Anda di halaman 1dari 7

1.

Pengantar

Analisis semantik mencari keterangan tentang arti kata, frasa dan bahkan kalimat-kalimat
yang digunakan pengarang.1 Semantik adalah salah satu cabang ilmu bahasa yang bertujuan
untuk memahami arti kata-kata. Secara etimologis, semantik sendiri berasal dari bahasa Yunani
semantikos yang berarti memberikan tanda, penting.2 Semantik juga dapat berarti “menandai”,
juga “berarti”. Semantik adalah ilmu yang mempelajari makna dari kata.

Dalam konteks Kitab Suci, analisis semantik digunakan untuk memahami kata, frasa atau
kalimat yang belum dipahami oleh penafsir dalam perikop Kitab Suci. Hal ini digunakan untuk
lebih memahami perikop tersebut dan mempersiapkan untuk eksegese. Secara singkat dapat
dikatakan bahwa analisis semantik dalam konteks Kitab Suci adalah komponen yang penting
untuk mempersiapkan menafsir Kitab Suci.

2. Langkah-langkah Analisis Semantik

Dalam analisis semantik ini ada beberapa langkah, yaitu:

a. Menulis kembali teks perikop Markus 4: 26-29


b. Membold kata atau frasa pada masing-masing ayat
c. Membuat pertanyaan
d. Mencari teks pembanding
e. Menjelaskan kata atau frasa yang telah dibold dengan berpatokan pada pertanyaan
dan teks pembanding.
3. Teks Markus 4:26-29
26
Lalu kata Yesus: “Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan
benih di tanah, 27
lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu
mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.
28
Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian
butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. 29Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu
segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.”

4. Analisis

1
Seperti dikutip pareira dalam Bertold Anton Pareira, “Studi dan Riset Alkitabiah” dalam Metodologi dan Riset
Studi Filsafat Teologi. (Eds.) Alfonsus Tjatur Raharso dan Yustinus (Malang: Dioma, 2018), 210.
2
Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996), 981.
4.1. Teks Mrk. 4: 26
26
Lalu kata Yesus: “Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang
menaburkan benih di tanah,
Pertanyaan: apakah Kerajaan Allah itu ?

Teks Pembading:
Kerajaan Allah
1. Mat. 5: 3 Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah
yang empunya Kerajaan Sorga
2. Mat. 21: 43 Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil
daripadamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang menghasilkan buah
Kerajaan itu.
3. Mrk. 1: 15 kata-Nya, “waktunya telah genap, Kerajaan Allah sudah dekat.
Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.
4. Mrk. 4: 11 jawab-Nya: “Kepadamu telah diberitahukan rahasia Kerajaan Allah,
tetapi kepada orang-orang di luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan
5. Mrk. 10: 23 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan
berkata kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke
dalam Kerajaan Allah.
6. Mrk. 10: 24 Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi
Yesus menyambung lagi: "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam
Kerajaan Allah
7. Luk. 4: 43 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus
memberitakan Injil Kerajaan Allah, sebab untuk itulah Aku diutus.”
8. Luk. 6: 20 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah,
hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.
9. Rm. 14: 17 sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal
kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
10. 1 Kor. 14: 20 Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa.
11. 2 Tes. 1: 5 suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah yang menyatakan bahwa
kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah kamu yang sekarang menderita karena
Kerajaan itu.
Penjelasan:
Kerajaan Allah adalah itu yang menjadi fokus utama pemberitaan Yesus, sebab untuk
itulah Ia diutus. Kerajaan Allah yang diwartakan itu menuntut buah terhadap mereka yang
mendengar tentangnya. Sebagai syarat untuk bisa menerima Kerajaan Allah, seseorang harus
bertobat dan percaya kepada Injil (kabar gembira) yang diwartakan oleh Yesus, oleh sebab itu
dikatakan oleh Yesus bahwa sangat sukar untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah itu.
Dalam injil dikatakan bahwa sangat sukar orang yang kaya untuk masuk ke sana dan
berbahagialah orang yang miskin sebab mereka yang empunya Kerajaan Allah. Dalam suratnya,
Paulus menyatakan bahwa Kerajaan Allah itu bukan soal makan dan minum tetapi soal
kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Kerajaan Allah itu pula dekat dengan
penghakiman. Dalam Matius, Kerajaan Allah itu disebut juga Kerajaan Sorga, halnya
dipengaruhi oleh konteks jemaat yang dituju Matius.

4.2. Teks Mrk. 4: 27


27
lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu
mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang
itu.
Pertanyaan: apa yang dimaksud dengan benih dalam pewartaan Yesus, dan mengapa
Yesus menggunakan benih dalam perumpamaan-Nya?

Teks Pembanding:
Benih
1. Mrk. 4: 4 Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu
datanglah burung dan memakannya sampai habis.
2. Mrk. 4: 5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya,
lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
3. Luk. 8: 5 "Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu
ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-
burung di udara memakannya sampai habis.
4. Luk. 8: 11 Inilah arti perumpamaan itu: benih itu ialah firman Allah.
5. Kej. 47: 19 Mengapa kami harus mati di depan matamu, baik kami maupun tanah
kami? Belilah kami dan tanah kami sebagai ganti makanan, maka kami dengan tanah
kami akan menjadi hamba kepada Firaun. Berikanlah benih supaya kami hidup dan
jangan mati, dan supaya tanah itu jangan menjadi tandus."
6. Am. 9: 13 "Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman TUHAN,
"bahwa pembajak akan tepat menyusul penuai dan pengirik buah anggur penabur
benih; gunung-gunung akan meniriskan anggur baru dan segala bukit akan
kebanjiran.
7. Ezr. 9: 2 Karena mereka telah mengambil isteri dari antara anak perempuan orang-
orang itu untuk diri sendiri dan untuk anak-anak mereka, sehingga bercampurlah
benih yang kudus dengan penduduk negeri, bahkan para pemuka dan penguasalah
yang lebih dahulu melakukan perbuatan tidak setia itu."
8. 1 Kor. 9: 11 Jadi, jika kami telah menaburkan benih rohani bagi kamu, berlebih-
lebihankah, kalau kami menuai hasil duniawi dari pada kamu?
9. 1 Ptr. 1: 23 Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi
dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.

Penjelasan:
Benih adalah itu yang lekat dengan kehidupan bangsa Israel juga bangsa-bangsa lain. Hal
ini terbukti dalam Kitab Perjanjian Lama, benih sering kali disebut, bahkan benih menjadi itu
yang sangat penting bagi kehidupan, sebab dengannya bangsa itu akan mendapat makan dan
tidak kelaparan. Ini merupakan jawaban dari mengapa Yesus menggukan benih sebagai
perumpamaan Kerajaan Allah. Benih itu pun memiliki konteks yang luas, tidak hanya benih
yang menjadi dasar bagi tanam-tanaman. Dalam Ezra misalnya, benih yang dimaksud jelas benih
(sperma) yang ada dari laki-laki. Kemudian dalam Injil juga dalam surat rasul Paulus juga Petrus,
benih yang dimaksud adalah firman Allah.

4.3. Teks Mrk. 4: 28


28
Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya,
kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.
Pertanyaan: dengan menyebutkan bulir, Yesus ingin merujuk ke tanaman apa?

Teks Pembanding
Bulir
1. Mrk. 2: 23 Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan
sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum.
2. Kej. 41: 5 Setelah itu tertidur pulalah ia dan bermimpi kedua kalinya: Tampak
timbul dari satu tangkai tujuh bulir gandum yang bernas dan baik.
3. Im. 2: 14 Jikalau engkau hendak mempersembahkan korban sajian dari hulu hasil
kepada TUHAN, haruslah engkau mempersembahkan bulir gandum yang
dipanggang di atas api, emping gandum baru, sebagai korban sajian dari hulu hasil
gandummu.
4. Rut. 2: 2 Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: "Biarkanlah aku
pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati
kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya: "Pergilah, anakku."
5. Mzm. 72: 16 Biarlah tanaman gandum berlimpah-limpah di negeri, bergelombang di
puncak pegunungan; biarlah buahnya mekar bagaikan Libanon, bulir-bulirnya
berkembang bagaikan rumput di bumi.

Penjelasan:
Bulir yang disebutkan oleh Yesus dalam perumpamaan-Nya jelas merujuk kepada tanaman
gandum. Hal ini jelas berangkat dari situasi pendengar Yesus saat itu. Kemudian ada
kemungkinan juga bahwa mengenai gandum juga diketahui oleh jemaat yang dituju oleh penulis
Injil.

4.4. Teks Mrk. 4: 29


29
Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim
menuai sudah tiba.”
Pertanyaan: apa yang dimaksud dengan menyabit?

Teks Pembanding
Menyabit
1. Ul. 16: 9 Tujuh minggu harus kauhitung: pada waktu orang mulai menyabit gandum
yang belum dituai, haruslah engkau mulai menghitung tujuh minggu itu.
2. Yak. 5: 4 Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu
tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga
Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu.
3. Yl. 3: 13 Ayunkanlah sabit, sebab sudah masak tuaian; marilah, iriklah, sebab sudah
sudah penuh tempat anggur; tempat-tempat pemerasan kelimpahan, sebab banyak
kejahatan mereka.

Penjelasan:
Dari kutipan-kutipan di atas, diketahui bahwa kata menyabit erat kaitannya dengan musim
panen. Dalam musim panen ini mengandaikan bahwa bulir-bulir gandum itu sudah dalam
keadaan siap dipanen. Alat yang digunakan untuk memanen adalah sabit, sehingga dalam
perumpamaan Yesus, Ia menggunakan kata kerja “menyabit” yang memiliki kata dasar dari kata
benda sabit.

5. Penutup
Dalam mengerjakan analisis semantik ini, penulis menemukan beberapa kata yang
memang perlu dimengerti secara lebih baik. Kata-kata itu adalah Kerajaan Allah, benih, bulir dan
menyabit. Kata-kata ini dicari artinya supaya penulis lebih mengerti konteks dan makna dari teks
ini. Hal ini dikerjakan untuk memudahkan penulis dalam langkah selanjutnya, yaitu proses
eksegese dengan lebih baik.
Setelah melakukan proses analisis semantik ini, penulis menemukan bahwa makna kata-
kata dari teks ini secara literer terhubung dalam satu kesatuan Injil Markus demikian pula dengan
seluruh Kitab Suci baik itu Perjanjian Baru maupun Perjanjian Lama. Keterhubungan ini
menjelaskan bahwa memang teks-teks suci ini saling terhubung dalam satu kesatuan seperti yang
telah diketahui dalam analisis konteks pada tahap sebelumnya. Pengerjaan analisis ini menurut
hemat penulis menolong untuk mencegah terjadinya salah tafsir perikop Markus 4: 26-29 ini.

Daftar Pustaka

Pareira, Bertold Anton. “Studi dan Riset Alkitabiah” dalam Metodologi dan Riset Studi Filsafat
Teologi, editor Alfonsus Tjatur Raharso dan Yustinus. Malang: Dioma, 2018. 195-239.
Bagus,Lorens. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996.

Anda mungkin juga menyukai