Anda di halaman 1dari 3

ARTIKEL

“DEMOKRASI PEMILIHAN KETUA KELAS”

Disusun oleh:

1. Maila Nurpadillah
2. Rosalinda Austina
3. Sinda Qorina
4. Sriayu Wayuni
5. Sulis Karisma
6. Tini Sumarni
7. Zahwa Aulia

Man 2 Kota Tasikmalaya


Komplek Pondok Pesantren Al Misbah, Jl. Bantar, Argasari, Kec. Cihideung, Kab. Tasikmalaya,
Jawa Barat 46122
Melalui pendidikan demokrasi anak akan belajar menghargai dan menghormati perbedaan
pendapat, belajar menyelesaikan masalah dengan cara musyawarah, belajar memilih pemimpin
dengan cara pengambilan suara terbanyak.

Pemilihan ketua kelas merupakan salah satu contoh dalam pelaksanaan


demokrasi di sekolah. Kegiatan ini sangat ditunggu-tunggu oleh semua murid.

Pemilihan ketua kelas ini biasanya dilakukan pada awal tahun pelajaran,
kegiatan tersebut dilakukan dalam empat tahap. Tahap pertama, guru memberikan
penjelasan tentang kriteria seorang pemimpin diantaranya disiplin, jujur, adil, amanah,
dan pintar.

Tahap kedua, setiap siswa diminta menuliskan nama salah seorang teman di
kelas yang memiliki kriteria tersebut di dalam selembar kertas. Kemudian kertas yang
telah ditulis nama dikumpulkan di meja guru. Munculah tiga srikandi yang menjadi
kandidat calon ketua kelas..

Tahap ketiga, setelah terpilih 4 nama sebagai kandidat ketua kelas, selanjutnya
setiap siswa diminta untuk memilih 1 nama dari 4 kandidat tersebut, dan menuliskannya
dalam selembar kertas. Guru juga memberi tahu bahwa nama yang mereka pilih harus
rahasia artinya tidak boleh diketahui oleh temannya, mereka juga harus jujur artinya
tidak boleh mengajak temannya untuk mengikuti pilihannya.

Tahap terakhir adalah proses penghitungan suara. Suasana di kelas sangat riuh
saat dilakukannya penghitungan suara diantara teman teman yang memilih ketua kelas
ada 2 murid yang ditugaskan melakukan penghitungan suara. Semua berharap yang
mereka pilih akan menang menjadi ketua kelas. Keempat calon juga berharap
memperoleh suara terbanyak sehingga dapat menjadi ketua kelas.

Penghitungan suara berakhir dan muncullah nama si A sebagai ketua kelas.


Sedangkan ketiga nama yang tidak terpilih sebagai ketua kelas, didaulat menjadi
pengurus kelas lainnya, yaitu nama si B sebagai wakil ketua kelas nama si C sebagai
sekretaris, dan nama si D sebagai bendahara. Semua murid bersorak gembira dan
mengucapkan selamat.

Selaku guru kelas pun memberikan ucapan selamat sekaligus memberi tahu
tentang tugas masing-masing dan berpesan agar mereka bekerja sama dalam
melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.

“Kalah menang dalam pemilihan ketua kelas adalah hal yang biasa. Yang
mendapatkan suara terbanyak tidak boleh sombong dan yang mendapatkan suara
sedikit harus berlapang dada,” ujar selaku guru kelas

Dengan adanya kegiatan seperti itu, siswa–siswi dapat belajar berdemokrasi,


menyampaikan suaranya dengan penuh kejujuran, percaya diri, menghargai perbedaan
pendapat, rendah hati, menerima kekalahan dengan lapang dada, disiplin, dan
tanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai