Anda di halaman 1dari 13

STUDIO PERANCANGAN 2

5. PERENCANAAN PELAT LANTAI KENDARAAN

Menurut RSNI T-12-2004 tentang Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan


pada pasal 5.5.2 mengenai tebal minimum pelat lantai, pelat lantai kendaraan pada
jembatan harus memiliki tebal minimum yang memenuhi kedua ketentuan sebagai
berikut:

ts ≥ 200 mm

atau

ts ≥ 100 + 0.04 x L mm

ts ≥ 100 + (0.04 x 1400)

ts ≥ 156 mm

Maka, digunakan nilai ts = 250 mm.

a) Data Teknis
Tebal pelat lantai kendaraan (h) = 0.25 m
Tebal perkerasan aspal (t) = 0.1 m
Tebal beban hujan = 0.05 m
Tebal trotoar = 0.25 m
Jarak gelagar memanjang = 1.75 m
Jarak gelagar melintang =9 m
Bentang Jembatan = 90 m = 2 x 45 m (Beton Prategang)
Lebar jembatan = 9.7 m
Lebar lantai kendaraan =7 m
Lebar trotoar = 2 x 1.35
= 2.7 m
Mutu beton (f'c) = 30 Mpa
Mutu baja (fy) => 390 MPa tulangan ulir
240 MPa tulangan polos
Berat jenis beton bertulang = 25 kN/m3
Berat jenis aspal = 22 kN/m3

MUHAMMAD ROYHAN (19506010011104


FERDIANSYAH YUSRY ANAS 7)
STUDIO PERANCANGAN 2

Dimensi tiang sandaran = 0.2 x 0.2 x 1.2 (dalam satuan m)


Dimensi pipa sandaran: d = 76.3 mm
L =2 m
w = 7.13 kg/m'

b) Penentuan Tipe Pelat


Ly/Lx = 9/1.75
= 5.1428
Maka, digunakan pelat satu arah.

c) Pembebanan
1. Berat Sendiri (MS)
Faktor beban ultimit 𝛾𝑈 = 1.3

- Berat sendiri akibat lantai jembatan (merata)
Ditinjau slab lantai jembatan selebar (b) = 1 m
Tebal slab lantai jembatan (h) = ts
= 0.25 m
Berat jenis beton bertulang (wc) = 25 kN/m3
Berat sendiri (QMS) = b x h x wc
= 1 x 0.25 x 25
= 6.25 kN/m
- Berat sendiri trotoar dan kerb (merata)
Ditinjau slab lantai jembatan selebar (b) = 1 m
Tebal slab lantai jembatan (h) = 0.25 m
Berat jenis beton bertulang (wc) = 25 kN/m3
Berat sendiri (QMS) = b x h x wc
= 1 x 0.25 x 25
= 6.25 kN/m\

MUHAMMAD ROYHAN (19506010011104


FERDIANSYAH YUSRY ANAS 7)
STUDIO PERANCANGAN 2

- Berat tiang dan pipa sandaran (terpusat)


Faktor beban ultimit 𝛾𝑈 = 1.1

Dari perhitungan sebelumnya didapat berat mati total tiang dan pipa
sandaran sebesar (P total) = 156.372 kg
= 1.5637 kN

2. Beban Mati Tambahan (MA)


Faktor beban ultimit 𝛾𝑈 =2

No Jenis Tebal (m) Berat (kN/m3) Beban (kN/m)


1 Lapisan aspal + overlay 0.1 22 2.2
2 Air hujan (th) 0.05 9.8 0.49
QMA = 2.69

3. Beban Truk (TT)


Truk diperhitungkan dengan beban roda ganda sebesar 112,5 kN. Bidang
kontak roda truk diasumsikan berbentuk persegi panjang 750 mm x 250 mm.

Beban roda ganda oleh truk (T) = 112.5 kN

MUHAMMAD ROYHAN (19506010011104


FERDIANSYAH YUSRY ANAS 7)
STUDIO PERANCANGAN 2

Adapun penyebaran beban roda akibat muatan “T” adalah sebagai berikut:

Gambar 5.1 Skema penyebaran roda pada akibat muatan “T”

Beban truk "T" (q) = 𝑚×0.5


112.5 𝑘𝑁
𝑚)
(1

= 225 kN/m2
untuk per meter, maka q = 225 x 0.5
= 112.5 kN/m

Didapatkan faktor beban ultimit 𝛾𝑈 = 1.8


MUHAMMAD ROYHAN (19506010011104


FERDIANSYAH YUSRY ANAS 7)
STUDIO PERANCANGAN 2

Didapatkan faktor beban dinamis FBD = 0.4


QTT = (1+FBD) x T
= (1+0.4) x 112.5
= 157.5 kN/m

4. Beban Pejalan Kaki (TP)


Menurut pasal 8.9 pada SNI 1725:2016 tentang Pembebanan untuk
Jembatan, setiap komponen trotoar yang lebih lebar dari 600 mm harus
direncanakan untuk memikul beban pejalan kaki dengan intensitas 5 kPa
(= 5 kN/m2) dan dianggap bekerja secara bersamaan dengan beban
kendaraan pada masing-masing lajur kendaraan.
Faktor beban ultimit 𝛾𝑈 = 1.8

QTP =5 kN/m2

5. Beban Horizontal pada Sandaran, dan Kerb


 Sandaran pada setiap tepi trotoar harus diperhitungkan dapat
menahan beban horizontal sebesar 100 kg (1 kN) yang bekerja
pada tinggi 90 cm di atas lantai trotor.
 Kerb harus direncanakan untuk menahan beban rencana ultimit
sebesar 15 kN/m yang bekerja pada bagian atas kerb.

MUHAMMAD ROYHAN (19506010011104


FERDIANSYAH YUSRY ANAS 7)
STUDIO PERANCANGAN 2

Gambar 5.2 Skema pembebanan trotoar, sandaran, dan kerb


Sandaran :
M =qxlxh
= 1 x 2 x (1.15+0.125)
= 2.55 kNm
Kerb :
M =qxlxh
= 15 x 1 x (0.25+0.125)
= 5.625 kNm

MUHAMMAD ROYHAN (19506010011104


FERDIANSYAH YUSRY ANAS 7)
STUDIO PERANCANGAN 2

d) Kombinasi Pembebanan
1. Penentuan Kombinasi
(Tabel 1 – Kombinasi Beban dan Faktor Beban SNI 1725:2016)

Keterangan :
MS : Beban mati komponen struktural dan nonstruktural jembatan
MA : Beban mati perkerasan dan utilitas
TA : Gaya horizontal akibat tekanan
tanah TT : Beban truk “T”
TD : Beban lajur “D”
TP : Beban untuk pejalan kaki
TB : Gaya rem
BF : Gaya friksi
SH : Gaya akibat susut dan
rangkak ES : Beban akibat
penurunan
EU : Beban arus dan hayutan
EQ : Beban Gempa
EWS : Beban angin pada struktur
EWL : Beban angin pada kendaraan

Kombinasi pembebanan yang akan digunakan adalah Kuat I, yaitu


Kombinasi pembebanan yang memperhitungkan gaya-gaya yang timbul
pada jembatan dalam keadaan normal tanpa memperhitungkan beban
angin. Pada keadaan batas ini, semua gaya nominal yang terjadi dikalikan
dengan faktor beban yang sesuai

MUHAMMAD ROYHAN (19506010011104


FERDIANSYAH YUSRY ANAS 7)
STUDIO PERANCANGAN 2

2. Rekapitulasi Kombinasi

Total Satua Faktor


Jenis Beban
beban n beban
Berat Sendiri lantai jembatan (merata) (MS) 6.25 kN/m 1.3
Berat sendiri trotoar dan kerb (merata) (MS) 6.25 kN/m 1.3
Berat tiang dan pipa sandaran (terpusat)
1.5637 kN 1.3
(MS)
Beban mati tambahan (MA) 2.69 kN/m 2
Beban truk (TT) 157.5 Kn/m 1.8
Beban pejalan kaki (TP) 5 kN/m 1.8
Beban horizontal kerb 5.625 kNm 1
Beban horizontal tiang sandaran 2.55 kNm 1

e) Analisis Momen
1. Akibat Beban Mati

Gambar 5.3 Skema pembebanan akibat beban mati

2. Akibat Beban Hidup


Direncanakan jembatan tipe Kuat I dengan dibagi sesuai kondisi skema jatuh
roda beban truk “TT”, kondisi skema jatuh roda beban truk “TT” sebagai
berikut :
Kondisi 1

Gambar 5.4 Kondisi 1 beban roda satu kendaraan berada di tengah bentang

MUHAMMAD ROYHAN (19506010011104


FERDIANSYAH YUSRY ANAS 7)
STUDIO PERANCANGAN 2

Kondisi 2

Gambar 5.5 Kondisi 2 beban roda satu kendaraan berada di samping


tumpuan

Kondisi 3

Gambar 5.6 Kondisi 3 beban roda dua kendaraan di tengah masing-masing


bentang
Kondisi 4

Gambar 5.7 Kondisi 4 beban roda dua kendaraan saling berdekatan di


tengah jalur

MUHAMMAD ROYHAN (19506010011104


FERDIANSYAH YUSRY ANAS 7)
STUDIO PERANCANGAN 2

 Analisis SAP2000
- Hasil Bidang Momen pada Pembebanan Kondisi 1

- Hasil Bidang Momen pada Pembebanan Kondisi 2

- Hasil Bidang Momen pada Pembebanan Kondisi 3

- Hasil Bidang Momen pada Pembebanan Kondisi 4

- Rekapitulasi
Momen Ultimit (Mu)
Kondisi Momen Lapangan Momen Tumpuan
(kNm) (kNm)
I 45.6124 -70.4247
II 40.0486 -64.3746
III 48.0364 -65.5769
IV 42.8468 -58.2417

Momen Maksimal
Momen Lapangan = 48.0354 kNm
Momen Tumpuan = -70.4247 kNm

f) Rencana Penulangan Lantai Pelat Kendaraan


 Data Teknis
Mmax Mu (+) = 48.0354 kNm
Mu (-) = -70.4247 kNm
Mutu beton (f'c) = 30 Mpa
Mutu baja (fy) = 390 Mpa tulangan ulir
240 Mpa tulangan polos

MUHAMMAD ROYHAN (19506010011104


FERDIANSYAH YUSRY ANAS 7)
STUDIO PERANCANGAN 2

Tebal pelat (h) = 250 mm


Tebal selimut (d') = 40 mm
Tebal efektif (d) = 250 - 40
= 210 mm
Ditinjau pelat selebar 1 m
b = 1000
mm
ρmin = 1.4/fy
= 1.4/390
= 0.0036
0.85×𝑓′𝑐 600
ρmax = 0.75 × 𝛽 × ×
1 𝑓𝑦 600+𝑓𝑦
0.85×30 600
= 0.75 × 0.85 × ×
390 600+390

= 0.0253
 Penulangan Lentur
𝑓𝑦
m = 0.85×𝑓′𝑐
390
= 0.85×30
= 15.2941
Mn = 𝑀𝑢

70.4247
= 0.8

= 83.0309 kNm
= 83030900 Nmm
𝑀𝑛
Rn =
𝑏×𝑑2

83030900
= 1000×2102
= 1.8828 Mpa
1 2×𝑚×𝑅𝑛
ρperlu = (1 − √1 − )
𝑚 𝑓𝑦

1
= 15.2941 (1 − √1 − 2×15.2941×1.8828
390 )

= 0.0050

MUHAMMAD ROYHAN (19506010011104


FERDIANSYAH YUSRY ANAS 7)
STUDIO PERANCANGAN 2

Karena ρmin < ρ < ρmax


0.0036 < 0.0050 < 0.0253
Maka, digunakan nilai ρ = 0.0050
Luas Tulangan yang Diperlukan
As perlu =ρxbxd
= 0.0050 x 210 x 1000
= 1050 mm2
Diameter tulangan yang diperlukan
D = 13
Jarak tulangan yang diperlukan
1 ×𝜋×𝐷2 ×𝑏
4
S =
𝐴𝑠
1 ×𝜋×132×1000

=4 1050

= 126.4117 mm
Smax = 126.4117 mm
Spakai = 125 mm
Maka, digunakan tulangan D13 – 125
As = 1062 mm2
Luas Tulangan Pakai
1 ×𝜋×𝐷2 ×𝑏
As pakai =4
𝑠
1 ×𝜋×132×1000

=4 125

= 1061.8583 mm2
As pakai > As perlu
1061.8583 mm2 > 1050 mm2 (OK!!!)
Maka, tulangan utama D13 – 125 dapat digunakan.
Penulangan Bagi
Diambil 50% dari luas tulangan pokok.
As' = 50% x As perlu
= 50% x 1050
= 525 mm2

MUHAMMAD ROYHAN (19506010011104


FERDIANSYAH YUSRY ANAS 7)
STUDIO PERANCANGAN 2

Diameter tulangan yang diperlukan


Ø = 10
Jarak tulangan yang diperlukan
1 ×𝜋×𝐷2 ×𝑏
S =4
𝐴𝑠
1 ×𝜋×102×1000

=4 525

= 149.5996 mm
Smax = 149.5996 mm
Spakai = 125 mm
Maka, digunakan tulangan Ø10– 125
As = 628 mm2
Luas Tulangan Pakai
1 ×𝜋×𝐷2 ×𝑏
As pakai =4
𝑠
1 ×𝜋×102×1000

=4 125

= 628.3185 mm2
As pakai > As perlu
628.3185 mm2 > 525 mm2 (OK!!!)
Maka, tulangan bagi Ø10– 125 dapat digunakan.

MUHAMMAD ROYHAN (19506010011104


FERDIANSYAH YUSRY ANAS 7)

Anda mungkin juga menyukai