Evaluasi Pelayanan PRB Tahun 2020

Apt. Rizki Amaliyah, S.Farm

(Apoteker Apotek Bhakti Askes Jambi)
Pengertian Program Rujuk Balik
Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil
dan masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan jangka panjang yang
dilaksanakan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama atas rekomendasi/rujukan dari dokter
spesialis/sub spesialis yang merawat*)

1. Diabetes Mellitus
2. Hipertensi
3. Jantung
4. Asma
9 Diagnosa Utama PRB 5. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
6. Epilepsy
7. Schizophrenia
8. Stroke
9. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
 Filosofi PRB dan Peran Apotek PRB

Apotek sebagai muara dari

Pelayanan PRB yang
memastikan seluruh
elemen ditingkat
sebelumnya telah sesuai
dan melakukan
pemantauan terapi
berbasis MTM

Sumber gambar : FGD Implementasi Program Rujuk Balik (PRB) Apotek PRB se-KC Jambi Tahun 2021
Alur Peserta PRB dan Outcome

Outcome Pelayanan PRB terintegrasi:

a. Tercapai target terapi pasien
b. mengoptimalkan penggunaan obat
(minimalisasi obat sisa)
c. mengurangi risiko efek samping
d. meningkatkan kepatuhan pengobatan.
 Kolaborasi dan Koordinasi Pelayanan Optimal
Pemerintah (Kementerian Kesehatan)
Saling terlibat AKTIF
dan Bekerjasama
FKTRL

BPJS Kesehatan

Peserta Pelayanan
Penyedia Obat (Industri Farmasi dan FKTP
PRB Optimal
Distributor)

Fasilitas Kesehatan Apotek

PRB
Evaluasi Program Rujuk Balik 2020
• Peserta yang belum memahami Program Rujuk Balik
• Peserta pernah terkendala dalam pendaftaran dan pelayanan
PRB, sehingga enggan Kembali ke FKTP
• Obat yang diresepkan dari Rumah Sakit ada yang tidak dapat
diberikan di Apotek PRB (tidak termasuk dalam formularium
PRB)
PESERTA
• Merasa bahwa kepastian mendapatkan obat lebih terjamin di
RS daripada di FKTP/ Apotek PRB
• Peserta merasa tidak terpantau terapinya oleh dokter FKTP
dan apotek PRB
• Ketidakpatuhan pasien dalam menggunakan obat
Evaluasi Program Rujuk Balik 2020

• Sulit memperoleh obat sesuai harga e-

catalog dan ketersediaan sering kosong
Apotek • Pelayanan farmasi klinis yang belum
optimal, pasien belum dapat terpantau
kepatuhannya.
• Komunikasi dengan FKTRL dan Faskes
Evaluasi Program Rujuk Balik 2020

• Ketidakpahaman terhadap jenis obat yang termasuk

PRB
• Kesengajaan tidak merujuk balik pasien
FKTRL • SRB dan administrasi untuk pasien tidak lengkap
dan advice dari dokter spesialis ke dokter fktp tidak
detail
• Sistem pemberian obat 7-23, dimana rumah sakit
masih ditemukan input obat untuk sebulan.
Evaluasi Program Rujuk Balik 2020

• Ketidakpahaman terhadap jenis obat yang termasuk PRB

• Tidak melengkapi dokumen dan administrasi peserta (data
peserta, ttd peserta disurat bukti pelayanan, SRB/ hasil labor
pendukung dll)
• Komunikasi antara PIC PRB dan apotek
FKTP
• Kurang diperiksa Kembali resep yang telah dituliskan,
sehingga ada kesalahan resep). Terutama peresepan 7-23 hari
• Obat yang termasuk dalam pelayanan di FKTP terkadang
diresepkan ke Apotek PRB.
Evaluasi Program Rujuk Balik 2020

• Komitmen dalam penyediaan obat yang dibutuhkan dalam

pelayanan PRB seperti yang sudah diajukan dalam RKO
tahunan
Industri • Kebijakan untuk memberikan tenor jatuh tempo pembayaran
Farmasi/Distributor obat
• Tidak memberikan keterangan yang jelas alasan kekosongan
obat dalam jangka waktu yang lama
• Sulitnya akses obat JKN untuk apotek yang belum
menggunakan e-purchasing
Evaluasi Program Rujuk Balik 2020

• Kebijakan terkait obat yang diberikan

penerapannya kurang optimal, tidak
sesuai dengan informasi awal yang
Pemerintah
disampaikan. Sehingga menyebabkan
ketidakpastian harga dan stok obat
yang akan digunakan dalam pelayanan
Apa Selanjutnya ?

• Melakukan koordinasi Rutin antara FKTP mapping dan Apotek PRB

• Pertemuan ilmiah antara dokter spesialis, dokter FKTPdan apoteker
dalam update ilmu “ 9 Diagnosa Penyakit Kronis” yang termasuk dalam
PRB
• Sosialisasi kepada Peserta JKN oleh Apoteker
• Monitoring kekosongan obat, pengadaan e-purchasing/e-purchasing
manual oleh apotek PRB ke distributor diberikan akses yang lebih
mudah
Terima Kasih