Risiko Bunuh Diri
Risiko Bunuh Diri
Dosen Pembimbing :
Zakiah Rahman S.Kep, Ns, M.Kep
Disusun Oleh :
1. Anggi Listari (1521113001)
2. M. Syahdan Prasetyo (1521113029)
3. Rifty Bernanda (1521113037)
4. Shafa Nuralita (1521113038)
5. Rizkika Arpianduna (1521113055)
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya. kelompok sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam tindakan keperawatan. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
Cover
KATA PENGANTAR................................................................................................................................II
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................III
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................................3
2.1 Definisi............................................................................................................................................3
2.2 Psikopatplogi/Psikodinamika...........................................................................................................5
2.2.1.Etiologi Risiko Bunuh Diri.........................................................................................................6
2.2.2.Penatalaksanaan Klien Dengan Risiko Bunuh Diri...................................................................11
2.3 Contoh Kasus.................................................................................................................................12
2.3.1 Pengkajian.................................................................................................................................13
2.3.2 Diagnosa Keperawatan..............................................................................................................15
2.3.3 Intervensi Kperawatan..............................................................................................................15
2.3.4 Implementasi Keperawatan.......................................................................................................17
2.3.5 Evaluasi ....................................................................................................................................17
BAB III......................................................................................................................................................18
PENUTUP.................................................................................................................................................18
1.Kesimpulan.........................................................................................................................................18
2.Saran...................................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................19
iii
BAB I. PENDAHULUAN
2.1. Pengertian
Resiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang dapat
mengancam kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena merupakan
perilaku untuk mengakhiri kehidupannya. Perilaku bunuh diri disebabkan karena stress
yang tinggi dan berkepanjangan dimana individu gagal dalam melakukan mekanisme
koping yang digunakan dalam mengatasi masalah. Beberapa alasan individu mengakhiri
kehidupan adalah kegagalan untuk beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stress,
perasaan terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/gagal
melakukan hubungan yang berarti, perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat
merupakan hukuman pada diri sendiri, cara untuk mengakhiri keputusasaan
(Stuart,2016).
Sumber: googleimage.com
Bunuh diri adalah segala perbuatan dengan tujuan untuk membinasakan dirinya
sendiri dan yang dengan sengaja dilakukan oleh seseorang yang tahu akan akibatnya
yang mungkin pada waktu yang singkat. Menciderai diri adalah tindakan agresif yang
merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan
keputusanterakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Captain,
2018).
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
mengakhiri kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan keputusan terkahir dari individu
untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Keliat 1991 : 4). Risiko bunuh diri dapat
diartikan sebagai resiko individu untuk menyakitidiri sendiri, mencederai diri, serta
mengancam jiwa. (Nanda, 2022)
Menurut Beck (1994) dalam Keliat (1991 hal 3) mengemukakan rentang
harapan- putus harapan merupakan rentang adaptif -maladaptif.Respon adaptif
merupakan respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan kebudayaan yang
secara umum berlaku, sedangkan respon maladaptif merupakan respon yang dilakukan
individu dalam menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima oleh norma-norma
sosial dan budaya setempat. Prilaku destruktif diri yaitu setiap aktivitas yang jika tidak
di cegah dapatmengarah kepada kematian. Rentang respon protektif diri mempunyai
peningkatandiri sebagai respon paling adaptif, sementara perilaku destruktif diri,
pencederaan diri,dan bunuh diri merupakan respon maladaptif (Wiscarz dan Sundeen,
1998). Pikiran bunuh diri biasanya muncul pada individu yang mengalami gangguan
mood, terutama depresi. Bunuh diri adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja
untuk membunuh diri sendiri (Videbeck, 2018).
Sehingga dari beberapa pendapat diatas, bunuh diri merupakan tindakan yang
sengaja dilakukan seseorang individu untuk mengakhiri hidupnya dengan berbagai cara.
Dan seseorang dengan gangguan psikologi tertentu atau sedang depresi dapat pula
beresiko melakukan bunuh diri. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang bunuh
diri, dapat dari faktor eksternal seperti lingkungan dan faktor internal seperti gangguan
psikologi dalam dirinya.
Perilaku bunuh diri terbagi menjadi tiga kategori yaitu (Stuart, 2016):
1) Ancaman bunuh diri yaitu peringatan verbal atau nonverbal bahwa seseorang
tersebut mempertimbangkan untuk bunuh diri. Orang yang ingin bunuh diri mungkin
mengungkapkan secara verbal bahwa ia tidak akan berada di sekitar kita lebih lama
lagi atau mengomunikasikan secara non verbal.
2) Upaya bunuh diri yaitu semua tindakan terhadap diri sendiri yang dilakukan oleh
individu yang dapat menyebabkan kematian jika tidak dicegah.
3) Bunuh diri yaitu mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau
diabaikan. Orang yang melakukan bunuh diri dan yang tidak bunuh diri akan terjadi
jika tidak ditemukan tepat pada waktunya.
Sementara itu, Yosep (2015) mengklasifikasikan terdapat tiga jenis bunuh diri,
meliputi:
1) Bunuh diri anomik adalah suatu perilaku bunuh diri yang didasari oleh faktor
lingkungan yang penuh tekanan (stressful) sehingga mendorong seseorang untuk
bunuh diri.
2) Bunuh diri altruistik adalah tindakan bunuh diri yang berkaitan dengan kehormatan
seseorang ketika gagal dalam melaksanakan tugasnya.
3) Bunuh diri egoistik adalah tindakan bunuh diri yang diakibatkan faktor dalam diri
seseorang seperti putus cinta atau putus harapan.
2.1 Psikodinamika
2.1.1 Etiologi Resiko Bunuh Diri
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya resiko bunuh diri ada dua
faktor, yaitu factor predisposisi (factor risiko) dan factor presipitasi (factor pencetus).
a. Faktor predisposisi
Stuart (2016) menyebutkan bahwa faktor predisposisi yang menunjang perilaku
resiko bunuh diri meliputi:
1) Diagnosis psikiatri
Tiga gangguan jiwa yang membuat klien berisiko untuk bunuh diri yaitu
gangguan alam perasaan, penyalahgunaan obat, dan skizofrenia.
2) Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan peningkatan resiko
bunuh diri adalah rasa bermusuhan, impulsif, dan depresi.
3) Lingkungan psikososial
Baru mengalami kehilangan, perpisahan atau perceraian,kehilangan yang
dini, dan berkurangnya dukungan sosial merupakan faktor penting yang
berhubungan dengan bunuh diri.
4) Biologis
Banyak penelitian telah dilakukan untuk menemukan penjelasan biologis
yang tepat untuk perilaku bunuh diri. Beberapa peneliti percaya bahwa ada
gangguan pada level serotonin di otak, dimana serotonin diasosiasikan
dengan perilaku agresif dan kecemasan. Penelitian lain mengatakan bahwa
perilaku bunuh diri merupakan bawaan lahir, dimana orang yang suicidal
mempunyai keluarga yang juga menunjukkan kecenderungan yang sama.
Walaupun demikian, hingga saat ini belum ada faktor biologis yang
ditemukan berhubungan secara langsung dengan perilaku bunuh diri
5) Psikologis
Leenars (dalam Corr, Nabe, & Corr, 2013) mengidentifikasi tiga bentuk
penjelasan psikologis mengenai bunuh diri. Penjelasan yang pertama
didasarkan pada Freud yang menyatakan bahwa “suicide is murder turned
around 180 degrees”, dimana dia mengaitkan antara bunuh diri dengan
kehilangan seseorang atau objek yang diinginkan. Secara psikologis,
individu yang beresiko melakukan bunuh diri mengidentifikasi dirinya
dengan orang yang hilang tersebut. Dia merasa marah terhadap objek kasih
sayang ini dan berharap untuk menghukum atau bahkan membunuh orang
yang hilang tersebut. Meskipun individu mengidentifikasi dirinya dengan
objek kasih sayang, perasaan marah dan harapan untuk menghukum juga
ditujukan pada diri. Oleh karena itu, perilaku destruktif diri terjadi
6) Sosiokultural
Penjelasan yang terbaik datang dari sosiolog Durkheim yang memandang
perilaku bunuh diri sebagai hasil dari hubungan individu dengan
masyarakatnya, yang menekankan apakah individu terintegrasi dan teratur
atau tidak dengan masyarakatnya
b. Faktor presipitasi
Stuart (2016) menjelaskan bahwa pencetus dapat berupa kejadian yang
memalukan, seperti masalah interpersonal, dipermalukan di depan umum,kehilangan
pekerjaan, atau ancaman pengurungan. Selain itu, mengetahui seseorang yang
mencoba atau melakukan bunuh diri atau terpengaruh media untuk bunuh diri, juga
membuat individu semakin rentan untukmelakukan perilaku bunuh diri.
Faktor pencetus seseorang melakukan percobaan bunuh diri adalah perasaan
terisolasi karena kehilangan hubungan interpersonal/gagal melakukan hubungan
yang berarti, kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stres, perasaan
marah/bermusuhan dan bunuh diri sebagai hukuman pada diri sendiri, serta cara utuk
mengakhiri keputusasaan.
c. Respon terhadap stres
1) Kognitif: Klien yang mengalami stress dapat mengganggu proses kognitifnya,
seperti pikiran menjadi kacau, menurunnya daya konsentrasi, pikiran berulang,
dan pikiran tidak wajar.
2) Afektif: Respon ungkapan hati klien yang sudah terlihat jelas dan nyata akibat
adanya stressor dalam dirinya, seperti: cemas, sedih dan marah.
3) Fisiologis: Respons fisiologis terhadap stres dapat diidentifikasi menjadi dua,
yaitu Local Adaptation Syndrome (LAS) yang merupakan respons lokal tubuh
terhadap stresor (misal: kita menginjak paku maka secara refleks kaki akan
diangkat) dan Genital Adaptation Symdrome (GAS) adalah reaksi menyeluruh
terhadap stresor yang ada.
4) Perilaku: Klien dengan penyakit kronik atau penyakit yang mengancam
kehidupan dapat melakukan perilaku bunuh diri dan sering kali orang ini secara
sadar memilih untuk melakukan tindakan bunuh diri. Perilaku bunuh diri
berhubungan dengan banyak faktor, baik faktor social maupun budaya.
5) Sosial: Struktur social dan kehidupan bersosial dapat menolong atau bahkan
mendorong klien melakukan perilaku bunuh diri. Isolasi social dapat
menyebabkan kesepian dan meningkatkan keinginan seseorang untuk melakukan
bunuh diri. Seseorang yang aktif dalam kegiatan masyarakat lebih mampu
menoleransi stress dan menurunkan angka bunuh diri. Aktif dalam kegiatan
keagamaan juga dapat mencegah seseorang melakukan tindakan bunuh diri.
d. Kemampuan mengatasi masalah/ sumber coping
1) Kemampuan personal: kemampuan yang diharapkan pada klien dengan resiko
bunuh diri yaitu kemampuan untuk mengatasi masalahnya.
2) Dukungan sosial: adalah dukungan untuk individu yang di dapat dari keluarga,
teman, kelompok, atau orang-orang disekitar klien dan dukungan terbaik yang
diperlukan oleh klien adalah dukungan keluarga.
3) Asset material: ketersediaan materi antara lain yaitu akses pelayanan kesehatan,
dana atau finansial yang memadai, asuransi, jaminan pelayanan kesehatan dan
lain-lain.
d. Keyakinan positif: merupakan keyakinan spiritual dan gambaran positif
seseorang sehingga dapat menjadi dasar dari harapan yang dapat
mempertahankan koping adaptif walaupun dalam kondisi penuh stressor.
Keyakinan yang harus dikuatkan pada klien resiko bunuh diri adalah keyakinan
bahwa klien mampu mengatas masalahnya.
e. Mekanisme coping
Klien dengan penyakit kronis, nyeri, atau penyakit yang mengancam kehidupan
dapat melakukan perilaku destruktif-diri. Sering kali klien secara sadar memilih bunuh
diri. Menurut Stuart (2016) mengungkapkan bahwa mekanisme pertahanan ego yang
berhubungan dengan perilaku destruktif diri tidak langsung adalah penyangkalan,
rasionalisasi, intelektualisasi, dan regresi. Menurut Fitria (2022) mengemukakan
rentang harapan-putus harapan merupakan rentang adaptif-maladaptif.
Adaptif Maladaptif
Keterangan:
a. Peningkatan diri: seseorang dapat meningkatkan proteksi atau pertahan diri secara
wajar terhadap situasional yang membutuhkan pertahan diri.
b. Beresiko destruktif: seseorang memiliki kecenderungan atau beresiko mengalami
perilaku destruktif atau menyalahkan diri sendiri terhadap situasi yang seharusnya
dapat mempertahankan diri, seperti seseorang merasa patah semangat bekerja ketika
dirinya dianggap tidak loyal terhadap pimpinan padahal sudah melakukan pekerjaan
secara optimal.
c. Destruktif diri tidak langsung: seseorang telahmengambil sikap yang kurang tepat
terhadap situasi yangmembutuhkan dirinya untuk mempertahankan diri.
d. Pencederaan Diri: seseorang melakukan percobaan bunuh diri atau pencederaan diri
akibat hilangnya harapan terhadapsituasi yang ada.
e. Bunuh diri: seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai dengan nyawanya
hilang.
Perilaku bunuh diri menunjukkan terjadinya kegagalan mekanisme koping.
Ancaman bunuh diri menunjukkan upaya terakhir untuk mendapatkan pertolongan
adgar untuk mengatasi masalah. Resiko yang mungkin terjadi pada klien yang
mengalami krisis bunuh diri adalah mencederai diri dengan tujuan mengakhiri hidup.
Perilaku yang muncul meliputi isyarat, percobaan atau ancaman verbal untuk
melakukan tindakan yang mengakibatkan kematian perlukaan atau nyeri pada diri
sendiri. Faktor Presipitasi Faktor Predisposisi
Gangguan Konsep
Risiko Diri: Harga Diri Rendah
Gangguan
Persepsi
Malu, merasa bersalah
Menarik Diri
Isolasi membahayakan
Risiko sosial
diri: Risiko Bunuh
Perilaku kekerasan
f. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat diambil pada klien dengan resiko bunuh diri
adalah:
Resiko bunuh diri
g. Intervensi
a) Bantu klien untuk mengenal masalah yang sedang dialami
b) Bantu klien untuk menurunkan resiko perilaku destruktif (behavior management)
c) Berikan lingkungan yang aman (safety) berdasarkan tingkatan resiko
d) Bantu klien mengidentifikasi dan mendapatkan dukungan sosial
e) Membantu klien mengembangkan mekanisme koping yang positif
Risiko Bunuh Diri Setelah dilakukan 14 kali kunjungan Pencegahan Bunuh Diri Pencegahan Bunuh Diri
D.0135 dalam 30 menit dihaparkan kontrol diri Observasi 1. Untuk melindungi pasien dari
pasien meningkat dengan kriteria hasil : Identifikasi gejala resiko bunuh
Fakor Risiko : percobaan bunuh diri
Gangguan prilaku (misalnya 1. Verbalisasi ancaman kepada orang diri ( mis. Gangguan mood, 2. Untuk melindungi pasien dari
lain menurun halusinasi, delusi, panik,
euforia mendadak setelah depresi, isyarat bunuh diri
2. Verbalisasi umpatan menurun penyalahgunaan zat, kesedihan,
perilaku mencari senjata 3. Untuk meningkatkan harga diri
3. Perilaku menyerang menurun gangguan kepribadian )
berbahaya, membeli obat dalam pasien risiko bunuh diri
4. Perilaku melukai diri sendiri/orang Identifikasi keinginan dan pikiran
jumlah banyak, membuat surat 4. Untuk meningkatkan kemampuan
lain menurun rencana bunuh diri dalam menyelesaikan masalah pada
warisan) 5. Perilaku agresif/amuk menurun
Monitor lingkungan bebas pasien risiko bunuh diri
Demografi ( misalnya lansia, status 6. Verbalisasi keinginan bunuh diri
bahaya secara rutin ( mis. Barang 5. Untuk mengajarkan keluarga
perceraian, janda/duda, ekonomi menurun
pribadi, pisau cukur, jendela ) pasien tentang cara merawat anggota
rendah, pengangguran 7. Verbalisasi isyarat bunuh diri keluarga dengan risiko bunuh diri
Monitor adanya perubahan mood
Gangguan fisik ( misalnya nyeri menurun atau perilaku
kronis, penyakit 8. Verbalisasi ancaman bunuh diri Terapeutik
terminal ) menurun Libatkan dalam perencanaan
riwayat bunuh diri sebelumnya, bunuh diri menurun pengamanan ketat dan mudah
dipantau ( mis. tempat tidur dekat
remaja homoseksual, gangguan 12.Euforia menurun
ruang perawat )
psikiatrik, penyakit psikiatrik, 13. Alam perasaan depresi menurun
Tingkatkan pengawasan pada
penyalahgunaan zat ).
kondisi tertentu ( mis. Rapat staf,
pergantian shif )
Lakukan intervensi perlindungan
( mis. Pembatasan area,
pengekangan fisik ) jika perlu
Hindari diskusi berulang
tentang bunuh diri sebelumnya,
diskusi berorientasi pada masa
sekarang dan masa depan
Diskusikan rencana menghadapi
ide bunuh diri di masa depan
( mis.orang yang dihubungi,
kemana mencari bantuan )
Pastikan obat ditelan
Edukasi
Anjurkan mendiskusikan
perasaan yang dialami kepada
orang lain
Anjurkan menggunakan sumber
19
O : Klien masih terlihat sering berbicara sendiri seolah ada lawan bicara
didepannya.
A : Tanda gejala yang masih ada atau yang sudah hilang
a. klien masih terlihat murung dan melakukan hal yang mengarah pada
mencedari diri dengan alasan melindungi temannya
b. klien masih sering mengobrolsendiri
c. klien masih menaganggap bahwa temannya itu nyata
P : intervensi dilanjutkan
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk mengakhiri
kehidupan individu secara sadar berhasrat dan berupaya melaksanakan hasratnya untuk
mati. Prilaku bunuh diri meliputi isyarat-isyarat, percobaan dan ancaman verbal yang
akan mengakibatkan kematian, atau luka yang menyakiti diri sendiri. Terjadinya bunuh
diri dapat diakibatkan oleh depresi maupun gangguan sensori seperti halusinasi.
Penatalaksanaan dilakukan dari segi medis dan keperawatan. Penatalaksanaan medis
yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan terapi farmakologi sedangkan
penatalaksanaan keperawatan yang dilakukan berfokus pada klien dan keluarga klien.
Selain penatalaksanaan, resiko bunuh diri dapat dicegah melalui upaya pencegahan,
baik upaya pencegahan dari diri sendiri tetapi juga upaya pencegahan yang berasal dari
lingkungan klien
3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan para pembaca mengetahui
bagaimana cara mengenali dan merawat orang-orang dengan resiko bunuh diri dengan
baik. Karena dengan adanya manajemen yang baik, maka kejadian bunuh diri dapat
ditekan dan hidup masyarakat akan menjadi lebih baik pula
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito Moyet, Lynda Juall. 2016. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Alih bahasa
oleh Yasmin Asih. Jakarta: EGC.
Fitria, Nita. 2022. Prinsip Dasar Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tidakan Keperawatan (LP dan SP) revisi 2012. Jakarta: Salemba
Medika.
Keliat, B.A. 2016. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC.
Keliat, Budi Anna. 2019.Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC.
Stuart, G.W. & Sundeen, S.J. 2016. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.