Anda di halaman 1dari 4

MELAHIRKAN KEMBALI INDONESIA RAYA

(Sebuah Litani*Buat Guru Bangsa)

Oleh Prof.Dr.H. Winarno Surahkmad, M.Sc. Ed.

1. [DI HARI KELAHIRAN NYA]

Sampai Kemarin,

Ketika....... semua babi rusa,

Komodo dan badak cula,

Hidup terlindung petaka

Dalam satu undang undang;

Guruku malang,

Sebagai malaikat yg tirakat

Hidup penuh hampa

Tanpa perlindungan

Sepenggal undang-undang.

2. [DI DUNIANYA]

Tanpa sebuah kepalsuan


Semua guru meyakini
Guru artinya Ibadah.

Tanpa sebuah kemunafikan


Semua guru berikrar
Mengabdi kemanusiaan.

Tapi dunianya ......Ternyata tuli.


Setuli batu......tak berhati.

Otonominya, kompetensinya, profesinya,


Hanya sepuhan pembungkus rasa getir.

Tatkala dunianya tidak bersahabat,


Tidak mungkin menjadi guru yang Guru,
Hingga ketika guru syuhada,
Tiada tempat di makam pahlawan!
3. [DIHATI KECILNYA]

Dengan sikap terbata bata


Dengan suara tersendat sendat

Dengan hati bersimbah darah


Guru bertanya dalam gumam:
Mungkinkah berharap yang
dalam kondisi yang terburuk?

Bolehkah kami bertanya


Apa artinya bertugas mulia
Ketika kami hanya terpinggirkan
Tanpa ditanya tanpa disapa?

Kapan skolah kami


lebih baik dari kandang ayam!

Kapan pengetahuan kami


Bukan ilmu kadaluarsa!

Mungkinkah berharap yang terbaik


Dalam kondisi yang terburuk?
Kenapa .....ketika orang menangis
Kami harus tetap tertawa?!
Kenapa ......ketika orang kekenyangan
Kami harus tatap kelaparan?!

Bolehkah kami bermimpi,


Didengar ketika bicara,
Dihargai layaknya manusia,
Tidak di halau ketika bertanya?

Tidak mungkin berharap yang terbaik


Dalam kondisi yang terburuk!

4. [DI BATU NISANNYA]

Di sejuta batu nisan guru tua


Yg terlupakan oleh sejarah.
Terbaca torehan darah kering:

“Di sini ......terbaring seorang guru


Semampu....membaca buku usang
Sambil belajar.....menahan lapar
Hidup sebulan....dengan gaji sehari”

Itulah nisan sejuata guru tua


Yang terlupakan oleh sejarah.

Kematiannya tidak di tangisi,


Tiada bunga,tiada meriam,
Tiada doa, Tiada......In memoriam!

Tanpa bendera setengah tiang,


Sedetikpun sekolah tidak libur:
Hanya .... seorang guru....Berlalu.

Seorang guru tua


Dari sejuta pelaku sejarah.

5. [DIMATA BANGSANYA]

Bangkitlah, bangkitlah guru ku

Kehadiran mu tidak pernah tergantikan

Biarlah dunia ini menjadi saksi:

Kau bukan guru negeri

Kau bukan guru swasta

Kau adalah GURU BANGSA!!!

Kalau engkau mau,kalau saja engkau mau

Memberikan yang terbaik,dan hanya yang terbaik;....

Kalau saja engkau mau

Memanusiakan manusia

Membudayakan bangsa,

Mengidonesiakan Nusantara:

Satu generasi di tangannmu

Seagung sebuah maha karya;

Satu besok menunggumu


Indah dari seribu kemarin!

Maha guru bangsa ini:

Sekarang lah waktumu

MELAHIRKAN KEMBALI INDONESIA RAYA!

[*Litani: Senandung kehidupan,doa dan harapan]

Hari guru ke -60. Stadion manahan, Surakarta, minggu, 27

November 2005. Ditulis (versi singkat) dan di baca oleh prof.Dr.H.Winarno Surakhmad,M.

Sc.Ed.

Anda mungkin juga menyukai