ts ≥ 200 mm
atau
ts ≥ 100 + 0.04 x L mm
ts ≥ 156 mm
a) Data Teknis
Tebal pelat lantai kendaraan (h) = 0.25 m
Tebal perkerasan aspal (t) = 0.1 m
Tebal beban hujan = 0.05 m
Tebal trotoar = 0.25 m
Jarak gelagar memanjang = 1.75 m
Jarak gelagar melintang =9 m
Bentang Jembatan = 90 m = 2 x 45 m (Beton Prategang)
Lebar jembatan = 9.7 m
Lebar lantai kendaraan =7 m
Lebar trotoar = 2 x 1.35
= 2.7 m
Mutu beton (f'c) = 30 Mpa
Mutu baja (fy) => 390 MPa tulangan ulir
240 MPa tulangan polos
Berat jenis beton bertulang = 25 kN/m3
Berat jenis aspal = 22 kN/m3
c) Pembebanan
1. Berat Sendiri (MS)
Faktor beban ultimit 𝛾𝑈 = 1.3
�
- Berat sendiri akibat lantai jembatan (merata)
Ditinjau slab lantai jembatan selebar (b) = 1 m
Tebal slab lantai jembatan (h) = ts
= 0.25 m
Berat jenis beton bertulang (wc) = 25 kN/m3
Berat sendiri (QMS) = b x h x wc
= 1 x 0.25 x 25
= 6.25 kN/m
- Berat sendiri trotoar dan kerb (merata)
Ditinjau slab lantai jembatan selebar (b) = 1 m
Tebal slab lantai jembatan (h) = 0.25 m
Berat jenis beton bertulang (wc) = 25 kN/m3
Berat sendiri (QMS) = b x h x wc
= 1 x 0.25 x 25
= 6.25 kN/m\
Adapun penyebaran beban roda akibat muatan “T” adalah sebagai berikut:
= 225 kN/m2
untuk per meter, maka q = 225 x 0.5
= 112.5 kN/m
d) Kombinasi Pembebanan
1. Penentuan Kombinasi
(Tabel 1 – Kombinasi Beban dan Faktor Beban SNI 1725:2016)
Keterangan :
MS : Beban mati komponen struktural dan nonstruktural jembatan
MA : Beban mati perkerasan dan utilitas
TA : Gaya horizontal akibat tekanan
tanah TT : Beban truk “T”
TD : Beban lajur “D”
TP : Beban untuk pejalan kaki
TB : Gaya rem
BF : Gaya friksi
SH : Gaya akibat susut dan
rangkak ES : Beban akibat
penurunan
EU : Beban arus dan hayutan
EQ : Beban Gempa
EWS : Beban angin pada struktur
EWL : Beban angin pada kendaraan
2. Rekapitulasi Kombinasi
e) Analisis Momen
1. Akibat Beban Mati
Gambar 5.4 Kondisi 1 beban roda satu kendaraan berada di tengah bentang
Kondisi 2
Kondisi 3
Analisis SAP2000
- Hasil Bidang Momen pada Pembebanan Kondisi 1
- Rekapitulasi
Momen Ultimit (Mu)
Kondisi Momen Lapangan Momen Tumpuan
(kNm) (kNm)
I 45.6124 -70.4247
II 40.0486 -64.3746
III 48.0364 -65.5769
IV 42.8468 -58.2417
Momen Maksimal
Momen Lapangan = 48.0354 kNm
Momen Tumpuan = -70.4247 kNm
= 0.0253
Penulangan Lentur
𝑓𝑦
m = 0.85×𝑓′𝑐
390
= 0.85×30
= 15.2941
Mn = 𝑀𝑢
∅
70.4247
= 0.8
= 83.0309 kNm
= 83030900 Nmm
𝑀𝑛
Rn =
𝑏×𝑑2
83030900
= 1000×2102
= 1.8828 Mpa
1 2×𝑚×𝑅𝑛
ρperlu = (1 − √1 − )
𝑚 𝑓𝑦
1
= 15.2941 (1 − √1 − 2×15.2941×1.8828
390 )
= 0.0050
=4 1050
= 126.4117 mm
Smax = 126.4117 mm
Spakai = 125 mm
Maka, digunakan tulangan D13 – 125
As = 1062 mm2
Luas Tulangan Pakai
1 ×𝜋×𝐷2 ×𝑏
As pakai =4
𝑠
1 ×𝜋×132×1000
=4 125
= 1061.8583 mm2
As pakai > As perlu
1061.8583 mm2 > 1050 mm2 (OK!!!)
Maka, tulangan utama D13 – 125 dapat digunakan.
Penulangan Bagi
Diambil 50% dari luas tulangan pokok.
As' = 50% x As perlu
= 50% x 1050
= 525 mm2
=4 525
= 149.5996 mm
Smax = 149.5996 mm
Spakai = 125 mm
Maka, digunakan tulangan Ø10– 125
As = 628 mm2
Luas Tulangan Pakai
1 ×𝜋×𝐷2 ×𝑏
As pakai =4
𝑠
1 ×𝜋×102×1000
=4 125
= 628.3185 mm2
As pakai > As perlu
628.3185 mm2 > 525 mm2 (OK!!!)
Maka, tulangan bagi Ø10– 125 dapat digunakan.