Anda di halaman 1dari 120

Edisi 2015

Penulis:
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK Mary Coyle
KEMITRAAN UNIVERSITAS - MASYARAKAT Penerjemah:
Jarot Wahyudi
Sebuah Pendekatan Apresiatif dan Partisipatif

Pedoman untuk
Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam
Local Leadership for Development
1
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Perencanaan Strategis Untuk Kemitraan Universitas – Masyarakat :
Sebuah Pendekatan Apresiatif dan Partisipatif

Hak Cipta ada pada Penerbit. Diterbitkan oleh Kementerian Agama


Republik Indonesia. Penyusunan buku ini didukung oleh
SILE/LLD Project
13,5 x 20,5 cm, xviii + 120 hlm.

ISBN 978-979-8442-52-0

Penulis Mary Coyle

Penerjemah Jarot Wahyudi

Penyunting Tim Babcock

Perancang Sampul Berio Wibisono

Cetakan I Oktober 2015

4
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
DAFTAR ISI
Kata Pengantar

9 Direktur Jenderal Pendidikan Islam

11 Direktur Pendidikan Tinggi Islam

13 Ucapan Terima Kasih

15 Tentang Penulis

I. PENDAHULUAN

19 1.1 Sistem Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Indonesia

19 1.2 Kebijakan Nasional dan Dasar Hukum Terkait Kemitraan Universitas -


Masyarakat
21 1.3 Latar Belakang Pedoman Ini

II. PENGANTAR PERENCANAAN STRATEGIS


24 2.1 Perencanaan Strategis dan Pedoman Ini

25 2.2 Kepemimpinan Strategis – Kunci Sukses Perencanaan dan


Pelaksanaan
III. KEMITRAAN UNIVERSITAS - MASYARAKAT (KUM)
30 3.1 Contoh-contoh Inovasi KUM

31 3.1.1 Pokja UIN-OMS-Masyarakat Sebagai Alat untuk Melaksanakan


KUM di UIN Alauddin, Makasar
34 3.1.2 Menerapkan Pembelajaran dengan Praktik Langsung di
Masyarakat (Service Learning) di UIN Sunan Ampel
37 3.1.3 Penelitian Berbasis Masyarakat

IV. PENGANTAR PERENCANAAN STRATEGIS


41 4.1 Pendekatan Apa yang Terbaik ?

42 4.2 Siapa yang Harus Terlibat?

42 4.3 Mengapa Merencanakan dengan Cara Ini?

43 4.4 Apa Langkah-Langkah Utamanya?

5
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
43 4.5 Kapan Waktu Terbaik untuk Melakukan Perencanaan ?

44 4.6 Sumberdaya Apa Saja yang Diperlukan?

V. PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KUM -

SEBUAH PROSES TAHAP DEMI TAHAP


48 5.1 Memperjelas Mandat – Memperoleh Persetujuan dan Kesepakatan

49 5.2 Melakukan Pengorganisasian

49 5.2.1 Menetapkan Kelompok Kerja Renstra dan Pimpinan

51 5.2.2 Menentukan Kebutuhan Akan Bantuan Teknis dan Pelatihan

52 5.2.3 Merancang Proses, Menetapkan Jadwal dan Biaya

57 5.3 Memulai - Mengidentifikasi Kekuatan dari Dalam dan Luar

58 5.3.1 Mengumpulkan dan Memproses Informasi Dasar yang Relevan

59 5.3.2 Menjawab Beberapa Pertanyaan Kunci

64 5.3.3 Konsultasi Internal dan Eksternal

67 5.4 Menetapkan Arah – Mempertajam Visi dan Menyusun Rencana

68 5.4.1 Meninjau Kembali Semua Bahan Perencanaan, Diskusi, dan


Langkah-Langkah
69 5.4.2 Menyepakati Format dan Isi dari Komponen Utama Renstra

82 5.4.3 Melengkapi Komponen-Komponen Utama Lain dan Menyusun


Rancangan Awal Renstra
82 5.5 Melengkapi Lingkaran Umpan Balik dengan Para Pemangku
Kepentingan Internal dan Eksternal
83 5.6 Melakukan Revisi dan Melengkapi Renstra KUM

85 5.6.1 Mengembangkan Matriks Pelaksanaan dan Jadwal

86 5.6.2 Menentukan Sumber Daya yang Dibutuhkan dan Sumber-


sumbernya
89 5.6.3 Melakukan “Pemolesan Akhir” dari Renstra KUM

89 5.7 Mendapatkan Persetujuan dan Pengesahan dari Pimpinan PTKI

91 5.8 Menyebarluaskan Renstra dan Mengimplementasikannya

92 5.9 Melakukan Monitoring dan Evaluasi

93 5.10 Melakukan Penyesuaian Renstra KUM

6
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
VI. FAKTOR KEBERHASILAN DAN BAGAIMANA MENGHINDARI TANTANGAN

UMUM DALAM PERENCANAAN STRATEGIS KUM


95 6.1 Pimpinan Perguruan Tinggi yang Berkomitmen dan Mumpuni adalah
Syarat Utama
96 6.2 Melibatkan Orang yang Tepat untuk Memastikan Perencanaan yang
Sukses
97 6.3 Membuat Pilihan Adalah Hal Fundamental Dalam Perencanaan
Strategis
97 6.4 Pentingnya Penentuan Waktu yang Tepat

98 6.5 Mencapai Keunggulan Dalam Perencanaan KUM Membutuhkan


Investasi Serius
98 6.6 Proses yang Digunakan Harus Sesuai Dengan Realitas Perguruan
Tinggi
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
101 Gambar 1: Fase-fase Penelitian berbasis Masyarakat

102 Gambar 2: 10 Langkah Renstra KUM

104 Gambar 3: Perencanaan Strategis KUM di UIN Sunan Ampel dan UIN
Alauddin
108 Gambar 4: Contoh Jadwal Pertemuan Internal Pertama Pokja Renstra

112 Gambar 5: Contoh Jadwal Pertemuan Internal Kedua Pokja Renstra

116 Gambar 6: Matriks Pelaksanaan Renstra KUM

117 Gambar 7: Contoh Format Anggaran untuk Renstra KUM

7
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
KATA PENGANTAR

8
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
Direktur Jenderal
Pendidikan Islam
Kehadiran Buku Pedoman Penyusunan Padahal, KUM merupakan bagian
Renstra Kemitraan Universitas penting dari Tridharma perguruan
dengan Masyarakat, selanjutnya tinggi.
disingkat KUM, ini sangat penting
untuk dipedomani oleh para Disamping Pendidikan dan
pimpinan perguruan tinggi dalam Penelitian, Pengabdian kepada
menyusun Renstra Pengabdian Masyarakat, yang dalam Pedoman
kepada Masyarakat yang merupakan Renstra ini disebut dengan istilah
bagian tidak terpisahkan dari Renstra Kemitraan Universitas-Masyarakat/
perguruan tinggi. Apabila dipelajari KUM, merupakan tugas pokok
secara seksama dan diikuti langkah- perguruan tinggi yang melekat pada
langkah praktisnya, kita akan dapat dosen dan mahasiswa. Kemitraan
menghasilkan sebuah dokumen dengan masyarakat adalah wujud
perencanaan strategis yang baik. tanggungjawab sosial perguruan
tinggi. Baik dan buruknya sebuah
Dokumen Renstra memiliki arti perguruan tinggi sangat tergantung
penting bagi sebuah perguruan pada penilaian masyarakat. Apabila
tinggi. Renstra memberikan arah ke kemitraan universitas - masyarakat
mana sebuah perguruan tinggi akan berjalan baik, maka masyarakat akan
dibawa, bagaimana sumberdaya memberikan penilaian yang baik
akan digunakan untuk mencapai terhadap perguruan tinggi tersebut.
visi bersama yang telah disepakati
oleh pengelola perguruan tinggi dan Pedoman Renstra KUM ini menarik
para pemangku kepentingan selama untuk dipedomani, karena di
periode waktu tertentu. Meskipun dalamnya terdapat langkah-langkah
demikian, belum banyak perguruan praktis proses menyusun Renstra
tinggi yang mampu menyusun secara partisipatoris dan demokratis.
Renstra, apalagi Renstra KUM. Konsultasi, diskusi, wawancara,

9
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
berbagi ide dan meminta masukan penyusunan Renstranya, khususnya
kepada para pemangku kepentingan yang berhubungan dengan
menjadi ciri utama buku pedoman kemitraan universitas-masyarakat.
ini. Semua proses dan tahapan
penyusunan Renstra mensyaratkan Direktorat Jenderal Pendidikan
keterlibatan masyarakat dan para Islam berharap buku pedoman ini
pemangku kepentingan. Keterlibatan dapat disebarluaskan supaya lebih
ini menjadi penting supaya bermanfaat bagi pengembangan
semua orang merasa memiliki PTKI di Indonesia. Selamat membaca
perencanaan ini. Kami sarankan dan mempraktikkan.
kepada para pimpinan perguruan
tinggi memedomani buku ini dalam Wallahu a’lamu bis-showab.

Jakarta, 21 Oktober 2015.


Direktur Jenderal Pendidikan Islam,

Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, MA

10
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
Direktur
Pendidikan Tinggi Islam
Alhamdulillah, Kemitraan Kementerian Dokumen Renstra memiliki arti penting
Agama dengan Proyek SILE dapat bagi sebuah perguruan tinggi, karena
menghadirkan Buku Pedoman akan dapat memberikan arah ke
Perencanaan Strategis (Renstra) mana sebuah perguruan tinggi akan
Pengabdian Kepada Masyarakat, menuju, bagaimana sumberdaya
yang dalam pedoman ini disebut akan digunakan untuk mencapai
dengan Kemitraan Universitas- visi bersama yang telah disepakati
Masyarakat (KUM), bagi Perguruan oleh pengelola perguruan tinggi dan
Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). Buku para pemangku kepentingan selama
Pedoman Penyusunan Renstra ini periode waktu tertentu.
sangat penting untuk dipedomani
oleh para pimpinan perguruan Pengabdian kepada Masyarakat
tinggi terutama dalam menyusun merupakan tugas pokok perguruan
Renstra pengabdian kepada tinggi yang melekat pada dosen
Masyarakat. Adanya pedoman ini juga dan mahasiswa. Karena ia adalah
menunjukkan bahwa pelaksanaan bentuk program kemitraan antara
program Kemitraan Universitas perguruan tinggi dengan masyarakat.
dengan masyarakat diberi perhatian Maka dari itu, apabila kemitraan
lebih serius, agar Perguruan Tinggi universitas - masyarakat berjalan
dapat mengoptimalkan anggaran dan dengan baik, maka masyarakat akan
program penguatan pengabdian. memberikan penilaian yang baik
terhadap perguruan tinggi tersebut.
Apabila dipelajari secara seksama Penyusunan buku pedoman ini tidak
dan diikuti langkah-langkah praktisnya terlepas dari payung hukum di atasnya,
Renstra ini, pembaca akan dapat yakni Peraturan Menteri Agama No.
menghasilkan sebuah dokumen 55 Tahun 2014 tentang Penelitian
perencanaan strategis yang bagus. dan Pengabdian kepada Masyarakat
Oleh karena itu, kami menyampaikan dan Keputusan Direktur Jenderal
apresiasi setinggi-tingginya kepada Pendidikan Islam No. 4834 Tahun
Pimpinan Proyek SILE/LLD, Cowater, 2015 tentang Pedoman Pengabdian
Pemerintah Kanada, penulis, Pada Masyarakat di Perguruan Tinggi
penerjemah, dan editor yang telah Keagamaan Islam.
mendukung upaya penyusunan
Renstra KUM ini.
11
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Pedoman ini menggambarkan langkah Bahkan, sebagai Direktur ia telah
- langkah praktis proses menyusun berhasil mengantar Coady International
Renstra secara partisipatoris. Pelibatan Institute di St. Francis Xavier
para pihak dengan melalui beberapa University, Kanada, menjadi lembaga
forum seperti konsultasi, diskusi, pelatihan berkelas internasional di
wawancara, berbagi ide dan meminta bidang pengembangan masyarakat.
masukan kepada para pemangku Pengalamannya menjadi konsultan
kepentingan menjadi ciri yang melekat di bidang tersebut, termasuk di
pada buku tersebut. Pendekatan Indonesia, ia manfaatkan dalam
seperti ini yang diperkuat dalam penulisan buku ini.
buku ini, agar rencana perguruan
tinggi mendarah daging ke seluruh Selamat membaca dan mem-
civitas akademiknya. Karena banyak praktikkan. Jika substansi buku ini
kasus perencanaan strategis sebuah dicermati dan diaplikasikan, perguruan
perguruan tinggi hanya menjadi tinggi akan maju dengan arah yang
dokumen mati yang tersimpan rapat di jelas dan mencapai visi menjadi
almari pimpinan. Hanya dibuka kalau perguruan tinggi yang terkemuka
ada pemeriksaan dari luar. Bahkan, di masa yang akan datang. Buku
tidak dipedomani sama sekali. ini masih perlu penyempurnaan.
Masukan para pembaca dan
Penulis buku pedoman ini, Ibu Mary pengguna akan sangat bermanfaat
Coyle, adalah konsultan internasional bagi penyempurnaan pedoman ini di
yang sangat berpengalaman di masa yang akan datang.
bidangnya selama bertahun-tahun.
Wallahu a’lamu bis-showab.

Jakarta, 21 Oktober 2015.


Direktur Pendidikan Tinggi Islam,

Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, MA

12
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
UCAPAN TERIMA KASIH

Beberapa orang yang terlibat dengan menciptakan perencanaan strategis


Proyek SILE/LLD di Indonesia telah KUM di institusi mereka. Kelompok
menyumbangkan gagasan mere- Kerja ini dipimpin oleh Prof. Bahaking
ka untuk mewujudkan Pedoman Rama, Ketua LPPM UINAM dan Dr.
ini. Jarot Wahyudi, Irvan Muliyadi, Muh. Fathoni Hasyim, Ketua LPPM
Tim Babcock, Nadhir Salahuddin UINSA.
dan Nabiela Naily telah memberikan
kontribusi terhadap bagian 1 and Pekerjaan menyusun perencanaan
3. Susan Wismer dan Tim Babcock strategis KUM mendapat dukungan
telah memberikan umpan balik yang penuh dari para Rektor, Profesor Abd.
sangat penting beserta petunjuk A’la, Rektor UIN Sunan Ampel, dan
untuk penulisan dokumen ini. Tidak Profesor A. Qadir Gassing dari UIN
ketinggalan, staf Proyek SILE/LLD, Alauddin Makassar. Kepemimpinan
Project Implementation Unit (PIU) di mereka dan juga para pejabat
kedua universitas mitra yang telah di lingkungan UIN akan sangat
memberikan dukungan data dan lo- menentukan suksesnya pelaksanaan
gistik. Mereka berhak mendapatkan perencanaan strategis ini.
ucapan terima kasih atas bantuan
mereka bagi terwujudnya Pedoman Upaya ini juga didukung sepenuhnya
Penyusunan Rencana Strategis oleh pejabat di lingkungan
Kemitraan Universitas-Masyarakat Kementerian Agama RI, khususnya
(KUM) untuk Perguruan Tinggi Kea- Kepala Sub Direktorat (Kasubdit)
gamaan Islam (PTKI) ini. Kelembagaan dan Kerjasama, dan
Kasubdit Penelitian, Pengabdian
Saya juga ingin mengucapkan terima kepada Masyarakat, dan Publikasi
kasih kepada para peserta yang ter- Ilmiah Direktorat Pendidikan Tinggi
gabung dalam Kelompok Kerja yang Islam (DIKTIS) dan Direktur Jenderal
telah dibentuk di UIN Sunan Ampel Pendidikan Islam (PENDIS). Mereka
(UINSA) Surabaya, Jawa Timur dan telah memberikan masukan yang
UIN Alauddin (UINAM) Makassar, Su- sangat berharga dan dukungan
lawesi Selatan. Kelompok Kerja ini penuh antusias dalam membantu
telah memimpin upaya penting untuk mewujudkan dokumen ini yang pada

13
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
saatnya akan sangat bermanfaat khususnya dari universitas mitra, juga
bagi Perguruan Tinggi Keagamaan kepada mereka yang telah mewakili
Islam Negeri (PTKIN) dan Swasta masyarakat dan memberikan
(PTKIS) ke depan. sumbang saran pemikiran dan
ide-ide serta umpan balik kepada
Akhirnya, saya ingin mengucapkan Kelompok Kerja Renstra KUM
terima kasih kepada semua orang sehingga menghasilkan sebuah
yang telah memberi masukan dokumen Renstra yang mengakar,
terhadap Pedoman Renstra KUM ini, inovatif, dan transformatif.

14
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
TENTANG PENULIS

Mary Coyle adalah penasehat dan Mary Coyle pernah bekerja di Bone,
fasilitator Proyek SILE/LLD bidang Sulawesi Selatan, pada pertengahan
perencanaan strategis. Ia telah tahun 1980an sebagai penasehat
membantu kelompok kerja Renstra proyek pembangunan desa, dan
dari unsur pimpinan di UIN Sunan kemudian sebagai pelatih di bidang
Ampel, Surabaya, dan UIN Alauddin, gender.
Makassar, untuk mengembangkan
Renstra KUM. Perencanaan Mary Coyle juga pernah menjadi
strategis KUM ini dibuat dalam Direktur Calmeadow Foundation,
beberapa bulan di tahun 2013 dan sebuah LSM Internasional yang
2014. Fokusnya adalah mendorong bergerak di bidang keuangan mikro
partisipasi aktif dari para pemangku yang berpusat di Toronto, Kanada,
kepentingan, baik yang berasal dari dari tahun 1980an hingga tahun
dalam maupun luar universitas dalam 1990an.
membangun perencanaan strategis
yang inovatif, praktis, aplikatif, dan Mary Coyle juga pernah bekerja di
dapat dijalankan. Botswana pada awal tahun 1980an
sebagai Pejabat Pengembangan
Mary Coyle adalah Direktur Eksekutif Industri Desa di Distrik Selatan
Pusat Kepemimpinan Frank negara tersebut.
McKenna, Universitas St. Francis
Xavier, Kanada. Ia pernah menjabat
sebagai Wakil Rektor dan Direktur
Coady Internasional Institute, juga di
Universitas St. Francis Xavier.

15
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
DAFTAR ISTILAH DAN
SINGKATAN
ABCD Asset-Based Community-driven Development
BLU Badan Layanan Umum
BOPTN Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri
CBR Community-Based Research
LSM Lembaga Swadaya Masyarakat
DIPA Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
IAIN Institut Agama Islam Negeri
KKN Kuliah Kerja Nyata
KOPEL Komite Pemantau Legislatif, sebuah LSM di Makasar
LLD Leadership for Local Developemt (alternatif nama untuk Proyek
SILE)
LPPM Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat
NGO Non-governmental organization
PAR Participatory Action Research
PMA Peraturan Menteri Agama
PPM Pusat Pengabdian pada Masyarakat (bagian dari LPPM)
PSGA Pusat Studi Gender dan Anak
PTKI Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
PUSLIT Pusat Penelitian (bagian dari LPPM)
SILE Supporting for Islamic Leadership in Indonesia
SOTK Struktur Organisasi dan Tata Kerja
STAIN Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
UCE University-Community Engagement
UIN Universitas Islam Negeri

16
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
Pedoman Penyusunan Renstra Kemitraan
Universitas-Masyarakat (KUM) ini memberikan arah
bagi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam dalam
menyusun dan melaksanakan perencanaan strategis
KUM, yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas
kelembagaan untuk merancang dan melaksanakan
kebijakan, program, dan kegiatan KUM yang sejalan
dengan kebijakan Pemerintah Indonesia dan
praktik terbaik di dunia internasional. Pedoman ini
dapat dipertimbangkan untuk dijadikan acuan bagi
perguruan tinggi lain di Indonesia dalam menyusun
Renstra KUM.

17
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
BAB I

PENDAHULUAN

18
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
1.1 Sistem Perguruan Tinggi 1.2 Kebijakan Nasional dan
Keagamaan Islam (PTKI) Dasar Hukum Terkait
di Indonesia Kemitraan Universitas-
Masyarakat (KUM)
Indonesia memiliki tiga ribu lebih
universitas di bawah Kementerian Undang-Undang Nomor 12 Tahun
Riset, Teknologi dan Pendidikan 2012 tentang Pendidikan Tinggi
Tinggi (Kemenristek Dikti) dan adalah dasar hukum yang saat
650-an di bawah Kementerian ini digunakan untuk mengatur
Agama (Kemenag) RI, kebanyakan pendidikan tinggi, baik yang berada di
swasta, terdiri dari 55 negeri, dan bawah Kementerian Riset, Teknologi
650an swasta. Diantara Perguruan dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek
Tinggi Keagamaan Islam Negeri Dikti) maupun Kemenag. Bab
(PTKIN) ada 11 yang sudah menjadi 11 dari Undang-Undang ini
Universitas (UIN), 26 institut (IAIN), mengatur tentang Pengabdian
dan 18 Sekolah Tinggi (STAIN) kepada Masyarakat yang meliputi
tersebar di 34 propinsi. Sistem berbagai bentuk kegiatan dengan
ini melayani kebutuhan ribuan memanfaatkan sumberdaya
mahasiswa dan menawarkan gelar universitas untuk kesejahteraan
Sarjana, Magister, dan Doktor dalam masyarakat dan sesuai dengan
kajian Ilmu-ilmu Agama Islam seperti kondisi sosial-budaya masyarakat.
Adab, Dakwah, Syari’ah, Tarbiyah, Upaya seperti ini didasarkan
Ushuluddin, Sosial Humaniora, Sains pada prinsip-prinsip demokrasi,
dan Teknologi, dan Kedokteran. bersifat non-diskriminatif, memihak
pada masyarakat yang kurang
Seperti kebanyakan perguruan tinggi beruntung, menegakkan Hak Asasi
di seluruh dunia, institusi pendidikan Manusia (HAM), dan mengamalkan
tinggi Islam di Indonesia memiliki tiga nilai-nilai keagamaan, budaya,
misi utama, lazim dikenal dengan keanekaragaman/pluralisme dan
istilah Tri Dharma: Pendidikan, persatuan nasional. Bab 13 pasal 49
Penelitian, dan Pengabdian—yang mendukung berbagai “kombinasi”
secara tradisional disebut dengan antara ketiga pilar: Pendidikan,
Pengabdian kepada Masyarakat. Penelitian, dan Pengabdian.

19
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Kolaborasi dan kemitraan antara Sementara itu, Kementerian,
universitas, bisnis, industri dan melalui Peraturan Menteri (Permen),
masyarakat juga didorong dan belum lama ini telah memberikan
difasilitasi oleh pemerintah Pusat persetujuan perubahan penting
(Bab 12, pasal 48). dalam Struktur Organisasi dan Tata
Kerja (SOTK) khususnya di UIN,
Menindaklanjuti Undang-Undang yang juga memberikan posisi lebih
Nomor 12 Tahun 2012, Kementerian tinggi bagi fungsi penelitian dan
Agama dengan dukungan Proyek pengabdian. Sebuah struktur baru
SILE/LLD telah menerbitkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Peraturan Menteri Agama (PMA) pada Masyarakat telah dibentuk un/
Nomor 55 Tahun 2014 mengenai tuk mengelola dan mengintegrasikan
Penelitian dan Pengabdian kepada pekerjaan yang dilakukan oleh pusat-
Masyarakat Dalam Lingkup PTKI. pusat studi yang ada di bawahnya:
Regulasi ini bertujuan untuk Puslit, PPM dan PSGA, dengan
menguatkan dukungan terhadap fakultas-fakultas dan unit-unit lain
penelitian dan pengabdian di semua yang ada di kampus.
PTKI. Kemudian pada medio tahun
2015 telah dikeluarkan aturan Terakhir, sejak 2013 pemerintah
yang lebih rinci dalam bentuk Surat pusat telah mengalokasikan
Keputusan DirJen Pendidikan Islam dana tambahan yang signifikan
(No. 4834 tahun 2015), berjudul untuk PTKIN dalam bentuk Biaya
“Pedoman Pengabdian Kepada Operasional Perguruan Tinggi Negeri
Masyarakat di Perguruan Tinggi (BOPTN). Kementerian Agama
Keagamaan Islam”. telah mengikuti Kemenristek Dikti
dalam menentukan bahwa 30% dari
Perencanaan strategis lima dana BOPTN harus dialokasikan
tahunan Kementerian Agama untuk penelitian dan pengabdian
untuk Pendidikan Tinggi Islam yang kepada masyarakat. Hal ini telah
sekarang sudah berakhir, hanya mengakibatkan peningkatan yang
sedikit menyebut fungsi pengabdian sangat besar dalam pendanaan
di perguruan tinggi. Sebuah untuk dua fungsi universitas tersebut.
Rencana Strategis yang baru
tengah dibuat pada saat Pedoman Undang-undang dan peraturan
ini sedang dalam proses persiapan di atas serta berbagai upaya lain
penyusunan, dan diharapkan akan menunjukkan dengan jelas niat baik
memberikan penekanan lebih besar pemerintah untuk secara signifikan
kepada Kemitraan Universitas-
Masyarakat (KUM).
20
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
memperkuat fungsi penelitian dan Proyek ini memiliki tiga komponen
KUM di PTKIN. Setiap universitas penting:
dapat mengekspresikan visinya ses- • Meningkatkan tingkat partisipasi
uai parameter di atas. Sebagai con- masyarakat dalam tata kelola
toh, visi UIN Alauddin adalah untuk kehidupan yang demokratis;
mempromosikan transformasi sosial • Menguatkan manajemen internal
dan berkontribusi untuk mengem- UIN dan fungsi pengabdian
bangkan peradaban Islam modern di universitas;
Indonesia. • Memberikan bantuan teknis
kepada Kementerian Agama
untuk pengembangan kebijakan,
1.3 Latar Belakang Pedoman ini perencanaan, dan pembiayaan
terkait pengabdian kepada
SILE/LLD adalah singkatan dari masyarakat.
Supporting Islamic Leadership
in Indonesia/Local Leadership Institusi yang terlibat sebagai
Development, sebuah proyek mitra proyek adalah UIN Alauddin
kemitraan antara Kementerian Makassar di Sulawesi Selatan, dan
Agama RI dengan Kementerian UIN Sunan Ampel Surabaya di Jawa
Urusan Luar Negeri, Perdagangan, Timur.
dan Pembangunan Kanada (the
Canadian Department of Foreign Proyek SILE/LLD mulai beroperasi
Affairs, Trade and Development pada pertengahan 2011 dan akan
[DFATD]). Tujuan proyek ini adalah berakhir pada pertengahan 2016.
membangun kapasitas UIN dan
IAIN dalam melaksanakan fungsi Sebagai bagian dukungan
pengabdian kepada masyarakat pembangunan kapasitas, Proyek
dengan komunitas lokal, dan SILE/LLD telah memberikan bantuan
kapasitas Kementerian Agama kepada dua universitas mitra dalam
dalam mengintegrasikan praktik tata merancang dan membimbing
kelola serta isu-isu berkaitan dengan pelaksanaan proses perencanaan
kehidupan yang demokratis, di dalam strategis untuk mengembangkan
strategi, program dan anggaran yang KUM yang inovatif dan berdampak
mendukung pengabdian berbasis luas. Pada saat perencanaan
universitas. strategis dimulai, UIN Alauddin

21
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
dan UIN Sunan Ampel tengah selama bertahun-tahun, tetapi tidak
bereksperimen dengan berbagai ada dari mereka yang melihat secara
pendekatan KUM yang baru, yang holistik mengenai apa yang ingin
sebagiannya disebutkan dalam mereka raih melalui KUM, juga tidak
bagian 3.1. ada yang menerapkan model peren-
canaan dengan pendekatan apre-
Saat itu UIN Sunan Ampel Surabaya siatif dan partisipatoris seperti yang
baru saja melaksanakan proses diuraikan dalam Pedoman ini.
pembuatan Rencana Strategis
Universitas yang menyeluruh Kedua universitas menunjukkan
sehingga proses pemilihan anggota antusiasme dan dukungan besar
Pokja KUM disesuaikan dengan dalam melakukan perencanaan
proses penyusunan Renstra strategis KUM. Proses perencanaan
universitas secara keseluruhan. tersebut tentu saja telah dimodifikasi
UIN Sunan Ampel juga tengah supaya selaras dengan situasi
menjalani proses transisi dari lembaga masing-masing. Kedua UIN
IAIN ke UIN pada saat dilakukan tersebut juga berusaha semaksimal
perencanaan ini. UIN Alauddin telah mungkin dalam mengembangkan
memiliki Renstra yang komprehensif, perencanaan strategis KUM baru.
sehingga perencanaan strategis Upaya tersebut didukung oleh
KUM dilakukan sebagai kegiatan bantuan teknis dari dalam dan dari
yang terpisah dengan tetap merujuk luar.
pada Renstra universitas yang lebih
komprehensif. Pedoman ini menjelaskan langkah-
langkah dasar yang digunakan atau
Rasanya adil mengatakan bahwa diadopsi dari proses perencanaan
meskipun kedua universitas telah strategis untuk KUM yang digunakan
terlibat dalam berbagai kegiatan oleh kedua universitas yang disebut
penyusunan perencanaan strategis di atas.

22
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
BAB II

PENGANTAR
PERENCANAAN
STRATEGIS

23
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
2.1 Perencanaan Strategis
Perencanaan Strategis adalah
dan Pedoman Ini
proses yang dilakukan institusi
dalam mendefinisikan strategi
Perguruan Tinggi Islam di Indonesia
atau arah organisasinya, dan
memiliki peran penting dalam
mengambil keputusan-kepu-
pengembangan masyarakat
tusan mengenai penempatan
Indonesia. Mereka dapat membantu
sumberdaya institusi untuk
menumbuhkan kapasitas masyarakat
mencapai strateginya.
dan warganegara menjadi produktif,
berpartisipasi penuh dalam
mewujudkan demokrasi Indonesia, Perencanaan Strategis memberikan
menghargai dan mempromosikan kesempatan bagi institusi untuk:
hak asasi manusia, mengembangkan • Membangun komitmen bersama
masyarakat sipil yang dinamis, di antara para kolega;
mewujudkan perdamaian dan • Mengidentifikasi dan membangun
membangun kemandirian ekonomi. berdasarkan keberhasilan masa
lampau dan sekarang
Untuk mengisi peran kemasyarakatan • Jeda sejenak dari realitas se-
yang penting ini, Perguruan Tinggi hari-hari, melihat lagi gambaran
Islam mempunyai kesempatan untuk yang lebih besar, dan berpikir
mengembangkan perencanaan kreatif;
strategis Kemitraan Universitas- • Mengartikulasikan visi dan mimpi,
Masyarakat (KUM) yang kuat serta menciptakan cara untuk
dan realistis. Jika dikembangkan mengubahnya menjadi aksi dan
dan dilaksanakan dengan penuh kenyataan;
tanggung jawab, perencanaan • Mengarahkan semua pemangku
strategis ini memiliki potensi kepentingan, baik internal mau-
untuk mengembangkan institusi pun eksternal, untuk menuju jalan
dengan cara yang substantif dan ke depan yang jelas.
memiliki dampak penting terhadap
demokratisasi di tengah-tengah
komunitas dan masyarakat yang
lebih luas.

Pedoman ini menggarisbawahi beberapa pertimbangan kunci


dalam mengembangkan Rencana Strategis Kemitraan Universitas-
Masyarakat (KUM) dan menyediakan seperangkat langkah-langkah
rinci untuk diikuti dalam proses penyusunan Renstra.

24
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
2.2 Kepemimpinan Pemimpin yang strategis mendorong
Strategis – Kunci Sukses inovasi dan pengambilan resiko.
Perencanaan dan
Pelaksanaan Pemimpin yang strategis bekerja
untuk menjamin bahwa setiap
anggota tim Perencana Strategis
“Manajemen adalah melakukan Kemitraan. Universitas-Masyarakat
sesuatu dengan benar; (KUM) dan teman sejawat mereka
Kepemimpinan adalah yang mendukung, mengerahkan
mengerjakan
kekuatannya supaya rencana terbaik
sesuatu yang benar”
dapat dikembangkan.
Peter F. Drucker, Essential Drucker:
Management, the Individual and Society
Pemimpin perguruan tinggi yang
(2008).
efektif memiliki harapan yang tinggi,
mendorong budaya perbaikan, dan
Pemimpin perguruan tinggi yang selalu menantang rutinitas. Tentu
menggunakan pendekatan strategis saja, mereka memimpin dengan
menekankan, memberanikan teladan.
dan mendorong koleganya untuk
“melakukan sesuatu yang benar”. Pemimpin perguruan tinggi yang
Ini seringkali dimaknai dengan strategis memastikan bahwa rekan-
melakukan sesuatu yang baru rekan tidak hanya melakukan hal-
dan mengerjakan sesuatu secara hal yang menyibukkan, tetapi sibuk
berbeda dari cara yang lazim mereka melakukan hal-hal yang tepat.
lakukan. Ini dapat berarti melibatkan
orang yang tidak pernah terlibat Para pemimpin ini mengajukan
sebelumnya. pertanyaan strategis:
• Apakah tim perencanaan terdiri
Pemimpin perguruan tinggi yang dari orang yang tepat untuk
strategis bertanggung jawab menyelesaikan tugas dengan
menciptakan sebuah lingkungan sukses?
yang positif dan kondusif untuk • Apakah proses perencanaan
merencanakan, melaksanakan strategis dirancang untuk
dan mengarusutamakan rencana mendorong perguruan tinggi
Kemitraan Universitas-Masyarakat menjadi berani dan unggul dalam
(KUM) secara efisien dan efektif. mengerjakan KUM?

25
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
• Akankah para pemangku terintegrasi dalam rencana strategis
kepentingan internal maupun perguruan tinggi yang utuh ataukah
eksternal dilibatkan selama dikembangkan secara terpisah.
proses perencanaan?
• Akankah Renstra KUM menjadi Selain gaya kepemimpinan yang
alat yang berguna untuk secara umum diperlukan oleh
melaksanakan keseluruhan visi perguruan tinggi untuk memastikan
dan misi perguruan tinggi sejalan keberhasilan, penting juga
dengan nilai-nilai utama lembaga? untuk mempertimbangkan tipe
• Apakah batas waktu dan kepemimpinan yang diperlukan di
sumber daya yang dialokasikan LPPM, PPM, PSGA, PUSLIT dan unit
untuk melakukan proses pelaksana KUM lainnya. Unit-unit ini
perencanaan strategis cukup dan unit-unit akademik (fakultas,
untuk mencapai hasil yang program studi/jurusan) yang akan
diharapkan, dan akankah sumber melakukan pekerjaan ini, serta
daya yang diperlukan tersedia pemimpin yang responsif, inovatif
untuk melaksanakan Renstra dan berjiwa wirausaha adalah aset
KUM secara tepat waktu dan yang dibutuhkan. Pemimpin yang
berkualitas tinggi? memiliki pemahaman sejati dan
kepedulian terhadap pelaksanaan
Pada akhirnya, para pemimpin nilai-nilai demokrasi dan yang
perguruan tinggi lah yang termotivasi untuk menjamin
bertanggung jawab untuk kesejahteraan semua pemangku
memastikan bahwa Renstra KUM kepentingan harus didorong dan
dibuat dengan baik dan siap untuk dihargai.
dilaksanakan. Tipe kepemimpinan
seperti ini sangat penting, terlepas
dari pilihan apakah Renstra KUM

26
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
BAB III

KEMITRAAN
UNIVERSITAS -
MASYARAKAT (KUM)

27
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Jenis KUM yang direncanakan oleh Model baru Kemitraan Universitas-
kedua universitas mitra Proyek Masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai
SILE/LLD mencerminkan sebuah berikut:
model atau pendekatan baru yang
sedang dikembangkan baik di • Keterbukaan perguruan tinggi
kedua UIN tersebut maupun di menciptakan lingkungan yang
lembaga lain di sektor pendidikan ramah untuk lebih memudahkan
tinggi di Indonesia. Sejarahnya, UIN kerjasama dengan masyarakat,
dan institusi lainnya telah sangat baik dalam bentuk outreach (kam-
terlibat dengan masyarakat sekitar pus menjangkau masyarakat)
melalui pendidikan keagamaan dan maupun inreach (masyarakat
beberapa kegiatan lainnya yang mengakses kampus).
terbatas. Pendidikan masyarakat ini • Kemitraan bekerja dengan
telah dan masih dilaksanakan melalui masyarakat sipil, pemerintah
berbagai interaksi antara mahasiswa di semua tingkatan dan dunia
dan dosen dengan masyarakat usaha sebagai mitra sejati
melalui program Kuliah Kerja Nyata dengan semangat saling memberi
(KKN) dan ceramah-ceramah manfaat.
keagamaan di masjid. • Integrasi Tri Dharma menentukan
cara-cara inovatif dan praktis bagi
KUM tidak ekslusif mengacu pada perguruan tinggi supaya bermitra
pekerjaan Pusat Pengabdian kepada dengan masyarakat melalui
Masyarakat (PPM) dengan desa fungsi pengajaran, penelitian dan
binaan dan program KKN yang pengabdian untuk memperkuat
sangat terkenal. Dulu, interaksi integrasi dan interkoneksi
dosen dengan masyarakat dijalankan antara tiga peran penting ini
secara individual, bukan merupakan untuk memenuhi kepentingan
bagian dari program yang didukung perguruan tinggi dan masyarakat.
universitas. Dengan dukungan • Pendekatan berbasis aset dan
Proyek SILE/LLD, dua universitas kepemimpinan warga menyatukan
mitra telah memulai bermitra secara pendekatan pengembangan
resmi dengan organisasi masyarakat masyarakat berbasis pemberdayaan
sipil, baik yang bersifat keagamaan kekuatan / aset secara partisipatif
maupun bukan, untuk bereksperimen pada semua pekerjaan KUM maupun
dengan berbagai program KUM di di dalam kampus itu sendiri.
16 komunitas yang beragam. Bagian Pendekatan ini penting untuk
3.1.1 di bawah ini mengilustrasikan mengurangi ketergantungan.
beberapa aktivitas yang dilakukan
melalui kemitraan UIN-OMS.
28
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
• Tata kelola kehidupan yang namun sampai hari ini, belum
demokratis berbasis nilai ada istilah baku dan tepat dalam
menanamkan semua pekerjaan bahasa Indonesia yang dapat
KUM dengan nilai-nilai islami, digunakan untuk mengungkapkan
seperti toleransi, menghormati konsep “engagement” seperti yang
hak asasi manusia, kesetaraan dijelaskan di atas. Jelaslah bahwa
gender, inklusi sosial, peduli apa yang dimaksud dengan istilah
lingkungan, perdamaian, dan lain- “university-community engagement”
lainnya. jauh lebih luas daripada sekadar
“pengabdian” seperti lazim dipahami
Salah satu tantangan yang dihadapi selama ini.
dalam menyusun perencanaan
strategis KUM adalah terminologi Sejumlah orang yang selama ini
bahasa Indonesia. Istilah standar yang terlibat dalam Proyek SILE/LLD
digunakan untuk mengungkapkan menyarankan penggunaan istilah
kegiatan KUM di masyarakat luar kemitraan (“partnership”) sebagai
kampus adalah pengabdian, yang istilah yang terdekat. Suatu saat
secara literal berarti “layanan” istilah yang lebih tepat mungkin
(kadang-kadang berkonotasi top- akan ditemukan. Istilah kemitraan
down expert-driven atau pengabdian mempunyai keuntungan penekanan
dari atas ke bawah). Sejak lama, sebuah hubungan yang setara
pengabdian dianggap sebagai antara masyarakat dan universitas,
bagian dari Tri Dharma perguruan hubungan timbal balik yang
tinggi yang paling lemah dibanding saling memberi manfaat. Istilah ini
dharma pendidikan dan penelitian. juga memberikan manfaat bagi
Dana untuk pengabdian beserta terbangunnya hubungan jangka
penghargaannya paling rendah jika panjang, bukan sekedar hubungan
dibandingkan dengan kedua dharma semu selama ada proyek jangka
lainnya. Bahkan di kebanyakan pendek semata. Masalahnya
perguruan tinggi, lingkup pengabdian adalah, istilah ini juga digunakan
dan metodenya sangat terbatas. untuk merujuk pada kemitraan
Ada anggapan bahwa pengabdian (partnership) khusus seperti
merupakan sesuatu yang terpisah kemitraan antara perguruan tinggi
dari dua dharma lainnya. Istilah dengan organisasi masyarakat sipil
internasional yang populer dewasa tertentu. Sekarang, istilah “KUM” ini
ini, untuk menggambarkan “model mulai banyak digunakan, bahkan
baru” yang disebut di atas adalah dalam konteks tertentu digunakan
“university-community engagement”, oleh pimpinan perguruan tinggi dan

29
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
staf Kementerian Agama yang terkait 3.1 Contoh-contoh Inovasi
dengan Proyek SILE/LLD sebagai KUM
pengganti kata pengabdian. Dalam
Surat Keputusan DirJen Pendidikan Sudah banyak inovasi baru di
Islam No. 4834 tahun 2015, istilah bidang KUM yang dikenalkan oleh
“Kemitraan Universitas-Masyarakat/ para dosen dan pimpinan di UIN
KUM” telah diberi legitimasi sebagai Sunan Ampel Surabaya (UINSA) dan
istilah baku untuk menggambarkan UIN Alauddin Makassar (UINAM).
atau menyebut model baru Inovasi tersebut dikenalkan sebagai
sebagaimana diuraikan di atas. hasil belajar dan kunjungan yang
dilakukan oleh para dosen dan
Namun demikian, istilah “Kemitraan pimpinan universitas mitra ke
Universitas-Masyarakat” itu pun beberapa perguruan tinggi dan
belum cukup menonjolkan aspek lembaga lain, baik di luar maupun di
integratif dari model baru University- dalam negeri, yang mereka anggap
Community Engagement ini, yaitu telah memiliki model yang efektif dan
sifat pekerjaan yang melintasi batas- relevan. Perencanaan strategis KUM
batas Tri Dhama perguruan tinggi. yag dikembangkan di dua universitas
Intinya, pencarian istilah yang tepat ini menuntut implementasi berbagai
belumlah selesai. Maka dari itu sejak inovasi. Diharapkan juga bahwa
awal setiap proses perencanaan inovasi tersebut akan membawa
strategis KUM, yang penting adalah perubahan-perubahan pada
semua pihak menyadari penuh program KUM yang berlangsung
bahwa istilah “KUM” lebih luas selama ini.
cakupannya dibandingkan dengan
“pengabdian”, dan karena itu penting Berikut ini adalah tiga contoh ringkas
melibatkan perwakilan dari tiga mengenai inovasi KUM sebagaimana
kelompok pelaku Tri Dharma dan dijelaskan di atas, yaitu: pertama,
berpikir serta bekerja secara terpadu pokja atau kelompok kerja yang terdiri
lintas batas penelitian-pengajaran- dari orang universitas dan organisasi
pengabdian. masyarakat sipil; kedua, service
learning (pembelajaran berbasis
layanan dan praktik langsung di
tengah-tengah masyarakat); ketiga,
Community-Based Research (CBR)

30
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
atau penelitian berbasis masyarakat.
Pokja memiliki dua peran utama.
Informasi lebih detil mengenai
Peran pertama adalah sebagai
contoh-contoh tersebut dan diskusi
sebuah mekanisme bagi universitas
lebih detil mengenai inovasi di bidang untuk bermitra secara bermakna
KUM ini dapat diperoleh dalam dengan masyarakat. Peran kedua
publikasi berikutnya, yang sedang adalah memberikan bantuan
disiapkan dan akan diterbitkan pada teknis bagi masyarakat untuk
mengembangkan kapasitas
tahun 2015, berjudul Model Baru
mereka. Dalam beberapa kasus,
Kemitraan Universitas-Masyarakat Pokja dapat menghubungkan
untuk Perguruan Tinggi di Indonesia. masyarakat dengan sumber
pendanaan dari luar yang mungkin
3.1.1 Pokja UIN-OMS-Masyarakat dapat mendukung masyarakat
untuk meraih apa yang mereka
sebagai alat untuk
inginkan. Pokja juga merupakan
Melaksanakan KUM di UIN
sebuah sarana pembelajaran
Alauddin, Makassar 1 yang sangat penting bagi semua
anggotanya.
UIN Alauddin, Makassar (UINAM)
telah melakukan uji-coba penerapan
model Kelompok Kerja yang dengan kegiatan di masyarakat dan
mempertemukan perwakilan bekerja sama dengan organisasi
universitas dengan organisasi masyarakat sipil, keterlibatan mereka
masyarakat sipil (OMS) untuk masih bersifat individual, tidak
bersama-sama melakukan kegiatan terstruktur, bukan jalinan kolaborasi
KUM di komunitas terpilih. yang formal antara UIN dan OMS,
termasuk dengan ormas Islam, LSM
Alat kemitraan masyarakat lokal dan lembaga lainnya. Model ini
yang inovatif ini dipilih karena ini secara khusus diperkenalkan untuk
merupakan sebuah mekanisme uji-coba dan belajar dari salah satu
untuk menggabungkan kekuatan, cara baru untuk melakukan KUM.
pengetahuan, dan jaringan komunitas
di perguruan tinggi dengan kekuatan Pokja dibentuk berdasarkan
dan jaringan yang dimiliki oleh OMS. kesepahaman antara UIN Alauddin
Hal ini akan mendukung upaya yang dan mitra OMS. Delapan Pokja telah
berkelanjutan. Meskipun sejak awal dibentuk di UIN Alauddin. Setiap
sudah banyak dosen yang terlibat Pokja biasanya terdiri dari empat

1
Pembentukan Pokja juga diterapkan oleh UIN Sunan Ampel, Surabaya, namun contoh inovasi
KUM ini diambil berdasarkan pengalaman UIN Alauddin, Makasar.

31
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
dosen dari universitas dan dua staf Hal ini dimaksudkan agar upaya
dari OMS mitra. Dalam banyak kasus, Pokja diarahkan untuk membantu
sebuah Pokja memiliki anggota dari komunitas mengidentifikasi dan
berbagai fakultas. Dalam beberapa mendayagunakan aset mereka
kasus, anggota Pokja mewakili salah dan membangun kapasitas
satu pusat yang ada di universitas yang mereka miliki untuk
selain mewakili fakultas mereka. pengembangan masyarakat.
Sistem yang sama juga dilakukan di Anggota Kelompok Inti dapat juga
UIN Sunan Ampel, Surabaya. diundang untuk berpartisipasi
dalam berbagai kegiatan
Tugas utama Pokja adalah pelatihan berbasis masyarakat
memfasilitasi pembentukan sebuah yang dikelola melalui Proyek di
Kelompok Inti dari unsur masyarakat. tempat-tempat lain.
Pokja bekerja dengan sebuah 3. Pelatihan bagi Pokja
Kelompok Inti pemuka masyarakat Pokja juga menerima pelatihan di
untuk mengikuti serangkaian bidang ABCD sebelum bermitra
tahapan sebagai berikut: dengan masyarakat. Pokja aktif
mempromosikan prinsip-prinsip
1. Pembentukan Kelompok Inti tata kelola kehidupan demokratis
Kelompok inti terdiri dari para yang baik, termasuk menghormati
pemuka agama, perwakilan HAM, inklusi sosial, toleransi
kelompok nelayan atau petani, agama, kesetaraan gender,
organisasi pemuda, kelompok memelihara lingkungan dan hidup
perempuan, dan perwakilan damai.
organisasi lain yang hidup di 4. Bekerja bersama masyarakat
tengah masyarakat. Kelompok inti Setelah dilatih menggunakan
dibentuk melalui sebuah proses metode ABCD, Kelompok Inti,
partisipatif dan merupakan kontak dengan dukungan dari Pokja,
utama Pokja di level komunitas. bekerja bersama-sama dengan
2. Pelatihan bagi Kelompok Inti masyarakat untuk membuat
Setelah terpilih, Kelompok Inti peta semua aset masyarakat.
diberi pelatihan mengenai prinsip- Termasuk di dalamnya adalah
prinsip dan penerapan metode semua sumberdaya fisik, alam,
pengembangan masyarakat institusi dan manusia.
berbasis aset (ABCD atau Asset-
Based Community Development).

32
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
Kelompok Inti sedang membuat rencana aksi Kelompok Inti sedang mendiskusikan rencana
berdasarkan Pemetaan Aset Masyarakat di aksi mereka.
desa Parak, Selayar.

5. Diskusi Kelompok Fokus (FGD) beberapa kasus mungkin


Kelompok Inti kemudian akan ada kesempatan untuk
mengambil hasil pemetaaan mendapatkan dukungan lebih
aset dan mendiskusikan temuan lanjut melalui advokasi dan
dengan anggota masyarakat pembinaan hubungan kemitraan
lainnya melalui kelompok dengan pemerintah, jaringan
fokus (FGD). Pokja membantu OMS/LSM, dan dalam beberapa
memfasilitasi proses ini. hal mendapat dukungan dari
6. Perancangan kegiatan Proyek SILE.
Dengan pemahaman dan
kesepakatan yang sama Salah satu Pokja di UIN Alauddin
mengenai berbagai aset yang ada bekerja dengan warga desa Parak
di tengah-tengah masyarakat, di daerah pulau Selayar, Sulawesi
Kelompok Inti bekerja dengan Selatan. Sebagian besar warga
anggota masyarakat yang desanya adalah petani dan nelayan
lain untuk mengidentifikasi tradisional. Pokja ini memiliki dua
inisiatif yang menjadi prioritas anggota yang berasal dari LSM
untuk dilaksanakan. Dengan KOPEL yang berkantor pusat di
bantuan Pokja, mereka Makasar dan empat dosen UIN
membahas bagaimana mereka Alauddin. Mereka berasal dari
akan melaksanakan inisiatif berbagai fakultas dan program studi,
tersebut. Beberapa inisiatif awal dengan keahlian antara lain hukum,
diharapkan dapat dilaksanakan kesejahteraan sosial, komunikasi,
dengan dukungan sumberdaya sains/teknologi serta falsafah/
masyarakat sendiri saja. Dalam humaniora.

33
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Irvan Muliyadi, anggota Pokja dari 3.1.2 Menerapkan Pembelajaran
UIN Alauddin mengatakan bahwa dengan Praktik Langsung di
banyak waktu yang dicurahkan untuk Masyarakat (Service Learning)
melatih anggota Pokja, membentuk di UIN Sunan Ampel
Kelompok Inti dan melatih mereka
di komunitas. Beberapa prioritas Konsep Service Learning pertama
inisiatif awal telah diidentifikasi oleh kali dikenalkan kepada kalangan
masyarakat dan telah dilaksanakan dosen di UIN Sunan Ampel pada
pelatihan lanjutan yang spesifik tahun 2013. Ini merupakan hasil
terkait inisiatif yang akan dilakukan belajar yang dilakukan oleh sejumlah
tersebut. dosen dan pimpinan universitas saat
berkunjung ke Universitas St. Francis
Inisiatif awal yang dipilih oleh Xavier di Kanada.
Kelompok Inti adalah belajar
bagaimana melaksanakan survei Kebanyakan universitas di Indonesia
kepuasan atas pelayanan publik memiliki pengalaman panjang dengan
dengan menggunakan Kartu Indeks program KKN (Kuliah Kerja Nyata).
Pangaduan Masyarakat (Citizens’ Service Learning (SL) mempunyai
Report Card, CRC), proses terkait kemiripan dengan beberapa aspek
evaluasi layanan pemerintah desa, dari model KKN, tetapi merupakan
dan kemudian melaksanakannya. instrumen pembelajaran yang lebih
Setelah selesai, masyarakat komprehensif. Umumnya SL memiliki
berkumpul untuk menentukan cara dua bentuk yang berbeda – SL
yang terbaik untuk memanfaatkan berbasis mata kuliah dan SL yang
hasil-hasil yang disajikan dalam Kartu bersifat “immersion” (tidak berkaitan
Indeks Pangaduan Masyarakat untuk dengan matakuliah tertentu).
mendorong peningkatan layanan dan
menyiapkan sebuah “Piagam Warga Dalam rangka memperkenalkan dan
(Citizens’ Charter)” yang berupa memperoleh dukungan terhadap
kesepakatan pemerintah desa untuk konsep baru service learning di UIN
meningkatkan pelayanannya. Sunan Ampel, beberapa pertemuan
telah dilakukan, untuk berbagai level
manajemen, oleh sebuah Tim Inti
yang berasal dari dosen yang pernah
mendapat materi service learning di
Kanada. Strateginya adalah mencari

34
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
Service Learning (SL) adalah cara inovatif untuk mengintegrasikan pembela-
jaran berbasis pengalaman, studi akademik dan layanan masyarakat. Service
Learning merupakan alternatif teknik pengajaran dan pembelajaran, dimana
“ruang kelas” diperluas sampai ke tengah-tengah masyarakat.

Service Learning mendorong pembelajaran dengan cara praktik langsung di


masyarakat secara seimbang, memberikan pelayanan sekaligus belajar. Se-
gala upaya dibuat untuk menjamin bahwa mahasiswa menyediakan layanan
yang merupakan prioritas nyata bagi masyarakat. Kesempatan pelaksanaan
Service Learning secara khusus dipilih untuk memberikan kesempatan belajar
kepada mahasiswa. Praktik service learning ini memberikan manfaat kemi-
traan yang saling menguntungkan antara perguruan tinggi dan masyarakat.

Melibatkan mahasiswa di masyarakat sebagai bagian dari pembelajaran aka-


demik mereka, dapat menghasilkan manfaat sebagai berikut:
1. Meningkatkan pemhaman mahasiswa terhadap materi mata kuliah;
2. Meningkatkan ketrampilan berpikir mahasiswa;
3. Meningkatkan hubungan Kampus-Masyarakat;
4. Mengembangkan lulusan yang peduli masyarakat;
5. Saling berbagi pengetahuan antara kampus dan masyarakat secara timbal
balik;
6. Membangun masyarakat yang lebih baik dalam jangka waktu dekat dan
panjang;
7. Mentransformasikan perguruan tinggi.

(Diadaptasi dari Marla Gaudet, Manajer, Service Learning, St. Francis Xavier University, Canada:
Materi Presentasi untuk dosen UIN yang berkunjung ke StFX, 2014)

dukungan pimpinan universitas dulu, dekan dan ketua program studi atau
sehingga konsepnya diperkenalkan jurusan. Ketua program studi lah yang
pertama-tama di level Rektorat dan akhirnya merekomendasikan siapa
LPPM. Setelah mendapat dukungan yang harus mencoba menggunakan
di level tersebut, kemudian service pendekatan ini.
learning diperkenalkan kepada

35
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
UIN Sunan Ampel
baru-baru ini
berubah status
dari IAIN menjadi
universitas.
Sebagai bagian
dari transformasi
t e r s e b u t ,
universitas
telah mencoba
menumbuhkan
keunikannya dan
Bagi para wanita, membuat peta aset merupakan pengalaman langka
menawarkannya di desa. Mahasiswa UINSA memfasilitasi proses pembuatan peta aset
ke masyarakat, oleh kaum wanita.
termasuk karakter lulusannya dan Keterlibatan masyarakat dalam
para dosennya. Service learning kegiatan belajar mengajar melalui
dianggap merupakan sebuah cara service learning adalah sesuatu
untuk membentuk manusia yang yang sangat baru bagi UIN Sunan
terbuka dan bertangungjawab. Ketika Ampel. Salah satu contoh service
orang menerima service learning learning berbasis matakuliah di UIN
dan menggunakan pendekatan ini, Sunan Ampel telah dikembangkan
mereka menjadi peduli terhadap oleh Nadhir Salahuddin melalui
tanggung jawab dan pentingnya materi kuliah Pengantar Kajian
membangun kapasitas profesional Pembangunan. Fokus kegiatan
mahasiswa dan juga mengantarkan Service Learning ini adalah untuk
mahasiswa menjadi warga negara memberikan dukungan kepada
yang baik. Aspek kedua dari service perencanaan pembangunan di
learning ini mengantarkan kita tingkat masyarakat. Pertama kali
untuk memikirkan kembali tugas kursus ini ditawarkan, mahasiswa,
utama perguruan tinggi. Hal ini dengan bimbingan dari dosen
menekankan pentingnya membawa dan pengawasan dari pemuka
perbaikan kepada masyarakat. Pada masyarakat, bekerja di sebuah
titik ini, fungsi pendidikan yang lebih desa bernama Banjarpanji yang
mendasar dapat didalami. kebanyakan warganya terdiri dari
pekerja tambak. Para mahasiswa
yang terlibat bermitra di dua tingkat -
mendukung keterlibatan masyarakat

36
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
dalam proses perencanaan (Community Based Research -
pembangunan dan mendukung CBR) dan Kemitraan Akademik
pejabat pemerintah dalam mengelola berbasis Masyarakat (Community
proses ini. Engaged Scholarship) adalah
merupakan istilah-istilah yang
Menyadari pentingnya kontribusi digunakan untuk mendeskripsikan
mereka terhadap kehidupan riset yang mentransformasikan
orang-orang di masyarakat adalah peran peneliti, peran universitas dan
sesuatu yang baru bagi mahasiswa peran masyarakat atau kelompok
UIN Sunan Ampel. Kebanyakan masyarakat yang terlibat.
mahasiswa menemukan bahwa
pengalaman service learning Penelitian Berbasis Masyarakat
tidak hanya menyenangkan dan memiliki beberapa aspek kunci,
membawa semangat baru dalam yaitu2 :
kegiatan di kelas, tetapi juga sangat • Peran subyek penelitian berubah
penting untuk pengembangan menjadi peneliti aktif dan agen
profesional dan pribadi mereka. perubahan;
• Menghilangkan sekat antara
3.1.3 Penelitian Berbasis pelaku (subyek) dan sasaran
Masyarakat (obyek);
• Orang yang terkena dampak
Penelitian umumnya dipahami masalah atau situasi yang
sebagai suatu proses yang sedang diteliti merupakan sumber
menghasilkan pengetahuan dan informasi utama dan pelaku
pemahaman baru. Beberapa definisi utama dalam menghasilkan,
penelitian mencakup bahwa tujuan memvalidasi, dan menggunakan
dari pemahaman ini adalah untuk pengetahuan yang dihasilkan
mendorong tindakan dan mencapai untuk melakukan tindakan;
perubahan. • Peneliti adalah fasilitator proses
pemberdayaan dalam komunitas
Riset Aksi (Action Research), mitra atau diarahkan oleh komu-
Riset Partisipatori (Participatory nitas mitra;
Research), Riset Aksi Partisipatori • Tindakan dikembangkan,
(Participatory Action Research - dilaksanakan, dan dievaluasi
PAR), Riset Berbasis Masyarakat sebagai bagian dari proses

2
Diadaptasi dari Participatory Action Research in Health Systems: A Methods Reader, Loewenson,
Laurell, Hogstedt, Ambruoso and Shroff, 2014.

37
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
penelitian dan penciptaan Pusat Penelitian UIN Sunan Ampel
pengetahuan; Surabaya dan UIN Alauddin Makassar
• Penelitian PAR/CBR kemudian telah memasukkan CBR
dimaksudkan untuk memahami sebagai salah satu klaster yang
dan meningkatkan kondisi ditawarkan kepada para dosen
masyarakat tetapi dengan cara dalam program hibah penelitian.
yang mendorong mereka yang Ada komitmen yang sangat kuat
terkena masalah untuk secara untuk membantu para dosen
bersama-sama bertindak serta yang berminat untuk membentuk
melakukan perubahan sosial “research shop” yaitu lembaga/
sebagai cara untuk menciptakan/ kantor yang bertugas untuk secara
menemukan pengetahuan dan proaktif menyediakan jasa penelitian
pemahaman baru. CBR kepada komunitas/organisasi
masyarakat yang memerlukannya
Perguruan Tinggi di Indonesia untuk mengembangkan aset
memiliki sejarah panjang dan penting komunitas atau untuk memecahkan
dalam mempromosikan PAR. PAR masalah yang sedang dihadapi.
dapat dianggap sebagai sebuah Dengan pelaksanaan proyek-
bentuk CBR. Secara umum, PAR proyek percontohan di masa
telah dipahami dengan baik oleh dua depan, identifikasi praktik terbaik
mitra universitas. dan pengembangan pedoman bagi
para peneliti, penelitian berbasis
Beberapa staf pengajar dan masyarakat akan menjadi sarana
administrator senior dari UIN Sunan bagi universitas untuk memajukan
Ampel dan UIN Alauddin telah diberi KUM melalui riset. Fase-fase
kesempatan untuk belajar penelitian penelitian berbasis masyarakat
berbasis masyarakat di Kanada di diterangkan dalam Gambar 1.
Universitas Guelph, di Centre for
Community Based Research (CCBR) Sementara memperkenalkan inovasi
di Kitchener - Waterloo maupun ini dalam penelitian dan praktik
di Coady International Institute di kemitraan dengan masyarakat, ada
Universitas St. Francis Xavier. Pada juga kesempatan untuk membangun
tahun 2014 staf CCBR melakukan hubungan dengan pekerjaan yang
pelatihan CBR di UIN Alauddin dan dilakukan Pokja dan dengan Service
UIN Sunan Ampel . Learning.

38
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
Gambar 1
Fase-fase Penelitian Berbasis Masyarakat / CBR

Hubungan kerjasama: Hubungan kerjasama:


• Menyepakati mobilisasi • Menyepakati tujuan dan peran
pengetahuan dan mobilisasi
komunitas Segi teknis:
• Menetapkan tim pengarah dari para
Segi teknis: pemangku kepentingan, memperjelas
• Sharing informasi perannya
• Menindaklanjuti hasil • Mengidentifikasi asumsi mengenai penelitian
penelitian • Menggambarkan konteks situasi penelitian
• Mengidentifikasi tujuan penelitian

#4
Menindaklanjuti #1
Temuan Meletakkan
Dasar

#3 #2
Mengumpulkan
Merancang
dan
Penelitian
Menganalisis
Informasi

Hubungan kerjasama: Hubungan kerjasama:


• Menyepakati makna dan • Menyepakati perspektif
pembelajaran masing-masing pihak

Segi teknis: Segi teknis:


• Mengumpulkan informasi • Menentukan pertanyaan penelitian
• Melakukan analisis dan • Mengembangkan metode
interpretasi pengumpulan informasi
• Merancang rencana analisa

Sumber: Joanna Ochocka, Centre for Community Based Research, Canada, 2014

39
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
BAB IV

PENGANTAR
PERENCANAAN
STRATEGIS

40
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
4.1 Pendekatan Apa Yang • Menggunakan pendekatan positif,
Terbaik? apresiatif, dan partisipatif;
• Mengakomodasi masukan dari
Ada banyak kerangka kerja, semua pemangku kepentingan;
metodologi dan pendekatan yang • Terbuka dan transparan;
berbeda untuk perencanaan • Menyeluruh dan kontekstual;
startegis. Walaupun tidak ada aturan • Dimiliki dan diinisisasi sendiri
baku berkenaan dengan kerangka oleh masing-masing perguruan
kerja dan pendekatan yang benar, tinggi (kalau ada bantuan teknis
namun banyak proses mengikuti dari luar, sifatnya membantu
berbagai langkah seperti yang pengembangkan kapasitas,
disajikan pada bagian 4.4. bukan membuatkan perencanaan
untuk perguruan tinggi);
Beberapa perguruan tinggi di • Mulai dengan mengajak orang
Indonesia menggunakan pendekatan untuk merumuskan tujuan akhir
balanced scorecard. Pendekatan yang diinginkan;
ini pertama kali dikembangkan • Mencakup berbagai inisiatif
untuk dunia korporasi di Amerika. strategis supaya perhatian
Pendekatan ini, seperti berbagai terfokus pada pelaksanaan
proses perencanaan strategis kegiatan/tindakan peningkatan
lainnya, menawarkan beberapa kinerja yang paling penting;
cara pandang dan alat yang sangat • Berorientasi pada hasil, dalam
membantu. pengertian luas;
• Mudah dipahami dan
Pendekatan yang diuraikan dalam dilaksanakan;
Pedoman ini diadaptasi dari • Fokus tidak hanya pada
berbagai metode yang berbeda, dan pertumbuhan dan perluasan,
mencakup di dalamnya sejumlah tetapi juga pada penentuan
pendekatan khusus yang telah prioritas dan realokasi
disesuaikan dengan kebutuhan sumberdaya.
perguruan tinggi di Indonesia,
seperti model pendekatan KUM
yang inovatif. Proses perencanaan
strategis yang diuraikan di bawah
ini memiliki beberapa ciri sebagai
berikut:

41
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
4.2 Siapa Yang Harus mengarahkan dan melaksanakan
Terlibat? proses perencanaan strategis. Hal ini
akan ditentukan pada fase pertama
Banyak pihak harus dilibatkan dari perencanaan sebagaimana
dalam perencanaan strategis KUM. diuraikan pada bagian 5.2.2.
Tim intinya adalah Kelompok Kerja
Perencanaan Strategis (Pokja Kunci sukses dalam proses ini
Renstra) – lihat bagian 5.2.1. Pokja adalah mengembangkan sebuah
Renstra mendapat mandat dari tim di dalam maupun di luar
Rektor dan timnya, dan harus terus perguruan tinggi yang antusias
menyusunan rencana strategis ini,
menerus berkomunikasi dengan
serta memiliki energi, komitmen,
pimpinan perguruan tinggi selama pengetahuan, kapasitas dan
proses perencanaan berlangsung. otoritas untuk melaksanakannya.
Pokja Renstra KUM bertanggung Karena itu diperlukan tim yang
jawab untuk merancang dan bekerja sepenuh hati dan punya
melaksanakan proses perencanaan rasa memiliki hasil prosesnya.
Rasa memiliki ini penting untuk
KUM. Mahasiswa, tenaga pengajar,
menjamin kualitas perencanaan dan
staf kunci dan alumni perguruan pelaksanaannya.
tinggi termasuk pihak-pihak
penting untuk terlibat dalam proses
perencanaan KUM sebagaimana 4.3 Mengapa Merencanakan
juga wakil pemerintah, masyarakat Dengan Cara Ini?
sipil serta dunia usaha yang ada di
masyarakat. Berinvestasi dalam proses
perencanaan strategis KUM seperti
Saran lebih detil tentang penentuan yang diuraikan dalam dokumen ini
para pemangku kepentingan inter- akan membantu menjamin bahwa
nal dan eksternal yang perlu dilibat- perguruan tinggi akan memiliki
kan dapat dilihat pada bagian 5.3.3. sebuah rencana yang akan:
Kelompok ini merupakan unsur
yang unik dan sangat penting dari • Memanfaatkan seluruh kekuatan
pendekatan proses perencanaan perguruan tinggi;
staretgis untuk universitas. • Merespon terhadap prioritas
masyarakat;
Dukungan teknis dari dalam • Mendorong universitas menjadi
perguruan tinggi dan mungkin juga inovatif, membuat pilihan strategis
dari luar dapat dipertimbangkan dan menantang status quo;
untuk membantu merancang,

42
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
• Fokus pada yang terbaik/unggul; 8. Menyebarluaskan Renstra Dan
• Mengambil manfaat dari sumber- Mengimplementasikannya;
daya dan kesempatan baru; 9. Melakukan Monitoring Dan
• Melengkapi Renstra perguruan Evaluasi;
tinggi yang ada; 10. Melakukan Penyesuaian Renstra
• Memiliki potensi terbaik untuk KUM.
dilaksanakan.
4.5 Kapan Waktu Terbaik
4.4 Apa Langkah-Langkah Untuk Melakukan
Utamanya? Perencanaan?

Langkah-langkah utama dalam Waktu terbaik untuk terlibat dalam


perencanaan strategis untuk proses perencanaan strategis KUM adalah
KUM terdaftar di bawah ini. Bagian ketika perguruan tinggi memulai
5 dari Pedoman ini menyediakan proses perencanaan startegisnya
rincian yang lebih detil untuk setiap yang komprehensif (Renstra
langkah. perguruan tinggi). Perencanaan
KUM dapat dilaksanakan sebagai
Langkah-langkah untuk perenca- salah satu komponen dari
naan strategis KUM meliputi: rencana keseluruhan dan dapat
1. Memperjelas Mandat – diintegrasikan sejak awal proses
Memperoleh Persetujuan dan tersebut. Jika perencanaan strategis
Kesepakatan; yang komprehensif untuk perguruan
2. Melakukan Pengorganisasian; tinggi telah ada, maka waktu yang
3. Memulai – Mengidentifikasi terbaik untuk memulai perencanaan
Kekuatan Dari Dalam Dan Dari strategis KUM adalah sesegera
Luar; mungkin.
4. Menetapkan Arah – Mempertajam
Visi Dan Menyusun Rencana; Prosesnya bisa memerlukan
5. Melengkapi Lingkaran Umpan waktu selama beberapa bulan,
Balik Dengan Para Pemangku sehingga akan sangat baik
Kepentingan Internal Dan untuk mencocokkan waktu
Eksternal; penyelesaiannya dengan waktu
6. Melakukan Revisi Dan Melengkapi pengajuan anggaran untuk tahun
Renstra KUM; berikutnya (supaya implementasinya
7. Mendapatkan Persetujuan Dan dapat dimulai sesegara mungkin).
Pengesahan Dari Pimpinan PTKI; Biasanya penyusunan anggaran
dilakukan pada triwulan pertama

43
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
tahun kalendar. Pertimbangan waktu berbeda jika dibandingkan dengan
lain yang harus dihindari adalah proses penyusunan perencanaan
selama bulan Ramadan dan triwulan strategis perguruan tinggi yang
akhir tahun kalendar, karena proses biasa dilakukan. Walaupun tingkat
perencanaan akan berbarengan investasi sumberdaya keuangan,
dengan banyaknya aktivitas lain di tenaga dan waktu yang digunakan
kampus. dalam proses yang diuraikan dalam
Pedoman ini mungkin lebih tinggi
Terlibat dalam proses seperti yang dari proses “konvensional” selama
dijelaskan di bawah ini sangat ini, namun semua pelaku proses
menghabiskan waktu untuk sebuah mengakui bahwa hasilnya jauh lebih
perguruan tinggi. Karenanya penting baik dan sepadan dengan tingkat
untuk menemukan keseimbangan sumberdaya yang digunakan.
antara waktu yang dibutuhkan untuk
mendapatkan tingkat partisipasi Biaya utama terkait dengan
yang diinginkan oleh semua perencanaan terkait dengan
pemangku kepentingan, waktu yang kompensasi untuk tim perencana,
dibutuhkan tim perencana untuk dan jika diperlukan, juga biaya untuk
belajar dan merasa nyaman dengan bantuan teknis baik dari dalam
proses ini, dan kebutuhan untuk maupun dari luar perguruan tinggi.
membangun dan mempertahankan Biaya lain terkait dengan kegiatan
momentum. Menghindari “kelelahan dalam rangka konsultasi dengan para
perencanaan” sangat penting untuk pemangku kepentingan dari dalam
keberhasilan penyelesaian proses. dan dari luar, perjalanan, konsumsi,
pertemuan, fasilitas, perencanaan,
4.6 Sumberdaya Apa Saja produksi (misalnya pencetakan), dan
Yang Diperlukan? lain-lain.

Upaya perencanaan strategis Perkiraan anggaran dapat


seringkali gagal lantaran lembaga dikembangkan setelah proses
tersebut meremehkan jumlah waktu, perencanaan dirancang. Tentu
usaha, dan uang yang diperlukan saja perguruan tinggi tidak
sejak awal. Karena proses ini memiliki anggaran besar khusus
dirancang untuk menghasilkan untuk perencanaan sehingga ada
perencanaan strategis di bidang KUM, kemungkinan diperlukan negosiasi
maka diperlukan sumberdaya yang dan kompromi.

44
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
BAB V

PERENCANAAN
STRATEGIS UNTUK
KUM – SEBUAH
PROSES TAHAP DEMI
TAHAP

45
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Perencanaan strategis untuk KUM sudah ada. Hal ini dapat dilakukan
dapat dilakukan baik sebagai dengan merujuk pada bagian yang
kegiatan pelengkap selama proses terkait dengan KUM pada Renstra
penyusunan Renstra komprehensif Perguruan Tinggi, dan menjadikan
perguruan tinggi, atau jika perguruan Renstra KUM sebagai lampiran atau
tinggi tersebut sudah mempunyai sisipan dari Renstra tersebut.
Renstra komprehensif maka
penyusunan Renstra KUM dapat Di bawah ini akan diuraikan beberapa
dilakukan sebagai kegiatan yang tahapan dalam proses perencanaan
berdiri sendiri. Jika hal itu dilakukan strategis KUM. Secara garis besar
sebagai kegiatan yang berdiri sendiri, tahapan-tahapan tersebut bisa
adalah penting untuk mengaitkannya dilihat pada Gambar 2.
dengan Renstra komprehensif yang

Gambar 2
10 Langkah Renstra KUM

Perencanaan Strategis untuk KUM :


Sebuah Proses Tahap Demi Tahap

1 Memperjelas Mandat – Memperoleh Persetujuan


dan Kesepakatan

2 Melakukan Pengorganisasian

3 Memulai – Mengidentifikasi Kekuatan Dari Dalam


dan Dari Luar;

4 Menetapkan Arah – Mempertajam Visi Dan


Menyusun Rencana;

46
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
5 Melengkapi Lingkaran Umpan Balik Dengan Para
Pemangku Kepentingan Internal Dan Eksternal;

6 Melakukan Revisi Dan Melengkapi Renstra KUM

7 Mendapatkan Persetujuan Dan Pengesahan Dari


Pimpinan PTKI;

8 Menyebarluaskan Renstra Dan


Mengimplementasikannya

9 Melakukan Monitoring Dan Evaluasi

10 Melakukan Penyesuaian Renstra KUM.

47
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
5.1 Memperjelas Mandat - untuk selalu diberitahu tentang
Memperoleh Persetujuan perkembangan proses perencanaan
dan Kesepakatan dan hasil yang diharapkan.
Persetujuan mereka, keterlibatan
Untuk dapat membuat perencanaan mereka selama proses serta rasa
yang sukses, pada awalnya sangat kepemilikan bersama akan menjamin
penting untuk memberikan mandat kualitas Renstra dan potensinya
yang jelas kepada tim penyusun untuk dilaksanakan secara penuh.
Renstra dalam memimpin proses.
Untuk menyusun Renstra KUM Tanpa dukungan dari para
diperlukan mandat yang luas supaya pemimpin senior, sebuah
rencana strategis untuk KUM,
dapat mencakup semua bentuk
malah rencana apapun, kecil
interaksi yang ada antara perguruan kemungkinannya untuk dapat
tinggi dan masyarakat. berhasil, tidak peduli sebaik apapun
proses yang telah diterapkan
Anggota pokja perencanaan atau sebaik apapun mutunya.
Ketika sampai kepada persoalan
pertama-tama dapat diberi
alokasi sumberdaya manusia dan
mandat umum untuk melakukan keuangan untuk melaksanakan
perencanaan KUM, kemudian pokja rencana tersebut, para pemimpinlah
mempertajam dan mengelaborasi yang mengambil keputusan.
mandatnya. Mandat yang telah
dipertajam, proses yang telah
Selain melibatkan para pimpinan
disarankan, daftar orang yang
perguruan tinggi dalam proses
terlibat, perencanaan anggaran
perencanaan sejak awal, meminta
yang dibutuhkan serta jadwal
masukan, arahan, dan bila waktu
pelaksanaan kemudian diringkas
tersedia, keterlibatan langsung dari
dalam dokumen sederhana dan jelas
para pimpinan senior ini akan sangat
dan dipresentasikan kepada Rektor
membantu proses penyusunan
serta para pimpinan untuk diberi
Renstra, khususnya ketika
masukan dan persetujuan.
melakukan konsultasi dengan para
pemangku kepentingan. Penting
Perencanaan di lembaga pendidikan
bagi tim untuk selalu memberi tahu
tinggi di Indonesia dapat dicapai
perkembangan proses penyusunan
dengan baik apabila timnya
Renstra kepada Rektor dan timnya
menggabungkan strategi top-down
melalui struktur organisasi serta jalur
dan bottom-up. Penting bagi Rektor
yang tepat. Para pimpinan perguruan
dan para pimpinan perguruan tinggi
tinggi harus selalu dibekali dengan

48
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
informasi ini agar mereka selalu ingat • bersifat efisien dalam pemanfaatan
dan memperhatikannya di tengah- sumberdaya manusia dan
tengah kesibukan mengurusi hal- keuangan
hal lain yang muncul selama proses • memungkinkan Kelompok Kerja
perencanaan KUM berlangsung. Perencanaan untuk mengikuti
jalan dan batas waktu yang telah
Setelah mendapat persetujuan ditetapkan
terhadap proses perencanaan dan • menghasilkan sebuah
menyepakati cara komunikasi dan rencana yang sangat strategis
partisipasi para pemimpin senior, dengan potensi tinggi untuk
kini saatnya memasuki proses diimplementasikan
“Melakukan Pengorganisasian”. • membangun komitmen yang
Dalam beberapa proses Renstra, kokoh dari para pemangku
langkah awal ini, yaitu memperoleh kepentingan dalam dan luar.
persetujuan terhadap mandat
dimasukkan dalam langkah 5.2.1 Menetapkan Kelompok Kerja
“Menetapkan Cara Kerja”. Kami Renstra dan Pimpinan
merekomendasikan ini sebagai
langkah yang terpisah dan berbeda Sementara banyak orang yang akan
karena perlunya memperluas ditanya dan terlibat selama proses
pemahaman KUM dan pendekatan perencanaan KUM, penting untuk
terhadap perencanaan, juga karena mengumpulkan tim perencana
dominasi pimpinan menjadi budaya yang kuat dengan tanggung jawab
kepemimpinan di sektor pendidikan yang jelas dan keahlian yang
tinggi di Indonesia. relevan sebagai Kelompok Kerja
Perencanaan Strategis. Dengan
5.2 Melakukan ditetapkannya struktur baru LPPM
Pengorganisasian pada tahun 2013 di PTKIN, lembaga
ini menjadi unit yang paling penting
Pengelolaan dan perancangan di kampus untuk mengkoordinasikan
proses perencanaan strategis yang dan mendukung kegiatan KUM. Oleh
baik adalah penentu kesuksesan karena itu tepat sekali menunjuk
seluruh kegiatan. Sumbangan Ketua LPPM untuk memimpin
gagasan dan usaha yang serius Kelompok Kerja Perencanaan
dalam langkah dasar untuk proses Strategis.
perencanaan strategis KUM ini akan
menjamin bahwa pilihan desain
untuk proses akan:

49
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Komposisi Kelompok Kerja dapat Pokja Renstra KUM diharapkan untuk
terdiri dari orang-orang yang memiliki melaksanakan kegiatan sebagai
posisi sebagai berikut: berikut, yang akan dicantumkan di
• Ketua LPPM – sebagai koordinator dalam kerangka acuan kerja (TOR)
• Pejabat senior dari Bagian mereka:
Perencanaan di perguruan tinggi
• Pejabat senior dari Lembaga 1. Memulai sebuah proses untuk
Penjaminan Mutu mengembangkan rencana
• Para ketua pusat studi di bawah strategis untuk KUM di kampus
LPPM, seperti Kepala Pusat dan di masyarakat.
Pengabdian kepada Masyarakat, 2. Menentukan data dan
Kepala Pusat Penelitian, dan informasi yang diperlukan dan
Kepala Pusat Studi Gender dan pertanyaan-pertanyaan kunci
Anak yang harus dijawab untuk tujuan
• Anggota dari Kelompok Kerja mengembangkan Renstra.
Renstra perguruan tinggi (jika 3. Tentukan pemangku
proses penyusunan rencana kepentingan utama, baik internal
strategisnya berlangsung maupun eksternal – lembaga-
bersamaan) lembaga, badan-badan dan
• Dua sampai tiga orang yang individu-individu - yang harus
memiliki pengalaman dan keahlian dikonsultasikan dan terlibat
di bidang KUM dalam proses perencanaan.
• Perwakilan dari lembaga atau 4. Mengumpulkan masukan yang
pusat studi non-struktural atau relevan melalui berbagai cara
lembaga lain yang terlibat di termasuk meneliti sumber-
dalam KUM. sumber primer dan sekunder.
Hal ini termasuk review terhadap
Jika proses perencanaan KUM rencana strategis yang ada dan
merupakan bagian dari proses dokumen perencanaan terkait
penyusunan renstra universitas yang lainnya.
komprehensif, akan sangat logis 5. Menata, menganalisis dan
bila ketua Pokja Renstra KUM juga menginterpretasikan data yang
terlibat di dalam proses penyusunan dikumpulkan dengan cara yang
Renstra universitas, agar dapat praktis dan relevan.
berkoordinasi dan memberikan 6. Menyusun temuan sesuai urutan
masukan. prioritas.

50
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
7. Mengembangkan rencana yang Pada tahap-tahap awal perancangan
memuat pilihan strategis terbaik dan pelaksanaan proses
dan memiliki tolok ukur yang jelas perencanaan strategis, adakalanya
untuk menentukan keberhasilan. dibutuhkan bantuan dari luar lingkup
8. Mencari umpanbalik dari perguruan tinggi termasuk untuk
para pemangku kepentingan melakukan bimbingan (coaching)
mengenai draft Renstra. selama proses berlangsung.
9. Merevisi draft Renstra KUM dan Idealnya, narasumber atau
menjamin bahwa perencanaan konsultan eksternal yang membantu
KUM terintegrasi secara penuh dalam proses perencanaan telah
dalam perencanaan strategis mempunyai keahlian perencanaan
perguruan tinggi. serta pengalaman langsung baik di
10. Menyerahkan draft Renstra KUM lingkungan perguruan tinggi maupun
ke Rektor dan para pemimpin di masyarakat. Konsultan tersebut
universitas untuk mendapatkan juga bisa dimanfaatkan untuk
umpan balik dan persetujuan. melatih para anggota Pokja dalam
11. Merevisi rencana berdasarkan soal teknis perencanaan strategis
umpan balik dari pengambil dan juga dapat bekerja dengan para
kebijakan utama. pimpinan senior perguruan tinggi
12. Bekerja dengan kelompok untuk membantu mereka memahami
dan individu terkait untuk proses perencanaan yang telah
menyusun rencana operasional dipilih. Mereka dapat membantu
dan menjamin bahwa rencana memastikan bahwa keinginan dan
tersebut terakomodir di dalam perhatian para pimpinan perguruan
rencana anggaran universitas. tinggi juga dipertimbangkan dalam
13. Setelah semua langkah di atas merancang proses perencanaan.
selesai, memantau pelaksanaan
dan menyesuaikan Renstra jika Disarankan juga untuk melibatkan
diperlukan. satu atau dua orang fasilitator teknis
dari dalam lingkup perguruan tinggi
5.2.2 Menentukan Kebutuhan Akan yang mempunyai keahlian yang
Bantuan Teknis dan Pelatihan sesuai untuk memfasilitasi proses
perencanaan dan berperan sebagai
Pokja Renstra KUM mungkin saja perekam serta penyusun awal dari
butuh bantuan untuk merancang ide-ide, keputusan dan berbagai
proses, melatih anggota tim versi draf rencana saat proses
dan membantu mengarahkan, berjalan. Hal ini akan menjamin
memfasilitasi dan menyusun draf proses perencanaan berjalan dengan
dokumen selama proses berjalan.

51
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
lebih mulus dan efisisen. Mereka
Proses yang dikembangkan harus
juga dapat mendukung Ketua Pokja
sesuai dengan realitas di perguruan
dalam menjaga agar proses selalu
tinggi.
berjalan sebagaimana mestinya.

Meskipun dukungan internal Setelah Pokja memutuskan proses


dan eksternal itu penting sekali, yang tepat, sudah saatnya untuk
namun perlu memastikan bahwa merencanakan langkah-langkah
anggota Pokja terlibat penuh dan berikutnya, siapa mengerjakan apa
tidak tergantung secara berlebihan dan kapan waktunya. Mekanisme
terhadap bantuan para konsultan komunikasi dan koordinasi yang jelas
atau fasilitator teknis (internal). Pada juga ditetapkan dalam tahap ini.
akhirnya, anggota Pokja lah yang
harus “memiliki” rencana. Setelah proses tersebut dilalui,
tahap berikutnya adalah membuat
5.2.3 Merancang Proses, perencanaan biaya untuk melakukan
Menetapkan Jadwal dan Biaya proses perencanaan. Komponen
biaya utama adalah untuk membayar
Bagi Pokja, baik melibatkan anggota Pokja atas pengorbanan
dukungan internal atau eksternal, waktu mereka, juga untuk membayar
mereka harus menjadi sebuah tim dukungan para “tenaga teknis” dan/
untuk memastikan proses yang atau pelatih dari dalam dan dari
tepat sesuai dengan situasi di luar, biaya perjalanan yang terkait
perguruan tinggi tersebut. Mereka dengan konsultasi dengan para
harus mempertimbangkan banyak pemangku kepentingan dari luar,
faktor termasuk waktu yang serta konsumsi.
tersedia, penentuan jadwal, isu-
isu atau peluang strategis, proses Setelah semua langkah-langkah
perencanaan universitas yang persiapan ini selesai, Pokja Renstra
komprehensif jika perencanaan KUM harus siap untuk melanjutkan ke
ini merupakan bagian dari proses langkah berikutnya. Penting untuk
yang lebih luas, termasuk juga diingat bahwa setelah proses ini
ragamnya pemangku kepentingan, mulai berlangsung, akan selalu
baik internal maupun eksternal, ada beberapa penyesuaian dan
yang harus terlibat dalam proses perbaikan yang perlu dilakukan
perencanaan.

52
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
terhadap proses perencanaan Gambar 3 di bawah merupakan
dan penjadwalan awal. Ini tidak contoh ringkasan proses yang
berarti bahwa tidak penting untuk dikembangkan untuk proses
mencoba tetap berpegang pada perencanaan KUM yang digunakan
jadwal perencanaan awal yang telah oleh UIN Sunan Ampel Surabaya dan
disepakati. UIN Alauddin Makassar pada tahun
2013/14. Ini merupakan versi awal
Jika sebuah proses berlarut-larut dan sederhana dari proses yang
terlalu lama dapat dengan mudah diuraikan dalam Pedoman ini.
kehilangan momentum dan
dukungan dari orang-orang kunci.

Gambar 3
Sekilas Proses Perencanaan Strategis untuk KUM
di UIN Sunan Ampel Surabaya dan UIN Alauddin Makassar3

Tahap (urutan) Kegiatan Tanggung jawab Waktu


1. Melakukan Membentuk Pokja Renstra di LPPM, Bagian
Pengorganisasian tingkat universitas dan menetapkan Perencanaan
orang yang akan membantu secara Universitas, Rektor,
teknis. Penting melibatkan orang Konsultan teknis
yang memahami perkerjaan ini
dan dapat membantu melakukan
analisa, sintesa dan menulis draf.
Membuat TOR untuk Pokja Renstra LPPM, Bagian
Perencanaan
Universitas, Rektor,
Konsultan teknis

Draf Jadwal Konsultan teknis


Menentukan biaya dan menetap- LPPM, Bagian
kan mekanisme koordinasi serta Keuangan
dukungan di tingkat universitas
2. Melakukan Mengumpulkan semua informasi/ Para anggota Pokja
asesmen awal data latar belakang yang relevan dan Konsultan teknis
(baseline) – dan berguna (rencana

3
Proses yang sebenarnya diterapkan di kedua UIN mitra SILE/LLD telah dimodifikasi sambil jalan dan
beberapa langkah yang diuraikan dalam Pedoman ini telah digabung.

53
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Tahap (urutan) Kegiatan Tanggung jawab Waktu
kebutuhan strategis yang ada, data
organisasi, mengenai aktivitas KUM yang
analisis internal lalu, pihak-pihak yang terlibat
dan eksternal, kegiatan KUM dan hasil-hasil,
serta tahap awal kajian tentang model KUM
perumusan visi. yang terbukti berhasil di
lembaga lain, makalah/artikel
terbaru mengenai isu-isu
KUM di tingkat Internasional
dan nasional, kebijakan,
regulasi dan bahan lain dari
Kementerian Agama yang
berhubungan dengan KUM.
Mengkonsolidasikan/ Pokja dibantu Konsultan
meringkas bahan dan data teknis
latar belakang yang relevan
untuk tujuan presentasi.
Pertemuan internal Pokja #14 Semua anggota Pokja
(sehari penuh) berpartisipasi, termasuk
Konsultan teknis.
Konsultan teknis dapat juga
bertindak sebagai fasilitator
jika memenuhi kriteria.

Fasilitator adalah seseorang


yang dapat menjaga proses
yang benar dan mendorong
orang untuk mengikuti
proses secara produktif.
Akan sangat membantu
jika fasilitator mengetahui
materinya, sehingga dapat
memberikan masukan atas
presentasi awal, pertanyaan
kunci dan desain untuk
proses pertemuan

- Presentasi awal
- Mempelajari ringkasan
materi dasar/ latarbelakang
- Memfasilitasi perumusan
visi

4
Dalam versi bahasa Inggris, pertemuan jenis ini disebut “retreat”, dengan konotasi bahwa sebaiknya
dilakukan secara “konsinyasi” di tempat di luar kampus supaya dapat berkonsentrasi penuh.

54
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
Tahap (urutan) Kegiatan Tanggung jawab Waktu
- Memfasilitasi diskusi mengenai
pertanyaan-pertanyaan kunci
- Identifikasi pemangku
kepentingan lain yang perlu
dikonsultasi
- Berkomitmen untuk
melibatkan/ mewawancarai
pemangku kepentingan lain
dan menjadwalkan langkah
berikutnya
Menetapkan jadwal dan Semua anggota Pokja
mewawancarai pemangku didukung oleh Konsul-
kepentingan dari dalam dan tan teknis
dari luar, mengumpulkan data
yang disepakati dalam acara
ini – kegiatan ini dapat berupa
wawancara individu, FGD atau
diskusi kelompok yang lebih luas.
Mengkonsolidasikan dan Anggota Pokja dan
mengorganisir semua data/ Konsultan teknis
informasi yang dikumpulkan saat
sebelum, selama dan setelah
acara ini
Pertemuan Internal Pokja #2 bagian Difasilitasi oleh Tenaga
pertama (Sesi pagi pertama) Teknis atau orang lain
yang cocok.
- Mereview, mendiskusikan dan
memprioritaskan temuan-
temuan pengumpulan data.
- Mengidentifikasi data kunci Semua anggota Pokja
lainnya yang masih diperlukan ikut berpartisipasi
untuk langkah selanjutnya
Menetapkan sub-sub tim untuk
mengembangkan dan meny-
usun perencanaan KUM secara
menyeluruh dan juga untuk berb-
agai pusat, fakultas dan unit lain
yang relevan

55
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Tahap (urutan) Kegiatan Tanggung jawab Waktu
3. Menetapkan Pertemuan Internal Pokja # 2
arah – bagian dua (diselenggarakan pada
menajamkan sesi siang pertama)
visi dan
perencanaan
Sub-sub tim anggota Pokja dan Konsultan teknis dan
pihak yang lain bertemu untuk anggota
merumuskan berbagai skenario
dan strategi berdasarkan data,
informasi dan hasil diskusi awal
dan baru.
Pertemuan Internal #2 bagian tiga, Anggota Pokja dan
diselenggarakan pada hari kedua Konsultan teknis.
penuh
Anngota Sub-tim Pokja
melanjutkan perumusan rencana
Mereview, membahas dan
memutuskan/ memilih kegiatan/
strategi yang direncanakan, secara
pleno
Menghasilkan draf rencana yang Semua anggota Pokja
telah direvisi serta ringkasan dan Konsultan teknis.
presentasi untuk tingkat universitas
serta unit-unit kuncinya – terma-
suk fakultas dan pusat (baik yang
telah ada maupun yang sedang
direncanakan)
Presentasi awal untuk Rektor, Wakil Pimpinan Pokja
Rektor, Dekan, dll. untuk mendapa- dengan dukungan dari
tkan umpan balik dan diskusi Konsultan teknis.
Presentasi awal kepada Anggota Pokja dan
masyarakat/mitra eksternal dan Konsultan teknis
para pemangku kepentingan lain
untuk mendapat umpan balik dan
diskusi
Rencana Draf yang sudah direvisi Para anggota Pokja,
berdasarkan umpan balik Konsultan teknis.

56
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
Tahap (urutan) Kegiatan Tanggung jawab Waktu
4. Menentukan Pokja bertemu untuk membahas Pokja dengan
sumberdaya yang sumberdaya yang diperlukan dan Konsultan teknis.
diperlukan untuk menentukan langkah-langkah
menjalankan berikutnya untuk memfinalkan
Rencana (termasuk detilnya
waktu, orang,
uang, infrastruktur,
teknologi)
Draft Rencana telah lengkap Konsultan teknis dan
termasuk rencana melakukan anggota
integrasi dengan Renstra
universitas dan siklus perencanaan
tahunan
Mempresentasikan Rencana Final Pokja, wakil dari
ke Rektor, Wakil Rektor, Dekan, semua unit yang
untuk mendapatkan masukan dan disebut dalam Renstra
persetujuan.
5. Mendapatkan Per- LPPM menyerahkan
setujuan Renstra dokumen kepada
Rektor dan Timnya.
6. Mengimplementasi-
kan Renstra KUM
7. Memonitor dan
merevisi Renstra

5.3 Memulai – Mengidentifikasi Pilihan menggunakan pendekatan


Kekuatan Dari Dalam Dan perencanaan apresiatif yang telah
Luar dimodifikasi dari pendekatan
Appreciative Planning and Action
Sekarang, tim penyusun Renstra, (APA) mempengaruhi informasi apa
rancangan proses perencanaan, yang akan dikumpulkan, bagaimana
batas waktu dan biaya telah tersedia, informasi itu diperoleh dan siapa yang
dan sudah saatnya Pokja Renstra terlibat baik dalam pengumpulan
KUM memulai perencanaan. Tahap data dan memberikan kontribusi
berikutnya adalah mengumpulkan informasi dan pendapat. Pendekatan
informasi yang relevan dan apresiatif terhadap perencanaan ini
melibatkan sebanyak mungkin berfokus pada aspek-aspek yang
orang-orang kunci untuk membantu positif dan memberdayakan semua
Pokja dalam melaksanakan tugasnya yang terlibat supaya bangga dengan
merumuskan komponen Renstra apa yang mereka lakukan, apa
KUM dari Renstra universitas. yang mereka punya dan apa yang

57
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
telah mereka raih. Mereka diminta • rencana strategis perguruan tinggi
untuk memimpikan apa yang akan yang sudah ada;
mungkin diwujudkan, merencanakan • data mengenai aktivitas KUM
apa yang dapat diwujudkan dan terdahulu dan sekarang, termasuk
merasakan energi dan momentum identifikasi para pihak (internal
yang datang dari komitmen mereka dan eksternal) yang terlibat dan
dan melakukan langkah awal. hasil yang telah diperoleh (bila
Pendekatan perencanaan ini juga informasi itu tersedia);
sesuai dengan model KUM yang • anggaran yang disediakan
telah dipilih, yang dapat ditemukan perguruan tinggi untuk semua
dalam landasan KUM yang kegiatan KUM baik dalam
juga menggunakan pendekatan pengertian luas maupun sempit;
kemitraan berbasis apresiatif dan • alokasi keuangan yang
aset. direncanakan untuk KUM yang
ada di tingkat unit (pusat, fakultas
5.3.1 Mengumpulkan Dan dsb), tingkat perguruan tinggi dan
Memproses Informasi Dasar tingkat kementerian;
Yang Relevan • mandat (tugas dan fungsi)
masing-masing unit utama di
Tenaga bantuan teknis dan anggota universitas yang terlibat dalam
Pokja dapat membagi tanggung kegiatan KUM;
jawab untuk mengumpulkan • mandat (tugas dan fungsi) pusat-
informasi lama, informasi baru serta pusat yang ada maupun yang
informasi mengenai situasi ke depan direncanakan (bila ada);
terkait KUM. Setelah data tersebut • kajian-kajian mengenai model-
terkumpul, penting bagi tim teknis model yang terbukti sukses
untuk meringkas, mengolah, dan dan praktik terbaik yang telah
menata informasi yang paling dilakukan di berbagai institusi
penting sehingga dapat ditampilkan yang ada di Indonesia;
dalam bentuk yang mudah bagi • bahan-bahan KUM terkini dari
anggota Pokja mengakses dan tingkat internasional dan trend
mendiskusikan. Jenis informasi yang baru yang sedang berkembang;
dikumpulkan dapat berupa dan tidak • bahan-bahan dari pemerintah
terbatas pada: Indonesia, seperti kebijakan dan
regulasi di bidang KUM;
• trend sosial-ekonomi di wilayah
PTKI itu berada.

58
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
Setelah informasi dasar itu beberapa pertanyaan yang perlu
dikumpulkan, diringkas, dan dipertimbangkan adalah sebagai
disiapkan untuk tujuan penyajian, berikut:
idealnya Pokja Renstra akan bertemu
dalam sebuah acara pertemuan 1. Menurut pendapat anda, apa
internal awal selama satu hari. Pokja yang harus dicapai PTKI melalui
Renstra akan bertemu untuk mereviu KUM dalam 3-5 tahun ke depan
materi dasar pada acara itu, dengan --- untuk dan bersama dengan
catatan bahwa bahan tersebut akan masyarakat? khusus untuk UIN?
menjadi referensi sepanjang proses
penyusunan renstra berlangsung. 2. Apa pengalaman PTKI di bidang
Anggota Pokja juga dapat KUM yang menjadi kebanggaan?
memutuskan untuk menambah data
atau informasi sesuai kebutuhan. Sebutkan tiga kisah sukses
praktik KUM yang paling signifikan
5.3.2 Menjawab Beberapa hingga saat ini? Uraikan kisah
Pertanyaan Kunci sukses tersebut dan jelaskan
faktor-faktor yang berkontribusi
Setelah melakukan telaah awal pada kesuksesan tersebut.
terhadap bahan-bahan yang telah
dikumpulkan, Pokja Renstra akan Siapa saja yang terlibat (individu,
mulai mendiskusikan perspektif jurusan, pusat studi, fakultas,
mereka mengenai KUM dengan mitra dari dalam dan luar)?
menjawab beberapa pertanyaan Pelajaran penting apa yang dapat
secara apresiatif dan mendalam. diambil dari pengalaman sukses
Langkah ini merupakan awal ini?
kegiatan bagi Pokja Renstra untuk
berpikir secara strategis dan 3. Apa yang harus dilakukan oleh
memulai bekerja sama dan saling PTKI untuk menjamin kegiatan
belajar. Pokja Renstra dapat kembali KUM ini benar-benar membangun
ke pertanyaan tersebut sepanjang kepemimpinan masyarakat dan
proses berlangsung. Beberapa kapasitas masyarakat untuk
dari pertanyaan ini akan membantu melakukan pembangunan
dalam merumuskan visi, tujuan dan memperkuat tatakelola
strategis, dan inisiatif strategis kunci kehidupan yang demokratis,
yang akan dikembangkan lebih melakukan tindakan berdasarkan
lanjut pada tahap berikutnya dalam
proses perencanaan. Di antara

59
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
prioritas masyarakat serta bersifat 7. Apa yang dapat dilakukan oleh
berkelanjutan? PTKI untuk meningkatkan sinergi
antara penelitian dan pengabdian?
4. Jika PTKI menambah investasinya Bagaimana PTKI dapat
di bidang KUM, bagaimana UIN menghubungkan pengalaman
bisa menjamin akan menghasilkan dan hasil dari kegiatan pengabdian
dampak yang maksimal untuk dan penelitian dengan kegiatan
masyarakat (pihak luar) dan untuk belajar/mengajar?
universitas?
8. Tiga langkah pertama mana
5. Apa yang harus dilakukan PTKI saja yang perlu segera dilakukan
untuk mendorong partisipasi oleh PTKI untuk menjamin
yang lebih baik dari para dosen/ pengembangan kapasitas KUM
mahasiswa/ alumni di bidang yang lebih kokoh dan berdampak
KUM? luas di masyarakat?

6. Apa yang dapat dilakukan Sekali lagi, Pokja Renstra dapat


oleh PTKI untuk mendorong membahas pertanyaan ini secara
pemahaman dan kapasitas yang paling efektif jika dilakukan pada
pertemuan internal yang pertama.
lebih baik untuk melaksanakan
Contoh jadwal pertemuan internal
penelitian berbasis masyarakat?
pertama yang dilakukan di UIN
Makassar dapat dilihat dalam
Gambar 4 di bawah.

Gambar 4
Contoh Jadwal Pertemuan Internal Pertama Pokja Renstra

Waktu Kegiatan Penanggung Jawab


9:00 - 9:20 Ucapan selamat datang dan Ketua Pokja (Ketua LPPM)
penjelasan mengenai mandat/tu- Sambutan dan amanat Rektor
gas berkaitan dengan penyusunan
Renstra KUM
9:20 - 9:45 Presentasi mengenai proses peren- Konsultan teknis
canaan strategis secara umum dan
proses khusus untuk mendukung
KUM
9:45 - 10:30 Tanya-jawab dan diskusi mengenai Konsultan teknis, dibantu seluruh
presentasi PowerPoint anggota Pokja

60
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
Waktu Kegiatan Penanggung Jawab
10:30 - 10:50 Istirahat

10:50 - 11:30 Presentasi mengenai ringkasan Konsultan teknis


materi dasar (latar belakang):
- Renstra yang sudah ada;
- data mengenai kegiatan KUM
sebelumnya
- pihak-pihak yang terlibat selama
ini dan hasilnya;
- kajian mengenai cerita sukses dan
model KUM di lembaga lain;
- deskripsi mengenai lembaga/
pusat terkait yang sudah ada dan
yang sedang diusulkan;
- hasil kajian terbaru mengenai
KUM yang berhasil dipraktikkan di
dunia internasional;
- bahan-bahan berupa kebijakan
pemerintah dan Kementerian
Agama yang terkait dengan KUM;
- data anggaran yang telah
dikeluarkan oleh PTKI untuk
keseluruhan kegiatan KUM
- Rencana alokasi anggaran untuk
KUM di tingkat perguruan tinggi
dan kementerian
11:30 - 12:30 Sesi tanya-jawab, diskusi • Konsultan teknis, dibantu semua
mengenai presentasi materi dasar anggota Pokja.
(latarbelakang), identifikasi isu-isu • Catatan/masukan anggota Pokja
utama, kesempatan/peluang, direkam dalam kertas flipcharts
faktor-faktor kunci, kecenderungan/ oleh Tenaga Teknis.
trends, dst.
12:30 - 12:45 Identifikasi materi/data dasar lain • Konsultan teknis dibantu semua
yang akan dikumpulkan anggota Pokja
• Masukan-masukan Pokja direkam
di kertas flipchart oleh Tenaga
Teknis
12:45 - 1:15 • Konsultan teknis menayangkan
pertanyaan dan menanyakan
kepada anggota Pokja, lalu
memberikan waktu selama 5 menit
untuk berpikir dan menuliskan
jawabannya dengan memperhati-
kan kedua bagian dari pertanyaan
tersebut

61
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
• Konsultan teknis kemudian me-
minta anggota Pokja untuk berbagi
jawaban masing-masing dengan
anggota lainnya
• Konsultan teknis mendorong
partisipasi dari setiap orang untuk
mendiskusikan secara lebih luas
dan menekankan bahwa tidak ada
jawaban yang benar dan salah
serta pentingnya bersikap terbuka
serta kreatif pada tahap awal dari
proses penyusunan Renstra ini.
• Pokja menjawab dan hasil diskusi
direkam di kertas flipchart oleh
Konsultan teknis.

2:00 - 3:30 Memfasilitasi diskusi mengenai • Konsultan teknis menayangkan


pertanyaan kunci #2 (30 menit) pertanyaan #2 dan memfasilitasi
diskusi pleno mengenai tiap aspek
• Pengalaman KUM seperti apa dari pertanyaan untuk menjamin
yang pernah dialami oleh PTKI
partisipasi penuh dari semua
dan menjadi kebanggaan?
anggota Pokja
• Sebutkan tiga kisah pengalaman
paling suskes di bidang KUM • Jawaban Pokja dan hasil diskusi
hingga hari ini. direkam dalam kertas flipchart oleh
• Gambarkan keberhasilan yang Konsultan teknis.
telah diraih dan faktor-faktor yang
ikut menentukan sukses tersebut.
• Siapa saja yang terlibat (individu,
jurusan, pusat studi, fakultas,
pihak luar)?
• Apa pelajaran penting yang dapat
diambil dari kisah sukses ini?

Kelompok mendiskusikan dan • Konsultan teknis membagi Pokja


melaporkan kembali mengenai menjadi beberapa pasangan untuk
pertanyaan no #3 sampai #8 (60 menjawab pertanyaan no #3 - #8.
menit): • Anggota Pokja bertanya satu sama
lain secara bergantian dan mer-
3. Apa yang harus dilakukan PTKI ekam semua jawaban. Prosesnya
untuk menjamin kegiatan KUM
harus cepat dan selalu dimonitor
ini benar-benar membangun
oleh Konsultan teknis.
kepemimpinan masyarakat dan
kapasitas masyarakat untuk • Konsultan teknis membimbing
melakukan pembangunan dan diskusi anggota Pokja pertanyaan
memperkuat tatakelola kehidupan demi pertanyaan melalui respon
yang demokratis, melakukan yang diberikan oleh teman di-
tindakan berdasarkan prioritas skusinya.
masyarakat serta bersifat • Jawaban dan hasil diskusi dicatat
berkelanjutan? dalam kertas flipchart oleh Konsul-
tan teknis.

62
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
4. Jika PTKI menambah investasinya
di bidang KUM, bagaimana PTKI
bisa menjamin akan menghasilkan
dampak yang maksimal untuk
masyarakat (pihak luar) dan untuk
PTKI sendiri (internal)?
5. Apa yang harus dilakukan
universitas untuk mendorong
partisipasi yang lebih baik dari
para dosen/ mahasiswa/ alumni di
bidang KUM?
6. Apa yang dapat dilakukan
oleh PTKI untuk mendorong
pemahaman dan kapasitas yang
lebih baik untuk melaksanakan
penelitian berbasis masyarakat?
7. Apa yang dapat dilakukan oleh
PTKI untuk meningkatkan sinergi
antara penelitian dan pengabdian?
Bagaimana PTKI dapat
menghubungkan pengalaman dan
hasil dari kegiatan pengabdian
dan penelitian dengan kegiatan
belajar/mengajar?
8. Tiga langkah pertama mana
saja yang perlu segera dilakukan
oleh PTKI untuk menjamin
pengembangan kapasitas KUM
yang lebih kokoh dan berdampak
luas di masyarakat?

3:30 - 3:45 Menelaah daftar para pemangku • Konsultan teknis dibantu semua
kepentingan inernal dan eksternal anggota Pokja, mereviu hasil
yang akan dimintai masukan. identifikasi para pemangku
kepentingan internal dan eksternal
Daftar para pemangku kepentingan
yang akan diwawancarai, dengan
disiapkan dalam format PowerPoint.
menekankan sifat pastisipatif dari
Identifikasi pemangku kepentingan proses penyusunan renstra ini.
lainnya yang akan dimintai masukan • Anggota Pokja diminta
pendapatnya dan mengidentifikasi
orang dan lembaga tertentu/
khusus yang perlu diwawancarai.
• Anggota Pokja diminta
mengidentifikasi para pemangku
kepe ntingan internal dan
eksternal yang belum terdaftar di
PowerPoint.
• Jawaban Pokja dan hasil diskusi
dicatat di kertas flipchart oleh
Konsultan teknis.

63
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
3:45 - 4:15 Membuat rencana/jadwal • Pokja dengan dibantu oleh Konsul-
untuk bermitra, berkonsultasi, tan teknis.
mewawancarai para pemangku • Jawaban-jawaban dan hasil diskusi
kepentingan internal dan eksternal. dicatat di kertas flipchart oleh
Konsultan teknis.
Membagi tugas ini di antara semua
anggota Pokja
4:15 - 4:30 Menentukan dan menyetujui jadwal • Konsultan teknis dengan partisipasi
untuk langkah-langkah berikutnya penuh anggota Pokja
• Jawaban-jawaban Pokja dan hasil
diskusi direkam di kertas flipchart
oleh Konsultan teknis.
4:30 - 4:45 Meninjau kembali proses dan saran- Anggota Pokja diarahkan oleh
saran untuk perbaikan Konsultan teknis dalam memberikan
komentar terhadap pertemuan
internal pertama, sambil mengingat
dimana dan bagaimana pertemuan
ini menyjmbang pada proses
penyusunan Renstra KUM secara
menyeluruh
4:45 - 5:00 Rangkuman hasil pertemuan internal Ketua Pokja/Ketua LPPM dengan
yang pertama dan penutupan acara bantuan Konsultan teknis.
secara resmi

5.3.3 Konsultasi Internal dan yang dapat diminta untuk ikut serta
Eksternal dalam proses konsultasi. Secara
eksternal, terdapat mitra PTKI yang
Proses penyusunan Renstra KUM ada sekarang ditambah pihak-pihak
merupakan sarana yang ideal lain yang berasal dari komunitas,
untuk melibatkan para pemangku masyarakat sipil, pemerintah dan
kepentingan dari dalam dan luar sektor swasta. Masing-masing
dalam pekerjaan penting ini. memiliki sumbangan pemikiran yang
sangat berharga untuk mendukung
Dengan penafsiran yang luas proses penyusunan Renstra KUM.
terhadap KUM dan berdasarkan
asumsi adanya keinginan untuk Melibatkan kalangan pemangku
memperluas fungsi KUM secara lintas kepentingan yang luas, yang dipilih
perguruan tinggi, maka terdapat secara tepat baik dari dalam dan
berbagai komponen pemangku luar universitas, dalam proses
kepentingan, termasuk tetapi tidak penyusunan renstra tidak hanya akan
terbatas pada para pelaku utama, meningkatkan kualitas informasi dan

64
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
gagasan yang dikumpulkan, tetapi Penjaminan Mutu, Kantor Urusan
juga akan membantu membangun Internasional, Perpustakaan, dll.
dan memperkuat hubungan, • Anggota-anggota Pokja KUM
komitmen dan akuntabilitas. atau kantor-kantor proyek
• Koordinator KKN dan dosen yang
Para kolega dari dua universitas mitra terlibat
SILE/LLD yang telah melakukan • Para pemimpin mahasiswa
perencanaan KUM mengisahkan • Alumni KKN dari unsur mahasiswa
bahwa proses konsultasi dengan • Para pegawai dan dosen yang
para pemangku kepentingan internal memiliki keahlian di bidang
dan eksternal merupakan salah satu pengembangan masyarakat atau
bagian paling menarik, bermanfaat, riset yang melibatkan masyarakat
dan memuaskan dari keseluruhan • Anggota dewan dan senat
proses perencanaan. universitas, atau badan penasehat
• Alumni terpilih
Selama Pertemuan Internal I Pokja • Para dosen dan pegawai yang
Renstra dapat diminta untuk berhubungan dengan PUSLIT,
menyediakan daftar unit, organisasi, PPM, PSGA dan LPPM
dan individu untuk konsultasi secara • Para dosen yang masih terlibat
komprehensif. Masukan dari pihak- dan secara historis masih ada
pihak itu akan melengkapi masukan hubungan dengan pusat-pusat
dari anggota Pokja perencanaan atau aktivitas pengabdian non
KUM yang berasal dari unit-unit struktural
utama yang ada di kampus.
Para pemangku kepentingan
Daftarnya dapat terdiri dari: eksternal
• Para pemimpin OMS di daerah
Para pemangku kepentingan internal • Para pemimpin masyarakat
• Rektor termasuk para tokoh-tokoh
• Semua Wakil Rektor wanita
• Semua dekan dan ketua jurusan • Para pemuka agama
atau prodi • Para pemimpin ormas keagamaan
• Ketua / Wakil Ketua / Sekretaris • Donatur – yang ada sekarang
dari semua unit pendukung dan yang potensial – individual,
yang ada di universitas seperti yayasan, perusahaan
Keuangan, Humas, Lembaga • Para pemimpin bisnis

65
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
• Wakil dari pemerintah daerah
di tingkat provinsi, kabupaten,
kecamatan, dan kelurahan
• Wakil legislatif (DPRD)
• Wakil universitas lain yang ada di
wilayah yang sama

Setelah Pokja Renstra KUM selesai


menyusun daftar para pemangku
kepentingan internal dan eksternal, Diskusi dengan para pemangku kepentingan
dari luar. Orang yang sedang memegang
mereka dapat menyusun strategi microfon adalah wakil dari kantor koperasi
yang cocok dan jadwal untuk bahan desa memberikan apresiasi
konsultasi dengan para pemangku
kepentingan. Hal ini dapat dilakukan Hal penting yang perlu dicatat adalah
dengan wawancara individual, FGD penting bagi semua orang supaya
dan diskusi yang lebih luas dan merasa bebas untuk mengemukakan
idealnya melibatkan semua anggota pandangan mereka. Beberapa
Pokja sebagai pewawancara, orang akan memperhatikan mimik
fasilitator, dan pengamat proses para pimpinan perguruan tinggi.
konsultasi. Penting juga mengundang Rektor dan para pemimpin senior
Rektor dan pimpinan perguruan lainnya harus diwawancarai secara
tinggi lainnya untuk membuka individual untuk dapat mengetahui
dan mengamati proses konsultasi hasil pengamatan, ide dan keinginan
dengan para pemangku kepentingan mereka.
internal dan eksternal.
Pertanyaan utamanya, digunakan
Para pemangku kepentingan akan lebih awal untuk menstimulasi
mengapresiasi kepemimpinan yang diskusi di kalangan Pokja Renstra
ditunjukkan oleh para pimpinan selama pertemuan internal awal, dan
perguruan tinggi, dan para pimpinan dapat juga digunakan untuk masing-
akan mendapat manfaat dari proses masing kelompok yang berbeda.
mendengar gagasan dan refleksi Lagi-lagi, pendekatan partisipatif dan
para pemangku kepentingan apresiatif harus digunakan selama
langsung dari sumbernya. Semua proses konsultasi dengan para
ini akan menaikkan bobot akan pemangku kepentingan.
pentingnya KUM dan mempererat
ikatan kemitraan.

66
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
• Menyepakati format Renstra
• Bekerjasama untuk mengem-
bangkan isi dari elemen-elemen
kunci

Di akhir tahapan ini, Pokja Renstra


sudah harus punya draf awal renstra
KUM yang sudah selesai. Rencana
FGD dengan perwakilan OMS ini akan mendeskripsikan apa yang
akan dicapai oleh PTKI dalam 3-5
Idealnya, konsultasi internal dan tahun ke depan dan bagaimana
eksternal akan terjadi dalam rentang cara melakukannya. Penting memiliki
waktu yang cukup ketat. Setelah renstra KUM yang menginspirasi
hasilnya dikumpulkan dan ditabulasi, seluruh warga PTKI dan para
kini saatnya membawa hasil tersebut mitra supaya dapat didukung dan
kembali ke Pokja Renstra KUM dilaksanakan.
untuk menjadi pertimbangan dan
memasukkannya dalam diskusi Periode renstra KUM disesuaikan
tahap berikutnya, yaitu proses dengan renstra PTKI yang lebih
perencanaan Renstra. komprehensif. Jika renstra KUM
merupakan bagian dari renstra
Ini saat bagus bagi Pokja Renstra PTKI, maka periodenya 5 tahunan.
untuk melanjutkan proses Ini merupakan periode standar
perencanaan pada Pertemuan renstra perguruan tinggi . Jika usia
Internal kedua. renstra perguruan tinggi tinggal tiga
tahun, maka lebih baik minta saran
5.4 Menetapkan Arah – Visi dan petunjuk dari Rektor. Tidak
disarankan untuk menyusun renstra
dan Menyusun Rencana
KUM hanya untuk tiga tahun.

Selama proses perencanaan renstra


Biasanya proses penyusunan draft
ini, penting bagi anggota Pokja
renstra KUM dimulai dengan diskusi
Renstra menengok kembali hal-hal
mengenai visi dan misi. Untuk renstra
sebagai berikut:
KUM ini, disarankan untuk memulai
• Mempertimbangkan semua data
dengan mengidentifikasi tujuan
yang telah diperoleh dan diskusi
strategis dulu. Saran ini disampaikan
yang telah dilaksanakan

67
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
dengan dua alasan. Pertama, untuk meningkatkan upaya pencapaian
menggali petunjuk yang tepat kinerja renstra KUM?
terhadap substansi perencanaan. • Apakah penyusunan renstra akan
Hal ini sangat tergantung pada melibatkan pemain baru dari
informasi dan pengaruh atas dalam dan luar PTKI?
pertanyaan apresiatif para pemangku • Apakah ini tumbuh di atas
kepentingan dan pertanyaan- kekuatan dan modal yang telah
pertanyaan yang dilakukan dalam ada menjadi area inovasi baru?
Pokja renstra KUM itu sendiri. Alasan • Apakah ini akan memanfaatkan
kedua adalah proses perencanaan sumberdaya secara efisien dan
seringkali terjebak dalam diskusi efektif?
yang melelahkan mengenai kata
dari pernyataan visi dan misi yang 5.4.1 Meninjau kembali semua
kemudian hanya punya sedikit waktu bahan perencanaan, diskusi,
untuk sampai kepada definisi tujuan dan langkah-langkah
dan inisiatif ke depan. Perguruan
tinggi juga telah memiliki pernyataan Pada awal pertemuan pertama
visi dan misi yang mengakar, atau perencanaan yang kedua, penting
sejenisnya. Pernyataan-pernyataan bagi Pokja untuk melakukan
ini selalu dapat melayani sebagai titik reviu terhadap langkah-langkah
untuk memulai perencanaan KUM. dalam proses perencanaan dan
mengidentifikasi seberapa banyak
Penting untuk diingat bahwa proses perkembangan yang telah dicapai
yang dijelaskan dalam Pedoman ini hingga saat ini dan apa yang perlu
adalah sebuah pengulangan: mereka capai selama langkah
• Idenya adalah untuk mengulang ini untuk Menetapkan Arah –
dari bagian ke bagian untuk Mempertajam Visi dan Menciptakan
memastikan koherensi, Rencana.
konsistensi dan kualitas.
• Penting juga bagi Pokja renstra Pokja harus memulai langkah ini
KUM untuk bertanya pada diri dengan mereviu materi-materi
mereka sendiri apakah yang penting yang dikumpulkan dan hasil
telah mereka hasilkan selama ini diskusi dan konsultasi. Upaya ini
strategis?—apakah upaya mereka meliputi hal-hal sebagai berikut:
selama ini akan menambah dan

68
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
• Ringkasan latar belakang 5.4.2 Menyepakati Format Dan
materi yang dikumpulkan untuk Isi Dari Komponen Utama
presentasi dan diskusi pada saat Renstra
pertemuan internal perencanaan
• Hasil diskusi dari pertemuan Pada bagian 5.4.2.1 di bawah,
internal perencanaan pertama terdapat daftar bagian-bagian yang
termasuk respon dari anggota disarankan untuk perencanaan
Pokja terhadap pertanyaan- renstra KUM dan beberapa
pertanyaan kunci penjelasana serta contoh dari
• Sebuah ringkasan hasil konsultasi elemen-elemen kunci perencanaan.
dengan para pemangku
kepentingan internal dan eksternal Sebagaimana disebut terdahulu,
• Sebuah laporan mengenai terdapat banyak format yang
status perencanaan PTKI yang berbeda untuk renstra. Penting
komprehensif jika ada dua proses untuk memilih satu model renstra
perencanaan yang sedang yang sesuai dengan tujuan PTKI
berjalan bersama-sama dalam melaksanakan rencana.
• Bahan-bahan baru yang relevan Kadang-kadang masuk akal untuk
sebagai hasil diskusi pada menyelaraskan format perencanaan
pertemuan internal terakhir dan renstra KUM dengan renstra
konsultasi. perguruan tinggi. Jika renstra KUM
merupakan bagian dari renstra
Pada saat semua materi menjadi PTKI yang lebih komprehensif,
masukan penting bagi diskusi yang akan ada bagian yang berbeda dari
mengarah kepada perkembangan renstra PTKI yang penting untuk
perencanaan KUM. Penting merefleksikan arah yang digariskan
menekankan bahwa analisis lebih dalam renstra KUM. Selanjutnya,
lanjut, yang menerapkan pemikiran renstra PTKI harus juga memasukkan
strategis dan mempertimbangkan bagian tertentu yang fokus mengenai
prioritas oleh Pokja renstra selama KUM.
pertemuan internal kedua akan
menyumbang munculnya draf Pertanyaan-pertanyaan kunci
perencanaan. yang dijawab oleh anggota Pokja
selama pertemuan internal pertama

69
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
dan jawaban para pemangku 4. Visi (dapat berupa visi yang
kepentingan yang berbeda selama spesifik untuk Renstra KUM
fase konsultasi proses renstra atau dapat berupa visi yang
sangat terkait dengan bagian-bagian diambil dari Renstra PTKI yang
perencanaan utama. Orang yang lebih komprehensif, jika sesuai)
memfasilitasi pertemuan internal 5. Misi (misi yang spesifik untuk
kedua dapat menunjuk pertanyaan- Renstra KUM atau dapat diambil
pertanyaan mana yang lebih dekat dari misi PTKI yang terdapat
kepada bagian-bagian tertentu dari dalam Renstra PTKI, jika sesuai)
renstra KUM. 6. Nilai-nilai
7. Model KUM (aspiratif –
5.4.2.1 Bagian-bagian utama yang akan dicapai melalui
Renstra KUM perencanaan)
8. Tujuan yang terurai atau tujuan
Renstra KUM secara alamiah strategis
memiliki bagian-bagian yang 9. Inisiatif strategis yang
sama sebagaimana renstra diprioritaskan (termasuk indikator
lainnya yang standar. Proses yang perkembangan/ kesuksesan)
dikembangkan pada setiap bagian, 10. Struktur organisasi KUM
sebagaimana dijelaskan di atas, 11. Peran para pelaku di tingkat
dirancang dengan proses kemitraan. perguruan tinggi dalam
Meskipun berbasis perguruan tinggi, perencanaan KUM
kemitraan dengan masyarakat harus 12. Persyaratan kapasitas untuk
selalu dipertimbangkan. Proses melaksanakan rencana
penyusunan renstra menggunakan 13. Sumberdaya yang diperlukan
pertanyaan kunci, hasil-hasil dari untuk melaksanakan rencana:
konsultasi yang mengedepankan • Sumberdaya manusia
penghargaan dan analisa Pokja • Keuangan (termasuk yang
untuk merumuskan isi dari berbagai diusahakan sendiri)
komponen renstra KUM. • Infrastruktur
• Teknologi
Bagian-bagian Kunci Renstra KUM 14. Batas waktu
meliputi hal-hal sebagai berikut: 15. Rencana monitoring
1. Pengantar oleh Rektor 16. Rencana evaluasi
2. Ringkasan Eksekutif
3. Latar Belakang, Sejarah,
Konteks

70
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
5.4.2.2 Penjelasan dan contoh dari beberapa bagian-bagian utama
rencana strategis KUM

Banyak versi definisi, penafsiran, dan istilah yang digunakan dalam penyusunan
renstra. Jangan terlalu banyak menghabiskan waktu untuk berdebat mengenai
persoalan definisi dan istilah.

Menyampaikan definisi-definisi dan contoh-contoh, sebagaimana tersebut di


bawah ini akan sangat membantu dalam proses penyusunan renstra. Ini dapat
juga dilakukan dalam konteks pertemuan internal kedua bagi Pokja Renstra.

Visi
Sebuah visi dapat berupa pernyataan mengenai keinginan
yang akan dicapai oleh sebuah organisasi/unit/bagian,
atau harapan agar lingkungan mendukung pencapaian visi.
Pernyataan visi harus singkat, sederhana, mudah dipahami
dan mengungkapkan “apa komitmen kita?”, “apa mimpi
kita?”

Contoh:
Visi KUM UIN X adalah menciptakan masyarakat sipil yang terdidik,
toleran, damai, makmur, dan mandiri.

ATAU
Visi KUM UIN X adalah menjadi pemimpin nasional dalam bidang
riset yang fokus pada kemitraan universitas-masyarakat.

71
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Misi
Misi biasanya mendeskripsikan tujuan, bidang kegiatan
yang dilakukan oleh lembaga, dan pihak-pihak penerima
manfaat.

Contoh:
Misi KUM UIN X adalah membangun kemitraan yang setara dan
saling memberi manfaat dengan masyarakat dalam rangka mem-
bangun kapasitas masyarakat dalam bidang kepemimpinan, tata
kelola demokratis, dan pembangunan untuk memperkaya pembe-
lajaran di universitas.

Nilai
Nilai adalah prinsip atau kepercayaan yang diterima secara
umum yang dapat mengarahkan anggota organisasi dalam
upaya mencapai tujuan/misi organisasi

Contoh:
Karya KUM UIN X diarahkan oleh komitmennya kepada dan
kepercayaan mengenai:
• Kolaborasi, kerjasama, dan kemitraan
• Hak yang melekat dan kemampuan diri masyarakat untuk
mendorong pembangunan mereka sendiri
• Peningkatan yang inovatif, terbaik, dan berkelanjutan
• Toleran dan inklusif
• Demokrasi
• Kesetaraan gender
• Pemberdayaan pemuda
• Menghormati lingkungan

72
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
Tujuan strategis
Adalah sebuah pernyataan mengenai tujuan khusus yang
diantisipasi dalam periode perencanaan – apa yang akan
kita capai? Ada penjelasan yang lebih detil mengenai
bagaimana mengembangakan tujuan ini di bagian 5.4.2.3
di bawah ini.

Contoh:
Pada tahun 2018, UIN X (khusus di bidang KUM) akan:
• Menjadi pusat percontohan di bidang pelatihan muballigh
mengenai prinsip-prinsip tata kelola yang demokratis
• Memiliki Pusat Pengembangan Masyarakat berbasis aset di
tingkat nasional untuk mempromosikan pendekatan ABCD
• Mendorong terciptanya sebuah generasi masa depan,
pengembang program KKN
• Mengembangkan dan terlaksananya kesempatan baru (selain
KKN) bagi kemitraan mahasiswa di bidang KUM
• Mengembangkan sebuah model KUM yang sukses yang dapat
kita gunakan sendiri, mitra kita dan universitas lain di wilayah
kita, dan seluruh Indonesia
• Memperluas kemitraan masyarakat hingga X % dari banyak
komunitas
• Mengembangkan sebuah jaringan riset antara universitas dan
OMS
• Melaksanakan program-program pengembangan kapasitas
internal (tersertifikasi/ terakreditasi) hingga 80% dari unsur
dosen dan personil KUM lainnya.

73
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Inisiatif-inisiatif strategis yang
diprioritaskan
Inisiatif-inisiatif ini merupakan cara untuk mencapai tujuan-
tujuan strategis. Tujuan-tujuan strategis dapat dikelola
menurut tema-tema dan fungsi-fungsi sehingga inisiatif
strategis dapat dikembangkan sedemikian rupa. Indikator
kemajuan atau suksesnya dapat dikembangkan bagi tiap
inisiatif ini

Contoh:
Tujuan: Menciptakan versi (model) baru program KKN yang lebih
luas

Inisiatif Strategis:
Untuk dapat menciptakan model/versi baru program KKN yang
diperluas, kita perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap
program kita sekarang ini, mengidentifikasi kesempatan-
kesempatan yang inovatif untuk mengadopsi atau mengubah
sama sekali model yang ada sekarang, mengidentifikasi
kesempatan untuk menghubungkan versi program KKN ke depan
dengan model dan program kemitraan universitas-masyarakat
yang baru, menciptakan rencana, menarik sumber-sumber
keuangan, membuat contoh program baru, mengevaluasi dan
merevisi.

Indikator-indikator kemajuan atau sukses:


• Pengembangan dan peluncuran program KKN versi baru
• Jumlah mahasiswa yang mengikuti program KKM yang baru
• Tersedianya sumber pendanaan untuk menlanjutkan program
yang diperbaharui dan diperluas.

74
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
5.4.2.3 Mengembangkan dan Dengan bertambahnya penekanan
memprioritaskan tujuan terhadapa KUM dan koordinasi KUM
strategis yang detil dan yang baru serta struktur manajemen
inisiatif strategis yang ada di PTKI, penting bagi
anggota Pokja dan orang lain yang
Sebagaimana disebutkan di terlibat di dalam proses perencanaan
atas, rasanya bermanfaat untuk strategis KUM untuk memperluas
meminta anggota Pokja untuk terus pemahaman mereka dan imaginasi
mendalami diskusi mengenai tujuan- saat mempertimbangkan apa
tujuan strategis setelah semua yang dapat dicapai melalui KUM di
anggota Pokja memiliki kesempatan komunitas perguruan tinggi mitra
yang baik untuk mereviu semua dan di internal perguruan tinggi
masukan perencanaan dan telah itu sendiri. Sama halnya, penting
menentukan format yang dipilih melakukan diskusi mengenai cara-
untuk perencanaan KUM. cara baru apa yang dapat dilakukan.

Penting untuk menyisihkan Saat banyak orang berpikir mengenai


sedikit waktu bagi Pokja KUM KUM, seringkali perhatian mereka
untuk berdiskusi, berdebat dan secara khusus fokus pada KKN dan
menentukan tujuan-tujuan untuk sebuah pendekatan yang sempit
perencanaan KUM. terhadap pembelajaran agama
Islam. Mereka tidak secara langung
Dalam konteks ini, istilah “stretch berpikir mengenai bentuk-bentuk
goals” sering digunakan dengan KUM yang lain atau pendekatan-
maksud untuk mendorong orang- pendekatan seperti Penelitan
orang yang terlibat di dalam Berbasis - Masyarakat, Pengembangan
perencanaan agar bersungguh- Kapasitas Masyarakat, Pembelajaran
sungguh melakukan sebuah Berbasis Layanan (Service Learning),
perencanaan transformatif – Pembangunan Masyarakat Berbasis
yaitu sebuah perencanaan yang Aset yang digerakkan oleh warga
memungkinkan perguruan tinggi (Asset Based Citizen-Led Community
menuju pendekatan kemitraan Development), pengembangan ke-
universitas-masyarakat yang berani pemimpinan perempuan, pengembangan
dan baru, yang lebih menantang. demokrasi, dan seterusnya. Mereka

75
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
dapat berpikir mengenai KUM dalam suasana pleno. Fasilitator
sebagai sesuatu yang secara ekslusif pertemuan internal dapat memulai
menjadi tanggung jawab Pusat diskusi dengan menanyakan “Apa
Pengabdian kepada Masyarakat yang akan dicapai PTKI pada akhir
(PPM), dari pada memikirkan secara tahun XXXX, melalui program KUM
lebih luas mengenai pelibatan para atau untuk mendukung KUM.”
pelaku yang berbasis universitas Jawaban-jawabannya terhadap
dalam upaya perencanaan. pertanyaan tersebut dapat dibentuk
menjadi tujuan strategis yang rinci.
Melakukan reviu terhadap jawaban-
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan Fasilitatior akan menyusun daftar
apresiatif mengenai kisah KUM panjang tujuan-tujaun strategis
yang sukses di masa lalu, sumber yang muncul yang dapat direviu
kebanggaan, capaian-capaian yang oleh Pokja. Kemudian Pokja diminta
diinginkan dan prioritas langsung untuk melihat jika ada tujuan-tujuan
mestinya dapat membantu arah yang dapat digabung. Setelah
diskusi. Dosen, mahasiswa dan langkah tersebut tercapai, akan
alumni adalah aset utama perguruan terdapat daftar menyeluruh yang
tinggi. Mendapatkan cara-cara untuk berisi tujuan-tujuan strategis yang
“memperluas” pemikiran mengenai mungkin dilakukan, kemudian
bagaimana mereka menjadi lebih Pokja diminta untuk merangking
terlibat secara bermakna di dalam daftar tersebut berdasarkan
KUM adalah bagian dari diskusi prioritas. Ini sebaiknya dilakukan
penting yang menjadi pekerjaan oleh masing-masing anggota
Pokja untuk menghasikan tujaun- Pokja untuk melakukan rangking
tujuan bagi perenacnaan strategis mereka sendiri. Setiap anggota
yang detil atau komponen KUM yang Pokja diminta untuk menuliskan
diperoleh dari renstra perguruan 5 pilihan terbaik mereka diantara
tinggi secara keseluruhan. sekian banyak tujuan strategis yang
terdaftar. Setiap anggota Pokja
Tergantung pada waktu yang ditugasi untuk memberikan nilai
tersedia, Pokja dapat memilih untuk sesuai rangking, yaitu urutan 1 diberi
maju melanjutkan tujuan strategis bobot nilai 5 (yang menunjukkan
yang detil selama diskusi kelompok prioritas tertinggi), dan urutan 5
kecil dan kemudian dibahas diberi bobot nilai 1 (atau prioritas
dalam sesi pleno atau Pokja dapat terendah). Setelah semua anggota
langusung melakukan curah gagasan Pokja merampungkan proses ini,

76
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
maka fasilitator pertemuan internal Menemukan cara untuk me-
akan membantu merangkum semua nyeimbangkan keinginan untuk
jawaban secara bersama-sama menciptakan perencanaan strategis
untuk melihat tujuan-tujuan mana KUM yang transformatif, benar-
yang menempati rangking tertinggi benar melibatkan perguruan
sebagai hasil penghitungan kolektif. tinggi dan para mitranya dengan
masyarakat, dengan kebutuhan
Setelah semua anggota Pokja untuk memenuhi perencanaan
melihat hasil kolektif terhadap ranking yang realistis yang dapat dan akan
mereka, mereka akan memutuskan diterapkan merupakan tantangan
tujuan-tujuan strategis mana yang bagi Pokja melalui proses ini.
dapat dimasukkan dalam draf
perencanaan KUM dan mana yang Untuk setiap tujuan strategis akan
dikeluarkan. Mungkin Ini merupakan ada serangkaian daftar prioritas
bagian pekerjaan yang tidak mudah, inisiatif strategis dan langkah
karena secara alamiah akan banyak berikutnya yang diperlukan untuk
kemungkinan adanya hal-hal mencapai tujuan. Ini dapat dilakukan
penting yang akan dicapai melalui oleh anggota Pokja atau konsultan
perencanaan KUM ini. Penting teknis setelah Pertemuan Internal
menjaga dan mengingat batas waktu kedua selesai. Sebuah contoh draf
dan sumberdaya yang tersedia, jadwal yang digunakan oleh UIN
tetapi tidak kalah pentingnya juga Alauddin untuk menyusun rencana
untuk tidak membiarkan sumberdaya Pertemuan Internal kedua dapat
yang ada tidak digunakan untuk dilihat pada gambar 5 di bawah.
menetapkan rencana.

77
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Gambar 5
Contoh Jadwal Pertemuan Internal Kedua Pokja Renstra KUM

Perencanaan Pertemuan Internal # 2 (Bagian 1) – Draft Jadwal (2 hari)


Langkah Penanggung
Waktu Aktivitas
Perencanaan jawab
Hari 1
1.12:20 – 1:20 9:00 - 9:10 Selamat datang kembali Pokja Ketua Pokja
renstra dan ucapan terima kasih atas Renstra (Ketua
usahanya. LPPM)
Tujuan dan perencanaan untuk dua
hari

9:10 – 9:20 Menelaah tahapan-tahapan Konsultan teknis


perencanaan strategis KUM
9:20 - 9:30 Menelaah mandat Pokja Perencanaan Konsultan teknis
Strategis KUM (jika diperlukan)
9:30 – 9:45 Menelaah istilah-istilah kunci (yaitu Konsultan teknis
Kemitraan Universitas-Masyarakat
(University Community Engagement),
Pengembangan Masyarakat
(Community Development), Penelitian
yang melibatkan Masyarakat
(Community Engaged Research),
Tatakelola demokratis (Democratic
Governance)
9:45 – 10:00 Update perkembangan: Ketua Pokja
- Kerja Pokja Renstra dan
- Konsultansi dengan para pemangku Konsultan teknis
kepentingan internal dan eksternal
- Status semua renstra, fokus pada
bagian yang relevan dengan KUM
- Materi lain yang terkumpul – praktik
yang baik dan kerangka regulasi
best practices

10:00 – 12:20 Presentasi ringkasan jawaban terhadap Asisten Teknis


pertanyaan kunci – presentasi disusun
berdasarkan pertanyaan demi
pertanyaan dari semua kelompok dan
individu yang ditanya – Pokja, para
pemangku kepentingan internal dan
eksternal.

Beberapa pemangku kepentingan


ditanya dengan pertanyaan-pertanyaan
yang telah dimodifikasi. Pertanyaan-
pertanyaan tersebut dimasukkan
dalam poin yang sesuai.

78
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
Perencanaan Pertemuan Internal # 2 (Bagian 1) – Draft Jadwal (2 hari)
Langkah Penanggung
Waktu Aktivitas
Perencanaan jawab
Diskusi panel setelah semua
jawaban terhadap setiap pertanyaan
dipresentasikan. Fasilitator
menggambarkan poin-poin kunci dan
kemungkinan arah ke depan/ inisiatif
dari peserta, yang dicatat di komputer
dan kertas flip chart supaya dapat
dilihat semua orang.

12:20 – 1:20 Makan siang Semua


2. Menetapkan 1:20 – 2:00 Presentasikan elemen-elemen Konsultan teknis
Arah/ kunci Renstra KUM (Outlinenya
Mempertajam dipresentasikan dalam PowerPoint)
Visi dan
Rencana Jelaskan dan berikan contoh-contoh
elemen kunci

Sarankan berapa banyak rencana yang


dapat diselesaikan pada pertemuan
internal kali ini.

Diskusikan apakah visi dan misi baru


diperlukan untuk rencana ini karena
sudah ada visi dan misi universitas –
buat dalam PowerPoint untuk ditelaah
2:00 – 3:00 Curah gagasan, dalam pleno, apa Tenaga Teknis
tujuan UIN di bidang KUM.

Sampai pada akhir tahun 2018, apa


yang akan dicapai oleh UIN melalui
perencanaan strategis KUM ini, atau
dukungan apa untuk KUM.

Rekam dengan jelas dalam kertas


flip charts – pertimbangkan diskusi
terdahulu dan jawaban-jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan.
3:00 – 3:30 Tentukan elemen-elemen kunci/ Konsultan teknis
komponen-komponen yang harus
dikerjakan pada tahap pertemuan
internal ini. (contoh – pusat (studi) baru,
layanan masyarakat oleh mahasiswa
generasi mendatang,

79
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Perencanaan Pertemuan Internal # 2 (Bagian 1) – Draft Jadwal (2 hari)
Langkah Penanggung
Waktu Aktivitas
Perencanaan jawab
rencana pengembangan kapasitas
untuk para pelaku KUM di perguruan
tinggi, pengembangan Institusi/
pengembangan perangkat, model
KUM PTKI dan nilai-nilainya, struktur
dan peran para pelaku utama Renstra
KUM PTKI, Visi dan Misi (jika termasuk
hal yang baru)

Minta relawan/ tetapkan tanggung


jawab terhadap kelompok kecil/
individu untuk mendiskusikan dan
membuat draf elemen-elemen kunci/
komponen Renstra KUM. Jika sesuai
dan mungkin tetapkan indikator
progresnya.
3:30 – 5:00 - Kelompok/individu dipecah menjadi Anggota Pokja
unit yang lebih kecil di sepanjang dibantu Konsultan
ruangan teknis
- Kelompok kecil/ individu bertemu/
bekerja untuk menyusun draf yang
menjadi bagian mereka/ komponen-
komponen perencanaan KUM
yang mempertimbangkan diskusi
dan masukan terahulu. Sebaiknya
menyiapkan lebih dari satu skenario/
strategi/ opsi untuk membawanya
maju

Hari ke-2
2. Menetapkan 9:00 - 9:15 Selamat datang di Pertemuan Internal Ketua Pokja
Arah/ Perencanaan hari ke-2. Konsultan teknis
Mempertajam Cek untuk memastikan bahwa
Visi dan pekerjaan menyusun draft dapat
Rencana. berjalan
Lanjutan.
9:15 – 11:00 Melanjutkan diskusi di Kelompok Kecil Anggota Pokja
dibantu oleh
Melengkapi pekerjaan membuat draf Konsultan teknis
yang dimulai sebelum siang. yang secara
bergantian di
antara kelompok

80
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
Perencanaan Pertemuan Internal # 2 (Bagian 1) – Draft Jadwal (2 hari)
Langkah Penanggung
Waktu Aktivitas
Perencanaan jawab
2. Menetapkan 11:00 – 11:15 Anggota Pokja disambut kembali di Ketua Pokja
Arah/ rapat pleno Konsultan teknis
Mempertajam
visi dan Tujuan dan langkah berikutnya untuk
Rencana. hari ini ditelaah lagi
Lanjutan.
11:15 – 11:30 Presentasi bagian dari draf awal Anggota Pokja
perencanaan (yaitu visi, misi) – buat
contoh
11:30 – 12:00 Diskusi dan presentasi, ubah, tambah, Konsultan teknis
prioritaskan, pilih dan melibatkan
anggota Pokja
12:00 – 12:30 Makan siang Semua
12:30 – 12:45 Presentasi – elemen selanjutnya Anggota Pokja
12:45 – 1:15 Diskusi, ubah, tambah, prioritaskan, Konsultan teknis
pilih melibatkan
Anggota Pokja
1:15 – 1:30 Presentasi – elemen berikutnya Anggota Pokja
1:30 – 2:00 Diskusi, ubah, tambah, Prioritaskan, Konsultan
pilih teknismelibatkan
Anggota Pokja
2:00 – 2:15 Presentasi – elemen berikutnya Anggota Pokja
2:15 – 2:45 Diskusi, ubah, tambah, Prioritaskan, Konsultan teknis
pilih melibatkan
Anggota Pokja
2:45 – 3:00 Presentasi – elemen berikutnya Anggota Pokja
3:00 -3:30 Diskusi, ubah, tambah, prioritaskan, Konsultan teknis
pilih melibatkan
Anggota Pokja
3:30 – 4:30 Tetapkan standar dan reviu kemajuan, Konsultan teknis
keputusan dan item-item yang
menonjol
4:30 – 4:45 Review langkah berikutnya dan tanggal Konsultan teknis
capaian untuk perencanaan KUM

Tetapkan tanggung jawab – peran


anggota Pokja

4:45 – 5:00 Terima kasih atas kerja keras semua Ketua Pokja
pihak

81
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
5.4.3 Melengkapi Komponen- dengan kelompoknya. Perencanaan
Komponen Utama Lain Dan tidak perlu semuanya diperbaiki
Menyusun Rancangan Awal pada tahap ini, tetapi cukup diambil
Renstra gagasan-gagasan kunci dan
prioritas-prioritas yag mewakili.
Setelah draf tujuan-tujuan strategis
disepakati oleh Pokja, anggota Setelah tahap di atas dilalui,
Pokja dapat terus mengerjakan langkah dalam proses perencanaan
komponen-komponen utama berikutnya dibahas dan dan
lainnya dari renstra. Secara ideal, ini tanggung jawab dibagi, siapa
dapat dilakukan selama pertemuan mengerjakan apa.
internal kedua untuk menyusun
perencanaan. Para anggota Pokja dan konsultan
teknis akan bekerja bersama-
Anggota Pokja dapat dibagi dalam sama untuk memperbaiki draf
kelompok-kelompok kecil atau perencanaan dan membuat
melanjutkan diskusi yang difasilitasi presentasi mengenai fitur utamanya.
dalam pleno untuk mengembangan Setelah selesai, kini saatnya
komponen-komponen perencanaan melakukan tahap berikutnya dalam
strategis KUM, termasuk: proses perencanaan partisipatoris
ini, yaitu mengkonsultasikan kembali
• Visi draf perencanaan ini kepada para
• Misi pemangku kepentingan internal dan
• Nilai-nilai yang mengarahkan eksternal yang telah diminta memberi
KUM masukan sebelumnya.
• Model KUM (yang dikehendaki)
• Struktur Organisasi KUM 5.5 Melengkapi Lingkaran
(Diusulkan sesuai rencana dan Umpan Balik Dengan
regulasi yang ada) Para Pemangku
• Peran para pelaku dari unsur UIN Kepentingan Internal Dan
dalam penyusunan Renstra KUM
Eksternal
• Persyaratan Kapasitas untuk
menyusun Renstra
Ada banyak kelompok pemangku
kepentingan internal dan eksternal
Setelah draf-draf dari tiap komponen
yang terlibat dalam tahap penting
ini disetujui oleh anggota Pokja
berikutnya untuk menggali masukan
Renstra KUM, fasilitator pertemuan
terhadap draf Renstra KUM.
internal akan mereview rencana

82
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
Team seniornya terdiri dari Rektor, masukan dari mereka. Langkah ini
para Wakil Rektor dan Dekan adalah mengandung dua maksud. Pertama,
kelompok pertama yang perlu dijak menjawab pertanyaan-pertanyaan
berdiskusi mengenai elemen-elemen dan mendapat masukan serta saran
kunci, implikasi pendanaan dan untuk perbaikan Renstra. Kedua,
sumber dana, implikasinya pada agar para pemangku kepentingan
unit-unit yang ada di universitas merasa memiliki dan terlibat di
dan staf, struktur organisasi dan dalam proses penyusunan Renstra.
peningkatan kapasitas yang Banyak diantara para pemangku
perlu diidentifikasi. Ketua Pokja, kepentingan tersebut nantinya akan
ketua LPPM, adalah orang-orang terlibat dalam proses pelaksanaan
yang sangat baik untuk hadir, Renstra. Mereka akan memiliki
menjelaskan dan mempertahankan gagasan mengenai bagaimana
draf Renstra. Mereka adalah salah pekerjaan dapat tercapai dengan
satu pimpinan perguruan tinggi yang baik, dan mereka juga terlibat dalam
akan bertanggung jawab dalam berbagai kegiatan pelaksanaan
implementasi Renstra. Masukan, Renstra KUM.
saran, dan komitmen mereka sangat
penting untuk menghasilkan Renstra 5.6 Melakukan Revisi Dan
yang berkualitas dan akan didijadikan Melengkapi Renstra KUM
rujukan dalam pelaksanaan.
Berkenaan dengan semua masukan
Jika proses penyusunan Renstra dari para tokoh yang sudah terkumpul
KUM merupakan bagian dari dan kesepakatan tentang arah utama
Renstra PTKI yang komprehensif dan fitur rencana dari Rektor dan tim
dan tidak terpisahkan, maka proses senior PTKI, Pokja sekarang berada
ini akan menjadi poin utama dalam dalam tahap menyelesaikan tugas-
proses diskusi dengan penyusun tugas perencanaan yang tersisa dan
Renstra PTKI. Keduanya harus dapat menyusun Rencana Strategis KUM
diintegrasikan. secara lengkap. Proses ini meliputi
penyempurnaan pada bagian-
Setelah berdiskusi dan mendapat bagian dari rencana strategis yang
masukan dari para pimpinan PTKI, telah ada dan menyelesaikan bagian
Pokja siap mempresentasikan yang belum disusun.
draf Renstra KUM di depan para
pemangku kepentingan internal
dan eksternal agar mendapat

83
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Mereka yang memberikan dukungan untuk melihat apakah perubahan
teknis kepada Pokja sangatlah pada satu bagian akan berdampak
membantu para anggota Pokja, dan memerlukan perubahan di
dengan mengambil masukan dari bagian lain dari rencana itu sendiri.
semua tokoh dan mengaturnya Perhatian khusus harus diberikan
sesuai dengan relevansi untuk pada tujuan strategis. Tujuan-tujuan
masing-masing bagian dari rencana ini dapat ditinjau dengan maksud
strategis; baik yang sudah ada untuk memprioritaskan, menambah,
maupun yang belum disusun. Hal menghapus atau menggabungkan
ini akan membantu para anggota beberapa dari tujuan-tujuan tersebut.
Pokja untuk merujuk kembali Yang paling penting, pada tahap ini
kepada masukan sebelumnya dari Pokja perlu untuk bertanya pada
para tokoh untuk melihat apakah dirinya sendiri tentang tujuan strategis
ada poin-poin penting yang harus yang mana yang berhubungan
diajukan pada tahap ini. dengan KUM dan bagaimana cara
terbaik untuk mengintegrasikan atau
Dengan demikian, para anggota menyesuaikan pekerjaannya dari
Pokja memiliki informasi yang cukup waktu ke waktu .
untuk membahas dan menentukan
setiap penambahan, penghapusan Untuk setiap tujuan strategis, Pokja
atau perubahan lainnya untuk akan mengembangkannya sesuai
setiap bagian dari rencana strategis inisiatif-inisiatif strategis dan langkah
tersebut. Penting bagi anggota Pokja selanjutnya. Ini juga mungkin
untuk membahas alasan mereka memerlukan beberapa penyesuaian
melakukan perubahan. Perlu juga dalam hal urutan dan prioritas dari
diingat bahwa menjadi responsif dan tujuan-tujuan tersebut. Indikator
mampu menangkap ide-ide terbaik kemajuan yang saling terkait mungkin
dari masukan para tokoh itu baik juga perlu beberapa adaptasi.
selagi masih tetap strategis. Anggota Rencana pembangunan kapasitas,
POKJA perlu menggunakan penilaian yang disusun sesuai dengan masing-
terbaik mereka untuk membuat masing tujuan strategis, dapat
pilihan penting. Tidaklah mungkin lebih disempurnakan pada tahap
untuk menyertakan keinginan semua ini, mengingat pelaksanaan baru
orang dan hal ini pun tidak selalu akan memasuki langkah yang lebih
diperlukan. mendetail.

Selagi membuat perubahan pada Semua bagian yang telah disusun


Renstra tersebut, sangat penting kembali akan perlu diperiksa secara

84
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
menyilang terhadap nilai-nilai tersebut akan mengidentifikasi tugas
yang diartikulasikan kembali untuk utama berdasarkan tahun, unit yang
memastikan konsistensinya. bertanggung jawab baik di dalam
maupun di luar PTKI, posisi individu
5.6.1 Mengembangkan Matriks atau orang yang bertanggung jawab,
Pelaksanaan dan Jadwal dan kolom untuk menunjukkan
sasaran waktu.
Dengan adanya tujuan strategis serta
inisiatif dan langkah yang terkait, Grafik matriks dapat dibuat untuk
grafik pelaksanaan matriks sudah rencana tahunan juga. Sangatlah
memungkinkan untuk dibuat sebagai umum untuk memiliki detail yang
penentu beberapa elemen kunci dari lengkap di tahun pertama dan kedua.
Renstra KUM. Seperti ditunjukkan Melengkapi grafik juga merupakan
di bawah ini pada Gambar 6, grafik alat yang baik untuk memverifikasi
dari tahun ke tahun diatur oleh tujuan kelayakan pelaksanaan rencana
strategis. Untuk setiap tujuan, grafik tersebut.
Gambar 6
Matriks Pelaksanaan Rencana Strategis KUM5

Tujuan Strategis Kegiatan Unit Individu/ Tenggat Sumber


Posisi Waktu Pendanaan
1.Mengembangkan 1.1 Dokumentasi dan LPPM, 01/06/14 DIPA
dan memohon persetu- PPM
memperkenalkan juan untuk model
model baru KUM baru
dari University-
1.2 Mengkomunikasikan LPPM, 01/07/14 DIPA
Community
model KUM baru di PPM,
Engagement
seluruh lingkungan PIU
berdasarkan
perguruan tinggi dan
Kemitraan dan
mitra masyarakatnya
Pendekatan
Pembangunan 1.3 Uji coba model KUM LPPM, 01/09/14 DIPA/ SILE
Berbasis Aset baru di masyarakat PPM,
oleh Masyarakat pedesaan dan Fakultas,
perkotaan Prodi
1.4 Memperkenalkan LPPM, 01/0714 DIPA
program baru dari Puslit-
Penelitian Berbasis pen,
Masyarakat Fakultas
1.5 Membuat dan LPPM 01/07/14 DIPA/ SILE
melaksanakan
monitoring dan
evaluasi berencana
untuk Program
Model KUM baru

5
Diadaptasi dan disarikan dari Rencana Strategis KUM UIN Alauddin

85
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Tujuan Strategis Kegiatan Unit Individu/ Tenggat Sumber
Posisi Waktu Pendanaan
2. Mengembangkan 2.1 Dokumentasi LPPM, 01/08/14 DIPA
dan dan memohon PPM
memperkenalkan persetujuan untuk
model KKN baru model KKN baru
menggunakan
2.1 Mengkomunikasikan LPPM, 01/09/14 DIPA
pendekatan
model KKN baru di PPM,
ABCD
seluruh lingkungan PIU
perguruan tinggi dan
masyarakat mitra
KKN
2.3 Uji coba model KKN LPPM, 01/10/14 DIPA/BLU/
baru dengan 50 % PPM, SILE
dari mahasiswa KKN Fakultas,
Prodi
2.4 Membuat dan LPPM, 01/09/14 DIPA/ BLU
melaksanakan PPM
monitoring dan
evaluasi rencana
untuk program KKN
baru

5.6.2 Menentukan sumber daya Dari matriks pelaksanaan tahunan,


yang dibutuhkan dan sumber- sangat mungkin untuk mengetahui
sumbernya staf/sumber daya manusia yang
komprehensif. Rencana tersebut
Matriks pelaksanaan Rencana juga harus memperhitungkan bagian
Strategis Kemitraan Universitas dari Struktur Organisasi KUM. Sekali
Masyarakat adalah alat yang lagi, penting untuk melihat transisi
berguna untuk membantu yang mungkin diperlukan untuk
menentukan sumber daya manusia, bergerak dari status quo ke skenario
keuangan, infrastruktur, teknologi yang diinginkan yang dituangkan
dan peralatan yang dibutuhkan untuk dalam Renstra KUM.
melaksanakan Restra KUM. Hal ini
penting untuk melihat kebutuhan Unit keuangan dan penganggaran
sumber daya lain sebelum bekerja PTKI dapat diminta untuk membantu
di luar sumber daya keuangan yang menentukan sumber daya yang
diperlukan. diperlukan untuk melaksanakan
setiap aspek dari Renstra. Mereka
juga dapat membantu dalam

86
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
mengidentifikasi potensi sumber • Bagaimana kita bisa menghasilkan
pendapatan dalam anggaran sumber daya tambahan untuk
yang ada yang dapat diterapkan membantu mendanai program
pada pemrograman KUM yang KUM ini? Biaya untuk pelayanan,
direncanakan. kontrak, penjualan, dan lain-lain?

Pokja, bersama-sama dengan Karena sudah ada gambaran yang


dukungan apa pun yang relevan jelas tentang sumber daya keuangan
yang tersedia di kampus, akan yang diperlukan serta perkiraan
berada dalam posisi untuk dari sumber-sumber pendapatan,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan sekarang saatnya untuk menyusun
tentang proyeksi keuangan secara anggaran untuk mendukung strategi
keseluruhan seperti berikut: KUM. Anggaran KUM harus diatur
berdasarkan tahun dan menurut
• Apa yang dapat dicapai dengan pendapatan dan pengeluaran.
sumber anggaran yang ada? Bagian pendapatan anggaran harus
• Bagian dari rencana yang mana mencakup semua sumber dana
yang akan membutuhkan sumber internal dan eksternal.
daya tambahan?
• Dari mana kita bisa mencari Bagian pengeluaran dapat dirancang
sumber daya tambahan yang dengan dua cara - berdasarkan
diperlukan? Internal di PTKI, program dan kategori pengeluaran.
melalui sumber-sumber lain Tiap cara tersebut pun mempunyai
dalam skala nasional, provinsi kelebihannya masing-masing.
atau pemerintah daerah, melalui Contoh tabel anggaran KUM dapat
bisnis swasta, sumber individu ditemukan pada Gambar 7 di bawah
atau filantropis, melalui kerja sama ini.
internasional?

87
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Gambar 7
Contoh Format Anggaran untuk Renstra KUM

Tahun
Pendapatan dan Pengeluaran
2014 2015 2016 2017 2018
Pemerintah Pusat (KEMENAG)
Pemerintah Pusat
(Spesial inisiatif KEMENAG)
Internal

DIPA
BLU
Subtotal Pendapatan Internal
Proyek SILE
Kerjasama OMS
Pemerintah Pusat (kerjasama dengan
departemen/kementerian lainnya)
Eksternal

Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi


Donasi perusahaan
Hibah yayasan
Donatur individu
Subtotal Pendapatan Eksternal
SDM (Internal)
Bantuan teknis (Eksternal)
Perjalanan dan transportasi
Pengeluaran

ATK / barang habis pakai


Peralatan
Komunikasi
Iklan
Subtotal Pengeluaran
Kelebihan pendapatan/pengeluaran

Setelah semua sumber daya yang


Penting bagi anggota Pokja untuk
diperlukan untuk melaksanakan
memastikan bahwa rencana KUM
Renstra KUM telah diidentifikasi
ini cukup ambisius, strategis dan
dan telah didiskusikan dengan baik realistis.
tentang kemungkinan sumber-
sumber pendapatan, sekarang
Berdasarkan pembahasan penting
saatnya Pokja untuk melihat dengan
ini, beberapa penyesuaian akhir
lebih jeli dan teliti lagi apakah
dapat dibuat ke bagian terkait dari
rencananya realistis.
rencana KUM tersebut.

88
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
5.6.3 Melakukan “Pemolesan Akhir” yang memberikan dukungan teknis
dari Renstra KUM untuk menyelesaikan penyusunan
awal untuk nantinya mereka tinjau
Pada tahapan ini, Pokja sudah kembali.
menyelesaikan bagian-bagian
berikut: 5.7 Mendapatkan Persetujuan
• Visi dan Pengesahan Renstra
• Misi dari Pimpinan PTKI
• Nilai
• Model KUM Setelah semua bagian dari Renstra
• Tujuan strategis KUM diselesaikan sesuai dengan
• Prioritas Inisiatif Strategis yang diinginkan oleh Pokja, sekarang
• Struktur Organisasi untuk KUM saatnya untuk membawa dokumen
• Peran para pelaku di PTKI dalam kembali ke Rektor dan tim senior
Rencana KUM PTKI untuk pertimbangan dan
• Persyaratan kapasitas untuk persetujuan mereka. Akan lebih
melaksanakan Renstra baik untuk membuat ringkasan dan
• Sumber daya yang dibutuhkan presentasi, berdasarkan Renstra
untuk melaksanakan Renstra yang telah selesai disusun, akan
• Jangka waktu lebih baik lagi bila disampaikan
dengan antusiasme dan percaya
Dalam rangka menyelesaikan diri oleh kepala LPPM. Presentasi
perencanaan dan dokumen terkait, perlu untuk menyoroti perubahan-
bagian-bagian berikut masih harus perubahan yang signifikan dari
dibuat: versi sebelumnya, menghubungkan
• Pendahuluan oleh Rektor perubahannya, dan jika relevan,
• Ringkasan Eksekutif setelah mendengar masukan dari
• Latar Belakang, Sejarah dan Rektor dan tim senior PTKI atau dari
Konteks pembuat kebijakan lainnya.
• Rencana Pemantauan
• Rencana Evaluasi Diskusi ini bukan hanya merupakan
kesempatan untuk mendapatkan
Para anggota Pokja dapat persetujuan dari Rektor untuk
memutuskan untuk mendistribusikan dokumen tersebut. Namun, ini juga
tanggung jawab penyusunan merupakan langkah yang sangat
bagian yang tersisa atau mereka penting menuju proses adopsi dan
juga bisa meminta bantuan orang implementasi Renstra.

89
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Seperti yang telah dibahas
Jika Renstra KUM yang
sebelumnya, dalam bagian 2.2 pada
merupakan bagian dari Renstra
Kepemimpinan Strategis, Rektor
PTKI secara keseluruhan telah
selesai, selanjutnya akan diadakan dan tim manajemen senior PTKI dan
pembahasan bagaimana untuk serta para pimpinan bertanggung
menyertakan dan memastikan jawab untuk menginspirasi dan
keselarasan/konsistensi dengan memobilisasi PTKI dan masyarakat
Renstra PTKI yang komprehensif.
yang lebih luas untuk melaksanakan
Renstra tersebut. Rektor dan
Dua poin penting lainnya untuk tim senior PTKI juga para pelaku
didiskusikan adalah tugas/tanggung lainnya akan memiliki peran khusus
jawab dan alokasi sumber daya dalam pelaksanaan rencana yang
keuangan. dituangkan dalam bagian-bagian
dari rencana Struktur Organisasi
Terkait sumber daya keuangan, KUM.
Rektor dan tim senior PTKI akan
melihat sumber anggaran yang ada Pimpinan perguruan tinggi
bertanggung jawab untuk
dan sumber pendanaan baru, lalu
menciptakan lingkungan yang
kemudian mereka akan menentukan positif dan mendukung untuk
alokasi anggaran yang tepat untuk pelaksanaan dan mensosialisasikan
mendukung rencana tersebut. Renstra KUM dengan lebih efisien
dan efektif. Hal ini dapat dilakukan
dengan melakukan perubahan dan/
Pimpinan PTKI akan bekerja sama
atau penambahan sistem, struktur,
dengan LPPM (termasuk pusat-
kebijakan dan personil. Proses ini
pusat terkait lainnnya, seperti; juga mencakup pembuatan rencana
PPM, PUSLIT, PSGA), fakultas, yang jelas untuk transisi dari
program studi atau departemen cara-cara lama ke cara-carabaru,
dan unit administratif yang relevan implementasi cara - cara baru
secara bertahap dan meninggalkan
untuk mengalokasikan sumber
beberapa dari cara - cara lama.
daya yang diperlukan untuk
melaksanakan Renstra KUM secara
tepat waktu dan berkualitas. Mereka Peran utama lain dari para pemimpin
juga akan mencari cara untuk universitas adalah untuk memastikan
mendukung rencana dari Pokja akuntabilitas sebagai investasi
untuk menghasilkan dan menarik penting Rencana Strategis karena
pendapatan untuk KUM dengan cara KUM sekarang bergerak ke beberapa
baru dan dari sumber-sumber baru. investasi dalam operasionalisasi,
monitoring, evaluasi dan belajar dari
implementasi rencana.
90
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
5.8 Menyebarluaskan tugas-tugasnya. Tergantung pada
Renstra dan bagaimana pelaksanaan Renstra
Mengimplementasikannya KUM yang dikelola, Pokja mungkin
diminta untuk meninjau kembali
Pada saat PTKI mulai menuju pada hasil monitoring dan evaluasi dan
tahap pelaksanaan Renstra KUM, memberikan masukan mereka pada
ada baiknya untuk menggabungkan kalibrasi ulang dari Renstra.
kegiatan peluncuran Renstra
KUM, pemberian ucapan terima Dalam beberapa kasus, di mana
kasih kepada semua orang ada pemain baru yang masuk
yang berkontribusi pada proses dengan koordinasi dan penerapan
penyusunannya, dan publikasi yang strategi baru, disarankan untuk terus
lebih luas untuk menginformasikan melibatkan bantuan teknis internal
kepada internal PTKI, masyarakat, PTKI. Tim PTKI, di bawah koordinasi
mitra, calon mitra dan pendukung Kepala LPPM, akan memiliki
potensial lainnya bahwa Renstra tantangan ganda untuk menerapkan
KUM siap untuk dilaksanakan. strategi baru yang dirancang untuk
mencapai visi baru saat transisi dari
Renstra KUM atau Renstra PTKI modus operasi PTKI yang bersifat
yang komprehensif yang di dalamnya "bisnis seperti biasa".
sudah mencakup Renstra KUM
akan ditandatangani oleh Rektor Penting nantinya untuk mengatur
dan dipublikasikan. Adalah sebuah pertemuan perencanaan tindakan
ide yang baik untuk menyusun dengan masing-masing konstituen,
ringkasan yang sederhana, menarik, baik internal maupun eksternal, yang
dan populer, agar visi strategis dari terlibat dalam pelaksanaan Renstra
Renstra ini bisa dikenal luas serta KUM. Pertemuan ini akan berfungsi
diterima oleh semua pihak. Versi untuk menetapkan langkah-langkah
cetak dan elektronik dari ringkasan implementasi yang lebih rinci dan
populer ini bisa disebarluaskan dan untuk mendapatkan komitmen tegas
sangat baik bila ditautkan di situs untuk jadwal dan alokasi sumber
PTKI. daya.

Pada tahap ini, Pokja Renstra


KUM telah dapat diberi ucapan
terima kasih dan dibebaskan dari

91
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Pertanyaan dasar selama
Tentu saja hal yang paling penting
pemantauan biasanya adalah
dari semua ini adalah untuk
"Apakah kita melakukan apa yang
memulai. Rencana hanya akan
terlihat baik bila pelaksanaannya kita rencanakan?" Tentu saja jika
pun baik. Ada terlalu banyak jawabannya adalah "tidak" atau
rencana strategis yang indah dan "hanya sebagian" maka akan menjadi
canggih yang telah dikembangkan penting untuk menyelidiki lebih
selama bertahun-tahun namun
dalam untuk mencoba menentukan
hanya berakhir menjadi dokumen
penuh debu di rak buku. alasannya.

Pertanyaan-pertanyaan evaluasi
tentang apa yang terjadi sebagai
5.9 Melakukan Monitoring
akibat dari pelaksanaan Renstra
dan Evaluasi
tersebut, contohnya:

Siklus perencanaan strategis


Apakah dampaknya – yang
tidak berakhir dengan dimulainya
diinginkan, yang tidak diinginkan?
pelaksanaan Renstra. Ini
merupakan proses berulang yang
Siapa yang memperoleh
terus berlangsung berdasarkan
manfaat?
pelaksanaan dan hasil yang dicapai.

Sejauh mana hasilnya


Setiap perguruan tinggi memiliki
berkelanjutan?
proses monitoring sendiri dan
sebagian besar juga memiliki
Apa yang kita pelajari dari
beberapa sistem untuk evaluasi.
pelaksanaan Renstra ini?
Ini tidak mungkin secara khusus
diarahkan kepada jenis pendekatan
Jawaban atas pertanyaan-
strategis baru untuk KUM. Pokja
pertanyaan ini ditanyakan pada waktu
Renstra KUM akan mengembangkan
yang tepat sebagaimana ditentukan
rencana yang sederhana dan sesuai
dalam rencana pemantauan dan
untuk memantau berbagai aspek
evaluasi yang akan memberikan
Renstra serta mengumpulkan
informasi pada tim universitas yang
informasi untuk evaluasi.
mereka butuhkan untuk membuat
perubahan Renstra KUM.

92
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
5.10 Melakukan Penyesuaian apakah rencana tersebut
Renstra KUM dilaksanakan sesuai rencana. Jika
ada hambatan atau jika peluang
Sebagaimana dibahas dalam bagian baru telah muncul, mereka akan
3 dan 4 di atas, tujuan strategis memperhitungkannya dalam
perencanaan untuk keterlibatan merevisi rencana KUM. Kelompok
masyarakat dan perguruan tinggi yang sama, bersama-sama dengan
bukan untuk menghasilkan rencana mitra komunitas mereka, akan
pembangunan yang kaku melainkan bertemu setiap tahun untuk melihat
rencana yang dapat disesuaikan kemajuan dalam mencapai hasil
dengan pengalaman implementasi yang telah ditetapkan.
dan faktor-faktor lain yang muncul
dalam konteks perguruan tinggi atau Sekali lagi, jika ada perbedaan antara
komunitas. apa yang direncanakan dan apa yang
sebenarnya dihasilkan dari rencana
Kelompok yang bertugas untuk tersebut, kelompok pengawasan
melaksanakan rencana pengawasan akan membuat rekomendasi tentang
atau supervisi KUM akan bertemu bagaimana cara untuk menyesuaikan
setiap tiga bulan untuk menentukan rencana.

93
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
BAB VI

FAKTOR KEBERHASILAN
DAN BAGAIMANA
MENGHINDARI
TANTANGAN UMUM
DALAM PERENCANAAN
STRATEGIS KUM

94
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
Yang paling penting dari semua adalah untuk memulai. Sebuah rencana
hanya akan dinilai baik bila pelaksanaannya baik. Ada terlalu banyak rencana
strategis yang tampak indah dan canggih yang telah dikembangkan dalam
konteks yang berbeda selama bertahun-tahun namun akhirnya hanya
menjadi dokumen penuh debu di rak buku.

Ada banyak alasan mengapa yang tepat dari inovasi strategis


perguruan tinggi mungkin gagal KUM. Mereka menghubungkan satu
untuk melaksanakan rencana KUM- sama lainnya semua inovasi strategis
nya yang telah lama berusaha yang terdapat dalam Renstra baru
dikembangkan. Di bawah ini ini sehingga hasil akhirnya jauh
adalah kompilasi dari sejumlah lebih besar daripada hanya sebuah
faktor penting yang berkontribusi kompilasi saja.
terhadap perencanaan strategis
KUM yang sukses dan berhasil Pimpinan perguruan tinggi yang
diimplementasikan. efektif memiliki harapan yang tinggi
dan mendorong budaya perbaikan,
6.1 Pimpinan Perguruan dan selalu menantang segala
Tinggi yang Berkomitmen sesuatu yang terkesan “biasa-biasa
dan Mumpuni adalah saja”. Mereka, tentu saja, memimpin
Syarat Utama dengan memberi contoh yang baik.

Pimpinan perguruan tinggi Tanpa komitmen dan keterlibatan


bertanggung jawab untuk dari para pemimpin senior
menciptakan lingkungan positif universitas, Rencana Strategis KUM,
yang mendukung pelaksanaan atau rencana apapun, sedikit sekali
dan familiarisasi Renstra KUM kemungkinan untuk sukses tidak
yang efisien dan efektif. Hal ini peduli seberapa baik pengartikulasian
dapat meliputi perubahan dan/ atau seberapa sukses proses yang
atau penambahan sistem, struktur, telah dijalani. Pada akhirnya, tim
kebijakan dan personil. kepemimpinanlah yang membuat
keputusan untuk alokasi sumber
Pimpinan perguruan tinggi bekerja daya manusia dan keuangan untuk
dengan pejabat teras lain untuk melaksanakan rencana tersebut.
memberikan kepemimpinan
intelektual untuk memastikan integrasi

95
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Para pemimpin di tingkat perguruan Rencana Strategis KEMENAG sendiri
tinggi juga memerlukan dukungan, sudah tentu akan menempatkan
arahan dan supervisi dari rekan- penekanan yang signifikan pada
rekan di Kementerian Agama. KUM dan akan diartikulasikan
Pimpinan Kementerian Agama sedemikian rupa untuk menciptakan
memainkan peran penting dalam dan mendorong lingkungan yang
memastikan keberhasilan kedua kondusif untuk KUM.
proses penyusunan Renstra
dan implementasi KUM. Mereka Jika KEMENAG melaksanakan tugas
bertanggung jawab untuk untuk mempromosikan model-model
menetapkan kebijakan dan pedoman KUM yang baru, yang mendorong
yang amanah dan mendorong keterpaduan di antara Tri Dharma
perhatian universitas yang lebih besar serta didasarkan pada kemitraan
untuk KUM. Mereka bertanggung dengan para pemangku kepentingan
jawab untuk menetapkan tingkat di komunitas, maka perguruan tinggi
yang tepat dari dukungan anggaran maupun masyarakat Indonesia
untuk semua aspek KUM. Mereka secara luas akan sangat memperoleh
berada dalam posisi yang baik manfaat.
untuk mendorong berbagi praktik
terbaik dalam perencanaan dan 6.2 Melibatkan Orang yang
pelaksanaan KUM. Tepat Untuk Memastikan
Perencanaan yang Sukses
Pejabat Kementerian Agama juga
dapat memainkan peran penting Kunci lain untuk meraih kesuksesan
dalam meminta pertanggung dalam proses ini adalah dengan
jawaban pimpinan universitas mengembangkan sebuah tim dari
untuk memastikan pengintegrasian dalam dan dari luar perguruan
Renstra KUM yang inovatif dan tinggi yang terdiri dari orang-orang
berani kedalam Renstra universitas yang bersemangat dan memiliki
induk dan untuk pelaksanaan energi, komitmen, pengetahuan,
yang sesungguhnya dari rencana kapasitas dan kewenangan untuk
tersebut. Menyiapkan mekanisme melaksanakan rencana tersebut.
untuk mendorong dan memberi Tim ini harus benar-benar menjadi
penghargaan kepada universitas tim yang merasa memiliki Renstra
untuk mengejar inovasi dan KUM. Rasa kepemilikan bersama ini
memastikan adanya dampak besar akan membantu untuk memastikan
dari KUM adalah peran penting yang kualitas dan implementasi Renstra
harus dimainkan KEMENAG. KUM.

96
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
Melibatkan dalam prosesnya perencanaaan strategis, perguruan
berbagai tokoh yang dipilih dengan tinggi perlu memiliki rencana yang
cermat, baik dari internal maupun jelas untuk transisi dari cara lama ke
eksternal, tidak hanya akan cara baru, implementasi cara-cara
meningkatkan kualitas informasi dan baru tersebut secara bertahap dan
ide-ide yang dikumpulkan, tetapi juga meninggalkan beberapa dari cara-
akan membantu untuk membangun cara lama. Ini berarti membangun
dan memperkuat hubungan, dan menambah kekuatan untuk
komitmen dan akuntabilitas. Seperti mengejar keunggulan di masa depan.
disebutkan di atas, mutlak perlu ada Tidak berarti bahwa segala sesuatu
komitmen dari pimpinan perguruan dari masa lalu harus ditinggalkan,
tinggi. tetapi seringkali perlu menjauh
dari cara-cara yang konvensional
6.3 Membuat Pilihan Adalah (“business as usual”).
Hal Fundamental Dalam
Perencanaan Strategis 6.4 Pentingnya Penentuan
Waktu Yang Tepat
Melakukan perencanaan strategis
identik dengan membuat pilihan Waktu terbaik untuk melaksanakan
antar berbagai alternatif. Kadang- perencanaan strategis untuk KUM
kadang kita harus membuat pilihan adalah ketika perguruan tinggi
yang sulit. Kadang-kadang pilihan memulai proses perencanaan
yang dibuat ini bukanlah pilihan strategis komprehensif. Perencanaan
populer. Perencanaan strategis KUM dapat dilakukan sebagai bagian
meliputi identifikasi prioritas KUM, dari perencanaan strategis umum
menyusun urutannya, dan kemudian dan dapat diintegrasikan sejak
membuat keputusan tentang apa awal proses itu. Jika perencanaan
yang harus diupayakan berdasarkan KUM tidak terintegrasi dengan
potensi dampak, kapasitas dan baik dan terkoordinasi dengan
pertimbangan lainnya. proses untuk mengembangkan
Renstra induk, hal ini dapat
Dalam rangka untuk bergerak mengakibatkan ketidakharmonisan
maju dalam perencanaan strategis, dan menyebabkan penolakan
sangat penting untuk tidak sekedar strategi KUM. Hal ini juga bisa
mencoba menumpangkan inovasi mengakibatkan hilangnya berdampak
strategis yang baru tersebut di atas pada perguruan tinggi untuk
kebijakan, struktur dan program mendapatkan keuntungan internal
KUM yang lama. Untuk benar- dan eksternal dari proses partisipatif
benar bergerak maju ke arah dan inovatif ini.

97
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Bila perguruan tinggi sudah memiliki 6.6 Proses yang Digunakan
Renstra induk/umum tetapi ingin Harus Sesuai dengan
membuat Renstra KUM yang Realitas Perguruan Tinggi
inovatif, maka sangat penting untuk
memastikan keterpaduan antara Menemukan cara-cara untuk
Renstra KUM dan Renstra induk. menyeimbangkan antara keinginan
untuk membuat Renstra KUM yang
6.5 Mencapai Keunggulan transformatif yang sungguh-sungguh
dalam Perencanaan KUM memperkaya kemitraan perguruan
Membutuhkan Investasi tinggi - masyarakat, dengan
Serius keinginan untuk menghasilkan
rencana yang realistis yang dapat
Pengalaman para pihak di kedua dan akan dilaksanakan adalah
universitas mitra yang terlibat dalam tantangan tersendiri bagi kelompok
proses perencanaan strategis yang yang bertugas dalam perencanaan
dijelaskan dalam Pedoman ini dan juga bagi tim senior yang
sangatlah positif. Mereka merasa mengawasi proses tersebut.
bahwa investasi waktu dan sumber
daya keuangan yang dilakukan Tidak ada cara tunggal atau
dalam proses partisipatif ini sepada desain khusus untuk perencanaan
dengan hasilnya dan memuaskan. strategis KUM. Pendekatan yang
sangat partisipatif dan apresiatif
Dalam rangka untuk menghasilkan telah dijelaskan dalam Pedoman
Renstra KUM yang berkualitas tinggi ini. Pendekatan ini sesuai dengan
dan mencapai keunggulan dalam model kemitraan KUM yang baru
hal dampak eksternal dan internal yang sedang dikembangkan dan
dari Renstra tersebut, maka tingkat diujicobakan di UIN Sunan Ampel
sumber daya yang digunakan dalam dan UIN Alauddin. Terlepas dari
proses penyusunannya sudah tepat. banyak atau sedikitnya sumberdaya
Hal ini benar adanya mengingat ini yang tersedia, inti dari proses
adalah pertama kalinya perguruan yang dipaparkan dalam Pedoman
tinggi bereksperimen dengan ini akan bermanfaat bagi semua
proses perencanaan yang sangat perguruan tinggi yang berusaha
berbeda dengan proses lama ini, untuk melakukan inovasi serta
dan mengingat bahwa KUM telah meningkatkan perencanaan dan
menjadi mandat prioritas tinggi dari pelaksanaan KUM.
perguruan tinggi.

98
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
DAFTAR PUSTAKA

Barry, Bryan, Strategic Planning Workbook for Non Profit Organizations.


Amherst, MA: H. Wilder Foundation, 1997, revised in 2003

Centre for Development and Population Activities (CEDPA), Strategic Planning:


an Inquiry Approach, CEDPA Training Manual Series, Volume X, 1999

Lewis, Mike and Frank Green, Strategic Planning for the Community Economic
Development Practitioner, West Coast Development Group, 1992

Loewenson, R., A.C. Laurell, C. Hogstedt, L. D’Ambruoso, Z. Shroff,


Participatory Action Research in Health Systems: a Methods Reader, TARSC,
AHPSR, WHO, IDRC Canada, EQUINET, Harare, 2014

99
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
LAMPIRAN

100
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
Lampiran 1

Gambar 1:
Fase-fase Penelitian Berbasis Masyarakat / CBR

Hubungan kerjasama: Hubungan kerjasama:


• Menyepakati mobilisasi • Menyepakati tujuan dan peran
pengetahuan dan mobilisasi
komunitas Segi teknis:
• Menetapkan tim pengarah dari para
Segi teknis: pemangku kepentingan, memperjelas
• Sharing informasi perannya
• Menindaklanjuti hasil • Mengidentifikasi asumsi mengenai penelitian
penelitian • Menggambarkan konteks situasi penelitian
• Mengidentifikasi tujuan penelitian

#4
Menindaklanjuti #1
Temuan Meletakkan
Dasar

#3 #2
Mengumpulkan
Merancang
dan
Penelitian
Menganalisis
Informasi

Hubungan kerjasama: Hubungan kerjasama:


• Menyepakati makna dan • Menyepakati perspektif
pembelajaran masing-masing pihak

Segi teknis: Segi teknis:


• Mengumpulkan informasi • Menentukan pertanyaan penelitian
• Melakukan analisis dan • Mengembangkan metode
interpretasi pengumpulan informasi
• Merancang rencana analisa

Sumber: Joanna Ochocka, Centre for Community Based Research, Canada, 2014

101
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Lampiran 2

Gambar 2
10 Langkah Renstra KUM

Perencanaan Strategis untuk KUM :


Sebuah Proses Tahap Demi Tahap

1 Memperjelas Mandat – Memperoleh Persetujuan


dan Kesepakatan

2 Melakukan Pengorganisasian

3 Memulai – Mengidentifikasi Kekuatan Dari Dalam


dan Dari Luar;

4 Menetapkan Arah – Mempertajam Visi Dan


Menyusun Rencana;

5 Melengkapi Lingkaran Umpan Balik Dengan Para


Pemangku Kepentingan Internal Dan Eksternal;

102
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
6 Melakukan Revisi Dan Melengkapi Renstra KUM

7 Mendapatkan Persetujuan Dan Pengesahan Dari


Pimpinan PTKI;

8 Menyebarluaskan Renstra Dan


Mengimplementasikannya

9 Melakukan Monitoring Dan Evaluasi

10 Melakukan Penyesuaian Renstra KUM.

103
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Lampiran 3

Gambar 3
Sekilas Proses Perencanaan Strategis untuk KUM
di UIN Sunan Ampel Surabaya dan UIN Alauddin Makassar6

Tahap (urutan) Kegiatan Tanggung jawab Waktu


1. Melakukan Membentuk Pokja Renstra di LPPM, Bagian
Pengorganisasian tingkat universitas dan menetapkan Perencanaan
orang yang akan membantu secara Universitas, Rektor,
teknis. Penting melibatkan orang Konsultan teknis
yang memahami perkerjaan ini
dan dapat membantu melakukan
analisa, sintesa dan menulis draf.
Membuat TOR untuk Pokja Renstra LPPM, Bagian
Perencanaan
Universitas, Rektor,
Konsultan teknis

Draf Jadwal Konsultan teknis


Menentukan biaya dan menetap- LPPM, Bagian
kan mekanisme koordinasi serta Keuangan
dukungan di tingkat universitas
2. Melakukan ases- Mengumpulkan semua informasi/ Para anggota Pokja
men awal (baseline) – data latar belakang yang relevan dan Konsultan teknis
kebutuhan organisasi, dan berguna (rencana strategis
analisis internal dan yang ada, data mengenai aktivitas
eksternal, serta tahap KUM yang lalu, pihak-pihak
awal perumusan visi. yang terlibat kegiatan KUM dan
hasil-hasil, kajian tentang model
KUM yang terbukti berhasil di
lembaga lain, makalah/artikel
terbaru mengenai isu-isu KUM di
tingkat Internasional dan nasional,
kebijakan, regulasi dan bahan lain
dari Kementerian Agama yang
berhubungan dengan KUM.
Mengkonsolidasikan/meringkas Pokja dibantu
bahan dan data latar belakang Konsultan teknis
yang relevan untuk tujuan
presentasi.

6
Proses yang sebenarnya diterapkan di kedua UIN mitra SILE/LLD telah dimodifikasi sambil jalan
dan beberapa langkah yang diuraikan dalam Pedoman ini telah digabung.

7
Dalam versi bahasa Inggris, pertemuan jenis ini disebut “retreat”, dengan konotasi bahwa sebai-
knya dilakukan secara “konsinyasi” di tempat di luar kampus supaya dapat berkonsentrasi penuh.

104
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
Tahap (urutan) Kegiatan Tanggung jawab Waktu
Pertemuan internal Pokja #17
Semua anggota
(sehari penuh) Pokja berpartisipasi,
termasuk Konsultan
teknis.
Konsultan teknis
dapat juga bertindak
sebagai fasilitator jika
memenuhi kriteria.
Fasilitator adalah
seseorang yang dapat
menjaga proses yang
benar dan mendorong
orang untuk mengikuti
proses secara
produktif. Akan
sangat membantu jika
fasilitator mengetahui
materinya, sehingga
dapat memberikan
masukan atas
presentasi awal,
pertanyaan kunci dan
desain untuk proses
pertemuan
- Presentasi awal
- Mempelajari ringkasan materi
dasar/ latarbelakang
- Memfasilitasi perumusan visi
- Memfasilitasi diskusi mengenai
pertanyaan-pertanyaan kunci
- Identifikasi pemangku
kepentingan lain yang perlu
dikonsultasi

105
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Tahap (urutan) Kegiatan Tanggung jawab Waktu
- Berkomitmen untuk
melibatkan/ mewawancarai
pemangku kepentingan lain
dan menjadwalkan langkah
berikutnya
Menetapkan jadwal dan Semua anggota
mewawancarai pemangku Pokja didukung oleh
kepentingan dari dalam dan Konsultan teknis
dari luar, mengumpulkan data
yang disepakati dalam acara
ini – kegiatan ini dapat berupa
wawancara individu, FGD atau
diskusi kelompok yang lebih luas.
Mengkonsolidasikan dan Anggota Pokja dan
mengorganisir semua data/ Konsultan teknis
informasi yang dikumpulkan saat
sebelum, selama dan setelah
acara ini
Pertemuan Internal Pokja #2 bagian Difasilitasi oleh Tenaga
pertama (Sesi pagi pertama) Teknis atau orang lain
yang cocok.
- Mereview, mendiskusikan dan
memprioritaskan temuan-
temuan pengumpulan data.
- Mengidentifikasi data kunci Semua anggota Pokja
lainnya yang masih diperlukan ikut berpartisipasi
untuk langkah selanjutnya
Menetapkan sub-sub tim untuk
mengembangkan dan menyusun
perencanaan KUM secara
menyeluruh dan juga untuk
berbagai pusat, fakultas dan unit
lain yang relevan
3. Menetapkan arah Pertemuan Internal Pokja # 2
– menajamkan visi bagian dua (diselenggarakan pada
dan perencanaan sesi siang pertama)
Sub-sub tim anggota Pokja dan Konsultan teknis dan
pihak yang lain bertemu untuk anggota
merumuskan berbagai skenario
dan strategi berdasarkan data,
informasi dan hasil diskusi awal
dan baru.
Pertemuan Internal #2 bagian tiga, Anggota Pokja dan
diselenggarakan pada hari kedua Konsultan teknis.
penuh
Anngota Sub-tim Pokja
melanjutkan perumusan rencana

106
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
Tahap (urutan) Kegiatan Tanggung jawab Waktu
Mereview, membahas dan
memutuskan/ memilih kegiatan/
strategi yang direncanakan, secara
pleno
Menghasilkan draf rencana yang Semua anggota Pokja
telah direvisi serta ringkasan dan Konsultan teknis.
presentasi untuk tingkat universitas
serta unit-unit kuncinya – terma-
suk fakultas dan pusat (baik yang
telah ada maupun yang sedang
direncanakan)
Presentasi awal untuk Rektor, Wakil Pimpinan Pokja
Rektor, Dekan, dll. untuk mendapa- dengan dukungan dari
tkan umpan balik dan diskusi Konsultan teknis.
Presentasi awal kepada Anggota Pokja dan
masyarakat/mitra eksternal dan Konsultan teknis
para pemangku kepentingan lain
untuk mendapat umpan balik dan
diskusi
Rencana Draf yang sudah direvisi Para anggota Pokja,
berdasarkan umpan balik Konsultan teknis.
4. Menentukan Pokja bertemu untuk membahas Pokja dengan
sumberdaya yang sumberdaya yang diperlukan dan Konsultan teknis.
diperlukan untuk menentukan langkah-langkah
menjalankan berikutnya untuk memfinalkan
Rencana (termasuk detilnya
waktu, orang,
uang, infrastruktur,
teknologi)
Draft Rencana telah lengkap Konsultan teknis dan
termasuk rencana melakukan anggota
integrasi dengan Renstra
universitas dan siklus perencanaan
tahunan
Mempresentasikan Rencana Final Pokja, wakil dari
ke Rektor, Wakil Rektor, Dekan, semua unit yang
untuk mendapatkan masukan dan disebut dalam Renstra
persetujuan.
5. Mendapatkan Per- LPPM menyerahkan
setujuan Renstra dokumen kepada Rek-
tor dan Timnya.
6. Mengimplementasi-
kan Renstra KUM
7. Memonitor dan
merevisi Renstra

107
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Lampiran 4

Gambar 4
Contoh Jadwal Pertemuan Internal Pertama Pokja Renstra

Waktu Kegiatan Penanggung Jawab


9:00 - 9:20 Ucapan selamat datang dan Ketua Pokja (Ketua LPPM)
penjelasan mengenai mandat/tu- Sambutan dan amanat Rektor
gas berkaitan dengan penyusunan
Renstra KUM
9:20 - 9:45 Presentasi mengenai proses peren- Konsultan teknis
canaan strategis secara umum dan
proses khusus untuk mendukung
KUM
9:45 - 10:30 Tanya-jawab dan diskusi mengenai Konsultan teknis, dibantu seluruh
presentasi PowerPoint anggota Pokja
10:30 - 10:50 Istirahat

10:50 - 11:30 Presentasi mengenai ringkasan Konsultan teknis


materi dasar (latar belakang):
- Renstra yang sudah ada;
- data mengenai kegiatan KUM
sebelumnya
- pihak-pihak yang terlibat selama
ini dan hasilnya;
- kajian mengenai cerita sukses dan
model KUM di lembaga lain;
- deskripsi mengenai lembaga/
pusat terkait yang sudah ada dan
yang sedang diusulkan;
- hasil kajian terbaru mengenai
KUM yang berhasil dipraktikkan di
dunia internasional;
- bahan-bahan berupa kebijakan
pemerintah dan Kementerian
Agama yang terkait dengan KUM;
- data anggaran yang telah
dikeluarkan oleh PTKI untuk
keseluruhan kegiatan KUM
- Rencana alokasi anggaran untuk
KUM di tingkat perguruan tinggi
dan kementerian
11:30 - 12:30 Sesi tanya-jawab, diskusi • Konsultan teknis, dibantu semua
mengenai presentasi materi dasar anggota Pokja.
(latarbelakang), identifikasi isu-isu • Catatan/masukan anggota Pokja
utama, kesempatan/peluang, direkam dalam kertas flipcharts
faktor-faktor kunci, kecenderungan/ oleh Tenaga Teknis.
trends, dst.

108
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
Waktu Kegiatan Penanggung Jawab
12:30 - 12:45 Identifikasi materi/data dasar lain • Konsultan teknis dibantu semua
yang akan dikumpulkan anggota Pokja
• Masukan-masukan Pokja direkam
di kertas flipchart oleh Tenaga
Teknis
12:45 - 1:15 • Konsultan teknis menayangkan
pertanyaan dan menanyakan
kepada anggota Pokja, lalu
memberikan waktu selama 5 menit
untuk berpikir dan menuliskan
jawabannya dengan memperhati-
kan kedua bagian dari pertanyaan
tersebut
• Konsultan teknis kemudian me-
minta anggota Pokja untuk berbagi
jawaban masing-masing dengan
anggota lainnya
• Konsultan teknis mendorong
partisipasi dari setiap orang untuk
mendiskusikan secara lebih luas
dan menekankan bahwa tidak ada
jawaban yang benar dan salah
serta pentingnya bersikap terbuka
serta kreatif pada tahap awal dari
proses penyusunan Renstra ini.
• Pokja menjawab dan hasil diskusi
direkam di kertas flipchart oleh
Konsultan teknis.

2:00 - 3:30 Memfasilitasi diskusi mengenai • Konsultan teknis menayangkan


pertanyaan kunci #2 (30 menit) pertanyaan #2 dan memfasilitasi
diskusi pleno mengenai tiap aspek
• Pengalaman KUM seperti apa dari pertanyaan untuk menjamin
yang pernah dialami oleh PTKI
partisipasi penuh dari semua
dan menjadi kebanggaan?
anggota Pokja
• Sebutkan tiga kisah pengalaman
paling suskes di bidang KUM • Jawaban Pokja dan hasil diskusi
hingga hari ini. direkam dalam kertas flipchart oleh
• Gambarkan keberhasilan yang Konsultan teknis.
telah diraih dan faktor-faktor yang
ikut menentukan sukses tersebut.

109
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Waktu Kegiatan Penanggung Jawab
• Siapa saja yang terlibat (individu,
jurusan, pusat studi, fakultas,
pihak luar)?
• Apa pelajaran penting yang dapat
diambil dari kisah sukses ini?

Kelompok mendiskusikan dan • Konsultan teknis membagi Pokja


melaporkan kembali mengenai menjadi beberapa pasangan untuk
pertanyaan no 3 sampai 8 (60 menjawab pertanyaan no 3 - 8.
menit): • Anggota Pokja bertanya satu sama
lain secara bergantian dan mer-
3. Apa yang harus dilakukan PTKI ekam semua jawaban. Prosesnya
untuk menjamin kegiatan KUM harus cepat dan selalu dimonitor
ini benar-benar membangun
oleh Konsultan teknis.
kepemimpinan masyarakat dan
• Konsultan teknis membimbing
kapasitas masyarakat untuk
melakukan pembangunan dan diskusi anggota Pokja pertanyaan
memperkuat tatakelola kehidupan demi pertanyaan melalui respon
yang demokratis, melakukan yang diberikan oleh teman di-
tindakan berdasarkan prioritas skusinya.
masyarakat serta bersifat • Jawaban dan hasil diskusi dicatat
berkelanjutan? dalam kertas flipchart oleh Konsul-
tan teknis.
4. Jika PTKI menambah investasinya
di bidang KUM, bagaimana PTKI
bisa menjamin akan menghasilkan
dampak yang maksimal untuk
masyarakat (pihak luar) dan untuk
PTKI sendiri (internal)?
5. Apa yang harus dilakukan
universitas untuk mendorong
partisipasi yang lebih baik dari
para dosen/ mahasiswa/ alumni di
bidang KUM?
6. Apa yang dapat dilakukan
oleh PTKI untuk mendorong
pemahaman dan kapasitas yang
lebih baik untuk melaksanakan
penelitian berbasis masyarakat?
7. Apa yang dapat dilakukan oleh
PTKI untuk meningkatkan sinergi
antara penelitian dan pengabdian?
Bagaimana PTKI dapat
menghubungkan pengalaman dan
hasil dari kegiatan pengabdian
dan penelitian dengan kegiatan
belajar/mengajar?

110
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
Waktu Kegiatan Penanggung Jawab
8. Tiga langkah pertama mana
saja yang perlu segera dilakukan
oleh PTKI untuk menjamin
pengembangan kapasitas KUM
yang lebih kokoh dan berdampak
luas di masyarakat?
3:30 - 3:45 Menelaah daftar para pemangku • Konsultan teknis dibantu semua
kepentingan inernal dan eksternal anggota Pokja, mereviu hasil
yang akan dimintai masukan. identifikasi para pemangku
kepentingan internal dan eksternal
Daftar para pemangku kepentingan
yang akan diwawancarai, dengan
disiapkan dalam format PowerPoint.
menekankan sifat pastisipatif dari
Identifikasi pemangku kepentingan proses penyusunan renstra ini.
lainnya yang akan dimintai masukan • Anggota Pokja diminta
pendapatnya dan mengidentifikasi
orang dan lembaga tertentu/
khusus yang perlu diwawancarai.
• Anggota Pokja diminta
mengidentifikasi para pemangku
kepe ntingan internal dan
eksternal yang belum terdaftar di
PowerPoint.
• Jawaban Pokja dan hasil diskusi
dicatat di kertas flipchart oleh
Konsultan teknis.

3:45 - 4:15 Membuat rencana/jadwal • Pokja dengan dibantu oleh Konsul-


untuk bermitra, berkonsultasi, tan teknis.
mewawancarai para pemangku • Jawaban-jawaban dan hasil diskusi
kepentingan internal dan eksternal. dicatat di kertas flipchart oleh
Konsultan teknis.
Membagi tugas ini di antara semua
anggota Pokja
4:15 - 4:30 Menentukan dan menyetujui jadwal • Konsultan teknis dengan partisipasi
untuk langkah-langkah berikutnya penuh anggota Pokja
• Jawaban-jawaban Pokja dan hasil
diskusi direkam di kertas flipchart
oleh Konsultan teknis.
4:30 - 4:45 Meninjau kembali proses dan saran- Anggota Pokja diarahkan oleh
saran untuk perbaikan Konsultan teknis dalam memberikan
komentar terhadap pertemuan
internal pertama, sambil mengingat
dimana dan bagaimana pertemuan
ini menyjmbang pada proses
penyusunan Renstra KUM secara
menyeluruh
4:45 - 5:00 Rangkuman hasil pertemuan internal Ketua Pokja/Ketua LPPM dengan
yang pertama dan penutupan acara bantuan Konsultan teknis.
secara resmi
111
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Lampiran 5

Gambar 5
Contoh Jadwal Pertemuan Internal Kedua Pokja Renstra KUM

Perencanaan Pertemuan Internal # 2 (Bagian 1) – Draft Jadwal (2 hari)


Langkah Penanggung
Waktu Aktivitas
Perencanaan jawab
Hari 1
1.12:20 – 1:20 9:00 - 9:10 Selamat datang kembali Pokja Ketua Pokja
renstra dan ucapan terima kasih atas Renstra (Ketua
usahanya. LPPM)
Tujuan dan perencanaan untuk dua
hari

9:10 – 9:20 Menelaah tahapan-tahapan Konsultan teknis


perencanaan strategis KUM
9:20 - 9:30 Menelaah mandat Pokja Perencanaan Konsultan teknis
Strategis KUM (jika diperlukan)
9:30 – 9:45 Menelaah istilah-istilah kunci (yaitu Konsultan teknis
Kemitraan Universitas-Masyarakat
(University Community Engagement),
Pengembangan Masyarakat
(Community Development), Penelitian
yang melibatkan Masyarakat
(Community Engaged Research),
Tatakelola demokratis (Democratic
Governance)
9:45 – 10:00 Update perkembangan: Ketua Pokja
- Kerja Pokja Renstra dan
- Konsultansi dengan para pemangku Konsultan teknis
kepentingan internal dan eksternal
- Status semua renstra, fokus pada
bagian yang relevan dengan KUM
- Materi lain yang terkumpul – praktik
yang baik dan kerangka regulasi
best practices

10:00 – 12:20 Presentasi ringkasan jawaban terhadap Asisten Teknis


pertanyaan kunci – presentasi disusun
berdasarkan pertanyaan demi
pertanyaan dari semua kelompok dan
individu yang ditanya – Pokja, para
pemangku kepentingan internal dan
eksternal.

112
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
Perencanaan Pertemuan Internal # 2 (Bagian 1) – Draft Jadwal (2 hari)
Langkah Penanggung
Waktu Aktivitas
Perencanaan jawab
Beberapa pemangku kepentingan
ditanya dengan pertanyaan-pertanyaan
yang telah dimodifikasi. Pertanyaan-
pertanyaan tersebut dimasukkan
dalam poin yang sesuai.

Diskusi panel setelah semua


jawaban terhadap setiap pertanyaan
dipresentasikan. Fasilitator
menggambarkan poin-poin kunci dan
kemungkinan arah ke depan/ inisiatif
dari peserta, yang dicatat di komputer
dan kertas flip chart supaya dapat
dilihat semua orang.

12:20 – 1:20 Makan siang Semua


2. Menetapkan 1:20 – 2:00 Presentasikan elemen-elemen Konsultan teknis
Arah/ kunci Renstra KUM (Outlinenya
Mempertajam dipresentasikan dalam PowerPoint)
Visi dan
Rencana Jelaskan dan berikan contoh-contoh
elemen kunci

Sarankan berapa banyak rencana yang


dapat diselesaikan pada pertemuan
internal kali ini.

Diskusikan apakah visi dan misi baru


diperlukan untuk rencana ini karena
sudah ada visi dan misi universitas –
buat dalam PowerPoint untuk ditelaah
2:00 – 3:00 Curah gagasan, dalam pleno, apa Tenaga Teknis
tujuan UIN di bidang KUM.

Sampai pada akhir tahun 2018, apa


yang akan dicapai oleh UIN melalui
perencanaan strategis KUM ini, atau
dukungan apa untuk KUM.

Rekam dengan jelas dalam kertas


flip charts – pertimbangkan diskusi
terdahulu dan jawaban-jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan.

113
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Perencanaan Pertemuan Internal # 2 (Bagian 1) – Draft Jadwal (2 hari)
Langkah Penanggung
Waktu Aktivitas
Perencanaan jawab
3:00 – 3:30 Tentukan elemen-elemen kunci/ Konsultan teknis
komponen-komponen yang harus
dikerjakan pada tahap pertemuan
internal ini. (contoh – pusat (studi) baru,
layanan masyarakat oleh mahasiswa
generasi mendatang,
rencana pengembangan kapasitas
untuk para pelaku KUM di perguruan
tinggi, pengembangan Institusi/
pengembangan perangkat, model
KUM PTKI dan nilai-nilainya, struktur
dan peran para pelaku utama Renstra
KUM PTKI, Visi dan Misi (jika termasuk
hal yang baru)

Minta relawan/ tetapkan tanggung


jawab terhadap kelompok kecil/
individu untuk mendiskusikan dan
membuat draf elemen-elemen kunci/
komponen Renstra KUM. Jika sesuai
dan mungkin tetapkan indikator
progresnya.
3:30 – 5:00 - Kelompok/individu dipecah menjadi Anggota Pokja
unit yang lebih kecil di sepanjang dibantu Konsultan
ruangan teknis
- Kelompok kecil/ individu bertemu/
bekerja untuk menyusun draf yang
menjadi bagian mereka/ komponen-
komponen perencanaan KUM
yang mempertimbangkan diskusi
dan masukan terahulu. Sebaiknya
menyiapkan lebih dari satu skenario/
strategi/ opsi untuk membawanya
maju

Hari ke-2
2. Menetapkan 9:00 - 9:15 Selamat datang di Pertemuan Internal Ketua Pokja
Arah/ Perencanaan hari ke-2. Konsultan teknis
Mempertajam Cek untuk memastikan bahwa
Visi dan pekerjaan menyusun draft dapat
Rencana. berjalan
Lanjutan.
9:15 – 11:00 Melanjutkan diskusi di Kelompok Kecil Anggota Pokja
dibantu oleh
Melengkapi pekerjaan membuat draf Konsultan teknis
yang dimulai sebelum siang. yang secara
bergantian di
antara kelompok

114
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
Perencanaan Pertemuan Internal # 2 (Bagian 1) – Draft Jadwal (2 hari)
Langkah Penanggung
Waktu Aktivitas
Perencanaan jawab
2. Menetapkan 11:00 – 11:15 Anggota Pokja disambut kembali di Ketua Pokja
Arah/ rapat pleno Konsultan teknis
Mempertajam
visi dan Tujuan dan langkah berikutnya untuk
Rencana. hari ini ditelaah lagi
Lanjutan.
11:15 – 11:30 Presentasi bagian dari draf awal Anggota Pokja
perencanaan (yaitu visi, misi) – buat
contoh
11:30 – 12:00 Diskusi dan presentasi, ubah, tambah, Konsultan teknis
prioritaskan, pilih dan melibatkan
anggota Pokja
12:00 – 12:30 Makan siang Semua
12:30 – 12:45 Presentasi – elemen selanjutnya Anggota Pokja
12:45 – 1:15 Diskusi, ubah, tambah, prioritaskan, Konsultan teknis
pilih melibatkan
Anggota Pokja
1:15 – 1:30 Presentasi – elemen berikutnya Anggota Pokja
1:30 – 2:00 Diskusi, ubah, tambah, Prioritaskan, Konsultan
pilih teknismelibatkan
Anggota Pokja
2:00 – 2:15 Presentasi – elemen berikutnya Anggota Pokja
2:15 – 2:45 Diskusi, ubah, tambah, Prioritaskan, Konsultan teknis
pilih melibatkan
Anggota Pokja
2:45 – 3:00 Presentasi – elemen berikutnya Anggota Pokja
3:00 -3:30 Diskusi, ubah, tambah, prioritaskan, Konsultan teknis
pilih melibatkan
Anggota Pokja
3:30 – 4:30 Tetapkan standar dan reviu kemajuan, Konsultan teknis
keputusan dan item-item yang
menonjol
4:30 – 4:45 Review langkah berikutnya dan tanggal Konsultan teknis
capaian untuk perencanaan KUM

Tetapkan tanggung jawab – peran


anggota Pokja

4:45 – 5:00 Terima kasih atas kerja keras semua Ketua Pokja
pihak

115
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Lampiran 6

Gambar 6
Matriks Pelaksanaan Rencana Strategis KUM8

Tujuan Strategis Kegiatan Unit Individu/ Tenggat Sumber


Posisi Waktu Pendanaan
1.Mengembangkan 1.1 Dokumentasi dan LPPM, 01/06/14 DIPA
dan memohon persetu- PPM
memperkenalkan juan untuk model
model baru KUM baru
dari University-
1.2 Mengkomunikasikan LPPM, 01/07/14 DIPA
Community
model KUM baru di PPM,
Engagement
seluruh lingkungan PIU
berdasarkan
perguruan tinggi dan
Kemitraan dan
mitra masyarakatnya
Pendekatan
Pembangunan 1.3 Uji coba model KUM LPPM, 01/09/14 DIPA/ SILE
Berbasis Aset baru di masyarakat PPM,
oleh Masyarakat pedesaan dan Fakultas,
perkotaan Prodi
1.4 Memperkenalkan LPPM, 01/0714 DIPA
program baru dari Puslit-
Penelitian Berbasis pen,
Masyarakat Fakultas
1.5 Membuat dan LPPM 01/07/14 DIPA/ SILE
melaksanakan
monitoring dan
evaluasi berencana
untuk Program
Model KUM baru
2. Mengembangkan 2.1 Dokumentasi LPPM, 01/08/14 DIPA
dan dan memohon PPM
memperkenalkan persetujuan untuk
model KKN baru model KKN baru
menggunakan
2.1 Mengkomunikasikan LPPM, 01/09/14 DIPA
pendekatan
model KKN baru di PPM,
ABCD
seluruh lingkungan PIU
perguruan tinggi dan
masyarakat mitra
KKN
2.3 Uji coba model KKN LPPM, 01/10/14 DIPA/BLU/
baru dengan 50 % PPM, SILE
dari mahasiswa KKN Fakultas,
Prodi
2.4 Membuat dan LPPM, 01/09/14 DIPA/ BLU
melaksanakan PPM
monitoring dan
evaluasi rencana
untuk program KKN
baru
8
Diadaptasi dan disarikan dari Rencana Strategis KUM UIN Alauddin

116
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK KEMITRAAN UNIVERSITAS – MASYARAKAT
Lampiran 7

Gambar 7
Contoh Format Anggaran untuk Renstra KUM

Tahun
Pendapatan dan Pengeluaran
2014 2015 2016 2017 2018
Pemerintah Pusat (KEMENAG)
Pemerintah Pusat
(Spesial inisiatif KEMENAG)
DIPA
BLU
Subtotal Pendapatan Internal
Proyek SILE
Kerjasama OMS
Pemerintah Pusat (kerjasama dengan
departemen/kementerian lainnya)
Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi
Donasi perusahaan
Hibah yayasan
Donatur individu
Subtotal Pendapatan Eksternal
SDM (Internal)
Bantuan teknis (Eksternal)
Perjalanan dan transportasi
ATK / barang habis pakai
Peralatan
Komunikasi
Iklan
Subtotal Pengeluaran
Kelebihan pendapatan/pengeluaran

117
SEBUAH PENDEKATAN APRESIATIF DAN PARTISIPATIF
Supporting Islamic Leadership in Indonesia/Local Leadership for
Development (SILE/LLD) bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Perguruan
Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) dalam melaksanakan program Kemitraan
Universitas-Masyarakat (KUM) dengan menggunakan pendekatan Asset-
based Community-driven Development (ABCD).

SILE/LLD (2011 – 2016) merupakan program Direktorat Jenderal Pendidikan


Islam, Kementerian Agama, dengan dukungan finansial dan bantuan teknis
dari pemerintah Kanada cq Department of Foreign Affairs, Trade and
Development (DFATD). Dukungan pemerintah Kanada disediakan melalui
Cowater International Inc. kerjasama dengan World University Service of
Canada (WUSC).

Anda mungkin juga menyukai