Anda di halaman 1dari 22

TRAINING PROGRAM DECEMBER 2009

DASAR PENDINGINAN

PENDAHULUAN

Sistim Pendinginan antara lain digunakan pada :

- Makanan, agar tidak cepat rusak


- Minuman
- Pengkondisian Udara dalam Ruang
- Pengaturan kelembaban

Memindahkan panas pada lemari es/lemari pendingin, adalah sama seperti memindahkan
air dalam suatu perahu yang bocor. Dengan menggunakan sponge/bunga karang untuk
menyerap air setelah itu memerasnya dibagian luar perahu, hal ini dilakukan berulang-
ulang. Pada lemari pendingin sebagai yang dimisalkan air adalah Heat atau panas, dengan
medianya adalah Refrigerant. Pada Evaporator panas diserap oleh Refrigerant cair, saat
terjadi perubahan dari bentuk cair berubah menjadi uap (Vapour). Kemudian Refrigerant
dalam bentuk Vapour dikompres oleh Kompressor ke Condensing disertai tekanan dan
temperature yang tinggi, yang akan menjadi dingin setalah didinginkan di dalam Condenser.
Hal ini akan terjadi berulang-ulang hingga didapat temperature yang dingin.

HEAT / HEAT FLOW

Heat adalah suatu bentuk Energi (tenaga), sangat berkaitan dengan molekul yaitu bagian
terkecil dari suatu substance (benda) yang selalu dalam keadaan bergerak di tempat, bila
temperature dinaikkan pergerakan menjadi makin cepat, menjadi lambat saat temperatur
diturunkan. Bila panasnya diambil keseluruhannya (Absolut Zero), maka gerak molekul akan
total berhenti. Jadi panas adalah mengalir (Heat Flow) arahnya dari bagian yang lebih panas
kebagian yang lebih dinginan, yang terjadi adalah gerakan molekul menjadi lebih perlahan
setelah memberikan sebagian dari Energinya, pada molekul yang bergerak lebih lambat,
dalam artian; molekul dengan gerakan cepat,memperlambat sedangkan molekul dengan
gerakan yang lambat, mempercepat sedikit gerakannya.

Pada substance tertentu, yang seharusnya mempercepat atau memperlambat gerak


molekulnya, malahan terjadi perubahan bentuk (wujud). Perubahan bentuk ini, disebabkan
satu atau beberapa atom di molekul bergeser ke posisi yang berbeda. Atom adalah bagian
terkecil dari substance. Bergesernya atom-atom dari molekul, hingga structure atom
berubah, dapat menyebabkan Vapour berubah ke cair dari es ke cair atau sebaliknya.

1
TRAINING PROGRAM DECEMBER 2009

MENDINGINKAN (MENGAWETKAN) MAKANAN

Mendinginkan, menjadikan bertemperatur lebih rendah, dapat diartikan;


mengambil/mengeluarkan panasnya, sehingga yang tinggal jadi lebih dingin atau cold.

Saat molekul menjadi bergerak lambat, sehingga dicapai kondisi cold, akan melambatkan
pertumbuhan dari bakteri yang ada dalam makanan, sehingga membuat semua organisme
menjadi lebih lembab yang merusak makanan adalah bakteri yang bertumbuh di dalamnya,
jika pertumbuhan dibiarkan akan merusak jaringan, jadi harus dicegah. Hampir semua
makanan mengandung air, jadi harus dipertahankan bertemperatur sedikit di atas titik
bekunya (0°C / 32°F).

Dibekukan secara lambat pada temperature beku, akan menjadi kristal es yang agak besar,
yang akan merusak jaringan, saat dikeluarkan akan cepat menjadi rusak, sama dengan saat
di Defrosts. Dibekukan dengan cepat, pada 0 °F s/d - 15°F ( -18°C s/d – 26°C ) akan
terbentuk kristal yang kecil saja sehingga tidak merusak jaringan, jadi dipertahankan di
bawah 0°F atau – 18°C. Ada perbedaan antara mendinginkan dan membekukan.

TEMPERATURE

Temperatur suatu substance, berarti Heat Level dari substance tersebut. Temperatur
menyatakan ukuran kecepatan gerak molekul.

Heat menyatakan kecepatan gerak molekul dikalikan jumlah atau berat dari molekul-
molekul.

Sebagai contoh : Jika piring tembaga, ringan, berat ± 3 ons, dipanaskan

hingga 327 °C, dibandingkan 5 pounds (5 Lbs) tembaga

dipanaskan hingga 149°C.

Maka : 1. Heat piringan kurang dari tembaga 5 Lbs.


2. Tetapi piringan lebih panas dari tembaga.
3. Juga Heat Level piringan lebih tinggi dari tembaga.
4. Atau heat Intensity lebih besar dari tembaga walaupun Heat
piringan tidak sebanyak tembaga.
( Heat Level = Heat Intensity = Temperatur )
Alat untuk mengukur temperature disebut: thermometer.

Thermometer pada umumnya menggunakan mercury atau alcohol dalam tabung gelas
tertutup yang rapat berexpansi secara uniform (cair) tabung gelas tidak mengembang atau
hanya sedikit jika dibanding cairan mercury/alcohol, yang mengembang sesuai
temperaturnya. Tabung gelas di kalibrasi sesuai skala temperature yang dingin. Dibawah ini
adalah gambar dari; Glass Stem Thermometer.

2
TRAINING PROGRAM DECEMBER 2009

Gambar – 1 : Glass Stem Thermometer

A. : Skala dari Thermometer

B. : Clip / Penjepit

SKALA THERMOMETER

Skala Thermometer yang paling sering dipakai adalah skala Fahrenheit dan skala Celcius
yang disebut juga skala Centigrade, skala Fahrenheit banyak dipakai di USA dan Canada.
Skala Fahrenheit terdiri dari 180 bagian yakni dari temperature beku air hingga
temperature didih air, temperature beku di set pada 32 bagian di atas zero pada skala ini.
Temperatur °F untuk skala ini dicapai dengan memakai campuran es dengan garam. Pada
tekanan udara normal / Atmospheric normal pressure, air membeku atau es mencair pada
30°F dan mendidih pada 212°F ( 180 + 32 = 212 ). Skala Celcius agak lebih kasar dalam
membagi kedalam bagian dari Fahrenheit pada skala Celcius, maka zero (0) diset pada
temperature es mencair sampai dengan titik penguapan dibai kedalam 100 bagian di
atasnya, atau menjadi 100°C sesuai normal Atmospheric Pressure.

Sejak tahun 1964, SI, memakai nama Celcius, menggantikan Centigrade yang dipakai
sebelumnya, untuk menghargai Anders Celcius Astronomer dari Swedia.

SKALA TEMPERATUR ABSOLUTE

Absolut Zero (Nol mutlak) adalah temperature saat gerakan molekul berhenti, inilah
temperature terendah yang mungkin dicapai pada titik ini, sudah tak ada lagi Heat pada
substance. Untuk pengukuran-pengukuran temperature yang sangat rendah, seperti pada
Cryogenics, dipakai skala temperature absolute dari :

1. Fahrenheit Absolut Scale ( FA ), biasa disebut: skala Rankine.


2. Skala Absolute Celcius ( CA ), biasa disebut: skala Kelvin.

Skala Rankins memakai skala yang sama dengan skala Fahrenheit.

Skala Kelvin sama dengan skala Celcius, hanya : 0°F sama = 460°R

0°C sama = 273°K

3
TRAINING PROGRAM DECEMBER 2009

Gambar 2. Thermometer Fahrenheit & Celcius

KONDISI PHYSIC SUBTANCE

Secara alamiah, substance dibagi dalam 3 kondisi, yaitu; padat, cair ,dan gas. Kondisi
substance sangat dipengaruhi oleh; temperatur, tekanan dan kandungan Heatnya.

Contoh : bila tekanan = Atmospheric Pressure = 1.03 Kg/cm² = 14.7 Psi

Maka air : * Dapat berbentuk padat pada Temp.  0°C.

* Dapat berbentuk cair pada Temp. 0°C s/d 100°C.

* Dapat berbentuk Vapour pada Temp.  100°C

PRESSURE / TEKANAN

Beda tekanan yang terjadi pada sistim, merupakan faktor yang penting agar sistim
pendinginan dapat beroperasi. Jadi pressure atau tekanan sangat mempengaruhi sistim.

Tekanan adalah : Gaya (Berat) persatuan luas (Psi / Kg/cm²)

Tekanan udara normal

Disebut Atmospheric Pressure  1 ATM

Ketinggian : Sea Level  14.7 Psi

 1.03 Kg/cm²

4
TRAINING PROGRAM DECEMBER 2009

Tekanan udara akan berkurang bila ketinggian bertambah. Beberapa tekanan dikumpulkan/
dihimpun menjadi Force / gaya.

Force = Luas x Pressure (Force = Weight)

Pascal = Tekanan yang diberikan pada benda cair dalam Ruang terbatas akan

diteruskan ke semua arah dengan nilai sama.

Gambar 3. Mercury Thermometer

Tekanan dapat dinyatakan dalam :

1. Berat per luas : Psi


2. Tinggi kolom cairan dalam : Inches.

Tekanan udara (Sea Level) adalah setinggi kolom


air raksa : 29,92 “ Hg Atau 76 Cm Hg = 1 ATM.

Alat ukur tekanan (Gauge) yang ditera dalam PSI adalah diatas Atmospheric Pressure,
symbol Psig atau juga Psi. Pembacaan pada 0 pada meter adalah tekanan Atmospheric atau
14,7 Psi. Tekanan dibawah 1 ATM, biasa disebut: Partial Vacuum.

Pada skala Rankine / Kevin terdapat tekanan Zero, yang berarti tidak mungkin lagi mengukur
nilai tekanan di bawahnya, karena Perfect Vacuum adalah = 0 Psia.

Jadi : Absolute Pressure = Gauge Pressure + Atmospheric Pressure. Titik didih air yang
dipanaskan di ruang terbatas, dapat berubah-ubah sesuai tekanan yang dikenakan padanya.

5
TRAINING PROGRAM DECEMBER 2009

Air ; 1 LB, Temp. 32°F, dipanaskan sesuai gambar di bawah, akan mendidih pada 212°F bila
tutupnya dibuka, sehingga tekanan dipermukaan air = 29,92“ Hg.

Gambar - 4 : Proses pemanasan air di ruangan yang terbatas

Bila tekanan dinaikkan dari 29,92” Hg dengan jalan menahan penutup seperti pada gambar
5, maka temperature didih air akan ikut naik. Pada tekanan 5 Psig di atas Atmospheric

Pressure temperature didih menjadi 227°F, sebaliknya bila tekanan dikurangi, misalkan
menjadi di bawah Atmospheric pressure yaitu 10” Hg Vacuum, maka temperatur didih air
menjadi 192°F; dan pada tekanan 20” Hg Vacuum, temperature akan turun lagi, menjadi
161°F bila kembali, tekanan diturunkan lagi, maka air akan dapat dipakai sebagai
Refrigerant yaitu mendidih pada temperatur 40°F (tekanan: 29,67”H Vacuum).

Gambar - 5 : Proses pemanasan air di dalam Teko yang tertutup

6
TRAINING PROGRAM DECEMBER 2009

Gambar - 6

Gambar - 7

Gambar di bawah gambar-8 adalah Compound Gauge, dapat mengukur tekanan di atas
Atmospheric Pressure juga dapat mengukur Vacuum. Di atas Atmospheric Pressure dengan
satuan: PSI,

untuk dibawah Atmospheric (Vacuum): “ Hg.Pada skala Gauge ini terlihat nilai Zero, yaitu
tekanan yang sama dengan Atmospheric Pressure.

Gambar -8 : Compound Gauge

7
TRAINING PROGRAM DECEMBER 2009

Table -1 di bawah menunjukkan perbandingan beberapa skala tekanan

PSi Kg / cm² Inches cm.Hg

Gauge Atmosphere Mecury


Absolute Bar*
PSig Vacuum “
PSi a
PSi Hg

105 90 6 6.33

90 75 5 5.27
Positive Pressure

75 60 4 4.21

60 45 3 3.16

45 30 2 2.11

30 15 1 1.05

Atmospheric 15 0 0 0 0 0
Pressure

10 - 5 - .35 10 25.4

5 - 10 - .703 20 50.8
Vacuum

0 - 15 -1 - 1.03 30 76.2

DENSITY & SPECIFIC GRAVITY

Setiap substance mempunyai berat masing-masing, untuk membandingkan dapat


dinyatakan dari density masing-masing substance, juga dapat memakai Specific Gravity.

Density = berat dibagi satuan volume; dalam metric : Kg/m³ ( 18 Kg/m³ = 1 lb/ft³ ), pada
gas atau udara, Density dinyatakan dalam Specific Volume, yaitu Volume : 1 LB udara pada
kondisi standard ( 68°F dan 29,92” Hg ).

Specific Volume Udara : 13,454 ft³; Hydrogen : 178,9 ft³; R – 717 : 21 ft³
Specific Gravity : Ratio berat dengan Volume tertentu, terhadap berat
air dengan Volume yang sama.
Untuk Hydrogen : Terhadap berat Volume yang sama dari Hydrogen air
mempunyai Sp.GP. = 1

Campuran garam dengan air (Brine) mempunyai Sp.G > 1.

8
TRAINING PROGRAM DECEMBER 2009

ENERGI & WORK

Kemampuan melaksanakan kerja, seperti Motor Listrik Supply Energi untuk menjalankan
Kompressor.

Kerja : Berat x Jarak

Dikenal 2 macam Energi yaitu : Energi Potential dan Energi Kinetik

Air di dalam suatu dam, mempunyai kemampuan untuk melaksanakan kerja, bila dialirkan
dan memutar kincir air, selama air di dalam dam, disebut mempunyai Energi Potential, bila
dialirkan dan menjadi bergerak disebut Energi Kinetik.

K.E = ½ MV².  Ft.Lb 

Berat
M = Massa = /32

V = Velocity ( fps )

32 = Percepatan karena gravity

POWER

Melaksanakan kerja dalam satuan waktu, satuan Mechanical Power adalah : HP, Equivalent
dari 33000 Ft.lb (work) per menit bila, dalam hal di atas, mengangkat seberat 2000 lb,
dengan jarak 10’ dan dalam waktu 2 menit, berapa power dalam HP dibutuhkan.

Berat  lb  x Jarak  Ft  20,000


HP = = = 0.3 HP
Waktu  Menit  x 33,000 Ft.Lb/menit 66,000

Metric : Power :  Jam/detik  ………… Jam/detik = Watt

1 HP = 746 W (English)
1 HP = 735,5 W (Metric)

1,01
1 HP English = 1,01 HP Metric 0.3 HP : 0.3 x /1,00 = 0,303 Metric HP

1 Metric HP = Force 75 Kg, dibawa kejarak 1M, dalam waktu 1 detik.


Metric HP = 75 Kg m/detik

9
TRAINING PROGRAM DECEMBER 2009

MENGUKUR PANAS ( SATUAN PANAS )

Agar dibedakan antara Quantity dari panas dan intensity dari panas.

Pengukur Intensity adalah Temperature, bila temperature diturunkan atau heat diambil /
dikeluarkandari suatu substance, diturunkan hinga mencapai temperature absolute zero,
maka heat sudah tidak ada lagi, ditandai dengan semua kegiatan molekul berhenti.Heat
Intensity = Heat level.

Di Padang Pasir saat siang hari, panas dari pasir dikatakan mempunyai quantity panas yang
besar , tetapi heat intensitynya lebih kecil dibanding sebuah lilin yang menyala.

Pada Sistim English : Satuan pengukur quantity panas adalah BTU, British Thermal Unit.
Quantity Of Heat, atau jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikan temperature air
seberat 1 lb, sebesar 1° Fahrenheit.

Gambar - 9

Sedangkan pada Metric Sistim,untuk naik 1°C maka air seberat 1 kg membutuhkan panas
sebesar : 1 kcal. 1kcal = 4.19 kj. Atau : 1calori = jumlah panas yang dibutuhkan untuk naik 1
°C oleh air seberat 1 gram Hubungan antara keduanya : 1 BTU = 252 calories. Jumlah panas
yang diberikan atau diambil adalah sebesar : (Beda temperature x Berat air) BTU.

Contoh :

a. Berat air = 62.4 lb. ( = 1 ft³ ) dipanaskan dari 40 °F sampai dengan 80 °F

Panas yang dibutuhkan ?

BTU = Wt x Δt
= 62,4 x ( 80 - 40 )
= 2496 BTU

b. Berat Air = 50 lb.; didinginkan dari 80 °F sampai dengan 35 °F

BTU = 50 x ( 80 - 35 )
= 2250 BTU

10
TRAINING PROGRAM DECEMBER 2009

c. Berat air 150 gr; dipanaskan dari 10 °C ke 90 °C

cal = 150 x ( 90 – 10 )
= 12000 cal
= 12 kcal

Metric : 1 cal = 4,186 j

1 BTU = 1,06 kj

1 kWH = 3,6 Mj

Gambar - 10

SENSIBLE HEAT

Bila substance dipanaskan dan terjadi kenaikan temperature sebagai akuibat penambahan
panas, maka kenaikan panas ini disebut Sensible Heat, demikian juga bila substance
didinginkan, maka panas yang menyebabkan temperature turun adalah Sensible Heat.

Jadi Sensible Heat adalah panas penyebab terjadinya perubahan temperature pada
substance.

SPECIFIC HEAT

Specific Heat adalah : Jumlah panas yang ditambahkan atau diambil dari suatu substance
agar temperature substance seberat 1 lb berubah 1 °F.

Specific Heat Air = 1

11
TRAINING PROGRAM DECEMBER 2009

SPECIFIC HEAT
NO. MATERIAL
BTU / lb °F
1 Kayu 0.327
2 Air 1
3 Es 0.504
4 Besi 0.129
5 Mercury 0.0333
6 Alcohol 0.615
7 Tembaga 0.095
8 Glass 0.187
9 Batu Bata 0.2
10 Glycerine 0.576
11 R-717, Amonia Clor pada 40 °C 1.1
12 R-744, Carbon Dioxide pada 40 °C 0.6
13 Salt Brine 20 % 0.85
14 R-12 0.213
15 R-22 0.26

Table - 2 : Nilai Specifik Heat beberapa substance yang umum

Dengan Specific Heat dapat ditentukan jumlah panas yang dibutuhkan supaya terjadi
perubahan temperature yang dikehendaki.

Contoh : 40 lb Salt Brine didinginkan dari 60 °F ke 20 °F.

Berapa BTU panas yang dilepaskan ?

BTU = Wt x Sp.Ht. x Δt

= 40 lb x 0.85 BTU/lb oF x 40 °F

= 1360

Pada Tabel Specific Heat di atas, nilai yang tercantum dipakai untuk perhitungan bila tidak
terjadi perubahan wujud. Bila terjadi perubahan wujud, maka dipakai masing – masing nilai
dari substance yang berubah.

LATENT HEAT

Kemampuan dari substance untuk dapat berubah kondisi / wujud dari padat berubah ke
wujud cair, dari cair ke gas, dan sebaliknya, merupakan gejala physic.

Atomnya bergeser karena adanya pemberian / pengambilan panas.

Perubahan wujud terjadi pada kombinasi temperature dan tekanan yang sama (
nilai tidak berubah ).

12
TRAINING PROGRAM DECEMBER 2009

Pada gambar di bawah, penempatan panas 152 BTU ( = 38.27 kcal ) akan menaikan

temperature air seberat 1 lb dari 60 °F ke 212 °F ( = dari 15.56 °C ke 100 °C ).

Pada Atmoshpheric Pressure, bila ditambahkan kembali / dipanaskan kembali, dengan 970,3
BTU baru akan berubah menjadi Vapour, pada temperature 212 °F keseluruhanya.

Gambar -11 : Proses pengukuran panas

Panas yang menyebabkan perubahan wujud, dengan tanpa terjadi perubahan temperature
inilah yang disebut: Panas Latent ( Latent Heat ).

Nilai 970.3 BTU disebut panas penguapan ( Heat of Vapourization, Kalor Uap ).

Jadi dibutuhkan 970.3 BTU untuk menguapkan keseluruhan air seberat 1 lb., dari
temperature air 212 °F ke temperature vapour 212 °F pada tekanan 1 Atm.

Gambar -12 : Proses perubahan wujud

Catatan : 1 BTU = 0.2518 kcal

13
TRAINING PROGRAM DECEMBER 2009

212°

32°

Gambar -13 : Grafik Perubahan Wujud

Berat air = 1 lb.

Tekanan : Atmosphere Pressure dipanaskan dari -40 °F sampai menguap

keseluruhan jumlah panas yang dibutuhkan !

* Dari 0 – A =

BTU = Wt x Sp. Ht. x Δt


= 1 x 0.504 x 72
= ......................................... 36.3

 Dari A – B = 1 x 144 ............................ 144.0


 Dari B – C = 1 x 180 ............................ 180.0
 Dari C – D = 1 x 970 ............................ 970.0 +

Total panas 1330.3 BTU

Dari A ke B : Panas Latent Melt ( pencairan )

Dari B ke A : Panas Latent Fusion ( Peleburan )

14
TRAINING PROGRAM DECEMBER 2009

Latent Heat
Pembekuan
Vaporation /
Material Pencairan
Condensation (BTU /
(BTU / lb)
lb)

Air 144 970,4 pada 212 °F

R-717 ( Amonia ) - 565,0 pada 5 °F

R-502 - 68,96 pada 5 °F

R-40 ( Methyl
- 178,5 pada 5 °F
Chlorida )

R-12 - 68,2 pada 5 °F

R-22 - 93,2 pada 5 °F

Tabel-3 : Nilai Latent Heat, Penguapan / Condensasi

Akan mengambil / mengeluarkan panas lebih besar saat 1 lb air dirubah menjadi 1 lb uap
(Langkah C-D), daripada memanaskan / mendinginkan 1 lb air dengan temperature 32 °F /
212 °F ke temperature 212 °F / 32 °F ( langkah B-C )

Metric : 1 BTU/ lb = 2.326 kj/kg

Panas Latent es = 334 kj/kg

Panas Latent Penguapan Air ( 100 °C ) = 2250 kj/kg

PENGGUNAAN PANAS LATENT

Di dalam bidang pendinginan, Latent Heat adalah sangat penting. Sangat menentukan pada
penentuan bagian pendinginan / temperature pembekuan.

Saat es mencair, temperaturenya tinggal tetap, tak berubah , walaupunmembutuhkan


cukup banyak jumlah panas , saat terjadi perubahan wujud dari es ke air / mencair.

Keadaan mengabsorb panas saat es mencair , digunakan sebagai sumber pendinginan pada
kotak es sejak dahulu.

Mendinginkan minuman dalam botol yang ditaruh kedalam kotak.

Nilai temperature saat substance berubah kondisinya bergantung pada tekananya. Makin
tinggi tekanan makin tinggi juga temperature pada mana substance mengalami perubahan
wujud.

15
TRAINING PROGRAM DECEMBER 2009

Gambar 14. Grafik pengaruh tekanan terhadap titik didih air

Pada athmosperic pressure, air mendidih pada 212° F atau 100 ° C.

Tekanan 24” Hg

Titik A

Titik didih 142°F atau 61 °C

Tekanan dinaikkan ke:

Tekanan 30 Psi

Titik B

Titik didih 272 ° F atau 133 ° C

16
TRAINING PROGRAM DECEMBER 2009

Bila dalam kondisi liquid/cair mendapat tekanan yang rendah, maka akan mendidih pada
temperature yang lebih rendah, dan bila vapour yang dihasilkan dari pendidihan tersebut
ditekan (Dikompress) maka baru akan menjadi cair lagi (Condense) pada temperature yang
tinggi. Demikian yang terjadi pada sistim pendinginan, yaitu cairan Refrigerant dengan
tekanan cukup tinggi masuk ke Evaporator

Di evaporator, dikurangi cukup besar, sehingga titik didihnya turun, mudah berubah menjadi
uap. Pada saat berubah wujud, Refrigerant menyerap panas yang cukup besar, dan
menghasilkan pendinginan.Refrigerant dalam bentuk uap, / vapor, dihisap dan ditekan ke
Condenser oleh Kompressor.

Di Condenser, Refrigerant yang telah menyerap panas saat di Evaporator, melepaskan /


membuang panas hasil penyerapan tersebut keluar ke udara sekeliling.Dengan hilangnya
panas maka Refrigerant berubah kebali menjadi cair ( pada temperatur yang lebih tinggi ).
Demikian siklus terjadi berulang-ulang.

TEMPERATUR DIDIH (oF)

SUBSTANCE TEKANAN ATMOSPHERIC TEKANAN

11.6 " HG PRESSURE 20 Psi

AIR 191 212 230

R-12 -41 -21.7 19

R-717 -40 -27 6

( Amonia )

Tabel-4 : Pengaruh tekanan pada temperature didih

Pada tekanan : Atmospheric Pressure, R-12 mendidih pada: -212 ° F ( -30 ° C )

Diturunkan : 11.6 “ Hg Vacuum, R-12 Mendidih pada -41 ° F ( -40 ° C )

Titik beku Air, juga dipengaruhi tekanan yang dikenakan pada permukaanya.

Dinaikkan : Temperatur titik beku menurun.

Tekanan

Diturunkan : Temperature titik beku naik

17
TRAINING PROGRAM DECEMBER 2009

Gambar 15. Grafik pengaruh tekanan terhadap titik beku air

Tekanan : 1 ATM ( = 14.7 Psi )

Titik : A

Titik beku : 0 ° C ( = 32 ° F )

Bila tekanan dinaikan, maka temperature titik beku akan menurun terus, arah kekiri dari titik
A

DAMPAK PENDINGINAN ES

Didalam bidang industri pendinginan, es, tetap merupakan materi yang penting. Es berubah
menjadi cair pada 32 ° F ( = 0 ° C), dengan tekanan 1 Atm; saat itu terjadi penyerapan panas:
144 BTU / lb.

Specific Heat es: 0.504 BTU / lb; yang berarti: Setiap terjadi perubahan temperature sampai
dengan 32 ° F, maka kemampuan menyerap panas dari es adalah: 0.504 BTU / lb x Δt.

Panas penyerapan es adalah: 144 BTU / lb ; adalah Latent Heat Fusion atau kalor lebur atau
latent Heat of Melting.

18
TRAINING PROGRAM DECEMBER 2009

Contoh Soal:

Es ; seberat 25 lb dipanaskan 57 ° ke 40 ° F

Heat Absorb ?

1. BTU = berat x Sp. Heat x Δt ( es )

= 25 x 0.504 x (32-5)

= 340.2 BTU

2. BTU = Berat x Latent Heat Fusion

= 25 x 144

= 3600 BTU

3. BTU = Berat x Sp. Heat Air x Δt ( es )

= 25 x 1 x (40-32)

= 200 BTU

Total 1,2,3 = 4140.2 BTU

SATUAN PENDINGINAN : TON REFRIGERANT

Pada sistim English untuk menyatakan besarnya jumlah aliran panas yang cukup tinggi,
adalah dengan; Ton Refrigerant ( TR ).

1 TR = Pendinginan sebagai hasil dari mencairnya es seberat 2000 lb dalam waktu

24 Hour.

= 2000 lb x 144 BTU / 24 H

= 288 000 BTU / 24 H

= 12 000 BTU / H

Metrix : 1W = 3.41 BTU /H

1 TR = 3.52 kW

19
TRAINING PROGRAM DECEMBER 2009

AMBIENT TEMPERATURE / TEMPERATUR YANG MENGELILINGI

Ambient Temperature adalah temperatur udara yang mengelilingi suatu alat / peralatan,
antara lain motor, AC, dan lain lain.

Contoh :

Jaminan dari motor, bekerja dengan baik ( efisiensi tinggi ) bila temperatur operasi tidak
melebihi 72 ° F dari ambient.

Berarti temperatur kerja harus di bawah: 72 ° + 72 ° = 144 °F. ( Room Temperature = 72 °F )

Metrik: ( 22 + 40 ) = 62 ° C

ENERGI CONVERTION UNIT

Di dalam bidang pendinginan, terdapat 3 bentuk Energi yang sering digunakan, yaitu:

- Mechanical
- Electrical
- Heat

Walaupun yang paling sering digunakan adalah Heat Energi, tetapi harus dimengerti bahwa
Heat Energi biasanya adalah hasil kombinasi dari Energi Mechanical dan Energi Electrical.
Jadi ketiganya saling terkait.

Energi Electrical membuat motor menghasilkan Energi Mechanical (Tenaga berputar). Energi
ini dipergunakan untuk memutar Compressor, yang menimbulkan tenaga memampatkan
Vapour ke temperature tinggi dan tekanan tinggi, yang berarti menjadi tenaga panas (Heat
Energi).

 ENERGI CONVERTION adalah sebagai berikut:


- Mechanical Ke Heat 1 HP = 2546 BTU/H
778 ft.lb ( pound force.foot ) = 1 BTU

- Mechanical Ke Electrical 1 HP = 746 W


- Electrical KE Mechanical 746 W = 1 HP
- Electrical Ke Heat` 1W = 3.4 BTU/H
- Heat Ke Mechanical 2546 BTU/H = 1 HP
- Heat Ke Electrical 1 BTU/H = 0.293 W
 METRIK :
- 1 ft.lb = 13 825.5 gcm
- 1 ft.lb/sec = 13 825.5 gcm/sec
- 1 HP = 2 511.3 BTU / H
= 746 W

20
TRAINING PROGRAM DECEMBER 2009

HEAT TRANSFER

Heat adalah suatu bentuk Energi, tidak dapat dihilangkan, hanya dapat dipindahkan
( transfer ). Dari satu substance ke lainya.

Cara berpindah Heat :

 Konduksi ( Conduction )
 Konveksi ( Convection )
 Radiasi ( Radiation )

1. Conduction
Panas berpindah karena terjadi aliran panas dari satu bagian substance ke bagian lain
dari substance yang sama atau dengan substance yang lain melalui kontak langsung
(benda padat)

Sepotong besi dipanasi di satu ujung, maka ujung yang lain akan ikut menjadi panas,
karena terjadi aliran panas pada besi tersebut. Besi disebut konduktor panas yang
baik. Umumnya penghantar listrik yang baik merupakan penghantar panas yang baik
juga.

Penghantar panas yang tidak baik disebut sebagai substance penahan panas ( Heat
Insulator )

2. Convection
Perpindahan panas dari satu tempat ke tempat yang lain, melalui substance yang
mengalami pemanasan. ( udara atau air )

Sirip-sirip pendingin suatu Condenser yang panas, didinginkan oleh udara yang
melaluinya. Panas dipindahkan secara Convection.

3. Radiation
Bumi menerima panas dari matahari melalui radiasi sinar matahari. Udara sebagai
medium tidak menjadi terpanasi.

Pancran sinar matahari berubah menjadi panas saat bertumbukan dengan benda-
bendadi bumi yang menyerap sebagian atau seluruhnya.

Benda berwarna hitam akan menyerap lebih banyakpanas dibanding yang berwarna
terang, karena pemantulan sinar.

BRINE

Garam seperti Natrium Chloride ( Nacl ) atau Calcium Chloride ( Cacl ) ditambahkan kedalam
airakan menyebabkan naiknya titik didih air juga menurunkan titik beku air.

21
TRAINING PROGRAM DECEMBER 2009

DRY ICE

CO2 Padat suatu saat dipakai sebagai media dalam pendinginan. Didapat dengan
mengalirkan cairan CO2 ke dalam box yang diisolasi ( disebut kamar salju ). Panas dari
bagian dalam box, diambil oleh cairan CO2 yang berbentuk cair menguap. Saat itu
temperatur di dalam box menjadi sangat rendah yaitu -109 ° F ( -78.33 ° C ). Hal ini
menyebabkan sejumlah CO2 menjadi padat seperti Crystal Putih. Dibentuk dalam berbagai
ukuran, diperjualkan sebagai zat pendingin, yang dalam Atmospheric Pressure tetap dalam
bentuk padat selama temperaturnya -109 ° F ( -78.33 ° C ).

Dry Ice berbeda dengan es, tidak berubah menjadi air, tetapi berubah langsung menjadi uap
( menyublim ).

Ciri dan karakteristik:

 Tidak membasahi permukaan.


 Uap yang terjadi merupakan bahan pengawet.
 Karena temperature sangat rendah dapat menjaga makanan tetap beku tanpa
memerlukan isolasi.
 Sangat berguna pada pengiriman Ice Cream.

Latent Heat Dry Ice saat menyublim = 248 BTU.

Dalam metric : 248 x 2.33 = 578 kj / kg

Dari -109 ° F ( -78.33 ° C ) ke 32 ° F ( 0 ° C = 27 btu / lb ( 63 kj / kg ).

Total kapasitas penyerapan panas : ( 248 + 27 ) = 275 BTU / lb ( 641 kj / kg ).

Ini adalah lebih besar dari air es, demikian juga harga 1 lb Dry Ice lebih mahal dari harga 1 lb
air es. Jangan ditempatkan pada sesuatu tempat yang di seal. Pada temperatur biasa, dapat
berubah menjadi vapor ( menyublim ) dan menghasilkan tekanan yang dapat menimbulkan
ledakan.

22

Anda mungkin juga menyukai