Anda di halaman 1dari 1

Legenda Sampuraga Si Anak Durhaka dari Mandailing Natal

Seorang janda tua hidup bersama anak bernama Sampuraga dalam kondisi yang miskin. Sampuraga yang
hanya bekerja mencari kayu bakar dan tinggal di gubuk yang kumuh kemudian memiliki niat untuk
mengubah hidupnya. Ia kemudian memohon izin kepada ibunya yang sudah tua untuk pergi merantau
demi bisa mengubah nasib keluarganya. Mendengar niat anak semata wayangnya, sang ibu akhirnya
dengan berat hati memberi izin. Setelah mendapat restu, Sampuraga pergi dengan berlinang air mata
sembari berjanji apabila berhasil maka ia akan membantu keadaan sang ibu. Perjalanan Sampuraga
ternyata tidak mudah dan melelahkan. Ia sempat melewati daerah Pidelhi yang sekarang bernama Pidoli
dan berdiam di sana beberapa waktu. Setelahnya, ia melanjutkan perjalanan ke sebuah desa yang
bernama Sirambas. Saat itu Desa Sirambas dipimpin seorang raja bernama Silanjang dengan nama
kerajaan Silancang. Di Sirambas, Sampuraga bekerja keras hingga usahanya berhasil dan ia menjadi salah
satu orang yang terpandang. Melihat hal itu sang raja memiliki niat untuk menjodohkan Sampuraga
dengan putri kesayangannya. Sampuraga sangat senang dengan kabar tersebut dan akhirnya resmi
meminang putri Raja Silanjang. Pernikahan itu pun dihelat dengan meriah dan kabarnya tersebar ke
penjuru wilayah hingga ke telinga sang ibu. Ibu Sampuraga yang tidak percaya anaknya bisa meminang
putri raja bergegas datang ke Silancang. Namun hal yang terjadi tak seindah yang diharapkan karena
Sampuraga justru tidak mengakui keberadaan sang ibu. Sampuraga terlalu malu dengan keluarga sang
istri karena melihat ibunya yang renta hadir dengan kondisi memprihatinkan, miskin dan kurus. Seketika
Sampuraga mengusir sang ibu, sambil berkata kepada semua orang bahwa ibu kandungnya telah
meninggal dunia. Ibu Sampuraga pergi dengan rasa sedih dan sakit hati atas perlakuan anaknya, sembari
berdoa kepada Tuhan. Tiba-tiba turun hujan lebat yang membuat tempat tersebut terendam banjir dan
semua orang di pesta tersebut meninggal dunia karena tenggelam. Tempat Sampuraga tenggelam pun
seketika berubah menjadi kolam air panas. Sementara batu-batu di sekitar kolam air panas itu disebut
memiliki bentuk seperti acara pernikahan Sampuraga yang ikut terkena kutukan.

Jouk-jouk Imbo didolok ( mangilmangil imbo (siamang)

di atas bukit)Regep-regep mangan parira (mengunyah makan petai)

Pikirkon dosamu saborat nidolok

Pala inda maramal didunia

Anda mungkin juga menyukai