Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TOPIK 7

K3 dan Hukum Ketenagakerjaan

Dibuat Oleh :

Muthiya Anggraini

21064029

D3 Teknik Listrik

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2021
Tugas k3 topik 7:

1. Ceritakan urutan terjadinya kasus paparan getaran pada pekerjaan yang anda
pahami dan bagaimana mengatasinya?
Jawaban:

HAVS (GEJALA VASKULER)


HAVS adalah penyakit kerja akibat getaran mekanis yang menyerang tangan dan
lengan pekerja. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala vaskuler, neurologi, dan
muskuloskeletal pada jari, tangan, dan lengan yang disebabkan penggunaan alat
yang bergetar secara terus-menerus, seperti penggunaan bor (drill), gerinda, bor
listrik, gergaji, dan alat penghancur beton (jackhammer).
Gejala ini dikenal sebagai fenomena Raynaud. Gejala vaskuler ditandai dengan
pemucatan jari (jari-jari memutih) dan menjadi dingin, jari-jari tersebut kemudian
berubah warna jadi kebiruan akibat kurangnya suplai oksigen, dan kemudian jari-jari
tersebut jadi memerah. Perubahan warna ini tidak selalu dialami para penderita.
Namun, keluhan tidak nyaman, jari pucat dan dingin tetap muncul.

Lamanya gejala bisa berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam. Gejala
tersebut dapat muncul bila dirangsang oleh udara dingin atau pekerja menyentuh
benda dingin. Kondisi ini dapat menimbulkan keluhan seperti kesemutan, kram, atau
nyeri. Nyeri pada tangan biasanya timbul pada malam hari, terkadang rasa nyeri
menjalar sampai lengan bawah, siku, dan leher, serta rasa nyeri yang dirasakan bisa
mengakibatkan sulit untuk menggenggam dan mengepal.

Mengapa pekerja bisa terkena HAVS?


Pekerja yang sehari-harinya menggunakan atau mengoperasikan peralatan atau
mesin yang menimbulkan getaran berisiko besar terkena HAVS. Getaran yang
berasal dari peralatan atau mesin tersebut akan ditransmisikan kepada tangan dan
lengan pekerja. Bila pekerja terpapar getaran secara terus-menerus, efek getaran
dapat menimbulkan gangguan atau kelainan dalam peredaran darah dan saraf,
kerusakan ada persendian dan tulang, memengaruhi konsentrasi kerja dan
mempercepat kelelahan. Efek getaran yang dirasakan pekerja bisa berbeda-beda
tergantung dari intensitas getaran, frekuensi getaran, dan durasi getaran atau
lamanya penggunaan alat. Semakin lama pekerja menggunakan peralatan atau mesin
yang bergetar dan semakin cepat getarannya, maka semakin tinggi pula risiko
pekerja tersebut terkena HAVS.

Siapa saja yang berisiko terkena HAVS?

HAVS biasanya dialami oleh seseorang yang bekerja di industri:


a. Konstruksi dan pemeliharaan jalan raya atau jalur kereta api
b. Konstruksi dan pembongkaran bangunan
c. Kehutanan
d. Pengecoran logam
e. Manufaktur
f. Pertambangan
g. Perakitan dan perbaikan kendaraan bermotor
h. Sarana publik (misalnya air, gas, listrik, telekomunikasi)
i. Pembuatan dan perbaikan kapal.

Risiko HAVS juga bisa dialami pekerja yang sehari-harinya menggunakan atau
mengoperasikan alat-alat bergetar atau mesin bergetar seperti alat penghancur beton,
gergaji mesin, mesin bor, mesin gerinda, impact wrench, palu/ pahat listrik, dan
peralatan mekanis lainnya.

a. Palu/pahat listrik atau bor listrik lebih dari 15 menit per hari.
b. Mesin berputar atau penggunaan peralatan/ mesin yang bergetar lainnya selama
lebih dari 1 jam per hari.

Mengapa HAVS bisa berbahaya?

Frekuensi getaran yang merambat melalui tangan dan lengan akibat penggunaan
peralatan yang bergetar biasanya berkisar antara 20-500 Hz. Frekuensi paling berbahaya
adalah pada 128 Hz. Meski begitu, frekuensi getaran antara 5-20 Hz juga sebetulnya sudah
membahayakan pekerja jika penggunaan alat kerja dilakukan secara rutin dalam jangka
waktu lama. Paparan getaran pada tangan yang disebabkan peralatan atau mesin yang
bergetar dalam waktu singkat memang tidak akan berpengaruh, namun dalam jangka waktu
yang lama akan menimbulkan gangguan atau kelainan berupa:

- Kelainan pada peredaran darah dan syaraf. Kerusakan syaraf akan mengakibatkan
berkurangnya kepekaan pada motorik dan gangguan pada ketangkasan.
- Angioneurosis jari-jari tangan. Biasanya terjadi di daerah dingin, penderita akan
merasakan kebal pada jari-jari tangan saat bekerja atau sesaat setelah melakukan
pekerjaan.
- Gangguan tulang, sendi, dan otot.

Jika dibiarkan, HAVS bisa membahayakan hidup pekerja. Efek HAVS ini bisa
menyebabkan menurunnya kualitas hidup pekerja karena penderita menjadi sulit
berkonsentrasi, cepat lelah, sensibilitasnya jadi berkurang, otot menjadi lemah, kehilangan
koordinasi dari tangan, keterampilan berkurang, hingga kehilangan sensoris secara
permanen.

Apa upaya yang harus dilakukan untuk mencegah HAVS?

Ada beberapa upaya pencegahan HAVS yang bisa dilakukan pekerja di antaranya:

a. Mendesain ulang alat-alat yang bergetar untuk meminimalisasi paparan pada tangan
dan lengan. Bila pendesainan ulang tidak memungkinkan, Anda bisa mengurangi
efek getaran dengan cara meredam getaran (damping). Damping adalah suatu
mekanisme untuk meredam getaran dengan cara menempelkan suatu sistem
resonansi pada sumber getaran.
b. Gunakan alat-alat yang bergetar tidak lebih dari 2 jam (tergantung nilai percepatan
getaran). Energi yang dipindahkan oleh suatu getaran tergantung pada lama
pemaparan. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit akibat getaran
terhadap pekerja, maka ILO tahun 1978 menganjurkan waktu pemaparan tidak
lebih dari 2 jam. Sedangkan di Indonesia, peraturan mengenai batas waktu
pemaparan getaran tertuang dalam Kepmenaker No: KEP-51/MEN/ 1999 tentang
nilai ambang batas faktor fisika di tempat kerja.
c. Gunakan alat-alat kerja yang tepat untuk setiap pekerjaan. Tujuannya agar pekerja
bekerja lebih efisien, cepat, dan mengurangi paparan getaran pada tangan dan
lengan.
d. Lakukan pemeriksaan kesehatan pra kerja. Pekerja yang ditempatkan pada
pekerjaan yang berisiko tinggi terkena HAVS perlu melakukan pemeriksaan
kesehatan pra kerja dan perlu diperiksa oleh dokter yang memahami diagnosis dan
penanganan terhadap HAVS. Pekerja yang memiliki riwayat sirkulasi darah
abnormal, Raynaud's Syndrome, atau pekerja yang pernah mendapat gejala HAVS
sama sekali tidak boleh bersentuhan dengan alat yang bergetar apapun.
e. Gunakan sarung tangan dengan multi lapisan dan berbahan kenyal (karet, karet
busa, plastik busa, wol) atau menggunakan sarung tangan anti getaran bila
memungkinkan.
f. Hindari memegang alat-alat yang bergetar secara kuat. Semakin kuat memegang,
maka semakin kuat getaran yang disalurkan ke jari-jari dan tangan. Bila
memungkinkan, selain memegang dengan ringan, pekerja bisa memegangnya
dengan posisi tangan bervariasi.
g. Letakkan alat-alat yang bergetar di tempat yang tepat dan operasikan hanya bila
perlu dan dengan kecepatan yang minimum untuk mengurangi paparan getaran.
h. Pastikan Anda mendapatkan pelatihan dan memahami tentang bahaya getaran dan
pengendaliannya.
i. Hindari merokok bila Anda bekerja dengan alat-alat yang bergetar setiap harinya.
Pekerja yang merokok lebih rentan terkena HAVS daripada mereka yang tidak
merokok. Hal ini disebabkan karena tembakau dapat memengaruhi aliran darah dan
pekerja yang terkena HAVS dengan merokok biasanya menderita lebih parah.

2. Ceritakan secara berurutan kasus paparan getaran pada pekerjaan


kelistrikan!
Bagiamana mengatasinya secara preventif?
Jawaban:

TERSENGAT LISTRIK
Tersengat listrik atau yang biasa disebut kesetrum adalah peristiwa dimana terdapat
aliran listrik yang mengalir pada tubuh kita. Hal ini dapat terjadi karena pada dasarnya
tubuh manusia merupakan konduktor yang baik, dimana tubuh manusia sebagian besar
merupakan cairan sehingga mampu menghantarkan listrik dengan baik. Arus listrik dapat
mengalir karena adanya beda potensial antara kedua titik hubung, dimana arus listrik akan
mengalir dari titik yang memiliki tegangan tingggi ke tegangan yang lebih rendah. Pada
kasus kesetrum, tubuh kita menjadi penghubung antara peralatan elektronik (tegangan
tinggi) dengan tanah/ground (tegangan rendah). Oleh karena itulah arus listrik akan
mengalir melalui tubuh kita, hal ini sesuai dengan sifat alami listrik yang akan mancari jalan
terdekat menuju bumi (dalam hal ini merupakan tubuh kita. Sebagai contoh saat terjadi petir
dimana petir akan menyambar pohon atau bangunan yang lebih tinggi karena itu merupakan
jalan terdekat bagi arus listrik untuk sampai ke bumi.
Cara mengatasi secara preventif:
a. Jangan Panik
Seperti yang sudah diketahui, menolong korban kesetrum harus dilakukan secara hati-
hati. Oleh karena itu, pastikan sebelum menolong korban untuk tidak panik, tergesa-
gesa, atau gegabah. Sebab, jika salah penanganan bisa sangat membahayakan untuk diri
Anda. panik, tergesa-gesa, atau gegabah. Sebab, jika salah penanganan bisa sangat
membahayakan untuk diri Anda.

b. Memperhatikan Keadaan Sekitar


Cara mengatasi kesetrum yang pertama adalah amankan sumber listrik di sekitar lokasi
kejadian. Pastikan Anda tidak berada di dekat sumber arus listrik. Setelah itu, segera
putuskan aliran listrik, dengan cara mencari panel listrik atau kotak sekering untuk
memadamkan listrik. Hal yang perlu diperhatikan saat menolong korban kesetrum
adalah hindari menyentuh aliran listrik menggunakan peralatan basah atau berbahan
logam. Sebab, air merupakan penghantar listrik yang baik, sehingga bisa membuat Anda
kesetrum juga. Setelah korban berhasil dievakuasi, cara mengatasi kesetrum listrik
berikutnya yaitu dengan membawa korban ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah
sakit terdekat. Namun, setelah mengetahui ada korban kesetrum listrik, sebaiknya
segera menghubungi ambulans. Hal ini perlu dilakukan agar korban segara dapat
perawatan medis.

c. Hindari Menyentuh Korban


Salah satu hal yang perlu dihindari ketika menolong korban sengatan arus listrik
adalah jangan menyentuhnya. Hal ini sangat penting untuk dihindari agar Anda tidak
ikut kesetrum. Selain itu, hindari untuk menyentuh korban meski menggunakan alat
bantu

d. Segera Periksa Tubuh Korban


Cara mengatasi kesetrum berikutnya yaitu segera periksa tubuh korban. Periksa
seluruh bagian tubuh korban, mulai dari kepala, leher, hingga kaki. Jika Anda melihat
terdapat luka pada tubuh korban, hindari menyentuhnya. Selain itu, apabila korban
menunjukkan tanda-tanda syok seperti muntah, pingsan, atau pucat, segera angkat
kakinya.
e. Tutup Luka Korban
Seseorang yang kesetrum biasanya mengalami luka bakar di beberapa bagian
tubuhnya. Jika Anda mengamati terdapat luka pada korban, segera lepaskan pakaian
atau benda apa saja yang menempel di kulitnya. Hal ini perlu Anda lakukan agar luka
bakar tidak meluas.

f. Lakukan Resusitasi Jantung


Cara mengatasi kesetrum lainnya yaitu melakukan resusitasi jantung pada korban.
Selain itu, Anda juga dapat membantunya dengan napas buatan. Hal ini perlu dilakukan
saar korban tidak bernapas dan denyut nadi tidak terabaMenolong korban kesetrum
memang perlu keahlian khusus. Sehingga, penanganan tidak boleh dilakukan secara
sembarangan. Oleh karena itu, sebaiknya Anda memahami betul cara mengatasi
kesetrum dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai