Anda di halaman 1dari 2

PENYIMPANAN SEDIAAN

FARMASI
No. Dokumen:
10/SOP/IB/XII/2017
No. Revisi:
SOP
Tanggal Terbit:
16 Desember 2017
Halaman:
1-2
dr. Febrian
KLINIK TTD Ka FKTP Purwatiningrum
IMAM BONJOL
1. Pengertian Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik.
Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan
pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi
dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru. Wadah
sekurang- kurangnya memuat nama Obat, nomor batch dan
tanggal kadaluwarsa.
2. Tujuan Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan
penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan

3. Kebijakan SK penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat


4. Referensi 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun
2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2017 tentang Apotek.
5. Prosedur 1. Mencatat jumlah, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa
sediaan farmasi di dalam kartu stok.
2. Menyimpan sediaan farmasi yang diterima pada rak yang
sesuai berdasarkan aspek farmakologi, bentuk sediaan,
secara alphabetis atau, penyimpanan khusus dll.
3. Setiap penyimpanan sediaan farmasi harus mengikuti prinsip
FIFO (First In First Out = pertama masuk-pertama keluar)
dan FEFO (First Expired First Out = pertama kadaluwarsa-
pertama keluar); dan harus dicatat di dalam kartu persediaan
sediaan farmasi.
4. Menyimpan bahan obat pada kondisi yang sesuai, layak dan
mampu menjamin mutu dan stabilitasnya pada rak secara
alfabetis.
5. Mengisi kartu stok setiap penambahan dan pengambilan.
6. Menjumlahkan setiap penerimaan dan pengeluaran sediaan
farmasi pada kartu stok.
7. Menghindari menyimpan sediaan farmasi dengan kekuatan
yang berbeda dalam satu wadah.
8. Menyediakan tempat khusus di luar ruang peracikan untuk
menyimpan komoditi yang rusak, kadaluwarsa.

6. Unit Terkait Unit Apotek

Anda mungkin juga menyukai