Panahan)
15-03-2022 14:49
https://museumor.kemenpora.go.id/artikel-detail/OQ
3. Busur “Longbow”
Sesuai namanya, busur ini berbentuk panjang, dan pada ujung limbs dimana
terpasang tali busur, tidak melengkung menjauhi pemanah. Kalo dilihat,
bentuknya dalam keadaan talinya terpasang, seperti huruf D. Karena
bentuknya, longbow berukuran cukup panjang, bahkan bisa kurang lebih
sama dengan tinggi si pemanah itu sendiri. Umumnya riser dan limbs pada
longbow dibuat dari bahan yang utuh, alias bukan sambungan. Pada masanya,
busur ini banyak digunakan sebagai senjata dalam peperangan, meskipun
bisa juga dipake untuk berburu. Longbow dikenal banyak digunakan pasukan
Inggris zaman dulu dalam berbagai peperangan.
~ AM, 17.03.22 ~
Karena hal di atas, maka terkadang para pelatih mempunyai syarat yang ketat dalam memilih
murid. Harus dicermati betul, baik kesiapan materi maupun jasmani.
TV National Geographic Abu Dhabi pernah menayangkan audisi calon atlet akrobatik dan wushu
di China. Sang guru mengamati dengan teliti postur tubuh, struktur tulang, gaya berjalan, dan
ketahanan fisik calon murid. Benar-benar detail. Alhasil, negeri tirai bambu tersebut selalu
menduduki peringkat teratas di berbagai bidang olahraga tingkat dunia.
Adab Memanah
Seorang Muslim yang hendak berlatih panah, hendaknya benar-benar tahu adab dan peraturan
dalam olahraga ini. Bukanlah sekadar karena dipilih sebagai murid oleh seorang pelatih,
melainkan harus dilandasi motivasi Rasulullah ﷺdan para sahabat. Bukan postur tubuh atau
fisik kurang ideal yang membatasinya, tapi api perjuangan dari Perang Badar, Uhud, dan
Khandaq-lah yang memantik semangatnya.
Imam Ibnul Qayyim menjelaskan dalam kitab Furusiyah mengenai adab yang harus dipegang
teguh oleh seorang pemanah. Secara ringkas adalah sebagai berikut:
o Niatkan untuk mengamalkan Sunnah Nabi ﷺ, menghidupkan syiar dari olahraga nabawi,
dan niat untuk berkumpul dengan orang-orang shalih.
َوِإ ْن هَ َّم بِهَا فَ َع ِملَهَا َكتَبَهَا هَّللا ُ ِع ْن َدهُ َع ْش َر،ً فَ َم ْن هَ َّم بِ َح َسنَ ٍة فَلَ ْم يَ ْع َم ْلهَا َكتَبَهَا هَّللا ُ ِع ْن َدهُ َح َسنَةً َكا ِملَة،ت ِ َب ْال َح َسنَا
ِ ت َوال َّسيَِّئا َ إن هَّللا َ َكت
َّ
ير ٍةَ ِاف َكث
ٍ ْف إلى ضْ َع َأ َ ٍ ضع ِ ت إلى َس ْب ِع ِماَئ ِة َ ٍ َح َسنَا،
“Sesungguhnya Allah mencatat amal perbuatan yang baik maupun yang buruk. Maka
barangsiapa yang mempunyai keinginan untuk berbuat baik dan belum terlaksana, sungguh
Allah mencatat di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Dan jika ia (berniat) ingin
berbuat amal shalih dan bisa mengerjakannya, maka sungguh Allah mencatat amal tersebut di
sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan sampai 700 kebaikan dan kelipatannya yang amat banyak.”
o Agar Allah melipatgandakan pahala-Nya, kita bisa menggabungnya dengan amal shalih yang lain.
Misalnya berwudhu dan terus menjaga diri dalam keadaan suci, karena tempat yang akan dituju
adalah salah satu dari taman-taman Surga.
o Sempurnakan dengan shalat dua rakaat. Berdoalah seperti doa Rasulullah ﷺuntuk Ali bin
Abi Thalib dan Sa’ad RA, beliau bersabda: “Mintalah kepada Allah ‘Azza wa Jalla petunjuk dan
kelurusan, ya Allah kabulkanlah doanya dan tepatkanlah tembakannya.”
Dengan demikian, kepergian ke tempat latihan sejatinya adalah bagian dari ibadah dan mencari
ilmu. Bukan sekadar permainan sia-sia dan kesenangan yang melalaikan.
Tiba di Lapangan
Setelah tiba di lapangan, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan, antara lain:
– Sunnah bersiwak atau memakai wewangian, karena yang turut hadir di situ tidak saja
manusia tetapi malaikat pun turut mendoakan dan menyaksikan. Bahkan mereka tidak pernah
menghadiri permainan apapun kecuali panahan. Oleh karena itu, sebaiknya para pemanah
mengerti dan memahami kehadiran mereka dengan memuliakan kedudukannya
– Jangan “mengusik” kunjungan makhluk Allah SWT itu dengan hal-hal yang haram seperti
merokok, mengghibah, mengumpat, mencela, mentertawakan, dan berkata kasar lagi jorok. Jika
ada kawan yang melakukan hal-hal seperti itu, maka nasihatilah. Jika tetap melakukannya, maka
keluarkanlah dari lapangan, agar rahmat dan keberkahan Allah tidak hilang dari tempat tersebut.
Bersiap Latihan
– Sebelum memasang tali busur, periksalah dari ujung atas sampai bawah. Cermati keadaan
siyah dan sendi-sendi busur. Jika ada yang bengkok, terlihat guratan, atau ada yang tidak
seimbang, hendaknya jangan digunakan.
– Telitilah anak panah. Perlu diseleksi mana anak panah yang layak untuk ditembakkan dan
mana yang tidak. Periksa kondisinya, satu per satu diraba dengan jempol dan telunjuk tangan,
dari ujung hingga pangkal. Tarik perlahan-lahan dengan gerakan memutar dan mengikuti alur
supaya dapat diketahui bagian yang retak, pecah, dan yang bengkok.
Bersiap Menembak
Ketika datang giliran untuk menembak, maka perlu memperhatikan adab antara lain sebagai
berikut:
o Bacalah Basmalah
o Ambillah sikap memanah
o Singsingkan lengan baju
o Fokuskan penglihatan kepada target yang hendak dibidik
o Pegang busur dengan tangan kiri dan anak panah dengan tangan kanan
o Usahakan mengambil anak panah tanpa melihatnya, kemudian pasangkan tepat pada
tempatnya. Pastikan benar-benar sudah masuk dengan benar
o Sebelum mulai menarik busur, rendahkanlah hati. Ikhlaskan niat, bersikaplah santai, dan
mintalah pertolongan kepada Dzat Yang Mahakuat
o Tariklah nafas seiring dengan menarik tali busur
o Jika anak panah dan anggota tubuh telah sampai pada batas titik tarikan (drawing),
diamkan sejenak
o Kemudian lepaskanlah.
Setelah Menembak
Anak panah itupun meluncur menuju target. Tidak berarti bahwa segalanya telah selesai, sebab
masih ada beberapa adab yang perlu diperhatikan demi menyempurnakan olahraga sunnah ini:
“Dan sungguh bukanlah kamu yang menembak ketika kamu menembak, melainkan Allah-lah
yang melempar.” (al-Anfal [8]: 17).*/Iqbal Azhar Azis, Pembina Solo Berkuda (Suara
Hidayatullah)
https://hidayatullah.com/iptekes/kesehatan/2020/12/22/197982/adab-memanah-sunnah.html