Anda di halaman 1dari 16

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN

si
Nomor 573 K/Pdt.Sus-PHI/2017

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada

do
gu tingkat kasasi memutus sebagai berikut dalam perkara antara:
PIMPINAN KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) NUSANTARA,

In
berkedudukan di Jalan Prof. Soepomo Nomor 143 Tebet Jakarta
A
Selatan, dan Cabangnya di Gorontalo yang beralamat di Jalan
Ahmad Yani Nomor 16 Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, dalam
ah

lik
hal ini memberi kuasa kepada Gunawan Siswo Sardjono
berkantor di Wisma An An II, Jalan Pondok Bambu Asri Raya
am

ub
Nomor 4 Jakarta Timur, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal
22 Desember 2016, sebagai Pemohon Kasasi dahulu Tergugat;
Lawan
ep
k

RUSTAM BANTULU, bertempat tinggal di Jalan Panca Krida,


ah

Kelurahan Padebuolo, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo,


R

si
sebagai Termohon Kasasi dahulu Penggugat;
Mahkamah Agung tersebut;

ne
ng

Membaca surat-surat yang bersangkutan;


Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang

do
Termohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah mengajukan gugatan
gu

terhadap Pemohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat di depan persidangan


Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Gorontalo pada
In
A

pokoknya sebagai berikut:


Bahwa Penggugat mulai bekerja di Koperasi Nusantara dan telah bekerja
ah

lik

pada Tergugat selama 7 (tujuh) tahun 10 (sepuluh) bulan, sejak bulan desember
2007 dan diberhentikan secara sepihak pada bulan oktober 2015, dengan
m

jabatan terakhir sebagai staff Administrasi dengan menerima upah terakhir


ub

Rp2.900.000,00 (dua juta sembilan ratus ribu rupiah);


ka

Bahwa Penggugat di PHK oleh Tergugat dengan alasan tidak


ep

melaporkan terjadinya penyelewengan pada Perusahaan Koperasi Nusantara


Cabang Gorontalo dengan Nomor PHK: 653/PGRS/KOPNUS-KP/IX/2015;
ah

Bahwa pada tanggal 4 Juni 2015 rombongan SPI Pusat melaksakan


es

pemeriksaan pada Koperasi Nusantara Cabang Gorontalo selama 6 (enam)


M

ng

on

Halaman 1 dari 16 hal.Put. Nomor 573 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hari, dan pada saat itu terdapat banyak temuan penyelewengan uang

si
perusahaan;
Bahwa dengan kejadian tersebut penggugat diberhentikan, dan

ne
ng
penggugat telah menyampaikan kepada pemeriksa (SPI Pusat) semua yang
terjadi pada Koperasi Nusantara bahwa penggugat tidak terlibat dan semuanya
dilakukan oleh Pimpinan Koperasi Nusantara akan tetapi Penggugat dijebak

do
gu dengan tidak memberitahukan hal tersebut kepada Koperasi Nusantara yang
ada di Pusat;

In
A
Bahwa Tergugat PHK Penggugat sebelumnya tidak pernah diberikan
surat peringatan 1,2 dan 3;
ah

lik
Bahwa sebelum Tergugat PHK Penggugat, Penggugat tidak pernah
mengajak Penggugat merundingkan maksud PHK tersebut sehingga PHK
tersebut bertentangan dengan Pasal 151 ayat (1) dan ayat (2) undang-undang
am

ub
Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
Bahwa sesuai Pasal 151 ayat (3) Undang undang Nomor 13 Tahun 2003
ep
PHK yang sah adalah PHK yang dilakukan setelah mendapat penetapan dari
k

lembaga penyelesaian perselisihan Hubungan Industrial (LPPHI);


ah

Bahwa karena PHK yang dilakukan oleh Tergugat tidak sesuai ketentuan
R

si
pasal 151 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 maka PHK ini adalah PHK
sepihak;

ne
ng

Bahwa sesuai Pasal 155 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
selama putusan Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

do
gu

belum ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap


melaksanakan segala kewajibannya;
Bahwa Penggugat berusaha menyelesaikan perselisihan ini melalui
In
A

mediator pada Dinas Sosial dan Tenaga kerja Kota Gorontalo, dengan 3 (tiga)
kali pertemuan pada tahun 2016 dan 24 Maret 2016 akan tetapi dari hasil
ah

lik

pertemuan tersebut tidak mencapai kesepakatan, karena Tergugat tidak


mempunyai itikad baik untuk menyelesaikan PHK tersebut, sehingga penggugat
m

ub

meneruskan perselisihan ini melalui Lembaga Perselisihan Hubungan Industrial;


Bahwa karena akibat PHK yang dilakukan oleh Tergugat, maka
ka

Penggugat kehilangan pekerjaan dan penghasilan hal ini menjadi pukulan bagi
ep

keluarga Penggugat;
ah

Bahwa karena PHK ini belum ada putusan dari Lembaga Penyelesaian
R

Perselisihan Hubungan Industrial maka pihak Tergugat diwajibkan untuk


es

membayar hak-hak Penggugat sesuai Pasal 156 ayat (2), (3) dan (4) Undang-
M

ng

on

Halaman 2 dari 16 hal.Put. Nomor 573 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Undang Nomor 13 Tahun 2003 berupa uang pesangon, penghargaan masa

si
kerja serta penggantian hak terdiri dari:
- Cuti Tahunan Yang belum diambil;

ne
ng
- Penggantian perumahan serta pengobatan dan Perawatan;
Bahwa Tergugat harus membayarkan dana pensiun Lembaga Keuangan
(DPLK) Simponi melalui Bank BNI yang dipotong tiap bulan pada upah

do
gu Penggugat;
Bahwa PHK ini belum mempunyai kekuatan hukum tetap maka

In
A
Penggugat berhak atas uang proses sejak bulan November 2015 yang dikalikan
upah perbulan sebesar Rp2.900.000,00 sampai dengan PHK ini mempunyai
ah

lik
kekuatan hukum tetap yang dilaksanakan oleh Tergugat;
Bahwa karena PHK tersebut adalah keinginan Tergugat maka Tergugat
haruslah dihukum untuk membayar kepada Penggugat uang Pesangon sebesar
am

ub
2 (dua) kali dengan rincian sebagai berikut:
- Uang Pesangon 8 Bulan X 2.900.000 X 2 = Rp46.400.000
ep
k

- Uang Penghargaan masa kerja 3 X 2.900.000 = Rp 8.700.000


ah

- Uang Penggantian Hak


R

si
15 % dari uang pesangon dan penghargaan sebesar Rp8.265.000

ne
Uang cuti 24/25 X 2.900.000 Rp2.784.000
ng

TOTAL ------------------------------------------------------ Rp66.149.000

do
gu

(enam puluh enam juta seratus empat puluh sembilan ribu rupiah);
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat mohon kepada
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Gorontalo agar
In
A

memberikan putusan sebagai berikut:


Dalam Pokok Perkara
ah

lik

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;


2. Menyatakan PHK yang dilakukan oleh Tergugat menyalahi ketentuan
m

ub

Undang undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan;


3. Menghukum Tergugat untuk membayar hak-hak Penggugat berupa:
ka

- Uang Pesangon 8 Bulan x 2.900.000 x 2 = Rp46.600.000


ep

- Uang Penghargaan masa kerja 3 x 2.900.000 = Rp8.700.000


ah

- Uang Penggantian Hak


R

es

15 % dari uang pesangon dan penghargaan sebesar Rp8.265.000


M

ng

- Uang cuti 24/25 x 2.900.000 Rp2.784.000


on

Halaman 3 dari 16 hal.Put. Nomor 573 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
TOTAL ------------------------------------------------ Rp66.149.000

si
(enam puluh enam juta seratus empat puluh sembilan ribu rupiah);
4. Menghukum Tergugat untk membayar uang proses sejak bulan November

ne
ng
2015 yang dikalikan upah perbulan sebesar Rp2.900.000,00 sampai dengan
PHK ini mempunyai kekuatan hukum tetap yang dilaksanakan oleh
Tergugat;

do
gu 5. Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh hak-hak Penggugat
sekalipun masih ada upaya hukum kasasi;

In
A
Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil
adilnya (Ex aequo et bono);
ah

lik
Bahwa, terhadap gugatan tersebut di atas, Tergugat mengajukan eksepsi
yang pada pokoknya sebagai berikut:
1. Gugatan Penggugat Kabur (obscur libel):
am

ub
Bahwa sebagaimana diuraikan dalam gugatan Penggugat, yang
dijadikan dasar dan alasan Penggugat mengajukan gugatan adalah
ep
pemutusan hubungan kerja yang dilakukan secara sepihak oleh Tergugat ;
k

Bahwa terkait dengan pemutusan hubungan kerja secara sepihak


ah

dimaksud diatur dalam ketentuan Pasal 151 Undang-Undang Nomor 13


R

si
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang pada pokoknya menyatakan :
Pasal 151

ne
ng

(1) Pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh, dan


pemerintah, dengan segala upaya harus mengusahakan agar jangan

do
gu

terjadi pemutusan hubungan kerja;


(2) Dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapi pemutusan hubungan
kerja tidak dapat dihindari, maka maksud pemutusan hubungan kerja
In
A

wajib dirundingkan oleh pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh


atau dengan pekerja/ buruh apabila pekerja/buruh yang bersangkutan
ah

lik

tidak menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh;


(3) Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) benar-
m

ub

benar tidak menghasilkan persetujuan, pengusaha hanya dapat


memutuskan hubungan kerja dengan pekerja/buruh setelah
ka

memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan


ep

hubungan industrial.
ah

Bahwa secara hukum, konsekuensi apabila terjadi pemutusan


R

hubungan kerja yang tidak sesuai dan tidak sejalan dengan ketentuan
es

Pasal 151 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013 Tentang


M

ng

on

Halaman 4 dari 16 hal.Put. Nomor 573 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Ketenagakerjaan, maka berlaku ketentuan Pasal 155, yang pada pokoknya

si
menyatakan:
Pasal 155

ne
ng
(1) Pemutusan hubungan kerja tanpa penetapan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 151 ayat (3) batal demi hukum;
(2) Selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan

do
gu industrial belum ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/ buruh
harus tetap melaksanakan segala kewajibannya;

In
A
(3) Pengusaha dapat melakukan penyimpangan terhadap ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berupa tindakan skorsing
ah

lik
kepada pekerja/buruh yang sedang dalam proses pemutusan hubungan
kerja dengan tetap wajib membayar upah beserta hak-hak lainnya yang
biasa diterima pekerja/buruh;
am

ub
Bahwa konsekuensi hukum apabila terjadi pemutusan hubungan kerja
yang tidak memenuhi ketentuan Pasal 151 ayat (3), maka berlaku ketentuan
ep
Pasal 170 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013 tentangKetenagakerjaan,
k

yang pada pokoknya menyatakan:


ah

Pasal 170
R

si
Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan tidak memenuhi kententuan
Pasal 151 ayat (3) dan Pasal 168, Pasal 160 ayat (3), Pasal 162, dan Pasal

ne
ng

169 batal demi hukum dan pengusaha wajib mempekerjakan pekerja/ buruh
yang bersangkutan serta membayar seluruh upah dan hak yang seharusnya

do
gu

diterima.
Bahwa terhadap ketentuan hukum sebagaimana dimaksud diatas,
sejalan dengan rekomendasi/kesimpulan Mediator Dinas Sosial dan Tenaga
In
A

Kerja Pemerintah Kota Gorontalo;


Bahwa namun demikian, didalam gugatan Penggugat pada halaman 2,
ah

lik

posita point 12 dan point 15, serta dalam petitum point 3, Penggugat
menuntut dan meminta adanya pemenuhan uang pesangon, penghargaan
m

ub

masa kerja serta penggantian hak sebagaimana dimaksud dalam ketentuan


Pasal 156 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) Undang-Undang No. 13 Tahun
ka

2003 Tentang Ketenagakerjaan;


ep

Bahwa berdasarkan ketentuan hukum dan peraturan perundang-


ah

undangan yang berlaku, maka gugatan Penggugat sebagaimana dimaksud


R

adalah gugatan yang tidak jelas/kabur (obscur libel);


es

Bahwa apabila benar, Tergugat telah melakukan pemutusan hubungan


M

ng

kerja secara sepihak sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 151


on

Halaman 5 dari 16 hal.Put. Nomor 573 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, maka secara hukum Tergugat

si
harus tunduk dan patuh terhadap ketentuan Pasal 155 dan Pasal 170
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, BUKAN ketentuan Pasal 156 ayat

ne
ng
(2), ayat (3), dan ayat (4) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan;
Bahwa demikian, oleh karena gugatan Penggugat adalah kabur/tidak

do
gu jelas (obscur libel), maka secara hukum gugatan Penggugat haruslah
ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima;

In
A
Bahwa, terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Gorontalo telah memberikan putusan Nomor 21/Pdt.Sus-
ah

lik
PHI/2016/PN.GTO., tanggal 13 Desember 2016 yang amarnya sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI
Menolak eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;
am

ub
DALAM POKOK PERKARA
1. Mengabulkan gugatan Penggugat Untuk sebagian;
ep
2. Menyatakan Tergugat telah melakukan perbuatan yang bertentangan
k

dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003;


ah

3. Menyatakan putus hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat


R

si
karena PHK sejak putusan ini dibacakan;
4. Menghukum Tergugat untuk membayar kompensasi pesangon sebagai

ne
ng

akibat dari pemutusan hubungan kerja kepada Penggugat secara tunai


dengan perincian sebagai berikut:

do
gu

- Uang Pesangon 8 Bulan x Rp2.900.000 = Rp23.200.000,00


- Uang Penghargaan masa kerja 3 x Rp. 2.900.000 = Rp. 8.700.000,00
- Uang Penggantian Hak
In
A

- 15 % dari uang pesangon Rp. 3.480.000,00


- Uang cuti 12/25 X 2.900.000 Rp. 1.392.000,00
ah

lik

TOTAL ------------------------------------------------------ Rp36.772.000,00


(tiga puluh enam juta tujuh ratus tujuh puluh dua ribu rupiah);
m

ub

Hak-hak lainnya yang menjadi hak Penggugat :


- Upah Proses
ka

7 bulan x Rp. 2.900.000,00 Rp20.300.000,00


ep

Total Keseluruhan Rp57.072.000,00


(lima puluh tujuh juta tujuh puluh dua ribu rupiah);
ah

5. Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya;


es

6. Membebankan biaya perkara yang timbul dari perkara ini kepada Negara;
M

ng

on

Halaman 6 dari 16 hal.Put. Nomor 573 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada

si
Pengadilan Negeri Gorontalo tersebut telah diberitahukan kepada Tergugat
pada tanggal 17 Februari 2016, terhadap putusan tersebut, Tergugat melalui

ne
ng
kuasanya berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 22 Desember 2016
mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 27 Desember 2016 sebagaimana
ternyata dari Akta Permohonan Kasasi Nomor 13/Kas/2016/PHI.PN.Gto., yang

do
gu dibuat oleh Panitera Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
Gorontalo, permohonan tersebut diikuti dengan memori kasasi yang diterima di

In
A
Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
Gorontalo pada tanggal 27 Desember 2016;
ah

lik
Bahwa memori kasasi telah disampaikan kepada Penggugat pada
tanggal 6 Januari 2017 kemudian Penggugat mengajukan kontra memori
kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada
am

ub
Pengadilan Negeri Gorontalo pada tanggal 18 Januari 2017;
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta keberatan-
ep
keberatannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama,
k

diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam
ah

undang-undang, sehingga permohonan kasasi tersebut secara formal dapat


R

si
diterima;
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh

ne
ng

Pemohon Kasasi dalam memori kasasinya adalah:


1. Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam memeriksa dan memutus perkara

do
gu

a quo telah melebihi tenggang waktu 50 (lima puluh) Hari Kerja


sebagaimana disyaratkan dalam ketentuan Pasal 103 Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesiaan Perselisihan Hubungan
In
A

Industrial:
Bahwa di dalam pemeriksaan perkara a quo, berdasarkan Surat
ah

lik

Penetapan Ketua Majelis Nomor 21/Pdt.Sus-PHI/2016/PN.GTO., tertanggal


21 September 2016 tentang Penetapan Hari Sidang dan Relaas Panggilan
m

ub

Kepada Tergugat Nomor 21/Pdt.Sus-PHI/2016 PN.GTO., tertanggal 23


September 2016, sidang pertama pemeriksaan perkara a quo adalah
ka

tanggal 29 September 2016;


ep

Bahwa pada persidangan pertama pada tanggal 29 September 2016


ah

dimaksud, pada persidangan yang dinyatakan terbuka untuk umum oleh


R

Majelis Hakim, dari pihak Pemohon Kasasi/semula Tergugat telah hadir


es

dalam persidangan dimaksud, yaitu Saudara Erwin selaku Manager dari


M

ng

Pemohon Kasasi/semula Tergugat;


on

Halaman 7 dari 16 hal.Put. Nomor 573 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa setelah menjalani proses pemeriksaan dipersidangan terhitung

si
sejak sidang pertama pada tanggal 29 September 2016, pada tanggal 13
Desember 2016 perkara a quo telah diputus oleh Majelis Hakim Pengadilan

ne
ng
Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Gorontalo;
Bahwa tenggang waktu pemeriksaan perkara aquo, secara terang dan
jelas melebihi tenggang waktu yang disyaratkan oleh ketentuan Pasal 103

do
gu Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial, yaitu 50 (lima puluh) hari kerja. Adapun ketentuan

In
A
Pasal 103 dimaksud dapat dikutip sebagai berikut:
Pasal 103.
ah

lik
Majelis Hakim wajib memberikan putusan penyelesaian perselisihan
hubungan industrial dalam waktu selambat-lambatnya 50 (lima puluh) hari
kerja terhitung sejak sidang pertama;
am

ub
Bahwa dengan demikian, berdasarkan ketentuan hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, putusan perkara aquo bertentangan
ep
dan tidak sesuai dengan Pasal 103 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004
k

tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial karena melebihi


ah

tenggang waktu 50 (lima puluh) hari kerja, oleh karenanya putusan dalam
R

si
perkara a quo haruslah dinyatakan tidak sah dan atau batal demi hukum;
2. Putusan Majelis Hakim Tidak Sesuai Dan Bertentangan Dengan Ketentuan

ne
ng

Pasal 151, Pasal 155 dan Pasal 170 Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan.

do
gu

Bahwa perkara a quo adalah perkara mengenai sah atau tidaknya


pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh Pemohon Kasasi/semula
Tergugat kepada Termohon Kasasi/semula Penggugat;
In
A

Bahwa akibat hukum terhadap pemutusan hubungan kerja yang


dinyatakan tidak sah dan atau tidak sesuai dengan ketentuan hukum dan
ah

lik

peraturan perundang-undangan yang berlaku atau pemutusan hubungan


kerja yang tidak memenuhi syarat ketentuan Pasal 151 Undang-Undang
m

ub

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, adalah batal demi hukum


dan selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan
ka

industrial belum ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/ buruh harus


ep

tetap melaksanakan segala kewajibannya;


ah

Pasal 151
R

(1) Pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh, dan


es

pemerintah, dengan segala upaya harus mengusahakan agar jangan


M

ng

terjadi pemutusan hubungan kerja;


on

Halaman 8 dari 16 hal.Put. Nomor 573 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(2) Dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapi pemutusan hubungan

si
kerja tidak dapat dihindari, maka maksud pemutusan hubungan kerja
wajib dirundingkan oleh pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh

ne
ng
atau dengan pekerja/buruh apabila pekerja/buruh yang bersangkutan
tidak menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh;
(3) Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) benar-

do
gu benar tidak menghasilkan persetu-juan, pengusaha hanya dapat
memutuskan hubungan kerja dengan pekerja/buruh setelah

In
A
memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan
hubungan industrial;
ah

lik
Bahwa Pasal 155 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan menyatakan hal hal sebagai berikut:
Pasal 155
am

ub
(1) Pemutusan hubungan kerja tanpa penetapan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 151 ayat (3) batal demi hukum;
ep
(2) Selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial
k

belum ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap


ah

melaksanakan segala kewajibannya;


R

si
(3) Pengusaha dapat melakukan penyimpangan terhadap ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berupa tindakan skorsing

ne
ng

kepada pekerja/buruh yang sedang dalam proses pemutusan hubungan


kerja dengan tetap wajib membayar upah beserta hak-hak lainnya yang

do
gu

biasa diterima pekerja/buruh;


Bahwa konsekuensi hukum apabila terjadi pemutusan hubungan kerja
yang tidak memenuhi ketentuan Pasal 151 ayat (3), maka berlaku ketentuan
In
A

Pasal 170 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan, yang pada pokoknya menyatakan:
ah

lik

Pasal 170
Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan tidak memenuhi kententuan
m

ub

Pasal 151 ayat (3) dan Pasal 168, Pasal 160 ayat (3), Pasal 162, dan Pasal
169 batal demi hukum dan pengusaha wajib mempekerjakan pekerja/ buruh
ka

yang bersangkutan serta membayar seluruh upah dan hak yang seharusnya
ep

diterima;
ah

Bahwa namun demikian, didalam amar putusan perkara a quo, Majelis


R

Hakim tingkat pertama justru sama sekali tidak memberikan putusan sah
es

atau tidaknya pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh Pemohon


M

ng

Kasasi/semula Tergugat kepada Termohon Kasasi/semula Penggugat;


on

Halaman 9 dari 16 hal.Put. Nomor 573 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa berdasarkan ketentuan hukum dan peraturan perundang-

si
undangan yang berlaku, serta didukung fakta hukum yang ada, Majelis
Hakim tingkat pertama telah salah dalam menerapkan hukum terutama

ne
ng
terhadap ketentuan Pasal 151, Pasal 155 dan Pasal 170 Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
Bahwa dengan demikian, oleh karena putusan Majelis Hakim tingkat

do
gu pertama dalam perkara a quo telah salah dalam penerapan hukum, maka
putusan perkara a quo harus dibatalkan;

In
A
Bahwa sesuai dengan ketentuan hukum, terutama Pasal 155 Undang-
Undang Nomor 170 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pemutusan
ah

lik
hubungan kerja tanpa penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151
ayat (3) batal demi hukum dan selama putusan lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial belum ditetapkan, baik pengusaha maupun
am

ub
pekerja/buruh harus tetap melaksanakan segala kewajibannya;
Bahwa fakta hukum yang terungkap dipersidangan, terhitung sejak bulan
ep
Oktober 2015, Termohon Kasasi/semula Tergugat sudah tidak
k

melaksanakan kewajibannya sebagai karyawan pada perusahaan Pemohon


ah

Kasasi/semula Tergugat tanpa ada alasan dan atau keterangan yang dapat
R

si
dipertanggungjawabkan secara hukum;
Bahwa dengan demikian, terbukti secara hukum bahwa tidak ada hak

ne
ng

bagi Termohon Kasasi/semula Penggugat atas upah selama proses, baik


sebelum perkara a quo diperiksa di Pengadilan Hubungan Industrial pada

do
gu

Pengadilan Negeri Gorontalo ataupun setelah perkara a quo diperiksa di


Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Gorontalo;
Bahwa sesuai dengan ketentuan hukum, terutama Pasal 170 Undang-
In
A

Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pemutusan


hubungan kerja yang dilakukan tidak memenuhi kententuan Pasal 151 ayat
ah

lik

(3) dan Pasal 168, Pasal 160 ayat (3), Pasal 162, dan Pasal 169 batal demi
hukum dan pengusaha wajib mempekerjakan pekerja/buruh yang
m

ub

bersangkutan serta membayar seluruh upah dan hak yang seharusnya


diterima;
ka

Bahwa didalam perkara a quo, secara hukum apabila pemutusan


ep

hubungan kerja yang dilakukan oleh Pemohon Kasasi/semula Tergugat


ah

adalah tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 151 ayat (3) dan Pasal 168,
R

Pasal 160 ayat (3), Pasal 162 dan Pasal 169 adalah batal demi hukum dan
es

Pengusaha (Pemohon Kasasi/semula Tergugat) wajib mempekerjakan


M

ng

on

Halaman 10 dari 16 hal.Put. Nomor 573 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pekerja/buruh (Termohon Kasasi/semula Penggugat) yang bersangkutan

si
serta membayar seluruh upah dan hak yang seharusnya diterima;
Bahwa yang terjadi dalam perkara a quo justru berbeda dan

ne
ng
bertentangan dengan ketentuan Pasal 170, Majelis Hakim tingkat pertama
justru menghukum dan memerintahkan kepada Pemohon Kasasi/semula
Tergugat untuk membayar uang pesangon, hak-hak yang belum

do
gu terbayarkan serta uang selama proses;
Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut di atas, terang dan jelas

In
A
bahwa Majelis Hakim tingkat pertama telah salah dalam menerapkan
ketentuan Pasal 151, Pasal 155 dan Pasal 170 Undang-Undang Nomor 13
ah

lik
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
Bahwa oleh karena Majelis Hakim tingkat pertama dalam perkara a quo
telah salah dalam menerapkan hukum, terutama ketentuan Pasal 151,
am

ub
Pasal 155 dan Pasal 170 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, maka putusan dalam perkara aquo haruslah dibatalkan;
ep
3. Majelis Hakim Telah Salah Menerapkan Hukum Pembuktian.
k

Bahwa Pemohon Kasasi/semula Tergugat sebagaimana dalam


ah

jawabannya, menyangkal dan tidak sependapat dengan keseluruhan dalil-


R

si
dalil Termohon Kasasi/semula Tergugat;
Bahwa berdasarkan dalil dan jawaban dari Pemohon Kasasi/ semula

ne
ng

Tergugat dimaksud, pertimbangan Majelis Hakim tingkat pertama yang


menyatakan bahwa Pemohon Kasasi/ semula Tergugat telah mengakui atau

do
gu

setidak-tidaknya tidak menyangkal atas dalil yang disampaikan oleh


Termohon Kasasi/semula Penggugat, adalah TIDAK BENAR;
Bahwa Majelis Hakim tingkat pertama, didalam pemeriksaan perkara
In
A

a quo tidak mempertimbangkan fakta-fakta hukum yang terungkap di


persidangan, terutama bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/
ah

lik

semula Tergugat. Hal mana dapat dilihat dalam pertimbangan hukum


Majelis Hakim tingkat pertama yang sama sekali tidak mempertimbangkan
m

ub

bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/semula Tergugat;


Bahwa bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/ semula
ka

Tergugat adalah sebagai berikut:


ep

- Bukti T.1 : Surat Pernyataan Sdr. Rustam Bantulu tertanggal 08 Juni


ah

2015;
R

- Bukti T.2 : Surat Tanda Penerimaan Laporan Polisi Nomor: STPLP/ 23/I/
es

2016/SPKT/RES-GTLO KOTA tertanggal 13 Januari 2016;


M

ng

on

Halaman 11 dari 16 hal.Put. Nomor 573 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bukti T.3 : Perhitungan hak dan kewajiban Sdr. Rustam Bantulu kepada

si
Koperasi Nusantara efektif PHK tanggal 5 Oktober 2015;
- Bukti T.4 : Rekap Selisih Terima Bersih S/d Juni 2015 KCP Gorontalo

ne
ng
tertanggal 09 Juni 2015;
- Bukti T.5 : Bukti Transfer Dana kepada Sdr. Rustam Bantulu sebesar
Rp2.431.113,00 tertanggal 25 Mei 2016;

do
gu - Bukti T.6 : Tanda Terima Buku DPLK atas nama Rustam Bantulu
tertanggal 28 September 2016;

In
A
- Bukti T.7 : Surat elektronik (email) dari Sdr. Rustam Bantulu kepada
Arifin Kusumah (Koperasi Nusantara) tertanggal 19 April
ah

lik
2016 perihal persetujuan atas perhitungan gaji yang diberikan
kepada Sdr. Rustam Bantulu;
Bahwa dari bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/semula
am

ub
Tergugat, didapati fakta hukum sebagai berikut:
- Bahwa Termohon Kasasi/semula Penggugat telah melakukan kesalahan
ep
berat sebagai karyawan Termohon Kasasi/semula Penggugat;
k

- Bahwa Pemohon Kasasi/semula Tergugat dengan itikad baik telah


ah

membicarakan persoalan antara Pemohon Kasasi/semula Tergugat


R

si
dengan Termohon Kasasi/semula Penggugat, terbukti Pemohon Kasasi/

ne
semula Tergugat telah memberikan segala sesuatunya yang menjadi hak
ng

dari Termohon Kasasi/semula Penggugat;


- Bahwa Pemohon Kasasi/semula Tergugat tidak melakukan upaya hukum

do
gu

yang lebih tegas/laporan polisi atas dugaan tindak pidana terhadap diri
Termohon Kasasi/semula Penggugat, namun demikian hanya pimpinan
In
A

dari Termohon Kasasi/semula Penggugat yang dilaporkan ke Kepolisian


atas dugaan tindak pidana, hal mana terbukti sebagaimana dalam Bukti
T. 1 dan Bukti T. 2;
ah

lik

- Bahwa Pemohon Kasasi/semula Tergugat ataa dasar kesepakatan (Bukti


T. 7), telah memberikan hak-hak Termohon Kasasi/semula Penggugat
m

ub

(Bukti 4, Bukti T. 5 dan Bukti T. 6);


- Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum sebagaimana dimaksud diatas,
ka

ep

senyatanya antara Pemohon Kasasi/semula Tergugat dengan Termohon


Kasasi/semula Penggugat sudah tidak ada selisih paham baik mengenai
ah

pemutusan hubungan kerja ataupun mengenai hak dan kewajiban antara


R

Pemohon Kasasi/semula Tergugat dengan Termohon Kasasi/semula


es
M

Penggugat;
ng

on

Halaman 12 dari 16 hal.Put. Nomor 573 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa Majelis Hakim tingkat pertama telah salah menilai dan

si
mempertimbangkan keterangan 1 (satu) orang saksi yang diajukan oleh
Termohon Kasasi/semula Penggugat;

ne
ng
Bahwa terhadap keterangan 1 (satu) orang saksi yang diajukan oleh
Termohon Kasasi/semula Tergugat, Pemohon Kasasi/semula Tergugat
membantah keseluruhan keterangan yang disampaikan di dalam

do
gu persidangan.
Bahwa secara hukum, kesaksian 1 (satu) orang saksi adalah bukan

In
A
kesaksian, terlebih kesaksian dari 1 (satu) orang saksi dimaksud hanya
berdadarkan keterangan dan atau cerita yang didengan oleh saksi dari
ah

lik
Termohon Kasasi/semula Penggugat, bukan atas dasar pengetahuan yang
dilihat dan didengar secara langsung oleh saksi;
Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut di atas, secara hukum
am

ub
kesaksian dari 1 (satu) orang saksi dimaksud tidak bisa dipertimbangkan
oleh Majelis Hakim tingkat pertama dalam memeriksa dan memutus perkara
ep
a quo;
k

Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut, Mahkamah


ah

Agung berpendapat:
R

si
Bahwa alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena setelah
meneliti secara saksama alasan-alasan memori kasasi tanggal 27 Desember

ne
ng

2016 dan kontra memori kasasi tanggal 17 Januari 2017 dihubungkan dengan
pertimbangan Judex Facti dalam hal ini Pengadilan Hubungan Industrial pada

do
gu

Pengadilan Negeri Gorontalo tidak bertentangan dengan hukum dan dalam


undang-undang;
Bahwa mengenai Putusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap Termohon
In
A

Kasasi/Penggugat telah sesuai, karena Termohon Kasasi/Penggugat menerima


uang hasil pemotongan pencairan kredit yang dilakukan oleh Kepala Cabang
ah

lik

Gorontalo dan tidak melaporkan adanya pelanggaran di Kantor Cabang


Gorontalo, namun demikian Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan
m

ub

oleh Pemohon Kasasi/Tergugat telah bertentangan dengan Pasal 161 (3), maka
adil untuk memberikan hak-hak kepada Termohon Kasasi/Penggugat sesuai
ka

amar Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri


ep

Gorontalo;
ah

Bahwa namun demikian Putusan Judex Facti dalam hal ini Putusan
R

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Gorontalo tersebut


es

perlu dilakukan perbaikan, khususnya mengenai perhitungan upah proses


M

ng

Termohon Kasasi/Penggugat selama proses Pemutusan Hubungan Kerja


on

Halaman 13 dari 16 hal.Put. Nomor 573 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(PHK), yaitu dari 7 (tujuh bulan) bulan menjadi 6 (enam) bulan, karena sesuai

si
dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia bahwa upah
proses maksimal adalah 6 (enam) bulan;

ne
ng
Bahwa perhitungan hak upah proses, adalah:
- 6 bulan x Rp2.900.00,00 = Rp17.400.000,00
(tujuh belas juta empat ratus ribu rupiah);

do
gu Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata
bahwa Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri

In
A
Gorontalo dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau
undang-undang, sehingga permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon
ah

lik
Kasasi: Pimpinan Koperasi Nusantara, tersebut harus ditolak dengan
perbaikan;
Menimbang, bahwa oleh karena nilai gugatan dalam perkara ini di bawah
am

ub
Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) sebagaimana ditentukan
dalam Pasal 58 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004, maka biaya perkara
ep
dibebankan kepada Negara;
k

Memperhatikan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


ah

Ketenagakerjaan, Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian


R

si
Perselisihan Hubungan Industrial, Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang

ne
ng

Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang Undang


Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 3

do
gu

Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;


M E N G A D I L I:
In
1. Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi PIMPINAN KOPERASI
A

NUSANTARA, tersebut;
2. Memperbaiki amar putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada
ah

lik

Pengadilan Negeri Gorontalo Nomor 21/Pdt.Sus-PHI/2016/PN GTO., tanggal


13 Desember 2016 sehingga amar selengkapnya sebagai berikut:
m

ub

DALAM EKSEPSI
- Menolak eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;
ka

DALAM POKOK PERKARA


ep

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;


ah

2. Menyatakan Tergugat telah melakukan perbuatan yang bertentangan


R

dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003;


es
M

3. Menyatakan putus hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat


ng

karena PHK sejak putusan ini dibacakan;


on

Halaman 14 dari 16 hal.Put. Nomor 573 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Menghukum Tergugat untuk membayar kompensasi pesangon sebagai

si
akibat dari pemutusan hubungan kerja kepada Penggugat secara tunai
dengan perincian sebagai berikut:

ne
ng
- Uang Pesangon 8 Bulan x Rp2.900.000 = Rp23.200.000,00
- Uang Penghargaan masa kerja 3 x Rp2.900.000 = Rp. 8.700.000,00
- Uang Penggantian Hak

do
gu 15 dari uang pesangon Rp. 3.480.000,00
- Uang cuti 12/25 X 2.900.000 Rp. 1.392.000,00

In
A
TOTAL -------------------------------------------------- Rp 36.772.000,00
(tiga puluh enam juta tujuh ratus tujuh puluh dua ribu rupiah);
ah

lik
Hak-hak lainnya yang menjadi hak Penggugat :
- Upah Proses
6 bulan x Rp2.900.000,00 Rp17.400.000,00
am

ub
Total Keseluruhan Rp54.172.000,00
(lima puluh empat juta seratus tujuh puluh dua ribu rupiah);
ep
k

5. Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya;


ah

6. Membebankan biaya perkara pada tingkat kasasi ini kepada Negara;


R
Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada

si
hari Kamis, tanggal tanggal 8 Juni 2017 oleh Dr. Ibrahim S.H., M.H., LL.M.,

ne
ng

Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua
Majelis, H. Dwi Tjahyo Soewarsono, S.H., M.H. dan Dr. Fauzan, S.H., M.H.,
Hakim-Hakim Ad Hoc PHI, masing-masing sebagai Anggota, putusan tersebut

do
gu

diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua
Majelis dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota dan Ayumi Susriani, S.H.,
In
A

M.H., Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh para Pihak.


ah

Hakim-Hakim Anggota: Tt Ketua Majelis,


lik

d. ttd / . ttd /
H. Dwi Tjahyo Soewarsono, S.H., M.H. Dr. Ibrahim S.H., M.H., LL.M.
m

ub

ttd /
Dr. Fauzan, S.H., M.H.
ka

ep
ah

es
M

ng

on

Halaman 15 dari 16 hal.Put. Nomor 573 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Panitera Pengganti,

si
ttd/
Ayumi Susriani, S.H., M.H.

ne
ng
Untuk Salinan :
Mahkamah Agung RI

do
gu Atas nama Panitera,
Panitera Muda Perdata Khusus,

In
A
ah

lik
RAHMI MULYATI, SH.MH
NIP. 195912071985122002
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on

Halaman 16 dari 16 hal.Put. Nomor 573 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Anda mungkin juga menyukai