Anda di halaman 1dari 302

0

PERINGATAN

MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN MAUPUN


SELURUH KONTEN E-BOOK INI
TANPA IZIN PENULIS ADALAH BENTUK
PELANGGARAN HUKUM

1
2
Kohaku 91cm
Grand Champion
RINYUKAI ALL JAPAN KOI SHOW 2016
Owned by Yohanes Jusuf (Indonesia)

3
Shusui 80bu
Botan Prize Winner
ALL JAPAN KOI SHOW 2016
Owned by Henry Usman (Indonesia)

4
Bekko 70bu
Shubetsu Prize Winner
ALL JAPAN KOI SHOW 2017
Owned by Budiono Wijanto (Indonesia)

5
Hikarimoyo 60bu
Shubetsu Prize Winner
ALL JAPAN KOI SHOW 2017
Owned by Hernando Yuwono (Indonesia)

6
Kohaku 55bu
Male Kokugyo Winner
ALL JAPAN KOI SHOW 2017
Owned by Samurai Koi Centre (Indonesia)

7
Tancho 80bu
Shubetsu Prize Winner
ALL JAPAN KOI SHOW 2017
Owned by Djudju Suryana (Indonesia)

8
DAFTAR ISI

A. DEFINISI-------------------------------------------------------
1. Koi 16
2. Sejarah Koi 17
3. Keistimewaan Koi 21
4. Tipe Pecinta Koi 25
B. VARIETAS DAN KARAKTERISTIK--------------------
1. Kohaku 30
2. Taisho Sanshoku 46
3. Showa Sanshoku 54
4. Utsurimono 64
5. Bekko 70
6. Asagi - Shusui 74-79
7. Koromo 82
8. Kawarimono 86
9. Hikarimono 96
10. Hikarimoyo-mono 102
11. Hikari Utsurimono 105
12. Kinginrin 107
13. Tancho 112
C. KOLAM DAN FILTER--------------------------------------
1. Perencanaan Sebelum Membangun Kolam Koi 122
2. Sistem Filter Kolam Koi 124
3. Metode Filterasi 128
4. Skema Filter Kolam Koi 132
5. Perawatan Filter Kolam 137
D. PENGELOLAAN AIR--------------------------------------
1. Kualitas Air (Water Quality) 144
2. Air Hijau (Green Water) 151
3. Penggunaan Lampu UV 154
E. NUTRISI--------------------------------------------------------
1. Kebutuhan Nutrisi Untuk Koi 158
2. Cara Memberi Pakan Yang Benar 163
3. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Koi 167
F. APRESIASI----------------------------------------------------
1. Memilih Penjual Koi 172
9
2. Menilai Koi (Metode Apresiasi) 174
3. Menilai Kualitas Warna 180
4. Teliti Sebelum Membeli 182
5. Perubahan Pola dan Warna 188
6. Tategoi 194
7. Membeli Koi Secara „Online‟ 195
G. PEMELIHARAAN -------------------------------------------
1. Karantina 198
2. Gejala dan Tanda Koi Sakit 207
3. Populasi Koi 209
4. Salah Kaprah dalam Memelihara Koi 211
5. Penyebab Koi Mengalami Stres 215
6. Hal-hal Penting dalam Memelihara Koi 218
H. PENYAKIT ----------------------------------------------------
1. Koi Herpes Virus (KHV) 222
2. Kutu Jarum (Anchor Worm) 228
3. Koi Ulcer 231
4. Fin Rot 233
I. OBAT------------------------------------------------------------
1. Garam Ikan 238
2. Dimilin 244
3. Elbagin / Elbayou 245
4. Pomate 246
5. PK (Kalium Permanganat) 246
6. Malachite Green 252
7. Methilene Blue 253
J. BUDIDAYA----------------------------------------------------
1. Berbudidaya Koi Dengan Benar 257
2. Persiapan Sarana dan Prasarana 258
3. Cara Praktis Memijahkan Koi 264
K. ARTIKEL------------------------------------------------------
1. Siklus Nitrogen 274
2. Koi Kerokan 279
3. Melepas Koi Baru 283
4. Doitsugoi 287
5. Legenda Inazuma Showa 297
PENUTUP---------------------------------------------------------- 300
10
11
KATA PENGANTAR

Koi bagai permata hidup (The Living Jewels) bukanlah hal yang berlebihan.
Oleh mata awam sekalipun, Koi tetap terlihat indah dan menakjubkan
sebagai bukti kebesaran Tuhan Yang Maha Pencipta.

Dengan variasi pola dan warna yang beraneka-ragam di sekujur tubuhnya,


kecantikan Koi tiada lagi tertandingi oleh makhluk air manapun di dunia ini.
Tak heran jika Koi telah mampu menawan hati berjuta insan untuk
memeliharanya.

Umur Koi yang panjang dapat menjadi sahabat sejati seumur hidup yang
mengisi kolam milik para pecintanya. Namun demikian apa yang seringkali
terjadi adalah adanya pemelihara Koi yang merasa kecewa, bersedih atau
bahkan frustasi karena banyak Koi miliknya yang tiba-tiba mati tanpa
diketahui sebab-musababnya. Hal ini akibat rendahnya wawasan dan
pengetahuan tentang pemeliharaan Koi.

Buku ini ditulis sebagai jawaban atas pertanyaan dari para pecinta Koi
terkait segala permasalahan tentang cara memelihara dan apresiasi Koi.

Penulis berharap agar buku ini dapat memberi pencerahan kepada seluruh
pemelihara Koi khususnya bagi pehobi pemula (newbies).
12
Apa yang tertulis di dalam buku ini adalah hasil pengamatan dan
pengalaman penulis selama bertahun-tahun dalam berkecimpung di dunia
Koi. Selain itu juga ditambahkan beberapa informasi dari berbagai sumber
antara lain dari buku “Manual To Nishikigoi‟ yang ditulis oleh Takeo Kuroki.

Penulis secara pribadi menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna,
Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima koreksi, kritik dan
saran dari para pembaca dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan.

Diharapkan buku ini dapat menambah perbendaharaan buku dan informasi


tentang Koi, sekaligus sebagai kontribusi terhadap perkembangan dunia
per-Koian di Indonesia.

Akhir kata, semoga buku ini dapat memberi manfaat.

Selamat membaca..

Penulis,

Doni Bastian

Kontak Penulis :

WA/SMS : 0812 9429 1117


Email : baskorodj@yahoo.com
Website : www.gilakoi.com
Facebook : www.facebook.com/donibastians
13
GILA KOI
BUKU PEDOMAN CARA MEMELIHARA KOI & APRESIASI
Oleh : Doni Bastian
©2018 www.gilakoi.com

Cover
Sanke 70bu
Kokugyo Prize Winner
ALL JAPAN KOI SHOW 2017
Owned by Mr. Ryuhei Okada - Japan

Edisi e-Book - 2018

14
15
A. DEFINISI

1. Koi

Koi berasal dari kata „Nishikigoi‟ atau „NishikiKoi‟, yang terdiri dari 2
kata yaitu „Nishiki‟ yang artinya „kain bersulam emas/perak‟ dan „Koi‟
yaitu „Ikan Mas/Ikan karper‟. Koi dalam bahasa Jepang bisa berarti „cinta‟
atau „percintaan‟.

Orang Jepang lebih mengenal Nishikigoi ketimbang Koi. Bila anda


bertanya tentang Koi kepada orang Jepang, maka yang ditunjuk adalah
ikan mas untuk dikonsumsi.

Mengapa orang Jepang menyebutnya „Nishikigoi‟ ?


Karena memang Koi memiliki pola dan warna yang indah dan beraneka
ragam seperti ornamen pada kain yang mereka pakai.

Sebelum perang dunia ke-2, Nishikigoi sempat popular dengan beberapa


nama antara lain ; Colored Koi, Flowery Koi, Figured Koi atau Fancy
Koi, tetapi selama masa perang, pemerintah Jepang melarang
penggunaan kata Colored atau Flowery, dan sejak saat itu namanya
menjadi „Nishikigoi‟.

16
Kata „Koi‟. pertama kali dipakai sekitar 2.500 tahun yang lalu di Cina, yaitu
pada tahun 533 SM ketika anak laki-laki dari Confucius (Kong-Zi) lahir,
Raja Shooko dari kerajaan Ro (Lu) memberinya hadiah berupa ikan yang
diberi nama Koi.
Koi akhirnya dikenal sebagai sebutan singkat dari Nishikigoi dan berlaku
universal untuk memberi nama ikan sejenis ikan mas yang memiliki
berbagai pola dan warna yang indah di punggungnya.

Di Jepang, Koi telah mendapat berbagai julukan antara lain, „Samurai


Fish‟, „Kokugyo‟ dan „National Fish‟. Ada juga yang menjulukinya
dengan “The Living Jewels”, “Swimming Jewels”, “King Of
Ornamental Fish” dll.

2. Sejarah Koi.

Apakah benar ikan Koi pertama kali lahir di Jepang ?


Tak ada seorangpun yang mengetahui secara pasti, darimana Koi ini
sebenarnya berasal. Tapi banyak yang percaya bahwa ikan karper biasa
(Cyprinus Carpio) awalnya berasal dari Persia dan Asia Barat.

Kemudian ikan karper tersebut


masuk ke Cina dan Korea melalui
transaksi perdagangan atau
kemungkinan bersama aliran air
alami, pada sekitar 1.000 tahun yang
lalu. Dalam sebuah partitur Cina
kuno yang ditulis pada era Dinasti
Chin (265 – 316 M) terdapat sekelumit
penjelasan tentang ikan karper
dengan warna merah, putih, hitam
dan biru. Di Jepang, pada sekitar tahun 1.300, Ikan karper kehitam-
hitaman ditengarai juga telah dipelihara oleh para petani untuk
dikonsumsi pada musim panas. Ikan karper itu diberi nama Magoi. „Ma‟
(bahasa Jepang) artinya asli, tulen atau orisinil, sedangkan „Goi‟ atau Koi
artinya ikan karper warna-warni. Dengan demikian Magoi diyakini
sebagai asal usul Koi.

17
Menjelang akhir musim gugur, ikan karper tersebut ditangkap dan
diasinkan sebagai tambahan lauk selama musim dingin. Tetapi pada
sekitar tahun 1.800 M, sebagian petani padi di Niigata tepatnya di desa
Yamakoshi, Prefektur Ojiya dekat pantai barat laut Jepang, menemukan
ikan karper yang berwarna merah dan putih. Kemudian mereka
memutuskan untuk membudidayakan ikan-ikan tersebut.

Selanjutnya ikan karper tersebut secara selektif dikembangkan melalui


teknik perkawinan silang (cross breeding), hingga dapat menghasilkan
ikan dengan berbagai pola dan warna.

Dongeng Seputar Koi

Dalam Buku Nishonsoki dipetik sebuah kisah, konon pada suatu hari,
Kaisar Kejkou mengunjungi propinsi Mino pada bulan Februari tahun 94
M.

Ketika melihat seorang anak perempuan dari Pangeran Yasakairihiko


Otohime, sang Kaisar seketika jatuh hati pada pandangan pertama.
Begitu mendengar keinginan Kaisar untuk mempersuntingnya, sang putri
menolak dan melarikan diri ke dalam hutan.

Kaisar tak kekurangan akal. Agar sang putri tertarik, Kaisar mengambil
sepasang ikan Koi yang baru saja didatangkan dari Cina. Mendengar
kabar tersebut sang putri penasaran dan ingin sekali melihatnya.

Aneh bin ajaib, sang putri akhirnya bersedia keluar hutan dan memenuhi
undangan makan malam Kaisar sekaligus melihat keindahan ikan Koi.
Sang putri yang semula menolak cinta sang Kaisar akhirnya dapat
menerima dan mereka saling jatuh cinta atau dalam bahasa Jepang
disebut „Koi‟. Mungkin dari cerita inilah kata Koi makin berkembang untuk
menyebut ikan yang dapat membuat jatuh hati.

18
Pengembangan Nishikigoi di Jepang

Nishikigoi di Jepang pertama kali dikembangkan pada sekitar tahun


1820. Varitas pertama yang dihasilkan pada waktu itu adalah „Hi-Goi‟,
„Hi‟ berarti merah (api), Asagi dan Bekko. Sejak saat itu harga Nishikigoi
menjadi semakin mahal.

Daerah yang khusus memproduksi Nishikigoi awalnya adalah di desa


Nagaoka (sekarang Niigata). Nishikigoi terus dikembangkan dan sampai
pada era Dinasti Meiji (1875 M) terciptalah varitas baru yakni Ki-Utsuri.

Kemudian pada era Taisho (1912-


1926), telah diternakkan beberapa
varitas lainnya seperti Shiro Utsuri,
Ki Utsuri, Taisho Sanshoku dan
Kohaku.

Pada era Dinasti Showa muncullah


Ginrin, Ogon dan Kawarimono.

Pada sekitar tahun 1900, ikan karper


kaca (Mirror Carp) berwarna hitam
didatangkan dari Jerman.
Sesuai namanya, sisik ikan karper
kaca ini tidak lengkap atau nyaris
tanpa sisik dan badannya licin seperti
kaca.
Taisho Emperor
Konon yang didatangkan 50 ekor,
sedangkan yang hidup hanya 5 ekor yakni 4 ekor betina jenis leather carp
(tanpa sisik sama sekali ) dan 1 ekor jantan dengan sisik besar
(mirror carp) di punggung dan perut.

Melalui persilangan dengan Koi yang sudah ada, maka lahirlah Doitsu
Nishikigoi. „Doitsu‟ (baca doits) dalam bahasa Jepang artinya „Jerman‟
(Deutche).

19
Koi pertama kali diekspor keluar Jepang pada tahun 1938 ke San
Fransisco AS. Kemudian ke Hawai (1947), Kanada (1949) dan Brasil
(1953). Koi kemudian dipelihara di seluruh dunia sejak awal tahun 1980
dan kini budidaya Koi telah menjadi industri besar di Jepang.

. Koi di Indonesia
.
Koi pertama kali masuk ke
Indonesia sekitar tahun 1981 -
1982 yang kala itu didatangkan
oleh Dragon Feng dan Hani
Moniaga, langsung dari Jepang.
Sejak saat itu, Koi mulai
dipelihara dan makin populer di
Indonesia.

Koi Kumpay Setahun sebelumnya, pemerintah


Indonesia mengirimkan 60 ekor
ikan Kumpay (Ikan mas dengan sirip panjang) berwarna hijau dan kuning
dari daerah Bogor dan Cibalagung (Jawa Barat) kepada Pangeran Akihito
untuk disilangkan dengan Koi Jepang.

Sepuluh tahun kemudian Pangeran Akihito mengirimkan kembali ke


Indonesia hasil silangan tersebut yaitu sebanyak 50 ekor kumpay
silangan yang kemudian disebut Hirenaga Koi. Silangan tersebut terdiri
dari Platinum (1982), Kohaku (1993), Asagi dan Shusui (1988) serta
Taisho Sanshoku (1989).

Sentra Budidaya Koi di Indonesia.

Awal mula budidaya Koi dilakukan oleh peternak ikan di daerah


Sukabumi Jawa Barat sekitar tahun 1982. Kemudian pada tahun 1986,
ada seorang petani membawa sejumlah bibit Koi ke daerah Blitar untuk
dibudidayakan. Sejak saat itulah Koi mulai ramai dibudidayakan di kedua
daerah tesebut.

20
Popularitas Koi sebagai ikan penghias kolam membuat harganya menjadi
makin mahal, sempat menggeser ikan Mas dan ikan Gurami sebagai
produk utama perikanan air tawar. Para petani ikan konsumsi kemudian
beralih membudidayakan Koi sebagai sumber penghasilan mereka.

Hingga saat ini, sentra budidaya Koi terutama berada di Blitar dan
Sukabumi, juga daerah lainnya seperti Banjarnegara, Cianjur, Bandung
(Jawa Barat), Klaten, Magelang (Jawa tengah), Magetan, Kediri, Tulung
Agung (Jawa Timur) dan daerah lainnya di pulau Jawa.
Kian hari, kualitas Koi yang diproduksi oleh para pembudidaya Koi di
daerah tersebut makin meningkat, terutama Koi yang berasal dari daerah
Blitar yang telah mampu bersaing dengan Nishikigoi (Koi eks impor
Jepang) pada berbagai acara Kontes Koi (Koi Show)

3. Keistimewaan Koi

Rajanya Ikan Hias


Koi dengan berbagai bentuk pola dan
warna di punggungnya, tampak seperti
memakai baju beraneka rupa. Begitu
banyak varitas Koi yang ada, semakin
menambah penasaran bagi para pecinta
untuk mengkoleksinya. Dia diciptakan
dengan kepala yang besar serta
sepasang kumis di dekat mulutnya.
Cara berenang yang tenang, berlenggak
lenggok, bagai sang raja yang sedang
berjalan dengan baju kebesarannya.
Sebagai penghias kolam, Koi tak ada
tandingannya.

Pertumbuhan Koi cukup pesat, sejak burayak s/d 1 tahun Koi bisa
mencapai panjang 40 cm, bertambah menjadi 50 cm pada tahun ke-2,
pada tahun ke-3 mencapai 60 cm, tahun ke-5 bisa mencapai 70 cm dan
sampai tahun ke-10 bisa lebih 100 cm. Rekor Koi terpanjang adalah 153
cm dengan berat 45 kg.

21
Umur Panjang dan Ikan Pemberani
Koi adalah ikan yang berani dan pantang menyerah, meski terluka
sekalipun. Maka dari itu ada yang menyebutnya Ikan Samurai. Rata-rata
umur Koi 70 tahun, tetapi ada yang sampai ratusan tahun.

Sejarah mencatat Koi tertua di dunia yaitu


Hanako yang dipelihara oleh Mr Komei
Koshihara (Pemilik Nagoya Woman‟s College)
di Higashi Sirakawa Kamogun, Propinsi Gifu di
Jepang. Koi betina dengan jenis Hi Goi (warna
merah polos) dipercaya telah berumur 126 tahun.
Dia lahir 25 tahun sebelum hari kemerdekaan
negara Amerika Serikat. Berat tubuhnya 9 Kg,
dengan panjang 77 cm. Namun sayang Koi
tersebut telah mati pada tanggal 17 Juli 1977 dan
berdasarkan hasil penelitian sisiknya melalui
mikroskop, Hanako tercatat sebagai Koi tertua

Hanako, Koi tertua di sepanjang masa.


dunia

Dengan semangat pemberaninya itu, Koi dikisahkan telah mampu


mendaki dan melawan arus air terjun di sungai Kuning Cina. Dari sinilah
Koi dianggap sebagai simbul perjuangan hidup. Dalam berbagai pesta
kekaisaran Jepang, Koi menjadi hidangan istimewa dan mereka percaya,
Koi membawa keberuntungan bagi siapa saja yang memeliharanya.

Kebersamaan, Kompak dan Jinak

Tidak ada istilah atasan atau anak


buah dalam komunitas Koi. Yang tua
tidak mengganggu yang muda, yang
lama tidak akan memusuhi yang baru
datang. Mereka bisa hidup bersama
dan saling berdampingan. Mereka
juga kompak dan jinak hingga
pemelihara bisa memberi pakan
langsung ke mulut Koi sambil

22
menyentuh bahkan mengangkat tubuhnya dari dalam air. Uniknya, Koi
terkadang menghampiri orang yang memanggil namanya. Saking
jinaknya, ada pula Koi yang mau minum kopi langsung dari cangkir
pemiliknya. Bila anda merasa letih dan stres sepulang kerja, cukup
memandang Koi di dalam kolam anda, niscaya akan lupa segala
persoalan yang dihadapi dan anda akan merasa senang.

Kesayangan Seluruh Anggota Keluarga


Biasanya hobi seseorang, belum tentu
menjadi hobi yang lainnya. Berbeda
dengan hobi memelihara Koi yang
dapat membuat seluruh anggota
keluarga merasa memiliki. Koi bisa
menjadi bagian dari keluarga. Seekor
Koi yang dibeli oleh istri atau anak
laki-lakinya, akan dapat bergabung
dengan Koi yang dibeli oleh suami
atau ayahnya. Juga seringkali terjadi
seorang suami dengan bangga
memamerkan Koi kepada teman-
temannya meski sebenarnya sehari-
hari yang merawat Koi adalah istri
atau anaknya. Di rumah, istri atau
anak yang kadang lebih sayang
terhadap Koi daripada suami atau
ayahnya.

Pemakan Segala dan Mudah Memeliharanya

Koi sebenarnya bisa makan apa saja ; daging, ikan, roti, mi, sayuran,
buah-buahan dll. Koi mau makan hampir semua makanan manusia. Anda
bisa saja memberi makan Koi dari sisa piring makan anda, tetapi demi
keindahan warna dan bentuk tubuhnya, anda harus memberinya pakan
yang mengandung vitamin, mineral dan bahan-bahan lain yang
dibutuhkannya.
Pakan alami seperti kepompong ulat, cacing tanah, udang dan kepiting
juga baik untuknya. Proporsi sayuran/buah-buahan dari pakan lainnya
23
adalah 6 banding 4. Dari pada repot, anda dapat dengan mudah membeli
pakan buatan (pelet) yang mengandung komposisi terbaik untuk Koi. Bila
anda bepergian dalam waktu lama, Koi juga bisa dipuasakan (tidak diberi
pakan) sampai berhari-hari, tanpa mengganggu kesehatannya.

Anda dapat membeli Koi dengan harga murah bila anda jeli

Harga Koi yang memenangkan gelar Grand Champion dalam suatu


kontes Koi internasional bisa mencapai ratusan juta bahkan miliaran
rupiah. Secara umum Koi yang bagus harganya mahal. Tetapi anda bisa
mendapatkan Koi yang murah berkat kejelian mata anda. Hanya
diperlukan sepasang mata untuk memilih Koi kecil, yang apabila besar
nanti, bisa menjadi juara di acara Kontes Koi.

Beragam warna dan pola yang dinamis.

Setiap pola yang ada pada setiap Koi, tidak


pernah sama persis dengan yang lainnya,
sehingga pemilik Koi dapat bangga karena
tidak ada yang menyamainya. Kecantikan
pola dan warnanya yang dinamis
memungkinkan anda menikmati
sekumpulan Koi, yang sama indahnya
dengan memandang seekor saja. Hal
menarik lainnya adalah pola dan warna Koi
dapat berubah sesuai umur, cuaca atau
musim. Warna-warni Koi yang ada pada
tubuh Koi antara lain putih, merah, hitam,
biru, kuning, ungu, biru tua, hijau, coklat,
emas dan perak.

Menjadi Teman Seumur Hidup

Dengan umurnya yang panjang, Koi bisa menjadi teman seumur hidup
bagi pemeliharanya. Tidaklah berat memeliharanya, asal tekun, sabar
dan berkesinambungan, terutama dalam pemeliharaan kolam.
Membersihkan kolam juga dapat menjadi sebuah olahraga.
24
4. Tipe Pecinta Koi

Para pecinta Koi (Koi Lover) dalam memelihara Koi tentu mempunyai
keinginan masing-masing, namun semuanya memiliki perasaan cinta
yang sama terhadap Koi, yang membedakan adalah intensitasnya.
Memelihara Koi, pada kondisi tertentu bukanlah sekadar hobi, namun
memerlukan perhatian dan biaya yang besar dalam perawatannya.

Ada beberapa tipe pecinta Koi yaitu :

1) Pembudidaya Koi

Seorang pembudidaya Koi, tentu memiliki banyak pengalaman terkait


proses pemijahan, perawatan burayak sampai pembesaran Koi. Di
Jepang, sekitar 15 % pecinta Koi adalah pembudidaya.
Membudidayakan Koi bukanlah pekerjaan yang mudah. Memerlukan
ketelatenan, kesabaran dan kerja keras. Mereka merawat pasangan
induk Koi seperti anak-anak mereka sendiri, Memberi pakan yang
baik, merawat kolam dengan hati-hati dengan harapan agar nantinya,
dapat menghasilkan keturunan yang baik.

2) Pemelihara Koi Kecil

Ada pula pecinta Koi yang tak mau repot dengan urusan pemijahan.
Mungkin saja karena keterbatasan lahan, waktu dan dana. Mereka
lebih suka membesarkan Koi kecil yang dibeli langsung dari petani
atau pedagang Koi (Koi Dealer). Sekitar 70% pecinta Koi adalah
termasuk tipe ini. Ada yang bertujuan bisnis dan ada pula yang
sekadar untuk dipelihara di rumah sebagai penghias kolam.

3) Pemelihara Koi yang Belum „Finished‟

Tipe pecinta Koi ini selalu penasaran mencari dan memelihara Koi
yang memiliki pola dan warna yang masih mengalami perkembangan
dan perubahan (belum „finished‟). Biasanya berumur dibawah 1 tahun
(tosai), namun punya kans untuk menjadi Koi yang berkualitas.
Sekitar 10 % pecinta Koi tipe ini rela menunggu 2 atau 3 tahun lagi
25
demi untuk menyaksikan Koi miliknya benar-benar memiliki pola dan
warna yang bagus.

4) Pemelihara Koi „Finished‟

Pecinta Koi tipe ini hanya ingin memelihara Koi yang sudah „finish‟
yaitu Koi yang pola dan warnanya relatip tetap (tidak berubah).
Biasanya koi yang sudah „finish‟ berumur lebih dari 3 tahun dengan
panjang diatas 50 cm.

Pemelihara Koi tipe ini memang sangat sedikit jumlahnya, mungkin


hanya sekitar 5 % saja, sebab Koi yang sudah „finish‟, tentu harganya
selangit. Mereka terutama dari kalangan „the Have‟ yang tak peduli
dengan harga. Asalkan suka, mereka akan membelinya.

Biasanya koleksi mereka adalah Koi-Koi juara yang telah


memenangkan banyak penghargaan di berbagai acara Kontes Koi
(Koi Show).

26
27
B. VARITAS DAN KARAKTERISTIK

Sejak pertama kali Koi diketemukan oleh petani ikan di Jepang, budidaya
Koi terus dikembangkan. Bukan lagi sebagai ikan konsumsi melainkan
untuk dipelihara sebagai penghias kolam. Setelah melalui berbagai macam
uji coba kawin-silang (crosss breeding), kini Koi telah memiliki aneka
macam pola dan warna yang dikelompokkan di dalam berbagai varitas.

Varitas Koi dibagi menjadi 13 kategori. yaitu :

1. Kohaku 8. Kawarimono
2. Taisho Sanshoku 9. Ogon
3. Showa Sanshoku 10. Hikarimoyo – Mono
4. Utsurimono 11. Hikari – Utsurimono
5. Bekko 12. Kin-ginrin
6. Asagi - Shusui 13. Tancho
7. Koromo

28
Kohaku 94 cm
Grand Champion
ALL JAPAN KOI SHOW 2016

29
1. KOHAKU

Dari asal kata „kohaku‟ yang berarti „merah dan putih‟, Kohaku adalah salah
satu varitas Koi yang selalu dibicarakan terlebih dulu dibandingkan dengan
yang lainnya. Bukan hanya karena Kohaku yang diketemukan pertama kali,
tetapi karena sosok Kohaku memang istimewa. Dengan hanya dua warna
saja, Kohaku terkesan sangat elegan. Justru dengan kesederhanaan warna
yang ada pada punggungnya, maka Kohaku tampak kontras bila berada di
antara kerumunan Koi lainnya. Oleh sebab itulah maka di dunia Koi terdapat
perumpamaan “Keeping Koi Begins And Ends With The Kohaku”

Pada pandangan pertama, orang akan lebih tertarik pada kecantikan


Kohaku. Setelah itu barulah melirik varitas lainnya seperti Showa, Sanke,
Ogon dll. Namun pada akhirnya, para pecinta Koi yang sudah bertahun-
tahun memelihara Koi, pilihan mereka akan kembali jatuh kepada Kohaku
sebagai Koi favoritnya.

Awal mula

Pada sekitar tahun 1820, ikan karper yang berwarna merah dan putih
diketemukan di Jepang. Melalui proses mutasi, Koi yang berwarna merah
dilehernya kala itu dikenal dengan „Hookazuki‟ („Kazuku‟ yang artinya
„keluarga‟) dari induk ikan karper hitam. Kemudian Koi berwarna putih lahir
dari Hookazuki. Koi putih tersebut kemudian dikawinkan dengan Koi yang
berwarna merah (Higoi). Dari perkawinan tersebut lahirlah Koi putih dengan
bercak warna merah di perutnya yang disebut „Haraka‟ (Red Belly). „Hara‟
artinya „datar‟ dan „Aka‟ yang artinya „merah‟. Kemudian dihasilkan pula Koi
dengan bercak warna merah di penutup insang (pipi) yaitu „Hoo Aka‟ (Red
Cheeks/pipi merah) atau dikenal dengan „Era Hi‟ (Red Gill). „Hi‟ artinya
„merah api‟.

Pada akhir tahun 1830, lahirlah Koi „Zukinkaburi‟ („Zukin‟ artinya


„kerudung‟, „Kaburi‟ artinya „memakai‟ atau „menutup‟) yaitu Koi dengan
sebagian warna merah di kepalanya. „Menkaburi‟ („Men‟ artinya „kedok‟
30
atau „topeng‟) yaitu terdapat warna merah yang menutupi seluruh bagian
kepala dan „Kuchibeni‟ („Kuchi‟ artinya „bibir‟ dan „Beni‟ arinya „merah‟)
yaitu Koi dengan warna merah pada bibirnya seperti memakai lipstik.

Ada pula yang mengenal Kohaku dengan nama „Sarasa‟ yang artinya kain
batik atau kain cetak yaitu Koi dengan warna merah dan putih di
punggungnya.

Pada era dinasti Meiji, Kohaku telah menyebar ke seluruh penjuru


Yamakoshi (sekarang Niigata) untuk dibudidayakan. Oleh seorang petani
Koi, Gosuke (nama sebenarnya Kunizo Hiroi) dari desa Utogi (bagian
dari kota Ojiya sekarang), Kohaku modern telah diternakkan dari
perkawinan antara Koi jantan dengan pola warna merah berbentuk seperti
bunga-bunga dengan Koi betina yang memiliki pola warna merah di
kepalanya. Kohaku dengan pola warna merah yang baik, terus
dikembangkan oleh Yagozen dan Buheita.

Warna dan Pola

Warna putih pada kohaku


adalah elemen terpenting.
Warna putihnya harus benar-
benar putih seperti salju (snow
white), tidak kekuning-
kuningan atau kecoklat-
coklatan. Sedangkan warna
merah musti pekat dan cerah.

Ada dua jenis warna merah


(Hi) pada Kohaku yakni merah
berbasis ungu (Gb.1) dan
merah berbasis oranye atau
Gb. 1 Gb. 2
kekuningan (Gb.2).
.
Warna merah dengan basis ungu tersebut lebih banyak disukai, karena
terkesan pekat. Tetapi yang terpenting adalah warna merah harus merata
dan tidak berbintik-bintik.
31
Seringkali ditemui warna merah yang pekat hanya di bagian kepala
Kohaku, tetapi kurang merata di bagian punggungnya. Warna merah yang
tidak merata tersebut kurang diminati. Batas warna merah (kiwa) yang jelas
dan tidak bergradasi adalah penilaian utama dalam memilih Kohaku.

Pola warna merah pada Kohaku sebaiknya menyebar hingga mendekati


ekor dan terkesan seimbang (well balance) pada kedua sisinya. Pola yang
tidak seimbang, kurang diminati oleh para pehobi Koi.

Pola merah yang besar atau melebar (Omoyo) lebih banyak disukai
daripada yang tampak kecil-kecil (Komoyo).

Bagian Kepala
Pola warna merah (hi) harus ada di bagian
kepala Kohaku. Idealnya, membentuk pola
yang cukup lebar tetapi tidak sampai
mengenai mulut dan kedua mata. Namun
bila menyentuh salah satu mata, masih
dapat diterima. Pola hi sebaiknya berbentuk
bulat / oval dan tidak lancip seperti pisau.
Keberadaan pola merah di bagian kepala
Pola warna merah harus ada di
bagian kepala Kohaku Kohaku adalah salah satu unsur penting
dalam menilai Kohaku.

Bila di bagian kepala tidak ada warna merah


sama sekali (kosong), maka secara
keseluruhan pola Kohaku menjadi tidak
seimbang, meski pola di bagian punggung
tampak bagus sekalipun. Kohaku ini dikenal
dengan „Bozu‟ (Bald Head atau „kepala
botak‟). Koi seperti ini kurang diminati.

Berikut ini adalah jenis pola lain yang dapat


Kohaku „Bozu‟ (Bald head) kurang diterima dan justru sebagai penyeimbang
disukai
pola merah secara keseluruhan yaitu :

32
Kuchibeni
Untuk memperoleh keseimbangan pola Hi di kepala, „Kuchibeni‟ mutlak
diperlukan. Dengan tambahan sedikit warna merah di bibir, maka pola
Kohaku menjadi tampak lebih seimbang.

Hanatsuki
Pola merah pada kepala Koi yang mengerucut kearah mulut.

Menkaburi, pola merah (Hi) menyebar menutupi seluruh kepala.


Maruten, terdapat pola bulat di bagian kepala, tapi masih ada pola lainnya.
Tancho, memiliki satu-satunya pola bulat hanya di bagian kepala.

Menkaburi Maruten Tancho

33
Bagian Punggung
Marute
Pola merah yang lebar pada bagian punggung lebih banyak diminati. .
Diantara kedua pola merah sebaiknya terdapat warna putih yang terlihat
cukup jelas di bagian pundak Kohaku.

Contoh pola merah di pundak Kohaku

Bagian ekor

Pola warna merah terakhir sebelum menyentuh ekor disebut „Ojime‟ atau
ada pula yang menyebutnya „Odome‟ atau „Odomari‟. Pola warna merah
terakhir pada Kohaku sebaiknya tidak sampai melintas ke bagian ekor atau
dengan kata lain terdapat jarak antara pola merah terakhir dengan ekor.

Contoh Ojime pada beberapa kohaku


34
Kire-Agari

Jarak antara pola terakhir dan ekor (area putih) disebut dengan "Kire-
Agari". Jika jarak tersebut cukup jelas terlihat maka dikatakan bahwa Koi
memiliki Kire-Agari yang baik. Sedangkan bila jaraknya terlalu jauh maka
dinilai kurang.

Kire-Agari harus cukup terlihat. Sebagai contoh untuk Koi berukuran


panjang 50-60 cm, maka Kire-Agari idealnya berjarak sekitar 2 cm.
Semakin besar Koi, maka Kire-Agari juga harus semakin lebar. Kohaku
yang tidak memiliki Kire-Agari, tampak seperti memakai celana panjang.
Oleh sebab itu orang Jepang menamainya dengan Zubonhaki. „Zubon‟
artinya „celana‟ dan „Hakki‟ artinya „menunjukkan‟ atau „memperlihatkan‟.
Koi dengan Zubonhaki, kurang dihargai saat menilai Koi.

A B

Gambar di atas sekadar untuk membandingkan penampilan antara Kohaku


yang memiliki Kire-Agari yang baik (A) dan Kohaku Zubonhaki (B). Meski
demikian, bukan berarti bahwa Kohaku dengan Zubonhaki sudah tidak
layak lagi, sebab masih banyak Gosanke dengan Zubonhaki yang tampil
sebagai pemenang di dalam acara kontes Koi (Koi Show).

35
Jenis Pola
Yang dimaksud pola adalah bentuk penyebaran warna merah (Hi) yang ada
di punggung Koi, yaitu berupa blok-blok warna merah yang terpisah oleh
warna putih.

Tipe Pola
Ada beberapa model pola (blok) pada Kohaku antara lain :
- Nidan dari kata „Ni‟ artinya „dua‟ (kata „dan‟ artinya „tingkatan‟ atau
„step‟ atau „blok‟)
- Sandan, „San‟ artinya tiga
- Yondan, „Yo‟ artinya empat
- Godan, „Go‟ artinya lima

Tipe Straight Hi (Renzokumoyo)

Straight Hi adalah pola yang memanjang


dan tidak terputus dari kepala hingga
pangkal ekor. Pola semacam ini kurang
diminati, sebab terlihat monoton dan
kurang dinamis. Walaupun kualitas warna
putih dan merah yang baik, Kohaku
dengan pola jenis ini tidak pernah
menjuarai lomba atau Kontes Koi. Namun
demikian untuk para kolektor, Kohaku
Straight Hi masih layak menghuni kolam
Straight Hi mereka.
36
Jenis pola lainnya yang masih termasuk dalam tipe Straight Hi yaitu
Inazuma (Lightning Hi).

Inazuma artinya „petir‟ atau „halilintar‟ adalah Kohaku yang memiliki pola
berbentuk zig zag dan tak terputus seperti gambar halilintar. Pola Inazuma
yang seimbang, sangat jarang ditemui. Apabila ada, maka harga Koi
tersebut tentu akan sangat mahal.

Pola Inazuma pada Kohaku

Tipe Inazuma

Tipe Tancho
Pola Tancho Kohaku, terdapat satu-satunya pola bulat di bagian kepala.
Bentuk pola yang tampak bulat dan berada tepat di tengah area kepala,
sangat digemari oleh para pehobi Koi.

Aneka pola Tancho

37
Tipe Pola Lainnya

Pola Kanoko, yaitu tampak seperti biji tumpah. Pola dasarnya tetap sesuai
pola Kohaku, tetapi di antara blok satu dengan yang lainnya terdapat bintik -
bintik seperti biji-biji bertebaran.

Kanoko Kohaku

Napoleon

Pola merah di bagian


kepala Kohaku yang
menyerupai bentuk topi
Napoleon Bonaparte

38
Ginrin

Sisik Ginrin tampak seperti butiran perak yang tertata rapi dan padat di
sepanjang punggung Kohaku. Apabila berada di atas warna merah maka
warna Ginrin menjadi terlihat agak kekuningan dan berkilauan jika terkena
cahaya matahari.

Kohaku Ginrin

Bagian Sirip

Seluruh sirip Kohaku sebaiknya berwarna putih bersih, tidak kekuning-


kuningan dan benar-benar terbebas dari warna apapun.

Bentuk badan (Body Shape)

Tidak hanya Kohaku, secara umum bentuk badan Koi yang ideal adalah
bulat panjang seperti torpedo. Tidak terlalu gemuk atau kurus dan bagian
kepala berbentuk oval seperti telur, tidak persegi dan tidak menyerupai
segitiga (tirus). Apabila dilihat dari atas, punggung Kohaku tampak lurus dan
dari samping terlihat melengkung rata. Bentuk badan Koi yang baik yaitu
panjang dan lebar adalah 3 berbanding 1.

39
TIPS MEMILIH KOHAKU
Sebagai rangkuman, berikut ini adalah hal-hal penting yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih Kohaku :

1) Bentuk badan

 Bentuk badan sebaiknya bulat panjang seperti torpedo.


 Bagian mulut berbentuk bulat telur. Hindari membeli Koi yang
mulutnya lancip atau membentuk segitiga.
 Bagian kepala tidak tampak lebih besar dibandingkan punggungnya.
 Hindari membeli Koi yang bentuk badannya terkesan pendek (buntek)
atau bogel.

2) Warna

 Kohaku hanya memiliki 2 warna yaitu merah dan putih. Sebelum


membeli, jangan segan-segan membolak-balikkan badan Koi untuk
memastikan tidak ada warna lain selain merah dan putih. Jangan
membeli Kohaku bila masih ada warna hitam meski hanya setitik atau
sebutir pasir.
 Memiliki Kiwa yang jelas dan tegas.

3) Kualitas warna

Kohaku yang baik, warna merahnya pekat, tidak oranye dan merata
(tidak berbintik-bintik). Sedangkan warna putihnya seputih salju. Namun
demikian, kualitas warna merah dan putih yang bagus kualitasnya,
sangat jarang ditemui, bilapun ada maka pastilah mahal harganya.
Namun demikian, pilihlah Kohaku yang memiliki warna merah yang
cenderung pekat.

4) Pola Merah (hi)

 Pola merah (hi) yang baik berbentuk crispy (seperti keripik kentang)
atau oval (seperti letter U), tidak menyentuh kedua mata dan mulut.
Jika pola Hi menyentuh salah satu mata, masih dapat diterima.

40
 Pada pundak Kohaku terdapat warna putih yang memisahkan pola
merah.
 Pola keseluruhan tampak seimbang di kedua sisi (well balance).
 Pastikan tidak ada warna hitam sama sekali. Walaupun ada warna
hitam hanya sebesar kerikilpun, maka kohaku akan kehilangan
keindahannya.
 Seluruh sirip Kohaku berwarna putih bersih.
 Terdapat jarak yang cukup antara Ojime dan pangkal ekor.
 Pilihlah Kohaku dengan pola yang lebar (Omoyo), dengan tiga blok
(Sandan) atau 4 blok (Yondan). Jangan membeli Kohaku yang
banyak terdapat bercak-bercak (spot) warna merah.

Berikut ini adalah contoh Kohaku yang memiliki kualitas pola yang baik.

Koi berkualitas tinggi hasil produksi Momotaro Koi Farm Japan

41
KOHAKU YANG TIDAK DISUKAI

Berikut ini adalah contoh Kohaku yang tidak disukai oleh para pehobi Koi

Gb. 1 Gb. 2
Kohaku yang banyak terdapat bintik- Sama sekali tidak tampak
bintik merah (red spots) adanya blok/step

Gb. 3 Gb. 4
Seluruh bagian kepala tertutup warna Bagian mata terkena warna merah
merah (Menkaburi)
42
Gb. 5 Gb. 6
Jarak antar pola terlalu jauh Terdapat bintik hitam (black spot)

Gb. 7 Gb. 8
Pada bagian ekor terdapat spot merah Kepala botak (Bozu)

Gb. 9
Bagian sirip tidak bersih (terdapat warna merah)

43
Kohaku Maruten
44
Sanke 70 bu
Mature Champion
ALL JAPAN KOI SHOW
45 2016
2. TAISHO SANSHOKU

Koi yang memiliki warna merah dan hitam dengan dasar putih dikenal
dengan Taisho Sanshoku atau popular dengan sebutan singkat Sanke.
Kata „Sanshoku‟ artinya „3 warna‟, dan „Taisho‟ diambil dari nama Kaisar
Jepang ketika Koi ini mulai popular yaitu pada Era Taisho (1912 – 1926).
Tidak diketahui secara pasti bagaimana awal diketemukannya, namun
diperkirakan pada pertengahan Era Meiji yaitu sekitar tahun 1900-an.

Pada awalnya, kombinasi pola warna merah, hitam maupun putih pada
Sanke masih tampak terpisah-pisah, tidak seperti yang ada sekarang.
Kemudian Eizaburo Hoshino dari daerah Takezawa yang pertama kali
membudidayakan Sanke hingga menjadi lebih baik. Sanke dikembangkan
lebih serius dengan menggunakan beberapa induk pilihan untuk
menghasilkan garis keturunan (blood line) Jinbei, Torazo dan Sadazo.

Pola Warna Merah


Pola merah (hi) pada Sanke, adalah
seperti halnya pada Kohaku. Jadi
untuk menilai kualitas pola merah pada
Sanke mengikuti aturan pada Kohaku.

Pola Warna Hitam


Pola hitam (sumi) bersifat minor,
relatif lebih sedikit proporsinya
dibandingkan warna merah. Biasanya
berupa bercak-bercak atau jika
membentuk pola maka tak selebar
pola merah. Sumi yang pekat,
mengkilat dan berada di atas putih
atau dikenal dengan Tsubo Sumi
lebih disukai.
Sedangkan warna hitam diatas merah
dinamakan Kasane Sumi.
46
Warna Putih

Ibarat sebuah lukisan, warna putih pada Sanke sebagai dasar. Warna putih
yang seputih salju (snow white) adalah salah satu faktor dominan untuk
menentukan kualitas Sanke. Di berbagai kontes Koi, Sanke dengan warna
putih seputih salju, seringkali tampil sebagai pemenang.

Memang tak mudah untuk menemukan Sanke dengan kualitas warna putih
yang seputih salju, namun hal ini sebagai pertimbangan utama dalam
memilih Sanke yang berkualitas.

Kombinasi warna

Bila ketiga warna tersebut berbaur di bagian kepala hingga menjelang ekor,
maka akan tampak seperti pola Kohaku dengan warna hitam sebagai aksen
atau penyeimbangnya

Misalnya saja, jika terdapat pola merah yang melebar ke sisi sebelah kiri
pada area punggung Koi, maka warna hitamlah sebagai penyeimbangnya.
Kadangkala perlu pola hitam seperti gambar bekas tapak kaki yang
membuat penampilan Sanke semakin elegan.

Berbagi jenis pola Sanke

47
Tejima

Idealnya, Sanke memiliki sirip


yang terbebas dari warna
merah dan terdapat 2 atau 3
garis hitam atau dikenal dengan
„Tejima‟. Semakin sedikit
jumlah garis, makin tampak
elegan.

Tanda panah menunjukkan Tejima


Tejima di kedua sirip Koi yang
benar-benar sama, baik bentuk
maupun jumlahnya, sangat jarang atau bahkan tidak ada. Tejima juga
berfungsi sebagai penyeimbang pola secara keseluruhan.

Pada umumnya, Tejima terdapat pada salah satu sirip Sanke, namun bukan
berarti bahwa setiap Sanke selalu memiliki Tejima.

Berikut ini adalah beberapa pola Sanke :

48
Ciri-ciri Sanke yang kurang disukai

1. Warna Merah bersifat minor atau berupa bintik-bintik (spots) dan tidak
membentuk pola yang cukup lebar.
2. Terdapat banyak bintik-bintik (spots) warna hitam dan terkesan kotor.
3. Warna putih tidak bersih atau berwarna kekuning-kuningan.

Contoh Sanke yang kurang disukai pehobi Koi


49
Warna putih seputih salju
(snow white)

Susunan pola merah


(step) sesuai aturan pada
Kohaku
Warna hitam diatas putih
(Tsubosumi)

Terdapat 2 atau 3 garis


(Tejima)

50
JENIS SANKE LAINNYA

51
Sanke

52
Showa 63 bu
Adult Champion
ALL JAPAN KOI SHOW
53 2017
3. SHOWA SANSHOKU

Koi yang memiliki pola warna merah dan putih dengan warna dasar hitam
dikenal dengan “Showa Sanshoku”.

Pada tahun 1927, Showa Sanshoku pertama kali dibudidayakan oleh


seorang petani Koi di Jepang Jukishi Hoshino, yaitu dengan
menggunakan pasangan Induk Ki Utsuri dan Kohaku.

Awalnya Showa Sanshoku, berwarna coklat kekuning-kuningan, kemudian


dikembangkan oleh Tomiji Kobayashi dan berhasil memproduksi Showa
dengan warna merah (Hi) yang lebih pekat dengan menggunakan induk
Yagozaemon Kohaku, yang kemudian terkenal sebagai yang terbaik.

Showa Sanshoku atau yang popular dengan sebutan singkat Showa ini,
adalah salah satu varitas Koi yang sangat digemari oleh para pecinta Koi di
seluruh dunia. Dari namanya „Sanshoku‟, yaitu „San‟ yang berarti „tiga‟
dan „Shoku‟ artinya „warna‟, maka varitas Showa ini cukup mudah dikenali.

Showa yang bagus menurut para pakar atau yang telah berpengalaman
dalam mengapresiasi Koi, bolehlah dipakai sebagai acuan dalam memilih
Showa, baik untuk dipelihara sendiri di rumah, apalagi jika untuk mengikuti
kompetisi Koi atau yang biasa dikenal dengan Kontes Koi atau Koi Show.

Berikut ini pedoman dalam memilih Showa berkualitas :

54
1. Pola hitam di bagian kepala

Secara umum, dalam memilih


Koi, pertama-tama yang
diamati adalah pada bagian
kepala. Pola warna hitam wajib
ada di area kepala Showa
yang mengarah ke bagian
mulut. Showa yang bagus, di
bagian kepala terdapat
perpaduan pola dengan
kombinasi 3 warna, yaitu
hitam, merah dan putih dengan
komposisi yang seimbang. Showa memiliki ciri utama antara lain pola warna
hitam (sumi) terdapat di bagian kepala dan hendaknya melebar sampai
menyentuh atau setidaknya mengarah ke bagian mulut.

Hindari membeli Showa, tanpa ada pola warna hitam di bagian mulut,
apalagi sama sekali tak ada warna hitam di kepalanya, kecuali untuk jenis
Kindai Showa.

Pola hitam sebaiknya cukup lebar atau


berbentuk zig-zag seperti lukisan halilintar.
Jika di bagian kepala tidak ditemukan
sedikitpun warna hitam, maka Koi tersebut
layak diragukan sebagai Showa, sebab
bisa jadi itu adalah Koi dari jenis Sanke.

Pada dasarnya, terdapat 2 (dua) jenis pola


di kepala Showa yaitu Menware („Men‟
artinya „wajah‟. „ware‟ berarti „terbelah‟)
yaitu bentuk pola hitam yang membelah
bagian kepala (A). Jenis pola lainnya
seperti letter V dan terdapat warna hitam
di hidung (B).

55
2. Motoguro

Pada pangkal sirip (pectoral


fins) terdapat pola warna hitam
atau yang populer disebut
Motoguro atau Motogoro
sebagai salah satu ciri utama
Showa. Sebaiknya Showa
memiliki motoguro yang tampak
seimbang di kedua siripnya.

Namun demikian, bukan berarti


semua Showa selalu memiliki
motoguro. Kadangkala motoguro
dapat melebar hingga menutupi
seluruh bagian sirip, terutama
Tipe motoguro terjadi pada Showa Tosai (umur
kurang dari setahun).

Perkembangan Pola Motoguro


Bentuk pola Motoguro mengalami
perubahan seiring dengan pertumbuhan
badan dan kondisi lingkungannya. Bisa
saja terjadi ketika masih kecil, motoguro
belum begitu terlihat (A), namun setahun
kemudian motoguro tampak makin jelas
(B).

Atau sebaliknya, saat masih kecil, warna


hitam motoguro tampak menutupi seluruh
bagian sirip dan ketika dewasa terlihat
mengecil dan tampil lebih indah,
sebagaimana pada gambar berikut ini : Contoh perkembangan pola motoguro
pada showa

56
Perkembangan pola motoguro pada Showa

3. Komposisi Pola

Pada bagian punggung Showa Tradisional,


lebih didominasi oleh pola warna hitam (sumi).
Sedangkan pola warna merah (hi) dan putih
(shiro) hanyalah sebagai penyeimbang. Showa
dengan perpaduan warna hitam dan merah
yang seimbang (balance), sangat disukai.
Namun demikian ada pula jenis Showa dengan
warna putih yang lebih dominan di bagian
punggungnya atau yang lebih dikenal dengan
nama Kindai Showa (Modern Showa).

Ketiga kriteria diatas adalah ciri pokok Showa,


namun agar lebih jelas berikut ini adalah ciri-
ciri Showa yang berkualitas :

Kindai Showa
57
 Kualitas warna hitam yang pekat dan mengkilat. Pola hitam lebih
dominan bila dibanding warna lain. Warna merah sebaiknya pekat
(tidak kekuning-kuningan/oranye) dan warna putih seputih salju.

 Komposisi pola antar warna secara keseluruhan seimbang


(balance) sejak dari bagian kepala hingga ekor.

 Terdapat pola hitam, seperti membelah bagian kepala (menware)


atau yang membentuk letter V.

 Bentuk badan yang proporsional, bulat panjang, terutama melebar


di bagian punggung.

Pola hitam seperti membelah kepala menjadi dua bagian


(Menware)

Memang tidaklah mudah memperoleh Showa yang dapat memenuhi semua


kriteria diatas, namun demikian hal ini setidaknya dapat digunakan sebagai
acuan dalam memilih Showa yang berkualitas

58
JENIS SHOWA LAINNYA

59
Tentang Kindai Showa

Showa yang didominasi warna putih


dikenal dengan Kindai Showa. Mengapa
diberi nama „Kindai Showa‟ ?
Sebab jenis Showa ini baru populer pada
sekitar tahun 1980-an, jadi dianggap
sebagai Showa masa kini sehingga diberi
nama Kindai Showa, yang mana „Kindai‟
artinya „modern‟. Namun demikian, Kindai
Showa tetap termasuk di dalam kategori
varitas Showa Sanshoku.

Bagaimana Cara Menghasilkan Kindai


Showa?

Sebagaimana diketahui, pada awal


pemunculan Showa adalah hasil cross
breeding antara Kohaku dengan Ki/Hi
Utsuri. Varitas Showa akan mudah
diperoleh di dalam pembudidayaan Koi,
tentu jika melalui pasangan induk yang
keseluruhannya adalah dari jenis Showa.

Selain itu, Showa juga dapat dihasilkan dari persilangan antara pasangan Hi
Utsuri.

Dari hasil pemijahan pasangan Showa dan Kohaku, selain diperoleh


Showa, tidak menutup kemungkinan ditemukan juga Utsuri, Bekko dan
Kindai Showa dalam satu peranakan.

Tak ada breeder (petani Koi) yang dapat menghasilkan khusus Kindai
Showa, meskipun yang diambil sebagai induk adalah dari pasangan Kindai
Showa sekalipun. Justru dari hasil pemijahan tersebut akan diperoleh Kindai
Showa dalam jumlah yang relatif sedikit (minoritas), sebab karakteristik
Kindai Showa secara genetik kurang dominan atau dengan kata lain bahwa
Kindai Showa diperoleh secara tidak disengaja dari sebuah proses
pemijahan Koi.

60
Untuk memperoleh Kindai Showa berkualitas baik, cukup dengan
menggunakan pasangan induk Showa dengan kualitas yang baik pula.
Sebab secara tidak langsung dari keturunannya nanti akan dapat diperoleh
Kindai Showa yang berkualitas.

Menurut penulis, Kindai Showa adalah jenis Showa yang 'nanggung'.


Mengapa demikian? Sebab Kindai Showa ini memiliki tampilan sepintas
seperti Sanke, bahkan ciri utama Showa tradisional yaitu keberadaan
motoguro pada siripnya, tidak diperlukan lagi.

Selain itu jika ditelaah lebih jauh, Kindai Showa bahkan tidak ada pakem
yang jelas. Artinya, untuk menilai Kindai Showa menjadi sangat relatip,
tergantung selera atau kesukaan masing-masing individu.

Berbeda halnya dengan Showa traditional, yang lebih jelas pakemnya,


dalam arti bahwa sebagian besar para pakar menilai kualitas Showa
dengan cara yang sama.

Traditional Showa VS Kindai Showa

Untuk memperoleh gambaran mengenai perbedaan antara Showa


Tradisional dan Kindai Showa, berikut ini penjelasannya.

Ciri-ciri Showa Tradisional antara lain :

1. Terdapat motoguro (warna hitam dipangkal sirip dada) yang


seimbang antara sirip sebelah kiri dan kanan.
2. Terdapat bercak/pola warna sumi/hitam di punggung dan di kepala
menuju ke bagian mulut.
3. Pola hitam melebar dan cukup dominan dan tidak ada spot (bintik-
bintik hitam). Bila ada, maka sangat minimal (minor).
4. Pola Hi (merah) yang lebar berada di punggung dan sebagian
terdapat di kepala.

Beberapa ciri Showa Tradisional tersebut kadangkala tidak diketemukan


pada Kindai Showa yaitu:

 Tidak terdapat motoguro pada sirip dada


 Pola warna hitam tidak terdapat di bagian mulut (bibir)
 Warna hitam tidak menjadi warna dominan.

61
Meski demikian untuk menilai kualitas, maka Kindai Showa tetap harus
memiliki salah satu dari 3 ciri khas Showa yaitu :

a. Motoguro
b. Terdapat warna hitam di kepala atau mulut
c. Pola hitam yang lebar di punggung

Sebagai contoh misalnya saja


seekor Kindai Showa yang
tidak memiliki motoguro, maka
sebagai kompensasinya harus
ada pola hitam di bagian
kepala atau mulut. Sebaliknya
jika tidak ada pola hitam di
kepala, tetapi harus ada
motoguro yang seimbang dst.

Dalam suatu kondisi, bila tidak


ada satupun ciri-ciri khas
Showa di atas, maka Koi
dengan tiga warna yaitu merah,
putih dan hitam, sudah bisa
dipastikan masuk ke dalam
varitas Sanke..

Sangat sedikit Kindai Showa yang berhasil memenangkan kontes Koi.


Bukan karena kecenderungan atau trend, tetapi memang karena Kindai
Showa dengan kualitas bagus sangat jarang ditemui.

Namun demikian bukan berarti Kindai Showa tidak pernah menang di dalam
acara kontes Koi, sebab sangat tergantung dari kondisi peserta lain
(competitor) pada kelas yang sama.

62
Hi Utsuri 80 bu
Botan Prize Winner
ALL JAPAN KOI SHOW 2016
63
4. UTSURIMONO

Utsuri adalah salah satu jenis Koi yang tergabung di dalam varitas
Utsurimono dengan paduan dua warna yang atraktif.

Dari namanya, Utsuri dalam bahasa Jepang berarti „perpindahan‟,


„pantulan‟ atau „reflection‟. Jadi, Utsuri adalah Koi yang memiliki pola
berselang-seling seperti papan catur. Pada dasarnya, Utsuri adalah Koi
hitam dengan alternatif pola berwarna kuning, merah atau putih.

Awal Mula

Utsuri pertama kali diperoleh dari hasil budidaya Koi yang dilakukan
oleh Elizaburo Hoshino pada tahun 1875 yaitu pada masa pemerintahan
Kaisar Meiji di Jepang. Kala itu dia menyilangkan Magoi dengan Ki Bekko
(Ki artinya „kuning‟) yang awalnya disebut Kuro Ki Han (Koi hitam dengan
pola warna kuning), kemudian populer dengan nama Ki Utsuri.

Sewaktu pertama kali ditemukan, pola kuning pada Ki Utsuri belum tampak
sempurna. Baru beberapa tahun kemudian diperoleh hasil lebih baik dari
perkawinan antar pasangan Ki Utsuri yang dilakukan oleh Mosaku Hiroi.

Setelah itu, ditemukan pula varitas Utsuri dengan pola berwarna putih atau
dikenal dengan Shiro Utsuri (Shiro artinya „putih‟) diantara peranakan Ki

64
Utsuri. Shiro Utsuri pertama kali diternakkan oleh Kazuo Minemura di desa
Yamakoshi Jepang pada sekitar tahun 1925.

Sedangkan Hi Utsuri (Hi artinya merah api), sesunggguhnya adalah Ki-


Utsuri yang warna kuningnya berubah menjadi kemerahan atau merah.

Lebih jelasnya, berikut ini adalah silsilah Koi Utsuri oleh Mr. Masanaga
Kataoka :

Magoi Shiro Utsuri

Tetsu Magoi Ki Utsuri


Aka Bekko

Higoi Hi Utsuri

Ki Bekko

Silsilah Koi Utsuri

Warna dan Pola

Untuk memiliki Utsuri dengan kualitas yang baik, maka perlu


mempertimbangkan beberapa kriteria berikut ini :

a. Warna

Karena Utsuri pada dasarnya adalah


Koi hitam, maka warna hitam yang ada
lebih disukai adalah yang pekat dan
mengkilat. Hindari memilih Utsuri yang
terdapat banyak bercak hitam (black
spot).

Warna kuning pada Ki Utsuri


menyerupai warna daun Ginkgo
Biloba. Sedangkan Shiro Utsuri,
warna putih laksana salju.
Warna kuning pada Ki Utsuri, mirip warna
daun Ginkgo Biloba
65
b. Pola Utsuri

Pola pada Utsuri idealnya adalah menyerupai papan catur, yaitu berselang-
seling secara seimbang antara hitam dengan kuning (Ki Utsuri), merah (Hi
Utsuri) atau putih (Shiro Utsuri).

Ki Utsuri Hi Utsuri Shiro Utsuri

c. Pola di Bagian Kepala

Hal penting dalam menilai Utsuri adalah pola di bagian kepala. Utsuri yang
baik memiliki pola warna hitam yang seolah membelah kepala, seperti
membentuk huruf Y sebagaimana gambar berikut ini :

Pola Y Shape di kepala Utsuri

66
d. Pola pada Sirip Dada.

Pada sirip Ki Utsuri atau Hi Utsuri sebaiknya tampak seperti bergaris-garis


(stripes), sedangkan untuk Shiro Utsuri, pada pangkal sirip dada terdapat
warna hitam atau yang biasa dikenal dengan pola motoguro.

Motoguro pada sirip Shiro Utsuri Sirip Hi Utsuri bergaris-garis

Jenis Utsuri

Terdapat beberapa jenis Koi Utsuri antara lain Ginrin Utsuri, Kage Utsuri
dan Doitsu Utsuri.

67
Shiro Utsuri 85 bu
Best In Variety Winner
ALL JAPAN KOI SHOW 2016
68
Bekko 63 bu
Best In Variety
ALL JAPAN YOUNG KOI SHOW
2017
69
5. BEKKO

Bekko sesungguhnya masih


termasuk kerabat dekat Taisho
Sanke, dengan alternatif warna
dasar putih, merah atau kuning.
Sedangkan di punggungnya
terdapat pola warna hitam.

Perbedaan mendasar antara


Bekko dan Utsuri adalah sebagai
berikut :

 Pada Shiro Utsuri (Shiro


artinya putih) memiliki pola Shiro Utsuri Shiro Bekko
warna hitam di bagian
kepala. Bentuk pola warna hitam (sumi marking) cukup dominan dan
tampak membelah pada bagian kepala atau kombinasi antara pola
warna hitam di hidung yang membentuk huruf Y (Y Shaped).
Sedangkan di bagian kepala Shiro Bekko tampak bersih atau sama
sekali tidak ada bercak atau pola warna hitam.

 Pada pangkal sirip dada Shiro Utsuri terdapat motoguro, sedangkan


pada Shiro Bekko hanya berupa beberapa garis saja (stripes) atau bisa
saja tidak ada garis sama sekali.

 Pola Warna hitam pada Shiro Utsuri tampak lebih dominan


dibandingkan warna putih dan menyebar di punggung hingga ke
bagian perut. Sedangkan pada Shiro Bekko, pola dan bercak warna
hitam hanya sebatas berada di punggungnya.

Itulah perbedaan yang mendasar antara Shiro Utsuri dan Shiro Bekko.
Pendek kata, Shiro Utsuri adalah Koi dengan warna dasar hitam dan pola
warna putih, sedangkan Shiro Bekko adalah Koi dengan warna dasar putih

70
dan pola warna hitam. Selain itu, jenis warna hitam pada Shiro Utsuri
sangatlah berbeda dengan yang ada pada Shiro Bekko. Untuk bisa
membedakan kedua jenis warna hitam tersebut diperlukan pengalaman
yang cukup dalam memelihara dan mengamati kedua varitas tersebut.

Tips Memilih Bekko

Bila ingin memiliki Bekko berkualitas, dapat mengikuti beberapa tips berikut

1. Bagian Kepala
Bekko yang berkualitas, pada bagian kepalanya tampak benar-benar bersih
dan mulus, terbebas dari bercak dan atau pola warna apapun. Namun
demikian bila pola warna hitam dipundak Bekko kurang seimbang, maka
pola hitam sedikit di bagian kepala masih bisa diterima sebagai
penyeimbang pola secara keseluruhan. Tekstur warna putih di kepala harus
benar-benar putih bersih dan tidak keabu-abuan. Sebagaimana memilih Koi
berkualitas lainnya, hindari membeli Bekko dengan bentuk mulut yang
lancip. Sebaiknya anda memilih bentuk mulut Koi seperti pada lengkung
bulat telur.

2, Bagian Pundak
Bagian pundak adalah berada diantara kedua sirip dada. Untuk Bekko yang
berkualitas, pola warna hitam yang cukup lebar sangat diperlukan
keberadaannya. Hindari memilih Bekko yang terlalu banyak terdapat bintik-
bintik (spots) warna hitam.

3. Bagian Punggung
Pola warna hitam (sumi markings) pada punggung Bekko adalah tampak
seperti jejak tapak kaki (stepping stone) hingga menjelang ekornya.

4. Bagian Sirip
Pada bagian sirip tidak terdapat keharusan memilki garis hitam. Namun bila
kedua sirip Bekko memilki jumlah garis yang seimbang (balance), maka
akan semakin memperindah penampilannya. Kedua sirip Bekko yang
tampak bersih lebih utama untuk dipilih.

71
Jenis Bekko

Ginrin Bekko Doitsu Bekko


72
Asagi 65 bu
Botan Prize Winner
ALL JAPAN KOI SHOW 2016

73
6. ASAGI

Asagi memiliki perpaduan warna biru dan merah yang sangat indah. Awal
mula ditemukannya Asagi berasal dari induk ikan kerper hitam atau yang
dikenal dengan Magoi pada sekitar 200 tahun yang lalu di Jepang. Ciri-ciri
Asagi dapat ditengarai yaitu pada bagian punggungnya terdapat susunan
sisik yang menyerupai jala atau mata jaring yang berwarna biru atau
kebiruan.

Kualitas Asagi ditentukan oleh beberapa hal berikut :

1. Bagian Kepala

Ini adalah hal terpenting yang harus dipertimbangkan dalam memilih Asagi.
Asagi yang berkualitas, yaitu pada bagian kepalanya tampak bersih,
berwarna putih susu dan tidak terdapat bercak atau bintik-bintik warna
(spots). Kemudian pada kedua pipi atau penutup insangnya terdapat warna
merah menyala.

2. Bagian Punggung

Sepanjang punggung Asagi tampak seperti terbungkus jaring-jaring


berwarna biru, atau kebiruan. Pola jaring-jaring pada Asagi yang baik
adalah merata dan warna birunya tampak jelas (tidak samar).

3. Bagian Sirip Dada (Pectoral Fins)

Pada bagian sirip dada Asagi


terdapat warna merah menyala.
Komposisi warna merah dan pola
pada bagian ini simetris, antara sirip
kiri dan kanan. Pola warna merah
pada pangkal sirip Asagi ini dikenal
Motoaka pada pangkal sirip Asagi dengan Motoaka atau Sushui Fin.

74
4. Bagian perut

Periksa pada bagian perut agar terlihat penyebaran warna merah dari
bagian dada yang memanjang hingga ke anus.

Jenis Asagi

75
Tips Memilih Asagi Tosai

Keindahan Asagi akan makin


terlihat jika sudah berumur 3
tahun (Sansai) dan tentu
harganya relatif tinggi. Namun
demikian, jika ingin memelihara
Asagi sejak masih kecil, maka
beberapa tips berikut dapat di
gunakan sebagai pedoman
agar nanti setelah dewasa,
dapat diperoleh Asagi dengan
kualitas yang baik.

Asagi yang masih berumur kurang dari setahun (Tosai), pada sisiknya
belum menampakkan pola jaring-jaring secara jelas atau dengan kata lain
masih samar-samar.

Namun seiring dengan pertumbuhannya, pola jaring dan warna birunya


secara bertahap akan bertambah jelas dan tegas.

1. Asagi Jantan (Male) dan betina (Female)

Secara umum, warna biru pada Asagi jantan (male) akan tampak lebih
pekat bila dibandingkan dengan Asagi betina (female).

Namun demikian bukan berarti bahwa Asagi betina yang warna birunya
masih samar maka selamanya akan tetap samar, sebab Asagi Tosai
female rata-rata memang belum tumbuh warna dan pola jaringnya. Pada
bagian kepalanya tampak sedikit kekuningan.

Bila ingin memiliki Asagi betina, maka pilihlah yang warna birunya masih
tipis, tapi merata. Asagi betina bila sudah besar, bentuk badannya lebih
disukai karena tampak lebih berisi (bulky) atau seperti gulungan benang
(spindle shape). Sedangkan Asagi jantan, bentuk badannya relatif
tampak ramping.

76
2. Bagian Sirip (pectoral fins).

Pilihlah Asagi kecil yang


kedua sirip dadanya
berwarna merah merata.
Semakin pekat warna
merah pada bagian sirip
maka semakin bagus
masa depannya. Namun
demikian bila ada Asagi
kecil yang warna
Asagi Jantan lebih pekat warna birunya merahnya sudah pekat,
maka kemungkinan itu
adalah Asagi jantan.

3. Bagian Penutup Insang. Pastikan bahwa pada pipi atau penutup


insangnya terdapat warna merah meski tidak melebar atau setidaknya
sudah ada tanda-tanda akan tumbuh warna merah. Sebab nanti bila
dewasa, kepekatan warna merah akan meningkat dan melebar.

4. Bagian dada dan perut. Amati bagian bawah, apakah sudah ada warna
merah yang memanjang dari bagian dada, perut sampai menjelang anus,
meski belum melebar. Nanti setelah 2 atau 3 tahun kemudian, warna
merah itu akan naik sampai separuh badan (bila dilihat dari samping).

5. Sisik Asagi. Pastikan bahwa susunan sisiknya rapi dan simetris antara
bagian kiri dan kanan, terutama pada leher (antara kepala dan
punggung). Biasanya di bagian itulah susunan sisik Asagi kurang
beraturan bila sudah dewasa nanti. Maka dari itu periksa dengan teliti dan
pilihlah susunan sisik Asagi yang rapi sejak masih kecil.

6. Bagian mulut. Warna putih yang bersih dan mulus pada bagian mulut,
lebih baik untuk dipilih, meski di bagian hidungnya masih tampak sedikit
kekuningan. Pilihlah Asagi yang pada bagian mulutnya putih bersih dan
lebih bersih dari bagian kepalanya.

77
Narumi Asagi

78
SHUSUI

Hasil perkawinan silang (cross breeding) antara Asagi dengan Koi tanpa
sisik atau disebut Doitsu (baca „doits‟) akan menghasilkan Shusui. Pada
punggung Shusui terdapat sebaris sisik yang berjajar dengan warna biru
tua.
Awal mula Shusui adalah ketika pada tahun 1910, seorang penangkar Koi
di Jepang, Yoshigoro Akiyama mengawinkan Asagi-Sanke dengan ikan
karper kaca (Mirror Carp) tanpa sisik. Hasil budidayanya ini, menghasilkan
Koi yang memiliki sebaris sisik yang memanjang di punggungnya, yaitu dari
bagian leher sampai ke ekor.

Pola Shusui
Bagian kepala Shusui sebaiknya berwarna biru muda dan warna sisik
dipunggungnya adalah biru menyerupai warna biru langit. Baik warna
maupun bentuk sisiknya tampak jelas (tidak buram atau samar). Shusui
yang baik, pada bagian pipi (penutup insang), bagian perut dan pada
pangkal sirip dadanya terdapat pola warna merah yang menyala. Semua
Koi dari keluarga Doitsu memiliki warna yang lebih pekat dibanding Koi
bersisik, dengan batas pola yang rapi. Khususnya untuk deretan sisik pada
punggung Shusui, sebaiknya berwarna biru dengan susunan sisik yang
rapat, sambung menyambung (tidak terputus) dan tampak rapi.

Adapun sisik yang berada di antara barisan sisik di atas punggung dengan
bagian perut, disebut „‟mudagoke‟ atau „redundant scale‟ yaitu sisik yang
tak berguna (mubazir). Biasanya sisik ini tidak banyak atau hanya ada
beberapa saja yang sesungguhnya tidak perlu ada sebab justru memberi
kesan tidak rapi/mulus.
79
HANA SHUSUI
Shusui yang memiliki pola warna merah yang memanjang antara deretan
sisik atas dan bagian perutnya disebut Hana Shusui

HI SHUSUI
Jika warna merah menyebar dari bawah ke atas hingga menutupi seluruh
area dorsal (punggung) maka disebut Hi Shusui.

KI SHUSUI
Ini adalah Shusui dengan warna kuning.

Hana Shusui Hi Shusui Ki Sushui


80
Budo Goromo
81
7. KOROMO

Koromo adalah hasil perkawinan campuran (hibrida) antara Asagi dan


Kohaku. Varitas ini masih termasuk di dalam keluarga Sanshoku (Koi
dengan 3 warna). Dalam bahasa Jepang, „Koromo‟ artinya adalah
„berjubah‟, „berpakaian‟ atau „terselubung‟. Koromo adalah Koi non metalik
dengan tipe pola yang sangat mirip dengan Kohaku, Sanke atau Showa.

Warna
Komposisi warna yang ada pada Koromo antara lain biru, keunguan, ungu
tua atau hitam. Koi Koromo dengan warna ungu tua, yang mirip dengan
warna buah anggur disebut Budo Goromo.

Untuk mengapresiasi berbagai warna Koromo, lebih erat kaitannya dengan


Koi induk yang digunakan untuk membiakkannya. Sebagai contoh, seekor
Ai Goromo, merupakan hasil kawin silang antara Kohaku dan Asagi. Sketsa
sisik warna biru pada Asagi akan tampak berada di dalam pola warna
merah milik Kohaku. Demikian juga untuk keturunan dari Sanke maupun
Showa.

Pola
Oleh karena Koromo adalah Koi hasil kawin silang, maka baik pola maupun
warna di punggung, tentu akan mirip dengan induknya. Seperti pada Ai
Goromo, maka pola yang ada akan mirip dengan pola Kohaku, dengan
perpaduan warna Asagi. Demikian juga untuk Koromo Sanke dan Koromo
Showa. Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah jenis-jenis Koi Koromo :
82
Ai Goromo
Kata „Ai‟ (bahasa Jepang) berarti biru muda atau indigo. Jadi Ai Goromo
adalah Koi dengan warna biru muda. Warna birunya berasal dari Induk
Asagi, sedangkan warna dan pola warna merah adalah dari Kohaku.
Pada bagian tepi pola warna merah, terdapat gradasi (sashi) warna biru
muda disekelilingnya dan membentuk pola seperti jaring-jaring.

Budo Goromo
„Budo‟ (bahasa Jepang yang berarti 'anggur‟ atau „seribu anggur'). Budo
Goromo adalah keturunan Asagi dan Kohaku yang cukup langka karena
terdapat warna ungu tua, membentuk pola seperti untaian buah anggur.
Komposisi pola pada Budo Goromo juga akan mengikuti jenis pola pada
Kohaku.

Sumi Goromo
„Sumi‟ dalam bahasa Jepang berarti hitam. Penampakan seekor Sumi
Goromo ditandai dengan warna hitam di atas pola warna merah milik
Kohaku. Warna Sumi pada Goromo adalah benar-benar hitam, bukan biru
tua, yang melebar sampai ke bagian kepala. Koi jenis ini juga termasuk
sangat langka. Namun demikian oleh karena warna hitam pada Sumi
Goromo tidak merata, maka akan terlihat kurang rapi dan tidak semenarik
penampilan Budo atau Ai Goromo.

83
Koromo Sanke
Koi jenis Koromo Sanke ini adalah perpaduan
antara Ai Goromo dan Sanke. Warna biru
muda sedikit terlihat di atas pola warna
merah.

Koromo Showa
Koromo Showa adalah keturunan dari Ai
Goromo dan Showa. Warna biru muda juga
tampak diatas pola warna merah.

Tips memilih Koromo

 Secara umum, bentuk badan Koi yang baik


adalah seperti torpedo (bulat dan panjang)
demikian juga untuk Koromo
 Khusus Ai Goromo, Budo Goromo dan Sumi
Goromo, yang mana adalah keturunan dari Koromo Sanke
Kohaku, maka untuk menilai pola sesuai
dengan kriteria yang ada pada Kohaku.
Sedangkan untuk Koromo Sanke dan
Koromo Showa, mengikuti aturan pola yang
ada pada Sanke dan Showa.
 Pada dasarnya, Koromo adalah Koi putih
(termasuk pada sirip dan ekor) dengan pola
dan warna pada punggungnya. Oleh karena
itu, Koromo yang berkualitas, warna putihnya
sebagai dasar, juga harus benar-benar putih
seputih salju.
 Warna merah, ungu maupun hitam yang
pekat dan cemerlang, lebih diutamakan
untuk dipilih.
 Hindari memilih Koi Koromo yang terdapat
banyak bintik-bintik warna (spot)
Koromo Showa

84
Beni Kumonryu

85
8. KAWARIMONO

Kelompok Kawarimono antara lain adalah Karasugoi, Kigoi, Chagoi,


Midorigoi, Benigoi, Soragoi, Karashigoi, Matsuba dll.

Karasugoi
„Karasu‟ adalah sejenis burung berwarna hitam di Jepang. Dengan
demikian Karasugoi adalah Koi yang memiliki warna hitam lebih pekat dari
„Magoi‟ dan merupakan keturunan dari Konjo Asagi.

Karasugoi yang berukuran besar lebih bernilai. Beberapa Koi yang


termasuk jenis Karasugoi antara lain Hajiro, Hageshiro, Suminagashi,
Matsukawabake dan Kumonryu.

Hajiro Hageshiro
86
Karasugoi Kumonryu

Matsukawabake 87 Suminagashi
Kigoi Benigoi Chagoi Doitsu

Soragoi 88
Karashigoi Banana Koi (Domas)
Matsubagoi

„Matsuba‟ dalam bahasa Jepang berarti


buah pinus (cemara) atau pine cone. Koi
yang memiliki pola menyerupai gambar
buah cemara yang tersusun membentuk
piramid, diberi nama Matsuba.

Pada sisik Koi Matsuba, terdapat warna


yang lebih gelap di bagian tengah dan
dikelilingi oleh warna yang lebih muda.
Matsubagoi, adalah keturunan Asagi dan
telah ada sejak ratusan tahun lalu.

Matsuba yang memiliki warna merah


disebut Aka Matsuba, yang mana Koi ini
mulai menghilang sehingga sangat sulit
didapatkan dan termasuk Koi langka.
Buah Pinus (pine cones)
Karena itu, Aka Matsuba dikembangkan di
Negara Israel dengan teknik cloning untuk
mendapatkan Koi dengan kualitas yang
murni. Sedangkan yang berwarna kuning
adalah Ki Matsuba, yang berwarna putih,
Shiro Matsuba dan yang tanpa sisik,
Doitsu Matsuba.

Matsubagoi yang berkualitas, pada


bagian sirip dan kepalanya polos dan
tampak bersih. Bagian pungggung
memiliki pola yang jelas dan tegas dengan
warna yang pekat.

Yang demikian ini terlihat begitu indah


sehingga harganyapun juga mahal, karena
Aka Matsuba termasuk Koi langka.

89
Ki Matsuba Shiro Matsuba

Aka Matsuba Doitsu Ki Matsuba Doitsu


90
Midorigoi

„Midori‟ dalam bahasa Jepang yang artinya „hijau‟,


sedangkan „goi‟ artinya „ikan‟. Jadi, ikan Koi yang
warnanya hijau kekuning-kuningan ini diberi nama
Midorigoi.
Pertama kali Midorigoi di budidayakan oleh Tadao
Yoshioka dari desa Uozu pada sekitar tahun 1965
di Jepang.

Midorigoi diperoleh dari hasil kawin silang (cross


breeding) antara Induk Shusui dengan Yamabuki
Ogon sebagai pejantan.

Goshiki
„Go‟ artinya „lima‟ dan „Shiki‟
berarti „warna‟. Jadi Goshiki
adalah Koi yang mempunyai 5
warna yaitu putih, merah, hitam,
biru dan biru tua. Goshiki adalah
hasil persilangan antara Asagi dan
Aka Sanke atau Aka Bekko.

Secara umum, di punggung


Goshiki terdapat pola milik Sanke
yang berada diatas pola Asagi.
Pada tahun 1918, Goshiki pertama
kali muncul di dalam acara Koi
Show di Jepang.

Secara keseluruhan tampilan Koi


Goshiki berwarna keunguan.
Warna Kohaku tampak cerah pada
suhu air hangat dan memudar jika
berada pada suhu rendah. Goshiki yang berkualitas memiliki pola asagi
sebagai dasar dan warna merah terang, yang tersusun (step) sebagaimana
pada pola Kohaku.
91
Kanokogoi

„Kanoko‟ dalam bahasa Jepang artinya „belang-belang‟ atau „berbintik-


bintik‟. Ciri khas Koi Kanoko adalah memiliki pola seperti biji-biji tumpah dan
tersebar di punggungnya.

Kanoko Kohaku Kanoko Sanke

Kanoko Showa 92 Kanoko Asagi


Gotenzakura

Buah Cherry Gotenzakura

Koi yang memiliki pola bulat kecil-kecil yang tersusun menyerupai sedompol
buah cherry disebut Gotenzakura.

Koi dengan pola seperti ini biasanya ditemukan pada jenis Kohaku, namun
dikelompokkan kedalam varitas Kawarimono..

Ochibashigure

Adalah Koi yang sangat menarik karena


memiliki pola di punggungnya menyerupai
daun-daun kering yang jatuh dan
mengambang di permukaan air kolam. Koi ini
adalah hasil persilangan antara Chagoi
dengan Soragoi yang mana pertama kali
terlihat di sebuah danau Rin-Rin park, Provinsi
Ehime Jepang.

Ochibashigure dengan panjang 75 cm menjadi


populer ketika memenangkan penghargaan
Jumbo Koi pada acara Imabari Koi Show ke -
18 di Jepang.
93
Kage Utsuri

Adalah Koi Utsuri yang


memiliki warna sisik yang
terlihat kabur (blur). Pola
dan warna hitam (sumi)
yang pekat lebih disukai.

Kage Utsuri dengan dasar


warna putih disebut „Shiro
Kage Utsuri‟, dan yang
berwarna merah disebut
„Hi Kage Utsuri‟ Shiro Kage Utsuri Hi Kage Utsuri

94
Yamabuki Ogon
95
9. HIKARIMONO

Koi dengan warna berkilau keemasan termasuk jenis Hikarimuji atau


Hikarimono yang populer dengan Ogon. Dari namanya, „Hikari‟ dalam
bahasa Jepang berarti „berkilau‟ atau seperti memantulkan cahaya dan
„Muji‟ yang berarti polos. Kemudian banyak pula yang menyebutnya sebagai
Koi metalik (metalics Koi)

Awal Mula diketemukannya Koi metalik

Konon pada sekitar tahun


1921, di sebuah sungai di
Takezawa (Prefektur
Yamakoshi) Jepang, telah
ditemukan Koi dengan garis
kemilau keemasan pada
punggungnya. Koi tersebut
selanjutnya secara intensif
dibudidayakan oleh Sawata
Aoki bersama anak laki-
lakinya Hideyoshi pada
tahun 1946. Koi yang
terbaik warna metaliknya
kemudian dipilih menjadi
induk untuk memperoleh
Kin Kabuto Gin Kabuto Koi metalik yang lebih baik.

Kala itu, tidaklah mudah untuk memperoleh Koi metalik yang merata pada
seluruh tubuhnya. Sawata Aoki dan anaknya dengan tekun mengembang-
biakkan Koi ini dan setelah sampai pada generasi ke-4, mereka baru
mendapatkan „Kin Kabuto‟. „Kin‟ artinya „emas‟ dan „Kabuto‟ artinya „topi‟
atau „helm‟. Jadi Kin Kabuto adalah Koi yang berwarna keemasan, namun
bagian kepalanya terdapat bercak pola menyerupai topi. Kin Kabuto inilah
yang dikenal sebagai asal muasal Koi metalik yang ada sekarang ini.

96
Selain Kin Kabuto (berwarna keemasan), juga diperoleh Gin Kabuto
(berwarna keperakan) dan Sakin (berwarna seperti serbuk emas).
Ketiganya terus dibudidayakan dengan mengawinkannya dengan Koi betina
Shiro Fuji yaitu Koi polos berwarna putih bersih seperti gunung Fuji yang
tertutup salju. Dari persilangan ini kemudian lahirlah varitas Koi dengan
warna keemasan disekujur tubuhnya. Ogon dikenal sebagai awal dari
berbagai jenis Koi yang tergabung di dalam varitas Hikarimono.

Jenis Koi Ogon

Beberapa jenis Koi metalik yang termasuk dalam varitas Ogon :

1. Nezumi Ogon (Nezu Ogon)


Nezumi artinya „tikus‟, jadi Nezumi Ogon adalah Koi metalik yang
berwarna putih agak abu-abu seperti warna tikus putih. Nezu Ogon
adalah sebutan pendek untuk Nezumi Ogon.

2. Platinum Ogon
Pada tahun 1963, Tadao Yoshioka di kota Uozu Jepang, memperoleh
Koi dengan warna keperakan setelah menyilangkan Ki-goi dengan Nezu
Ogon, yang sekarang popular dengan Platinum Ogon atau Puracina.

Nezumi Ogon
Nezumi Ogon Platinum Ogon
Platinum Ogon Platinum Ginrin
Platinum Ginrin

97
3. Yamabuki Ogon

„Yamabuki‟ diambil dari nama sejenis bunga


mawar kuning yang berada di pegunungan
Jepang. Koi Yamabuki Ogon, pertama kali
diternakkan oleh Masaoka pada tahun 1957,
yaitu dari persilangan antara Ki-goi dan
Ogon. Hasilnya adalah Koi dengan warna
emas murni.

4. Kin Matsuba dan Gin Matsuba

Pada tahun 1960, Eizaburo Mano


memperoleh Kin Matsuba yaitu dengan
menyilangkan Koi Matsuba dengan Ogon.
Sedangkan Gin Matsuba adalah Matsuba
dengan warna dasar keperakan (Platinum)

Kin Matsuba Gin Matsuba


98
Doitsu Ogon

Yaitu Koi Ogon yang hanya memiliki sisik yang membentuk garis lurus di
bagian atas punggungnya, antara lain :

Platinum Doitsu Orange Doitsu Mizuho Ogon

Cara Menilai Koi Metalik (Ogon)

 Pada bagian kepala sebaiknya bersih/mulus tanpa ada bercak atau pola
warna apapun.
 Sisiknya berkilau keemasan atau keperakan. Semakin rata warna
keemasan/ keperakan pada seluruh tubuh hingga ke bagian dada atau
perut, maka semakin baik kualitasnya.
 Pada bagian sirip dada tampak mengkilat dan cemerlang.
 Bentuk tubuhnya yang bulat dan panjang
 Pada suhu air yang meningkat, maka warna Koi Ogon biasanya menjadi
agak gelap. Jika baik kualitasnya, maka meski suhu air meningkat, maka
warnanya tetap stabil.
 Khusus untuk jenis Doitsu Ogon, memiliki sisik atas yang membentuk
garis lurus yang rapi dan tidak tumpang tindih.

99
Platinum Ogon

100
Yamatonishiki
101
10. HIKARIMOYO-MONO

Hasil kawin-silang antara


Ogon dengan Koi lain kecuali
Utsuri, dikelompokkan ke
dalam varitas Hikarimoyo-
mono.

„Hikari‟ dalam bahasa Jepang


berarti „berkilau‟ atau
„mengkilap‟.

Ciri-ciri Koi di dalam varitas ini


adalah memiliki warna metalik.

Yamabuki Hariwake Hariwake Doitsu

Yamatonishiki

Pertama kali dibudidayakan


oleh Seikichi Hoshino dari
Takezawa pada tahun 1965.

Yamatonishiki memiliki
warna dasar putih metalik
dengan pola Taisho Sanke.

Hariwake Matsuba Kikusui


102
Kinsui, Ginsui

Koi dengan pola Shusui, namun metalik. Jika lebih banyak warna merah
(hi) disebut „Kinsui‟, sedangkan jika terdapat sedikit Hi, maka diberi nama
„Ginsui‟.

103
Kujyaku Ogon
Koi yang termasuk varitas Hikarimono ini memiliki
pola Goshiki, pertama kali diternakkan oleh Toshio
Hirasawa dari Minami Nigoro pada tahun 1960.
Kujyaku yang mempunyai warna merah diberi
nama „Beni Kujyaku‟ dan yang dari keluarga
Doitsu dinamakan „Kujyaku Doitsu‟.

Kinsui dan Kujyaku Doitsu sangat mirip,


terutama kombinasi warnanya, namun yang
membedakan adalah bentuk pola hi. Pola Hi pada
Kinsui menyerupai Shusui, sedangkan pola Hi
pada Kujyaku Doitsu menyerupai Kujyaku.

Beni Kujyaku Kujyaku Doitsu


104
11. HIKARI UTSURIMONO

Koi yang merupakan hasil perkawinan-silang antara Ogon dan keluarga


Utsuri dikelompokkan ke dalam varitas Hikari-Utsurimono, antara lain :

Kin-Showa, Gin-Showa

Hasil persilangan antara Showa Sanshoku dengan Ogon. Jika warna kuning
keemasan lebih dominan, disebut „Kin Showa‟, yang memiliki warna dasar
platinum disebut „Gin Showa‟

Kin Showa Kin Showa Doitsu

105
Kin Ki Utsuri
Hasil persilangan antara Ogon dan Ki Utsuri atau Hi Utsuri

Gin Shiro
Hasil kawin silang antara Platinum Ogon dan Shiro Utsuri

Kin Ki Utsuri Kin Hi Utsuri Gin Shiro

106
12. KINGINRIN

"Kinginrin" berarti „keemasan‟, „keperakan‟ atau „perak‟ mengacu pada sisik


Koi yang berkilau tampak seperti warna emas. Jika terletak di atas Hi
(merah) dan terlihat keperakan bila berada diatas Sumi (hitam) atau putih.

Dari intensitasnya, sisik Ginrin dibagi menjadi dua jenis, yaitu yang pertama
lebih dominan deposit berkilau (hampir kental) dan yang kedua deposit
pada setiap sisik relatif rata.

Kado Gin Beta Gin

Tama Gin Hiroshimanishiki

Tipe Sisik Ginrin

107
Kado Gin
Tipe pertama adalah "Kado-gin", dimana
deposit berkilauan hanya ditemukan di
bagian tepi sisiknya („Kado‟ berarti
"tepi"). Terkadang ada yang
menyebutnya dengan "Sudare-gin".
Penampilan terburuk sisik ginrin seperti
ini memiliki garis perak pada ujung sirip.
Panjangnya tidak beraturan, sehingga
tampak runcing dan umumnya tidak
disukai.

Tama Gin
Tipe yang kedua disebut "Pearl Ginrin",
"Tsubu-gin" atau "Tama-gin". Pusat
timbangan yang mengkilap tampak jelas,
dan ini membuat penampilannya terlihat
tiga dimensi.

Hiroshimanishiki.
Tipe ketiga, adalah "Diamond Ginrin",
dimana timbangannya memiliki
kecemerlangan yang mirip dengan kilau
permata. Bentuk ini juga disebut
"Hiroshima Ginrin" atau "Hiroshima
nishiki". Jenis sisik ini seperti kaca retak
dan dinilai kurang rapi.

Beta Gin
Tipe keempat adalah „Beta gin‟. Sisik
ginrin seperti ini biasanya tampak rapi
menyebar ke seluruh tubuh Koi. Tipe ini
banyak disukai oleh pehobi Koi.

108
Kinginrin telah memperkaya keragaman Nishikigoi, karena banyak
disilangkan dan dapat ditemukan di setiap varietas Koi yang ada saat ini.

Berikut ini beberapa contoh Koi Ginrin

Kohaku Ginrin

109
110
Tancho Kohaku
111
13. TANCHO

Bagi para pecinta Koi, tentu tak asing lagi dengan Koi Tancho. Memang,
Tancho tidak selalu tampil sebagai pemenang di dalam acara kontes Koi
(Koi Show), bahkan beberapa Kontes Koi tidak menyediakan kategori
khusus Tancho. Namun demikian tidak terlalu berlebihan untuk mengatakan
bahwa Tancho adalah salah satu varitas yang paling populer. Tepatnya,
Tancho memiliki pola yang unik, tidak seperti pada varitas Koi lainnya.

Tancho adalah Koi yang hanya memiliki warna Hi (merah) dan membentuk
pola bulat (lingkaran) tepat di bagian kepala. Tancho yang bagus, tidak
terdapat pola atau warna lain di badannya, walau hanya satu sisik saja.

Jika ada Koi yang memiliki pola lingkaran tepat di kepalanya seperti Tancho
tetapi masih memiliki beberapa pola dan warna lain, maka bukan disebut
Tancho, melainkan "Maruten".

112
Asal Muasal Nama Tancho

Awal mula pemberian nama Tancho adalah terinspirasi dari salah satu jenis
burung bangau yang ada di Jepang, yang mana pada bagian kepalanya
terdapat bulu berwarna merah dan bentuknya bulat. Nama bangau itu
adalah Tancho (Tancho Crane).

Konon, kata Tancho terdiri dari „Tan‟ artinya „merah‟ dan „Cho‟ yang artinya
„bagian atas‟ (top). Jadi, ketika pertama kali Koi ini ditemukan,
mengingatkan pada burung bangau Tancho. Sejak saat itulah nama Tancho
menjadi populer untuk Koi dengan pola bulat yang berada tepat di bagian
kepala.

Sedangkan Maruten adalah berasal dari kata dalam bahasa Jepang, „Maru‟
yang artinya bulat (lingkaran) dan „Ten‟ yang berarti titik atau penanda. Jadi
Koi Maruten kurang lebih berarti Koi yang memiliki tanda bulat pada bagian
kepalanya.

Berikut ini beberapa contoh Koi Maruten :


113
Jenis Tancho yang paling popular adalah Tancho Kohaku. Sedangkan jenis
Tancho lainnya, juga terdapat pada beberapa varitas antara lain Tancho
Sanke, Tancho Showa dll sebagaimana dapat dilihat pada gambar.

Bagaimana memilih pola bulat pada Tancho?

Pola bulat pada kepala Tancho, idealnya memang seperti bulat koin.
Namun untuk memperoleh Tancho asli dengan pola sempurna seperti koin,
tentu sangatlah sulit bahkan tidak ada.

Mengapa demikian?
Sebab sesungguhnya Koi jenis Tancho ini diperoleh secara kebetulan. Tak
ada satupun pembudidaya Koi (Koi breeder) termasuk di Jepang, yang

114
secara sengaja memproduksi Koi khusus Tancho. Tancho bisa didapatkan
dari hasil pemijahan semua varitas, namun untuk memperoleh pola bulat
sangat kecil kemungkinannya. Jadi sesungguhnya, Tancho termasuk Koi
yang langka.

Oleh karena polanya yang unik, maka harga Tancho cukup mahal di
pasaran. Meski demikian, hampir semua pemelihara Koi selalu ingin
memiliki setidaknya seekor Tancho untuk dipelihara di kolam mereka..

Pola bulat pada kepala Tancho yang baik adalah tidak terlalu kecil dan tepat
berada di tengah-tengah area kepala. Warna merah pada pola bulat
sebaiknya tidak sampai menyentuh mulut maupun kedua mata. Pola
Tancho yang benar-benar bulat sempurna (menyerupai bulat koin), sangat
jarang dan bahkan tidak ada.

Jika ada Tancho dengan pola bulat yang sempurna seperti koin, justru
menimbulkan pertanyaan terhadap keaslian polanya.

Tentu ada yang bertanya, apakah


ada pola Tancho yang tidak asli?
Jawabannya adalah ada. Bentuk
pola pada Tancho bisa saja
sebagai hasil rekayasa atau yang
populer dengan istilah Tancho
Kerokan (Koi Cutting) atau Minor
Surgery

Mengapa pola pada Tancho musti


direkayasa? Tentu saja untuk
memperbaiki penampilannya.
Jika masih terdapat jarak antara batas terluar
pola dan mata maka operasi dapat dilakukan Informasi lebih lanjut pada
dengan mudah untuk memperoleh pola bulat
yang sempurna seperti koin. halaman 278 tentang Koi
Kerokan.

115
Aneka Tancho Tosai yang berumur dibawah 1 tahun

Resiko Membeli Tancho Tosai

Tancho dengan pola dan kualitas warna yang baik, tentu harganya cukup
tinggi di pasaran, apalagi untuk Koi dengan panjang badannya sudah lebih
dari 40 cm. Jika ingin memiliki Tancho dengan harga yang terjangkau, anda
bisa membelinya sejak Koi masih kecil atau berumur dibawah 1 tahun
(tosai) yang mana biasanya panjang Koi dibawah 30 cm. Namun demikian,
perlu dipahami bahwa terdapat beberapa resiko yang mungkin terjadi jika
membeli Tancho Tosai antara lain :

1. Perubahan bentuk pada pola bulat

Semua pehobi Koi tentu ingin memiliki Tancho dengan pola bulat di
kepalanya yang tetap sempurna hingga Koi menjadi besar. Namun tidak
jarang terjadi, seiring dengan pertambahan umurnya, maka pola bulat pada
Tancho juga ikut berubah. Perubahan ini bisa saja terjadi karena pernah
dilakukan operasi kecil (cosmetic surgery) di kepalanya.

Tujuan rekayasa pola pada Tancho tidak lain adalah agar penampilan
Tancho menjadi lebih baik. Operasi yang dilakukan untuk merekayasa pola
Tancho yaitu dengan mengangkat sebagian kulit di bagian kepala untuk
membentuk pola bulat agar tampak lebih sempurna. Operasi ini tentu akan

116
menimbulkan resiko tumbuhnya kembali warna merah pada bagian yang
pernah dilakukan operasi, meski luka telah sembuh. Kemungkinan lainnya
adalah adanya perkembangan pola bulat pada Tancho belum berakhir
(belum finish) atau dengan kata lain, seiring dengan pertumbuhan badan
Koi, bisa saja warna merah pada pola bulat di kepala Tancho juga ikut
berkembang atau membesar sehingga pola bulatnya menjadi tidak
sempurna.

2. Tumbuh spot warna hitam atau merah

Selain perubahan pada pola bulat di kepala, pada bagian punggung Tancho
bisa juga tumbuh bercak warna (spot) merah atau hitam. Meski hanya satu
sisik saja, tentu hal ini akan mengurangi keindahan Tancho. Ada pula yang
bisa saja terjadi yaitu pada awalnya hanya tumbuh satu sisik berwarna
hitam atau merah, namun seiring dengan bertambahnya umur Koi, makin
bertambah lebar dan jelas hingga pola baru. Bila sudah terjadi demikian
maka namanya akan berubah menjadi Tancho Sanke atau Maruten
Kohaku.

3. Tumbuh sisik Ginrin

Ada juga Tancho yang tiba-tiba tumbuh sisik Ginrin yang tidak merata.
(Ginrin adalah sisik yang berwarna putih keperakan). Kemungkinan besar
jika hal ini terjadi, Tancho tersebut adalah memang keturunan dari Kohaku
Ginrin. Jadi sewaktu masih kecil, belum tumbuh sisik ginrin dan baru muncul
setelah Koi beranjak dewasa.

Kemungkinan lainnya yang bisa saja terjadi terkait dengan adanya sisik
yang baru tumbuh adalah sebagai pengganti sisik aslinya yang telah
dicabut. Mengapa sebuah sisik sengaja dicabut atau dihilangkan? Sebab
sisik tersebut berwarna merah atau hitam, sehingga dalam rangka untuk
mempertahankan penampilan Tancho agar tetap baik, maka sisik berwarna
merah atau hitam tersebut harus dicabut (dihilangkan).

Memang begitulah resikonya bila membeli Tancho Tosai. Oleh sebab itu,
tak ada satupun penjual yang berani menjamin pola Tancho akan tetap
bertahan (tidak berubah) jika Koi makin besar.
117
118
119
120
“ Memelihara Koi sejatinya adalah
menjaga kualitas air.”

121
C. KOLAM DAN FILTER

1. PERENCANAAN SEBELUM MEMBANGUN KOLAM KOI

Jika anda ingin membangun kolam Koi, maka sebelumnya perlu


pertimbangan dan perencanaan yang baik, agar sesuai yang diinginkan.

Pertama-tama yang harus dipertimbangkan adalah ketersediaan lahan.


Seberapa luas lahan yang ada dan sekaligus apakah kolam yang akan
anda bangun dapat menambah estetika untuk rumah anda. Apakah
penempatan kolam akan berada di dalam ruangan atau di luar ruangan, dll.

Kolam Koi boleh saja


dibangun di dalam ataupun
di luar rumah. Bila kolam
Koi berada di luar rumah,
tentu relatif lebih banyak
terkena terkena sinar
matahari langsung bila
dibandingkan dengan kolam
yang berada di dalam
rumah.
Kolam outdoor membuat taman tampak asri
Jika terdapat alternatif
membangun kolam di dalam ruangan (indoor pond) atau di luar ruangan
(outdoor pond), berikut ini beberapa pertimbangannya.

Pertanyaan mendasar mengenai hal ini adalah apa untung ruginya antara
kolam indoor dan outdoor?
122
a. Intensitas Sinar Matahari

Sebagaimana diketahui, sinar


matahari dibutuhkan oleh
semua makhluk hidup untuk
pertumbuhan dan juga
menyokong proses
penggantian sel-sel yang
rusak. Demikian juga dengan
Koi. Oleh sebab itu, Koi yang
dipelihara di kolam outdoor,
tentu akan lebih cepat
Kolam indoor terbebas dari air hijau dan lebih aman pertumbuhannya dibandingkan
dari gangguan perubahan cuaca
dengan Koi yang berada di
dalam rumah. Namun demikian, akibat adanya intensitas matahari penuh,
maka dampaknya adalah pertumbuhan ganggang/lumut dan alga bersel
satu penyebab air hijau juga begitu pesat. Jadi tidak heran bila air kolam
outdoor akan cepat sekali berwarna hijau.

b. Pengaruh Cuaca.

Kolam outdoor lebih rentan terhadap perubahan cuaca apalagi di musim


hujan. Curah hujan yang cukup besar sangat mempengaruhi air khususnya
untuk kolam mini. Sringkali terjadi masalah terhadap kesehatan Koi setelah
turun hujan lebat. Kolam outdoor juga sangat dipengaruhi perubahan suhu
udara diluar. Sangat berbeda kondisinya dengan kolam indoor, dimana
semuanya itu tak banyak terjadi.

Untuk mengurangi dampak perubahan kondisi air yang ekstrim, dapat


dipasang penutup sementara ketika musim hujan tiba.

c. Pertumbuhan dan kualitas warna Koi

Koi yang terkena sinar matahari langsung, perkembangan warnanya dapat


tumbuh dengan sempurna. Beberapa warna tertentu dari Koi antara lain
merah coklat dan khususnya kuning, sangat dipengaruhi oleh intensitas
sinar matahari.

123
Untuk Koi jenis tertentu misalnya Yamabuki Ogon, Hariwake, Chagoi,
Ochiba Shigure, Kumonryu dll, jika ditempatkan pada kolam indoor, maka
lambat laun warnanya bisa memudar.

d. Perawatan Kolam (Pond Maintenance)

Kolam di luar rumah memerlukan


perawatan ekstra, sebab disana
mungkin berada di antara
tanaman dan perlu pengawasan
terhadap keberadaan binatang
lain sebagai predator yang bisa
menganggu atau menularkan
penyakit.

Daun-daun kering yang


berguguran ke dalam kolam,
harus segera diangkat agar tak
Predator
mengganggu kualitas air kolam.
Namun demikian, kolam outdoor sangat baik untuk mengoptimalkan fungsi
filter biologi.

2. SISTEM FILTER KOLAM KOI

Hal terpenting dalam membangun kolam adalah tersedianya fasilitas


filterasi yang bertujuan untuk menjaga kualitas air kolam. Mengapa
kolam Koi perlu disediakan sistem filter yang baik? Sebab seperti halnya
merawat binatang peliharaan lainnya, anda tentu ingin agar Koi dapat
tumbuh dengan sehat dan normal. Koi dapat hidup dengan sehat jika
kualitas air kolam tetap terjaga dengan baik. Untuk itulah diperlukan
sistem filter yang benar.

Apakah Koi dapat hidup dengan sehat dan normal jika dipelihara di
dalam kolam tanpa menggunakan filter?

124
Bisa saja, namun tentu akan banyak menyita waktu di dalam
perawatannya. Sebab untuk menjaga agar kualitas air tetap baik, maka
air kolam harus diganti dengan air baru setiap hati dan hal ini tentu akan
sangat merepotkan, bukan? Apalagi jumlah populasi Koi cukup banyak.

Harap dicatat, bahwa dalam membangun kolam Koi bukanlah sekadar


membuat anda senang, tapi yang terpenting adalah membuat Koi
merasa nyaman. Apalagi anda sudah mulai tertarik untuk memelihara
Koi yang berkualitas, dengan harga yang tidak murah.

Untuk itulah, maka diperlukan pemahaman terhadap prinsip dasar dalam


membuat sistem filter yang akan anda gunakan pada kolam Koi agar
hasilnya sesuai yang diharapkan.

Partikel yang mencemari air kolam

Membuat filter untuk kolam Koi pada prinsipnya adalah sebagai upaya
untuk menyaring partikel yang mencemari air kolam. Partikel yang
mencemari air kolam antara lain terdiri dari partikel padat yang kasat
mata, antara lain kotoran Koi (feces), sisa pakan, daun-daunan dll.

Selain itu, terdapat partikel lain yang larut dalam air (tidak kasat mata)
berupa senyawa kimia seperti Ammonia, Nitrit, Nitrat dan hasil
dekomposisi jaringan tumbuhan dan jasad hewani lainnya.

Kedua jenis partikel yang mencemari kolam Koi itulah yang harus di
eliminasi atau setidaknya harus tetap dijaga agar tak melampaui ambang
batas tertentu, agar tetap aman bagi Koi. Proses penyaringan terhadap
partikel yang mencemari kolam Koi inilah yang mutlak diperlukan, untuk
menjaga kualitas air kolam.

Prinsip Dasar Sistem Filterasi Kolam Koi

Ada 3 (tiga) sistem filter yang bisa digunakan, baik secara sendiri-sendiri
maupun gabungan dari beberapa sistem sekaligus yaitu :

125
a. Sistem Filter Mekanis.

Sistem ini memanfaatkan


pergerakan air dan gaya
gravitasi untuk menyaring
partikel kotoran yang
mencemari kolam Koi. Untuk itu
diperlukan komponen utama
yaitu sebuah pompa air untuk
menggerakkan air kolam, baik
secara vertikal maupun
Skema sederhana sistem filter mekanis horizontal sehingga membentuk
sebuah sirkulasi.

Air kolam yang ditarik ke atas oleh pompa, kemudian dibiarkan mengalir
menuju ke bagian yang lebih rendah dengan memanfaatkan gaya
gravitasi bumi. Selama dalam proses sirkulasi itulah maka air kolam akan
diarahkan pada bagian atau ruang-ruang filter yang berisi media tertentu
yang berfungsi menyaring atau menetralisir zat-zat yang berbahaya bagi
Koi. Media filter yang digunakan pada sistem filter ini antara lain ijuk,
filter mat, brush, dacron dll.

b. Sistem Filter Kimiawi.

Ketika air kolam dalam


proses sirkulasi dan
berada pada ruang filter,
maka terjadilah proses
penyaringan air melalui
beberapa media dengan
memanfaatkan proses
kimia. Media filter yang
biasa digunakan pada
sistem ini antara lain
Skema sistem filter kimiawi
batu ziolite yang
berfungsi mengikat zat
126
ammonia yang larut dalam air. Selain itu juga arang batok kelapa atau
berupa serbuk carbon active yang berguna untuk mengikat gas, racun
dan bau menyengat.

c. Sistem Filter Biologi.

Contoh Filter biologi

Sistem filter ini memanfaatkan bakteri alami (biologi) untuk mentralisir


pengaruh ammonia agar tak berbahaya bagi Koi. Komponen dan media
yang digunakan pada sistem ini antara lain berupa bioball, batu apung,
tanaman air; teratai, enceng gondok dan tanaman air lainnya.

Dari ketiga jenis Sistem Filter diatas, mungkin ada yang bertanya, sistem
mana yang paling efektip atau cocok digunakan pada kolam Koi?

Pemilihan sistem filter diatas sangat tergantung dengan kondisi lahan.


Bila terdapat pekarangan yang cukup luas, maka penggunaan sistem
filter biologi sangat disarankan, sebab sistem filter biologi sangat efisien
dengan tingkat perawatan yang rendah (Low Maintenance).

Sedangkan bila kolam anda berada pada ruang yang sempit atau
terbatas, maka lebih baik digunakan penggabungan sistem filter mekanis
dan kimiawi, meski dengan frekuensi perawatan yang relatif lebih tinggi.
127
3.METODE FILTERASI

Berikut ini adalah beberapa cara yang dipergunakan dalam proses


filterasi kolam Koi :

a. Filterasi Fisik (Physical Filteration)

Dalam proses ini, diperlukan


beberapa material atau media
yang digunakan untuk menyaring
air, khususnya untuk partikel
padat atau kotoran berukuran
besar yaitu berupa batu-batuan
berongga (batu apung), sikat
(brush), Filter Mat (Japan Mat),
Dacron, Ijuk dll. Mekanisme yang
digunakan adalah sederhana
Batu apung
saja, yaitu dengan menggunakan
pompa untuk menarik air kolam dan mengalirkannya ke dalam
sebuah bak terpisah yang didalamnya berisi berbagai media
tersebut. Tujuannya adalah agar air dapat tersaring melalui media
yang terpasang. Proses filterasi fisik cukup efektip digunakan dan
tidak memerlukan ruang yang luas.

Sikat (brush) berfungsi menyaring kotoran berpartikel besar

128
4. Filterasi Kimia (Chemical Filteration)

Ini adalah proses filterasi


dengan menggunakan media
yang berfungsi secara kimiawi
antara lain untuk meminimalisir
kadar ammonia, juga dapat
menyerap bau amis yang
menyengat. Media yang biasa
digunakan dalam proses
filterasi ini adalah batu zeolite
Batu Zeolite mampu menyerap zat
dan carbon active arau arang
ammonia batok kelapa.

3.Filterasi Biologi
(Biological Filteration)

Jenis filterasi ini dikenal dengan


Filter Biologi, yaitu untuk
mengurangi kadar ammonia
yang larut dalam air kolam
dengan memanfaatkan proses
biologi secara alami.
Arang batok Kelapa dapat menghilangkan
bau menyengat Beberapa bakteri yang hidup di
ruang filter kolam Koi, secara
efektip dapat mengurai zat Ammonia menjadi Nitrit dan Nitrat yang
tidak membahayakan bagi kehidupan Koi. Agar proses biologi dapat
berjalan seimbang sesuai dengan kebutuhan, maka bakteri yang
bermanfaat tersebut perlu dipelihara di dalam ruang filter dengan
kapasitas yang memadai.

Bakteri yang menguntungkan tersebut memerlukan media tempat


persembunyian untuk dapat berkembangbiak yaitu berupa bioball,
sikat (brush), jaring bekas dan media berongga lainnya.

129
5. Filterasi Mekanis (Mechanical Filteration)

Filterasi mekanis ini dapat


diperoleh dengan
menggunakan teknik
Vortex, yaitu dengan cara
mengalirkan air kolam
masuk ke dalam bak vortex
agar diperoleh gerakan air
memutar dan membentuk
pusaran. Pusaran air yang
tercipta dapat mengikat
kotoran berupa partikel
berukuran besar. Proses
Memanfaatkan pusaran air untuk mengikat
kotoran kasar filterasi ini sangat efektif dan
mudah perawatannya.

6. Filterasi Tanaman (Vegetable Filteration)

Proses filterasi ini


menggunakan tanaman air
yang akarnya mampu
menyerap ammonia, nitrit dan
nitrat. Beberapa jenis
tanaman yang digunakan
antara lain kapu-kapu,payung
payungan, tifa , melati air dll.

Kapu-kapu Adapula tanaman air yang


dipercaya dapat menyerap
unsur besi yang terlarut dalam
air yaitu jenis Vallisneria.

Mekanisme dari proses filterasi


tanaman ini adalah dengan
cara menanam beberapa
Vellisneria, mengurangi unsur besi yang
terlarut dalam air kolam
130
tumbuhan air tersebut disepanjang perjalanan air dari ruang filter
terakhir sebelum masuk kembali ke kolam. Proses filterasi ini
umumnya digunakan untuk kolam berukuran besar dengan
permukaan air pada ruang filter yang cukup luas, agar dapat
ditanami tumbuhan air tersebut. Penggunaan jenis filterasi ini dapat
memberi kesan asri alami.

Vegetable Filteration memberi kesan alami

Masing-masing jenis filterasi tersebut bisa saja digunakan secara


terpisah atau berlangsung secara bersamaan di dalam satu sistem
filter pada sebuah kolam Koi sesuai dengan kapasitas yang
diperlukan.

Semakin besar kolam, tentu diperlukan sistem filterasi dengan


kapasitas yang makin besar pula, minimal 30% dari volume air
kolam. Agar lebih efisien dalam pemeliharaannya perlu
dipertimbangkan jenis filterasi mana saja yang akan dipergunakan.

131
5. SKEMA FILTER KOLAM KOI

Suatu kolam Koi yang tidak menggunakan sistem filter, tentu akan
menambah beban perawatan air kolam, sebab harus sering-sering
mengganti air, untuk menghindari terjadinya tingkat pencemaran air yang
berlebihan. Padahal, jika terlalu sering mengganti air, maka kondisi air
kolam akan menjadi tidak stabil atau berubah-ubah dan Koi sangat rentan
terhadap perubahan kondisi tersebut.

Untuk itulah maka diperlukan bangunan filter buatan, yang mana tujuannya
adalah untuk membantu meningkatkan fungsi penyaringan air, sehingga
kualitas air tetap stabil dan nyaman bagi Koi. Selain itu perlu juga di
pertimbangkan dari sisi praktis, agar perawatan filter dapat dilakukan
dengan sederhana dan mudah.

Satu hal lagi yang penting terhadap keberadaan Filter Kolam Koi adalah
untuk menghasilkan air yang bening, agar keindahan Koi dapat dinikmati.
Memang, air kolam yang bening belum tentu baik bagi Koi, sebab terdapat
zat-zat kimia yang larut dalam air (tak kasat mata), yang dapat
membahayakan bagi kesehatan Koi jika melebihi kadar tertentu. Sistem
filter yang baik mampu menghasilkan air yang bening sebening kristal,
namun tetap nyaman dan aman bagi Koi. Dengan demikian hendaknya
dipastikan bahwa air kolam yang bening adalah dari hasil proses filterasi
yang baik dan bukan dengan cara mengganti dengan air baru.

Skema Filter Kolam Sederhana

Terdapat banyak cara atau metode untuk membuat filter kolam Koi, namun
pada prinspnya adalah sama, yaitu mengalirkan air dari kolam menuju ke
suatu wadah tertentu yang mana di dalamnya terdapat berbagai media atau
teknik penyaringan air dan berakhir dengan air kembali lagi ke dalam kolam
(sirkulasi).

Berikut ini adalah Skema Filter Kolam Koi yang sederhana :

132
Penjelasan Gambar :

Bangunan filter kolam Koi sesuai skema adalah terletak di atas kolam,
sehingga air yang keluar dari ruang filter dapat jatuh kembali ke dalam
kolam dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Skema filter kolam Koi
ini cukup praktis karena bisa dibangun tanpa harus membongkar kolam
yang sudah ada. Untuk kolam berukuran kecil (mini), wadah filter dapat
dapat dibuat dari bahan kaca atau fibreglass.

Proses filterasi kolam diawali dari aliran air yang berasal dari kolam, yang
ditarik dengan menggunakan pompa air. Sebagai contoh pada skema diatas
adalah dengan menggunakan submersible pump (pompa celup). Air kolam
yang ditarik oleh pompa diusahakan berasal dari dasar kolam, agar efektip
membersihkan kotoran, sebab di dasar kolam biasanya banyak kotoran
yang terkumpul.

Ruang ke-1

Air kolam pada kesempatan pertama dialirkan menuju ke ruang ke-1, yang
mana ini adalah ruang kosong (settlement chamber), hanya ada air dan tak
ada media filter apapun di ruang ini. Mengapa ruang kosong? Memang
tujuannya adalah agar kotoran kasar yang berasal dari kolam mengendap

133
dan terkumpul di dasar ruang filter. Jika terdapat banyak kotoran yang
mengendap di dasar chamber, maka mudah dibuang dengan cara
membuka keran pembuangan air (Bottom Drain). Di ruang kosong ini
biasanya dimanfaatkan dengan sistem Vortex.

Sistem sederhana ini dimasudkan untuk meringankan kinerja media filter


lainnya. Jika kotoran kasar sudah banyak yang tersaring dan mengendap di
ruang filter ke-1, maka tentu di ruang berikutnya sudah tidak terlalu banyak
kotoran kasar.

Ruang ke-2

Di dalam ruang ke-2 berisi MEDIA


FILTER 1 yang prinsipnya untuk
menyaring kotoran kasar (kasat
mata). Media yang biasa digunakan
adalah Filter Mat atau Japan Mat.
Bisa juga digunakan media lainnya
seperti ijuk atau Sikat (brush).

Jika menggunakan Filter Mat, maka


di bagian atas dalam ruang ini, bisa
Filter Mat atau Japan Mat diletakkan Bioball, sebagai tempat
persembunyian bakteri yang
bermanfaat untuk menetralisir
ammonia. Agar mudah merawatnya,
maka sebaiknya bioball sudah
dimasukkan ke dalam jaring plastik
(Filter Media bag), sehingga mudah
untuk mengangkatnya, bila suatu
saat akan dibersihkan.
Di bagian dasar ruang ini juga telah
dibuatkan lobang Bottom Drain yang
berfungsi untuk membuang kotoran
kasar yang mengendap, tanpa harus
Sikat (brush)
membongkar media filternya.

134
Ruang ke-3

Di dalam ruang ke-3 ini tidak terdapat media


filter apapun, hanya berfungsi sebagai ruang
by pass dengan maksud agar air masuk ke
ruang berikutnya dari arah bawah. Selain itu
juga memberi kesempatan pada kotoran yang
kebetulan lolos dari saringan, untuk
mengendap di dasar ruang.

Bioball

Ruang ke-4

Pada ruang ke-4 ini dapat ditempatkan


MEDIA FILTER 2 antara lain berupa batu
Ziolite di bagian bawah, dan di atasnya
boleh juga diletakkan Carbon Active atau
Arang Batok Kelapa. Untuk memudahkan
perawatan, masukkan terlebih dahulu semua
media filter ke dalam keranjang atau jaring
plastik, sebelum ditempatkan. Batu Ziolite
berfungsi untuk menyerap zat ammonia dan
bubuk karbon atau arang kelapa berguna
untuk menyerap bau yang tak sedap.
Batu Ziolite

Ruang ke-5

Sebagaimana yang terjadi di ruang ke-3 sebagai ruang by pass agar air
mengalir menuju ke ruang ke-6 dari arah bawah.

135
Ruang ke-6

Ini adalah ruang terakhir dari


rangkaian proses filter kolam.
Diharapkan kondisi air yang berada
di ruang ke-6 ini berupa air dalam
kondisi yang bening dalam arti
telah tersaring dari berbagai
macam kotoran, baik yang kasar
maupun yang berupa zat kimia
yang mencemari air kolam. Dalam
ruang terakhir ini biasanya
ditempatkan lampu UV jika
diperlukan, atau dengan
Filter Media Bag, keranjang jaring untuk
memudahkan perawatan media filter memasang MEDIA FILTER 3 yang
memiliki rongga halus seperti
dacron atau kapas. Penggunaan Dacron juga perlu perawatan yaitu
dengan mencucinya karena rongganya yang halus maka cepat sekali
tersumbat dan menghambat aliran air di dalam filter. Oleh sebab itu, pilihlah
Dacron dengan rongga yang agak besar.

Setelah keluar dari ruang terakhir yaitu ruang ke-6, maka air diharapkan
telah menjadi lebih baik kualitasnya dan dapat mengalir kembali menuju ke
dalam kolam.

Yang paling penting untuk dilakukan adalah secara teratur membuka keran
bottom drain untuk membuang kotoran yang mengendap di dasar ruang
filter. Mengenai seberapa sering atau frekuensinya, disesuaikan dengan
intensitas kotoran yang ada Semakin banyak Koi yang dipelihara, tentu
harus semakin sering melakukan perawatan media filter.

Jika anda masih memiliki space yang cukup untuk membangun filter kolam,
maka anda dapat membuatnya dengan menambah beberapa ruang filter,
untuk memperbesar kapasitasnya.

136
Tambahan Aerasi

Sebaiknya, ruang filter tidak ditutup rapat, sebab bakteri yang hidup di
dalamnya perlu pasokan oksigen yang cukup. Apabila diperlukan, dapat
menambahkan aerasi di dalam ruang filter yaitu dengan memasanag
blower (pompa udara) dan menempatkan airstone (batu gelembung udara)
pada ruang-ruang kosong yaitu ruang ke-3 dan ke-5

7. PERAWATAN FILTER KOLAM

Sebagus apapun sistem filter Kolam anda, tentu hasilnya tak akan bisa
menyamai sistem filter alami. Jika anda telah membangun sistem filter yang
baik, maka selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan perawatan
terhadap kolam dan filter antara lain :

a. Melakukan Back Wash

Bila anda telah menyediakan fasilitas Backwash pada sistem filter


kolam anda, maka jangan pernah lupa melakukannya. Backwash pada
prinsipnya adalah membalik aliran air pada ruang filter, dengan tujuan
untuk membuang kotoran kasar yang menempel pada media filter.

Bila terdapat ruang pada sistem filter anda untuk melakukan backwash,
maka anda tinggal mencabut pipa penyumbat yang ada, agar proses
backwash berjalan dan kotoran yang ada terbuang seluruhnya. Lakukan
proses ini setidaknya seminggu sekali.

137
b. Membersihkan Media Filter

Terkait dengan metoda perawatan berkala, media filter dibagi menjadi 2


jenis :

Yang pertama adalah media yang tak perlu diganti, atau cukup hanya
dibersihkan saja, antara lain Filter Mat, ijuk, Dacron, Brush dan Bioball.
Media ini terbuat dari dari bahan plastik yang berfungsi sebatas untuk
menyaring air dari partikel kasar tanpa proses kimiawi. Karena itu,
perawatan yang dilakukan cukup dengan mencucinya dan kemudian
mengembalikan ke tempat semula.

Jenis media yang kedua perlu diganti secara berkala antara lain, batu Ziolite
dan arang (carbon active). Media ini bekerja dengan proses kimiawi. Jika
digunakan terus menerus, maka akan sampai pada titik jenuh. sebab media
ini punya keterbatasan dalam melakukan fungsinya. Jika sudah jenuh maka
perlu diganti sebab tidak bisa lagi berfungsi dengan baik

Lama periode penggunaan Ziolite dan Arang tergantung dari intensitas


kotoran yang ada. Semakin banyak Koi yang dipelihara maka media harus
semakin sering dilakukan perawatan. Biasanya setiap 6 bulan sekali, anda

138
harus mengganti media, namun bila Koi yang ada cukup padat populasinya,
maka lakukan perawatan media setiap 3 bulan sekali.

c. Mengganti Media Filter

Perawatan yang dilakukan terhadap media Ziolite adalah dengan


menggantinya dengan yang baru, atau bisa juga dengan mendaur ulang.
Sedangkan untuk Arang atau Carbon Active, tak ada cara lain kecuali
menggantinya dengan yang baru.

Satu hal yang penting saat melakukan penggantian media adalah jangan
mengganti seluruh media secara sekaligus. Mengapa demikian?

Sebab di dalam ruang filter yang sudah matang (mature), terdapat koloni
bakteri yang hidup dan bermanfaat dalam proses filterasi biologi.. Jika anda
mengganti seluruh media filter secara sekaligus, maka sama saja
membuang semua bakteri yang ada. Kondisi ini akan membuat Koi merasa
kurang nyaman dan dapat terganggu kesehatannya. Untuk mengembalikan
filter pada kondisi mature, maka perlu waktu layaknya kolam yang baru
dibangun.

Oleh sebab itu, dalam proses penggantian media filter, sebaiknya dilakukan
secara bertahap, yaitu dengan selang waktu yang cukup atau setidaknya
dengan interval 2 minggu. Sebagai contoh misalnya hari ini mengganti batu
Ziolite, maka untuk media yang lain misalnya arang dll lakukan setelah 2
minggu kemudian. Hal ini untuk menghindari kondisi yang ekstrim,
mengingat sebagian besar bakteri telah terbuang ketika anda mengganti
media.

d. Mencuci Bio Ball

Bioball, adalah media filter yang dibuat khusus sebagai rumah atau tempat
persembunyian bakteri. Namun demikian bila sudah terlalu lama dipakai,
maka bisa menyumbat jalannya aliran air pada ruang filter (filter chamber).

Mencuci bioball adalah cukup hanya dengan meyiramnya dengan air bersih,
untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Namun demikian, mencuci
139
Bioball sangat tidak disarankan, sebab akan membuang sebagian bakteri
yang bermanfaat. Jika memang terpaksa dilakukan, maka sebaiknya
dilakukan pencucian secara bertahap atau sebagian saja, dan sebagian
yang lain boleh dibersihkan setidaknya setelah sebulan kemudian.

Media lain yang perlu dibersihkan dengan mencucinya adalah Filter Mat,
Ijuk, Filter Brush dan Dacron. Hal ini penting untuk dilakukan sebab, jika
pada media tersebut terdapat deposit kotoran yang berlebihan, maka dapat
menghambat aliran air di dalam ruang filter

e. Merawat Pompa Filter

Komponen lainnya yang perlu diperiksa


adalah pompa yang digunakan, khususnya
bila menggunakan pompa celup
(submersible pump).

Pemeriksaan kondisi pompa ini bertujuan


untuk menghindari penyumbatan pada
lobang hisap pompa, terutama jika di dalam
kolam anda terdapat tanaman air atau lumut
yang daunnya panjang (menyerupai

Submersible pump rambut).

Lobang hisap pompa yang tersumbat dapat merusak baling-baling pompa


atau bahkan menimbulkan kebakaran atau kebocoran aliran listrik di dalam
air kolam. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi Koi maupun keselamatan
anda sendiri.

Skema Filter Kolam 2

Bila anda ingin membuat filter yang mana penempatannya sejajar dengan
kolam, dapat mengikuti skema berikut ini :

140
141
Skema 1

Skema 2

142
“ Pehobi yang cerdas, memelihara Koi
sedikit tapi berkualitas.”

143
D. PENGELOLAAN AIR

1. KUALITAS AIR (WATER QUALITY)

Memelihara Koi sesungguhnya adalah bagaimana menjaga kualitas air


kolam. Mengapa demikian? Sebab Koi hidupnya di dalam air. Oleh karena
itu, kondisi air sangatlah penting untuk dijaga mutunya agar Koi dapat hidup
sehat dan tumbuh dengan baik.

Hampir semua permasalahan yang terjadi terhadap kesehatan Koi adalah


karena rendahnya kualitas air kolam. Air kolam yang berkualitas rendah,
tentu membuat Koi merasa tidak nyaman atau bahkan sangat
membahayakan kehidupannya.

Jika Koi berada dalam kondisi yang tidak nyaman, maka membuat Koi
menjadi stres dan mudah sekali terserang berbagai macam penyakit.

Oleh sebab itulah kunci keberhasilan dalam merawat Koi adalah bagaimana
menjaga mutu air agar selalu dalam keadaan baik sesuai yang diinginkan
Koi.

Apakah benar adanya mitos bahwa air yang bening adalah baik untuk Koi?
Tidak selalu demikian, sebab air yang bening bukanlah ukuran untuk

144
kesehatan Koi. Pertanyaan selanjutnya adalah apa dan bagaimana
mengukur kualitas air yang baik bagi Koi?

Berikut ini adalah informasi tentang kandungan kimia yang terdapat di


dalam air kolam beserta parameter yang diperlukan untuk memenuhi
standar kualitas air kolam.

1. AMMONIA

Ammonia (NH3) adalah zat yang


paling berbahaya bagi Koi jika
terlarut di dalam air kolam dengan
kadar yang melampaui batas.
Ammonia merupakan senyawa
kimia yang terdapat pada kotoran
dan urin Koi yang dikeluarkan
melalui anus. Selain itu. Ammonia
juga di lepas melalui insang
sebagai kotoran dari hasil
pencernaan protein.

Idealnya, kandungan zat


Ammonia di dalam air adalah nol,
artinya sama sekali tidak ada zat
Ammonia di dalam air kolam.
Kondisi ini hanya terjadi jika Koi
sama sekali tidak mengeluarkan
Sistem Filter Biologi pada kolam Koi sangat
efektif untuk menjaga kualitas air kolam kotoran.

Namun demikian, sebagai makhluk hidup, Koi tentu perlu makanan bagi
pertumbuhannya. Makanan akan diproses oleh organ pencernaan Koi dan
nutrisinya akan diserap, sedangkan sisanya akan dibuang sebagai kotoran.

Dengan demikian pada kondisi normal, zat ammonia yang larut dalam air
tentu tak bisa dihindari, namun harus diupayakan agar kadarnya tetap
rendah yaitu dibawah 0.1 ppm. (parts per million).

145
Kadar Ammonia yang larut dalam air kolam melebihi 0,1 ppm dapat
meracuni Koi. Untuk itulah maka sangat perlu dibangun sistem filter
yang baik untuk kolam Koi agar kualitas air tetap terjaga.

2. pH

pH (potential/power Hidrogen) adalah parameter untuk menunjukkan


derajat keasaman atau kebasaan pada suatu larutan yang diukur dalam
skala antara 0 (sangat asam) sampai dengan 14 (sangat basa).

Koi dapat hidup di dalam air dengan pH 5,5 – 8,5. Namun demikian,
kondisi pH air yang terlalu tinggi dapat menimbulkan efek zat Ammonia
semakin beracun terhadap Koi. Sebagai contoh pada pH dibawah 7,
maka Koi masih dapat bertoleransi dengan kadar Ammonia pada level 1
ppm. Namun pada pH diatas 8, maka kadar Ammonia yang hanya 0,1
ppm dapat membahayakan keselamatan Koi.

3. TEMPERATUR

Temperatur atau suhu air kolam, juga mempengaruhi kehidupan Koi.


Temperatur ideal berkisar antara 20–25° C. Namun demikian, Koi masih
bertahan hidup pada temperatur antara 2°C – 38°C. Temperatur air
kolam pada umumnya akan mengikuti kondisi lingkungannya.
Perubahan temperatur air juga tergantung besarnya volume air kolam.
Pada kolam terbuka (outdoor pond) mudah terjadi perubahan
temperatur. Intensitas sinar matahari di siang hari dapat meningkatkan
temperatur air dan pada malam hari akan menurun. Temperatur air
pada kolam tertutup (indoor pond) relatif lebih stabil. Khususnya untuk
daerah subtropis, yang mana terjadi 4 musim, maka pada musim dingin,
nafsu makan Koi akan jauh berkurang. Disisi lain, jika temperatur air
cenderung rendah, maka proses metabolisme di dalam tubuh menurun,
sehingga Koi tidak memerlukan banyak makanan.

Tingkat racun Ammonia akan meningkat seiring dengan meningkatnya


temperatur dan jumlah oksigen terlarut di dalam air menurun. Walaupun

146
Koi dapat bertahan sampai pada batas 38° C atau lebih tinggi, namun
tingkat kematian Koi juga semakin tinggi.

Untuk temperatur dibawah 12 ° C, Koi berhenti memproduksi antibodi


dan pada suhu sekitar 7 °C, Koi memasuki area yang setara dengan
hibernasi. Bio-converter akan berhenti bereproduksi pada suhu 5 °C.
Oleh karena itu, maka pemberian pakan Koi hendaknya disesuaikan
dengan temperatur air kolam sebagai berikut :

- Temperatur di bawah 10 °C : Jangan diberi pakan


- Temperatur antara 10 °C – 15 °C : 2 – 4 kali seminggu
- Temperatur antara 15 °C – 30 °C : 2 – 4 kali sehari
- Temperatur diatas 30 ° C : Jangan diberi pakan

4. NITRIT

Nitrit (NO2-N) adalah senyawa kimia yang dihasilkan ketika Ammonia


telah diurai oleh bakteri nitrifikasi. Lebih jelasnya, dapat diamati dari
Siklus Nitrogen (Bio Converter) yang terjadi di dalam air kolam.

147
Nitrit adalah termasuk zat yang memiliki tingkat beracun yang tinggi
setelah Ammonia. Nitrit tidak terdeteksi di dalam kolam yang memiliki
bio-converter sempurna. Kondisi ideal untuk kadar Nitrit di dalam air
kolam adalah nol, namun demikian dapat ditolerir jika kadarnya masih
dibawah 0,2 ppm.

Kandungan Nitrit yang rendah, sedangkan tingkat Ammonia tinggi


menunjukkan bahwa proses Ammonia-Nitrite bio-converter belum
berjalan dengan sempurna. Namun jika tingkat Ammonia rendah
dengan kandungan Nitrit yang tinggi, berarti bakteri pengkonversi Nitrit
ke Nitrat belum aktif bekerja. Nitrit dihasilkan dari bakteri authotrophic

Sama halnya dengan Ammonia, kandungan Nitrit dapat meningkat


secara drastis di dalam bio-converter sampai bakteri berkembang dan
dapat menerima tambahan material Nitrit baru. Hal ini dapat terjadi oleh
karena adanya banyaknya penambahan ikan baru di kolam atau terjadi
ketika musim panas di mana suhu meningkat.

Meningkatnya aktivitas ikan oleh karena naiknya temperatur dapat


meningkatkan kadar Nitrit lebih cepat karena reaksi bakteri yang lambat.
Nitrit dapat mengakibatkan kematian, khususnya pada Koi kecil,
walaupun pada konsentrasi di bawah 0.25 ppm. Nitrit merusak sistem
syaraf, hati, limpa, dan ginjal Koi.

5. NITRAT

Nitrat (NO3-N), adalah senyawa kimia ketiga yang tidak terlalu


berbahaya bagi Koi dibandingkan dengan Ammonia atau Nitrit. Nitrat
diproduksi oleh bakteri authotropic yang mengkombinasikan oksigen
dengan Nitrit di dalam proses bio-converter. Idealnya, kadar Nitrat dan
Nitrit adalah nol. Jika terjadi kadar Nitrat adalah nol sedangkan masih
terdapat kadar Nitrit di dalam air kolam maka hal ini menunjukkan
bahwa bakteri pengkonversi Nitrit-Nitrat belum bekerja secara efektif.
Pada sebuah kolam yang telah matang (mature) dengan perawatan
rutin termasuk penggantian air kolam maks. 20 % setiap 2 atau 4

148
minggu, pada umumnya memiliki kandungan Nitrat sekitar 50 – 100
ppm. Konsentrasi Nitrate sampai 200 ppm masih dapat diterima.

Tingginya kandungan Nitrat dapat memacu pertumbuhan algae


penyebab air hijau. Oleh sebab itu, meski nitrat tidak berbahaya bagi
Koi, namun jika kadarnya melebih 200 ppm, maka kondisi air kolam
tidak bisa tampil jernih (bening) atau bahkan berwarna kehijauan. Untuk
mengurangi tingginya kadar nitrat di dalam air kolam dapat dilakukan
dengan cara mengganti air kolam dengan air baru (back wash) secara
periodik.

6. HARDNESS (GH dan KH)

GH (General
Hardness), adalah
merupakan ukuran
untuk kapasitas
buffering air dalam
artian kapasitas
buffering unit karbonat.
GH adalah merupakan
suatu angka, yang
GH yang rendah dapat menunjang tingkat merupakan kombinasi
pertumbuhan Koi
dari hardness
(kandungan mineral antara lain Kalsium dan Magnesium) dan aktifitas
Karbonat.

KH, (Kabonat Hardness) adalah merupakan GH dengan pengurangan


mineral terkandung dan hanya meninggalkan Karbonat. Untuk
meningkatkan hardness dapat mempergunakan CaCl, yang terkandung
pada kulit kerang. Dengan peningkatan hardness dapat membantu Koi
dalam proses osmoregulasi untuk mengurangi kemungkinan stres.

Kadar GH dan KH masih dapat diterima untuk Koi adalah 100 ppm. Jika
diatas level tersebut dapat menyebabkan bercak-bercak hitam pada
tubuh Koi (shimmies).

149
Terkait dengan hal ini, biasanya digunakan istilah TDS (Total Disolved
Solids) untuk mengukur kadar KH, GH dan partikel lain seperti kotoran
ikan, sisa makanan dan berbagai kandungan zat kimia dalam air. TDS
seringkali digunakan sebagai parameter terutama untuk menilai kualitas
air kolam dalam rangka budidaya Koi. Semakin rendah kadar TDS air
kolam, maka dipercaya dapat menunjang tingkat pertumbuhan Koi.
Berikut ini adalah data TDS pada beberapa Koi farm di Jepang :

- Wakabayashi 65 – 78 ppm
- Takumi 76 - 85 ppm
- Imai 35 - 48 ppm,
- Inoue 35 – 48 ppm
- Momotaro 75 - 85 ppm.

7. DISSOLVED OXYGEN (DO)

Adalah tentang oksigen yang


terlarut di dalam air kolam.
Masalah ini timbul pada
musim panas atau suhu udara
tinggi, yang berakibat pada
meningkatnya temperatur air
dan pertumbuhan lumut.
Dengan ukuran Koi yang
semakin besar, maka juga
akan membutuhkan pasokan
oksigen yang semakin tinggi.
Rendahnya tingkat oksigen
terlarut dalam air akan
membuat Koi stres dan
bahkan dapat membunuh Koi
yang berukuran besar.

Pada temperatur air yang


Koi yang kekurangan oksigen tampak berada di rendah, maka oksigen akan
permukaan air kolam
mudah larut di dalam air.

150
Tanaman air dan lumut mengkonsumsi oksigen pada malam hari dan
melepaskannya kembali pada siang hari. Rentang waktu dimana tingkat
oksigen akan mencapai titik terendah dalam air kolam adalah pada waktu
pagi hari. Jika populasi Koi terlalu padat, sedangkan suhu air juga tinggi,
maka diperlukan tambahan aerasi pada air kolam untuk menjaga
ketersediaan oksigen yang cukup. Tingkat oksigen terlarut yang ideal bagi
Koi antara 7 - 8 ppm Level DO dibawah ini secara temporer tidak terlalu
masalah sepanjang tingkat pH, ammonia dan nitrit masih aman. Namun
tingkat DO yang secara berkesinambungan di bawah 7 ppm akan dapat
menyebabkan masalah serius pada Koi. Koi masih dapat bertahan hidup
beberapa hari pada level DO 5 ppm, namun jika turun ke level 3 ppm akan
menyebabkan Koi mengalami kekurangan oksigen atau hyporexia.

Dalam kondisi darurat, pemberian lautan 3% hydrogen peroxida dengan


cara dilarutkan/disemprotkan kedalam kolam akan dapat membantu
peningkatan kadar oksigen yang terlarut dalam air. Jangan memberikan
larutan ini terlalu dekat dengan ikan karena akan berbahaya bagi insang
Koi. Kondisi ini hanya untuk keperluan darurat jika tidak dapat menyediakan
tabung gas oksigen atau aerator yang portable.

Cara lainnya untuk memberi pertolongan pertama bagi Koi yang


kekurangan oksigen adalah dengan menempatkannya pada air dengan
temperatur rendah atau dengan cara meletakkan es batu ke dalam air untuk
mempercepat penurunan temperatur. Air dengan temperatur lebih rendah
akan mempercepat oksigen terlarut ke dalam air.

2. AIR HIJAU (GREEN WATER)

Keberadaan air hijau tentu akan


mengganggu pemandangan kolam.
Namun demikian sesungguhnya
Koi justru lebih suka hidup di air
hijau. Air kolam yang tampak hijau
sebenarnya adalah warna dari
tumbuhan bersel satu yang dikenal
Penampakan Algae bersel satu yang berwarna
dengan Algae. Terdapat berbagai
hijau, hanya bisa dilihat dengan mikroskop
jenis algae yang memiliki
151
bermacam-macam warna. Biasanya, yang seringkali ditemukan di kolam
adalah algae yang berwarna hijau atau sedikit kecoklatan. Algae bukanlah
lumut yang menempel di dinding kolam, namun keduanya sangat
bermanfaat bagi Koi.

Manfaat Algae bagi kehidupan Koi.


Algae adalah sejenis tumbuhan ganggang bersel satu dan tidak terlihat
tanpa menggunakan alat (mikroskop). Yang tampak hanya sebatas
warnanya yang hijau. Algae sangat mudah tumbuh di air kolam, apalagi
untuk kolam di luar rumah yang mana terkena sinar matahari penuh
sepanjang hari. Algae hidupnya melayang-layang di dalam air kolam.

Sinar matahari adalah faktor utama yang mempercepat tumbuhnya algae.


Semakin tinggi intensitas sinar matahari yang masuk ke dalam kolam anda,
maka semakin besar pula kemungkinannya bagi algae untuk tumbuh dan
berkembang-biak. Algae juga berperan dalam mengurangi kadar Ammonia
di dalam air kolam, sebab Algae juga mengkonsumsi Nitrogen sebagai
makanannya. Selain itu dari proses fotosintesis juga menghasilkan surplus
oksigen
Keberadaan Algae sesungguhnya adalah bagian dari filter alami yang
berguna untuk mengurangi kadar ammoniak sekaligus menambah oksigen
yang larut di dalam air kolam.

Danau adalah habitat asli untuk Koi, yang mana kondisi airnya tidak terlalu bening
152
Bagaimana cara mengatasi air hijau?

Ini adalah hal yang paling


sering ditanyakan oleh para
pemelihara Koi. Hampir
semua pemilik kolam
outdoor menanyakan hal
yang sama terkait dengan
kondisi air kolamnya yang
berwarna hijau.
Sebagaimana telah
dipaparkan diatas, bahwa
faktor dominan yang
Penggunaan paranet sebagai upaya untuk mengurangi
intensitas sinar matahari yang masuk ke dalam kolam menyebabkan tumbuhnya
algae adalah sinar matahari.
Oleh sebab itu, cara termudah untuk mengurangi kepekatan air hijau di
kolam anda adalah dengan cara menghalangi atau mengurangi tingkat
intensitas sinar matahari yang masuk ke dalam kolam. Jika kolam anda
berada diluar rumah yang terkena sinar matahari langsung, ada beberapa
cara yang bisa dilakukan antara lain :

1. Dengan mamasang penutup (gazebo), atau dengan menggunakan


jaring (paranet). Bisa juga dengan menanam pohon yang daunnya
rimbun di sekitar kolam. Selain menambah kesan natural, hal ini
diharapkan dapat mengurangi intensitas sinar matahari karena
terhalang oleh rimbunnya dedaunan.
2. Alternatif lainnya adalah dengan memperbesar ruang filter. Dengan
bertambahnya volume ruang filter maka kapasitas filter biologi juga
akan meningkat, sehingga hal ini dapat mengurangi pertumbuhan
algae.
3. Memperbanyak tanaman air sebagai media filter. Semakin banyak
tanaman air yang ada maka semakin mengurangi kemungkinan tumbuh
algae penyebab air hijau
4. Bila dengan menggunakan cara diatas belum bisa menyelesaikan
permasalahan, maka alternatif terakhir yang bisa dilakukan adalah
dengan memasang lampu UV (Ultra Violet)

153
3. PENGGUNAAN LAMPU UV

Lampu UV, sebagaimana namanya adalah sebuah lampu yang


menghasilkan sinar Ultra Violet (UV). Lampu UV banyak diyakini sebagai
senjata ampuh untuk menghilangkan air hijau di kolam Koi. Sepintas tak
ada masalah dan memang benar, bahwa lampu UV bisa digunakan untuk
memberantas air hijau.

Radiasi Sinar UV

Sebelum jauh melangkah ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu,


tentang apa yang disebut sinar Ultra Violet? Ini sangat penting untuk
diketahui oleh pemelihara Koi, bahwa Sinar Ultra Violet atau Ultra Ungu
secara teoritis adalah sinar dengan panjang gelombang antara 100 s/d 400
mn. Semakin panjang gelombangnya maka semakin besar dampak
kerusakan yang ditimbulkannya. Sinar UV adalah bagian dari sinar
matahari, oleh sebab itulah mengapa kulit kita menghitam kala terkena sinar
matahari di siang hari karena dampak dari sinar ini.

Meski demikian, radiasi sinar UV banyak dimanfaatkan untuk berbagai


kebutuhan termasuk diantaranya adalah dalam proses sterilisasi air, sebab
sinar ini dalam jarak tertentu dapat membunuh mikroorganisma.Tak heran
bila lampu UV sangat besar manfaatnya yaitu terutama digunakan untuk
membunuh bakteri dan kuman dalam industri yang memproses air minum
dalam kemasan.

Lampu UV
Apa itu lampu UV? Yaitu lampu untuk
memproduksi sinar ultra violet buatan.
Karena panjang gelombangnya sama
dengan sinar UV pada sinar matahari,
maka radiasi dari lampu UV juga memberi
dampak kerusakan.
Lampu UV tak bisa memilih
mikroorganisma mana yang di rusak atau
tidak dirusak. Semua mikroorganisma yang
Skema pemasangan lampu UV terkena sinarnya pada jarak tertentu pasti
154
akan mati, tidak pandang bulu. Hal ini sangat penting harus dipahami ketika
akan menggunakan lampu UV di dalam kolam Koi.

Sebagaimana diketahui, bahwa di dalam air kolam, terdapat banyak sekali


mikroorganisma yang tidak kasat mata yaitu berupa bakteri dan Algae
(tumbuhan bersel satu). Sedangkan bakteri yang ada di kolam Koi, yaitu
dalam hal ini adalah bakteri nitrifikasi, sangat bermanfaat untuk mengurai
Ammonia. Jadi, ketika anda menggunakan Lampu UV dengan tujuan untuk
membunuh Algae maka pada saat yang sama, bakteri yang bermanfaat
tersebut juga ikut mati. Oleh sebab itu anda harus menggunakannya
dengan cara yang benar.

Mengapa harus menggunakan Lampu UV?

Ini adalah pertanyaan yang


sangat mendasar,
sedangkan kita tahu, bahwa
sinar UV (Ultra Violet) bisa
merusak bakteri bermanfaat
yang ada di kolam Koi. Oleh
karena adanya dampak
pengerusakan pada
mikroorganisme, maka
sesungguhnya penggunaan
lampu UV di kolam Koi tidak
disarankan.
Lampu UV di dalam tabung. Air kolam dialirkan
kedalam tabung agar terkena radiasi sinar UV yang
terpasang didalamnya. Mengapa demikian?

Sebab bila anda sekadar ingin agar kolam Koi anda bening, tentu masih
ada cara lainnya, yang lebih bersahabat dengan ekosistem di dalam kolam.
Jangan mudah menyerah dan mencari jalan pintas dengan menggunakan
lampu UV untuk menyelesaikan masalah air hijau di kolam anda.

155
Terlebih dahulu, usahakan
membangun sistem filtrasi yang
baik dan benar, agar air kolam
anda bening secara alami,
tanpa menggunakan lampu UV.

Kotoran Koi dan sisa pakan


yang mencemari air kolam juga
dapat mempercepat tumbuhnya
Algae, Oleh sebab itu, sediakan
Lampu UV celup juga digunakan di dalam bak ruang filter dengan kapasitas
karantina Koi untuk membunuh bakteri yang yang cukup memadai sehingga
merugikan.
proses filterasi dapat berfungsi
dengan baik.

Bagaimana bila sudah menggunakan Sistem Filter tapi air kolam


masih tetap hijau ?

Apa boleh buat? Jika terpaksa menggunakan lampu UV untuk membasmi


Algae, maka tempatkan lampu UV pada posisi yang tepat.

Dimana sebaiknya lampu UV dipasang?

Tempatkan Lampu UV di dalam bak filter, yaitu pada ruang kosong terakhir,
dimana tidak terdapat media filter, sebab koloni bakteri nitrifikasi banyak
terdapat disela-sela media filter. Dengan demikian. tingkat pengerusakan
terhadap bakteri nitrifikasi dapat dikurangi. Lokasi lainnya sebagai
penempatan lampu UV bisa juga di dalam kolam.

156
“ Memberi pakan berlebihan
bukan membuat Koi cepat besar
tapi membuat air kolam tercemar. “

157
E. NUTRISI

1. KEBUTUHAN NUTRISI UNTUK KOI

Sebagai makhluk hidup, Koi juga memerlukan asupan nutrisi yang cukup,
agar dapat tumbuh dengan baik. Oleh sebab itulah maka di dalam pakan
pelet (pakan kering buatan) telah mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh
Koi.

Pakan yang baik, tentu memiliki kandungan nutrisi yang lengkap agar Koi
dapat hidup dan senantiasa sehat. Berikut ini adalah nutrisi yang dibutuhkan
Koi antara lain :

a. Protein

Protein sangat diperlukan untuk membangun fungsi fisiologi dan


pertumbuhan sel-sel tubuh Koi. Protein dapat diperoleh dari tumbuhan,
binatang atau bakteri. Prosentase jumlah protein yang dibutuhkan oleh
Koi sesuai dengan tahap pertumbuhannya. Koi yang masih kecil,
membutuhkan jumlah protein yang lebih besar jika dibandingkan
dengan Koi dewasa.

158
Sebagai contoh untuk Koi yang baru
berumur beberapa hari sampai
seukuran ibu jari, membutuhkan
kandungan protein hingga 42% di
dalam pakan. Sedangkan jika Koi
sudah beranjak dewasa, maka
kebutuhan protein antara 30 – 38 %.
Dengan demikian, jika kebutuhan
protein tidak terpenuhi, maka
pertumbuhan Koi menjadi lambat,
Bahan baku pembuatan tepung ikan sebagai
sumber protein bagi Koi dan bentuk tubuhnya akan tampak
kurus. Sumber utama protein bagi
pakan Koi antara lain adalah tepung ikan dan tepung kedelai.

b. Lemak (Fat)

Lemak (fat) atau lipid adalah sumber energi


utama bagi Koi. Lemak juga membantu menjaga
gaya apung Koi (Koi Buoyancy) agar tetap netral.
Kebutuhan lemak yang terbaik untuk kesehatan
Koi adalah antara 3 - 10%.

Apabila kandungan lemak di dalam pakan Koi


terlalu berlebihan yakni diatas 10 % maka akan
Pakan kering buatan (pelet) menyebabkan kenaikan berat badan Koi dan
mengandung nutrisi yang dapat mengganggu fungsi hati. Sebaliknya, jika
dibutuhkan Koi
kekurangan lemak yaitu dibawah 3% maka hal ini
dapat menyebabkan gangguan pada sirkulasi
darah Koi. Sumber lemak untuk pakan Koi dapat diperoleh dari gandum,
tepung ikan atau minyak jagung.

c. Karbohidrat (Carb)

Karbohidat juga sebagai sumber energi bagi Koi. Karbohidrat dapat


diperoleh dari beberapa sumber pakan nabati antara lain seperti gandum,
padi dan jagung, namun sebaiknya tidak lebih dari 30 – 40 %.

159
Hindari makanan Koi yang
mengandung terlalu banyak
karbohidrat, sebab tubuh Koi
sangat lambat menyerapnya.
Pakan pelet yang terlalu banyak
mengandung karbohidrat sama
sekali tidak efektif untuk
menunjang pertumbuhan namun
hanya membuat perut Koi tampak
buncit.
Padi, kedelai, gandum dan jagung banyak
mengandung karbohidrat
Jika Koi mengalami kekurangan
zat karbohidrat, maka didalam proses metabolisme akan memecah protein
yang menghasilkan lebih banyak ammonia dan berdampak buruk pada
sistem filter kolam, sebab dapat menyebabkan terjadinya bom ammonia.

d. Serat (Fiber)

Serat atau fiber diperlukan untuk


proses pencernaan Koi yaitu
memperlancar penyerapan nutrisi.
Namun demikian, apabila Koi
terlalu banyak mengkonsumsi
makanan yang mengandung
serat, akan menyebabkan kotoran
yang berlebihan sehingga dapat
mencemari kolam. Komposisi
serat yang dianjurkan adalah 5%
dalam pakan Koi. Sumber serat pada pakan bisa berasal dari sayuran
seperti daun selada, kangkung, jagung, oats dll yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan.

160
e. Vitamin

Sebagaimana halnya pada


manusia, Koi juga membutuhkan
beberapa vitamin antara lain
vitamin A, B, C, D, dan K yang
sangat penting bagi pertumbuhan
Koi. Fungsi utama vitamin untuk
membangun sistem kekebalan
tubuh. Kekurangan vitamin akan
menyebabkan Koi mudah
Jeruk mengandung Vitamin C untuk terserang berbagai macam
meningkatkan kekebalan tubuh Koi agar tak penyakit.
mudah terserang penyakit

f. Mineral

Mineral diperlukan agar metabolisme dan proses osmoregulasi dapat


berlangsung dengan normal. Berbagai mineral antara lain zat besi,
tembaga, yodium, dan magnesium juga sangat penting bagi pertumbuhan.
Koi menyerap mineral dari makanan yang diberikan atau langsung dari air
kolam. Kebutuhan akan mineral untuk menghindari penurunan nafsu makan
dan pertumbuhan yang lambat. Mineral seperti Kalsium dan Fosfor, penting
untuk pembentukan struktur tulang. Magnesium dibutuhkan dalam proses
metabolisme. Sedangkan Kalium dan Natrium diperlukan untuk membangun
fungsi saraf.

g. Zat untuk Meningkatkan Kualitas Warna

Nutrisi ini untuk meningkatkan


kualitas warna (Colour
Enhancement). Warna Koi terutama
disebabkan oleh kromatofora yang
mengandung pigmen seperti
melanin, pteridin, purin dan
karotenoid di dalam jaringannya.

Koi sangat suka makan semangka. Selain


mengandung serat, juga dapat meningkatkan
kualitas warna.
161
Karotenoid adalah sumber utama pigmentasi pada ikan Koi yang
menghasilkan kualitas warna seperti kuning dan merah. Sumber karotenoid
alami banyak diperoleh dari sayuran dan buah-buahan antara lain wortel,
jeruk dan semangka, sedangkan sumber karotenoid buatan banyak
ditemukan dalam bentuk astaksantin, lucantine red, lucantine pink, carophyl
pink, dan lain-lain.

Spirulina

Nutrisi lainnya yang dapat


meningkatkan kualitas warna
Koi adalah Spirulina yaitu alga
hijau biru yang berbentuk spiral
yang memiliki panjang sel 300-
500 mikron atau sekitar ½
milimeter, sehingga tidak dapat
dilihat dengan kasat mata.

Sel-sel yang dimiliki oleh


spirulina mengandung murein
Budidaya Spirulina sebagai pakan untuk mucopoly mer yang mudah
meningkatkan kualitas warna Koi
dicerna oleh enzim pencernaan
dan disekresikan. Spirulina dapat meningkatkan lapisan mukosa alami
sehingga membuat kulit dan sirip ikan Koi tampak mengkilap.

Spirulina juga berfungsi untuk mencegah penyakit dan mempercepat


penyembuhan. Spirulina bersifat sangat alkali sehingga dapat membantu
memperbaiki keseimbangan pH basa pada sel tubuh Koi.

162
2.CARA MEMBERI PAKAN YANG BENAR

Koi adalah ikan penghuni kolam yang jinak dan bersahabat dengan siapa
saja. Bila anda memelihara Koi di rumah, tentu ingin agar Koi anda selalu
sehat dan tumbuh dengan normal serta jinak. Untuk itu anda harus
memberinya pakan dengan cara yang benar, agar memperoleh apa yang
diinginkan. Bagaimana cara memberi pakan Koi yang benar? Berikut ini tips
dan trik yang bisa dilakukan.

 Pada titik tertentu

Bila anda sedang memberi makan kepada Koi, usahakan pada satu tempat
atau titik tertentu bila kolam anda cukup luas. Mengapa demikian?
Sebab hal ini akan membuat Koi terbiasa, sehingga mereka akan segera
berkumpul di tempat tersebut meski baru mendengar langkah kaki anda.

Gunakan pakan yang mengambang yaitu berupa pelet kering yang banyak
dijual di pasaran. Hal ini sangat disarankan agar Koi dapat muncul di
permukaan air kolam ketika menyantap makanan yang diberikan dan
andapun bisa mengusap atau mengelus-elusnya. Memberi pakan Koi pada
satu tempat tertentu, dapat membuat membuat Koi jadi jinak dan
selanjutnya tentu akan membuat anda sangat menikmatinya.

 Utamakan kualitas bukan kuantitas

Yang terpenting dalam


memberi pakan Koi dalah
jangan sampai memberi
pakan secara berlebihan.
Sesungguhnya Koi hanya
membutuhkan waktu paling
lama 5 menit, untuk
menghabiskan seluruh pakan
yang diberikan. Oleh sebab
itu berilah pakan sedikit demi
Pemberian pakan berupa cairan dengan sedikit dan merata.
menggunakan botol susu (Milk Bottle)
163
Yang dimaksud merata adalah agar seluruh Koi memperoleh jatah makanan
yang sesuai dengan berat tubuhnya. Seringkali terjadi pada para
pemelihara yang ingin agar Koi cepat besar, memberi makanan dalam
jumlah yang berlebihan dalam satu waktu. Hal ini adalah cara yang keliru.

Mempercepat pertumbuhan Koi bukan dengan memperbanyak jumlah


pakan, namun dengan memberi pakan berkualitas yang banyak
mengandung protein. (hi gro).

Untuk diketahui bahwa Koi tidak memiliki lambung dalam proses


pencernaannya. Oleh sebab itu, bila Koi makan dalam jumlah yang
berlebihan pada sekali waktu, maka pakan yang diberikan itu hanya akan
terbuang sia-sia menjadi kotoran dan justru malah menurunkan kualitas air
kolam. Oleh sebab itu, berilah pakan Koi sedikit-sedikit dan secukupnya
saja.

 Koi membutuhkan pakan per hari hanya 2 % dari berat tubuhnya

Koi dikenal sebagai ikan dengan nafsu makan yang sangat tinggi.
Berapapun jumlah pakan yang diberikan akan dilahapnya. Bila isi perut Koi
sudah penuh makanan, barulah Koi berhenti makan. Namun demikian
sebagaimana yang telah diuraikan diatas, pakan yang berlebihan akan
terbuang sia-sia.

Untuk menjaga efisiensi dan


efektifitas pemberian pakan
(apalagi bila pakan Koi anda
bermutu tinggi) maka idealnya,
jumlah pakan yang diberikan
untuk Koi anda per hari rata-
rata 2 - 3 % dari berat
tubuhnya. Untuk memudahkan,
perkirakan berat seluruh Koi
yang ada, itu sama dengan total
berat pakan dalam sebulan..
Koi membutuhkan pakan 2% dari berat tubuhnya Tinggal dibagi 30, maka
per hari.

164
hasilnya adalah takaran jumlah pakan harian untuk Koi. Sebagai perkiraan,
berat Koi yang berukuran 25 - 30 cm adalah sekitar 300 gram.

Di sisi lain, selera makan Koi adalah menunjukkan tingkat kesehatannya.


Koi yang sehat akan makan dengan lahap. Sebaliknya bila Koi anda kurang
nafsu makan, atau dengan kata lain tidak seperti biasanya, pastikan bahwa
Koi anda tidak dalam keadaan sakit.

 Kurangi jumlah pakan di musim hujan

Terutama untuk kolam terbuka di luar rumah (outdoor ponds), maka suhu
air kolam sangat dipengaruhi oleh musim atau cuaca. Pada musim
penghujan, tentu suhu air kolam rata-rata rendah atau lebih rendah bila
dibandingkan pada musim kemarau. Apalagi sedang terjadi hujan deras,
sebaiknya kurangi jumlah pakan yang diberikan. Sebab pada suhu
(temperatur) air yang rendah, nafsu makan Koi juga akan berkurang,
bahkan terkadang Koi tak mau makan sama sekali.

 Cara praktis pemberian pakan

Jika anda tak cukup punya banyak


waktu untuk memberi pakan untuk
Koi, maka dapat digunakan alat
atau mesin khusus yaitu Automatic
Feeder. Alat ini mampu bekerja
secara otomatis dalam
menyediakan pakan untuk Koi.
Tinggal mengatur berapa jumlah
atau berat pakan yang akan
diberikan, pada selang waktu
tertentu, maka anda tak perlu
repot lagi. Selain praktis, alat ini
Automatic Feeder digital, yang mengatur jumlah
dan selang waktu pemberian pakan akan memberi pakan secara
teratur dan disesuaikan dengan
kebutuhan, sehingga Koi dapat terjamin kecukupan pakannya.

165
Pemberian pakan yang benar adalah dengan cara memberikan sedikit-demi
sedikit, tapi sesering mungkin, misalnya setiap 2 jam sekali. Dengan
demikian Koi dapat menyerap seluruh nutrisi dari pakan yang diberikan. Hal
ini juga untuk efisiensi biaya pakan jika anda menggunakan pakan dengan
kualitas baik dan harga yang mahal. Diharapkan dengan cara ini, Koi akan
dapat tumbuh lebih cepat.

 Angkat sisa kelebihan pakan.

Normalnya, Koi akan menghabiskan pakan yang di berikan dalam waktu


kurang dari 5 menit. Dengan demikian, bila anda menemukan sisa pakan
yang mengambang di permukaan kolam, maka berarti anda telah memberi
pakan secara berlebihan (over feeding).

Sekali lagi, hindari terjadinya over feeding, sebab jumlah pakan yang
berlebihan tak ada gunanya bagi Koi dan justru hanya akan mengotori air
kolam. Sisa pakan berlebihan yang mengambang di permukaan air kolam,
hendaknya segera diangkat dan dibuang agar tak mengotori kolam.

 Peliharalah Koi sedikit namun berkualitas

Biasanya para pehobi Koi pemula memelihara Koi dalam jumlah yang cukup
banyak di dalam kolam yang sempit. Hal ini sangat tidak disarankan, sebab
tentu akan menyulitkan dalam mempertahankan kualitas air kolam. Bila
jumlah populasi padat, maka diperlukan ruang filter yang cukup memadai
atau seimbang dengan kepadatan populasi Koi. Bila kondisi air kolam tidak
dapat terjaga dengan baik, maka Koi akan sangat mudah terserang
penyakit.

Memelihara Koi yang baik adalah dalam jumlah yang sedikit namun
berkualitas. Sedikit saran bila anda merasa bahwa jumlah Koi anda cukup
banyak di dalam kolam, maka tambahkan extra aerator (pompa udara)
untuk menambah pasokan oksigen yang larut dalam air kolam.

166
 Waktu ideal pemberian pakan

Sebaiknya dalam memberi pakan Koi adalah 2 atau 3 kali sehari, yaitu
pada pagi, siang dan sore hari. Idealnya pada jam 10 pagi, jam 1 siang dan
terakhir jam 4 sore. Jangan membiasakan memberi pakan Koi pada malam
hari, sebab kinerja metabolisme Koi sudah mulai menurun.

3.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERTUMBUHAN KOI

Sebelum membahas lebih jauh, perlu dipahami terlebih dahulu bahwa


tingkat pertumbuhan Koi sangat dipengaruhi oleh faktor genetika yang
diturunkan dari induknya. Namun demikian, tingkat pertumbuhan Koi juga
ditunjang oleh beberapa faktor berikut:

a. Mutu Pakan

Ini adalah faktor dominan yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan


Koi anda. Bila anda ingin agar Koi cepat tumbuh besar, pilihlah pakan
yang mengandung protein tinggi. Jenis pakan yang memiliki kadar
protein tinggi (hi gro). Pakan jenis ini mengandung protein lebih dari 40
% dan banyak dijual dengan berbagai merk, tapi tentu harganya lebih
mahal daripada pakan pelet biasa apalagi yang termasuk jenis pakan
impor.

Contoh komposisi pakan Koi bermutu tinggi (HI GRO).


Mengandung protein lebih dari 42 %.

167
b. Pola Makan
Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa Koi hanya perlu pakan
harian sebanyak 2 - 3 % dari berat tubuhnya. Dengan demikian, tak
perlu memberi pakan terlalu banyak, sebab selain terbuang sia-sia,
juga akan mencemari air kolam. Berikan pakan setidaknya dalam
frekuensi 3 kali sehari (pagi, siang, sore) dan jangan dibiasakan
pemberian pakan pada malam hari, sebab pada malam hari,
metabolisme Koi tidak bekerja secara maksimal.

c. Intensitas Sinar Matahari


Bila kolam anda berada di dalam rumah (indoor ponds), yang sama
sekali tidak terkena sinar matahari, atau intensitas sinar matahari relatip
rendah, maka pertumbuhan Koi anda juga tidak bisa maksimal, bila
dibandingkan dengan Koi yang berada di luar rumah (outdoor ponds).

Sebagaimana kita ketahui, sinar matahari sangat dibutuhkan oleh


semua makhluk hidup, termasuk Koi untuk pertimbuhannya dan juga
dalam rangka mengganti sel-sel yang rusak. Oleh sebab itu, bila masih
memungkinkan, usahakan untuk menambah intensitas matahari agar
dapat masuk ke kolam anda.

d. Suara gemericik air

Kolam yang tenang atau tidak


banyak terdapat suara percikan
air, membuat Koi juga
berenang dengan tenang. Bila
kolam Koi anda terlalu tenang
airnya, maka Koi anda juga
kurang agresif. Koi yang
bergerak agresif, memiliki
nafsu makan yang besar.

Oleh sebab itu, jika air kolam


Penambahan arus kolam, selain menambah suara
anda relatif tenang/diam, maka
gemericik air, juga berfungsi sebagai aerator untuk yang dapat dilakukan adalah
menambah pasokan oksigen dalam air kolam.
membuat semacam percikan
168
air tambahan yatu dengan menambah pompa atau membuat aliran air
dari filter dan menyemprotkannya di atas permukaan air kolam.
Tujuannya adalah untuk menambah gerakan air atau arus dan bunyi
gemericik air. Cara ini terbukti efektip untuk membuat Koi anda bergerak
lebih lincah.

Mengenai hal ini pernah dilakukan penelitian di Jepang, dan hasilnya


bahwa kolam yang ada gemericik air, membuat Koi bergerak lebih lincah
dibandingkan dengan kolam tanpa adanya suara gemericik air. Secara
naluriah, mungkin Koi menganggap percikan air yang ada adalah
sebagai tempat dimana banyak tersedia makanan di sana.

e. Kedalaman air kolam


Bagi anda yang memiliki kolam dangkal atau cetek, membuat
pertumbuhan Koi anda relatif lambat. Bahkan seringkali ditemui Koi yang
tampak bogel (pendek) dan terlihat buncit di bagian perutnya saja.,
sedangkan badannya tidak bertambah panjang.

Namun demikian, kemungkinan hal ini karena faktor genetik dari masing-
masing Koi. Bila ada Koi hasil keturunan dari induk yang panjang, meski
ditempatkan di kolam dangkal sekalipun, badannya juga akan cepat
menjadi panjang dan besar.

Untuk membuat Koi cepat besar dan panjang secara normal. maka
usahakan kedalaman air kolam tidak kurang dari 50 cm. Idealnya 1,2
meter atau tinggi air kolam minimal 2 – 3 kali panjang badan Koi. Koi
yang ditempatkan di dalam kolam yang lebih dalam, maka tentu akan
lebih cepat tumbuh, dibandingkan bila berada di dalam kolam yang
dangkal.

f. Populasi Koi
Koi yang terlalu banyak dipelihara di dalam satu kolam, menyebabkan
persaingan yang sangat ketat dalam perebutan pakan. Oleh sebab itu,
dalam memelihara Koi sebaiknya tidak perlu terlalu banyak, tetapi lebih
baik mengutamakan kualitasnya.
Mengapa?

169
Sebab bila Koi anda terlampau
banyak, maka tentu ada sebagian
Koi yang tidak memperoleh pakan
sesuai dengan kebutuhannya, dan
sebagian lainnya terlalu banyak
makan. Sedangkan Koi yang
berkualitas, biasanya justru yang
susah makan.

Bila anda menggunakan pakan


berkualitas tinggi dan mahal
Jumlah Koi yang terlalu padat, dapat harganya, maka anda harus benar-
menghambat pertumbuhan sebagian Koi yang
ada benar selektip dalam memilih Koi
yang dipelihara, sebab Koi yang
bagus dan yang kurang baik mutunya, jumlah kebutuhan pakannya adalah
sama. Jadi, efektifitas pemberian pakan yang diberikan dapat memberi
manfaat yang maksimal untuk pertumbuhan Koi yang berkualitas saja.

170
“Pengalaman adalah penasihat terbaik saat
membeli Koi”

171
F. APRESIASI

1. MEMILIH PENJUAL KOI

Bila anda membeli Koi, tentu ingin memperoleh Koi sesuai kebutuhan,
harga yang reasonable dengan kondisi Koi yang sehat dan tidak cacat.
Untuk itu, jangan membeli Koi di sembarang tempat. Sebaiknya anda
berbelanja Koi pada penjual yang baik dan terpercaya.

Berikut ini adalah beberapa tips, khususnya untuk para pemula dalam
memilih penjual Koi (Koi dealer) yang baik.

 Pertama kali yang perlu diamati adalah kolam display yang tersedia
di tempat penjual Koi. Perhatikan apakah kolam yang ada dalam
keadaan terawat, bersih dan ruangan yang nyaman untuk
berbelanja. Apakah sudah menggunakan sistem filter yang benar?

172
Mengapa itu penting, sebab Koi yang sedang dijual, tentu juga
memerlukan perawatan yang baik agar Koi tetap sehat dan tak
mudah terserang atau membawa penyakit menular.

Selain itu, apakah penjual Koi juga menyediakan fasilitas karantina?


Bila tidak ada bak karantina, bagaimana mereka merawat Koi baru
atau yang sedang sakit?

 Penjual Koi yang baik, memiliki wawasan yang luas tentang Koi,
terutama dalam menilai kualitas Koi dan pemeliharaannya. Mereka
mampu memberi penjelasan detail mengenai kondisi Koi yang akan
dibeli oleh pelanggannya.

Koi dealer adalah tempat bertanya dan meminta saran bagi para
costumernya. Bila penjualnya saja tidak punya pengetahuan
tentang apa yang dijualnya, bagaimana bisa menjual barang
dagangannya dengan baik?

 Penjual Koi tidak sekadar mencari keuntungan bisnis semata, tapi


memberi pelayanan dan pencerahan yang sebaik-baiknya kepada
para pelanggan. Mereka seharusnya memberikan informasi secara
proporsional, jujur dan tidak meyesatkan.

 Harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas Koi, tidak melebih-


lebihkan atau memuji-muji barang dagangannya sendiri, sedangkan
dia tahu bahwa itu hanya sekadar menarik minat pembeli saja. Bila
perlu mintalah jaminan bahwa anda memperoleh Koi sesuai dengan
yang diinginkan.

 Selalu siap melayani pembeli dan memberi saran atas penyelesaian


permasalahan yang dialami oleh pelanggan meski hanya melalui
telephone.

 Disarankan membeli Koi pada dealer yang khusus menjual Koi,


sebab penjual Koi seperti ini, relatip lebih serius dalam berbisnis Koi
dibandingkan dengan penjual Koi yang juga menjual ikan hias jenis
lainnya.

173
2. MENILAI KOI (METODE APRESIASI)

Koi ibarat sebuah lukisan yang indah, sedangkan sebuah keindahan adalah
relatif, tergantung dari masing-masing individu yang menilainya. Ketika
membeli Koi, tentu anda perlu memilih Koi mana yang sesuai dengan
keinginan anda. Pilihlah Koi yang anda suka dan tak usah pedulikan
komentar dari orang lain, sebab Koi yang anda suka, itulah Koi yang bagus.

Namun demikian, jika anda ingin agar Koi milik anda juga akan dinilai bagus
oleh orang lain, apalagi jika anda ingin mengikuti acara Kontes Koi, tentu
perlu mempelajari bagaimana cara para ahli atau juri dalam menilai Koi.

Berikut ini tentang bagaimana cara menilai Koi, sebagaimana yang


dilakukan oleh para pakar dan pehobi berat Koi lainnya.

Metode Apresiasi

Ada beberapa cara atau metode untuk untuk menilai kualitas Koi. Namun
pada prinsipnya terdapat 3 (tiga) parameter utama yang biasa digunakan.

Sebagaimana di dalam sebuah acara kompetisi atau kontes Koi (Koi show),
para juri yang bertugas memberi nilai pada Koi peserta kontes juga
menetapkan pedoman sebagai acuan penilaian dengan pembobotan pada
obyek tertentu. Hal ini semata-mata hanyalah sebagai ukuran untuk dapat
menentukan nilai kualitas masing masing Koi yang sedang diperlombakan.

Ketiga parameter yang digunakan dalam menilai kualitas Koi adalah sbb :

1. Bentuk Badan (Body Conformation)

Hal pertama yang paling penting untuk dipertimbangkan dalam menilai


kualitas Koi adalah bentuk badan (body shape). Tidak seperti ikan air tawar
lainnya yang pipih dan panjang, tapi bentuk badan Koi yang ideal lebih
menyerupai gulungan benang (spindble shape), yaitu pada bagian
punggung sedikit lebih lebar dibandingkan kepalanya dan mengecil ke
bagian ekor.

174
Karena pola dan warna Koi
berada pada area punggung,
maka keindahan Koi hanya
dapat disaksikan ketika anda
melihatnya dari atas. Bentuk
badan Koi dianggap yang paling
indah dibandingkan ikan hias air
tawar lainnya.

Bila anda memilih Koi, usahakan


bentuk badannya seperti pada
Gambar 1.

Sedikit tambahan informasi


bahwa Koi pada Gambar ini
adalah Kohaku yang terkenal
dengan nama “Daiya no
Kamen (Diamond Mask)”.

Bentuk badan Koi ini, telah


disepakati oleh para pakar
sebagai bentuk badan Koi yang
paling ideal. Namun bentuk
tubuh semacam ini baru akan
dapat diperoleh ketika Koi sudah
Gambar 1 cukup dewasa atau berumur
“Daiya-no-Kamen (Diamond Mask)”,
sebagai acuan bentuk badan Koi yang ideal lebih dari 3 tahun.

Biasanya, bentuk badan Koi yang ideal adalah milik Koi betina (female),
sebab untuk Koi jantan (male) bentuk badannya lebih ramping.

2. Kualitas Warna Koi (Koi Quality)

Koi yang berkualitas memiliki karakter warna yang bagus. Misalnya untuk
warna merah (hi) pada Kohaku haruslah pekat, merata dan tegas pada
pinggirnya (kiwa), Untuk warna putih (shiroji) juga harus benar-benar putih,
seputih salju (snow white).

Demikian pula untuk warna hitam (sumi) pada Sanke, Showa dll harus
pekat dan mengkilat..

175
Gambar 2

Loran - Grand Champion


ALL JAPAN COMBINED NISHIKIGOI (1992 dan 1990)

Koi pada Gambar 2 diatas adalah Kohaku yang sangat terkenal


bernama Loran, yang pernah tampil sebagai pemenang Grand Champion
dua kali berturut-turut pada acara Kontes Koi yang sangat terkenal di
Jepang yaitu All Japan Combined Nishikigoi Show pada tahun 1990 dan
1992. Koi ini mempunyai kualitas warna, merah dan putih yang sangat
indah sebagai acuan dalam menentukan kualitas warna pada Kohaku.

176
3. Pola (Pattern)

Parameter berikutnya adalah mengenai pola


(pattern). Untuk menilai pola pada Koi
tergantung kepada varitasnya. Masing-
masing varitas Koi punya cara tersendiri
untuk menilai kualitas pola.

Namun pada prinsipnya, Koi yang memiliki


pola yang seimbang, memperoleh nilai lebih.

Sebagai contoh pada varitas Kohaku yang


terpenting untuk dipertimbangkan adalah
keseimbangan pola (balance) dari bagian
kepala sampai ke ekor.

Pola yang dinamis pada punggung Koi juga


sangat disukai, seperti pada Gambar 3.

Gambar 3

Contoh pola Koi Juara Kontes

.
Jadi secara keseluruhan, untuk menilai Koi maka dapat mengacu pada
urutan teratas sebagai hal yang diprioritaskan. Sebagaimana yang
digunakan di dalam metode penilaian (penjurian) pada sebuah acara
kontes Koi, juga menggunakan parameter yang telah diuraikan diatas.

177
4.Performance

Selain parameter diatas, kadangkala ditambahkan satu parameter lainnya


yaitu untuk menilai penampilan Koi (performance), antara lain dari caranya
berenang. Koi lebih disukai yang dapat berenang dengan tenang (smooth).
Perilaku Koi ketika berada di dalam bak (VAT) juga dinilai. Koi yang baik
tidak menyendiri dan mau bergabung dengan Koi lainnya.

Pada beberapa acara Koi Show, penampilan dan gaya berenang Koi juga dinilai.
Foto : Grand Champion - All Japan Koi Show 2016

Pada acara kontes Koi baik lokal maupun yang bertaraf internasional,
terdapat aturan dan ketentuan tentang bobot pada masing-masing
parameter diatas, tergantung pada panjang badan Koi, sebagaimana yang
terangkum pada gambar 4 berikut ini :

178
Gambar 4
Judging Standard

Sesuai tabel pada gambar 4, misalnya saja untuk kelas Koi ukuran kecil
yaitu 20 cm, maka parameter yang lebih mendominanasi adalah pola dan
warna yaitu 70 %, sedangkan bentuk badan 30 %.

Sebaliknya untuk Koi besar, sebagai contoh dengan ukuran 70 cm, maka
bobot parameter yang dominan adalah bentuk badan yaitu 80 % sedangkan
untuk pola dan warna hanya 20 %.

179
3.MENILAI KUALITAS WARNA

Ada beberapa hal penting yang perlu diketahui sehubungan dengan


penilaian kualitas warna Koi sebagai berikut :

KIWA
Kiwa adalah batas antara sisik warna dasar putih (shiroji) dengan sisik
warna merah (hi) atau hitam (sumi). Kualitas warna yang baik, khususnya
warna hi, harus memiliki Kiwa yang jelas atau tegas.

Terdapat 2 tipe Kiwa, yaitu :

1. Maruzome Kiwa adalah kiwa yang pola warnanya mengikuti lingkar


luar sisik (warnanya penuh satu sisik ).
2. Kamisori Kiwa adalah kiwa yang pola warnanya memotong sisik.

Kedua tipe ini hanya sebatas untuk membedakan bentuk penyebaran


warna, bukan untuk membedakan kualitas diantara keduanya, atau dengan
kata lain kedua-duanya adalah baik.

SASHI
Sashi adalah semacam gradasi warna, biasanya berada di tepi pola yang
mengarah ke depan (arah kepala).

180
Keberadaan Sashi diperlukan untuk perpaduan antar warna, namun
sebaiknya terlihat samar, sebab jika Koi makin besar, maka sashi yang
terlalu dalam akan membuat warnanya tampak berantakan. Sashi hanya
terdapat pada jenis Koi bersisik, sedangkan untuk jenis doitsu, tidak
ditemukan adanya Sashi

Kualitas warna yang baik harus benar-benar pekat dan memiliki Kiwa yang
jelas dan tegas, baik itu untuk warna merah (hi) maupun hitam (sumi). Kiwa
bukan hanya untuk jenis Kohaku, tapi juga untuk jenis Koi lainnya.
.

Contoh Kiwa yang bagus pada kohaku

Contoh Kiwa yang kurang bagus pada warna Contoh warna merah (hi)
hitam (sumi) yang kurang bagus
181
4.TELITI SEBELUM MEMBELI

Bagi anda para pecinta Koi, jika


melihat ada Koi bagus yang dijual
dengan harga murah, apalagi Koi
tersebut sedang anda cari-cari selama
ini, tentu anda sangat ingin segera
memilikinya.

Tapi diantara keinginan yang sedang


menggebu-gebu untuk membelinya,
anda justru harus berusaha
mengendalikan diri, sebab bisa saja
anda terlupa atau tak memperhatikan
lebih jauh, apakah Koi yang akan anda
beli adalah benar-benar Koi yang anda
inginkan. Apabila anda membeli Koi,
maka anda harus teliti sebelum
membeli, agar memperoleh Koi dalam
kondisi yang baik dan memiliki pola
Jangan terburu-buru dalam membeli Koi. yang alami, tanpa rekayasa.
Periksa terlebih dahulu kondisi Koi yang
ingin anda miliki
Selain harus memastikan kondisi
kesehatan Koi, juga perlu berhati-hati terkait adanya fenomena rekayasa
pola Koi atau istilah populernya adalah Koi kerokan (cutting Koi) yaitu Koi
yang telah dioperasi bagian kulit atau sisiknya untuk memperbaiki pola
hingga tampilannya menjadi lebih baik.

Bagaimana caranya untuk mengetahui bahwa Koi yang anda beli adalah
Koi yang asli dan belum pernah dioperasi?

Berikut ini beberapa tips dan informasi yang bisa menjadi pedoman,
sebelum anda membeli Koi :

182
Tempatkan Koi pada sebuah wadah agar anda dapat memeriksa kondisi Koi dengan seksama.

Tenang dan Sabar

Jangan pernah terburu nafsu dan tetaplah berpikir dengan tenang, meski
dalam hati anda tak sabar ingin membelinya.

Mintalah kepada penjual Koi, sebuah ember atau wadah yang cukup untuk
mengamati lebih dekat Koi yang sedang dipilih. Penjual Koi yang baik,
selalu menyediakan wadah khusus kepada pelanggan agar dapat leluasa
dalam mengamati Koi.

Amati Sisik Koi

Jangan ragu untuk memegang Koi dan mengamatinya dari jarak dekat,
untuk mengetahui susunan dan kondisi sisiknya, terutama pada bagian tepi
pola. Koi yang asli (bukan kerokan) seluruh sisiknya tersusun dengan rapi.
183
Oleh sebab itu, jika anda menemukan
beberapa sisik yang menumpuk, atau
tampak tidak tersusun dengan rapi,
maka dapat ditengarai bahwa itu
adalah bekas luka akibat kerokan yang
telah sembuh.

Koi yang pernah dikerok pada bagian


sisik, kulit atau bahkan diangkat
sebagian dagingnya, maka bilapun bisa
sembuh, tentu akan meninggalkan
bekas luka. Namun bekas luka tersebut
hanya bisa terlihat, bila anda
mengamatinya dari jarak dekat.

Bagian Kepala Koi


Pada bagian yang pernah dioperasi akan
tumbuh sisik baru seperti sisik Ginrin Bagaimana untuk Koi yang dikerok di
bagian kepalanya? Untuk operasi di
bagian kepala, memang kadangkala
bisa sembuh total dan sama sekali tak
berbekas. Namun demikian, ada
baiknya anda memeriksanya dengan
cara meraba dengan perlahan pada
bagian kepala yang anda curigai telah
terjadi kerokan. Pada umumnya, hal ini
terjadi pada Koi Tancho atau juga pada
Kohaku dalam rangka membentuk pola
yang rapi pada bagian kepala.
Saat anda meraba, coba rasakan
apakah ada sedikit goresan (tidak rata)
pada kulit kepala Koi. Jika terasa tidak
rata, maka bisa jadi disitulah lokasi
pernah dilakukan penyayatan atau
Bekas luka pada Tancho kerokan
kerokan.

184
Koi yang asli (tidak pernah dioperasi) pada kulit kepalanya rata, halus dan
mulus. Tapi memang, ada pula Koi yang setelah dikerok pada bagian
kepalanya, dapat sembuh total seperti sedia kala. Namun setidaknya
lakukan langkah ini, untuk memastikan bahwa Koi yang akan anda beli
adalah asli, bukan Koi kerokan.

Spot warna dan luka

Jika terdapat tanda-tanda kulit


yang memerah walau hanya sedikit
saja, bisa saja itu karena luka
akibat sisik yang telah terlepas
atau tercabut. Hal lainnya yang
bisa terjadi kemungkinan karena
benturan dengan benda keras atau
tajam, atau bisa juga memang
Kadangkala ditemukan setitik warna hitam sengaja dicabut untuk
(black spot) yang mana hal ini dapat
mengganggu penampilan Kohaku menghilangkan spot warna
tertentu.
Tak jarang terjadi pada kohaku, yang secara keseluruhan sepintas tampak
terbebas dari spot warna hitam atau merah, namun bila diamati secara lebih
teliti, maka akan terlihat bintik (spot) warna hitam atau merah yang kecil
(sebutir pasir) pada salah satu sisiknya.

Karena keberadaan spot warna pada Kohaku ini dianggap mengganggu


penampilan Koi, maka tak jarang, titik hitam atau merah tersebut sengaja
dihilangkan dengan cara mencabut sisik atau sedikit dikerok kulitnya.

Oleh sebab itu, jika anda menemukan bekas luka sedikit saja pada badan
Koi, maka anda patut curiga. Bila perlu mintalah jaminan kepada penjual,
bahwa luka tersebut bukan akibat operasi dan tidak akan tumbuh warna lain
jika sudah sembuh nantinya.

Untuk diketahui, sisik Koi yang pernah dicabut, bisa tumbuh sisik yang baru,
namun biasanya tampak seperti sisik Ginrin.

185
Sirip dada dan ekor

Karena saking bernafsunya ingin


membeli Koi, anda bisa saja terlupa
untuk mengamati kedua sirip dada
dan ekornya. Kadangkala terjadi
beberapa hari setelah Koi dibeli,
tiba-tiba anda terkejut melihat
kondisi sirip Koi tidak lengkap
(hanya sebelah) atau antara kedua
sirip tidak seimbang (tidak sama
bentuknya).

Ada juga di bagian sirip ekor pecah-


pecah, terpotong atau sobek sedikit
pada ujungnya. Itu bisa saja
sebagai pertanda bahwa Koi baru
saja sembuh dari sakit, atau dalam
Sirip ekor Koi yang patah akibat benturan atau
penanganannya (Koi handling)
bisa juga bekas terserang penyakit tail rot.
Sirip Koi yang patah akan sulit tumbuh kembali kurang berhati-hati, sehingga
atau setidaknya membutuhkan waktu yang
lama
menyebabkan sirip Koi menjadi
rusak. Seringkali pembeli Koi tidak
memeriksa kondisi kesehatan dan kelengkapan sirip Koi. Kondisi sirip Koi,
khususnya bagian ekor, tidak terlihat jika dipandang dari atas. Untuk itu,
sempatkan sebentar memiringkan badan Koi, untuk sekadar memastikan
bahwa seluruh siripnya dalam keadaan sehat, lengkap dan tidak cacat.

Mata
Hal penting lainnya adalah mengamati bagian mata, apakah kedua mata
Koi juga tampak lengkap, sehat dan tidak cacat.

Bagian perut
Pada bagian bawah atau perut Koi, biasanya di sana terdapat luka
tersembunyi atau bekas luka yang tidak tampak bila dilihat dari atas.
Balikkan badan Koi sebentar, untuk melihat bagian bawah dan memastikan
bahwa Koi dalam keadaan sehat. Bila terdapat luka, maka tanyakan kepada

186
penjual Koi, apa sebabnya dan bila perlu dilakukan perawatan untuk
sementara.
Insang

Hal terakhir yang tak kalah


penting untuk dilakukan adalah
mengamati kondisi kedua
insangnya. Sempatkan
membuka penutup insang untuk
mengamati kondisi insang Koi.
Insang Koi yang sehat, tampak
berwarna polos kemerahan dan
tidak ada bercak-bercak putih

Jika insang Koi terdapat bercak warna putih, atau hitam. Jika anda menemukan
maka kemungkinan Koi sedang terserang bercak-bercak berwarna putih
penyakit KHV

pada insang Koi, maka anda harus berpikir seribu kali untuk membelinya.
Sebab itu bisa saja pertanda Koi sedang terserang penyakit busuk insang
(Gill Rot) atau sangat besar kemungkinannya Koi sedang terserang
penyakit KHV (Koi Herpes Virus).

Koi Baru Tiba


Ada baiknya bertanya kepada penjual Koi, sudah berapa lama Koi berada di
kolam display penjual. Jika itu Koi yang baru tiba kemarin atau beberapa
hari lalu, maka anda jangan langsung membawanya pulang. Sebab
biasanya Koi yang baru tiba, masih, dalam kondisi stres apalagi Koi tersebut
didatangkan dari luar daerah.
Oleh sebab itu, titipkan pada penjual Koi untuk dilakukan karantina
sementara waktu, agar kondisi Koi kembali normal dan bisa anda bawa
pulang dengan aman.

Ingat Prinsip
Ingatlah selalu pada satu prinsip :"Makin Bagus Koi, Makin Mahal
Harganya." Bilapun ada Koi yang tampak bagus tapi harganya murah,
maka anda harus berusaha lebih teliti lagi, barangkali anda menemukan
sesuatu setelah melakukan langkah-langkah diatas.

187
5.PERUBAHAN POLA DAN WARNA

Mungkin ada di antara para pemelihara Koi yang merasa heran ketika
melihat warna dan pola Koi peliharaannya yang berubah-ubah.
Sebagaimana diketahui bersama bahwa Koi termasuk ikan yang sensitif
terhadap lingkungan di sekitarnya.

Oleh sebab itu, apabila terjadi


perubahan kondisi di sekitarnya
maka dampak yang bisa terjadi
adalah adanya perubahan warna
Koi. Selain itu, seiring dengan
pertumbuhan fisiknya, maka pola
Koi secara bertahap bisa saja
berubah atau berevolusi.

Jadi, terdapat 2 (dua)


kemungkinan penyebab terjadinya
perubahan pola dan atau warna
pada Koi yaitu yang pertama
sebagai akibat adanya perubahan
kualitas air atau kondisi
lingkungannya dan yang kedua
adalah karena seiring dengan
Kumonryu, pola dan warnanya sangat pertumbuhan fisik dan faktor
rentan dengan perubahan kualitas air genetika.

Faktor Suhu dan Kualitas Air

Pada musim penghujan di negara tropis, dan terutama pada musim dingin
di negara yang memiliki 4 musim, suhu air kolam rata-rata setiap harinya
tentu lebih rendah dibandingkan pada saat terjadi musim panas . Suhu air
kolam yang rendah mengakibatkan perubahan warna pada Koi. Secara
umum, warna Koi menjadi terlihat lebih pekat pada saat suhu air yang lebih
rendah. Selain itu juga pengaruh pH air kolam. Jika pH air kolam berubah
menjadi lebih rendah atau lebih bersifat asam maka warna Koi juga akan
188
cenderung lebih cemerlang. Sebaliknya pada pH tinggi (basa) maka warna
Koi akan tampak pudar.
Ada beberapa jenis Koi yang sangat
mudah berubah, baik pada pola dan
warnanya karena perubahan suhu atau
pH air antara lain pada Koi jenis
Kumonryu, Chagoi dan Ochiba
Shigure. Bahkan pada kondisi yang
ektrim, pola dan warna pada Kumonryu
dan Ochiba Shigure dapat berubah
sangat drastis.

Pada beberapa kasus yang terjadi pada


Kumonryu yang semula memiliki pola
yang indah, pada suatu kondisi akan
kehilangan warna hitam (sumi) yaitu
menjadi putih polos menyerupai
Shiromuji atau bahkan menjadi hitam
pekat menyerupai Hajiro. Demikian juga
Ochiba Shigure
yang bisa terjadi pada Ochiba Shigure
yang kehilangan warna coklat dan
menjadi abu-abu polos menyerupai
Soragoi.

Faktor Intensitas SInar Matahari

Beberapa jenis Koi yang sangat


sensitif terhadap intensitas sinar
matahari adalah Hariwake, Yamabuki
Ogon, Hi Goi, Chagoi dan beberapa
jenis lainnya yang termasuk didalam
varitas Hikarimono. Seperti misalnya
pada Hariwake yang berada di kolam
luar rumah (outdoor), maka warna
kuningnya akan tumbuh dengan
sempurna karena tingginya intensitas
sinar matahari. Namun bila Hariwake
Hariwake
189
dipindahkan ke kolam yang berada di dalam rumah (indoor ponds), maka
beberapa minggu kemudian, kualitas warna kuningnya akan berangsur-
angsur menurun (pudar) atau bahkan warna kuning pada Hariwake bisa
hilang sama sekali.

Faktor Kualitas Pakan

Bila anda ingin serius memelihara Koi untuk memperoleh kualitas terbaik,
maka jenis dan kualitas pakan yang anda pergunakan sangatlah penting
dalam menunjang pertumbuhan warna dan panjang badan Koi. Pakan yang
mengandung Color Enhancer seperti Spirulina, membuat warna merah
pada Koi menjadi semakin pekat. Namun juga membuat warna putihnya
menjadi agak kekuningan.

Sebaliknya, jika anda sekadar memberi pakan pelet seadanya (bermutu


rendah) maka warna Koi anda juga tak dapat tumbuh dengan maksimal.
Oleh sebab itu, bila Koi anda warnanya berubah menjadi pudar, apalagi
kolam anda Indoor, maka kemungkinan karena kualitas pakan yang anda
berikan tidak cukup mengadung zat yang diperlukan untuk pertumbuhan
warna Koi anda.

Faktor Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan juga bisa mempengaruhi. Bila anda menggunakan cat


warna terang (biru muda, hijau muda atau putih) pada dinding dan dasar
kolam anda, maka dapat mengakibatkan perubahan pola dan warna Koi
anda khususnya untuk jenis Chagoi dan Magoi. Misalnya pada Chagoi,
warna coklat atau hijaunya akan berubah menjadi agak terang ketika anda
tempatkan pada wadah yang berwarna terang, begitu pula sebaliknya.

Faktor Genetika (Koi Evolution)

Selain karena beberapa faktor diatas, perubahan warna dan pola Koi juga
terjadi seiring dengan pertumbuhan fisiknya. Koi yang masih belum berumur
1 tahun (tosai), pola dan warnanya masih terus berkembang dan bahkan
sampai berumur 5 tahun, perubahan pola Koi kemungkinan masih terjadi.

190
Beberapa varitas Koi khususnya Showa, sangat berpotensi mengalami
evolusi pada warna dan polanya. Perubahan struktur pola dan warna Koi ini,
sangat dipengaruhi oleh faktor genetika.

Melalui beberapa gambar berikut ini, dapat diamati terjadinya perubahan


pola dan warna Koi sesuai dengan pertambahan umurnya :

Sebagai Nisai (tahun ke-2) 50 cm (A3) Koi diatas menunjukkan tanda-tanda


sumi yang yang cukup dominan, tapi kualitas keseluruhan dari ketiga warna
itu belum finish. Dari Nisai ke Sansai (tahun ke-3), Koi ini tumbuh 13 cm
atau menjadi 63 cm seperti yang terlihat di gambar A2 .

Ketika pada Sansai, pola sumi yang ada membentuk pola makin lebar. Dan
akhirnya setelah 70 cm, Yonsai (tahun ke-4), Koi ini tampil sangat
mengesankan (A1).

191
Tidak semua Koi berubah begitu drastis dalam pola. Seekor Showa Gosai
(tahun ke-5) 80 cm ini, tampil sebagai pemenang kontes Koi pada kelas
ZNA Nasional Show tahun 2007 di Jepang. Ketika masih Nisai 58 cm (B3),
penampilannya biasa-biasa saja. Demikian juga ketika Sansai 68 cm (B2),
pola dan warna dan pola Koi ini relatif tidak berubah. Namun setahun
kemudian mulai muncul motoguro.. Koi ini termasuk Tategoi yaitu punya
masa depan yang baik.

Sanke dibawah ini, ketika berumur 7 tahun panjangnya 98 cm (C1). Ketika


masih Nisai, sangat cepat pertumbuhannya hingga mencapai 59 cm (C3).
Ada tanda-tanda Tsubosumi yang masih samar. Tapi tiga tahun kemudian,
pola sumi menjadi lebih jelas dan pekat (C2).

192
Berikut ini contoh Showa lainnya yang mengalami evolusi :

Berubah menjadi Shiro Utsuri, padahal193


sebelumnya tampak sebagai Showa
6.TATEGOI

Sebagian orang mendefinisikan Tategoi sebagai Koi masa depan atau


Dream Koi (Koi impian), sebab memiliki kualitas pola dan warna namun
belum tampak dan diprediksikan akan dapat tampil sebagai Koi yang bagus
di kemudian hari. Ibarat sekuntum bunga, Tategoi masih tampak kuncup
dan suatu saat nanti akan menunjukkan keindahannya ketika sudah mekar.

Sesungguhnya tak mudah menilai seekor Koi adalah Tategoi, sebab


diperlukan pengalaman yang cukup untuk memprediksikannya. Tak jarang
yang terjadi kemudian adalah diluar yang diperkirakan.

Tategoi seringkali dijumpai pada Koi terutama untuk jenis Showa, Sanke,
Utsuri dan beberapa dari jenis lainnya ketika masih berumur dibawah 1
tahun (tosai). Pada umumnya, warna hitam (sumi) sangat potensial berubah
seiring dengan pertumbuhan Koi.

Sumi pada Showa dan Utsuri yang masih tampak samar-samar atau
bahkan belum kelihatan sama sekali, namun pada suatu saat bisa saja
muncul atau semakin jelas ketika Koi berusia dewasa (diatas 3 tahun).
Namun demkian bisa juga terjadi sebaliknya, sumi kemudian menghilang.
Kualitas sumi sangat dipengaruhi oleh faktor genetik dari induknya.

194
3. MEMBELI KOI SECARA „ONLINE‟

Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang internet, membeli Koi tak perlu
lagi datang langsung ke lokasi penjual, tapi cukup melalui „online‟. Namun
demikian, meski ini cara yang praktis untuk membeli Koi, ada beberapa hal
yang harus dipahami antara lain :

a. Kualitas Gambar Koi

Penjual tentu memasang gambar Koi yang ditawarkannya. Dengan


demikian maka calon pembeli sebatas melihat gambarnya saja.
Kualitas warna pada gambar (photography) tentu berbeda dengan
warna aslinya. Oleh karena itu, calon pembeli perlu meyakini
kualitas warna sesuai dengan yang diinginkan,
Penulis sedikit memberi tips bagaimana caranya agar dapat
meyakini warna merah pada Koi. Mudah saja yaitu mintalah kepada
penjual untuk menempatkan bungkus rokok Jarum Super di dekat
Koi yang sedang difoto. Dengan demikian akan lebih mudah
membandingkan warna merah pada gambar Koi dengan warna
merah pada bungkus rokok tersebut.

c. Bentuk badan Koi

Hal lainnya yang juga penting di ketahui adalah bentuk badan Koi
ketika tampil di dalam gambar. Sudut pengambilan gambar (angle)
sangat menentukan tampilannya. Oleh sebab itu, untuk meyakinkan
bentuk badan Koi yang ada di foto, sebaiknya Koi juga ditampilkan
melalui video.

d. Keterbatasan

Karena tidak berada di lokasi, maka calon pembeli Koi melalui


online memiliki banyak keterbatasan, antara lain tak bisa
mengamati secara fisik terkait kondisi kesehatan, juga kualitas pola
dan warna Koi. Oleh karena itu, sebaiknya anda membeli Koi
secara online hanya kapada penjual yang dapat diyakini
kredibiltasnya.
195
“ Koi bagus tentu mahal, tapi Koi mahal belum tentu bagus”

196
“Koi baru wajib karantina sebelum
masuk kolam.”
197
G. PEMELIHARAAN

1. KARANTINA

Harap berhati-hati jika ada Koi baru. Terlepas dari manapun asalnya dan
siapapun penjualnya, maka harus diperlakukan dengan benar Jangan
sekali-kali menganggap sepele Koi yang baru datang, bila tidak ingin
memperolah masalah serius nantinya.

Mungkin banyak diantara anda yang sudah terbiasa tidak melakukan


karantina, alias Koi baru langsung masuk kolam, dan Koi sehat-sehat saja.
Namun hal ini sangat riskan, sebab Koi yang baru anda beli, sesungguhnya
dalam keadaan stres sehingga mudah terserang penyakit atau menularkan
penyakit kepada Koi-Koi lainnya.

Keberadaan Koi baru yang hadir di kolam anda, tak jarang menjadi sumber
malapetaka yang dapat mengancam keselamatan bagi Koi-koi lama.

Untuk menghindari terjadinya permasalahan terkait dengan kehadiran Koi


baru, maka berikut ini informasinya.

Karantina Koi Baru

Koi yang baru datang,


biasanya ditempatkan di
dalam kantong beroksigen.
Koi tersebut tentu sedang
dalam kondisi stres, apalagi
Koi baru saja mengalami
perjalanan jauh dan
memakan waktu lama,
terutama Koi import, ataupun
Koi lokal yang dibawa dari
daerah yang cukup jauh dari
kota dimana anda berada.
Koi yang baru datang
198
Sepanjang pengalaman penulis, Koi baru yang langsung masuk ke kolam
tanpa melalui proses karantina, maka sangat beresiko terhadap keberadaan
Koi lainnya. Koi yang baru datang tersebut seringkali berpotensi
menimbulkan masalah bagi Koi yang sudah ada. Koi-Koi lama yang
sebelumnya sehat-sehat saja, ketika ada Koi yang baru datang, sehari
kemudian timbul masalah yaitu tertular penyakit. Biasanya tergantung dari
kondisi masing-masing Koi, juga penyakit yang ditularkan oleh Koi baru.
Pada kondisi yang ekstrim, seekor Koi yang baru masuk kolam, bisa saja
menularkan penyakit dan membunuh seluruh Koi yang ada.

Memang, dengan melalui proses karantina memerlukan waktu, biaya dan


kesabaran. Tetapi hal ini lebih baik dilakukan untuk mengantisipasi agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi bila Koi-Koi anda bermutu
tinggi, langka dan mahal harganya.

Mengapa perlu karantina ?

Koi anda mengalami stres


ketika berada di dalam
kantong plastik meski
beroksigen sekalipun. Koi
sangat sensitip terhadap
ruang gerak dan kadar
oksigen dalam air. Bila Koi
berada di dalam kantong,
tentu tidak bisa bergerak
bebas dan dengan
pasokan oksigen yang
terbatas, hal ini
Koi dalam kantong beroksigen dalam kondisi stres
menimbulkan kondisi tidak
nyaman bagi Koi.
Metode transportasi Koi jarak jauh yang umum digunakan memang dengan
menggunakan kantong beroksigen. Tak ada cara lainnya sebab ini adalah
untuk efisiensi biaya pengiriman. Bahkan transportasi Koi yang diimport dari
luar negeripun dilakukan dengan cara yang sama.
Bila Koi stres, maka daya tahan tubuhnya akan menurun, sama halnya
seperti manusia. Sebaliknya bila dalam kondisi fit, maka Koi mempunyai
199
daya tahan terhadap serangan penyakit dan infeksi. Oleh karena itu, Koi
yang berada dalam kondisi stres, harus dikondisikan terlebih dahulu untuk
membuatnya kembali pada kondisi normal sebelum dimasukkan ke dalam
kolam utama.

Tujuan karantina Koi.

1. Untuk menurunkan tingkat stres pada Koi


2. Agar dapat dipantau kondisi kesehatannya
3. Beradaptasi dengan air kolam
4. Mengembalikan kondisi Koi menjadi normal (fit).

Proses Karantina

Anda tentu harus menyedia


kan wadah khusus untuk
karantina Koi. Pakailah
tempat yang tidak terlalu
sempit, sesuai dengan
panjang Koi, tetapi juga
jangan terlalu luas untuk
efisiensi dalam rangka
pengobatan jika diperlukan.
Boleh menggunakan bak
semen, bak plastik atau
fibreglass, namun sebaiknya
Bak Karantina Koi yang terbuat dari bahan Fibreglass
menggunakan aquarium (bak
transparan), sebab aquarium
terbuat dari kaca, sehingga lebih mudah mengamati kondisi fisik dan
perilaku Koi dari luar bak karantina.

Letakkan wadah karantina di tempat yang aman, jauh dari kebisingan sebab
Koi juga sensitif terhadap suara dan perubahan intensitas cahaya.

Berapa lama proses karantina ?

200
Koi tidak perlu terlalu lama berada di dalam bak karantina. Bila kondisi Koi
normal, maka paling lama 1 minggu, jika Koi sudah terlihat sehat dan sudah
bisa dipindahkan ke kolam..
Tetapi bila secara fisik, Koi masih tampak sakit maka perlu dilakukan
pengobatan. Biasanya Koi yang buruk kondisi kesehatannya, pada hari ke 4
atau ke 5 sejak awal masa karantina, akan menunjukkan gejala-gejala sakit,
antara lain berdiam diri, sisik berwarna kemerah-merahan, timbul bercak-
bercak merah, terdapat kutu (parasit) yang menempel di badannya. Juga
pada ekor terlihat guratan merah atau tanda kerusakan pada siripnya, mata
cekung atau tertutup selaput putih dll.

Bila Koi makin memburuk kondisinya, maka harus dilakukan diagnosa yang
benar terhadap penyakit yang menyerang, untuk menentukan obat yang
tepat. Pemberian obat harus segera dilakukan untuk mengurangi resiko
kematian Koi.

Tingkat Kepadatan

Jumlah Koi di dalam bak karantina jangan terlalu banyak. Idealnya hanya 1
ekor Koi dalam 1 bak karantina. Jangan melakukan karantina 2 ekor Koi
dalam 1 bak, tapi minimal 3 ekor.

Mengapa tidak boleh 2 ekor dalam 1 bak ?


Sesuai pengalaman, jika melakukan karantina 2 ekor, maka bila salah satu
Koi mengalami stres berat hingga menabrak dinding bak atau meloncat-
loncat, maka Koi lainnya juga akan ikut terpengaruh.

Lalu bagaimana jika hanya ada 2 ekor Koi yang perlu dirawat dalam bak
karantina? Untuk melengkapi jumlah 3 ekor, maka masukkan seekor Koi
lama yang ada di kolam dengan ukuran yang relatif sama.
Jika ada 3 ekor atau lebih dalam satu bak karantina, maka Koi akan
cenderung lebih tenang, mengingat sifat Koi adalah senang berkelompok.

201
Hal hal penting yang harus dilakukan dalam masa karantina.

1. Menjaga agar suhu air konstan antara 30 – 32 º Celcius dengan


memasang heater.

2. Koi dipuasakan (tidak diberi pakan). agar tidak mengeluarkan kotoran


yang dapat merusak kualitas air.

3. Tutup rapat-rapat bak karantina, untuk mempertahankan suhu air tetap


stabil dan sekaligus agar Koi tidak meloncat keluar.

4. Jaga kualitas air selama masa karantina. Lakukan penggantian setiap


hari, maksimal sebanyak 20 % saja, sebab jika terlalu banyak
mengganti air maka dapat terjadi perubahan kondisi air, sehingga .
mengganggu kenyamanan Koi.

5. Bila mempergunakan lampu penerangan, sekali lampu telah menyala,


jangan pernah dimatikan, sebab Koi cukup sensitip terhadap perubahan
intensitas cahaya yang mendadak.

6. Pakailah obat-obatan yang tepat dan dengan dosis sesuai aturan untuk
mengobati Koi dari serangan penyakit. Namun jika Koi tidak
menunjukkan gejala sakit, maka tidak perlu diberikan obat-obatan.

7. Bila masa karantina telah melewati 14 hari, maka heater bisa dilepas
dan biarkan selama 2 atau 3 hari dengan suhu air normal. Setelah itu,
Koi siap dipindahkan ke kolam.

202
Diagram Bak karantina

Diagram Bak Karantina (Aquarium)

Penjelasan Gambar 1 :

1. Submersible Pump (S)

Adalah pompa di dalam air (pompa celup), yang kapasitasnya


disesuaikan dengan volume bak karantina. Kapasitas pompa
secukupnya saja, jangan terlalu besar, karena dapat menguras energi
Koi dalam berenang. Koi yang sedang dikarantina perlu ditenangkan
agar kondisinya kembali normal.

Pasang selang udara agar air yang keluar dari pompa dapat bercampur
dengan udara (aerasi). Pada bagian saringan pompa cukup dibalut
dengan kapas/dacron, sekadar sebagai filter untuk menyaring kotoran
kasar (jika ada). Mengapa tidak perlu media filter lainnya, sebab tidak
ada kotoran Koi karena Koi dipuasakan.

203
2. Aerator/Blower
Submersible Pump juga berfungsi sebagai aerator, namun diperlukan
cadangan. Jika selang udara tersumbat atau Sub. Pump mati, maka
supply oksigen tetap dapat berjalan dengan menggunakan extra
aerator/blower.

3. Water Heater (pemanas air)


Untuk menjaga suhu air konstan maka heater hendaknya dipasang
pada suhu 32° Celcius. Kapasitas heater disesuaikan dengan volume
air dalam tanki.

4. Lobang Surface Skimmer


Selain berfungsi sebagai skimmer, juga sebagai saluran sirkulasi air.
Dengan demikian luapan air secara kontinyu akan mengalir kembali ke
kolam. Proses sirkulasi ini dilaksanakan jika masa karantina sudah
berakhir dan Koi dapat beradaptasi dengan air kolam sebelum
dipindahkan.

5. Penutup Bak karantina


Jangan lupa menutup rapat bak karantina, selain untuk
mempertahankan suhu air agar tetap stabil juga menghindari Koi yang
meloncat keluar. Pada hari pertama karantina, biasanya Koi akan
melompat-lompat karena stres. Oleh karena itu agar tidak merusak
sisik, maka gunakan penutup bak dari bahan yang lunak/lembut
misalnya styrofoam atau kertas karton tebal, yang ditindih pemberat
berupa kaca atau papan tripleks.

Langkah-langkah karantina Koi

 Persiapkan dan pasang semua peralatan yang dibutuhkan.


 Terlebih dahulu, penuhi bak karantina dengan air kolam. Jangan
menggunakan air baru, sebab tujuan karantina adalah agar Koi dapat
beradaptasi dengan air kolam.
 Setelah bak penuh, nyalakan semua peralatan yang telah terpasang,
hingga bekerja sessuai fungsinya.
 Heater agar dipasang pada suhu 32° C
204
 Sebelum suhu air di dalam bak karantina mulai meningkat, masukkan
Koi ke dalam bak karantina.
 Selama masa karantina, Koi tidak diberi pakan (dipuasakan). Tujuannya
agar Koi tidak mengeluarkan kotoran sehingga kualitas air tetap stabil
dan terjaga kualitasnya.
 Jika Koi dalam keadaan sehat, maka air di dalam bak karantina akan
tetap jernih, meski dalam beberapa hari. Bila air menjadi keruh atau
berbusa maka dapat dipastikan bahwa Koi sedang dalam kondisi sakit
dan perlu diberikan obat sesuai dengan jenis penyakitnya.
 Penggantian air dilakukan setiap hari, maksimal sebanyak 20 %.
 Selama 7 hari pertama, amati perkembangan kesehatannya. Biasanya
Koi yang sakit akan mudah diketahui dari tanda-tanda pada fisik
maupun perilakunya.
 Koi yang masih sakit tetap dirawat di dalam bak karantina, sampai sehat
kembali.
 Setelah 7 hari Koi tidak menunjukkan adanya tanda-tanda penyakit,
maka boleh diberi pakan beberapa butir pellet, hanya untuk tes nafsu
makan Koi Jika Koi dalam keadaan sehat, tentu Koi merasa lapar dan
segera melahap pakan yang diberikan.

Jika Koi dalam kondisi sehat, maka yang selanjutnya dilakukan adalah
sbb :

 Memasuki minggu ke-2, matikan heater agar suhu air menjadi normal.
 Nyalakan extra pump yang berada didalam kolam, sehingga air kolam
dapat mengalir ke dalam bak karantina. Dengan demikian terjadi proses
sirkulasi air yang menghubungkan kolam dengan bak karantina.
 Jangan lupa untuk membuka kran A, agar air dapat bersirkulasi dari
kolam ke bak karantina dan kembali ke kolam. Tujuannya adalah agar
Koi yang sedang dikarantina dapat langsung beradaptasi dengan air
kolam.
 Pemberian pakan boleh dilakukan namun dalam jumlah yang sedikit
saja, sebab bak karantina tidak disediakan fasilitas filter yang cukup
memadai.
 Setelah 14 hari dan Koi dipastikan dalam kondisi yang benar-benar
sehat, maka dapat dipindahkan ke dalam kolam.

205
 Jika Koi belum mau makan, maka jangan terburu-buru dipindahkan ke
kolam. Tunggu sampai Koi sudah mau makan walaupun sedikit, sebagai
pertanda bahwa Koi sudah sehat dan bisa dipindahkan ke kolam utama.

Diagram Sirkulasi Air


Kondisi ini baru dijalankan pada akhir masa karantina dan koi dalam kondisi sehat

Keterangan Gambar 2 :

 Pada Gambar 2 diatas adalah kondisi dimana bak karantina


dihubungkan dengan kolam agar terjadi sirkulasi air dari kolam
menuju ke bak karantina dan kembali ke kolam.

 Titik A adalah stop kran, yang mana dapat dibuka tutup. Jika
sedang digunakan untuk proses karantina, maka kran A ditutup,
sehingga tidak ada sirkulasi air dari kolam ke bak karantina (bak
karantina dan kolam terpisah).

206
2. GEJALA DAN TANDA KOI SAKIT

Semua makhluk hidup, tentu bisa saja terserang penyakit. Demikian pula
dengan Koi anda. Koi yang menderita penyakit, akan menunjukkan gejala
perilaku tertentu. Selain itu pada bagian tertentu pada organ Koi akan
berubah warna atau bentuknya, sehingga dapat diketahui apa penyakitnya.

Tidak semua pemelihara Koi menyadari bahwa Koi sedang sakit. Bila dilihat
sepintas, maka gerakannya normal-normal saja. Tapi bila diamati lebih
seksama, apalagi dengan melihat perubahan warna atau bagian tubuhnya
dari jarak dekat, maka akan tampak tanda-tanda bahwa Koi sedang
terserang suatu penyakit.

Gejala dan tanda-tanda Koi sedang terserang penyakit adalah sebagai


berikut :

a. Gerakan tubuh (perilaku Koi)

Salah satu yang bisa digunakan untuk mengetahui apakah Koi anda
sedang sakit adalah dengan mengamati gerakan tubuh atau perilaku
Koi. Koi yang sedang sakit ditandai :

– Melompat tiba-tiba
– Berenang dengan cepat dan tak tentu arah
– Menggesek-gesekkan badannya ke dinding atau dasar kolam.
– Mengibaskan siripnya
– Megap-megap dipermukaan air
– Berenang keatas (gerakan vertikal)
– Tidak mau makan atau nafsu makan berkurang.
– Berdiam diri. Badannya lemah , lesu atau tampak malas.
– Menyendiri atau terpisah dari kelompoknya.
– Bergerombol disekitar pancuran air.
– Diam di dasar kolam.
– Nafasnya tidak teratur, bisa dilihat dari gerakan penutup insang.
– Berenang miring (disisi badan)
– Mudah terkejut atau seperti penakut

207
b. Bagian Tubuh

Selain adanya perilaku yang tidak seperti biasanya, hal lain yang bisa
dilakukan untuk mengetahui apakah Koi sedang sakit adalah dengan
mengamati pada bagian tubuhnya antara lain :

– Ada bagian tertentu dari tubuh Koi yang rusak


– Sebagian atau bahkan seluruh badan Koi tampak bengkak
– Bagian perut membesar (bengkak)
– Penutup insang terangkat (membuka)

c. Kondisi permukaan kulit/sisik

Hal lainnya adalah terjadi perubahan pada permukaan badan Koi antara
lain :
– Terdapat bercak-bercak di permukaan tubuh
– Badan Koi terasa kesat, karena mengeluarkan cairan berlebihan
– Kulit terasa kasar.
– Tubuh Koi terbungkus lendir.
– Kulit mengalami radang atau iritasi
– Tubuhnya terbungkus selaput putih
– Kulitnya berdarah
– Bintik-bintik merah pada kulit
– Kulit tampak seperti hangus terbakar
– Ada semacam serat seperti kapas pada bagian tertentu
– Kulitnya ditempeli kotoran
– Kulit bengkak
– Terdapat benjolan
– Sisiknya berdiri, terlepas atau rusak
– Terdapat luka borok pada kulit

d. Bagian sirip
Terjadi perubahan pada sirip antara lain :
– Radang atau iritasi
– Sirip terbungkus parasit
– Sirip sobek
– Sirip membusuk
208
e. Bagian kepala

Terdapat kelainan di bagian kepala, mulut, mata dan anus yaitu :


– Bagian kepala tampak memutih
– Sekitar mulut memerah
– Daerah mulut rusak atau membusuk
– Mata masuk kedalam (cekung atau celong)
– Mata menonjol (melotot atau belo)
– Bagian anus berdarah

f. Bagian Insang

Yang terakhir bisa diamati adalah bagian insang, yaitu :


– Terdapat lender berlebihan
– Warna insang pucat atau memutih
– Warna insang merah tua kehitaman
– Filamen insang rusak
– Insang membusuk

3. POPULASI KOI

Memelihara Koi di kolam, sebaiknya dalam jumlah yang sedikit tapi


berkualitas. Sebab jika jumlah populasi berlebihan, maka selain membebani
kinerja filter kolam, juga dapat mengganggu pertumbuhan Koi.

Untuk mengetahui jumlah Koi ideal yang berada di dalam kolam, dapat
digunakan rumus sebagai berikut

(P X L ) / S / 150

P = Panjang Kolam (cm)


L = Lebar Kolam (cm )
S = Size / Ukuran Koi (cm)
150 = konstanta

209
Misalnya ukuran kolam 6 M2 yaitu dengan panjang 300 cm dan lebar 200
cm, sedangkan Koi yang ada berukuran rata-rata 30 cm maka
perhitungannya adalah :

300 x 200 : 30 : 150 = 13,33

Jadi jumlah populasi Koi yang ideal adalah sebanyak 13 atau 14 ekor

Luas dan Kedalaman Kolam

Idealnya. Luas kolam Koi minimal 6 m2 dengan kedalaman 1,2 Meter atau
minimal 2 atau 3 kali panjang Koi.. Kolam yang terlalu dalam tidak baik
untuk Koi berukuran kecil sebab semakin dalam kolam maka tekanan dalam
air juga makin bertambah besar. Hal ini dapat mengganggu pembuluh darah
dan gelembung renang. Untuk kolam pembesaran Koi berukuran besar
(jumbo), kedalaman kolam bisa lebih dari 2 meter.

Formula 9

Bagi sebagian orang yang


percaya dengan Feng Sui,
angka 9 dianggap sebagai
angka hokki.

Termasuk dalam memelihara


Koi, maka jumlah Koi sebanyak
9 ekor dipercaya dapat
membawa keberuntungan bagi
pemiliknya.

Untuk memperoleh jumlah Koi 9


ekor, dapat dilihat pada tabel
Formula 9 ini

210
4. SALAH KAPRAH DALAM MEMELIHARA KOI

Ada beberapa perilaku para pemelihara Koi yang sesungguhnya adalah


suatu kesalahan dalam merawat Koi, namun masih seringkali dilakukan
yaitu :

a. Menguras habis air kolam

Karena tak sabar ingin segera melihat air kolam yang bening, maka cara
paling sederhana dan seringkali dilakukan yaitu dengan menguras air kolam
dan menggantinya dengan air baru. Mengganti air kolam apalagi sampai
mengganti seluruhnya, sangat membahayakan keselamatan Koi. Ini adalah
kesalahan dalam merawat Koi yang paling umum terjadi. Jika hal ini
dilakukan maka akibatnya bisa fatal. Mengapa demikian ?

Sebab air baru yang dimasukkan ke dalam kolam tentu berbeda kondisinya
dengan air kolam yang sudah ada, antara lain tingkat kesadahan (pH), suhu
air dan kandungan oksigen yang terlarut di dalamnya dll. Perbedaan kondisi
air yang ekstrim dapat menjadi penyebab kematian Koi secara masal. Oleh
sebab itu, mengganti air kolam dengan air baru dalam proporsi yang besar
hendaklah dihindari. Agar aman, maka lakukan penggantian air maksimal
20 %, secara kontinyu misal seminggu sekali atau dua mingguan..

Pasti ada yang bertanya lagi, jika air hanya diganti 20% saja, mana bisa air
kolam menjadi bening?. Kembali pada sebuah prinsip dalam memelihara
Koi bahwa bahwa air yang bening bukanlah ukuran untuk Koi dapat hidup
dengan sehat. Jika anda ingin mendapatkan air kolam yang bening, maka
pastikan bahwa itu adalah hasil dari proses filterasi yang baik, bukan
dengan cara mengganti dengan air baru

b. Mengganti seluruh media filter sekaligus

Jika kolam telah menggunakan sebuah sistem filterasi, maka kesalahan


lainnya yang tidak disadari oleh para pemelihara Koi adalah ketika
mengganti atau mencuci media filter. Media filter yang digunakan, selain
berfungsi untuk menyaring kotoran Koi, juga sebagai tempat persembunyian

211
bakteri nitrifikasi, yaitu bakteri yang mampu mengurai ammonia, sehingga
tidak lagi berbahaya bagi Koi. Untuk diketahui bahwa kotoran Koi
mengandung ammonia yang dapat mencemari air kolam. Bila tidak di
lakukan proses filterasi, maka kandungan ammonia yang tinggi dapat
meracuni Koi.

Mengganti seluruh media filter lama dangan yang baru, itu sama saja
membuang hampir seluruh bakteri nitrifikasi yang ada. jika bakteri-bakteri
tersebut banyak terbuang, maka siapa lagi yang bertugas menetralisir
ammonia? Yang terjadi selanjutnya adalah justru kadar ammonia yang larut
menjadi tinggi akibat hilangnya sebagian besar bakteri yang
menguntungkan pada proses filter biologi.

Penggunaan media filter khususnya batu zeolite dan active carbon atau
arang batok kelapa, hanya efektip dalam jangka waktu tertentu saja (6
bulan). Setelah itu, media filter tersebut harus diganti dengan yang baru dan
dilakukan penggantian secara periodik.

Penggunaan batu ziolite sebagai media filter bersifat sementara khususnya


untuk kolam baru, Sebaiknya setelah 6 bulan, batu ziolte diangkat dan
selanjutnya memanfaatkan fungsi filter biologi dengan mengganti batu
ziolite dengan media lainnya seperti bioball, jaring bekas, sikat atau brush
sebagai tempat persembunyian koloni bakteri.

c. Memberi pakan berlebihan (Over Feeding)

Melihat Koi yang makan dengan lahap, adalah sebuah pemandangan yang
sangat menyenangkan. Apalagi Koi-Koi anda demikian jinak hingga berebut
pakan langsung dari tangan anda (hand feeding). Ada juga yang ingin agar
Koi cepat besar, sehingga diberi pakan dalam jumlah yang banyak. Karena
asyik menikmati Koi yang sedang berebut pakan, seringkali tak disadari
bahwa pakan yang diberikan sudah berlebihan (over feeding). Pemberian
pakan yang berlebihan, sesungguhnya tak akan mempengaruhi apapun
pada pertumbuhan Koi, namun justru akan membuat kolam anda tercemar
oleh kotoran Koi sendiri.

212
Untuk diketahui bahwa Koi hanya efektip menyerap makanan sebanyak 2 -
3 % dari berat tubuhnya per hari, selebihnya akan jadi kotoran. Jadi, jika
ada yang beranggapan bahwa memberi pakan Koi dalam jumlah banyak
secara sekaligus dapat memperceoat pertumbuhan Koi, maka itu adalah
pandangan yang keliru.

Jika anda ingin mempercepat pertumbuhan Koi, bukan dengan cara


memberi pakan dalam jumlah yang banyak, tapi dengan memberinya
makanan yang berkualitas (kandungan protein tinggi). Pemberian pakan,
yang diutamakan bukan kuantitas tapi kualitasnya.

Hendaklah selalu diingat sebuah prinsip “Lebih baik memberi pakan Koi
sedikit-demi sedikit tapi sering, daripada dalam jumlah banyak secara
sekaligus.”

d. Mengikis habis lumut kolam

Karena ingin melihat kolam


tampak bersih maka tak
jarang para pemelihara Koi
mengikis semua lumut yang
ada sampai benar-benar
habis. Hal Ini juga suatu
kesalahan yang dilakukan
dalam merawat Koi.
Mengapa?

Keberadaan lumut yang


Tak perlu mengikis habis semua lumut yang menempel menempel di dinding kolam
di dinding kolam, kecuali lumut berdaun panjang (hair sesungguhnya juga
algae) yang dapat menyumbat dan merusak pompa
filter bermanfaat, sebab lumut juga
ikut berperan dalam
menetralisir Nitrat yang larut di dalam air kolam.. Selain itu. lumut juga
sebagai pakan alami untuk Koi.

Oleh sebab itu, jika ada tumbuhan lumut yang menempel di dinding kolam
maka biarkan saja. Kecuali jika jenis lumut yang tumbuh memiliki daun
panjang seperti rambut (hair alga), maka bolehlah anda mencukur

213
secukupnya saja. Jenis lumut berdaun panjang tersebut selain dapat
menyumbat lobang hisap filter, juga dapat merusak pompa filter.

e. Tidak melakukan proses karantina untuk Koi baru

Memang sebuah kebiasaan bagi para pecinta Koi yang tak sabar ketika
membeli Koi baru dan ingin segera melihatnya berenang di kolam.
Namun sesungguhnya ini termasuk kekeliruan besar dalam memperlakukan
Koi baru, sebab tanpa disadari bahwa kondisi Koi tersebut, terlepas dari
mana asalnya, tentu masih dalam kondisi stres.

Koi yang berada di dalam kantong plastik beroksigen akan mengalami stres
karena merasa tidak nyaman berada di tempat yang sempit dengan sedikit
air. Maka dari itu, ketika masih berada dalam kantong, Koi melompat-lompat
seakan ingin membebaskan diri untuk mencari tempat yang lebih luas.

Koi yang sedang stres mudah sekali terserang penyakit. Selain itu jika ada
Koi baru yang sedang stres dipaksakan masuk ke dalam kolam, maka hal
ini juga akan mempengaruhi Koi-Koi yang lainnya.

Oleh sebab itu, sebelum koi baru dimasukkan ke kolam utama, sebaiknya
dilakukan proses karantina terlebih dahulu, untuk memastikan bahwa Koi
dalam kondisi sehat.

214
5. PENYEBAB KOI MENGALAMI STRES

1. Kekurangan Oksigen

Bila kolam anda cukup dalam


namun permukaan air kolam
sempit, atau jumlah populasi
terlalu padat, maka
diperlukan pasokan oksigen
yang cukup. Jika pasokan
oksigen kurang, maka
membuat Koi merasa tidak
nyaman dan dapat
mengakibatkan stres. Untuk

Gelembung udara menambah pasokan itu, anda perlu menambahkan


oksigen di dalam air kolam aerasi dengan cara
menambah arus pada permukaan air atau dengan memasang air
blower (pompa udara) yang berfungsi secara non stop selama 24 jam.
Jika suatu saat terjadi pemadaman aliran listrik usahakan agar proses
aerasi tetap berjalan yaitu dengan menyediakan mesin Genset atau
menggunakan Pompa Blower Model AC/DC. Koi yang berada di dalam
kantong plastik beroksigen, karena ruang yang sangat sempit dan
ketersediaan oksigen juga terbatas, maka maka Koi menjadi stres.

2. Perubahan Kualitas Air kolam

Mungkin anda pernah


menemukan suatu kondisi,
dimana air kolam masih
tampak bening, tapi Koi anda
bergerak lambat dan tidak
seperti biasanya. Bila anda
mendapati kondisi seperti ini,
anda harus melakukan
sesuatu. Air kolam yang
Sediakan alat ukur untuk mengetahui bening, bukanlah semata-
perubahan kualitas air kolam.
215
mata ukuran untuk menilai kesehatan Koi. Koi sesungguhnya tidak
perlu air kolam yang bening, tapi yang mereka inginkan adalah air
kolam yang nyaman untuk kehidupan mereka.

Kualitas air kolam dapat berubah drastis, mungkin karena anda terlalu
lama tidak mengganti air yang mengakibatkan meningkatnya
kandungan ammonia dan nitrat yang terlarut dalam air kolam. Atau
mungkin karena kolam terkena guyuran air hujan yang cukup deras. Air
hujan cenderung bersifat asam sehingga membuat PH air kolam dapat
berubah secara signifikan.

Hal lainnya bisa saja terjadi adalah air kolam telah terkontaminsi zat
kimia tertentu yang dapat meracuni Koi.

Demikian juga dengan adanya perubahan suhu air yang berbeda dari
biasanya. Misalnya ketika musim penghujan, dimana suhu air kolam
rata-rata menjadi rendah. Perubahan kualitas dan kondisi air kolam
tersebut dapat memicu stres pada Koi anda.

2. Intensitas Suara

Koi lebih nyaman jika hidup di


tengah keheningan alam bersama
gemercik air. Koi sangat peka
terhadap perubahan intensitas
suara.

Oleh sebab itu, jangan membuat


suara gaduh atau bising di sekitar
kolam. Koi juga bisa terkejut
ketika tiba-tiba mendengar suara
keras misalnya suara petir, benda
Gemuruh suara petir membuat Koi stres jatuh, atau suara orang yang
berteriak.

216
3. Intensitas Cahaya

Koi juga cukup sensitif


terhadap perubahan
intensitas cahaya yang
mendadak. Seperti misalnya
jika kolam anda
menggunakan lampu
penerangan. Bila hari sudah
gelap, lalu tiba-tiba anda
menyalakan lampu yang
terang benderang, maka
Contoh Kolam Koi yang menggunakan seketika itu juga Koi anda
lampu penerangan akan terkejut. Bahkan
sebagai reaksinya, Koi akan melompat keluar dari kolam atau berenang
cepat tapi tak menentu arah hingga menabrak dinding kolam. Ini
pertanda bahwa Koi anda mengalami stres akibat adanya intensitas
cahaya yang tiba-tiba berubah.

Oleh sebab itu, bila anda menggunakan lampu penerangan untuk


kolam, nyalakanlah lampu pada saat hari masih terang atau pada sore
hari.

Namun demikian, apabila anda terlupa, maka untuk mengantisipasinya


adalah jangan menyalakan lampu secara sekaligus dan bersamaan.
Nyalakan lampu satu persatu, dengan maksud agar intensitas cahaya
disekitar kolam anda tidak berubah secara mendadak.

Jika kolam anda menggunakan lampu yang tidak banyak memakan


daya listrik, maka lebih aman dengan membiarkannya menyala nonstop
selama 24 jam.

4. Keberadaan Penghuni Lain

Penambahan Koi baru, juga dapat memicu stres pada Koi lainnya.
Biasanya karena ukuran Koi yang baru datang lebih besar jika
dibandingkan dengan Koi yang sudah ada. Namun demikian hal ini tidak
217
selalu menimbulkan
permasalahan, tergantung
seberapa padat populasi Koi
di dalam kolam.

Yang harus dihindari adalah


memasukan jenis ikan
lainnya ke dalam kolam,
apalagi yang termasuk jenis
ikan pemangsa (predator)
Keberadaan hewan peliharaan terkadang seperti ikan gabus, lele, oscar
membuat Koi anda stres
atau dari jenis ikan yang
sisiknya keras, tajam atau kasar, seperti ikan gurami dll Hal ini akan
membuat Koi merasa terancam dan membuatnya stres. Oleh sebab itu,
sebaiknya, jangan mencampur Koi dengan ikan lain jenis apapun.

Keberadaan binatang lainnya di sekitar kolam antara lain katak, ular,


burung atau bahkan binatang peliharaan anda seperti kucing atau
anjing juga bisa membuat Koi anda ketakutan dan menjadi stres.

6. RANGKUMAN HAL-HAL PENTING DALAM MEMELIHARA KOI

 Kolam Koi harus dilengkapi dengan sistem filter, minimal dengan


ruang filter 30% dari volume air kolam. Makin besar ruang filter,
semakin bagus.

 Setiap pemilik kolam Koi, harus memiliki fasilitas karantina yang


dapat digunakan setiap saat, baik itu untuk karantina Koi baru
maupun untuk merawat Koi yang sedang dalam kondisi sakit.

 Koi yang baru saja dbeli dalam kondisi stres, terlepas dari manapun
asal atau penjualnya. Meskipun telah dilakukan karantina
sebelumnya oleh penjual, namun Koi tetap harus masuk karantina
sebelum dimasukkan ke dalam kolam bersama Koi lainnya.
Tujuannya adalah untuk mengkondisikan agar Koi terlepas dari
stres, selain itu untuk memastikan bahwa Koi dalam kondisi sehat.

218
 Memantau kondisi kesehatan Koi dapat dilakukan pada waktu
pemberian pakan harian.

 Jika ada tanda-tanda Koi sedang sakit, maka harus segera


dilakukan tindakan yaitu dengan memindahkannya ke dalam bak
karantina untuk dilakukan perawatan.

 Mengganti air kolam secara rutin dan periodik misalnya seminggu


sekali atau dua mingguan, dengan tujuan untuk mengurangi kadar
Nitrat yang terlarut di dalam air kolam.

 Ketika terjadi pergantian musim dari musim kemarau ke musim


penghujan (pancaroba), khususnya untuk kolam kecil (kolam mini)
yaitu yang berukuran kurang dari 6 M2 sebaiknya dibuatkan
penutup kolam sementara untuk membatasi curah hujan yang
langsung masuk kolam, jika terjadi hujan deras.

 Pemberian pakan harian sebaiknya sesuai takaran, untuk


menghindari over feeding (pemberian pakan berlebihan). Siapkan
wadah khusus sebagai takaran pakan harian. Sebagai pedoman
jumlah pakan yang dibutuhkan oleh Koi per hari adalah 2-3 % dari
berat tubuhnya. Dengan memperkirakan total berat tubuh seluruh
Koi yang ada, maka berat total Koi tersebut adalah sesuai dengan
berat pakan yang dibuthkan Koi selama sebulan. Sebagai
perkiraan, berat tubuh Koi berukuran 25-30 cm adalah sekitar 300
gram.

 Terlalu banyak memelihara Koi dalam satu kolam dapat menambah


beban kerja filter kolam dan mengganggu percepatan pertumbuhan
Koi.

 Jangan mengganti seluruh media filter secara sekaligus, tapi


bertahap dengan selang waktu minimal sebulan kemudian.

 Kolam Koi jangan di obok-obok, sebab Koi akan merasa terganggu


dan mengakibatkan stres.

219
 Sebaiknya tidak mencampur Koi yang berbeda ukuran secara
signifikan, sebab Koi besar secara tidak sengaja dapat memakan
Koi yang ukurannya terlalu kecil.

 Penggunaan batu Ziolite sebagai media filter sebaiknya bersifat


sementara. Sebab kemampuan menyerap batu Ziolte terbatas dan
apabila telah jenuh, maka ammonia yang telah terserap dapat
terlepas kembali ke dalam air kolam jika kadar garam yang terlarut
cukup tinggi. Pemakaian batu Ziolite disarankan untuk kolam yang
baru dibangun. Setelah 6 bulan, angkat dang anti dengan media
filter lainnya untuk menunjang kapasitas filter biologi.

 Kolam yang baru dibangun belum dapat menghasilkan kualitas air


yang dibutuhkan oleh Koi. Oleh sebab itu, pemilik kolam baru musti
bersabar menunggu hingga kondisi filter telah matang (mature),
minimal setelah 2 bulan, atau sudah tumbuh lumut pada dinding
kolam. Selama 2 bulan tersebut, sebaiknya tidak membeli Koi
terlalu banyak apalagi yang harganya mahal, sebab resiko kematian
Koi pada kolam baru sangatlah besar.

 Pemberian obat-obatan yang berlebihan ke dalam kolam Koi dapat


mengganggu kinerja filter biologi.

 Gunakan pakan khusus Koi dan hindari penggunaan pakan untuk


ikan konsumsi sebab pakan Koi memang dibuat dengan
memasukkan nutrisi yang dibutuhkan oleh Koi. Selain untuk
pertumbuhan, Koi memerlukan pakan yang baik untuk
perkembangan kualitas warnanya.

 Jangan pernah menguras habis air kolam dan menggantinya


dengan air baru, sebab Koi akan mengalami kondisi ekstrim akibat
penggantian air dalam proporsi yang besar. Hal ini dapat
mengakibatkan kematian Koi masal.

 Gunakan obat dengan dosis yang tepat sesuai dengan penyakit


Koi.

220
“Pada umumnya Koi sakit adalah akibat
menurunnya kualitas air kolam”
221
H. PENYAKIT

1. Koi Herpes Virus (KHV)

Pernahkah Koi anda


mengalami kematian masal?
Bila pernah, maka
kemungkinan besar itu
disebabkan oleh penyakit
KHV atau Koi Herpes Virus.
Apakah KHV begitu
mematikan? Ya, memang
benar-benar sangat ganas
dan mengerikan. Bahkan Koi
yang telah terinfeksi KHV bisa
mati hanya dalam tempo 1
atau 2 hari saja. Oleh sebab
itu, penyakit KHV disebut-
Pemandangan yang sangat memilukan saat sebut sebagai pembunuh Koi
menyaksikan Koi-Koi kesayangan yang mati secara
bersamaan no. 1

222
Apa itu KHV?

KHV adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan sangat mudah
menular. Sebagaimana kita ketahui, Koi juga memiliki sistem kekebalan
tubuh. Bila terinfeksi virus, maka tubuh Koi akan memberikan perlawanan
dengan memproduksi antibodi. Namun demikian, bila Koi dalam keadaan
stres, maka kemampuan tubuhnya dalam memproduksi antibodi tidak
maksimal, sehingga virus mampu menerobos hingga merusak sel-sel pada
organ utama Koi seperti insang dan ginjal. Insang adalah alat pernafasan
Koi. Bila insang sudah terinfeksi oleh KHV, maka Koi tentu tak akan mampu
bertahan hidup lebih lama.

Penyebaran KHV

Koi Herpes virus (KHV) pertama kali


diketahui telah menyerang di Israel
pada akhir tahun 1996, juga Amerika
Serikat dan beberapa Negara Eropa
diantaranya Inggris, Denmark dan
Belanda. Kemudian KHV menyerang
ikan mas konsumsi dan Koi pada
tahun 2002 di Indonesia. Pada awal
tahun 2003 di Taiwan dan terakhir di
Jepang pada akhir tahun 2003.

Di Indonesia, Koi Herpes Virus


menyerang ikan Koi pertama kali di
Blitar pada bulan Maret 2002, terus
menyebar ke Jawa barat pada bulan
April, kemudian ke Jawa Tengah dan
Kematian ikan masal akibat KHV di Bali. Pada bulan Februari 2003,
danau Biwa Jepang tahun 2004 penyakit ini menyebar sampai ke pulau
Sumatera. Pada bulan September
2004 penyakit ini mewabah di Kalimantan. Tahun 2005, Koi Herpes
Virus menyerang ikan mas di Danau toba. Penyebaran Koi Herpes Virus
yang semakin meluas ini akibat adanya pengiriman ikan dari daerah yang
terinfeksi sebelumnya. Akibat wabah ini hampir seluruh pembudidaya Koi
223
mengalami kerugian hingga milyaran rupiah dan kegiatan budidaya ikan
mas dan Koi mengalami penurunan yang sangat tajam. Selain itu, banyak
sekali para pencinta Koi kala itu yang bersedih melihat Koi-Koi
kesayangannya mati secara masal di dalam kolamnya. Ini benar-benar
suatu bencana yang teramat dahsyat yang pernah dialami oleh para
pembudidaya dan pecinta Koi di seluruh dunia.

Pemusnahan Koi secara masal di Jepang


Pada awal tahun 2004, dalam upaya untuk memutus rantai penularan KHV,
maka di Jepang terpaksa dilakukan pemusnahan Koi secara masal, sebab
penyakit ini kala itu belum ditemukan obatnya. Jutaan Koi yang terserang
KHV di seluruh farm milik para petani Koi di Jepang dimusnahkan. Sangat
mengerikan memang, namun hal ini harus mereka lakukan demi
menyelamatkan Koi lain yang belum sempat terserang KHV.

Lalu bagaimana dengan kondisi saat ini?


Meski wabah tersebut telah berakhir, namun bukan berarti virus KHV sudah
hilang. Sebab virus KHV hingga sekarang masih tetap hidup di dalam tubuh
Koi dan bisa saja secara tiba-tiba menyerang bila kondisi tubuh Koi dalam
keadaan lemah. Virus KHV sebegaimana halnya dengan virus influenza
pada manusia, bersemayam di dalam tubuh dan tetap menimbulkan bahaya
laten, yaitu akan menyerang ketika daya tahan tubuh lemah.

Mengenal Virus KHV


Virus adalah tidak lebih dari
sepotong DNA (DNA virus) atau
RNA (virus RNA) dikelilingi oleh
mantel protein. Virus DNA kurang
rentan terhadap mutasi, dan akan
mencoba untuk memperbaiki
kerusakan kode genetik mereka
sendiri. Virus RNA, bagaimanapun,
dapat bermutasi secepat mungkin
sehingga mereka memiliki sifat yang
berbeda. Virus kemudian
menginfeksi sel-sel baru dan dapat
Virus KHV bila dilihat menggunakan berkembang biak dengan sangat
Microskop Elektron pada skala 100 nm
224
cepat, yang mengakibatkan kerusakan pada organ tubuh Koi.
Virus KHV (CyHV-3) kemungkinan besar adalah virus dari keluarga herpes,
tetapi merupakan keturunan yang aneh. Virus ini jauh lebih besar daripada
virus herpes lainnya, namun Virus KHV rata-rata seratus kali lebih kecil dari
sel. Perbandingannya seperti ukuran manusia dan gedung pencakar langit.
KHV lebih banyak menyerang Cyprinus Carpio (ikan mas, termasuk Koi).
Namun, KHV juga bisa bertahan hidup di hibrida (persilangan ikan mas
dengan jenis lannya).

Antibodi menahan serangan KHV

Pada dasarnya tidak ada obat anti-virus. Namun demikian Koi memiliki
sistem kekebalan tubuh yaitu dengan memproduksi antibodi. Antibodi inilah
yang kemudian mampu mengatasi serangan virus. Oleh sebab itu, bila
kesehatan Koi anda dalam kondisi prima, maka tak mudah terserang KHV
ini. Hal lain yang bisa dilakukan adalah melakukan vaksinasi yaitu degan
memasukkan virus KHV yang telah dilemahkan agar Koi mulai
memproduksi antibodi, sehingga ketika virus KHV menyerang maka Koi
telah memiliki kekebalan dengan adanya antibodi yang cukup di dalam
tubuhnya.

Serangan KHV
Virus KHV akan menyerang
pada kondisi tertentu yaitu
biasanya pada suhu air antara
18 - 28 derajat Celcius. Oleh
sebab itu ketika datang musim
hujan, dimana suhu air rata-
rata rendah, maka anda harus
lebih waspada akan adanya
serangan virus KHV ini.
Terlebih lagi bila kondisi
kesehatan Koi menurun, atau
Tanda-tanda serangan KHV, pada insang Koi Koi anda sedang dalam
terdapat bercak warna putih
keadaan stres. Hal ini terjadi
terutama pada Koi-Koi yang baru masuk kolam, maka sangat rentan
terhadap serangan KHV.
225
Gejala terinfeksi KHV

Koi yang terserang KHV menunjukkan gejala antara lain :


 Kedua matanya tanpak cekung
 Tubuh Koi banyak mengeluarkan lendir atau seluruh tubuhnya terasa
kesat akibat banyaknya lendir yang dikeluarkan.
 Koi berdiam diri, berada dipermukaan air atau berenang tak tentu arah.
 Kehilangan nafsu makan.
 Nafasnya megap-megap, sebab insangnya telah terinfeksi sehingga
menyebabkan Koi sulit bernafas. Untuk mengetahui lebih lanjut, pada
insang Koi terdapat bercak-bercak berwarna putih.
 Sebagian kulitnya rusak dan pada sekujur tubuhnya terdapat bercak-
bercak merah atau putih

Pada suatu kondisi, Koi yang terinfeksi


kadangkala tapak sehat dan sama sekali
tidak menunjukkan gejala sakit, namun tiba-
tiba keesokan harinya telah mati. Begitulah
serangan KHV pada Koi yang sangat cepat
dan sama sekali tak bisa diduga.

Cara penanganan terhadap Koi yang


terserang KHV
Bila anda menemukan gejala Koi telah
terinfeksi KHV, lakukan segera beberapa hal
berikut :
 Segera angkat Koi tersebut masukkan
ke dalam bak karantina.
 Usahakan agar suhu air pada bak
Detik-detik menjelang kematian karantina mencapai 30°-32° C dengan
akibat terserang KHV
menggunakan water heater, sebab vitus
KHV tidak dapat bekerja efektif pada suhu tinggi (over heating). Hal ini
sekaligus untuk memberi kesempatan agar Koi dapat memproduksi antibodi
untuk mengatasi serangan virus KHV.

226
 Selama berada di dalam bak karantina, Koi jangan diberi pakan, agar
Koi tidak mengeluarkan kotoran yang akan mencemari air dalam bak
karantina.
 Jaga kualitas air di dalam bak karantina dengan menambahkan sistem
filter secukupnya
 Bila perlu tambahkan obat-obatan untuk mencegah atau mengobati
penyait akibat serangan bakteri sekunder.
 Masa karantina kurang lebih selama 14 hari. Dalam masa itu, bila Koi
anda mampu bertahan, maka akan selamat. Bila tidak, maka anda
harus bersiap merelakan kepergian Koi anda.

Efek perubahan suhu terhadap virus KHV.


Kondisi virus sedang menginfeksi (A) Kondisi virus tidak menginfeksi (B). Pada suhu 22 C,
KHV mulai menginfeksi. Kemudian suhu dipanaskan hingga 30 C. Setelah 24 jam (C) dan
setelah 28 jam (D). Setelah 9 hari, virus KHV tidak menyerang (E)

Pencegahan

Pencegahan lebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu, agar Koi anda
terhndar dari serangan KHV yang sangat mematikan ini, maka anda harus
selalu menjaga kondisi kesehatan Koi anda agar tetap prima dengan cara
memelihara kualitas air kolam.

227
2. KUTU JARUM (ANCHOR WORM)

Penyakit ini seringkali menyerang Koi yang populer dengan sebutan Kutu
Jarum.

Apa itu kutu jarum?

Kutu Jarum atau Kutu Jangkar (Anchor


Worm) adalah termasuk jenis parasit yang
secara fisik bisa dilihat dengan mata
telanjang, karena berukuran cukup besar
yaitu 1 - 1,5 cm.

Mengapa disebut dengan kutu jarum, sebab


memang bentuknya menyerupai jarum yang
menempel di tubuh Koi. Juga disebut
sebagai Kutu Jangkar, karena hewan ini
menancapkan kepalanya kedalam tubuh
ikan dengan menggunakan semacam
perangkat mirip jangkar.

Hewan ini sesungguhnya termasuk di dalam


kelompok Crustacea (udang-udangan)
dengan genus Lernaea. Terdapat banyak
spesies hewan ini, namun yang seringkali
ditemukan menyerang Koi adalah jenis
Lernaea Cyprinacea.

Lernaea Cyprinacea Siklus hidup Kutu Jarum tanpa melalui inang


perantara dan hidup dengan berpasang-
pasangan. Yang menjadi parasit adalah kutu betina, sedangkan kutu jantan
akan mati setelah melalui masa kawin. Kutu betina kemudian masuk ke
dalam jaringan tubuh Koi dengan cara menancapkan kepala dengan
menggunakan organ tubuhnya yang mirip jangkar. Dengan cara demikian
ini, maka Kutu Jarum dapat menghisap darah dan akibatnya dapat
merusak sel-sel Koi yang ada di bagian sekitarnya.
Tanda-Tanda serangan Kutu Jarum
228
Seringkali anda melihat
ada beberapa Koi yang
berenang tidak beraturan
dan menggesek-gesekkan
badannya ke dinding
kolam, atau tiba-tiba
meloncat keluar kolam.

Mungkin saja itu sebagai


pertanda bahwa Koi anda
sedang terkena serangan
Kutu Jarum yang menempel pada ekor Koi, kutu jarum. Jika kutu
mengakibatkan radang. Ditandai dengan warna kemerah-
merahan di bagian sekitarnya jarum sudah menancap
pada tubuh Koi, maka
mengakibatkan radang di bagian sekitarnya dan akan tampak berwarna
kemerah-merahanan.

Kutu jarum bisa saja menyerang ke seluruh bagian tubuh Koi, antara lain di
bagian ekor, sirip dan badan Koi (dibawah sisik). Pada kondisi yang parah,
kutu jarum juga sampai ke bagian insang dan membuat Koi mengalami
kesulitan untuk bernafas. Bila sudah terjadi kondisi demikian, maka Koi
akan terlihat lesu atau berdiam diri. Jika tidak segera dilakukan pengobatan,
maka Koi tak akan dapat bertahan hidup lebih lama.

Pencegahan lebih baik daripada pengobatan

Sebagai upaya pencegahan, selain anda harus senantiasa menjaga kualitas


air kolam, secara berkala, dapat menggunakan dipterex yaitu sejenis
insektisida organofosfat yang dapat membasmi kutu jarum dan hama
parasit lainnya.

Penggunaan dipterex untuk mencegah timbulnya parasit di kolam Koi di


lakukan dalam periode 2 mingguan, tentu dengan dosis yang tepat. Terlebih
dahulu bacalah petunjuk penggunaanya.

Jika anda menemukan Koi yang terserang kutu jarum, maka yang dapat
dilakukan adalah dengan cara mencabut kutu jarum yang menempel pada
229
tubuh Koi tersebut dengan mengunakan pinset. Lakukan hal ini dengan hati-
hati agar jangan sampai kepala kutu masih tertinggal di dalam tubuh Koi,
sebab akan menyebabkan infeksi sekunder lainnya. Setelah dilakukan
pencabutan, maka akan meninggalkan luka pada tubuh Koi. Oleh karena
itu, jangan lupa memberi larutan antiseptik seperti merchurochrome pada
bagian luka tersebut, untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder.

Pencabutan kutu jarum sebaiknya dihindari jika Koi masih kecil atau
berukuran dibawah 10 cm. Jangan memaksakan untuk mencabut kutu
jarum yang ada, sebab Koi yang masih kecil belum memilki daya tahan
yang cukup terhadap infeksi sekunder lainnya

Koi yang terserang kutu jarum, sebaiknya di pindahkan ke bak karantina


dalam rangka pemantauan kondisi Koi selama masa pengobatan.

Pengobatan

Untuk pengobatan, bisa menggunakan Dimilin. Bagi pehobi Koi, tentu tak
asing lagi dengan Dimilin. Dimilin dipercaya sangat ampuh untuk
memberantas berbagai jenis parasit krustasea copepoda seperti Lernaea
(Anchor Worm), Ergasilus (belatung insang), Argulus sp. (Kutu ikan). dll

Dosis:

Dosis yang dianjurkan adalah 1gram/1ton air.


Masa pengobatan selama seminggu
Perawatan kedua 10 -14 hari tergantung ketahanan parasit.

230
3. KOI ULCER

Apa itu Koi ulcer?

Koi Ulcer adalah penyakit


yang menyerang Koi
hingga menimbulkan luka
berlubang (borok). Ini
adalah luka terbuka pada
permukaan tubuh Koi,
biasanya berwarna
merah muda atau merah
dan di sekelilingnya
terdapat jaringan kulit
mati.
Koi Ulcer menyebabkan luka berlubang (borok) pada kulit
Luka pada kulit Koi pada
Koi. Jika tak segera diobati, maka luka akan semakin awalnya kecil, namun bila
melebar.
dibiarkan tanpa perawatan
dapat melebar.

Pada kondisi yang parah, Ulcer menimbulkan pembusukan pada daging Koi
hingga sampai ke tulang. Oleh sebab itu, Koi yang terserang penyakit ini
harus segera diobati.

Dimana luka borok biasanya terjadi pada Koi?


Biasanya pada kulit, juga bisa terjadi pada sirip (terutama pangkal sirip)
atau bahkan pada mata dan di dalam rongga mulut.

Penyebab

Penyebab utamanya adalah kualitas air yang menurun. Ketika Koi berada
pada kondisi air yang buruk, maka hal ini membuat Koi menjadi stres dan
sistem kekebalan tubunya melemah. Akibatnya adalah parasit dan bakteri
memiliki kesempatan untuk menerobos pertahanan Koi.
Parasit yang menimbulkan Infeksi seperti Anchor Worm, cacing, Costia
adalah merupakan prekursor umum untuk ulkus bakteri. Parasit ini
menembus kulit lendir dan meninggalkan jalur masuk bagi bakteri.
231
Beberapa bakteri penyebab Ulcer pada Koi antara lain :

1. Aeromonas, Pseudomonas dan Vibrio.


2. Flavobacterium (sebelumnya dikenal sebagai Flexibacter).
3. Spesies Mycobacterium.

Pengobatan

Ini penting dalam memelihara Koi, yaitu sering-seringlah memeriksa kondisi


kesahatan Koi anda. Ketika memberi pakan pada Koi anda, jangan lupa
sekalian memeriksa kesehatannya. Amati bagian tubuh Koi apakah ada
tanda-tanda Koi terserang penyakit ini.

Jika anda menemukan sedikit luka pada kulit Koi, segera lakukan
perawatan dengan sebaik-baiknya untuk menghindari kondisi yang makin
parah.

Pertama-tama yang dilakukan adalah menangkap Koi yang terserang


penyakit ini, dan pindahkan ke dalam bak karantina. Angkat Koi dan
bersihkan luka dari kulit mati dengan cara mengeroknya dengan pinset
secara perlahan lalu menyekanya dengan kapas.

Setelah itu oleskan larutan yodium atau obat antibiotik Melafix, Pimafix,
bubuk Oxolium, atau Bifuran pada luka untuk mencegah terjadinya infeksi.
Jika kondisi Koi sudah parah maka dapat diberikan injeksi (suntikan) Baytril
atau Nuflor.

Cara pengobatan lainnya adalah dengan melakukan perendaman di dalam


larutan PK (Kalium Permanganate) 0.01% (1gr/10 L) air selama 5 menit.

Setelah dilakukan pengobatan tersebut, maka Koi dimasukkan ke dalam


bak karantina dan berikan larutan obat yang mudah diperoleh dipasaran
yaitu El bayou (el bayou) dengan dosis 5-10 gr per 100 liter air selama 24
jam.

232
4. FIN ROT

Fin Rot atau Busuk Sirip adalah penyakit Koi akibat serangan bakteri
(bacterial infection). Penyakit ini menyerang pada bagian sirip dan ekor Koi.
Penyebab utamanya adalah karena kualitas air kolam yang rendah.

Jika anda memiliki kolam, apalagi dengan tingkat populasi Koi yang cukup
padat, tentu anda harus menempatkan sistem filterasi yang baik dan benar
untuk memelihara kualitas air kolam anda. Mengapa demikian?

Sebab mutu air kolam sangat mempengaruhi kesehatan Koi-Koi anda.


Untuk itulah maka diperlukan perawatan yang baik dan berkesinambungan
terhadap air kolam anda jika menginginkan agar Koi-Koi anda tetap dalam
keadaan sehat.

Penyebab Penyakit Busuk Sirip

Fin Rot disebabkan oleh


infeksi bakteri. Diperkirakan
ada beberapa bakteri berbeda
yang menyebabkan penyakit
serupa, seperti
Flavobacterium (yang
sebelumnya dikenal sebagai
Flexibacter), juga Aeromonas
dan Pseudomonas.

Sesungguhnya yang membuat


bakteri ini mulai menyerang
Penyakit Fin Rot/Tail Rot menyerang pada adalah karena kondisi Koi
bagian ekor
yang sedang stres akibat
kualitas air kolam yang memburuk. Kemampuan dan daya tahan masing-
masing Koi berbeda-beda, dalam menghadapi serangan penyakit ini.

233
Fin Rot tidak gampang menular dan biasanya hanya menyerang pada satu
atau dua ekor saja. Meski demikian, jika tak segera diketahui, maka akan
semakin banyak Koi yang menjadi korbannya.

Gejala sirip membusuk

Pada awalnya, bakteri mulai


memakan selaput bening
yang berada di bagian sirip.
Tanda-tandanya adalah
pada area yang terserang
penyakit tersebut akan
tampak berwarna putih susu
yaitu terutama di bagian tepi.
Apabila hal ini dibiarkan saja,
maka sedikit-demi sedikit
bagian yang rusak semakin
meluas dan bakteri ini akan
terus merusak dan memakan
Jika segera diobati, sirip yang membusuk dapat tumbuh
kembali seluruh organ hingga habis
sama sekali.

Pada kondisi yang akut, akibat kerusakan pada seluruh bagian sirip,
membuat kondisi Koi semakin lemah sehingga berpotensi terserang
penyakit lainnya (infeksi sekunder).

Jika masih pada tahap awal, maka penyakit ini dapat dengan mudah diobati
dan siripnya bisa tumbuh kembali. Namun bila kondisinya sudah terlampau
parah, maka Koi akan sulit diobati dan kemungkinan bisa mati.

Jenis penyakit busuk ekor

Selain menyerang di bagian sirip (Fin Rot) juga di bagian ekor (Tail Rot).
Ada pula yang menyerang sampai ke bagian insang Koi (Gill Rot). Untuk
mengetahuinya cukup mudah yaitu dengan mengamati kedua insangnya,
apakah terdapat tanda bercak-bercak berwarna putih.

234
Jika di bagian insang Koi sudah tampak adanya bercak-bercak yang
menyebar ke seluruh bagian, maka hal ini sebagai pertanda bahwa
sebagian besar jaringan pada insang sudah rusak dan tidak bisa berfungsi
lagi sebagai organ pernafasan. Akibatnya tentu mudah sekali ditebak bahwa
Koi tak akan bisa bertahan hidup lebih lama, jika tak segera diobati.

Perawatan dan Pengobatan

Jika anda menemukan Koi


dengan tanda-tanda
terserang penyakit Fin Rot
maka yang dapat segera
dilakukan :

1. Langkah pertama
adalah angkat semua Koi
yang terindikasi terserang
Fin Rot dan kemudian
pindahkan ke dalam tangki
karantina untuk sementara
Bercak-bercak putih pada insang adalah bagian waktu selama masa
insang yang rusak akibat terserang penyakit Gill Rot.
perawatan dan pengobatan.
2. Memperbaiki kualitas air kolam, antara lain dengan mengganti sebagian
air dan memeriksa kondisi filter kolam anda, apakah masih berfungsi
dengan baik.
3. Selama dalam masa karantina, Koi tak perlu diberi pakan dengan tujuan
agar Koi tak mengeluarkan kotoran yang dapat mencemari air dalam
tangki karantina.
4. Berikan obat yang diperlukan untuk mengatasi serangan Fin Rot dalam
dosis yang benar. Obat-obatan yang biasa digunakan antara lain Melafix
sebagai anti bakteri dan Acriflavin untuk mengobati luka yang
membusuk.
5. Untuk membasmi infeksi jamur dan bakteri di dalam kolam Koi,
diperlukan larutan garam dengan konsentrasi 1 %, atau larutan 10 g
garam dan 1 liter air. Larutan garam ini hendaknya diberikan secara
sedikit demi sedikit sehingga konsentrasi tersebut akan tercapai setelah
24 – 48 jam. Jangan diberikan sekaligus sebanyak 1 %, tapi diberikan
235
secara bertahap. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kejutan
osmotic atau stres pada ikan Koi yang ada.

Pada awalnya konsentrasi larutan dapat dimulai pada tingkat 0.1 – 0.2
%. Kemudian secara teratur garam ditambahkan pada selang waktu
tertentu, misalnya setiap 3-4 jam sekali. Apabila pada saat peningkatan
konsentrasi garam ini ikan mengalami stres, hentikan segera perlakuan
ini, kemudian ganti air sebagian sehingga konsentrasi garam turun
ketingkat semula.

6. Jika diperlukan pengobatan dengan antibiotic bisa digunakan


oxytetracycline dengan dosis yang tepat.

Pencegahan

Beberapa hal berikut ini dapat mencegah agar Koi anda tidak diserang
penyakit Fin Rot :

 Senantiasa menjaga kualitas air kolam anda dalam kondisi stabil.


Pastikan sistem filterasi kolam berfungsi dengan baik.
 Lakukan penggantian media filter atau bersihkan seperlunya, untuk
meningkatkan efektifitasnya.
 Secara periodik mengganti air kolam, setidaknya 20-25% per
minggu.
 Pastikan anda memberi pakan berkualitas dan mengatur pola
makan yang benar, untuk menjaga agar Koi tetap sehat.
 Mengupayakan agar kolam terhindar dari bebagai polusi dan
gangguan lainnya.

236
“Pengobatan Koi lebih efektif dan efisien
jika dilakukan di dalam bak karantina”

237
I. OBAT

1. GARAM IKAN

Bagi para pemelihara ikan


hias tentu tidak asing lagi
dengan Garam Ikan. „Garam
Ikan‟ adalah garam murni
yaitu dengan komposisi kimia
NaCl (Natrium Clorida),
sedikit berbeda dengan
garam dapur yang digunakan
sebagai bumbu masakan
yang mengandung yodium.

Penggunaan Garam dapur untuk mengobati ikan tidak disarankan,


sebab garam dapur bisa saja mengandung zat-zat lain yang tidak
diperlukan. Namun demikian dalam keadaan terpaksa, pemakaian
garam dapur untuk mengobati ikan masih dapat digunakan asalkan
tidak terlalu sering.

Garam sudah cukup lama dikenal sebagai salah satu obat untuk
membasmi berbagai jenis parasit protozoa seperti Costia, Trichodina
dan Chilodonella serta Cacing dan ektoparasit lainnya.

Garam juga dapat membantu keseimbangan dalam proses


osmoregulasi pada insang yang disebabkan oleh ulkus bakteri dan
membantu mengurangi stres pada Koi.

238
OSMOREGULASI

Definisi Osmoregulasi adalah sebuah proses yang mengatur konsentrasi


cairan dan menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan pada
tubuh ikan Koi. Proses osmoregulasi diperlukan karena adanya perbedaan
konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan di sekitarnya.

Jika sebuah sel menerima terlalu banyak air maka ia akan meletus, begitu
pula sebaliknya, jika terlalu sedikit air, maka sel akan mengerut dan mati.
Osmoregulasi juga berfungsi ganda yaitu juga sebagai sarana untuk
membuang zat-zat yang tidak diperlukan oleh sel atau organisme hidup.

Karena garam bekerja dengan cara yang berbeda dengan kebanyakan


pengobatan penyakit, maka lebih aman digunakan pada perawatan kolam
dan tidak akan mempengaruhi filterasi biologis dalam filter kolam,
sepanjang kadarnya tidak berlebihan. Konsentrasi larutan garam yang
sangat pekat, dapat dipakai untuk perendaman (pemandian/bath) ikan
dalam jangka waktu pendek. Disamping itu larutan garam juga bisa
digunakan sebagai terapi suportif jangka panjang di dalam kolam Koi anda.

239
Bagaimana garam bekerja?

Di dalam tubuh Koi juga terdapat garam dalam kandungan tertentu. Secara
alamiah, Koi senantiasa menjaga keseimbangan konsentrasi cairan yang
ada di dalam tubuhnya. Dalam keadaan normal, air secara terus menerus
mengalir masuk kedalam tubuh Koi melalui insang melalui proses osmosis.
Definisi Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui selaput
semipermiabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih
pekat.

Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh
zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.
Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara
buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi
pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih
encer. Keseimbangan inilah yang dikenal dengan Osmoregulasi.

Osmoregulasi diperlukan untuk mengontrol konsentrasi larutan dalam tubuh


ikan. Apabila Koi tidak mampu lagi mengendalikan proses osmosis yang
terjadi, maka Koi akan mati, sebab akan terjadi ketidak seimbangan
konsentrasi larutan didalam tubuh, atau berada di luar batas toleransinya.

Ketika Koi sedang sakit atau stres, akibat proses osmosis terganggu,
sehingga air akan lebih banyak masuk kedalam tubuh dan garam lebih
banyak keluar dari tubuhnya. Akibatnya adalah beban kerja ginjal untuk
memompa air keluar dari dalam tubuhnya meningkat. Apabila hal ini terus
berlangsung, maka akan menyebabkan ginjal menjadi rusak, dan berakibat
fatal yaitu kematian pada Koi anda.

Kondisi ini juga sebagai akibat dari serangan penyakit. Normalnya, Koi
mampu memompa air keluar dari tubuh kurang lebih 1/3 dari berat total
tubuhnya setiap hari.

Dalam proses pengobatan Koi, penggunaan larutan garam dalam


konsentrasi tertentu akan kembali menyeimbangkan cairan yang ada di
dalam tubuh Koi. Larutan garam akan masuk kedalam tubuh Koi melalui
insang. Dengan masuknya garam, maka secara alami Koi akan
240
mengeluarkan banyak air melalui anusnya. Dengan keluarnya banyak air,
maka konsentrasi cairan yang ada bisa kembali normal, dan Koi akan
segera sembuh.

Koi yang terserang White Spot, dapat diobati dengan garam

Garam dapat membunuh parasit

Garam dapat digunakan untuk memberantas parasit bersel tunggal seperti


Ich (white spot), jamur dan bakteri lainnya. Garam juga digunakan sebagai
antiseptik dan anti jamur (fungisida). Namun demikian akhir-akhir ini,
penggunaan garam sebagai fungisida relatif jarang dilakukan karena
banyaknya anti jamur lain yang telah dibuat khusus untuk ikan.

Membantu mengurangi Koi stres

Bila Koi anda dalam keadaan stres, maka akan mengganggu proses
osmoregulasi di dalam tubuhnya. Hal ini terjadi terutama pada Koi yang
241
baru datang. Oleh karena itu, garam dapat digunakan untuk membantu
mengurangi stres.

Pemakaian garam dalam kasus ini dapat dilakukan dengan menaburkan


garam dengan konsentrasi rendah yaitu 5 gram per liter air kolam. Proses
ini dapat membantu meringankan stres osmotik dengan mengurangi
gradien osmotik sehingga mengurangi aliran air ke dalam tubuh Koi

Penggunaan Garam sebagai Profilaktik

Profilaktik atau tonik, atau dalam bahasa popular sebagai “jamu” dianjurkan
untuk menggunakan garam sebanyak 1 – 2 sendok teh garam per 4 liter air,
atau sebanyak 1 – 2 gram per liter. Atau dengan kata lain sebanyak 0.1 –
0.2 persen.

Hal ini dimaksudkan sebagai upaya perawatan kolam terutama bila ada Koi
baru yang masuk kolam. Selain itu juga digunakan ketika Koi-Koi anda
tampak lesu/diam atau tidak seperti biasanya, atau terlihat ada beberapa
Koi yang menggesek-gesekkan badannya karena adanya serangan parasit.

Pengobatan infeksi jamur dan atau bakteri

Untuk membasmi infeksi jamur dan bakteri diperlukan larutan garam


dengan konsentrasi 1 %, atau larutan 10 g garam dan 1 liter air. Pemberian
larutan ini hendaknya diberikan secara sedikit demi sedikit sehingga
konsentrasi tersebut akan tercapai setelah 24 – 48 jam. Jadi jangan
diberikan sekaligus sebanyak 1 %, tapi diberikan secara bertahap. Hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya kejutan osmotic atau stres pada
ikan Koi yang ada.

Pada awalnya konsentrasi larutan dapat dimulai pada tingkat 0.1 – 0.2 %.
Kemudian secara teratur garam ditambahkan pada selang waktu tertentu,
misalnya setiap 3-4 jam sekali. Apabila pada saat peningkatan konsentrasi
garam ini ikan mengalami stres, hentikan segera perlakuan ini, kemudian
ganti air sebagian sehingga konsentrasi garam turun ketingkat semula.

242
Perendaman Koi dengan larutan garam yang pekat, dalam waktu yang singkat

Mengurangi pengaruh racun nitrit.

Untuk mengurangi pengaruh nitrit, dosis yang dianjurkan adalah 1 gram per
liter air.

Untuk melepaskan lintah


Dapat dilakukan dengan merendam ikan yang bersangkutan secara singkat
dalam larutan garam 2.5 %. Perendaman pada dosis demikian akan
menyebabkan lintah melepaskan diri dari tubuh ikan. Meskipun demikian
larutan ini tidak akan membunuh lintah itu sendiri, hanya sebatas
melepaskan gigitannya.

Obat infeksi Piscinoodinium (Velvet)


Pengobatan terhadap infeksi Piscinoodinium dapat dilakukan dengan
perendaman jangka panjang dalam larutan garam dengan konsentrasi 10
gram per 45 liter air. Atau 1 sendok teh per 4 liter air.

243
Kategori Perawatan Koi dengan Garam Ikan

Sebagaimana tertera pada tabel berikut ini :

Perawatan Manfaat Dosis Durasi


2-5 menit,
tergantung
Menghilangkan 2.5% - 3%, atau kondisi
Mandi Garam parasit yang kira-kira 1 kg kesehatan,
(Salt Bath) menempel dan garam untuk 50 angkat segera
infeksi bakteri liter air bila Koi
kehilangan
keseimbangan
0.3% - 0.5%
Membantu Koi
Terapi Garam Atau kira-kira 5
manahan serangan 2-4 minggu
(Salt Therapy) kg garam untuk
parasit
1 Ton air

Agar konsentrasi 0.2%-0.4%


Perawatan
garam di dalam Atau kira-kira 2 Disesuaikan
kolam Koi
kolam menjadi kg garam untuk keperluan
(profilaktik)
stabil 1 Ton air

2. Dimilin

Bagi pehobi Koi, tentu tak asing lagi


dengan obat Dimilin. Dimilin dipercaya
sangat ampuh untuk memberantas
berbagai jenis parasit Krustasea
Copepoda seperti Lernaea (Anchor
Worm), Ergasilus (belatung insang),
Argulus sp. (Kutu ikan). dll

Cara Dimilin bekerja

Serangga pada dasarnya memiliki


exoskeleton (rangka) yang berada di luar,
244
tidak seperti manusia yang memiliki rangka di dalam tubuh. Secara
berkala, exoskeleton akan menua dan terlepas untuk kemudian
digantikan dengan yang baru. Komponen utama dari exoskeleton
serangga ini adalah zat yang disebut chitin.

Dimilin bekerja dengan mengganggu pertumbuhan chitin tersebut. Pada


stadium larva, serangga akan terus makan dan berkembang secara
normal sampai mereka melepaskan exoskeleton lama mereka. Namun
mereka akan mati karena exoskeleton baru tidak terbentuk dengan
baik.

Dosis:
 Dosis yang dianjurkan adalah 1gram/1ton air.
 Masa Pengobatan selama seminggu
 Perawatan kedua 10 -14 hari tergantung ketahanan parasit.

2. ELBAYOU (ELBAGIN)

Obat yang berbentuk bubuk


yang memiliki kandungan aktif
Nifurstyrenat-Sodium.
Kandungan ini sangat efektif
untuk menangkal serangan
bakteri. Kelebihan Elbayou
juga karena bahannya yang
cepat diserap ke dalam tubuh
Koi dan menunjukkan hasil
yang baik untuk melawan
serangan bakteri Aeromonas. Elbayou juga ampuh untuk mengatasi
penyakit yang disebabkan Penyakit Columnaris (bercak putih atau karat
merah) dikenal juga sebagai penyakit Fin Rot. Penyakit ini disebabkan
oleh bakteri Columnaris, yang sering menyerang Koi pada musim panas
atau saat suhu dan pH tinggi.

Dosis :
5-10 gram per 100 liter air selama 24 jam.

245
3. POMATE

Salah satu obat yang paling


populer di kalangan pecinta Koi
adalah POMATE. Produk obat dari
Singapura ini dikenal cukup
ampuh untuk mengobati beberapa
macam penyakit Koi
seperti fungus (jamur), White Spot,
Finrot, Cloudy Eyes dan beberapa
penyakit lainnya. Obat ini juga
seringkali dipakai untuk
pencegahan dari serangan penyakit ketika Koi dalam proses pengiriman.

Dosis :

- Untuk pengobatan : 5 gr per 500 liter air


- Untuk pencegahan : 5 gr per 1.000 liter air

4. PK (Kalium Permanganat)

Pernahkah anda mendengar


istilah „PK‟ yang seringkali
digunakan sebagai antiseptik di
dunia perikanan?. Mungkin ada
sedikit salah kaprah perihal istilah
PK ini yang mana seharusnya
disebut „KP‟ yaitu singkatan dari
Kalium Permanganat. Entah
bagaimana asal-usulnya sehingga
disebut „PK‟, tapi yang jelas, PK
dapat digunakan untuk
Bentuk fisik PK berupa sebuk kristal berwarna
ungu tua kehitaman pengobatan Koi.

Di Eropa atau Amerika dan di negara lainnya, Kalium Permanganat (PK)


juga populer dikenal dengan Potassium Permanganat (PP), yang mana
rumus kimianya adalah KMNO4. Senyawa kimia ini merupakan garam yang
246
+
mengandung ion K dan MnO−4, yang berfungsi sebagai agen
pengoksidasi (oksidator) yang kuat.

Bentuk fisik PK adalah berupa serbuk kristal dan jika terlarut dalam air akan
menghasilkan larutan berwarna ungu tua. Penguapan larutan ini
meninggalkan kristal prismatik berwarna ungu kehitaman.

Larutan PK dapat digunakan untuk merawat kolam dan mengobati Koi


anda. PK seringkali digunakan oleh para pehobi untuk mengobati Koi yang
terserang berbagai jenis parasit dan infeksi bakteri. Ada pula yang
digunakan hanya sebatas sebagai pencegahan agar penyakit tak
menyerang Koi.

Penting untuk dicatat bahwa larutan PK dapat beracun atau membunuh


bagi organisme air jika tidak digunakan dengan benar. Jika anda
menggunakan PK untuk merawat kolam anda, maka terlebih dahulu,
putuskan aliran air yang menuju ke dalam ruang filter, sebab PK dapat
merusak sistem filter biologi.

Khasiat PK sebagai Obat


Dari berbagai pengalaman
dalam pengobatan Koi,
menunjukkan bahwa PK dapat
membunuh Saprolegnia,
Costia, Chilodinella, Ich,
Trichodina, Gyrodactylus dan
Dactylogyrus, Argulus,
Piscicola, Lernea, Columnaris
dan bakteri lainnya seperti
Edwardsiella, Aeromonas,
Pseudomonas, plus Algae dan
Serbuk kristal PK setelah larut dalam air akan Ambiphrya.
berwarna ungu tua
Penggunaan PK khususnya
untuk membunuh Argulus, Lernea and Piscicola hanya efektif digunakan
dengan metode perendaman dengan dosis : 10-25 ppm selama 90 menit.
Begitu pula untuk Costia dan Chilodinella.

247
Beberapa khasiat lain dari PK adalah sebagai disinfektan luka, dapat
mengurangi aeromanoas (hingga 99%) dan bakteri gram negatif lainnya,
juga dapat membunuh Saprolegnia yang umum dijumpai sebagai infeksi
sekunder pada Ulcer.

Indikasi :
PK dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit Koi antara lain :
Body Ulcers (luka atau borok pada kulit Koi), Body Fungus (serangan
jamur), Fin or Mouth Rot (pembusukan pada sirip dan mulut Koi)

Penggunaan PK di dalam Kolam Koi

Jika suatu ketika anda melihat Koi-Koi anda terserang penyakit kulit secara
masal misalnya, maka anda dapat merawat kolam dengan menggunakan
larutan PK. Perlakuan seperti ini dimaksudkan untuk membunuh parasit dan
bakteri yang menyerang semua Koi di dalam kolam. PK mengoksidasi
bahan organik, termasuk pada permukaan bakteri dan parasit yang
menyebabkannya.

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah membebaskan (by pass)


sistem filter biologi yang ada pada kolam anda. Mengapa demikian? Sebab
larutan PK dapat membunuh bakteri yang ada di dalam ruang filter.
Setelah itu, tambahkan aerasi (gelembung udara) di dalam kolam, untuk
menambah pasokan oksigen yang diperlukan. Bila perlu, tambahkan extra
pump untuk meningkatkan gerakan air.

Jika kolam anda cukup luas dan dalam, maka anda dapat mengurangi
volume air kolam secukupnya, untuk menghemat penggunaan obat.

Selanjutnya, tuangkan kristal PK ke dalam sebuah wadah atau ember yang


berisi air sesuai dosis yang tepat. Kemudian aduk beberapa menit hingga
PK terlarut seluruhnya. Setelah itu, tebarkan larutan PK di dalam ember
tersebut ke seluruh penjuru kolam secara merata. Kondisi air kolam anda
tentu akan berubah menjadi berwarna ungu karena telah tercampur dengan
larutan PK. Tak perlu khawatir, karena memang begitulah kondisinya.

248
Kondisi air kolam menjadi berwarna ungu atau merah muda
ketika sedang dilakukan perawatan dengan menggunakan PK.

Biarkan kolam anda selama 6-8 jam, namun sesekali anda perlu mengamati
Koi-Koi anda. Jika larutan PK yang dimasukkan ke dalam kolam terlalu
pekat (over dosis) maka Koi anda akan memberikan reaksi antara lain
dengan meloncat-loncat. Jika menemukan kondisi ini, segera tambahkan air
kolam agar kepekatan larutan berkurang. Setelah beberapa jam terendam
larutan PK, warna air kolam secara berangsur berubah menjadi kecoklatan.

Setelah masa perawatan selama 6-8 jam berakhir, maka yang perlu anda
lakukan adalah dengan menaburkan Hidrogen Peroksida (H2O2) untuk
menetralisir PK yang terlarut di dalam air kolam. Atau cara lainnya yang
bisa dlakukan adalah dengan mengurangi sebagian air kolam dan
memasukkan air baru secara bertahap.

249
Catatan Penting : Terkait dengan penggantian air kolam, jangan pernah
anda menguras seluruh air kolam dan menggantinya dengan air baru.
Sebab hal ini dapat membahayakan Koi anda, karena kondisi air baru tentu
sangat berbeda dengan air yang sudah lama di kolam anda. Perubahan
kondisi air kolam yang ekstrim, dapat mengakibatkan kematian masal pada
Koi. Jika misalnya diputuskan untuk mengakhiri perawatan, maka
tambahkan Hidrogen Peroksida 30% dengan dosis 20 ml per 1.000 liter air
kolam. Air akan kembali bersih dalam waktu sekitar 10 sampai 30 menit.

Biasanya, setelah melakukan perawatan kolam dengan menggunakan


larutan PK sesuai langkah diatas, maka kondisi Koi anda menjadi lebih baik.
Namun demikian, jika selama 2-3 hari kemudian, tak menunjukkan
perubahan, maka anda dapat mengulangi lagi hal yang sama.

Dosis :

3g Kalium Permanganat (PK) per 1.000 L air.


20 ml Hidrogen Peroksida per 1.000 L air.

Kalium Dip
Kalium dip digunakan untuk
membunuh semua parasit
dan bakteri yang mungkin
ada pada Koi, yaitu
dilakukan dengan cara
merendam Koi pada larutan
PK yang pekat namun
berlangsung dalam waktu
yang singkat.

Metode ini digunakan untuk


Kalium Dip. Metode pengobatan ini dilakukan dengan
cara merendam Koi di didalam wadah berisi larutan PK mengobati beberapa Koi saja
yang pekat dalam waktu singkat yang terserang penyakit,
tanpa menganggu Koi
lainnya yanga ada di kolam.

Untuk melakukan metode ini, perlu melakukan hal berikut :


250
- Maksimal 5 menit per Koi.
- Siapkan wadah pertama berupa wadah plastik (ember) untuk
menampung larutan PK. Wadah harus cukup dalam sehingga air dapat
menutupi seluruh tubuh ikan.
- Siapkan wadah kedua berupa wadah plastik untuk air bersih. Wadah
harus cukup menampung air hingga menutupi seluruh tubuh Koi.
- Dosis : 1 ppm atau 1 g Kalium Permanganat (PK) per 10 L air
- Hati-hati, Percikan air dapat melukai mata anda. Pakailah sarung
tangan karet untuk melindungi iritasi pada kulit.
- Tambahkan airstone (aerasi) pada wadah untuk menambah pasokan
oksigen.
- Koi yang lebih kecil membutuhkan waktu perendaman lebih singkat. Koi
yang lebih besar dapat dibiarkan hingga 8 menit.
- Jika Koi mulai menjadi stres dan melompat, lepaskan segera dari
wadah pertama dan letakkan di wadah kedua.
- Setelah Koi direndam beberapa saat di dalam wadah pertama,
kemudian pindahkan ke wadah kedua. Ketika Koi berada di dalam
wadah kedua, bersihkan semua larutan PK yang menempel pada tubuh
Koi dengan cara menggosok-gosok badan Koi dengan tangan anda.
Pastikan seluruh larutan terlepas dari permukaan kulit Koi sebelum
memasukan kembali Koi ke dalam kolam.
- Larutan PK dapat mengotori pakaian dan sulit untuk menghilangkan
noda akibat terkena larutan PK tersebut. Oleh sebab itu, pakailah baju
lama anda.

Tindakan Pertolongan Pertama


- Jika sampai terhirup, maka berikan udara segar atau pernapasan
buatan dan segera berkonsultasi dengan dokter
- Setelah kontak dengan kulit, segera cuci dengan air selama sekitar 15-
20 menit.
- Jika sampai tertelan, jangan memaksakan muntah, tapi minumlah
banyak air dan segera berkonsultasi dengan dokter.
- Jika terkena mata, siram mata anda dengan banyak air setidaknya
selama 15 menit dengan kelopak mata terbuka lebar dan segera
hubungi dokter mata.
-

251
5. MALACHITE GREEN

Malachite Green adalah bubuk yang


mengandung pewarna Triphenyl
Methane yang seringkali digunakan
untuk mengatasi serangan parasit dari
golongan protozoa, seperti: Ichtyobodo,
Flukes insang, Trichodina, dan White
Sspot, juga sebagai fungisida. Malachite
green lebih bagus jika digunakan
bersama-sama dengan formalin.
Malachite Green dapat berdampak
buruk bagi filter biologi dan tanaman
air.

Penggunaan bubuk Malachite Green dengan cara melarutkan ke dalam air


dengan konsentrasi 1%. Banyak dijual di pasaran yang sudah berbentuk
larutan.

Dosis :

Dosis 0.1 - 0.2 ml dari larutan 1% per 10 liter air, sebagai perlakuan
perendaman jangka panjang. Pemberian dosis dapat dilakukan setiap 4-5
hari sekali. Sebelum pemberian dosis dilakukan, disarankan untuk
mengganti air sebanyak 25 %

Dosis 1 - 2 ml dari larutan 1% per 10 liter, sebagai perlakuan jangka pendek


(30 - 60 menit). Perlakuan dapat di ulang setiap 2 hari sekali dan dapat
dilakukan sebanyak 4-5 ulangan.

Dosis campuran antara Malachite Green dan Formalin adalah 0.05 - 0.1
ppm MG dan 10 -25ppm Formalin.

Malachite Green dapat pula diberikan sebagai disinfektan pada telur dengan
dosis 5 ppm selama 10 menit.

252
6. METHILENE BLUE (METIL BIRU)

Metil biru merupakan pewarna


thiazine yang digunakan sebagai
bakterisida dan fungsida. Obat ini
berpengaruh buruk terhadap
filterasi biologi, juga pada
tanaman air. Metil biru efektif
digunakan untuk pengobatan
Ichthyopthirius (White Spot) dan
jamur. Selain itu, juga sering
digunakan untuk mencegah
serangan jamur pada telur ikan.

Metil biru biasanya tersedia di pasaran dengan konsentrasi 1 - 2 persen,


selain itu tersedia pula dalam bentuk serbuk.

Dosis :

- Untuk infeksi bakteri, jamur dan protozoa dosis yang dianjurkan adalah
2 ml larutan dengan konsentrasi 1 persen per 10 liter air. DIlakukan
melalui perendaman jangka panjang.

- Untuk mencegah serangan jamur pada telur Koi, dosis yang dianjurkan
adalah 2 mg/liter. Caranya adalah dengan meneteskan sedikit demi
sedikit pada bak pemijahan, sampai air berwarna biru jernih, (air masih
tembus pandang). Hal ini cukup dilakukan sekali saja hingga warna
terdegradasi secara alami.

Dengan demikian, apabila telur menetas nanti dan burayak makan


untuk pertama kali diharapkan sudah tidak akan terpengaruh oleh
kehadiaran metil biru tersebut. Setelah telur menetas, penggantian air
sebanyak 5 % setiap hari dapat dilakukan untuk membantu mengurangi
kadar metil biru dalam air tersebut, dan juga membantu mengurangi
akumulasi bahan organik dan amonium yang mungkin terbentuk di
dalam bak pemijahan.
253
“ Gunakan obat dengan dosis yang tepat sesuai dengan penyakitnya ”

254
“Kunci kesuksesan budidaya Koi, terutama
ditentukan oleh kualitas induk”
255
J. BUDIDAYA

Sebagaimana kita ketahui, Koi adalah jenis ikan yang sama seperti ikan
mas dan ikan-ikan konsumsi lainnya. Tapi bedanya, Koi sebagai ikan hias,
sedangkan ikan mas, gurami, patin dll adalah ikan untuk dikonsumsi.
Sebagai hiasan, Koi tentu memiliki nilai artistik dan estetik tertentu yang
tidak dimiliki oleh ikan konsumsi lainnya.

Oleh sebab itu, jika anda ingin membudidayakan Koi, tentu anda harus
punya cita-cita dan keinginan untuk memperoleh hasil yang sebaik-baiknya
bukan?

Keberadaan Koi di Indonesia sebagai ikan hias penghuni kolam, semakin


dikenal luas dan sudah saatnya bisa bersaing mutunya dengan Koi yang
diproduksi di negara lain, khususnya Jepang. Untuk itu, peran para
pembudidaya atau petani Koi yang ada di Indonesia sangatlah diperlukan.

Budidaya Koi tidak sekadar memproduksi Koi dalam jumlah yang besar,
namun lebih fokus pada kualitasnya. Tidak seperti pada ikan konsumsi
lainnya yang dijual dengan standar harga tertentu sesuai dengan ukuran
beratnya, namun Koi tidak sekadar di nilai dengan harga transaksi jual beli,
namun Koi juga bisa diapresiasi. Oleh sebab itu, menjual Koi bukanlah dari
segi jumlah dan ukuran beratnya tapi berdasarkan kualitas setiap ekornya.
256
Diperlukan Induk Koi yang memiliki keunggulan tertentu, agar
diperoleh hasil budidaya Koi yang baik

Harga seekor Koi yang sampai ratusan juta, hingga setara milyaran rupiah
sebagai bukti bahwa para pecinta Koi memberi apresiasi yang luar biasa
atas keberadaan Koi yang memiliki kualitas tinggi.

1.Berbudidaya Koi dengan benar

Bila ada yang bertanya, bagaimana caranya agar budidaya Koi dapat
menghasilkan Koi yang bermutu tinggi, maka penulis memberikan beberapa
tips dan saran sebagaimana berikut ini :

257
2.Persiapan Sarana dan Prasarana

Jika anda telah mampu membudidayakan ikan mas konsumsi dengan baik,
maka saya berani menjamin bahwa anda pun bisa melakukannya pada Koi.
Sebab proses pemijahan dan perawatan Koi adalah sama persis dengan
budi daya ikan mas. Hanya saja perbedaanya adalah terkait dengan proses
pemilihan (seleksi) Koi untuk memperoleh kualitas yang baik.

Memilih Induk Koi

Hal yang paling penting dalam berbudi daya Koi adalah pemilihan Induk.
Jangan sembarang memilih Koi untuk dijadikan pasangan Koi. Oleh karena
itu, ada baiknya sebelum terjun sebagai breeder, anda perlu meningkatkan
wawasan dan pengetahuan terutama mengenai bagaimana memilih Koi
yang berkualitas. Artikel tentang bagaimana mengapresiasi Koi juga sudah
banyak tersedia melalui internet, sehingga anda dengan mudah
mendapatkannya.

Bila telah memiliki pengetahuan dasar untuk menilai kualitas Koi, maka
tentu anda sudah bisa mulai mencari calon induk sebagai modal utama
dalam berbudidaya Koi.

Untuk memperoleh Induk Koi yang berkualitas, tidak harus membelinya


dalam keadaan sudah siap pijah (menggendong telur), tapi bisa juga
dengan mencari Koi dengan kualitas baik pada ukuran 35-40 cm untuk
dipelihara selama 1 atau 2 tahun, sampai siap menjadi induk. Sangat
disarankan dan apabila tersedia cukup modal, pergunakan induk Koi import
(asli dari jepang).

Namun hal ini tentu terdapat kendala yaitu harganya yang tidak murah. Koi
import yang asli didatangkan dari Jepang dan sudah siap menjadi Koi Induk,
tentu harganya selangit, sebab di Jepangpun Koi-Koi induk (Oya Goi) juga
tidak mudah memperolehnya. Kalaupun ada yang menyediakan, tentu
dengan harga yang sangat mahal.

Mengapa demikian?

258
Koi breeder di Jepang, sangat selektip dalam memilih induk Koi.

Sebab Koi yang dapat digunakan sebagai induk harus memiliki keunggulan
dengan kualitas tertentu. Selain itu, induk Koi dipilih dari garis keturunan
(bloodline) tertentu pula. Para breeder (pembudidaya) Koi di Jepang
meyakini bahwa Koi dari garis keturunan tertentu akan mewarisi sifat atau
keunggulan kualitas yang menurun dari para leluhurnya.

Namun demikian, menggunakan Koi lokal sebagai induk (apalagi keturunan


Koi import), bisa juga dilakukan namun harus dilakukan secara selektif agar
dapat memperoleh peranakan Koi yang baik.

Panjang badan induk Koi

Untuk memperoleh keturunan yang baik dan bisa menjadi besar (Koi
Jumbo), diperlukan Koi induk dengan ukuran yang besar pula. Gunakan
induk Koi dengan ukuran minimal 70 cm. Mengapa? Sebab sifat genetik
dari Induk Koi akan menurun kepada anak-anaknya.

259
Induk Koi yang baik, panjangnya lebih dari 70 cm

Bila induk Koi ukurannya hanya sekitar 50 cm, apalagi dibawah 40 cm,
maka keturunannya nanti juga sulit menjadi panjang dan besar.. Peranakan
Koi yang bisa cepat tumbuh besar hanya bisa diperoleh dari induk yang
juga memiliki sifat genetik tertentu khususnya dari panjang badan.

Memiliki Keunggulan tertentu

Selain panjang badannya


diatas 70 cm, induk Koi harus
punya keunggulan tertentu.
Induk Koi tidak harus Koi
juara. Faktanya, justru banyak
Koi yang berhasil menjadi
juara kontes adalah berasal
dari induk yang sama sekali
tidak pernah menang kontes.
Contoh Koi dengan warna yyang bagus untuk
dijadikan induk. 260
Induk Koi harus memiliki keunggulan tertentu antara lain :

- Kualitas warna (merah atau hitam) yang sangat pekat. Atau warna
putihnya sangat putih (seputih salju). Sedangkan untuk kualitas pola
(pattern) tidak diutamakan. Khusus untuk Kohaku sebaiknya dengan
pola yang lebar.
- Bentuk badan terlihat kekar atau dikenal dengan istilah „bulky‟, yaitu
bentuk punggungnya yang sedikit lebih lebar dibandingkan dengan
bagian kepalanya
- Bentuk badan yang bulat lonjong seperti torpedo, dengan kepala seperti
bulat telur
- Sisik Ginrin yang rata, jelas dan berkilauan, bila ingin memperoleh
keturunan Ginrin
- Jika ingin memperoleh keturunan Tancho, gunakan induk Tancho
Kohaku yang bagus kualitas warna marahnya, dan pastikan di seluruh
tubuhnya tidak terdapat sedikitpun sisik berwarna merah atau hitam.

Pejantan Pilihan

Dalam sebuah proses


pemijahan Koi, jumlah
pejantan yang diperlukan,
antara 2-3 ekor. Semakin
banyak jumlah telur yang
digendong, diperlukan lebih
banyak pejantan sebab seekor
koi pejantan saja tidak cukup
untuk membuahi seluruh telur
Koi yang jumlahnya hingga
ratusan ribu butir. Koi pejantan
yang digunakan juga harus
mempunyai keunggulan
tertentu, antara lain diperlukan
Koi pejantan diperlukan untuk melengkapi
kesempurnaan pada pola Koi sebagai penyeimbang pola.
Bila induk Koi Kohaku memiliki
pola kecil-kecil (komoyo) maka sebagai penyeimbang adalah dengan cara
memilih pejantan yang polanya lebar (omoyo). Atau bila ingin mendapatkan

261
Sanke dari induk Kohaku, maka pakailah pejantan Sanke yang cukup
banyak warna sumi (hitam). Yang pasti, warna merah dan hitam pada Koi
pejantan harus benar-benar bagus, pekat dan mengkilat.

Seleksi Koi (Koi Culling)

Inilah perbedaan yang


prinsip antara budidaya Koi
dan ikan Mas. Bila budidaya
ikan Mas yang diutamakan
adalah jumlah ikan atau
beratnya, sedangkan di
dalam budidaya Koi yang
diinginkan adalah kualitas
warna, pola dan bentuk
badannya. Biar hasilnya
sedikit tapi berkualitas.
Koi culling dilakukan pertama kali ketika burayak Sebab hanya Koi yang
berumur 1 bulan
berkualitas saja yang
berhak dinilai dengan harga yang tinggi.

Dalam budidaya Koi dikenal istilah culling yaitu tahap seleksi atau pemilihan
pada bibit (anakan) Koi. Pada tahap pertama, burayak Koi yang baru
berumur 1 bulan (ukuran dibawah 3 cm), harus diseleksi terlebih dahulu
sebelum dimasukkan kedalam kolam pembesaran. Mengapa demikian?
Sebab untuk memperoleh Koi yang berkualitas di dalam satu masa
pemijahan, tidak lebih dari 2 % dari seluruh burayak yang ada. Seleksi
burayak dilakukan sejak awal dimaksudkan dalam rangka efisiensi tempat
untuk pembesaran dan penghematan biaya perawatan (pakan, obat-obatan
dlsb)

Sebagaimana kita ketahui, anakan Koi yang berkualitas maupun yang tidak,
jumlah atau berat pakan maupun perawatan yang dibutuhkan adalah sama
untuk setiap ekornya. Bahkan seringkali terjadi, Koi yang tidak punya
kualitas justru yang lebih banyak menghabiskan pakan. Oleh sebab itu,
untuk efisiensi, proses seleksi bibit sangat di perlukan guna mengurangi

262
jumlah populasi dan memastikan bahwa Koi yang dibesarkan, hanya yang
berkualitas.

Dalam proses seleksi bibit, diperlukan ketelitian dan ketekunan, sebab


harus meneliti satu per satu terhadap semua burayak Koi yang ada. Maka
dari itu, akan lebih baik jika dilakukan oleh orang-orang yang telah
berpengalaman.
Setelah seleksi tahap
pertama, kemudian dilakukan
seleksi tahap kedua yaitu
ketika Koi sudah berumur 2
bulan. Pada tahap ini ukuran
Koi sudah cukup besar
antara 10-15 cm dan terakhir
bila perlu pada saat Koi
berusia 3 bulan.

Secara umum, Koi culling


dilakukan sebanyak 3 (tiga)
Seleksi anakan Koi, khusus untuk varitas showa lebih
sering dilakukan kali. Sedangkan khusus
untuk varitas Showa, perlu
proses seleksi hingga 4-5 kali, sebab perubahan pola dan warna pada
Showa lebih sering terjadi dibandingkan varitas Koi lainnya.

Kualitas pakan

Dalam pertumbuhannya, Koi membutuhkan pakan yang mengandung


protein tinggi. Pakan Koi dengan komposisi protein tinggi tidaklah murah.
Oleh karena itu, pastikan bahwa semua bibit Koi yang dibesarkan hanya
yang berkualitas, demi menekan biaya perawatannya.

Kolam Lumpur (mud pond)

Untuk membesarkan bibit Koi, diperlukan kolam lumpur atau kolam alami
dengan dasar tanah. Kolam tidak perlu terlalu dalam namun cukup lebar
atau luas dan langsung berada dibawah terik matahari. Mengapa? Sebab
kolam lumpur (mud pond) secara alami memproduksi pakan alami untuk m

263
Mud pond (kolam lumpur), menyediakan pakan alami yang dibutuhkan untuk pertumbuhan Koi

menunjang pertumbuhan dan kualitas warna dan sinar matahari diperlukan


untuk pertumbuhan dan perkembangan sel-sel Koi.

3.CARA PRAKTIS MEMIJAHKAN KOI

Untuk memijahkan Koi, pada dasarnya sama dengan cara yang dilakukan
dalam pemijahan pada ikan mas konsumsi. Pemijahan Koi dengan tujuan
budidaya (farm/peternakan), tentu diperlukan lahan yang luas yang
digunakan untuk membangun beberapa kolam pendederan dan
pembesaran burayak Koi. Namun demikian, anda bisa saja melakukan
sendiri pemijahan Koi anda, meski lahan yang ada dirumah anda cukup
terbatas.

Bila anda ingin mencoba untuk memijahkan sendiri Koi anda, berikut ini
adalah beberapa informasi dan cara praktis yang bisa anda lakukan.

264
Cara mengetahui Koi siap pijah

Sebelum melaksanakan proses


pemijahan Koi, yang perlu
anda ketahui adalah apakah
Koi induk telah memasuki
masa siap pijah, dimana
kondisi telur yang berada di
dalam perut Koi sudah matang
dan siap untuk dibuahi.
Kemudian, di dalam satu
proses pemijahan, seekor
induk Koi betina memerlukan
Koi pejantan sebanyak 2 atau
Induk Koi Betina (Female) 3 ekor.

Induk Koi betina yang siap pijah menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut :

 Pada bagian perut tampak membesar sebab sedang mengandung ribuan


telur.
 Bila dipegang pada bagian bagian perut bawah, maka akan terasa
lembek. Bila masih terasa keras, maka telur yang ada belum matang, dan
belum bisa dipijahkan.
 Pada bagian dubur tampak bulat dan membesar, sedikit menonjol dan
berwarna kemerahan.

Sedangkan untuk mengetahui Koi jantan yang siap pijah, dapat diketahui
dengan mengamati beberapa tanda berikut :

 Perilaku Koi jantan tampak lebih agresif dalam mengejar Koi betina
 Pada bagian penutup insang, apabila diraba terasa kasar, seperti amplas
halus
 Untuk lebih memastikan, maka bila anda mengurut bagian perut ke arah
dubur, maka Koi jantan akan mengeluarkan cairan sperma berwarna
putih.

265
Nah, bila anda telah memperoleh pasangan induk Koi yang siap pijah
sebagaimana tersebut diatas, maka anda bisa mulai mempersiapkan
beberapa fasilitas yang diperlukan antara lain :

Kolam Pemijahan
Untuk memijahkan Koi,
diperlukan wadah tersendiri.
Tujuannya adalah agar telur
yang dikeluarkan tidak
dimakan oleh Koi lainnya..
Kolam khusus yang diperlukan
untuk memijahkan Koi tidak
perlu terlalu luas, cukup
berukuran panjang 2-3 m dan
lebar 1,5 - 2 m.

Tempat pemijahan Koi tidak


Kolam portable yang terbuat dari bahan Fiberglass
harus berupa kolam dari bak
semen (concrete block) namun bisa berupa kolam portable (dapat dipindah-
pindahkan) yang terbuat dari bahan Fibreglass sebagaimana tampak pada
gambar.

Bila anda ingin membuat kolam pemijahan sendiri dengan biaya yang relatif
murah, maka anda dapat mengikuti beberapa tips pembuatan kolam plastik
berikut ini.

Pembuatan Kolam Plastik

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kolam pemijahan tersebut


dapat berupa bambu atau kayu kaso dan atau reng yang banyak tersedia di
toko-toko bangunan, dan plastik terpal, yang biasa digunakan sebagai
bahan pembuatan tenda. Bentuk kerangka kolam yang perlu dipersiapkan
terlebih dahulu sebagaimana tampak pada gambar berikut ini :

266
Gambar Kerangka kolam plastik

Setelah selesai membuat kerangka


tersebut, maka langkah berikutnya
adalah memasang lembaran plastik
terpal, yang biasa digunakan untuk
membuat tenda atau warung.

Pemasangan plastik terpal


Terpal Plastik sebagaimana tampak pada gambar
berikut ini .

267
Gambar kolam plastik yang siap digunakan

Egg Media sebagai tempat menempel telur Koi

Sesuai dengan mekanisme


reproduksi, Koi termasuk jenis
ikan yang melakukan
pembuahan telur di luar
tubuhnya. Dalam proses
pemijahan, telur akan
dikeluarkan oleh induk Koi
secara bertahap dalam
beberapa jam dan biasanya
berlangsung pada malam
hari.
Spawning Rope

268
Ketika telur-telur dikeluarkan oleh induk Koi betina, maka secara bersamaan
Koi jantan juga mengeluarkan sperma dan kemudian terjadilah pembuahan.
Koi betina memiliki naluri untuk menyebarkan semua telurnya yaitu dengan
cara menggelepakkan ekor saat telur-telur dikeluarkan. Tujuannya adalah
agar butiran telur tidak saling menempel (terpencar), sehingga
memudahkan sperma untuk membuahi setiap butir telur yang ada.

Ketika proses pemijahan


sedang terjadi maka Koi
betina secara naluriah akan
berenang-renang ke
berbagai penjuru kolam
dengan maksud agar semua
telurnya tersebar secara
merata. Oleh sebab itu,
perlu disediakan media
sebagai tempat menempel
telur. Media ini dikenal
dengan egg media
atau spawning rope yang
Spawning rope buatan sendiri dengan menggunakan dapat anda peroleh di toko
bahan tali plastik (rafia) atau Koi dealer langganan
anda.
Bila anda mengalami kesulitan memperoleh spawning rope tersebut, maka
dapat membuat sendiri dengan menggunakan bahan tali plastik (rafia) yang
dipotong-potong seukuran 40 s/d 50 cm.

Potongan tali rafia tersebut dibagi menjadi banyak ikatan dan dipasang di
dasar kolam pemijahan. Tempatkan di dasar kolam dan usahakan agar
serpihan tali melayang-layang di dalam air sehingga dapat tersentuh oleh
tubuh induk Koi.

Gesekan antara tali dan tubuh induk Koi akan membuat suasana alami,
sehingga scara naluriah, Koi sudah berada pada tempat yang tepat untuk
berpijah.

.
269
Induk Koi betina secara naluriah akan mencari media sebagai tempat menempel ribuan
telurnya. Media tersebut berupa spawning brushes yang terbuat dari plastik dan bentuknya
seperti sikat panjang.

Proses Memijahkan Koi


Setelah kolam pemijahan
selesai dibuat, maka dapat
diisi air setinggi 30 cm.
Pasang aerator (pompa
udara) untuk menambah
kandungan oksigen yang
terlarut di dalam air.
Biarkan pompa udara
bekerja non stop selama
24 jam.
Selanjutnya masukkan egg
media (spawning
Pasangan induk Koi yang siap berpijah rope/brushes) dan
diamkan selama sehari
semalam untuk meningkatkan kandungan oksigen di dalam air kolam
pemijahan.

270
Jangan lupa, pasang jaring atau net sebagai penutup kolam pemijahan
untuk menghindari Koi melompat keluar kolam. Dengan demikian kolam
pemijahan telah siap digunakan.

Hari berikutnya, pada


sekitar pukul 15.00 (jam 3
sore), tambahkan air baru
ke dalam kolam pemijahan
hingga air kolam setinggi
40 cm dengan maksud
untuk meningkatkan suhu
air, sebab Koi biasanya
akan terangsang untuk
melakukan pemijahan pada
suhu air yang hangat.

Setelah itu masukkan


Pergunakan jaring (net) untuk menghindari Koi
semua Koi jantan sebanyak
melompat keluar kolam
2 atau 3 ekor, tanpa Koi
betina. Biarkan para pejantan terlebih dahulu berenang-renang dan
menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada. Baru kemudian setelah
berselang kira-kira 2 jam, tiba giliran Koi betina dimasukkan ke dalam kolam
pemijahan.
Koi-Koi pejantan yang telah lebih dahulu berada di dalam kolam, begitu
melihat ada seekor Koi betina yang baru masuk, maka merekapun segera
menghampiri, mengejar-ngejar dan seolah tak sabar untuk segera
membuahi.

Kondisi dimana Koi betina yang terus dikejar-kejar oleh para pejantan ini
akan berlangsung hingga tengah malam. Pada waktu sepertiga malam
terakhir, biasanya sekitar jam 2 pagi, proses pemijahanpun dimulai.
Sedikit demi sedikit, induk betina mengeluarkan telurnya. Proses pemijahan
ini berlangsung sampai beberapa jam, tergantung banyaknya telur yang
dikandung oleh induk Koi betina.

Yang perlu menjadi perhatian selama proses pemijahan, adalah bahwa


anda harus terus memantau proses pemijahan tersebut dengan maksud
271
agar setelah seluruh telur telah dikeluarkan oleh Induk Koi, maka semua
Koi, baik Koi betina dan pejantan, harus segera dipindahkan dari kolam
pemijahan. Mengapa? Sebab setelah pemijahan selesai, Koi akan merasa
lapar dan telur-telur yang ada akan disangka sebagai makanan dan akan
dilahap habis oleh induknya sendiri. Oleh karena itu segera angkat semua
Koi yang ada agar seluruh telur dapat terselamatkan.

Meski seluruh persiapan telah dilakukan dengan baik, namun proses


pemijahan terkadang tidak atau belum terjadi. Bila demikian halnya maka
pada keesokan hari berikutnya, angkat induk Koi betina dari kolam
pemijahan dan masukkan ke dalam kolam lainnya.

Biarkan pejantan tetap berada di dalam kolam pemijahan dan tunggu


hingga menjelang sore dan anda bisa mengulangi lagi tahap demi tahap
sesuai uraian diatas.

Telur yang sudah dibuahi dipindahkan ke kolam penetasan. Setelah 1-2


hari, telur-telur koi itupun sudah mulai menetas.

Cara tradisional untuk merangsang pemijahan Koi

Ada beberapa cara tradisional untuk merangsang induk Koi segera memijah
yaitu antara lain dengan memasukkan putih telur ayam mentah kedalam
kolam pemijahan. Hal ini dimaksudkan untuk menimbulkan aroma khusus
yang membuat Koi dapat segera berpijah.

Selain itu, bisa juga dengan cara memasukkan potongan bata merah
(bahan bangunan) yang telah di jemur di bawah terik matahari terlebih
dahulu. Gunakan bata merah yang telah kering tersebut sebanyak kurang
lebih 15-20 potong dan diletakkan secara acak dan tersebar di dasar kolam,
sebelum induk Koi betina dimasukkan ke dalam kolam pemijahan.

Batu bata tersebut tersebut diyakini akan menebarkan aroma tanah alami
(bahasa jawa: angpo) dalam air, sehingga Koi merasa berada pada habitat
aslinya dan merangsang untuk segera bertelur.

272
“Pemelihara Koi perlu pengetahuan tentang cara
memelihara Koi yang baik dan benar”
273
K. ARTIKEL

SIKLUS NITROGEN

Para pemelihara Koi, tentu ingin merawat Koi hingga besar dan sehat.
Namun demikian tentu diperlukan dasar pemahaman tentang cara
pemeliharaan Koi yang benar. Dalam memelihara Koi, sesungguhnya yang
ada adalah menjaga kualitas air, agar Koi nyaman berada di dalam kolam.

Begitu banyak pemilik kolam Koi yang bertahun-tahun memelihara Koi


karena kebiasaan atau saran dari orang lain dan tak pernah mengetahui
secara pasti mengapa dan bagaimana yang harus dilakukan dalam
merawat kolam dan Koi miliknya.

Untuk dapat memahami bagaimana cara merawat air kolam, berikut ini
informasinya

SIKLUS NITROGEN

Pengetahuan tentang Siklus Nitrogen ini adalah sebagai dasar atas apa
yang harus dilakukan dalam menjaga mutu air kolam. Kunci sukses dalam
merawat Koi adalah pemahaman terhadap SIKLUS NITROGEN sebagai
berikut :
274
Dari diagram diatas, tampak bahwa Koi yang menghuni kolam adalah salah
satu komponen dalam perputaran senyawa Nitrogen atau dikenal dengan
Siklus Nitrogen.

Koi membutuhkan makanan untuk pertumbuhan badannya dan tentu saja


sisa metabolismenya adalah berupa kotoran yang akan larut dalam air
kolam.

AMMONIA

Yang paling penting untuk diketahui adalah bahwa kotoran Koi dan sisa
atau kelebihan pakan yang tidak termakan oleh Koi akan berubah menjadi
AMMONIA (ammoniak) setelah diurai oleh bakteri heterotropik.

Ammonia adalah zat yang paling berbahaya dan apabila kadarnya melebihi
batas maka dapat berakibat fatal bagi Koi. Oleh sebab itu, bila ada sisa
275
kelebihan pakan yang mengambang di kolam anda, segera angkat dan
buang, agar tidak mencemari air kolam.

NITRIT DAN NITRAT

Ammonia yang berada di dalam kolam akibat adanya kotoran dan sisa
pakan tersebut, kemudian akan diurai lagi oleh bakteri Nitrit dan jadilah
unsur kimia yang bernama NITRIT. Nitrit meski masih berbahaya bila dalam
kadar yang berlebihan, namun tidak seperti Ammonia.

Nitrit yang dihasilkan, kemudian akan diurai lagi oleh bakteri Nitrat, dan
jadilah unsur kimia lain yang bernama NITRAT. Nitrat ini sudah tidak
berbahaya lagi bagi Koi.

Sebagai Catatan, kedua jenis bakteri ini, yaitu bakteri Nitrit dan Nitrat
kemudian dikenal dengan BAKTERI NITRIFIKASI.

ALGAE, penyebab air hijau

Seringkali masalah air hijau menjadi kendala utama bagi anda yang
menginginkan air kolam yang bening. Banyak yang bertanya, mengapa air
kolam warnanya cepat sekali menjadi hijau padahal belum lama diganti air.

Berikut ini penjelasan singkat terkait dengan keberadaan air hijau :

Efek samping dari timbulnya NITRAT adalah tumbuhnya Algae atau lumut di
kolam anda dan juga adanya jenis alga bersel satu yang menyebabkan air
kolam anda berwarna hijau. Mengapa ?

Sebab Nitrat adalah sumber makanan bagi lumut dan algae. Semakin tinggi
kadar Nitrat di kolam anda maka semakin subur pula lumut dan alga bersel
satu dapat hidup disana.

Disini juga penting untuk diketahui, bahwa lumut dan algae bersel satu (si
penyebab air kolam berwarna hijau), adalah sama-sama pemangsa Nitrat.
Jadi agar Algae bersel satu tidak bisa hidup dan berkembang biak, biarkan
saja lumut tumbuh dan menempel di seluruh dinding kolam. Dengan
276
demikian, semakin banyak lumut yang ada, maka semakin banyak pula
memangsa Nitrat sehingga algae bersel satu tidak mendapatkan makanan.

Bila Algae bersel satu tidak memperoleh Nitrat sebagai makanannya, maka
akan sulit baginya untuk hidup dan berkembangbiak sehingga kolam anda
terbebas dari air hijau. Itulah pentingnya keberadaan lumut di kolam anda,
yaitu salah satunya adalah untuk membatasi jumlah alga bersel satu.

Anda tentu pernah menemui kolam yang penuh lumut, namun airnya tetap
bening bukan?

Selain lumut, tanaman air juga dapat menyerap Nitrogen yang terkandung
di dalam Ammonia, Nitrit maupun Nitrat. Oleh karena itu sangat disarankan
memanfaatkan tanaman air sebagai media filter di kolam Koi. Semakin
banyak tanaman air, maka Alga juga semakin sulit tumbuh sehingga air
kolam akan terbebas dari air hijau.

Untuk mengurangi kadar Nitrat yang berlebihan, sebaiknya seminggu sekali


atau dua mingguan, perlu dilakukan penggantian air sebanyak maks 20 %
saja. Kadar Nitrat yang berlebihan membuat air kolam akan tampak
kehijauan.

Dengan adanya penggantian air kolam secara rutin dengan tujuan untuk
membuang kadar Nitrat yang berlebihan, maka hal ini akan dapat
mengendalikan laju pertumbuhan lumut dan algae.

Keberadaan lumut yang menempel di dinding kolam juga sebagai pakan


alami bagi Koi. Oleh sebab itu, biarkan saja tumbuh dan jangan pernah
dikikis habis.

Bakteri Nitrifikasi di dalam filter biologi

Bakteri Nitrifikasi adalah sebutan bagi bakteri Nitrit dan Nitrat. Ada
pertanyaan mendasar lainnya yang perlu diketahui adalah dimanakah bisa
ditemui bakteri bakteri Nitrit dan Nitrat ?

277
Bakteri Nitrifikasi banyak terdapat di dalam ruang filter kolam. Mereka
bersembunyi diantara dan sela-sela media filter membentuk koloni. Untuk
itulah maka diperlukan peran Bioball sebagai tempat persembunyian bakteri
ini.

Rangkaian proses filtrasi dengan memanfaatkan mikroorganisma seperti ini


dikenal dengan sistem FILTER BIOLOGI, yaitu memanfaatkan keberadaan
bakteri untuk menetralisir air kolam dari bahaya racun ammonia.

Apakah diluar bak filter terdapat bakteri nitrifikasi?

Ada, tapi tak sebanyak yang berada di dalam ruang filter, sebab bakteri
nitrifikasi butuh tempat persembunyian untuk hidup menetap dan
berkembang biak.

Terkait dengan hal ini, apa yang terjadi bila kolam anda tidak menggunakan
filter?.

Tentu saja tidak akan banyak tumbuh bakteri nitrifikasi. Bila jumlah Bakteri
Nitrifikasi relatif sedikit jumlahnya, lalu siapa yang akan mengurai ammonia
yang larut dalam air kolam?

Jika jumlah bakteri nitrifikasi yang tersedia tidak cukup banyak, maka
kadar ammonia akan semakin meningkat dan semakin membahayakan
kesehatan Koi anda. Itulah alasannya, mengapa anda harus menggunakan
sistem filtrasi yang baik yaitu salah satunya dengan Sistem Filter Biologi.

278
KOI KEROKAN

Apa itu 'Koi Kerokan'?

Mungkin itulah pertanyaan yang muncul ketika pertama kali mendengar


istilah Koi kerokan. Memang tak banyak para pehobi pemula yang
mengetahui tentang hal ini.. Koi kerokan adalah Koi yang telah mengalami
operasi kecil pada kulit atau sisiknya, dengan tujuan untuk memperbaiki
penampilannya.

Operasi kecil dilakukan untuk menyempurnakan pola di kepala Tancho

279
Cosmetic Surgery

Koi yang dikerok, atau bahasa kerennya Cosmetic Surgery atau Minor
Surgery adalah operasi kecil yang dilakukan untuk mengangkat sebagian
kulit atau sisik bahkan daging Koi untuk menghilangkan warna atau pola
pada bagian tubuh tertentu agar penampilan Koi secara keseluruhan
menjadi lebih baik. Beberapa kalangan menyebutnya dengan istilah 'Cutting
Koi'. Mungkin hal ini sebagaimana yang dilakukan orang untuk memperbaiki
wajahnya agar tampak lebih cantik atau ganteng.

Koi yang dioperasi tentu sebelumnya sudah dibius dengan tujuan agar Koi
tidak banyak bergerak, sehingga mempermudah jalannya operasi. Setelah
selesai operasi, bagian bekas luka diolesi obat antibiotik agar tidak
menimbulkan infeksi.

Kontroversi
Mengenai Koi yang dikerok untuk
memperbaiki penampilannya, telah
terjadi kontroversi di kalangan para
pecinta Koi, sebab ada sebagian yang
beranggapan bahwa ini adalah
termasuk penyiksaan terhadap Koi
(Koi Torture) dan yang lainnya
berpendapat boleh saja dilakukan
untuk memperbaiki penampilan Koi,
Cutting Koi pada Tancho, yang asal dilakukan dengan cara yang
menimbulkan pendapat pro - kontra benar.

Terlepas dari pertentangan pendapat tersebut, berikut ini sekadar informasi


dan tips bagaimana cara untuk mengetahui apakah Koi pernah dioperasi.

Rekayasa Pola di Area Kepala

Pola di bagian kepala Koi adalah yang paling sering menjadi obyek operasi,
khususnya untuk menyempurnakan bentuk pola bulat pada Tancho atau
pada Kohaku agar tampil lebih baik. Untuk mengetahui apakah Koi Tancho
bekas dikerok atau asli, maka bisa diamati dari bentuk polanya.
280
Cosmetic Surgery untuk mempercantik Tancho

Bila bentuknya bulat sempurna dan terlihat sangat rapi seperti bulat koin
maka patut diragukan keasliannya. Pola seperti Koin pada Tancho sangat
jarang ditemukan bahkan tidak ada yang bulat sempurna.

Selain pada Tancho,


juga dilakukan pada
Sanke, Showa dan juga
varietas lain seperti
Goromo, Shusui dll
khususnya untuk
membuat pola Maruten
menjadi lebih sempurna.

Sebelum Sesudah Untuk mengetahuinya,


Contoh Pola Tancho Hasil Rekayasa amati pada jarak dekat,
terutama pada garis
terluar pada pola bulat. Luka operasi biasanya meninggalkan bekas yang
ditunjukkan adanya warna kemerahan yang tampak samar dibawah kulit
atau terkadng ada sedikit bercak merah . Apabila Koi yang sudah dioperasi
281
belum sembuh benar, maka pada bekas luka bila diraba, akan terasa tidak
rata sebab kulit yang diangkat belum tumbuh sepenuhnya atau dengan kata
lain masih ada perbedaan ketebalan antara kulit yang baru tumbuh dengan
kulit yang lama.

Pencabutan sisik
Operasi lainnya dilakukan pada
bagian punggung Koi yaitu
untuk menghilangkan spot
(bintik) warna hitam pada
kohaku atau membuat pola step
agar lebih baik. Spot warna
hitam atau merah, bisa saja
terdapat pada sisik atau pada
kulit Koi. Bila pada sisik, maka
untuk menghilangkannya lebih
mudah, yaitu tinggal
Sisik yang dicabut akan tumbuh tapi berupa sisik
Ginrin mengangkat sisik yang terdapat
spot tersebut.
Namun demikian, selembar sisik yang telah diangkat tersebut jika tumbuh
kembali sisik baru, kemungkinan besar berupa sisik ginrin. Oleh sebab itu
bila anda menjumpai Koi, yang terdapat satu sisik saja yang berwarna
ginirin, sedangkan Koi bukan termasuk jenis Ginrin, maka dapat dipastikan
bahwa sisik tersebut adalah sisik baru yang tumbuh sebagai pengganti sisik
lama yang pernah dicabut.

Pengangkatan Kulit
Untuk membentuk pola seperti misalnya memperbaiki step pada Kohaku
atau Sanke, tentu tak hanya sisik yang dicabut, tetapi juga termasuk kulit
atau bahkan sebagian daging yang harus diangkat. Bila ini dilakukan, maka
meskipun sisik, kulit dan daging Koi bisa tumbuh kembali, namun tetap
meninggalkan bekas.
Untuk mengetahui nya, amati dari jarak dekat pada bagian yang ditengarai
telah dilakukan operasi, yaitu biasanya pada jarak antara dua step yang
berdekatan.

282
Bekas operasi ditandai dengan adanya susunan sisik yang tidak rapi
3. MELEPAS KOI BARU
(berantakan) atau tidak sama ukurannya.

Semua pemelihara Koi, sudah tentu pernah membeli Koi untuk menambah
koleksi Koi di dalam kolamnya. Namun demikian, tak banyak yang
menyadari bahwa Koi yang masih berada di dalam kantong beroksigen
dalam kondisi tidak nyaman (stres). Oleh sebab itu, untuk mencegah agar
Koi tidak bertambah stres ketika dilepas, maka perlu penanganan atau
perlakuan khusus.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diketahui dan tips bagaimana
sebaiknya melepas Koi yang baru dibeli untuk menghindarkan kondisi yang
makin tidak nyaman bagi Koi sebagai berikut :

Kantong Beroksigen

Jika anda membeli Koi,


biasanya Koi baru akan
ditempatkan di dalam sebuah
kantong plastik yang berisi
oksigen murni, sebagai
upaya agar Koi dapat dibawa
dan selamat sampai ke
tempat tujuan. Yang perlu di
perhatikan bahwa volume air
hanya 1/3 kantong dan
sisanya (2/3) adalah berisi
oksigen murni.
Selain itu, ketinggian air di dalam kantong setidaknya dapat merendam
seluruh tubuh Koi. Jika ketinggian air tak sampai merendam seluruh tubuh

283
Koi, maka mintalah kepada penjual untuk mengganti kantong dengan yang
lebih besar.

Jangan Terlalu Lama

Jika anda sudah berniat membeli Koi, maka segeralah kembali pulang atau
menuju ke rumah anda ketika membawa Koi. Usahakan waktu tempuh yang
sesingkat mungkin, agar Koi tidak terlalu lama berada di dalam kantong
beroksigen. Jika anda mampir-mampir dulu ke tempat lain, maka Koi akan
merasa semakin tak nyaman berada di dalam kantong yang ditunjukkan
Koi dengan melompat-lompat. Oleh sebab itu lebih disarankan untuk
membeli Koi di lokasi penjual yang terdekat dengan rumah anda.

3. Hindari udara panas

Suhu air yang berada di


dalam kantong beroksigen,
akan meningkat jika terlalu
lama diletakkan di dalam
mobil ketika membawanya
pulang. Oleh sebab itu, jika
jarak tempuh rumah anda
cukup jauh dari lokasi penjual,
maka gunakan styrofoam
sebagai landasan untuk
meletakkan kantong ber-
oksigen tersebut. Cara ini
Styrofoam Box digunakan dengan tujuan
untuk memperlambat aliran
udara panas dari bodi mobil yang dapat meningkatkan suhu air di dalam
kantong.

Disarankan anda menggunakan kotak styrofoam (box) untuk meletakkan


kantong beroksigen. Kotak yang terbuat dari Styrofoam dinilai sangat efektif
untuk menghalangi masuknya aliran udara panas dari luar.

284
Menyamakan Suhu Air

Suhu air yang berada di


dalam kantong beroksigen,
bisa saja meningkat selama
dalam perjalanan. Oleh sebab
itu, jika anda sudah sampai di
rumah, jangan terburu-buru
melepas Koi anda ke bak
karantina.

Biasanya suhu air di dalam


Foto : IwakKoi kantong beroksigen menjadi
agak hangat, saat berada di
dalam perjalanan menuju ke rumah anda. Setalah sampai di rumah,
pertama-tama yang perlu dilakukan adalah segera letakkan kantong
beroksigen yang masih dalam keadaan terikat tersebut pada permukaan air
pada bak karantina. Tujuannya adalah untuk menyamakan suhu air yang
berada di dalam kantong dan suhu air di bak karantina.

Mengapa hal ini penting, sebab Koi sangat peka dengan perubahan suhu
yang mendadak. Koi semakin tidak nyaman jika dimasukkan ke dalam air
yang berbeda suhunya.

Biarkan kantong beroksigen terapung di permukaan air pada bak karantina


selama +/- 30 menit, hal ini untuk memberi kesempatan agar suhu air di
dalam kantong dan suhu air di bak karantina menjadi sama.

Melepas Koi

Setelah 30 menit terapung, kantong beroksigen boleh dibuka pengikatnya.


Setelah kantong terbuka, disarankan terlebih dulu merasakan suhu air di
dalam kantong dengan tangan dan bandingkan dengan suhu air di dalam
bak karantina.

Jika sekiranya suhu telah sama, maka mulut kantong agar sedikit digulung,
kemudian secara perlahan-lahan masukkan air dari bak karantina ke dalam
285
kantong agar bercampur
dengan air yang berada di
dalam kantong penuh. Lalu
biarkan mulut kantong dalam
kondisi terbuka dan
tenggelamkan di dasar bak
karantina. Usahakan mulut
kantong terbuka lebar agar Koi
mudah keluar sendiri.

Yang paling penting dalam hal


Mulut kantong agar sedikit digulung ini adalah biarkan Koi keluar
sendiri dari kantong. Jangan
memaksakan Koi untuk keluar, apalagi dengan mengangkat Koi dari dalam
kantong untuk dimasukkan secara paksa ke dalam bak karantina.

Koi baru perlu menyesuaikan diri dengan kondisi air yang ada. Jika telah
merasa nyaman, maka Koi juga akan keluar sendiri dari dalam kantong dan
berenang bebas di dalam bak karantina.

Dengan demikian, anda telah memperlakukan Koi dengan baik dan benar.
Niscaya Koi baru yang sedang stres tidak bertambah stres ketika dilepas ke
bak karantina.

286
4. DOITSUGOI

Sejarah Koi Tanpa sisik

Sebagaimana diketahui, ikan Koi yang sekarang ini menghuni kolam


sebagai ikan hias adalah berasal dari negeri Sakura Jepang. Dulunya
adalah ikan Karper (ikan mas) untuk dikonsumsi oleh penduduk setempat.
Ikan mas konsumsi pertamakali dikenal di Jepang yaitu pada sekitar 400
sampai 600 tahun yang lalu dan berasal dari daratan China. Ikan mas ini
termasuk dalam sub species Asia Timur Jauh dari Caprinus Carpio
Heamatopterus.

Kemudian pada tahun ke-37 ketika masa pemerintahan dinasti Meiji (awal
abad ke-20), mulai diperkenalkan ikan mas jenis lain dari Jerman yang
dikenal tanpa sisik.
Adalah Shinnosuke Matsubara, seorang
Kepala Departemen Perikanan di Jepang
berpikir bahwa pengenalan ikan mas
Jerman, tentu akan menambah jenis ikan
konsumsi di Jepang.
Dari hasil kerjasama dengan dua ilmuwan
Jerman, Dr. Bruno Hofer dan Franz Doffline
kemudian dipilih 40 ekor anakan ikan yang
diambil dari sebuah kolam di desa Earl of
Eisch di selatan Bavaria. Ke 40 anakan ikan
itu kemudian dibawa dari Jerman ke Jepang,
namun dalam perjalanannya banyak yang
mati dan hanya tersisa 1 ekor jenis Mirror
Shinnosuke Matsubara
Carp dan 6 ekor untuk jenis Leather Carp.
Dari 7 ekor anakan ikan inilah sebagai awal mula Koi tanpa sisik itu
kemudian dikawinsilangkan dengan ikan Karper lokal dan berhasil
dibudidayakan sebagai ikan konsumsi di Jepang.

287
Orang Jepang menyebut
kata „Dutch‟ dengan Doitsu
(baca „doits‟). Oleh karena
itulah, maka ikan karper
tanpa sisik yang berasal dari
jerman ini diberi nama
Doitsu Goi, „Doitsu‟ artinya
Jerman dan „Goi‟ berarti
ikan.

Karakteristik DoitsuGoi
Arsip foto kuno yang membandingkan bentuk badan
DoitsuGoi, ikan mas baru
DoitsuGoi dengan Ikan mas lokal jepang
yang diperkenalkan di
Jepang berbeda dalam banyak hal dari ikan mas lokal yang ada.
Karakteristik morfologi dan fisiologis ikan mas Doitsu awalnya hanya
digunakan untuk meningkatkan produksi ikan yang dapat dikonsumsi dan
bukan sebagai ikan hias.

Karena tanpa sisik, maka Ikan mas Jerman ini mudah dibersihkan dan siap
untuk disajikan sebagai makanan. Hal ini sebagai alasan utama mengapa
ikan masa Jerman Ini banyak dipilih sebagai ikan konsumsi, selain karena
lebih besar dan lebih banyak dagingnya.

Tingkat pertumbuhan yang baik juga memberikan kontribusi faktor untuk


mengimpor ikan mas Jerman.

288
Perbedaan fisiologis antara ikan mas Jepang dan DoitsuGoi

 DoitsuGoi lebih cepat dalam pertumbuhannya dibandingkan ikan


mas lokal.
 Karena tingkat pertumbuhan superior, DoitsuGoi lebih banyak
mengkonsumsi pakan
 Doitsu betina lebih cepat mengandung telur
 Jika di kawinsilangkan (cross breeding) antara Doitsu Goi dengan
ikan mas, maka unsur hibrida (faktor keturunan) Doitsu Goi sangat
dominan
 Usia normal Doistu Goi lebih pendek dibandingkan ikan mas
 Doitsu Goi kurang tahan terhadap serangan penyakit

Perbedaan morfologi antara ikan mas Jepang dan Doitsu Goi

 Bentuk tubuh dari DoitsuGoi lebih bulat dan lebih pendek jika
dibandingkan dengan ukuran ikan mas Jepang.
 Tipe sisik Doitsu Goi berbeda dengan sisik ikan mas Jepang. Ada
empat tipe sisik dapat ditemukan pada Doitsu Goi yaitu :

1. Mirror Carp (Karper Kaca) yaitu sisik hanya terdapat bagian


punggung, hampir simetris pada kedua sisi tulang punggung.
2. Striped Carp yaitu terdapat dua baris sisik dari kepala ke ekor di
bagian belakang serta dua baris tunggal sisik sepanjang garis
lateral (rusuk)
3. Leather Carp yaitu yang tidak memiliki sisik sama sekali
4. Armored Carp yaitu yang memiliki sisik bertebaran secara acak
pada tubuhnya

Budidaya DoitsuGoi sebagai ikan hias di Jepang

Doitsugoi pertama kali dikawinkan dengan ikan Koi (Nishikigoi ) sekitar 100
tahun yang lalu. Breeder yang membudidayakan Doitsugoi dengan Asagi
adalah Kichigoro Akiyama pada tahun ke-41 era kaisar Meiji (1908).
Perkawinan silang ini menghasilkan varietas baru yang kita kenal sekarang
sebagai Shusui.

289
Perbedaan yang paling jelas antara Asagi dan Shusui adalah pada susunan
sisiknya. Selain itu, bentuk tubuh Shusui lebih terlihat bulat dan panjang.
Hampir semua varietas Koi yang ada memiliki darah Doitsugoi pada genetik
mereka. Bentuk tubuh yang indah pada Koi modern sekarang ini, tidak
akan mungkin terbentuk tanpa genetika yang diwariskan dari DoitsuGoi.
Sejak DoitsuGoi dikawinsilangkan dengan berbagai varitas Koi lainnya,
maka secara umum menghasilkan Koi dengan 5 jenis sisik sbb :

1. Wagoi : Koi dengan sisik normal

Contoh Wagoi, ikan Koi bersisik normal

2. Leather Koi (Koi Kulit) adalah Koi Doitsu yang tidak memiliki sisik.

290
3. Kamigoi : Koi Doitsu Koi dengan susunan sisik yang berderet di
bagian atas (punggung).

Leather carp, Koi tak bersisik Shusui dari jenis Kamigoi yaitu
dengan sisik yang berderet pada
bagian atas

4. Kagamigoi

Kagamigoi adalah Koi


Doitsu dengan susunan
sisik yang tertata seperti
membentuk garis lurus di
sepanjang atas tubuh
(dari kepala hingga ekor)
dan sepanjang garis
rusuknya (lateral).
Kagamigoi memang
jarang dapat mencapai
simetris yang sempurna.
Kagami Goi memiliki 2 baris sisik yaitu dibagian atas Namun demikian susunan
dan di sepanjang garis rusuk (lateral)
sisik yang cenderung

291
memanjang sambung menyambung dan tidak terputus, lebih banyak
disukai.

5. Yorigoi (armored) : Koi yang memiliki sisik yang tersebar secara


acak.

Yorigoi (Armored Koi) memiliki sisik berukuran besar dan tersebar secara acak

Bagaimana menilai Koi Doitsu?

Seperti yang telah dipaparkan diatas tentang karakteristik Doitsu Goi,


terdapat beberapa perbedaan mendasar antara Doitsu Koi dan Wagoi yaitu
bentuk tubuh, struktur kulit dan sisik dan ekspresi warna. Untuk membahas
kriteria dalam menilai Doitsu Koi, perlu mempertimbangan keempat
perbedaan mendasar tersebut.

1.Bentuk tubuh
Semua keturunan Doitsu Goi memiliki bentuk tubuh yang bulat dan panjang.
Sebagaimana menilai varitas Koi lainnya, bentuk badan Koi Doitsu yang
bulat dan panjang, tentu lebih banyak disukai oleh para pecinta Koi.

2.Bagian Kepala
Lebih disarankan untuk memilih Koi Doitsu yang mana di bagian kepalanya
bersih dari bercak warna, kecuali membentuk pola yang seimbang.
292
3.Struktur sisik

Meski ada beberapa jenis sisik (Scalation) namun kualitas Koi Doitsu yang
baik adalah ditunjukkan oleh sisik yang tersusun rapi.

4.Warna sisik dan pola

Jika anda ingin memiliki Koi Doitsu yang baik, pilihlah Koi yang memiliki
warna sisik yang jelas (tajam), karena keunikan yang dimiliki oleh Koi
Doitsu adalah pada sisiknya. Selain itu, komposisi pola warna yang
seimbang, akan membuat Koi Doitsu tampak lebih indah.

293
Shusui berkualitas tinggi, dengan warna sisik yang tajam dan tersusun rapi

294
5.Tidak ada sisik yang mengambang

Hindari memilih Koi Doitsu yang memiliki sisik diluar struktur yang
semestinya. Jika ada beberapa sisik yang mengambang, maka akan
memberi kesan kurang rapi.

Keunggulan Koi Doitsu dibandingkan varitas lain

Jika dibandingkan dengan Koi bersisik normal lainnya, maka Koi Doitsu
memiliki beberapa keunggulan, terutama pada kualitas warnanya yang lebih
pekat dan cemerlang dan memiliki kiwa (batas pinggir) yang jelas. Pada
Koi Doitsu pada umumnya tidak ada gradasi warna, selain bentuk tubuh
Doitsu Koi lebih panjang dan bulat.

Kohaku Sanke Showa

Pada umumnya Koi Doitsu memiliki warna yang lebih pekat dan cemerlang dibandingkan
dengan Koi bersisik normal

Berikut ini adalah beberapa jenis Koi yang termasuk Koi Doitsu :

295
Kumonryu Chagoi Doitsu

Kinsui 296 Platinum Doitsu


LEGENDA INAZUMA SHOWA

Ini bukan sembarang Koi dan sangat populer dengan “THE DAINICHI
SHOWA”. Koi ini sangat unik dan langka dan hingga sampai detik ini, masih
sulit mencari tandingannya.

Pola di punggungnya seperti halilintar (lightning) atau dalam bahasa jepang


disebut Inazuma. Koi ini termasuk dalam varitas Showa Sanshoku.
Sehingga orang menyebutnya Inazuma Showa.
297
Dipunggungnya seperti terlukis fenomena alam, yaitu saat turun hujan,
dimana ada halilintar yang membelah awan-awan hitam.

Pemiliknya adalah Masao Kato, dan Koi ini


pernah menjadi juara pada tahun 1991 yaitu
pada acara kontes Koi internasional yang
diselenggarakan di Jepang, ZNA All Japan
sebagai Grand Champion.

Kato‟s Showa, sebagaimana dikenal orang,


tidak seperti biasanya para Koi Grand
Champion yang ukuran panjang badannya
diatas 80 cm. Tapi Koi ini meski berukuran 78
Masao Kato cm dan berusia 7 tahun mampu mempesona
para juri dan tampil sebagai Grand Champion.

Sebelumnya, di tahun yang sama Koi ini juga


berhasil menyabet gelar Grand Champion pada
acara Shinkokai All Japan Koi Show.

Koi ini berhasil mengalahkan 4.675 Koi peserta


kontes di ZNA All Japan Koi Show dan terbaik
diantara 3.571 Koi peserta kontes pada
Shinkokai All Japan Koi Show. Mungkin ini satu-
satunya Koi yang berhasil menjadi Grand
Champion pada 2 acara All Japan Koi Show di
tahun yang sama.

Kato‟s Showa adalah hasil budidaya Koi yang


dilakukan oleh Minoru Mano, dari Dainichi Koi
Farm. Sebuah industri pembudidayaan Koi
besar di Jepang yang sangat terkenal dan
banyak sekali menempatkan Koi hasil ternaknya
menjadi juara pada acara kontes Koi yang
Minoru Mano diselenggarakan di berbagai belahan dunia.

298
“Mencintai Koi tak harus memiliki...”

299
PENUTUP

Penulis menyampaikan terimakasih yang


sebesar-besarnya kepada anda yang telah
membaca seluruh isi buku ini.

Buku ini disusun berdasarkan studi empiris


dan pengalaman penulis selama bertahun-
tahun berkecimpung di dunia Koi. Namun
demikian, penulis menyadari bahwa buku ini
masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, apabila terdapat kekeliruan atau perbedaan penafsiran


(dispute), penulis menerima kritik maupun saran yang bersifat konstruktif
dari para pembaca atau pihak manapun agar dapat dilakukan revisi atau
perbaikan seperlunya.

Untuk itu, silakan mengirimkan kritik atau saran secara tertulis melalui
alamat email baskorodj@yahoo.com atau menghubungi penulis langsung
melalui SMS atau WA ke: No. 0812-9429-1117

Demikianlah atas perhatiannya, penulis mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 1 Januari 2018

Doni Bastian
GilaKoi.com

300
301

Anda mungkin juga menyukai