Anda di halaman 1dari 2

Mangrove: Sebab Sebab Bumi Lestari

Oleh Zahwa Amalia

Hutan bakau berdiri anggun laksana prajurit perkasa

Berdiri kokoh menopang dengan akar tumbuh di sepanjang tepian pantai

Bagai mencari ruang rindu di atas tanah, mencari cinta di atas air

Binar baskara menyelinap, menghiasi dedaunan

Menahan laju hempasan ombak yang garang

Menjaga bibir lautan agar tidak mudah rusak

Sedang aneka ikan, burung, kepiting dan satwa lainnya

Nyaman bernaung terlindung,

di sela-sela akar, batang, dan dedaunnya

Namun, nasib mangrove yang malang

Manfaatnya seribu, kerusakannya sejuta

Daun, batang, hingga akar jadi santapan mentah mentah para jiwa berakal

Tidak kah terdengar suara pedih memohon untuk dilestarikan

Tapi siapa peduli? Asal nafsu serakah bisa terpenuhi

Tak kisah bencana muncul perlahan karena ketamakan

Intrusi air, pengikisan garis pantai, habis habitat dan seisinya

Rusak seluruh tatanan alamnya


Saat ini alam berkata, Kenapa tak bisa kalian jaga?

Kenapa tak bisa kalian lestarikan?

Kenapa hanya bisa kalian rusak?

Tidak akan ada kata lain selain reboisasi

Jiwa itu sadar, ada banyak tangan yang harus bergerak

Menaruh bibit bibit baru agar tumbuh kembali

Merawat sisa sisa mangrove yang tetap tegak bertahan

Menjaga kami di sepanjang hilir sungai

Suara serasi membentuk irama dilangit harapan dari bisiknya dahan-dahan,

semua tersenyum

Kami lebat lagi, kami kembali menjaga daratan dari ombak lautan

Tentu sudah waktunya berubah untuk bertanggung jawab

Menghilangkan rasa tamak dan menumbuhkan bijak dalam pemanfaatan

Kini Suara rintihan yang mencekik tak lagi terdengar darinya

Abrasi dan erosi pantai sudah menjadi masa lalu

Ikan ikan tak lagi memuntahkan kesedihan

Si bakau tak lagi ingat kelamnya masa ia dirusak

Kini dia jadi sebab sebab kita sejahtera

Anda mungkin juga menyukai