Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RUTIN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu: Dr. Muhammad Surip, S.Pd., M.Si.

Disusun oleh:
Nama: Frili Harmoni Sitompul
NIM : 6223311043
Kelas : PJKR-III H

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
1. Jelaskan alasan dipilihnya bahasa melayu sebagai cikal bakal bahasa Indonesia?
Jawab : Sistem bahasa melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa melayu
tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan halus) Pada masa pemerintahan kolonial
Belanda bahasa Melayu dikenal sebagai bahasa sehari-hari yang sering dinamai dengan
istilah Melayu Pasar Bahasa Melayu Pasar sangat mudah dimengerti, ekspresif, memiliki
toleransi kesalahan yang sangat besar, dan mudah menyerap istilah-istilah lain dan berbagai
bahasa yang digunakan para penggunanya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa bahasa
Melayu Pasar ada pula bahasa Melayu Tinggi yang digunakan di kalangan keluarga kerajaan
di sekitar daerah d Sumatera, Malaya, dan Jawa Bentuk bahasa Melayu Tinggi ini lebih sulit
daripada bahasa Melayu Pasar karena penggunaanya sangat halus penuh sindiran, dan tidak
seekspresif bahasa Melayu Pasar Pemerintah kolonial Belanda menganggap bahwa
kelenturan bahasa Melayu Pasar dapat mengancam keberadaan bahasa dan budaya
Pemerintah kolonial Belanda berusaha meredamnya dengan mem. Promosikan bahasa
Melayu Tinggi, di antaranya dengan menerbitkan karya sastra dalam bahasa Melayu Tinggi
oleh Balai Pustaka Akan tetapi, bahasa Melayu Pasar sudah terlanjur digunakan oleh banyak
pedagang yang melintasi Indonesia penamaan bahasa Indonesia sebagai jatidiri bangsa
bermula pada peristiwa ikrar Sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928.
2. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penambah wibawa. Kuatkanlah pendapat
tersebut melaui sebagai ilustrasi cerita/teks narasi yang menggambarkan hal itu!
Jawab: berikut ilustrasi cerita teks narasi yang menggambarkan bagaimana penggunaan
bahasa Indonesia baku dapat meningkatkan wibawa seseorang: Di sebuah konferensi
internasional, terdapat dua peserta dari Indonesia yang ingin mempresentasikan ide inovatif
mereka dalam bidang teknologi. Peserta pertama, Ahmad, memilih untuk berbicara dengan
menggunakan bahasa Indonesia baku. Ia menyajikan presentasinya dengan kata-kata yang
tepat dan jelas, serta menggunakan tata bahasa yang baik. Peserta kedua, Rudi, memilih
untuk menggunakan bahasa yang lebih santai dan tidak terlalu formal. Ketika Ahmad
memulai presentasinya, audiens dari berbagai negara langsung tertarik. Bahasa baku yang
digunakannya membuatnya terdengar kompeten dan meyakinkan. Ide-ide yang disampaikan
pun mudah dipahami dan mengesankan. Sebaliknya, saat Rudi mempresentasikan ide
inovatifnya dengan bahasa yang kurang baku, terjadi kesulitan dalam memahami poin-poin
penting yang ingin dia sampaikan. Akibatnya, daya tarik dan wibawanya berkurang di mata
audiens internasional. Pengalaman ini menggambarkan bagaimana penggunaan bahasa
Indonesia baku dapat meningkatkan wibawa seseorang dalam situasi formal dan profesional.
Penggunaan yang tepat dan benar dari bahasa tersebut dapat memberikan kesan positif
kepada orang lain, memperkuat argumen, dan menjadikan komunikasi lebih efektif.
3. Pada pembahasan sebelumnya, diberikan kutipan teks yang bersumber dari Roman
Sitti Nurbaya. Parafreskanlah teks tersebut!
Jawab : Siti nurbaya menangis,samsu tidak bisa berbuat apa-apa melihat nasib adiknya.
Nurbaya, dia meminta kepada samsu “bila dia memiliki anak perempuan janganlah pernah
memaksa menikah pada laki-laki yang tidak dicintainya karena dia merasakan sendiri
penderitaan bila menikah tidak kepada laki-laki yang dincintainya, karena terpaksa untuk
menolong ayahnya, dan janganlah pernah memaksa menikah atas kehendak bapak ibu nya
tanpa memperdulikan yang akan menikah karena yang akan menanggung kesusahan adalah
yang menikah sedangkan ayah ibunya hanya sekedar melihat tanpa merasakan penderitaaan
yang dipaksa menikah.
4. Jelaskan fungsi bahasa Indonesia dalam kedudukanya sebagai bahasa nasioanal!
Jawab: Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai
(1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) alat pemersatu
berbagai suku bangsa yang berbeda-beda latar belakang sosial, budaya, dan bahasa
daerahnya, dan (4) alat komunikasi antardaerah dan antarbudaya
5. Jelaskan fungsi bahasa Indonesia dalam kedudukanya sebagai bahasa Negara!
Jawab: Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1)
bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar di dunia pendidikan (3) bahasa untuk
kepentingan perencanaan perhubungan pada tingkat nasional dan pelaksanaan
pembangunan serta pemerintahan, dan (4) bahasa resmi di dalam pengembangan
kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern bahasa baku
adalah bahasa yang menjadi pokok, yang menjadi dasar ukuran, atau yang menjadi standar
Jadi, bahasa Indonesia baku adalah ragam bahasa Indonesia yang menjadi pokok, yang
menjadi dasar ukuran, atau yang menjadi standar bahasa nonbaku adalah bahasa yang tidak
menjadi pokok, yang tidak menjadi dasar ukuran, atau yang tidak menjadi standar.
6. Bagaimana pendapat anda tentang semboyan “Pergunakanlah bahasa Indonesia
dengan baik dan benar”?
Jawab: Menurut saya semboyan tersebut harus benar-benar dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, karena bahasa Indonesia
merupakan bahasa nasional dan bahasa pemersatu negara Indonesia. Sehingga, perlu untuk
memperhatikan penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar agar menghindari
kesalahpahaman atau perbedaan anti dari suatu kata
7. Kapan sajakah digunakan bahasa Indonesia baku dan bahasa Indonesia nonbaku?
Jelasakan disertai dengan contoh!
Jawab: Bahasa Indonesia baku digunakan untuk segala hal yang bersifat resmi dan
membutuhkan penuturan bahasa yang tepat, contohnya dalam surat-menyurat resmi/dinas,
laporan resmi dan karya ilmiah, skripsi, tesis, pada ceramah, perkuliahan,khotbah, dll.
Sedangkan bahasa Indonesia nonbaku biasanya digunakan dalam percakapan sehari- hari
atau dalam tulisan yang bersifat tidak resmi, contohnya penggunaan kata “lo” sebagai
pengganti kata “kamu”, kata “gue” sebagai pengganti kata “saya”, dll.
8. Jelaskan kembali tentang 14 ciri bahasa Indonesia baku dalam bentuk peta konsep!
Jawab: PETA KONSEP
PETA KONSEP

9. Kemukakan alasan anda, mengapa teks sumpah pemuda yang ketiga “menjunjung
bahasa persatuan bahasa Indonesia” sebagaimana dua teks sebelumnya yang
menggunakan frase mengaku dan satu!
Jawab : Teks Sumpah Pemuda yang ketiga “menjungjung bahasa persatuan bahasa
Indonesia” memiliki perbedaan dalam formulasi frase dibandingkan dengan dua teks
sebelumnya yang menggunakan frase “mengaku” dan “satu”. Hal ini mungkin disengaja
untuk menekankan aspek persatuan dan kesatuan bahasa Indonesia sebagai lambang
identitas nasional, tanpa harus menggunakan kata “mengaku” yang mungkin terdengar lebih
personal dan kurang menggambarkan konsep kolektif. Frase “menjungjung bahasa
persatuan bahasa Indonesia” dalam teks ketiga lebih menekankan pada penghargaan dan
pengakuan atas pentingnya bahasa Indonesia sebagai alat yang menghubungkan beragam
suku dan budaya di Indonesia. Sementara itu, frasa “kami putra putri Indonesia mengaku
berbahasa satu bahasa Indonesia” dalam teks sebelumnya mungkin lebih menekankan pada
individu-individu yang mengakuinya, tetapi mungkin tidak memberikan penekanan yang
sama pada ide persatuan yang lebih luas. Dengan menggunakan frase “menjungjung bahasa
persatuan bahasa Indonesia,” teks ketiga lebih menekankan pada semangat bersama untuk
menjaga dan merayakan bahasa Indonesia sebagai sarana persatuan nasional. Ini mungkin
juga dilakukan untuk menghindari kesan personal dan lebih mendorong pada ide kesatuan
yang lebih inklusif.
10. Jelaskan aturan pemakaian bahasa Indonesia di ruang publik! Kemudiaan
tunjukanlah bentuk Indonesia yang salah yang digunakan di ruang publik!
Jawabn: Aturan pemakaian bahasa Indonesia di ruang publik sangat penting untuk menjaga
komunikasi yang efektif dan sopan. Beberapa aturan tersebut meliputi: Tata Bahasa yang
Benar: Gunakan tata bahasa yang sesuai, termasuk penggunaan kata ganti, kata bantu, dan
tenses yang tepat.
Kesantunan: Gunakan bahasa yang sopan dan menghormati lawan bicara, seperti
mengucapkan “permisi,” “tolong,” “terima kasih,” dan sebagainya.
Hindari Bahasa Kasar atau Merendahkan: Jauhi penggunaan kata-kata atau ungkapan yang
kasar, merendahkan, atau menghina. Tidak Menggunakan Bahasa Asing secara Berlebihan:
Saat berbicara di Indonesia, usahakan menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan kata
atau frasa asing sebaiknya disesuaikan dengan konteks. Penggunaan Ejaan yang Tepat:
Perhatikan ejaan yang benar untuk menghindari kesalahan ejaan yang bisa merusak pesan
yang ingin disampaikan. Contoh penggunaan bahasa Indonesia yang salah di ruang publik:
“Saya baru aja selfie di depan monas, bener-bener keren banget deh!”
Pada kalimat di atas, terdapat beberapa kesalahan dalam penggunaan bahasa Indonesia di
ruang publik:
“Baru aja” sebaiknya diganti dengan “baru saja.”
Penggunaan kata “banget deh” terkesan kasual dan kurang formal untuk konteks ruang
publik.
Mengubah kalimat menjadi:
“Saya baru saja berfoto di depan Monas. Sungguh luar biasa!”
Dengan demikian, penggunaan bahasa Indonesia yang tepat dan formal di ruang publik akan
memberikan kesan yang lebih baik dan lebih efektif dalam berkomunikasi

Anda mungkin juga menyukai