Anda di halaman 1dari 6

Jenis-jenis Busur -2 (Seri Mengenal

Panahan)
15-03-2022 14:49
https://museumor.kemenpora.go.id/artikel-detail/OQ

Jenis-jenis Busur -2 (Seri Mengenal Panahan)

Halo sobat MORA, apa kabar semuanya?


Masih inget obrolan kita sebelumnya kan? Yang soal jenis-jenis busur
panah? Mosok lupa?
Waktu itu kita bahas jenis-jenis busur kompetisi standar kan? Nah, kali ini kita
bahas kali ini kita bahas jenis-jenis busur tradisional kuy.
Busur tradisional banyak banget jenisnya, beberapa negara bahkan punya kekhasan
masing-masing. Sebagaimana yang kemarin udah dibahas, secara umum busur
terdiri atas riser, sepasang limbs, dan sebuah string. Bentuknya aja yang beda-beda.
Pada beberapa busur, bagian riser dan limbsnya menjadi satu kesatuan yang ga
terpisah. Dibawah ini beberapa model busur tradisional:
1. Busur Jemparingan
Sering disebut Gendewa, Gandewa atau Gandewo, busur ini adalah busuru
tradisional terutama di daerah Pulau Jawa. Bentuknya secara umum, mirip
banget dengan busur “standard bow”. Bedanya, pada standard bow, limbs-nya
dipasang di bagian depan riser, sementara pada jemparingan, limbs-nya
dipasang di bagian belakang riser. Dulunya limbs jemparingan dipasang
dengan lem dan diikat senar, tapi saat ini sudah ada busur jemparingan yang
dipasang dengan baut. Limbs jemparingan sendiri biasanya terbuat dari bilah
bambu yang dihaluskan.

2. Busur “Horse Bow”


Berdasarkan sejarah, dulu busur ini biasanya digunakan untuk berburu dan
berperang diatas punggung kuda. Karenanya busur ini dinamakan “busur
kuda”. Berdasarkan bentuknya, busur ini sebetulnya termasuk kategori
busur recurve, sama seperti standard bow dan busur ILF. Ini karena bentuk
ujung limbs-nya, pada bagian yang terpasang tali busur, melengkung
menjauhi pemanah. Riser horse bow biasanya terbuat dari kayu, dan limbs-
nya terbuat dari bambu ataupun serat gelas
(fiberglass). Riser dan limbs Horse bow disatukan dengan menggunakan lem
dan senar, dan bersifat permanen, ga bisa dilepas.
Jenis busur ini yang terhitung cukup banyak digunakan di berbagai belahan
dunia maupun di Indonesia, seperti kerajaan-kerajaan di Indonesia, Korea,
Turki, China, dan lain-lain.

3. Busur “Longbow”
Sesuai namanya, busur ini berbentuk panjang, dan pada ujung limbs dimana
terpasang tali busur, tidak melengkung menjauhi pemanah. Kalo dilihat,
bentuknya dalam keadaan talinya terpasang, seperti huruf D. Karena
bentuknya, longbow berukuran cukup panjang, bahkan bisa kurang lebih
sama dengan tinggi si pemanah itu sendiri. Umumnya riser dan limbs pada
longbow dibuat dari bahan yang utuh, alias bukan sambungan. Pada masanya,
busur ini banyak digunakan sebagai senjata dalam peperangan, meskipun
bisa juga dipake untuk berburu. Longbow dikenal banyak digunakan pasukan
Inggris zaman dulu dalam berbagai peperangan.

4. Yumi (busur khas jepang)


Secara istilah, sebetulnya “Yumi” berarti busur. Tapi saat ini, istilah Yumi
digunakan untuk merujuk ke busur klasik khas Jepang. Yumi adalah busur
asimetris yang biasa digunakan di Jepang. Dikatakan asimetris, soalnya
risernya tidak terletak di tengah busur seperti kebanyak busur lain, riser
Yumi terletak di sekitar sepertiga bagian bawah busur. Jadi kl dipake, Yumi
keliatan tinggi diatas, karena pegangannya dibawah. Apalagi panjang Yumi
rata-rata sekitar 2 meter. Dibandingkan dengan rata-rata tinggi orang Jepang
tahun 1900-1930 an, yang sekitar 164 cm, Yumi keliatan panjang banget.
Yumi dengan bentuk asimetris yang paling tua yang tercatat saat ini,
diperkirakan berasal dari abad ke-5.
Nah, itu dia sebagian dari busur-busur tradisional yang ada di dunia. Selain yang
disebutin diatas, masih banyak jenis/model busur tradisional yang belum disebutin.
Berbagai suku atau bangsa di Afrika, Asia, penduduk asli benua Amerika, suku
Aborigin dan lain sebagainya, semua punya model-model busur tersendiri yang
sebagiannya mungkin mirip, dan banyak juga yang punya kekhasan tersendiri. Sobat
MORA bisa coba-coba busur mana yang lebih cocok buat Sobat MORA.
Yang mana pun yang kita pilih, panahan punya berbagai manfaat positif buat kita,
baik secara fisik maupun secara mental. Keep up the spirit gaes. Stay tuned buat
pembahasan serba serbi panahan di artikel-artikel berikutnya yaaa…

~ AM, 17.03.22 ~

Adab ‘Memanah Sunnah’

Terakhir diupdate: 2020/12/22 at 8:18 PM

Admin HidcomDipublikasikan 22 Desember 2020 20:18


Bagikan
SEORANG atlet, baik pemula maupun profesional, dituntut untuk selalu disiplin dalam bidang
olahraga yang diikuti. Misalnya terkait peraturan di lapangan, peralatan yang
standard, safety (keamanan), maupun jadwal latihan dan kesiapan tubuh.

Karena hal di atas, maka terkadang para pelatih mempunyai syarat yang ketat dalam memilih
murid. Harus dicermati betul, baik kesiapan materi maupun jasmani.

TV National Geographic Abu Dhabi pernah menayangkan audisi calon atlet akrobatik dan wushu
di China. Sang guru mengamati dengan teliti postur tubuh, struktur tulang, gaya berjalan, dan
ketahanan fisik calon murid. Benar-benar detail. Alhasil, negeri tirai bambu tersebut selalu
menduduki peringkat teratas di berbagai bidang olahraga tingkat dunia.

Adab Memanah
Seorang Muslim yang hendak berlatih panah, hendaknya benar-benar tahu adab dan peraturan
dalam olahraga ini. Bukanlah sekadar karena dipilih sebagai murid oleh seorang pelatih,
melainkan harus dilandasi motivasi Rasulullah ‫ ﷺ‬dan para sahabat. Bukan postur tubuh atau
fisik kurang ideal yang membatasinya, tapi api perjuangan dari Perang Badar, Uhud, dan
Khandaq-lah yang memantik semangatnya.

Imam Ibnul Qayyim menjelaskan dalam kitab Furusiyah mengenai adab yang harus dipegang
teguh oleh seorang pemanah. Secara ringkas adalah sebagai berikut:

Ketika Menuju Lapangan

o Niatkan untuk mengamalkan Sunnah Nabi ‫ ﷺ‬, menghidupkan syiar dari olahraga nabawi,
dan niat untuk berkumpul dengan orang-orang shalih.

Dalam Hadits qudsi, Allah SWT berfirman:

‫ َوِإ ْن هَ َّم بِهَا فَ َع ِملَهَا َكتَبَهَا هَّللا ُ ِع ْن َدهُ َع ْش َر‬،ً‫ فَ َم ْن هَ َّم بِ َح َسنَ ٍة فَلَ ْم يَ ْع َم ْلهَا َكتَبَهَا هَّللا ُ ِع ْن َدهُ َح َسنَةً َكا ِملَة‬،‫ت‬ ِ ‫َب ْال َح َسنَا‬
ِ ‫ت َوال َّسيَِّئا‬ َ ‫إن هَّللا َ َكت‬
َّ
‫ير ٍة‬َ ِ‫اف َكث‬
ٍ ‫ْف إلى ضْ َع‬ ‫َأ‬ َ ٍ ‫ضع‬ ِ ‫ت إلى َس ْب ِع ِماَئ ِة‬ َ ٍ ‫ َح َسنَا‬،

“Sesungguhnya Allah mencatat amal perbuatan yang baik maupun yang buruk. Maka
barangsiapa yang mempunyai keinginan untuk berbuat baik dan belum terlaksana, sungguh
Allah mencatat di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Dan jika ia (berniat) ingin
berbuat amal shalih dan bisa mengerjakannya, maka sungguh Allah mencatat amal tersebut di
sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan sampai 700 kebaikan dan kelipatannya yang amat banyak.”

o Agar Allah melipatgandakan pahala-Nya, kita bisa menggabungnya dengan amal shalih yang lain.
Misalnya berwudhu dan terus menjaga diri dalam keadaan suci, karena tempat yang akan dituju
adalah salah satu dari taman-taman Surga.
o Sempurnakan dengan shalat dua rakaat. Berdoalah seperti doa Rasulullah ‫ ﷺ‬untuk Ali bin
Abi Thalib dan Sa’ad RA, beliau bersabda: “Mintalah kepada Allah ‘Azza wa Jalla petunjuk dan
kelurusan, ya Allah kabulkanlah doanya dan tepatkanlah tembakannya.”

Dengan demikian, kepergian ke tempat latihan sejatinya adalah bagian dari ibadah dan mencari
ilmu. Bukan sekadar permainan sia-sia dan kesenangan yang melalaikan.

Tiba di Lapangan

Setelah tiba di lapangan, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan, antara lain:

– Masuklah ke lapangan dengan mengucapkan salam

– Letakkan peralatan di tempat yang layak dan bersih

– Sunnah bersiwak atau memakai wewangian, karena yang turut hadir di situ tidak saja
manusia tetapi malaikat pun turut mendoakan dan menyaksikan. Bahkan mereka tidak pernah
menghadiri permainan apapun kecuali panahan. Oleh karena itu, sebaiknya para pemanah
mengerti dan memahami kehadiran mereka dengan memuliakan kedudukannya
– Jangan “mengusik” kunjungan makhluk Allah SWT itu dengan hal-hal yang haram seperti
merokok, mengghibah, mengumpat, mencela, mentertawakan, dan berkata kasar lagi jorok. Jika
ada kawan yang melakukan hal-hal seperti itu, maka nasihatilah. Jika tetap melakukannya, maka
keluarkanlah dari lapangan, agar rahmat dan keberkahan Allah tidak hilang dari tempat tersebut.

Bersiap Latihan

Sebelum latihan dimulai, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

– Telitilah alat-alat panah

– Sebelum memasang tali busur, periksalah dari ujung atas sampai bawah. Cermati keadaan
siyah dan sendi-sendi busur. Jika ada yang bengkok, terlihat guratan, atau ada yang tidak
seimbang, hendaknya jangan digunakan.

– Telitilah anak panah. Perlu diseleksi mana anak panah yang layak untuk ditembakkan dan
mana yang tidak. Periksa kondisinya, satu per satu diraba dengan jempol dan telunjuk tangan,
dari ujung hingga pangkal. Tarik perlahan-lahan dengan gerakan memutar dan mengikuti alur
supaya dapat diketahui bagian yang retak, pecah, dan yang bengkok.

Bersiap Menembak

Ketika datang giliran untuk menembak, maka perlu memperhatikan adab antara lain sebagai
berikut:

o Bacalah Basmalah
o Ambillah sikap memanah
o Singsingkan lengan baju
o Fokuskan penglihatan kepada target yang hendak dibidik
o Pegang busur dengan tangan kiri dan anak panah dengan tangan kanan
o Usahakan mengambil anak panah tanpa melihatnya, kemudian pasangkan tepat pada
tempatnya. Pastikan benar-benar sudah masuk dengan benar
o Sebelum mulai menarik busur, rendahkanlah hati. Ikhlaskan niat, bersikaplah santai, dan
mintalah pertolongan kepada Dzat Yang Mahakuat
o Tariklah nafas seiring dengan menarik tali busur
o Jika anak panah dan anggota tubuh telah sampai pada batas titik tarikan (drawing),
diamkan sejenak
o Kemudian lepaskanlah.

Setelah Menembak

Anak panah itupun meluncur menuju target. Tidak berarti bahwa segalanya telah selesai, sebab
masih ada beberapa adab yang perlu diperhatikan demi menyempurnakan olahraga sunnah ini:

o Perhatikanlah dimana anak panah menancap


o Jika anak panah melaju lurus, maka pertahankanlah teknik dan sikap menembak tadi.
Ingatlah selalu sikap dan teknik tersebut setiap kali hendak memanah
o Jika anak panah keluar jalur, misal menyamping ke kanan atau kiri, terlalu menukik ke
atas atau bawah, maka segera koreksilah. Apakah penyebabnya dari diri si pemanah (cara
memegang, mengunci, membidik, dan melepaskan), atau alat panahan (busur dan anak
panah), atau karena hembusan angin dan guyuran hujan
o Jangan sekali-kali mencaci busur atau anak panah, atau menyalahkan kondisi alam (angin
dan hujan), atau karena waktu latihan. Terlebih lagi sampai mencaci diri sendiri atau
pelatih, karena yang demikian termasuk kezhaliman dan memicu permusuhan
o Jika belum mencapai hasil sesuai yang diharapkan, jangan bersedih, merasa lemah, atau
putus asa sehingga sampai membenci olahraga ini. Bersabarlah, karena sungguh malaikat
akan terus mendoakan dan tidak pernah jemu. Yakinilah bahwa meleset dari target adalah
pendahuluan ketepatan dalam tembakan yang akan didapatkan melalui kesabaran dan
ikhtiar.

Firman Allah SWT:

‫َو َما َر َميْتَ ِإ ْذ َر َميْتَ َولَ ِك َّن هَّللا َ َر َمى‬

“Dan sungguh bukanlah kamu yang menembak ketika kamu menembak, melainkan Allah-lah
yang melempar.” (al-Anfal [8]: 17).*/Iqbal Azhar Azis, Pembina Solo Berkuda (Suara
Hidayatullah)

https://hidayatullah.com/iptekes/kesehatan/2020/12/22/197982/adab-memanah-sunnah.html

Anda mungkin juga menyukai