Draft Panduan Konseling Berbasis ABPK
Draft Panduan Konseling Berbasis ABPK
.
i
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
.
ii
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
.
iii
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
KATA PENGANTAR
.
iv
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
DAFTAR ISI
.
v
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
Pelaksanaan 38
Evaluasi 45
Bab V. Ringkasan Cara Penggunaan ABPK dalam 49
Proses Konseling KB
Referensi 60
.
vi
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program
yang penting dalam meningkatkan kesejahteraan perempuan, baik
secara individu maupun sebagai bagian dari keluarga dan
komunitasnya. Salah satu tujuan dari program KB adalah
meningkatkan status kesehatan ibu dan kualitas reproduksi di
Indonesia. Secara spesifik, program KB ini bermanfaat untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, meningkatkan
kesehatan ibu dan anak, menjamin tumbuh kembang bayi dan anak,
menjamin pendidikan anak, meningkatkan kesejahteraan dan
kualitas keluarga, menurunkan angka kematian ibu dan neonatal,
peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM), serta
menurunkan risiko terjangkitnya kanker rahim dan kanker servik
pada perempuan.
1
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
2
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
3
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
B. TUJUAN
Terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan
panduan konseling menggunakan ABPK ini, yaitu:
1. Memahami cara penggunaan ABPK dalam konseling KB.
2. Mengembangkan pemahaman mengenai dinamika hubungan
membantu antara penyedia layanan dan klien.
3. Mengembangkan keterampilan berkomunikasi yang baik
dalam konteks hubungan penyedia layanan dan klien.
4. Memahami ABPK, termasuk cara penggunaannya.
5. Memperkuat pemahaman dan keterampilan melakukan
konseling dalam hubungan membantu antara penyedia layanan
dan klien.
6. Mengembangkan keterampilan penyedia layanan untuk
membangkitkan motivasi pada diri klien dalam mengambil
keputusan ber-KB.
C. SASARAN
Panduan konseling menggunakan ABPK ini dapat digunakan oleh:
1. Petugas Kesehatan (Dokter, Bidan, Perawat, dan lain
sebagainya)
2. Pengelola Program KB
D. RUANG LINGKUP
Panduan konseling menggunakan ABPK ini memiliki ruang lingkup
sebagai berikut:
1. Penggunaan lembar balik ABPK dalam konseling KB.
2. Prinsip-prinsip hubungan membantu dalam konseling KB.
4
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
5
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
6
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
BAB II
PENGENALAN ALAT BANTU PENGAMBILAN
KEPUTUSAN BER-KB
A. PENGERTIAN
Lembar balik Alat Bantu Pengambilan Keputusan ber-KB (ABPK)
adalah sebuah alat bantu kerja interaktif, yang diperuntukkan
bagi penyedia layanan (dokter atau bidan) dalam membantu
klien memilih dan memakai metode KB yang paling sesuai
dengan kebutuhannya, memberikan informasi yang diperlukan
dalam pemberian pelayanan KB yang berkualitas, serta
menawarkan saran atau panduan mengenai cara membangun
komunikasi dan melakukan konseling secara efektif.
ABPK dirancang sebagai lembar balik dua sisi, di mana satu sisi
menampilkan gambar dan informasi dasar untuk klien dan sisi
lainnya berisi informasi teknis dan panduan yang lebih rinci
untuk penyedia layanan. Lihat gambar 2.1 berikut ini.
Gambar 2.1. Sisi ABPK untuk Penyedia Layanan (kiri) dan Sisi
ABPK untuk Klien (kanan)
7
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
8
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
9
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
10
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
11
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
12
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
13
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
14
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
BAB III
PRINSIP KONSELING KB DAN PENGGUNAAN ABPK
A. PENGERTIAN KONSELING KB
Secara umum, konseling adalah hubungan yang dibangun oleh
penyedia layanan dan klien untuk membantu klien memahami
dirinya sendiri, kemungkinan yang akan datang, dan keadaan
saat ini. Dalam konseling KB, tujuan utama dari pelaksanaan
konseling adalah membantu klien memahami diri sendiri dan
situasinya agar dapat menentukan keputusan mengenai
program KB yang akan dijalankan serta memahami dan
mempersiapkan diri untuk menjalani dengan baik program KB
yang telah ia putuskan.
15
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
16
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
17
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
18
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
b. T: Tanyakan
Agar dapat memudahkan klien untuk menemukan metode
KB yang sesuai, maka kenalilah kebutuhan klien dengan
bertanya. Ajak klien untuk mendiskusikan hal-hal berikut
ini:
1. Kondisi Kesehatan saat ini
2. Pengalamannya ber-KB,
3. Pengetahuannya mengenai program KB,
4. Rencana untuk memiliki anak,
5. Kesehatan reproduksi
6. Pemahaman mengenai HIV AIDS dan infeksi menular
seksual (IMS) lainnya,
7. Sikap pasangan mengenai rencana ber-KB, serta
19
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
20
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
3. Melakukan parafrase
Melakukan paraphrase terhadap pembicaraan klien
dapat membantu kita memeriksa kembali
pemahaman kita terhadap pembicaraan klien.
Parafrase dapat dilakukan dengan mengulangi intisari
dari pembicaraan klien.
Contoh:
: “Apa ada pertanyaan atau keluhan
mengenai penggunaan pil KB ini?
Klien : “Sejak menggunakan pil KB ini, saya
merasa sering mual dan muntah.
Payudara saya juga rasanya nyeri.
Jadi saya merasa badan saya tidak
21
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
4. Merefleksikan perasaan
Dengan melakukan refleksi terhadap perasaan klien
dalam pembicaraannya, kita dapat lebih mudah
menangkap emosi dari ekspresi klien.
Contoh:
Klien : “Meskipun kemarin saya sempat
takut menggunakan KB implan,
namun sekarang saya justru merasa
senang. Metode KB ini rasanya paling
mudah bagi saya dan kondisi saya
saat ini.”
Penyedia : “Ibu merasa senang dan puas ya Bu
layanan dengan metode implan ini.”
22
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
5. Merefleksikan arti
Selain melakukan refleksi terhadap
perasaan klien, kita dapat pula melakukan
refleksi terhadap isi pembicaraan dan
perasaan yang menyertainya.
Contoh:
Klien : “Saya bingung dengan
kondisi saya, Bu. Saya ingin
mengikuti saran Ibu untuk
ber-KB. Tapi setiap kali saya
membicarakannya dengan
suami, ia selalu marah. Saya
jadi takut untuk bicara lagi.”
Penyedia : “Amarah suami membuat
layanan Ibu takut untuk bicara
mengenai KB lebih lanjut ya,
Bu.”
6. Membuat kesimpulan
Dalam berkomunikasi dengan klien, kita
juga perlu membuat kesimpulan yang berisi
fakta, perasaan, dan alasan yang telah klien
sampaikan secara terstruktur.
Contoh:
“Jika boleh saya simpulkan, hari ini kita
sudah bicara banyak sekali mengenai kondisi
rumah yang membuat Ibu bimbang untuk
ber-KB. Ibu merasa ada tuntutan dari mertua
untuk mendapatkan anak laki-laki. Ibu
sendiri sebetulnya sudah merasa cukup
dengan adanya tiga anak perempuan yang
18
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
c. U: Uraikan
Penyedia layanan harus dapat memberikan
konseling KB dengan merespon terhadap situasi
dan kondisi kesehatan klien, keluhan yang
dialami, pemikiran mengenai alat kontrasepsi
yang hendak atau sedang digunakan, dan
berbagai pertimbangan yang dimilikinya saat
ini. Hal ini akan dapat membantu penyedia
layanan mendampingi klien dalam mengambil
keputusan ber-KB. Dalam hal ini, penyedia
19
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
20
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
d. Tu: Bantu
Dalam proses ini, penyedia layanan membantu
klien untuk membuat keputusan dengan
mempertimbangkan kondisi medis,
karakteristik klien, efektivitas, efek samping,
dan durasi penggunaan metode KB. Untuk itu,
penyedia layanan perlu memastikan bahwa
klien telah memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai metode KB yang menjadi pilihannya.
Di samping itu, klien juga perlu menunjukkan
perencanaan yang baik mengenai program KB
21
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
22
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
23
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
24
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
Pulling
Berbeda dengan pushing, pulling
mendorong klien untuk menantang dirinya
menuju ke keputusan yang diinginkan.
Dengan demikian, klien diharapkan lebih
bertanggung jawab terhadap keputusan
yang diambilnya. Biasanya, pulling
dilakukan dengan memberikan pertanyaan
dan mengajukan saran secara berhati-hati.
Contoh:
“Menurut Ibu, mengapa suami bersikap
demikian? Apa mungkin ada alasan lain
sehingga suami menjadi sangat sensitif jika
bicara mengenai KB?”
Pushing+
Tidak seperti pushing yang dijelaskan di
awal, pushing+ membantu kita
menyampaikan fakta secara direktif dan
tetap membuka kesempatan kepada klien
untuk memberikan pendapatnya terhadap
fakta yang kita sampaikan tersebut.
Contoh:
“Menurut saya, mungkin suami Ibu bersikap
demikian karena ia merasa kecewa terhadap
sikap Ibu kemarin. Bagaimana menurut Ibu?”
25
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
e. J: Jelaskan
Setelah klien memutuskan alat kontrasepsi yang
akan digunakannya, jelaskan secara lengkap
kepada klien mengenai cara menggunakan alat
kontrasepsi tersebut. Dalam hal ini, informasi
yang tercantum dalam ABPK dapat membantu
klien lebih memahami cara menggunakan alat
kontrasepsi yang digunakannya tersebut karena
ABPK menyediakan uraian dan gambar dalam
penjelasannya.
26
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
27
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
28
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
1. U: Kunjungan Ulang
Jangan lupa untuk mendorong klien kembali
apabila memiliki pertanyaan atau masalah
dalam program KB yang dijalaninya. Yakinkan
klien untuk dapat menghubungi penyedia
layanan kembali ketika ia memiliki pertanyaan,
pertimbangan, maupun permasalahan saat
menjalankan program KB yang telah ia pilih.
29
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
30
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
BAB IV
MANAJEMEN KONSELING KB DENGAN
MENGGUNAKAN ABPK
A. PERSIAPAN
a. Sumber Daya Manusia
Dalam pelaksanaan konseling KB, kita perlu
memperhatikan kesiapan penyedia layanan yang
akan melaksanakannya. Kesiapan ini berkisar dari
pemahaman penyedia layanan terhadap informasi
yang hendak diberikan dalam proses konseling KB
dan komitmennya dalam membantu dengan klien.
31
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
b. Sarana Penunjang
1. Ruang atau Tempat Konseling
Berikut adalah beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menyediakan ruangan
untuk melaksanakan konseling.
Ruangan harus kondusif dan tidak bising
sehingga prinsip kerahasiaan identitas dan
riwayat klien dapat terjaga dengan baik.
Ruangan mudah dijangkau oleh klien,
termasuk klien dengan disabilitas.
Di dalam ruangan tersedia semua alat yang
diperlukan untuk melaksanakan konseling
untuk memudahkan penyedia layanan
dalam memfasilitasi konseling secara
optimal.
Ukuran ruangan tidak perlu terlalu besar,
namun tidak terlalu sempit. Di dalam
ruangan tersebut, penyedia layanan dan
32
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
33
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
34
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
35
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
36
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
37
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
38
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
39
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
B. PELAKSANAAN
ABPK telah disusun berdasarkan kondisi klien, yaitu klien
baru, klien yang membutuhkan perlindungan terhadap
IMS, klien dengan kebutuhan khusus, dan klien dengan
kunjungan ulang. Keempat ragam klien ini ditandai
dengan warna yang berbeda pada lembar balik ABPK,
sehingga memudahkan kita untuk mengenali dan
membacanya.
40
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
41
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
42
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
43
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
44
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
45
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
46
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
C. EVALUASI
a. Evaluasi Kegiatan Konseling KB
Evaluasi terhadap penyedia layanan dalam
melaksanakan kegiatan konseling KB mencakup hal-
hal berikut ini, yaitu:
pengajuan pertanyaan,
pemberian afirmasi terhadap laporan klien,
pelaksanaan refleksi
pelaksanaan konfrontasi,
pemberian informasi,
pemberian saran,
pembuatan rencana bersama klien,
pemberian terhadap kekhawatiran klien pada
kondisinya, dan
pemberian dukungan.
47
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
48
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
49
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
50
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
BAB V
RINGKASAN CARA PENGGUNAAN ABPK
DALAM PROSES KONSELING KB
51
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
52
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
53
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
54
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
55
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
56
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
57
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
58
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
59
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
60
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
61
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
REFERENSI
Kistiana, S., Maya P.N., M., Ekoriano, M., Nuri F.N., D.,
Puspitasari, D., Prihyugiarto, T.Y., Oesman, H. (2020).
Studi komunikasi inter personal/konseling (KIP/K) KB
62
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
63
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
64
Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK
Mas
65