kehidupan apa yang masih dan rembulan berkaca-kaca bermuara pada gelombang di kebiruan yang gamang selain badai yang ribut kususuri malam lautan atau suara payau nelayan penuh simpang-nama ikan sambil melempar sauh jatuh dari kerangka puisi ada keanehan di dalam yang biru seperti cumi-cumi sebuah ketenangan sejak tertangkap-menikam mata beribu tahun yang lalu melumuri kehitaman laut tempat ikan-ikan bermigrasi tersemburat dari tubuhmu sejauh mata memandang lalu kepada Tuhan aku katakan ikan-ikan berlayar :tubuhku, lautan membelah dada samudra kutekur mimpi kadang terpelanting jatuh kutukar sepi lalu lumat di cerca ragibnya ketika langkah kakiku patah badai gelombang di bibir pantai di persimpangan segala puisi sedang agitasi Tuhan ~Ahmad El-Rama~ telah sempurna meracik luka pada fragmen hatiku di tempat yang sama kembali ikan-ikan mati di bawah terik yang cemas tapi tetap saja laut tak pernah sepi ikan diberi kehidupan ikan memberi kehidupan laut memberi tujuan ketika pelabuhan tak lagi jadi persinggahan ikan juga memberi kematian dan membiarkan laut menjadi kuburan sebagai jalan kepulangan terakhir kepada Tuhan aku tanyakan :sempatkah ikan-ikan tertidur dan bermimpi besok laut akan surut dari tepi kulihat laut membungkuk di tubuh bumi