang mengandung bahan kimia sehingga dapat merusak permukaan
bibir. Dalam formulasi lip balm dibutuhkan kandungan yang memiliki
efektivitas melembabkan, mengatasi bibir pecah – pecah, dan bibir kering.
Salah satu bahan yang memiliki efektifitas tersebut adalah teh hijau atau
Camellia sinensis (L.) Kuntze.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan suatu
permasalahan yaitu :
1. Apakah Ekstrak teh hijau dapat diformulasikan dalam sediaan lipbalm?
2. Apa saja manfaat Ekstrak teh hijau jika diformulasikan dalam sediaan
lipbalm?
3. Bagaimana cara pembuatan yang baik pada sediaan semi padat berupa
lipbalm?
5
4. Bagaimana cara uji mutu fisik sediaan lipbalm dari Ekstrak teh hijau yang
baik?
C. Tujuan
Tujuan dilakukannya Project based learning pembuatan sediaan lipbalm
ekstrak teh hijau yaitu :
1. Dapat mengetahui dan mempelajari formulasi sediaan semi padat berupa
lipbalm.
2. Siswa dapat menghasilkan produk semipadat berupa lipbalm.
3. Dapat mengetahui mutu fisik sediaan lipbalm dari Ekstrak teh hijau yang
baik sesuai dengan kriteria.
4. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang lipbalm yang
dapat digunakan untuk melembabkan kulit bibir.
BAB 2
KERANGKA TEORI
A. Kosmetik
1. Definisi Kosmetik
6
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam Peraturan
Kepala BPOM RI Nomor HK.03.1.23.08.11.07331 tahun 2011 tentang
Metode Analisis Kosmetik menyebutkan bahwa kosmetik adalah bahan atau
sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia
(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar), atau gigi dan
membran mukosa mulut, terutama untuk membersihkan, mewangikan, dan
mengubah penampilan, dan memperbaiki bau badan atau melindungi atau
memelihara tubuh pada kondisi baik.
2. Kosmetik menurut kegunaannya
Menurut Tranggono (1996), berdasarkan kegunaannya kosmetik dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu kosmetik riasan (make-up) adalah kosmetik
yang diperlukan untuk merias atau memperindah penampilan kulit dan
kosmetik perawatan kulit atau skin care adalah kosmetik yang diutamakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan kulit, bahkan kadang-kadang
untuk menghilangkan kelainan-kelainan pada kulit.
3. Kosmetik yang Aman Menurut Tranggono (1996)
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk membuat kosmetik
yang aman, yaitu:
a) Tujuan pemakaian kosmetik, sesuai iklim lingkungan pemakainya, dan
bagaimana jenis kulit pemakainya.
b) Pemilihan bahan baku yang berkualitas tinggi dan tidak berbahaya untuk
kulit dan tubuh.
c) Pemilihan zat pewarna dan zat pewangi yang tidak menimbulkan reaksi
jika terkena sinar matahari.
d) Cara pengolahan yang ilmiah, modern, dan higienis.
e) Harus dibuat pH seimbang (pH-balanced).
f) Pengujian klinis hasil produk sebelum diedarkan ke masyarakat.
g) Pemilihan kemasan yang baik, yang tidak merusak produk dan kulit
pemakainya.
B. Semi Padat
1. Definisi Semi Padat
7
Sediaan farmasi semi solid (semi padat) merupakan produk topikal yaitu
untuk diaplikasikan pada kulit atau membran mukosa untuk memberikan
efek lokal dan kadang kadang sistemik. Sediaan semi solid (setengah padat)
ditujukan pada pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Sediaan
Semi solid pada dasarnya dibagi berdasarkan konsistensi dari sediaan salep,
krim, pasta dan gel.
2. Sediaan semi solid dilihat dari efek kerja obat
a) Efek lokal, zat aktif keluar dari pembawa dan meminimalkan proses
penyerapan oleh darah, ditujukan untuk pemakaian pada kulit atau
permukaan mukosa tertentu untuk kerja lokal atau penetrasi perkutan dari
bahan obat.
b) Efek sistemik, ditujukan untuk sistem pengobatan melalui kulit.
4. Kelebihannya
a) Praktis, mudah dibawa, mudah dipakai.
b) Mudah menyerap pada kulit bibir.
8
Kurang tepat bila dipakai sebagai pendukung bahan bahan antibiotic
dan bahan-bahan kurang stabil dengan adanya air mempuyai sifat hidrofil
atau dapat mengikat air.
C. Lip Balm
1. Definisi Lip balm
Lip balm adalah bahan dari lilin yang diaplikasikan secara topikal pada
bibir untuk mengurangi bibir kering. Cuaca kering, suhu dingin, dan angin
mempunyai efek kering pada kulit karena menghilangkan kelembapan kulit.
Efek kekeringan ini karena kulit bibir sangat tipis sehingga bibir
memperlihatkan tanda kekeringan. Bahan pelindung seperti waxes dan
petroleum jelly mencegah hilangnya kelembapan. Bahan tambahan lain
seperti perasa, pewarna dan, sunscreen masing - masing mempunyai
keunggulan spesifik sehingga dapat meningkatkan fungsi lip balm.
Ada dua jenis lip balm, berbentuk stik padat seperti lipstick dan berupa
krim dalam pot kecil. Fungsi dari lip balm adalah untuk melindungi bibir
dari kekeringan akibat sinar matahari dan menjaga kelembapannya. Lip
balm melapisi permukaan bibir sehingga mencegah bakteri dan kuman
penyebab penyakit menempel pada bibir. Cara memakai lip balm dengan
cara mengoleskan langsung lip balm stik pada bibir dan menggunakan jari
atau cotton bud untuk lip balm krim dalam pot. Oleskan dua atau tiga kali
sehari. Sebagian orang menambahkan lip gloss di atas lip balm untuk
menghindari kesan seperti lilin pada bibir. Sebelum memakai lipstick,
sebaiknya bibir diolesi dengan lip balm yang berfungsi untuk melembabkan
dan membantu mencegah bibir pecah-pecah serta terkelupas.
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui tingkat
tercampurnya suatu sediaan, dengan mengamati apakah terdapat butiran
yang tidak larut dalam sediaan atau tidak. Pengujian homogenitas pada
9
sediaan dilakukan dengan cara mengamati secara visual apakah terdapat
partikel kasar atau tidak pada sediaan.
3. Uji Iritasi
Uji iritasi terhadap kulit dilakukan terhadap 10 orang penguji dengan
cara mengoleskan sediaan lip balm pada kulit lengan bawah.
4. Uji Efek Kelembaban
Kandungan air sangat menentukan elastisitas bagian atas kulit sehingga
kulit akan tampak lembab dan halus. Kurangnya kadar minyak pada
permukaan kulit mengakibatkan kandungan air yang berada pada
permukaan lapisan bawah keratin lebih cepat menguap, sehingga
menyebabkan kekeringan pada kulit.
5. Uji PH
Uji pH bertujuan untuk mengetahui sediaan pewarna bibir apakah telah
sesuai dengan pH fisiologis kulit bibir dan lipstik yang baik.
6. Karakteristik Lip Balm
Karakteristik kualitas kosmetik dan obat OTC bibir dari perspektif
konsumen, menurut Baki pada tahun 2015 adalah sebagai berikut.
Karakteristik kualitas make up bibir secara teknis dapat disimpulkan
menjadi sebagai berikut :
a) Warna yang menarik
b) Warna merata saat penggunaan
c) Melapisi dengan baik
d) Efek tahan lama
e) Rasa dan Bau yang sedap
f) Mudah digunakan
g) Memiliki UV Protectiom
h) Tidak meninggalkan noda disekitar bibir
i) Lip gloss (Memberikan tampilan basah dan kilau)
j) Lip liner (Harus sangat memberikan pigmen pada bibir, cukup keras
untuk digunakan membuat garis di sekitar bibir)
k) Lip Balm: melembabkan bibir dan mencegah pecah-pecah.
10
Karakteristik kualitas make up bibir secara teknis dapat disimpulkan
menjadi sebagai berikut :
a) Memiliki stabilitas yang bertahan lama
b) Aman secara dermatologis
c) Dapat dioleskan dengan mudah tanpa ada sensasi berminyak
d) Tahan lama di bibir tanpa menjadi menggumpal dan lengket
e) Intensitas warna yang tetap tanpa adanya perubahan warna
f) Memiliki kekerasan dan kekakuan yang sesuai.
g) Tahan pada suhu 4-40℃ tanpa terjadi pengerasan atau pelelehan.
7. Kelebihan sediaan Lip Balm
Kelebihan sediaan lip balm menurut (Kadu dkk, 2014) menjelaskan
bahwa lip balm dapat menjaga kesehatan dan keindahan alami bibir. Sun
block yang terkandung dalam lip balm yang terbukti untuk mencegah bibir
dari bahaya sinar ultraviolet matahari. Lip balm juga membantu untuk
melindungi bibir dari pengaruh luka karena dingin, pecah-pecah dan
kekeringan. Kontak lip balm dengan kulit tidak akan menimbulkan sensasi
gesekan atau kekeringa, dan harus memungkinkan pembentukan lapisan
homogen pada permukaan bibir untuk melindungi labial mukosa yang
rentan terhadap faktor lingkungan seperti radiasi UV, kekeringan dan polusi.
Adapun dalam hal pengguna, pengguna lip balm tidak membedakan gender
baik laki-laki atau perempuan dapat menggunakannya. Penggunaan lip balm
dapat menyegarkan, dan juga mengatasi gejala yang berhubungan dengan
bibir akibat pilek, flu dan alergi. Penggunaan lip balm dapat untuk
memperbaiki penampilan wajah dan kondisi kulit bibir (Kadu et al., 2014).
11
melembabkannya. Dibandingkan dengan lip balm komersial, lip balm
buatan sendiri cenderung memiliki kelengketan dengan durasi waktu yang
lebih singkat pada bibir pengguna. Oleh karena itu, perlu pengaplikasian
ulang. Penggunaan pewarna dan perasa alami lebih sulit untuk digunakan
dan dapat mempengaruhi kestabilan sediaan. Minyak alami memiliki
kelemahan lain seperti terasa lebih berminyak (greasy), Komedogenik, dan
kurang dalam hal daya sebarnya. Adapun dari segi pengguna, kecanduan
pada lip balm adalah kelemahan lain biasanya terlihat dengan seberapa
sering penggunaan lip balm oleh mereka.
Tanaman (daun) teh (Camellia sinensis) adalah spesies tanaman yang daun
dan pucuk daunnya digunakan untuk membuat teh. Teh adalah bahan
minuman yang secara universal dikonsumsi di banyak negara serta berbagai
lapisan masyarakat (Tuminah, 2004). Teh hijau memiliki nama ilmiah
Camellia sinensis dan telah dianggap memiliki anti-kanker, anti-obesitas,
anti-aterosklerosis, antidiabetes dan efek antimikroba (Ahmad et al, 2014).
Selain itu teh hijau juga memiliki kanndungan antioksidan, mineral, dan
polifenol yang dapat berguna untuk mengurangi peradangan pada bibir pecah
12
- pecah. Oleh karena itu peneliti menggunakan ekstrak teh hijau untuk
membuat lip balm dengan efektifitas mengatasi bibir kering.
2. Cara Panas :
13
a) Dekoktasi adalah proses penyarian secara dekoktasi hampir sama
dengan infundasi, perbedaannya hanya terletak pada lamanya waktu
pemanasan yaitu waktu pemanasan pada dekoktasi lebih lama sekitar
30 menit dihitung setelah suhu mencapai 90 °C (Depkes, 2010).
b) Soxhletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut baru yang dilakukan
dengan alat soxhlet sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah
pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik (Depkes, 2010).
c) Digesti adalah maserasi yang dilakukan dengan cara pengadukan
secara terus-menerus pada temperatur yang lebih tinggi dari
temperatur ruangan (kamar), yaitu secara umum dilakukan pada
temperatur 40-50 °C (Depkes, 2010).
d) Infundasi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur
penangas (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih,
temperatur terukur 96-98 °C) selama waktu tertentu (15 - 20 menit)
(Depkes, 2010).
e) Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik
didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang
relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan
pengulangan proses pada residu pertama 3 - 5 kali sehingga dapat
termasuk proses ekstraksi cukup sempurna (Depkes, 2010).
E. Preformulasi Bahan Tambahan
1. Buthylis Hydroxy Toluenum (BHT)
dalam lemak) dan senyawa kimia turunan dari fenol yang berguna untuk
antioksidan (Praja, 2015). Pemeriannya yaitu hablur padat, putih, bau khas
lemah. Kelarutannya tidak larut dalam air dan propilen glikol, mudah larut
dalam etanol, dalam kloroform, dan eter (Ditjen POM, 1995). Konsentrasi
BHT yang dapat digunakan dalam sediaan kosmetik adalah sebesar 0,0075 -
14
2. Cera Alba
Cera alba atau lilin putih adalah hasil pemurnian malam dari sarang
putih atau putih kekuningan, bau lemah khas madu, agak rapuh bila dingin
dan patah membentuk granul, patahan tak hablur, menjadi lunak oleh suhu
tangan (Ditjen POM, 1995). Cera alba umumnya digunakan pada sediaan
pengeras, dianggap sebagai bahan yang tidak toksik dan tidak mengiritasi
3. Gliserin
rasa manis, berbau khas lemah (tajam atau tidak enak), higroskopis dan
netral terhadap lakmus. Kelarutannya yaitu dapat bercampur dengan air dan
etanol (Ditjen POM, 1995). Gliserin digunakan secara luas pada formulasi
4. Lanolin
Lanolin atau lemak bulu domba adalah zat serupa lemak yang
dimurnikan, diperoleh dari bulu domba Ovis aries Linne yang dibersihkan
dan dihilangkan warna dan baunya. Pemeriannya yaitu massa seperti lemak,
lengket, warna kuning dan bau khas (Ditjen POM, 1995). Pada sediaan
15
topikal dan kosmetik, lanolin digunakan sebagai emolien. Konsentrasi
lanolin yang biasa digunakan dalam sediaan kosmetik khususnya untuk bibir
5. Minyak Jarak
6. Nipagin
Nipagin atau metil paraben memiliki pemerian yaitu hablur kecil, tidak
berwarna, tidak berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa
terbakar. Kelarutannya yaitu sukar larut dalam air dan benzen, mudah larut
dalam etanol dan dalam eter, larut dalam minyak, propilen glikol dan dalam
gliserol. Suhu leburnya antara 125 - 128 °C (Ditjen POM, 1979). Metil
7. Cocoa butter
Cocoa butter atau lemak coklat merupakan lemak alami yang diperoleh
dari biji kakao. Lemak kakao selain digunakan dalam industri pangan juga
8. Oleum camellia
16
Ol. camellia adalah derivat minyak yang terbuat dari daun Camellia
BAB 3
METODE PENELITIAN
17
Nipagin 0,1%
BHT 0,05%
Cocoa butter ad 100
B. Formulasi Lip Balm Ekstrak Teh Hijau
R/ Ekstrak Teh Hijau 1,5%
Minyak Jarak 8%
Cera Alba 2%
Lanolin 10%
Gliserin 5%
Nipagin 0,1%
BHT 0,05%
Ol. Camellia 0,1%
Cocoa butter ad 100
C. Perhitungan Bahan Aktif
Minyak Jarak 8% 8
x 100=8 gram
100
Cera Alba 2% 2
x 100=2 gram
100
Lanolin 10% 10
x 100=10 gram
100
Gliserin 5% 5
x 100=5 gram
100
18
D. Prosedur Pembutan
Timbang semua bahan, larutkan nipagin dalam gliserin, lalu tambahkan
ekstrak teh hijau kemudian di aduk hingga homogen (Massa A). BHT
dilarutkan dalam minyak jarak (Massa B), di campurkan Massa A dan Massa
B hingga di peroleh (campuran 1). Masukkan Cera Alba ke dalam cawan
penguap, dan di lebur di atas penangas air. Setelah Cera Alba melebur,
masukan lanolin dan cocoa butter, lalu di lebur hingga semua bahan melebur
(campuran 2). Campurkan Campuran 1 dan 2 perlahan sambil di aduk,
tambahkan Ol. Camellia dan dimasukkan ke dalam wadah (Adliana
dkk,.2012)
E. Desain Kemasan
Kemasan produk secara umum adalah suatu wadah ataupun pembungkus
yang memiliki fungsi untuk mencegah ataupun meminimalisir terjadinya
kerusakan pada produk yang dikemas. Kemasan adalah suatu desain kreatif
yang memiliki beberapa unsur, seperti : bentuk, struktur, material (bahan),
warna, citra, tipografi beserta elemen desain lainnya yang membentuk
informasi dari suatu produk, agar produk dapat dipasarkan atau diedarkan.
Kemasan terdiri dari 3 yaitu :
1. Kemasan Primer
Kemasan Primer merupakan kemasan yang melindungi produk secara
langsung atau bersentuhan langsung dengan produk, kemas primer
relative berukuran kecil atau sesuai porsi eceran.
2. Kemasan Sekunder
19
Kemasan Sekunder merupakan kemasan yang melindungi kemasan
primer, biasanya berukuran lebih besar dari kemasan primer, kemasan
sekunder tidak bersentuhan langsung dengan produk.
3. Kemasan Tersier
Kemasan Tersier merupakan kemasan yang digunakan untuk
mengemas dan melindungi kemasan sekunder dalam pengiriman produk
yang berjarak jauh.
2. Titik lebur
Masukkan lip balm ke dalam oven dengan suhu awal 50 oC
selama 15 menit, diamati apakah melebur atau tidak, setelah itu
20
dinaikkan 1oC setiap 15 menit dan diamati pada suhu berapa lip balm
mulai meleleh (Aprillia et al., 2013).
3. Uji pH
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter
dengan cara alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan
larutan dapar standar netral (pH 7,01) dan larutan dapar asam (pH 4,01)
hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudian elektroda dicuci
dengan aquadest lalu dikeringkan dengan tisu. Sampel dibuat dalam
konsentrasi 1% yaitu ditimbang 1 g sediaan dilarutkan dalam aquadest
sampai dengan 100 ml, lalu dipanaskan. Setelah suhu larutan
normal, elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat
menunjukkan harga pH sampai konstan angka yang ditunjukkan pH
meter merupakan pH sediaan (Rawlins, 2003).
4. Homogenitas
Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan menggunakan objek gelas
dengan cara: sejumlah tertentu sediaan jika di oleskan pada sekeping kaca
susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar (Ditjen
POM, 1979).
5. Uji Stabilitas
Sediaan lip balm dievaluasi selama 12 minggu (3 bulan) yang meliputi
21
timbul sesaat setelah terjadi pelekatan atau penyentuhan pada kulit dan
iritasi sekunder yang reaksinya baru timbul beberapa jam setelah
penyentuhan atau pelekatan pada kulit.
G. Rencana Modal :
Modal yang dibutuhkan untuk kebutuhan Rnd dengan jumlah sampel 10
tube (50 gram ) yaitu :
22
8. Ol. Camellia 0,5 g Rp 3.938
9. Cocoa Butter 370 g Rp 205.100
10. Tube Lipbalm 50 pcs Rp 262.500
Total Rp 588.803
23
BAB 4
A. HASIL
1. Formula
2 Minyak Jarak - 8% 8%
3 Cera Alba 2% 2% 3%
5 Gliserin 5% 5% 5%
2. Pengujian Produk
1. Organoleptik
A. Cara Kerja
Uji Organoleptik dilakukan dengan menggunakan panca indera
manusia. Pengujian ini dilakukan dengan cara :
a. Amati warna, bentuk, bau, dan rasa pada sediaan lip balm
b. Catat hasil dari pengamatan tersebut
24
B. Hasil Pengujian Organoleptik
Warna
Bentuk
Bau
Rasa
2. Uji pH
A. Cara Kerja
Uji pH dilakukan untuk mengetahui derajat keasaman atau
kebasaan suatu produk. Pengujian ini dilakukan dengan cara :
a. Siapkan kertas pH
b. Kertas pH dimasukkan ke dalam beaker glass yang berisi
sediaan lip balm
c. Tunggu selama 1 menit, setelah itu bersihkan kertas pH
menggunakan tissue
d. Catat hasil pembacaan dari kertas pH sediaan lip balm
25
B. Hasil Uji pH
Sampel pH Keterangan
3. Homogenitas
a. Cara Kerja :
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogen tidaknya
suatu sediaan. Pengujian ini dilakukan dengan cara :
a. Ambil sejumlah tertentu sediaan lipbalm.
b. Oleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok.
c. Lalu amati sediaan tersebut, apakah ada partikel kasar atau tidak
d. Jika terdapat partikel kasar artinya sediaan lipbalm tersebut tidak
homogen, tetapi jika tidak ada partikel kasar artinya sediaan
lipbalm tersebut homogen,
26
b. Hasil Uji Homogenitas
Sampel Keterangan
5. Uji Iritasi
Uji iritasi sediaan dilakukan untuk mengetahui bahwa sediaan lip balm
saat digunakan menimbulkan iritasi atau tidak. Pengujian ini dilakukan
dengan cara:
a. Oleskan sedian lip balm pada bibir
b. Gunakan lip balm 3 kali sehari selama 2 hari berturut-turut.
27
c. Kemudian amati apakah setelah pemakaian selama 2 hari. berturut-
turut menimbulkan iritasi atau tidak pada bibir.
6. Uji Kesukaan
a) Cara kerja
Uji kesukaan dilakukan untuk mencari tau tanggapan secara pribadi
tentang kesukaan pada suatu produk. Pengujian ini dilakukan dengan
cara :
a) Mencari 6 orang panelis yang akan dijadikan percobaan lip balm.
b)Masing-masing panelis mengisi kertas kuisioner yang telah
diberikan.
c)Tunggu hingga para panelis selesai mengisi kertas kuisioner.
d)Setelah para panelis selesai mengisi kertas kuisioner, kemudian
bandingkan hasil kertas kuisioner dari masing masing panelis.
Dilihat dari angka 1 sampai 9 mana yang lebih banyak dipilih.
B. PEMBAHASAN
Lip Balm merupakan salah satu kosmetik yang digunakan untuk mengatur
kelembaban bibir. Bahan aktif yang digunakan pada lipbalm adalah Camelllia
sinensis (L.) Kuntze atau ekstrak dari teh hijau. Camelllia sinensis (L.)
Kuntze dapat digunakan sebagai bahan aktif pembuatan kosmetik karena
memiliki memiliki kandungan antioksidan, mineral, dan polifenol yang
berfungsi untuk melembabkan bibir kering, dan mengurangi peradangan pada
bibir pecah – pecah. selain menggunakan bahan aktif ekstrak teh hijau
sediaan lipbalm juga menggunakan bahan tambahan yaitu minyak jarak, cera
alba, lanolin, gliserin, propilen glikol, nipagin, Ol. Camellia, BHT, dan cocoa
butter.
Pada formula (F0) yang digunakan untuk sediaan lipbalm ekstrak teh hijau
di dapatkan ekstrak teh hijau yang masih mengendap pada bagian lip balm,
sediaan yang tidak padat pada kemasan stick. Oleh karena itu, mengubah
28
formula awal (F0) dengan menambahkan konsenterasi pada cera alba dari 2%
menjadi 3% serta mengganti kemasan lipbalm dengan menggunakan pot
lipbalam. Dari formula yang telah dibuat tersebut (F1) di dapatkan lipbalm
ekstrak teh hijau yang memiliki sediaan yang padat serta tidak ada ekstrak teh
hijau yang mengendap pada bagian lipbalm. Maka formula (F1) ini menjadi
formula (F1) menjadi formula yang digunakan.
Hasil uji organoleptik yang dilakukan terhadap sediaan lip balm (FO)
memiliki warna hijau tua seperti lumut, aroma coklat dan teh hijau yang kuat
serta tekstur lipbalm yang kurang padat. Maka konsentrasi pada cera alba dari
2% menjadi 3%. Setelah dirubah sediaan lip balm (F1) yang dihasilkan
memiliki, warna hijau tua seperti lumut, aroma coklat dan teh hijau yang kuat
serta tekstur lipbalm yang padat. Dari hasil uji organoleptik diatas sediaan lip
balm (F1) memiliki tekstur yang lebih baik dibandingkan dengan sediaan lip
balm (FO).
Hasil uji pH menunjukkan bahwa sediaan lip balm tanpa ekstrak daun teh
hijau (FO) dengan konsentrasi 1% adalah 4. Sedangkan sediaan lip balm yang
dibuat menggunakan ekstrak daun teh hijau (F1) dengan konsentrasi 1,5%
adalah 5. Perbedaan pH dari (FO) dan (F1) disebabkan oleh perbedaan
ekstrak bunga rosella yang digunakan. Dari hasil pengujian pH tersebut dapat
diperoleh bahwa nilai pH yang dihasilkan sediaan (F1) telah memenuhi
persyaratan pH fisiologi kulit 4,5-6,5%
Hasil uji homogenitas yang dilakukan terhadap sediaan lip balm yang dibuat
menggunakan ekstrak daun teh hijau (FO) dengan konsentrasi 1% tidak
homogen karena ekstrak bunga rosella tidak tercampur pada basis. Sedangkan
sediaan lip balm yang dibuat menggunakan ekstrak daun teh hijau dengan
konsentrasi 1,5% menunjukkan bahwa sediaan lip balm mempunyai susunan
yang homogen karena ekstrak bunga rosella sudah tercampur dengan basis.
Hal ini ditandai dengan tidak adanya butiran-butiran kasar pada sediaan lip
balm.
29
Hasil uji keseragaman bobot sediaan lip balm dilakukan dengan cara
menimbang wadah kosong lip balm dan wadah yang sudah berisi sediaan lip
balm. Lalu berat wadah kosong dikurangi dengan berat wadah yang sudah
berisi sediaan lip balm dan didapatkan bobot masing-masing sediaan lip balm.
Dari hasil uji keseragaman bobot yang dilakukan masing-masing sediaan lip
balm menunjukkan bahwa masing-masing bobot lip balm belum memenuhi
persyaratan disebabkan bobot dari masing-masing sediaan belum mencapai
10 gram.
Hasil uji iritasi dilakukan terhadap 6 panelis yang dilakukan dengan cara
mengoleskan sediaan lip balm pada bibir sebanyak 3 kali sehari selama 2 hari
berturut-turut. Hasil menunjukkan bahwa semua panelis tidak memberikan
reaksi iritasi yaitu tidak adanya kulit mengelupas dan gatal-gatal. Dari uji
iritasi tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan lip balm dari ekstrak daun
teh hijau yang telah dibuat aman digunakan.
30
BAB 5
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
a) Untuk mendapatkan hasil produk yang sesuai dan akurat maka diperlukan
kehati-hatian dalam menjalankan praktikum agar tidak terjadi kesalahan.
b) Praktikum selanjutnya, praktikan harus lebih teliti dalam menghitung dan
menambahkan jumlah atau ukuran bahan baku yang akan digunakan
karena itu akan berpengaruh pada hasil akhir produk.
31
c) Perubahan suhu terus-menerus dan produksi yang dilakukan pada jangka
waktu yang terlalu lama dapat membuat ekstrak teh hijau menjadi tidak
stabil dan berpengaruh terhadap kesesuaian pada hasil akhir produk
tersebut.
32
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. 2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia I. Jilid II. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Halaman 57-58.
Depkes. 2010. Farmakope Herbal Indonesia. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 10-15.
33
(Camellia sinensis (L.) O. Kuntze). Jurnal Penelitian Teh dan Kina.
18(2): 101-106.
Mercado, C.G. 1991. United States Patent. NewYork: Revlon Inc. Halaman 7
dan 8.
Noni Soraya. 2007. Sehat dan Cantik Berkat Teh Hijau. Jakarta: Penebar Plus.
hal 5-11
Osari, Syafira. 2019. Formulasi dan Uji Efektivitas Sediaan Lip Balm Ekstrak Teh
Hijau (Camellia sinensis (L.) Kuntze). dalam skripsi, Medan : Universitas
Sumatera Utara
Tuminah, S., 2004., Teh Sebagai Salah Satu Sumber Antioksidan. Cermin Dunia
Kedokteran. No 144 tahun 2004. pp: 52-54.
34
LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar Bahan Ekstrak Teh Hijau
35
Lampiran 4. Gambar Pembuatan Ekstrak Teh Hijau
36
Lampiran 6. Gambar Proses Mixing Bahan
Lampiran 7. Gambar Hasil Evaluasi Sediaan Lip Balm Ekstrak Teh Hijau
1. Uji Organoleptik
2. Uji pH
3. Uji Homogenitas
37
5. Uji Iritasi
6. Uji Kesukaan
38