iii
MODUL
PENGUJIAN
MATERIAL JALAN
Dosen Pembimbing :
Dr. Ir. Ahmad Rifqi Asrib, MT.
Dr. Anas Arfandi, M.Pd
Dosen Penanggap :
Drs. Taufiq Natsir, M.Pd
Drs. Panennungi T, MT
Penyusun:
Resni Rahmayani
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah saya panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah swt yang
senantiasa melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun
dapat menyelesaikan modul ini.
Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan peserta pendidikan dalam mata
kuliah “pengujian material jalan”. Sesuai dengan kebutuhan pada pembelajaran di
semester ini. Pembahasan modul ini dimulai dengan menjelaskan tujuan yang akan
dicapai. Pembahasan yang akan disampaikan pun disertai dengan soal-soal yang
dapat digunakan untuk mengukur tingkat ketercapaian dan ketuntasan. Dengan
dibuatnya modul ini diharapkan dapat mempermudah peserta didik dalam
melakukan proses pembelajaran.
Resni Rahmayani
iv
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan ................................................................................................ 1
B. Petunjuk Penggunaan .................................................................................. 1
1. Penjelasan bagi peserta didik ............................................................... 1
2. Peran tenaga pendidik .......................................................................... 1
C. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah ............................................................ 2
D. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah Kemampuan Akhir ..................... 2
v
2. Pengujian Titik Nayala dan Titik Bakar .............................................. 79
3. Pengujian Titik Lembek ....................................................................... 90
4. Pengujian Daktilitas .............................................................................100
5. Pengujian Viskositas ............................................................................108
C. Soal Lathan .................................................................................................117
D. Kunci Jawaban ............................................................................................118
Lampiran ...........................................................................................................153
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 alat pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar ......... 5
Gambar 1. 2 Diagram alir percobaan berat jenis dan penyerapan agregat kasar 7
Pictures 1. 3 Flow chart of specific gravity and coarse aggregate adsorption
experiments ........................................................................................................ 9
Gambar 1. 4 Alat Pengujian Analisa Saringan Agregat Kasar .......................... 13
Gambar 1. 5 Diagram alir percobaan analisa saringan agregat kasar ................ 14
Pictures 1. 6 Flow chart for coarse aggregate sieve analysis ............................. 16
Gambar 1. 7 Alat Pengujian keausan dengan mesin los angeles ....................... 22
Gambar 1. 8 Diagram alir percobaan keausan dengan mesin los angeles ......... 24
Pictures 1. 9 Flowchart of Los Angeles engine wear trials ................................ 26
Gambar 1. 10 Alat pengujian kepipihan dan kelonjongan ................................. 30
Gambar 1. 11 Diagram alir percobaan kepipihan dan kelonjongan ................... 32
Pictures 1. 12 Flowchart of flat and oval experiments ....................................... 34
Gambar 2. 1 Alat pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus .... 42
Gambar 2. 2 Diagram alir pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat
Halus................................................................................................................... 43
Pictures 2. 3 Flowchart of Specific Gravity and Water Absorption by Fine
Aggregates .......................................................................................................... 46
Gambar 2. 4 Alat pengujian Analisa Saringan Agregat Halus ........................... 51
Gambar 2. 5 Diagram alir pengujian Analisa Saringan Agregat Halus ............. 52
Pictures 2. 6 Flow chart for fine aggregate sieve analysis ................................. 54
Gambar 2. 7 Alat pengujian kadar lumpur ......................................................... 58
Gambar 2. 8 Diagram alir pengujian kadar lumpur pasir.................................... 61
Gambar 2. 9 Flow chart of sand silt content testing ........................................... 62
Gambar 3. 1 Gambar Alat Pengujian Berat Jenis Aspal .................................... 69
Gambar 3. 2 Diagram alir percobaan berat jenis aspal ...................................... 70
Picture 3. 3 Flow chart for determining the specific gravity of asphalt ............. 74
Gambar 3. 4 Gambar Alat Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal ......... 80
Gambar 3. 5 Diagram alir percobaan titik nyala dan titik bakar ........................ 81
Picture 3. 6 Flow chart for the flash point and burn point experiments ............. 85
Gambar 3. 7 Gambar Alat Pengujian Titik Lembek .......................................... 91
Gambar 3. 8 Diagram alir percobaan titik lembek aspal .................................... 93
Picture 3. 9 Flowchart for determining the softening point of asphalt ............... 96
Gambar 3. 10 Gambar Alat Pengujian Daktilitas ............................................... 101
Gambar 3. 11 Diagram alir percobaan daktalitas aspal ...................................... 103
Picture 3. 12 Flow chart for the ductility test of asphalt .................................... 105
Gambar 3. 13 Gambar Alat Pengujian Viskositas ............................................. 109
Gambar 3. 14 Diagram alir percobaan viskositas bahan-bahan bitumen ........... 110
Picture 3. 15 Flowchart of the viscosity experiment of bitumen materials ........ 113
vii
Gambar 4. 1 Gambar Alat Rancangan Campuran Aspal (Mix Design) .............. 124
Gambar 4. 2 Diagram alir penggabungan agregat secara grafis ........................ 125
Picture 4. 3 Flowchart for merging aggregates graphically ............................... 126
Gambar 4.3.1 Diagram alir pencampuran pengujian mix design ....................... 127
Picture 4.3.2 flowchart mix design tests ............................................................ 130
Gambar 4.3.3 Diagram alir pengujian Marshall ................................................. 133
Picture 4.3.4 Flowchart for the Marshall test ..................................................... 136
Gambar 4.3.5 Diagram alir penetuan Kadar Aspal Optimum (k.A.O) ............... 139
Picture 4.3.6 Flow flowchart for optimum asphalt level casting (k.A.O) ........... 140
Gambar 4.4 Diagram alir pengujian kadar aspal (ekstraksi) .............................. 143
Picture 4.5 Flowchart for determining asphalt levels (extraction) ...................... 146
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Daftar gradasi dan berat benda uji ........................................................21
ix
A. PENDAHULUAN
Modul adalah paket pembelajaran yang sifatnya self-instuctional, materi yang
bisa dipahami secara mandiri tanpa dipandu oleh pengajar. Modul ini merupakan
modul pembelajaran Pengujian Material Jalan. Oleh karena itu anda harus
memperhatikan tujuan perkuliahan yang menjadi acuan dari penyusunan modul ini.
Modul pembelajaran ini dibuat agar peserta didik dapat lebih mudah dalam belajar
baik secara mandiri atau dengan tenaga pengajar.
Pembahasan pada modul ini mencakup, pemeriksaan agregat kasar,
pemeriksaan agregat halus, pemeriksaan aspal, dan pembuatan benda uji.
B. Petunjuk Penggunaan
1. Penjelasan bagi peserta didik
Dalam melakukan pembelajaran menggunakan modul ini, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan oleh peserta didik:
a. Peserta harus memiliki kemauan kerja keras dan peran aktif dalam proses
pembelajaran.
b. Bacalah tujuan pembelajaran sebagai acuan pembelajaran bagi peserta
didik.
c. Modul ini terdiri dari 4 kegiatan belajar, oleh karena itu diharuskan
menyelesaikan kegiatan belajar satu kemudian berpindah pada kegiatan
belajar berikutnya.
2. Peran tanaga pendidik
a. Membantu peserta didik dalam merencanakan tahapan pembelajaran.
b. Membantu dan memberi arahan dalam proses belajar peserta didik pada
setiap kegiatan belajar.
c. Membimbing dan mengevaluasi peserta didik melalui soal latihan yang
disediakan.
1
C. Capaian Pembelajaran Mata kuliah
1. Mahasiswa mampu mejelaskan pengertian dan macam-macam pengujian
material jalan.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan agregat, pemeriksaan aspal dan
pemeriksaan benda uji.
3. Mahasiswa mampu merencanakan desain campuran material jalan.
4. Mahasiswa mampu membuat laporan hasil pengujian material jalan.
2
KEGIATAN BELAJAR I
PEMERIKSAAN AGREGAT KASAR
A. Tujuan Pembelajaran
1.1 Setelah kalian melakukan proses pembelajaran, kalian mampu
mendeskripsikan pemeriksaan agregat kasar dengan benar.
B. Materi Pembelajaran
Silahkan kalian cermati materi pembelajaran pada pemeriksaan agregat kasar.
1. Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar
a. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum, kalian dapat menentukan berat jenis
(bulk), berat jenis permukaan jenuh (saturated surface dry = SSD), berat
jenis semu (apparent), dan penyerapan air dari agregat kasar.
b. Teori Dasar
Berat Jenis Bulk (Bulk specific gravity)
Berat jenis bulk (bulk specifik gravity) ialah berat jenis yang
diperhitungkan terhadap seluruh volume pori yang ada (volume pori
yang dapat diresapi oleh aspal, volume pori yang tidak dapat diresapi
oleh aspal dan volume partikel).
Rumus perhitungan :
𝐀
𝐁𝐉 = ...............................(1. 1)
𝐁−𝐂
Keterangan :
A = Berat contoh kering oven
B = Berat contoh kering permukaan
C = Berat contoh dalam air
3
Rumus perhitungan :
𝐁 ...............................(1. 2)
𝐁𝐉 =
𝐁−𝐂
Keterangan :
A = Berat contoh kering oven
B = Berat contoh kering permukaan
C = Berat contoh dalam air
Keterangan :
A = Berat contoh kering oven
B = Berat contoh kering permukaan
C = Berat contoh dalam air
Penyerapan air
Penyerapan air adalah perbandingan perubahan berat agregat
karena penyerapan air oleh pori-pori dengan berat agregat pada
kondisi kering.
Rumus perhitungan :
𝐁−𝐀
𝑿 𝟏𝟎𝟎% ...............................(1. 4)
𝐀
Keterangan :
A = Berat contoh kering oven
B = Berat contoh kering permukaan
C = Berat contoh dalam air
4
c. Prosedur Pengujian
Berikut peralatan, penyiapan benda uji dan proses pengujian, silahkan
kalian cermati!
Keselamatan Kerja
Untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, sebaiknya
bekerja sesuai dengan keselamatan kerja :
Bekerja sesuai dengan petunjuk dan langkah-langkah kerja
Berkonsentrasi pada pekerjaan yang sedang dilakukan
Periksa setiap peralatan apakah sudah terpasang dengan dengan
baik dan benar
Keluarkan perlatan yang diperlukan saja dari ruang alat
Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
Selalu menggunakan perlengkapan kerja yang disarankan
Jika ragu menggunakan peralatan, mintalah petunjuk atau
bimbingan asisten laboratorium.
Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pengujian berat jenis dan
penyerapan air agregat kasar, yaitu :
Keranjang kawat dengan ukuran 3,35 mm atau 2,36 mm (no.6
atau no.8) dengan kapasitas kira-kira 5 kg.
Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk
pemeriksaan.
Timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitiaan 0,1 % dari
berat contoh yang ditimbang dan dilengkapi dengan alat
penggantung keranjang.
Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk
memanaskan sampai (110 ± 5)°C.
Alat pemisah contoh.
Saringan no.4.
5
Timbangan digital
Alat pemisah
Gambar 1. 1 Alat pengujian berat jenis dan
penyerapan air agregat kasar
6
Proses Pengujian
Untuk proses pengujian silahkan kalian ikuti diagram alir dibawah
ini:
Mulai
Alat :
1. Keranjang kawat Bahan :
2. Tempat air (ember) Agregat kasar yang
3. Timbangan digital tertahan pada saringan
4. Oven No. 4 sebanyak 5 kg.
5. Talam
6. Saringan No. 4
Memasukkan kedalam
oven selama 24 jam
7
A’
Menghitung :
A
Berat jenis bulk (atas dasar kering oven) =
B−C
B
Berat jenis bulk (atas dasar kering permukaan) = B−C
A
Berat jenis semu = A−C
B−A
Penyerapan air = x 100%
A
A
B
Selesai
8
Procedure for testing
Please follow the flow chart below to complete the testing
process:
Start
Tool : Ingredient :
1. Wire basket
2. Place of water (bucket) On sieve No. 4, coarse
3. Digital scales aggregate retained up to
4. Oven 5 kg.
5. Talam
7. Saringan No. 4
9
A’
Count :
A
Bulk speccific gravity (on the basis of oven) = B−C
Bulk speccific gravity (on the basis of surface dryness)
B
=
B−C
A
Apparent density =
A−C
B−A
Water absorption = x 100%
A
Finish
10
d. Standar Nasional Indonesia (SNI)
Adapun standar nasional yang dijadikan acuan dalam melakukan
pengujian material jalan yaitu SNI 03-1969-1990, Metode Pengujian
Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar.
11
2. Pengujian Analisa Saringan Agregat Kasar
a. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum, kalian dapat menentukan pembagian
butir (gradasi) agregat kasar dengan menggunakan saringan.
b. Teori Dasar
Gradasi atau distribusi partikel-partikel berdasarkan ukuran agregat
merupakan hal yang penting dalam menentukan stabilitas perkerasan.
Gradasi agregat mempengaruhi besarnya rongga antar butir yang akan
menentukan stabilitas dan kemudahan dalam proses pelaksanaan.
Gradasi agregat diperoleh dari hasil analisa saringan dengan
menggunakan 1 set saringan dimana yang paling kasar diletakkan diatas
dan yang paling halus diletakkan paling bawah. 1 set saringan dimulai
dari pan dan diakhiri dengan penutup.
Rumus perhitungan :
Kumulatif Tertahan
= Kumulatif tertahan + Berat tertahan...............................(1. 7)
Persen Total Tertahan
= Kumulatif tertahan / Berat tertahan x 100 % ...........(1. 7)
Persen Lolos
= 100 - % Total tertahan ...............................(1. 7)
c. Prosedur Pengujian
Berikut peralatan, penyiapan benda uji dan proses pengujian, silahkan
kalian cermati!
Keselamatan Kerja
Untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, sebaiknya
bekerja sesuai dengan keselamatan kerja :
Bekerja sesuai dengan petunjuk dan langkah-langkah kerja
Berkonsentrasi pada pekerjaan yang sedang dilakukan
Periksa setiap peralatan apakah sudah terpasang dengan dengan
baik dan benar
Keluarkan perlatan yang diperlukan saja dari ruang alat
Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
Selalu menggunakan perlengkapan kerja yang disarankan
Jika ragu menggunakan peralatan, mintalah petunjuk atau
bimbingan asisten laboratorium.
12
Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pengujian analisa saringan agregat
kasar, yaitu :
Timbangan digital ketelitian 0.01 gr
Satu set saringan : 3/4”; 1/2”; 3/8”; no. 4; no. 8; no. 30; no.50;
no. 100; no. 200; pan (standar ASTM).
Oven yang dilengkapi pengatur suhu (110 ± 5 )°
Alat pemisah contoh.
Mesin pengguncang saringan.
Talam-talam.
Kuas
Keranjang kawat
Mesin pengguncang saringan
13
Proses Pengujian
Untuk proses pengujian silahkan kalian ikuti diagram alir
dibawah ini:
Mulai
Alat: Bahan:
1. Timbangan Batu Pecah
2. Satu Set Saringan (0,5-1)(1-2) (2-3)
3. Oven sebanyak 1500 gram
4. Talang
5. Mesin
pengguncang
saringan
6. Kuas
14
A’
Selesai
15
Procedure for testing
Please follow the flow chart below to complete the testing
process:
Start
Tool: Ingredient:
16
A’
Finish
17
d. Standar Nasional Indonesia (SNI)
Adapun standar nasional yang dijadikan acuan dalam melakukan
pengujian material jalan yaitu SNI ASTM C 136-06:2012, Metode Uji
Analisis Saringan Agregat Halus dan Agregat Kasar.
18
19
20
3. Pengujian Keausan dengan Mesin Los Angeles
a. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum, kalian dapat menentukan ketahanan
agregat kasar terhadap keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles
b. Teori Dasar
Ketahanan agregat terhadap penghancuran (degradasi) diperiksa
dengan menggunakan percobaan Abrasi Los Angeles (Abrasion Los
Angeles Test).
Nilai yang didapatkan menunjukkan banyaknya benda uji yang hancur
akibat putaran alat yang mengakibatkan tumbukan dan gesekan antar
partikel dan dengan bola baja. Nilai abrasi > 40 % menunjukkan agregat
tidak mempunyai kekerasan cukup untuk digunakan sebagai material
lapisan perkerasan. Nilai abrasi < 40 %, baik sebagai bahan lapis
permukaan dan lapis pondasi atas. Nilai abrasi <50 %, dapat
dipergunakan sebagai bahan lapisan lebih dibawah.
Rumus perhitungan :
21
c. Prosedur Pengujian
Berikut peralatan, penyiapan benda uji dan proses pengujian, silahkan
kalian cermati!
Keselamatan Kerja
Untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, sebaiknya
bekerja sesuai dengan keselamatan kerja :
Bekerja sesuai dengan petunjuk dan langkah-langkah kerja
Berkonsentrasi pada pekerjaan yang sedang dilakukan
Periksa setiap peralatan apakah sudah terpasang dengan dengan
baik dan benar
Keluarkan perlatan yang diperlukan saja dari ruang alat
Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
Selalu menggunakan perlengkapan kerja yang disarankan
Jika ragu menggunakan peralatan, mintalah petunjuk atau
bimbingan asisten laboratorium.
Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pengujian keausan dengan
menggunakan mesin Los Angeles, yaitu :
Mesin Los Angeles
Saringan
Timbangan dengan ketelitian 5 gram.
Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm (1 7/8”) dan
berat antara 390 gr - 445 gr.
Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu sampai (100 ± 5)°
22
dan gradasi benda uji. Kemudian benda uji tersebut kalian bersihkan
lalu keringkan dalam oven pada suhu (110 ± 5)°C sampai berat tetap.
23
Proses Pengujian
Untuk proses pengujian silahkan ikuti diagram alir dibawah ini:
Mulai
Alat: Bahan:
1. Mesin abrasi los Agregat kasar yang
angeles lolos saringan 3/4” dan
2. Saringan No.12 tertahan saringan 1/2”
3. Timbangan Digital dan 3/8”
4. Bola – bola baja
5. Oven
24
A’
Selesai
25
Procedure for testing
Please follow the flow chart below to complete the testing
process:
Start
Tool: Ingredient:
1. Los Angeles abrasion The coarse aggregate
machine passes through the 3/4"
2. No. 12 Sieve sieve but is kept on the
3. Scales that are digital 1/2" and 3/8" sieves
4. Steel spheres
5. Oven
26
A’
Finish
27
d. Standar Nasional Indonesia (SNI)
Adapun standar nasional yang dijadikan acuan dalam melakukan
pengujian material jalan yaitu SNI 2417:2008, Cara Uji Keausan
Agregat dengan Mesin Abrasi Los Angeles.
28
4. Pengujian Kepipihan dan Kelonjongan
a. Tujuan Praktikum
Peserta praktikum dapat menentukan nilai kepipihan dan kelonjongan
b. Teori Dasar
Agregat pipih yaitu agregat yang lebih tipis dari 0,6 kali diameter rata-
rata sedangkan agregat dikatakan lonjong jika ukuran terpanjangnya >
1,8 kali diameter rata-rata. Indeks kepipihan (flakiness index) adalah
berat total agregat yang lolos slot dibagi dengan berat total agregat yang
tertahan pada ukuran nominal tertentu dan indeks kelonjongan
(elongation index) adalah perbandingan dalam persen dari berat agregat
lonjong terhadap berat total.
Agregat berbentuk pipih mudah pecah pada waktu pencampuran,
pemadatan ataupun akibat beban lalu lintas, oleh karena itu banyaknya
agregat pipih ini dibatasi dengan menggunakan nilai indeks kepipihan
yang disyaratkan.
Rumus perhitungan :
Keterangan :
F = nilai rata-rata kepipihan (%)
E = nilai rata-rata kelonjongan (%)
FE = nilai rata-rata kepipihan dan kelonjongan (%)
Pi = persentase butiran agregat yang tertahan pada masing-
masing ukuran saringan
Pt = total persentase butiran agregat yang tertahan pada ukuran
saringan yang lebih besar dari 9,5 mm (3/8”)
Fi = persentase butiran agregat yang pipih pada masing-masing
ukuran saringan
Ei = persentase butiran agregat yang lonjong pada masing-
masing ukuran saringan
29
Fei = persentase butiran agregat yang pipih dan lonjong pada
masing-masing ukuran saringan
c. Prosedur Pengujian
Berikut peralatan, penyiapan benda uji dan proses pengujian, silahkan
kalian cermati!
Keselamatan Kerja
Untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, sebaiknya
bekerja sesuai dengan keselamatan kerja :
Bekerja sesuai dengan petunjuk dan langkah-langkah kerja
Berkonsentrasi pada pekerjaan yang sedang dilakukan
Periksa setiap peralatan apakah sudah terpasang dengan dengan
baik dan benar
Keluarkan perlatan yang diperlukan saja dari ruang alat
Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
Selalu menggunakan perlengkapan kerja yang disarankan
Jika ragu menggunakan peralatan, mintalah petunjuk atau
bimbingan asisten laboratorium.
Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pengujian kepipihan dan
kelonjongan, yaitu :
Saringan no.3/4”, ½”, 3/8”.
Alat pengukur kepipihan.
Alat pengukur kelonjongan.
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
Talam-talam.
30
Penyiapan Benda Uji
Sebelum dilakukan pengujian, maka perlu dilakukan persiapan
benda uji. Yang perlu kalian siapkan pada pengujian ini adalah agregat
lolos saringan 3/4” sebanyak 6000 gram.
31
Proses Pengujian
Untuk proses pengujian silahkan ikuti diagram alir dibawah ini:
Mulai
Alat: Bahan:
1. Talam Benda uji Agregat yang
2. Satu unit saringan lolos saringan 3/4
(no. 3/4, 1/2, 3/8) sebanyak 6000 gram
3. Timbangan digital
4. Alat pengukur
kepipihan dan
kelonjongan
32
A’
𝑀3𝐸
indeks kelonjongan (%) = 𝑀2
× 100
Selesai
33
d. Procedure for testing
Please follow the flow chart below to complete the testing
process:
Start
Tool: Ingredient:
1. Tray As much as 6000 grams
2. (no. 3/4, 1/2, 3/8) of aggregate test object
one filter unit that passes the 3/4 sieve
3. Scales that are
digital
4. Tape measure and
flatness
34
A’
𝑀3𝐸
index of elongation (%) = × 100
𝑀2
Finish
35
e. Standar Nasional Indonesia (SNI)
Adapun standar nasional yang dijadikan acuan dalam melakukan
pengujian material jalan yaitu RSNI T-01-2005, Cara Uji Butiran
Agregat Kasar Berbentuk Pipih, Lonjong, atau Pipih dan Lonjong.
36
C. Soal Latihan
Untuk mengetahui kemampuan kalian pada materi diatas, silahkan kerjakan
soal latihan dibawah dengan jujur tanpa melihat kunci jawaban!
1. Dalam melakukan praktikum, kita harus mengetahui tujuan dari
pengujian yang akan kalian lakukan. Apa tujuan praktikum pengujian
berat jenis dan penyerapan agregat kasar?
2. Sebelum melakukan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat kasar
maka terdapat peralatan yang perlu kalian siapkan. Sebutkan peralatan
apa yang digunakan pada pengujian berat jenis dan penyerapan agregat
kasar!
3. Untuk mengetahui apa yang akan kita lakukan dalam proses pengujian
maka kita harus mengetahui tujuan dari pengujian tersebut. Apa tujuan
praktikum keausan dengan menggunakan alat abrasi los angeles?
4. Sebelum melakukan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat kasar
maka terdapat peralatan yang perlu kalian siapkan. Peralatan apa saja
yang digunakan pada pengujian keausan?
5. Untuk mengetahui nilai abrasi sebelum dimasukkan kedalam oven maka
benda uji tersebut disaring terlebih dahulu. Saringan berapakah yang
digunakan untuk gradasi F pada pengujian keausan tersebut?
6. Dalam pengujian keausan ada persentase keausan mengenai nilai abrasi
yang layak dan tidak layak pada benda uji tersebut untuk digunakan.
Berapakah nilai abrasi yang baik untuk material yang akan digunakan
sebagai bahan lapis permukaan?
7. Pada pengujian analisa saringan agregat kasar, menggunakan 1 set
saringan yang disusun dari yang terkecil ke yang terbesar. Sebutkan satu
set saringan tersebut!
8. Sebelum dilakukan pengujian maka perlu menyiapkan benda uji. Berapa
total benda uji yang perlu disiapkan dalam percobaan pengujian analisa
saringan agregat kasar untuk masing-masing ukuran ?
9. Dalam melakukan praktikum, kita harus mengetahui apa maksud dari
dari pengujian yang akan kalian lakukan. Apakah yang dimaksud dengan
indeks kepipihan?
10. Dalam pengujian indeks kepipihan dan kelonjongan terdapat saringan
yang digunakan dalam pengujian tersebut. Saringan apa saja yang
digunakan pada pengujian tersebut!
Catatan :
Silahkan mengerjakan soal dengan jujur tanpa melihat kunci jawaban, setelah mengerjakan soal
latihan silahkan kalian cocokkan dengan kunci jawaban di lembar berikutnya!
37
D. Kunci Jawaban
Setelah anda mengerjakan soal latihan, silahkan anda mencocokkan
jawaban anda dengan jawaban dibawah untuk mengukur kemampuan kalian
dalam kegiatan pembelajaran I.
1. Menentukan berat jenis kering udara
2. Keranjang kawat , tempat air, timbangan, Oven, alat pemisah contoh dan
saringan No. 4
3. Menentukan ketahanan agregat kasar terhadap keausan dengan
menggunakan mesin Los Angeles
4. Mesin los angeles, saringan, timbangan, bola-bola baja dan oven
5. 11/2", 1'
6. <40%
7. 3/4" 1/2" 3/8" No.4 No.8 No.30 No.50 No.100 No.200 Pan
8. 1500 gram, 1500 gr
9. Berat total agregat yang lolos pada slot dibagi dengan berat total agregat
yang tertahan pada ukuran nominal tertentu
10. Saringan 3/4", 1/3", 3/8"
38
KEGIATAN BELAJAR II
A. Tujuan Pembelajaran
1.2 Setelah kalian melakukan proses pembelajaran, kalian mampu
mendeskripsikan pemeriksaan agregat kasar dengan benar.
B. Materi Pembelajaran
Silahkan kalian cermati materi pembelajaran pada pemeriksaan agregat
kasar.
1. Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus
a. Tujuan Praktikum
Peserta praktikum dapat menentukan berat jenis (bulk), berat jenis
permukaan jenuh (saturated surface dry = SSD), berat jenis semu
(apparent), dan penyerapan air dari agregat halus.
b. Teori Dasar
Pengukuran berat jenis agregat diperlukan untuk perencanaan
campuran agregat dengan aspal, campuran ini berdasarkan perbandingan
berat karena lebih teliti dibanding dengan perbandingan volume dan juga
untuk menentukan banyaknya pori agregat. Berat jenis yang kecil akan
mempunyai volume yang besar sehingga dengan berat yang sama akan
membutuhkan aspal yang lebih banyak.
Pengukuran hasil berat jenis agregat sering dipakai untuk
mengepresikan nilai kerapatan (Density) agregat, dimana nilai kerapatan
agregat diperoleh dengan mengalikan nilai berat jenis agregat dengan
kerapatan air pada suhu standar yang dipakai untuk pengukuran.
Ada 3 berat jenis yang dapat ditentukan yaitu :
39
Rumus perhitungan :
𝐀
............................... (2. 1)
𝐁 + 𝟓𝟎𝟎 − 𝐂
Keterangan :
A = Berat contoh kering oven
B = Berat contoh kering permukaan
C = Berat contoh dalam air
Keterangan :
A = Berat contoh kering oven
B = Berat contoh kering permukaan
C = Berat contoh dalam air
𝐀
............................... (2. 3)
𝐁+𝐀−𝐂
Keterangan :
A = Berat contoh kering oven
B = Berat contoh kering permukaan
C = Berat contoh dalam air
40
Penyerapan air
Penyerapan air adalah perbandingan perubahan berat agregat
karena penyerapan air oleh pori-pori dengan berat agregat pada
kondisi kering. Rumus perhitungan :
𝟓𝟎𝟎 − 𝐀
𝑿 𝟏𝟎𝟎% ............................... (2. 4)
𝐀
Keterangan :
A = Berat contoh kering oven
B = Berat contoh kering permukaan
C = Berat contoh dalam air
c. Prosedur Pengujian
Berikut peralatan, penyiapan benda uji dan proses pengujian, silahkan
kalian cermati!
Keselamatan Kerja
Untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, sebaiknya
bekerja sesuai dengan keselamatan kerja :
Bekerja sesuai dengan petunjuk dan langkah-langkah kerja
Berkonsentrasi pada pekerjaan yang sedang dilakukan
Periksa setiap peralatan apakah sudah terpasang dengan dengan
baik dan benar
Keluarkan perlatan yang diperlukan saja dari ruang alat
Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
Selalu menggunakan perlengkapan kerja yang disarankan
Jika ragu menggunakan peralatan, mintalah petunjuk atau
bimbingan asisten laboratorium.
Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pengujian berat jenis dan
penyerapan air agregat halus, yaitu :
Timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram
Piknometer dengan kapasitas 500 ml
Kerucut terpacung (cone), diameter bagian atas (40 ± 3) mm,
diameter bagian bawah ( 90 ± 3) mm dan tinggi (75 ± 3) mm
dibuat dari logam tebal minimum 0,8 mm.
Batang penumbuk, berat (340 ± 15) gram.
Saringan no.4.
Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu (110 ± 5)°C.
41
Talam.
Bejana tempat air.
42
Proses Pengujian
Untuk proses pengujian silahkan kalian ikuti diagram alir dibawah
ini:
Mulai
Alat : Bahan :
1. Timbangan Benda uji adalah agregat
2. Piknometer yang lewat saringan No. 4
3. Kerucut terpancung (4,75 mm) diperoleh dari alat
4. Batang penumbuk pemisah contoh atau cara
5. Saringan No. 4 perempat (quartering)
6. Oven sebanyak 100 gram.
7. Pengukur suhu
8. Talam
9. Bejana tempat air
10. Pompa hampa udara
11. Air suling
12. Desikator
43
A’
44
B'
Menghitung :
A
Berat jenis bulk (kering oven) = B+500−C
500
Berat jenis bulk (atas dasar kering permukaan) =
B+500−C
𝐴
Berat jenis semu = B+A− C
500−𝐴
Penyerapan air = x 100%
A
Selesai
45
Procedure for testing
Please follow the flow chart below to complete the testing process:
Start
Tool : Ingredient :
1. Scales
The test object is an
2. Pycnometer
aggregate that has been
3. Beheaded cone
sieved with a No. A sample
4. Pounding rod
separator or quartering
5. Sieve No. 4
procedure of 100 grams
6. Oven
yielded 4 (4.75 mm).
7. Temperature gauge
8. Talam
9. Vessel for water
10. Vacuum pump
11. Distilled water
12. Desiccator
46
A’
The test object collapses after being placed in the truncated cone and
then released, but it remains printed.
47
B'
Count :
A
Equals bulk specific gravity (oven dry) =
B+500−C
500
Bulk specific gravity (based on surface dryness) = B+500−C
𝐴
Apparent density = B+A− C
500−𝐴
Water absorption = A
x 100%
Finish
48
d. Standar Nasional Indonesia (SNI)
Adapun standar nasional yang dijadikan acuan dalam melakukan
pengujian material jalan yaitu SNI 03-1970-1990, Metode Pengujian
Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus.
49
2. Pengujian Analisa Saringan Agregat Halus
a. Tujuan Praktikum
Peserta praktikum dapat menentukan pembagian butir (gradasi)
agregat halus dengan menggunakan saringan.
b. Teori Dasar
Gradasi atau distribusi partikel-partikel berdasarkan ukuran agregat
merupakan hal yang penting dalam menentukan stabilitas perkerasan.
Gradasi agregat mempengaruhi besarnya rongga antar butir yang akan
menentukan stabilitas dan kemudahan dalam proses pelaksanaan.
Gradasi agregat diperoleh dari hasil analisa saringan dengan
menggunakan 1 set saringan dimana yang paling kasar diletakkan diatas
dan yang paling halus diletakkan paling bawah. 1 set saringan dimulai
dari pan dan diakhiri dengan penutup.
Rumus perhitungan :
Kumulatif Tertahan
= Kumulatif tertahan + Berat tertahan ........................ (2. 5)
Persen Lolos
= 100 - % Total tertahan ............................... (2. 7)
c. Prosedur Pengujian
Berikut peralatan, penyiapan benda uji dan proses pengujian, silahkan
kalian cermati!
Keselamatan Kerja
Untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, sebaiknya
bekerja sesuai dengan keselamatan kerja :
Bekerja sesuai dengan petunjuk dan langkah-langkah kerja
Berkonsentrasi pada pekerjaan yang sedang dilakukan
Periksa setiap peralatan apakah sudah terpasang dengan dengan
baik dan benar
Keluarkan perlatan yang diperlukan saja dari ruang alat
Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
Selalu menggunakan perlengkapan kerja yang disarankan
Jika ragu menggunakan peralatan, mintalah petunjuk atau
bimbingan asisten laboratorium.
50
Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pengujian analisa saringan agregat
halus, yaitu :
Timbangan digital ketelitian 0.01 gr
Satu set saringan : 3/4”; 1/2”; 3/8”; no. 4; no. 8; no. 30; no.50;
no. 100; no. 200; pan (standar ASTM).
Oven yang dilengkapi pengatur suhu (110 ± 5 )°
Alat pemisah contoh.
Mesin pengguncang saringan.
Talam-talam.
Kuas
51
Proses Pengujian
Untuk proses pengujian silahkan kalian ikuti diagram alir dibawah
ini:
Mulai
Alat: Bahan:
1. Mesin Pengguncang Abu Batu
saringan
2. Satu Set Saringan
3. Oven
4. Talam
5. Timbangan
6. Kuas
52
A’
Selesai
53
Procedure for testing
Please follow the flow chart below to complete the testing process:
Start
Tool : Ingredient :
1. Shaking Machine for Rock ash
Filters
2. Sieves (a set of sieves)
3. Oven
4. Tray
5. Scales
6. Brush your teeth.
54
A’
Finish
55
d. Standar Nasional Indonesia (SNI)
Adapun standar nasional yang dijadikan acuan dalam melakukan
pengujian material jalan yaitu SNI ASTM C 136-06:2012, Metode Uji
Analisis Saringan Agregat Halus dan Agregat Kasar.
56
3. Pengujian Kadar Lumpur
a. Tujuan Praktikum
Peserta praktikum dapat menentukan tingkat persentase lumpur dari
suatu agregat halus.
b. Teori Dasar
Sand equivalent test dilakukan untuk partikel agregat yang lolos
saringan No. 4 sesuai prosedur. Nilai sand equivalent dari pertikel
agregat yang memenuhi syarat untuk bahan konstruksi perkerasan jalan
adalah > 50 %.
Rumus perhitungan :
𝐒𝐤𝐚𝐥𝐚 𝐏𝐚𝐬𝐢𝐫
𝑿 𝟏𝟎𝟎% ............................... (2. 8)
𝐒𝐤𝐚𝐥𝐚 𝐋𝐮𝐦𝐩𝐮𝐫
Keterangan :
Skala Pasir = Pembacaan tera tinggi tangkai penunjuk dalam gelas
ukur padakeadaan kosong
Skala Lumpur = Pembacaan skala permukaan lumpur pada dinding
gelas ukur
c. Prosedur Pengujian
Berikut peralatan, penyiapan benda uji dan proses pengujian, silahkan
kalian cermati!
Keselamatan Kerja
Untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, sebaiknya
bekerja sesuai dengan keselamatan kerja :
Bekerja sesuai dengan petunjuk dan langkah-langkah kerja
Berkonsentrasi pada pekerjaan yang sedang dilakukan
Periksa setiap peralatan apakah sudah terpasang dengan dengan
baik dan benar
Keluarkan perlatan yang diperlukan saja dari ruang alat
Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
Selalu menggunakan perlengkapan kerja yang disarankan
Jika ragu menggunakan peralatan, mintalah petunjuk atau
bimbingan asisten laboratorium.
Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pengujian kadar lumpur,
yaitu:
Tabung sand equivalent (S.E).
Alat pengocok
57
Corong
Cawan
Tin Box
Saringan No.4
Sumbat Karet
58
Proses Pengujian
Untuk proses pengujian silahkan kalian ikuti diagram alir dibawah
ini:
Mulai
Alat : Bahan :
1. Saringan no.4 1. Agregat Halus ( Pasir )
2. Tabung Sand Equivalent yang lolos saringan no.4
3. Beban Equivalent sebanyak 1000 gr
4. Equivalent Shaker 2. Air suling
5. Sumbat Gabus
6. Corong
7. Cawan
59
A’
Membaca batas air keruh dengan melihat skala pada tabung sand equivalent
lalu catat strip pada tabung sand equivalent sesuai ketinggian batas air keruh
60
B’
Rumus :
𝐵𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟 = 𝑥 100%
𝐵𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟
Selesai
61
Procedure for testing
Please follow the flow chart below to complete the testing process:
Start
Tool : Ingredient :
1. Sieve no.4 1. Fine Aggregate (Sand) that
2. Sand Equivalent Tabung Tube passes filter no.4 as much as
3. Equivalent Expense 1000 gr
4. Equivalent Shaker 2. Distilled water
5. Cork Stopper
6. Funnel
7. Grail
Record the white tera on the sand equivalent tube strip after
inserting the equivalent load into the sand equivalent tube.
62
A’
Install the funnel, then pour the fine aggregate from the cup into the
sand equivalent tube and set aside for 10 minutes.
By looking at the scale on the sand equivalent tube, read the cloudy
water limit, then record the strip on the sand equivalent tube according to
the height of the cloudy water limit.
63
B’
Formula :
𝑀𝑢𝑑 𝑠𝑐𝑎𝑙𝑒 𝑟𝑒𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔
𝑆𝑎𝑛𝑑 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 = 𝑥 100%
𝑆𝑎𝑛𝑑 𝑠𝑐𝑎𝑙𝑒 𝑟𝑒𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔
Finish
64
d. Standar Nasional Indonesia (SNI)
Adapun standar nasional yang dijadikan acuan dalam melakukan
pengujian material jalan yaitu SNI 03-4428-1997, pemeriksaan Kadar
Lumpur Pasir.
65
C. Soal Latihan
Untuk mengetahui kemampuan kalian pada materi diatas, silahkan kerjakan
soal latihan dibawah dengan jujur tanpa melihat kunci jawaban!
1. Dalam pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus terdapat benda
uji yang perlu disiapkan. Berapa banyak benda uji yang digunakan?
2. Pada pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halu terdapat
persentase nilai maksimum yang diatur dalam SNI. Berapa persen nilai
maksimum yang di persyaratkan?
3. Pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus tentu ada SNI yang
dijadikan acuan dalam pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
halus. Tuliskan SNI tersebut yang digunakan!
4. Pada pengujian analisa saringan agregat halus menggunakan 1 set
saringan yang disusun dari yang terkecil ke yang terbesar. Sebutkan satu
set saringan mulai dari pan pada pengujian analisa saringan agregat
halus!
5. Dalam melakukan praktikum, kita harus mengetahui tujuan dari
pengujian yang akan kalian lakukan. Apakah tujuan dari praktikum
pengujian analisa saringan agregat halus?
6. Pengujian analisa saringan agregat halus tentunya menggunakan
timbangan yang mempunyai ketelitian yang lebih kecil. Ketelitian berapa
yang dipakai pada pengujian tersebut?
7. Pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus tentu ada SNI yang
dijadikan acuan dalam pengujian anaslisa saringan agregat halus. SNI
apa yang dijadikan acuan dalam pengujian tersebut?
8. Dalam sebuah pengujian tentunya memiliki nilai minimum yang diatur
dalam SNI. Berapa nilai sand equivalent yang memenuhi syarat untuk
bahan konstruksi perkerasan jalan?
9. Sebelum melakukan pengujian kadar lumpur tentu melakukan penyiapan
benda uji berupa pasir yang telah disaring. Pasir lolos saringan berapa
yang digunakan pada pengujian kadar lumpur?
10. Pengujian kadar lumpur tentu ada SNI yang dijadikan acuan dalam
pengujian. SNI apa yang dijadikan acuan dalam pengujian kadar lumpur?
Catatan :
Silahkan mengerjakan soal dengan jujur tanpa melihat kunci jawaban, setelah mengerjakan soal
latihan silahkan kalian cocokkan dengan kunci jawaban di lembar berikutnya!
66
D. Kunci Jawaban
Setelah anda mengerjakan soal latihan, silahkan anda mencocokkan jawaban
anda dengan jawaban dibawah untuk mengukur kemampuan kalian dalam
kegiatan pembelajaran II.
1. 1 kg, 1 Kilogram, 1000 gram, 1000 gr
2. 3
3. SNI 03-1970-1990
4. 3/4" 1/2" 3/8" No.4 No.8 No.30 No.50 No.100 No.200 Pan
5. Menentukan pembagian butir agregat halus dengan menggunakan
saringan
6. Timbangan digital dengan ketelitian 1 gr
7. SNI ASTM C136:2012
8. >50%
9. Saringan No.4
10. SNI ASTM C 136-06:2012
67
KEGIATAN BELAJAR III
PEMERIKSAAN ASPAL
A. Tujuan Pembelajaran
1.3 Setelah kalian melakukan proses pembelajaran, kalian mampu
mendeskripsikan pemeriksaan aspal dengan benar.
B. Materi Pembelajaran
Silahkan kalian cermati materi pembelajaran pada pemeriksaan aspal.
1. Pengujian Berat Jenis Aspal
a. Tujuan Praktikum
Peserta praktikum dapat menentukan nilai berat jenis aspal.
b. Teori Dasar
Berat jenis aspal adalah perbandingan antara berat aspal terhadap
berat air suling dengan dengan isi yang sama pada suhu tertentu, yaitu
dilakukan dengan cara mengantikan berat air dengan berat aspal dalam
wadah yang sama (yang sudah diketahui volumenya berdasarkan
konversi berat jenis air sama dengan satu).
Rumus perhitungan :
(𝐂 − 𝐀) ............................... (3. 1)
𝐁𝐣 =
(𝐁 − 𝐀) − (𝐃 − 𝐀)
Keterangan :
A = Berat Piknometer
B = Berat Piknometer + Air Suling
C = Berat Piknometer + Aspal
D = Berat Piknometer +Aspal + Air Suling
c. Prosedur Pengujian
Berikut peralatan, penyiapan benda uji dan proses pengujian, silahkan
kalian cermati!
68
Keselamatan Kerja
Untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, sebaiknya
bekerja sesuai dengan keselamatan kerja :
Bekerja sesuai dengan petunjuk dan langkah-langkah kerja
Berkonsentrasi pada pekerjaan yang sedang dilakukan
Periksa setiap peralatan apakah sudah terpasang dengan dengan
baik dan benar
Keluarkan perlatan yang diperlukan saja dari ruang alat
Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
Selalu menggunakan perlengkapan kerja yang disarankan
Jika ragu menggunakan peralatan, mintalah petunjuk atau
bimbingan asisten laboratorium.
Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pengujian berat jenis aspal, yaitu:
Termometer
Bak perendam yang dilengkapi pengatur suhu dengan ketelitian
(25±0,1)°C.
Piknometer
Timbangan digital dengan ketelitian 0.001 gr
Air suling sebanyak 1000 cm3.
Bejana gelas
Alat pemanas
69
Proses Pengujian
Untuk proses pengujian silahkan ikuti diagram alir dibawah ini:
Mulai
Alat: Bahan:
1. Piknometer 1. Bitumen keras atau
2. Termometer ter (aspal)
3. Bak perendam 2. Air Suling
4. Bejana gelas
5. Timbangan Digital
70
A’
71
B’
72
C’
Selesai
73
Procedure for testing
Please follow the flow chart below to complete the testing process:
Start
Tool : Ingredient :
1. Pycnometer 1. Hard bitumen or tar
2. Thermometer (asphalt)
3. Soaking tub 2. Distilled Water
4. Glass vessel
5. Digital Scales
74
A’
75
B’
76
C’
Finish
77
d. Standar Nasional Indonesia (SNI)
Adapun standar nasional yang dijadikan acuan dalam melakukan
pengujian material jalan yaitu SNI 2441:2011, Cara Uji Berat Jenis Aspal
Keras.
78
2. Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal
a. Tujuan Praktikum
Peserta praktikum dapat mengukur dan menentukan nilai suhu titik
nyala dan titik bakar aspal.
b. Teori Dasar
Titik nyala : Suhu pada saat nyala singkat pada suatu titik diatas
permukaan aspal.
Titik bakar : Suhu terlihat nyala sekurang-kurangnya 5 detik pada
suatu titik diatas permukaan aspal.
Titik nyala dan titik bakar perlu diketahui untuk memperkirakan
temperatur maksimum pemanasan aspal sehingga aspal tidak terbakar.
Pemeriksaan harus dilakukan dalam ruang gelap sehingga dapat
segera diketahui timbulnya nyala pertama. Titik nyala ditentukan
sebagai suhu terendah, sedangkan titik bakar ditentukan sebagai suhu
dimana benda uji terbakar.
Rumus perhitungan :
Titik Nyala = Suhu pada saat ada nyala api singkat ............... (3. 2)
Titik Bakar = Suhu pada saat ada nyala api sekurang-
.............. (3. 3)
kurangnya kurang 5 detik
c. Prosedur Pengujian
Berikut peralatan, penyiapan benda uji dan proses pengujian, silahkan
kalian cermati!
Keselamatan Kerja
Untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, sebaiknya
bekerja sesuai dengan keselamatan kerja :
Bekerja sesuai dengan petunjuk dan langkah-langkah kerja
Berkonsentrasi pada pekerjaan yang sedang dilakukan
Periksa setiap peralatan apakah sudah terpasang dengan dengan
baik dan benar
Keluarkan perlatan yang diperlukan saja dari ruang alat
Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
Selalu menggunakan perlengkapan kerja yang disarankan
Jika ragu menggunakan peralatan, mintalah petunjuk atau
bimbingan asisten laboratorium.
79
Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pengujian titik nyala dan titik bakar
aspal, yaitu:
Termometer
Cawan kuningan
Alat uji titik nyala dan titik bakar lengkap nyala penguji yang
dapat diatur
80
Proses Pengujian
Untuk proses pengujian silahkan ikuti diagram alir dibawah ini:
Mulai
Alat: Bahan:
1. Termometer Aspal
2. Cawan Kuning
3. Sumber Pemanasan
4. Pembakaran Gas
5. Pelat Pemanas
6. Penahan Angin
7. Nyala uji
8. (Handphone)Stopwatch
81
A’
Ya
82
B’
Ya
Mencatat suhu pada termometer
83
C’
Pekerjaan di atas
dilanjutkan sampai
terlihat nyala yang Tidak
agak lama sekurang-
kurangnya 5 detik
diatas permukaan
benda uji.
Ya
Mencatat suhu pada termometer
Rumus :
Titik nyala
𝑇1+𝑇2
Titik nyala rata-rata = 2
𝑡1+𝑡2
Waktu rata-rata =
2
Selesai
84
Procedure for testing
Please follow the flow chart below to complete the testing process:
Start
Tool : Ingredient :
1. Thermometer Asphalt
2. Yellow Grail
3. Heating Source
4. Gas Combustion
5. Heating Plate
6. Windbreak
7. Test flame
8. Handphone/Stopwatch
Pour into the cup until all lines and air bubbles on the liquid's
surface are gone (burst).
Place the crucible on the heating plate and adjust the heat source to
sit below the cup's center.
Turn on the tester and set the shaft at a distance of 7.5 cm from the
cup's point.
85
A’
Turn on the heat source and regulate the temperature so that the
temperature rises to below (151)ºC, which is the approximate
flash point.
At 56°C and 28°C below the projected flash point, set the heating
speed to 5°C to 6°C per minute.
Yes
86
B’
Within one second, rotate the test flame (matches) such that it
passes through the cup's surface (from edge to edge). In 2 C.
increments, repeat the work.
Yes
On the thermometer, write down the temperature.
Within one second, rotate the test flame (matches) such that it
passes through the cup's surface (from edge to edge). In 2ºC.
increments, repeat the work.
87
C’
The aforementioned
procedure is repeated
until the test sample's No
surface has a longer
flame lasting at least
5 seconds.
Yes
Formula :
Flash point
𝑇1+𝑇2
Average flash point = 2
𝑡1+𝑡2
Average flash point =
2
Finish
Picture 3. 6 Flow chart for the flash point and burn point experiments
88
d. Standar Nasional Indonesia (SNI)
Adapun standar nasional yang dijadikan acuan dalam melakukan
pengujian material jalan yaitu SNI 2433:2011, Cara uji titik nyala dan
titik bakar aspal dengan alat cleveland open cup.
89
3. Pengujian Titik Lembek
a. Tujuan Praktikum
Peserta praktikum dapat mengukur dan menentukan nilai suhu titik
lembek aspal.
b. Teori Dasar
Temperatur pada saat dimana aspal mulai menjadi lunak tidaklah
sama pada setiap hasil produksi aspal walaupun mempunyai nilai
penetrasi yang sama. Oleh karena itu temperatur tersebut dapat diperiksa
dengan mengikuti proses SNI 06-2434-199. Pemeriksaan menggunakan
cincin yang terbuat dari kuningan dan bola baja. Titik lembek ialah suhu
dimana suatu lapisan aspal dalam cincin yang diletakkan horizontal
didalam larutan air atau kliserine yang dipanaskan secara teratur menjadi
lembek karena beban bola baja dengan diameter 9,53 mm sebesar ± 3,5
gram yang diletakkan di atasnya sehingga lapisan aspal tersebut jatuh
melalui jarak 25,4 mm (1 inch). Titik lembek aspal bervariasi antara 30°
C sampai 200° C. Aspal dengan titik lembek yang lebih tinggi kurang
peka terhadap perubahan temperatur dan lebih baik untuk bahan pengikat
konstruksi perkerasan.
Rumus perhitungan :
Titik Lembek = Suhu pada saat aspal ............................... (3. 4)
menyentuh plat kuningan
c. Prosedur Pengujian
Berikut peralatan, penyiapan benda uji dan proses pengujian, silahkan
kalian cermati!
Keselamatan Kerja
Untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, sebaiknya
bekerja sesuai dengan keselamatan kerja :
Bekerja sesuai dengan petunjuk dan langkah-langkah kerja
Berkonsentrasi pada pekerjaan yang sedang dilakukan
Periksa setiap peralatan apakah sudah terpasang dengan dengan
baik dan benar
Keluarkan perlatan yang diperlukan saja dari ruang alat
Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
Selalu menggunakan perlengkapan kerja yang disarankan
Jika ragu menggunakan peralatan, mintalah petunjuk atau
bimbingan asisten laboratorium.
90
Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pengujian titik lembek, yaitu:
Termometer
Cincin kuningan
Bola baja diameter 9,53 mm; berat 3,45 sampai 3,55 gram.
Bejana gelas tahan pemanasan mendadak dengan diameter 8,5
cm, tinggi sekurang-kurangnya 12 cm.
Dudukan benda uji
Alat pengarah bola.
Plat pemanas
Cincin kuningan
& bola baja Plat pemanas
91
Contoh dituang kedalam 2 buah cincin. Setelah itu didiamkan
pada suhu sekurang-kurangnya 8°C selama 30 menit. Setelah
dingin ratakan permukaannya dengan pisau yang telah
dipanaskan.
92
Proses Pengujian
Untuk proses pengujian silahkan ikuti diagram alir dibawah ini:
Mulai
Alat: Bahan:
1. Cincin kuningan 1. Aspal
2. Bola baja 2. Air suling
3. Pengarah bola 3. Es batu
4. Dudukan benda uji 4. Gliserin
5. Bejana gelas
6. Termometer
7. Stopwatch
8. Penjepit
93
A’
94
B’
Memanaskan
benda uji hingga Tidak
kenaikan suhu
menjadi 5ºC per
menit
Ya
Mencatat serta mengamati suhu dan
waktu pada saat bola baja jatuh/
menyentuh permukaan plat dasar
Selesai
95
Procedure for testing
Please follow the flow chart below to complete the testing process:
Start
Tool : Ingredient :
1. Brass ring 1. Asphalt
2. Steel ball 2. Distilled water
3. Ball guide 3. Ice cubes
4. Test object holder 4. Glycerin
5. Glass vessel
6. Thermometer
7. Stopwatch
8. Clamp
96
A’
97
B’
Yes
When the steel ball falls / contacts the
surface of the base plate, record and
note the temperature and time.
Finish
98
d. Standar Nasional Indonesia (SNI)
Adapun standar nasional yang dijadikan acuan dalam melakukan
pengujian material jalan yaitu SNI 06-2434-1991/SK SNI M-20-1990-F,
Metode Pengujian Titik Lembek Aspal dan Ter.
99
4. Pengujian Daktilitas
a. Tujuan Praktikum
Peserta praktikum dapat mengukur dan menentukan nilai daktalitas
aspal dengan tepat.
b. Teori Dasar
Salah satu sifat bahan yang menyatakan besarnya kekuatan bahan
tersebut dalam menahan gaya tarik (tensile stress). Biasanya dinyatakan
dalam Kn atau kg.
Pengujian daktilitas aspal adalah nilai keelastisitasan aspal, yang
diukur dari jarak terpanjang antara dua cetakan berisi bitumen keras yang
ditarik sebelum putus pada suhu 25°C dan dengan kecepatan 50
mm/menit.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui salah satu sifat mekanik
bahan bitumen yaitu seberapa besar bahan ini menahan kekuatan tarik
yang diwujudkan dalam bentuk kemampuannya untuk memenuhi syarat
tertentu (dalam pemeriksaan ini adalah 100 cm) tanpa putus. Apabila
bahan bitumen tidak putus setelah melewati jarak 100 cm, maka
dianggap bahan ini mempunyai kemampuan untuk menahan kekuatan
tarik yang tinggi.
Rumus perhitungan :
c. Prosedur Pengujian
Berikut peralatan, penyiapan benda uji dan proses pengujian, silahkan
kalian cermati!
Keselamatan Kerja
Untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, sebaiknya
bekerja sesuai dengan keselamatan kerja :
Bekerja sesuai dengan petunjuk dan langkah-langkah kerja
Berkonsentrasi pada pekerjaan yang sedang dilakukan
Periksa setiap peralatan apakah sudah terpasang dengan dengan
baik dan benar
Keluarkan perlatan yang diperlukan saja dari ruang alat
Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
Selalu menggunakan perlengkapan kerja yang disarankan
Jika ragu menggunakan peralatan, mintalah petunjuk atau
bimbingan asisten laboratorium.
100
Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pengujian daktilitas, yaitu :
Cetakan kuningan. Cetakan ini terdiri dari 2 bagian yaitu bagian
yang disebut clip dengan sebuah lubang pada bagian belakang
dan bagian samping cetakan yang berfungsi sebagai pengunci
clip sebelum cetakan ini diuji. Pada saat pengujian bagian
samping ini harus dilepas.
Plat alas cetakan.
Bak perendam, isi 10 liter air yang dapat mempertahankan suhu
pemeriksaan dengan toleransi yang tidak lebih dari 0.5 °C dari
suhu pemeriksaan. Kedalaman air pada bak ini tidak boleh
kurang dari 50 mm di bawah permukaan air. Air didalam bak
perendam harus bebas dari oli dan kotoran lain serta bebas dari
bahan organik lain yang mungkin tumbuh di dalam bak.
Mesin uji yang dapat menjaga benda uji tetap terendam dan
tidak menimbulkan getaran selama pemeriksaan.
Alat pemanas, untuk mencairkan bitumen keras.
Sodium klorida teknik (sabun colek).
101
Tuang contoh bitumen dengan hati-hati kedalam cetakan
daktalitas dari ujung ke ujung hingga penuh berlebihan
Dinginkan cetakan pada suhu ruang 30 sampai 40 menit lalu
pindahkan seluruhnya kedalam bak perendam yang telah
disiapkan pada suhu pemeriksaan
Ratakan contoh yang berlebihan dengan pisau atau spatula yang
panas sehingga cetakan terisi penuh dan rata
102
Proses Pengujian
Untuk proses pengujian silahkan ikuti diagram alir dibawah ini:
Mulai
Alat: Bahan:
1. Cetakan kuningan. Aspal 100 gram.
2. Plat alas cetakan.
3. Bak perendam
4. Mesin uji daktalitas
5. Alat pemanas
6. Sabun colek
103
A’
Selesai
104
Procedure for testing
Please follow the flow chart below to complete the testing process:
Start
Tool : Ingredient :
1. Brass mould. 100 grams of asphalt
2. Mold base plate.
3. Soaking tub
4. Ductility testing
machine
5. Heater
6. Dab soap
105
A’
Finish
106
d. Standar Nasional Indonesia (SNI)
Adapun standar nasional yang dijadikan acuan dalam melakukan
pengujian material jalan yaitu SNI 06-2432-1991, Metode Pengujian
Daktilitas Bahan-Bahan Aspal.
107
5. Pengujian Viskositas
a. Tujuan Praktikum
Peserta praktikum dapat menentukan nilai viskositas aspal dengan
tepat.
b. Teori Dasar
Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybol
furol dimaksudkan untuk menentukan viskositas aspal pada temperatur
tinggi. Nilai viskositas yang diperoleh dapat digunakan untuk
menentukan temperatur pencampuran dan temperatur pemadatan
campuran beraspal panas di laboratorium dan di lapangan.
Pengujian viskositas diperlukan untuk mendukung kegiatan
perencanaan di laboratorium dan pelaksanaan di lapangan campuran
beraspal.
Rumus perhitungan :
c. Prosedur Pengujian
Berikut peralatan, penyiapan benda uji dan proses pengujian, silahkan
kalian cermati!
Keselamatan Kerja
Untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, sebaiknya
bekerja sesuai dengan keselamatan kerja :
Bekerja sesuai dengan petunjuk dan langkah-langkah kerja
Berkonsentrasi pada pekerjaan yang sedang dilakukan
Periksa setiap peralatan apakah sudah terpasang dengan dengan
baik dan benar
Keluarkan perlatan yang diperlukan saja dari ruang alat
Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
Selalu menggunakan perlengkapan kerja yang disarankan
Jika ragu menggunakan peralatan, mintalah petunjuk atau
bimbingan asisten laboratorium.
Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pengujian viskositas, yaitu :
Viskometer saybolt furol
108
Bak perendam dengan pengatur suhu
Termometer viskositas saybolt
Saringan dengan ukuran saringan No.100
Labu penampung
Pengukur waktu
Pemanas listrik
109
Proses Pengujian
Untuk proses pengujian silahkan ikuti diagram alir dibawah ini:
Mulai
Alat: Bahan:
1. Saringan dengan 1. Aspal
ukuran saringan no. 2. Oli
100
2. Labu penampung
3. Stopwatch
4. Saybolt viskosimeter
5. Penyumbat lubang
viskosimeter
6. Dudukan atau
penyangga
termometer
110
A’
111
B’
Perhitungan:
Keterangan:
Selesai
112
Procedure for testing
Please follow the flow chart below to complete the testing process:
Start
Tool : Ingredient :
1. Asphalt
1. Sieve with filter size
2. Oil
no. 100
2. Pumpkin
3. Stopwatch
4. Saybolt viscosimeter
5. Viscosimeter hole
plug
6. Thermometer holder
or stand
113
A’
114
B’
Formula :
Information :
Finish
115
d. Standar Nasional Indonesia (SNI)
Adapun standar nasional yang dijadikan acuan dalam melakukan
pengujian material jalan yaitu SNI 7729:2011, Cara Uji Viskositas Aspal
pada Temperatur Tinggi dengan Alat Saybolt Furol.
116
C. Soal Latihan
Untuk mengetahui kemampuan kalian pada materi diatas, silahkan kerjakan
soal latihan dibawah dengan jujur tanpa melihat kunci jawaban!
1. Dalam melakukan praktikum, kita harus mengetahui tujuan dari
pengujian yang akan kalian lakukan. Apakah tujuan dari praktikum
pengujian berat jenis aspal?
2. Pada pengujian titik nyala perlu memanaskan ter (aspal) sebagai benda
uji pengujian. Berapa banyak ter (Aspal) yang dipanaskan?
3. Dalam melakukan praktikum, kita harus mengetahui maksud dari
pengujian yang akan kalian lakukan Apa yang dimaskud dengan titik
nyala?
4. Pada pengujian titik nyala perlu memanaskan ter (aspal) sebagai benda
uji pengujian. Benda uji tersebut dipanaskan maksimum pada suhu
berapa?
5. Dalam melakukan praktikum, kita harus mengetahui maksud dari
pengujian yang akan kalian lakukan. Apa yang dimaksud dengan titik
lembek aspal?
6. Pengujian titik lembek aspal perlu memanaskan ter (aspal) sebagai
benda uji . Berapa lama waktu pemanasan untuk ter?
7. Dalam melakukan praktikum, kita harus mengetahui maksud dari
pengujian yang akan kalian lakukan. Apa yang dimaksud dengan
pengujian daktilitas aspal?
8. Pengujian daktalitas aspal tentu ada SNI yang dijadikan acuan dalam
pengujian anaslisa saringan agregat halus. SNI apa yang dijadikan acuan
dalam pengujian daktilitas aspal?
9. Dalam melakukan praktikum, kita harus mengetahui maksud dari
pengujian yang akan kalian lakukan.Bagaimana yang dimaksud dengan
pengujian viskositas aspal?
10. Pengujian viskositas apal menggunakan saringan. Saringan nomor
berapa yang digunakan pada pengujian viskositas aspal?
Catatan :
Silahkan mengerjakan soal dengan jujur tanpa melihat kunci jawaban, setelah mengerjakan soal
latihan silahkan kalian cocokkan dengan kunci jawaban di lembar berikutnya!
117
D. Kunci Jawaban
Setelah anda mengerjakan soal latihan, silahkan anda mencocokkan jawaban
anda dengan jawaban dibawah untuk mengukur kemampuan kalian dalam
kegiatan pembelajaran III.
1. Perbandingan antara berat aspal terhadap berat air dengan isi yang sama
pada suhu tertentu.
2. 50 gram, 50 gr
3. Suhu pada saat nyala api singkat pada suatu titik diatas permukaan aspal
4. 176°C
5. Suhu dimana suatu lapisan aspal dalam cincin yang diletakkan horizontal
didalam larutan air yang dipanaskan secara teratur menjadi lembek
karena beban bola baja sehingga lapisan aspal tersebut jatuh.
6. Tidak melebihi 30 menit
7. Nilai keelastisitasan aspal, yang diukur dari jarak terpanjang antara dua
cetakan berisi bitumen keras yang ditarik sebelum putus pada suhu 25°C
dan dengan kecepatan 50 mm/menit
8. SNI 06-2432-1991
9. Untuk menentukan temperatur pencampuran dan pemadatan campuran
beraspal panas
10. Saringan No. 100
118
KEGIATAN BELAJAR IV
A. Tujuan Pembelajaran
1.4 Setelah kalian melakukan proses pembelajaran, kalian mampu
mendeskripsikan pemeriksaan agregat kasar dengan benar.
B. Materi Pembelajaran
Silahkan kalian cermati materi pembelajaran pada pemeriksaan agregat kasar.
1. Rancangan Campuran Aspal (Mix Design)
a. Tujuan Praktikum
Peserta praktikum mampu :
Melakukan uji campuran aspal dengan metode Marshall dengan
tepat.
Menentukan komposisi agregat dalam campuran, berat aspal dalam
campuran, berat jenis dan penyerapan campuran, yang diperlukan
dalam pembuatan dan perhitungan rancangan campuran.
b. Teori Dasar
Rancangan campuran aspal panas (hot mix) yaitu suatu campuran
yang terdiri dari komponen-komponen agregat yang merupakan
komponen terbesar dalam campuran dan bahan pengikatnya aspal
dimana cara pencampurannya melalui proses pemanasan.
Langkah-langkah dalam mix design aspal beton :
Komposisi agregat dalam campuran
Dari hasil pemeriksaan gradasi/analisa saringan agregat dibuat
grafik yang didasarkan pada persen lolos untuk masing-masing nomor
saringan yang digunakan. Selanjutnya untuk mendapatkan prosentase
masing-masing fraksi agregat (chipping, pasir dan debu batu) dalam
campuran dipakai Metode Grafis Diagonal, dimana prosedurnya
sebagai berikut :
Diketahui gradasi ideal yang akan digunakan dari persyaratan
gradasi yang ditentukan.
Gambar empat persegi panjang dengan ukuran (10 x 20) cm.
Garis diagonal dibuat dari ujung kiri bawah keujung kanan
atas.
119
Sisi vertikal menyatakan persen lolos saringan dengan skala 0
di bawah dan 100 di atas.
Dengan melihat spefikasi ideal, tiap-tiap nilai ideal tersebut
diletakkan pada garis diagonal berupa titik.
Dari tiap titik pada diagonal ditarik garis vertikal untuk
menempatkan nomor-nomor saringan.
Gambar grafik gradasi dari masing-masing fraksi yang akan
dicampur.
Untuk menentukan prosentase agregat kasar, dilihat dari jarak
antara grafik gradasi kasar terhadap tepi bawah dan jarak
grafik sedang terhadap tepi atas yang harus sama, pada suatu
garis lurus.
Pada garis tersebut, tarik garis vertikal yang memotong garis
diagonal. Kemudian dari titik potong ini ditarik garis
horisontal yang memotong garis tepi, sehingga didapat
prosentase agregat kasar yang diperlukan.
Langkah diulangi untuk mendapatkan prosentase agregat halus
dan bahan pengisi.
120
Berat Aspal dalam Campuran
Setelah ditentukan kadar aspal yang akan digunakan dalam
campuran, maka berat aspal dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
𝐀𝐱𝐁
𝐁𝐞𝐫𝐚𝐭 𝐀𝐬𝐩𝐚𝐥 (𝐠𝐫𝐚𝐦) = ............................... (4. 1)
𝟏𝟎𝟎% − 𝐀
Keterangan :
A = Kadar Aspal
B = Kapasitas Mould (gram)
𝐏𝟏 + 𝐏𝟐 + ⋯ 𝐏𝐧
− 𝐁𝐞𝐫𝐚𝐭 𝐉𝐞𝐧𝐢𝐬 𝐁𝐮𝐥𝐤 (𝐆𝐬𝐛) = .......... (4. 2)
(𝐏𝟏/𝐆𝟏) + (𝐏𝟐/𝐆𝟐) + ⋯ (𝐏𝐧/𝐆𝐧)
𝐏𝟏 + 𝐏𝟐 + ⋯ 𝐏𝐧
− 𝐁𝐞𝐫𝐚𝐭 𝐉𝐞𝐧𝐢𝐬 𝐒𝐞𝐦𝐮 (𝐆𝐬𝐚) = ......... (4. 3)
(𝐏𝟏/𝐀𝟏) + (𝐏𝟐/𝐀𝟐) + ⋯ (𝐏𝐧/𝐀𝐧)
𝐆𝐛𝐬 + 𝐆𝐬𝐚
− 𝐁𝐞𝐫𝐚𝐭 𝐉𝐞𝐧𝐢𝐬 𝐄𝐟𝐞𝐤𝐭𝐢𝐟 (𝐆𝐬𝐞) = ............................... (4. 4)
𝟐
Keterangan :
Gsb = Berat jenis bulk
Gsa = Berat jenis semu/apparent
Gse = Berat jenis efektif
Pba = Penyerapan Aspal
Ga = Berat jenis aspal
P1, P2, …Pn = Persentase berat dari komponen agregat 1,
2,…n
G1, G2, …Gn = Berat jenis bulk dari masing-masing
agregat
121
A1, A2, …An = Berat jenis apparent dari masing-masing
agregat
122
c. Prosedur Pengujian
Berikut peralatan, penyiapan benda uji dan proses pengujian, silahkan
kalian cermati!
Keselamatan Kerja
Untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, sebaiknya
bekerja sesuai dengan keselamatan kerja :
Bekerja sesuai dengan petunjuk dan langkah-langkah kerja
Berkonsentrasi pada pekerjaan yang sedang dilakukan
Periksa setiap peralatan apakah sudah terpasang dengan dengan
baik dan benar
Keluarkan perlatan yang diperlukan saja dari ruang alat
Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
Selalu menggunakan perlengkapan kerja yang disarankan
Jika ragu menggunakan peralatan, mintalah petunjuk atau
bimbingan asisten laboratorium.
Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pengujian campuran aspal (mix
design), yaitu:
Tiga buah cetakan benda uji yang berdiameter 10,16 cm (4“)
dengan tinggi 7,62 mm (3”) yang dilengkapi dengan pelat alas
dan leher sambung
Penumbuk yang mempunyai permukaan yang rata berbentuk
silinder, dengan tinggi jatuh bebas 45,75 cm (18”) dan berat 4,5
kg
Alat ejector
Landasan pemadat terdiri dari balok kayu (jati atau sejenisnya)
berukuran kira-kira 20 x 20 x 45 cm3(8”x8”x8”) yang dilapisi
dengan pelat baja berukuran 30 x 30 x 2,5 cm3 (12” x 12” x 1”)
dan diikat pada lantai beton dengan empat bagian siku
Peralatan Marshall test
Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi
sampai (200 ± 3) °C
Bak perendam (water bath), dilengkapi dengan pengatur suhu
minimum 20 °C
Wajan untuk memanaskan agregat, aspal dan campuran
Pengukur suhu dari logam berkapasitas 250°C dan 100°C
dengan ketelitian 0,5 atau 1% dari kapasitas
Kompor
123
Sendok pengaduk
Sarung tangan asbes dan karet
Timbangan yang dilengkapi penggantung benda uji berkapasitas
2 kg dengan ketelitian 0,1 gram dan timbangan berkapasitas 5
kg dengan ketelitian 1 gram
Corong yang terbuat dari aluminium
Spatula
Satu set saringan terdiri dari ukuran : ¾, ½, 3/8, No.4, No.8,
No.30, No.50, No.100 dan No.200, serta PAN.
124
Proses Pengujian
Untuk proses pengujian silahkan ikuti diagram alir dibawah ini:
Mulai
Gradasi dari:
1. Agregat kasar
Menginput data gradasi agregat 2. Agtregat sedang
3. Agregat halus
4. Filler (cement atau
Membuat formula excel untuk fiyash)
mendapatkan persenrase agregat
dengan menggunakan metode
analisis pertidaksamaan linear
Gradasi dari:
5. Agregat kasar
Menguji formula 6. Agtregat sedang
7. Agregat halus
8. Filler (cement atau
fiyash)
Memenuhi
Tidak
kriteria
spesifikasi
Ya
Melakukan studi komparasi antara
metode grafis dan metode analisis
pertidaksamaan linear dengan
menggunakan Microsoft Excel
Selesai
125
Procedure for testing
Please follow the flow chart below to complete the testing
process:
Start
Gradation of:
Adding aggregate gradation 1. Coarse Aggregate
information 2. Medium aggregate
3. Fine aggregate
4. Filler (cement or fiyash)
Using the linear inequality analysis
method, create an excel formula to
calculate the total percentage.
Meet the
No
requirements of
the specification
Yes
Finish
126
Mulai
Alat: Bahan:
1. Timbangan 1. Aspal Panas
2. Wajan 2. Agregat halus dan
3. Kompor kasar berdasarkan
4. Termometer spek yang
5. Sendok Pengaduk digunakan
6. Alat Penumbuk
7. Mould
8. Sarung Tangan
9. Kertas Saring
10. Alat Pengeluar
Benda Uji
Memanaskan
campuran hingga Tidak
mencapai suhu
155 C
Ya
127
A’
Memanaskan
campuran Tidak
hingga
mencapai suhu
150°C
Ya
Memasukkan seluruh campuran
kedalam mould yang telah diberikan
kertas saring
128
B’
Selesai
129
Start
Tool : Ingredient :
1. Scales 1. Hot Asphalt
2. Frying Pan 2. Fine and coarse
3. Stove aggregates based on the
4. Thermometer specs used
5. Stirring Spoon
6. Pounding Tool
7. Mold
8. Gloves
9. Filter Paper
10. Test Object
Removal Tool
No
Preheat the oven
to 155 ºC.
Yes
130
A’
Yes
Place the entire mixture in a mold
lined with filter paper.
131
B’
Finish
132
Mulai
Alat: Bahan:
Bak Perendam Benda uji yang telah
Alat Marshall dibuat pada pengujian
Stopwatch mix design.
Penggaris
Timbangan
Alat:
133
A’
134
B’
Selesai
135
Start
Tool : Ingredient :
1. Soaking Tub Objects created in the
2. Marshall Tool mix design test should
3. Stopwatch be tested.
4. Ruler
5. Scales
136
A’
137
B’
Finish
138
Mulai
139
Start
Absolute Density of No
VIM-PRD Meets
Mixture Requirements
Picture 4.3.6 Flow flowchart for optimum asphalt level casting (k.A.O)
140
d. Standar Nasional Indonesia (SNI)
Adapun standar nasional yang dijadikan acuan dalam melakukan
pengujian material jalan yaitu RSNI M-01-2003, Metode pengujian
campuran beraspal panas dengan alat marshall.
b. Teori Dasar
Salah satu metoda yang telah dikembangkan untuk menguji
kandungan kadar aspal dalam campuran (Mix Design) adalah metode
ekstraksi.
Proses ekstraksi adalah pemisahan campuran dua atau lebih bahan
dengan cara menambahkan pelarut yang bias melarutkan salah satu
bahan yang ada dalam campuran tersebut atau hasil mix design.
Rumus perhitungan :
c. Prosedur Pengujian
Berikut peralatan, penyiapan benda uji dan proses pengujian, silahkan
kalian cermati!
Keselamatan Kerja
Untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, sebaiknya
bekerja sesuai dengan keselamatan kerja :
Bekerja sesuai dengan petunjuk dan langkah-langkah kerja
Berkonsentrasi pada pekerjaan yang sedang dilakukan
Periksa setiap peralatan apakah sudah terpasang dengan dengan
baik dan benar
Keluarkan perlatan yang diperlukan saja dari ruang alat
Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
Selalu menggunakan perlengkapan kerja yang disarankan
Jika ragu menggunakan peralatan, mintalah petunjuk atau
bimbingan asisten laboratorium.
141
Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pengujian ekstraksi, yaitu:
Centrifuge Extractor
Gelas Ukur 500 ml
Saringan Ekstraksi
Timbangan dengan ketelitiaan 0,01gram.
Talam-talam.
142
Proses Pengujian
Untuk proses pengujian silahkan kalian ikuti diagram alir dibawah
ini:
Mulai
Alat: Bahan:
1. Centrifuge extractor 1. Bensin
2. Oven 2. Campuran hasil mix
3. Gelas ukur 500 ml design (Briket)
4. Saringan ekstraksi sebanyak 500 gr
5. Talam
6. Timbangan
7. Wadah benda uji
143
A’
144
B
Selesai
145
Start
Tool : ingredient :
1. Centrifuge extractor 1. Gasoline
2. Oven 2. Mix the results of the
3. 500 ml measuring cup mix design
4. Extraction sieve (Briquettes) as much
5. Talam as 500 gr
6. Scales
7. Test object container
146
A’
Weigh the test object after it's been in the oven for a while.
147
B
Finish
148
d. Standar Nasional Indonesia (SNI)
Adapun standar nasional yang dijadikan acuan dalam melakukan
pengujian material jalan yaitu SNI 03-6894-2002, Metode Pengujian
Kadar Aspal Dari Campuran Beraspal Dengan Cara Sentrifus.
149
C. Soal Latihan
Untuk mengetahui kemampuan kalian pada materi diatas, silahkan kerjakan
soal latihan dibawah dengan jujur tanpa melihat kunci jawaban!
1. Dalam melakukan praktikum, kita harus mengetahui maksud dari
pengujian yang akan kalian lakukan. Apa itu rancangan campuran aspal
panas (hot mix)?
2. Kemampuan lapis aspal beton untuk menahan deformasi atau perubahan
bentuk akibat beban lalu lintas yang bekerja pada lapis perkerasan biasa
disebut?
3. Dalam melakukan praktikum, kita harus mengetahui maksud dari
pengujian yang akan kalian lakukan. Apa itu Marshall Quotient?
4. Pengujian Rancangan campuran aspal (Mix Design) tentu ada SNI yang
dijadikan acuan dalam pengujian anaslisa saringan agregat halus. SNI
apa yang dijadikan acuan dalam pengujian tersebut?
5. Dalam melakukan praktikum, kita harus mengetahui tujuan dari
pengujian yang akan kalian lakukan. Apakah tujuan dari praktikum
pengujian kadar aspal dengan ekstraksi?
6. Pada pengujian analisa saringan agregat halus menggunakan timbangan
ketelititan yang lebih kecil. Timbangan dengan ketelitian berapa yang
dipakai pada pengujian tersebut?
7. Pengujian ekstraksi menggunakan cairan sebagai bahan yang digunakan
dalam pengujian kadar aspal. Cairan apa saja yang bisa dipakai pada
pengujian tersebut?
8. Pengujian kadar aspal tentu ada SNI yang dijadikan acuan dalam
pengujian anaslisa saringan agregat halus. SNI apa yang dijadikan acuan
dalam pengujian tersebut?
Catatan :
Silahkan mengerjakan soal dengan jujur tanpa melihat kunci jawaban, setelah mengerjakan soal
latihan silahkan kalian cocokkan dengan kunci jawaban di lembar berikutnya!
150
D. Kunci Jawaban
Setelah anda mengerjakan soal latihan, silahkan anda mencocokkan jawaban
anda dengan jawaban dibawah untuk mengukur kemampuan kalian dalam
kegiatan pembelajaran IV.
1. Suatu campuran yang terdiri dari komponen agregat dan bahan
pengikatnya berupa aspal dimana cara pencampurannya melalui proses
pemanasan
2. Stabilitas (Stability)
3. Merupakan hasil bagi antara stabilitas dengan flow
4. RSNI M-01-2003
5. Untuk menentukan nilai kadar aspal yang terdapat dalam campuran (Mix
Design).
6. Timbangan digital dengan ketelitian 1 gr
7. Solar, Premium, Pertalite, Pertamax, Minyak tanah
8. SNI 03-6894-2002
151
DAFTAR PUSTAKA
152
90
91
Laboratorium Pengujian Material Jalan
Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Makassar
Tanggal : Jurusan :
Kelompok : Metode :
Berat Contoh : Asisten
Makassar...……….………….
Diperiksa Oleh
Asisten Laboratorium
Laboratorium Pengujian Material Jalan
Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Makassar
Tanggal : Jurusan :
Kelompok : Metode :
Berat Contoh : Asisten
Makassar...……….………….
Diperiksa Oleh
Asisten Laboratorium
Laboratorium Pengujian Material Jalan
Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Makassar
Tanggal : Jurusan :
Kelompok : Metode :
Berat Contoh : Asisten
Makassar...……….………….
Diperiksa Oleh
Asisten Laboratorium
Laboratorium Pengujian Material Jalan
Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Makassar
Tanggal : Jurusan :
Kelompok : Metode :
Berat Contoh : Asisten
Makassar ……….………….2010
Diperiksa Oleh
Asisten Laboratorium
Laboratorium Pengujian Material Jalan
Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Makassar
Tanggal : Jurusan :
Kelompok : Metode :
Berat Contoh : Asisten
KETERANGAN I II Rata-rata
Berat contoh kering oven (gr) A
Berat contoh kering permukaan (gr) B
Berat contoh dalam air (gr) C
Berat jenis bulk A
(atas dasar kering oven) B-C
Berat jenis bulk B
(atas dasar kering permukaan) B-C
A
Berat jenis semu
A-C
B-A
Penyerapan air x100%
A
Makassar...……….………….
Diperiksa Oleh
Asisten Laboratorium
Laboratorium Pengujian Material Jalan
Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Makassar
Tanggal : Jurusan :
Kelompok : Metode :
Berat Contoh : Asisten
KETERANGAN I II Rata-rata
Berat contoh kering oven A
Berat botol+air sampai batas kalibrasi B
Brt contoh+botol+air s/d batas kalibrasi C
Berat jenis bulk A
(atas dasar kering oven) B +500 - C
Berat jenis bulk 500
(atas dasar kering permukaan) B +500 - C
A
Berat jenis semu
B+A-C
500 - A
Penyerapan air x100%
A
Makassar...……….………….
Diperiksa Oleh
Asisten Laboratorium
Laboratorium Pengujian Material Jalan
Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Makassar
Tanggal : Jurusan :
Kelompok : Metode :
Berat Contoh : Asisten :
Keterangan :
- Jumlah bola baja = buah
- Jumlah putaran = putaran
Makassar...……….………….
Diperiksa Oleh
Asisten Laboratorium
Laboratorium Pengujian Material Jalan
Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Makassar
Tanggal : Jurusan :
Kelompok : Metode :
Berat Contoh : Asisten :
Ukuran Gradasi % Tertahan Berat Tertahan Brt Tertahan Setelah Pengurangan > 10%
Saringan Agregat Pi (%) Wi (gram) gram butir
3/4"
1/2"
3/8"
Total % Tertahan (Pt) =
Catatan : Total % Tertahan (Pt) = P1 + P2 + P3 + …………………………Pi
Berat Tertahan untuk masing - masing saringan ; Wi = Pi x Wt / Pt
Ukuran Butir yang Pipih (Fi) Butir yang Lonjong Butir yang Pipih & Lonjong
Saringan 20 - 28 14 - 20 20 -28 14 - 20 FEi
Berat (gr)
1/2" Jml. Butir
%
Berat (gr)
3/8" Jml. Butir
%
Nilai Rata-rata (%)
Catatan :
1. Butiran yang pipih dihitung dari rasio lebar terhadap tebal butiran ( L : T )
% Kepipihan = Berat butiran yg pipih/berat % tertahan setelah pengurangan > 10%
2. Butiran yang lonjong dihitung dari rasio panjang terhadap lebar butiran ( P : L )
% Kelonjongan = Berat butiran yg lonjong/berat % tertahan setelah pengurangan > 10%
3. Butiran yang pipih & lonjong dihitung dari rasio panjang terhadap tebal butiran ( P : T )
% Kepipihan & Kelonjongan = Berat butiran yg pipih & lonjong/berat % tertahan
setelah pengurangan > 10%
4. Nilai Rata-rata :
(( P1 x F1 ) + ( P2 x F2 ) + ..... + ( Pn x Fn ))
Kepipihan F =
Pt
(( P1 x E1 ) + ( P2 x E2 ) + ..... + ( Pn x En ))
Kelonjongan E =
Pt
(( P1 x FE1 ) + ( P2 x FE2 ) + ..... + ( Pn x FEn ))
Kepipihan
FE =
& Kelonjongan
Pt
Makassar...……….………….
Diperiksa Oleh
Asisten Laboratorium
Laboratorium Pengujian Material Jalan
Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Makassar
Tanggal : Jurusan :
Kelompok : Metode :
Berat Contoh : Asisten :
Makassar...……….………….
Diperiksa Oleh
Laboratorium Pengujian Material Jalan
Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Makassar
Tanggal : Jurusan :
Kelompok : Metode :
Berat Contoh : Asisten :
Rata-rata
Makassar...……….………….
Diperiksa Oleh
Asisten Laboratorium
Laboratorium Pengujian Material Jalan
Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Makassar
Tanggal : Jurusan :
Kelompok : Metode :
Berat Contoh : Asisten
Rata-rata
Makassar...……….………….
Diperiksa Oleh
Asisten Laboratorium
Laboratorium Pengujian Material Jalan
Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Makassar
Tanggal : Jurusan :
Kelompok : Metode :
Berat Contoh : Asisten :
Makassar...……….………….
Diperiksa Oleh
Asisten Laboratorium
Laboratorium Pengujian Material Jalan
Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Makassar
Tanggal : Jurusan :
Kelompok : Metode :
Berat Contoh : Asisten :
Makassar...……….………….
Diperiksa Oleh
Asisten Laboratorium
Laboratorium Pengujian Material Jalan
Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Makassar
Tanggal : Jurusan :
Kelompok : Metode :
Berat Contoh : Asisten :
Nomor A B C D Bj
Sampel (gr) (gr) (gr) (gr) (gr/cc)
1
Rata-rata
Keterangan :
C - A
Berat Jenis =
(B-A)-(D-C)
Makassar...……….………….
Diperiksa Oleh
Asisten Laboratorium
Laboratorium Pengujian Material Jalan
Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Makassar
Tanggal : Jurusan :
Kelompok : Metode :
Berat Contoh : Asisten :
Pembacaan Pengamatan
Waktu-1 Viskositas Waktu-2 Viskositas
Suhu (oC)
Rata-Rata
(detik) Kinetik-1 (cst) (detik) Kinetik-2 (cst)
1000
Viskositas Kinetik (cst)
100
10
120.00 140.00 160.00 180.00
Suhu (o c)
Catatan : : Untuk pencampuran pada laston diperlukan 170 ± 20 cst dan untuk pemadatan
diperlukan 280 ± 30 cst
Makassar...……….………….
Diperksa Oleh :
Asisten Laboratorium
Laboratorium Pengujian Material Jalan
Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Makassar
DAKTALITAS ASPAL
Tanggal : Jurusan :
Kelompok : Metode :
Berat Contoh : Asisten :
Daktalitas pada 25oC, 5 cm per menit Daktalitas pada 25oC, 5 cm per menit
Pengamatan I
Pengamatan II
Pengamatan III
Rata - rata
Makassar...……….………….
Diperiksa Oleh
Asisten Laboratorium
Laboratorium Pengujian Material Jalan
Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Makassar
REKAPITULASI
DATA PEMERIKSAAN ASPAL
(PENETRASI 60)
Tanggal : Jurusan :
Pekerjaan : Metode :
Berat Contoh :
Diperiksa Oleh
Lampiran 2
Kartu Kontrol
Kartu Kontrol Praktikum Foto Warna
Laboratorium Pengujian Material Jalan Terbaru
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan 3x4
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Makassar
Nama : _____________________________________
NIM : _____________________________________
Kelompok : _____________________________________
Program Studi : _____________________________________
Jurusan : _____________________________________
Universitas : _____________________________________
Tanggal
Jenis Percobaan Paraf
Responsi Praktikum
A. Pemeriksaan Aspal
1. Berat Jenis Aspal
2. Titik Nyala dan Bakar Aspal
3. Titik Lembek
4. Daktilitas
5. Viskositas
B. Pemeriksaan Agrerat
1. Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Kasar
2. Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Halus
3. Kepipihan & Kelonjongan
4. Keausan
5. Analisa Saringan Agregat Kasar
6. Analisa Saringan Agregat Halus
7. Kadar Lumpur