Kalimantan Tengah
Tari Giring-Giring Tari Adat Tradisional Dari Kalimantan Tengah - Sumber : Pinterest
Tari Adat Tradisional Dari Kalimantan Tengah – Tari adat merupakan salah
satu kesenian daerah yang menjadi warisan budaya setempat. Banyak provinsi
di Indonesia yang masih menjunjung tinggi adat istiadat dan nilai-nilai budaya
yang tertuang dalam tarian mereka.
Salah satu contohnya adalah Provinsi Kalimantan Tengah yang ber ibukota di
Kota Palangkaraya. Kalimantan Tengah memiliki pengaruh budaya yang kuat
dari Suku Dayak. Karena hal tersebut, provinsi ini memiliki berbagai macam jenis
tarian adat yang menarik.
6 Tari Adat Tradisional dari Kalimantan
Tengah:
Tari Kinyah Mandau, Tari Adat Tradisional Dari Kalimantan Tengah – Sumber : merahputih.com
Tari Kinyah Mandau merupakan salah satu Tari Adat Tradisional Dari Kalimantan
Tengah yang menampilkan unsur seni bela diri, seni perang, dan seni teatrikal.
Saat ini tari adat Kinyah Mandau telah berkembang sebagai tarian adat dari
Suku Dayak dan digunakan untuk tujuan melestarikan ciri khas kesenian
tradisional sebagai suatu kekayaan warisan budaya leluhur mereka
Nama Kinyah Mandau sendiri diambil dari kata kinyah yang berarti tarian perang
dan menggunakan mandau sebagai senjatanya. Awal dari tarian ini adalah
berasal dari tradisi Suku Dayak jaman dahulu yang di sebut dengan kinyah, yang
merupakan tarian perang sebagai persiapan untuk membunuh dan memburu
kepala musuh.
Peserta dalam tari adat ini bercampur antara laki-laki dan perempuan dan
kostum yang digunakan adalah pakaian khas Suku Dayak dengan ikat kepala
yang dihiasi bulu burung Enggang. Musik yang digunakan untuk menyertai tarian
adalah kolaborasi dari musik tradisional khas Suku Dayak yang beritme tinggi
dan gesit.
Jenis tarian adat ini sering dipertunjukkan dalam acara penyambutan tamu-tamu
penting, festival budaya tingkat lokal maupun mancanegara.
Tari Balean Dadas, Tari Adat Tradisional Dari Kalimantan Tengah – Sumber
: infopublik.id
Tari Adat Tradisional Dari Kalimantan Tengah selanjutnya adalah Tari adat
Balean Dadas. Tari adat ini merupakan salah tarian yang berasal dari
masyarakat Dayak Man’nyan di Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito
Selatan, Kalimantan Tengah.
Tarian ini biasanya dilakukan untuk meminta kesembuhan kepada Tuhan Yang
Maha Esa bagi mereka yang menderika suatu penyakit. Balean Dadas sendiri
berasal dari bahasa Kalimantan yang artinya dukun perempuan. Dalam
pelaksanaanya dukun perempuan tersebut akan mengikuti proses tarian dengan
memanjatkan doa. Tarian adat ini pun masih sering dilakukan oleh Suku Dayak
pedalaman.
Karena dunia semakin berkembang, maka tarian adat ini telah dimodifikasi
sehingga mengurangi aura mistisnya. Kini salah satu tarian ada dari Kalimantan
ini ditampilkan dalam acara peresmian, penyambutan tamu, dan festival
kebudayaan.
Kostum yang digunakan oleh penari memiliki variasi warna seperti kuning,
merah, hijau, hitam, dan putih. Di tambah dengan aksesoris seperti kalung taring,
gelang, dan janur. Atribut yang digunakan adalah balanai, lilin, dan damar.
Gerakan dari tari adat Balean Dadas menonjolkan gerakan permohonan agar
diberikan kesembuhan oleh Sang Pencipta.
. Musik yang digunakan dalam tarian ini adalah alat musik tradisional seperti
kangkanung, gerantung, dan gendang. Tari Giring-giring juga menjadi salah satu
Tari Adat Tradisional Dari Kalimantan Tengah yang sering dipentaskan.
4. Tari Manasai
Tari Manasai merupakan tarian yang interaktif karena penari akan mengajak
para tamu yang hadir untuk menari bersama dalam lingkaran. Semakin banyak
yang diajak, maka lingkaran juga akan semakin besar. Koreografi dari tarian adat
ini lemah gemulai menyenangkan dan diiringi oleh lagu tradisional Manasai.
Kostum yang digunakan dalam tarian ini adalah baju adat, penutup kepala yang
dihiasi dengan bulu burung tingang, dan selendang sebagai atribut. Di selendang
akan ada guci yang di beri hiasan seperti dari bambu. Ada pula hiasan lain yang
diikatkan di selendang sebagai properti pendukung yang nantinya akan dikelilingi
oleh para penari saat pertunjukan berlangsung.
5. Tari Kayau
Tari Kayau, Tari Adat Tradisional Dari Kalimantan Tengah – Sumber : bilik-
seni.blogspot.com
Tarian adat Kayau memiliki arti memotong kepala musuh. Alat yang digunakan
untuk mengayau adalah Mandau, yaitu senjata tradisional Suku Dayak.
Mengayau sendiri melambangkan keberanian, ketangguhan, dan kekuasaan
sebagai lambang dari eksistensi suku dari ancaman lawan.
Arti dari tarian adat ini adalah membentengi diri dari musuh sebagai hal positif
dengan simbol pertanggungjawaban sosial serta nilai pendidikan. Properti yang
digunakan dalam tarian ini adalah gong kecil, gong besar, sesajen, mandau,
perisai, dan tombak. Namun pelaksanaan di era kini, kepala manusia telah
digantikan dengan kepala babi.
Tari Tambun dan Bungai, Tari Adat Tradisional Dari Kalimantan Tengah –
Sumber : tarian-indonesia.blogspot.com
Yang terakhir, Tari Adat Tradisional Dari Kalimantan Tengah yang biasa
dipentaskan adalah Tari Tambun dan Bungan. Tari adat ini menceritakan tentang
kepahlawanan Tambun dan Bungai untuk melindungi hasil panen rakyat agar
tidak di rampas oleh musuh. Jenis tarian ini tercipta sebagai rasa terima kasih
atas jasa kepahlawanan mereka.
Tari adat ini biasanya dipentaskan dengan sangat meriah oleh para wanita
dengan pakaian yang seragam. Seiring dengan berkembangnya zaman
beberapa bagian dalam tarian adat ini memang telah banyak dilakukan
modifikasi. Namun, tidak menghilangkan unsur khas utamanya.
Asal Usul dan Sejarah Tari Balean Dadas
Asal Usul dan Sejarah Tari Balean Dadas – merupakan budaya khas suku
Dayak, yang menampilkan atraksi berbahaya. Jadi, beginilah cerita asal
muasalnya. Tari balean dadas (ada yang menulisnya “balian dadas”), menjadi
salah satu budaya tak berbenda di tanah Dayak. Tepatnya di paguyuban suku
Dayak Ma’anyan, Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.
Tari balean dadas mulanya diadakan untuk memohon kesembuhan bagi orang
yang sakit, kepada Tuhannya yang disebut Ranying Hatala Langit. Nama tarian
tersebut berdasarkan prosesi doa memohon kesembuhan yang dipimpin oleh
seorang dukun perempuan atau dalam bahasa Dayak disebut “balean dadas”.
Adegan dalam Tari Balean Dadas – kahyangan.net
Berawal dari wadian dadas suku Dayak Ma’nyan di daerah Barito Timur, yang
merupakan perbatasan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Tepatnya
berlokasi di pedalaman gunung Meratus, Desa Nansarunai. Adanya desakan
dari suku lain, membuat masyarakat primitif ini bermigrasi ke Kecamatan Dusun
Timur, Kabupaten Barito Selatan dan Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur.
Wadian dadas mendapat ilham dari wanita bernama Ineh Ngundri Gunung, untuk
melaksanakan kewajibannya dari Dewa. Ia diminta untuk mengobati seseorang
atau siapapun sesuai perintah Dewa. Dewa mengutus Wadian Pertama, yang
digambarkan dalam wujud elang. Wadian lalu diteruskan pada keturunan-
keturunan selanjutnya.
Tari balean dadas untuk penyembuhan sakit masih bisa dijumpai di masyarakat
suku Dayak pedalaman. Meski demikian, tari balean dadas masih sering
dilakukan di event-event daerah maupun nasional. Sebut saja ulang tahun
daerah (kabupaten/kota, provinsi), penyambutan tamu, peresmian dan
sebagainya.
Bahkan, pada perayaan HUT Kemerdekaan RI tahun 2019 lalu, kontingen Barito
Selatan diundang ke istana negara. Kontingen tersebut menyuguhkan tari balean
dadas di depan tokoh publik dan jutaan pasang mata.
Aturan Main dalam Tari Balean Dadas
Tari Giring-giring – satu lagi keanekaragaman adat dari suku Dayak. Selain
Tari Balean Dadas yang penuh atraksi di HUT RI tahun 2019 lalu Tari giring-
giring menjadi salah satu aset budaya, tepatnya di Pulau Borneo, Kalimantan.
Tari giring-giring ternyata ada banyak bentuk gerakan dalam penampilannya,
serupa tapi tak sama, sesuai ciri khas budaya masing-masing daerah.
Misalnya, tari giring-giring di Kalimantan Tengah dikenal dengan tari Tolang Totai
dan Tari Ganggareng. Berbeda dengan di Kalimantan Timur yang dikenal
dengan Tari Gantar. Cerita pertama dari Suku Taboyan Bawo dan Siang
Murung, yang hidup di pedalaman sungai Barito (witu), meliputi Muara Teweh
sampai puruk cahu. Mereka menyebut tari giring-giring sebagai tari Tolang Totai.
Dari legenda suku Taboyan Bawo mengisahkan, bahwa ada seorang pemuda
desa yang tersesat di goa selama 2 hari 2 malam. Selama itu pula ia mendengar
suara air yang jatuh terdengar ramai seperti bunyi musik. Ketika berhasil keluar
dari goa, ia menyaksikan orang-orang di desanya, ramai menari-nari sambil
menanam padi.
Pemuda itu langsung teringat dengan bunyi-bunyian saat ia terjebak di dalam
goa. Dari situ, ia membuat alat musik bambu (disebutnya tolang totai), yang
dikenal dengan salung. Lain lagi dengan versi suku Dayak Ma’anyan dan Dayak
Lawangan. Mereka hidup di pedalaman selatan, wilayahnya meliputi Buntok
sampai Barito Timur.
Mereka mengenal tari ganggareng, yang diberi nama “Nampak”, artinya tarian
tema perjuangan. Tarian inilah yang menceritakan bagaimana masyarakat desa
yang bersama-sama penuh suka cita menyambut kedatangan para pejuang
Dayak, setelah kembali dari medan perang.
Kini, tarian giring-giring menjadi tarian pergaulan. Yaitu sarana pemersatu atau
menjalin silaturahmi, seperti dalam menyambut tamu hingga penganten dalam
upacara adat pernikahan. Nah, berikut ada beberapa rekam jejak si tarian dari
dayak.
Tahun 2009 silam, tari giring-giring ditampilkan pada ajang The 16th Dubnica
International Folklore Festival Slovakia. Tim Kesenian Indonesia-lah yang
membawa tarian adat Dayak tersebut, bersama beberapa tari suku lain.
Tari giring-giring pada tahun 2013, mendapatkan piagam penghargaan dari Muri
(Museum Rekor-Dunia Indonesia). Tari giring-giring suku Dayak Kotawaringin
Timur, Kalimantan Tengah, memecah rekor dengan peserta (yang menari)
sebanyak 3.944 orang. Kegiatan spektakuler tersebut tercatat pada urutan rekor
ke-5766.
Tari Kayau dari Kalimantan Tengah,
Tarian Melambangkan Keberanian
Untuk masa sekarang, tari ini menjadi bagian dari upacara mengayau dengan
mengorbankan kepala, yaitu kepala mush atau lawan, dan untuk zaman
sekarang, kepala musuh digantikan oleh kepala babi maupun ayam. Kata Kayau
atau mengayau berarti adalah memenggal atau memotong kepala.
Dalam tahapan upacara dalam mengayau, terbagi menjadi tiga tahapan di
antaranya;
Dalam upacara, peralata yang dipergunakan dalam tari kayau adalah tombak,
perisan dan juga mandau. Selain peralatan tersebut, ada peralatan pendukung
seperti gong yang bentuknya besar dan kecil serta sesaji.
Itulah pembahasan Tari Kayau dari Kalimantan Tengah. Bagaimana pun juga,
setiap daerah pun memiliki adat istiadat serta tradisi yang masih dipertahankan
dan dilakukan secara turun temurun.
Tari Manasai dari Kalimantan Tengah,
Tarian Selamat Datang Borneo
Di Kalimantan Tengah ini, masih sangat kental dengan adat istiadat dan menjaga
serta melestarikan nilai-nilai budaya yang ada.
Tari Manasai dari Kalimantan Tengah adalah salah satu tarian yang dikenal
sebagai tari untuk penyambutan tamu yang datang berkunjung ke Kalimantan
Tengah. Sehingga, Tari Manasai bisa disebut dengan tarian selamat datang.
Tari Manasai ini juga digemari semua kalangan. Mulai dari kalangan yang muda
dan yang tua.
Perlengkapan untuk Tari Manasai ini menggunakan baju adat, bahalai atau yang
disebut denga selendang, kain yang dililiti di kepala kemudian di selipkan bulu
burung enggang.
Gerakan Tari Manasai bisa diikuti siapa saja karena memiliki gerakan yang
sederhana.
Gerakan dalam Tari Manasai ini hanya satu langka ke depan, memutar arah,
melangkah mundur tapi agak pendek. Lalu gerakan itu dilakukan berulang
mengikuti irama musik pengiring.
Makin banyak orang yang ikut menari, maka makin besar juga lingkarannya.
Tapi ada variasi gerakan yang dilakukan yaitu lemu lembai yaitu lemah gemulai
dan menggunakan selendang.
Tari Manasai ini juga digemari semua kalangan. Mulai dari kalangan yang muda
dan yang tua.
Perlengkapan untuk Tari Manasai ini menggunakan baju adat, bahalai atau yang
disebut denga selendang, kain yang dililiti di kepala kemudian di selipkan bulu
burung enggang.