Anda di halaman 1dari 13

PENYAKIT AKIBAT KERJA

Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang


diakibatkan oleh pekerjaan, alat, bahan dan
proses yang terjadi di tempat kerja.
Jenis-jenis:
1. Penyakit akibat kerja ( occupational disease )
2. Penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaan ( work related disease)
3. Penyakit yang mengenai populasi pekerja
( diseases affecting working popu;ations)
Menurut ILO , setiap tahun terjadi 1,1 juta
kematian yang disebabkan oleh kematian atau
kecelakaan kerja, yang 300 ribuan adalah
kematian karena penyakit akibat kerja.
Di Indonesia jumlah pekerja meningkat tajam.
Pada tahun 2000 jumlah pekerja adalah 95 juta
orang dan pada tahun 2019 menurut BPS jumlah
nya adalah lebih dari 150 juta orang, yang sekitar
50% bekerja di sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan. Menurut ILO sektor-2 ini merupakan
pekerjaan yang paling berpengaruh terhadap
kesehatan setelah bidang pertambangan.
GOLONGAN PENYAKIT AKIBAT KERJA.
1. Golongan fisik.
a. Kebisingan :
Menurut SE Menakertrans%kop
No.SE-01/MEN/1978 , Waktu kerja dan Nilai Ambang Batas
( NAB ) kebisingan di tempat kerja adalah sbb :
 82 dB : 16 jam perhari
 85 dB : 8 jam perhari
 88 dB : 4 jam perhari
 91 dB : 2 jam perhari
 97 dB : 1 jam perhari
 100 dB : ¼ jam perhari.
Pekerjaan yang mengakibatkan kebisingan :
- pertambangan
- pembuatan terowongan
- penggalian ( peledakan / pengeboman )
- mesin berat
- mesin tekstil
- uji coba mesin jet.
Gangguan kesehatan :
- ketulian progresif
- sistem vaskuler dan syaraf.
Pencegahan :
- pemberian peredam pad a sumber kebisingan.
- merancang mesin yang kurang bising.
- isolasi mesin dengan tenaga kerja.
- pengguaan APD yang tepat.
b. Getaran :
Penghantaran dan penghilangan getaran pada
manusia tergantung pada : intensitas, postur tubuh,
arah kerja getaran, tegangan otot, sifat fisik tubuh
dan ciri-2 antropometri.
Efek getaran pada tangan berupa gejala non
spesifik yang secara kolektif disebut sebagai
sindroma getaran.
Gangguan utama ada pada sistem vaskuler,
saraf perifer dan saraf skeletomuskular.
Beberapa pekerjaan yang beresiko terhadap getaran :
industri logam , perkitan kapal dan otomotif ,
pertambangan dan kehutanan.
Gangguan kesehatan :
 Kerusakan mata. Mata tidak dapat mengikuti
getaran antara mata dan sasaran pada frekwensi
>4 Hz. Bila bekerja di tempat spt ini akan terjadi
kerusakan retina.
 Keruskan persendian dan tulang
 Kelainan pada sistem darah dan saraf.
Pencegahan :
 Memperbaiki desain alat-2 yang bergetar.
 Meletakkan peredam dibawah alat yang bergetar,
 Menghindari getaran diatas NAB ( 8 – 100 Hz )
2. Radiasi / Ionisasi
Biasanya dipakai dalam : industri, pertanian, kedokteran dan
riset ilmiah .
Sumbernya adalah alat listrik berenergi tinggi ( mesin sinar
X ) atau radionuklida.
Paparan radiasi ionisasi terjadi dengan 2 cara, yaitu :
1. Paparan eksternal , yang berasal dari luar tubuh.
2. Paparan internal , terjadi karena zat-2 radioaktif masuk
kedalam tubuh melalui inhalasi ( debu radioaktif, uap atau
gas.)
Beberapa jenis radiasi ionisasi :
- Radiasi Laser
- Radiasi Infra merah
- Radiasi ultra violet
- Radiasi sinar Ro dan sinar Gamma.
Gangguan kesehatan :
- Radiasi Laser dapat menyebabkan kerusakan kolit dan
mata ( retina spi kebutaan ).
- Radiasi Infra merah dapat menyebabkan konjungtifitas
elektrida pada mata.
Radiasi sinar Ro dan Gamma dapat menyebabkan kelainan
pada tubuh seperti luka bakar, impotensi, kerusakan sistem
hemolitik dan leukemia.
Pencegahan :
- Mengurangi lama paparan
- Pengukuran dosis ( dgn dosimeter ) maksimal 100
mRad/bulan.
- Menjaga jarak
- Membentengi sumber radiasi degan timbal.
- Memakai APD yang sesuai.
_ Mengurangi waktu kerja.
3. Suhu ekstrim .
Gangguan kesehatan :
 Suhu tinggi :
- Heat crampts ( kejang otot tubuh dan perut ).
- Milinaria ( kelaian kulit )
- Heat stroke.
 Suhu rendah :
- Chilblais ( tubuh yang terkena memerah ,
membengkak , panas dan gatal ).
- Trench foot ( kerusakan kaki )
- Frostbite ( cacat tetap pada tubuh ).
Pencegahan :
- APD yang sesuai, pakaian tebal untuk suhu dingin
dan pakaian yang tidak tembus panas untuk suhu tinggi.
• Golongan kimiawi .
1. Air raksa ( Hg )dan Senyawa toksinnya.
Keracunan akut : - iritasi membrane
mukosa bronkus, stomatis dengan salviasi yang
meningkat , pnemonitis yang diikuti demam
dan dispnea.
Keracunan kronis : erotisme, tremor dan
stomatitis.
Pencegahan :
- pengelolaan yang baik dengan sistem
sekat rapat.
- Masker.
2. Karbon Disulfida ( CS 2 ).
Keracunan akut :
koma sampai kematian.
Keracunan kronis :
Enselopatis dengan perubahan
psikoloogis dan perilaku.
Pencegahan :
menerapkan sistem tertutup.
Penggunaan APD yang sesuai.
3. Alkohol dan glikol
Keracunan akut :
Nyeri epigastrium dan gangguan fungsi
sensorik.Metil alkohol dapat
menyebabkan gangguan penglihatan
dan neuritis.
Keracunan kronis tidak spesifik.
Pencegahan :
Pengawasan hygiene yang baik.
APD yang sesuai.
Sarung tangan
Masker dan kacamata.

Anda mungkin juga menyukai