Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk melahirkan pemimpin yang berdediksi tinggi, mengerti, dan
cepat tanggap terhadap setiap permasalahan yang timbul tidaklah mudah,
karena mereka tidak hanya dituntut memiliki kecerdasan dan kecakapan,
tetapi juga harus memiliki jiwa kepemimpinan, rasa tanggung jawab yang
besar, dapat menjadi panutan dan mengayomi terhadap masyarakat yang
dipimpinnya.
Demikian juga dengan Pengurus OSIS MAN 2 Kediri yang akan
habis masa jabatannya dan harus diganti dengan kepengurusan yang baru.
Untuk menghasilkan pemimpin yang sesuai dengan harapan siswa atau
seluruh warga madrasah, maka digunakanlah suatu mekanisme pemilihan
yang demokratis, sehingga dapat diterima oleh semua warga madrasah.
Dengan momentum ini diharapkan akan lahir seorang pemimpin dan kader
kader pengurus OSIS MAN 2 Kediri ke arah yang lebih baik, kreatif,
inofatif dan penuh dengan kegiatan kegiatan yang bermanfaat bagi seluruh
siswa atau warga MAN 2 Kediri.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa tujuan diadakannya pemilu OSIS ?
2. Jelaskan sistematika pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS ?
3. Sebutkan pihak-pihak yang terlibat dalam pemilihan Ketua dan Wakil
Ketua OSIS ?
4. Apakah pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS sudah sesuai dengan
asas Luber Jurdil ?
5. Apa kendala yang dialami dalam pemilihan Ketua dan Wakil Ketua
OSIS ?
6. Sebutkan tahap-tahap pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS di MAN
2 KEDIRI ?
7. Bagaimana hasil rekapitulasi suara pada pemilihan Ketua dan Wakil
Ketua OSIS ?
8. Berikan kritik dan saran dalam pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS
!
9. Bagaimana tanggapan anda terhadap pemilihan Ketua dan Wakil Ketua
OSIS di MAN 2 KEDIRI ?
10. Jelaskan proses penentuan pasangan calon dalam pemilihan Ketua dan
Wakil Ketua OSIS di MAN 2 KEDIRI !

C. TUJUAN OBSERVASI
1. Mengetahui cara pemilihan ketua OSIS di man 2 kediri
2. Mengetahui paparan visi misi ketua osis man 2 Kediri
3. Memperkenalkan siswa tentang kepemimpinan yang nantinya
bermanfaat untuk melatih kedisiplinan berorganisasi dan
kepemimpinan

D. METODE OBSERVASI
Metode yang kami lakukan untuk menganalisis kegiatan ini adalah
dengan melihat pemilihan suara secara langsung dengan begitu kami
mengerti siapa yang akan menjadi ketua osis.

E. WAKTU OBSERVASI

Waktu observasi yang kami laksanakan pada Rabu 6 September


2023
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Demokrasi
Demokrasi yang berasal dari kata “demos” yang artinya rakyat dan
“cratein” yang artinya memrintah lazim, dalam teori diartikan sebagai
pemerintahan yang dilaksanakan oleh rakyat.
Demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana seluruh rakyatnya
turut serta memerintah dengan perantaraan wakilnya. Demokrasi juga
diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan
persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua
warga negara.

Konsep demokrasi lahir dari Yunani kuno yang dipraktikkan dalam


hidup bernegara antara Abad ke-4 Sebelum Masehi sampai dengan Abad
ke-6 SM. Demokrasi memiliki beberapa prinsip, seperti persamaan hak,
kebebasan berpendapat, kebebasan berekspresi, kebebasan berserikat, dan
kebebasan beragama.Sejarah demokrasi di Indonesia mengalami dinamika
yang cukup kompleks dan menjalani perkembangan yang sangat dinamis.

Berikut adalah beberapa fase perkembangan demokrasi di


Indonesia:

1. Demokrasi Parlementer (1945-1959)


Pada fase ini, Indonesia resmi menjadi negara yang merdeka dan
menerapkan sistem demokrasi parlementer. Sistem ini berlangsung
hingga tahun 1959.
2. Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
Pada masa ini, sistem demokrasi berubah menjadi sistem demokrasi
terpimpin. Sistem ini berlangsung hingga tahun 1965.
3. Demokrasi Pancasila pada Era Orde Baru (1966-1998)
Pada masa ini, sistem demokrasi berubah menjadi sistem demokrasi
Pancasila. Sistem ini berlangsung hingga tahun 1998.
4. Demokrasi Pasca Reformasi (1998-sekarang)
Setelah jatuhnya Presiden Soeharto pada Mei 1998, Indonesia
mengalami proses reformasi politik yang membuka peluang bagi
perkembangan demokrasi. Pada masa ini, Indonesia menerapkan
sistem demokrasi yang lebih terbuka dan partisipatif

B. Demokrasi Di Indonesia

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia masih dihadapkan pada


berbagai tantangan dan hambatan, seperti politik uang, korupsi, dan
ketidakadilan. Oleh karena itu, pendidikan demokrasi dan partisipasi
masyarakat dalam demokrasi sangat penting untuk memperkuat demokrasi
di Indonesia.

Perkembangan demokrasi di Indonesia juga dipengaruhi oleh


sejarah dan politik perkembangan demokrasi di Indonesia, mulai dari
pengertian dan konsepsi demokrasi menurut para tokoh dan founding
fathers Kemerdekaan Indonesia, terutama Mohammad Hatta, dan Soetan
Sjahrir. Selain itu, gotong royong dan rasa kekeluargaan menjadi pangkal
dari demokrasi Pancasila.

C. Demokrasi Disekolah

Demokrasi di sekolah adalah sistem atau prinsip yang


mempromosikan partisipasi aktif, keterlibatan, keadilan, dan keputusan
bersama antara siswa, guru, dan staf sekolah dalam pengelolaan dan
pengambilan keputusan di lingkungan sekolah. Konsep ini didasarkan
pada prinsip-prinsip demokrasi yang melibatkan kebebasan berbicara,
penghormatan terhadap hak asasi manusia, keterbukaan terhadap pendapat
yang berbeda, dan keadilan dalam perlakuan.

Demokrasi di sekolah bertujuan untuk memberikan kesempatan


yang setara bagi siswa untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
yang mempengaruhi kehidupan mereka di sekolah. Hal ini juga melibatkan
pengakuan bahwa siswa memiliki hak dan suara dalam masalah yang
berkaitan dengan kurikulum, aturan sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan
lingkungan belajar

Penerapan demokrasi di sekolah melibatkan beberapa aspek, antara lain:

1. Partisipasi siswa.

Siswa diberikan kesempatan untuk aktif berpartisipasi dalam


pengambilan keputusan melalui forum siswa, organisasi siswa,
pemilihan wakil siswa, atau melalui kelompok diskusi dan konsultasi
dengan staf sekolah. Mereka dapat menyampaikan pendapat,
memberikan masukan, dan terlibat dalam perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan di sekolah.

2. Keterbukaan dan transparansi.

Keputusan dan proses pengambilan keputusan di sekolah harus


transparan dan terbuka bagi siswa. Mereka memiliki hak untuk
mengetahui dasar dan alasan di balik keputusan yang diambil oleh
pihak sekolah.

3. Keadilan dan persamaan hak.

Setiap siswa memiliki hak yang sama dan dihormati dalam konteks
demokrasi di sekolah. Tidak ada diskriminasi atau perlakuan tidak adil
berdasarkan suku, agama, jenis kelamin, atau latar belakang lainnya.
Prinsip keadilan dan kesetaraan harus diterapkan dalam semua aspek
kehidupan sekolah.

4. Menghargai pendapat dan keragaman.

Demokrasi di sekolah mendorong penghargaan terhadap pendapat


dan keragaman siswa. Siswa diberikan ruang untuk mengemukakan
pendapat mereka, berbagi ide, dan terlibat dalam diskusi yang
konstruktif.

5. Pembelajaran aktif dan partisipatif.


Demokrasi di sekolah mendorong pembelajaran aktif dan
partisipatif, di mana siswa tidak hanya menjadi penerima informasi,
tetapi juga aktor yang berperan dalam pembelajaran mereka. Mereka
didorong untuk berpikir kritis, menganalisis masalah, dan
berpartisipasi dalam pembahasan kelompok.

Contoh pengamalan nilai demokrasi di sekolah :

1. Membentuk dan aktif dalam organisasi siswa.

Siswa dapat terlibat dalam organisasi siswa di sekolah, seperti


OSIS atau kelompok debat, yang memungkinkan siswa untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan menyampaikan
pandangan siswa.

2. Menghormati pendapat orang lain.

Siswa dapat belajar menghargai pendapat orang lain dan


mendengarkan dengan cermat saat berdiskusi. Dengan mempraktikkan
toleransi terhadap perbedaan pendapat, serta membuka diri terhadap
ide-ide baru dan sudut pandang yang berbeda.

3. Mengadakan pemilihan ketua kelas.

Siswa dapat mengadakan pemilihan ketua kelas secara


demokratis, di mana seluruh anggota kelas memiliki kesempatan
untuk memilih pemimpin mereka. Dengan demikian, siswa dapat
mengalami langsung prinsip dasar demokrasi, seperti kebebasan
berpendapat dan hak memilih.

4. Melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan.

Guru dan staf sekolah dapat melibatkan siswa dalam


pengambilan keputusan yang berdampak pada mereka. Siswa dapat
diajak untuk memberikan masukan, memberikan saran, atau
mengorganisir diskusi untuk mencapai keputusan yang melibatkan
partisipasi aktif dari siswa.
5. Mengadakan forum diskusi atau debat.

Siswa dapat mengadakan forum diskusi atau debat di sekolah


tentang isu-isu yang penting bagi mereka, seperti lingkungan,
kesehatan mental, atau keadilan sosial. Ini memberikan kesempatan
bagi siswa untuk berbicara, mendebat, dan mendengarkan pendapat
dan argumen dari siswa lain. Proses ini memperkuat keterampilan
berpikir kritis dan membangun pemahaman tentang demokrasi.

6. Menghargai kebebasan berpendapat.

Siswa dapat belajar untuk menghormati hak setiap individu


untuk memiliki pendapat dan kebebasan berekspresi. Mereka dapat
menghindari intimidasi atau pelecehan verbal terhadap siswa yang
memiliki pandangan yang berbeda. Menghormati kebebasan
berpendapat adalah prinsip fundamental dalam sistem demokrasi.

7. Mengorganisasi kampanye sosial.

Siswa dapat mengorganisir kampanye sosial di sekolah untuk


mempromosikan kesadaran tentang isu-isu sosial atau lingkungan
yang penting. Hal Ini dapat memperkuat partisipasi siswa dalam
mengatasi masalah-masalah yang ada di lingkungan sekolah,
memungkinkan siswa untuk mengambil inisiatif, dan mengembangkan
keterampilan kepemimpinan.

8. Mengadakan pemilihan wakil kelas.

Siswa dapat mengadakan pemilihan wakil kelas secara


demokratis untuk mewakili suara dan kepentingan seluruh anggota
kelas. Dengan melibatkan seluruh anggota kelas dalam pemilihan,
siswa dapat belajar tentang proses demokratis, partisipasi, dan
tanggung jawab sebagai pemilih.
9. Menyelenggarakan forum siswa.

Siswa dapat mengadakan forum siswa yang dihadiri oleh


seluruh siswa sekolah. Forum ini dapat menjadi wadah untuk
menyampaikan ide, masalah, atau usulan kepada pihak sekolah.

10. Menyusun peraturan kelas secara demokratis.

Siswa dapat melibatkan diri dalam menyusun peraturan kelas


secara bersama-sama. Dalam proses ini, siswa dapat memberikan
masukan dan pendapat siswa, dan bersama-sama mencapai
kesepakatan tentang peraturan yang adil dan bermanfaat untuk seluruh
anggota kelas. Ini

11. Menghargai keanekaragaman.

Siswa dapat menghargai keanekaragaman dalam sekolah


dengan mempromosikan toleransi, inklusivitas, dan penghormatan
terhadap perbedaan.

12. Membangun keterampilan berpikir kritis.

Siswa dapat melibatkan diri dalam diskusi dan debat tentang


isu-isu penting di lingkungan sekolah. Mereka dapat diajak untuk
mempertanyakan, menganalisis, dan mempertimbangkan berbagai
sudut pandang sebelum mencapai kesimpulan atau membuat
keputusan.

D. Oganisasi OSIS
SUSUNAN PENGURUS OSIS MAN 2 KEDIRI
PERIODE 2023/2024
Ketua : Olga Trio Hermawan (XI D)
Wakil Ketua 1 : Kirana Zakia Qutrotu’ain (XI G)
Wakil Ketua 2 : Risna Nikma Permata (XI B)
Sekretaris : Anis Ulwiyatun Ni’mah (XI B)
Wakil Sekretaris : Moch. Dimas Candra F. (X C)
Bendahara : Alifia Nur Laily Diana (XI A)
Wakil Bendahara : Husain Romi M. (X A)

1. BIDANG KEAGAMAAN
Ketua Bidang : M. Diekha Ravaeel Eka S. (XI G)
Anggota : 1. Nanda Nurisdya S. (XI E)
2. Rikza Muhammad Fajar (XI B)
3. Ahmad Fareel Putra H. (X K)
4. M. Arif Abid (X D)
5. Elva Aulia Nirwatul U. (X A)
6. Nazila Nur Hamidatul (X A)

2. BIDANG KEPEMIMPINAN DAN BELA NEGARA


Ketua Bidang : Af’idatul Latifa Rahma (XI A)
Anggota : 1. M. Sayet Ali Rohman (XI D)
2. M. Syafii Zamhariry (XI C)
3. Ahmad Shydiq (XI E)
Nadhmuddin
4. Aris Munandar (XI C)
5. Keyla Radika Latief (X C)
6. Anif Rosyidana (X A)

3. BIDANG SOSIAL DAN KOMUNIKASI


Ketua Bidang : Ihza Chosiyatul Hamidah (XI A)
Anggota : 1. Annisa Tri Wulandari (XI K)
2. Anang Kuswanto (XI E)
3. Ahmad Abu Yazid (XI E)
4. Rahma Izza Azizah (XI A)
5. Ainur Rhofiq Pratama (XI A)
6. Nabila Mukhlisotul (X I)
4. BIDANG SENI DAN OLAHRAGA
Ketua Bidang : Nabila Dinda Revansha (XI D)
Anggota : 1. Hasan Wisnu Wardana (XI E)
2. Nabilatul Khusna (X I)
3. Bagas Suhariadi (X K)
4. Ressy Ismia Nur C. (X C)
5. Revand Ade (X C)
6. Alita Zusma’il Arzaqi A. (X F)

5. BIDANG KETERAMPILAN DAN KEWIRAUSAHAAN


Ketua Bidang : Dian Dwi Nurita (XI C)
Anggota : 1. Andika Prasetyo (XI D)
2. Aura Zalfa Z. (XI E)
3. M. Fathurrozaq (XI C)
4. Arfila Nasokhuz Zakiya (X D)
5. Lubna Norine (X D)
6. Aulia Citra Ferisca (X B)

6. BIDANG INOVASI DAN RISET


Ketua Bidang : Achmad Charis Idzin Fahmi (XI H)
Anggota : 1. Fadly Putra (XI A)
2. Humaira’ Mar’atus Tsalasa (XI D)
3. Mar’atus Solikhah F. (XI C)
4. Naila Nur Amiroh (X D)
5. Diah Ayu Lintang K. (X D)
6. Amel Mei Saroh M. (X F)
7.

E. PEMILIHAN OSIS DAN WAKIL KETUA OSIS


OSIS MAN 2 Kediri menyelenggerakan pemilihan Ketua dan
Wakil Ketua OSIS periode 2023/2024 pada hari Rabu, 06 September
2023. Pemilihan ini dilakukan melalui proses demokrasi yang
memberikan kesempatan bagi setiap siswa-siswi MAN 2 Kediri untuk
berpastisipsi secara aktif dalam pemungutan suara. Kegiatan ini juga
termasuk bagian dari penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila/P5.
Siswa-siswi saat mengikuti rangkaian pemilihan di Aula Al-Arif
sesuai jadwal masing-masing kelas, yakni kelas XII antara pukul 07.30
- 09.00 WIB, dilanjutkan kelas X antara pukul 09.00 - 10.30 WIB, dan
terakhir kelas XI antara pukul 10.30 – 12.00 WIB.
Terdapat tiga kandidat calon ketua OSIS. Calon nomor urut 1 yaitu
pasangan Anis Ulwiatun Ni’mah dan Af’idatul Latifa Rahma. Calon
nomor urut 2 yaitu pasangan Olga Trio Hermawan dan Kirana Zakia
Qutrotuain. Calon ketua nomor urut 3 ditempati oleh pasangan Risna
Nikma Permata dan Moch. Dimas Candra.
Pesta demokrasi pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS diawali
dengan sambutan oleh Kepala MAN 2 Kediri, Bapak Murwono, S.Pd.,
M.MPd.
Acara puncak pemilihan yang diadakan sesuai dengan tata cara
seperti pemilihan kepala daerah di Indonesia dengan pencoblosan
secara langsung.
Adapun tahapan-tahapan pemilihan ketua OSIS dimulai dari scan
barcode kehadiran, kemudian memasuki ruang tunggu, dan diberikan
surat suara dengan gambar 3 pasangan kandidat Ketua dan Wakil
Ketua OSIS. Sebanyak 3 bilik suara telah disiapkan, satu persatu para
siswa memasukinya dan melakukan pencoblosan. Setelah memilih,
surat suara dimasukkan ke dalam kotak suara. Tak hanya itu, siswa
juga diarahkan untuk menyelupkan jari ketinta sebagai tanda usai
menggunakan hak pilihnya.
Setelah tahap pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS selesai,
selanjutnya dilakukan penghitungan suara yang dilakukan oleh
Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara / KPPS dan disaksikan
oleh para pengurus OSIS dan diiringi riuh sorak-sorai siswa-siswi
kelas XI, untuk memastikan proses pemilihan ini dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas, jujur dan adil.

F. HASIL OBSERVASI
Pada hari Rabu 6 September 2023, Majelis Permusyawaratan Kelas
(MPK) MAN 2 KEDIRI mengadakan kegiatan PEMILOS untuk memilih
ketua dan wakil ketua OSIS periode 2023/2024. PEMILOS dimulai jam
07.00-12.30 dengan 3 calon ketua dan wakil ketua OSIS yang terdiri atas :
1. ANIS ULWIYATUN NI'MAH (XI-B)
AFIDATUL LATIFA RAHMA (XI-A)

2. OLGA TRIO HERMAWAN (XI-D )


KIRANA ZAKIA Q (XI-G)

3. RISNA NIKMA PERMATA (XI-B)


MOCH. DIMAS CANDRA F (X-C)
Kegiatan tersebut berlangsung dengan lancar, langsung, bersih,
jujur, dan adil dengan pemilih yang berjumlah 1070 siswa sesuai daftar
pemilih tetap, namun 39 siswa saja yang menggunakan hak pilih mereka,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi politik siswa MAN
2 KEDIRI sudah cukup bagus, akan tetapi masih sedikit yang belum sadar
akan politik. Kemudian setelah dilakukan penghitungan suara, pasangan
yang terpilih untuk menjadi ketua dan wakil ketua OSIS MAN 2 KEDIRI
periode 2023/2024 adalah Olga Trio Hermawan (XI-D ) dan Kirana Zakia
Q (XI ) dengan jumlah perolehan 565 suara.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil observasi kami dari1070 siswa yang ikut
menyuarakan suara mereka mendapatkan hasil :
1. Anis Ulwiyatun Ni’mah (XI-B)
Afidatul Latifa Rahma (XI-A) Mendapat 138 suara
2. Olga Trio Hermawan (XI-D)
Kirana Zakia Q (XI-G) Mendapat 565 suara
3. Risna Nikma Permata (XI-B)
Moch. Dimas Candra F (X-C) Mendapat 328 suara

39 suara tidak sah

Dan dapat disimpulkan yang menjadi ketua dan wakil ketua osis
MAN 2 KEDIRI Periode 2023/2024 adalah OLGA TRIO HERMAWAN
sebagai ketua osis dan KIRANA ZAKIA Q sebagai wakil ketua osis

B. KRITIK DAN SARAN


Kritik : Sebagian siswa mungkin merasa tidak tertarik atau peduli terhadap
pemilihan OSIS karena mereka merasa bahwa pemimpin OSIS tidak
memiliki dampak signifikan pada kehidupan sekolah mereka
Saran : Untuk mengatasi golput dalam pemilihan OSIS, penting bagi pihak
sekolah dan panitia pemilihan untuk meningkatkan kesadaran tentang
pentingnya pemilihan OSIS, memastikan proses pemilihan berjalan
transparan dan adil, dan melibatkan siswa secara aktif dalam proses. Selain
itu, memastikan bahwa calon-calon memiliki visi yang kuat dan relevan
untuk memengaruhi kehidupan sekolah juga dapat meningkatkan
partisipasi siswa. Edukasi politik yang baik juga dapat membantu siswa
memahami peran OSIS dalam sekolah mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Ramon Kaban, “Implementasi demokrasi pancasila dalam kehidupan
bernegara.”Perspektif 8.1 (2003): 291
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai