Anda di halaman 1dari 25

Hand Arm Vibration Syndrome pada Penegendara Motor

William Prima Christian Kiko


102011407
Kelompok : A7
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
Email : primanike@yahoo.com

Pendahuluan
Setiap hari manusia terlibat pada suatu kondisi lingkungan kerja yang berbeda-beda
dimana perbedaan kondisi tersebut sangat mempengaruhi terhadap kemampuan manusia.
Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik dan mencapai hasil yang optimal
apabila lingkungan kerjanya mendukung. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan sebagai
lingkungan kerja yang baik apabila manusia bisa melaksanakan kegiatannya dengan optimal
dengan sehat, aman dan selamat. Ketidakberesan lingkungan kerja dapat terlihat akibatnya dalam
waktu yang lama. Lebih jauh lagi keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga
dan waktu yang lebih banyak yang tentunya tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem
kerja yang efesien dan produktif.1
Oleh karena itu perancangan lingkungan kerja yang baik dan optimal sangat diperlukan.
Berikut ini penjelasan mengenai factor-faktor fisik lingkungan kerja. Kondisi yang ergonomis,
yaitu lingkungan kerja yang memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pekerja. Rasa nyaman
sangat penting secara biologis karena akan mempengaruhi kinerja pada organ tubuh manusia
ketika sedang bekerja. Penyimpangan dari batas kenyamanan akan menyebabkan perubahan
secara fungsional yang pada akhirnya akan berpengaruh pada fisik maupun mental pekerja.
Pengendalian dan penanganan faktor-faktor lingkungan kerja seperti kebisingan, temperature,
getaran, dan pencahayaan merupakan suatu masalah yang harus ditangani secara serius dan
berkesinambungan. Suara yang bising, temperature yang panas getaran dan pencahayaan yang
kurang di dalam tempat kerja merupakan salah satu sumber yang mengakibatkan tekanan kerja
dan penurunan produktivitas kerja.1

1
Getaran atau vibrasi adalah pergerakan bolak balik suatu massa/berat melalui keadaan
seimbang terhadap suatu titik tertentu. Dampak getaran terhadap manusia terrutama terjadi pada
bagian organ-organ tertentu seperti: dada, kepala, rahang, dan persendian lainnya. Getaran
diduga dapat menyebabkan perubahan atau peningkatan tekanan darah yang pada tingkat tertentu
dapat mengakibatkan hipertensi. Getaran dapat juga menimbulkan efek vaskuler dan efek
neurologic. Getaran yang tinggi memungkinkan mengakibatkan stress pada pekerja, dan
peningkatan tekanan darah adalah salah satunya.
Studi epidemiologi menunjukkan pekerja yang tangannya terpajan dengan alat-alat yang
bergetar dalam jangka waktu yang cukup lama berhubungan dengan gangguan fungsi tangan
secara persisten. Bahaya terhadap kesehatan yang sering dilaporkan adalah i) kelainan dari
mikrosirkulasi perifer, cold-induced Raynaud phenomenon atau vibration white finger (VWF);
dan ii) kelainan neurologik pada system saraf perifer. Kedua efek terhadap kesehatan ini secara
kolektif disebut hand-arm vibration syndrome (HAVS) yang dapat mengakibatkan kerusakan
dan cacat. Jadi yang dimaksud dengan HAVS adalah kumpulan gejala vaskuler, neurologik dan
muskuloskeletal yang mengenai jari, tangan dan lengan yang disebabkan oleh pengunaan alat-
alat yang menggetarkan tangan, khususnya bor (drill), gerinda, bor listrik, gergaji, dan alat
pembuat lubang pada beton (jackhammers).1 HAVS juga dapat terjadi pada pekerja yang
menggunakan mesin yang bergetar. Getaran yang ada pada alat tersebut ditransmisikan ke tangan
dan lengan dari pekerja yang memegang alat tersebut. Efek getaran yang dtimbulkan tergantung
dari besarnya getaran, lama penggunaan dan frekuensinya. Semakin lama pekerja menggunakan
alat-alat tersebut dan semakin cepat getarannya maka makin tinggi risiko terkena HAVS. Makin
pendek periode laten, makin berat HAVS yang terjadi bila pajanan pada tangan dengan alat-alat
yang bergetar tetap berlanjut.1 Frekuensi yang berkisar antara 2-1500 Hz berpotensi untuk
menimbulkan kerusakan jaringan meskipun frekuensinya relatif kecil berkisar antara 5-20 Hz
sudah berbahaya. Kerusakan seringkali dialami sebagai tidak tahan terhadap dingin (cold
intolerance), sensibilitas berkurang, otot menjadi lemah, kehilangan koordinasi dari tangan,
ketrampilan berkurang, dan tangan menjadi kejang. Akibatnya HAVS ini menyebabkan
menurunnya kualitas hidup seseorang.1

2
Skenario 6
Seorang laki-laki berusia 42 tahun datang ke klinik dengan keluhan kedua tangannya kebas.

Anamnesis

Identitas pasien : Nama, umur, pekerjaan (sudah berapa lama bekerja?).


Pada kasus : Laki-laki, umur 28 tahun kurir barang dengan menggunakan motor
sebagai transportasinya, motor yang digunakan adalah keluaran
tahun 2000. Pasien bekerja sebagai kurir sudah 12 tahun. Lama
pasien bekerja 8 jam per hari.
Keluhan Utama : Pasien merasakan kebas, sudah 3 bulan yang lalu.

Riwayat Pekerjaan

Tangan adalah tangan terdekat dengan sumber getaran, jika ini dapat diidentifikasi. Ini
tidak boleh diasumsikan bahwa tangan ini akan lebih buruk terpengaruh karena kasus akan
bervariasi dan tergantung pada berbagai pekerjaan, posisi tangan dan peralatan yang digunakan.
Semua kegiatan yang melibatkan paparan HAV relevan. 'Pemicu' atau waktu kontak adalah
perkiraan waktu yang tangan benar-benar terkena getaran. Ini akan sering cukup pendek dari
periode di mana alat ini dikatakan digunakan.
 Pekerjaan pasien apa? (Kurir barang),
 Jenis barang apa yang dibawa?
 Berapa banyak barang yang dibawa?
 Alat transportasi apa yang digunakan pasien untuk membawa barang?
(menggunakan motor sebagai transportasinya, motor yang digunakan adalah
keluaran tahun 2000)
 Apakah pasien merasa nyaman bekerja menggunakan motor tersebut?
 Apakah motor tersebut sering diservis?
 Sudah berapa lama pasien bekerja? (12 tahun)
 Berapa masa kerja pasien dalam 1 hari? (8 jam per hari)
 Apakah pasien memiliki pekerjaan lain selain menjadi kurir barang?
 Apakah pasien memiliki hobi yang dapat memperberat keluhan pasien?

3
 Apakah ketika bekerja pasien menggunakan alat pelindung diri seperti sarung
tangan? (Pasien tidak menggunakan sarung tangan)
 Apakah pasien pernah terpapar bahan kimia?
Beberapa bahan kimia yang neurotoksik dan dapat menyebabkan gejala
neurologis mirip dengan havs. Yang ditemui di tempat kerja dapat mencakup:
Contoh: Arsenik, senyawa merkuri, antimon methylbutyl, keton, akrilamida,
karbon disulfida, dietilditiokarbamat, talium, timbal (anorganik)

Riwayat Penyakit Sekarang

Apakah keluhan pasien sering terjadi, hilang timbul, terus menerus? (Pasien hanya mengalami
kebas ketika bekerja membawa barang, keluhan hilang ketika pasien beristirahat)

Riwayat Penyakit Dahulu

Apakah pasien sebelumnya pernah? Apakah pasien pernah mengalami trauma pada tangan
sebelumnya?

Riwayat Pengobatan

Apakah pasien sebelumnya pernah berobat di dokter? Apakah sudah meminum obat? Bagaimana
hasilnya apakah ada perubahan?

Riwayat Kesehatan

Cedera atau operasi untuk tangan, lengan atau leher akan perlu dipertimbangkan sebagai
bagian dari penilaian klinis.
Sejumlah kondisi lain yang tercantum di bawah yang mengarah ke kecenderungan untuk
melaporkan gejala pembuluh darah mirip dengan HAVS. Bahkan, banyak dari kondisi ini terkait
dengan keluhan dari ekstremitas dingin dan tidak menyebabkan vasospasme arteri. Mungkin sulit
untuk memisahkan gejala yang mungkin timbul dari efek penuaan pada aliran darah kulit dari
orang-orang yang mungkin timbul dari HAVS. Daftar kondisi tidak lengkap: aterosklerosis,
dermatomiositis, hipotiroidisme, scleroderma, vaskulitis, vasculopathy pada diabetes.
Beberapa terapi obat dan racun berhubungan dengan gejala fenomena Raynaud sekunder:
Beta blockers, bleomycin, ergot, methysergide, vinblastine, vinil klorida.

4
Gejala dikaitkan dengan komponen neurologis dari havs mungkin timbul dari beberapa
kondisi medis. Ini termasuk:
neuropati perifer beralkohol, carpal tunnel syndrome, diabetes neuropati perifer, hemiplegia,
multiple sclerosis, neurofibromatosis, polio.

Riwayat Sosial

Penggunaan sepeda motor harus dimasukkan dalam kegiatan rekreasi. Sumber paparan getaran
dan waktu perkiraan 'pemicu' perlu dicatat.
Apakah hubungan pasien dengan atasan, rekan kerja, dan lingkungan kerja baik?

Pemeriksaan Fisik

Tes Pemeriksaaan Tangan Fungsi Sensorik2


a. Tes untuk rasa raba

 Ujung kapas digoreskan pada permukaan tubuh pasien


 Rangsangan dilakukan secara berganti-ganti pada daerah yang normal dan abnormal,
mulailah dari daerah yang paling tergangu dan bergerak kearah yang normal.
 Pasien diminta untuk menunjukan kapan mulai merasakan goresan kapas tersebut.
b. Tes untuk rasa nyeri
 Alat yang digunakan berupa jarum bendul (pentol)
 Rangsangan berganti-ganti antara ujung yang tajam dan yang tumpul. Mintalah
pasien untuk membedakan bermacam-macam rangsangan tersebut.
 Bandingkan daerah yang abnormal dengan daerah yang normal pada daerah
kontralateral.
 Mulailah dari daerah yang paling terganggu dan bergerak kearah yang normal,
kemudian pasien diminta untuk menunjukkan kapan mulai merasakan ketajaman
yang lebih jelas, yang perlu dicatat adalah perubahan sensasi. Sensasi nyeri ini
paling baik dalam menentukan batas gangguan sensorik dibandingkan dengan
sensasi yang lain.
c. Tes untuk rasa suhu
 Rangsangan panas dilakukan dengan menempelkan botol yang berisi air panas
(40oC-45oC), sedangkan rangsangan dingin dengan menempelkan botol yang berisi

5
air dingin (10oC-15oC). Dengan mata tertutup pasien diminta membedakan botol
tersebut setelah disentuh dengan bagian tubuhnya khususnya tangan.

Griffin Score

Sebuah sistem untuk mengalokasikan nilai numerik tertimbang untuk masing-masing


ruas yang terkena dampak dan menghitung skor keseluruhan untuk jari di setiap tangan
digunakan dalam metode Griffin. Sistem ini merupakan metode yang berguna dalam praktek
untuk memantau kemajuan atau regresi gejala di jari masing-masing. Tidak memperhitungkan
frekuensi serangan, yang mungkin lebih relevan dalam menilai cacat fungsional. Beberapa
serangan dapat menyebabkan tingkat variabel. Dalam hal ini distribusi terburuk harus dicatat.2

Gambar 1. Scoring Numerik Gejala Vaskular HAVS (Griffin, 1982)

6
Dalam sistem penilaian numerik untuk HAVS vaskuler, untuk setiap bagian dari setiap
digit diberikan skor seperti ditunjukkan pada diagram pada Gambar 1. Total nilai untuk masing-
masing tangan dapat tiba di dengan menjumlahkan nilai digit. Dalam gambar, skor untuk tangan
kiri adalah 16 dan bahwa untuk tangan kanan adalah 4.
Jika seorang karyawan didiagnosa menderita stadium 2, tujuannya adalah untuk
mencegah tahap 3 (vaskular atau sensorineural) berkembang karena ini adalah bentuk yang lebih
parah dari penyakit yang berhubungan dengan kerugian yang signifikan dari fungsi dan cacat
(lihat Manajemen karyawan yang terkena dampak, termasuk kebugaran untuk bekerja). Tahap 2
sensorineural yang luas, mulai dari gejala neurologis kecil untuk mereka yang kehilangan
sensorineural persisten. Oleh karena itu tahap 2 harus dibagi ke dalam "awal" dan "terlambat"
fase dalam rangka untuk membantu pengelolaan tahap 2 kasus.2

Tabel 1. Sistem Scoring untuk ujian standar


Vibrotactile uji threshold (telunjuk dan jari kelingking)
2 2 2 2
At 31.4 Hz < 0.3 ms = 0 ≥ 0.3 ms , < 0.4 ms = 1 ≥ 0.4 ms = 2
2 2 2 2
At 125 Hz < 0.7 ms = 0 ≥ 0.7 ms , < 1.0 ms = 1 ≥ 1.0 ms = 2

Uji termal ambang persepsi (1 º / detik, indeks dan jari kelingking)

Zona suhu netral < 21 ºC = 0 ≥ 21 ºC, < 27 ºC = 2 ≥ 27 ºC = 4

Pancaindera berkurang dapat dinilai dengan menggunakan Semmes-Weinstein


monofilamen dan mengurangi ketangkasan manual oleh pegboard Purdue seperti yang dijelaskan
dalam "Penilaian klinis untuk HAVS" bagian. Jika kehilangan ketangkasan dalam lingkungan
yang hangat didiagnosis, dan skor total untuk dua tes sensorineural adalah 9 atau lebih tinggi,
maka skor 10 ditambahkan ke hasil ini tetapi hanya jika hasil Purdue pegboard tidak normal.
Oleh karena itu kriteria penilaian untuk tahap 3 sensorineural adalah 19 atau di atas dalam Tabel.
Jika tidak ada hasil tes standar diperoleh, proses membagi tahap 2 sensorineural
bergantung pada apakah gejala mati rasa / kesemutan yang intermiten atau terus-menerus, dan
akan kurang efektif sebagai konsekuensinya.2

7
Dalam rangka untuk memisahkan "awal dan" terlambat "tahap 2 vaskular, istilah"
sesekali "dan dan" sering "didefinisikan oleh Dr Ian Lawson dan Griffin skor blansing digunakan
tabel dibawah ini.
Tabel 2. Panduan stadium untuk Sensorineural dan Vascular1,2
Sensorineural
Stadium Kriteria Penilaian
Tangan Kiri Tangan Kanan
0 sn Paparan getaran tapi tidak ada gejala
1 sn Mati rasa intermiten dan / atau
kesemutan (dengan sensorineural,
sn, skor> 3 dan <6)
2 sn Mati rasa sebentar-sebentar, dan /
(early)
atau kesemutan, mengurangi
persepsi sensorik (biasanya skor sn
dari> 6 <9)
2 sn Mati rasa terus-menerus, dan / atau
(late)
kesemutan, dikurangi sensory
persepsi (biasanya skor sn dari> 9
<16)
3 sn Mati rasa konstan dan / atau
kesemutan, mengurangi persepsi
sensorik dan ketangkasan
manipulatif dalam kehangatan (dan
sn skor> 19)

Vaskuler
Stadium Kriteria Penilaian
Tangan Kiri Tangan Kanan
0 sn Tidak ada serangan

8
1 sn Serangan hanya mempengaruhi
ujung phalange distal dari satu atau
lebih jari - biasanya skor dari 1-4
2 sn Serangan sesekali keputihan
(early)
mempengaruhi distal dan tengah
(jarang juga proksimal) phalange
dari satu atau lebih jari - biasanya
skor dari 5 - 9
2 sn Serangan sering keputihan yang
(late)
mempengaruhi phalange distal dan
tengah (jarang juga proksimal) dari
satu atau lebih jari - biasanya skor
dari 10 -16
3 sn Serangan sering keputihan yang
mempengaruhi semua phalange
sebagian besar jari sepanjang tahun -
biasanya skor dari 18 atau lebih
4n Sebagai 3v dan trofik perubahan

Definisi:
Intermiten: tidak tetap
Persistent: berlangsung> dari 2 jam
Konstan: hadir semua waktu
Sesekali: 3 atau <serangan per minggu
Sering: 3 serangan per minggu

Diagnosis

Riwayat penyakit dan pekerjaan merupakan komponen yang paling penting pada
diagnosis HAVS. Pemeriksaan fisik neurologis, tes klinis dan pemeriksaan laboratorium hanya
berguna sebagai penunjang diagnosis klinis, misalnya:1,2

9
1. Untuk membantu menilai sensitivitas dan spesifikasi vascular dapat dilakukan tes Asdon
(rotasi leher) dan tes Allen (kompresi pergelangan tangan ulnar dan radial), Lewis Prusik
(kompresi pergelangan tangan ulnar dan radial) untuk gerakan hyperabduksi dan
kostoklavikular, penggunaan Doppler (pengukur denyut aliran darah pada jari), untuk
mencatat tekanan darah sistolik dan pletismografi pada jari-jari sebelum dan selama
provokasi dingin serta dengan pencelupan ke dalam air dingin.
2. Untuk membantu menilai sensitivitas dan spesifikasi saraf sensoris dan musculoskeletal
dapat dilakukan tes Tinel (ketukan pada trowongan karpal) dan tes Phalen (fleksi
pergelangan tangan), rotasi eksternal abduksi, kekuatan pegangan (dengan
dynamometer), persepsi ketajaman perasaan dengan tes diskriminasi 2 titik, ketangkasan
manipulasi dengan Purdue Pegboard dan tes Moberg, serta tes persepsi vibrai dan
persepsi suhu (Probe), sensitivitas rasa nyeri (tusukan jarum), sensitivitas rasa raba
(dengan kapas).
3. Pemeriksaan laboratorium seperti factor rheumatoid, anti-nuklear serum antibody, sinar
X vertebra servikalis, tangan dan thoraks, dapat digunakan untuk mencari kemungkinan
diagnosis banding.

Pengertian Getaran
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/Menkes/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan
Industri, yang dimaksud dengan getaran adalah gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan
seimbang terhadap suatu titik acuan, sedangkan yang dimaksud dengan getaran mekanik adalah
getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan peralatan kegiatan manusia.3
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.49 tahun 1996 baku
tingkat getaran adalah batas maksimal tingkat getaran yang diperbolehkan dari usaha atau
kegiatan pada media padat sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan
kesehatan serta keutuhan bangunan. Dan menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri, tingkat getaran maksimal untuk kenyamanan dan kesehatan karyawan
harus memenuhi syarat sebagai berikut:3

10
Frekuensi Tingkat Getaran Maksimal (dalam mikron
= 10-6 m)
4 < 100
5 < 80
6,3 < 70
8 < 50
10 < 37
12,5 < 32
16 < 25
20 < 20
25 < 17
31,5 < 12
40 <9
50 <8
63 <6

Getaran dapat di ukur dengan menggunakan alat khusus yaitu Vibration Meter.
Pengukuran dilakukan pada titik-titik yang terdapat kontak atau terdapat aktifitas dari pekerja.
Hasil pengukuran tersebut kemudian dibandingkan dengan Nilai Ambang Batas (NAB) yang
berlaku. Apabila hasil pengukuran melebihi NAB maka perlu dilakukan teknik-teknik
pengendalian getaran, untuk mencegah terjadinya efek yang merugikan bagi kesehatan pekerja di
lingkungan kerja tersebut.

Jenis-jenis Getaran
Getaran mekanik mengakibatkan timbulnya resonansi alat-alat tubuh, sehingga
pengaruhnya bersifat mekanik. Efek mekanik ini menyebabkan sel-sel jaringan dapat rusak atau
metabolismenya terganggu. Getaran mekanis dibedakan menjadi 2, yaitu getaran pada seluruh
tubuh (whole body vibration) dan getaran pada alat-lengan (tool-hand vibration). Masing-masing
mengakibatkan penyakit akibat kerja yang berbeda.4

11
Getaran Seluruh Tubuh (Whole Body Vibration)

Getaran pada seluruh tubuh atau umum (whole body vibration) yaitu terjadi getaran pada
tubuh pekerja yang bekerja sambil duduk atau sedang berdiri dimana getaran pada lantai lewat
kaki yang berasal dari tempat duduk atau topangan kaki/pedal. Biasanya frekuensi getaran ini
adalah 5-20 Hz. Getaran seperti ini dialami oleh pengemudi kendaraan seperti: traktor, bus,
helikopter, atau bahakan kapal.4
Efek kronik akibat getaran dengan frekuensi rendah (<100 Hz) belum banyak diketahui.
Beberapa studi mengindikasikan kemungkinan gangguan pada struktur tulang, gangguan
motilitas usus, prostatitis dan melemahnya impuls syaraf. Sedangkan gangguan pada visus terjadi
pada getaran antara 60 – 90 Hz.3
Tubuh manusia tersusun atas kerangka tulang yang menyangga otot dan alat-alat dalam
tubuh yang lain, bersifat elastis, mengantarkan getaran tetapi sekaligus sebagai peredam getaran.
Tiap organ/jaringan mempunyai frekuensi tersendiri. Jika frekuensi getaran sama dengan
frekuensi jaringan (biasanya antara 4 – 6 Hz), maka terjadi amplifikasi (resonansi) efek getaran.
Jika tidak sama akan terjadi peredaman, tetapi tetap mempunyai efek. Bagian tubuh perifer
umumnya mempunyai frekuensi lebih tinggi, yang paling rentan terhadap getaran adalah mata,
kemudian pembuluh darah dan persendian.

Getaran pada Alat-Lengan (Tool-Hand Vibration)

Ada pekerjaan-pekerjaan dalam industri, pertambangan maupun kehutanan, yang


menggunakan alat-alat bergetar secara terus menerus. Misalnya pengeboran di pertambangan,
gerinda pada pabrik, atau gergaji listrik pada pekerjaan di Kehutanan, dapat menimbulkan
gangguan atau kelainan akibat getaran mekanis pada lengan.4
Gangguan-gangguan tersebut antara lain kelainan dalam peredaran darah dan persarafan,
serta kerusakan pada persendian dan tulang.
Gejala kelainan pada peredaran darah dan persarafan sangat mirip dengan fenomena
Raynaud. Gejala-gejala awal adalah pucat dan kekakuan pada ujung-ujung jari yang terjadi
berulang dapat meluas pada kedua tangan secara asimetris. Serangan berlangsung dari beberapa
menit sampai beberapa jam, dengan tingkatan yang berbeda dalam hal intensitas nyeri,
kehilangan daya pegang dan pengendalian otot.

12
Pada kebanyakan tenaga kerja masih dapat berkerja dengan alat-alat yang menimbulkan
getaran. Namun bila penyakit semakin memburuk, kapasitas kerja akan terganggu sekali.
Serangan akan hilang, jika peredaran darah kembali normal.
Getaran setempat yaitu getaran yang merambat melalui tangan akibat pemakaian
peralatan yang bergetar, frekuensinya biasanya antara 20-00 Hz. Frekuensi yang paling
berbahaya adalah 128 Hz, karena tubuh manusia sangat peka pada frekuensi ini. Getaran ini
berbahaya pada pekerjaan seperti:3,4
a. Supir bajaj
b. Operator mesin Blasting
c. Tukang potong rumput
d. Gerinda
e. Penempa palu
Efek yang timbul tergantung kepada jaringan manusia, seperti:
a. 3-6 Hz untuk bagian thorax (dada dan perut)
b. 20-30 Hz untuk bagian kepala
c. 100-150 Hz untuk rahang
Di samping rasa ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh goyangan organ seperti ini,
menurut beberapa penelitian telah dilaporkan efek jangka lama yang menimbulkan osteoarthritis
tulang belakang.

Sumber Getaran

Perkakas yang bergetar secara luas dipergunakan dalam industry logam, perakitan kapal,
dan tomotif, juga dipertambangan, kehutanan, dan pekerjaan konstruksi. Perkakas yang paling
banyak digunakan adalah bor pneumatic, alat-alat ini menghasilkan getaran mekanik dengan cirri
fisik dan efeknya merugikan yang berbeda. Pada perum perhutani sumber getaran yang ada pada
peralatan seperti band resaw, cross cut, log band saw, planer, band saw, double cross cut, dan
spindle moulder.3

Cara Mengukur Getaran

Getaran diukur dengan menggunakan alat vibration meter. Dengan pengukuran


menggunakan vibration meter maka akan mendapatkan hasil yang akan dibandingkan dengan

13
nilai ambang batas sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja no. 51 tahun 1999. Teknik
pengukuran ini dilakukan untuk mengambil data-data mengenai tingkat paparan getaran lengan
tangan khususnya pada operator blasting.

Nilai Ambang Batas Getaran Lengan Tangan (Hand Arm Vibration)

Menurut Canadian Govemment Specification CDA/MS/NVSH 107 Vibration Limited


Maintenance untuk mesin-mesin jenis elektrik motor yang kondisinya tidak baru, jika getaran
yang ditimbulkan telah melampaui 130 dB atau 3,2 mm/detik (velocity) maka mesin tersebut
perlu dilakukan pengecekan. Dan jika getaran yang ditimbulkan telah melampaui 135 dB atau
5,6 mm/detik (velocity) maka kondisi mesin harus diperbaharui. Saat ini di Indonesia dipakai
nilai ambang batas getaran berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja no. 51 tahun 1999.3

Tabel 3. Nilai ambang batas getaran untuk pemajanan lengan dan tangan Jumlah waktu per hari
kerja.
Jumlah waktu per hari kerja Nilai percepatan pada frekuensi dominan
m/det2 Gram
(1) (2) (3)
4 jam dan kurang dari 8 jam 4 0,4
2 jam dan kurang dari 4 jam 6 0,61
1 jam dan kurang dari 2 jam 8 0,81
Kurang dari 1 jam 12 1,22
Sumber: Menteri Tenaga Kerja nomor: KEP.51/MEN/1999

Catatan:
1 gram = 9,81 m/det2
Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja nomor: KEP.51/MEN/1999 bahwa nilai ambang batas
getaran alat kerja yang kontang langsung maupun tidak langsung pada lengan tangan tenaga
kerja ditetapkan sebesar 4 m/det2.

14
Hand arm vibration syndrome (HAVS)
Hand arm vibration syndrome (HAVS) adalah gangguan kesehatan akibat kerja karena
penggunaan alat bantu genggeam yang menimbulkan vibrasi dalam jangka waktu yang lama,
seperti gergaji listrik, gerinda, bor bertenaga listrik atau tekanan udara, palu pemecah batu dan
lain-lain. Oleh karena vibrasi dari peralatan ini hanya ditransmisikan ke tangan dan lengan maka
disebut dengan istilah vibrasi segmental (segmental vibration). Vibrasi ini harus dibedakan
dengan vibrasi yang ditransmisikan ke seluruh tubuh, yang disebut dengan istilah wholebody
vibration, akibat dari vibrasi yang ditransmisikan pada individu yang duduk atau bekerja dalam
mesin/kendaraan yang bergerak dan menimbulkan vibrasi pada selouruh tubuhnya, misalnya
operator ala-alat berat dan pengemudi kendaraan bermotor, terutama melalui jalan yang rusak.
Gangguan kesehatan akibat vibrasi segmental lebih berbahaya dan lebih jelas tanda klinisnya
dibandingkan dengan vibrasi yang terjadi pada seluruh tubuh.1
Hand arm vibration syndrome (HAVS) merupakan fenomena yang kompleks dan
patofisiologinya masih belum banyak diketahui secara pasti, umumnya diduga terjadi kerusakan
saraf tepid an lapisan otot-otot halus pembuluh darah tangan. Sindroma ini ditandai dengan
memucatnya ujung-ujung jari tangan yang disertai rasa kesemutan dan baal/mati rasa akibat
penggunaan alat bantu genggam yang menimbulkan vibrais dalam jangka waktu yang lama.

Efek Getaran Lengan Tangan (Hand Arm Vibration)3,4

Efeknya lebih mudah di jelaskan dari pada menguraikan patofisiologinya. Efek ini
disebut sebagai sindrom getaran lengan (HAVS) yang terdiri atas:
a. Efek Vascular
Pemucatan pada episodic buku jari ujung yang bertambah parah pada suhu dingin
(fenomena Raynoud).
b. Efek Neurologik
Buku jari ujung mengalami kesemutan dan baal.
Efek bersifat progresif apabila ada pemajaran terhadap alat bergetar berlanjut dan dapat
menyebabkan dalam kasus yang parah, gangrene. Alat-alat yang dipakai akan bergetar
dan getaran tersebut disalurkan pada tangan, getaran-getaran dalam waktu singkat tidak
berpengaruh pada tangan tetapi dalam jangka waktu cukup lama akan menimbulkan
kelaianan pada tangan berupa:

15
 Kelaianan pada persarafan dan peredaran darah. Gejala kelaianan ini mirip
dengan Phenomena Raynoud yaitu keadaan pucat dan biru dari anggota badan
kedinginan, tanpa ada penyumbatan pembuuh darah tepid an kelainan gizi.
Phenomena Raynoud ini terjadi pada frekuensi sekitar 30-40 Hz.
 Kerusakan-kerusakan pada persendian dan tulang.
Pada kebanyakan tenaga kerja, tingkat akhir dari penyakit masih memungkinkan
mereka bekerja dengan alat-alat yang bergetar. Namun pada berbagai hal,
penyakit demikian memburuk, sehingga kapasitas kerja terganggu dan tenaga
kerja harus menghentikan pekerjaannya. Dari sudut cacat kerja, perasaan nyeri
kurang pentingnya disbanding dengan hilangnya perasaan tangan dan tidak data
digunakan sebagai mestinya. Hal ini terutama berat bagi pekerjaan dengan tangan
kanan yang memerlukan ketelitian terutama berat bagi pekerjaan dengan tangan
kanan yang memerlukan ketelitian terutama dengan alat kecil yang berputar. Otot-
otot yang menjadi lemah biasanya abduktor jari kelingking, otot-otot interossea
dan fleksin dari jari-jari.
Diagnosa awal berdasarkan riwayat gejala yang khas, seperti kesemutan dan
gangguan rasa pada jari-jari yang terpajan getaran. Gejala ini menetap dan
bertambah berat dalam waktu yang lama. Gejala berikutnya adalah jari memucat
dengan adanya pajanan kronis. Untuk memastikan diagnosis dan menetapkan
tingkat keparahan, diperlukan beberapa tes neurologi dan tes vaskuler. Cara
menentukan derajat penyakit ditingkat internasional dengan menggunakan
klasifikasi Stockholm.

Tabel. Klasifikasi Sindrom Getaran sistem Stockholm


Stadium Derajat Deskripsi
I. Gejala vaskuler
0 (tidak ada) Tidak ada serangan
1 Ringan Kadang-kadang hanya
menyerang satu atau ujung jari
2 Sedang Kadang-kadang menyerang
ujung dan tengah jari dan

16
jarang menyerang proximal jari
3 Berat Sering kali menyerang hampir
semua jari
4 Sangat Berat Gejalam sama seperi stadium 3
ditambah dengan perubahan
degenerasi kulit pada ujung jari
II. Gejala Sensorik
SN 0 Terpapar getaran tetapi tidak
ada gejala
SN 1 Rasa baal yang hilang timbul
atau menetap dengan atau
tanpa rasa nyeri
SN 2 Baal intermiten atau menetap,
terjadi penurunan persepsi
sensoris
SN 3 Baal intermiten atau menetap,
terjadi penurunan diskriminasi
taktil dan/atau penurunan
ketangkasan
Sumber: Taylor W.A (1997)
Catatan:
SN = Sensorineural

Penyakit Akibat Paparan Getaran Lengan Tangan5


a. Angioneurosis jari-jari tangan.
Fenomena Raynaud (jari-jari putih) adalah sindrom akibat getaran yang paling sering di
wilayah-wilayah dunia yang dingin. Gejala-gejala nonspesifik pertama adalah
akroparestesia pada tangan dan perasaan kebal di jari-jari tangan pada waktu kerja atau
sebentar sesudahnya. Pada stadium ini, selain gangguan kepekaan terhadap getaran, tidak
ditemukan perubahan objektif lainnya. Pada fase berikutnya, diamati kepucatan
paroksismal sporadic pada ujung-ujung jari tangan. Paroksisme disebabkan oleh spasme

17
local anteriol dan kapiler, serta dicetuskan oleh paparan terhadap suhu dingin local atau
umum. Biasanya terjadi pada musim dingin dan sepenuhnya pulih kembali 15-30 menit
setelah tangan dihangatkan. Selama paroksisme, kepekaan nyeri taktil sangat berkurang.
Fase ini menimbulkan kesulitan diagnostic yang besar, karena penyakit yang dilaporkan
tidak selalu dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan di ruang konsultasi dokter. Observasi
secara langsung suatu serangan di tempat kerja mempermudah diagnosanya.5
Stadium lebih lanjut dari penyakit ini ditandai dengan kepucatan paroksismal, tidak
hanya pada ujung-ujung jari, tetapi menyebar pada hampir seluruh jari namun jarang
mngenai ibu jari. Parokisme dapat diprovokasi oleh suhu yang sedikit dingin, bahkan
dapat timbul gejala pada suhu lingkungan. Pada stadium yang lebih lanjut, angiospasme
diganti oleh paresis dinding pembuluh darah kecil yang mengakibatkan akrosianosis.
Gejala-gejala yang menonjol adalah rasa kebal ditangan, gangguan kecepatan jari, dan
gangguan sensivitas . Juga dapat timbul perubahan-perubahan tonus local. Berbeda
dengan endarteritis, nekrosis sangat jarang terjadi.4,5
Uji diasnotik yang paling umum digunakan adalah induksi parokisme jari dengan air
dingin. Baik tangan maupun lengan bawah (sampai ke siku) direndam selama 10 menit
dalam air yang didinginkan dengan es. Hendaknya dijelaskan bahwa metode ini lebih
jarang menginduksi parokisme jari tangan dibandingkan getaran pada situasi kerja yang
nyata. Kadang kala hanya dapat terlihat pengembalian darah ke kapiler yang melambat
seperti: ujung jari didistal kuku perlu ditekan sebentar dan dicatat waktu yang akan
diperlukan oleh darah untuk kembali ke titik anoksemik. Metode pemeriksaan
laboratorium yang dapat diterapkan pada pemeriksaan pencegahan meliputi plestimografi
jari (gangguan gelombang denyut akibat dingin), mikroskop kapiler dan pengukuran suhu
kulit (thermometer kontak atau termografi). Mungkin terdapat penurunan suhu kulit
permulaan atau terlambatnya pemulihan suhu jari normal setelah tes air dingin.
b. Gangguan tulang, sendi dan otot.
Patologi osteoartikular sering kali terbatas pada tulang-tulang karpal (khususnya lunata
dan navikularis), sendi radioulnaris dan sendi siku. Gejala subjektif biasanya ringan tetapi
pada stadium yang lanjut gangguan fungsional dapat cukup berarti. Perubahan radiogram
yang khas adalah atrosis sendi karpal, radioulnaris dan siku, serta pseudokista (terutama
pada tulang-tulang karpal, yang dapat pula memperlihatkan perubahan-perubahanatrofik

18
lain seperti trabeluka yang menebal dan menjadi jarang). Otot dan tendon disekitar sendi
tersebut biasanya juga terlibat, gejala subjektif (nyeri) yang disebabkan kelainan ini
sering mendahului perubahan radiogram yang jelas.
c. Neuropati
Kerusakan saraf yang disebabkan getaran meliputi persyarafan otonom perifer (pada
angioneurosis). Beberapa ahli menemukan efek-efek pada saraf perifer (ulnaris,
mediuanus, radialis). Ahli lainnya menganggap trauma saraf umumnya sekunder dan
iskemik berulang (pada angioneurosis), atau suatu factor tambahan seringkali neuropati
kompresif misalnya, perubahan osteoartikuler disekitar batang saraf tersebut. Terkenanya
serat-serat sensoris menyebabkan parastesia atau berkurangnya kepekaan serat-serat
motorik, gangguan ketangkasan dan akhirnya atrofi, pengukuran kecepatan konduksi
saraf adalah pemeriksaan terpilih. Suatu bentuk campuran menggabungkan gangguan
otot, tendon, tulang , pembuluh darah dan saraf perifer.

Gejala klinis

Fenomena Raynaud merupakan gejalan yang khas pada penderita HAVS. Penderita akan
mengalami baal/mati rasa dan kesemutan pada ujung-ujung jari setelah terpapar oleh rasa dingin
atau vibrasi, kekuatan memegang berkurang, timbul rasa sakit di anggota tubuh (lengan/tungkai).
Serangan ini bertambah berat pada cuaca dingin, karenanya HAVS akan lebih sering terjadi pada
pekerja yang menggunakan alat bantu genggam yang menimbulkan vibrasi di lingkungan kerja
yang dingin. Serangan dapat berlangsung hanya beberapa menit sampai berjam-jam. Pada
stadium awal, sering ditemukan edema pada jari-jari dan tangan dan peningkatan gejala
nocturnal ketika tidur dalam posisi tengkurap. Pada stadium berikutnya, jari-jari penderita
berubah menjaid pucat, timbul neuropati pada ujung-ujung jari dengan distribusi yang difus
(meluas), yang selanjutnya akan beresiko terjadinya osteoarthritis.5

19
Gambar 2. Pasien Hand Arm Vibration Syndrom

Patofisiologi

Sampai saat ini, etiologi HAVS belum dapat dijelaskan dengan memuaskan. Pajanan
vibrasi untuk jangka waktu yang lama pada lengan/tangan tidak mengakibatkan terjadinya
spasme pembuluh darah, melainkan menyebabkan penebalan lapisan intima (elastosis) dan
fibrosis periarterial yang akan mengakibatkan a. digitalis menyempitdan akhirnya tersumbat.
Bertambah lamanya pajanan vibrasi menyebabkan sianosis pada jari-jari tersebut makin lama
makin berat, sirkulasi darah dan suplai nutrisi makin buruk, yang pada akhirnya mengakibatkan
terjadinya ulserasi pada jari-jari tersebut. Peneliti lain melaporkan bahwa pajanan vibrasi yang
lama akan mengakibatkan terjadinya neuropati karena terjadi kerusakan mekanoreseptor pada
ujung-ujung saraf tepi, kehilangan pembungkus myelin, dan kerusakan akson, terutama pada
n.medianus dan n.ulnaris di sekitar pergelangan tangan.5

Diagnosis Banding
HAVS perlu dibedakan dengan CTS yaitu gangguan pada tangan yang disebabkan oleh
kerusakan nervus medianus akibat adanya penghambatan jalannya nervus tersebut di terowongan
karpal. Gejala yang ditimbulkan hampir sama seperti adanya kesemutan dan baal. Bila pekerja
telah bekerja selama bertahun-tahun dengan alat tangan yang bergetar, maka perlu dipikirkan
terlebih dahulu adanya HAVS sebelum menegakkan diagnosis CTS murni.
CTS bisa dibedakan dengan HAVS bila seluruh faktor seperti anatomi, kondisi medis dan
fisiologis, riwayat terpapar di tempat kerja, dan keterlibatan nervus ulnaris dievaluasi. Bisa saja
HAVS dan CTS berada bersamaan pada pasien tersebut. Diagnosis yang tepat sangat penting

20
karena berkaitan dengan tindakan pembedahan yang tidak selalu bermanfaat jika pajanan
terhadap getaran tangan dan lengan merupakan faktor yang berperan terhadap kelainan tersebut.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Akibat Getaran Lengan Tangan3

 Umur

Umur sangat berpengaruh terhadap kesehatan pekerja, apabila umur pekerja > 29 tahun
maka pekerja lebih rentan untuk terkena gangguan atau keluhan kesehatan akibat dari
getaran lengan tangan. Menurut penelitian terdapat 51 orang pekerja yang mengunakan
peralatan listrik yang bergetar selama 2 tahun menunjukkan melemahnya kekuatan
pegangan tangan pada usia 25-34 tahun dan benar-benar menurun pada usia 36-42 tahun.

 Pendidikan

Pendidikan sangat berpengaruh terhadap pola piker seseorang. Ketika seseorang


mempunyai pendidikan makin tinggi pengetahuan tentang dampak negatf yang
ditimbulkan akibat getaran lengan tangan dan penggunaan alat pelindung diri akan lebih
baik.

 Masa Kerja

Masa kerja adalah waktu lamanya pekerja telah melakukan pekerjaan tersebut (dalam
hitungan tahun) sehingga dapat mengetahui lamanya paparan bagi pekerja akibat getaran
lengan tangan. Ketika masa kerja lebih lama dalam menggunakan alat getar maka pekerja
lebih rentan terkena dampak negative akibat paparan getaran pada lengan tangan.

 Lama Kerja

Lama kerja adalah waktu atau lamanya pekerja melakukan pekerjaan sehari-hari (< 8 jam
atau > 8 jam perhari) sehingga dapat mengetahui lamanya paparan bagi pekerja akibat
getaran lengan tangan. Lamanya waktu pemajanan perhari kerja dapat meningkatkan
keparahan gejala yang diderita pekerja akibat terpapar getaran.

21
 Merokok

Dapat mengganggu kesehatan. Apabila pekerja merokok sangat berpengaruh terhadap


pekerjaannya yang berdampak negative terhadap kesehatan apabila pekerja termasuk
perokok berat.

 Penggunaan APD

Sangat berpengaruh terhadap kesehatan pekerja. Apabila pekerja menggunakan APD


(sarung tangan dengan menggunakan busa) merupakan salah satu cara untuk
meminimalisasi resiko PAK.

Pengendalian Getaran
Pengendalian getaran dapat dilakukan sebagai berikut:
Pengendalian secara teknis
 Menggunakan peralatan kerja yang rendah intensitas getarannya (dilengkapi dengan
damping atau peredam).
 Menambah atau menyisipkan damping diantara tangan dan alat, misalkan membalut
pegangan alat dengan karet.
 Memelihara atau merawat peralatan dengan baik. Dengan mengganti bagian-bagian yang
aus atau memberikan pelumas.

Pengendalian secara administrative


Dengan mengatur waktu kerja, misalkan:
 Merotasi pekerjaan, apabila terdapat suatu pekerjaan yang dilakukan oleh 3 orang maka
dengan mengcu pada NAB yang ada, paparan getaran tidak sepenuhnya mengenai sala
seorang akan tetapi bergantian dari A, B, dan C.2

Pengendalian secara medis


Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2005:80) dapat dilakukan empat langkah untuk
pemulihan gejala akibat getaran supaya peredaran darah kembali, yaitu :
a. Pemanasan tangan dalam air panas
b. Pemijitan
c. Meniupkan udara panas ketangan
d. Menggerakkan tanagan secara berputar

22
Pemakaian APD

Pengurangan paparan dapat dilakukan dengan menggunakan sarung tangan yang telah
dilengkapi peredam getar (busa). Efek-efek berbahaya dari paparan kerja trhadap getaran paling
baik dicegah dengan memperbaiki desain alat-alat yang bergetar tersebut, dan pemakainan
sarung tangan pelindung. Resiko dapat juga dikurangi dengan memperpendek waktu paparan.

Pencegahan Penyakit Akibat Getaran

Ada empat hal utama yang perlu diperhatikan agar pekerja terhindar dari HAVS ( Hand-
Arm Vibration Syndrome) Empat hal tersebut adalah :1,2
 Modifikasi kerja untuk mengurangi paparan getaran
Modifikasi kerja untuk mengurangi paparan getaran dilakukan dengan mendesain ulang
alat-alat yang bergetar untuk meminimalisasikan pajanan pada tangan dan lengan. Bila
pendesainan ulang tidak memungkinkan, maka perlu dicari cara lain untuk mengurangi efek
getaran tersebut. Demikian juga bila memungkinkan, alat-alat yang bergetar tinggi perlu
diimprovisasi agar efek getaran yang sampai kepada genggaman tangan lebih kecil.
 Evaluasi kesehatan
Adanya waktu istirahat untuk menghindari waktu yang terus menerus terpapar getaran.
Pekerja yang menggunakan alat bergetar terus menerus perlu mengambil waktu istirahat 10
menit tiap jam selama penggunaan alat bergetar tersebut. Pekerja yang ditempatkan pada
pekerjaan yang berisiko tinggi terkena HAVS perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan pra kerja
dan perlu diperiksa oleh dokter yang memahami diagnosis dan penanganan terhadap HAVS.
Pekerja yang memiliki riwayat sirkulasi darah yang abnormal dan terutama pekerja dengan
Raynaud’s Syndrome tidak boleh bekerja dengan alat-alat tangan yang bergetar. Demikian pula
pekerja yang pernah mendapat gejala HAVS yang sedang ataupun berat sama sekali tidak boleh
bersentuhan dengan apapun alat yang bergetar.
 Cara kerja sehari-hari; dan
Pekerja yang bekerja dengan alat-alat tangan yang bergetar perlu memakai sarung tangan
hangat dengan multi lapisan dan sebaiknya memakai sarung tangan anti getaran bila
memungkinkan. Sebelum bekerja, tangan perlu dihangatkan untuk menjaga aliran darah tetap
lancar. Ini terutama penting bila udara dingin. Idealnya agar tetap hangat ketika digunakan, maka

23
sarung tangan perlu ditaruh di lemari penghangat atau dekat radiator. Usahakan untuk tidak
menyentuh benda-bendadingin. Pekerja yang menggunakan alat-alat bergetar sebaiknya tidak
boleh membiarkan tangannya menjadi dingin. Bila tangan pekerja tersebut menjadi basah atau
dingin, dia harus mengeringkannya dan memakai sarung tangan yang kering dan hangat sebelum
terpapar getaran. Pekerja yang terpapar udara dingin perlu memakai baju yang tetap bisa
menghangatkan tubuh karena temperatur tubuh yang rendah dapat membuat pekerja lebih rentan
terhadap HAVS.
 Pendidikan bagi pekerja
Pekerja yang akan menggunakan alat-alat tangan bergetar perlu diberikan pelatihan
tentang hazard getaran dan mereka perlu diajarkan bagaimana meminimalisasikan efek getaran
tersebut. Pekerja perlu diberitahukan gejala-gejala awal HAVS sehingga mereka dengan segera
mencari pengobatan agarterhindar dari gejala yang semakin parah.Pekerja yang merokok lebih
rentan terkena HAVS daripada mereka yang tidak merokok. Hal ini disebabkan karena tembakau
dapat mempengaruhi aliran darah. Dan pekerja yang terkena HAVS dengan merokok biasanya
menderita lebih parah, itu sebabnya mereka yang bekerja dengan alat-alat bergetar dilarang
merokok.

Penanggulangan Penyakit Akibat Getaran


Penatalaksanaan penderita HAVS perlu dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan
berbagai ahli yang terkait yang meliputi:
 Physiobalneotherapy (terapi olahraga, olahraga di dalam kolam dan fisioterapi)
 Pemberian obat (vasodilator, stabilisasi otonomik, calcium channel blockers,
pentoxyphylline) untuk memperbaiki fleksibilitas sel darah merah
 Terapi bloking saraf
 Terapi bedah untuk paralisa atau paresis nervus ulnaris
 Pendidikan bagi pasien. Sekalipun telah dilakukan seluruh terapi tersebut di atas, efek
pemulihan membutuhkan waktu yang lama.

Kesimpulan

Upaya paling utama untuk memperbaki kesehatan akibat HAVS adalah melakukan
pencegahan primer dan sekunder. Tingkat pemajanan getaran dari alat-alat yang digunakan

24
pekerja harus serendah mungkin. Perlu dibuat petunjuk tentang HAVS, yang mencakup cara-cara
pencegahan dan gangguan yang terjadi, serta melakukan surveilens kesehatan (sebelum diterima
sebagai pekerja/ pre-emplyoment, pemeriksaan kesehatan secara teratur, uji skrining dan
investigasi diagnostik). Bila tidak dapat dilakukan pencegahan dan tidak ada strategi untuk
mengatasi gangguan yang terjadi maka dapat dipastikan makin banyak pekerja yang akan
mengalami HAVS.

Daftar Pustaka

1. Nilsson T. The hand-arm vibration syndrome: a preventive challange or price to pay ?


Occup Med 2003; 53: 299-301.
2. Weir E, Lander L. Hand-arm vibration syndrome. Can Med Assoc J 2005; 172: 1001-2.
3. Munif. 2012. Pengaruh Getaran terhadap Kesehatan.
http://helpingpeopleideas.com/publichealth/index.php/2012/02/pengaruh-getaran-
terhadap-kesehatan/, diakses pada tanggal 19 Oktober 2014
4. F.S. Hanafi Aremania. 2009. Mengenal Penyakit Akibat Kerja.
http://hanscoy.blogspot.com/2009/04/mengenal-penyakit-akibat-kerja.html, diakses pada
tanggal 19 Oktober 2014
5. S. Falkiner. Diagnosis and treatment of hand-arm vibration syndrome and its relationship
to carpal tunnel syndrome. Aust Fam Physician 2003; 32: 530-4.

25

Anda mungkin juga menyukai