Dibuat oleh:
Veronica Agnes N Lein 2443019326
Michelle Angelina Henrikus 2443020031
Sonia Evelin Lie 2443020053
Virganza Hanafiah 2443020107
PENDAHULUAN
1. Sediaan SVP
Injeksi volume kecil adalah injeksi yang dikemas dalam wadah bertanda volume 100
2. Indikasi obat
Asidosis laktat kongenital, Maple syrup urine disease (MSUD) (BNFC 2019-2020 pg.
Sejumlah kecil tiamin diserap dengan baik dari saluran pencernaan setelah dosis oral,
tetapi penyerapan dosis yang lebih besar dari sekitar 5 mg terbatas. Vitamin ini juga
cepat diserap pada injeksi intramuskular. Secara luas akan didistribusikan ke sebagian
besar jaringan tubuh, dan muncul di asi. Di dalam sel, tiamin sebagian besar hadir
sebagai difosfat. Tiamin tidak disimpan dalam jumlah yang cukup dalam tubuh dan
jumlah yang melebihi dari kebutuhan tubuh diekskresikan dalam urin atau sebagai
4. Dosis Pemberian
Defisiensi: 500 - 750 mg diberikan secara iv bersama vitamin lain 3 kali sehari untuk
minimal 2 hari; hingga 1 g tiamin per dosis dapat diberikan. Jika ada respon, pengobatan
1
dapat dilanjutkan dengan dosis 250 mg iv atau im 1 kali sehari untuk 5 hari atau sampai
Wernicke's syndrome: 100 mg iv, diikuti dengan 50-100 mg im setiap hari hingga
Beriberi: 10-20 mg 3 kali sehari hingga 2 minggu (im), Critically ill children (e.g.,
5. Rute Pemberian:
Intramuscular atau intravena, suntikan intravena harus diberikan secara perlahan selama
2
DATA PRAFORMULASI
dalam tubuh sehingga ketika sediaan diinjekasikan pasien tidak merasa sakit.
- Pengawet : Chlorobutanol
3
Bahan Pemerian Kelarutan pH Konsentrasi Teknik sterilisasi Harga E
aktif/eksipien terpilih
Vitamin Putih atau hampir Larut dalam 1:1 air, pH dari 1% (25g/1000ml) Sterilisasi E = 0,25
B1/Thiamin putih, serbuk kristal 1:170 alkohol, larutan adalah x100% = akhir filtrasi
Hidroklorida atau kristal tidak tidak larut dalam 2,7-3,4. 2,5% membrane
berwarna, berbau eter dan benzene. Larutan tiamin (Steril 0,22 µm.
khas. Ketika kontak Larut dalam HCl steril pH producted.3 (Steril
dengan udara bentuk gliserol. 4. hlm 275) producted.3)
anhydrous akan (MD 36 hal. 1976) (MD 36 hal.
menyerap sekitar 4% 1976)
air.
(MD 36 hal. 1976)
Chlorobutanol Kristal yang mudah Larut dalam asam pH: 5,5 (5 g / 1000ml) Sterilisasi akhir. E = 0,24
Anhydrous menguap, tak asetat glasial, (HPE 6th Ed, x100% = 0,5% Tidak tahan
berwarna atau putih aseton, kloroform, hal. 166) (Steril product autoclave karna
dan berbau apek eter, metanol, ed.3 hlm 275) akan kehilangan
(HPE 6th Ed, hal. minyak yang klorobutanol
166) mudah menguap, sebesar 30%
air panas. Larut pada pH 5.
dalam 1:1 etanol (HPE 6th Ed,
95%, 1:10 gliserin hal. 167)
dan 1:125 air.
(HPE 6th Ed, hal.
4
167)
Water for Cairan jernih, tidak Bercampur dengan Ad 100 ml
Injection berwarna, tidak kebanyakan
berbau. pelarut polar.
(HPE 6th Ed, hal. (HPE 6th Ed, hal.
766) 766)
Natrium Jernih, cairan tidak Sukar larut dalam pH: 6,7-7,3 Autoklaf/ filtrasi
Klorida berwarna , tidak etanol 1:2,8 (air), (HPE,6th Ed,
berbau, tidak 1:2,6 (air 100oC) hal 637)
memiliki rasa. (HPE 6th , hal.
Titik didih: 100oC. 637)
(HPE 6th , hal. 637)
Asam Kristal putih yang Larut dalam air; pH: 7.0 (0.2% qs Sterilisasi akhir
Glutamat mengalir bebas atau sedikit larut dalam w/v aqueous
bubuk kristal. Praktis etanol (95%) solution).
tidak berbau dan (HPE 6th Ed, hal. (HPE 6th Ed,
memiliki tekstur 452) hal. 452)
seperti daging
rasa.
(HPE 6th Ed, hal.
452)
5
Natrium Leburan putih atau Larut dalam 12 (0.05% qs Sterilisasi akhir L iso = 3,4
Hidroksida hampir putih. gliserin, larut 1:0,9 w/w aqueous (Alfred, M,
Berbentuk, serpih, air, larut 1:0,3 air solution). dkk,
stik, dan bentuk atau 100oC, larut 1:4,2 (HPE 6th Ed, Farmasi
bentuk lainnya. metanol, larut 1:7,2 hal. 649) Fisik, ed. III)
Keras dan rapuh dan etanol dan praktis
menunjukkan tidak larut dalam E=
patahan kristal. eter. 17(3,4/40)
Sodium (HPE 6th Ed, = 1,445
hidroksida sangat hal. 649)
deliquescent dan
pada paparan udara
dengan cepat
menyerap karbon
dioksida dan air.
(HPE 6th Ed ,
hal. 648)
6
FORMULASI
1. Rancangan formula
No Bahan aktif/eksipien Kadar 1 kemasan Kadar 1 bets
1 Thiamin HCl 25 mg 0,25 g
2 Asam Glutamat 0,0525 mg 0,000525 g
3 Chlorobutanol 5 mg 0,05 g
4 NaOH qs qs
5 Water for injection qs ad 10 ml
6 NaCl qs 0,01548 gram
2. Perhitungan tonisitas
V= w x E x 111,1
= (0,25 x 0,25) + (0,05 x 0,24) x 111,1 = 8,28 ml
Yang belum isotonis : 10 – 8,28 = 1,72 ml
NaCl yang ditambahkan : 1,72 ml x 0,9% = 0,01548 gram
3. Perhitungan dapar
-
4. Dosis sediaan
25 mg/ml
7
5. Alat dan Cara Sterilisasinya
8
1. Menimbang bahan aktif Thiamin HCl dan bahan tambahan Klorobutanol
menggunakan kaca arloji.
2. Mengukur WFI sesuai volume yang akan di adkan.
3. Melarutkan Thiamin HCl dengan sebagian WFI.
4. Menambahkan NaCl.
5. Mencampurkan larutan no. 3 dan 4 dan aduk hingga homogen.
6. Menambahkan klorobutanol ke larutan no.5 dan aduk hingga homogen.
7. Melakukan pengecekan pH dimana pH yang diinginkan adalah 2,5 - 4,5 (pH
injeksi thiamin HCl)
8. Menambahkan sisa WFI ad 20 ml dan aduk hingga homogen.
9. Melakukan sterilisasi dengan cara filtrasi menggunakan membran filter 0,22
mikron. Mengambil sediaan sebanyak 1 ml menggunakan spuit, lalu mengganti
ujung jarum dengan membrane filter dan memasukan sediaan ke dalam ampul.
EVALUASI SEDIAAN
Injeksi Tiamin Hidroklorida adalah larutan steril tiamin hidroklorida dalam Air untuk
Injeksi. Mengandung tiamin hidroklorida, C12H17ClN4OS. HCl, tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. (FI VI, halaman 1710)
2. Kejernihan Larutan
Metode Visual :
Lakukan penetapan menggunakan tabung reaksi alas datar dengan diameter dalam 15-25
mm, tidak berwarna, transparan, dan terbuat dari kaca netral. Bandingkan larutan uji dengan
larutan suspensi padanan yang dibuat segar, setinggi 40 mm. Bandingkan kedua larutan di
bawah cahaya yang terdifusi 5 menit setelah pembuatan suspensi padanan, dengan tegak
lurus ke arah bawah tabung menggunakan latar belakang berwarna hitam. Difusi cahaya
9
harus sedemikian rupa sehingga suspensi padanan I dapat dibedakan dari air dan suspensi
padanan II dapat dibedakan dari suspensi padanan I. Larutan dianggap jernih apabila sama
dengan air atau larutan yang digunakan dalam pengujian dengan kondisi yang
dipersyaratkan, atau jika opalesen tidak lebih dari dari suspensi padanan I.
Larutan hidrazin sulfat Larutkan dan encerkan 1,0 g hidrazin sulfat P hingga 100 mL
Suspensi opalesen primer (suspensi formazin) Dalam wadah yang berisi Larutan
heksametilen- tetramin tambahkan 25,0 mL Larutan hidrazin sulfat. Aduk dan biarkan
selama 24 jam. Larutan stabil selama 2 bulan, jika disimpan dalam wadah kaca bebas dari
kerusakan permukaan. Suspensi tidak boleh menempel di kaca dan harus dikocok bila akan
dipergunakan.
Baku opalesen Encerkan 15,0 mL Larutan opalesen primer dengan air sampai 1000,0
mL. Larutan harus dibuat baru dan dapat digunakan 24 jam setelah pembuatan.
Suspensi padanan Siapkan suspensi padanan seperti Tabel 1. Kocok dan aduk sebelum
3. Penetapan pH
diberikan oleh alat potensiometrik (pH meter) yang sesuai, yang telah dibakukan
10
sebagaimana mestinya, yang mampu mengukur harga pH sampai 0,02 unit pH menggunakan
elektrode indikator yang peka, elektroda kaca, dan elektrode pembanding yang sesuai.
Pengukuran dilakukan pada suhu 25° ± 2°, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing
monografi. pH untuk injeksi vitamin B1 yaitu antara 2,5 dan 4,5. (FI VI halaman 1710)
Untuk pembakuan pH meter, pilih 2 larutan dapar untuk pembakuan yang mempunyai
perbedaan pH tidak lebih dari 4 unit dan sedemikian rupa sehingga pH larutan uji diharapkan
terletak diantaranya. Jika sistem telah berfungsi dengan baik, bilas elektrode dan sel
beberapa kali dengan larutan uji, isi sel dengan sedikit larutan uji dan baca harga pH. (FI VI
halaman 2066-2067)
4. Kebocoran
Dengan cara sederhana yakni dengan dikibaskan dengan tangan, akan merasa menetes
bila ada kebocoran. Pemeriksaan kebocoran ampul dilakukan pada seluruh ampul dari satu
bets. Ampul diletakkan pada posisi terbalik dalam autoclave. Ampul yang tidak tertutup
rapat (bocor) akan kosong dan akan terdeteksi pada saat pemeriksaan visual ampul.
Pemeriksaan dapat dilakukan dalam autoclave dengan menggunakan fase vakum tanpa
pemanasan. Untuk autoclave yang belum dilengkapi sistem vakum, uji kebocoran dapat
dilakukan terpisah. (Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang
Dilihat dengan latar belakang papan yang berwarna hitam/putih, bila ada gelembung
11
Ke atas gas
Pengujian sterilitas dilaksanakan pada kondisi aseptik. Untuk mencapai kondisi tersebut,
lingkungan pengujian harus dibuat sama seperti ketika uji sterilitas dilakukan. Tindakan
pencegahan untuk mencegah kontaminasi tidak boleh mempengaruhi mikroba yang ada
dalam pengujian. Kondisi pengerjaan, ketika uji dilakukan dimonitor secana berkala dengan
melakukan sampling yang sesuai pada area kerja dan kontrol yang sesuai. (FI VI halaman
1832).
Endotoksin bakteri : Mengandung tidak lebih dari 3,5 unit Endotoksin FI per mg tiamin
hidroklorida.
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal atau ganda, sebaiknya dari kaca
12
KEMASAN
Etiket
13
Brosur
VITAMIN B1
Injeksi iv/im
Netto: 1 ml
Komposisi:
Tiap ml mengandung 25 mg Thiamine HCl
Farmakologi:
Vitamin esensial yang dibutuhkan untuk sintesis ko-enzim thiamine pyrophosphate.
Dosis:
Anak-anak: 10-25 mg (iv/im)
Dewasa: 5-100 mg 3 kali sehari (iv/im)
Indikasi:
Defisiensi ringan, defisiensi berat; asidosis laktat kongenital, Maple syrup urine disease (MSUD);
Wernicke-Korsakoff syndrome
Kontraindikasi:
Kemungkinan reaksi hipersensitivitas/anafilaksis yang parah, terutama setelah pemberian
parenteral berulang.
Efek samping:
Relatif tidak beracun; perasaan hangat, pruritus, urtikaria, kelemahan, berkeringat, mual, gelisah,
angioedema, sesak di tenggorokan, sianosis, edema paru, perdarahan GI dilaporkan dengan
pemberian parenteral
Penyimpanan:
Simpan dalam suhu 20-25°C dan terhindar dari cahaya
14
Kotak
15
DAFTAR PUSTAKA
Akers, M., 2010, Sterile Drug Products Formulation, Packaging, Manufacturing, and Quality,
Anonim, 2020, Farmakope Indonesia Edisi VI, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Katzung Bertram A, 2015. Basic and Clinical Pharmacology 13th Ed. United Statates of
Rowe, Raymond C, Paul J. Sheskey, and Marian E. Quinn. 2009. Handbook of Pharmaceutical
Alfred, M, James S, & Arthur, C. 1993. dkk. . Farmasi Fisik, Dasar-dasar Kimia Fisik dalam
BNF Staff. 2017. British National Formulary 74. London: Pharmaceutical Press.
BNF Staff. 2019. British National Formulary for Children. London: Pharmaceutical Press.
16
Penanggung jawab:
17