Anda di halaman 1dari 203

Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Keberhasilan Toilet Training

Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) Di Desa Ciheulang Tonggoh


Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak
Kabupaten Sukabumi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Skripsi


Pada Program Studi Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Sukabumi

Di susun oleh:

PUTRI NURAENI
NIM. C1AA17113

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
KOTA SUKABUMI
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi Ini Telah Disetujui dan Dipertanggungjawabkan di Hadapan


Tim Penguji Sidang Hasil Prodi Sarjana Keperawatan STIKES Sukabumi
Pada Tanggal 27 Agustus 2021

Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Keberhasilan Toilet Training


Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) Di Desa Ciheulang Tonggoh
Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak
Kabupaten Sukabumi

Nama Mahasiswa : Putri Nuraeni


NIM : C1AA17113

Sukabumi, 27 Agustus 2021

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Sri Janatri, S.Kp., MM.Kes., M.Kep Ghulam Ahmad, S.Kp., Ners., M.Kep
NIDK : 0831500016 NIDN. 0420107904

Mengetahui

STIKES Sukabumi Program Studi Sarjana Keperawatan


Ketua, Ketua,

H. Iwan Permana, S.KM., S.Kep., M.Kep Rosliana Dewi, S.Kp., M.H.Kes., M.Kep
NIDN. 0417067405 NIDN. 0408127606

ii
FORMULIR
USULAN SIDANG SKRIPSI

NAMA : Putri Nuraeni


NIM : C1AA17113
JUDUL : Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Keberhasilan Toilet
Training Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) Di Desa Ciheulang
Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten
Sukabumi.

RENCANA UJIAN :
Tanggal : Sabtu, 14 Agustus
Tempat : Goggle meet
Waktu : 10.00 WIB

Rencana Penguji
Penguji I : Dr. Yohan Frans, U.MH
Penguji II : Sri Janatri, S.Kp., M.Mkes., M.Kep
Penguji III : Ghulam Ahmad, S.Kp., Ners., M.Kep

Sukabumi, Agustus 2021


Pemohon,

Putri Nuraeni

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Sri Janatri, S.Kp., MM.Kes., M.Kep Ghulam Ahmad, S.Kp., Ners., M.Kep
NIDK : 0831500016 NIDN. 0420107904

iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,


Dari sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
Telah saya nyatakan dengan benar.

Sukabumi, 30 Agustus 2021


Yang Menyatakan,

PUTRI NURAENI
NIM. C1AA17113

iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmaanirrahiim…
Yang utama dari segalanya….

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-
Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta
memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang engkau
berikan akhirnya aku bisa menyelesaikan skripsi ini dan mendapatkan gelar
sarjana.

Kupersembahkan skripsi yang sederhana ini kepada orang yang sangat kusayangi.
Untukmu mamah dan bapak
Sebagai tanda bukti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga
kupersembahkan karya kecil ini kepada mamah dan bapak tercinta yang telah
membesarkanku dari kecil sampai saat ini. mamah dan bapak yang telah
memberikan kasih sayang, segala dukungan, do’a dan cinta kasih yang tiada
terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang
bertuliskan kata cinta dan persembahan. Terima kasih untuk segala yang telah
engkau berikan selama ini, kupersembahkan Sarjana Keperawatan ini untukmu.

Untuk seseorang yang selalu menemani, memberikan semangat dan dukungan


yang selalu memberi warna dan rasa dalam perjuangan ini, Harisman Nugraha
Alrayid.
Untuk sahabat di kampusku Indah, terimaksih telah hadir sebagai teman, sahabat,
kaka dan pendengar yang baik tanpa dirimu perkuliahan ini tidak ada drama yang
asyik. Sujud Syukur kita semua dapat lulus dan mendapatkan gelar S.Kep…

Putri Nuraeni

v
ABSTRAK

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
SKRIPSI, Agustus 2021

Putri Nuraeni
NIM. C1AA17113

Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia
Toddler (1-3 Tahun) Di Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak
Kabupaten Sukabumi
xv + 106 Halaman, V Bab, 24 Tabel, 1 Bagan, 11 lampiran

Berdasarkan survey kesehatan rumah tangga tahun 2014 dari 123 anak usia
toodler, terdapat 25% berhasil melakukan toilet training dan 75% anak gagal.
Keberhasilan toilet training dipengaruhi pola asuh orang tua, yaitu 3 macam pola
asuh seperti pola asuh demokratis, pola asuh otoriter dan pola asuh permisif.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan
keberhasilan toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun)
Toilet training merupakan suatu usaha yang melatih anak untuk mengontrol
buang air kecil dan buang air besar. Latihan buang air pada anak memerlukan
persiapan, secara fisik, psikologis dan intelektual.
Jenis penelitian menggunakan korelasional dengan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini 630 dengan sampel 244 ibu yang memiliki anak usia
toddler. Sampling ini menggunakan cluster random sampling. Teknik pengambilan data
dengan kuesioner. Analisis bivariat menggunakan chi-square.
Hasil penelitian ada hubungan pola asuh orang tua dengan keberhasilan toilet
training pada anak usia toddler menggunakan chi square di peroleh nilai p-value 0,000,
maka ada hubungan pola asuh orang tua dengan keberhasilan toilet training pada anak
usia toddler.
Kesimpulan adanya hubungan pola asuh orang tua dengan keberhasilan toilet
training pada anak usia toddler (1-3 tahun) di Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja
Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi. Saran untuk puskesmas dapat
menyelenggarakan penkes untuk ibu yang memiliki anak usia toddler tentang pentingnya
toilet training.
Kata Kunci : pola asuh orang tua, usia toddler, keberhasilan toilet training
Referensi : 45 referensi (2015-2021)

vi
ABSTRACT

NURSING BACHELOR STUDY PROGRAM


SUKABUMI HIGH SCHOOL OF HEALTH SCIENCES
SKRIPSI, August 2021

Putri Nuraeni
NIM. C1AA17113

The Relationship Between Parental Parenting Patterns and the Success of Toilet
Training for Toddler Age Children (1-3 Years) in Ciheulang Tonggoh Village, Cibadak
Health Center Work Area, Sukabumi Regency
xv + 106 Pages, V Chapters, 24 Tables, 1 Chart, 11 appendices

Based on the 2014 household health survey of 123 toodler-age children,


25% succeeded in toilet training and 75% failed. The success of toilet training is
influenced by parenting styles, namely 3 kinds of parenting patterns such as
democratic parenting, authoritarian parenting and permissive parenting. The
purpose of this study was to determine the relationship between parenting patterns and
the success of toilet training in toddlers (1-3 years).
Toilet training is an effort that trains children to control urination and
defecate. Exercising defecation in children requires preparation, physically,
psychologically and intellectually.
This type of research uses correlation with a cross sectional approach. The
population in this study was 630 with a sample of 244 mothers who had toddler age
children. This sampling uses cluster random sampling. Data collection techniques with
questionnaires. Bivariate analysis using chi-square.
The results of the study showed that there was a relationship between parenting
patterns and the success of toilet training in toddlers using chi square. The p-value was
0.000, so there was a relationship between parenting styles and the success of toilet
training in toddlers.
The conclusion is that there is a relationship between parenting patterns and the
success of toilet training for toddlers (1-3 years) in Ciheulang Tonggoh Village, Cibadak
Health Center Work Area, Sukabumi Regency. Suggestions for puskesmas to organize
health education for mothers who have toddler age children about the importance of
toilet training.
Keywords : parenting style, toddler age, toilet training success
Reference : 45 references (2015-2021)

vii
viii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Hubungan
Pola Asuh Orang Tua Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia
Toddler (1-3 Tahun) Di Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas
Cibadak Kabupaten Sukabumi”. Pembuatan Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu persyaratan kelulusan Pendidikan Program Sarjana Keperawatan di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi.
Dalam penyusunan Skripsi ini penulis menyadari banyak mendapatkan
bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan
terimakasih atas segala bantuan, bimbingan serta dukungan kepada:
1. Iwan Permana, S.KM., S.Kep., M.Kep selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Sukabumi.
2. H.Harun Al Rasyid, SKM.M.Si selaku kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi
3. H.Maman Surahman, SPd,SKM.MM selaku kepala Puskesmas Cibadak
Kabupaten Sukabumi
4. Rosliana Dewi, SKP., M.H.Kes., M.Kep, selaku ketua prodi sarjana
keperawatan.
5. Sri Janatri, S.Kp., MM.Kes., M.Kep, selaku dosen pembimbing utama yang
selalu menyediakan waktu untuk memberiarahan dan masukan yang berharga
bagi penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
6. Ghulam Ahmad, S.Kp., Ners., M.Kep, selaku dosen pembimbing pendamping
yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis.
7. Dr. Yohan Frans, U.MH, selaku dosen penguji yang telah memberikan nasihat
kepada penulis
8. Seluruh staf dan dosen pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

ix
9. Untuk keluarga besar penulis yang tidak pernah berhenti memberikan
kekuatan, semangat sertadoa yang mengiringi langkah penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
10. Rekan – rekan mahasiswa seperjuangan Program Sarjana Keperawatan yang
telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan penelitian
ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, koreksi, saran dan
kritikan yang sifatnya membangun penulis harapkan untuk perbaikan di masa
yang mendatang.

Sukabumi, 2021

Penulis

x
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .........................................................................................


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
LEMBAR USULAN SIDANG SKRIPSI...................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................... iv
LEMBAR PERSEMBAHAN......................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
ABSTRACT..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian........................................................................................ 11
D. Manfaat Penelitian...................................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 13
A. Konsep Dasar Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler ..... 13
1. Pengertian Toilet Training ................................................................... 13
2. Macam – Macam Toilet Training......................................................... 14
3. Manfaat Toilet Training ....................................................................... 14
4. Dampak Toilet Training ...................................................................... 15
5. Cara Mengajar Dan Tahapan Toilet Training ...................................... 16
6. Cara Melakukan Toilet Training ......................................................... 18
7. Tanda Kesiapan Anak Melakukan Toilet Training ............................. 19
8. Tanda Anak Berhasil Toilet Training .................................................. 20
9. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Toilet Training Pada Anak

xi
Usia Todller ......................................................................................... 20
10. Keberhasilan Toilet Training ............................................................... 22
11. Kegagalan Selama Toilet Training ...................................................... 23
12. Indikator Keberhasilan Anak Melakukan Toilet Training ................... 23
13. Pengukuran Keberhasilan Anak Melakukan Toilet Training .............. 25
14. Pengertian Usia Todller ....................................................................... 26
15. Perkembangan Dan Pertumbuhan Usia Todller .................................. 26
B. Konsep Dasar Pola Asuh Orang Tua ......................................................... 31
1. Pengertian Pola Asuh ........................................................................... 31
2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh ................................ 33
3. Macam - Macam Pola Asuh ................................................................ 35
4. Dimensi Pola Asuh Orang Tua ............................................................ 38
5. Indikator pengukuran Pola Asuh Orang Tua ....................................... 39
6. Pengertian Orang Tua .......................................................................... 40
7. Peran Orang Tua .................................................................................. 42
C. Jurnal Pendukung Penelitian ...................................................................... 43
D. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 46
E. Hipotesis .................................................................................................... 48
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 49
A. Jenis Penelitian........................................................................................... 49
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian..................................................................... 49
C. Variabel Penelitian...................................................................................... 50
D. Definisi Konseptual Dan Oprasional.......................................................... 50
E. Populasi dan Sempel................................................................................... 53
F. Teknik Pengumpulan Data......................................................................... 58
G. Instrumen Penelitian................................................................................... 59
H. Uji Validitas Dan Reliabilitas..................................................................... 61
I. Teknik Pengolahan Data............................................................................. 64
J. Teknik Analisa Data................................................................................... 67
K. Prosedur Penelitian..................................................................................... 76
L. Etika Penelitian........................................................................................... 79

xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 82
A. Hasil Penelitian........................................................................................... 82
1. Gambaran Karakteristik Responden..................................................... 82
2. Analisis Univariat Variabel.................................................................. 86
3. Analisis Bivariat................................................................................... 94
B. Pembahasan................................................................................................ 96
1. Gambaran Pola Asuh Orang Tua Di Desa Ciheulang Tonggih
Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi.................. 96
2. Gambaran Keberhasilan Toilet Training Di Desa Ciheulang
Tonggih Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi.... 98
3. Gambaran Pola Asuh Orang Tua Dengan Keberhasilan Toilet
Training Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) Di Desa Ciheulang
Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi... 101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 106
A. Kesimpulan ................................................................................................ 106
B. Saran .......................................................................................................... 106
1. Bagi Puskesmas Cibadak ..................................................................... 106
2. Bagi Peneliti Selanjutnya ..................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 : Kerangka Pemikiran “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan
Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler (1-3) Tahun
Di Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak
Kabupaten Sukabumi” ......................................................................... 47

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Jumlah Balita Usia (1-5 Tahun) Per Puskesmas di Kabupaten
Sukabumi
Tahun 2020.............................................................................................. 9
Tabel 1.2 : Jumlah Balita Usia (1-5 Tahun) Bulan Maret Per Desa Wilayah Kerja
Puskesmas Cibadak Kabupaten Ssukabumi Tahun 2020........................ 9
Tabel 3.1 : Definisi Operasional................................................................................ 52
Tabel 3.2 : Data Responden Berdasarkan Jumlah perRW di Desa Ciheulang
Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi...... 57
Tabel 3.3 : Data Responden Berdasarkan Hasil Pengocokan di Desa Ciheulang
Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi...... 57
Tabel 3.4 : Indeks reliabilitas menurut Aturan Guilford (Guilford’s Empirical
Rulle)....................................................................................................... 63
Tabel 3.5 : Skoring Kuesioner Pola Asuh Orang Tua............................................... 70
Tabel 3.6 : Skoring Kuesioner Keberhasilan Toilet Training................................... 74
Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di
Desa
Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten
Sukabumi Tahun 2021............................................................................. 83
Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan
di Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak
KabupatenSukabumi Tahun 2021............................................................ 83
Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
di Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak
Kabupaten Sukabumi Tahun 2021........................................................... 84
Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah
Anak di Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas
Cibadak Kabupaten Sukabumi Tahun 2021............................................. 85

xv
Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Penghasilan
di Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak
Kabupaten Sukabumi Tahun 2021........................................................... 85
Tabel 4.6 : Analisis Pola Asuh Orang Tua di Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah
Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi Tahun 2021................ 86
Tabel 4.7 : Analisis Butir Instrumen Variabel Pola Asuh Orang Tua Berdasarkan
Indikator Pola Asuh Demokratis............................................................. 87
Tabel 4.8 : Analisis Butir Instrumen Variabel Pola Asuh Orang Tua Berdasarkan
Indikator Pola Asuh Otoriter................................................................... 88
Tabel 4.9 : Analisis Butir Instrumen Variabel Pola Asuh Orang Tua Berdasarkan
Indikator Pola Asuh Permisif.................................................................. 89
Tabel 4.10 : Analisis Deskriptif Variabel Pola Asuh Orang Tua di Desa Ciheulang
Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi
Tahun 2021.............................................................................................. 90
Tabel 4.11 : Analisis deskriptif Keberhasilan Toilet Training di Desa Ciheulang
Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi
Tahun 2021.............................................................................................. 91
Tabel 4.12 : Analisis Butir Instrumen Variabel Keberhasilan Toilet Training
Berdasarkan Indikator Kemampuan Psikologi Anak............................. 91
Tabel 4.13 : Analisis Butir Instrumen Variabel Keberhasilan Toilet Training
Berdasarkan Indikator Kemampuan Fisik.............................................. 92
Tabel 4.14 : Analisis Butir Instrumen Variabel Keberhasilan Toilet Training
Berdasarkan Indikator Kemampuan Kognitif......................................... 93
Tabel 4.15 : Analisis Deskriptif Variabel Keberhasilan Toilet Training di Desa
Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak
Kabupaten Sukabumi Tahun 2021.......................................................... 94
Tabel 4.16 : Tabulasi Silang Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan
Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) di
Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak
Tahun 2021.............................................................................................. 95

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Lembar Konsultasi


Lampiran 2 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 3 : Surat Pengantar Responden
Lampiran 4 : Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 5 : Kisi-Kisi Kuesioner
Lampiran 6 : Kuesioner
Lampiran 7 : Karakteristik Responden
Lampiran 8 : Rekapitulasi Pola Asuh Orang Tua dan Keberhasilan Toilet
Training
Lampiran 9 : Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas
Lampiran 10 : Hasil Output SPSS
Lampiran 11 : Daftar Riwayat Hidup

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya merupakan upaya yang

dilaksanakan oleh seluruh komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk

menambah pemahaman, keinginan serta kemampuan hidup sehat. Dan telah

ditetapkan arah kebijakan pembangunan kesehatan, dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019 bidang kesehatan.

Keadaan pembangunan kesehatan todiharapkan telah bisa mewujudkan

program Indonesia sehat dengan target menambah derajat kesehatan serta

pemberdayaan masyarakat melalui upaya kesehatan serta pemberdayaan

masyarat yang didukung dengan proteksi finansial serta pemerataan pelayanan

kesehatan. Dengan sasaran pokok yang mencakup, menambah status

kesehatan serta gizi ibu serta anak, menambah responsivitas sistem kesehatan

dengan pilar paradigma sehat dilakukan dengan strategi penguatan promotif,

preventif serta pemberdayaan masyarakat (Kemenkes RI, 2017).

Menurut Nursalam (2010) dalam (Destiana et al., (2017), masalah

kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan

yang saat ini terjadi di Negara Indonesia. Derajat kesehatan anak

mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus

bangsa memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan

pembangunan bangsa. Berbagai masalah yang muncul yaitu tentang fungsi

pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun menurut (Kemenkes RI,


2

2019), menjelaskan bahwa mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar

yaitu sekitar 10 persen dari seluruh populasi, maka sebagai calon generasi

penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu mendapat

perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta

terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan

intervensi dini penyimpangan tumbu kembang.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua peristiwa yang berbeda

tetapi berlangsung sama. Keduanya saling berkaitan sehingga sulit dipisahkan.

Pada masa balita pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi sangat cepat.

Masa seperti ini merupakan dasar dan tidak akan terulang lagi pada kehidupan

selanjutnya. Perhatian yang diberikan pada masa balita akan sangat

menentukan kualitas kehidupan manusia di masa depan. Pertumbuhan dan

perkembangan yang baik akan menghasilkan suatu generasi sehat yang

berkualitas di masa depan. Salah satu stimulasi yang penting dilakukan pada

masa perkembangan adalah stimulasi terhadap kemandirian anak dalam

melakukan buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) di toilet.

Mendidik anak dalam melakukan buang air besar (BAB) dan buang air kecil

(BAK) akan efektif apabila dilakukan sejak dini. Kebiasaan baik dalam

melakukan buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) yang dilakukan

sejak dini akan dibawa sampai dewasa. Salah satu cara yang dapat dilakukan

orangtua dalam mengajarkan buang air besar (BAB) dan buang air kecil

(BAK) pada anak adalah melalui toilet training. Latihan toilet training secara
3

ideal dilakukan pada usia tepat, adapun usia yang tepat ditinjau dari

perkembangan anak pada usia toddler (Iwan et al., 2018).

Salah satu tugas tumbuh kembang anak toddler ialah suatu proses

pengajaran serta usaha melatih kemampuan anak untuk mengontrol buang air

kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) secara benar dan teratur. Melalui

toilet training anak akan belajar bagaimana mereka mengendalikan keinginan

untuk buang air kecil dan selanjutnya mereka menjadi terbiasa menggunakan

toilet secara mandiri. (Casnuri dan Indrawati, 2017) dalam (Lase, 2018).

Usia toddler (1- 3 tahun) merupakan usia yang digunakan selaku patokan

oleh para ibu untuk mengawali toilet training sebab pada usia tersebut nyaris

seluruh peranan tubuh telah matang serta normal, rasa mau tahu yang besar,

menyimpan hasrat kepada apa yang dilakukan oleh orang dekat serta anak

sudah memasuki fase anal (pusat kesenangan anak pada sikap menahan serta

pula pengeluaran kotoran) (Hendrawati et al., 2020). Fase anal ialah anak

hendak dituntut untuk menuntaskan tugas perkembangannya ialah anak

sanggup berkata kalau dia mau buang air, semacam menahan ataupun

mengeluarkan buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) sesuai

dengan kendali anak. Fase ini wajib tercapai optimal hingga anak berumur 3

tahun (Syari et al., 2015).

Toilet training merupakan suatu usaha yang melatih anak untuk

mengontrol buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB). Salah satu

aspek perkembangan umum usia toddler pengajaran pergi ke toilet, dimana

seorang anak usia 18 bulan sudah mampu menahan kandung kemih. Latihan
4

buang air pada anak memerlukan persiapan, secara fisik, psikologis dan

intelektual, diharapkan melalui persiapan ini anak dapat secara mandiri

mengontrol buang air besar (BAB) serta buang air kecil (BAK) (Kyle &

Carman, 2015) dalam (Bahtiar et al., 2020).

Menurut Hidayat (2012) dalam (Astuti & Agustini, 2017), dampak yang

sangat umum dalam kegagalan toilet training seperti terdapatnya perlakuan

ataupun peraturan yang ketat dari orang tua yang bisa mengganggu karakter

anaknya dimana anak dapat bersikap keras kepala, namun apabila orang tua

santai dalam memberikan peraturan dalam toilet training sehingga anak akan

bisa hadapi karakternya dimana anak lebih lega, cenderung ceroboh, suka

membuat gara - gara, emosional serta seenaknya dalam melaksanakan

aktivitas tiap hari.

Faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya toilet training adalah

dukungan orang tua terutama dari ibu. Pengetahuan yang dimiliki orang tua

tentang toilet training, akan berpengaruh terhadap penerapan toilet training

pada anak. Apabila pengetahuan orang tua tentang toilet training baik, akan

berdampak positif bagi keberhasilan toilet training tersebut (Warlenda et al.,

2019).

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan toilet training antara lain

kesiapan orang tua dan kesiapan anak. Menjelaskan bahwa kesiapan orang tua

dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik

merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang yaitu berupa

pengetahuan, sikap dan kematangan usia sedangkan faktor ekstrinsik yaiu


5

berupa sarana prasarana dan lingkungan (Ifalahma & Hikmah, 2019). Dan

kesiapan anak dipengaruhi oleh faktor interen atau faktor eksteren. Faktor

interen berupa faktor dari dalam diri anak itu sendiri seperti kesiapan fisik,

psikologis dan intelektual sedangkan faktor eksteren bisa berupa faktor dari

orang tua dan lingkungan seperti pengetahuan dan pola asuh orang tua. Orang

tua yang memberikan hukuman atau memarahi anak akan sering

menimbulkan perasaan yang tidak nyaman pada anak dan bisa menyebabkan

kegagalan toilet training (Ratne et al., 2019).

Pola asuh orang tua dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orang tua,

semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua semakin tinggi pula pengetahuan

yang dipunyai. Pengetahuan orang tua yang baik akan meningkatkan

pemahaman orang tua dalam mengurus anak serta akan semakin baik. Faktor

lain yang mempengaruhi pola asuh orang tua seperti usia serta pengalaman

mengasuh orang tua, usia serta pengalaman mengasuh orang tua hendak

mempengaruhi persiapan mereka dalam menjalankan pengasuhan. Pada usia

seseorang telah siap secara psikologis, mental serta tanggung jawab untuk

sebagai orang tua, sebaliknya pengalaman orang tua sebelumnya ialah salah

satu yang bisa mempengaruhi pola asuh orang tua. Area tempat tinggal

mempengaruhi cara orang tua dalam pelaksanaan pola asuh terhadap anak,

orang tua yang tinggal di pedesaan sebagian besar tidak banyak mengontrol

anak karna rasa khawatir (Ratne et al., 2019).

Bahwa peran orang tua khususnya ibu sangat diperlukan dalam toilet

training. Tidak hanya ibu keterlibatan ayah pula berarti sebab keterlibatan
6

ayah lebih diartikan pada tercapainya keseimbangan antara kedua orang tua

dalam memenuhi kebutuhan anak salah satunya toilet training (Ratne et al.,

2019).

Peran orang tua dalam toilet training anak dapat diwujudkan dalam

bentuk: perhatian, pendampingan alat, informasi dan evaluasi peran anak

dalam toilet training. Pengaruh orang tua terhadap anak dapat berdampak

positif, seperti menggambarkan kedekatan orang tua dengan anak untuk

membantu mempercepat proses pemahaman dan memotivasi anak untuk

melakukan toilet training. Peran yang diberikan orang tua kepada anak tidak

tergantung pada bantuan anak, tetapi anak-anak akan lebih cepat mandiri

karena mereka percaya pada kemampuan mereka dan memahami keberadaan

mereka (Warlenda et al., 2019).

Menurut Hidayat (2012) dalam (Kurniawati, 2018), dampak dari orang tua

yang tidak mengajarkan toilet training pada anaknya yaitu anak menjadi keras

kepala dan sulit diatur. Tidak hanya itu, anak-anak tidak mandiri dan masih

memiliki kebiasaan mengompol sampai besar. Jika anak tidak di ajarkan toilet

training sejak dini, pada saat anak bertambah umurnya maka akan membuat

orang tua semakin susah untuk mengajarkan pada anaknya.

Hasil penelitian (Ratne et al., 2019) dengan judul hubungan pola asuh

orangtua dengan keberhasilan toilet training pada anak usai toddler

menunjukkan bahwa terdapat adanya hubungan antara pola asuh orang tua

dengan keberhasilan toilet training di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran

Barat Kabupaten Semarang. Hasil penelitian (Ela et al., 2017) tentang


7

hubungan pola asuh orangtua dengan keberhasilan toilet training pada anak

usai toddler menunjukkan bahwa terdapat adanya hubungan antara pola asuh

orang tua dengan keberhasilan toilet training di RW 02 dan RW 06 Kelurahan

Tlogomas Malang.

Menurut Child Development Institute toilet training pada penelitian

American Psychiatric Association, dilaporkan bahwa 10 - 20% anak umur 5

tahun, 5% anak usia 10 tahun, hampir 2% anak umur 12 - 14 tahun, serta 1%

anak umur 18 tahun masih mengompol. Pada biasanya anak berhenti

mengompol semenjak umur 2,5 tahun, pada anak umur 3 tahun 75% anak

telah bebas mengompol siang serta malam hari, pada umur 5 tahun kurang

lebih 10-15% anak masih mengompol setidaknya satu kali dalam seminggu,

pada umur 10 tahun masih terdapat kurang lebih 7%, sedang pada umur 15

tahun kurang lebih 1% anak yang masih mengompol ((Permatasari et al.,

2018) dalam (Ratnaningsih & Putri, 2020)).

Adapun berdasarkan pemaparan (Warlenda et al., 2019), di jelaskan

bahwa di Singapore di dapatkan jika 15% anak tetap mengompol di umur 5

tahun ialah kurang lebih 1,3% anak laki-laki serta 0,3% untuk anak

perempuan, sebaliknya di Inggris masih ada kebiasaan buang air besar (BAB)

sembarangan pada umur 7 tahun dimana hal ini diakibatkan karna kegagalan

toilet training. Hasil penelitian lain mengatakan kalau 90% dari anak anak

umur 2-3 tahun berhasil diajarkan melaksanakan toilet training serta 80% dari

anak- anak mendapat kesuksesan tidak mengompol di malam hari antara umur
8

3-4 tahun. Menurut hal tersebut menggambarkan kalau toilet training pada

anak toddler menjadi hal yang penting dilakukan.

Menurut data Kementrian Kesehatan RI (2018) dalam (Kameliawati et al.,

2020), perkirakan jumlah anak usia balita 1-4 tahun di Indonesia yaitu

23.729.583 orang. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 2014,

terdapat 123 anak usia toddler 1-3 tahun, 25% anak yang berhasil melalukan

toilet training dan 75% anak gagal dalam melalukan toilet training. Di antara

anak-anak usia pra sekolah 4-5 tahun, 40% anak yang berhasil melakukan

toilet training dan 60% gagal dalam melakukan toilet training.

Di Indonesia diperkirakan jumlah balita menggapai 30% dari 250 juta jiwa

penduduk Indonesia, serta menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)

nasional diperkirakaan jumlah balita yang telah mengendalikan buang air

besar (BAB) serta buang air kecil (BAK) di usia 1-3 tahun menggapai 75 juta

anak. Tetapi demikian, masih terdapat kurang lebih 30% anak usia 4 tahun

serta 10% anak usia 6 tahun yang masih takut ke kamar mandi terlebih pada

disaat malam hari ((Permatasari et al., 2018) dalam (Ratnaningsih & Putri,

2020)).

Salah satu kabupaten yang ada di Jawa Barat yaitu kabupaten Sukabumi

yang memiliki 58 puskesmas, kabupaten Sukabumi di bagi menjadi 7 wilayah

masing-masing wilayah mempunyai 4-8 puskesmas. Adapaun wilayah 2

membawai puskesmas Cibadak, Sekarwangi, Nagrak dan Grijaya. Adapun

data usia toddler di wilayah 2 kabupaten Sukabumi berdasarkan puskesmas

tahun 2021 dijelaskan pada tabel 1.1 di bawah ini :


9

Tabel 1.1 Data Usia Toddler Di Wilayah 2 Kabupaten Sukabumi


berdasarkan Puskesmas Tahun 2021

No Puskesmas Laki –laki Perempuan Jumlah Usia Toddler


1 Cibadak 1.250 1.239 2.489
2 Sekarwangi 2.096 2.078 4.174
3 Nagrak 1.739 1.723 3.462
4 Grijaya 909 901 1.810
Jumlah 2.807
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi 2021

Berdasarkan dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa jumlah usia toddler

tertinggi ada di puskesmas Sekarwangi dengan jumlah 4.174 dan

puskesmas Cibadak menduduki urutan ke 3 dengan jumlah 2.489 dan

terendah ada di Grijaya dengan jumlah 1.810.

Adapun jumah usia toddler berdasarkan data dari rekaputulasi

kependudukan wilayah kerja puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi

berdasarkan Desa tahun 2021 di jabarkan pada tabel 1.2 berikut ini :

Tabel 1.2 Data Usia Toddler Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak


Kabupaten Sukabumi berdasarkan Tahun 2021

No Desa Laki-Laki Perempua Jumlah Usia


n Toddler
1 Karang tengah 680 589 1.269
2 Ciheulang Tonggoh 410 387 797
3 Tenjo Jaya 295 303 598
4 Batu Nunggal 329 255 584
Jumlah 3.248
Sumber : Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi 2021
10

Berdasarkan dari data tabel 1.2 dapat diketahui bahwa jumlah usia

toddler tertinggi berada di desa Karang Tengah berjumlah 1.269 dan desa

Ciheulang Tonggoh berada di urutaan ke 2 dengan jumlah 797 dan jumlah

usia toddler terendah berada di Batu Nunggal dengan jumlah 584.

Di puskesmas cibadak yang dilakukan oleh puskesmas cibadak yang

berkaiatan dengan toilet training baru memberikan edukasi kepada

masyarakat yang berkaiatan toilet training secara rutin serta edukasi yang

berkaiatan dengan kesehatan balita.

Berdasarkan studi pendahuluan melalui wawancara pada tanggal 06 April

2021 yang telah dilakukan oleh peneliti terdapat 8 orang ibu yang memiliki

anak usia toddler ditemukan informasi ada 3 orang ibu sering memberikan

aturan yang dapat disepakati dan selalu memberikan pujian saat anak buang

air kecil atau buang air besar ke wc mandiri, ada 3 orang ibu memiliki banyak

aturan atau sering memaksakan kehendaknya saat melatih toilet training, dan

ada 2 orang ibu sering mengikuti keinginan anak saat melatih toilet training.

Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan

Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) Di Desa

Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten

Sukabumi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah : “Adakah Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Keberhasilan
11

Toilet Training Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) Di Desa Ciheulang

Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi?“.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umun dalam penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Pola Asuh

Orang Tua Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler

(1-3 Tahun) Di Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas

Cibadak Kabupaten Sukabumi.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini untuk mengetahui :

a. Gambaran Pola Asuh Orang Tua Di Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah

Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi.

b. Gambaran Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler (1-3

Tahun) Di Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas

Cibadak Kabupaten Sukabumi.

c. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Keberhasilan Toilet

Training Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) Di Desa Ciheulang

Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi.

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk Peneliti

Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan menambahkan ilmu

pengetahuan dan pengalaman sehingga dapat menyampaikan pada


12

masyarakat tentang pola asuh orang tua dengan keberhasilan toilet

training pada anak usia toddler (1-3 Tahun).

2. Untuk Puskesmas

Diharapkan dapat memberikaan manfaat yang positif dan sebagai

bahan masukan dalam menyusun rencana program kerja puskesmas

khususnya dalam rangka meningkatkan pola asuh orang tua dengan

keberhasilan toilet training pada anak usia toddler (1-3 Tahun).

3. Untuk STIKes Sukabumi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan mampu

memberikan kontribusi yang lebih baik bagi Institusi Pendidikan serta

dapat digunakan sebagai data dasar untuk melaksanakan penelitian

selanjutnya dan untuk menambah referensi diperpustakan.


13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Toilet Training Pada Anak Usia Toddler

1. Pengertian Toilet Training

Toilet training adalah cara usia toddler untuk mengontrol kebiasaan

melakukan buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) di tempat

yang semestinya, sehingga tidak sembarang melakukan buang air kecil

(BAK) dan buang air besar (BAB) (Fithriyana & Aldopi, 2018).

Menurut Hidayat, (2012) dalam (Kurniawati, 2018), toilet training

secara umum dapat dilakukan pada setiap anak yang sudah mulai

memasuki fase kemandirian pada anak. Suksesnya toilet training

tergantung pada kesiapan diri anak dan keluarga seperti fisik, dimana

kemampuan anak secara fisik sudah mampu dan kuat duduk sendiri atau

berdiri sehingga memudahkan anak untuk dilatih buang air kecil (BAK)

atau buang air besar (BAB), demikian juga kesiapan psikologi dimana

anak membutuhkan suasana yang nyaman agar mampu mengontrol dan

konsentrasi dalam merangsang untuk buang air besar (BAB) atau buang

air kecil (BAK).

Menurut Hidayat, (2012) dalam (Astuti & Agustini, 2017), toilet

training pada anak merupakan sesuatu usaha untuk melatih anak agar

dapat mengendalikan dalam melaksanakan buang air kecil (BAK) serta

buang air besar (BAB). Dalam melaksanakan latihan buang air kecil

(BAK) serta buang air besar (BAB) pada anak memerlukan persiapan baik
14

secara fisik, psikologis ataupun secara intelektual, lewat persiapan tersebut

diharapkan anak sanggup mengendalikan buang air besar (BAB) ataupun

buang air kecil (BAK) secara sendiri. Dan menurut (Rasyada, 2019),

menjelaskan bahwa kebiasaan mengompol pada anak di bawah usia 2

tahun merupakan hal yang wajar, bahkan ada beberapa anak yang masih

mengompol pada usia 4-5 tahun dan sesekali terjadi pada anak 7 tahun.

Anak di bawah usia 2 tahun mengompol karena belum sempurnanya

kontrol kandung kemih atau toilet trainingnya.

2. Macam – Macam Toilet Training

Macam- macam toilet training menurut (Rasyada, 2019) dapat di bagi

menjadi 2 macam, yaitu :

1. Bowel Control (kontrol buang air besar)

2. Bladder Control (kontrol buang air kecil)

3. Manfaat Toilet Training

Menurut Supartini, (2014) manfaat melakukan toilet training sebagai

berikut:

1. Toilet training menjadi awal terbentuknya kemandirian anak secara

nyata sebab anak sudah biasa melakukan sendiri hal-hal seperti

buang air kecil (BAK) serta buang air besar (BAB).

2. Akan muncul rasa malu pada diri anak dan biasanya anak tidak ingin

dianggap sebagai anak kecil lagi.


15

3. Anak akan mengerti kebersihan diri seperti, anak tahu najis sehingga

telah terbiasa mencuci tangan dan duburnya selesai buang air kecil

(BAK) serta buang air besar (BAB) dan menjaga kebersihan toilet.

4. Toilet training membuat anak dapat mengetahui bagian - bagian

tubuh dan fungsinya

4. Dampak Toilet Training

Menurut (Mansur dan Herawati, 2015 dalam (I. I. Sari et al., 2020),

dampak yang ditimbulkan akibat orang tua tidak menerapkan toilet

training pada anak dapat menyebabkan anak menjadi keras kepala dan

susah untuk di atur terutama saat diajarkan dalam toilet training dan anak

akan lebih sering menunjukkan sikap penolakan untuk pergi ke toilet,

dampak yang dapat terjadi akibat kegagalan toilet training pada usia

toddler dapat menyebabkan anak tetap mengompol atau buang air kecil

(BAK) serta buang air besar (BAB) di sembarang tempat bahkan samapi

usia sekolah. Selain itu anak akan menjadi tidak mandiri dan membawa

kebiasaan ngompol hingga besar yang pada akhirnya dapat menyebabkan

hal yang buruk untuk perkembangan pada anak kedepannya, bila anak

sudah lebih dari 3 tahun namun belum mampu melakukan toilet training

bisa jadi anak mengalami toilet training bisa jadi anak mengalami

kemunduuran karena anak belim mampu melakukan buang air sesuai

dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan sehingga anak bisa

menjadi bahan cemoohan teman-temannya.


16

Toilet training yang kurang berhasil juga mempengaruhi terjadinya

enuresis serta encopresis di masa mendatang. Kegagalan dalam toilet

training juga bisa terjadi karena adanya perlakuan ataupun ketentuan yang

ketat dari orang tua, sehingga anak hadapi distress psikologi (Indriasari &

Putri, 2018).

Kegagalan dalam mengontrol proses buang air kecil (BAK) bisa

menyebabkan mengompol pada anak, kondisi demikian apabila

berlangsung lama serta panjang akan mengganggu tugas perkembangan

anak. Tidak hanya itu akibat jangka panjang dari tidak dilakukannya toilet

training adalah Infeksi Saluran Kemih (ISK). Anak - anak yang belum

sempat dilatih dengan benar tentang toilet training bisa menyebabkan

enuresis, ISK, disfungsi berkemih, sembelit, encoperis serta penolakan

untuk pergi ke toilet lebih sering (Andriyani & Viatika, 2018).

5. Cara Mengajar Dan Tahapan Toilet Training

Mengajarkan anak usia toddler dalam melakukan toilet training cukup

sulit, dimana seorang anak memasuki tahap perkembangan dalam

melawan keraguraguan. Anak – anak yang berada pada usia 2-3 tahun

menginginkan kebebasan secara emosional yang tergantung pada orang

tua. Anak ingin mandiri dalam berbagai hal secara fisik, namun tugas

tersebut tidak bisa diselesaikan tanpa dibimbing, sehingga muncul

fenomena berhati-hati dari orang tua dalam menjalankan perannya pada

saat anaknya memasuki usia toddler, karena pada masa - masa tersebut

sering terjadi reaksi penolakan dari anak (Shalahuddin & Pebrianti, 2018).
17

Mengajarkan toilet training pada anak memerlukan beberapa tahapan

seperti membiasakan menggunakan toilet pada anak untuk buang air ke

WC, dengan itu anak akan cepat lebih adaptasi. Anak perlu dilatih untuk

duduk atau jongkong di toilet meskipun dengan pemakaian lengkap dan

jelaskan kegunaan toilet. Lakukan secara rutin saat anak ingin buang air.

Anak dibiarkan duduk atau jongkok di toilet pada saat waktu tertentu

setiap hari, terutama 20 menit setelah bangun tidur dan sesuadah makan,

bertujuan agar anak terbiasa dengan jadwal buang airnya. Anak sesekali

mengompol dalam masa toilet training merupakan hal yang normal.

Apabila berhasil melakukan toilet training maka orang tua dapat

memberikan pujian dan jangan menyalahkan apabila belum bisa

melakukan dengan baik (Lase, 2018).

Prinsip dalam melakukan tahapan toilet training ada 2 langkah yaitu:

a) Melihat Kesiapan Anak

Salah satu yang utama tentang toilet training yaitu kapan waktu

yang tepat bagi orang tua untuk melatih toilet training. Sebenarnya

tidak ada patokan umur anak yang tepat untuk melakukan toilet

training karena setiap anak mempunyai perbedaan dalam hal fisik

dan proses biologisnya.

Orang tua harus mengetahui kapan waktu yang tepat bagi anak

untuk di latih buang air dengan benar. Para ahli menganjurkan untuk

melihat beberapa tanda kesiapan anak itu sendiri, anak harus


18

memiliki kesiapan terlebih dahulu sebelum melakukan toilet

training.

Bukan orang tua yang memetukan kapan anak harus memulai

proses toilet training akan tetapi anak harus memperlihatkan tanda

kesiapan toilet training, untuk mecegah terjadinya beberapa hal yang

tidak diinginkan seperti pemaksaan dari orang tua atau anak akan

trauma melihat toilet.

b) Persiapan dan Perencanaan

Hal yang perlu di perhatikan dalam menggunakan istilah yang

mudah di mengerti oleh anak yang menunjukkan perilaku buang air

besar (BAB) atau buang air kecil (BAK) misalnya poopoo / ee untuk

buang air besar (BAB) dan peepee / pipis untuk buang air kecil

(BAK).

Orang tua dapat mempraktekkan penggunaan toilet pada anak

karena pada usia ini anak cepat meniru tingkah laku orang tua. Orang

tua segera mengganti celana anak bila basah karena mengompol atau

terkena kotoran, sehingga anak akan merasa risih bila memakai

celana yang basah dan kotor. Memberitahu atau menunjukkan bahasa

tubuhnya apabila anak ingin buang air besar (BAB) atau buang air

kecil (BAK) dan apabila anak mampu mengendalikan buang air

jangan lupa memberikan pujian (Lase, 2018)).

6. Cara Melakukan Toilet Training

a) Teknik Lisan
19

Usaha untuk melatih anak dengan cara memberikan intruksi pada

anak dengan kata – kata sebelum dan sesudah buang air besar (BAB)

atau buang air kecil (BAK). Cara ini dilakukan oleh orang tua dan

mempunyai nilai yang cukup besar dalam memberikan rangsangan

untuk buang buang air besar (BAB) atau buang air kecil (BAK),

dimana kesiapan psikologi anak akan semakin matang sehingga anak

mampu melakukan buang air besar (BAB) atau buang air kecil

(BAK) (Wulandari, 2017).

b) Teknik Modeling

Usaha untuk melatih anak dalam melakukan buang air besar (BAB)

atau buang air kecil (BAK) dengan cara memberikan contoh dan

anak menirukannya. Cara ini dapat dilakukan dengan membiasakan

anak untuk buang air besar (BAB) atau buang air kecil (BAK)

dengan mengajaknya ke toilet dan memberikan pispot dalam keadaan

yang aman dan nyaman. Namun dalam memberikan contoh orang

tua harus melakukannya dengan benar dan mengobservasi waktu

memberikan contoh toilet training dan memberikan pujian saat anak

berhasil dan tidak memarahi saat anak gagal dalam melakukan toilet

training.

7. Tanda Kesiapan Anak Melakukan Toilet Training

Menurut (Rahayuningsih & Rizki, 2017) dalam melakukan latihan buang

air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) pada anak membutuhkan

persiapan secara fisik, psikologis maupun secara intelektual yaitu:


20

a) Kesiapan Fisik dalam melakukan toilet training adalah kemampuan

anak secara fisik sudah kuat dan mampu sehingga memudahkan anak

untuk dilatih buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK).

b) Kesiapan Psikologis ialah keadaan dimana anak membutuhkan

suasana yang nyaman agar mampu mengontrol dan konsentrasi

dalam merangsang untuk buang air besar (BAB) dan buang air kecil

(BAK).

c) Persiapan Intelektual pada anak juga dapat membantu dalam proses

toilet training, hal ini dapat ditunjukkan apabila anak memahami arti

buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) sehingga anak

dapat mengetahui kapan saatnya harus buang air besar (BAB) dan

kapan saatnya harus buang air kecil (BAK).

8. Tanda Anak Berhasil Toilet Training

Tanda seorang anak berhasil melakukan toilet training adalah:

1. Tidak mengompol dalam waktu beberapa jam sehari minimal 3-4

jam.

2. Anak berhasil bangun tidur tanpa mengompol.

3. Sudah mampu memberi tahu apabila celana atau popoknya sudah

basah dan kotor.

4. Bisa memakai dan melepas celana sendiri.

5. Mampu jongkok 5 sampai 10 menit tanpa berdiri dulu.

6. Mampu memberi tahu toiletnya sudah selesai.


21

9. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Toilet Training Pada Anak Usia

Toddler

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Toilet Training Pada Anak Usia

Toddler menurut (Notoatmodjo, 2010) adalah :

a) Pengetahuan

Pengetahuan ibu yang rendah dapat memberikan dampak dari

kegagalan melatih toilet training pada anak serta berpengaruh pada

perkembangan anak dalam hal toilet training. Semakin baik

pengetahuan ibu tentang toilet training, maka anak akan melalui

masa toilet trainingnya secara baik.

b) Usia

Usia ibu juga mempengaruhi dalam hal kegagalan melatih toilet

training pada anak. Ibu yang memiliki usia lebih muda atau usia

reproduktif mempunyai kebiasaan yang dominan terhadap

ketergantungan penggunaan diapers pada anaknya dibandingkan

dengan usia ibu yang lebih tua atau usia tidak produktif.

c) Pendidikan

Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu serta pengalaman sangat

berpengaruh dalam hal ini pada anak usia toddler. Pendidikan akan

memberikan dampak bagi pola pikir dan pandangan ibu dalam toilet

training pada anaknya.

d) Pekerjaan
22

Status pekerjaan ibu mempunyai pengaruh besar dalam melatih toilet

training pada anak. Pekerjaan ibu yang menyita waktu untuk anak

dalam pelatihan toilet training menjadi alasan penggunaan diapers

pada anak.

e) Lingkungan

Lingkungan berpengaruh besar pada cepat atau lambatnya penerapan

toilet training dimana ibu akan memperhatikan lingkungan sekitar

apakah anak seusianya sudah dilatih toliet training atau belum,

misalnya seorang anak yang berumur satu tahun belum dilatih ibu

untuk toilet training, maka yang lain akan meniru karena

menganggap hal ini wajar dan belum saatnya dilatih. Hal ini menjadi

suatu hambatan diaman anak usia satu tahun sebenarnya sudah harus

dilakukan penerapan toilet training secara dini.

f) Adanya ketegangan hubungan ibu dan anak dalam kesiapan dari

anak sendiri kurang.

10. Keberhasilan Toilet Training

Keberhasilan menguasi tugas-tugas perkembangan (mulai belajar

mengontrol buang air besar (BAB) serta buang air kecil (BAK) pada

toddler memerlukan bimbingan dari orang tua terumana ibu. Keberhasilan

toilet training dapat dicapai apabila anak mampu mengenali keinginan

untuk buang air besar (BAB) serta buang air kecil (BAK), kemampuan

fisik anak untuk mengontrol spinkter anak dan uretra akan dicapai pada

anak usia 18-24 bulan.


23

Adapun keberhasilan toilet training yang dikatakan berhasil dan dikatakan

tidak berhasil sebagai berikut :

a. Toilet training dikatakan berhasil jika:

- Anak mau mengatakan jika merasa buang air besar (BAB) serta

buang air kecil (BAK)

- Anak mampu menahan buang air besar (BAB) serta buang air

kecil (BAK)

- Anak tidak pernah mengompol ataupun buang air besar di

celananya

b. Toilet training dikatakan tidak berhasil jika :

- Anak terlambat mengatakan jika merasa buang air besar (BAB)

serta buang air kecil (BAK)

- Anak terlambat menahan buang air besar (BAB) serta buang air

kecil (BAK)

- Anak mengompol terus ataupun buang air besar di celananya

11. Kegagalan Selama Toilet Training

Adanya kegagalan dalam air besar (BAB) serta buang air kecil (BAK)

ialah hal yang wajar dan sangan penting bagi orang tua. Untuk tidak

melebihkan hal ini dengan menunjukkan kekecewaan dan kegelisahannya

di depan anak. Jika hal ini terjadi, maka yang harus dilakukan ialah

menghentikan pelatihan dan memulainya kembali dalam 3 bulan. Toilet

training tidak dilakukan saat anak dalam keadaan stress seperti kelahiran

saurada, pindah rumah dan perceraian orang tua.


24

12. Indikator keberhasilan Anak Melakukan Toilet Training

Anak-anak yang telah mampu meakukan toilet training terlihat dari

kemampuan psikologi, kemampuan fisik dan kemampuan kognitif

menurut (Yekti, 2019) berikut ini :

1. Kemampuan Psikologi Anak

a. Anak tampak kooperatif saat diajak ke toilet untuk buang air kecil

(BAK)

b. Anak memiliki waktu kering dengan periode 3-4 jam

c. Anak sudah menunjukkan keinginan untuk buang air kecil (BAK)

dan waktu sudah diperkirakan dan teratur

2. Kemampuan Fisik

a. Anak dapat duduk atau jongkok tenang kurang dari 2-5 menit

b. Anak dapat berjalan dengan baik

c. Anak sudah dapat menanikkan dan menurunkan celananya sendiri

d. Anak merasakan tidak nyaman bila memakai pempers yang basah

atau koror

e. Anak menunjukkan keinginan dan perhatian terhadap kebiasaan ke

toilet

f. Anak dapat memberitahu bila ingin buang air kecil (BAK)

g. Menunjukkan sikap mandiri

h. Anak sudah memulai proses imitasi atau meniru segala tindakan

orang tua
25

i. Anak tidak menolak dan dapat bekerja sama dengan orang tua saat

diajari toilet training

3. Kemampuan Kognitif

a. Dapat mengikuti dan menuruti intruksi sederhana

b. Memiliki bahasa sendiri yang menunjukkan saat ia ingin buang air

kecil (BAK) seperti pipis untuk buang air kecil (BAK)

c. Anak dapat mengerti reaksi tubuhnya bila ingin buang air kecil

(BAK)

13. Pengukuran Keberhasilan Toilet Training

Pengukuran keberhasilan toilet training dapat dilakukan dengan

menggunakan kuesioner skala likert, dengan kategori (Arikunto,2010)

dalam (D. P. I. N. Sari, 2018) :

1. Pertanyaan positif :

a. Selalu (SL) jika responden selalu dengan pernyataan kuesioner

yang diberikan melalui jawaban kuesioner di skor 4

b. Sering (SR) jika responden sering dengan pernyataan kuesioner

yang diberikan melalui jawaban kuesioner di skor 3

c. Kadang-kadang (KK) jika responden kadang-kadang dengan

pernyataan kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner

di skor 2
26

d. Tidak pernah (TP) jika responden tidak pernah dengan

pernyataan kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner

di skor 1

2. Pertanyaan negatif :

a. Selalu (SL) jika responden selalu dengan pernyataan kuesioner

yang diberikan melalui jawaban kuesioner di skor 1

b. Sering (SR) jika responden sering dengan pernyataan kuesioner

yang diberikan melalui jawaban kuesioner di skor 2

c. Kadang-kadang (KK) jika responden kadang-kadang dengan

pernyataan kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner

di skor 3

d. Tidak pernah (TP) jika responden tidak pernah dengan

pernyataan kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner

di skor 4

Kriteria keberhasilan toilet training :

- Berhasil : 76-100%

- Tidak berhasil : <56-75%

14. Pengertian Usia Toddler

Anak usia toddler adalah anak usia 12- 36 bulan (1- 3 tahun) pada

priode ini anak berupaya mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja serta

bagaimana mengontrol orang lain melalui kemarahan, penolakan serta

tindakan keras kepala. Hal ini ialah periode yang sangat berarti untuk
27

mencapai perkembangan serta pertumbuhan intelektual secara optimal

(Wong, 2010).

Menurut Septihari, B B, (2017) dalam (Lase, 2018), Anak usia toddler

yaitu anak yang sudah menginjak usia diatas 1 tahun ataupun lebih

terkenal dengan dengan pengertian usia anak dibawah 5 tahun. Adapun

menurut Septiari, B B, (2017) dalam (Lase, 2018), ada penjelasan yang

lain yaitu usia toddler ialah kelompok anak yang berada dalam proses

perkembangan, serta pertumbuhan yang bersifat unik, maksudnya

mempunyai pola perkembangan, serta pertumbuhan fisik contohnya

koordinasi motorik halus serta motorik kasar juga kecerdasan yang cocok

dengan tingkatan perkembangan, serta pertumbuhan yang dilalui oleh

anak.

15. Perkembangan Dan Pertumbuhan Usia Toddler

Pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran fisik serta struktur

tubuh seseorang karna bertambahnya jumlah serta besarnya sel secara

kuantitatif, semacam keterampilan anak untuk tengkurap, duduk, berjalan,

berbicara, memungut benda- benda di sekelilingnya, dan kematangan

emosi serta sosial anak (Nursalam, 2010).

Menurut toeri perkembangan psikoseksual Freud selama fase anal

ataupun fase kedua (1- 3 tahun) merupakan menginjak tahun awal hingga

tahun ketiga, kehidupan anak berpusat pada kesenangan anak dimana anak

akan senang menahan feses serta bemain dengan fesesnya, untuk itu

sehingga pada fase ini merupakan waktu yang pas untuk mengarahkan
28

anak tentang toilet training. Kebiasaan yang salah dalam mengendalikan

buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) akan menimbulkan hal-

hal yang kurang baik pada anak dimasa mendatang. Seperti menyebabkan

anak tidak disiplin, manja, serta yang terpenting merupakan dimana nanti

pada saatnya anak akan mengalami masalah psikologi, anak akan merasa

berbeda serta tidak bisa secara mandiri mengendalikan buang air besar

(BAB) dan buang air kecil (BAK) (Fithriyana & Aldopi, 2018).

Menurut Luqmansyah (2010) dalam (Henrawati et al., 2020), mendidik

anak dalam menerapkan buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK)

akan efektif apabila dicoba sejak dini. Kebiasaan baik dalam

melaksanakan buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) yang

dilakukan sejak kecil akan dibawa hingga dewasa. Salah satu metode yang

bisa dilakukan orang tua dalam mengajarkan buang air besar (BAB) dan

buang air kecil (BAK) pada anak ialah lewat toilet.

Menurut (Khoiruzzadi & Fajriyah, 2019), pada anak usia toddler memiliki

3 fase yaitu :

1. Fase Autonomi, anak dapat mengambil inisiatif sendiri serta sanggup

melaksanakan semuanya sendiri, tetapi lebih pada menunjukkan

keinginannya sendiri menolak suatu yang tidak di kehendaki serta

berupaya suatu yang di mau

2. Fase Anal, anak memasuki masa toilet training, dan

3. Fase Praoperasional, anak mulai sanggup membuat penilaian

sederhana terhadap objek serta peristiwa di sekitarnya.


29

Pada usia ini tugas perkembangan anak adalah untuk mengembangkan

kemandirian. Kebutuhan untuk mengembangkan kemandirian yang tidak

terpenuhi pada usia kurang lebih 2 hingga 3 tahun akan menimbulkan

terhambatnya perkembangan kemandirian yang maksimal (Khoiruzzadi &

Fajriyah, 2019).

Berdasarkan beberapa teori pertumbuhan dan perkembangan anak, maka

pertumbuhan dan perkembangan anak usia toddler meliputi:

a. Pertumbuhan Fisik

Secara umum pertumbuhan anak usia toddler baik dari segi berat

badan maupun tinggi badan dapat berjalan cukup stabil atau lamat.

Rata-rata bertambahnya berata badan anak usia toddler ini sekitar

2.3kg/tahun, sedangkan tinggi badannya bertambah sekitar

6-7cm/tahun.

b. Perkembangan Motorik

1. Perkembangan Motorik Kasar

Anak dapat berjalan mundur, naik tangga dengan tegak,

menendang bola kecil tanpa berpegangan, melempar bola

dengan arah yang lurus dan anak dapat melompat dengan ke

dua kakinya secara bersamaan.

2. Perkembangan Motorik Halus

Anak dapat meletakkan kubus tanpa menjatuhkan kubus yang

lain, mencorar-coret kertas dan meniru gambar sebuah garis.


30

c. Perkembangan Kepribadian

3. Perkembangan Psikoseksual

Kepuasan pada fase ini ialah pada pengeluaran tinja, anak akan

menunjukkan kekakuannya dan sikapnya sangat narsistik, yaitu

cinta terhadap dirinya sendiri dan sangat egoistik, mulai

mempelajari struktur tubuhnya. Pada pase ini tugas yang akan

dilaksanakan anak ialah latihan kebersihan.

4. Perkembangan Psikososial

Pada usia 1-3 tahun ada pada tahap autonomi vs malu-malu dan

ragu-ragu, pada tahap ini berpusat pada peningkatan

kemampuan anak untuk mengendalikan tubuh mereka, diri

mereka dan lingkungan mereka. Mereka ingin melakukan hal-

hal untuk dirinya sendiri, menggunakan ketrampilan motorik

yang baru mereka peroleh seperti berjalan, memanjat dan

memanupulasi serta menggunakan keluatan mental merka

dalam memilih dan membuat keputusan.

d. Perkembangan Mental

1. Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif pada anak usia 1-3 tahun adalah tahap

praoperasional, dimana ciri yang menonjol yaitu egosentrisme,

hal ini bukan berarti egois atau berpusat pada diri sendiri, tetapi

ketidakmampuan untuk menempatkan diri di tempat orang lain.

2. Perkembangan Bahasa
31

Anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata, dapat

menunjuk dengan benar salah satu bagian badan, dapat

membantu membereskan mainan jika diminta, menyebutkan

gambar yang ditunjuk dengan benar minimal 2 gambar,

mengucapkan 2 kata secara bersamaan, anak dapat mengikuti

perinta seperti simpan bola ini di keranjang mainan.

3. Perkembangan Moral

Ada pada tingkatan prakonvensional yang sejajar dengan

tingkat praoperasional pada perkembangan kognitif.

Terorientasi secara budaya dengan label baik atau buruk, benar

atau salah. Awalnya anak menetapkan baik buruknya suatu

tindakan dari konsekuensi tindakan tersebut, merka

menghindari hukuman dan mematuhi tanpa mempertanyakan

siapa yang berkuasa.

4. Perkembangan Spiritual

Pada tahap intuitive-projektive, anak meniru gerakan dan

perilaku keagamaan orang lain tanpa memahami makna atau

pentingnya aktivitas tersebut. Sikap orang tua terhadap kode

moral dan keyakinan beragama menyampaikan kepada anak

tentang apa yang mereka anggap baik dan buruk. Pada usia ini

anak masih menirukan perilaku dan mengikuti keyakinan orang


32

tua sebagai bagian dari kehidupan mereka sehari-hari bukan

atas dasar pemahaman mengenai konsep dasarnya.

e. Perkembangan Konsep Diri

Mereka akan belajar mengenai berbagai bagaian tubuh mereka dan

mampu menggunakan simbol untuk menunjukkan objek sedangkan

untuk perkembangan harga diri di usia ini cenderung sangat

egosentris tidak menyadari adanya kemampuan dan pengakuan

sosial. Pada dasarnya kemampuan anak akan meningkat dan

mereka akan mengembangkan hubungan yang bermakna.

B. Konsep Dasar Pola Asuh Orang Tua

1. Pengertian Pola Asuh

Secara etimologi, pengasuhan berasal dari kata asuh yaitu “pemimpin”,

“pengelola”, dan “membimbing”. Pengasuh berarti orang yang

melaksanakan tugas membimbing, memimpin, atau mengelola.

Pengasuhan yang dimaksud ialah mengasuh anak. Jika ditinjau dari

terminologi, pola asuh anak adalah suatu pola atau sistem yang diterapkan

dalam menjaga, merawat dan mendidik seorang anak yang bersifat relatif

konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh anak

dari segi negatif atau positif (Afni et al., 2019).

Pola asuh orang tua adalah pendidikan informal yang diberikan orang

tua pada anak sejak lahir secara intensif dengan tujuan agar anak

memperoleh kesempatan untuk berkembang dan mengembangkan dirinya

dalam masyarakat. Orang tua diharapkan semakin terampil dalam


33

mengelola segala sumber yang dimiliki untuk kepentingan pengasuhan

anak. Orang tua harus mempunyai rasa percaya diri yang besar dalam

menjalankan peran pengasuhan, terutama dalam pemahaman tentang

pertumbuhan dan perkembangan anak, pemenuhan kebutuhan makanan

dan pemeliharaan kebersihan perseorangan, penggunaan alat permainan

sebagai stimulus pertumbuhan dan perkembangan serta komunikasi efektif

yang diperlukan dalam berinteraksi dengan anak dan anggota keluarga

lainnya (Afni et al., 2019).

Pola asuh orang tua dapat dipengaruhi oleh usia orang tua. Orang tua

yang usianya muda cenderung lebih bersifat demokratis dan permisif

dalam menerapkan pola asuh ke anaknya. Hal ini dikarenakan pasangan

orang tua dengan usia muda lebih bisa berdialog dengan baik ke anaknya

sehingga hubungan anak dan orang tua seperti seorang sahabat (Hurlock,

2015).

Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak

dan bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat

dirasakan oleh anak baik negative maupun positifnya. Pola asuh orang tua

merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orang tua dan anak dalam

berinteraksi, berkomunikasi selama mengadakan kegiatan pengasuhan.

Setiap orang tua mempunyai pola asuh yang berbeda, oleh karena itu akan

menghasilhan pola hasil yang berbeda pada setiap anak, atau anak akan

memiliki karakter yang berbeda antara satu dengan yang lainnya

(Anggraini et al., 2017).


34

Dapat di simpulkan bahwa pola asuh orang tua adalah pendidikan

informal yang diberikan orang tua pada anak sejak lahir secara intensif

dengan tujuan agar anak memperoleh kesempatan untuk berkembang dan

mengembangkan dirinya dalam masyarakat. Pola asuh orang tua dapat

dipengaruhi oleh usia orang tua, pola asuh atau pengasuhan merupakan

cara perbuatan untuk menjaga, merawat, mendidik, membimbing, anak-

anaknya agar berkembang sesuai tahapannya. Dan orang tua diharapkan

dalam memberikan kedisiplinan terhadap anak, memberikan tanggapan

yang sebenarnya agar anak merasa orang tua selalu memberikan perhatian

yang positif terhadapnya.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh

Hurlock (2010), menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

pola asuh orang tua adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan orang tua

a) Orang tua yang berpendidikan tinggi

Orang tua yang mempunyai latar belakang pendidikan yang tingi

akan lebih memperhatikan segala perubahan dan setiap

perkembangan yang terjadi pada anaknya. Orang tua yang

berpendidikan tinggi umumnya dapat mengajarkan sopan santun

kepada orang lain, baik dalam berbicara ataupun dalam hal lain.

b) Orang tua yang berpendidikan rendah

Orang tua yang mempunyai latar belakang pendidikan yang

rendah dalam mengasuh anak umumnya orang tua kurang


35

memperhatikan tingkat perkembangan anak. Hal ini di karenakan

orang tua yang masih awam dan tidak mengetahui tingkat

perkembangan anak. Bagaiamana anaknya berkembang dan

dalam tahap apa anak pada saat itu. Orang tua biasanya

mengasuh anak dengan gaya dan cara mereka sendiri. Anak

dengan pola asuh orang tua yang seperti ini akan membentuk

suatu kepribadian yang kurang baik.

2. Status ekonomi serta pekerjaan orang tua

Orang tua yang cenderung sibuk dalam urusan pekerjaannya

terkadang menjadi kurang memperhatikan keadaan anakanaknya.

Keadaan ini mengakibatkan fungsi atau peran menjadi “orang tua”

diserahkan kepada pembantu, yang pada akhirnya pola pengasuhan

yang diterapkanpun sesuai dengan pengasuhan yang diterapkan oleh

pembantu.

3. Lingkungan

Lingkungan banyak mempengaruhi perkembangan anak, maka tidak

mustahil jika lingkungan juga ikut serta mewarnai pola-pola

pengasuhan yang diberikan orang tua terhadap anaknya.

4. Budaya
36

Sering kali orang tua mengikuti cara-cara yang dilakukan oleh

masyarakat dalam mengasuh anak, kebiasaan-kebiasaan masyarakat

disekitarnya dalam mengasuh anak. Karena polapola tersebut

dianggap berhasil dalam mendidikanak kearah kematangan. Orang

tua mengharapkan kelak anaknya dapat diterima dimasyarakat

dengan baik, oleh karena itu kebudayaan atau kebiasaan

masyarakat dalam mengasuh anak juga mempengaruhi setiap orang

tua dalam memberikan pola asuh terhadap anaknya.

5. Macam-Macam Pola Asuh

Menjelaskan pola asuh orang tua dapat diidentifikasikan menjadi 3 dalam

(Afni et al., 2019), yaitu:

1. Pola asuh demokratis

Pola asuh orang tua yang demokratis pada umumnya ditandai dengan

adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak. Mereka membuat

aturan-aturan yang disepakati bersama. Orang tua yang demokratis

ini yaitu:

a) Orang tua memberikan kesempatan pada anak untuk

membicarakan tentang apa yang ia inginkan.

b) Mengarahkan anak ketempat yang ia inginkan, walau orang tua

tidak menyukainya.

c) Salah satu tugas orang tua adalah memberikan jadwal harian

anak untuk belajar.


37

d) Menjelaskan pada anak tentang perbuatan baik dan perbuatan

buruk, agar anak dapat menentukan perbuatan mana yang akan

ia pilih.

e) Sebagai orang tua kita harus mengingatkan anak setiap waktu

untuk belajar.

f) Sebagai orang tua kita harus selalu bertanya tentang apa yang

anak lakukan disekolah.

g) Menemani anak belajar dan membantu anak lebih memahami

pelajaran.

h) Memberikan pujian bila anak berperilaku baik dan menegur

anak bila ia melakukan kesalahan.

2. Pola asuh otoriter

Pola asuh otoriter ditandai dengan orang tua yang melarang anaknya

dengan mengorbankan otonomi anak serta mempunyai aturan-aturan

yang kaku dari orang tua. Orang tua yang otoriter ini yaitu:

a) Orang tua selalu memaksakan kehendak dirinya, karena mereka

lebih mengetahui mana yang terbaik untuk anak tanpa

merundingkan terlebih dahulu.

b) Orang tua berhak memarahi bahkan memukul anaknya jika

anak melakukan kesalahan.

c) Orang tua tidak memberikan kesempatan pada anaknya untuk

menjelaskan kesalahan yang telah ia lakukan.


38

d) Orang tua tidak suka mendengar anak membantah perkataan

yang ia bicarakan.

e) Semua keputusan berada ditangan orang tua.

f) Orang tua tidak suka membicarakan masalah yang terjadi

kepada anaknya, karena merasa anak tidak mengerti apaapa.

g) Memarahi anak bahkan memukul anak adalah hal yang wajar

dilakukan orang tua.

h) Mengharuskan anak untuk selalu belajar setiap hari meski anak

tidak menginginkannya.

3. Pola asuh permisif

Pola asuh permisif ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas

kepada anak untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan keinginan

anak atau dikenal pula dengan pola asuh serba membiarkan adalah

orang tua yang bersikap mengalah, menuruti semua keinginan,

melindungi secara berlebihan, serta memberikan atau memenuhi

semua keinginan anak secara berlebihan. Orang tua yang permisif ini

yaitu:

a) Sebagai orang tua kita tidak perlu membatasi pergaulan anak.

b) Bila anak melakukan kesalahan dianggap wajar, karena anak-

anak masih belum mengerti apa-apa.

c) Memperbolehkan anak untuk bergaul dengan siapapun.

d) Membiarkan anak bebas memilih apa yang ia ingin lakukan

dan kerjakan.
39

e) Sebagai orang tua kita tidak boleh mengatur anak.

f) Anak mengerti apa yang ia lakukan, sehingga orang tua tidak

perlu bertanya atau melarang anak untuk melakukan hal yang

ia inginkan.

g) Memberikan apa yang diinginkan anak, merupakan salah satu

cara menunjukkan kasih sayang.

h) Dengan sendirinya anak akan memahami mana yang baik dan

yang buruk tanpa harus di beritahu orang tua.

4. Dimensi Pola Asuh Orang Tua

Baumrind dalam (Anisa, 2017) membagi pola asuh orang tua menjadi 2

dimensi yaitu :

a. Tanggapan (responsiveness)

Yaitu sikap orang tua untuk menerima, memberi kasih sayang,

berorientasi pada anak, serta suka memberi pujian. Orang tua suka

diskusi terbuka serta saling memberi atau menerima secara verbal

oleh orang tua dan anak.

b. Tuntutan (demandingness)

Yaitu sikap orang tua yang mempunyai tuntutan dan pengawasan

agar anak menjadi individu yang kompeten sesuai dengan standar

yang diinginan orang tua. Tuntutan yang berlebihan akan

menghambat sisoalisasi anak, kreatifitas, inisiatif serta fleksibilitas.


40

5. Indikator Pengukuran Pola Asuh Orang Tua

Pengukuran pola asuh orang tua dilakukan melalui penyebaran

kuesioner pada responden penelitian. Untuk menentukan besaran data

menggunakan skoring skala Likert dengan beberapa indikator pertanyaan

yang bersifat positif (favorable) dan negatif (unfavorable) dalam

(Prameswari, 2020).

Untuk mengetahui macam-macam pola asuh orang tua, akan disusun

pertanyaan menggunakan 2 dimensi pengasuhan oleh Baumrid dalam

kuesiner :

1. Pola Asuh Demokratis

a. Mendorong musyawarah

b. Memberi pujian

c. Mengerahkan perilaku dengan rasional

d. Tanggap pada kebutuhan anak

2. Pola Asuh Otoriter

a. Banyak aturan

b. Berorientasi pada hukuman

c. Menutup katup musyawarah

d. Jarang memberi pujian

3. Pola Asuh Pemisif

a. Acuh dan cuek pada anak

b. Anak bebas mengatur dirinya

c. Tidak pernah memberi hukuman


41

d. Tidak pernah memberi pujian

Instrumen ini dilakukan melalui kuesioner pada pola asuh orang

tua menggunakan kuesioner baku yang sudah ada pertanyaannya,

bertujuan untuk menilai jenis pola asuh apa yang diterima oleh anak

berupa pola asuh demokratis, otoriter dan permisif.

6. Pengertian Orang Tua

Orang tua adalah ayah dan ibu yang melahirkan manusia baru (anak)

serta mempunyai kewajiban untuk mengasuh, merawat dan mendidik anak

tersebut guna menjadi generasi yang baik Orang tua adalah komponen

keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah

ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga.

Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan

membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang

menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat (Ayun,

2017).

Pengertian orang tua tidak terlepas dari pengertian keluarga, karena

orang tua merupakan bagian keluarga besar yang sebagian besar telah

tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-

anaknya. Orang tua merupakan orang dewasa yang membawa anak

ke dunia serta memelihara dengan memberikan bimbingan dan

pengalaman tanpa ada paksaan serta memberikan pengawasan sehingga

anak dapat menghadapi kehidupan yang akan datang dengan sukses.


42

Semakin bertambahnya umur seseorang maka pola asuh yang diambil

akan semakin bijaksana (Ayun, 2017).

Menurut Patmonodewo, (2017), orang tua adalah guru pertama bagi

anak-anaknya. Apabila anak telah masuk sekolah, orang tua adalah mitra

kerja guru bagi anaknya dan orang tua merupakan guru utama yang

menggunakan segala kemampuan mereka, guna keuntungan mereka

sendiri, anak-anaknya, serta program yang dijalankan anak itu sendiri.

Orang tua, anak dan program sekolah merupakan bagian dari suatu proses

membentuk perkembangan anak.

Orang tua adalah orang yang mempunyai amanat dari Allah untuk

mendidik anak dengan penuh tanggung jawab atas perkembangan dan

kemajuan anak dan dengan kasih sayang. Orang tua dalam hal ini terdiri

dari (keluarga: ayah, ibu serta saudara adik dan kakak). Meskipun orang

tua pada dasarnya dibagi menjadi tiga, yaitu orang tua kandung, orang tua

asuh, dan orang tua tiri. Tetapi semua hal tersebut diartikan sebagai

keluarga. (Mansur, 2018).

Dapat di simpulkan bahwa orang tua adalah ayah dan ibu merupakan

hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang melahirkan anak serta

mempunyai kewajiban untuk mengasuh, merawat dan mendidik anak serta

memelihara dengan memberikan bimbingan dan pengalaman tanpa ada

paksaan serta memberikan pengawasan sehingga anak dapat menghadapi

kehidupan yang akan datang dengan sukses guna menjadi generasi yang

baik. Maupun orang tua adalah guru pertama bagi anak-anaknya.


43

7. Peran orang tua

Mengemukakan peran orang tua dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Peran Ayah

Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperanan sebagai

pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai

kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta

sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Ayah juga berperan

sebagai pengambil keputusan dalam keluarga.

b. Peran Ibu

Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan

untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-

anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan

sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,

disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah

tambahan dalam keluarganya.

8. Fungsi Pokok Orang Tua

Fungsi pokok orang tua menurut yaitu:

a) Asah
44

Asah berarti memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga

siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam

mempersiapkan masa depannya.

b) Asih

Asih berarti memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,

kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan

mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.

c) Asuh

Asuh berarti menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan

anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan

menjadikan mereka anak- anak yang sehat baik fisik, mental,

sosial dan spiritual.

C. Jurnal Pendukung

No Judul penelitian Tahun Penulis/peneliti Kesimpulan


1 Hubungan Pola 2019 Ratne, Heni Bahwa Pola asuh penerimaan
Asuh Orang Tua Purwaningsih, lebih dominan sebanyak 33
Dengan Raharjo responden (47,1%) dan
Keberhasilan Apriatmoko sebagian besar anak toddler
Toilet Training tidak berhasil dalam toilet
Pada Anak Usia training yaitu sebanyak 41
Toddler responden (58,6%). Ada
hubungan pola asuh orang tua
dengan keberhasilan toilet
training pada anak usia toddler
di Desa Nyatnyono Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten
Semarang dengan hasil uji chi
45

square didapatkan nilai p


sebesar 0,007<α (0,05).
2 Hubungan Pola 2018 Arum Karunia Hasil penelitian ini
Asuh Orang Tua Sari menunjukkan bahwa
Dengan responden yang menerapkan
Keberhasilan pola asuh demokratis memiliki
Toilet Training keberhasilan toilet training
Pada sebesar 48 responden (68,6%),
Anak Usia 2 - 4 pola asuh otoriter 1 responden
Tahun Di PAUD (1.4%), dan pola asuh permisif
Terpadu‘Aisyiyah 0 responden 0%). Sedangkan
Nur’aini orang tua yang menerapkan
Yogyakarta pola asuh demokratis 14
responden (20%), pola asuh
otoriter 4 responden (5,7%)
dan pola asuh permisif 3
responden (4,3%) tidak
berhasil dalam toilet training.
3 Hubungan Pola 2019 Kadek Sopa Pola asuh ibu pada anak usia
Asuh Ibu Dengan Yuliana, Ni prasekolah di Posyandu Balita
Keberhasilan Wayan Banjar Intaran Wilayah Kerja
Toilet Training Suniyadewi, I UPT Kesmas Tampaksiring II
Pada Anak Usia Made Udayana sebagian pola asuh ibu adalah
Prasekolah di demokratis besar yaitu 36
Posyandu Balita orang (62,3%). Keberhasilan
Banjar Intaran toilet training pada anak usia
Wilayah Kerja prasekolah di Posyandu Balita
UPT Kesmas Banjar Intaran Wilayah Kerja
Tampaksiring II UPT Kesmas Tampaksiring II
sebagian besar dalam katagori
berhasil yaitu 38 orang
46

(66,7%).
4 Hubungan Pola 2018 Eka Sarofah Pola asuh orang tua di Desa
Asuh Orang Tua Ningsih Tanjung Kecamatan Lamongan
Dengan Tingkat Kabupaten Lamongan sebagian
Keberhasilan besar responden (55,8%)
Toilet Training memiliki pola asuh demokratis.
Pada Tingkat keberhasilan toilet
Anak Usia 18-36 training anak usia 18-36 bulan
di Desa Tanjung Kecamatan
Lamongan Kabupaten
Lamongan sebagian besar anak
(60,5%) bisa melakukan toilet
training Terdapat hubungan
yang signifikan antara
hubungan pola asuh orang tua
dengan tingkat keberhasilan
toilet training pada anak usia
18-36 bulan di Desa Tanjung
Kecamatan Lamongan
5 Hubungan Pola 2017 Ela, Roni Pola asuh orang tua sebagian
Asuh Orang Tua Yuliwar, Novita besar termasuk dalam kategori
Dengan Dewi demokratis yaitu sebanyak 31
Keberhasilan orang (77,5%), dan sebagian
Toilet Learning kecil responden termasuk
Pada Anak Usia dalam kategori otoriter
Toddler sebanyak 5 orang (12,5%),
permisif 4 orang (10%).
Keberhasilan toilet learning
anak usia toddler sebagian
besar termasuk dalam kategori
berhasil yaitu sebanyak 31
47

orang (77,5%) dan sebagian


kecil termasuk kategori tidak
berhasil sebanyak 9 orang
(22,5%). Hasil uji statistik
diketahui tingkat kemaknaan
(Sig. (2-tailed)) ρ value sebesar
0,000 < 0,05 bearti terdapat
hubungan yang signifikan
antara pola asuh orang tua
dengan keberhasilan toilet
learning pada anak usia
toddler di RW 02 dan RW 06
Kelurahan Tlogomas Malang.
D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan model konseptual yang berkaitan dengan

bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis

beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2015) :

Pola asuh orang tua adalah orang tua di perankan oleh ayah dan ibu yang

memiliki 3 pola asuh seperti pola asuh demokratis yaitu sikap terbuka antara

ibu dan anak dan membuat aturan-aturan yang disepakati bersama maka untuk

keberhasilannya anak usia toddler (1-3 tahun) mau mengatakan jika merasa

ingin buang air besar (BAB) serta buang air kecil (BAK) dan anak mampu

menahan buang air besar (BAB) serta buang air kecil (BAK) dan sebagian

besar anak usia toddler (1-3 tahun) akan di anggap berhasil, pola asuh otoriter

yaitu orang tua yang selalu melarang anaknya dengan mempunyai aturan-

aturan yang kaku dari orang tuanya maka untuk keberhasilannya anak usia

toddler (1-3 tahun) anak terlambat mengakatakan jika merasa buang air besar
48

(BAB) serta buang air kecil (BAK) dan anak terlambat menahan buang air

besar (BAB) serta buang air kecil (BAK) sebagaian besar anak usia toddler (1-

3 tahun) akan di anggap cukup berhasil, pola asuh permisif yaitu adanya

kebebasan tanpa batas kepada anak untuk berbuat dan berprilaku sesuai

dengan keinginan anak atau orang tua serba membiarkan seperti orang tua

yang bersikap mengalah, menuruti semua keinginan, melindungi secara

berlebihan maka untuk keberhasilannya anak usia toddler (1-3 tahun) anak

sering mengompol dan sering tidak bisa menahan buang air besar (BAB)

sebagaian besar anak usia toddler (1-3 tahun) akan di anggap tidak berhasil.

Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pemikiran dalam penelitian

ini dapat dilihat pada bagan 2.1 sebagai berikut:

Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran Hubungan Pola Asuh Orang Tua


Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia
Toddler (1-3 Tahun) Di Desa Ciheulang Tonggoh
Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten
Sukabumi
Variabel Bebas (Independen) Variabel Tak Bebas (Dependen

Keberhasilan Toilet
Pola Asuh Orang
Training Pada Anak Usia
Tua
Toddler (1-3 tahun)
Keterangan :

: Variabel Diteliti

: Hubungan

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang akan diuji kebenarannya.

Hipotesis ini merupakan jawaban sementara berdasarkan pada teori yang

belum dibuktikan dengan data atau fakta. Pembuktian dilakukan dengan


49

pengujian hipotesis melalui uji statistik (Masturoh & Anggita, 2018). Adapun

menurut pendapat lain (Notoatmodjo, 2012), hipotesis di dalam suatu

penelitian berarti jawaban sementara penelitian. Setelah melalui pembuktian

dari hasil penelitian maka hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima

atau ditolak.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada Hubungan Pola Asuh

Orang Tua Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler (1-3

Tahun) Di Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak

Kabupaten Sukabumi.

Sedangkan bentuk hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak Ada Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan


Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler (1-3
Tahun) Di Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja
Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi.
H1 : Ada Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Keberhasilan
Toilet Training Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) Di Desa
Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak
Kabupaten Sukabumi.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan anatara dua variabel atau lebih,

tanpa melakukan perubahan, tambahan, atau manipulasi data yang sudah ada

dengan menggunakan pendekatan cross sectional (Arikunto, 2016). Cross

sectional merupakan suatu bentuk studi observasional (noneksperimental) yang

paling sering dilakukan, dan mencakup semua jenis penelitian yang secara

stratified random sampling yaitu sampel acak yang di stratifikasikan,

responden bisa baca tulis, responden bersedia ikut serta dalam penelitian,

responden yang memiliki anak usia toddler (1-3 tahun) (Hendrawati et al.,

2020).

Pada penelitian ini mengkaji Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan

Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) di Desa

Ciheulang Tonggoh wilayah kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Peneliatian ini telah dilaksanakan di Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah

Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi

2. Waktu
51

Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan Maret sampai dengan bulan

Agustus 2021.

C. Variabel Penelitian

Variabel ialah seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu

orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain. Variabel

mengandung pengertian ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki seseorang atau

sesuatu yang dapat menjadi pembeda atau penciri antara yang satu dengan

yang lainnya (Masturoh & Anggita, 2018). Variabel dalam penelitian ini

meliputi variabel bebas dan variabel tak bebas.

1. `Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas ialah variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain,

apabila variabel bebas berubah maka dapattoilet menyebabkan variabel

lain berubah (Masturoh & Anggita, 2018). Variabel bebas pada

penelitian ini adalah pola asuh orang tua.

2. Variabel Tak Bebas (Dependen)

Variabel ini juga dipengaruhi oleh variabel bebas, artinya variabel tak

bebas berubah karena disebabkan oleh perubahan pada variabel bebas

(Masturoh & Anggita, 2018). Variabel terikat pada penelitian ini adalah

keberhasilan toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun).

D. Definisi Konseptual dan Operasional

1. Definisi Konseptual

Definisi Konseptual ialah sesuatu pernyataan yang mengartikan

ataupun memberikan makna dari sesuatu konsep pada istilah tertentu.


52

Definisi konseptual dalam makna lain ialah sesuatu penggambaran secara

umum dan menyeluruh yang bisa menyiratkan maksud dan konsep

maupun istilah yang bersifat konstutif (yang ialah definisi dengan

disepakati oleh banyak pihak serta telah dibakukan setidaknya dalam

kamus bahasa), formal dan memiliki pengertian yang abstrak (Budhiana,

2019)

Anak usia toddler (1-3 tahun) adalah masa keemasan yang dimana

anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat. Pada

masa ini dapat bermanfaat secara optimal apabila orang tua mampu

melakukan proses pengasuhan dan pendidikan dengan cara yang optimal.

Masa ini juga dapat membentuk dasardasar kepribadian anak itu sendiri

(Kameliawati et al., 2020).

Toilet training ialah salah satu tugas perkembangan anak pada usia

toddler (1-3 tahun), dimana pada usia ini kemampuan untuk

mengendalikan rasa ingin buang air kecil (BAK), mengendalikan rasa

ingin defekasi mulai berkembang. Anak akan belajar bagaimana mereka

mengatur kemauan untuk buang air kecik (BAK) serta berikutnya mereka

menjadi terbiasa menggunkan toilet secara mandiri (D. Destiana, 2017).

Keberhasilan toilet training adalah apabila anak dapat mengontrol dan

mengetahui kapan saatnya harus air besar (BAB) dan kapan saatnya harus

buang air kecil (BAK) sedangkan ketidakberhasilan toilet training yaitu

anak masih mengompol (Sari, 2017).


53

Pola asuh ataupun pengasuhan ialah cara perbuatan untuk melindungi,

menjaga, mendidik, membimbing, anak-anaknya agar berkembang sesuai

tahapannya. Pengasuhan orang tua diharapkan dalam memberikan

kedisiplinan terhadap anak, memberikan tanggapan yang sesungguhnya

agar anak merasa orang tua senantiasa memberikan perhatian yang positif

terhadapnya (Anggraini et al., 2017).

2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi variabel – variabel yang akan diteliti

secara oprasional di lapangan. Dibuat untuk memudahkan pada

pelaksanaan pengumpulan data dan pengolahan data serta analisis data

(Masturoh & Anggita, 2018).

Definisi oprasoinal variabel dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai

berikut :

Tabel 3.1 : Definisi operasional


No Variabel Definisi Alat Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur
1 Pola asuh Bentuk pola Kuesioner 1. Demokratis Ordinal
orang tua asuh yang jika 78 < T,
diterapkan 2. Otoriter jika
ibu di rumah 60 < T < 78,
terhadap 3. Permitif jika
anaknya T < 60.
yang berusia T : Total jawaban
toddler di responden
bagi menjadi K : kuartil
3 indikator:
1. Pola asuh
demokratis
2. Pola asuh
otoriter
54

3. Pola asuh
permisif
2 Keberhasilan Keberhasilan Kuesioner - Berhasil jika Nominal
toilet toilet nilai T ≥ 30
training training median
adalah - Tidak
Penjelasan berhasil jika
ibu yang nilai T ≤ 29
memiliki median
anak usia T : Total
toddler (1-3 Responden
tahun) yang Me : Median
bekaiatan
dengan
kemampuan
anak dalam
pelaksanaan
toilet
training
mampu
menahan
buang air
besar (BAB)
dan buang air
kecil (BAK)
sampai ke
kamar mandi
E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

juga bisa di artikan bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda

alam yang lain (Masturoh & Anggita, 2018).


55

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu yang

memiliki anak usia toddler yang tercatat di seluruh RW yang ada di Desa

Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten

Sukabumi yaitu sebanyak 630 responden kemudian di ambil untuk studi

pendahuluan 8 responden sehingga populasi menjadi 622 responden.

2. Sampel

Adapun Sampel ialah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan

(Masturoh & Anggita, 2018).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang

memiliki anak usia toddler yang tercatat di seluruh RW yang ada di Desa

Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten

Sukabumi.

Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian dapat

mewakili sampel penelitian dan mewakili syarat sebagai sampel. Adapun

kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu :

a. Ibu yang memiliki anak usia toddler 1-3 tahun

b. Ibu dalam keluarga yang memiliki 2 anak usia toddler yang kembar

di ambil 1 anak yang terlebih dahulu di lahirkan

c. Ibu yang memiliki anak usia toddler yang bersedia menjadi

responden
56

Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat

diambil sebagai sampel. Kriteria eksklusi pada penelitian ini yaitu:

a. Ibu yang memiliki anak usia toddler yang tidak bisa membaca dan

menulis

b. Ibu yang memiliki anak usia toddler yang mengalami cacat fisik

yang tidak dapat melakukan melatih Toilet Training atau buang air

besar (BAB) serta buang air kecil (BAK) mandiri ke toilet.

3. Ukuran Sampel

Pengukuran sampel merupakan suatu langkah untuk menentukan

besarnya sampel yang diambil dalam melaksanakan suatu penelitian.

Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun

acuan tabel yang dikembangkan para ahli. Secara umum, untuk penelitian

korelasional jumlah sampel minimal untuk memperoleh hasil yang baik

adalah 30, sedangkan dalam penelitian eksperimen jumlah sampel

minimum 15 dari masing-masing kelompok dan untuk penelitian survey

jumlah sampel minimum adalah 100 (Nurdin & Hatati, 2019).

Dalam penelitian ini, untuk menentukan ukuran sampel yang

dibutuhkan peneliti menggunakan rumus Slovin, yaitu sebagai berikut:

N
n= 1+ N (e)
2

Keterangan :

n : Besar Sampel

N : Besar Populasi
57

e : Tingkat kekeliruan yang diinginkan (0,05)

622
n= 1+ 622(0,05)
2

622
n= 1+ 622(0,0025)

n = 243,444 dibulatkan 244

Berdasarkan perhitungan ukuran sampel dalam penelitian ini

didapatkan hasil 244 responden

4. Teknik pengambilan sampel

Metode atau teknik pengambilan sampel merupakan metode untuk

memastikan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian (Tarjo,

2019). Adapun menurut pendapat lain mengemukakan (Unaradjan, 2019),

metode pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik Cluster

Random Sampling. Cluster random sampling ialah cara pengambilan

sampel yang dilakukan berdasarkan pada wilayah tertentu dengan

mengambil wakil dari setiap wilayah yang ada. Sampel diambil di Desa

Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten

Sukabumi.

Adapun untuk Cluster Random Sampling dapat di lakukan dengan

cara:

1. Menenetukan jumlah populasi tiap RW

2. Menentukan jumlah sampel


58

3. Membuat kocokan untuk memilih RW yang akan di jadikan

sampel

4. RW yang terpilih di jadikan sampel

Desa Ciheulang Tonggoh terdiri dari 8 RW dengan pembagian RW

yaitu terdiri dari RW 1 sampai dengan RW 8. Adapun jumlah berdasarkan

tiap RW dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 3.2 : Data Responden Berdasarkan Jumlah perRW di


Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja
Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi

NO RW JUMLAH
1 1 80
2 2 75
3 3 95
4 4 87
5 5 61
6 6 76
7 7 79
8 8 77
Jumlah 630

Berdasarkan tabel 3.2 jumlah seluruh responden per RW di Desa

Ciheulang Tonggoh yaitu 630 responden. Adapun hasil dari

pengocokan terhadap responden tiap RW dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 3.3 : Data Responden Berdasarkan Hasil Pengocokan


di Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja
59

Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi

NO RW Jumlah Usia Toddler Sampel


1 1 80 80
2 4 87 87
3 6 76 76
4 5 61 1
Jumlah 304 244

Berdasarkan tabel 3.3 didapatkan bahwa setelah pengocokan 3

RW ternyata masih kurang 1 responden maka dilakukan pengocokan

kembali dan didapatkan hasil pengocokan yaitu RW 5 lalu dilakukan

pengocokan dari responden RW 5 untuk diambil 1 responden untuk

memenuhi 244 responden.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah penting dalam penelitian, sehingga

memerlukan teknik pengumpulan data yang tepat agar menghasilkan data

yang sesuai. Tanpa memiliki kemampuan teknik pengumpulan data, peneliti

akan sulit mendapatkan data penelitian standar (Firdaus & Zamzam, 2018).

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

peneliti secara langsung dari sumber datanya. Dengan menggunakan

teknik wawancara, observasi, diskusi kelompok terarah dan

penyebaran kuesioner (Masturoh & Anggita, 2018).


60

Data primer dalam penelitian ini didapatkan dari responden dalam

hal ini Orang Tua Anak Usia Toddler di Desa Ciheulang Tonggoh

Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi melalui

kuesioner yang terdiri dari data karakteristik responden, pola asuh

orang tua dan keberhasilan toilet training.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh penelitian dari berbagai

sumber yang telah ada. Data sekunder dapat diperoleh dari jurnal,

lembaga, laporan dan lain – lainnya (Masturoh & Anggita, 2018).

Data sekunder dalam penelitian ini yaitu Data Jumlah Anak Usia

Toddler di yang didapat dari cacatan Puskesmas Cibadak Tahun 2021.

2. Cara Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dapat diartikan sebagi teknik untuk

mendapatkan data yang kemudian dianalisis dalam suatu penelitian.

Tujuan dari pengumpulan data adalah untuk menemukan data yang

dibutuhkan dalam tahapan penelitian (Masturoh & Anggita, 2018).

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan

menggunakan metode kuesioner untuk variabel pola asuh orang tua dan

keberhasilan toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun).

G. Intrumen Penelitian

Alat ukur atau instrumen merupakan alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam suatu penelitian yang berasal dari tahapan bentuk
61

konsep, konstruk dan variabel sesuai dengan kajian teori yang mendalam

(Masturoh & Anggita, 2018).

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yaitu

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawa (Masturoh

& Anggita, 2018). Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang dibagikan

kepada responden yang digunakan untuk mendapatkan data setelah itu

dikembalikan kepada peneliti (Firdaus & Zamzam, 2018).

1. Instrumen Penelitian Variabel Pola Asuh Orang Tua

Intrumen penelitian merupakan alat bantu untuk mengumpulkan

data-data yang digunakan oleh peneliti dalam proses penelitian

(Arikunto, 2010). Intrumen atau alat ukur yang digunakan adalah

kuesioner, kuesioner disebarkan pada responden melalui dari satu rumah

ke rumah yang lain karena ada peraturan sosial distancing yang di

terapkan pemerintah setempat (Prameswari, 2020).

Intrumen penelitian kuesioner pola asuh orang tua menggunakan

kuesioner yang dimodifikasi oleh Najibah (2017). Kuesioner pola asuh

ini bertujuan untuk menilai jenis pola asuh apa yang diterima oleh anak

berupa pola asuh otoriter, demokratis atau permisif. Kuesioner berisi 24

pertanyaan, terdiri dari 19 butir pertanyaan positif dan 5 butir pertanyaan

negatif (Prameswari, 2020).

Dengan menggunakan skala Likert, skala yang dapat dipergunakan

untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau


62

sekelompok orang tentang sesuatu gejala atau fenomena dalam

penelitian (Masturoh & Anggita, 2018). Ada dua bentuk pertanyaan

maupun pernyataan, yaitu favorable (positif) dan unfavorabele (negatif).

Pertanyaan positif diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1 sedangkan bentuk

pertanyaan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5 (Sumanto, 2020).

2. Instrumen Penelitian Variabel Keberhasilan Toilet Ttraining

Instrumen dalam penelitian ini berupa kuisioner keberhasilan toilet

training. Yang mengacu pada tinjauan kepustakaan dan kerangka konsep

berdasarkan point-point yang terdapat pada tinjauan pustaka mengenai

kesiapan (fisik, psikologi, intelektual) dan keberhasilan pada anak dalam

toilet training. Pada keberhasilan toilet training pada anak menggunakan

hasil ukur satu dan dua dengan hasil (1 tidak berhasil jika ≤ median (6),

2 berhasil jika nilai ≥ median (6)) (I. I. Sari et al., 2020).

Dengan skala ukur dalam penelitian keberhasilan toilet training pada

anak usia toddler (1-3 tahun) ini menggunakan skala Likert, skala yang

dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang sesuatu gejala atau fenomena

dalam penelitian (Masturoh & Anggita, 2018). Ada dua bentuk

pertanyaan maupun pernyataan, yaitu favorable (positif) dan

unfavorabele (negatif). Pertanyaan positif diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1

sedangkan bentuk pertanyaan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5

(Sumanto, 2020).
63

Dalam penelitian ini kuesioner ditujukan kepada semua ibu yang

memiliki anak usia todlder yang tercatat di seluruh RW yang ada di Desa

Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten

Sukabumi.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas ialah sesuatu ukuran yang menunjukan kevalidan ataupun

ke ahlian sesuatu instrument penelitian. Pengujian validitas mengacu pada

sejauh mana instrument dalam menjalankan fungsi. Instrument dikatakan

valid apabila instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukuran apa

yang hendak di ukur. Untuk perhitungan uji validitas dari suatu instrument

dapat menggunakan rumus korelasi product moment ataupun dikenal juga

dengan korelasi pearson (Riyanto & Hatmawan, 2020).

Alat ukur untuk instrumen yang dapat diterima sesuai standar adalah

alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas data. Uji validitas

dapat menggunakan rumus pearson product moment (Hidayat, 2017), dan

dengan menggunakan software program SPSS (Statistical Product Service

Solutions) 16.0 for window. Uji validitas menggunakan rumus pearson

product moment.

Rumus Pearson Product Moment :

r = n¿¿

Keterangan :

r : Koefisien korelasi
64

∑X : Jumlah skor item

∑Y : Jumlah skor total

n : Jumlah responden

Untuk mempermudahkan perhitungan, uji validitas dapat dilakukan

dengan bantuan software SPSS (Statistical Product Service Solutions) 16.0

(for window). Pengambilan kelompoknya dilakukan jika p value pada

pearson product moment <0,05 maka item tersebut dinyatakan valid.

Hasil uji validitas instrumen variabel pola asuh orangtua dari 24 item

dikatakan valid karena nilai P-Value < 0,05 dan variabel keberhasilan

toilet training dari 12 item dikatakan valid karena nilai P-Value < 0,05.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Sugiyono, 2018). Teknik untuk

menghitung indeks reliabilitas yaitu dengan teknik Cronbach Alpha. Rumus

untuk menghitung koefisien reliabilitas instrument dengan menggunakan

Cronbach Alpha adalah sebagai berikut :

Rumus uji reliabilitas adalah sebagai berikut:

[ ][ ∑ σb
]
2
k
r= k−1
1−
σt
2
65

Keterangan:

r : koefisien reliabilitas instrument

k : banyaknya butir pertanyaan

σb2 : total varians butir

σt2 : total varians

Uji reliabilitas pada penelitian ini akan mengacu kepada aturan

Guilford dibawah ini :

Tabel 3.4 : Indeks reliabilitas menurut Aturan Guilford


(Guilford’s Empirical Rulle)
Indeks Reliabilitas
0,00 – 0,09 Reliabilitas sangat lemah
0,20 – 0,39 Reliabilitas lemah
0,40 – 0,69 Reliabilitas cukup kuat
0,70 – 0,89 Reliabilitas kuat
0,90 – 1,00 Reliabilitas sangat kuat

Menurut Guilford batas minimal reliabel dalam penelitian yaitu jika

nilai koefisien yang diperoleh ≥ 0,40 (Budhiana, 2019).

Berdasarkan uji reliabilitas yang dilakukan didapatkan hasil pada

variabel pola asuh orang tua dengan indeks 0,830 dengan kategori

reliabilitas kuat dan variabel keberhasilan toilet training didapatkan hasil

indeks 0,616 dengan kategori reliabilitas cukup kuat. Berdasarkan hasil uji

reliabilitas dapat dinyatakan semua instrument pada setiap variabel

dinyatakan reliable. Hasil analisis uji reliabilitas dapat di lihat dalam

lampiran Hasil Uji Reliabilitas.

I. Teknik Pengolahan Data


66

Menurut (Unaradjan, 2019), pengolahan data merupakan proses mencari

dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke

dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan

dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri

sendiri atau orang lain. Proses pengolahan data yang dilakukan adalah dengan

langkah – langkah sebagai berikut:

a. Editing

Editing merupakan suatu kegiatan memeriksa kembali kebenaran

dari data yang telah diperoleh ataupun telah dikumpulkan, serta editing

dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data maupun setelah data yang

diperlukan terkumpul (I. I. Putri et al. 2018). Sedangkan menurut

(Rosyad, 2017) menyebutkan bahwa edinting dalam penelitian bertujuan

untuk mengecek ulang, apakah isian kuesioner telah terisi lengkap oleh

responden.

Peneliti melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan data atas

isian kuesioner dan dilakukan dilapangan setelah instrumen di

kembalikan ke peneliti. Saat itu didapatkan 8 responden yang mengisi

kuesioner tidak lengkap, oleh karena itu peneliti mengembalikan

kuesioner ke responden untuk dilengkapi.

b. Coding
67

Coding adalah suatu kegiatan untuk merubah data berbentuk huruf

untuk menjadi data yang berbentuk angka ataupun bilangan, tujuannya

yaitu untuk memudahkan analisis data serta mempercepat saat enrty data

(Rinaldi and Mujianto 2017).

Tahap ini dilakukan setelah pengumpulan data yaitu dengan

memberikan kode tertentu sesuai dengan jawaban responden.

Pengkodean dalam penelitian ini yaitu:

1. Karakteristik Responden : Usia (15-24 Tahun : 1, 25-34

Tahun : 2, 35-44 Tahun : 3), Pendidikan (SD : 1, SMP : 2,

SMA : 3, Perguruan Tinggi : 4), Pekerjaan (Tidak Bekerja : 1,

Bekerja : 2), Jumlah Anak (1-2 Anak : 1, 3-4 Anak : 2, >5

Anak : 3), Penghasilan (< Rp. 2.331.725/Bln : 1, > Rp.

2.331.725/Bln : 2)

2. Variabel Pola Asuh Otang Tua

a. Kode 1 untuk kategori pola asuh demokratis

b. Kode 2 untuk kategori pola asuh otoriter

c. Kode 3 untuk kategori pola asuh permisif

3. Variabel Keberhasilan Toilet Training

a. Kode 1 untuk kategori tidak berhasil

b. Kode 1 untuk kategori berhasil

c. Scoring
68

Scoring merupakan kegiatan pemberian penialaian atau skor atas

jawaban yang akan diisi oleh responden (I. I. Putri et al. 2018). Hal ini

dimaksudkan untuk memberikan bobot pada masing-masing jawaban,

sehingga nantinya akan mempermudah perhitungan. Langkah-langkah

pengkategorian tiap variabel adalah sebagai berikut:

1. Variabel Pola Asuh Orang Tua

Skor untuk masing – masing pernyataan mengacu kepada skala likert

untuk pernyataan positif Sangat Sesuai (SS) = 4, Sesuai (S) = 3,

Tidak Sesuai (TS) = 2, Sangat Tidak Sesuai (STS) = 1 sedangkan

untuk pertanyaan negatif Sangat Sesuai (SS) = 1, Sesuai (S) = 2,

Tidak Sesuai (TS) = 3, Sangat Tidak Sesuai (STS) = 4

2. Variabel keberhasilan toilet training

Skor untuk masing – masing pernyataan mengacu kepada skala likert

untuk pernyataan positif Selalu (SL) = 4, Sering (SR) = 3, Kadang-

Kadang (KK) = 2, Tidak Pernah (TP) = 1 sedangkan untuk

pertanyaan negatif Sangat Selalu (SL) = 1, Sering (SR) = 2, Kadang-

Kadang (KK) = 3, Tidak Pernah (TP) = 4

d. Data Entry atau Prosessing

merupakan data yang awalnya dalam bentuk “kode” berupa angka

maupun huruf di masukkan ke dalam software komputer (Nuryani

2019).
69

Dalam penelitian ini, peneliti memasukkan data hasil jawaban dari

setiap variabel ke program Microsoft Excel 2016 dan dipindahkan ke

program SPSS 16.0 untuk dilakukan analisa data.

e. Cleaning

Cleaning merupakan kegiatan untuk memastikan apabila seluruh data

yang telah di input atau dimasukan kedalam pengolah data apakah sudah

sesuai dengan yang sebenarnya (Priyono, 2016). Cleaning data

merupakan suatu pemeriksaan kembali hasil entry data komputer agar

dapat terhindar dari ketidaksesuaian anatara data computer dengan

koding kuesioner (I. I. Putri et al. 2018). Dalam penelitian ini tidak

terjadi kesalahan dalam proses entry data.

J. Teknik Analisa Data

Analisis data ialah aktivitas untuk mengurai sesuatu permasalahan ataupun

fokus kajian menjadi bagian-bagian decomposition Analisis data didefinisikan

sebagai usaha mengolah data jadi informasi, sehingga karakteristik ataupun

ciri-ciri dari data tersebut gampang untuk dipahami serta bermanfaat dalam

rangka untuk memberikan jawaban yang berkaitan dengan kegiatan penelitian

(Tarjo, 2019).

Analisa data dilakukan dengan menggunakan software program SPSS

versi 16.0 berupa analisis univariat dan bivariat.

1. Karakteristik Responden

Analisis data pada karakteristik responden dengan menggunakan

tabel frukuensi dan persentasi dengan rumus:


70

A
P= x 100 %
B

Keterangan :

P = Persentase kategori

A = Jumlah responden pada tiap kategori

B = Jumlah seluruh responden

2. Analisis Unvariat

Analisis univariat digunakan untuk penelitian satu variabel. Analisis

ini dilakukan tergadap penelitian deskriptif, dengan menggunakan

statistik deskriptif. Hasil perhitungan statistik tersebut nantinya

merupakan dasar dari perhitungan selanjutnya (Masturoh & Anggita,

2018). Ukuran nilai - nilai statistik deskriptif yang digunakan pada

analisis ini merupakan ukuran pemusatan data (misalnya rerata, median

serta modus), ukuran penyebaran data (misalnya range, simpangan baku

serta varians), dan dalam analisa data disajikan melalui tabel distribusi

frekuensi, grafik ataupun histogram.

a. Analisis unvariat pola asuh orang tua

Pada penelitian yang mengukur pola asuh orang tua menggunakan

rumus kuartil, sedangkan untuk mengkategorikan setiap indikator

secara umum dilakukan dengan menggunakan rata-rata adapun

langkah-langkah pembuatan kategori dengan mengacu pada nilai

kuartil dibawah ini :

1. Menentukan jumlah minimal dari kuesioner (Xminimal)


71

2. Menentukan jumlah nilai maximal dari kuesioner

(Xmaksmal)

3. Menentukan X = Xmaksimal – Xminimal

4. Menentukan banyaknya kelas, dimana dalam penelitian ini

ada 3 kelas

5. Menghitung nilai kuartil

3
K3 = * X + skor minimal
4

2
K2 = * X + skor minimal
4

1
K1 = * X + skor minimal
4

Keterangan :

X = Xmax – Xmin

Xmax = jumah nilai maksimal dari kuesioner

Xmin = jumlah nilai minimal dari kuesioner

Berdasarkan langkah-langkah tersebut, maka kategori untuk

kriteria variable pola asuh orang tua adalah sebagai berikut:

- Xmax : 96

- Xmin : 24

- X : 96 - 24 = 72

3
- K3 = x 72 + 24 = 78
4

2
- K2 = x 72 + 24 = 60
4
72

1
- K1 = x 72 + 24 = 42
4

6. Pembuatan Kriteria

Berdasarkan perhitungan yang akan dilaksanan pada pola

asuh orang maka kategori untuk kriteria setiap variabel.

Adapun pembagian kriteriannya sebagai berikut :

1. Demokratis jika 78 < T,

2. Otoriter jika 60 < T < 78,

3. Permitif jika T < 60.

7. Skoring dengan metode skala Likert dilihat pada tabel 3.5

berikut :

Tabel 3.5 Skoring Kuesioner Pola Asuh Orang Tua

Pernyataan Favorable Sko Pernyataan Unfavorable Skor


r
Sangat Sesuai 4 Sangat Sesuai 1
Sesuai 3 Sesuai 2
Tidak Sesuai 2 Tidak Sesuai 3
Sangat Tidak Sesuai 1 Sangat Tidak Sesuai 4
Keterangan :

- Jika pertanyaan positif (Favorable)

1) Sangat Sesuai (SS) = 4

2) Sesuai (S) = 3

3) Tidak Sesuai (TS) = 2

4) Sangat Tidak Sesuai (STS) = 1

- Jika pertanyaan negatif (Unfavorable)

1) Sangat Sesuai (SS) = 1


73

2) Sesuai (S) = 2

3) Tidak Sesuai (TS) = 3

4) Sangat Tidak Sesuai (STS) = 4

Sedangkan untuk analisis butir pada variabel pola asuh orangtua

membagi menjadi 3 kategori, untuk pengkategorian dihitung sebagai

berikut :

Xmax : 4

Xmin : 1

Range : 4 – 1 = 3

3
Interval : =1
3

Berdasarkan perhitungan maka nilai hasil interval kelas yaitu 1.

Sehingga deskripsi butir instrumen variabel pola asuh orangtua

disusun menurut kriteria seperti berikut :

1. Permisif, jika 1.0 – 1.9

2. Otoriter, jika 2.0 – 2.9

3. Demokaris, jika 3.0 – 4.0

b. Analisis unvariat keberhasilan toilet training

Untuk analisis univariat untuk variabel keberhasilan toilet training.

Pada penelitian yang mengukur keberhasilan toilet training

menggunakan rumus median, suatu nilai data yang membagi dua

sama banyak kumpulan data yang telah diurutkan. Apabila

banyaknya data ganjil, media adalah data yang tepat ditengah-

tengah, sedangkan jika banyaknya data genap, media adalah rata-


74

rata dua data yang ada ditengah (Budhiana, 2019). Adapun

langkah-langkah pembuatan kategori dengan mengacu pada nilai

median adalah sebagai berikut:

1) Menetapkan jumlah skor maksimal (tertinggi) atau Xmax,

yang diperoleh dari nilai tertinggi skor. Maka jumlah skor

maksimal adalah sebagai berikut:

Xmax = Jumlah item pertanyaan x skor tertinggi kategori

variabel

2) Menetapkan jumlah skor minimal (terendah) atau Xmin,

yang diperoleh dari nilai terendah skor.

Xmin = Jumlah item pertanyaan x skor terendah kategori

variabel

3) Menentukan rentang skor, yang diperoleh dari skor

tertinggi dikurangi skor terenda

X = (Xmax – Xmin)

Dimana :

X = Xmax-Xmin

Xmax = Skor Tertinggi

Xmin = Skor Terendah

Menentukan banyaknya kelas, dalam penelitian ini

ditetapkan 2 kelas.
75

4) Menentukan interval kelas skor, yang diperoleh dari hasil

perhitungan data menggunakan Median dengan rumus

sebagai berikut:

Me = 1/2 (Xmaximal+Xminimal )

Dimana :

Me = Median

X_minimal = Jumlah nilai minimal dari kuesioner

X = Hasil Xmax-Xmin

Maka didapatkan hasil yaitu :

Jika Me ≥ T, maka kriteria pertama

Jika T < Me, maka Kriteria kedua

Berdasarkan langkah-langkah tersebut maka kategori untuk

kriteria variabel Keberhasilan toilet training adalah sebagai

berikut :

- Xmax = 4 x 12 = 48

- Xmin = 1 x 12 = 12

- X = 48 – 12 = 36

- Me = ½ (48+12)

=½ (60)

= 30
76

5) Pembuatan Kriteria

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka kategori untuk

kriteria setiap variabel keberhasilan toilet training pada anak

usai toddler (1-3 tahun) sebagai berikut :

1. Berhasil : T > 30

2. Tidak berhasil T < 29

6) Skoring dengan metode skala Likert dilihat pada tabel 3.6 berikut

Tabel 3.6 Skoring Kuesioner Keberhasilan Toilet Training

Pernyataan Favorable Sko Pernyataan Unfavorable Skor


r
Selalu 4 Selalu 1
Sering 3 Sering 2
Kadang-kadang 2 Kadang-kadang 3
Tidak pernah 1 Tidak pernah 4
Keterangan :

- Jika pertanyaan positif (Favorable)

1. Selalu (SL) = 4

2. Sering (SR) = 3

3. Kadang-kadang (KK) = 2

4. Tidak Pernah (TP) = 1

- Jika pertanyaan negatif (Unfavorable)

1) Selalu (SL) = 1

2) Sering (SR) = 2

3) Kadang-kadang (KK) = 3

4) Tidak Pernah (TP) = 4


77

Sedangkan untuk analisis butir pada variabel keberhasilan

toilet training membagi menjadi 2 kategori, untuk

pengkategorian dihitung sebagai berikut :

Xmax : 4

Xmin : 1

Range : 4-1=3

3
Interval : =1,5
2

Berdasarkan perhitungan maka nilai hasil interval kelas

yaitu 1,5. Sehingga deskripsi butir instrumen variabel

keberhasilan toilet training disusun menurut kriteria seperti

berikut :

1. Tidak berhasil, jika 1.0 - 2,4

2. Berhasil, jika 2.5 – 4.0

3. Analisis Bivariat

Menurut Gunarto, (2018) analisis bivarat ini digunakan untuk

menguji hubungan antara dua variabel yaitu hubungan antara masing

masing variabel independen dengan variabel dependen. Analisa bivariat

penelitian ini menggunakan uji chi kuadrat atau uji square.

Uji chi kuadrat atau uji square merupakan salah satu prosedur non

parametrik yang dapat di gunakan dalam analisis statistik yang sering

digunakan dalam praktek. Berguna untuk menguji hubungan dua buah

variabel nominal, ordinal dan interval dan nila chi square selalu positip

(Budhiana, 2019).
78

Adapun rumus chi kuadrat atau chi square sebagai berikut :


k l
(O ¿ ¿ IJ−E IJ )2
x =∑ ❑ ∑ ❑
2
¿
i=l j=l E IJ

Dimana :

Oij : frekuensi data yang diobservasikan pada baris ke – i dan

kolom ke - j

Eij : frekuensi harapan pada baris ke – i dan kolom - j

r : jumlah baris

l : jumlah kolom

Berdasarkan uji statik dapat disimpulkan bahwa hasil Peneltian ini

diperoleh dengan nilai p-value sebesar 0.000, berarti jika nilai p-value

< 0,05 H1 diterima Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai

p-value > 0,05 Ho diterima H1 ditolak yang berarti tidak ada

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Dilakukan dengan menggunakan bantuan Program Statistik Product

Service Solution (SPSS) for Windows Version 16.0. Dan hasil proses

penganalisaan data pada penelitian ini di jelaskan di Bab IV.

K. Prosedur Penelitian

Menurut Arikunto (2014) dalam (Hasnah, 2020), prosedur penelitian yang

dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini meliputi tiga tahap yaitu:

1. Tahap Persiapan
79

Tahap persiapan bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan

lengkap mengenai masalah yang hendak diteliti. Tahap ini diawali untuk

menentukan permasalah atau fokus penelitian yang meliputi :

Langkah 1 : Peneliti menentukan atau memilih masalah melalui study

pendahuluan, menyusun latar belakang mengenai pola

asuh orang tua dengan keberhasilan toliet training pada

anak usia toddler (1-3 tahun) di Desa Ciheulang Tonggoh

Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak.

Langkah 2 : Merumuskan masalah yang telah di ambil langkah 1 yaitu

adakah hubungan pola asuh orang tua dengan keberhasilan

toliet training pada anak usia toddler (1-3 tahun) di Desa

Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak.

Langkah 3 : Menentukan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

mengetahui gambaran pola asuh orang tua, untuk

mengetahui gambaran keberhasilan toilet training serta

untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan

keberhasilan toliet training pada anak usia toddler (1-3

tahun) di Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja

Puskesmas Cibadak.

Langkah 4 : Menentukan kegunaan penelitian sehingga dapat

bermanfaat untuk ilmu pengetahuan bagi peneliti dan

institusi yang bersangkutan.

Langkah 5 : menentukan tinjauan pustaka yang tepat sesuai dengan


80

kebutuhan dalam variabel yang di ambil

Langkah 6 : Menentukan kerangka pemikiran yaitu peneliti

mengembangkan alur permasalahannya

Langkah 7 : Menentukan hipotesis penelitian dimana hasil dari

penelitian ini bisa disimpulkan dengan menolak atau

menerima H0

Langkah 8 : Menentukan jenis penelitian ini yaitu penelitian korelasi

dengan pendekatan cross sectional

Langkah 9 : Menentukan lokasi dimana lokasi yang akan dilakukan di

Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas

Cibadak.

Langkah 10 : Menentukan variabel dimana dalam penelitian ini variabel

bebas adalah pola asuh orang tua dan variabel terikatnya

keberhasilan toilet training pada anak usia toddler (1-3

tahun).

Langkah 11 : Menentukan dan menyusun definisi konseptual dan

definisi operasional dimana definisi konseptual sesuai

variable dan teorinya dan definisi oprasional yaitu variabel

dan indikator yang akan diterapkan pada penelitian ini.

Langkah 12 : Menentukan populasi dan sampel dimana populasi dan

sampel ini yaitu semua ibu yang memiliki anak usia

toddler (1-3 tahun) tahun yang tercatat di RW di Desa

Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak.


81

Langkah 13 : Menyusun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

dengan data primer dan data sekunder

Langkah 14 : Menentukan instrumen penelitian penelitian yang di buat

dalam kuesioner maupun variabel keberhasilan toilet

training dan variable pola asuh orang tua

2. Tahap Pelaksanaan

Langkah 1 : Mengumpulkan data yang akan dilaksanakan sesuai

dengan cara dan alat pengumpulan yang tercantum pada

metodologi penelitian.

Langkah 2 : Mengolah data dilakukan dari mulai proses editing,

coding data file, entry data dan cleaning data.

Langkah 3 : Mengolah data dilakukan dari mulai proses editing,

coding data file, entry data dan cleaning data.

3. Tahap Pelaporan

Kegiatan ini merupakan kegiatan akhir dalam penyusunan yang

kemudian diikuti dengan pencetakkan dan penggandaan laporan untuk

dikomunikasikan pada pihak lain.

L. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap

kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti

(subjek peneliti) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil

penelitian tersebut. Tujuan etika penelitian memperhatikan dan mendahulukan

hak-hak responden (Notoatmodjo, 2018).


82

Semua penelitian yang melibatkan manusia sebagai subjek harus

menerapkan 4 (empat) prinsip dasar etika penelitian, yaitu (Masturoh &

Anggita, 2018) :

1. Menghormati atau Menghargai Subjek (Respect For Person).

Menghormati atau menghargai orang perlu memperhatikan beberapa hal,

diantaranya:

a. Peneliti harus mempertimbangkan secara mendalam terhadap

kemungkinan bahaya dan penyalahgunaan penelitian.

b. Terhadap subjek penelitian yang rentan terhadap bahaya penelitian

maka diperlukan perlindungan.

Pada penelitian ini peneliti tidak memaksakan responden untuk

ikut dalam penelitian yang sedang dilakukan.

2. Manfaat (Beneficence).

Dalam penelitian diharapkan dapat menghasilkan manfaat yang sebesar-

besarnya dan mengurangi kerugian atau risiko bagi subjek penelitian.

Oleh karenanya desain penelitian harus memperhatikan keselamatan dan

kesehatan dari subjek peneliti. Penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi semua orang tua dalam meningkatkan keberhasilan

toilet training yang bertujuan untuk anak dapat membuang air kecil

(BAK) serta buang air besar (BAB) secara mandiri dan diharapkan dapat

bermanfaat bagi Puskesmas Cibadak khususnya dapat digunakan sebagai

masukan dalam rangka upaya peningkatan kegiatan toilrt training.

3. Tidak Membahayakan Subjek Penelitian (Non Maleficence).


83

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa penelitian harus

mengurangi kerugian atau risiko bagi subjek penelitian. Sangatlah

penting bagi peneliti memperkirakan kemungkinan-kemungkinan apa

yang akan terjadi dalam penelitian sehingga dapat mencegah risiko yang

membahayakan bagi subjek penelitian. Dalam penelitian ini peneliti

membagikan kuesioner ke setiap rumah rumah agar tidak terjadi

kerumunan agar dapat mencegah terjadinya covid-19.

4. Keadilan (Justice).

Makna keadilan dalam hal ini adalah tidak membedakan subjek. Perlu

diperhatikan bahwa penelitian seimbang anatara manfaat dan risikonya.

Risiko yang dihadapi sesuai dengan pengertian sehat yang mencakup :

fisik, mental dan sosial. Dalam penelitian ini peneliti tidak akan

membeda-bedakan responden berdasarkan apapun, semua responden

diberikan perlakuan sama. Pada saat penelitian, peneliti membagikan

kuesioner kepada setiap responden dan menunggu serta mendengarkan

cara orang tua mengajarkan anak untuk toilet training sehingga

responden mendapatkan perlakuan yang sama.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan yang berkaiatan dengan hasil penelitian dan

pembahasan mengenai hubungan Hubungan pola asuh orang tua dengan

keberhasilan toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun) di desa ciheulang

tonggoh wilayah kerja puskesmas cibadak kabupaten sukabumi. Adapun hasil

univariat yang berkaiatan dengan analisis karakteristik responden yang meliputi

usia, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak dan pengahasilan akan disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi, sedangkan untuk analisis hubungan antara pola

asuh dengan keberhasilan toilet training akan dijelaskan dengan tabel tabulasi

silang, hasil penelitian diperoleh melalui pengumpulan data dalam bentuk

kuesioner untuk kedua variabel.

Pengambilan data dilaksanakan mulai tanggal 14 Juni 2021 sampai dengan 30

Juni 2021 dan setelah 244 responden mengisi kuesioner, selanjutnya peneliti

melakukan pengolahan data dan anlisa data. Hasil yang menjelaskan pola asuh

orang tua dengan keberhasilan toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun) di

desa ciheulang tonggoh wilayah kerja puskesmas cibadak kabupaten sukabumi

sebagai berikut :

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Karakteristik Responden

Gambaran karakteristik responden dilakukan dengan menggunakan

distribusi frekuensi dan presentase setiap kategori yang disajikan


85

dalam bentuk Tabel, selengkapnya analisis deskriptif responden

sebagai berikut :

a. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Hasil penelitian karakteristik berdasarkan usia responden dapat

dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Usia di Desa Ciheulang Tonggoh
Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten
Sukabumi Tahun 2021
No Usia (Tahun) Frekuensi Persentase (%)
1 15-24 90 36.9
2 25-34 95 38.9
3 35-44 59 24.2
Jumlah 244 100
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar

usia responden terdapat pada antara usia 25-35 tahun yaitu

sebanyak 38,9% atau 95 responden dan sebagian kecil usia 35 –

44 tahun yaitu sebanyak 24,2% atau 59 responden.

b. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Hasil penelitian karakteristik berdasarkan pendidikan responden

dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut :

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Pendidikan di Desa Ciheulang
Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak
Kabupaten Sukabumi Tahun 2021
No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
1 SD 47 19,3
2 SMP 60 24,6
3 SMA 67 27,5
4 Perguruan Tinggi 70 28,7
Jumlah 244 100
86

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden dengan pendidikan Perguruan Tinggi yaitu sebanyak

28,7% atau 70 responden dan sebagian kecil responden dengan

pendidikan SD yaitu sebanyak 19,3% atau 47 responden.

c. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Hasil penelitian karakteristik berdasarkan pekerjaan responden

dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Pekerjaan di Desa Ciheulang Tonggoh
Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten
Sukabumi Tahun 2021
No Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak Bekerja 168 68,9
2 Bekerja 76 31,1
Jumlah 244 100
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar

pekerjaan responden Tidak Bekerja sebanyak 68,9% atau 168

responden dan sebagian kecil responden bekerja yaitu sebanyak

31,1% atau 76 responden.

d. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak

Hasil penelitian karakteristik berdasarkan jumlah anak responden

dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut :

Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


87

Berdasarkan Jumlah Anak di Desa Ciheulang


Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak
Kabupaten Sukabumi Tahun 2021
No Jumlah Anak Frekuensi Persentase (%)
1 1-2 111 45,5
2 3-4 101 41,4
3 >5 32 13,1
Jumlah 244 100
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden mempunyai anak 1-2 yaitu sebanyak 45,5% atau 111

responden dan sebagian kecil mempunyai jumlah anak yaitu >5

yaitu sebanyak 13,1% atau 32 responden.

e. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan

Orang Tua

Hasil penelitian karakteristik berdasarkan penhasilan orang tua

responden dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut :

Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Penghasilan Orang Tua di Desa
Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas
Cibadak Kabupaten Sukabumi Tahun 2021
No Penghasilan Frekuensi Persentase (%)
1 < Rp. 2.331.725/Bln 134 54,9
2 > Rp. 2.331.725/Bln 110 45,1
Jumlah 244 100
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden mempunyai penghasilan di bawah Rp.

2.331.725/Bln yaitu sebanyak 54,9% atau 134 responden dan

sebagian kecil mempunyai jumlah penghasilan di atas Rp.

2.331.725/Bln yaitu sebanyak 45,1% atau 110 responden.


88

2. Analisis Univariat Variabel

Analisa univariat ini bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi

dari variable yang diteliti hubungan pola asuh orang tua dan

keberhasilan toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun) dan

hasil univariat ini dapat dilihat pada tabel berikut :

a. Analisis Variabel Pola Asuh Orang Tua

Analisis desktiptif variabel pola asuh orang tua dapat dilihat pada

diagram 4.6 sebagai berikut :

Tabel 4.6 : Analisis Pola Asuh Orang Tua di Desa Ciheulang


Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak
Kabupaten Sukabumi Tahun 2021
No Pola Asuh Orang Tua Frekuensi Persentase (%)
1 Demokratis 99 40,6
2 Otoriter 81 33,2
3 Permisif 64 26,2
Jumlah 244 100
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian besar

pola asuh orang tua demokratis sebanyak 40,6% atau 99

responden dan sebagian kecil pola asuh orang tua permisif

yaitu 26,2% atau 64 responden.

b. Analisis Butir Instrumen Variabel Pola Asuh Orang Tua Berdasarkan

Indikator Pola Asuh Demokratis

Analisis butir instrumen variabel pola asuh orang tua berdasarkan

indikator pola asuh demokratis selengkapnya dapat dilihat pada Tabel

4.7 berikut ini :

Tabel 4.7 : Analisis Butir Instrumen Variabel Pola Asuh Orang


89

Tua Berdasarkan Indikator Pola Asuh Demokratis


No Indikator Pola Asuh Demokratis Rata-rata Kategori
1 Memberikan kesempatan pada anak 2,65 Otoriter
untuk belajar buang air kecil atau buang
air besar
2 Mengarahkan anak untuk cebok di wc 2,71 Otoriter
saat buang air kecil atau buang air besar
3 Memberikan waktu untuk mengajarkan 2,85 Otoriter
buang air kecil atau buang air besar
meskipun sibuk dengan pekerjaan
4 Menjelaskan pada anak tentang buang 2,89 Otoriter
air kecil atau buang air besar ke wc
5 Menggunakan media seperti boneka 2,81 Otoriter
untuk melatih buang air
6 Selalu memberikan pujian saat anak 2,67 Otoriter
bisa ke wc sendiri.
7 Mengajarkan anak belajar tentang 2,92 Otoriter
buang air kecil atau buang air besar.
8 Memberikan pujian bila anak bisa 2,96 Otoriter
menahan buang air kecil atau buang air
besar
Rata-rata 2,81 Otoriter
Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa instrumen yang

memiliki nilai tertinggi adalah “Memberikan pujian bila anak

bisa menahan buang air kecil atau buang air besar” dengan

nilai 2,92 dengan kategori otoriter, sedangkan instrumen yang

memiliki nilai terkecil adalah “Memberikan kesempatan pada

anak untuk belajar buang air kecil atau buang air besar”

dengan nilai 2,65 dengan kategori otoriter.

c. Analisis Butir Instrumen Variabel Pola Asuh Orang Tua Berdasarkan

Indikator Pola Asuh Otoriter


90

Analisis butir instrumen variabel pola asuh orang tua berdasarkan

indikator pola asuh otoriter selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.8

berikut ini :

Tabel 4.8 : Analisis Butir Instrumen Variabel Pola Asuh Orang


Tua Berdasarkan Indikator Pola Asuh Otoriter
No Indikator Pola Asuh Otoriter Rata-rata Kategori
1 Memaksakan anak harus bisa menahan 2,67 Otoriter
buang air kecil atau buang air besar
2 Memarahi anaknya jika anak 2,63 Otoriter
mengompol.
3 Tidak memberikan kesempatan pada 2,61 Otoriter
anak untuk menjelaskan bahwa ia
mengompol di tempat tidur
4 Memukul anak saat ketahuan 2,77 Otoriter
mengompol di tempat tidur.
5 Tetap memakaikan popok/pempers 2,79 Otoriter
setiap hendak tidur karena takut
mengompol
6 Sering melarang anak saat belajar buang 3,07 Demokratis
air kecil atau buang air besar
7 Memarahi anak bahkan memukul anak 2,75 Otoriter
adalah hal yang wajar
8 Anak harus belajar buang air kecil atau 2,82 Otoriter
buang air besar setiap hari meski anak
tidak mau.
Rata-rata 2,76 Otoriter
Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa instrumen yang

memiliki nilai tertinggi adalah “Sering melarang anak saat

belajar buang air kecil atau buang air besar” dengan nilai 3,07

dengan kategori demokratis, sedangkan instrumen yang

memiliki nilai terkecil adalah “Tidak memberikan kesempatan

pada anak untuk menjelaskan bahwa ia mengompol di tempat

tidur” dengan nilai 2,61 dengan kategori otoriter.


91

d. Analisis Butir Instrumen Variabel Pola Asuh Orang Tua Berdasarkan

Indikator Pola Asuh Permisif

Analisis butir instrumen variabel pola asuh orang tua berdasarkan

indikator pola asuh permisif selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.9

berikut ini :

Tabel 4.9 : Analisis Butir Instrumen Variabel Pola Asuh Orang


Tua Berdasarkan Indikator Pola Asuh Permisif
No Indikator Pola Asuh Permisif Rata-rata Kategori
1 Tidak membatasi pergaulan anak. 2,93 Otoriter
2 Bila anak mengompol di celana 3,10 Demokratis
dianggap wajar, karena anak-anak
masih belum mengerti apa-apa.
3 Melarang anak untuk mengompol di 2,99 Otoriter
celana maupun tempat tidur
4 Membiarkan kebebasan anak saat buang 2,80 Otoriter
air kecil atau buang air besar.
5 Memberikan pengawasan yang kurang 2,98 Otoriter
ketat saat belajar buang air kecil atau
buang air besar
6 Memberikan kepercayaan pada anak 3,28 Demokratis
untuk buang air kecil atau buang air
besar tanpa diawasi
7 Menolak apa yang diinginkan anak, 2,97 Otoriter
merupakan salah satu cara menunjukkan
kasih sayang.
8 Sering bersikap melindungi saat belajar 2,98 Otoriter
buang air kecil atau buang air besar
secara berlebihan
Rata-rata 3,01 Demokratis
Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan bahwa instrumen yang

memiliki nilai tertinggi adalah “Memberikan kepercayaan pada

anak untuk buang air kecil atau buang air besar tanpa diawasi”

dengan nilai 3,28 dengan kategori demokratis, sedangkan


92

instrumen yang memiliki nilai terkecil adalah “Membiarkan

kebebasan anak saat buang air kecil atau buang air besar”

dengan nilai 2,80 dengan kategori otoriter.

e. Analisis Deskriptif Variabel Pola Asuh Orang Tua Berdasakan

indikatornya

Analisis deskriptif variabel pola asuh orang tua berdasarkan

indikatornya dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10 : Analisis Deskriptif Variabel Pola Asuh Orang Tua


di Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja
Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi Tahun
2021
No Indikator Rata-rata Kategori
1 Demokratis 2,81 Otoriter
2 Otoriter 2,76 Otoriter
3 Permisif 3,01 Demokratis
Jumlah 2,86 Otoriter
Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan bahwa dari indikator-

indikator variabel pola asuh orang tua yang memiliki nilai rata-

rata tertinggi yaitu indikator permisif dengan nilai 3,01 dan

termasuk dalam kategori demokratis, sedangkan yang memiliki

nilai rata-rata terkecil yaitu indikator otoriter dengan nilai 2,76

atau termasuk dalam kategori otoriter.

f. Analisis Deskriptif Variabel Keberhasilan Toilet Training

Analisis deskriptif variabel keberhasilan toilet training dapat dilihat

pada diagram 4.11 sebagai berikut :

Tabel 4.11 : Analisis deskriptif Keberhasilan Toilet Training di


Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas
Cibadak Kabupaten Sukabumi Tahun 2021
93

No Keberhasilan Toilet Frekuensi Persentase (%)


Training
1 Tidak Berhasil 96 39,3
2 Berhasil 148 60,7
Jumlah 244 100
Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa sebagian besar

anak berhasil sebanyak 60,7% atau 148 responden dan

sebagian kecil anak tidak berhasil yaitu 39,3% atau 96

responden.

g. Analisis Butir Instrumen Variabel Keberhasilan Toilet Training

Berdasarkan Indikator Kemampuan Psikologi Anak

Analisis butir instrumen variabel keberhasilan toilet training

berdasarkan indikator kemampuan psikologi anak dapat dilihat pada

Tabel 4.12 berikut ini :

Tabel 4.12 : Analisis Butir Instrumen Variabel Keberhasilan


Toilet Training Berdasarkan Indikator Kemampuan
Psikologi Anak
No Indikator Kemampuan Psikologi Rata-rata Kategori
Anak
1 Anak bisa diajak kerja sama saat diajak 2,87 Berhasil
ke wc untuk buang air kecil atau buang
air besar
2 Anak tidak mengompol selama 2,55 Berhasil
beberapa jam sehari (3-4 jam)
3 Anak belum menunjukkan keinginan 2,62 Berhasil
untuk buang air kecil atau buang air
besar
4 Anak sudah dapat menaikkan dan 2,64 Berhasil
menurunkan celananya sendiri
Rata-rata 2,67 Berhasil
Berdasarkan Tabel 4.12 menunjukkan bahwa instrumen

yang memiliki nilai tertinggi adalah “Anak bisa diajak kerja


94

sama saat diajak ke wc untuk buang air kecil atau buang air

besar” dengan nilai 2,87 atau termasuk kategori berhasil,

sedangkan instrumen yang memiliki nilai terkecil adalah

“Anak tidak mengompol selama beberapa jam sehari (3-4 jam)

” dengan nilai 2,55 atau termasuk kategori berhasil

h. Analisis Butir Instrumen Variabel Keberhasilan Toilet Training

Berdasarkan Indikator Kemampuan Fisik

Analisis butir instrumen variable keberhasilan toilet training

berdasarkan indikator kemampuan fisik dapat dilihat pada Tabel 4.13

berikut ini :

Tabel 4.13 : Analisis Butir Instrumen Variabel Keberhasilan


Toilet Training Berdasarkan Indikator Kemampuan
Fisik
No Indikator Kemampuan Fisik Rata-rata Kategori
1 Anak dapat duduk atau jongkok tenang 2,70 Berhasil
kurang dari 2-5 menit saat buang air
kecil atau buang air besar
2 Anak merasakan nyaman bila memakai 2,64 Berhasil
celana yang basah atau koror
3 Anak berhasil bangun tidur tanpa 2,62 Berhasil
mengompol di tempat tidur sedikitpun
4 Anak dapat memberitahu bila ingin 2,63 Berhasil
buang air kecil atau buang air besar
Rata-rata 2,65 Berhasil
Berdasarkan Tabel 4.12 menunjukkan bahwa instrumen

yang memiliki nilai tertinggi adalah “Anak dapat duduk atau

jongkok tenang kurang dari 2-5 menit saat buang air kecil atau

buang air besar” dengan nilai 2,70 atau termasuk kategori

berhasil, sedangkan instrumen yang memiliki nilai terkecil


95

adalah “Anak berhasil bangun tidur tanpa mengompol di

tempat tidur sedikitpun” dengan nilai 2,62 atau termasuk

kategori berhasil

i. Analisis Butir Instrumen Variabel Keberhasilan Toilet Training

Berdasarkan Indikator Kemampuan Kognitif

Analisis butir instrumen variable keberhasilan toilet training

berdasarkan indikator kemampuan kognitif dapat dilihat pada Tabel

4.14 berikut ini :

Tabel 4.14 : Analisis Butir Instrumen Variabel Keberhasilan


Toilet Training Berdasarkan Indikator Kemampuan
Kognitif
No Indikator Kemampuan Kognitif Rata-rata Kategori
1 Anak dapat mengikuti instruksi 2,46 Tidak
memakai celana sendiri, cebok sendiri Berhasil
dan menyiram wc sendiri.
2 Anak menggunakan kata pipis atau ee 2,64 Berhasil
pada saat ingin buang air kecil atau
buang air besar
3 Anak belum dapat mengerti reaksi 2,61 Berhasil
tubuhnya bila ingin buang air kecil
(ngompol)
4 Anak sering mengompol di malam hari 2,79 Berhasil
dan sulit di bangunkan
Rata-rata 2,62 Berhasil
Berdasarkan Tabel 4.14 menunjukkan bahwa instrumen

yang memiliki nilai tertinggi adalah “Anak menggunakan kata

pipis atau ee pada saat ingin buang air kecil atau buang air

besar” dengan nilai 2,64 atau termasuk kategori berhasil,


96

sedangkan instrumen yang memiliki nilai terkecil adalah

“Anak dapat mengikuti instruksi memakai celana sendiri,

cebok sendiri dan menyiram wc sendiri” dengan nilai 2,46 atau

termasuk kategori tidak berhasil

j. Analisis deskriptif Variabel Kinerja Perawat verdasakan indikatornya

Analisis deskriptif variabel kinerja perawat berdasarkan indikatornya

dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut ini:

Tabel 4.15 : Analisis Deskriptif Variabel Keberhasilan Toilet


Training di Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja
Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi Tahun
2021
No Indikator Rata-rata Kategori
1 Kemampuan Psikologi 2,61 Berhasil
Anak
2 Kemampuan Fisik 2,65 Berhasil
3 Kemampuan Kognitif 2,62 Berhasil
Jumlah 2,65 Berhasil
Berdasarkan Tabel 4.15 menunjukkan bahwa sebagian besar

indikator keberhasilan toilet training dengan nilai rata-rata

tertinggi yaitu pada indikator kemampuan fisik dengan nilai

2,65 atau kategori berhasil, sedangkan yang memiliki nilai

rata-rata terkecil yaitu pada indikator kemampuan psikologi

anak dengan nilai 2,61 atau termasuk kategori berhasil

3. Analisis Bivariat

Hasil analisa bivariat ini dilakukan untuk melihat adanya hubungan

pola asuh orang tua dengan keberhasilan toilet training pada anak usia

toddler (1-3 tahun) di desa ciheulang tonggoh wilayah kerja puskesmas

cibadak kabupaten sukabumi, dapat dilihat pada tabel berikut:


97

a. Tabulasi silang Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan

Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler (1-3

Tahun) di Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas

Cibadak Kabupaten Sukabumi Tahun 2021

Tabel 4.16 : Tabulasi Silang Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan
Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler (1-3
Tahun) di Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja
Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi Tahun 2021
Pola Asuh Keberhasilan Toilet Training Total % p-
Orang Tua Tidak % Berhasil % value
Berhasil
Demokratis 35 35,4 64 64,6 99 10
0
Otoriter 19 23,5 62 76,5 81 10 0,000
0
Permisif 42 65,6 22 34,4 64 10
0
Jumlah 96 39,3 148 60,7 243 10
0
Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

dengan pola asuh orang tua demokratis yang berhasil sebanyak 64,6%

atau 64 responden, dan sebagian kecil responden dengan pola asuh orang

tua demokratis yang tidak berhasil sebanyak 35,4% atau 35 responden.

Sebagian besar responden dengan pola asuh orang tua otoriter yang

berhasil sebanyak 76,5% atau 62 responden, dan sebagian kecil

responden dengan pola asuh orang tua otoriter yang tidak berhasil

sebanyak 23,5% atau 19 responden. Sebagian besar responden dengan

pola asuh orang tua permisif yang tidak berhasil sebanyak 65,6% atau 42

responden, dan sebagian kecil responden dengan pola asuh orang tua

permisif yang berhasil sebanyak 34,4% atau 22 responden.


98

Hasil uji statistik analisa bivariat dengan menggunakan uji chi-square

diperoleh nilai P-Value 0,000 berarti <0,05. Berdasarkan aturan

penolakan hipotesis maka H0 ditolak dan H1 diterima, ini berarti terdapat

hubungan antara pola asuh orang tua dengan keberhasilan toilet training

pada anak usia toddler (1-3 tahun) di desa ciheulang tonggoh wilayah

kerja puskesmas cibadak kabupaten sukabumi.

B. Pembahasan

1. Gambaran Pola Asuh Orang Tua di Desa Ciheulang Tonggoh

Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian besar pola asuh

orang tua demokratis sebanyak 40,6% atau 99 responden dan sebagian

kecil pola asuh orang tua permisif yaitu 26,2% atau 64 responden. Walau

sebagian besar jawaban responden menunjukkan hasil demokratis tapi

ketika dibedah jawaban dari peritem didapatkan pada tabel 4.10

menunjukkan rata-rata kategori otoriter dengan nilai 2,76.

Menurut (Wahyuningrum, 2016) Orang tua beranggapan dengan

penggunaan pola asuh otoriter dapat tercipta suasana disiplin, anak

tersebut patuh terhadap semua perintah orang tua yang dapat terwujud

dalam proses pola pengasuhan. Hal ini didukung oleh teori dari Watson

(1970) orang tua yang mempunyai dua atau tiga anak cenderung

menggunakan pola asuh otoriter, dengan digunakannya pola asuh ini orang

tua beranggapan akan tercipta ketertiban rumah tangga (Prasetyo, 2016).


99

Sedangkan menurut (Ratne et al., 2019) dapat dilihat dari pola asuh

demokratis ini dapat ditunjukkan dari orang tua yang selalu memberikan

perhatian dan kasih sayang terhadap anak, memberikan kebebasan anak

namun tetap mengontrolnya dengan baik sehingga anak kedepannya lebih

mandiri. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Santrock, (2016) bahwa

orang tua demokratis akan mendorong anaknya untuk mandiri namun

orang tua tetap memegang kendali anak.

Dapat disimpulkan bahwa keduanya memiliki tanggapan berbeda

dimana pola asuh otoriter dapat dilihat seorang anak harus disipilin saat

melakukan latihan toilet training sedangkan pola asuh demokratis anak

harus mandiri walaupun masih dikontrol oleh orangtua. Untuk pola asuh

ini bisa di lakukan keduanya dimana saat melakukan toilet training ini

harus di ajarkan disiplin agar anak dapat mengontrol buang air besar

(BAB) serta buang air kecil (BAK) dan hingga mandiri.

Faktor lain yang mempengaruhi yaitu pendidikan, didukung hasil

analisis karakteristik responden tabel 4.2 berdasarkan pendidikan

menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan pendidikan

Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 28,7% atau 70 responden. Menurut

Nuraeni (2015) dalam (Yuliana et al., 2018), ibu yang berpendidikan

tinggi mempunyai kesempatan serta kemampuan untuk memperoleh

materi yang lebih besar yang dibutuhkan untuk menyediakan sarana serta

fasilitas belajar anak. Tidak hanya itu dengan pengetahuan yang dimiliki,

ibu yang berpendidikan tinggi pada umumnya bersikap terbuka serta dapat
100

memperlakukan anak secara positif. Mereka memberikan perhatian yang

besar terhadap perkembangan serta pendidikan anak, dan memahami

tentang kebutuhan anak. Hal tersebut dapat diperkuat oleh penelitian

Kharmina, (2016) bahwa terdapat pengaruh positif antara tingkat

pendidikan orang tua terhadap pola asuh. Pola asuh demokratis akan

menghasilkan anak yang mandiri, terbuka, lebih disiplin dan bertanggung

jawab.

Oleh sebab itu peneliti berpendapat, ibu yang mempunyai latar

pendidikan yang tinggi bisa dikatakan mempunyai pengetahuan yang baik

tentang pengasuhan anak dan dalam praktek pola asuhnya terlihat selalu

membaca artikel maupun mengikuti kemajuan pengetahuan mengenai

perkembangan anaknya, sehingga dalam mengasuh anak mereka menjadi

siap.

Faktor usia juga bisa mempengaruhi ibu menerapkan pola asuh yang

demokratis disaat mengasuh anaknya, didukung hasil analisis karakteristik

responden tabel 4.1 berdasarkan usia usia 25-35 tahun yaitu sebanyak

38,9% atau 95 responden. Usia 25- 35 tahun termasuk kategori usia

dewasa, ibu yang berusia dewasa ialah usia dimana kepribadian serta

kemampuan mental mencapai puncaknya, ibu pada usia ini lebih siap

melaksanakan peran asuhan, tidak hanya itu ibu pada usia dewasa telah

memiliki pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak serta lebih

mampu mengamati tanda-tanda perkembangan serta pertumbuhan yang

normal. Ibu dengan usia dewasa akan mengasuh anaknya lebih luwes,
101

sabar, penuh kasih sayang, tidak melindungi anak secara berlebihan, tidak

permisivitas (tidak membiasakan anak untuk berbuat sesuka hati), tidak

memanjakan, dapat menerima kondisi anak secara keseluruhan, serta dapat

berbuat sadar. Hal ini menunjukkan bahwa semakin dewasa usia ibu,

sehingga akan sanggup mendidik anaknya sesuai dengan usia dari tugas

perkembangan anak. Hal tersebut dapat sejalan dengan pendapat Supartini

(2016) bahwa semakin cukup usia seseorang maka tingkat kematangan

untuk siap menjadi orang tua lebih baik.

2. Gambaran Keberhasilan Toilet training di Desa Ciheulang Tonggoh

Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa sebagian besar anak

berhasil sebanyak 60,7% atau 148 responden dan sebagian kecil anak tidak

berhasil yaitu 39,3% atau 96 responden, dan didukung Tabel 4.15

menunjukkan bahwa sebagian besar indikator keberhasilan toilet training

dengan nilai rata-rata tertinggi yaitu pada indikator kemampuan fisik

dengan nilai 2,65 atau kategori berhasil.

Menurut (Meysialla & Alini, 2018) bahwa Keberhasilan toilet training

dipengaruhi oleh kemampuan psikologis anak dalam melakukan toilet

training seperti anak bersikap kooperatif dalam pelaksanaan proses toilet

training, anak memiliki waktu antara 3-4 jam, anak buang air kecil dalam

jumlah yang banyak, anak sudah menunjukkan keinginan buang air kecil

dan buang air besar serta dapat memperkirakan.


102

Menurut (I. I. Sari et al., 2020) keberhasilan anak dalam toilet training

berdasarkan tanda - tanda kesiapan pada anak dalam toilet training di

dukung oleh sebagian faktor ialah usia ibu serta anak, pekerjaan orang tua,

serta pendidikan orang tua. Faktor usia orang tua mempengaruhi pada

keberhasilan toilet training pada anak sebab semakin matang usia orang

tua serta pekerjaan orang tua yang rata - rata bekerja sebagai ibu rumah

tangga hingga semakin diperhatikan tentang toilet training anak saat

dirumah, didukung hasil analisis karakteristik responden tabel 4.3

berdasarkan pekerjaan ibu menunjukkan sebagian besar ialah ibu yang

tidak bekerja sebanyak 68,7% atau 167 responden, sebagai ibu rumah

tangga dimana waktu yang diluangkan untuk mendidik toilet training juga

lebih banyak, sebab semakin orang tua sibuk bekerja semakin jarang orang

tua bersama anak sehingga kebiasaan toilet training dirumah kurang

diperhatikan oleh orang tua sehingga anak pada waktu untuk mengawali

toilet training anak belum siap. Dimana menurut Effendi, (2015) dalam

(Yuliana et al., 2018), menyatakan jika anak melewati tahap

perkembangan dapat berjalan bersamaan dengan tingkat usianya. Semakin

betambah usia anak, makin tinggi tingkatan keberhasilan anak tersebut

karna anak sudah semakin siap secara emosi serta perkembangan ketika

diajarkan untuk menerapkan toilet training.

Oleh sebab itu peneliti berpendapat, keberhasilan anak bisa

dikembangkan dan membiarkan anak untuk mengeksplorasi lingkungan

dalam kehidupan tiap harinya. Untuk berani mengeksplorasi lingkungan


103

maka anak butuh pemenuhan rasa aman, kasih sayang serta perhatian.

Rasa aman bisa dibentuk dengan teknik memberikan respon yang positif

setiap kali anak mengisyaratkan sesuatu. Disamping rasa aman,

kemampuan bersikap mandiri pula dipengaruhi oleh kepercayaan diri

anak. Untuk meningkatkan kepercayaan diri salah satu caranya ialah

dengan memberikan dukungan, pujian pada anak tiap kali sukses

melaksanakan suatu. Sesuai dengan pernyataan Ginanjar, (2016), tentang

manfaat dari reinforcement positif bahwa dengan adanya reinforcement

positif maka anak yang berhasil akan termotivasi untuk melakukan hal

yang sama di hari berikutnya sehingga tanpa sadar akan menjadikannya

sebagai suatu perilaku yang bersifat lebih menetap.

Menurut Kasniati, (2016) peran orang tua yang baik dalam melatih

anak melakukan toilet training salah satunya adalah dengan teknik lisan

merupakan usaha untuk melatih anak dengan cara memberikan instruksi

pada anak dengan kata-kata sebelum dan sesudah buang air kecil maupun

besar. Cara ini kadang merupakan hal biasa yang dilakukan oleh orang tua

akan tetapi teknik lisan ini mempunyai nilai yang cukup besar dimana

dengan lisan ini persiapan psikologis pada anak akan semakin matang dan

akhirnya anak anak mampu dengan baik dalam melaksanakan buang air

besar maupun kecil secara mandiri.

3. Analisis Pola Asuh Orang Tua Dengan Keberhasilan Toilet training

Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) di Desa Ciheulang Tonggoh

Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi


104

Berdasarkan tabel 4.16 hasil tabulasi silang pola asuh orang tua dengan

keberhasilan toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun) di desa

ciheulang tonggoh wilayah kerja puskesmas cibadak kabupaten sukabumi,

dapat dilihat bahwa s4ebgaian besar responden dengan pola asuh orang tua

demokratis yang berhasil sebanyak 64,6% atau 64 responden, dan sebagian

kecil responden dengan pola asuh orang tua otoriter yang tidak berhasil

sebanyak 23,5% atau 19 responden. Hal ini sesuai dengan teori Muschari,

(2014) dalam (Yuliana et al., 2018), bahwa pola asuh demokratis

menunjukkan sikap ibu berinteraksi dengan anak dapat mempengaruhi

sikap anak yang nantinya akan mempengaruhi terhadap kemandirian serta

keberhasilan anak. Semakin baik pola asuh ibu terhadap anak, semakin

tinggi keberhasilannya untuk anak melakukan toilet training.

Menurut (Soetjaningsih, 2017), pola asuh orang tua yaitu pola perilaku

yang diterapkan kepada anak secara konsisten dari waktu ke waktu. Pola

asuh langsung dirasakan oleh anak, baik perilaku positif maupun perilaku

negatif. Orang tua sangat berperan penting dalam pembentukan

kepribadian anak. Adapun menurut (Sutik, 2017), menjelaskan bahwa

orang tua yang menggunakan pola asuh demokratis bilamana orang tua

menunjukkan adanya kasih sayang, di sertai aturan-aturan dengan

menetapkan batas dan kontrol yang mendukung anak pada tindakan

konstruktif sehingga tercipta kemandirian pada anak. Anak perlu adanya

rasa nyaman, kasih sayang orang tuanya dalam proses pengasuhan dengan

bersikap realistis terhadap kemampuan yang dimiliki anak, tidak berharap


105

yang berlebihan dan melampaui batas kemampuan anak yang ditunjukkan

dengan memberi kebebasan untuk memilih dan mengendalikan mereka

disertai dengan melakukan pendekatan yang bersifat hangat sehingga anak

tidak merasa dikekang, adanya kasih sayang dan perhatian dari orang tua

akan meningkatkan motivasi serta kemandirian anak. Menurut Megaswara

(2017) orang tua yang demokratis dalam pelatihan toilet training

kemungkinan besar jauh dari tindakan kekerasan sehingga anak lebih siap

untuk toilet training dan keberhasilan yang dicapai juga lebih maksimal.

Menurut Kumalasar (2016) pola asuh demokratis yang diberikan pada

anak dapat mempengaruhi fisiologis pada anak, anak akan lebih mudah

melakukan toilet training yang diajarkan orang tua karena antara anak

dengan orang tua mempunyai komunikasi yang baik dan dilatih secara

teratur, sehingga anak akan mandiri dan patuh pada orang tua saat

diajarkan toilet training.

Menurut (Haris, 2019) pola asuh otoriter dapat berdampak terjadinya

kegagalan toilet training, dikarenakan orang tua dalam mengajarkan toilet

training terlalu memaksa, keras dan apabila anak melakukan kesalahan

orang tua akan langsung memarahi. Hal ini dapat mengakibatkan saat anak

diajarkan untuk toilet training cenderung takut disebabkan jika anak salah

melakukan toilet training akan langsung dimarahi orang tua. Sedangkan

untuk pola asuh permisif pada fisiologis anak dapat berdampak pada

kegagalan toilet training. Hal ini dapat dipengaruhi karena orang tua

terlalu menuruti apa saja yang diinginkan anak sehingga saat diajarkan
106

untuk toilet training anak seenaknya saja dan cenderung tidak patuh pada

orang tua saat diajarkan toilet training.

Sedangkan menurut Ningsih, 2018 dalam (Maretta, 2021) penerapan

pola asuh permisif pada perlindungan orang tua yang terlalu berlebihan

pada anak, rasa khawatir berlebihan menimbulkan ketidak percayaan diri

pada anak saat mengahadapi lingkungan baru. Orang tua yang menerapkan

pola asuh permisif memiliki kecendrungan anak menunjukkan respon

kurang bisa dalam toilet training. Bila tidak di tanggani hal ini dapat

menghambat proses toilet training.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Guildo, dkk (2017) yang menyatakan bahwa pola asuh orang tua sangat

berpengaruh terhadap toilet training. Pola asuh orang tua yang cenderung

demokratis dapat meningkatkan keberhasilan toilet training yang

dilakukan dan orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter cenderung

memiliki keberhasilan yang lebih rendah. Selain itu, hasil penelitian ini

juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Oktaviari, dkk (2015)

dimana pola asuh orang tua berhubungan dengan keberhasilan toilet

training yang dilakukan. Orang tua yang memiliki pola asuh demokratis

cenderung untuk mencapai keluaran yang optimal dari toilet training yang

dilakukan.

Keberhasilan toilet training dapat dicapai apabila orang tua

menerapkan pola asuh demokratis. Orang tua yang demokratis dalam

pelatihan toilet training kemungkinan besar jauh dari tindakan kekerasan


107

sehingga anak lebih siap untuk toilet training serta keberhasilan yang

dicapai pula lebih optimal. Orang tua yang permisif akan mendorong anak

menjadi kurang percaya diri dalam pelatihan toilet training. Sebaliknya

pola asuh otoriter menyebabkan anak akan takut melakukan toilet training

karna apabila anak melakukan kesalahan sehingga orang tua akan

memberikan hukuman (A. K. Sari, 2018).

Keberhasilan toilet training dapat dicapai karena pola asuh yang

positif yang diberikan oleh ibu kepada anaknya atau juga sebelumnya ibu

pernah mempunyai pengalaman dalam mengasuh anak. Menurut Umami

(2016) dalam (Lestari et al., 2020), pengalaman merupakan suatu proses

belajar yang informal. Pengalaman dalam memberikan toilet training

dapat diperoleh dengan cara melihat orang lain yang mempunyai anak

yang usianya sama atau melakukannya sendiri. Hal ini memungkinkan

dapat mempengaruhi pola asuh ibu dalam menyiapkan anak untuk toilet

training. Didukung oleh (Wahyuni ,2016) keterampilan seseorang dalam

melakukan suatu tindakan kemungkinan dapat berasal dari pengalaman

sebelumnya sehingga dalam pengajaran toilet training.

Oleh sebab itu peneliti berpendapat, pola asuh ibu berhubungan

dengan mungkinkeberhasilan dalam melakukan toilet training hal ini

diakibatkan karena pola asuh yang baik ialah pola asuh yang memberikan

dorongan pada anak untuk mandiri tetapi tetap menerapkan bermacam

batasan yang hendak mengontrol perilaku mereka. Hubungan saling

memberi serta menerima, mendengarkan serta didengarkan, akan


108

keberhasilan anak, membangun rasa aman dan harga diri mereka akan

memberikan energi kepercayaan dalam diri anak untuk lebih berusaha

mempelajari serta mencoba hal- hal yang baru yang terkait keberhasilan

dalam melakukan toilet training. Dalam penelitian ini pola asuh ibu sangat

berperan dalam keberhasilan toilet training. Hal ini sesuai yang dinyatakan

oleh Supartini (2014) yaitu peran orang tua khususnya ibu sangat

dibutuhkan dalam toilet training.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dari pembahasan mengenai hubungan pola asuh

orang tua dengan keberhasilan toilet training pada anak usia toddler (!-3 tahun) di

desa ciheulang tonggoh wilayah kerja puskesmas cibadak kabupaten sukabumi,

tujuan penelitian ini tercapai sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Gambaran pola asuh orang tua, bahwa sebagian besar pola asuh orang tua

menggunakan pola asuh demokratis

2. Gambaran keberhasilan toilet training, bahwa sebagian besar anak berhasil

3. Adanya hubungan pola asuh orang tua dengan keberhasilan toilet training

pada anak usia toddler (1-3 tahun) di Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah

Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi

B. Saran

1. Bagi Puskesmas Cibadak

Diharapkan bagi puskesmas cibadak untuk menambahkan topik dalam

program penkes, yaitu dengan interpretasi tentang cara memberikan

pengetahuan dengan penkes memberikan kesempatan pada anak untuk

belajar buang air besar (BAB) serta buang air kecil (BAK).

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Banyaknya faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua dalam

keberhasilan toilet training, sehingga diperlukan penelitian lanjutan


110

dengan study komperatif langsung mana yang lebih baik apakah

demokratis, otoriter atau permisif ataupun bisa ketiganya (campuran).

3. Ibu atau orang tua

Ibu atau orang tua di rumah juga hendaknya bisa memberikan dan

menciptakan pola pengasuhan yang baik agar keberhasilan toilet training

dapat dilakukan dengan baik .


DAFTAR PUSTAKA

Afni, N., Arsulfa, & Isra, W. O. A. (2019). Hubungan pola asuh orang tua dengan
keberhasilan toilet training pada anak usia pra sekolah di Paud Al-Hijrah Di
Wilayah Kerja Puskesmas Ladongi Jaya Kabupaten Kolaka Timur. Journal
of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Anggraini, Hartuti, P., & Sholihah, A. (2017). Hubungan pola asuh orang tua
dengan kepribadian siswa sma di kota bengkulu. Jurnal Ilmiah Bimbingan
Dan Konseling, 1 Nomor 7, 10–18.
Astuti, A. D., & Agustini. (2017). GAMBARAN PENGETAHUAN IBU
TENTANG LATIHAN BAB DAN BAK ( TOILET TRAINING ) PADA
BATITA USIA 18-24 BULAN DI POSYANDU WIJAYA KUSUMA
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEKAR BARU TAHUN 2017 Asih
Dwi Astuti , Agustini Akademi Kebidanan Anugerah Bintan. Jurnal
Cakrawala, Viii(01), 1–9.
Ayun, Q. (2017). Pola Asuh Orang Tua dan Metode Pengasuhan dalam
Membentuk Kepribadian Anak. ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru
Raudhatul Athfal, 5(1), 102. https://doi.org/10.21043/thufula.v5i1.2421
Bahtiar, H., Wasliah, I., Syamdarniati, & Ja’rah, S. (2020). HUBUNGAN
PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN
PELAKSANAAN TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI
KELURAHAN KARANG PULE KOTA MATARAM. In Prima jurnal
Ilmiah Kesehatan (Vol. 06). Prima jurnal Ilmiah Kesehatan.
Budhiana, J. (2019). Modul Praktikum Biostatistika Aplikasi Dengan SPSS 16.0.
Destiana, D. (2017). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pelaksanaan
Toilet Training Pada Anak di PAUD Lembaga Pemberdayaan Perempuan
dan Anak (LPA) Yayasan Mujahidin Kota Pontianak.
Destiana, R., Yani, E. R., & Yanuarini, T. A. (2017). KEMAMPUAN IBU
MELAKUKAN STIMULASI UNTUK PERKEMBANGAN BAYI USIA 3-
6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUHJARAK
KABUPATEN KEDIRI. Jurnal Ilmu Kesehatan, 6(1), 56–65.
112

Ela, Yuliwar, R., & Dewi, N. (2017). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan
Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler. Nursing News, 2(3),
801–810. https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/view/450/368
Firdaus, & Zamzam, F. (2018). Aplikasi Metodologi Penelitian. Deepublish.
Fithriyana, R., & Aldopi, A. (2018). Gambaran Pengetahuan Ibu yang
Mempunyai Anak Usia 1-3 Tahun tentang Toilet Training di Desa Batu
Bersurat Wilayah Kerja Puskesmas XIII Koto Kampar I. PAUD Lectura:
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(2), 179–185.
https://doi.org/10.31849/paudlectura.v1i2.1180
Hendrawati, DA, I. A., & Senjaya, S. (2020). HUBUNGAN TINGKAT
PENGETAHUAN IBU DENGAN SIKAP PENERAPAN TOILET
TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER ( 1-3 TAHUN ) DI
DESAPADAMUKTI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADOG
KECAMATAN PASIRWANGI KABUPATEN GARUT RELATIONSHIP
of the LEVEL of KNOWLEDGE of the MOTHER with the. In Jurnal
Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis
Kesehatan dan Farmasi (Vol. 20). Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :
Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi.
Hidayat, A. A. A. (2015). Metode penelitian kesehatan paragdigma kuantitatif.
Health Books Publishing.
Hurlock, E. B. (2015). Perkembangan anak jilid I. Edisi enam. Erlangga.
Ifalahma, D., & Hikmah, N. (2019). Korelasi Kesiapan Orang Tua Dengan
Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia 18-36 Bulan. Infokes, 9(1),
68–73.
Iwan, S., Sandra, P., & Indra, M. (2018). Toilet Training Pada Anak Usia Toddler
Di Desa Majasari Garut. Kesehatan Masyarakat Indonesia, 5(2), 59–64.
Kameliawati, F., Armay, L., & Marthalena, Y. (2020). Keberhasilan Toilet
Training pada Anak Usia Toddler ditinjau dari Penggunaan Disposable
Diapers. Majalah Kesehatan Indonesia, 1(2), 57–60.
Kemenkes RI. (2017). Profil data kesehatan Indonesia tahun 2017.
Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019 (M. Boga
113

Hardhana, S.Si, Ms. P. Farida Sibuea, SKM, & M. Winne Widiantini, SKM
(eds.)). Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI.
https://doi.org/10.5005/jp/books/11257_5
Khoiruzzadi, M., & Fajriyah, N. (2019). Pembelajaran Toilet Training dalam
Melatih Kemandirian Anak. JECED : Journal of Early Childhood Education
and Development, 1(2), 142–154. https://doi.org/10.15642/jeced.v1i2.481
Kurniawati, D. (2018). Pengetahuan Ibu Dengan Toilet Training Pada Anak Usia
Toddler (1-3 Tahun). In Jurnal Ilmiah Kesehatan (Vol. 7, Issue 1).
https://doi.org/10.35952/jik.v7i1.112
Lase, L. C. (2018). HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET
TRAINING DENGAN KEBIASAAN PEMAKAIAN DIAPERS PADA ANAK
USIA TODDLER DI PAUD BINTANG EMAS KECAMATAN BERINGIN
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2018. POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES MEDAN D-IV.
Lestari, L., Sukmawati, I., & Amanda, D. (2020). Hubungan Pola Asuh Ibu
Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Prasekolah (4-6
Tahun) Di Raudhatul Athfal Al-Mu’minin Kabupaten Ciamis. JURNAL
KESEHATAN STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS, 5(1), 95–103.
https://doi.org/10.52221/jurkes.v5i1.27
Maretta, T. D. (2021). HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA
DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAINING ANAK USIA 3-4 TAHUN
DI JORONG SUPANJANG NAGARI CUBADAK KEC LIMA KAUM KAB
TANAH DATAR. 6.
Masturoh, I., & Anggita, N. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan Bahan Ajar
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK). Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Meysialla, L. N., & Alini. (2018). HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN
KEMAMPUAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 12-24 BULAN
DI PAUD BUAH HATI KAMPAR. Jurnal Ners Universitas Pahlawan,
2(23).
Notoatmodjo. (2010). Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku
114

kesehatan.
Nurdin, I., & Hatati, S. (2019). Metodologi penelitian sosial (S. H. Lutfiah (ed.)).
Media Sahabat Cendekia.
Prameswari, H. A. (2020a). Hubungan pola asuh orang tua dengan perilaki
berkendara remaja (usia 12-15 tahun) di SMP negri 1 kabuh kabupaten
jombang. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.
Prameswari, H. A. (2020b). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku
Berkendara Remaja (Usia 12-15 Tahun).
Rahayuningsih, S. I., & Rizki, M. (2017). Kesiapan Anak Dan Keberhasilan
Toilet Training Di Paud Dan Tk Bungong Seuleupoek Unsyiah Banda Aceh.
Kesiapan Anak Dan Keberhasilan Toilet Training Di Paud Dan Tk Bungong
Seuleupoek Unsyiah Banda Aceh, 3(3), 274–284.
Rasyada, A. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training
Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Tk a Dan Tk B Di Tk
Pkk Jotawang Yogyakarta.
Ratnaningsih, T., & Putri, N. E. (2020). Penggunaan Diapers Selama Masa Toilet
Training dengan Kejadian Enuresis pada Anak Prasekolah. Jurnal
Keperawatan Silampari, 3(2), 489–499.
https://doi.org/10.31539/jks.v3i2.1114
Ratne, Purwaningsih, H., & Apriatmoko, R. (2019). Hubungan Pola Asuh Orang
Tua Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler.
Indonesian Journal of Nursing Research, 2(1), 35–40.
Riyanto, S., & Hatmawan, A. A. (2020). Metode Riset Penelitian Kuantitatif
Penelitian di Bidang Manajemen, Teknik, Pendidikan, dan Eksperimen.
Deepublish.
Sari, A. K. (2018). HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN
KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 2 - 4 TAHUN DI
PAUD KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 2 - 4
TAHUN DI PAUD TERPADU ‘ AISYIYAH NUR ’ AINI YOGYAKARTA.
Sari, D. P. I. N. (2018). Hubungan Peran Keluarga dengan keberhasilan toilet
training pada anak usia dini 2-3 tahun di desa prangi kecamatan padang
115

kabupaten bojonegoro.
Sari, I. I., Ekawaty, F., & Saputra, N. E. (2020). Hubungan kesiapan anak dengan
keberhasilan toilet training pada anak usia toddler. Jurnal Lmiah Ners
Indonesia, 1 Nomor 1, 24–34.
Shalahuddin, I., & Pebrianti, S. (2018). HUBUNGAN TINGKAT
PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PENERAPAN TOILET
TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI DESA MAJASARI
KECAMATAN CIBIUK KABUPATEN GARUT. Prosiding Seminar
Nasional Dan Diseminasi Penelitian Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada
Tasikmalaya.
Syari, E., Chandra, F., & Risma, D. (2015). Gambaran pengetahuan dan sikap ibu
tentang pelaksanaan toilet training pada anak usia 1-3 tahun di wilayah kerja
posyandu desa kubang jaya. Jom FK, 2(2), 1–16.
Tarjo. (2019). Metode Penelitian Sistem3x Baca. Deepublish.
Unaradjan, D. D. (2019). Metode Penelitian Dolet. Universitas Katolik Indonesia
Atma Jaya.
Wahyuningrum, A. D. (2016). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Tingkat
Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Prasekolah Di Tk Aisyiyah
Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, 5(1), 33–38.
https://doi.org/10.33475/jikmh.v5i1.122
Warlenda, S. V., Maharani, R., & Widodo, M. D. (2019). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan pelaksanaan toilet training pada usia 3-5 tahun di paud
se-kota pekanbaru tahun 2017. MENARA Ilmu, XIII(1), 134–140.
Wulandari, R. (2017). Toilet Training Pada Anak Usia Toddler. 07 No 02.
Yekti, Y. N. (2019). Hubungan keberhasilan toliet training dengan konrol enuresis
pada anak usia 3-5 tahun di tk kemala bhayangkari 09 singosaro. Karya Tulis
Ilmial.
Yuliana, K. S., Suniyadewi, N. W., & Udayana, I. M. (2018). Hubungan Pola
Asuh Ibu Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Prasekolah
di Posyandu Balita Banjar Intaran Wilayah Kerja UPT Kesmas
Tampaksiring II.
116
117
LAMPIRAN
Lampiran 1

LEMBAR KONSULTASI

Prodi : Sarjana Keperawatan


Nama Mahasiswa : Putri Nuraeni
NIM : C1AA17113
Nama Pembimbing : Sri Janatri, S.Kp., MM.Kes., M.Kep
Judul : Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Keberhasilan
Toilet Training Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) Di
Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas
Cibadak Kabupaten Sukabumi.
No Tanggal Materi yang di Saran Paraf
konsulkan
1 16/03.2021 Pengajuan judul Lanjut bab 1
proposal dan outline
2 28/03.2021 Bab 1 - Konsul berikutnya
sertakan lembar
judulnya ya
- Coba perhatikan
cara kuttipan ya,
lihat d buku
panduan disana
ada petunjuk cara
kutipan ya.
- Perhatikan dalam
buat alinia, satu
alinia terdiri dari
minimal 3 kalimat,
yang terdiri dari,
kalimat pembuka,
kalimat isi dan
kalimat penutup,
- Coba cek alinia2
yg lainnya sudah
sesuai belum ya
- Ini juga cb di cek
kembali ya jangan
sampai kita hanya
copas dari jurnal
ya, sementara
yang boleh
diambil dari jurnal
itu adalah hasil
penelitiannya atau
hasil
penemuannya ya,
sehingga cb cari
Lampiran 1

buku nya ya,


jangan sampai
nanti kt dianggap
plagiat ya
- Perhatikan cara
kutipan
- ini kalua ditanya
knp tdk meneliti
faktor2 yang
mempengaruhi
kemampuan toilet
training, krn disini
masih semua
dibahas ya
- Nanti harus ada
data toilet training
dari nasional sd
local ya
- Ini sudah sempat
melakukan studi
pendahuluan ?
- Sebaiknya kt
Tidak boleh
mengjast bahwa
menyimpulkan
masih banyak ya,
3 28/03/2021 Pengajuan judul baru Lanjut bab 1
4 06/02/2021 Bab 1 - Paling atas
tuliskan proposal
- Nanti kasih
penjelasan
proposal ini
diajukan untuk apa
ya
- Sebelum ke alinia
ini sebaiknya ada
penjelasan yang
berkaitan anak
beserta
pembagaian
tingkat usianya ya,
Baru nanti
kebutuhan tingkat
usia dan nanti
spesifikkan k usia
todler
- Cari Wong yang
terbaru ya
sebaiknya jangan
kopas dari orang
Lampiran 1

ya
- Ini juga buku
hidayat selalu
abdate ya
- Sebelum ke alinia
ini sebaiknya ada
penjelasan yang
berkaitan anak
beserta
pembagaian
tingkat usianya ya,
baru nanti
kebutuhan tingkat
usia dan nanti
spesifikkan ke usia
toddler
- Alinia ini
sebaiknya di
simpan di bawah
sebelum data
puskesmas nanti
berurutan, data
nasional, jabar dan
kabupaten baru
puskesmas agar
sistimatis ya
- Cek referensi sama
dengan yg coment
di atas ya
- Nah ini merupakan
sambungan
- Disesuikan dg
judulnya ya
5 13/04/2021 - Bab 2 dan - Coba pemotongan
di barisnya seperti
yg ibu kasih warna
ya
- Ini jadikan 2 baris
saja ya, dan
spasinya
perhatikan ya
- Ini hilangkan saja
ya krn sdh
terwakili di bab ya
- Sebaiknya eksplor
daru variable
terikat dulu ya
baru variable
bebas
- Kalu disini judul
Lampiran 1

nya pengertinan
maka yg dituliskan
pengertian saja ya
- Dari pengertian
menurut beberapa
ahli penulis
membuat
kesimpulan ya
- Kalau pemgertian
yg dui tulis
pengertiannya sj
ya bkn yg lain
- Ini ikutb yg mana
ya
- Ini pengertia
bukan ya
- Sebelum ke
kerangka pikir
buat sub judul
Jurnal-Jurnal
pendukung ya
Isinya: Judul
jurnal, tahun,
penulis,
Kesimpulan
penelitian dlm
jurnal itu
- Kerangka pikir itu
alur pikir peneliti,
jadi tuliskan alur
pikir peneliti
dengan kalimat
sendiri sesuai tata
Bahasa Indonesia
yg baik setelah
membaca
beberapa referensi
yang berkaitan
pola asuh dan tiilet
training, Jadi
bukan ngutip bgn
ya
- Cari yg 10 tahun
terakhir ya
- Ini masih proposal
jadi tambahkan
akan ya
- Buat kalimat
penyambung
untuk masuk ke
Lampiran 1

table ya
- Kalau
keberhasilan itu
yang diniali
- Bab 3 anaknya mampu
atau tidak ya, jadi
ini sdh tepat atau
belum ya
- Sebaiknya
dikatakan reliable
apabila
mempunyai nilai
berapa ya
- Ijin juga copy
paste dari siapa
krn ini sdh
menunjukan
penelitian cb cek
ya , keluarkan ide
nya ya
- Ini seakan-akan
sdh melakukan
penelitian berti ini
copy pny siaapa ?
6 18/04/2021 Revisi bab 3 - Di lokasi itu pakai
kata akan karna
kita baru akan
penelitiaan
- Sama juga dengan
waktu pakai kata
akan karna kita
baru akan
penelitiaan dan
mulai bulan maret
sampai dengan
bulan agustus
2021
- Untuk pengutipan
jangan bawa nama
belakang penulis
dan gelarnya
- Di DO ini mau
ambil apanya
keberhasilanya
atau apa?
- Untuk populasi
kamu mau ambil
siapa untuk
responden orang
tua atau ibu dan
Lampiran 1

sertakan RW
misalnya semua
ibu yang tercatat
di seluruh RW
yang ada di Desa
Ciheulang
Tonggoh
- Sampelnya juga
siapa yang kamu
ambil untuk
responden
- Untuk kriteria
inkulis keluarga
yang memiliki 2
anak usia toddller
di ambil yang
paling besar itu
apa mksdnya?
- Masukkan indeks
reabilitas untuk
mengacu kepada
aturan guilford
- Untuk prosedur
penelitian yang
langkah-langkah
sebaiknya sejajar
agar terlihat
langkah 1 sampai
selesai
7 25/04/2021 Revisi bab 1, bab 2 - Pindahkan
dan bab 3 menurut Hidayat
2012 – Hidayat
2021 ke atas
sesusah toilet
training
- Pindahkan
menurut child
development
institute ke atas
sesudah dampak
orang tua tidak
melakukan toilet
training
- Buat data dari
jabar
- Cari data batita
- Untuk variabel
konsep itu
pertama
keberhasilan toilet
Lampiran 1

training dan
pengertian anak
usia toddler dan
variabel konsep ke
2 itu pola asuh
orang tua
- Cari 5 jurnal
pendukung
- Untuk jenis
penelitian coba
pahami lagi
- Untuk uji
reabilitas batas
minimal reliabel
itu berapa?
8 29/04/2021 Revisi bab 1, bab 2 - Apa ada
dan kuesioner program toilet
training ini di
puskesmas cari
tau
- Jelaskan lebih
rinci terkait
keberhasilan
toilet training
pada pola asuh
di kerangka
pemikiran
- Kata-kata
untuk di
kuesioner coba
lebih ke awam
agar dapat di
pahami
9 01/05/2021 - ACC BAB 1 2 dan - Bahasanya harus
3 sesuaikan dengan
- Revisi kuesioner orang awam agar
dapat di pahami
10 03/05/2021 - Konsul revisi ACC proposal dan
kuesioner siapkan sidang
11 28/05/2021 - Revisi draf - Revisi dulu
proposal setelah kuesioner dan
sidang bahasanya harus
- Persetujuan sesuaikan dengan
penelitian ke orang awam agar
lapangan dapat di pahami
12 06/06/2021 - Revisi draf - Acc revisi kuesiner
proposal setelah - Silahkan penelitian
sidang
- Persetujuan
penelitian ke
Lampiran 1

lapangan
13 22/07/2021 - Konsul Bab 3 - Jika masih ada kata
- Konsul Bab 4 proposal ganti
- Konsul Bab 5 dengan hasil
penelitian atau
skripsi
- Tolong akomodir
masukan dari
penguji saat sidang
proposal
- Dalam bab 3 sudah
menggambarkan
bahwa sudah
melakukan
penelitian
- Di etika penelitian
tuliskan apa yang
dilakukan saat itu
- Di uji validitas dan
reliabilitas jika
valid dimasukkan
dan jika tidak valid
tidak usah
dimasukkan
- Bab 4 ada
pendahuluannya
dulu
- Untuk pembahsan
analisis univariat
hasilnya seperti
apa, didukung oleh
teori seperti apa,
didukung oleh
jurnal seperti apa,
analsiis peneliti
seperti apa atau
didukung dengan
kondisi lapangan
seperti apa. analisis
bivariat hasilnya
seperti apa,
didukung oleh teori
seperti apa minimal
2-3, didukung oleh
jurnal seperti apa,
analsiis peneliti
seperti apa atau
didukung dengan
kondisi lapangan
seperti apa
Lampiran 1

- Bab 5 dikesimpulan
mengacu
ketujuannya seperti
apa? Dan untuk
saran harus
dituliskan yang
oprasional yang
bisa dilakukan oleh
lahan penelitian dan
berdasarkan hasil
penelitian
14 26/07/2021 - Konsul Bab 1 - Bab 1 benarkan
- Konsul Bab 2 kata-kata yang
- Konsul Bab 3 tidak nyambung
- Konsul Bab 4 - Tambahkan tabel
- Konsul Bab 5 jenis kelamin
- Benarkan studi
pendahuluan
- Bab 2 tidak ada
revisi
- Bab 3 untuk sampel
jika bulatkan orang
maka bulatkan ke
atas jadi 244 bukan
243
- Bab 4 revisi semua
mengikuti sampel
di bab 3
15 01/08/2021 - Konsul draf draf - Tambahkan definisi
skripsi konseptual tentang
keberhasilan ya
- Tambahkan satu
kolom lagi ya,
Nanti NO, RW,
Jumlah Usia Toder,
Sampel
- Gambaran ganti
analisis
- Cek penulisannya!
- Didukung hasil
analisis
karakteristik
responden tabel
berapa tambahkan
- Tambahkan
dukungan jurnal
penelitiannya ya
- Ini hilangkan saja
keterbatsan
penelitiannya ya
Lampiran 1

karena bukan
keterbatsan
penelitian tapi ini
keluh kesah peneli
ya
- Tambahkan:
menggunakan pola
asuh demokratis,
coba susun
kalimatnya ya
16 03/08/2021 - Revisi draf skripsi - Data toilet training
yg tdk berhasil scr
konsep masukkan
- Saran belum masuk
ya
- Sesuakan dan tulis
dg huruf italic
- Ini lengkapi ini ya,
Anaknya yang
berusia toddler
- Coba tambahkan
analisis butir
instrument pada
setiap analisis
variable nya ya !
17 10-08-2021 - Revisi draf skripsi - ACC dan siapkan
sidang hasil
Lampiran 1
Lampiran 1

LEMBAR KONSULTASI

Prodi : Sarjana Keperawatan


Nama Mahasiswa : Putri Nuraeni
NIM : C1AA17113
Nama Pembimbing : Ghulam Ahmad S.Kp., M.Kep
Judul : Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Keberhasilan
Toilet Training Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) Di
Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas
Cibadak Kabupaten Sukabumi.
No Tanggal Materi yang di Saran Paraf
konsulkan
1 24/03.2021 - Pengajuan judul - Pertimbangkan
proposal judul
- Bab 1 - Ganti judul
sesuai
pembimbing 1
2 28/03/2021 Pengajuan judul baru Lanjut bab 1
3 02/04/2021 - Revisi bab 1 - Ganti dengan
- Lanjut bab 2 pembahasan
kesehatan anak
sehingga akan
selaras dengan
paragraf kedua
- Buat paragraf
dan jelaskan data
usia toddler dan
hasil studi
pendahuluan
yang
menunjukkan
ada masalah
fenomena toilet
training
- Lalu jelaskan
dampak
kegagalan toilet
training bagi
pertumbuhan
anak sehingga
akan selaras
dengan paragraf
selanjutnya.
- Lengkapi dengan
lokasi penelitian
Lampiran 1

4 14/04/2021 - Acc bab 1


- Revisi bab 2 - Tambahkan
pembahasan
anak usia toddler
dan tumbuh
kembangnya,
- Tambahkan juga
cara mengukur
pola asuh dan
instrumennya
- Tambahkan juga
mengukur
keberhasilan
toilet training
dan
instrumennya
5 17/04/2021 - Acc bab 2, - Ini cocoknya di
perbaiki sesuai bab3, isi dibab 2
saran jelaskan saja
- Lanjut bab 3 bagiamana cara
mengukur
keberhasilannya
missal dengan
menggunakan
instrument
menurut siapa
jiaka ada atau
melakukan
obeservasi
sesuai kriteria
keberhasilan
toilet diraining
diatasnya
- Ini dalam bab 3
aza
6 19/04/2021 - Revisi bab 3 - Sebutkan
batasan usianya
- Jelaskan saja
definisinya
menurut
referensi
- Ini knapa
dijadikan
kriteria
eksklusi?
- Jelaskan
instrument yang
digunakan baku
atau tidak?
Apakah hasil
Lampiran 1

modifikasi?
Jelaskan
referensi yang
digunakan
- Ini dalam analisa
data saja
- Jelaskan
instrument yang
digunakan baku
atau tidak?
Apakah hasil
modifikasi?
Jelaskan
referensi yang
digunakan
- Ini dalam analisa
data saja
7 22/04/2021 - Revisi bab 3 - Pindahkan ke
kembali analisa data saja
8 26/04/2021 Revisi draf proposal - Cek penulisan
nama dan gelar
- Jelaskan lebih
operasional lagi
sesuai
perencanaan
peneliti dalam
melakukan
penelitian
sehingga
tahap2nya
tergambar
dengan jelas.
Misalnya.
responden akan
dikumpulkan
kah? Kapan
dibagikan
kuesionernya?
Apakah dengan
google form?
Dll
9 02/05/2021 Konsul draf proposal ACC sidang
proposal dan
siapkan sidang jika
sudah di setujui
pembimbing 1
10 27/05/2021 - Revisi draf - Apakah sudah
proposal setelah izin ke
sidang pembimbing 1?
- Persetujuan - Minta bukti acc
Lampiran 1

penelitian ke penelitian dari


lapangan pembimbing 1
11 07/07/2021 - Konsul bab 3 - Bab 3 itu harus
- Konsul bab 4 sudah
- Konsul bab 5 menjelaskan
bahwa proses
penelitian sudah
dilakukan
- Disetiap rumus
di sertakan
angka
perhitungannya
- Jelaskan dari
etika penelitian
secara
oprasional pada
saat di lahan
penelitian
- Bab 4 terkait
dengan spss
bahwa tidak
salah menginput
data
- Harus bisa
membedakan
mana variabel
independen dan
variabel
dependen
- Pembahsan:
justifikasi
penelitian
terhadap hasil
penelitian
berdasarkan:
1. Pengalaman
penelitian
2. Situasi
lapangan
penelitian
3. Konsep
teori
4. Hasil
penelitian
orang lain
yang
dituangkan
dalam
kalimat
12 10-08-2021 - Revisi draf - ACC dan
Lampiran 1

skripsi siapkan sidang


hasil
Lampiran 2
Lampiran 2
Lampiran 2
Lampiran 3

SURAT PENGANTAR RESPONDEN

Kepada Yth.
Calon Responden Penelitian
Di Tempat

Dengan Hormat,
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Putri Nuraeni
NIM : C1AA17113
Status : Mahasiswa Prodi Studi Sarjana Keperawatan STIKes Sukabumi

Dengan ini saya sampaikan, bahwa saya sedang mengadakan penelitian


dengan judul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Keberhasilan Toilet
Training Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) Di Desa Ciheulang Tonggoh
Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi”. Penelitian ini
tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi responden, kerahasiaan semua
informasi yang telah diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian. Saya sangat mengharapkan kerjasama dari Saudara/i
untuk mengisi kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya.
Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya

Putri Nuraeni
Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN


(INFORM CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi responden


penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi Program Studi Sarjana Keperawatan
STIKes Sukabumi bernama Putri Nuraeni dengan judul Hubungan Pola Asuh
Orang Tua Dengan KeberhasilanToilet Training Pada Anak Usia Toddler (1-
3 Tahun) Di Desa Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak
Kabupaten Sukabumi.
Saya memahami bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
informasi yang berkaitan Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training
Dengan Prilaku Melatih Toilet Training Pada Anak Usia Toddler Di Desa
Ciheulang Tonggoh Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak. Hal tersebut tidak akan
berakibat merugikan kepada saya, oleh karena itu saya bersedia menjadi
responden penelitian.
Pernyataan persetujuan ini saya sampaikan dengan penuh kesadaran dan
sukarela tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Sukabumi,……………………… 2021
Yang Membuat Pernyataan

( )
Lampiran 5

KISI-KISI KUESIONER
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN
TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER (1-3) TAHUN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIBADAK KABUPATEN
SUKABUMI

Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Pola Asuh Orang Tua


Indikator Nomor Positif (+) Negatif (-)
Soal
Pola asuh orang tua 24
1. Demokratis 8 1,2,3,4,5,6,7,8 -
2. Otoriter 8 - 9,10,11,12,13,14,15,16
3. Permisif 8 17,18,22 19,20,21,23,24

Kisi-kisi Kuisioner Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler (1-
3) Tahun
Indikator Nomor Soal Positif (+) Negatif (-)
Keberhasilan toilet 15
training
4. Kemampuan 3 1,2,4 3
Psikologi Anak
5. Kemampuan Fisik 9 5,7,8 6
6. Kemampuan 3 9,10 11,12
Kognitif
Lampiran 5
Lampiran 6

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN


TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN) DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIBADAK KABUPATEN SUKABUMI

No. Responden : (Diisi Oleh Peneliti)


Tanggal diisi : (Diisi Oleh Peneliti)
Petunjuk Pengisian :
Berilah tanda ceklist (√) pada kolom dari pertanyaan-pertanyaan berikut!
A. DATA DEMOGRAFI
1. Usia Responden:
15-24 Tahun 25-34 Tahun 35-44 Tahun
2. Pendidikan Formal Terakhir Responden :
: SD
: SMP
: SMA
: Perguruan Tinggi
: Tidak sekolah
3. Pekerjaan Ibu :
: Tidak Bekerja
: Bekerja
4. Jumlah Anak:
1-2 3-4 5 atau lebih
5. Penghasilan Orangtua:
kurang dari Rp. 2.331.752/Bln lebih dari Rp. 2.331.752/Bln
Lampiran 6

A. Kuisioner Pola Asuh Orang Tua


Petunjuk Pengisian :
Berilah tanda ceklist (√) pada kolom dari pertanyaan-pertanyaan berikut!
SS : Jika pernyataan di bawah ini di angggap “Sangat Sesuai” dengan
yang anda lakukan pada balita anda
S : Jika pernyataan di bawah ini di angggap “Sesuai” dengan yang
anda lakukan pada balita anda
TS : Jika pernyataan di bawah ini di angggap “Tidak Sesuai” dengan
yang anda lakukan pada balita anda
STS : Jika pernyataan di bawah ini di angggap “Sangat Tidak Sesuai”
dengan yang anda lakukan pada balita anda
No Pernyataan SS S TS STS
Pola Asuh Demokratis
Memberikan kesempatan pada anak untuk
1 belajar buang air kecil atau buang air besar
Mengarahkan anak untuk cebok di wc saat
2
buang air kecil atau buang air besar
Memberikan waktu untuk mengajarkan
3 buang air kecil atau buang air besar
meskipun sibuk dengan pekerjaan
Menjelaskan pada anak tentang buang air
4 kecil atau buang air besar ke wc
Menggunakan media seperti boneka untuk
5
melatih buang air
Selalu memberikan pujian saat anak bisa
6
ke wc sendiri.
Mengajarkan anak belajar tentang buang
7
air kecil atau buang air besar.
Memberikan pujian bila anak bisa
8 menahan buang air kecil atau buang air
besar
Pola Asuh Otoriter
Memaksakan anak harus bisa menahan
9
buang air kecil atau buang air besar
10 memarahi anaknya jika anak mengompol.
Tidak memberikan kesempatan pada anak
untuk menjelaskan bahwa ia mengompol
11 di tempat tidur

Memukul anak saat ketahuan mengompol


12
di tempat tidur.
13 Tetap memakaikan popok/pempers setiap
Lampiran 6

hendak tidur karena takut mengompol


Sering melarang anak saat belajar buang
14
air kecil atau buang air besar
Memarahi anak bahkan memukul anak
15
adalah hal yang wajar
Anak harus belajar buang air kecil atau
16 buang air besar setiap hari meski anak
tidak mau.
Pola Asuh Permisif
17 Tidak membatasi pergaulan anak.
Bila anak mengompol di celana dianggap
18 wajar, karena anak-anak masih belum
mengerti apa-apa.
Melarang anak untuk mengompol di
19
celana maupun tempat tidur
Membiarkan kebebasan anak saat buang
20
air kecil atau buang air besar.
Memberikan pengawasan yang kurang
21 ketat saat belajar buang air kecil atau
buang air besar
Memberikan kepercayaan pada anak untuk
22 buang air kecil atau buang air besar tanpa
diawasi
Menolak apa yang diinginkan anak,
23 merupakan salah satu cara menunjukkan
kasih sayang.
Sering bersikap melindungi saat belajar
24 buang air kecil atau buang air besar secara
berlebihan
Lampiran 6

B. Kuisioner Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler (1-3


Tahun)
Petunjuk Pengisian :
Berilah tanda ceklist (√) pada kolom dari pertanyaan-pertanyaan berikut!
SL : Jika anak “Selalu” dengan pertanyaan tersebut dan sesuai dengan
jawaban
diri anda
SR : Jika anak “Sering” dengan pertanyaan tersebut dan sesuai dengan
jawaban diri anda
KK : Jika anak “Kadang-kadang” dengan pertanyaan tersebut dan sesuai
dengan jawaban diri anda
TP : Jika anak “Tidak Pernah” dengan pertanyaan tersebut dan sesuai dengan
jawaban diri anda

No Pernyataan SL SR KK TP
Kemampuan Psikologi Anak
Anak bisa diajak kerja sama saat diajak ke
1 wc untuk buang air kecil atau buang air
besar
Anak tidak mengompol selama beberapa
2
jam sehari (3-4 jam)
Anak belum menunjukkan keinginan untuk
3 buang air kecil atau buang air besar
Anak sudah dapat menaikkan dan
4 menurunkan celananya sendiri
Kemampuan Fisik
Anak dapat duduk atau jongkok tenang
5 kurang dari 2-5 menit saat buang air kecil
atau buang air besar
Anak merasakan nyaman bila memakai
6 celana yang basah atau koror
Anak berhasil bangun tidur tanpa
7 mengompol di tempat tidur sedikitpun
Anak dapat memberitahu bila ingin buang
8 air kecil atau buang air besar
Kemampuan Kognitif
Anak dapat mengikuti instruksi memakai
9 celana sendiri, cebok sendiri dan menyiram
wc sendiri.
10 Anak menggunakan kata pipis atau ee pada
Lampiran 6

saat ingin buang air kecil atau buang air


besar
Anak belum dapat mengerti reaksi tubuhnya
11
bila ingin buang air kecil (ngompol)
Anak sering mengompol di malam hari dan
12
sulit di bangunkan

Sukabumi, ..... 2021

(TTD Responden)
Lampiran 6
Lampiran 7

Analisa Deskriptif Karakterisitik Responden

No Usia Pendidikan Pekerjaan Ibu Jumlah Anak Pengahasilan


1 25-34 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
2 25-34 Tahun SMA Tidak Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
3 25-34 Tahun SMA Tidak Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
4 25-34 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
5 15-24 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
6 35-44 Tahun SMA Tidak Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
7 15-24 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
8 25-34 Tahun SMA Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
9 25-34 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
10 35-44 Tahun SMA Tidak Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
11 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
12 25-34 Tahun SMA Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
13 35-44 Tahun SMA Tidak Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
14 25-34 Tahun SMA Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
15 15-24 Tahun SMA Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
16 35-44 Tahun SD Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
17 25-34 Tahun SMA Tidak Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
18 35-44 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
19 35-44 Tahun SMA Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
20 15-24 Tahun SD Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
21 25-34 Tahun SMA Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
22 35-44 Tahun SMA Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
23 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
Lampiran 7

24 25-34 Tahun SMA Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
25 35-44 Tahun SD Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
26 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
27 15-24 Tahun SMP Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
28 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
29 25-34 Tahun SMA Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
30 25-34 Tahun SD Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
31 25-34 Tahun SMA Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
32 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
33 25-34 Tahun SD Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
34 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
35 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
36 35-44 Tahun SMA Tidak Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
37 15-24 Tahun SD Tidak Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
38 15-24 Tahun SMA Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
39 25-34 Tahun SMA Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
40 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
41 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
42 25-34 Tahun SD Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
43 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
44 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
45 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
46 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
47 35-44 Tahun SD Tidak Bekerja >5 anak < Rp. 2.331.725/Bln
48 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
49 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
Lampiran 7

50 15-24 Tahun SMA Tidak Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
51 25-34 Tahun SD Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
52 15-24 Tahun SD Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
53 15-24 Tahun SMA Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
54 25-34 Tahun SMA Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
55 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
56 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
57 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
58 15-24 Tahun SD Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
59 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
60 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
61 15-24 Tahun SMA Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
62 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
63 15-24 Tahun SD Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
64 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
65 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
66 15-24 Tahun SMA Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
67 25-34 Tahun SD Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
68 15-24 Tahun SMA Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
69 35-44 Tahun SMA Bekerja >5 anak > Rp. 2.331.725/Bln
70 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
71 15-24 Tahun SD Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
72 15-24 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
73 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
74 15-24 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
75 25-34 Tahun SMA Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
Lampiran 7

76 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
77 15-24 Tahun SD Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
78 35-44 Tahun SMA Bekerja >5 anak > Rp. 2.331.725/Bln
79 25-34 Tahun SMA Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
80 15-24 Tahun SD Tidak Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
81 25-34 Tahun SMA Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
82 15-24 Tahun SMP Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
83 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
84 25-34 Tahun SMA Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
85 25-34 Tahun SMA Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
86 35-44 Tahun SD Tidak Bekerja >5 anak < Rp. 2.331.725/Bln
87 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
88 25-34 Tahun SMA Tidak Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
89 15-24 Tahun SMP Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
90 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
91 25-34 Tahun SMA Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
92 35-44 Tahun SD Tidak Bekerja >5 anak < Rp. 2.331.725/Bln
93 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
94 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
95 25-34 Tahun SMA Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
96 15-24 Tahun SD Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
97 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
98 15-24 Tahun SMP Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
99 25-34 Tahun SMA Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
100 35-44 Tahun SMA Tidak Bekerja >5 anak < Rp. 2.331.725/Bln
101 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
Lampiran 7

102 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Bekerja >5 anak > Rp. 2.331.725/Bln
103 25-34 Tahun SD Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
104 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
105 15-24 Tahun SMP Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
106 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
107 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja >5 anak < Rp. 2.331.725/Bln
108 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
109 15-24 Tahun SMP Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
110 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
111 25-34 Tahun SD Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
112 25-34 Tahun SD Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
113 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
114 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
115 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja >5 anak < Rp. 2.331.725/Bln
116 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
117 25-34 Tahun SMA Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
118 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
119 25-34 Tahun SMA Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
120 15-24 Tahun SMA Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
121 25-34 Tahun SD Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
122 25-34 Tahun SMA Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
123 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Bekerja >5 anak > Rp. 2.331.725/Bln
124 15-24 Tahun SD Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
125 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja >5 anak < Rp. 2.331.725/Bln
126 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
127 25-34 Tahun SMA Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
Lampiran 7

128 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
129 15-24 Tahun SMP Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
130 25-34 Tahun SMA Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
131 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja >5 anak < Rp. 2.331.725/Bln
132 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
133 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja >5 anak < Rp. 2.331.725/Bln
134 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
135 25-34 Tahun SD Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
136 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
137 25-34 Tahun SMA Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
138 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
139 15-24 Tahun SMA Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
140 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
141 35-44 Tahun SMA Bekerja >5 anak > Rp. 2.331.725/Bln
142 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
143 15-24 Tahun SD Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
144 35-44 Tahun SMA Bekerja >5 anak > Rp. 2.331.725/Bln
145 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
146 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
147 35-44 Tahun SD Tidak Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
148 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
149 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
150 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
151 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Bekerja >5 anak > Rp. 2.331.725/Bln
152 35-44 Tahun SMA Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
153 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
Lampiran 7

154 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
155 25-34 Tahun SMA Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
156 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
157 35-44 Tahun SMA Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
158 15-24 Tahun SMP Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
159 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
160 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
161 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
162 15-24 Tahun SD Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
163 25-34 Tahun SD Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
164 35-44 Tahun SMA Tidak Bekerja >5 anak > Rp. 2.331.725/Bln
165 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
166 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
167 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
168 25-34 Tahun SD Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
169 15-24 Tahun SMP Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
170 15-24 Tahun SMP Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
171 25-34 Tahun SMA Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
172 35-44 Tahun SD Tidak Bekerja >5 anak < Rp. 2.331.725/Bln
173 25-34 Tahun SMA Tidak Bekerja >5 anak < Rp. 2.331.725/Bln
174 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Bekerja >5 anak > Rp. 2.331.725/Bln
175 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
176 15-24 Tahun SD Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
177 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
178 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
179 15-24 Tahun SD Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
Lampiran 7

180 35-44 Tahun SMA Bekerja >5 anak > Rp. 2.331.725/Bln
181 25-34 Tahun SD Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
182 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
183 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
184 15-24 Tahun SD Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
185 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
186 35-44 Tahun SMA Tidak Bekerja >5 anak < Rp. 2.331.725/Bln
187 25-34 Tahun SMP Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
188 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
189 15-24 Tahun SD Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
190 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
191 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Bekerja >5 anak > Rp. 2.331.725/Bln
192 35-44 Tahun SMA Tidak Bekerja >5 anak > Rp. 2.331.725/Bln
193 15-24 Tahun SD Tidak Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
194 25-34 Tahun SD Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
195 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
196 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
197 25-34 Tahun SMP Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
198 15-24 Tahun SMP Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
199 15-24 Tahun SD Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
200 25-34 Tahun SMA Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
201 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
202 35-44 Tahun SMA Tidak Bekerja >5 anak < Rp. 2.331.725/Bln
203 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
204 15-24 Tahun SD Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
205 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
Lampiran 7

206 25-34 Tahun SMA Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
207 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
208 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
209 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
210 15-24 Tahun SD Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
211 15-24 Tahun SD Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
212 25-34 Tahun SD Tidak Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
213 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
214 35-44 Tahun SMA Tidak Bekerja >5 anak > Rp. 2.331.725/Bln
215 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
216 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
217 25-34 Tahun Perguruan Tinggi Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
218 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
219 25-34 Tahun SMP Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
220 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
221 35-44 Tahun SMA Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
222 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
223 25-34 Tahun SD Tidak Bekerja >5 anak < Rp. 2.331.725/Bln
224 25-34 Tahun SMP Tidak Bekerja >5 anak > Rp. 2.331.725/Bln
225 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
226 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
227 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
228 35-44 Tahun SMA Bekerja >5 anak > Rp. 2.331.725/Bln
229 25-34 Tahun SMA Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
230 15-24 Tahun SD Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
231 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
Lampiran 7

232 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
233 15-24 Tahun SMA Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
234 35-44 Tahun SMA Tidak Bekerja >5 anak < Rp. 2.331.725/Bln
235 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak < Rp. 2.331.725/Bln
236 15-24 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak < Rp. 2.331.725/Bln
237 15-24 Tahun SD Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
238 35-44 Tahun SMA Bekerja >5 anak > Rp. 2.331.725/Bln
239 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
240 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
241 15-24 Tahun SD Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
242 35-44 Tahun Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3-4 anak > Rp. 2.331.725/Bln
243 35-44 Tahun SMA Bekerja >5 anak > Rp. 2.331.725/Bln
244 25-34 Tahun SMP Tidak Bekerja 1-2 anak > Rp. 2.331.725/Bln
Lampiran 7
Lampiran 8

REKAPITULASI POLA ASUH ORANG TUA DAN KEBERHASILAN TOILET TRAINING


Pola asuh orang tua
No X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 Jumlah Kategori
1 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 1 2 3 2 2 3 66 Otoriter
2 4 4 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 73 Otoriter
3 1 4 4 4 2 3 4 4 1 3 1 1 1 1 1 3 4 4 1 1 4 4 4 4 64 Otoriter
4 4 4 2 4 2 3 2 3 1 1 1 1 3 4 1 1 4 4 4 3 4 4 2 4 66 Otoriter
5 1 1 2 3 1 1 1 1 4 3 3 4 4 1 4 3 3 1 1 4 2 3 1 1 53 Permisif
6 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 76 Otoriter
7 4 2 2 3 1 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 70 Otoriter
8 4 2 4 3 4 1 4 3 3 1 2 1 2 4 3 1 4 4 4 1 4 3 4 4 70 Otoriter
9 1 1 3 3 4 1 1 4 4 2 2 1 4 1 4 2 3 4 1 4 3 3 4 1 61 Otoriter
10 1 2 1 3 4 1 4 4 1 1 2 1 1 3 2 2 3 4 4 1 4 4 4 4 61 Otoriter
11 4 1 3 3 4 4 1 4 4 2 2 1 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 76 Otoriter
12 4 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 3 3 2 3 2 73 Otoriter
13 2 1 4 2 4 2 3 2 1 1 3 1 1 3 1 1 4 4 3 1 3 4 4 4 59 Permisif
14 2 3 1 4 4 2 3 3 3 1 2 1 2 3 2 1 3 4 4 2 4 4 4 4 66 Otoriter
15 4 3 3 2 4 4 4 4 2 2 1 1 2 4 2 2 2 4 4 2 3 2 4 4 69 Otoriter
16 4 1 1 4 3 4 1 4 1 4 1 2 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 3 4 73 Otoriter
17 4 3 1 4 3 4 3 4 2 1 1 2 2 4 2 4 4 3 4 2 1 4 3 4 69 Otoriter
18 4 3 4 4 4 4 3 3 1 3 2 2 1 3 2 2 4 3 3 2 2 3 4 4 70 Otoriter
19 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 66 Otoriter
20 4 3 4 3 3 4 3 4 2 1 2 2 2 4 2 1 3 3 4 2 4 3 3 4 70 Otoriter
21 3 3 4 1 3 3 3 3 2 1 1 2 2 3 2 1 1 3 3 2 4 1 3 3 57 Permisif
22 3 4 4 1 2 3 4 3 1 1 1 3 1 3 1 1 1 2 3 1 4 1 2 3 53 Permisif
23 3 4 4 1 3 3 4 3 1 1 1 2 1 3 1 1 1 3 4 1 4 4 4 3 60 Otoriter
Lampiran 8

24 4 3 2 1 2 4 3 4 2 3 4 2 1 4 1 3 1 2 4 2 2 1 2 4 61 Otoriter
25 1 3 2 3 4 4 3 4 4 1 4 2 1 2 3 4 1 1 1 2 1 1 4 1 57 Permisif
26 2 3 1 4 4 2 3 3 2 1 1 1 1 2 1 1 4 4 2 2 3 4 4 4 59 Permisif
27 1 3 3 4 3 1 3 1 2 2 1 2 2 1 2 2 4 3 4 2 4 4 3 4 61 Otoriter
28 4 3 1 4 3 1 3 3 2 1 1 2 2 4 1 1 4 3 3 2 4 4 4 4 64 Otoriter
29 4 3 3 2 3 4 3 1 2 2 3 2 2 4 2 1 4 4 4 1 3 2 3 4 66 Otoriter
30 4 2 3 3 3 4 4 3 3 2 2 2 3 4 1 1 3 4 4 3 4 3 4 4 73 Otoriter
31 4 3 3 3 4 4 3 1 2 2 1 1 1 4 1 2 4 4 1 2 3 3 4 1 61 Otoriter
32 1 2 4 3 4 1 2 4 3 1 2 1 1 3 1 1 3 4 4 1 4 4 4 4 62 Otoriter
33 1 4 4 3 1 1 4 3 1 1 2 2 1 3 1 1 3 3 4 1 4 3 4 4 59 Permisif
34 1 1 3 3 1 3 4 3 4 1 2 4 1 1 4 1 3 1 1 4 3 3 4 4 60 Otoriter
35 4 2 2 3 4 4 3 4 3 3 2 1 2 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 4 74 Otoriter
36 1 2 2 3 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 3 3 4 4 3 4 4 4 3 63 Otoriter
37 1 1 1 2 4 3 3 1 1 1 1 1 2 4 1 4 2 4 1 4 1 2 4 3 52 Permisif
38 1 2 1 1 2 2 1 3 3 4 4 3 1 1 3 4 1 2 1 3 1 1 2 2 49 Permisif
39 4 1 4 3 4 4 4 4 1 1 1 1 1 4 2 3 4 4 4 3 4 2 3 2 68 Otoriter
40 2 1 2 2 3 2 1 4 4 3 1 2 1 2 4 3 2 3 2 4 2 2 3 2 57 Permisif
41 2 3 2 2 3 2 1 2 1 1 3 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 50 Permisif
42 4 3 3 2 3 2 3 4 3 1 1 2 1 4 2 2 4 4 4 2 3 2 4 4 67 Otoriter
43 4 1 4 4 4 4 3 4 1 1 1 2 2 4 2 2 4 3 4 4 3 4 3 4 72 Otoriter
44 4 3 3 4 3 1 4 4 2 2 1 2 1 4 2 2 4 3 4 2 3 4 3 4 69 Otoriter
45 3 3 3 4 3 1 4 3 2 2 1 2 1 3 2 2 4 3 3 2 3 4 3 4 65 Otoriter
46 3 4 4 4 2 4 4 3 3 1 1 3 1 3 3 1 4 2 3 1 4 4 2 4 68 Otoriter
47 4 4 4 3 4 4 3 3 1 2 1 1 1 4 2 2 3 3 4 3 2 4 2 3 67 Otoriter
48 3 3 4 1 1 1 4 3 2 1 4 4 1 4 1 1 4 1 3 2 4 1 1 4 58 Permisif
49 3 4 4 4 4 4 4 4 1 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 1 4 4 4 4 75 Otoriter
Lampiran 8

50 3 4 4 2 2 3 4 3 1 1 3 1 1 3 1 3 2 2 3 1 4 2 2 4 59 Permisif
51 4 3 4 4 2 3 3 4 2 1 1 1 2 4 2 1 4 2 4 2 4 4 2 4 67 Otoriter
52 1 3 4 1 4 3 3 1 2 1 4 1 2 1 2 1 1 4 1 2 4 1 4 4 55 Permisif
53 2 3 3 4 4 3 3 2 2 1 1 1 2 2 2 1 3 4 2 2 4 4 4 4 63 Otoriter
54 1 3 1 1 4 4 3 1 2 1 4 1 2 1 2 4 1 4 1 2 1 1 4 4 53 Permisif
55 1 3 1 4 4 3 3 3 2 1 1 1 2 1 2 4 4 4 1 2 1 4 4 4 60 Otoriter
56 1 3 3 4 1 3 3 1 2 1 1 1 2 4 1 1 4 4 4 1 3 3 4 4 59 Permisif
57 1 2 3 4 1 3 2 3 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 1 3 75 Otoriter
58 1 3 3 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 2 3 79 Demokratis
59 4 2 4 4 2 3 2 4 3 4 4 2 3 4 4 3 4 3 4 2 2 4 4 4 79 Demokratis
60 1 4 2 3 4 4 4 1 4 4 3 4 4 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 81 Demokratis
61 1 3 3 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 2 3 79 Demokratis
62 1 3 3 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 2 3 79 Demokratis
63 2 3 4 2 1 1 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 80 Demokratis
64 3 1 1 2 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 80 Demokratis
65 3 1 1 2 4 2 1 3 3 1 2 4 1 3 1 3 2 4 3 3 3 2 4 4 60 Otoriter
66 3 1 4 2 4 2 4 3 4 3 2 4 4 3 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 79 Demokratis
67 3 1 2 2 4 2 1 3 3 2 2 4 1 3 4 2 2 4 3 1 2 4 4 4 63 Otoriter
68 3 1 2 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 81 Demokratis
69 1 4 2 3 3 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83 Demokratis
70 1 4 2 1 3 1 4 1 4 2 1 3 4 1 4 2 1 3 1 4 2 1 3 4 57 Permisif
71 1 4 2 3 3 1 4 1 4 2 3 3 4 1 4 2 3 3 1 4 2 4 3 3 65 Otoriter
72 2 2 2 4 2 1 3 2 2 2 4 2 3 2 2 2 4 2 2 2 2 4 2 4 59 Permisif
73 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 1 2 4 4 3 3 4 2 4 4 3 4 2 4 80 Demokratis
74 1 3 3 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 2 3 79 Demokratis
75 3 3 3 1 4 4 4 4 3 3 1 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82 Demokratis
Lampiran 8

76 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 4 2 2 61 Otoriter
77 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 2 2 4 4 3 4 2 4 3 4 3 4 2 4 80 Demokratis
78 1 3 3 1 3 2 1 1 3 3 1 3 1 1 3 3 1 3 1 3 3 4 3 2 53 Permisif
79 1 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 82 Demokratis
80 1 2 2 1 3 2 1 1 2 2 1 3 1 3 2 2 1 3 1 2 2 4 3 2 47 Permisif
81 1 1 2 1 4 3 1 1 1 2 1 4 1 3 1 2 1 4 1 1 2 4 4 3 49 Permisif
82 1 1 4 1 1 3 1 1 1 4 1 1 3 3 1 4 1 1 1 1 4 4 1 3 47 Permisif
83 4 2 4 3 3 3 1 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 3 79 Demokratis
84 1 3 3 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 2 3 79 Demokratis
85 4 2 4 3 1 3 1 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 79 Demokratis
86 2 4 4 3 2 3 1 2 4 3 3 2 1 2 4 4 3 2 2 4 4 4 2 4 69 Otoriter
87 1 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 81 Demokratis
88 1 2 4 4 4 3 4 1 2 4 4 4 4 1 2 4 4 4 1 2 4 4 4 4 75 Otoriter
89 4 4 2 4 4 3 4 4 1 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 2 4 4 2 81 Demokratis
90 4 2 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 2 1 4 4 4 2 1 4 4 4 80 Demokratis
91 1 2 2 2 4 1 2 1 2 2 2 4 2 1 2 2 2 4 1 2 2 4 4 4 55 Permisif
92 1 1 2 4 2 1 2 1 1 2 4 2 2 1 1 2 4 2 1 1 2 4 2 4 49 Permisif
93 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 4 2 4 43 Permisif
94 4 1 2 2 1 1 4 4 1 2 2 1 4 4 1 2 2 1 4 1 2 2 1 4 53 Permisif
95 2 1 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 81 Demokratis
96 2 3 1 2 1 3 1 2 3 1 2 1 1 2 3 1 2 1 2 3 1 4 1 3 46 Permisif
97 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 2 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 4 3 4 79 Demokratis
98 4 3 3 3 4 2 4 4 1 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 2 80 Demokratis
99 4 3 1 3 3 1 4 4 3 1 3 3 4 4 3 1 3 3 4 3 1 4 3 1 67 Otoriter
100 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 81 Demokratis
101 3 2 3 3 4 2 4 3 2 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 2 3 4 4 2 73 Otoriter
Lampiran 8

102 4 3 4 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 3 2 3 4 4 3 2 3 4 2 79 Demokratis
103 4 3 3 4 2 2 3 3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 2 4 79 Demokratis
104 3 4 3 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 2 2 3 80 Demokratis
105 3 4 1 1 2 2 3 3 4 1 1 2 3 3 4 1 1 2 3 4 1 4 2 2 57 Permisif
106 4 4 2 4 2 3 4 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4 2 4 2 3 79 Demokratis
107 1 4 2 4 2 1 4 1 4 2 4 2 4 1 4 2 4 2 1 4 2 4 2 1 62 Otoriter
108 1 2 2 4 2 1 2 1 2 2 4 2 2 1 2 2 4 2 1 2 2 4 2 1 50 Permisif
109 1 1 2 3 1 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 79 Demokratis
110 4 2 2 3 1 4 2 4 2 2 3 1 2 4 2 2 3 1 4 2 2 4 1 4 61 Otoriter
111 1 2 2 3 1 1 2 1 2 2 3 1 2 1 2 2 3 1 1 2 2 3 1 1 42 Permisif
112 4 4 4 4 4 4 4 1 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 1 84 Demokratis
113 1 2 1 3 4 1 2 1 2 1 3 4 2 1 2 1 3 4 1 2 1 4 4 1 51 Permisif
114 4 1 3 3 4 4 1 4 1 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 80 Demokratis
115 2 4 4 2 4 2 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 80 Demokratis
116 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 79 Demokratis
117 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 3 4 3 3 2 4 4 3 3 2 4 4 82 Demokratis
118 4 1 4 4 3 4 1 4 1 1 4 3 1 4 1 1 4 3 4 1 1 4 3 4 65 Otoriter
119 4 3 1 4 3 4 3 4 3 1 4 3 3 4 3 1 4 4 4 4 4 4 3 4 79 Demokratis
120 3 3 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 79 Demokratis
121 4 3 4 3 3 3 2 4 2 3 3 4 2 4 4 2 3 4 3 4 3 4 4 4 79 Demokratis
122 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 83 Demokratis
123 3 3 4 1 3 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 4 1 3 3 3 4 4 3 3 71 Otoriter
124 3 4 4 1 2 3 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 2 3 79 Demokratis
125 3 4 4 1 3 3 4 4 4 4 1 3 4 3 4 4 1 3 3 4 4 4 4 3 79 Demokratis
126 4 4 4 1 2 4 3 4 3 2 1 2 3 4 3 2 1 2 4 3 2 4 2 4 68 Otoriter
127 4 3 2 1 4 1 3 1 3 2 1 4 3 1 3 2 1 4 1 3 2 4 4 1 58 Permisif
Lampiran 8

128 4 3 1 4 4 2 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 82 Demokratis
129 1 3 3 4 3 1 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 1 3 3 4 3 1 70 Otoriter
130 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 82 Demokratis
131 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 2 4 2 3 3 3 3 3 3 1 79 Demokratis
132 4 2 1 3 1 1 2 1 2 1 4 1 2 4 2 1 3 1 1 2 1 4 1 1 46 Permisif
133 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 2 4 2 3 3 3 3 3 3 1 79 Demokratis
134 1 2 4 3 1 1 2 4 2 4 3 4 2 1 2 4 3 1 1 2 4 4 1 1 57 Permisif
135 1 4 4 3 1 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 1 1 77 Otoriter
136 1 1 4 3 1 3 4 4 1 4 3 1 4 1 1 4 3 1 1 1 4 3 1 3 57 Permisif
137 4 2 2 3 4 4 3 4 2 2 3 4 3 4 2 2 3 4 4 2 2 3 4 4 74 Otoriter
138 1 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2 2 3 4 3 79 Demokratis
139 1 1 1 2 4 3 3 1 1 1 2 4 3 1 1 1 2 4 1 1 1 2 4 3 48 Permisif
140 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 1 3 4 3 3 4 4 4 2 82 Demokratis
141 4 1 2 1 3 2 1 4 1 2 1 3 1 4 1 2 1 3 4 1 2 1 3 2 50 Permisif
142 2 1 2 2 3 2 1 4 1 2 2 3 1 2 1 2 2 3 2 1 2 2 3 2 48 Permisif
143 2 3 2 2 3 2 1 2 3 2 2 3 1 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 54 Permisif
144 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 2 4 2 3 3 3 3 3 3 1 79 Demokratis
145 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 2 4 2 3 3 3 3 3 3 1 79 Demokratis
146 4 3 3 4 3 4 1 4 3 3 4 3 1 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 80 Demokratis
147 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 81 Demokratis
148 3 2 4 4 4 4 4 3 2 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 2 1 80 Demokratis
149 4 3 4 4 1 1 4 4 3 4 1 1 4 4 3 4 1 1 4 3 4 1 1 1 65 Otoriter
150 3 3 4 4 1 1 4 3 3 4 1 1 4 3 3 4 1 1 3 3 4 1 1 1 61 Otoriter
151 3 4 2 4 2 4 4 3 3 2 2 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 79 Demokratis
152 3 4 2 2 2 3 4 3 4 2 2 2 4 3 4 2 2 2 3 4 2 2 2 3 66 Otoriter
153 4 3 4 4 2 3 4 4 3 4 4 2 3 4 3 4 4 2 4 3 4 4 2 3 81 Demokratis
Lampiran 8

154 1 3 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 3 1 3 4 1 4 1 3 4 1 4 3 72 Otoriter
155 2 3 1 1 4 3 3 2 3 1 1 4 4 2 3 1 1 4 2 3 1 1 4 3 57 Permisif
156 4 3 4 4 2 3 4 4 3 4 4 2 3 4 3 4 4 2 4 3 4 4 2 3 81 Demokratis
157 1 3 1 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 80 Demokratis
158 1 3 3 4 1 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 81 Demokratis
159 1 2 3 4 1 3 2 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 1 4 2 3 4 1 3 57 Permisif
160 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 4 2 3 2 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 79 Demokratis
161 1 2 2 4 2 3 2 1 2 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 3 66 Otoriter
162 1 4 2 3 4 4 4 1 4 2 3 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 80 Demokratis
163 2 3 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 1 4 82 Demokratis
164 2 3 4 3 1 4 3 2 3 4 3 1 3 4 3 4 3 1 2 3 4 3 1 4 68 Otoriter
165 2 3 4 2 1 1 3 2 3 4 2 1 3 4 4 4 4 4 2 3 4 2 1 1 64 Otoriter
166 3 1 1 2 4 2 3 3 1 1 2 4 3 3 1 1 2 4 3 1 1 2 4 2 54 Permisif
167 3 1 1 2 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 79 Demokratis
168 3 1 1 2 3 3 1 3 1 1 2 4 1 3 1 1 2 4 3 1 1 2 4 2 50 Permisif
169 3 1 2 2 4 2 1 3 1 2 2 4 1 4 1 2 2 4 3 3 2 4 4 2 59 Permisif
170 3 3 3 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 1 84 Demokratis
171 1 4 2 3 3 1 1 1 4 2 3 3 1 1 4 2 3 3 1 4 2 4 4 1 58 Permisif
172 1 4 2 1 3 1 4 1 4 2 1 3 4 1 4 2 1 3 1 4 2 4 4 1 58 Permisif
173 1 4 2 3 3 4 4 1 4 2 3 3 4 1 4 2 3 3 1 4 2 4 4 3 69 Otoriter
174 2 2 2 4 2 1 3 2 2 2 4 2 3 2 2 2 4 2 2 2 2 4 2 4 59 Permisif
175 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 1 2 4 3 3 4 2 1 72 Otoriter
176 4 3 3 3 2 4 3 4 3 4 3 2 4 4 3 3 3 2 4 3 4 4 4 3 79 Demokratis
177 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 1 2 4 3 3 3 1 2 3 3 3 4 4 2 64 Otoriter
178 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 79 Demokratis
179 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 2 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 2 66 Otoriter
Lampiran 8

180 1 3 3 1 3 2 1 1 3 3 1 3 1 1 3 3 1 3 1 3 3 4 3 2 53 Permisif
181 1 3 4 1 1 2 2 1 3 4 1 1 2 4 3 4 1 1 1 3 4 4 1 2 54 Permisif
182 1 2 2 1 3 2 1 1 2 2 1 3 1 4 2 2 1 3 1 2 2 1 3 2 45 Permisif
183 1 1 2 1 4 3 1 1 1 2 1 4 1 1 1 2 1 4 1 1 2 1 4 3 44 Permisif
184 1 1 4 1 1 3 1 1 1 4 1 4 4 4 1 4 1 1 1 1 4 1 1 3 49 Permisif
185 4 2 4 3 3 3 1 4 4 4 4 3 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 80 Demokratis
186 4 2 4 4 1 3 1 4 2 4 4 1 4 4 2 4 4 1 4 2 4 4 1 3 71 Otoriter
187 4 2 4 3 1 3 1 4 2 4 3 1 1 4 2 4 3 1 4 2 4 3 1 3 64 Otoriter
188 2 4 4 3 2 3 1 2 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 81 Demokratis
189 1 4 4 4 2 3 3 1 4 4 4 2 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 79 Demokratis
190 1 2 4 4 4 3 4 1 2 4 4 4 4 1 2 4 4 4 1 2 4 4 4 3 74 Otoriter
191 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 3 3 3 4 81 Demokratis
192 4 2 1 4 4 4 3 4 2 1 4 4 3 4 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 79 Demokratis
193 1 2 2 2 4 1 2 1 2 2 2 4 2 1 2 2 2 4 1 2 2 2 4 1 50 Permisif
194 1 1 2 4 2 1 2 1 1 2 4 2 2 1 1 2 4 2 1 1 2 4 2 1 46 Permisif
195 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 87 Demokratis
196 4 1 2 2 1 1 4 4 1 2 2 1 4 4 1 2 2 1 4 1 2 2 1 3 52 Permisif
197 2 4 4 2 3 4 4 4 3 2 2 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 79 Demokratis
198 2 3 1 2 1 3 1 2 3 1 2 1 1 2 3 1 2 1 2 3 1 2 1 3 44 Permisif
199 4 3 3 2 3 3 1 4 3 3 2 3 1 4 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 68 Otoriter
200 4 1 3 3 1 2 4 4 1 3 3 1 4 4 1 3 3 1 4 1 3 3 1 2 60 Otoriter
201 4 3 1 3 3 1 4 4 3 1 3 3 4 4 3 1 3 3 4 3 1 3 3 1 66 Otoriter
202 3 3 3 3 4 1 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 79 Demokratis
203 3 2 3 3 4 2 4 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 79 Demokratis
204 4 3 2 3 4 2 4 4 3 2 3 4 4 4 3 2 3 4 4 3 2 3 4 2 76 Otoriter
205 1 4 2 3 4 4 4 1 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 80 Demokratis
Lampiran 8

206 2 3 4 3 1 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 4 80 Demokratis
207 3 4 4 3 3 1 3 3 4 3 2 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 79 Demokratis
208 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 1 1 84 Demokratis
209 3 1 1 2 4 2 4 3 1 1 2 4 3 4 1 1 2 4 4 4 4 4 4 2 65 Otoriter
210 3 1 1 2 4 2 4 3 1 1 2 4 1 4 4 4 4 4 4 1 1 2 4 4 65 Otoriter
211 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 4 81 Demokratis
212 3 1 2 2 4 2 1 3 1 2 2 4 1 3 1 2 2 4 3 1 2 2 4 2 54 Permisif
213 3 4 4 3 3 1 3 3 4 3 2 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 79 Demokratis
214 3 4 4 3 3 1 3 3 4 3 2 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 79 Demokratis
215 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 79 Demokratis
216 1 4 2 3 3 1 4 1 4 2 3 3 4 1 4 2 3 3 1 4 2 3 3 4 65 Otoriter
217 2 2 2 4 2 1 3 2 2 2 4 2 3 2 2 2 4 2 2 2 2 4 2 4 59 Permisif
218 4 3 3 1 2 1 4 4 3 3 1 2 4 4 3 3 1 2 4 3 3 1 2 1 62 Otoriter
219 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 81 Demokratis
220 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 1 2 2 58 Permisif
221 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 81 Demokratis
222 3 4 4 3 3 1 3 3 4 3 2 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 79 Demokratis
223 3 4 4 3 3 1 3 3 4 3 2 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 79 Demokratis
224 3 4 4 3 3 1 3 3 4 3 2 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 79 Demokratis
225 4 3 3 1 3 2 1 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81 Demokratis
226 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 81 Demokratis
227 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 81 Demokratis
228 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 81 Demokratis
229 4 2 4 4 1 3 1 4 2 4 4 1 1 4 2 4 4 1 4 2 4 4 1 3 68 Otoriter
230 3 2 2 2 4 2 2 2 4 2 1 3 2 2 4 2 1 3 3 2 2 2 4 2 58 Permisif
231 4 4 3 3 1 4 3 3 1 2 1 4 3 3 1 2 1 4 4 4 3 3 1 4 66 Otoriter
Lampiran 8

232 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 1 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 79 Demokratis
233 3 3 3 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 79 Demokratis
234 3 3 3 3 1 3 3 3 1 2 2 1 3 3 1 2 2 1 3 3 3 3 1 3 56 Permisif
235 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 81 Demokratis
236 1 1 3 3 1 1 3 3 1 3 2 2 3 3 1 3 2 2 1 1 3 3 1 1 48 Permisif
237 4 3 3 3 3 1 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 79 Demokratis
238 1 1 2 2 1 1 2 2 1 3 2 1 2 2 1 3 2 1 1 1 2 2 1 1 38 Permisif
239 1 1 1 3 1 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 79 Demokratis
240 1 1 1 4 1 1 1 4 1 1 3 1 1 4 1 1 3 1 1 1 1 4 1 1 40 Permisif
241 3 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 2 4 3 3 3 4 3 4 2 4 3 4 79 Demokratis
242 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 81 Demokratis
243 3 4 4 3 3 1 3 3 4 3 2 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 79 Demokratis
244 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 3 3 3 4 81 Demokratis

Keberhasilan Toilet Training


No Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Jumlah Kategori
1 2 4 1 4 4 3 1 4 4 4 3 3 37 Berhasil
2 2 4 3 4 4 4 2 2 2 4 3 3 37 Berhasil
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 Berhasil
4 4 2 2 4 2 4 2 1 2 2 4 2 31 Berhasil
5 4 1 2 3 1 4 1 1 1 2 3 4 27 Tidak berhasil
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 Berhasil
7 4 2 2 3 1 4 2 4 2 2 3 3 32 Berhasil
Lampiran 8

8 1 2 2 3 1 1 2 1 2 2 3 1 21 Tidak berhasil
9 4 1 3 3 4 1 1 1 1 3 3 4 29 Tidak berhasil
10 1 2 1 3 4 1 2 1 2 1 3 4 25 Tidak berhasil
11 4 1 3 3 4 4 1 4 1 3 3 4 35 Berhasil
12 2 3 3 3 2 3 2 2 1 2 3 3 29 Tidak berhasil
13 2 1 4 2 4 2 1 2 1 4 2 4 29 Tidak berhasil
14 2 3 1 3 4 2 3 2 3 1 3 4 31 Berhasil
15 4 3 3 2 4 4 3 4 3 3 2 4 39 Berhasil
16 4 1 1 4 3 4 1 4 1 1 4 3 31 Berhasil
17 4 3 1 4 3 4 3 4 3 1 4 4 38 Berhasil
18 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 34 Berhasil
19 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 31 Berhasil
20 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 41 Berhasil
21 3 3 4 1 3 3 3 3 3 4 1 3 34 Berhasil
22 3 4 4 1 2 3 4 3 4 4 1 3 36 Berhasil
23 3 4 4 1 3 4 4 3 4 4 1 3 38 Berhasil
24 4 3 2 1 2 4 3 4 3 2 1 2 31 Berhasil
25 1 3 2 1 4 1 3 1 3 2 1 3 25 Tidak berhasil
26 2 3 1 4 4 2 3 2 3 1 4 4 33 Berhasil
27 1 3 3 4 3 1 3 1 3 3 4 3 32 Berhasil
28 3 3 1 4 3 4 3 1 3 1 4 3 33 Berhasil
29 1 3 3 2 3 4 3 1 3 3 2 3 31 Berhasil
30 3 2 1 3 1 1 2 1 2 1 3 2 22 Tidak berhasil
31 3 3 3 3 1 4 3 1 3 3 3 1 31 Berhasil
32 1 2 4 3 1 3 2 4 2 4 1 2 29 Tidak berhasil
33 1 4 4 3 1 1 4 4 4 4 3 1 34 Berhasil
Lampiran 8

34 3 1 3 3 1 3 4 1 1 4 3 1 28 Tidak berhasil
35 4 2 2 3 4 4 3 4 2 2 3 4 37 Berhasil
36 1 2 2 3 4 3 3 1 2 2 2 4 29 Tidak berhasil
37 3 1 1 2 4 3 3 1 1 1 2 4 26 Tidak berhasil
38 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 3 18 Tidak berhasil
39 4 1 2 1 3 2 1 4 1 2 1 3 25 Tidak berhasil
40 2 1 2 2 3 2 1 2 1 2 2 3 23 Tidak berhasil
41 2 3 2 2 3 2 4 2 3 2 1 3 29 Tidak berhasil
42 4 3 3 2 3 2 1 4 3 3 2 2 32 Berhasil
43 4 1 3 4 3 1 3 4 1 3 4 3 34 Berhasil
44 4 3 3 4 3 1 3 4 3 3 4 3 38 Berhasil
45 3 3 3 4 3 1 4 3 3 3 4 3 37 Berhasil
46 3 2 4 4 2 1 4 3 2 4 4 2 35 Berhasil
47 4 3 4 1 1 1 4 4 3 4 1 1 31 Berhasil
48 3 3 4 1 1 1 4 3 3 4 1 1 29 Tidak berhasil
49 3 4 2 2 2 3 4 3 4 2 2 2 33 Berhasil
50 3 4 4 2 2 3 4 3 4 2 2 2 35 Berhasil
51 4 3 4 4 2 3 3 4 3 4 4 2 40 Berhasil
52 1 3 4 1 4 3 3 1 3 4 1 3 31 Berhasil
53 2 3 1 1 4 3 3 2 3 1 1 4 28 Tidak berhasil
54 1 3 1 1 4 4 3 1 3 1 1 4 27 Tidak berhasil
55 1 3 1 4 4 3 3 4 3 1 4 4 35 Berhasil
56 1 3 3 4 1 3 3 4 3 3 4 1 33 Berhasil
57 3 2 3 4 1 3 2 1 2 3 4 3 31 Berhasil
58 1 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 2 34 Berhasil
59 1 2 2 4 2 3 2 3 2 2 4 2 29 Tidak berhasil
Lampiran 8

60 3 4 2 3 4 4 4 1 4 2 3 4 38 Berhasil
61 2 3 4 3 1 4 4 2 3 4 3 1 34 Berhasil
62 2 3 4 3 1 4 3 2 3 4 3 1 33 Berhasil
63 2 3 4 2 1 1 3 2 3 4 2 2 29 Tidak berhasil
64 3 1 1 2 4 2 3 3 1 1 2 4 27 Tidak berhasil
65 3 1 1 2 4 2 1 3 1 3 2 4 27 Tidak berhasil
66 3 1 1 2 4 2 4 3 1 4 2 4 31 Berhasil
67 3 1 2 2 4 2 1 3 1 2 2 4 27 Tidak berhasil
68 3 1 2 2 4 1 3 3 1 2 2 4 28 Tidak berhasil
69 1 4 2 3 3 1 1 1 4 2 3 3 28 Tidak berhasil
70 1 4 2 1 3 1 4 1 4 2 1 3 27 Tidak berhasil
71 1 4 2 3 3 1 4 1 4 2 3 3 31 Berhasil
72 2 2 2 4 2 1 3 2 2 2 4 2 28 Tidak berhasil
73 4 3 3 1 2 1 4 4 3 3 1 4 33 Berhasil
74 4 3 3 3 2 1 3 4 3 3 3 2 34 Berhasil
75 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 1 2 29 Tidak berhasil
76 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 1 2 29 Tidak berhasil
77 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 2 2 32 Berhasil
78 1 3 3 1 3 2 1 1 3 3 1 3 25 Tidak berhasil
79 1 3 4 1 1 2 2 1 3 4 1 4 27 Tidak berhasil
80 4 2 2 1 3 2 1 1 2 2 1 3 24 Tidak berhasil
81 1 1 2 1 4 3 1 3 1 2 1 3 23 Tidak berhasil
82 1 1 4 1 1 3 1 4 1 4 1 1 23 Tidak berhasil
83 4 2 4 3 3 3 1 4 2 4 3 3 36 Berhasil
84 4 2 4 4 1 3 1 4 2 4 4 4 37 Berhasil
85 2 4 1 4 4 3 1 4 4 4 3 3 37 Berhasil
Lampiran 8

86 2 4 3 4 4 4 2 2 2 4 3 3 37 Berhasil
87 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 Berhasil
88 4 2 2 4 2 4 2 1 2 2 4 2 31 Berhasil
89 4 1 2 3 1 4 1 1 1 2 3 4 27 Tidak berhasil
90 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 Berhasil
91 4 2 2 3 1 4 2 4 2 2 3 3 32 Berhasil
92 1 1 2 4 2 1 2 1 1 2 4 4 25 Tidak berhasil
93 4 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 3 23 Tidak berhasil
94 4 1 2 2 1 1 4 4 1 2 2 1 25 Tidak berhasil
95 2 1 1 2 3 1 1 2 1 1 2 3 20 Tidak berhasil
96 4 3 1 2 1 3 1 2 3 1 2 1 24 Tidak berhasil
97 4 3 3 2 3 3 1 4 3 3 2 4 35 Berhasil
98 4 1 3 3 1 2 4 4 1 3 3 4 33 Berhasil
99 4 3 1 3 3 1 4 4 3 1 3 3 33 Berhasil
100 3 3 3 3 4 1 4 3 3 3 3 4 37 Berhasil
101 3 2 3 3 4 2 4 3 2 3 3 4 36 Berhasil
102 4 3 2 3 4 2 4 4 3 2 3 4 38 Berhasil
103 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 1 2 29 Tidak berhasil
104 3 4 3 1 3 3 3 3 4 3 1 4 35 Berhasil
105 3 4 1 1 2 2 3 3 4 1 1 2 27 Tidak berhasil
106 4 3 2 1 2 3 4 4 3 2 1 2 31 Berhasil
107 1 4 2 4 2 1 4 1 4 2 4 2 31 Berhasil
108 1 2 2 4 2 1 2 1 2 2 4 4 27 Tidak berhasil
109 1 1 2 3 1 1 1 1 1 2 3 1 18 Tidak berhasil
110 4 2 2 3 1 4 2 4 2 2 3 2 31 Berhasil
111 1 2 2 3 1 1 2 1 2 2 3 1 21 Tidak berhasil
Lampiran 8

112 1 1 3 3 4 1 1 1 1 3 3 4 26 Tidak berhasil


113 1 2 1 3 4 1 2 1 2 1 3 4 25 Tidak berhasil
114 4 1 3 3 4 4 1 4 1 3 3 4 35 Berhasil
115 2 1 4 2 4 2 1 2 1 4 2 4 29 Tidak berhasil
116 2 3 1 3 4 2 3 2 3 1 3 4 31 Berhasil
117 4 3 3 2 4 4 3 4 3 3 2 4 39 Berhasil
118 4 1 1 4 3 4 1 4 1 1 4 3 31 Berhasil
119 4 3 1 4 3 4 3 4 3 1 4 3 37 Berhasil
120 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 34 Berhasil
121 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 31 Berhasil
122 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 42 Berhasil
123 3 3 4 1 3 3 3 3 3 4 1 3 34 Berhasil
124 3 4 4 1 2 3 4 3 4 4 4 2 38 Berhasil
125 3 4 4 1 3 3 4 3 4 4 1 3 37 Berhasil
126 4 3 2 1 2 4 3 4 3 2 1 2 31 Berhasil
127 1 3 2 1 4 1 3 1 3 2 1 4 26 Tidak berhasil
128 2 3 1 4 4 2 3 4 3 1 4 4 35 Berhasil
129 1 3 3 4 3 1 4 4 3 3 4 3 36 Berhasil
130 1 3 1 4 3 1 4 1 3 1 4 3 29 Tidak berhasil
131 4 3 3 2 3 3 4 1 3 3 2 3 34 Berhasil
132 1 2 1 3 1 4 4 1 2 1 3 1 24 Tidak berhasil
133 4 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 1 31 Berhasil
134 4 2 4 3 3 4 2 1 2 4 3 1 33 Berhasil
135 3 4 4 3 4 4 4 1 4 4 3 1 39 Berhasil
136 4 1 4 3 4 4 4 1 1 4 3 1 34 Berhasil
137 4 2 2 3 4 4 3 4 2 2 3 4 37 Berhasil
Lampiran 8

138 1 2 2 3 4 3 3 1 2 2 3 1 27 Tidak berhasil


139 1 1 1 2 4 3 3 1 1 1 2 4 24 Tidak berhasil
140 3 2 1 1 4 2 1 1 2 1 1 2 21 Tidak berhasil
141 4 1 4 1 4 2 1 4 1 2 1 3 28 Tidak berhasil
142 2 1 4 2 4 2 4 2 1 2 2 3 29 Tidak berhasil
143 2 3 4 2 3 2 4 2 3 2 2 3 32 Berhasil
144 4 3 4 2 3 2 3 4 3 3 2 3 36 Berhasil
145 4 1 3 4 3 1 3 4 1 3 4 3 34 Berhasil
146 4 3 3 4 3 1 1 4 3 3 4 3 36 Berhasil
147 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 40 Berhasil
148 3 2 4 4 2 3 4 3 2 4 4 2 37 Berhasil
149 4 3 4 1 1 3 4 4 3 4 1 1 33 Berhasil
150 3 3 4 1 1 3 4 3 3 4 1 1 31 Berhasil
151 3 4 2 2 2 3 4 3 4 2 2 2 33 Berhasil
152 3 4 2 2 2 3 4 3 4 2 2 2 33 Berhasil
153 4 3 4 4 2 3 3 4 3 4 4 2 40 Berhasil
154 1 3 4 1 4 3 3 1 3 4 1 4 32 Berhasil
155 2 3 1 1 4 3 3 2 3 1 1 4 28 Tidak berhasil
156 1 3 1 1 4 4 3 1 3 1 1 4 27 Tidak berhasil
157 1 3 1 4 4 3 3 4 3 1 4 4 35 Berhasil
158 3 3 3 4 1 3 3 4 3 3 4 1 35 Berhasil
159 3 2 3 4 1 3 2 4 2 3 4 1 32 Berhasil
160 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 2 37 Berhasil
161 4 2 2 4 2 3 2 3 2 2 4 2 32 Berhasil
162 1 4 2 3 4 4 4 3 4 2 3 4 38 Berhasil
163 2 3 4 3 1 4 4 2 3 4 3 1 34 Berhasil
Lampiran 8

164 2 3 4 3 1 4 3 2 3 4 3 1 33 Berhasil
165 2 3 4 2 1 1 3 2 3 4 2 1 28 Tidak berhasil
166 3 1 4 2 4 2 3 3 1 1 2 1 27 Tidak berhasil
167 3 3 4 2 4 2 1 3 1 1 2 2 28 Tidak berhasil
168 4 3 1 2 4 2 1 3 1 1 2 4 28 Tidak berhasil
169 4 4 2 2 4 2 1 3 1 2 2 4 31 Berhasil
170 4 1 2 2 4 1 1 3 1 2 2 4 27 Tidak berhasil
171 2 4 1 4 4 3 1 4 4 4 3 3 37 Berhasil
172 2 4 3 4 4 4 2 2 2 4 3 3 37 Berhasil
173 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 Berhasil
174 4 2 2 4 2 4 2 1 2 2 4 2 31 Berhasil
175 4 1 2 3 1 4 1 1 1 2 3 4 27 Tidak berhasil
176 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 Berhasil
177 4 2 2 3 1 4 2 4 2 2 3 3 32 Berhasil
178 1 2 2 3 1 1 2 1 2 2 3 1 21 Tidak berhasil
179 4 1 3 3 4 1 1 1 1 3 3 4 29 Tidak berhasil
180 1 2 1 3 4 1 2 1 2 1 3 4 25 Tidak berhasil
181 4 1 3 3 4 4 1 4 1 3 3 4 35 Berhasil
182 2 3 3 3 2 3 2 2 1 2 3 3 29 Tidak berhasil
183 4 1 2 1 4 3 1 3 1 2 1 4 27 Tidak berhasil
184 4 1 4 1 1 3 3 1 1 4 1 1 25 Tidak berhasil
185 4 2 4 3 3 3 3 4 2 4 3 3 38 Berhasil
186 4 2 4 4 1 3 4 4 2 4 4 1 37 Berhasil
187 4 2 4 3 1 3 1 4 2 4 3 1 32 Berhasil
188 2 4 4 3 2 3 1 2 4 4 3 2 34 Berhasil
189 1 4 4 4 2 3 3 1 4 4 4 2 36 Berhasil
Lampiran 8

190 2 3 2 1 3 4 3 3 3 2 4 3 33 Berhasil
191 2 1 2 2 3 3 3 3 1 2 1 3 26 Tidak berhasil
192 4 1 2 2 3 3 3 3 1 2 1 1 26 Tidak berhasil
193 4 2 2 2 4 3 3 3 2 2 4 4 35 Berhasil
194 4 1 3 2 1 1 3 4 1 3 4 1 28 Tidak berhasil
195 4 1 1 2 2 1 3 4 1 1 3 2 25 Tidak berhasil
196 4 3 3 2 1 4 2 4 1 3 4 4 35 Berhasil
197 4 1 4 3 1 4 4 2 4 4 3 4 38 Berhasil
198 3 1 1 3 1 1 4 4 1 1 3 3 26 Tidak berhasil
199 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 39 Berhasil
200 4 4 1 3 4 4 2 4 4 1 4 3 38 Berhasil
201 3 3 1 3 1 4 2 4 3 1 1 1 27 Tidak berhasil
202 4 3 2 3 4 2 4 4 3 2 2 4 37 Berhasil
203 4 4 2 4 3 1 4 4 4 2 3 3 38 Berhasil
204 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 1 1 37 Berhasil
205 1 4 4 3 3 1 1 2 4 4 3 1 31 Berhasil
206 3 4 4 4 3 4 2 1 4 4 3 4 40 Berhasil
207 3 2 4 1 2 1 2 2 2 4 3 3 29 Tidak berhasil
208 3 4 2 1 2 1 1 2 4 2 3 4 29 Tidak berhasil
209 3 2 2 4 2 1 2 1 2 2 1 3 25 Tidak berhasil
210 3 2 1 3 4 4 1 2 2 1 3 3 29 Tidak berhasil
211 3 2 3 1 1 2 1 1 2 3 1 3 23 Tidak berhasil
212 3 2 1 3 1 2 3 1 2 1 1 3 23 Tidak berhasil
213 3 2 3 3 1 4 3 3 2 3 2 3 32 Berhasil
214 3 3 1 2 4 4 4 3 3 1 2 3 33 Berhasil
215 3 3 3 1 4 4 3 1 3 3 4 3 35 Berhasil
Lampiran 8

216 3 3 4 1 4 3 3 3 3 4 4 3 38 Berhasil
217 3 3 4 2 4 3 2 3 3 4 1 1 33 Berhasil
218 4 3 3 1 2 1 4 4 3 3 1 2 31 Berhasil
219 4 3 3 3 2 1 3 4 3 3 3 2 34 Berhasil
220 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 1 2 29 Tidak berhasil
221 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 1 2 29 Tidak berhasil
222 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 2 2 32 Berhasil
223 1 3 3 1 3 2 1 1 3 3 1 3 25 Tidak berhasil
224 1 3 4 1 1 2 2 1 3 4 1 1 24 Tidak berhasil
225 4 2 2 1 3 2 1 1 2 2 1 3 24 Tidak berhasil
226 1 1 2 1 4 3 3 1 1 2 1 4 24 Tidak berhasil
227 4 1 4 1 1 3 3 1 1 4 1 1 25 Tidak berhasil
228 4 2 4 3 3 3 3 4 2 4 3 3 38 Berhasil
229 4 2 4 4 1 3 1 4 2 4 4 1 34 Berhasil
230 4 2 2 2 4 2 2 2 4 2 1 2 29 Tidak berhasil
231 4 4 3 3 1 4 3 3 1 2 1 4 33 Berhasil
232 2 4 1 4 4 3 1 4 4 4 3 3 37 Berhasil
233 2 4 3 4 4 4 2 2 2 4 3 3 37 Berhasil
234 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 Berhasil
235 4 2 2 4 2 4 2 1 2 2 4 2 31 Berhasil
236 4 1 2 3 1 4 1 1 1 2 3 4 27 Tidak berhasil
237 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 Berhasil
238 4 2 2 3 1 4 2 4 2 2 3 3 32 Berhasil
239 1 2 2 3 1 1 2 1 2 2 3 1 21 Tidak berhasil
240 4 1 3 3 4 1 1 1 1 3 3 4 29 Tidak berhasil
241 1 2 1 3 4 1 2 1 2 1 3 4 25 Tidak berhasil
Lampiran 8

242 4 1 3 3 4 4 1 4 1 3 3 4 35 Berhasil
243 2 3 3 3 2 3 2 2 1 2 3 3 29 Tidak berhasil
244 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 Berhasil
Lampiran 9

Hasil Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas


Pola Asuh Orang Tua
NO ITEM HASIL KETERANGAN
1 0,000 VALID
2 0,000 VALID
3 0,000 VALID
4 0,000 VALID
5 0,000 VALID
6 0,000 VALID
7 0,000 VALID
8 0,000 VALID
9 0,000 VALID
10 0,000 VALID
11 0,000 VALID
12 0,000 VALID
13 0,000 VALID
14 0,000 VALID
15 0,000 VALID
16 0,000 VALID
17 0,000 VALID
18 0,000 VALID
19 0,000 VALID
20 0,000 VALID
21 0,000 VALID
22 0,000 VALID
23 0,000 VALID
24 0,000 VALID

Uji Reliabilitas Variabel Pola Asuh Orang Tua

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.830 24
Lampiran 9

Keberhasilan Toilet Training

NO ITEM HASIL KETERANGAN


1 0,000 VALID
2 0,000 VALID
3 0,000 VALID
4 0,000 VALID
5 0,000 VALID
6 0,000 VALID
7 0,000 VALID
8 0,000 VALID
9 0,000 VALID
10 0,000 VALID
11 0,000 VALID
12 0,001 VALID

Uji Reliabilitas Variabel Keberhasilan Toilet training

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.616 12
Lampiran 9
Lampiran 10

HASIL OUTPUT SPSS


Analisis Karakteristik Responden

Statistics
Usia Pendidikan Pekerjaan JumlahAnak Pengahasilan
N Valid 244 244 244 244 244
Missing 0 0 0 0 0

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 15-24 90 36.9 36.9 36.9
25-34 95 38.9 38.9 75.8
35-44 59 24.2 24.2 100.0
Total 244 100.0 100.0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 47 19.3 19.3 19.3
SMP 60 24.6 24.6 43.9
SMA 67 27.5 27.5 71.3
Perguruan Tinggi 70 28.7 28.7 100.0
Total 244 100.0 100.0

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Bekerja 168 68.9 68.9 68.9
Bekerja 76 31.1 31.1 100.0
Total 244 100.0 100.0

JumlahAnak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1-2 111 45.5 45.5 45.5
3-4 101 41.4 41.4 86.9
>5 32 13.1 13.1 100.0
Total 244 100.0 100.0
Lampiran 10

Pengahasilan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < Rp. 2.331.725/Bln 134 54.9 54.9 54.9
> Rp. 2.331.725/Bln 110 45.1 45.1 100.0
Total 244 100.0 100.0

Analisis univariat
Pola Asuh Orangtua
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Demokratis 99 40.6 40.6 40.6
Otoriter 81 33.2 33.2 73.8
Permisif 64 26.2 26.2 100.0
Total 244 100.0 100.0

Keberhasilan Toilet Training


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Berhasil 96 39.3 39.3 39.3
Berhasil 148 60.7 60.7 100.0
Total 244 100.0 100.0

Analisis bivaliat
PolaAsuhOrangtua * KeberhasilanToiletTraining Crosstabulation

KeberhasilanToiletTraining

Tidak Berhasil Berhasil Total


PolaAsuhOrangtua Demokratis Count 35 64 99
% within PolaAsuhOrangtua 35.4% 64.6% 100.0%
Otoriter Count 19 62 81
% within PolaAsuhOrangtua 23.5% 76.5% 100.0%
Permisif Count 42 22 64
% within PolaAsuhOrangtua 65.6% 34.4% 100.0%
Total Count 96 148 244
% within PolaAsuhOrangtua 39.3% 60.7% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 27.751a 2 .000
Likelihood Ratio 27.852 2 .000
N of Valid Cases 244
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 25.18.
Lampiran 11

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Putri Nuraeni

JenisKelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Sukabumi, 27 July 1999

Alamat : Kp. Pabuaran RT/TW 001/001 Des. Ciheulang

tonggoh Kec. Cibadak Kab. Sukabumi

Email : putrinuraeni54@gmail.com

Telp. : 089514849994

Riwayat Pendidikan : 1. SDN 09 Karang Tengah 2014 s.d 2011

2. SMP IT Yaspida Sukabumi 2011 s.d 2014

3. SMK Harapan Bunda 2014 s.d 2017

Anda mungkin juga menyukai