Anda di halaman 1dari 5

Berikut contoh analisis SWOT diri sendiri yang dikutip dari buku Asuransi Umum Syariah

dalam Praktik oleh Muhaimin Iqbal (2006) dan buku Wanted: Prospective Successful
Entrepreneurs Only! Karya Rizky Prasetya Handani dan Fundianto (2019):

Contoh Analisis SWOT Diri Sendiri 1

1. Strengths

 Cepat beradaptasi
 Responsif
 Bertanggung jawab
 Jujur
 Disiplin
 Berintegritas

2. Weakness

 Cepat lelah
 Emosional
 Cepat bosan
 Minder
 Tidak suka banyak bicara

3. Opportunity

 Memiliki banyak relasi


 Memiliki beberapa komunitas

4. Threats

 Kondisi keuangan
 Tidak ada mentor
 Tidak memiliki kedekatan secara emosional dan berelasi

Contoh Analisis SWOT Diri Sendiri 2

1. Strengths

 IQ sangat tinggi
 Sarjana
 Pintar menulis
 Badan sehat

2. Weakness

 Boros
 Suka menunda pekerjaan
 Mudah tersinggung
 Belum punya pekerjaan

3. Opportunity

 Memiliki bisnis sampingan keluarga


 Relasi cukup banyak

4. Threat
 Sulit dalam hal ekonomi

Kapan Harus Menganalisis SWOT Diri Sendiri?

Perbesar
Ilustrasi membuat analisis SWOT diri sendiri. Foto: Unsplash
SWOT pribadi merupakan penilaian untuk diri sendiri, sehingga sebenarnya bisa dilakukan
kapan saja. Meski begitu, ada beberapa waktu spesifik kapan harus menganalisis SWOT diri
sendiri yang bisa dilakukan untuk mengembangkan karier, seperti:

1. Mempersiapkan Interview Kerja

Ketika sedang mempersiapkan wawancara kerja dan bersiap melamar ke suatu perusahaan, Anda
bisa melakukan analisis SWOT pribadi terlebih dahulu agar bisa fokus pada kekuatan yang
dimiliki. Ini juga akan membantu dalam mempersiapkan CV.

2. Setelah Lulus Kuliah

Setelah lulus kuliah, ada berbagai pilihan hidup yang perlu Anda putuskan, seperti karier,
melanjutkan studi, hingga urusan hubungan asmara. Dalam menentukan pilihan tersebut, Anda
dapat menggunakan SWOT untuk menentukan langkah yang harus diambil.
Dengan melakukan analisis SWOT, ini juga dapat membantu mengeliminasi berbagai aspek
yang tidak berhubungan dengan diri Anda dan mengembangkan potensi yang dimiliki.

3. Saat Ingin Memutuskan Jurusan Kuliah

Ada banyak jurusan kuliah, tetapi tidak semua orang mengetahui dengan pasti jurusan apa yang
cocok untuk mereka. Ketika dihadapkan dengan dilema saat ingin memutuskan jurusan kuliah,
Anda bisa melakukan analisis SWOT pribadi.
Dikutip dari Creately, analisis SWOT dapat membantu mengetahui keterampilan yang cocok
dengan diri, sehingga Anda dapat menentukan jurusan kuliah yang sesuai dengan minat dan
potensi diri.
4. Sebelum Memasuki Perusahaan

Sebelum memasuki perusahaan, analisis SWOT pribadi dapat membantu Anda menilai kekuatan
dan kelemahan diri sendiri. Dengan begitu, Anda akan memiliki pemahaman yang baik tentang
diri Anda sehingga Anda dapat fokus pada hal-hal tersebut.
Selain itu, penilaian ini juga dapat membantu Anda dalam menghadapi tekanan dan situasi di
lingkungan pekerjaan. Anda bisa memanfaatkan segala kelebihan yang dimiliki dan
memperbaiki kekurangan yang bisa menghambat pekerjaan Anda.

5. Kapan pun Kamu Butuh Perubahan dalam Hidup

Seperti yang telah disebutkan, sebenarnya tidak ada waktu spesifik untuk melakukan penilaian
diri. Namun, ketika Anda membutuhkan perubahan dalam hidup, analisis SWOT dapat
membantu mengevaluasi kehidupan Anda.
Dengan analisis ini, Anda dapat mengetahui hal-hal yang harus diubah dalam diri, seperti apa
yang harus ditingkatkan dan apa yang perlu diperbaiki.
Baca Juga: Analisis SWOT sebagai Media untuk Menguji Kelayakan Usaha dalam Perusahaan

Cara Melakukan Analisis SWOT Diri Sendiri

Perbesar
Ilustrasi membuat analisis SWOT pribadi. Foto: Pexels
Analisis SWOT pribadi menggambarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam
kaitannya dengan fakta-fakta mengenai diri sendiri.
Dikutip dari Personal SWOT Analysis oleh Freddy Rangkuti (2015: 2-5), adapun beberapa cara
melakukan analisis SWOT diri sendiri, yaitu:

1. Tentukan Tujuan

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan tujuan. Analisis SWOT bisa menjadi
sangat sulit jika tidak ada tujuan yang ingin dicapai. Jadi, Anda harus memiliki tujuan agar
analisis yang dilakukan lebih terarah.

2. Identifikasi Kelebihan
Selanjutnya adalah menentukan indikator-indikator kelebihan atau kekuatan Anda. Caranya
dengan mengidentifikasi semua indikator yang dapat Anda kendalikan sendiri.
Semua indikator yang mendukung tujuan merupakan indikator-indikator kekuatan. Sebaliknya,
indikator yang menghambat atau mengganggu tujuan Anda merupakan indikator kelemahan.
Berikut beberapa pertanyaan untuk memudahkan Anda membuat indikator-indikator tersebut:

 Apa bukti bahwa Anda memiliki kompetensi atau keahlian tertentu sehingga Anda lebih
unggul dibandingkan dengan orang lain?
 Apa saja jenis keahlian Anda yang sangat menonjol?
 Proyek atau pengalaman apa yang sudah Anda selesaikan dengan baik?
 Siapa saja orang-orang berpengaruh yang Anda kenal dengan baik, sesuai dengan
pekerjaan yang ingin Anda lakukan?
 Keahlian apa lagi yang Anda miliki sehingga Anda berbeda dengan orang lain?
 Kekuatan apa lagi yang Anda miliki (begitu juga yang dirasakan oleh orang lain terhadap
Anda)?

3. Identifikasi Kelemahan

Setelah mengidentifikasi kelebihan, selanjutnya tentukan indikator-indikator kelemahan yang


Anda miliki. Tujuan Anda menentukan indikator ini adalah untuk meningkatkan kinerja Anda.
Dengan mengidentifikasi kelemahan, Anda dapat memperbaiki diri. Berikut beberapa pertanyaan
untuk mengidentifikasi kelemahan:

 Apakah Anda memiliki keahlian yang sangat mendukung karier pada masa mendatang?
 Apakah Anda memiliki kelemahan atau kebiasan buruk? Misalnya sering terlambat, sulit
berkomunikasi, rendah diri, lemah dalam menulis laporan, dan sebagainya?
 Tindakan apa saja yang harus Anda lakukan untuk memperbaiki diri?
 Menurut orang lain, kelemahan apa saja yang harus Anda perbaiki?

4. Analisis Peluang

Peluang adalah kesempatan untuk memperbaiki diri. Artinya, seseorang mengenali dan melihat
peluang bagi perbaikan diri dan memanfaatkannya untuk menyongsong masa depan yang lebih
baik.
Dengan analisis peluang, terdapat kesempatan untuk melihat kemampuan dan kelemahan diri
Anda. Berikut beberapa pertanyaan untuk menganalisis peluang:

 Peluang perubahan apa saja yang dapat dimanfaatkan, sehingga Anda dapat berperan
dalam industri yang dikerjakan?
 Apakah ada peluang penggunaan teknologi yang dapat dimanfaatkan, sehingga Anda
dapat lebih berperan pada masa yang akan datang?
 Apakah ada peluang posisi di perusahaan tempat Anda bekerja yang sesuai dengan minat
dan keahlian yang dimiliki?
 Apakah Anda dapat bergabung dengan kegiatan atau rencana proyek baru yang ada di
perusahaan?
 Pelatihan apa saja yang harus diikuti agar Anda dapat lebih berperan dalam perusahaan?

5. Analisis Potensi Ancaman

Analisis faktor-faktor apa saja yang mengancam Anda dalam pekerjaan atau hal lainnya yang
dapat menghambat tujuan Anda. Beberapa pertanyaan berikut dapat Anda jadikan pedoman
dalam menganalisis potensi ancaman:

 Apakah ada rekan di kantor yang mendapat posisi lebih baik daripada Anda? (Padahal
Anda berdua memiliki kualifikasi yang sama.)
 Apakah penggunaan teknologi baru mengancam pekerjaan atau posisi Anda?
 Apakah ada kendala pribadi (misalnya tidak disukai atasan) sehingga menghambat karier
Anda?
 Kendala apa saja yang menghambat pekerjaan dan karier Anda?

6. Membuat Solusi

Langkah terakhir, Anda harus membuat solusi yang dapat mengarahkan diri untuk mencapai
tujuan yang sudah ditetapkan. Pada akhirnya, analisis SWOT berguna untuk membantu Anda
mengidentifikasi permasalahan yang dimiliki.
Lakukan evaluasi terhadap semua kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang Anda
miliki. Kemudian, tentukan solusi berdasarkan hasil evaluasi tersebut.
(GTT & SFR)

Anda mungkin juga menyukai