Anda di halaman 1dari 10

andemi COVID-19 di Indonesia merupakan bagian dari pandemi penyakit koronavirus

2019 (COVID-19) yang sedang berlangsung di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan
oleh koronavirus sindrom pernapasan akut berat 2 (SARS-CoV-2). Kasus positif COVID-19 di
Indonesia pertama kali dideteksi pada 2 Maret 2020, ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari
seorang warga negara Jepang.[2][3] Pada 9 April, pandemi sudah menyebar ke 34 provinsi
dengan Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Sulawesi Selatan sebagai provinsi paling terpapar.X

Sampai tanggal 18 Juli 2020, Indonesia telah melaporkan 84.882 kasus positif, terbanyak di Asia
Tenggara melampaui Filipina. Dalam hal angka kematian, Indonesia menempati peringkat
keenam terbanyak di Asia dengan 4.016 kematian.[4] Namun, angka kematian diperkirakan jauh
lebih tinggi dari data yang dilaporkan lantaran tidak dihitungnya kasus kematian dengan gejala
COVID-19 akut yang belum dikonfirmasi atau dites.[5][6] Sementara itu, diumumkan 43.268 orang
telah sembuh, menyisakan 37.598 kasus yang sedang dirawat.[1]X

Istilah Kriteria

 Orang dengan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), yaitu demam


(≥38 °C) atau riwayat demam; disertai salah satu gejala/tanda penyakit
pernapasan: batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, pilek, atau
pneumonia ringan hingga berat dan tidak ada penyebab lain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan dan pada 14 hari sebelum timbulnya
Pasien dalam gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah tertular
pengawasan COVID-19.
(PDP)  Orang dengan demam (≥38 °C) atau riwayat demam atau ISPA dan pada
14 hari sebelum timbulnya gejala memiliki riwayat kontak dengan
penderita COVID-19.
 Orang dengan ISPA berat atau pneumonia berat yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit dan tidak ada penyebab lain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan.
 Orang yang mengalami demam (≥38 °C) atau riwayat demam; atau gejala
gangguan sistem pernapasan seperti pilek, sakit tenggorokan, atau
batuk dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang
Orang dalam meyakinkan dan pada 14 hari sebelum timbulnya gejala memiliki riwayat
pemantauan perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang tertular COVID-19.
(ODP)
 Orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek,
sakit tenggorokan, atau batuk dan pada 14 hari sebelum timbulnya gejala
memiliki riwayat penderita COVID-19.
Seseorang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular penderita COVID-
Orang tanpa
19. Orang tanpa gejala (OTG) memiliki kontak erat dengan penderita COVID-
gejala (OTG)
19.
Kasus Penderita COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan positif melalui
konfirmasi pemeriksaan PCR atau melalui pemeriksaan tes cepat molekuler (TCM).

Namun, sejak 13 Juli 2020, pemerintah tak lagi menggunakan istilah orang dalam pemantauan
(ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), dan orang tanpa gejala (OTG) untuk
mengelompokkan pasien yang berpotensi atau terjangkit covid-19. Sejumlah istilah baru
diperkenalkan. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19,
ketiga istilah itu diganti dengan sejumlah istilah baru. Keputusan ini ditandatangani oleh Menteri
Kesehatan Terawan Agus Putranto pada Senin, 13 Juli 2020.[12]X

Berikut istilah-istilah baru pengganti ODP, PDP, dan OTG beserta penjelasannya:

Istilah Pengganti ODP-PDP-OTG Korona

Istilah Kriteria

Istilah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) saat ini dikenal kembali dengan istilah
kasus suspek. Sedangkan kasus suspek ialah seseorang yang memiliki salah satu
dari tiga kriteria.

 Pertama, orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan pada 14
hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal.
Kasus  Kedua, orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA dan pada 14 hari terakhir
Suspek sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus
konfirmasi/probable covid-19.
 Ketiga, orang dengan ISPA berat atau pneumonia berat yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran
klinis yang meyakinkan.
ISPA sendiri merupakan mengalami kondisi demam (≥38 derajat celsius) atau
riwayat demam, disertai salah satu gejala atau tanda penyakit pernapasan seperti
batuk/sesak napas/sakit tenggorokan/pilek/pneumonia baik yang ringan hingga
berat.[13]

Kasus Kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS/meninggal dengan gambaran klinis yang
Probable meyakinkan covid-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR.
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus covid-19 yang dibuktikan
Kasus dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Kasus konfirmasi dibagi menjadi dua,
Konfirmasi yakni kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) dan kasus konfirmasi tanpa
gejala (asimptomatik).
Kontak Erat Adalah orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau
konfirmasi covid-19. Riwayat kontak yang dimaksud dibagi menjadi empat kriteria.

 Pertama, kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus


konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau lebih.
 Kedua, sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi,
seperti bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain.
 Ketiga, orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable
atau konfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuai standar.
 Keempat, situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan
penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi
setempat.
Pada kasus probable atau konfirmasi yang bergejala (simptomatik), untuk
menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum kasus timbul
gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
Sedangkan, pada kasus konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik), untuk
menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum dan 14 hari
setelah tanggal pengambilan spesimen kasus konfirmasi.[14]

Dengan dihapusnya istilah ODP-PDP-OTG ini pemerintah berharap akan ada banyak perubahan
dalam sistem pelaporan yang nantinya akan dilakukan di hari-hari berikutnya.

Kasus berdasarkan provinsi


Data ini berasal dari pengumuman oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 pada
15.30 (WIB) setiap harinya. Adapun pelaporan oleh pemerintah provinsi dapat saja berbeda-
beda berdasarkan wilayah penularan atau tempat tinggal pasien dan boleh jadi dilaporkan pada
waktu yang berbeda.
Kasus COVID-19 di Indonesia
Kasus
Tingk
setiap Tingkat
Terkonfir Semb Menin at
Kasus pertama Aktif juta kesemb Situs web resmi
Pro masi[a] uh ggal kemat
pendu uhan
vins ian
duk
i
Tan 37, 37, 4.
Wilay 78,57 3,7 29 47.9
gga 63 22 72 covid19.go.id
ah 2 10 4 %
l 6 6 %
26 58.18 4.55 covid19.acehprov.go
Aceh Aceh 110 64 5 41 21
Maret % % .id
10 Denpasa 66.67 1.15 infocorona.baliprov.
Bali 2,358 1,572 27 759 541
Maret r % % go.id
Bante 8 5.03 infocorona.bantenpr
Serang 1,609 1,107 81 421 124 68.8%
n Maret % ov.go.id
Bengk 31 9.52 covid19.bengkulupro
Bengkulu 168 104 16 48 85 61.9%
ulu Maret % v.go.id
Daera
h
Khusu
Kemang,
s 2 63.25 4.65
Jakarta 15,064 9,528 701 4,835 1.434 corona.jakarta.go.id
Ibukot Maret % %
Selatan
a
Jakart
a[b]
Daera
h
Istime 13 Yogyakar 78.55 2.58 corona.jogjaprov.go.
387 304 10 73 100
wa Maret ta % % id
Yogya
karta
covid-
Goron 10 Bone 61.82 4.42
385 238 17 130 327 19.gorontaloprov.go.
talo April Bolango % %
id
23 1.61 corona.jambiprov.go
Jambi Jambi 124 93 2 29 35 75%
Maret % .id
Jawa 2 36.75 3.55 pikobar.jabarprov.go
Depok 5,235 1,924 186 3,125 107
Barat Maret % % .id
Jawa
9 35.29 4.25 corona.jatengprov.g
Tenga Solo 5,653 1,995 240 3,418 164
Maret % % o.id
h
Kasus COVID-19 di Indonesia
Kasus
Tingk
setiap Tingkat
Terkonfir Semb Menin at
Kasus pertama Aktif juta kesemb Situs web resmi
Pro masi[a] uh ggal kemat
pendu uhan
vins ian
duk
i
Tan 37, 37, 4.
Wilay 78,57 3,7 29 47.9
gga 63 22 72 covid19.go.id
ah 2 10 4 %
l 6 6 %
Jawa 17 7.24 infocovid19.jatimpro
Surabaya 17,230 6,961 1,247 9,022 434 40.4%
Timur Maret % v.go.id
Kalim
10 Pontiana 96.06 1.13 covid19.kalbarprov.g
antan 355 341 4 10 70
Maret k % % o.id
Barat
Kalim
antan 22 Banjarma 33.43 5.12 corona.kalselprov.go
4,379 1,464 224 2,691 1.039
Selata Maret sin % % .id
n
Kalim
antan 20 Palangka 43.38 5.58
1,254 544 70 640 473 corona.kalteng.go.id
Tenga Maret Raya % %
h
Kalim
18 Samarind 70.91 2.35 covid19.kaltimprov.g
antan 722 512 17 193 199
Maret a % % o.id
Timur
Tanjung
Kalim
28 Selor 87.44 0.93 humas.kaltaraprov.g
antan 215 188 2 25 309
Maret dan Tara % % o.id
Utara
kan
Kepul
auan
Bangk 30 83.33 1.15 covid19.babelprov.g
Belitung 174 145 2 27 120
a Maret % % o.id
Belitu
ng
Kepul
17 Tanjung 86.94 4.75 corona.kepriprov.go.
auan 337 293 16 28 150
Maret Pinang % % id
Riau
Lamp 18 Bandar 80.38 5.74 covid19.lampungpro
209 168 12 29 25
ung Maret Lampung % % v.go.id
Maluk 22 63.11 1.89 corona.malukuprov.
Ambon 900 568 17 315 509
u Maret % % go.id
Maluk
23 12.31 3.41 corona.malutprov.go
u Ternate 1,145 141 39 965 927
Maret % % .id
Utara
Nusa
Tengg 24 63.43 5.14
Mataram 1,594 1,011 82 501 309 corona.ntbprov.go.id
ara Maret % %
Barat
Nusa
Tengg 75.21 0.83
9 April Kupang 121 91 1 29 22 covid19.nttprov.go.id
ara % %
Timur
22 46.32 0.93
Papua Merauke 2,366 1,096 22 1,248 707 covid19.papua.go.id
Maret % %
Papua 27 67.81 1.37 dinkes.papuabaratpr
Sorong 292 198 4 90 303
Barat Maret % % ov.go.id
Kasus COVID-19 di Indonesia
Kasus
Tingk
setiap Tingkat
Terkonfir Semb Menin at
Kasus pertama Aktif juta kesemb Situs web resmi
Pro masi[a] uh ggal kemat
pendu uhan
vins ian
duk
i
Tan 37, 37, 4.
Wilay 78,57 3,7 29 47.9
gga 63 22 72 covid19.go.id
ah 2 10 4 %
l 6 6 %
18 Pekanbar 89.84 4.47
Riau 246 221 11 14 36 corona.riau.go.id
Maret u % %
Sulaw
29 67.12 2.05 dinkes.sulbarprov.go
esi Mamuju 146 98 3 45 107
Maret % % .id
Barat
Sulaw
esi 19 Makassa 43.35 3.28 covid19.sulselprov.g
7,294 3,162 239 3,893 827
Selata Maret r % % o.id
n
Sulaw
dinkes.sultengprov.g
esi 26 3.09
Palu 194 168 6 20 64 86.6% o.id/category/covid-
Tenga Maret %
19
h
Sulaw
esi 19 65.26 1.92 dinkes.sultraprov.go.
Kendari 521 340 10 171 196
Tengg Maret % % id
ara
Sulaw
14 23.04 6.25 corona.sulutprov.go.
esi Manado 1,697 391 106 1,200 675
Maret % % id
Utara
Sumat
26 Bukitting 84.93 3.99 corona.sumbarprov.
ra 803 682 32 89 147
Maret gi % % go.id
Barat
Sumat
ra 24 Palemba 48.15 4.68 corona.sumselprov.
2,754 1,326 129 1,299 324
Selata Maret ng % % go.id
n
Sumat
18 23.95 5.21 covid19.sumutprov.g
ra Medan 2,497 598 130 1,769 171
Maret % % o.id
Utara
Sedang diselidiki[c] 34 0 0 34 tidak diketahui
37,63 37,22 4.72
Jumlah 78,572 3,710 294 47.9% covid19.go.id
6 6 %
Data hingga 14 Juli 2020[15]

1. ^ Orang-orang yang mendapat hasil positif dari uji PCR dihitung sebagai kasus terkonfirmasi. Angka sebenarnya
mungkin saja lebih tinggi karena hasil uji cepat tidak dimasukkan akibat ketepatannya yang rendah.
2. ^ Termasuk kasus repatriasi
3. ^ Kasus terkonfirmasi yang masih dalam proses verifikasi untuk menentukan provinsi yang terdampak.

iputan6.com, Jakarta- Pandemi virus corona covid-19 masih belum mampu diredam
di Indonesia. Jumlah korban positif Covid-19 di tanah air bertambah 347 orang pada hari
terakhir di bulan April 2020. Kini korban positif sudah lebih dari 10.000 orang.X

Berdasarkan pengumuman juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona, dr


Achmad Yurianto, pada konferensi pers yang ditayangkan saluran YouTube Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kasus positif virus corona Covid-19 hingga
30 April 2020 siang mencapai 10.118 kasus.X

Untungnya pasien yang berhasil sembuh terus mengalami peningkatan signifikan.


Pasien sembuh bertambah 131 orang sehingga total 1.522 orang.

Adapun korban meninggal dunia bertambah delapan orang. Total 792 orang meninggal
dunia akibat virus corona Covid-19 di Indonesia.

Data pasien virus corona covid-19 ini tercatat sejak Rabu 29 April 2020 pukul 12.00 WIB
hingga hari ini pukul 12.00 WIB.X

Jumlah kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta saat ini sudah sebanyak 1.232 pasien, dengan
angka kematian mencapai 99 jiwa dan kesembuhan dialami 65 orang.

Adapun 9 provinsi lain yang masuk daftar 10 besar daerah dengan jumlah kasus terbanyak
adalah:

-Jawa Barat: 263 kasus positif, 29 meninggal dan 13 sembuh

-Jawa Timur: 189 kasus positif, 14 meninggal dan 38 sembuh

-Banten: 187 kasus positif, 17 meninggal dan 7 sembuh

-Jawa Tengah: 132 kasus positif, 22 meninggal dan 14 sembuh

-Sulawesi Selatan: 113 kasus positif, 6 meninggal dan 19 sembuh

-Bali: 43 kasus positif, 2 meninggal dan 18 sembuh

-DI Yogyakarta: 40 kasus positif, 3 meninggal dan 1 sembuh

-Kalimantan Timur: 31 kasus positif, 1 meninggal dan 1 sembuh

-Papua: 26 kasus positif, 2 meninggal dan 3 sembuh.

Baca selengkapnya di artikel "Update Corona 6 April 2020 Indonesia & Data Covid-19 Dunia
Terbaru", https://tirto.id/eLk5

Data yang dikumpulkan Worldometers menunjukkan hingga pukul 15.30 WIB, 6 April 2020,
total angka kasus positif Covid-19 di dunia telah mencapai 1.276.732 pasien. Setidaknya
208 negara telah terpapar pandemi.

Baca selengkapnya di artikel "Update Corona 6 April 2020 Indonesia & Data Covid-19 Dunia
Terbaru", https://tirto.id/eLk5

Dari 1,2 juta kasus positif corona tersebut, 69.527 pasien Covid-19 telah meninggal dan
264.048 orang berhasil sembuh. Angka kasus positif Covid-19 tertinggi di dunia terdapat di
Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Jerman dan Perancis. Sedangkan kematian terbanyak
terjadi di Italia, Spanyol dan Perancis.
Baca selengkapnya di artikel "Update Corona 6 April 2020 Indonesia & Data Covid-19 Dunia
Terbaru", https://tirto.id/eLk5

Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kembali


melakukan uji coba pembukaan objek wisata terbatas. Ini dilakukan
dengan menerapkan standar operasional pelaksanaan protokol kesehatan
di enam objek wisata yakni Pantai Ngobaran, Nguyahan, Ngrenehan,
Siung, Nglambor, Timang, dan Telaga Jonge.X

"Mulai Sabtu kemarin sampai 31 Juli, kami melakukan uji coba


pembukaan enam objek wisata. Kami berusaha membangkitkan ekonomi
di Gunung Kidul melalui sektor pariwisata," kata Kepala Dinas Pariwisata
Gunung Kidul Asti Wijayanti di Gunung Kidul, Ahad, 12 Juli 2020.

Asti mengatakan pihaknya meyakini sektor pariwisata menjadi daya ungkit


percepatan pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19. Sebelumnya,
Pemkab Gunung Kidul juga telah melakukan uji coba di Pantai Kukup,
Pantai Baron, Gunung Api Purba Nglenggeran, dan Kalisuci.X

Terdapat ketentuan umum yang harus dipenuhi pengelola dan pengunjung serta pelaku
usaha dalam uji coba pembukaan destinasi wisata, di antaranya memenuhi protokol
kesehatan pencegahan Covid-19.

Pengelola dan pengunjung sama-sama menerapkan jaga jarak atau


membatasi kontak fisik dan memakai masker. Pengelola juga diwajibkan
menyediakan tempat cuci tangan dan kamar mandi sebagai sarana
kebersihan penunjang.
Ketentuan lain yakni pembatasan jumlah pengunjung. Untuk masing-
masing kawasan maksimal dikunjungi 50 persen dari daya tampung.
Asti mengatakan sesuai dalam protokol normal baru bidang pariwisata,
pengunjung yang menggunakan bus dipersilahkan masuk. Tentu saja
diwajibkan mematuhi protokol kesehatan bidang transportasi.
"Pengelola juga wajib melakukan pembersihan dengan air sabun berbagai
fasilitas atau desinfeksi paling tidak tiga hari sekali,” katanya.

Masyarakat Indonesia kini tengah berperang menghadapi pandemi virus Corona


atau Covid-19. Virus yang berasal dari Wuhan, China tersebut mulai menjadi fokus
warga dunia, termasuk Indonesia sejak pertengahan Januari 2020 lalu.

Mulai menjangkit ratusan orang di Indonesia, membuat masyarakat perlu mencari


informasi terkait upaya pencegahan virus tersebut. Pemerintah telah mengeluarkan
pernyataan untuk mengimbau masyarakat tidak beraktivitas di luar rumah. Social
distancing dan isolasi diri rumah merupakan langkah yang diambil pemerintah.
Menindak lanjuti dari kebijakan pemerintah tersebut, masyarkat ada biknya
memerhatikan bagaimana cara pencegahan Covid-19 pada level lingkungan
masyarakat. Penting diperhatikan lantaran interaksi di luar rumah dapat meningkatkan
resiko tertular Covid-19 ini.

Karena jumlah pasien terifeksi corona covid-19 terus bertambah. Di DKI Jakarta saja,
pasien positif terinfeksi virus corona atau Covid-19 mencapai 440 orang. Data itu sesuai
website corona.jakarta.co.id pada pukul 11.00 WIB, Rabu (25/3/2020). Nah, dikutip dari
"Pedoman Penanganan Cepat Medis dan kesehatan masyarkaat Covid-19 di Indonesia"
web resmi covid19.co.id oleh Liputan6.com, Rabu (25/3/2020) berikut ini 5 cara
pencegahan Covid-19 di level masyarakat.

1. Pembatasan Interaksi Fisik atau social distancing

Mengurangi interaksi di luar rumah menjadi salah satu langkah yang diambil oleh
pemerintah. Berikut ini beberapa cara sebagai pencegahan Covid-19.

a. Masyarakat tidak berdekatan atau berkumpul di keramaian atau tempat-tempat


umum. Jika terpaksa berada di tempat umum, gunakanlah masker.

b. Tidak melakukan perjalanan ke luar kota atau keluar negeri serta tidak mengunjungi
tempat wisata. Selain itu mengurangi menerima kunjungan orang lain datang ke rumah.

c. Usahakan tidak terlalu sering berbelanja ke pusat perbelanjaan. Atur waktu untuk
berbelanja, usahakan bukan di jam ramai.

d. Menerapkan belajar, beribadah dan bekerja dari rumah atau Work from Home.

e. Jaga jarak dengan orang lain setidaknya satu meter. Terapkan saat mengantri
ditempat umum.

f. Usahakan anak tidak bermain di luar rumah untuk sementara waktu hingga kondisi
kembali kondusif.

2. Menerapkan Etika Batuk dan Bersin

Jika memiliki agenda yang memaksa harus ke luar rumah, ada cara atau etika ketika
berada di rumah publik. Salah satunya saat batuk dan bersin.

a. Saat batuk atau bersin usahakan menggunakan tisu yang lanhsung dibuang ke
tempat sampah dan segera cuci tangan dengan sabun.

b. Jika tidak ada tisu, saat batuk dan bersin tutupi dengan lengan atas dan ketiak.
3. Karantina Kesehatan.

Sesuai dengan Undang-undang No. 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan,


untuk mengurangi penyebaran suatu wabah perlu dilakukan Karantina Kesehatan,
termasuk Karantina Rumah, Pembatasan Sosial, Karantina Rumah Sakit, dan Karantina
Wilayah.

4. Jaga Jarak Fisik dan Pembatasan Sosial

Pembatasan sosial adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu


wilayah. Pembatasan sosial ini dilakukan oleh semua orang di wilayah yang diduga
terinfeksi penyakit.

Pembatasan sosial berskala besar paling tidak meliputi meliburkan sekolah dan tempat
kerja, pembatasan kegiatankeagamaan dan/atau pembatasan kegiatan di tempat atau
fasilitas umum. Selain itu, pembatasan sosial juga dilakukan masyarkaat untuk
mengurangi interaksi sosialnya untuk tetap berada tinggal di rumah.

Untuk jaga jarak fisik, beberapa cara dapat dilakukan seperti:

a. Dilarang berdekatan atau kontak fisik dengan orang mengatur jarak terdekat sekitar 1-
2 meter, tidak bersalaman, tidak berpelukan dan berciuman.

b. Hindari penggunaan transportasi publik atau sebisa mungkin hindari jam sibuk ketika
berpergian.

c. Bekerja dari rumah, jika memungkinkan dan kantor memberlakukan ini.

d. Dilarang berkumpul massal di kerumunan dan fasilitas umum.

e. Hindari berkumpul teman dan keluarga, termasuk berkunjung/bersilaturahmi tatap


muka dan menunda kegiatan bersama. Hubungi mereka dengan telepon, internet, dan
media sosial.

f. Gunakan telepon atau layanan online untuk menghubungi dokter atau fasilitas lainnya.

g. Jika Anda sakit, dilarang mengunjungi orang tua atau orang yang lanjut usia. Jika
tinggal satu rumah dengan mereka, maka hindari interaksi langsung dengan mereka.
5. Orang yang Rawan Terinfeksi Virus

Semua aturan tersebut berlaku bagi semua kalangan, baik anak muda maupun orang
dewasa. Usahakan membatasi interaksi tatap muka dengan teman atau keluarga,
khususnya pada:

a. Orang yang berusia 60 tahun keatas

b. Memiliki penyakit komorbid (penyakit penyerta) seperti diabetes melitus, hipertensi,


kanker,asma dan Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) dll

c. Ibu hamil

Anda mungkin juga menyukai