Anda di halaman 1dari 39

nesia, meskipun kepadanya tertunjuk tugas untuk menghidupkan keilmu-

an dalam bahasa Indonesia.


Sesungguhnya sekalian itu jelas sekali menunjukkan betapa miringnya
TENTANG BAHASA DAN PERGURUAN TINGGI INDONESIA ^syarakat kita sekarang. Sampai2 kepada ’’kembang” daripada banesa
taum saqana yang bekerja di lapangan ilmu dan di Perguruan Tinggi
Jawab kepada Prof. Fokker. . kehilan^ kesetimbangannya, tidak dapat berpikir sadar, lurus dan
hersahaja lagi.
Oleh karena beberapa kali bepergian keluar kota Jakarta, ditam- Soal pemecatan Prof. Mulia dengan mendadak, yang nota bene
bah pula oleh pekerjaan yang lain, baru sekarang saya dapat kern- .rmasuk salah seorang yang paling sungguh2 menghadapi tugasnya se-
bali kepada jawaban Prof. Fokker atas keritik saya yang termuat ■ bagm gurubes^ dan ahli ilmu, adalah suatu bukti yang nyata, bah-
dalam Pedoman tanggal 23 Desember 1950. Tinggi kita yang sedianya harus memberi pimpinan dalam
Soal bahasa Indonesia terlampau sedikit mendapat perhatian di- perkembangan jiwa bangsa kita dewasa ini, sendiri berada didalam
dalam masyarakat Indonesia sekarang, sedangkan orang2 yang bertugas axit, oleh karena didalamnya sesungguhnya duduk orang yang se-
untuk menyelenggarakannya bukan saja bungkam terus-menerus, te-
tapi juga amat sedikit bekerja di lapangan tugasnya., Balai Bahasa, Jan bukan duduk dalam pimpinan kebangunan dan perkembangan
Komisi Istilah, Lembaga Bahasa dan entah apa lagi namanya, hanya ohani bangsa kita dewasa ini.
memakan ongkos Pemerintah, tetapi tidak terasa sebagai badan2 yang Sampai sekarang sekaliannya ini didiamkan didalam masyarakat ki-
serta memimpin dan mengusahakan tumbuh bahasa Indonesia. a, suratkabar kita diam, mahasiswa kita diam dan dalam zaman
Soal bahasa ialah soal yang penting. Seperti soal makanan dan ^gala sesuatu -nampaknya merosot kebawah ini, tak bertanggung jawab
pakaian dalam lapangan jasmani adalah yang pertama, demikian da­ rut mendia^annya terus. Perguruan Tinggi harus menjadi ujung
lam lapangan rohani soal bahasa adalah soal yang pertama: seluruh cip daripada tombak kemajuan bangsa kita.
pengajaran dan pendidikan di negara Indonesia yang muda ini ber- Kembali kepada jawab Prof. Fokker, rupanya ia tidak insaf, de-
gantung kepadanya. Dari Sekolah Rendah sampai kepada Sekolah n pidatonya itu ia I00% berdiri di-tengah2 politik bahasa Indo-
Tingginya, malahan lebih lagi daripada itu. Kehidupan kebudayaan '^^^.’jy^baginya sebagai orang asing dan teristimewa orang
kita tidak akan mungkin sehat sebelum bahasa Indonesia se-penuh2nya , landa harus .dihadapi dengan hati2. Bukan kebetulan Prof. Beerling
menjadi bahasa yang dewasa. ■ menank din dan majalah Kritiek en Opbouw setelah soal politik
Dan teristimewa kehidupan ilmu di negeri ini tidak akan mungkin egen ini menjadi soal bangsa ■ Indonesia sesama bangsa Indonesia
selama bahasa Indonesia belum baik. Berapakah tidak banyaknya da­ u namanya soal perasaan yang halus, soal erudisi. Sayapun tahu
lam waktu yang akhir ini terjemahan undang2 yang dibuat, yang ^wa ada ber-macam2. aliran dalam bangsa Indonesia yang 70 juta /
peraktis tidak berharga oleh karena orang yang membuat teijemahan Fokker menceburkan Irinya di-
itu maupun orang yang membacanya tidak paham bahasa Indonesia. dak pikiran itu, maka se-kurang2nya Prof. Fokker
Dalam pertukaran pikiran yang sedang asyik betapa seringnya orang atu .™®"®"JP®^kan dinnya. Dan pada hakekatnya hal itupun }
harus kembali kepada tex Belanda oleh- karena tex Indonesia itu kepada golongan Indonesia yang sependapat dengan
tidak keruan ar^inya. rlu ”i®r®ka tidak sanggup mengemukakan pikirannya dan
Dalam keadaan seperti ini serangan kepada bahasa Belanda nia- rlu seorang asmg sebagai terompet.
sih terus beqalan, sedangkan pekerjaan menyempurnakan bahasa In­ Saya tentu tidak berkeberatan, malahan girang Prof. Fokker meng-
donesia sendiri tidak dilakukan dengan baik. Pada waktu sekarang Indonesia; Prof. Fokker meng-
ini orang masih mungkin menamatkan perguruan Tinggi Kesusasteraan iaii^TinlrL membawa
Indonesia yang resmi kepunyaan Pemerintah dengan tidak pandai me- fa ke-tengah2 masyarakat, tetapi keberatan saya ialah
nerjemahkan sebuah karangan ilmu kedalam bahasa Indonesia, se- ’kanva mengucapkan pidio yang
olah2 Perguruan Tinggi itu bukan terletak di Indonesia tetapi d> datff^f salah2nya. Dalam arti inilah
Leiden.> Dan kita dengan mudah dapat menunjukkan Guru2 Besar kali- Ul^ran ^Umu II ukuran yang saya maksud itu terang
Indonesia yang tidak berdaya-upaya untuk memahamkan bahasa Indo­ 1. Ukuran ilmu. Ilmupun dapat diucapkan bersahaja untuk khala

158
159

•it!
yak banyak dengan tidak memerkosa hukum2nya. aewa pula kesusasteraap Indonesia di sekolah Quga di Perguru-
Prof. Fokker menjawab keritik saya, bahwa ucapannya tentang Tinggi) sangat diabaikan oleh karena kebanyakan gurunya sendiri tidak.
soal2 bahasa Irlandia, India dan Sovyet-Rusia terlampau fragmentaris up mendapat didikan tentang itu.
dan tergantung di awang2. Katanya dengan senang hati sudi mengurai- Soal ini tidak ada sangkut pautnya dengan soal bahasa Indonesia
kan soal bahasa di Sovyet-Rusia dengan panjang lebar. Soalnya bu- bahasa daerah dan se-mata2 masuk lingkungan bagaimana me-
kan- soal panjang-lebar Prof. Fokker! Dalam uraian yang pendekpun empurnakan pelajaran bahasa Indonesia dan bagaimana menyempurna-
dapat orang mengambil sesuatu kutipan yang pendek, tetapi kutipan n bahasa Indonesia.
yang pendek itu mestilah mengenai inti soalnya dan sesuai dengan Akhir2nya sesungguhnya Prof. Fokker tidak akan mungkin meni-
uraian yang pendek itu dan hal yang demikian itu tidak dapat dikatakan ,akan kesusasteraan Indonesia moderen yang sangat cepat tumbuhnya
tentang cara Prof. Fokker menarik soal2 bahasa di Irlandia, India 'am duapuluh tahun ini. Dan didalam kesusasteraan Indonesia mo-
dan Sovyet-Rusia dalam pembicaraannya tentang soal2 bahasa di Indone­ itu teqelma perasaan tak kurang dari dalam bahasa Belanda
sia. upun dalam bahasa daerah atau bahasa mana sekalipun.
Bahwa Prof. Fokker menyangka dengan menyebut nama Prof.
Pos akan dapat menghentikan perbedaan paham antara dia dengan
saya tentang pemandangan ilmu bahasa sekarang, typis sekali^ bagi Dari; PEMBINA BAHASA INDONESIA, Desember 1950.
seorang ahli bahasa yang langit ilmu bahasanya tidak lebih tinggi dari
ubun2nya. dan bagi siapa ilmu filsafat adalah sesuatu terra incognita.
Nama Prof. Pos bukan suatu magische klank, suatu kata-sakti bagi
saya, malahan masih dapat diperdebatkan panjang lebar, benarkah
ilmu bahasa yang sedang berkembang di Eropa sekarang, juga akan
ternyata ilmu bahasa yang paling berpaedah pada tingkat pertumbuhan
bahasa Indonesia sekarang? Sebagai bangsa yang muda yang mem-
punyai soal2nya sendiri terhadap kepada ber-bagai2 aliran cara orang
mengolah ilmu di Eropa itupun kita harus bersikap keritis.
Tetapi yang terpenting sekali jawab Pnof. Fokker terhadap keritik
saya itu ialah tentang soal, bahwa katanya bahasa daerah itu bahasa
perasaan dan bahasa Indonesia bahasa pikiran. Terhadap ucapan saya,
bahwa bahasa Indonesia itu baik bahasa pikiran maupun bahasa
perasaan. Prof. Fokker menunjukkan, bahwa saya sendiri pernah
menulis didalam Pembina Bahasa Indonesia membandingkan karangan2
ujian yang tertulis dalam bahasa Belanda dan bahasa Indonesia. Karangan2
dalam bahasa Indonesia, lebih banyak menyerupai bahasa pidato2 dan
suratkabar daripada curahan hati, sedangkan karangan2 bahasa Belanda
penuh perasaan. Hal itu tidak se-kali2 bertentangan dengan ucapan saya,
bahwa bahasa Indonesia itu baik bahasa perasaan maupun bahasa piWr-
an, seperti terbukti dari seluruh hash kesusasteraan Indonesia sekarang.
Bahwa pada ujian itu karangan2 yang tertulis dalam bahasa Belanda lebih
baik daripada karangan2 yang tertulis dalam bahasa Indonesia hanyalah
suatu bukti, bahwa murid2 yang menempuh ujian itu mei^dapat pelajaran
bahasa Belanda yang baik sekali di sekolah, sedangkan mereka hanya bela-
jar bahasa Indonesia dari membaca suratkabar dan mendengar pidato2
politik.
Hal ini suatu bukti lagi betapa perlunya pelajaran bahasa Indo-
.nesia ditumbuhkan se-baik2nya, dan seperti kita ketahui sekarang ter-

160 161
pada yang berbuat, yang mengeijakan itu ialah suatu awalan.
Sementara itu awalan pa- tersebut telah sangat tua dan terpakai
PERBANDINGAN ANTARA BUNYIDASAR P DAN B/M lam segala bahasa2 Indonesia. Sebagai tambahan awalan untuk mem-
at katadasar telah kelihatan dalam kata2:
Bunyidasar ini terdapat dalam bahasa Indonesia sebagai awalan pa-ger akarkata berarti kuat
dalam bentuk pe + sengau- dan per-. Dalam babasa Jawa sekarane Pa-ku ” • » kukuh
lata dapati awalan pa-, pe + sengau-, pi-, pa + ka-. dalam bahasa Pa-yung ” » teduh
Toba kita dapati se-mata2 awalan pa-, dalam bahasa- Karo awalan pe- l^lam kata2 ini terang sekali awalan pa- itu membentuk kata-
pe + sengau-, per-. ' nda yang menyatakan alat untuk pekerjaan yang tersebut dalam
Tentang bentuknya bun5ddasar p inipun sebenarnya dekat sekali arkata. Seperti telah dikatakan diatas nyatalah disini, bahwa tam-
letaknya kepada bunyidasar b dan tn. sebab bunyi p itupun bunyi bibir han awalan pa- itu sama dengan imbuhan awalan pe- dalam bahasa
anya bedanya dengan b karena ia tiada bersuara. Demikianlah tiada onesia:
merigherankan sedikit juapun, bahwa dalam bahasa Toba kita dapati pemukul
awalan pa- yang sama benar artinya dengan awalan ber- bahasa Indonesia; pemimpin
ipajumpang = beijumpa. pelempar
patongkar = bertengkar. dalam bahasa Jawa:
Mungkin sekali juga awalan pa- dalam bahasa Jawa yang mem- pangon (angon = menggembalai)
bentuk suruhan, asalnya sejalan dengan awalan ma- atau a-: pasinden (penyanyi)
pdnget = (ber)ingat. patuku (uang pembeli)
Palunga = (ber)jalan,pergi. lam bahasa Karo:
Paturu = (ber)tidur. pengetam = alat atau pisau untuk mengetam
^ Lagi pula dalam bahasa Indonesia lerasa sekali kedekatannya an- penjala = orang yang menjala
tara bunyidasar b dan m dengan bunyidasar p itu. penangko = orang yang nangko (mencuri)
lam bahasa Toba:
bersuami mempersuamikan. pagabur = (penglembut)
berkata memperkatakan, perkataan. pature = (pengatur)
be(r)layar pe(r)layaran. pangaU (penggali)
membunuh pembunuhan. lam bahasa Mori:
menolak penolakan. paropu (moropu = membinasakan, menghabiskan, dll.)
mencuri pencurian. pabeta (pemenang)
Dari contoh ini terang sekali kelihatan korelasi antara awalan ber- 'am bahasa Madura:
dengan per- dan me -t sengau- dengan persengauan awalan pe- Hing- petolong (pertolongan)
ga mana sesungguhnya antara bunyi2 ini ada perhubungan’tentang petanya (pertanyaan)
asalnya, tiadalah dapat dikemukakan, oleb karena pengetahtian kita p^koko '(pengukuh)
sekarang tentang itu masih amat sedikit.
Dalam hal ini arti awalan pa- sebagai tambahan atau imbuhan
Sementara itu beberapa orang ahli telah berusaha juga mencari
cok benar seperti yang dikatakan oleh Kern, yaitu sama dengan
pangkal dan asal awalan bunyidasar p itu pada jurusan yang lain-
", benda yang, sesuatu yang.
Kern menghubungkan bunyidasar p itu dengan perkataan bahasa
Indonesia apa. Menurut Blagden dalam bahasa Tailing pa ialah se- Sementara itu dalam arti yang seperti ini alat yang dipakai dekat
buah kata yang artinya berbuat. Mungkin sekah antara piMran Blagden kah letaknya dengan yang melakukan. Orang itupun dapat dianggap
dan pikiran Kern mi tidak ada pertentangan sedikit juapun, malahan bagai sebahagian dari manusia, dari orang yang melakukan.
Maju selaiigkah lagi cara melakukan sesuatu itupun dapat kita
bahwa apa yang dalam bahasa Indonesia sekarang itu tidak lain artinya
. ggap seba^ alat melakukan sesuatu, dan sesungguhnya untuk menya-
kan cara melakukan sesuatupun sering dipakai awalan bunyidasar p:
162

163
Bahasa Karo:
pemaba cara membawa = maba Tanah tempat (alat) menyemai, atau tempat semaian dinamakan
cara memukul = marap "semaian. Gedung tempat (alat) berguru dinamakan perguruan. Ban-
pemarap
pemuat cara mengambiJ= muat gkan selanjutnya pekuburan, pelabuham, peludahan, perapian, dll.
lam pertemuan awalan pe dengan akhiran -an ini yang mana yang
Bahasa Jawa: rkuat pengaruhnya tiada dapat kita ketahui benar, tetapi terang
pangutus hal mengutus hwa kalau kita pikirkan benar2, baik awalan bunyidasar pe maupun
p6tung hal menghitung hiran bunyidasar «, mungkin menyatakan tempat. Selanjutnya ban-
pakirim hal mengirini ngkan akhiran bunyidasar n.
pangepung hal mengepung Selain dari menjadikan katabenda awalan bunyidasar p itu menjadikan
Bahasa Jawa: ga katakeija kausatif dalam arti menyebabkan, membmt, menjadikan.
ntang hal ini boleh dikatakan cocok dengan arti yang ditemui oleh
sa-pambedil sejauh peluru yang dilepaskan dari sena-
agden dalam bahasa Tailing.
pang. Kalau kita perhatikan benar2 dalam arti kausatif inipun sebenar-
sa-pandeleng sejauh mata melihat
a arti bunyidasar p itu tidak banyak bedanya dengan arti orang, alat,
sa-panyeluk sejauh suara orang yang memanggil.
b., sebab orang dan alat itu hanyalah sebagian yang menyebabkan
Maju selangkah lagi cara melakukan sesuatu pekeijaan itu mung- an menjadikan: (mem)perbesar, (memjperbagus, (mem)pertuan, (mem)-
kin dianggap sebagai akibat pekeijaan itu, dan demikianlah perkataan rbudak dll. Rapat juga hubungannya dengan ini ialah ucapan perintahan
pangendang, pandeleng, pambedil, dalam bahasa Jawa mungkin berarti: alam bahasa Jawa kuno yang memakai awalan bunyidasar p.
orang penget
alat palunga
cara dan paturu
bunyi (akibat) pekeijaan mengendang. Artinya mungkin sekali buatlah supaya ingat, supaya berjalan, supaya
Tentatfg ini bandingkan juga dalam bahasa Jawa perkataan: "dur.
p6ngin =' ingin Sementara itu dalam arti kausatif itu awalan pe- itu sering se-
pojar = ujar 'an dengan akhiran -kan, yang sering artinya sama dengan per-, yaitu
peling = 61ing ausatif.
pasuguh = suguh Menurut riwayatnya awalan bunyidasar p itu lebih tua dari akhiran
Dalam bahasa Indonesia kita dapati perkataan pesuTuh, yang sama an. Sementara itu dalam ber-bagai2 bahasa sekarang sering benar
artinya dengan suruhan, yaitu orang yang disuruh. edua imbuhan itu dikacau-balaukan.
Dalam bahasa Karo banyak benar contoh2 yang serupa ini: Demikianlah misalnya dalam bahasa Toba selalu dipakai awalan
- ber-sama2 dengan akhiran -hon, yang menurut hukum bunyi sama
pengidah = yang dilihat; (ngidah = mehhat) alnya dengan akhiran -kan:
pemere = yang diberi; (mere = memberi)
pengakap = yan^ditimbang(dipikirkan;ngakap = me- paulihon = memperbaiki
nimbang, memikirkan). pabodhaton = memberukkan, menamakan^seseorang be-
ruk.
Bahasa Jawa:
Kata2 ini hanya dapat dipakai dalam kalimat aktif, tetapi disisi
piwulang = pelajaran
ni ada lagi sekumpulan kata2 yang dapat dipakai dalam kalimat aktif
pitulung = pertolongan
aupun dalam kalimat pasif:
pitakon = pertanyaan.
patukanghon, dipatukanghon ■ diberikan kepada tukang untuk
Dalam perubahan arti seperti ini mudah sekali kita, mengerti, bah-
dikerjakan.
wa awalan bun)ddasar p itu mendapat ,arti tempat, sebab antara tempat padatuhon, dipadatuhon = diberikan kepada datu (dukun)
dengan alat sering terdapat persamaan.
untuk diobati.

164
165
/
Tentang akhiran -hort ini dalam bahasa Siliridung boleh dipakai dan
boleh juga dihilangkan, tetapi dalam bahasa Angkola selalu tidak dipakai. BAHASA INDONESIA DAN BASIC ENGLISH
Dalam bahasa Indonesia sekarang tentang hal ini kacau sekali:
dipersewakan ^ Antara tanggal 15 Nopember dan 5 Desember tahun 1951 di
di perse wa aris akan diadakan oleh Unesco konperensi ahli2 tentang hal pe-
disewakan. akaian bahasa sendiri sebagai alat pengajatan, baik di sekolah maupun
iluar sekolah dan soal2 yang berhubungan dengan itu tentang pengajaran
ahasa asing.
Dari: PEMBINA BAHASA INDONESIA, Agustus 1951. Sejak dari permulaan tahun ini negara2 anggota Unesco telah di-
linta mengirimkan rencana masing2 -dan demikian juga telah diminta
^ari ahli2 menulis rencana yang mengenai soak itu. Dari pembicaraan
ang akan diadakan dalam konperensi itu nanti akan diambil kesimpulan-2
an akan dibuat sebuah rapor yang akan mengandung nasihat dan anjuran
entang tindakan2 yang se-baik2nya diambil agar supaya bahasa2 anak ne-
~eri se-cepat2nya dapat dipakai sebagai bahasa pengantar pengajaran di
sekolah, dengan mengingat keinginan2 anak negeri yang berkepentingan dan
mengingat pengalaman2 di negara2 yang lain.
Soal memakai bahasa sendiri ini tentulah yang terutama sekali
soal bagi negeri2 yang belum merdeka; disana hingga sekarang ke-
dudukan bahasa asing sangat kuat dalam pengajaran dan kadang2
'uga dalam masyarakat. Tetapi sementara itu soal ini tidak kurang
pentingnya bagi negara-- muda, yang baru saja mradeka, seperti India,
Pakistan, Israel, Pilipina, dan banyak lagi negara2 yang lain' di Asia
dan Afrika, dan agaknya di Eropa dan Amerika juga.
Bahwa soal ini bagi Indonesia penting tidak usali diterangkan
lagi. Usaha kita untuk menjadikan. bahasa Indonesia bahasa pengantar
di sekolah dan bahasa resmi di seluruh masyarakat belum berapa lama
berjalan, sehingga masih banyak lagi yang harus dikerjakan. Bukan
saja bahasa Indonesia itu sendiri sebagai pengantar ilmu dan alat
perhubungan dalam masyarakat masih banyak kekurangatmya'— istilah.-
nya belum cukup, perbedaan kata2 yang dipakai sering masih ter-
lampau besar, tatabahasanya belum pasti, cfll. — cara mengajarkan-
nya di sekolahpun masih jauh dari sempurna: metoda yang dipakai
sekarang kebanyakan terlampau kolot, belum ada kesadaran bahasa
yang sesunggulinya, usahkan lagi rasionalisasi dan- perhitungan yang
nyata.
Sementara itu kesempatan ini hendak saya pakai untuk menun-
jukkan kepada konperensi di Paris yang akan datang, itu pada
umumnya dan kepada bangsa Indonesia pada khususaya kemajuan yang
dicapai orang dalam waktu yang akhir ini tentang mengajarkan bahasa
Inggeris.
Seperti umum mengetahui bahasa Inggeris adalah bahasa yang
terbanyak ,dipakai di dunia; bukan saja kerajaan Inggeris, Amerika

167
166
Serikat, Kanada dan Australia yang memakai bahasa Inggeris, tetapi ^kepandaian aktif (berbicara dan menulis). Dalam mengingatkan hal
di seluruh jajahan dan bekas jajahan Inggeris yang amat luasnya, " yang akhir ini, telah teranglah, bahwa belum cukup mengumpulkan
baik di Timur maupun di Barat kedudukan bahasa Inggeris amat sejumlah kata2 yang terbanyak dipakai dalam sesuatu bahasa. Sebab
penting, sedangkan selain daripada itu dan oleh karena itu ham- kata yang terbanyak dipakai dalam sesuatu bahasa belum tentu kata
pir di-mana2 bahasa Inggeris dipelajari sebagai bahasa asing yang terpen- yang paling berguna untuk memakai sesuatu bahasa. Berdasarkan inilah,
ting. maka dapat dibedakan dua jenis kata2, yattu pertama kata2 yang
Taklah mengherankan, bahwa sejak berpuluh tahun soal bagai- mengandung sesuatu pikiran, suatu pengertian, yang disebut referential
mana mengajarkan bahasa Inggeris se-mudah2nya kepada bangsa asing, words dan kata2 yang sebagian besar bersifat mejnbantu, yaitu yang
menjadi soal yaiig penting sekali. Dan demikianlab telah ber-macam2
mengandung arti tatabahasa, non-referential- words.
metoda dicobakan orang untuk mencapai maksua itu. Kebanyakan Mari sekarang kita perhatikan sifat2 kedua jenis kata2 ini. Go-
daripada metoda itu menjalankan usahanya itu dengan mengadakar
longan yang pertama, kata2 pengertian, referential words gunanya
penyelidikan yang teliti tentang kata2 yang diajarkan kepada simurid untuk menimbulkan pengertian. Apabila kita periksa sifat pengertian2
dengan maksud supaya simurid itu dengan jumlah kata2 terpilih yang se-
yang ditimbulkannya, maka dapatlah kita bedakan dua jenis, yaitu
kecil2nya dapat berbicara dan membaca se-banyak2nya.
yang menimbulkan pengertian benda yang nyata, yang dapat dilihat,
Sudah terang, bahwa mempelajari sesuatu bahasa adalah pekeijaan
diraba didengar dsb., pendeknya yang dinamakan orang konkeret,
yang tak habis2nya sepanjang umur kita. Tetapi bagi orang yang seperti meja, rumah, Ali, kerbau dsb. Kedua, kata2 yang menimbulkan
mempelajari bahasa asing, bukan untuk mempelajari bahasa se-mata2,
pengertian yang tiada nyata, yang absetrak: keindahan, agama, peradaban.
tetapi hanya sebagai alat untuk maksud yang lain; telah teranglah yang
menjadi soal, bagaimanakah dapat mempelajari bahasa asing itu se- Kata2 yang konkeret itu mudah sekali, tidak usah dianalisis: de­
cepat2nya, se-rasionil2nya. ngan menggambarkannya, dengan menerjemahkannya kedalam baha­
Kebanyakan daripada metoda pengajaran bahasa Inggeris dalairt sa si murid, dengan menyebut kata sinonim, dapatlah kita mern-
beberapa puluh tahun yang akhir ini berusaha 'memilih kata2 yang beritahukannya. Sebaliknya golongan kata2 yang kedua, yaitu kata2
diajarkan kepada murid dengan maksud supaya dengan jumlah kata absetrak adalah lebih sulit, sering mesti dianalisis, sebab kata2 absetrak
yang se-kecil2nya • murid2 itu akan dapat mengerti, berbicara dan itu biasanya kurnpulan dari beberapa pengertian, yang berbeda ting-
katnya dan mungkin ber-beda2 pula dalam lingkungan ber-bagai2
menulis bahasa Inggeris se-banyak2nya. Dengan jalan demikian untuk
bahasa. Umumnya kata ini masuk tingkatan kebudayaan yang lebih
pelajaran bahasa Inggeris terdapat ber-macam2/metoda dengan kurnpulan
tinggi dari kata2 golongan pertama dan dalam menerjemahkannya
,kata2nya masing2, yang sering berbeda, oleh karena bahan yang dipakai
mesti lebih hati2, karena pengertian yang terkandung dalam ber-bagai2
untuk memilih kata2 itu ber-beda2.
bahasa mungkin ber-beda2. Dalam golongan ini terdapat katakerja,
Sementara itu dalam waktu yang akhir ini soal ini telah maju
selangkah lagi. Teristimewa dibawah pimpinan dua orang ahli, yaitu katakeadaan dan katabenda yang absetrak.
Sementara itu apabila kita perhatikan kata2 tatabahasa, maka ke-
C. K. Ogden di Inggeris dan I. A. Richards di Amerika telah timbul
lihatan kepada kita, bahwa sifatnya lebih berbeda lagi. Bukan saja
suatu gerakan pelajaran. bahasa Inggeris yang baru, yang berdasarkan
pengertian yang dikandungnya kurang, tetapi biasanya kata2 tatabahasa
penyelidikan yang dalam tentang sifat2 bahasa dan yang disesuaikan
itu tidak se-kali2 dapat diteijemahkan, pun menggantinya dengaii
pula dengan keperlpan pendidikan.
kata2 yang lain sering tak mungkin. Kata2 konkeret dapat dipakai
Kalau kita bandingkan dengan usaha2 yang lama, yang menghitung
terpisah dari kata2 yang lain, kata2 absetrak, sering terbaik dapat
dan memilih kata2 metoda ini yang dinamakan Basic English lebih
dipahamkan dalam hubungan pikiran atau kalimat, sebaliknya kata2
mengingat kebutuhan orang yang belajar bahasa Inggeris itu. Suatu
tatabahasa itu se-penuh2nya bergantung kepada kata2 yang lain, kepada
contoh saja, kata yang terbanyak terdapat dalam bacaan, belum
kalimat, sebab biasanya tidak mempunyai pengertian sendiri. Hal mi
tentu kata yang paling berguna dipakai untuk mengucapkan pikiran.
bukan berarti, bahwa kata2 tatabahasa itu kurang penting, malahan
Berbeda pula dengan metoda2 yang lain, Basic English ini berusaha
bukan saja memilih kata2 tetapi juga bentuk2 tatabahasa yang ter­ sebaliknya, sebab kepadanyalah bergantung setniktur atau susunan
banyak dapat dipakai, atau dengan kata yang lain, Basic English bahasa, sehingga telah pada tempatnya kata2 ini kita sebut juga kata2
ini mengingat, bahwa kepandaian tentang sesuatu bahasa itu harus setruktur.
dibedakan dengan kepandaian pasif (mendengar dan membaca) dan Peman'dangan tentang kata2 ini perlu, sebelum memulai menyusun

168 169
'dupan sebagian dari bangsa kita masih amat terpencil. Demikian
sesuatu metoda pelajaran. Berdasarkan ini dapatlah .metoda itu di- -keijaan menyebarkan dan mengajarkan bahasa Indonesia akan sukar
sesuaikan kepada keperluan simurid, sebab keperluan simurid itu an banyak memakan waktu. , , , , . .
ber-beda2’ berdasarkan kepada tingkat umurnya dan pengetahuannya. Dilihat dari suatu jurusan sedikit banyaknya kedudukan bahasa
Murid yang umurnya antara 6 dan 12 tahun lain permintaannya dari ndonesia sebagai bahasa kesatuan dapat kita bandingkan dengan ke-
murid yang umurnya antara 12 dan 18 tahun. Untuk pelajaran bahasa udukan bahasa Inggeris yang menjadi bahasa persatuan seluruh dunia.
Inggeris di Indonesia perlu suatu susunan kata2 Inggeris yang sesuai alam hubungan ini telah pantas benar, apabila kita pakai se-banyak2nya
dengan kebutuhan murid2 asing yang berumur antara 12 dan 18 tahun. dari pengalaman bahasa Inggeris yang sudah ber-puluh2 tahun itu untuk
Dan dalam menyusun turutan kata2 yang diajarkan itupun mesti mengembangkan bahasa Indonesia.
diingatkan pula hukum tumbuhnya jiwa murid2 yang berumur demikian. Berhubung dengan ini girang sekali kita, bahwa oleh usaha pihak
Tumbuh umur itu biasanya sejalan dengan tumbuh kesanggupan metafora ’nggeris sejak bulan Agustus tahun 1951 dua orang Indonesia, yaitu
yang absterak, yang lebih tinggi tingkatnya dalam kebudayaan. sdr Slamet dan sdr. Sunardjo mendapat kesempatan mempelajari pistem
Berdasarkan pemandangan ini kerja sama antara beberapa ahli pelajaran Basic English itu se-baik2nya pada Orthological Institute
yang memakan waktu yang lama telah menghasilkan 850 perkataan
di London.
Inggeris, yang dapat dipakai untuk mengatakan apa saja .dalam ba­
hasa Inggeris. Dari lingkungan Orthological Institute, yang menjadi
pusat penyelfdikan Basic EngUsh itu di tanah InggeHs telah’'terbit Dari;- PEMBINA BAHASA INDONESIA, Oktober 1951.
beberapa buku pelajaran, lengkap dengan buku2 bacaannya dengan
kamusnya, yang meiiguraikan 20.000 perkataan, yang mengandung
40.000 pengertian dengan memakai hanya 850 perkataan itu.
Sementara itu ada suatu kekeliruan, yang sering diketemukan ten-
tang Basic English ini, yaitu orang menyangka, bahwa dengan Basic
EngUsh itu akan diadakan suatu bahasa baru, yang bersahaja, yang
sangat terbatas jumlah kata2nya. Hal itu tidak benar se-kali2, sebab
maksud Basic English itu ialah untuk mendapat sekumpulan kata2,
dan atur^n tatabahasa, yang dapat dipahamkan dalam waktu yang se.-
pendek2hya dan yang dapat dipakai se-banyak2nya. Tetapi siapa yang
hendak menambah pengetahuannya tentang bahasa Inggeris tentu saja
harus menambah kata2nya. Tetapi sementara itu ia telah mempunyai
suatu dasar yang kukuh dan mudah dipakai, yang diperolehnya dalam
waktu yang se-pendek2nya.
Sengaja saya menguraikan usaha Basic EngUsh ini agak luas, oleh
karena bangsa Indonesia sekarang ini sedang asyik mempelajari ba­
hasa Inggeris, sebagai bahasa yang terbanyak diketahui orang di dunia
dalam hubungan bangsa2, yang telah sepantasnya menjadi bahasa asing
Indonesia yang pertama. Oleh karena masih banyak sekaU ilmu yang
harus kita pelajari, telah selayaknya kita harus berusaha untuk men­
dapat suatu rrietoda mempelajari bahasa Inggeris yang se-mudah2nya,
supaya lebih banyak waktu yang terluang untuk mempelajari ilmu.
Sementara itu soal ini mempunyai segi yang lain pula. Kita seperti
dikatakan pada permulaan tadi, sedang menyusun bahasa Indonesia
dan pelajaran -bahasa Indonesia yang se-luas2nya untuk bangsa kita.
Sebagian besar dari bangsa kita tak mengetahui bahasa, Indonesia
atau pengetahuannya amat sedikit, bukan saja oleh karena di Inao-
nesia terdapat ber-bagai2 bahasa, tetapi sering juga oleh karena ke-
171
170
! sesungguhnya pada tempatnya kita dari sekarang menentukan akan
melenyapkan bahasa Belanda dari sekahan perguman kita.
Tetapi kalau kita menganalisis keadaan di negeri kita dengan te­
SEKITAR SOAL BAHASA BELANDA nang dan rasionil, kita. hams mengakui, bahwa soal bahasa Belanda
yang diakibatkan penjajahan Belanda kepada kita, tiada akan mudah
Soal bahasa Belanda, yang amat banyak dibicarakan dalam tiga kita lenyapkan dari negeri kita. Kalau soal ini hanya bempa soal
bulan yang akhir ini, nyata pula menunjul^an, betapa masyarakat kita
mengganti dosen2 Belanda dengan dosen2 Indonesia atau dosen yang
masih sakit, sehingga belum dapat beifpikir dengan logis dan tenang. berbahasa Inggeris dan soal mengganti buku2 Belanda dengan buku2
Bukan kepentingan murid2 dan mahasiswa, bukan kepentingan per- Indonesia atau Inggeris, maka pekeijaan itu dapat dilakukan dalam
guruan dan lancarnya pekeijaan yang dipentingkan, tetapi sentimenlah se-tinggi2nya dua tahun, asal Kementerian P P dari K dan dosen2
yang berkuasa dan menggelapkan pemandangan, sehingga uraian yang Perguman Tinggi Indonesia bekeija lebih sungguh2 dan efisien dari
tenang seperti dikemukakan oleh Moh. Said dalam Kedaulatan Rakyat ti- sekarang. Tak ada susahnya.
dak banyak hasilnya. Tetapi soal bahasa Indonesia ini lebih dalam. Lihatlah di Pihpina,
Soal bahasa Belanda di negeri kita ini bukanlah soal suka atau setelah lebih 50 tahun lenyap penjajahan Sepanyol, kedudukan bahasa
bend kita, tetapi se-mata2 soal kenyataan, yang hams kita- selesaikan Sepanyol dalam masyarakat Pilipina masih sangat penting. Tiap2 orang
dengan perhitungan yang nyata pula. yang dianggap terpelajar di Pihpina umumnya tahu bahasa Sepanyol.l)
Bahwa" soal . bahasa -Belanda itu adalah akibat penjajahaa Belan­ Hal itu sedikit banyaknya akan berlaku juga di negeri kita dengan
da di negeri kita, tak dapat disangkal seorang juapun. Tetapi seper­ bahasa Belanda. Sebabnya tak lain dan tak bukan, karena justem
ti kejadian penjajahan itu di masa silam tiada dapat kita tiadakan sebab penjajahan Belanda boleh dikatakan selumh ilmu dan pe-
lagi, demikian juga banyak akibat2nya dalam masyarakat kita yaiig tiada ngetahuan tentang bangsa dan negeri kita adalah dalam bahasa
dapat kita tiadakan begitu saja, malahan hams kita terima sebagai kenya­ Belanda. Dan tiap2 orang yang hendak menjalankan ilmu sungguh2
taan yang dengan rasionil hams kita pakai dan kita ubah, sehingga dalam tentang bangsa dan negerinya, untuk masa ini mesti dapat membaca
waktu yang se-pendek2nya kita dapat menjadi bangsa merdeka yang de- sendiri 'suriibar2 Belanda itu. Karangan tentang sejarah, tentang
wasa. Sentimen kita yang ber-lebih2an terhadap segala sesuatu yang berca'p bahasa dan adat-istiadat, tentang hewan dan tumbuh2an, tentang per-
Belanda hanya mengaburkan pemandangan kita dan mencegah kita tanian, perdagangan, penternakan, pertambangan, pelayaran, tentang
berpikir dan bertindak rasionil terhadap kepadanya. laut dan daratan, tentang gunjmg dan rimba2, tentang penyakit dan
Kita dari Pujangga Bam yang sudah hampir dua puluh tahun pengobatan, dan ber-puluh2 soal2 yang lain lagi tentang negeri kita,
mempeijuangkan bahasa Indonesia, kita tidak mungkin dituduh orang hampir sekaUannya tertuUs dalam bahasa Belanda. Karangan tentang
sayang kepada bahasa Belanda. Sejak dari permulaan Pujangga Ba­ hasil2 penyeUdikan yang berhubungan dengan Indonesia amat sedikit
rn tahun 1933 telah menjadi soal yang pertama bagi kita, bagaima- terdapat dalam bahasa Inggeris. Demikianlah misalnya tiap2 orang
na se-cepat2nya mengganti bahasa Belanda dengan bahasa Indonesia yang sungguh2 hendak belajar sejarah dan bahasa Indonesia, mesti
se-penuh2nya. Tetapi hal itu tiada menutup mata kita akan kenyataan, pandai bahasa Belanda, oleh karena hampir semua penyeUdikan dan
bahwa pembangkitan sentimen terhadap bahasa Belanda seperti di- uraian sejarah dan bahasa yang berdasar ilmu tentang Indonesia tertu-
lakukan ber-bagai2 golongan sekarang tiada suatu apa manfaatnya, lis dalam bahasa Belanda, baik mempakan buku yang tebal2 mau-
malahan memgikan masyarakat kita belaka. Tiap2 orang tahu, bahwa pun bempa _ber-puluh2 Jcarangan dalam majalah. Berhubung dengan
keadaan mahasiswa kita di sekolah tinggi sekarang amat jelek, jum- inilah maka di School for Oriental and African Studies (University
lah yang jatuh dalam ujian2 amat banyak. Dan tiap2 orangpun ta­
hu juga, bahwa salah satu daripada sebabnya yang terpenting ialah,
oleh .karena mahasiswa2 itu kurang paham bahasa Belanda, sedangkan
banyak kuliah masih diberikan dalam bahasa Belanda dan kebanyakan 1) Typis benar berhubung dengan ini ialah ucapan Prof. Isidiro, seorang yang
buku yang dipakai adalah buku bahasa Belanda pula. sangat terkemuka dalam perguman tinggi dan pendidikan di Manila, dalam konferensi
Soal yang hams kita hadapi dengan tenang sekarang ialah: pemakaian bahasa-ibu yang diadakan oleh Unesco di Paris bulan Nopember 1951,
Masih lamakah keadaan seperti ini, ataukah untuk setahun dua tahun sa­ bahwa di Pilipina ada tiga bahasa nasional, yaitu Tagalok, Inggeris dan Sepanyol
Syukurlah keadaan di negeri kita tidak dan tidak akan menjadi semwat itu.
ja? Kalau terang keadaan ini untuk setahun dua tahun saja, maka

172 173
of London) di London diajarkan bahasa Belanda, karena ia meniadi
alat yang penting untuk mengetahui bahasa2 dan sejarah Asia Tens
•gara umu^nya dan Indonesia khususnya. Malahan saya main s L2 ■ang takut pula inflltrasi kebudayaan Inggeris? Dan mengapakah ki-
lagi, buat pela aran kedoktoran dan ilmu teknik di Indonesia sekal 1 tidak mengutuk inflltrasi kebudayaan Hindu dan Arab di masa
fang silam? Selama orang2 yang mengucapkan takut inflltrasi itu belum
pun bahasa Belanda amat pentingnya, oleh karena tentang vak2 inipun
imbakar segala buku Belanda didalam lemari bukunya, selama itu
amat banyak karangan2 dalam bahasa Belanda yang khusus menaenai reka hanya menipu orang banyak. Dan sebaliknya, jika takut in-
nd™.. fada he™, saya aasaorang ya„g ha„L dtoS
Itrasi itu sesungguhnya berakar didalam jiwa mereka, teranglah tiada
ntang sesuatu penyakit di Indonesia, tidak boleh tidak mesti membaca mereka akan mungkin memimpin kita mengatasi kesulitan2 soal ke-
karangan2 yang dituhs orang Belanda tentang penyakit itu di masa yang
pudayaan kita sekarang yang menghendaki keberanian dan ketang-
silam. Demikian juga.halnya banyak soal teknik yang khusus di negeri ij
[kasan berpikir, disisi kejujuran dan waardigheid, bukan ketakutan.
rancangan2 jalan dan jembatan, bentuk2 kota,-perusahaan2 listerik ten- Dan sesungguhnya terutama kekurangan kejujuran dan waardigheid
b2 pelabuhan, tentang industri dan sebagainya’yang ^ini pada pemimpin2 kebudayaan kita waktu sekarang sangat meng-
berhubungan dengan teknik khusus tentang Indonesia. hamprsemuLJa
khawatirkan.
rtkyS Wta va'llg Dan tentang hukum......... tidak banyL Alangkah tidak waardignya karangan seperti yang ditulis oleh Ki
rakyat kita yang menginsafkan, bahwa mungkin lebih dari 90% dari I^Hadjar Dewantoro tentang pembukaan Sekolah Karawitan di Solo,
l^dangZ
emen dank.,. satong
Jabalan2 ialah „„d„g2
prandangan kitaBelanda Z bahU
bekeija sekarang, iLdua
dalam “a £
pnM
! yang dimulainya dengan mencaci-maki orang Belanda, tetapi dalam
I karangan itu juga menyuruh orang menambah pengetahuan tentang
ahun ini keadaan ini belum akan banyak benar berubah i seni karawitan dengan membaca buku2 dalam bahasa Belanda ditulis
nva Sat,f d..a”r! lekaslah teijemahkan sekalian- I oleh orang Belandal);
Z' S! • 2 dapat diteijemah- Alangkah tidak waardignya sikap kita dalam Konperensi Kebu­
kan, tetapi untuk meneqemahkan segala yang penting^sehingea tidak dayaan kita tahun 1950 menjalankan tekanan memakai bahasa Ing­
pTnTana men^en'da'ki waktu y^fsa^
geris kepada orang Belanda yang kita minta berbicara, padahal kita
Lc3an P«”B"laman kita tentang kecakapan dan tahu, bahwa para hadirin lebih paham bahasa Belanda daripada bahasa
kecepatan orang lata meneqemalikan dalam dua tahun vane baru Inggeris. Hak asasi yang kita peijuangkan untuk diri kita, kita injak2
lalu, sangatlah mengecewakan kita. Boleh dikatakan hampir sfkalian ^ I^Aadap tamu2 yang kita minta berbicara dalam Konperensi Kebudayaan
daolrib k “"Jang2 kita kedalam bahasa Indonesia sekarang tidak
dapat dipakai, kalau kita tidak mengerti bahasa Belanda. Kitab undane2 j Alangkah tidak waardignya apabila menteri P P dan K dimuka
pidana yang diterbitkan Balai Pustaka, yang telah dicetak berpS
^1, hingp sekarang penuh dengan kesalahan yang besar2 sehineea
1) Disini kami kutipkan dua bahagian yang sangat bertehtangan dalam
karangan tersebut yang bernama ’’Konservatori Karawitan Indonesia di Solo”
“braS pula, .bahwa meski telah dan termuat dalam Mimbar Indonesia Th. IV, no. 48: ”Buku2 yang tertulis
nyak itu ditenakkan untuk meneijemahkan buku2 ilmu, hingga dalam bahasa Belanda, oleh penulls2 Belanda atau pembantu2nya, pula guru2
yang berbangsa Belanda, semua itu dengan sendiri menjauhkan anak2 kita dengan
yang lam, belum mempunyai rancangan yang nyata tentang buku2 alam kebangsaannya sendiri. Apa yang dimasukkan kedalam masyarakat kita
oleh pihak kapitalis dan imperialis, mendorong dengan sendiri pula anak2 kita

s“;“S"b.ir dan rakyat kita terarah hidup ke Barat2an.”


’’Tentang sifat, bentuk dan isi kesenian suara Jawa, bukan maksud kami
Sekaliannp mi sangat menyedihkan bagi orang vane sunBBub2
membicarakannya sekarang. Cukuplah disini kami sebut nama2 Jaap Kunst,
rS u’ '“P^l.peXa J.B. Brandts Buys dan isterinya, Linda Bandara (pseudonieu ny. Hoffman),
M di T T “■“pa'^aya- Bahasa Belani Walter Spies dan lain2 penyelidik seni-suara gamelan. Mereka itu telah me-
nerbitkan buku2, ada yang berupa ’’stadaardwerk” Qcarangan Mr. j. Kunst),
mtuk melepaskan sentimen dan untuk propaganda pohtik se-mata2 ada yang berupa ber-puluh2 karangan2 di-majalah2, a.l. majalah ”Jawa” (buah
Dalam suasana yang, demikianlah timbul ksan picik dan ^sone penyelidikan suami isteri Brandts Buys), ada pula yang berupa transcripties
seperti takut mfiltrasi kebudayaan Belanda dan sebagainya. iTidakkah dari beberapa lagu2, vocal dan instrumentaal, diantaranya dari Walter Spies
dan Linda Bandara, Semuanya itu menyatakan dengan tegas, betapa tingginya
perkembangan seni-suara Jawa”.
I! 174

175
umum bermain politik menerangkan, bahwa ia tidak menyetujui pene-
ajaran bahasa Belanda diadakan kembali, tetapi akan tunduk apabila 1. Mengajarkan bahasa Belanda sebagai vak di SMA, se-baik2nya
Parlemen mengambil keputusan yang bertentangan dengan pendiriannya sebagai vak yang tetap, se-kurang2nya fakultatif; pengetahuan
bahasa Belanda cukup pasif. Kdlau baru diajarkan di perguruan
Contoh2 ini hanya beberapa simpton daripada kesulitan kita: tinggi, tidak akan dapat dipakai mahasiswa sekali dan sangat mem-
kekurangan dalamnya dasar kehidupan dan kurang watak pemimpin2. beratkanipelajaran2 yang lain;
Sementara itu ada lagi beberapa hal .yang sangat mengkhawatirkan 2. Mewajibkan tiap2 dosen dan guru mempelajari bahasa Indonesia
di sekitar soal bahasa Belanda ini. Kaum dosen dan mahasiswa yang se-baik2nya dengan memakai istilah2 y^ng resmi;
tahu dan mengalami sendri betapa terbatasnya perkembangan pe- 3. Menentukan, bahwa tiap2 tahun se-kurang2nya diteijemahkan 50
lajaran di perguruan tinggi, apabila semua buku dan karangan yang buku pelajaran ilmu yang penting dalam lingkungan Perguruan Ting­
berbahasa Belanda tentang Indonesia tak dapat dibaca oleh mahasiswa gi-
toum dosen dan mahasiswa itu umumnya (ada beberapa kecualij
diam, tiada berani menentang suara kaum pseudo-kebudayaan, yangse-
nantiasa ber-main2 dengan sentimen rakyat. Manakah geweten, ka- Akhir Desember 1951.
tahati ahh ilmu, yang menentang kebenaran diperkosa? Saya tidak
percaya, bahwa dosen2 kehakiman di Jakarta, Yogya dan kota2 yang CATATAN KEMUDIAN.
lam- percaya bahwa seseorang akan dapat belajar hukum Indonesia
Setelah karangan ini dizet, maka terbaca kepada saya dalam surat2
sekarang pada tingkatan perguruan tinggi dengan tiada mengerti ba­
kabar, bahwa pertemuan para dosen waktu Dies Natalis di Bandung
hasa Belanda: bagaimana misalnya membaca undang2 sipil dan per-
dapngan, bagaimanakah membandingkan teori2, jurispundensi dll.,se- pada permulaan Pebruari menentukan, bahwa sekarang bahasa Belanda
bab perpustakaan dalam bahasa Indonesia.tidak ada. Ataukah perguruan , masih perlu dipakai di Perguruan Tinggi.
tmgp teta sekarang ini hanya namanya saja perguruan tinggi? Telah cu- Sementara itu konperensi direktur2 SMA di Bogor yang kira2 se-
kupkah apabila mahasiswa hanya menghapalkan kuliah dan mendengar- rempak dilakukan dengan itu menentukan, bahwa bahasa Belanda
dengarkan ceritera2 temannya yang pandai bahasa Belanda? tidak akan diajarkan pada SMA. Bertentangan dm keputusan dalam
Selain daripada itu, siapa yarig mengharapkan, bahwa sesudah re- lingkungan smtu Kementerian serupa ini hanya mungkin, karem-Ke-
volusi kita akan mendapat segolongan mahasiswa yang sadar, penuh menterian PP dan K, sebaliknya daripada memperi penerangan dan
menunjukkan jalan, seMliknya daripada memimpin dan mengourdinasi,
kegembiraan dan perasaan tanggungjawab menghadapi soal2 dan pem-
bangunan negara, ia akan merasa kecewa sekali. Mahasiswa yang se- selalu pasif menunggu, oleh karena kekurangan gezag, dan teristimewa,
lalu menjacU ujung lancip dari tombak peijuangan bangsa kita, kenyataan oleh karena kekurangan watak dan tulang belakang.
selama pendudukan Jepang dan revolusi amat banyak mendapat halangan Akibat keputusan yang bertentangan ^diatas ini ialah, bahwa .ha­
nya anak2 l^um mampu yang sanggup membayar pelajaran bahasa
dalam pertumbuhan jiwa dan kecerdasannya, sehingga dalam hal2 yang
penting dalam pertumbuhan perguruan tinggi dan pembangunan negara kita Belanda dengan istimewa untuk amk2nya atau yang masih berbahasa
sekarang suaranya tiada terdengar dengan bulat dan tegas. Belanda di rumah, yang akan dapat menarmtkan Pergurmn Tinggi
Dan akhirnya dalam hubungan ini sangat mengecewakan, oleh ka- dengan mudah. Permaimn sentimen hanya merugikan rakyat yang banyak.
rena ucapan2 yang mengemukakan bahasa Indonesia dalam usaha
menentang bahasa Bel^da ini, sebagian besar hipokrisi, permajnan Permulaan Pebrmri 1952.
ata pura2 belaka. Masih sangat banyak dosen yang bukan saja tidak
pandai memakai bahasa Indonesia, tetapi tidak pula sungguh2 ber-
usaha untuk menguasai bahasa Indonesia itu. ~ Dari: PUJANGGA BARU, Desember 1951.
*

Sumina summarum: Menghadap ber-macam2 hal yang sangat me-


Sra^ahh"^ menurut pertimbangan kami jalan yang se-rasionil2nya

lie
177

/
i wita andio = di negeri ini,
a wita, andio = di tempat ini.
Tetapi mungkin juga dalam katadepan an dalam an Tananarivo
PERBANDINGAN ANTARA BUNYIDASAR I DAN N unyidasar a bekeija ber-sama2 dengan bunyidasar n.
Tentu saja tempat dalam arti yang dipakai disini mungkin meluas
Kedua bunyidasar ini umum juga terasa dalam bahasa2 Indone­ kepada waktu, dll, seperti ternyata dalam cara memakai i dalam
sia; rupanya ke-dua2nya bukan saja berdekatan tentang artinya, te- ahasa Mori dan ing dalam bahasa Jawa.
Boleh jadi arti bunyidasar i dan n sebagai penyatakan tempat
tapi cara memakainyapun sering sama. Kalau kita selidiki kedua bu­
nyidasar itu menjelma dalam bahasa2 Indonesia, maka nyata dapatlah ini ialah arti yang tertua.
Selain dari sebagai katadepan bunyidasar i dan n itu masih mung­
kita bagi dalam tiga golongan:
kin juga menyatakan tempat sebagai awalan atau akhiran. Dalam kata
1. Menyatakan tempat.
Indonesia labuhan nyata sekali akhiran an berarti tempat.
Bunyidasar i sebagai menyatakan tempat masih kentara sekali dalam Dalam bahasa Fuji banyak sekali terdapat awalan i dalam kata
bahasa2 Indonesia. Dalam bahasa Karo kita bertemu dengan i sebagai yang menyatakan tempat:
katadepaii yang menyatakan tempat dengan tidak bertambah atau ber-
kufang se'dikit juapun: i - tutu = tempat berdiri,
i - koto2 = tempat berbaring.
Bapa i rurmh 1) = bapa di rumah
Seperti sudah diterangkan perubahan dari tempat menjadi tuju-
Di sebelah timur kepulauan kita, kita bertemu lagi dengan i sebagai/ an dan menjadi alat itu ialah suatu peristiwa yang biasa dan mudah
menyatakan tempat (dan waktu), pada bahasa Mori: dipahamkan. Labuhan ialah tempat berlabuh, timbangan, mungkin tem­
i bolongko = di atau dalam bilik 2) pat menimbang atau alat menimbang, tujuan yang ditufu, atau barang
Dalam bahasa Madura huruf i itu terdengar sebagai e. Sementara yang ditufu, pikifan ialah tempat berpikir, alat berpikir, tujuan ber-
itu dalam beberapa bahasa2 yang lain bunyidasar i itu mendapat kon- pikir dan akibat berpikir. Dalam bahasa Fuji kita dapati juga yang serupa
sonan dari depan atau belakang: Dakm bahasa Indonesia dan Sunda ini:
menjadi di 3), dalam bahasa Makasar, Bugis, Jawa Kuno, Bare’e ri; I - sele = pisau, alat pemotong (sele = memotong).
dalam bahasa Loimhi 4), dalam bahasa Jawa Baru kita dapati ing.
Bunyidasar' n sebagai katadepan menyatakan tempat jauh lebih ku- Sebenarnya dalam hal ini bahasa Fuji tidak berdiri sendiri, dalam
rang penting kedudukannya dari bunyidasar i, tetapi meskipun de- bahasa2 Indonesia sebelah Timur Laut kepulauan kita, seperti bahasa
mikian masih dapat ditunjukkan. Dalam bahasa Malagas! kita dapati PiUpina, Sangir, Tombulu dan bahasa2 Selebes Utara i sering dipakai
katadepan an, yang kedudukannya sama dengan di, ri, i dsb. an Tana- untuk menyatakan alat untuk mengerjakan sesuatu, seperti dalam bahasa
narivo = di Tananarivo. Ibanag:
Sementara itu tentang ini kita dapat sangsi, benarkah dalam hal ipamutul = alat pemenggal kepala
ini bunyidasar n yang menyatakan tempat itu ataukah bunyidasar a, Atau mungkin juga menyatakan sebab atau alasan:
sebab dalam bahasa Malagas! sendiri Mota a = di atau dekat Mota 5). ipabbalot = sebab dipukul.
Malahan dalam'bahasa Mori di Sulawesi persamaan antara bunyidasar Atau mungkin juga tujuan:
i dan a itu lebih nyata lagi: i bolongko boleh dikatakan sama artinya ipangua = untuk siapa sesuatu dilakukaru
dengan a bolongko. Contoh yang lain:
Atau mungkin juga untuk menyatakan cara i-lalakad = cara berjqlqn.
1) J.H. Neumann: Schets der Karo-Bataksche Spraakkurist, hal. 20. Dalam bahasa Iloko i itu mungkin juga menyatakan waktu:
2) S.J. Esser: Klank- en Vormleer van het Morisch (II), hal 262 dst. i-dadateng = waktu datang.
3) Dalam bahasa Sunda ada juga katadepan ti yang berarti dari. Umumnya dalam bahasa2 Pilipina i hanya dipakai untuk mem-
4) Dr. N. Adriani: Spraakkunst der Bare’e-tal, hal............ 396. bentuk katabenda absetrak.
5) Prof. H. Kern: Verspreide Geschriften, deel VIII. hal. 238.

178 179
Tetapi yang nyata sekali perhubungan antara i sebagai katadepan
dengan awalan ialah dalam bahasa Sangir; 77. Menyatakan pasif,
Dalam hal ini kedudukan bunyidasar i yang mencolok mata sekali.
i-tende = untuk ditendai, tempat menendai dan fuga ditendai.
Dalam bahasa Sangir kita lihat, bahwa i-tenda mungkin berarti:
i-panenda = alat penenda.
a) tempat yang ditendai dan
Selain daripada itu bunyidasar i dan n sebagai akhiran dalam kata-
b) hal ditendai.
keijapun nyata sekali menyatakan tempat;
Jadi i sebagai akhiran yang menyatakan tempat dalam bahasa Indone­
Dalam bahasa Sunda ngadatangan = datang di.
Disini nyata bahwa dalam bahasa Indonesia berupa akhiran i, da­ sia.
lam katakeija, dalam bahasa Sunda mungkin berupa akhiran an. Ten- mendatangi
tang bahasa Jawa agak ganjil sedikit, disana kita dapati' akhiran i melukai
dan an itu ber-sama2: disisi akhiran i dalam kata2 yang huruf akhiran- menanami
nya mati seperti: dalam bahasa Jawa:
nulisi nangjsi
njupuki nanduri
kita-.dapati: akhiran an +J dalam kata2-yang huruf akhirnya-hidup: mulisi
nib (a + a) n + i (dari tiba) dalam bahasa Mori:
nuk (u + a) n + i (dari tuku) momponakopi = mencuri pada (dari monakq = mencuri)
Selain daripada itu jikalau katakeija persengauan mehdapat sisipan monsaumi = memayungi (sau = payung)
pasif in, maka akhiran i berubah menjadi akhiran an: mompekuumi = menyelami
ngarani - ingaranan. (dinamai) mungkin sekali sama dengan i yang terletak didepan katakeija dan
nyolongi — cinolongan (dicuri) membentuk katakeija itu menjadi bentuk pasif. Dilihat dari jurus­
Dalam contoh2 katakerja ini nyata kepada kita, bahwa dari me­ an ini mungkin sekali juga, bahwa bunyidasar i sebagai katadepan
nyatakan tempat akhiran bunyidasar i dan n itu berpindah kepada tempat sama dengan awalan katakeija sebagai pasif bagi orang ketiga.
atau sejajar beijalan dengan menyatakan pasif. diambil
Bahwa tempat mudah dan telah sewajarnya berubah menjadi pa­ dibuat (Toba: diambil)
sif, sudah kita terangkan. Dilihat dari jurusan benda hal itu tidak ditanduri (Jawa: ditanami)
lain daripada perubahan tempat menjadi alat, tujuan atau akibat. Selain dari awalan di dalam bahasa Jawa sekarang dan Jawa kuno kita
Saringan, timbangan, parutan, mungkin berarti tempat, alat, cara, akibat dapati sisipan in yang membuat bentuk pasif juga:
menyaring, menimbang dan memarut.
Dalam bahasa Bare’e kita dapati awalan i sebagai menyatakan alat: tulis — tinulis
timbang — tinimbang
ijau = penjahit, jarum (jau = menjahit)
Kalau katakerja itu mulai dengan vokal, maka in itu menjadi awalan:
ipeda = (tongkat) pemukul (peda = pukul)
ikae = (kayu) penggali (kae = gali) 1) utus — inutus
Perhatikan kedua kalimat: Selain dari bunyidasar i bunyidasar n pun dapat menghasilkan bentuk
Saya duduk di kursi.
Saya menduduk/ kursi. pasif:
dihujani — kehujanan
Demikianlah dengan sendirinya kita sampai sekarang kepada jabatan
dilupai — kelupaan
bunyidasar i dan n yang: tinalian (Jawa kuno) — katalian
tinikelan (Jawa kuno) - katikelan
tinekan (Jawa kuno) — katekan
1) Dr. N. Adriani: Spiaakkunst der Bare’e-taal, hal. 256 dst.

180 181
Susahnya dalam hal ini ialah oleh karena kita bukan se-mata2
berhadapai) dengan akhiran an, teUpi dengan kombinasi akhiran an
dengan awalan ke (ka), yang berarti tempat juga dan dapat iuga me- bjek dan objek banyak:
nimbulkan bentuk pasif. Lawane mangani jambu = Kelelawar2 makan-memakani jambu.
Bahwa bunyidasar n dapait menjadikan katabenda yang pasif, se- Esser rtiengemukakan contoh2 yang nyata sekali menunjukkan ber-
bagai akibat basil atau tujuan sesuatu pekeijaan, telah kita sebut gai2 kemungkinan bunyidasar i 'terjelma sebagai akhiran yang me-
diatas: Bahasa Indonesia: atakan banyak: dalam bahasa Mori. Berbeda dengan bahasa2 Indonesia
timbangan ng lain, dalam bahasa Mori bunyidasar i itu mendapat sebuah kon-
saringan nan didepannya, sehingga menjadi awalan ki, si dan pi.
makanan
Sementara itu 'dalam bahasa Toba nyata sekali dibedakan akhir­ mo(n)santiki (ber-kali2 mosanti = melecut dengan sesuatu yang le-
an bunyidasar n sebagai menyatakan tempat dengan akhiran bunyidasar mas).
n yang menyatakan pasif. Katabenda dari katakeija yang menyatakan mi’o kipi (sering mo’ipi = bermimpi)
tempat seMu mendapat akhiran an: Arti banyak itu sangat berdekatan sekali letaknya dengan ke-
Berhubung dengan ini bandingkan kata2 perguruan, percetakan, dll. ebatan, seperti perbedaan kuahtas itu sering2 tak lain daripada per-
dalam bahasa Jawa, Indonesia. Barangkali dalam hal ini baik juga kita edaan kuantitas. Demikianlah dalam bahasa2 Mori kita dapati:
ingatkan, awalan bunyidasar p dan k (dalam bahasa Toba ka) pun telah
mompisiki = dengan kuat mencubit (mompisi = mencubit).
menyatakan tempat juga. mekarusi = selalu mekaru = menggarut.
Sebaliknya untuk menyatakan nama benda pasif sebagai akibat
mongkarasi = (ber-ulang2 atau dengan kuat mongkara = menggigit).
atau alat dalam bahasa Toba tidak dipakai akhiran an, tetapi akliiran on.
Sementara itu arti menguatkan tersebut mudah sekali berubah menjadi
buaton = yang dibuat ‘ti yang jelek:
suraton = yang disurat mepauki (marah, meracau, dari mepau = berbicara)
panganon = yang boleh atau mesti cUmaKan mo’ombisiki (mencabut dengan kasar, dan tak ada paedahnya, dari
dohonon = yang boleh atau mesti dikatakan. mo’ombisi = mencabut)
Dalam bahasa Karo akhiran an dan on yang keduanya berpokok
Sebaliknya mengeraskan itu mungkin juga menjelma sebaliknya, yaitu
kepada bunyidasar n ini sama saja yaitu en.
elemahkan.
pantangen = 1 tempat belajar Sebaliknya dalam ber-bagai2 hal menguatkan itu sama artinya de-
2 yang dilarang ;an melemahkan, sebab sesungguhnya apa yang dilihat dari suatu
III. Menyatakan hanyak tentang kuantitas dan kmlitas (sifatj. rusan bertambah kuat, dilihat dari jurusan yang lain bertambah
Selain daripada arti tempat dan pasit, bunyidasar i dan n itu mah: Kalau kita berkata: Si Amat anak yang kuat, sama artinya:
ternyata dalam bahasa2 Indonesia mengandung arti hanyak juga: alau dibandingkan dengan si Ali orang yang ■ kurang lemah. Lagi
Katabenda: Ta kekuatan itu dapat digerakkan ke arah atas dan dapat juga
rambuti = banyak rambut arah bawah, hanya bergantung kepada tempat dan waktunya saja.
rambutan, durian. alau yang besar dikuatkan besarnya menjadi bertambah besar, kalau
Hal ini bukan kita dapati pada katabenda saja, tetapi teristimewa ang kecil dikuatkan kecilnya, maka bertambah kecil. Dengan demi-
pada katakerja. Dan jika arti bunyidasar itu banyak, maka yang banyak ■'an tidak mengherankan sekali, kalau kita dapati dalam bahasa Mori:
itu mungkin yang mengeijakan: t mongkuli = menguliti
mongkulisi = menguliti binatang kecil2 atau bahagian badan.
Wadyabala pada manahi Raden Abimanyu = serdadu memanahi
molongko = menguliti atau mengupas.
Raden Abimanyu.
molongkohi = membersihkan kulit.
Objek banyak:
Kow6 ngunduhi pelem mentah = engkau meruntuhi empelam Sebagai kata sifat, dalam ber-bagai bahasa sering sekali dipakai
mentah. /Skhiran bunyidasar n untuk menyatakan banyak:
berhamburan
182
183
bermerahan
berpelantingan
Dalam arti banyak itu termasuk juga perbuatan yang dilakukan
MEMBATASI TUGAS GURU DAN TUGAS PUJANGGA
berbalasan, bersalingan: berpukulan (saling pukul), bermakian = (sa-
ling maki). Demikian juga termasuk arti biasa dilakukan seperti dalam,
bahasa Madura: Kita semua tentu sangat girang melihat cepatnya tumbuh bahasa
Jharan riya sb ngakanan sang kacang = kuda ini yang biasa makan Indonesia dalam 30 tahun yang akhir ini. Oleh cepat kemajuannya
kacang saya. itu, yang hingga sekarangpun masih belum berhenti, belumlah kita
Dalam bahasa Karo kita dapati: mendapat kesempatan untuk merenungkannya sungguh2. Tetapi hal
lawes = pergi, lawesen = banyak brang yang pergi. ini tak mengapa, oleh karena pekeijaan yang mesti dilakukan sekarang
mengulang = berguling, mengulangan = banyak bergulingan (meng- ni masih banyak, sedangkan orang2 yang akan dapat menyelidiki dan
ulangan kayu kasuah = bergulingan kayu kebawah). melukiskan kemajuan bahasa Indonesia itu boleh dikatakan belum
Akhiran bunyidasar n menyatakan banyak mempunyai juga dalam ada. Sementara itu adalah lebih penting bagi kita untuk meng-amat2i
kata2 sifat seperti: dalam bahasa Jawa: pertumbuhan bahasa Indonesia itu selanjutnya, agar pertumbuhan itu
jangan menuju ke arah yang pada suatu ketika akan meniadakan segala
gudigen = banyak bergudig
kemajuan yang telah kita peroleh dalam 30 tahun ini.
uwanen = banyak beruban
Sudah sering dikemukakan, bahwa perkembangan bahasa Indo­
jamuren = banyak berjamur.
nesia dari bahasa Melayu sebagian yang besar dimungkinkan oleh
Arti banyak ini boleh berkurang sehingga berarti mempunyai atau karena sifat bahasa Melayu itu, yang sangat mudah menyesuaikan
menderita saja. dirinya kepada daerah maupun golongan bangsa yang memakainya.
Bahasa Madura: Di Jawa Tengah bahasa Indonesia itu mendapat sifat Jawa Tengah,
bugalan = pemberani di Ambon mendapat sifat Ambon, di Palembang mendapat sifat
tokodhan = peiiakut Palembang. Malahan sering sekali orang Indonesia yang berhubungan
Disini nyata bahwa akhiran an itu sejalan lagi dengan awalan pe- dengan orang Tionghoa, orang Arab, orang India, orang Eropa,
Tetapi ka!lau pokok katanya teijadi dari katakeadaan, maka arti ka- berusaha mengubah ucapannya dan aturan bahasanya sesuai dengan
tajadian ialah lebih: keperluan orang2 yang dihadapinya itu. Jika sifat bahasa Indonesia
ged^an ini dalam perkembangannya merata di seluruh kepulauan ini sebagai
cilikan bahasa perdagangan, atau sebagai bahasa perhubungan se-hari2 antara
seruan orang2 yang mempunyai bahasa yang berlainan, kita anggap sebagai
Dalam bahasa Karo dikatakan: suatu keuntungan, sekarang setelah bahasa Indonesia itu menjadi
bahasa negara yang resmi,'yang berarti menjadi bahasa hukum yang
Ulin = lebih bagus (Uliten)
resmi, menjadi bahasa pengajaran yang resmi, menjadi bahasa surat-
Dalam bahasa Minangkabau kita dapati
tahuan = lebih tahu, tahu betul. menyurat yang resmi, menjadi bahasa ilmu yang resmi, soal yang
.Mta hadapi adalah lain sekali, malahan menjadi sebaliknya. Sifat ba­
Bagaimana perhubungan antara bunyidasar i dan n sebagai me­ hasa Melayu yang terlampau mudah menyesuaikan dirinya itu mung-
nyatakan banyak ini dengan bunyidasar / dan n sebagai menyatakan tern- tan sekali menjadi halangan yang besar untuk tumbuhnya bahasa
pat dan pasif, belumlah da'pat diketahui. hukum, bahasa ilmu, bahasa pengajaran, bahasa korespondensi yang
tehti, tegas dan jelas. Pikiran yang sulit, seni yang tinggi, ilmu
yang teliti, pendeknya, tingkat kebudayaan yang tinggi, sekaliannya
Dari: PEMBINA BAHASA INDONESIA, Januari 1952. isisi .menghendaki bahasa yang lemas, menghendaki juga bahasa
yang tegas dan teliti. Demikianlah sekarang ini menjadi soal yang
sangat penting dalam pertumbuhan bahasa Indonesia: bagaimanakah
apat kita menuntun pertumbuhan bahasa Indonesia itu supaya mung-

184 185
kin menjadi alat yang se-baik2nya untuk perkembangan pikiran dan pe-
rasaan dalam lingkungan kebudayaan dalam arti yang se-baik2nya. Dengan mengetahui sungguh2 tugas guru dan watas kemungkinan2
Dalam halaman Pembina Bahasa Indonesia ini telah berapa kali yang dapat diberikannya kepada murid2nya, dapatlah kita mengetahui
kami kemukakan tentang sangat kurangnya pimpinan yang diberikan dengan sungguh2 betapa pentingnya kedudukan gum itu: dalam arti
oleh Pemerintah dan teristimewa oleh PP dan K dalam perkembang­ yang se-umum2nya dan se-luas2nya ia meletakkan dasar yang, sama
an bahasa Indonesia sekarang ini. Kita merasa sukur bahwa pekeijaan kepada rakyat yang banyak. Bertambah tinggi dasar yang sama ini,
menyelesaikan kata2 istilah dapat beijalan. Tetapi ingatlah, meski bertambah tinggi pulalah pribadi seorang2 dapat melambung keatas.
bagaimana sekali pentingnya kat^2 istilah untuk melancarkan per­ ' Kembali kita kepada soal bahasa, tak dapat disangkal lagi, bahwa
kembangan bahasa ilmu, disisi ini; malahan diatas ini penting sekali dalam meletakkan dasar bahasa yang sama rfntuk seluruh rakyat Indo­
perkembangan aturan2 tatabahasa dalam lingkungan bahasa Indonesia nesia inilah terletak tugas gum yang terpenting.
itu yang akan menentukan isetruktur bahasa itu. Kita sesungguhnya Dalam perkembangan segala bahasa di dunia, sekolahlah yang
sekarang ini membutuhkan tatabahasa yang normatif, yang rpenentukan menyalurkannya ke arah kesatuan, sehingga tercegahlah anarkhi. Dan
ke arah maha bahasa Indonesia itu mesti tumbuh, pada satu fihak teristimewa dalam bahasa Indonesia yang amat cepat tumbuhnya se­
berdasarkan sifat2 bahasa2 Indonesia pada umumnya dan bahasa Melayu karang ini, yang ditarik oleh ber-macam2 tenaga ke ber-bagai2 arah,
pada khususnya, pada pihak yang lain pada cara berpikir moderen ke arah bahasa daerah, ke arah bahasa penyair, ke arah bahasa rapat
yang membawa bangsa Indonesia ke gelanggang kemajuan dunia moderen. raksasa, ke arah bahasa jumalis, ke arah bahasa pasar, dsb. kedudukan
Dalam hubungan persoalan inilah sekarang ini saya hendak membica- gum itu lebih penting lagi. Dialah faktor stabilisasi yang terpenting,
rakan kedudukan guru dan kedudukan pujangga dalam masa peralihan ini: meski bagaimana sekalipun kaum penyair, kaum jumalis dll. mengefeknya.
Sebagai orang yang mendapat pendidikan guru dan yang masih hidup dalam Kesulitannya di negeri kita sekarang ini ialah, bukan saja ke­
suasana guru, saya sepenuhnya dapat merasakan bagaimana sulitnya dan dudukan gum itu sendiri sangat lemah, menghadapi kemungkinan2
bagaimana tak enaknya menjadi guru waktu sekarang ini. Pada suatu pihak golongan yang menentang, dan menghadapi usahanya untuk menum-
permintaan masyarakat amat banyjik kepadaiiya, s^dangkan alat2, pimpih- buhkan kesatuan bahasa Indonesia, disisi itu dari pihak Kementerian
an dan petunjuk yang diberikan oleh Pemerintah sangat kurang. Selain da- PP dan K mereka tidak mendapat sokongan dan pimpinan secukup-
ripada itu ada pula suatu kecenderungan dalam masyarakat untuk meng- nya. Tidak ada pimpinan yang pasti kepada guru tentang soal2 bahasa,
anggap pekeijaan gum itu enteng dan tak berarti. Hal yang terakhir ini mana yang betui, mana yang salah, malahan bahasa buku2 yang
terutama sekali datangnya dari pihak orang2 yang bekerja di lapangan diberikan oleh Pemerintah sekalipun sering sekah. bertentangan yang
kreatif. Sipelukis mengejekkan gum gambar yang hanya mengajar satu dengan yang lain. Selain daripada itu, atau barangkali lebih baik
murid2nya aturan2 menggambar dengan tidak memakai inspirasi, de- kita katakan justem karena itu antara gum yang seorang dengan gum
mikian juga penyair pada ^ususnya dan penuiis pada umumnya meng- yang lain dalam satu sekolah mungkin terdapat perbedaan paham dan
ejek kaum gum2 .yang hanya pandai'mencoret|kesalahan2 yang kecil pada cara pemakaian bahasa yang melemahkan gum dan yang menghalangi
karangan2 muridnya, telapi tak dapaf memberikah dorongan mencipta. tumbuhnya setruktur bahasa Indonesia yang padu bersatu.
Umumnya di golongan seniman sering benar gum itu dianggap sebagai- Hal ini tidak mungkin dibiarkan terns, kalau kita sungguh2 hen­
lambang keringhya perasaan, matinya pikiran, lumpuhnya fantasi. dak menumbuhkan bahasa Indonesia menjadi alat perkembangan pi-
Meskipun kita mengurti, bagaimana timbuhiya anggapan2 yang piran dan perasaan bangsa Indonesia yang se-baik2nya, lebih baik
demikian itu di kalangan kaum seniman, disini dan teristimewa sekarang dari bahasa2 yang ber-abad2 tumbuh dengan sendirinya, dengan tidak
ini kita wajib menunjukkan bagaimana pentingnya kedudukan seko- dirawat. Gum mesti mendapat pimpinan yang tegas dan dalam pim­
lah dan dengan demikian kedudukan guru dalam perkembangan ke pinan ini sekalian gum hendaknya bersatu.
segala jumsan di negeri kita. Kita mesti insaf, bahwa guru tidak mendidik. Sejak dari semula kami dari Pembina Bahasa Indonesia bemsa-
seniman, tidaklah mendidik pelukis, tidaklah mendidik penyair, tugas ha memberi pimpinan itu. Dan untuk masa yang akan datang kami
gum hanya memberi jalan berkembang kejiada kemungkinan2 yangterda- bermaksud akan lebih2 lagi bemsaha ke arah itu, oleh karena bagi
pat didalam kanak2 pada umumnya; akhir2nya kanak2 itu sendiri yang kami terang benar bahaya kekacauan, bahaya anarkhi yang mengancam
menentukan hingga mana dan apa yang tercapai olehnya dengan memakai bahasa Indonesia sekarang.
bekal2 yang diberikan oleh sekolah kepadanya. Kalau dalam waktu yang akhir ini misalnya, berdasarkan contoh
yang diberikan oleh Chairil Anwar, banyak orang, bukan saja penyair
186
187
tetapi juga kaum jurnalis, yang menulis, ini mnluTn,' bukan malam -ini,
ini saat bukan saat ini, kita mesti menolaknya dengan keras. Dan tiap2
guru tidak usah sangsi2 untuk mencoretnya, sebab hal yang demikian BEBERAPA SOAL SEJARAH KESUSASTERAAN INDONESIA
itu akan merusakkan setruktur bahasa Indonesia; kecuali hukum DM
yang ‘telah ada, tak boleh ditambah dengan tiada se-mena2. Contoh
Sekarang ini sejarah kesusasteraan Indonesia se-olah2 digelapkan saja.
yang seperti ini banyak sekali, dan di waktu yang akan datang kita akan
mengemukakan contoh2 kesalahan dan pelanggaran aturan2 bahasa
yang merusakkan bahasa Indonesia dalam perkembangannya menjadi Dengan dijadikan bahasa Indonesia bahasa persatuan dan bahasa
resmi seluruh kepulauan ini dengan sendirinya timbul beberapa soal
bahasa kebudayaan yang baik.
Hal ini bukan berarti, bahwa kita hendak mewatasi kebebasan yang hingga sekarang bukan saja belum diselesaikan tetapi belum
penyair menulis jeperti terasa kepadanya. Hal ini hanya berarti penyair juga dihadapi.
bekerja di lapangannya sendiri, mencurahkan isi perasaannya, sedang- Dalam karangan yang lain, kami akan membicarakan perhubungan
kan guru bekerja pula di lapangannya. Lapangan guru adalah lapangan antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah lebih lanjut.
Sekarang ini maksud kami hanya hendak membicarakan seiarah ke-
pendidikan, lapangan pertumbuhan yang sewajarnya, lapangan aturan
dan tatatertib, berbeda sekali dalam lapangan penyair khususnya dan : susasteraan Indonesia uan berhubung dengan itu pelajaran kesusas­
seniman umumnya,, yang malahan sering mendapat kegirangan dan teraan Indonesia pada sekolah menengah.
keindahan dalam menembus dan mengatasi aturan2 yang lazim. Sekarang ini apabila kita mendengar kesusasteraan Indonesia, maka
Kaum guru tak usah merasa kurang harga terhadap penyair2 dan pada umumnya terbayang dalam pikiran kita pertumbuhan kesusas­
teraan Melayu sejak dari zaman dulu dan kemudian disambung oleh
seniman2 oleh karena ia mempunyai tugasnya sendiri.
Sikap guru yang tegas dan jelas adalah kepentingan masyarakat kesusasteraan, Indonesia moderen. Hal ini dapat kita pahamkan, oleh
kita bersama, dan adalah menjadi tugas Kementeriah PPK untuk mem- karena bahasa Indonesia itu menurut sifatnya dan menurut sejarahnya
berikan dasar yang teguh kepada guru agar merelca dalam pekerja- sesungguhnya sambungan daripada bahasa Melayu.
Sementara itu telah sepantasnya idta bertanya, bagaimanakah kita
annya yang berat untuk mendidik rakyat kita tidak ragu2.
Kami dari Pembina Bahasa Indonesia akan berusaha memberikan harus menghadapi kesusasteraan daerah seperti kesusasteraan Jawa, Sunda,
bantuan kami seperti. yang telah kami usahakan sejak ber-tahun2. Minanskahau. Batak dll. di masa vans silam.
Dari pihak guru kami harapkan menerima pertanyaan, persoalan dan Dalam keadaan seperti. sekarang, Ssejak bahasa Indonesia menjadi
saran sebanyak2nya. bahasa persatuan dan bahasa resmi, kesusasteraan bahasa daerah di masa
yang lampau itu boleh dikatakan tak pernah dibicarakan dan murid2
tak usah mengetahuinya
Dari: PEMBINA BAHASA INDONESIA, Desember 1953. Hal inipun dapat kita pahamkan, oleh karena tak mungkin bagi
murid SM, atau SMA untuk mempelajari segala bahasa daerah itu '
dan membaca buah kesusasteraan yang terpenting dalam bahasa2 itu.
Tetapi sebaliknya dengan ini terang pulalah, bahwa kesusasteraan
dan sejarah kesusasteraan yang diajarkan di sekolah sekarailg ini sa-
ngat berat sebelah, yaitu se-mata2 kesusasteraan Melayu saja, sedang-
kan pada hakekatnya barigsa Indonesia sebagai keseluruhannya mem­
punyai kesusasteraan yang jauh lebih kaya dan lebih luas, yaitu di-
dalamnya termasuk juga segala kesusasteraan yang pernah teijelma
bahasa daerah. Murid2 yang menamatkan SMA hendalmya mesti tahu
sekedafnya Arjunawiwaha, siapa Ronggowarsito, siapa Mangkunegoro
ly, apa Cindur mata, dll.
' Tentu keadaan ini hanya dapat berubah apabila dalam waktu yang
singkat diadakan teijemahan cferi segala buah kesusasteraan daerah

189
di masa yang silam dengan se-baik2nya, sehingga dapat dibaca segala Catalan tentang
orang dan teristimewa murid SMA. KONGRES BAHASA INDONESIA, DI MEDAN
Denpn demikian dapat kita membicarakannya dalam sejarah ke-
susasteraan Indonesia. Belum cukup kesadaran akan soaI2
Tentu saja pekeijaan ini pekerjaan yang sangat berat, yang tak
bahasa Indonesia dewasa ini.
dapat dikerjakan dalam sebulan dua.
Lagi tentang kesusasteraan Melayu saja kita belum mempunyai se­ Kongres bahasa Indonesia yang dilakukan di kota Medan antara 28
jarah kesusasteraan yang baik. Banyak daripada tingkat2 perkembang- Oktober dan 2 November 1954 yang baru lalu adalali kejadian yang pen-
an kesusasteraan Melayu yang belum terang oleh karena belum cu- ting’dalam sejarali pertumbuhian bahasa Indonesia, oleh karena kongres itu
kup penyelidikan. Penyelidikan kesusasteraan2 daerah yang sangat adalah pertemuan besar yang pertama yang diadakan sesudah penyerahan
banyaknya, perhubungan yang satu dengan yang lain, tingkat pertum- kedaulatan, untyk memWcarakan soal2 bahasa Indonesia. Sementara itu
buhannya, sebagai keseluruhan, maupun satu persatu, sekdiannya baik juga kita katakan, bahwa m^nilik kepada banyaknya soal2 yang diha-
menghendaki waktu dan ahli2. Dan teristimewa disini terletak peker­ dapi bahasa Indonesia berhubung dengan cepatnya ia meluas dipakai dalam
jaan perguruan tinggi yang sangat luasnya. Berhubung dengan ini masyarakat Indonesia d^am 10.th. yang akhir ini sesungguhnya kongres itu
juga sangat kami sesalkan, bahwa Balai ^staka se-olah2 dilumpuh- agak terlambat datangnya. Tetapi baiklah hal itu tidak kita bicarakan, ba-
kan dalam fungsi kebudayaan dan kesusasteraannya. Dalam la'pangan iklah kita ikut girang baliwa akhir2nya Pemerintah sadar juga akan kewa-
kesusasteraan semestinya tugas Balai Pustaka yang terpenting ialah jibannya terhadap pertumbuhan bahasa Indonesia.
meneijemahkan sebanyak mungkin hasil kesusasteraan dunia sepan- Tetapi apabila Idta sekarang dengan objektif menimbang kongres itu,
jang abad, disini hasil kesusasteraan daerah Indonesia yang amat ba­ sebagai suatu bukti kesadaran Pemerintah dan teristimewa P.P.K., bahwa
nyak itu, Sudah teranglah tujuan kita supaya di SMA pemuda2 kita pertumbuhan bahasa Indonesia perlu mendapat bimbingan, kegirangan Ira-
mendapat pemandangan, bukan saja tentang sejarah kesusasteraan Melayu, ti kita itu tidak dapat bulat karena terlampau keras kesan kita peroleh,
tetapi tentang sejarah kesusasteraan seluruh Indonesia. bahwa dengan melakukan kongres itupun Pemerintah masih belum sadar
benar akan soal2 bahasa Indonesia yang sebenarnya sekarang ini.
Pertama sekali hal itu telah nyata, apabila kita perhatikan daftar acara2
Dari: PEMBINA BAHASA INDONESIA, Januari 1954. yang dikemukakan dalam kongres itu. Terlampau banyak soal2 yang dike-
mukakan seb^ai pre-advis, yang pada hakekatnya terletak diperiferi soal2
bahasa Indonesia sekarang: Bahasa Indonesia untuk bahasa l^liah dan pe-
ngetahuan, Kamus Etimologis Indonesia, Bahasa Indonesia dalam penyiaran
radio, Bahasa Indonesia dalam surpt kabar, Bahasa Indonesia dalarnver-
undang2an dan administrasi, Bahasa-Indonesia dalam pergaulan se-hari2.
Bukan maksud saya untuk mengatakan, bahwa soal2 itu tidak berguna
sedikit juapun dibicarakan, malahan saya aktii, bahwa sebagai, ceramah
yang melihatnya masing2 dari sudut ilmu masyarakat. ilmu jiwa, ilmu ba­
hasa dan sebagainya, soal2 itu mungkin sangat interesan. Tetapi dalam
pada itu hams dikemukakan disini, bahwa karena banyaknya soal2 yang
dihadapi, pembicaraan tentang soal2 seperti itu hanya mengalihkan perha-
tian kita dari pada induk soal2 bahasa Indonesia yang sebenarnya dewasa
I
ini yang hams diusahakan menyelesaikannya se-cepat2nya. Lagi pula pada
umumnya, cara2 pre-adviseur membrcarakan soal2 itu, masing2 jauh dart
peraktis, tidak memberi petunjuk yang nyata, yang hams dikerjakan dalam
waktu yang singkat: yang kita dengar dalam uraian itu biasanya tidaklalv
lebih dari pada ucapan2 teori yang pada umumnya telah diketahui oleh

191
190
sekalian orang yang bekeija di lapangan bahasa. Untuk sementara tentang
^tumbuhan bahasa Indonesia supaya lebih satu dan teratur bentiiknya dalam
bahasa Indonesia sebagai bahasa kuliah, sebagai bahasa radio, sebagai baha­
inasyarakat. Dalam soal ini tentulah termasuk soal hingga manakah bahasa
sa suratkabar, sebagai bahasa undang2, dll. yang dapat kit^ harapkan ialah
'Indonesia itu sebagai bahasa moderen mesti berubah dari bahasa Melayu,
supaya orang2 yang berkepentingan tentang itu lebih bertanggung jawab
tentang bahasa Indonesia yang dipakainya dan tidak segan untuk sungguh2 ' untuk dapat dengan baik menjelmakan pikiran dan kehidupan moderen.
mempelajari bahasa Indonesia itu. Sayang benar, bahwa .Pre-advies Prof. Prijana hanya berupa celaan
Tetapi lebih2 lagi memperlihatkan kurang sadarnya orang2 yang me- i yang tiada pantas kepada penulis2 tatabahasa sekarang dengan tidak mem-
nyusun kongres itu akan tugasnya yang sebenarnya terhadap pertumbuhan ^ berikan kepada kita sesuatu yang positif, yang dapat dipakai pada waktu
bahasa Indonesia, adalah permintaan mereka kepada Prof. Teeuw untuk ! ini berhubung dengan kesulitan soal2 tatabahasa Indonesia.')
berbicara tentang bagaimanakah penghargaan luar negeri terhadap kesu- Kedua adalah soal istilah. Kita tahu, bahwa pada Lembaga Bahasa
sasteraan Indonesia. Bukan saja permintaan seperti itu sebenarnya tidak ' dan Budaya pada Universitas Indonesia dalam waktu yang akhir ini peker-
pantas dikemukakan kepada tamu luar negeri, yang datang atas undangan jaan membuat istilah2 ilmu beijalan terus. Menurut pendapat saya, kongres
kita sendiri, tetapi permintaan itu terang juga menyatakan, bagaimana ke- seperti di Medan itu adalah ternpat yang sebaik2nya untuk membukakan
kanak2annya piWran orang2 penyelenggara kongres bahasa Indonesia itu hasil pekerjaan -itu kepada umum, untuk bertanggung jawab kepada
tentang arti perkembangan kesusasteraan Indonesia; mereka tidak mem- umum tentang cara bekeija dan untuk mendengarkan keinginan maupun
punyai perasaan tentang proporsi sedikit juapun, sehingga pada hakekatnya keritik umum. Pertanggungan jawab yang rasionil dan luas dengan
beberapa bahagian dari pidato Prof. Teeuw itu, sangat memalukan kita. sendirinya akan menaikkan gengsi komisi yang menentukan istilah
Dalam pada itu, apabila kita pikirkan lebih lanjut, akan nyatalah baru itu. Seperti sekarang ini pembuatan istilah itu terlampau disembunyi-
kepada kita, bahwa pada dasamya benar konsepsi dari pada kongres itu kan, pada hal pekeijaan itulah yang semestinya se-banyak2nya dikemuka­
sendiri telah ada kesalahan. Yang dituju dan dipikirkan, bukanlah pertama kan kepada umum, supaya kata2 yang ditentukan itu lebih banyak dikenal
sekali untuk bagaimana dalam waktu yang se-pendek2nya dapat menjadikan dan dipakai dalam masyarakat kita.
bahasa Indonesia bahasa moderen yang matang, tetapi adalah bagaimana Ketiga adalah soal mengadakan buku2 Indonesia, yang tidak kurang
dapat menimbulkan ramai2 disekitar bahasa Indonesia. Hal ini nyata benar pentingnya dari kedua soal2 yang tersebut diatas itu. Sebabnya, meski ba­
dalam cara kita mengemukakan kongres ini kehadapan rakyat banyak dan gaimana sekalipun teraturnya dan baiknya tatabahasa Indonesia, meski ba­
teristimewa, bagaimana kita hendak menaikkan semaraknya dengan meng- gaimana sekalipun lengkapnya istilah bahasa Indonesia, apabila buku2 da­
undang orang2 dari luar negeri, yang terbukti pula tidak dilakukan dengan lam bahasa Indonesia itu masih sangat kurang seperti sekarang ini, maka
pikiran yang teratur. Dilihat dari jurusan ini kongres bahasa Indonesia ■pindahnya kita dari bahasa asing ke bahasa Indonesia itu bukanlah menjadi
yang diadakan di Medan baru2 ini, sebenarnya telah sejalan benar suatu keuntungan, tetapi suatu kerugian bagi kita. Sebab akhir2nya jangan
dengan ber-macam2 tindakan Pemerintah sekarang, yang sering lebih kita lupakan, bahwa bahasa itu bukanlah tujuan bagi kita, tetapi hanyalah
bersifat gembar-gembor dari pada bekeija sungguh2, lebih mencahari alat untuk menjelmakan jiwa kita dan untuK mengecap segala kemajuan
effect keluar dari pada menumbuhkan per-l^an2 dari dalam. Hal ini adal^ dunia moderen. Bahasa Indonesia yang tiada memberi kemungkinan itu
sangat kita sayan^an. se-luas2nya, berarti bukan memajukan, tetapi hanya menghalangi kemajuan
Apabila kita ■ sekarang kembali kepada spal perkembangan bahasa bangsa Indonesia, meski bagaimana sekaUpun banyaknya kita membuat
Indonesia yang se-benar2nya, maka nyatalah kepada kita, bahwa sesung- propaganda tentang bahasa Indonesia itu.
guhnya banyak benar soal2 yang meminta penyelesaian dalam waktu yang Sebenarnya baik benar, bahwa ber-sama2 dengan kongres itu diadakan
pendek agar supaya bahasa Indonesia itu sebaUknya dari pengalang kema- pula pameran buku2 Indonesia. Tetapi seperti sekarang ini pameran itu
juan sesungguhnya akan menjadi pendorong. Yang-paling mendesak, dian- se-olah2 hanya menyatakan kebanggaan kita akan hasil yang sudah kita ca-
tara soal2 yang banyak itu dapat Idta simpulkan sebagai berikut: pai. Pada pikiran saya disisi itu baik benar dikemukakan dengan jelas, bah­
Pertama soal tatabahasa Indonesia yang menghendaki, supaya kita wa hasil yang kita capai itu seluruhnya (sebagian pula dengan bantuan
mendapat sejumlah aturan2 bahasa Indonesia yang bersahaja dan normatif penerbiti bangsa asing) belum 5% dari buku2 yang kita perlukan sebagai
dan yang dapat disesuaikan kepada keperluan di sekolah rendah, di sekolah bangsa moderen. Dan kalau kita pikirkan pula, bahwa dalam hal ini sedikit
menengah dan di sekolah menengah atas kita. Menentukan tatabahasa ini
berarti berusaha menghentikan kekacauan pemakaian bahasa di sekolah 1) Pikiran saya sendiri tentang penyusunan tatabahasa baru, lih. Pembina
sekarang yang menyukarkan guru dan murid dan berusaha memimpin per- ■ Bahasa Indonesia hal. 14 no. 1 tahun I.

192 193
sekali arti usaha yang dilakukan oleh Pemerintah, baik benar kita ingatkan enariknya pelajaran bahasa Indonesia di sekolah rendah, menengah dan
disini, bahwa masyarakat menghendaki, supaya tindakan Pemerintah dalam “ggi. Alangkah baiknya apabila pelajaran bahasa di sekolah rendah, mene-
hal ini lebih jelas dan pasti. Disisi badan2 penerbit kebangsaan yang telah ah dan tinggi ini menjadi pokok pertukaran pikiran dalam sesuatu kong-
agak banyak juga jumlahnya, Pemerintah mesti mengemukakan inisia-
s bahasa.
tif yang nyata. Bertambah tinggi nilai sesuatu buku sebagai ilmu atau seni, Pada pikiran saya pasal2 inilah yang menjadi intisari soal bahasa Indo-
biasanya bertambah berat pula usaha penerbitannya, oleh karena ongkos- sia sekarang, yang darurat dan tidak boleh tidak mesti diselesaikan dengan
nya bertambah mahal, sedangkan pembacanya bertambah sedikit. Pada hal "latur dalam waktu yang se-singkat2nya, apabila kita betul2 hendak mem-
buku2 yang demikianlah yang tertinggi nilai kebudayaannya. Disini letak awa bahasa Indonesia ke tingkat bahasa2 moderen, dan bangsa Indonesia
kewajiban pemerintah, baik dengan subsidi, maupun dengan menerbitkan tingkat kemajuan zaman moderen. Segala usaha pembinaan dan pe-
sendiri. yempurnaan bahasa Indonesia di waktu sekarang ini seharusnya berputar
Rapat berhubungan dengan soal penerbitan buku ini tentu soal ter- 'sekitar soal2 ini. Soal2 yang lain masuk tingkatan kedua, malahan hanya
jemahan, yang sekarang diakui oleh flap orangjpentingnya, tetapi sebalik-
erupakan aspek dari soal2 ini.
nya nyata benar sangat diabaikan orang. Seperti telah beberapa kali saya Berhubung dengan ini, maka hasil yang terpenting dari pada kongres
kemukakan di tempat lain, baik benar apabila pada tingkat perguruan ting- hasa Indonesia di Medan baru2 ini ialah usul mengadakan badan bahasa
gipun dalam tiap2 fakultas untuk sementara masih diberi pelajaran bahasa donesia, yang dikemukakan boleh dikatakan oleh tiap2 seksi. Kita se-
Indonesia, misalnya sebagai latihan meneijemahkan dari bahasa Inggeris. ngguhnya memerlukan suatu badan yang sepenuhnya bertanggung jawab
Sekarang ini susah benar untuk mendapat peneijemah yang baik dan kita tas pertumbuhan bahasa Indonesia dengan jalan meng-amat2i dan me-
sama2 tahu bahwa kebanyakan teijemahan yang ada sekarang (teristimewa impin pertumbuhan itu. Ingatlah bahwa kesempatan yang kita peroleh
undang2) amat rendah bialitasnya. Dan karena jumlah buku2 ilmu, seni karang ini untuk dengan sadar membentuk sesuatu bahasa moderen, ada-
dll. yang mesti diterjemahkan dalam waktu yang pendek masih sangat ba- h kesempatan yang luar biasa diberikan sejarah kepada kita. Kalau
nyaknya, jika kita menghendaki perkembangan kebudayaan yang sesuai ertanggungan jawab itu kita lakukan dengan baik, mungkin sekali dari
dengan tuntutan zaman, sekolah bahasa istimewa seperti pemah diusulkan ahasa Indonesia yang baru itu sebagai alat berpikir akan dapat dil^irkan
Prof. Prijana I) tidak akan banyak dapat menolong kita. Hendaknya ikiran2 yang tak terduga dari sekarang. Sebabnya tak dapat disangkal,
tiap2 orang yang telah beberapa t^un belajar pada perguruan tinggi, dapat
ahwa antara pikiran dengan bahasa ada suatu dialektik, bahwa ahli2 pikir
mengadakan teijemahan yang bertanggung jawab tentang soal2 yang ber- hagai Kant dan Hegel misalnya adalah typis penjelmaan yang dapat dila-
dekatan dengan vaknya. Hal itu akan banyak betul membantu pertumbuh- rkah oleh setruktur bahasa’Jerman. Siapa tahu sumbangan2 pikiran yang
an penerbitan, terutama apabila kita insafkan, bahwa rasa2nya dalam sepu- ana pula yang dapat diberikan, oleh bahasa Indonesia yang ditumbuhkan
luh duapuluh tahun yang permulaan ini, belum banyak dapat diharapkan engan rasionil memakai alat2 ilmu bahasa dan ilmu manusia moderen, ke-
hasil2 ciptaan sendiri bangsa Indonesia, yang mempunyai nilai internasio- ada kebudayaan dunia yang sedang tumbuh.
nal.
Satu hal lagi hendak saya kemukakan disini, yaitu kurangnya kegem-
biraan disekitar pembangunan bahasa Indonesia dewasa ini. Masyarakat Dari: KONFRONTASI, No. 3, Nop.-Des. 1954.
tidak merasa, bahwa kita sekarang sedang melakukan experimen yang ma-
habesar dengan mengemukakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan
bahasa kebangsaan kita, tidak merasa bahwa kita berusaha dengan cepat
untuk menumbuhkannya jadi bahasa moderen. Sebenarnya sangat mema-
lukan segala orang yang merasa bertanggung jawab tentang bahasa Indone­
sia, bahwa dalam waktu yang akhir ini bertambah lama bertambah nyata
kelihatan, bahwa pemuda2 kita lebih tertarik kepada bahasa Inggeris dari
kepada bahasa Indonesia. Salah yang terbesar dalam hal ini ialah kurang

1) Dalam Majalah BAHASA DAN BUDAY A Tahun I no. 6 - Agustus 1953.

194 195
tapi jelas benar bahwa soal2 yang dihadapi oleh bahasa Indonesia
karang sebagai bahasa sekolah dan sebagai penjelmaan cara ber-
KUPASAN PRE - ADVIS PROF. PRIJANA TENTANG TATA- dr dan kebudayaan Indonesia baru, adalah sesuatu yang asing
BAHASA DALAM KONGRES BAHASA DI MEDAN 1)
kali baginya.
Dalam hubungan ini mengertilah kita sekarang, mengapa Prof.
Diantara soal2 bahasa yang dibicarakan dalam kongres kita se- Ijana dalam ketaksanggupaimya menghadapi soal2 tatabahasa Indo-
karang ini, sebenarnya soal tatabahasa Indonesia yang pre-advisnya sia kini dan sekarang, dengan licin berusaha memakai, malahan
dikemukakan oleh Prof. Prijana ini, boleh dikatakan satu2nya soal yang er-main2 dengan sentimen kebangsaan kita. Ber-ulang2 ia mengata-
sesungguhnya mendesak sekarang dan yang dengan langsung mengenai n, bahwa tatabahasa2 Indonesia sekarang hanya bertaklid kepada
intisari daripada soal2 pembinaan bahasa Indonesia sekarang. Dengan i2 Belanda (meskipim ia tidak mengemukakan uraian yang nyata
tidak mengurangkan penghargaan saya kepada pre-advis2 yang lain, ntang penakUdan itu), agar dengan jalan demikian mendapat
dapat dikemukakan disini, bahwa soal2 yang lain itu mungkin in- mpati rakyat kita terhadap pikirannya yang lagaknya hendak mem-
teresan dilihat dari jurusan pengetahuan umum atau segi yang lain, rsihkan bahasa Indonesia dari segala pengaruh Belanda. iSelain
tetapi sebenarnya pada hakekatnya lebih banyak bersifat ceramah aripada itu ia berusaha juga mendapat simpati kita dengan men-
untuk me-ramai2kan kongres buat orang banyak. Tetapi justeru karena njikan yang muluk2, nanti, nanti, barangkali sepuluh, barangkali
pentingnya soal tatabahasa yang semestinya member! pedoman dan apuluh tahun lagi, kalau Pemerintah sudah menyediakan uang
pegangan untuk pembinaan bahasa Indonesia sekarang, justeru karena nyak2, kalau kita sudah banyak mempunyai ahli2 bahasa akademis
itulah saya kecewa benar tentang uraian Prof. Prijana itu. Sebab ang sudah ber-tahun2 pula belajar diluar negeri. Waktu itulah akan
sebaliknya daripada uraian yang memberikan kepada kita kesimpulan atang surga bahasa Indonesia, kata Prof. Prijana, yang berupa Standaard
ammatika bahasa Indonesia yang se-len^ap2nya dan yang tarafnya
yang se-penting2nya untuk pembangunan bahasa Indonesia sekarang
dan di masa yang akan datang, kita hanya mendapat suatu uraian, yang e-tinggi2nya, yang masakan.koki2 Indonesia sendiri, bukan saja tahan
dalam segala hal bersifat negatif, bersifat kosong melompong, malahan iji cita rasa internasionalnya, tetapi per-tama2 cocok dengan citarasa
bersifat defaitistis. Sebabnya terang benar dari selumh uraian Prof. ‘ngsa Indonesia sendiri.
Prijana itu, bahwa tentang soai2 tatabahasa Indonesia sekarang, di masa Cobalah, hati siapa tidak menjadi lemah, menjadi terayu mende-
ini, ia tidak mempunyai pikiran sedikit juapun. Bukan saja rupanya gar kata2 yang muluk2 demikian? Tetapi apabila kita tidak ke-
soal yang terpenting baginya hanyalah sangkaannya, bahwa segala tata­ 'lauan kata2 yang muluk2 itu, dan kita pikirkan benar2 apa isinya
bahasa Indonesia sekarang bersifat bertaklid kepada pikiran2 ahli2 ang nyata, maka nyatalah, bahwa kata2 yang indah itu hanya gunanya
Belanda (nyata berapa besar minderwaardigheidskomplexnya dan be- tuk menyembunyikan kosongnya pikiran Prof. Prijana dalam hal
rapa kecil pengetahuannya tentang tatabahasa2 yang ada sekarang), enghadapi soal2 bahasa Indonesia yang banyak sekarang ini, seperti
dari mulutnya juga keluar ucapan: semua tatabahasa biar a la van pat disaksikan oleh tiap2 guru yang dengan sungguh2 berdiri di
Ophuysen atau Spat, dll. atau a la Medan Bahasa sama belaka, sama adapan kelasnya.
baiknya atau sama lemahnya. Bagi kita jelas sekali, seperti didalam Dan guru2 sekolah, yang banyak wakilnya didalam ruang kongres
gelap gulita malam segala kucing hitam warnanya, demikian didalam ta sekarang ini, tidak dapat menunggu janji Prof. Prijana itu
gelap gulita hati dan pikiran Prof. Prijana segala tatabahasa Indonesia lah dipenuhi. Setiap hari ber-macam2 soal datang menyerbu mereka
sekarang sama belaka. -n setiap hari mereka harus memberikan jawab, sedangkan hingga
Dan apabila kita pikirkan, bahwa menurut pengalaman kita se- ekarang mereka sia2 meminta kementerian PPK ataii badan lem-
hari2 justeru dalam waktu sekarang, tiap2 guru, tiap2 murid pada aga bahasa perguruan tinggi menolong mereka dalam member! ja-
tiap2 hari menghendaki, malahan menuntut pembedaan antara yang ab soal2 yang mereka hadapi setiap hari. Hingga sekarang ke-dua2-
baik dengan kurang baik, antara yang benar dengan yang salah, maka ya tiada menunjukkan kemampuan menghadapi soal2 itu; bagi
sesungguhnya uraian Prof. Prijana itu tidak berharga sama sekali untuk e-dua2nya hanya ada satu kuaUfikasi yang tepat, yaitu; impotensi!
pembinaan bahasa Indonesia sekarang. Prof. Prijana .bukan saja an dengan janji yang muluk2 yang diucapkan oleh Prof. Prijana
rupa2nya tidak sanggup mem-beda2kan tatabahasa yang, ada sekarang, tupun mereka tiada akan tertolong.
Sebenarnya kalau kita pikirkan lebih lanjut, jalan pikiran Prof.
1) Pre-Advis ini selengkapnya a.l. dapat dibaca dalam Jan, 1955. Prijana ini aneh sekali. Oleh karena menurut pikirannya kita ba-

196 197
/
Prof. Prijana itu hanyalah omong kosong belaka, sekadar untuk me-
ru pandai bertaklid dalam lapangan tatabahasa, sedangkan ahli2
bahasa Indonesia dalam arti kata sesungguhnya barn sepuluh orang nyembunyikan ketaksanggupannya sebagai orang yang bertanggung
jawab pada waktu sekarang. Tiap2 orang yang berpikir agak lebih
jumlahnya dan bukan main banyak keijanya, baiklah segala per-
Kdikit dari buku2 dan kuliah2 yang disodorkan ,kepadanya pada per­
bedaan paham dan perdebatan diantara saijana2 Indonesia tentang
guruan tinggi akan mengerti, bahwa dibahagian2 puncak ilmu tidak
soal tatabahasa yang sulit dibiarkan tinggal di dapur dahulu, jangan
ada ketenangan, disanalah ukuran2 yang tergoyah. Tiap2 guru besa.r,
dihrdangkan keluar. Agaknya dengan ucapannya yang serapa itu
apa lagi tiap2 mujtahid berhak mempunyai anggapannya sendiri dari
Prof. Prijana menyangka akan dapat melepaskan tanggung jawabnya
mengajarkannya kepada mahasiswa dan pengikutnya. Dan selama ahli
berpikir dan sebagai orang yang tertinggi kedudukannya dalam ling-
masih berpikir terus dan selama bahasa Indonesia akan tumbuh terus,
kungan bahasa Indonesia sekarang, memberi jawab atas soal2 yang
perbedaan pikiran antara saijana2 yang terbesar, pelopor2 dalarn
mendesak kita sekalian. Keanehan pikiran Prof. Prijana ini nyata
ilmu, akan tetap ada, sebab perbedaan paham itu adalah bukti dari
benar, apabila pikirannya ini kita bawa ke lapangan hidup yang lain.
pada' hidupnya pikiran orang yang berpikir dan menyelidiki dan hidup-
Di lapangan ekonomi kita tidak mempunyai sepuluh orang ahli ekonomi
Indonesia dalam arti kata yang sesungguhnya, demikian juga dalam nya bahasa yang dipikirkan dan diselidiki.
Prof. Prijana dalam perawangannya dengan mujtahid2nya itu,
hal pertambangan, perindustrian, sebutlah dalam lapangan yang mans nyatalah tidak mengerti apa yang dikehendaki oleh masyarakat kita
lagi. Dan di segala lapangan itu mungkin sekali peketjaan saijana2
sekarang: guru2 kita tidak mengharapkan standaard grammatika yaiig
Indonesia dalam arti yang sebenarnya itu agaknya lebih batiyak dari mutlak, tetapi hanya sekadar ukuran2 dan watas2 yang bersahaja
pekerjaan Prof. Prijana. Menurut resep Prof. Prijana di sepia dalam mengajarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa kita zaman se­
lapangan hidup itu, kita mesti membiarkan soal2nya yang sulif didalam karang: untuk sekolah rakyat tentu berbeda dari untuk sekolah me-
dapur dahulu, jangan dibawa keluar. Kita tokh belum matang. Ti- nengah pertama, untuk sekolah menengah pertama tentu berbeda da­
daklah terdengar kepada kita dalam suara Prof. Prijana itu suars ri untuk sekolah menengah atas. Guru2 kita sekarang menghendaki
Belanda Kolonial sebelum perang-yang menjanjikan yang muluk2 untuk jawab atas pertanyaan2 bersahaja yang amat banyak jumlahnya.
onafzienbare tijd, tetapi yang mengatakan bahwa sekarang bangsa Indone­ benarkah kalau dikatakan ini malam, seperti sering keUhatan dalam
sia masih belum matang. Teranglah bagi kita bahwa Prof. Prijana yang sajak dan suratkabar sekarang, sebagai ganti malam ini, benarkah
mengatakan, bahwa penulis2 tatabahasa Indonesia bertaklid pada satjana2 satu kucing untuk ganti seekor kucing, benarkah perkataan kamu
Belanda, pada hakekatnya tidak sadar, bahwa dengan ucapannya itu ia ma- dipakai dalam rapat' kepada rakyat yang banyak, dalam sidaiig penga-
lahan sudah bertaklid kepada kaum kolonial Belanda, bahwa malahan la dilan kepada pesakitan, dan be-ratus2 soal yang serupa ini, yang
mempunyai sikap yang lebih defaitis dari saijana2 Belanda sekalipun. diketahui oleh tiap2 guru yang mengajar di sekolah.
Sementara itu syukurlah dari masyarakat telah lama terus-menerus Tentulah diluar soal2 sekolah serupa ini, ada soal yang lebih
diusahakan perkembangan bahasa Indonesia, jauh lebih lama sebelum besar, yang sayang sekali tidak juga dibicarakan oleh Prof. Prijana,
"sarjana” bahasa tahu akan tumbuhnya bahasa Indonesia itu. De- oleh karena rupanya pikirannya, dalam menanti mujtahid2 itu, belum
mikianlah kepalang kita berbicara tentang kaum2 sarjana a la Prof.
sampai kesana. Yang saya maksud ialah soal>.: dapatlah kita manusia
Prijana keobjektifan harus kita terima, bahwa hingga sekarang se­ i mernpengaruhi tumbuh sesuatu bahasa, seperti seorang tukang kebun
sungguhnya, sedikit sekali pengaruh maupun bantuan mereka atas ; mernpengaruhi tumbuh tanam2annya. Bahasa2 yang moderen sekarang
perkembangan bahasa Indonesia yang baru. Typisch dalam hubungan 1 ini, sekaliannya hasil pertumbuhan di alam yang liar, seperti hutan
ini justeru pada waktu yang sepenting ini yang senikmat ini dalam
j rimba yang lebat itu tumbuh dengan sendirinya, sebagai hasil per-
pertumbuhan bahasa Indonesia, Prof. Prijana mencari dalil terlampau
banyak ketja, se-olah2 di Indonesia sekarang dia saja orang yang be- ’ tempuran tenaga2 yang bebas didalam ^am.
Saya sendiri masuk orang yang yakin, bahwa kemajuan manusia
kerja. Teranglah tak ada darah mu^tahid itu mengalir' dari jantung- ’ itu terletak dalam pertumbuhan kesanggupannya untuk memahamkan
nya dan sesungguhnya mujtahid bukanlah pertama sekali hasil dan
dan menguasai alam sekitarnya, yang melingkungi juga segala sesuatu
didikan, tetapi timbul sendirf tiap2 saat dimana masyarakat itu telah
; yang berlaku dan teijadi diatas dan didalam dirinya. Dalam hubungan
matang untuknya. Janganlah kita me-lebih2kan perguruan tinggi, se-
; inilah saya yakin, bahwa seperti seseorang ahli pertanian, dapat me-
olah2 semua orang yang keluar perguruan tinggi itu mujtahid belaka.
makai pengetahuannya tentang tanah, iklim dan tumbuh2an untuk
Dan selaiu daripada itu, baiklaht saya.-.katakan. terus terang> mendapat hasil yang se-besar2nya dari kebunnya, demikian juga kita
standaard tatabahasa yang mutlak seperti yang dikemukakan oleh
199
198
tapi juga karena kesadarannya, bahwa -ia sendiri sedang melakukan
dengan memakai hasil penyelidikan tentang bahasa, tentang masyarakat, in mengalami • experimen -yang sukar dicari taranya dalam sejarah
tentang jiwa dan cara berpikir manusia moderen, pendeknya tentang hasa dan kebudayaan. Seperti sekarang ini sebenarnya sangat me-
kebudayaan dalam arti yang se-Iuas2nya, akan mungkin sekadarnya .alukan kita, bahwa pemuda2 kita lebih tertarik untuk menjadi
memberi pimpinan dalam pertumbuhan bahasa Indonesia. lahasiswa bahasa Inggeris dari bahasa Indonesia, antara lain, oleh
Dilihat dari jurusan ini kita bangsa Indonesia adalah beruntung arena pelajaran bahasa kita mati dan kaku, tiada membuka perspek-
sekali, sebab sejarah memberikan kepada kita kemungkinan untuk if, yang menarik hati oleh kekurangan problematiknya.
dengan sadar membentuk suatu bahasa kebudayaan yang moderen, Nyatalah, bahwa saya hampir dalam segala hal bertentangan paham
yang mungkin lebih baik dari bahasa2 moderen yang telah ada, dengan sngan Prof. Prijana dan sebagai penutup baiklah saya simpulkan
memakai segala alat yang disediakan dunia moderen. Dalam hubungan kaUannya dalam beberapa usul:
ini saya berbeda paham sekali dengan Prof. Prijana, yang menghendaki, Pertama perlu Pemerintah se-cepat2nya mengadakan suatu bahan
supaya pertukaran pikiran tentang soal bahasa Indonesia yang sulit2 lahasa, yang dalam waktu yang singkat menyelesaikan soal2 bahasa
biar tinggal di dapur dahulu. Menurut pikiran saya justeru pada waktu 4 sekolah rendah, SMP, SMA dan sekolah yang sederajat dengan
bahasa Indonesia masih pada permulaan pertumbuhannya sebagai baha­ Itu, dengan jalan memberi keputusan yang tegas dalam ke-ragu2an
sa moderen sekarang, Idta hams ber-sama2 membicarakan soal2nya, 'entang soal2 tatabahasa, soal2 idiom, dan soal2 yang lain, supaya
agar dapat kita mempengamhi pertumbuhannya sekarang juga. Sebab se- lahasa di sekolah menjadi uniform. Hal ini bukan berarti, bahwa
puluh duapuluh tahun yang akan daitang, mungkin kita sudah terlambat, ^nya akan mungkin ada satu tatabahasa saja; hanya isi dan aturan2
pohon bahasa Indonesia itu telah terlampau besar untuk dapat dituntun ke iatabahasa2 itu mesti sempa, cara memandang dan metoda tak
arah yang kita kehendaki, seperti bahasa2 moderen yang lain sekarang ini. ilahnya ber-beda2. Badan ini juga hendaknya menjawab semua
Dalam hubungan ini yang kita butuhkan ialah tatabahasa normatif yang utanyaan yang timbul dalam soal bahasa di sekolah dan menentukan
bersahaja yang dibuat berdasarkan pengetahuan sekadarnya tentang sifat2 jgala ujian bahasa di sekolah, dengan bekerja sama dengan gura2.
bahasa2 Indonesia dan pengetahuan tentang ilmu bahasa umum, sedangkan [edua perlu Pemerintah mengadakan badan bihlisa yang dengan
tentang ukuran bahasa sekarang kita berpegang kepada sejumlah engaja menyelidiki pertumbuhan bahasa Indonesia dan memberi
pengarang2 sekarang yang dipilih dengan teliti. rimpinan yang terasa kepada pertumbuhan itu. Tentulah kerja sama
Dilihat dari jurusan ini, maka perkembangan bahasa Indonesia intara kedua badan ini dalam lingkungan organisasi lembaga bahasa
sekarang adalah suatu experimen, yang bukan saja penting artinya 'ang lebih besar, yang menghadapi segala soal2 bahasa Indonesia
bagi kita yang mengalaminya, tetapi bagi selumh perikemanusiaan,
karang, adalah keputusan yang lebih baik.
yang dapat mempersaksikan pertumbuhan itu. Dalam hubungan ini
tidaklah kita usah takut, kalau orang2 asing ikut serta membicarakan
bahasa kita, asal saja keputusan yang terakhir kita yang mengambilnya.
Hanya dengan jalan demikian kita bangsa Indonesia akan diha- Sesungguhnya keritik yang dikemukakan terhadap pre-advis Prof.
dapkan se-penuh2nya dengan soal2 bahasa Indonesia sekarang, yang Prijana ini mengenai intisari soal2 tatabahasa Indonesia sekarang.
hams bempa tantangan bagi kita, yang memenuhi hati kita dan ®unyinya agak tajam, adalah oleh karena ucapan Prof. Prijana yang
teristimewa hati angkatan muda kita untuk diatasi. Berhubung dengan kengatakan, bahwa penulis2 tatabahasa Indonesia hanya bertaklid
pikiran inilah, maka kami pada Universitas Nasional di Jakarta jlcepada sarjana2 Belanda yang pada umumnya dianggap oleh umum
mulai tahun ini mengadakan suatu vak bam, yaitu vak pertumbuhan 'ucapan yang bukan saja tidak mengandung fair play dan perasaan
bahasa Indonesia sebagai bahasa moderen, yang sebaliknya dari me- penghargaan, tetapi juga tak pantas. Sebabnya se-kurang2nya kita
nyimpan, dengan sengaja akan mengemukakan segala soal2 bahasa .harus berterima kasih, kepada orang2 yang telah sedapat mungkin
Indonesia sekarang untuk dibicarakan se-luas2nya. Pada pikiran sa­ anencerna apa yang dapat dipelajarinya dari buku2 yang ditulis
ya malahan disinilah terletak keistimewaan kita bangsa Indonesia sarjana2 asing, kedalam bahasa Indonesia, sehingga dapat dipakai
sekarang, yaitu kita masih dapat dengan sengaja mempengamhi per­ ber-bagai2 sekolah sekarang ini. Kalau di tiap2 lapangan cabang
tumbuhan bahasa kita, dan mudah2an akan dapat kita mengikat iilmu di negeri kita sekarang orang telah sedemikian juga jauhhya
hati pemuda2 kita kepada soal2 ini, sehingga dengan giraiig mereka ^encerna pengetahuan2 yang dikumpulkan oleh saijana2 asing, kedalam
akan mempelajari bahasa Indonesia, bukan saja sebagai akibat ke- ; bahasa Indonesia, bangsa Indonesia untuk sementara sudah boleh mengu-
insafannya akan tugasnya sebagai an|katan"”baru bangsa Indbnesia, capkan syukur.

200
Sementara itu dalam menyamaratakan semua tatabahasa Indonesia
sekarang itu sangat mencolok mata sekali, cara Prof. Prijana me-
nyebutkan contoh2 dari tatabahasa itu. Pada hal dia tahu, bahwa salah
satu tatabahasa yang banyak, kalaii tidak terbanyak dipakai sekarang BAHASA INDONESIA DAN BAHASA DAERAH
ini adalah Tatabahasa Bam Bahasa Indonesia. Dan dia semestinya
tahu, bahwa tatabahasa itu berbeda Sekali dari tatabahasa Indonesia Tentang soal bahasa di negeri kita, baik dalam undang2 dasar
yang berasal dari guru2 Dr. Prijana di negeri Belanda, bahwa dalam oklamasi, maupun dalam undang2 dasar RIS dan kemudian da-
tatabahasa itu diusahakan mencari jalan -sendiri dan melakukan undang2 dasar republik Indonesia, telah tak ada kesangsian se-
penyelidikan sendiri, terlepas dari tradisi kaum2 orientalis dari Leiden t juapun lagi: bahasa Indonesia adalah bahasa resmi negara. Dan
sebelura perang. Dengan tidak menyebut Tatabahasa Bam Bahasa ngakuan bahasa. Indonesia sebagai bahasa resmi itu dijalankan de-
Indonesia itu. Prof. Prijana, yang kita cukup banyak mendengar bagai- taat di-mana2 dengan tiada sangsi2: dalam per-undang2an,
mana sifat kuliahnya kepada mahasiswa2nya, dengan diam2 hendak ilam badan2 perwakilan rakyat, dalam korespondensi resmi, dalam
menyamaratakannya dengan tatabahasa a la Spat, van Ophuysen, dll. Irguruan. Sebenamya dapatlah kita berkata, bahwa tentang hal penye-
Bukan se-kaU2 kita hendak mengatakan, b^wa Tatabahasa Bant isaian soal bahasa diantara negara2 yang muda dewasa ini negara
Bahasa Indonesia itu telah sempurna, jauh daripada itu. Tetapi se- lidonesia mempunyai kedudukan yang istimewa, oleh karena kita
kurang2nya tak dapat orang menyan^kal, bahwa dalam tatabahasa apat menyelesaikan soal2 bahasa kita dengan jalan yang secepat
itu diusahakan mencari jalan sendiri, mengadakan penyelidikan sendiri n seperaktis itu. Ambil contoh India, dimana disisi bahasa Hindi
sekadarnya dalam tatabahasa Indonesia, jauh berbeda daripada umumnya bagai bahasa kebangsaan yang resmi terdapat 14 bahasa daerah
jalan yang ditempuh kaum orientalis Belanda, guru Prof. Prijana, sebelum pg diakui, dimana beberapa daerah masih menolak bahasa Hindi
perang. bagai. bahasa persatuan dan orang lebih suka ihemakai bahasa Ing-
Dalam jawab kepada serangan2 yang amat banyak dikemukakan ris. Ambil Pilipina, dimana terdapat tiga bahasa resmi, yaitu ba-
kepada Prof. Prijana dalam kongres di Medan, Prof. Prijana berusaha isa Inggeris, Sepanyol dan Tagalok. Tentang Pakistan belum selang
berUndung di balik tameng, bahwa orang2 lain itu amateur, sedangkan berapa lama kita mendengar huru-hara berhubung dengan soal pe-
ia mempunyai geweten ilmu yang sangat halus. Padahal adakah uraian lakaian bahasa. Kita dapat lebih girang lagi akan keadaan ini kalau
yang lebih bersifat amateur daripada preadvis Prof. Prijana dalam soal ta pikirkan, bahwa di negara kita, yang kalau dibandingkan dengan
tatabahasa Indonesia sekarang ini?l) Amateur yang hendak \ berlagak opa, membujur seluas dari Irlandia sampai ke Laut Kaspi atau
pula dengan keangkuhan keilmuan yang kosong! Nlau dibandingkan dengan Amerika membujur dari Boston sampai
Dan tentang geweten keilmuan Prof. Prijana, sekalian orang yang e Los Angelos, oleh ter-pecah2nya dalam be-ribu2 pulau yang sering
sudah kenal akan sejarah Indonesia yang dituhsnya di zaman Jepang, i-bagi2 pula oleh pegunungan2, pada hakekatnya terdapat kira2 250
tentu sudah mempunyai ukuran sendiri hingga mana ucapan tentang uah bahasa, sedangkan diantara bahasa2 itu • ada yang dibicarakan
geweten keilmuan Prof. Prijana itu lagak saja, dan hingga mana berisi teh 40 juta orang seperti bahasa Jawa, oleh 12 juta orang seperti
sesungguhnya. lahasa Sunda, oleh 5 juta orang seperti bahasa Madura.
Agaknya geweten keilmuan a la Prijana itu paling tepat mendapat Sesungguhnya tentang hal ini boleh dikatakan tak ada yang dapat
ukurannya oleh hadiah Stahn untuk perdamain. Orang^ di Rusia ita keluh-kesahkan, malahan kita harus merasa bersyukur, bahwa
tentu paling pandai menilainya "menumt ukuran geweten ilmu”! plongan2 bangsa Jawa, bangsa Sunda, bangsa Madura, bangsa Bugis,
111., yang masing2 mempunyai bahasa sendiri2, yang sering, jauh lebih
Dari: PEMBINA BAHASA INDONESIA, Januari 1955. aya kesusasteraannya dari kesusasteraan Melayu yang melahirkan
•ahasa Indonesia, atas kesukarelaannya masing2 membelakangkan ba-
1) Sebenamya baik benar diselidiki apakah yang dikuliahkan oleh Prof. Prijana lasanya untuk cita2 yang lebih tinggi, yaitu cita2 kesatuan bangsa
kepada mahasiswanya tentang bahasa Indonesia pada Universitas Indonesia selama n negara bersama.
linia tahuri ini. Kita mendapat kesan dari cerita2 mahasiswanya, bahwa dalam fakul- Disinilah letaknya, bahwa saya mula2 sebenamya agak ragu2 untuk
tas sastera.itu bahasa Indonesia seperti bahasa persatuan dan bahasa resmi negara ki­
nembicarakan ■ soal2 bahasa Indonesia dan bahasa daerah ini, oleh
ta, tidaklah mendapat perhatian dan penyelenggaraan seperti semestinya. Agaknya
baik Pemerintah-dan umum memperhatikan hal ini. Kemerdekaan perguruan tingg* tarena meski bagaimana sekalipun objektifnya kita bemsaha mem-
hendaknya jangan menjadi kemerdekaan mengabaikan. >icarakan soal2 itu, akan mudah juga timbul kesan kita membangkit-

202 203
/
kan'suatu pertentangan yang pada hakekatnya tiada ada, atau merun- a Sepanyol, bangsa Belanda, bangsa Jepang. Sekalian bangsa2 itu
cingkan suatu pertentangan yang pada hakekatnya jauh sekali daripada embutuhkan suatu bahasa yang dapat dipakainya berhadapan dengan
tajam. uku2 bangsa Indonesia yang amat banyak jumlahnya itu. Pada bangsa
Bahwa dalam waktu yang akhir ini ada terdengar desas-desus epang yang datang ke Indonesia dalam perang dunia kedua nyata
tentang tumbuhnya aliran2 yang hendak mementingkan bahasa daerah, nar kelihatan kepada kita, bahwa bagi mereka tidak mungkin dan
pada pikiran saya tidaklah dapat kita- lihat dalam pertentangan bahasa idak peraktis untuk mempelajari bahasa2 Indonesia yang sebanyak
Indonesia dan bahasa daerah, oleh karena sesungguhnya tak pernah tu, sehingga mereka mau tak mau mesti memperkuatkan keduduk-
terdengar ada golongan yang hendak meniadakan bahasa Indonesia, an bahasa perhubungan yang telah lama ada di kepulauan kita ini.
baik untuk suatu, daerah sekalipun. Kalau ada kegelisahan2 timbul Hal ini bukan saja berldku bagi orang2 yang menjalankan peme-
di beberapa daerah berhubung dengan nasib bahasa daerahnya, maka rintahan, atau • yang berdagang, tetapi tak kurang bagi orang2 yang
pada pikiran saya hal itu terutama sekali disebabkan oleh katena hendak menyebarkan agama, dan sebagainya. Tenting perkembang­
pimpinan yang diberikan pemerintah tentang soal bahasa tidak jelas, an bahasa Melayu dalam ber-abad2 dari bahasa perhubungan hing-
sedangkan usaha yang dijalankan terlalu lemah dan tidak berarti. ga menjadi bahasa persatuan dan bahasa negara yang resmi di za­
Demikian dalam hubungan inilah ada gunanya kita membicarakan man kita ini, maupun tentang faktor2 yang menentukan bahasa
soal perhubungan bahasa Indonesia dengan bahasa daerah, bukan un­ Melayulah yang menjadi pokok bahasa perhubungan dan persatuan
tuk mempertentangkannya, tetapi agar dapat kita melihat segi2 soal itu telah saya uraikan dalam Pujangga Baru bulan Nopember tahun
ini sepatutnya, sehingga dapat kita memikirkannya dan memakai hasil 1933, yaitu kira2 dua puluh tahun yang lalu dengan agak panjang
pemikiran itu untuk mencapai perkembangan jiwa dan kebudayaan lebar. Tak usahlah rasanya saya mengulanginya disinil).
png harmonis di negeri kita, yang dalam segala hal masih dalam kerisis Sementara itu dari sejarahnya sebagai bahasa pergaulan antara
ini. Sementara itu terang pulalah, bahwa perhubungan antara bahasa i golongan yang tidak mempunyai bahasa yang sama, baik dalam ling-
Indonesia dan bahasa daerah ini hanya akan jelas kepada kita, apabila kungan kepulauan ini, maupun dalam perhubungan dengan dunia
kita melihatnya dalam perspektif sejarah. Dan berdasarkan pengetahuan internasional, teranglah bahwa bahasa perhubungan yang tumbuh
kita apn sejarahnya itu akan iebih mudah kita menganalisis faktor2 yang menjadi bahasa resmi sekarang, bahasa Indonesia itu, mempunyai
menentukan perhubungan itu dan soal2 yang dihadapitiya. lingkungan sendiri, yaitu lingkungan orang2 yang oleh kedudukannya
Sesungguhnya apa ydng kita sebut dengan resmi bahasa Indonesia ^ maupun oleh pekeijaannya dalam ekonomi, politik, agama ataupun
sekarang ini bukanlah sesuatu yang tiba2 timbul, tetapi adalah hasil dari :yang lain, melewati batas lingkungan kehidupan orang2 yang sesuku
peroses sejarah, yang mungkin telah kelihatan di zaman Sriwijays, dengan dia. Bahasa pergaulan antara suku dan antara bangsa itu
malahan agaknya dapat kita kembalikan ke zaman pra-sejarah. Se- adalah bahasa perdagangan yang berpusat di -pelabuhan, bahasa di-
babnya setelah bangsa2 Indonesia yang telah ditentukan oleh Kern, plomasi yang dipakai dalam perundingan atau surat-menyurat antara
Van de Hoop, Heine Geldern, Pater Schmidt dan lain2 berasal dari kerajaan2, bahasa penyebaran agama, yang melingkungi' ber-bagai2
Asia Tengah melalui Indo-Cina, berpencar ke daerah Semenanjung angsa serempak. Disisi itu tiap2 suku mempunyai bahasanya sendiri2,
dan be-ribu2 kepulauan yang terserak di daerah Asia Selatan ini dan sebagai penjelmaan jiwa dan pikiran, pendeknya sebagai penjelma-
bahpa bersama yang mereka bawa itu dalam lingkungan2 baru yang an kebudayaan suku bangsa itu dalam arti yang se-luas2nya. Antara
masing2 di-pisah2kan oleh laut dan gunung telah menyendiri menurut kedua j^apangan hidup ini tiada terdapat suatu kesatuan setruktur,
hukum masing2, terdapatlah be-ratus2 bahasa yang besar2 bedanya, oleh karena kebudayaan suku bangsa satu persatu dapat tumbuh dalam
sehingga golongan yang satu tak dapat mengerti 'akan golongan yang Tcebulatah ningkungannya sendiri2, sedangkan perhubungan dengan
lain. Pada waktu bangsa2 yang hidup terpencil dalam lingkungannys suku2 bangsa Indonesia yang lain serta bangsa2 asing itu pada umumnya
masing2 itu mulai berpul pula sesamanya oleh kemajuan ekonomi, bersifat sesuatu yajig kebetulan, yang tiada seberapa dalam masuk
politik, yang tentu saja disertai pula oleh kemajuan alat2 perhu­ kedalam kehidupan kebudayaan tiap2 golongan. Makin dekat kita
bungan di laut dan di darat, maka dengan sendirinya timbullah soal bahasa ke zaman kita sekarang hal ini makin berubah, pertama oleh karena
perhubungan antara berbagai suku2 bangsa yang mempunyai bahasa perhubungan ^rdagangan dan politik maupun pergaulan oleh ke­
masing2 itu. Keperluan akan bahasa perhubungan ini dikuatkan la^ majuan alat lalu-lintas, bertambah rapat dan ramai. Dalam zaman
ketika bangsa2 asing mulai menjejakkan kakinya di negeri kita ini- penjajahan Belanda segala suku2 bangsa Indonesia itu Iebih rapat
bangsa Hindu, bangsa Tionghoa, bangsa Arab, bangsa Portugis, bang' lagi terkumpul dalam lingkungan kekuasaan penjajahan, sehingga

204 205
bahasa pergaulan itu (disisi bahasa Belanda yang dipakai oleh si-
itu adalah suasana hukum, suasana politik, suasana administrasi dan
penjajah) mempunyai fungsi yang barn sebagai alat administrasi ba-
korespondensi resmi, suasana' perdagangan dan ekonomi yang agak
nasa sekolah, bahasa surat kabar dan buku, bahasa sidang2,'^ dll.
esar, suasana ilmu dan teknik moderen, suasana surat kabar, buku,
yang tumbuh dibawah lingkungah pemerintahan penjajahan itu. Turn- rapat2 serta segala sesuatu yang bersifat seluruh Indonesia, internasionai
buhnya pergerakan kebangsaan Indonesia sebagai reaksi terhadap dan moderen zaman sekarang. Disisi suasana yang kita sebut ini adalah
penjajahan itu membawa suatu perubahan yang penting kepada suasana yang lain, yang tak kurang pentingnya dalam kehidupan sesuatu
bahasa perhubungan yang telah tumbuh ber-abad2 itu: apa yang selama bangsa yaitu suasana kekeluargaan dan kedaerahan, adat-istiadat dan
ini berlaku sebagai kebetulan, sekarang dirasakan dan diinsafkan ebudayaan yang lama, suasana kemesraan manusia seorang2, baik
sebagai sesuatu yang bukan saja berguna tetapi perlu dalam usaha apabUa ia bergaul dengan orang di sekitarnya, maupun apabila ia
mencapai tujuan bersama dalam pequangan bersama melawan pen­ pada malam yang sepi mendengarkan hatinya sendiri berkata.
jajahan: disinilah letaknya arti yang terpenting dari pada sumpah Dalam perhubungan masih nyata terdapatnya dua lingkaran ma-
pemuda kita pada tanggal 28 Oktober tahun 1928: kami bertanah ;nusia dan suasana di Indonesia sekarang yang sejalan dengan ling-
air satu, tanah air Indonesia; kami berbangsa satu, bangsa Indonesia; kungan bahasa daerah inilah sebenarnya dapat kita mengerti de­
kami berbahasa satu, bahasa Indonesia. Dari lapangan kebetulan se­ ngan sekadarnya, apabila Prof. Fokker dalam pidatonya pada tanggal
bagai alat pergaulan antara golongan2 yang ber-lain2an bahasanya 4 Desember 1950 dihadapan Universitas Indonesia, menyatakan, bahwa
bahasa Melayu pergaulan yang menjelma menjadi bahasa Indonesia lingkungan bahasa Indonesia adalah lingkungan otak, sedangkan ling-
itu masuk ke lapangan pengakuan yang sadar, sebagai aliran dari pada kungan bahasa daerah adalah Hngkungan perasaan. Tetapi siapa yang
suatu cita2 dan sikap hidup b'aru bersama dari pada penduduk ke- mengikut akan uraian jjdiat^'dan melihat betapa banyak belit2nya
pulauan di Asia Selatan ini. dan bersimpang-siumya watas antara lingkungan dan suasana bahasa
Tetapi meski betapa sekalipun besar perbedaan kedudukan bahasa Indonesia dan bahasa daerah itu segeralah pula akan menolak pem-
Indonesia yang bam ini dengan bahasa Melayu yang lama, dalam bagian Prof. Fokker itu oleh karena dalam pemandangannya soal itu
suatu hal yang penting keadainnya masih banyak persamaannya: yaitu bukan saja terlampau dipermudahnya, tetapi selain dari pada itu
bahasa Indonesia itu masih belum menjadi bahasa yang merata. dilupakannya juga hal yang terpenting, yang essentieel membedakan
ke segala daerah dan ke segala laphngan hidup. Bahasa Indonesia itu kedudukan bahasa Indonesia sekarang dengan bahasa Melayu [sebagai
selama sebelum perang terbatas kepada golongan saudagar, Pemerintah, bahasa perhubungan. Kalau yang dimaksudnya dengan otak itu ilmu
surat kabar dan rapat yang mengenai hanya sebagian kecil dari rakyat moderen, teknik moderen, ekonomi moderen, dll., sedangkan yang
Indonesia seluruhnya. Sampai2 ke zaman pendudukan Jepang, ketika dimaksudnya dengan perasaan itu perasaan se-hari2 dalam kehidupan
bangsa Jepang dalam usahanya untuk secepat mungkin menggerakkan keluarga- dan desa atau perasaan kesenian, kekeluargaan. adat-istiada»
seluruh bangsa Indonesia untuk perang Asia Timur Raya, dengan dll. yang berasal dari kebudayaan lama, maka ucapannya itu dapat
besar2an membawa bahasa Indonesia ke desa2, malahan sampai2 dipahamkan, tetapi segera pulalah nyata bagaimana salah pertentangan
setelah bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi negara yang satu2nya,
yang ditimbulkannya itu, sebab sementara itu bahasa Indonesia itu
pada hakekatnya keadaan bahasa Indonesia dan bahasa daerah masih telah mempunyai suatu fungsi sendiri dalam suatu setruktur kebudayaan
belum banyak berubah dari pada yang saya lukiskan tadi: golongan
yang barn di Indonesia dan bukanlah ia lagi bahasa Indonesia yang
yang paham bahasa Indonesia dan memakai bahasa Indonesia itu se-mata2 tergantung di awang2, yang dipakai oleh orang2 apabila ia
masih boleh dikatakan kecil dan terpisah dari golongan yang tiada kebetulan berbicara dengan orang2 dari lingkungan kebudayaan yang
faham dan tiada memakai bahasa Indoriesia itu. Golongan yang lain. Sesungguhnya pertentanghn ini bukan letaknya antara otak dan
memakai bahasa Indonesia adalah golongan yang telah agak luas
perasaan, tetapi antara suasana desa, kekeluargaan dan keseorangan
batas pergaulannya dan pikirannya, golongan yang telah bergaul dengan
yang berasal dari lingkungan kebudayaan yang lama dengan suasana
politik dan ekonomi luar desanya, golongan yang telah lebih rapat kebudayaan zaman baru. Baik dalam lingkungan bahasa Indonesia
mengenai ilmu dan teknik moderen, atau dengaii pendek golongan sekarang maupun dalam lingkungan bahasa daerah terdapat otak dan
yang telah banyak keluar dari lihgkungan kehidupan dan kebudayaannya
perasaan, terdapat bukan saja politik dan ekonomi, tetapi juga il­
yang lama. Selain dari pada itu nyata pula dapa^ (jibedakan antara
mu dan seni. Yang berbeda hanya suasana otak dan suasana perasaan
suasana bahasa Indonesia bergerak dengan sh^sa&a^' bahasa daerah, dalam kedua lingkungan bahasa itu, suasana politik dan ekonominya,
malahan dalam tiap2 orang sekalipun: Suasarfa bahasa Indonesia
suasana ilmu dan seninya, sebab sesungguhnya perbedaan antara kedua
206
207
1
lingkungan itu adalah perbedaan setruktur kebudayaan dalam arti yang se-
jukan kesatuan Indonesia, maka hendaklah kita menjadikan bahasa
luas2nya.
perhubungan umum, bahasa yang mewakili kebudayaan internasional,
Demikian dalam hubungan mi pulalah terang, bahwa seal per-, yaitu di Indonesia bahasa Belanda”. Dengan terus terang benar ia
tentangan atau lebih baik perbedaan antara bahasa Indonesia yang baru berkata selanjutnya: ’’Segala sesuatu yang kita lakukan untuk mem-
dengan bahasa daerah sebenarnya hanyalah sebagian dari perbedaan buat bahasa Melayu meniadi lingua franca, mengalangi penyebaran
suasana, malahan perbedaan kebudayaan lama dan baru. Dan demikian bahasa Belanda, peresapan kebudayhan internasional juga menentang pe-
pulalah tak mengherankan bahwa perbedaan bahasa Indonesia dan ngekalan kepentingan Belanda” *).
bahasa daerah itu dalam banyak hal sejalan dengan pertentangan Dalam penyebaran agama Islampun bahasa Indonesia bersaingan de­
penjelmaan kebudayaan moderen di Indonesia dengan penjelmaan ke­ ngan bahasa Arab, sehingga di beberapa daerah perkataan Melayu
budayaan daerah. Dan dalam hubungan ini intere»anlah melihat, itu sama artinya dengan Islam. Dan dari berita2 yang sedikit2 kita
bahwa perbedaan itu terdapat juga antara bahasa Indonesia dengan peroleh tentang pertemuan bangsa kita dengan bangsa Hindu, rasanya
bahasa Melayu sebagai bahasa daerah, sebab meskipun bahasa Indo­ dapat kita mengambil kesimpulan, bahwa di zaman itupun bahasa
nesia itu menurut ilmu bahasa lanjutan bahasa Melayu, pada ha- Melayu itu telah demikian juga kedudukannya.
kekatnya bahasa Indonesia menjelmakan dunia moderen di Indone­ Ditilik dari jurusan ini tak usah kita ,seperti Prof. Dr. Zoetmulder
sia sedangkan bahasa Melayu menjelmakan suatu kebudayaan daerah takut bahwa bahasa Indonesia itu akan mendesak bahasa daerah dari
di masa yang lampau, dan sesungguhnya setrukturil dan kulturil ba­
suasana dan isi kebudayaan daerah itu, sebab lebih2 dari dalam zaman
ik bahasa daerah maupun bahasa Melayu masuk dalam suatu lingkungan
yang lampau, setelah bahasa Indonesia mendesak bahasa Belanda, ke­
kebudayaan lama.
dudukannya di negara kita sekarang ialah membawa bangsa Indonesia
Dalam hubungan inilah maka menurut sejarah bahasa Indonesia
kedalam kehidupan kebudayaan yang baru, yaitu kebudayaan moderen
itu pertama dan terutama sekali bersaingan, bukan dengan bahasa yang internasional sebagai pengganti bahasa Belanda. Dalam fungsi
daerah, tetapi dengan bahasa2 asing yang pernah" datang ke Indonesia
ini tak mungkin ia bergeseran dengan bahasa daerah yang hendak
ini. Sebagai bahasa perhubungan antara segala suku2 bangsa dike-
menjelmakan pikiran dan perasaan kebudayaan daerah seperti tumbuh
pulauan ini, bahasa Indonesia selalu rhenyaingi kedudukan bahasa2
ber-abad2.
asing yang dibawa ke negeri kita ini, baik sebagai alat atau lambang
Sementara itu dalam pemandangan perbedaan lingkungan yang lu-
kekuasaan politik, maupun sebagai alat penyebaran kebudayaan dan
as seperti inipun saya mesti hati2,_ sebab soal perbedaan suasana dan
agama. Hal ini nampak benar kepada kita di zaman pendudukan
setruktur bahasa Indonesia dan bahasa daerah adalah lebih ruwat,
Jepang; Meski bagaimana sekalipun bangsa Jepang terpaksa mema-
karena pada hakekatnya watas golongan manusia yang berada. dalam
kai bahasa Indonesia, supaya dengan cepat sekaligus menggerakkan
suasana yang satu dengan golongan manusia yang berada dalam
seluruh bangSa Indonesia untuk peperangan Asia Timur Raya> pa­
suasana yang lain, tiadalah begitu nyata seperti kita sangka, malahan
da hakekatnya terasa kepada kita dan tahu kita, bahwa akhir2nya apabila agak kita lebih2kan sedikit dapat Idta berkata, bahwa sedikit
bangsa Jepang itu menghendaki kedudukan bahasa Indonesia yang banyak tiap2 orang Indonesia berada dalam kedua suasana itu. Ba­
dalam ber-abad2 tumbuh dengan sewajarnya di kepulauan ini, diganti gaimana sekalipun banyaknya kita menerima ilmu teknik, ekonomi,
oleh bahasa Jepang. Di ■ zaman penjajahan Belanda, persairrgan an­ politik, dan seni moderen, tak boleh tidak, dalam jiwa kita masing2
tara bahasa Belanda dengan bahasa Indonesia untuk berebut kedu- tentu masih ada juga tertinggal dari suasana nyanyian ibu menidurkan
dul^an bahasa gereja, bahasa sekolah dan bahasa pemerintahan ber- anaknya, suasana desa dan zaman yang lampau sebagai penjelmaan-
laku lebih dari 300 tahun lamanya, boleh dikatakan tak ber- kebudayaan lama.
henti2nya i). Dan persaingan itu paling terus terang diucapkan oleh Tetapi meski bagaimana sekalipun banyaknya seluk-beluknya soal
Dr. G.W. Nieuwenhuis, yang berkata: ’’Kalau kita hendak mema- ini dan ber-belit2nya watas antara keduanya, tak urung bahwa inti
dari pada soal ini hams kita cari dalam soal pertumbuhan kebudayaan
kita dewasa ini:
1) Lih. Dr. I. J. Brugmans: Geschiedenis van het Onderwijs in Ned. Indie Ke arah manakah hams kebudayaan kita maju? Ke arah yang
(Groningen: J.B. Wolters 1938) dan Publicatie Holl.-Inl. Onderwijs-Commissie no. 9
(Buitenzorg 1931).
1) Dr. G.W. Nieuwenhuis: Het Ned. in Indie (Groningen: J.B. Wolters 1925).

208 209
barukah, yang lebih bersifat keinternasionalan dunia moderen. Ataukah Bandung beberapa tahun yang lalu memutuskan: Berusaha menyebar-
,ke arah yang lama, yang lebih mengemukakan keistimewaan Indonesia kan kesusasteraan dan bahasa daerah disamping kesusasteraan dan ba­
di tengah2 dunia? hasa Indonesia.
Sesungguhnya inilah soal yang kita hadapi pada masa ini dan jika Sementara itu Beslit Kepala Jawatan Kebudayaan tgl. 29 — 9 — 52
ada kegelisahan di daerah yang mempunyai bahasa daerah yang besar No. 236/7/-I/A/52 berdasarkan surat keputusan Menteri PP dan K
seperti bahasa Jawa, bahasa Sunda, maka kegelisahan itu sesungguh­ tgl. 11 - 8 - 1952 No. 27440/Kab. tentang kewajiban Bagian Bahasa
nya oleh karena kebudayaan yang lama sukar mendapat tempat dalam a.l. bunyinya.
kehidupan moderen. Di-mana2 perhatian angkatan barn kepada ke­ I. Fungsi;
budayaan lama terlampau sedikit. memelihara dan menyempurnakan tumbuhnya bahasa dan kesusas­
Kegelisahan ini lebih besar lagi oleh karena disisi tidak ada teraan Indonesia, termasuk bahasa dan kesusasteraan daerah.
suatu ketentuan yang nyata tentang harapan dan kemungkinan2 yang II. Tugas:
dihadapi bahasa2 yang besar, yang berkesusasteraan yang luhur itu, untuk mewujudkan fungsi tsb. Bag. bahasa mempunyai tugas:
setiap hari ber-sama2 dengan makin maju negara dan masyarakat kita a. memperhatikan, meneliti dan mempelajari bahasa persatuan Indonesia
bertambah luas pula serangan2 yang datang dari bahasa Indonesia dan bahasa2 daerah, baik yang dipergunakan se-hari2 maupun yang
kepadanya. Sedangkan dalam sejarah ber-abad2 lamanya bahasa Me- tertulis;
layu' sebagai bahasa pergaulan itu hanya mengenai lapisan yang ti­ b. mengusahakan agar terdapat se-banyak2nya keselarasan peraturan
pis dari pada masyarakat, yaitu golongan saudagar dan orang2 yang antara bahasa Indonesia dengan bahasa2 daerah;
bergaul dengan orang2 bangsa lain yang lain bahasanya, dalam ling- c. mengusahakan berkembangnya kesusasteraan nasional dalam bahasa
kun^an Indonesia merdeka sekarang ini dengan jalan- sekolah, su- Indonesia dan bahasa2 daerah.
ratkabar, rapat, pengumuman negara, buku dan pergaulan bertambah Dalam rumusan yang seperti ini keputusan2 dan aturan2 itu tidak
lama bertambah jauh bahasa Indonesia itu mendesak ke daerah2 banyak artiny'a, oleh karena tidak ternyata apa yang dimaksudkan dengan
yang dahulu se-mata2 dikuasai oleh bahasa daerah. Kita tahu bahwa bahasa dan kesusasteraan daerah itu. Kalau bahasa dan kesusasteraan
sekarang telah mulai ada keluarga2 yang sesungguhnya berusaha me- daerah itu akan hidup dalam suasana kebudayaan daerah yang lama,
makai bahasa Indonesia sebagai bahasa se-hari2 di rumah; dalam per­ sedangkan bahasa dan kesusasteraan Indonesia akan hidup dalam
gaulan bahasa Indonesia makin lama makin tersebar, sedangkan da­ suasana baru, maka kedudukanriya tidak akari banyak bergeseran
lam kesenian di seluruh kepulauan ini telah timbul pengarang2 yang atau bersaingan. Dan tiap2 orang akan dapat setuju dengan apa yang
berasal dari segala suku bangsa yang mengucapkan perasaan yang dikatakan oleh Dr. Zoetmulder dalam karangannya tentang bahasa
se-halus2nya dalam bahasa Indonesia. Dan kalau peroses ini akan te- Jawa, bahwa pemeliharaan bahasa Jawa perlu untuk mempertahan-
rus pada pikiran saya sesungguhnya peroses ini akan terus maka telah kan kebudayaan Jawa, karena kebudayaan Jawa sangat erat hubung-
pastilah dalam waktu tiada berapa jauh lagi banyak diantara bahasa2
aimya dengan bahasa Jawa.
yang kecil2 di Indonesia ini akan lenyap. Sesungguhnya di kalangan Tetapi kalau demikian keadaannya jelaslah sekaU, bahwa soal yang
kaum ahli2 bahasa telah terdengar kecemasan tentang hal ini, yaitu se-dalam2nya ialah: hingga manakah dan bentuk manakah kebuda­
apabila bahasa yang kecil2 yang banyak jumlahnya di Indonesia ini yaan daerah akan dapat mempertahankan diri' dalam Indonesia yang
tidak segera diselidiki dan hasil penyelidikan itu tidak segera* dituliskan, modeteti'.. Dengan mengemukakan peitanyaan ini tibalah kita kepada
maka mungkih dalam waktu yang tiada jauh lagi,..bahasa2 itu tidaklah persoalan yang berbeda sekali dengan persoalan yang dikemukakan
dapat dipelajari lagi karena lenyap atau telah tiada murni lagi oleh oleh Dr. Zoetmulder dalam karangan tersebut. Sebabnya sesungguhnya
karena tumbuhnya bahasa Indonesia yang amat cepat masuk ke daerah2 Mta bukan mempertahankan bahasa daerah untuk mempertahankan
dengan perantaraan sekolah, suratkabar, buku, dan lain2. kebudayaan daerah, tetapi yang menjadi soal kita lagi ialah: kalau
Dalam hubungan ini dapatlah kita memahamkan, bahwa tentang kebudayaan Indonesia lama tidak dapat mempertahankan dirinya di
bahasa2 daerah yang besar seperti bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa tengah2 Indonesia moderen, maka bahasa daerah sebagai suatu bagian
Madura, bahasa Batak, bahasa Bugis, bahasa Aceh, dll., timbul perta- dari kebudayaan daerah atau kebudayaan lama itu, tidak dapat juga
nyaan: Apakah akan terjadi dengan bahasa2 ini? mempertahankan dirinya. Hal itu telah mulai kelihatan ketika bahasa
Dalam keadaan seperti sekarang pada hakekatnya tidak ada- suatu Indonesia menduduki lapangan politik dan ekonomi yang baru, yang
pikiranpun yang diucapkan dengan jelas. Kongres Kebudayaan di

211
210
tidak sesuai lagi dengan isi dan suasana kebudayaan daerah yang lama, saya tiap2 bahasa dapat dimoderenkan) tetapi se-mata2 berdasarkan
yang bersifat feodal dan mempunyai ekonomi desa yang tertutbp. Kedu- keinsafan akan manfaatnya satu bahasa persatuan untuk seluruh kepu­
dukan bahasa Indonesia dalam ilmu moderen yang rasionil dan positif, lauan ini. Sebab meski kita tahu, bahwa ada suatu rkegelisahan
yang pada dewasa ini telah dapat mendesak ilmu Indonesia lama yang tentang nasib bahasa2 daerah itu, hingga sekarang belumlah terdengar
bersifat mistik dan niitos, adalah suatu bukti yang lain tentang ter- ahran2 yang meminta bagi bahasa daerah kedudukan.seperti bahasa
desaknya kebudayaan yang lama. ' Demikian juga halnya dengan ke- Indonesia. Baik dalam lingkungan bahasa Jawa, maupun bahasa
menangan kesusasteraan internasional yang individualistis di kalangan Sunda atau bahasa Madura', tak ada golongan yang menghendaki
angkatan muda di seluruh kepulauan atas kesusasteraan yang lama. supaya bahasa2 itu dipakai sebagai bahasa pengantar di seluruh sekolah
Kalau kita terima kedudukan bahasa daerah sebagai bahasa ke­ rakyat, sekolah menengah, hingga ke sekolah tinggi, yaitu satu2nya
budayaan daerah dan kebudayaan lama, maka tak boleh tidak kita syarat yang mutlak untuk perkembangan bahasa yang sempurna di zaman
mesti menerima kemunduran beberapa bahasa daerah di lapangan moderen ini.
perkembangan ilmu, teknik, ekonomi, dll., yaitu pertumbuhan ke­ Meskipun di seluruh kepulauan ini orang bebas untuk mendirikan
budayaan moderen di Indonesia. Sedangkan sebelum perang bahasa sekolah rakyat partikulir, setahu saya hingga sekarang belum ada
Jawa, bahasa Madura dan bahasa Sunda masih dipakai dalam ma- diusahakan untuk mendirikan sekolah rakyat partikulir yang se-mata2
jal^ dan buku, malahan selalu diusahakan meneijemahkan aturan2 berb^asa .daerah sebagai bahasa pengantar, baik di daerah Jawa ma­
dan undang2 yang penting kedalam bahasa2 itu, sekarang sebagian upun di daerah Sunda ataupun di daerah yang lain. Demikian juga halnya
besar dari kehidupan umum itu telah diduduki oleh bahasa Indo­ dengan sekolah menengah.
nesia. Jumlah buku, suratkabar dan majalah yang terbit dalam tiga Sengaja saya agak panjang lebar menunjukkan hal ini, bukan un­
bahasa itu nyata benar banyak berkurang sesudah perang, sedang­ tuk menghasut saudara2 dari bahasa2 daerah yang besar itu untuk
kan suratkabar, majalah dan buku2 yang terbit dalam bahasa menghalau bahasa Indonesia dari daerah masing2 dan menggantinya
dengan bahasa daerahnya, tetapi untuk menginsafkan dengan sungguh2
Indonesia, bukan saja kuantitatif, tetapi kualitatifpun Sangat banyak
apa yang teijadi sekarang ini dalam lingkungan negara kita. Sebab
majunya sesudah Indonesia merdeka ini. Dalam sekolahpun kelihatan
rasanya dalam keadaan seperti sekarang ini tak ada jalm mundur lagf
kepada kita ketiga bahasa yang besar itu mundur kedudukannya.
bagi kita, karena bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
Sedangkan sebelum perang ketiga bahasa itu bahasa pengantar pada
seluruh sekolah rakyat seperti bahasa Melayu, disisi itu terdapat pula negara. yang resmi adalah salah satu .-syarat mutlak dari pada kesatuan
negara kita. Kita tak dapat lagi sekarang memikirkan, bahwa pada
beberapa sekolah menengah dan normal yang sepenuhnya memakainya
suatu hari Jawa Tengah akan meminta hak bagi bahasa Jawa un­
sebagai bahasa pengantar; sesudah perang ketiga bahasa itu hanya
tuk menjadi bahasa pengantar dari sekolah rakyat sampai sekolah
dipakai sebagai bahasa pengantar pada ketiga kelas yang pertama
di sekolah rakyat, sedangkan selanjutnya bahasa Indonesialah yang tingginya, sebabnya hal itu akan berarti, bahwa Jawa Tengah akan
menjadi bahasa pengantar. memisahkari dirinya dari bahagian Indonesia yang lain, pada hal Jawa
Menihk kepada keadaan sekarang ini telah teranglah, bahwa Tengah sendirilah yang menjadi kampiun dari negara kesatuan kita.
bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Batak, bahasa Bugis dll. itu Sebenarnya disinilah letaknya kegelisahan yang terdapat dalam
dalam kehidupan moderen telah turun derajatnya menjadi bahasa lingkungan orang dari daerah yang mempunyai bahasa daerah yang
yang tiada penting. Sementara itu oleh karena bahasa. itu hanya dipakai besar jumlah orang pembicaranya, dan teristimewa. bahasa Jawa yang
di tiga kelas yang pertama sekolah rakyat sebagai bahasa pengantar, berkesusasteraan yang tua dan kaya, yang mempunyai latar belakang
sedangkan di sekolah selanjutnya' sampai kepada pergjutuan- tinggi, kebudayaan yang terkaya 'diantara segala kebudayaan di Indonesia ini.
se-mata2 bahasa Indonesialah yang dipakai sebagai bahasa pengantar, Tetapi pada pikiran saya bagi bangsa Jawa yang dengan sukarela
teranglah bahwa dalam lingkungan kehidupan dan kebudayaan Indo­ dan dengan kemauan sendiri menerima bahasa Indonesia itu sebagai
nesia barn bagi bahasa2 itu tak ada kemungkinan untuk tumbuh. bahasa resmi negara Indonesia moderen dan dengan jalan demikian
Dalam keadaan seperti sekarang ini pada umumnya keadaan ini menerima selumh kebudayaan Indonesia moderen teijelma dalam ba­
diterima oleh segala golongan di Indonesia, juga oleh golongan2 yang hasa itu, taklah ada jalan kembali lagi dalam masa dekat yang-
hidup dalam lingkungan bahasa2 daerah tersebut. Penerimaan itu dapat kita lihat dalam hubungan seluruh kehidupan bangsa Jawa.
terang bukan berdasarkan keyakinan, bahwa bahasa2 daerah itu tak Sebab meski bagaimana sekalipun pentingnya kedudukan bahasa da­
sanggup hidup dalam suasana kebudayaan moderen (menurut keyakinan lam kehidupan sesuatu bangsa, ia hanya mempakan suatu bagian

212 213
dari soal kehidupan yang mempunyai segi2 yang lain, yang tak kurang nesia dalam perhubungan yang besar seharusnya merupakan lingkungan
pentingnya, yaitu segi2 politik, ekbnomi. Kedudukan daerah Jawa yang terpenting di Indonesia oleh karena dari padanya tergantung
Tengah sebagai daerah, yang termiskin dan terpenuh sesak dalam kehidupan ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknik, seluruh
lingkungan kepulauan kita ini, menentukan bahwa Jawa Tengah le- pembebasan kesenian moderen, pendeknya seluruh kemajuan bangsa
bih bergantung kepada daerah yang lain dari pada daerah yang lain Indonesia di tengah2 dunia moderen tetapi janganlah kita lupakan,
itu bergantung kepada Jawa Tengah. Dalam hubungan inilah tidak bahwa kehidupan kebudayaan yang se-mesra2nya dalam lingkung­
mengherankan, bahwa gerak untuk negara kesatuan itu yang paling an keluarga dan desa, dalam lingkungan seni, amat banyak berlaku dalam
kuat adalah di Jawa Tengah, sedangkan gerak yang lain yang kita lingkungan bahasa daerah. Selain dari pada itu dari lingkungan bahasa
namakan provinsialisma itu justeru terdapat di daerah yang keadaan daerah itulah, baik berupa sejarah, maupun kehidupan se-hari2 da­
ekonominya jauh lebih kuaf. lam desa dan keluarga, kita dapat mengharapkan corak keistime\yaan
Setelah kita dengan objektif melihat kenyataan ini dan kemung- Indonesia di tengah2 dunia moderen.
kinan yang ada dalam waktu yang dapat kita perhitungkan, maka Dalam hubungan inilah hendaknya kita melihat pprsoalan bahasa
tinggallah soal bagi kita, bagaimana memakai, baik bahasa Indonesia Indonesia dan bahasa daerah. Pada hakekatnya 90% dari, kehidupan
sebagai bahasa resmi dan bahasa kebudayaan barn maupun bahasa2 bangsa Indonesia masih berlaku dalam lin^ungan bahasa daerah,
daerah sebagai bahasa yang menjelmakan kebudayaan lama, kehidupan meskipun hams kita akui, bahwa hanya jika suasana kehidupan yang
kekeluargaan dan kedaerahan, dalam zaman kita menyusun negara terdapat dalam lingkungan bahasa Indonesia dapat memasuki ke­
kita sekarang. Untuk itu hendaknya kita kembali kepada analisis kita hidupan keluarga dan desa bamlah negara kita' akan dapat dikatakan
yang semula tentang lingkungan bahasa Indonesia dan bahasa daerah. negara yang maju di dunia. Tetapi sementara itu terang pula, bahwa
Seperti telah kita uraikan, lingkungan bahasa Indonesia adalah kemajuan yang kita kehendaki itu iaiah pertumbuhan yang harmonis
lingkungan politik yang luas, lingkungan administrasi negara, lingkungan dari lingkungan bahasa daerah, yaitu lingkungan kebudayaan yang lama,
perdagangan dan ekonbmi yang luas, lingkungan ilmu, lingkungan kedalam lingkungan bahasa Indonesia, ke lingkungan kebudayaan dan
teknik-, pendeknya lingkungan atas yang luas, yang sering pula bersifat kehidupan yang bam. Tak banyak sekarang ini ada orang yang insaf
interdderah dan internasional. Dibawah dan disisi lingkungan ini ter­ benar2 bahwa seluruh persoalan politik, ekonomi, hukum, kesenian
dapat lingkurigari kekeluargaan, lingkungan desa, lingkungan daerah pendeknya selumh persoalan masyarakat dan kebudayaan kita terletak
yang lebih kecil, tetapi sering lebih mesra. Telah kita katakan, bahwa disini. Antara kedua kehidupan itu membentang jurang yang dalam
pembagian lingkungan ini dalam waktu yang akhir ini telah jauh tentang isi dan cara berpikir yang di dunia Barat terseberangi dalam
lebih kacau oleh karena bahasa Indonesia itu bukan saja telah ber-abad2. Jurang yang dalam itulah yang hams kita jembatani da­
mulai pula masuk ke daerah tetapi juga kekeluargaan dan desa, dan lam waktu yang se-singkat2nya.
telah mulai pula memasuki lapangan perasaan yang se-halus2nya seperti Dalam hubungan ini maka soal bahasa-daerah-bahasa-Indonesia itu
seni. Telah dikatakan pula bahwa pembagian itupun tidak dapat kita mempunyai dua aspek, yaitu pertama aspek ilmu pendidikan atau peda-
samakan dengan pembedaan golongan orang2 ini dan itu, sebab gogi dan kedua aspek isi kebudayaan.
sesungguhnya seringkali pembagian lingkungan itu melalui orang yang Apabila-saya berbicara tentang aspek ilmu pendidikan maka yang
sama, atau dengan kata yang lain: banyak, malahan boleh jadi segala saya maksud iaiah bagaimana sebaik2nya kita dapat membawa masya­
orang Indonesia sekarang sedikit banyaknya hidup dalam kedua ling­ rakat kita, dan teristimewa anak2 kita kedalam suasana kebudayaan
kungan itu, sehingga peijuangan yang berlaku antara keaua lingkungan bam. Atau lebih jelas lagi, dapatkah atau mestikah bahasa daerah
itu berl^u juga dalam jiwa orang Indonesia. itu dipakai dalam pendidikan untuk membawa anak2 ke suasana bam,
Tetapi meski bagaim^a sekalipun kabur watas antara kedua ke suasana bahasa Indonesia?
lingkungan itu, tak dapat ditolak, bahwa kedua lingkungan itu ada dan Dalam hubungan ini sejak dari dahulu ada pertentangan antara
kedua lingkungan itu umumnya sejalan dengan pembedaan lingkungan dua aliran, yaitu yang menghendaki mengajar bahasa asing itu dengan
pemakaian bahasa Indonesia dengan lingkungan pemakaian bahasa langsung dengan tidak memakai bahasa sendiri, yaitu sfep'erti anak
daerah. Sementara itu yang penting bagi kita sekarang iaiah pengakuan belajar bahasa dari ibunya. Golongan yang lain mengatakan, bahwa
kita bahwa lingkungan pemakaian bahasa daerah itu tak kurang pen­ yang terbaik iaiah jalan yang menumbuhkan dahulu bahasa daerah,
tingnya bagi kehidupan dan pertumbuhan bangsa dan negara kita. sebab dengan jalan demikian murid2 itu telah mengetahui bahasa
Dan meskipun kita tahu, bahwa lingkungan peniakaian bahasa Indo­ ibunya sebagai pokok ia berpikir dan berdasar pokok ini akan lebih

214 215
mudah dan lebih sempurnalah ia menumbuhkan pikirannya dan ke- akan berfhmbah lama bertambah kurang, apabila kepada daerah ma-
cerdasannya. Seperti kita tahu sebelum peiang dunia kedua aliran ini kin lama makin banyak diberikan autonomi, sehingga pemindahan
bertempur di negeri kita. yaitu tentang bagaimana cara yang sebaik- pegawai 4ari satu daerah ke daerah lain akan berkurang.
baiknya untuk mengajar oanasa Belanda kepada anak2 Indonesia. Soal yang kedua, yaitu soal isi bahasa, sebenarnya mepjawab per-
Dr. Nieuwenhuis nienghendaki den'gan menumbuhkan lebih dahulu tanyaan, hingga manakah bahasa daerah dapat membantu tumbuh-
bahasa ibu, de la Court menghendaki, supaya kanak2 langsung belajar nya bahasa Indonesia? Pada pikiran saya banyak sekali:
bahasa asing itu, yaitu beralasan pengalaman, bahwa seseorang yang 1. Sedikit banyaknya hal ini tentulah telali mulai berlaku dalam
tiba2 diceburkan kedalam lingkungan bahasa asing, lekas^ sekali bela­ menentukan istilah bam; kalau kata yang dibutuhkan itu tidak ada
jar bahasa asing itu dengan tidak usah belajar meneijemahkannya terdapat dalam bahasa Indonesia, biasanya diambil kata dari bahasa
dahulu kedalam bahasa ibunya. daerah, apabila ada kata itu dalam bahasa daerah. Pekerjaan ini se­
Dalam tahun 1951 Unesco mengadakan konperensi yang besar di benarnya hams diluaskan dan dilakukan dengan lebih sadar dan le­
Paris tentang soal pemakaian bahasa ibu sebagai alat pelajaran di- bih teratur. Hingga sekarang misalnya kita masih jauh sekali dari
dalam dan diluar sekolah. Dalam menghadiri konperensi itu saya men- pada mempunyai daftar yang agak lengkap tentang nama bumng,
dapat kesan, bahwa soal itu belum terlepas dari pada suasanapo- tumbuh2an, ikan, alat2 rumah tangga, dan sebagainya. Tentang hal
litik penjajahan. Terang benar masih kelihatan, bahwa pada umum- ini tentu akan banyak sekali kata2 daerah yang mesti dimasukkan
nya bangsa2 yang dijajah dengan cepat berusaha untuk mengetahui kedalam bahasa Indonesia.
bahasa asing itu dengan langsung, oleh karena bagi mereka menguasai 2. Kalau dilakukan dengan hati2 benar, mungkin sekali tentang
bahasa asing itu jalan satu2nya untuk mencapai kedudukan yang sa- hal menentukan tatabahasapun bahasa daerah akan dapat membantu
ma dalam masyarakat dengan bangsa2 yang menjajah. Sebaliknya bahasa Indonesia. Seperti umum diketahui tatabahasa bahasa Indonesia
dari pihak penjajahan ada sesuatu kekuatiran melihat banyak ongkos yang belum pasti benar, masih sering terdapat syarat2 yang bertentangan.
hams dikeluarkan untuk besar2an mengajarkan Ijahasa moderen itu dan Bahasa Indonesia telah semestinya hams dipimpin tumbuhnya agar
melihat cepatnya bangsa yang dijajah mencapai derajat yang sama dengan menjadi suatu alat mengucapkan -pikiran dan perasaan yang lebih
mereka;. kekuatiran ini seringlah bersembnnvi di balik alasan psikologi sempurna dari bahasa2 yang tumbuh dengan sendirinya. Teristimewa
dan pedagogi, yaitu bahwa orang/ yang tiada tumbuh sepenuhnya dengan tentang hal2 yang dalam bahasa Indonesia belum pasti atau terdapat
bahasa ibunya tiada akan dapat menumbuhkan pikirannya dengan sem- ber-macam2 anggapan, bahasa daerah dapat membantu kita dalam
purna. Tetapi menumt pikiran saya tentang hal ini belum ada suatu menentukan keputusan yang lebih rasionil, yang lebih mempersahaja
penyelidikan yang sesungguhnya berdasarkan percobaan dengan dua setmktur bahasa Indonesia. Tentulah hal ini hams dilakukan ber-hati2
jenis sekolah, yang diadakan sejajar dan mendapat kemungkinan2 yang de,ngan pengetahuan yang secukupnya, bukan saja tentang setmktur
sama, yang kemudian dibandingkan hasUnya masing2. bahasa Indonesia sekarang, tetapi juga tentang hukum berpikir, se­
Demikianlah dilihat dari jurusan ilmu pendidikan dan ilmu di- perti yang dikehendaki oleh kebudayaan moderen.
daktik masih banyak yang belum jelas, tetapi sementara itu seperti 3. Yang terakhir dan yang terpenting ialah soal isi bahasa2 da­
sudah dikatakan Pemerintah kita- sudah menganibil suatu keputusan erah, sebagai penjelmaan kebudayaan yang lama. Alangkah banyak­
yang tegas, yaitu di daerah2 yang mempunyai bahasa daerah yang ber- nya terkumpul isi kebudayaan yang berharga dalam 250 buah bahasa2
arti, dalam tiga tahun yang pertama murid diajarkan dengan bahasa Indonesia dalam ber-abad2. Kdau isi kebudayaan itu dibiarkan saja
pengantar bahasa daerah itu dan barulah di kelas empat dimulai terabai atau terlupa hal itu pasti akan berarti kerugian, bukan saja
pengajaran dalam bahasa Indonesia. Cara ini disisi membuat peru- bagi golongan bahasa yang empunya bahasa daerah itu, tetapi juga
bahan dari lingkungan daerah ke lingkungan Indonesia berlaku ber- bagi bangsa Indonesia selumhnya, malahan agaknya dapat kita berkata,
angsur2, menipuhyai faedah psikolo^, oleh karena orang2 yang em- bagi selumh perikemanusiaan. Sebab itu menjadi tuntutan yang mutlak
punya bahasa daerah itu dengan dipakainya bahasa daeran sebagai kepada Pemerintah kita untuk berusaha sebanyak mungkin mengumpul-
bahasa pengantar, meskipun hanya tiga tahun, merasa bahwa bahasa kan dan menyelidiki naskah dan buah kesusasteraan lisan yang ber­
daerahnya masih dihargakan. Keberatannya ialah, apabila seorang bapa harga dalam bahasa daerah, disisi usaha secepat mungkin mener-
dipindahkan dari daerah yang satu ke daerah yang lain bagi anak2nya jemahkaimya kedalam bahasa Indonesia, supaya bahagian2 yang la­
yang dibawah umur sembilan tahun sukar sekali untuk menyesuaikan in bangsa Indonesia akan dapat pula memetik faedah dari padanya,
dirinya kepada pelajaran di tempat yang bam. Mungkin keberatan ini dan isf'dcfcbudayaan daerah yang lama itu nfenjadi milik selutuh'bangsa

217
216
Indonesia. Sekarang ini yang dimaksud dengan kesusasteraan Indonesia Dan oleh karena bahasa Indonesia itu oleh orang2 yang memakai-
di sekolah adalah sejarah kesusasteraan Melayu lama disambung nya banyak sekali menerima pengaruh bahasa2 daerah dan menemskan
kesusasteraan Indonesia moderen. Apabila hasil2 kesusasteraan daerah pengaruh itu merata di selumh Indonesia, nampaklah kepada kita suatu
Indonesia yang lama telah diteijemahkan kedalam bahasa Indonesia perpaduan pengamh bertimbal balik antara bahasa2 daerah dengan
maka lapangan sejarali kesusasteraan itu untuk sekolahpun dapat di- bahasa Indonesia maupun antara bahasa daerah sesamanya.
luaskan kepada bahasa2 daerah itu, yang di masa lampau ^ring jauh Dengan demikian ber-sama2 dengan pergaulan yang lebih rapat an­
lebih penting kedudukannya dari bahasa Melayu. Pekeifaan ’’ me- tara selumh bangsa Indonesia, ber-sama2 dengan pendidikan dan peng-
nerjemahkan hash kesusasteraan lama kedalam bahasa Indonesia ini ajar'an yang pokoknya dan isinya sama, bukan saja corak2 kebudayaan
hendaknya dhakukan sebagai. sebagian dari tindakan politik kebudayaan Indonesia yang banyak itu- akan dekat mendekati, tetapi bahasa2 daerah
yang sadar dan berancangan di seluruh Indonesia, yaitu sebagai usaha Indonesia yang banyak itu akan saling mendekati pula. Dalam hubungan ini-
mengalirkan dan menyalurkan segala yang berhSrga dari daerah dan lah agaknya^di masa jauh didepan mungkin dapat kita berkata, bahwa ba­
masa yang lampau kedalam kebudayaan Indonesia moderen. hasa Indonesia akan menduduki kembali kedudukan bahasa Indonesia
Sudah dikatakan, bahwa tujuan yang hams kita capai ialah, su- purba, di zaman prasejarah, sebelum bangsa2 Indonesia meninggalkan
paya lingkungan kebudayaan bahasa Indonesia sekarang, yaitu ling- tanah daratan Asia dan ber-pencar2 di daerah kepulauan yang luas ini I).
kungan keindonesiaan dan lingkungan dunia moderen memasuki ling­ Tetapi terlepas dari pengelamunan masa yang akan datang itu,
kungan bahasa daerah, yang berarti bahwa bangsa Indonesia yang kita sekarang men^adapi reaTitas yang nyata, yaitu bagaimana dengan
terbagi dalam ber-bagai2 daerah dan kebudayaan yang kecil2 itu per- rasionil menjadikan bahasa Iivdonesia itu jadi alat dan penjelmaan
lahan bembah menjadi suatu kebudayaan Indonesia sebagai suatu penjel-
yang se-baik2nya dari pada negara kita, masyarakat kita dan kebudayaan
maan daripada kehidupan dan kebudayaan manusia Indonesia di zaman kita. Sebagai bahasa yang sedang tumWh, kita mempunyai kesempatan
moderen. se-penuh2nya untuk memimpin dan menguasai pertumbuhannya dengan
Dilihat dari jumsan ini maka amatlah penting soal bagaimanakah
memakai alat2 dan kemungkinan yang diberikan ilmu bahasa moderen
memasukkan bahasa Indonesia ke daerah2. Telah umum diketahui,
bahwa sejak dari bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan antara kepada kita. Malahan kalau dilakukan dengan baik, mungkin sekali
bahasa Indonesia itu kita pimpin menjadi bahasa kebudayaan dan
golongan2 yang berlainan bahasa, bahasa Indonesia amat besar pe-
ngamhnya atas bahasa2 daerah. Pengaruh itu bertambah besar lagi pikiran moderen yang lebih baik dari pada bahasa2 moderen yang lain,
sejak dalam abad ini bahasa Melayu itu dipakai dalam administrasi, yang tumbuh ber-abad2 dengan tiada dipimpin sedikit juapun, menurut
dalam rapat, dalam surat kabar, buku dan radio. Dan teristimewa nasib dan kebetulan saja.
di zaman Jepang pengaruh bahasa Indonesia atas bahasa daerah itu Dibawah ini shya kerriukakan beberapa syarat, yang hams diper-
hatikan:
amat besar, oleh karena pihak Jepang, dalam usahanya untuk meng-
gerakkan selumh bangsa Indonesia untuk menyertai perang Asia Timur 1. Kalau kita hendak memimpin pertumbuhan bahasa Indonesia
kita mesti mengadakan tatabahasa yang normatif, yaitu yang disusun
Raya, membawa bahasa Indonesia sampai ke desa2 yang terpench.
bukan saja berdasar hukum2 yang umum dari bahasa Indonesia, tetapi
Hal itu bertambah lagi di zaman gerilya, ketika Pemerintah, tentara,
juga, yang sesuai dengan keperluan2 cara berpikir dunia moderen.
penerangan, bergerak di desa 1).
Pengaruh bahasa Indonesia atas bahasa daerah ini di masa yang
akan datang akan bertambah lagi, sebab sekarang ini bahasa Indonesia
bahasa resmi satu2nya untuk selumh kepulauan ini yang dipakai juga 1) Pada hal. 16 Sejarah kebudayaan Indonesia, jilid II, S. Wojowasito,
dalam Pemerintahan, dalam radio, surat kabar, rapat, dll. yang dalam setelah membicarakan teori Kern, berkata: Ba^i kita penting sekali, jika orang2
waktu yang tak lama lagi, apabila kewajiban belajar tel4h selesai, Indonesia yang telah ber-beda2 bahasanya itu, berbahasa satu kembali Lain jalan
tidak ada lagi kecuali mengambil satu bahasa daerah, yaitu bahasa Melayu yan^
akan dikenal oleh tiap2 warganegara, karena telah dipelajarinya di
kita pakai sebagai bahasa persatuan dan kemudian kita sebut bahasa Indonesia.
sekolah. Bahasa persatuan. semacam itu menyebabkan kemunduran bahasa2 daerah
yang iain, misalnya bahasa Jawa yang sudah jauh kesusasteraannya, tetapi
1) Dalam majalah Medan Bahasa no. 3 th. 1951 Tardjan Hadidjaja dengan ringkas haruslah kita perhatikan, bahwa disamping kemunduran itu ada kemajuan.
melukiskan pengaruh bahasa Indonesia dalam sepuluh tahun yang terakhir ini Kemajuan itu iaiah, bahwa bahasa Indonesia yang seasal itu, yang bercerai-berai
atas bahasa Jawa oleh agiesi Belanda, oleh geiakan gerilya dan oleh pengungsian. oleh karena perbedaan bahasanya itu, kembali bersatu.

218
219
Aturan2 tatabahasa Indonesia itu hendaknya bersahaja dan jelas, sedang- daerah dan terkumpul seluruh pengetahuan dan kemajuan manusia
kan kecualinya hendaknya ,dikurangkan sedapat mungkin 1). moderen didalamnya, bahasa Indonesia itu akan dapat tumbuh dengan
2. Tentulah disisi tatabahasa ini mesti ada pula metodos yang sungguh2 menjadi suatu bahasa Indonesia, yang bukan saja men-
rasionil untuk mengajarkan bahasa Indonesia, sehingga tiap2 orang cocokkan diri kepada dunia moderen dalam arti se-luas2nya, tetapi
mengetahui aturan bahasa Indonesia yang mudah2 itu dengan cepat juga menyimpulkan perasaan dan kebudayaan keindonesiaan, seperti
dan tahu sejumlah kata2 yang umum dan banyak dapat dipakai. teijelma dalam sejarah negeri kita. Dalam hal yang demikian b^asa
Buku2 pelajaran itu sedapat mungkin disesuaikan kepada b^asa2
Indonesia tak boleh tidak akan menjadi faktor yang terpenting untuk
daerah, sehingga lompatan ke bahasa Indonesia itu tidak terasa benar. menyatukan bahasa Indonesia dan timbulnya suatu kebudayaan yang
Selain dari pada itu dalam buku pelajaran itu akan terdapat ke- bercorak kesatuan untuk seluruh kepulauan ini dan yang meropakan
mungkinan se-banyak2nya, bukan Saja untuk mengetahui persamaan suatu penjelmaan manusia dan dunia moderep di bumi Indonesia.
bahasa Indonesia dengan bahasa daerah, tetapi ju'ga perbedaannya,
sehingga bahasa Indonesia itu akah tumbuh lebih padu kesatuan si-
fatnya, jangan ber-beda2 bergantung kepada asal orang yang mem- Dari: PEMBINA BAHASA INDONESIA, Pebruari 1955.
bicarakannya.
3. Untuk menjaga supaya bahasa Indonesia itu tumbuh menurut
arah seperti yang dikehendaki itu, mestilah ada suatu badan, yang
menjaga, bukan saja supaya segala buku pelajaran berdasarkan ke­
pada aturan2 yang sudadr ditentukan dan memakai kata2 yang di-
kumpulkan itu, tetapi juga menunjukkan masyarakat akan kesalahan2
yang umum dibuat dan yang boleh merugikan perkembangan bahasa In­
donesia.
4. Suatu hal yang penting juga ialah lambat-laun ber-sama2 dengan
meneijemahkan buah kesusasteraan dari bahasa daerah. kedalam bahasa
Indonesia per-lahan2 kesusasteraan yang lama dari seluruh daerah In­
donesia itu dimasukkan pula kedalam sejarah kesusasteraan Indonesia.
5. Hendaklah kita insafkan benar2, bahwa bahasa Indonesia yang
telah mendesak bahasa Belanda itu semestinya sesungguhnya bersifat
bahasa yang dalam segala hal dapat menjelmakan fungsi2 bahasa mo-
deren. Salah satu syarat yang terpenting untuk itu ialah dalam wak-
tu yang se-pendek2nya segala yang berharga dalam sejarah manusia
mestr dapat dibaca dalam --bahasa Indonesia. Kalau tidak'" demikian
perubahan dari bahasa Belanda kepada bahasa Indonesia itu hanya
akan menjadi suatu bencana bagi kita. Bahwa hal ini kurang diingatkan
orang, ternyata dari betapa sedikitnya yang diusahakan Pemerintah
di lapangan peneijemahan. Sangat memalukan benar, bahwa sekarang ini
bukan saja mahasiswa, tetapi gurubesarpun banyak yang tiada sanggup
melakukan pekerjaan teijemahan dengan agak memadai dalam vaknya
sendiri.
Mudah2an dengan pimpinan yang diberikan kepada bahasa Indo­
nesia, ber-sama2 dengan masuk segala bahan yang berharga dari bahasa

1) Tentang soal2 tatabahasa yang normatif, lih., S.T.A., Pembina bahasa


Indonesia th. I no. 1, Juli 1948, hal. 14.

220 221
’’analyse”. Pada waktu itu dalam Komisi Bahasa yang pertama sdr.
Halil ditugaskan untuk mengumpulkan dan membandingkan segala akhir­
an, awalan dan pembahan kata yang dalam bahasa Indonesia berasal
BAHASA INDONESIA DAPAT LEBIH dari bahasa2 Barat.
SEMPURNA DARI BAHASA2 MODEREN YANG TELAH ADA Kita semua tahu, bahwa sekarang ini pengamh bahasa Belanda
kepada^ bahasa Indonesia semakin lama semalan kurang jika diban-
dingkan dengan pengaruh bahasa Inggeris yang semakin lama sema­
Berhubung dengan timbulnya persoalan mengenai akhiran istilah2 baha-
kin bertambah besar. Berhubung dengan ini sudah tibalah saatnya
sa using yang dimasukkan kedalam b'ahasa Indonesia, seperti baru2 ini di-
untuk menyelidiki soal itu dengan saksama dan rasionil dalam hubungan
kemukakan oleh Dr. Diapari dan Sudifono Djojoprajitno dalam sidang.
yang lebih luas. Hendaknya kita dapat menentukan aturan2 yang sedikit
Parlemen dan yang kemudian dikeritik oleh R. P. Prawira Dinata, seorang
mempunyai kecuali, oleh karena terlampau banyak kecuali membuat
anggota Komisi Istilah, kita tekh menemui Sutan Takdir Alisjahbana,
bahasa kita bertambah sukar. Dimana peflu akhiran dan awalarf asing
seorang ahli bahasa Indonesia yang telah fianyak mengarang ten tang baha-
itu tidak salahnya dimasukkan kedalam setmktur bahasa Indonesia,
sa kita, untuk menanyakan bagaimana pikirannya mengenai persoalan itu.
seperti kita sekarang sudah memasukkan akhiran -wan atau -man ke­
Saya tahu, demikian Sutan Takdir Alisjahbana, bahwa soal ini dalam bahasa Indonesia.
pada suatu ketika mesti tiba. Dan kebetulan tiba soal ini sekarang Hal inilah sebenarnya yang sangat mengecewakan tentang pem-
dalam masyarakat ramai pada waktu Indonesia dikunjungi oleh P. M. Ma­ bina bahasa Indonesk sekarang. Pada masyarakat terlalu sedikit diberi
laya yang ingin sekali bekeija sama tentang hal pendidikan dan kebuda- pimpinan yang dapat dipertanggungjawabkan, sehingga masyarakat
yaan, dan teristimewa tentang bahasa dengan kita di Indonesia. Kalau mengadakan interpretasinya sendiri, yang mungkin mengacaukan.
kerjasama itu teijadi tentulah kita akan mesti mempertimbangkan, Komisi Istilah bekerja terlampau terpencil dari masyarakat, kepu-
bagaimana dapat mencocokkan pengaruh Belanda dan pengaruh Inggetis tusannya tidak diusahakan menyebarkannya se-luas2nya dan masyara­
dalam suatu sistem yang lebih rasionil. kat tidak diberitahukan cara bekerja yang dipakainya. Pada kongres
Sebagai bekas jajahan Belanda dapat dipahamkan banyak ucapan2 bahasa di Medan baru2 ini sesungguhnya ada kesempatan yang baik
dan kebiasaan2 tatabahasa Belanda yang masuk kedalam bahasa Indonesia. untuk memberi tanggung jawab yang luas tentang pembuatan Istilah2
Tetapi sebagai suatu bangsa yang sadar mau membangun bahasanya sendiri itu dan memancing ber-bagai2 pikiran dari gum2 dan peminat2 bahasa
tentulah kita wajib dengan sadar pula memikirkan seluruh pertumbuhan dari selumh Indonesia. Sayang hanya soal2 yang lain^ yang dibicarakan,
bahasa kita. yang jauh lebih remeh artinya.
Bahasa Indonesia dapat lebih sempuma
Dimulai dengan tet dan tit. dari bahasa moderen lain.
Soal akhiran asing ini sebenarnya bermula kembali di negeri kita Sementara itu saya masih tetap yakin, bahwa bahasa Indonesia
dengan timbulnya pertentangan tentang akhiran tet dan tit antara dengan pimpinan yang sadar ada kemungkinan dapat ditumbuhkan
Universitas Indonesia dan Universitas Gajah Mada. Yang peitama meng- menjadi bahasa moderen yang lebih sempuma daripada bahasa moderen
hendaki perkataan Universitet, yang kedua perkataan Universitit. Wak- yang telah ada, yang tumbuh tidak dipimpin-dalam ber-abad2. Sebagai
tu Akademi Nasional beberapa tahun yang lalu diubah menjadi Universi­ contoh akngkah kacaunya ejaan bahasa Inggeris dan Perancis diban-
tas Nasional maka setelah Dewan Guru berunding beberapa lama, di- dingkan dengan ejaan kita. Tentang tatabahasapun banyak yang,,dapat
ambillah keputusan untuk memakai kata Universitas, yaitu kembali dikerjakan untuk menyempurnakan bahasa Indonesia.
kepada ucapan Latin yang lebih enak terdengar bagi telinga Indonesia.
Sementara itu sesungguhnya soal ini hams diselidiki dalam hu- Usui Diapari.
bungan selumh akhiran, awalan dan pembahan kata2 istilah Indonesia
yang berakar kepada bahasa Yunani/Latin. Kita mesti membuat suatu Menjawab pertanyaan kita, bagaimana fikirannya tentang usul yang
dikemukakan oleh Dr. Diapari itu, Sutan Takdir mengatakan, biiwa
sistem yang se-rasionil2nya, yang se-dapat2nya mudah .diucapkan oleh
dasamya ia setuju dengan pendirian Diapari, bahwa kita mesti meng-
lidah Indonesk dan yang paling dekat kepada ucapan dunk inter-
nasional. Dalam hubungan inilah dahulu oleh Komisi Istilah zaman ambil keputusan yang tegas tentang kata2 bam kita dan teristimewa
Jepang ditetapkan ’’metodos” untuk ’’metode”, \”analisis” untuk ganti istilah2 kita.

222 223
Dan pada umumnya saya setuju, demikian Sutan Takdir mene-
baru kedalam bahasa kita, yang akan tetap tinggal asing. Sebab disisi
ruskan, bahwa keputusan yang akan kita ambil itu tak boleh tidak
akan mendekati bahasa Inggeris sebagai bahasa dunia dan bahasa Yu- memakai akhiran kata, kita dapat mengubah sesuatu pengertian dengan
mempergunakan kata2 atau dengan mengubah susunan kalimat.
nanifLatin sebagai bahasa yang menjadi dasar istilah2 keilmuan zaman
Tetapi saya hendak mengingatkan sekali Idgi, kita bangsa Indo­
sekarang. nesia mendapat kesempatan yang istimewa dalam sejarah untuk
menumbuhkan dengan sadar bahasa kita berdasarkan pikiran kita sen-
Pendapat R. P. Prawira Dinata.
diri dengan memakai hasil2 kemajuan ilmu bahasa, misalnya ilmu
Atas pertanyaan kita, bagaimana pikirannya tentang ucapan R. bahasa seperti Esperanto, Volopuk dll. akan dapat memberi kaca
P. Prawira Dinata seorang anggota Komisi Istilah, yaitu bahwa da- perbandingan dan pengertian2 baru kepada kita. Kalau baik kita rrtem-
lam penentuan istilah2 barn kalau tak ada kata Indonesia, diambil pergunakan kesempatan ini, kita akan dapat menimbulkan bahasa yang
dari bahasa2 daerah, kemudian dari bahasa2 Arab dan Sanskrit, sesudah istimewa dalam sejarah dunia. Sayang benar hingga sekarang ke-
itu bahasa internasional. Takdir mengatakan, bahwa kalau aturan itu sadaran ini tidak banyak terdapat dalam kalangan bangsa kita, juga
diadakan di zaman Jepang kita mengerti, karena di zaman Jepang itu dalam kalangan pemerintah kita. Dalam hubungan ini sayang benar,
segalanya Asia, dan yang datang dari Eropa itu menjadi tabu. Tetapi bahwa kongres bahasa di Medan yang telah sebanyak itu memaka
sekarang menurut pikiran saya pendirian kita mesti lain. Kalau tak ada ongkos; tidak membawa hasil sedikit juapun. Sesudah kongres orang
dalam bahasa Indonesia, t^ ada alasan kita mengambil dari bahasa bungkam.
Arab dan Sanskrit. Sebab. tentang ilmu moderen bangsa Arab tidak
lebih maju daripada bangsa Indonesia. Malahan tentang bahasa yang Demikian Mr. Sutan Takdir Alisjahbana.
bersifat ilmu, bahasa Indonesia moderen jauh lebih maju dari bahasa
Arab sekarang. Demikian juga. bahasa Indonesia jauh lebih maju da-
ripada bahasa Hindi, yaitu bahasa nasional India, sedangkan boleh Dari: INDONESIA RAYA, 17 Nopember 1955
dikatakan tak. ada hubungan bahasa Sanskrit dengan kemajuan ilmu
moderen. Sebaliknya dari mengambil kata2 Arab dan Sanskrit lebih
baik kita mengambil dari dasar YunanilLatin atau mengambil dari
bahasa Eropa moderen yang lebih bersifat internasional dalam ilmu
sekarang ini.
Dengan demikian bahasa Indonesia sebagai bahasa moderen akan
mempunyai istilah2 yang pada umumnya ikut masuk satu, rumpun
dengan bahasa2 moderen sekarang, sehingga bagi bangsa Indonesia akan
lebih mudah bergaul dalam suasana keilmuan moderen. Ucapan saya
ini tentulah hanya dalam garis2 besarnya saja, sebab soal ini tentu
masih banyak seluk-beluknya yang mesti ditimbang sekata demi sekata.

Ber-hati2 memasukkan akhiran2 Arab.


Berhubung dengan ini hendalc -saya peringatkan juga supaya kita
ber-hati2 benar memasukkan akhiran2 Arab seperti dalam kata il-
miyah, sedang dalam bahasa Indonesia kita telah lama menerima
kata ilmu. Adalah tidak betul, bahwa kita perlu memasukkan 2 bentuk
dari perkataan Arab ini kedalam bahasa Indonesia. Pada pikiran saya
dengan memakai perkataan ilmu kalimat yang bagaimana ^ekalipun
dapat dibuat dalam bahasa Indonesia. Dalam hal ini kita hams
mempertimbangkan: mana lebih menguntungkan memakai satu per-
ka.taan Tebih atau memasukkan suatu bentuk atau akhiran kata yang

224
pendidikan dan kecakapannya yang sesungguhnya, tetapi- disisi itu se- ■
ring pula diatas pundak mereka ditetapkan beban ’ yang terlampau
banyak dan terlampau berat, sehingga dengan semestinya mengurang-
KEMAJUAN BAHASA INDONESIA
kan nilai hasil pekeijaan mereka.
Perbaikan nilai ilmu dan pelajaran di negeri kita mesti sabar ten­
Pemerintah hanya mengelamun
tang ini.
Prof. Takdir Alisjahbana menerangkanj bahwa ia mengerti dan me-
Bahasa Indonesia.
rasa penuh simpati kepada jeritan dari hati nurani yang dikeluarkan
oleh Prof. Purbatjaroko tentang kesulitan, yang dihadapinya dalam -Tetapi sementara itu dimana Prof. Purbatjaroko menyaiigkal kema-
mengajarkan bahasa Jawa kuno kepada mahasiswanya juan b^asa Indonesia, disini nyata benar, bagaimana terpencilnya be-
Telah sejak permulaan kemerdeka^n kita diperingatkan, bahwa me- liau dalam pertumbuhan bahasa Indonesia sekarang ini. Sebab. sudah
ngobar2kaii sentimen terhadap bahasa Belanda akan berbalik memu- terang, bagi orang yang mendapat kesempatan membandingkan per-
kul diri kita sendiri, sebab boleh dikatakan hampir semua buku yang kembangan bahasa2 kebangsaan di ber-bagai2 negar'a2 Asia yang muda,
berhubungan dengan ilmu sejarah, bahasa2, adat, istiadat dll. dan ter- bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling maju, yang sebagai
istimewa hukum Indonesia dewasa ini tertulis dalam bahasa Belanda, bahasa ilmu dan pergaulan moderen jauh lebih maju dari bahasa Hindi
sehingga boleh dikatakan mahasiswa2 yang maju menempuh ujian2 se- di .India, bahasa Urdu di Pakistan Barat, bahasa Benggalis di Pakistan
bagian terbesar adalah mahasiswa2 yang dalam pergaulan di rumah- Timur, bahasa Tagalog di Pilipina, malahan yang sekarang ini mungkin
nya masih memakai bahasa Belanda, atau yang cukup mampu untuk lebih maju dari bahasa Arab, yang terhalang pertumbuhannya sebagai
disisi membayar biaya kuliahnya mengongkosi pula pelajaran bahasa moderen, antara lain, oleh terpecah-belalinya daerah bahasa Arab dalam
Belanda. ber-bagai2 negara.
Yang terpukul adalah anak rakyat jelata juga. Disini kelihatan kepada Sementara itu sesungguhnya kitapun belum puas dengan perkem-
kita, bagaimana kaum politisi, yang hendak menunggangi sentimen anti bangan sekarang ini. Terutama harus kita sesalkan, bahwa kemajuan
Belanda rakyat, akhirnya menghambat kemajuan rakyat itu sendiri. bahasa Indonesia sekarang terutama sekali berlaku diluar usaha pe­
Berhubung dengan bahasa Belanda ini kita dapat bercermin kepada merintah, malahan sebagian besar dijalankan oleh penerbit2 Belanda,
Pilipina, dimana bahasa Sepanyol masih menjadi bahasa yang penting yang antara lain telah menerbitkan Encyclopaedi Indonesia dan ber-
dalam kehidupan di kalangan kaum terpelajar Pilipina, meskipun Pi­ macam2 buku yang berharga tentang Indonesia, baik dalam bahasa In­
lipina telah kira2 enam puluh tahun lepas dari penjajahan Sepanyol. donesia maupun dalam bahasa Inggeris.
Prof. Alisjahbana mengucapkan kekagumannya kepada Pak Said, pe- Pemerintah kita hingga sekarang dalam perkembangan bahasa Indo­
mimpin Taman Siswa Jakarta, yang dengan tidak memedulikan agitasi nesia hanya mengelamun. Hasil kongres bahasa Indonesia di Medan
kaum politisi, mengajarkan kepada murid2nya bahasa Belanda. Rasanya tinggal lamunan. University Press Indonesia menjadi lamunan, sedang-
telah tiba waktunya, ahli2 pendidikan Indonesia memikirkan kedudukan kan Balai Pustaka yang sebelum perang adalah badan penerbit yang
bahasa Belanda itu kembali. besar jasanya, oleh Pemerintah dicekik lehernya.

Jdngan lebih2kan. Fakultas Kesusasteraan.


Tetapi saya hendak memperingatkan, bahwa kita harus menjaga ja- Akhirnya kita sayangkan benar, bahwa Fakultas2 Kesusasteraan In­
ngan me-lebih2kan dan menganggap segala kemunduran kita sekarang donesia, yang ada sekarang tidak menjadi pusat perkembangan bahasa
ini disebabkan oleh karena tidak ada pelajaran bahasa jBelanda. Kemun­ Indonesia; bahkan mata pelajaran bahasa Indonesiapun dapat kita ka-
duran pelajaran dan ilmu di negeri kita, harus kita terima sebagai takan sangat terabai. Satu2nya disertasi yang ditulis oleh keluaran fa-
akibat pertumbuhan kuantitatif yang sangat cepat di negeri kita, se- hultas sastera Universitas Indonesia tentang bahasa2 Indonesia, adalah
dangkan jumlah guru dan kaum terpelajar sangat sedikit, sebagai waris dalam bahasa Belanda yang jelek, pada hal ia pandai bahasa Indonesia
dari zaman penjajahan Belanda. yang baik.
Bukan saja banyak sekali guru 2 dari sekolah rendah sampai per- Berhubung dengan ini sangat mengkhawatirkan ucapan Dr. Slamat
guruan tinggi, yang mesti mengajarkan vak2, yang tidak sesuai dengan Muljono dan Prof. Prijono pada seminar di Yogya beberapa bulan

226 227
I
■ yang lain, bahwa pada fakultas sastera di Jakarta sekarang sedang
diadakan penyelidikan yang mendalam untuk membuktikan, bahwa
bahasa Indonesia adalah bukan bahasa Melayu. Bagi kemajuan negara SETUJU MEMOPULERKAN KATAGANTI ANDA
kita bukanlah itu soal yang dihadapi, tetapi benar seperti dikatakan
oleh Prof. Purbatjaroko, kita mesti secepat mungkin menyempurna- Pendemokrasian kataganti.
kan bahasa Indonesia dan menerjemahkan ber-puluh2 ribu buku kedalam
Berkenaan dengan hangatnya soal Anda baru2 ini, maka kami
bahasa Indonesia, baik dari bahasa2 asing, maupun dari bahasa2 daerah
telah berusaha menemui Prof. Mr. S. Takdir Alisjahbana untuk me-
kita sendiri, demikian Prof. Alisjahbana.
nanyakan pendapatnya tentang hal tersebut.
Menjawab pertanyaan kami tentang bagaimanakah pikiran beliau
Dari: PEDOMAN, 24 Januari 1957. tentang Anda itu. Prof. Mr. S. Takdir Alisjahbana menerangkan a.l.
sbb.: ’’Soal ini sejak pertama kali timbul menarik perhatian saya.
Dari beberapa tempat telah dikirimkan juga kepada saya beberapa
pertanyaan tentang kataganti dalam bahasa Indonesia, akan tetapi
oleh karena kesibukan saya, hingga sekarang saya belum sempat
menjawabnya satu persatu. Menurut pendapat saya pemakaian kata
Anda sebagai kataganti orang (pronoun) yang kedua itu baik sekali.
Memang soal kataganti dalam bahasa Indonesia pada umumnya perlu
benar kita tinjau kembali. Dalam kuliah saya belum selang berapa
lama di P. T. P. G. Batusangkar dan juga di Universitas Nasional
di Jakarta soal ini telah saya perbincangkan dengan mahasiswa2 saya
dengan panjang lebar, juga berhubung dengan soal pemakaian kata
Anda.
Menurut pikiran saya pada umumnya kataganti itu mempunyai
kedudukan yang istimewa dalam bahasa, karena pada kataganti itu
menjelma setruktur kebudayaan dan teristimewa setruktur masyarakat
yang mempunyaj. bahdsa -itu. Dalam kataganti ditentukan perhubungan
antara manusia yang satu dengan ma.nusia yang lain dalam suatu
masyarakat, sehingga padanya fiyatalah arti manusia dalam kebudayaan
itu, baik sebagai individu maupun dalam hubungan kehidupan bersama.
Dalam sejarah Indonesia dapat kita lihat tiga perioda yangbe-
sar: Pertama perioda sebelum bangsa Hindu datang. Inilah yang
disebut zaman Indonesia asli. Masyarakat hidup dalam suasana adat-
istiadat kekeluargaan. Dalam lingkungan masyarakat kekeluargaan yang
kecil itu hiduplah demokrasi kekeluargaan dengan gotong-royongnya
yang terkenal. Kesatuan lingkungan ditentukan oleh perhubungan da-
rah: Perhubungan antara manusia yang satu dengan yang lain ada­
lah perhubungan darah: ayah, ibu, adik, kakak, bibi, nenek, dll.
Klasifikasi yang berdasarkan tingkat kekeluargaan itu pada mulanya
menjadi dasar bagi pronoun. Pembedaan aku dan engkau dinyatakan
dengan anak dan ibu, anak dan bapak, adik dan kakak, dsb. artinya
pembedaan itu dinyatakan dengan tempat kedudukan orang dalam
hubungan kekeluargaan. Karena sangat pentingnya dan pastinya per­
hubungan itu, boleh dikatakan tiap2 kata yang menentukan kedudukan

228
k
1 229
dalam perhubungan kekeluargaan itu dapat dipakai sebagai kataganti
untuk orang pertama, kedua maupun ketiga. ^
SoSSs^^^"* tumbuhnya masyarakat Indonesia yang sesungguhnya
Penoda kedua mulai dengan kedatangan bangsa Hindu di tanah
VM, ^ ^ menimbulkan kerajaan2 yang besar diatas golongan Tetapi ddam memakai kata Anda, saya usulkan supaya menu-
luarga2 Indonesia ash itu. Timbulnya kerajaan2 itu menghubunekan Jsnya diwajibkan dengan humf besar, untuk mencegah perasaan feo-
^longan2 kecil itu dalam hirarki ber-tingkat2 yang berpuncak dan dd masuk pula, yaitu kepada orang tinggi dipakai huruf besar, kepada
^rpusat pada raja, yang sering pula dianggap penjelmaan atau wakil yang rendah dipakai huruf kecil. i^^paua

ini. dimana masyarakat ber-tingkat2, manusia satu


diatas m^usia yang lam, timbul pulalah kataganti2 yang memba-
Interview oleh WASKJTO t.s.
y^gkan kedudukan pemakai2 kataganti itu. Demikianlnh dipakai orang
pada zaman itu patik, duli, hamba, sahaya, aku, paduka tuaTku Dari: PEDOMAN MINGGU, 14 April 1957.

ula), abdi dalem, patik, amba, sampeyan, penjenengan sampeyan


sarnpeyan dalem, pukulan, paduka, tuwan, dll yang kesemuaZ rSe-”
nunjukkan tingkat kedudukan masing2 pemakai kataganti dalam suasana
hirarki yang berpusat dan berpucuk pada raja.
Penoda ketiga ialah perioda zaman Belanda. Di satu pihak ke­
datangan orang Belanda di tanah air kita itu hendak melakukan
CaTdalam hW ““ memperlihatkan demo-
bZn^vZ. Terhadap bangsa Indonesia mereka itu
pemerintahan yang demokratis, akan
tetj bentuk pemerintahan yang mengandung campuran unsur2 per-
tingkatan yang seja an dengan kebudayaan sejak zaman Hindu. TingkatL2
dan hirarki tidak hilahg, tetapi hanya berganti baju barn. Perband^n
antara kawula - gusti pada zaman kerajaan Hindu-Jawa berubah menjLi
p rbandingan hamba dan tuan besar dalam lukisan buruh perkebunan

Akan tetapi sekarang, setelah kita merdeka, keadaan di negeri kita


telah sangat berbeda. Sejak perjuangan kemerdekaan, kita menghendaki
reSarda/“'^V^^"® demokrasi, sehingga tingkatan tinggi
SS/hZ "h Pern^ dialami dalam zaman Hindu dan
tasnZ«b yang demikian sudah sepan-
aTSn dZt r*' dalam bahasa kita yang pada hakekatnya
Sia vaio perhubungan antara manusia Indone-
a yang satu dengan yang lam dalam masyarakat Indonesia.
Patutlah apabila kita sekarang memikirkan soal kataganti.'itu kem-
Lana vLc ? T. P^^^apat saya dalam. su­
asana yang demokratis seperti sekarang ini pemakaian kata' Anda
memang baik untuk menggantikan ber-macam2 kataganti orang kedua
yang amat mcngacaukan sekarang ini. Saya berharap sangat subaya
kaum guru hendak serta memopulerkan kata Anda itu, yang berarti

230
[Arab dan kebudayaan Islam, sehingga telah se-pantas2nya orang yang
mendak menguasai bahasa Melayu, bahasa Jawa, bahasa Sunda mesti me-
mgetahui sekadarnya bahasa Sangsekarta dan bahasa Arab.
I Apabila kita perhatikan keadaan bahasa Indonesia sekarang, yaitu
MENGUBAH RANCANGAN PELAJARAN BAHASA
ftentang pengaruh2 yang kuat bekerja atasnya maupun tentang arah
INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI [pertumbuhannya, akan -nyatalah kepada kita, bahwa pengaruh baha­
sa Sangsekarta maupun bahasa Arab jauh sangat berkurang, sedangkan
Sedangkan bahasa Indonesia dalam masyarakat tumbuh dan ber- Isebaliknya pengaruh bahasa2 barat bertambah berlipat ganda. Bukan
kembang amat pesatnya, tak dapat disangkal bahwa pada tempat [saja dalam kehidupan ekonomi, politik dan masyarakat tetapi dalam
pertumbuhan dan perkembangan yang tertinggi dan terpenting ia [seluruh pengajaran dan pendidikan kita amat banyak kita menerima
mengalami kegagalan. Yang saya maksud ialah keadaan pengajaran
dan penyelidikan bahasa Indonesia yang sekarang ini tak memuaskan se- i pengaruh barat dengan perantaraan ilmunya dan penjelmaan2 kebudayaan
I yang lain. Dan teristimewa dalam ilmu dari kesusasteraan Indonesia yang
dikit jugapun pada perguraan tinggi. Bukan saja susunan pelajaran fbam boleh dikatakan berkuasa sepenuhnya kebudayaan barat. Bukan
dan cara mengajar b^asa Indonesia pada perguruan tinggi itu tidak
i saja Chairil Anwar atau Sitor Situmorang tak dapat dipahamkan dengan
sesuai dengan tuntutan masyarakat, tetapi dalam keadaannya seperti
^ tiada mengetahui latar belakang kesusasteraan Eropa, tetapi sampai2
sekarang jelas sekali kelihatan, bahwa ia tidak dapat menarik per-
' pada Sanusi Pane, Amir Hamzah ataupun Hamka jejak pengaruh barat
hatian mahasiswa. Tiap2 tahun jumlah mahasiswa yang masuk fakultas
untuk mempelajari b^asa Indonesia sedikit sekali, jauh lebih sedikit itu nyata kelihatan. Selain daripada itu boleh dikatakan seluruh ilmu
[ kita ini, berpusat pada ilmu yang berkuasa di Eropa dan Amerika, sehingga
jika dibandingkan dengan yang hendak mempelajari bahasa Inggeris.
I bukan saja cara berpikimya, metodosnya, tetapi juga istilah2nya kita
Misalnya dalam tahun 1956 jumlah mahasiswa yang mendaftarkan
i terima dari Eropa dan Amerika. Bahasa Sangsekarta maupun bahasa
diri untuk jurusan Sastera Indonesia pada Universitas Indonesia adalah
I Arab' tidak dapat menolong kita untuk memahamkan kesusasteraan
•110, sedangkan untuk jurusan bahasa Inggeris 270. Pada Universitas
■ Indonesia moderen maupun ilmu Indonesia moderei^ yang sebagian dari
Nasional angka2 itu adalah sebagai berikut: Fakultas Sastera Indonesia
; kesusasteraan dan ilmu dunia moderen, yang pada waktu ini — baik
24 orang, sastera Inggeris 46 orang.
Untuk sesungguhnya memajukan bahasa Indonesia sekarang tidak I kita suka atau benci kepadanya - add^ berpusat di Eropa dan
[ Amerika. Malahan dalam banyak hal bahasa Indonesia sebagai bahasa
boleh tidak kita pertama sekali mesti memperbarki keadaan peng­
I moderen jauh lebih maju dari bahasa2 India maupun bahasa Arab
ajaran bahasa Indonesia pada perguruan tinggi, sebab dari orang2
tamatan perguruan tinggi itulah kita harapkan pimpinan yang sadar dewasa ini.
dan teratur dalam menghadapi soal2 perkembangan bahasa Indonesia ! Demikian kecakapan tentang salah satu bahasa moderen seperti
I Inggeris, Jerman, Perancis. ataupun yang lain, akan lebih mudah
sebagai bahasa moderen yang sekarang ini amat terbengkalai. Marilah
kita menyelidiki sebab2nya mengapa perhatian mahasiswa Indonesia [ membawa kita ke-tengah2 kesusasteruan maupun ilmu Indonesia za-
pada pelajaran bahasa Indonesia sangat menyedihkan. man sekarang. Dalam hubungan ini bagi pemuda2 yang pada umum-
Meski bagaimana sekalipun pemimpin2 kita berkata hendak me- r nya tertarik kepada bahasa, kesusasteraan, maupun ilmu zaman mo­
nempuh jalan sendiri, tetapi di-mana2 jelas kelihatan jejak! pengaruh deren, bahasa Sangsekarta dan bihasa Arab itu terasa benar sebagai
! suatu beban yang berat, yang tidak banyaTc faedahnya ' untuk pe-
Belanda pada usaha2 kita. Demikianlah pada- setruktur pengajaran ba­
hasa Indonesia pada perguman tinggi sampai sekarang sangat kentara ngetahuan bahasa, 'kesusasteraan maupun ilmu Indonesia moderen.
pengaruh cara berpikir Leiden sebelum perang: bahasa Indonesia sebagai i Demikianlah bagi mereka pelajaran bahasa Indonesia yang terikat
I,kepada bahasa Sangsekarta dan bahasa Arab itu tidak se-kali2 menarik
salah satu dari bahasa2 Indonesia diajarkan dengan memakai mata-
hati, sehingga banyak dari mereka dengan sekaligus melompat ke bahasa
pelajaran pembantu bahasa Sangsekarta dan bahasa Arab ber-sama2 de­
[ Inggeris yang langsung membawanya ke tengah2 kebudayaan dunia
ngan kebudayaan India maupun kebudayaan Islam. Kalau kita perhatikan
I moderen. Berhubung dengan inilah, pada pikiran saya kalau kita
keadaan bahasa Indonesia 50 tahun yang lalu, hal itu sudah pada tem-
hendak ipenarik perhatian pemuda2 kita kepada bahasa Indonesia dan
patnya. Sebabnya sesungguhnya pengaruh yang terbesar yang diterima
I kalau kita hendak mendorong pertumbuhan dan perkembangan bahasa
bahasa Melayu dan kebudayaan Melayu maupun bahasa Jawa dan ke­
' dan kesusasteraan Indonesia moderen, tidak boleh tidak kombinasi
budayaan Jawa, bahasa Sunda dan kebudayaan Sunda, adalah pe­
I untuk pelajaran bahasa Indonesia yang terbaik adalah pelajaran yang
ngaruh bahasa Sangsekarta dan kebudayaan India darii pengaruh bahasa

232
mendalam ten tang salah satu bahasa dan kesusasteraan moderen.
^elain daripada itu dapat dipertimbangkan hingga mana baik-ditambah ke arah kelasik dengan bahasa Sangsekarta dan bahasa Arab dan kebudaya­
dengan pelajaran bahasa Latin dan Yunani. an sekitar kedua bahasa i'tu.
Saya tahu diantara pembaca tentu ada yang akan mencela saya, Uraian ini ditulis sambil lalu dan hanya menunjukkan garis2 be-
mengatakan bahwa pemandangan saya ini terlampau condong ke barat. sar saja. M^sudnya ialah untuk menarik perhatian umum kepada
Saya sesungguhnya telah biasa akan celaan yang demikian, yang lahir kenyataan sekarang, bahwa pemuda2 Indonesia lari ke bahasa Inggeris
dari pemandangan yang picik tentang pertumbuhan kebudayaan Indo­ oleh karena pelajaran bahasa Indonesia tak dapat mengisi jiwa me­
nesia di tengah2 dunia fnoderen sekarang. Terhadap celaan ftu jawab reka. Untuk menjalankan buah pikiran ini tentulah perlu disusun
saya hanyalah: kalau kita tidak sanggup memberikan yang menarik per- suatu rancangan yang baru untuk pelajaran bahasa -Indonesia di per-
hatian pemuda2 kita dalam lingkungan bahasa kita sendiri, pemuda2 ^ruan tinggi yang se-penuh2nya mengingat soal2 yang dikemukakan
kita itu seperti telah kelihatan sekarang sekaligus melompat ke bahasa ini serta soal2 yang lain yang mungkin juga relevant;
asing se-penuh2nya dan meninggalkan bahasa Indonesia.- Oleh karena
kita terlampau takut pemuda2 kita itu terpengaruh oleh barat, oleh
karena tindakan kita terlampau keras hendak melindungi mereka dalam Dari: PEMBINA BAHASA INDONESIA, Mei, 1957.
bayangan masa yang silam, mereka lalu langsung melompat ke barat.
Justeru untuk mempertahankan sifat keindonesiaan, sejajar dengan
ini saya hendak mengemukakan usul' yang lain, yaitu supaya pe­
lajaran bahasa Inggeris , sekarang ini jangan dilepaskan se-mata2 da­
lam lingkungan bahasa Inggeris, tetapi kepadanya diberikan syarat ten­
tang pdngetahuan yang agak mendalam pula tentang bahasa Indoiiqsia,
sehingga orang yang langsung melompat ke bahasa Inggeris itupun
tidak lepas dari kewajiban mengetahui bahasanya sendiri. Baik penga-
jaran bahasa Inggeris pada jurusan bahasaYndonesia maupun pengajaran
' bahasa Indoriesia pada jurusan bahasa Inggeris ,hendaknya sedemikian
jauhnya, sehingga apabila perlu kepada orang yang menamatkannya
diberikan hak untuk mengajarkan bahasa yang kedua itu.
Tentulah akan ada orang bertanya, apakah jadinya pelajaran ba­
hasa Sangsekarta dan bahasa Arab? Akan lenyapkah keduanya sama
sekali?' Bukan se-kali2 itu maksud saya. Selain dari ba^ orang yang
hendak menjuasaise-penuh2nya bahasa Sangsekarta dan kebudavaah India,
bahasa Arab dan kebudayaan Islam,_bahasa Sangsekarta dan bahasa Arab
itu masih tetap menjadi matapeiajaran pembantu bagi orang2 yang
hendak memusatkan pelajarannya pada bahasa Melayu sebelum abad
ke-20, bahasa Jawa, bahasa Sunda dsb. Pada hakekatnya hal ini ber-
arti, bahwa pelajaran bahasa Indonesia dibagi dua, yaitu bahasa In­
donesia moderen yang diberi matapeiajaran pembantu bahasa2 dan
kebud^aan Eropa, dan pelajaran bahasa Melayu kelasik dengan ma­
tapeiajaran pembantu bahasa Sangsekarta dan kebudayaan^ndia dan baha-
sa Arab dan kebudayaan Islam. >
Agaknya untuk sementara penyelesaian yang paling memuaskan ia-
lah meinberikan kebebasan kepada mahasiswa yang hendak mempe-
lajan bahasa Indonesia, untuk memUih antara pelajaran ke arah dunia
moderen dengan bahasa2 dan kebudayaan moderen, dengan pelajaran

Anda mungkin juga menyukai