Anda di halaman 1dari 1

Setiap kali akan mengunjungiku di pesantren, Ibu selalu menawarkan “Mau dibawakan apa?

Seperti biasa aku akan request “Nasi pecel dengan sayur Tumpang.”

Juga ketika aku pulang dari pesantren, setiap pagi ibu bertanya “Mau sarapan apa pagi ini?”

Dengan semangat selalu aku katakan “Nasi Pecel sayur Tumpang.”

Setiap kami berkunjung ke kampung Nenek pun, aku suka rewel “Buk, jangan lupa mampir ke tempat
jualan Nasi Tumpang ya!”

Sayangnya kini aku di perantauan sulit sekali menemukan makanan tersebut. Rindu akan cita rasa tempe
busuk yang dijadikan sayur. Bercampur dengan gurihnya sambal kacang dan renyahnya rempeyek.

Namun pagi ini rinduku sedikit terobati.

Setiap kali akan mengunjungiku di pesantren, Ibu bertanya “Mau dibawakan apa?”

“Nasi pecel dengan sayur Tumpang.” Request ku.

Juga ketika aku pulang dari pesantren, waktu pagi ibu bertanya “Mau sarapan apa hari ini?”

Dengan jawaban yang sama “Nasi pecel dengan sayur Tumpang.”

Setiap berkunjung ke kampung Nenek pun, aku suka rewel “Buk, jangan lupa mampir ke tempat jualan
Nasi Tumpang ya!”

Namun kini, di tanah perantauan, nyaris mustahil mencari makanan itu. Aku merindukan rasa tempe
busuk yang diolah menjadi sayur. Rindu paduannya dengan sambal kacang yang begitu gurih, serta
kerupukan rempeyek yang renyah.

Alhamdulillah pagi ini sejumput dari kerinduanku terobati. Rindu akan cita rasa Sayur Tumpang yang
khas. Namun menciptakan kerinduan baru bersama Ibu.

Anda mungkin juga menyukai