Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN

TINGKAH LAKU REPRODUKSI


IKAN GUPPY (Poecilia reticulata)

OLEH :

DINDA NURBAITI
2104134838
ILMU KELAUTAN
SELASA/SESI DUA/13.30-15.30
KELOMPOK 1
NANO RIZKI SYAHFUTRA

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
mengenai “Tingkah Laku Reproduksi Ikan Guppy (Poecilia reticulata)” ini
dengan tepat waktu.
Saya juga ingin mengucapkan terimakasih kepada abang Nano Rizki
Syahfutra yang telah membimbing saya pada saat praktikum di dalam
laboratorium.
Laporan ini saya susun untuk memenuhi tugas yang telah diberikan
kepada saya. Disamping itu saya ucapkan maaf apabila di dalam laporan yang
saya susun terdapat kalimat yang salah ataupun menyinggung para pembaca
sekalian.
Saya sangat berharap laporan yang saya susun ini bermanfaat dan
menambah wawasan para pembaca sekalian.

Pekanbaru, 03 November 2022

Dinda Nurbaiti
DAFTAR ISI

Isi
Halaman
KATA PENGANTAR …….……………………………………………. ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………..... iii
DAFTAR TABEL ……...………………………………………………. iv
DAFTAR LAMPIRAN …...……………………………………………. v
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 6
1.2. Tujuan Praktikum ............................................................................ 7
1.3. Manfaat Praktikum ......................................................................... 7
II. METOFOLOGI PRAKTIKUM
2.1. Waktu dan Tempat .......................................................................... 8
2.2. Bahan dan Alat ................................................................................ 8
2.3. Metode Praktikumn ......................................................................... 8
2.4. Prosedur Praktikum ......................................................................... 8
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil .................................................................................................. 9
3.2. Pembahasan ..................................................................................... 10
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan ..................................................................................... 13
4.2. Saran ................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Pendugaan populasi ikan patin djambal .…………………………... 9
2. Mortalitas ikan patin djambal ……………….…………………….... 10
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Bahan dan alat ………………………………………………………. 17
2. Perhitungan pendugaan populasi . ……………………………. 18
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Ikan guppy (Poecilia reticulata) merupakan salah satu ikan hias air tawar yang
mempunyai nilai komersil tinggi di pasar dalam negeri maupun luar negeri. Maka
tidak jarang ikan guppy dibudidayakan untuk keuntungn komersil. Secara
morfologi ikan guppy jantan lebih menarik dibandingkan ikan guppy betina. Hal
ini menyebabkan ikan guppy jantan secara monokultur lebih menguntungkan
karena daya tarik serta daya jualnya yang tinggi. Sebelum itu perlunya
pemahaman akan reproduksi ikan guppy itu sendiri baik dari larva ikan, jenis
kelamin, tingkat kematangan gonad.
Berkembang biak/reproduksi merupakan salah satu hal terpenting dalam
perkembangan makhluk hidup. Proses ini merupakan suatu usaha dalam
mempertahankan dan memperbanyak keturunannya di alam. Reproduksi
dibedakan menjadi dua, yaitu secara seksual (pertemuan sperma dengan sel telur)
dan aseksual (tanpa proses pembuahan). Salah satu makhluk hidup yang
berkembang secara seksual adalah ikan.
Reproduksi seksual pada ikan dibedakan menjadi dua macam, yaitu
reproduksi secara internal dan reproduksi secara eksternal. Menurut Patent (1976),
pada reproduksi seksual secara internal, sperma individu jantan membuahi sel
telur di dalam tubuh individu betina.
Sedangkan pada reproduksi secara eksternal. sperma dilepaskan ke perairan
bersamaan atau setelah betina melepaskan atau menempatkan telur-telurnya.
Kebanyakan ikan memijah dengan cara ini. Telur yang dilepas ada yang
mengapung dan ada juga yang tenggelam. Ikan pada perairan dangkal cenderung
meletakkan telurnya di dasar perairan ataupun dalam sarang yang dibuat.
Pembuahan dengan cara eksternal ummnya memiliki telur berukuran kecil dan
berjumlah banyak.

I.2. Tujuan Praktikum


Tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah agar praktikan mengetahui
apa saja yang bisa menyebabkan kematian pada ikan. Bagaimana pola pergerakan
ikan jika terjadi keracunan pada perairan. Praktikan tahu bagaimana cara menduga
populasi ikan dalam suatu wilayah dan juga melakukan penandaan pada tubuh
ikan dengan melakukan praktikum mengenai pendugaan populasi pada
laboratorium

I.3. Manfaat Praktikum


Manfaat dari praktikum yang sudah dilaksanakan adalah praktikan
memahami bagaimana cara mengetahui dan melakukan apa yang sudah
dipraktikan dalam praktikum ke dalam kehidupan nyata.
II. METOFOLOGI PRAKTIKUM

II.1. Waktu dan Tempat


Praktikum dilakukan pada hari Selasa, 18 Oktober 2022, pukul 13.30-15.30
WIB. Berlokasi di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan
Kelautan, Kampus Bina Widya Universitas Riau, KM. 12,5, Simpang Baru, Kec.
Tampan, Kota Pekanbaru, Riau 28293.

II.2. Bahan dan Alat


Pada praktikum ini bahan-bahan yang digunakan adalah anakan ikan Patin
Djambal, aquades, dan wipol. Untuk alat yang digunakan adalah buku tulis, buku
panduan, gunting, jas lab, nampan, pena, pinset, dan toples (3 buah).

II.3. Metode Praktikum


Praktikum ini menggunakan metode kualitatif, yaitu dengan mengamati ikan
dalam wadah dan juga melakukan penandaan pada bagian tubuh ikan. Kemudian
menggunakan metode kuantitatif dengan menghitung berapa pendugaan populasi
ikan dengan menggunakan rumus yang sudah ada. Lalu mencatat hasil dalam
buku tulis dan laporan sementara.

II.4. Prosedur Praktikum


Prosedur yang dilakukan pada praktikum mortalitas ikan adalah dengan
mengamati ikan pada wadah control (wadah netral, 1) dan wadah yang sudah
diberi wipol sebanyak 5 ml (wadah 2) dan 10 ml (wadah 3). Kemudian diliat
bagaimana pola pergerakan ikan pada ke tiga wadah, lalu catat pada buku tulis
bukaan mulut, warna tubuh, lendir tubuh, warna insang, hati, dan jantung, dan
banyaknya degup jantung.
Pada praktikum pendugaan populasi ikan dilakukan dengan cara menandai
setiap ikan yang tertangkap menggunakan jaring ikan dan menghitung berapa
jumlah ikan yang bertanda dan yang tidak yang tertangkap jarring ikan. Kemudian
dilakukan penrhitungan pendugaan populasi menggunakan rumus dan data yang
telah didapatkan. Catat hasil pada buku tulis dan laporan sementara.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1. Hasil
Hasil yang didapatkan dari praktikum yang telah dilaksanakan adalah sebagai
berikut :
Nama lokal : Ikan gupi, ikan seribu, ikan cere, ikan celdung
Ordo : Cyprinodontiformes
Famili : Chordata
Genus : Poeciliidae
Spesie : Poecilia reticulata

Tabel 1. Pendugaan populasi ikan patin djambal

Penang U+r U r m m m2 Peter Zoe SE


kapan (U+r) (U+r) sen Scehnebel
1 6 6 0 0 0 0 0 34,56 0
2 10 5 11 6 96 576 8,72 92,16 209
,45
3 2 1 1 11 22 242 22 11,52 288
4 4 2 2 12 48 576 24 23,04 288
5 1 1 0 13 13 169 0 28,8 0
6 5 3 2 14 70 980 35 28,8 360
7 3 2 1 17 51 867 51 17,78 432
8 11 10 5 19 209 3971 57 86,4 432
9 3 2 1 25 75 1875 75 17,28 432
10 4 2 2 27 108 2916 14 23,04 288

Tabel 2. Mortalitas ikan patin djambal


No Waktu Bukaan Lendir Wrna Warna Warna Degup
Mulut Ikan Tubuh Insang Hati & Jantun
Jantung g
1. 5 menit 3 Tidak Cerah Merah hati Merah 24/10 s
ada hati
2. 10 42 Lendir Agak Merah Merah 3/10 s
menit tidak memudar kecoklatan kecoklat
banyak an
3. 15 197 Banyak Memuda Merah Merah 1/10 s
menit lendir r, hampir gelap gelap
berwarna
putih

III.2. Pembahasan
Secara morfologi, bagian kepala dan badan ikan patin djambal (pangasius
djambal) dapat dibedakan. Bagian kepala terdiri dari kepala yang relatif panjang,
melebar kearah punggung, mata berukuran sedang pada sisi kepala, lubang hidung
relatif membesar, mulut subterminal relatif kecil dan melebar kesamping, gigi
tajam dan sungut mencapai belakang mata, dan jarak antara ujung moncong
dengan tepi mata lebih panjang. Sedangkan bagianj badan terdiri dari tubuh relatif
memanjang, warna punggung kebiru-biruan, pucat pada bagian perut dari sirip
transparan, perut lebih lebar dibandingkan panjang kepala, dan jarak sirip perut
keujung moncong relatif panjang. Habitat ikan patin jambal yaitu ditepi sungai-
sungai besar. Dilihat dari bentuk mulut ikan patin yang sedikit agak kebawah,
maka ikan patin termasuk ikan yang hidup di dasar perairan. Ikan patin sangat
terkenal dan digemari oleh masyarakat karena daging ikan patin sangat gurih dan
lezat untuk dikonsumsi. Patin dikenal sebagai hewan yang bersifat nokturnal,
yakni melakukan aktivitas atau yang aktif pada malam hari.
Mortalitas adalah angka kematian dari suatu populasi suatu ikan. Kematian
ikan di perairan umum selain mengalami kematian secara alami kematian individu
Ikan. Sebagian besar disebabkan oleh adanya penangkapan terutama pada spesies
ikan yang bernilai ekonomis tinggi, pencemaran yang diakibatkan oleh adanya
limbah industri, pertambangan, pertanian, pemangsaan oleh predator dari hewan-
hewan avetebrata, serangan hama dan penyakit, serta pengaruh gejala alam seperti
elnino dan gelombang tsunami.
Mortalitas ikan dapat menunjukkan bahwa suatu perairan telah tercemar,
terbukti Ketika dilakukan percobaan terhadap ikan sampel yaitu ikan patin
djambal (Pangasius djambal). Lima menit pertama dibiarkan pada wadah yang
netral dan wadah berisi cairan wipol 5 ml dan 10 ml. Pada wadah yang netral ikan
membuka mulutnya secara lambat, pada wadah yang diberi wipol 5 ml terlihat
ikan membuka mulut lebih cepat dibandingkan ikan di air netral, dan bukaan
mulut ikan di wadah dengan wipol 10 ml makin cepat. Dapat disimpulkan, jika
ikan hendak mengalami kematian akan lebih sering membuka mulutnya. Seperti
hendak mengambil oksigen banyak-banyak di udara. Jika ikan hendak mati, degup
jantungnya akan mengalami perlambatan. Dapat dilihat pada tabel mortalitas ikan,
dimana degup jantung ikan makin melambat seiring dengan makin tercemarnya
perairan. Ikan yang akan mati akan memiliki tubuh tubuh dengan warna yang
memudar dan memiliki banyak lendir pada tubuhnya.
Berdasarkan hasil pengamatan selama praktikum yakni pada pendugaan
populasi ikan patin djambal (Pangasius djambal) yang disediakan adalah 15 ekor,
dilakukan penangkapan ikan sebanyak 10 kali. Pada praktikum kali ini penandaan
dilakukan dengan menggunakan marking yaitu berupa pemberian tanda tanpa
menggunakan benda-benda asing. Tanda yang diberikan berupa pemotongan sirip
ekor. Metode perhitungan pendugaan populasi yang digunakan adalah metode
Petersen, Metode Zoe Scehnebel, dan Metode Schumecher dan Eschemeyer.
Maka dapat diketahui bahwa pendugaan suatu populasi ikan dilakukan secara
acak dengan cara tanpa melihat dikarenakan di perairan memang pengambilan
sampel dilakukan secara acak juga. Saat praktikum ada ikan yang diberi tanda
atau marking dengan pemotongan sirip dan sebagian lagi ada yang tidak diberi
tanda. Ikan diberi tanda dilepaskan kembali agar berbaur dengan ikan yang tidak
diberi tanda.
Ikan yang diberi tanda jumlahnya dinyatakan dengan m. Apabila pada
sampling kedua dan selanjutnya terdapat ikan bertana, dinyatakkan dengan r,
sedangkan ikan yang tidak bertanda dinyatakan dengan u. Lakukan pengambilan
sampling hingga sepuluh kali pengulangan. Setelah itu gunakan metode Petersen
dan metode Zoe Schenebel dalam perhitungan pendugaan populasi.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


IV.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tentang Mortalitas Ikan dan
Pendugaan Populasi, maka diperoleh kesimpulan bahwa semakin tercemarnya
suatu perairan, ikan akan cepat juga mengalami kematian.
Pendugaan populasi dilakukan secara langsung maupun secara tidak
langsung, baik secara tagging maupun marking dengan pemotongan sirip maupun
pembuatan tato.

IV.2. Saran
Saran saya adalah agar asisten yang mendampingi praktikan saat berada di
laboratorium juga memakai baju lab. Hasil dari diadakannya praktikum ini
menambah ilmu saya sebagai mahasiswi yang melakukan praktikum ini dan juga
kepada pembaca laporan ini.
Untuk format laporan praktikum, saya harap asisten dapat menjelaskan
bagaimana format yang baik dan benar. Walaupun sudah diberikan pdf
petunjukknya, tetapi ada beberapa hal yang belum dipahami.
Saya ucapkan terimakasih kepada para asisten laboratorium yang sudah
membimbing saya pada saat praktikum dilaksanakan. Semoga ilmu-ilmu ini dapat
bermanfaat bagi diri saya sendiri maupun orang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Dr. Ir. Ridwan Manda Putra, M. e. 2022. Buku Ajar Biologi Perikanan.
Pekanbaru, Fakultas Perikanan Dan Kelautan Universitas Riau: UR Press
Pekanbaru.
Dr. Ir. Ridwan Manda Putra, M. e. 2022. Penuntun Praktikum Biologi Perikanan.
Pekanbaru, Fakultas Perikanan Dan Kelautan: Universitas Riau.
Gustiano, R., Teugels, G. G., & Pouyaud, L. (2004). Pangasius bedado Roberts,
1999: a junior synonym of Pangasius djambal Bleeker, 1846 (Siluriformes,
pangasiidae). Cybium (3e série), 28, 13-18.
Herlina, S. (2016). Prevalensi dan identifikasi ektoparasit pada ikan Patin
(Pangasius djambal) pada kolam tadah hujan di Kecamatan Seruyan Hilir
Kabupaten Seruyan. JURNAL ILMU HEWANI TROPIKA (JOURNAL
OF TROPICAL ANIMAL SCIENCE), 5(1), 15-18.
Said, D S et al. 2020. Kinerja Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Patin
Pasupati (Pangasius sp) pada Kecepatan Arus Berbeda. LIMNOTEK
Perairan Darat Tropis di Indonesia vol 27(2), hal 103–116.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Bahan dan Alat

Ikan Patin Djambal Buku tulis


(Pangasius djambal) Wipol

Gunting bedah
Buku panduan Pinset

Jas Lab
Nampan
Toples/wadah

Pena
Gelas ukur
Lampiran 2. Perhitungan pendugaan populasi

Anda mungkin juga menyukai