Disusun oleh:
Nama: Frili Harmoni Sitompul
NIM : 6223311043
Kelas : PJKR-III H
9. Kemukakan alasan anda, mengapa teks sumpah pemuda yang ketiga “menjunjung
bahasa persatuan bahasa Indonesia” sebagaimana dua teks sebelumnya yang
menggunakan frase mengaku dan satu!
Jawab : Teks Sumpah Pemuda yang ketiga “menjungjung bahasa persatuan bahasa
Indonesia” memiliki perbedaan dalam formulasi frase dibandingkan dengan dua teks
sebelumnya yang menggunakan frase “mengaku” dan “satu”. Hal ini mungkin disengaja
untuk menekankan aspek persatuan dan kesatuan bahasa Indonesia sebagai lambang
identitas nasional, tanpa harus menggunakan kata “mengaku” yang mungkin terdengar lebih
personal dan kurang menggambarkan konsep kolektif. Frase “menjungjung bahasa
persatuan bahasa Indonesia” dalam teks ketiga lebih menekankan pada penghargaan dan
pengakuan atas pentingnya bahasa Indonesia sebagai alat yang menghubungkan beragam
suku dan budaya di Indonesia. Sementara itu, frasa “kami putra putri Indonesia mengaku
berbahasa satu bahasa Indonesia” dalam teks sebelumnya mungkin lebih menekankan pada
individu-individu yang mengakuinya, tetapi mungkin tidak memberikan penekanan yang
sama pada ide persatuan yang lebih luas. Dengan menggunakan frase “menjungjung bahasa
persatuan bahasa Indonesia,” teks ketiga lebih menekankan pada semangat bersama untuk
menjaga dan merayakan bahasa Indonesia sebagai sarana persatuan nasional. Ini mungkin
juga dilakukan untuk menghindari kesan personal dan lebih mendorong pada ide kesatuan
yang lebih inklusif.
10. Jelaskan aturan pemakaian bahasa Indonesia di ruang publik! Kemudiaan
tunjukanlah bentuk Indonesia yang salah yang digunakan di ruang publik!
Jawabn: Aturan pemakaian bahasa Indonesia di ruang publik sangat penting untuk menjaga
komunikasi yang efektif dan sopan. Beberapa aturan tersebut meliputi: Tata Bahasa yang
Benar: Gunakan tata bahasa yang sesuai, termasuk penggunaan kata ganti, kata bantu, dan
tenses yang tepat.
Kesantunan: Gunakan bahasa yang sopan dan menghormati lawan bicara, seperti
mengucapkan “permisi,” “tolong,” “terima kasih,” dan sebagainya.
Hindari Bahasa Kasar atau Merendahkan: Jauhi penggunaan kata-kata atau ungkapan yang
kasar, merendahkan, atau menghina. Tidak Menggunakan Bahasa Asing secara Berlebihan:
Saat berbicara di Indonesia, usahakan menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan kata
atau frasa asing sebaiknya disesuaikan dengan konteks. Penggunaan Ejaan yang Tepat:
Perhatikan ejaan yang benar untuk menghindari kesalahan ejaan yang bisa merusak pesan
yang ingin disampaikan. Contoh penggunaan bahasa Indonesia yang salah di ruang publik:
“Saya baru aja selfie di depan monas, bener-bener keren banget deh!”
Pada kalimat di atas, terdapat beberapa kesalahan dalam penggunaan bahasa Indonesia di
ruang publik:
“Baru aja” sebaiknya diganti dengan “baru saja.”
Penggunaan kata “banget deh” terkesan kasual dan kurang formal untuk konteks ruang
publik.
Mengubah kalimat menjadi:
“Saya baru saja berfoto di depan Monas. Sungguh luar biasa!”
Dengan demikian, penggunaan bahasa Indonesia yang tepat dan formal di ruang publik akan
memberikan kesan yang lebih baik dan lebih efektif dalam berkomunikasi