Anda di halaman 1dari 7

Skrip Youtube #2 Mengusik Titanic

Mengusik Titanic
Sejak bangkainya ditemukan pada 1985, “Titanic” SERING sekali jadi sasaran pemburu harta
karun hingga dijadikan destinasi wisata kalangan high-end.

Baru baru ini AGENDA wisata ekstrem ekspedisi selam ke bangkai kapal pesiar RMS Titanic di
435 mil lepas pantai St. John, Newfoundland, Kanada, berujung bencana. Lima orang di dalam
kapal selam ekspedisi Titan justru ikut hilang sebagaimana para korban tragedi Titanic 111
tahun silam. Wahana ekspedisi Titan milik perusahaan riset dan ekspedisi OceanGate itu
menyelam
pada Minggu (18/6/2023) pukul 1 siang dengan membawa lima orang. Selain CEO OceanGate
Stockton Rush, di dalamnya ada veteran Angkatan Laut (AL) Prancis Paul- Henri
Nargeolet,konglomerat Inggris Hamish Harding,serta pebisnis Pakistan Shahzada Dawood dan
putranya Suleman Dawood.

Namun ketika sudah memasuki pukul 2.45 siang,Titan yang berukuran 22 kaki (6,7 meter) itu
dilaporkan hilang kontak. Sementara perhitungan suplai oksigen di dalamnya hanya cukup
sampai 96 jam.

Kendati ada upaya pencarian dari US Coast Guard (penjaga pantai Amerika Serikat/AS),
Angkatan Udara (AU) Kanada, dan AL Inggris hingga berhari-hari kemudian,hasilknya tetap
nihil. Daily Mail, Jumat (23/6/2023) memberitakan, kelima orang itu dipastikan sudah tewas
karena rupanya Titan meledak sekira 500 meter dekat haluan bangkai Titanic sejak hari
pertama ia
hilang kontak.

"Yang terlihat di dalam (laut) sana sangat memprihatinkan.Puing-puing yang ditemukan dengan
jelas memperlihatkan dampak dari sebuah ledakan besar dari kapal (selam) itu. Kami akan
meneruskan pencarian di area ini," ujar Paul Hankin, pakar kelautan yang turut dalam misi
pencarian AL Amerika.

Dunia berduka.Pun dengan sineas James Cameron menggarap film Titanic (1997).

"Saya sangat syok dengan tragedi yang nyaris serupa dengan Titanic itu sendiri. Saya sendiri
beberapa kali menyelam ke sana. Saya mengenal lokasi bangkainya dengan sangat baik. Saya
mengerti problem-problem teknis yang terkait wahana itu dan semua protokol
keselamatannya," kata Cameron.

Peringatan resiko penggunaan fiber carbon pada kapal selam titan ini sebenarnya sudah lima
tahun lalu disampaikan. David Lochdale, mantan direktur operasional kelautan OceanGate
Expeditions, perusahaan rintisan pemilik kapal selam mini Titan, mengingatkan tentang risiko
"eksperimen" lambung kapal dari fiber karbon. Lochdale menyampaikan peringatan tersebut di
sela persidangan atas sebuah gugatan hukum yang melibatkan dirinya pada 2018. James
Cameron, sutradara film Titanic sekaligus seorang penyelam laut dalam, juga mengaku
menyesal tak sedari awal membunyikan alarm tanda bahaya ketika kali pertama mendengar
OceanGate membuat kapal dengan bahan lambung dari fiber karbon dan titanium. "Saya pikir
itu ide yang mengerikan, "kata Cameron kepada Reuters seperti dikutip dari guardian.co.uk.
Dan, kini,setelah puing Titan yang mengangkut lima orang menuju lokasi tenggelamnya kapal
Titanic di perairan Atlantik Utara itu ditemukan, ada dugaan kuat petaka yang menimpa kapal
selam mini itu akibat kegagalan tekanan pada lambung kapal.

Titan ditemukan kendaraan selam robotik milik kapal Kanada.


Potongan kapal selam itu terletak di dasar laut dan hanya
sekitar 4 kilometer di bawah permukaan laut di ujung Atlantik
Utara. Total ada lima fragmen utama Titan yang ditemukan dan
rata-rata berukuran 6,7 meter. Laksamana Muda Penjaga Pantai
AS John Mauger mengungkapkan, temuan puing-puing itu
menegaskan bahwa Titan mengalami catastrophic implosion.
Itu adalah ledakan dahsyat yang terjadi ketika sebuah kapal
hancur dengan sendirinya karena tekanan internal yang luar
biasa.

“Semuanya akan runtuh bahkan sebelum orang-orang di dalamnya menyadari bahwa ada
masalah," ujar Aileen Maria Marty, mantan perwira angkatan laut dan profesor di Universitas
Internasional Florida, Marty meyakini bahwa tidak mungkin ada mayat korban yang akan
ditemukan. Pakar kedokteran bencana tersebut menegaskan, tidak akan ada potongan tubuh
atau bahkan jaringan manusia yang bakal ditemukan.

Sejak ditemukan pada 1985,bangkai Titanic mulai jadi


sasaran polemik, mulai dari soal kepemilikan,para
pemburu artefak, hingga dijadikan spot wisata dengan
harga selangit.OceanGate sendiri sudah mulai
menyediakan jasa ekspedisi ini sejak 2021. Menilik laman
resminya, harga ekspedisinya mencapai 250 ribu dolar
(setara Rp3,7 miliar pada kurs Juni 2023) per orang
untuk paket Titanic Expedition Survey selama 10 hari.

Apakah ini cara Tuhan Melindungi Ketenangan Titanic


Kapal pesiar RMS Titanic mulanya diklaim sebagai kapal
yang takkan bisa tenggelam,bahkan oleh tangan Tuhan
sekalipun. Kapal itu dibangun oleh maskapai White Star
Line (Inggris) mulai 1908 sebagai jawaban atas
persaingan transportasi laut kelas elit.

Titanic yang dibangun hampir berbarengan dengan RMS


Olympic dan HMHS Britannic merupakan buah karya
arsitek Thomas Andrews Jr.

2
Kapal berbobot 52 ribu ton itu juga dirancang sebagai
kapal tercepat. Lewat 24 ketel mesin uap untuk
menggerakkan tiga baling-balingnya,Titanic bisa melaju
maksimal 23 knot.

Sebagai wahana pesiar nomor wahid,Titanic punya dekorasi interior mewah. Semua
fasilitasnya high-end, utamanya yang eksklusif untuk para penumpang kelas satu.
Andrews memang merancangnya sedemikian rupa agar
Titanic bisa tetap berlayar dengan mulus tanpa
terombang-ambing jika diterpa badai di lautan. Demi
tetap menjaga estetika dek kelas satu, Titanic
diputuskan membawa sekoci 20 unit saja dari yang
mulanya direncanakan 48 unit. Toh,Titanic diklaim
takkan bisa tenggelam.

Sayangnya Andrews khilaf bahwa ancaman transportasi


laut bukan hanya badai,tapi juga gunung atau
bongkahan es. Dan itu tidak masuk dalam
perhitungannya.

Akibatnya fatal. Pada 14 April 1912 tengah malam,


Titanic menabrak gunung es di tengah Samudera Atlantik
Utara.Dua jam kemudian, sudah memasuki 15 April, ia
tenggelam dalam perjalanan perdananya dari
Southampton (Inggris) menuju New York (Amerika
Serikat). Sekira 1.500 dari total 2.208 penumpang dan
kru, termasuk sang nakhoda Kapten Edward Smith,
tewas. Titanic pun bersemayam di dasar laut dengan
kedalaman sekira 12.500 kaki (3,8 kilometer).

Namun,di tahun yang sama ketika para keluarga korban masih berduka, sejumlah keluarga
konglomerat yang anggota keluarganya juga jadi korban sudah mulai membentuk konsorsium.
Tujuannya untuk mencari cara bagaimana menemukan lokasi bangkai Titanic-hingga era 1980-
an masih dipercaya dalam keadaan utuh dan tidak terbelah dua-lalu mengangkatnya.

"Masih di tahun yang sama Titanic tenggelam,


perwakilan keluarga Astor, Guggenheim, dan Widener
mencoba mengontak perusahaan Merrit and Chapman
Wrecking, untuk membicarakan dengan serius
kemungkinan operasi pengangkatan (bangkai) Titanic,"
tulis Marc Shapiro dalam Total Titanic.

Meski kemudian wacana itu dibatalkan tiga keluarga


konglomerat tersebut karena lokasinya belum
ditemukan, bukan berarti upaya dengan tujuan serupa

3
dari pihak-pihak lain menghilang begitu saja. Dua tahun
pasca-tragedi Titanic, seorang arsitek asal Denver,
Colorado bernama Charles Smith juga pernah
mengungkapkan rencana itu. Namun ide itu tak pernah
ditanggapi serius pihak swasta maupun pemerintah
Amerika.

"lde Smith adalah dengan menggunakan magnet yang


kuat dan dikaitkan dengan sebuah kapal selam
berdesain khusus. Haluan Titanic dianggap akan bisa
dideteksi dengan magnet itu untuk menemukan
lokasinya lebih dulu. Lalu magnet tambahan akan
diturunkan ke air agar bisa ditempelkan ke lambung
Titanic dengan kabel-kabel untuk mengangkat Titanic ke
permukaan. Dia mengaku akan butuh kru sebanyak 162
orang dan biaya 1,5 juta dolar,"lanjutnya.

Berturut-turut,upaya untuk mencari lokasi bangkai


Titanic dengan motif memburu harta karun mulai marak
pasca-Perang Dunia Il. Pada Juli 1953,kapal penyelamat
Help yang dilengkapi peralatan penyelamatan barang
dengan kendali jarak jauh dan kamera deep-dive
mencoba peruntungannya.

Mereka juga membawa sejumlah bahan peledak untuk


meledakkan lambung Titanic jika lokasinya ditemukan,
untuk mengangkat harta-harta yang tertinggal.
Percobaan kapal Help itu gagal. Pun dengan kali
keduanya pada Juli 1954, lokasi Titanic masih belum
ditemukan.

Pada 1966,seorang penggemar kisah Titanic asal


Baldock,Inggris bernama Douglas Woolley mengajukan
rencana pencarian dengan menggunakan wahana
selam bathyscaphe. Wahana itu diklaim juga bisa
menarik lambung Titanic ke permukaan dengan cara
dikaitkan ke balon-balon berbahan nilon. Woolley
mengklaim berniat menjadikan bangkainya sebagai
museum terapung di Pelabuhan Liverpool.

"Titanic Salvage Company sampai didirikan untuk mengatur skema itu dan sekelompok
pebisnis dari Berlin Barat juga membentuk konsorsium, Titanic-Tresor untuk mendukung ide itu
dari sisi keuangan. Tetapi proyek itu akhirnya batal setelah mereka belum menemukan solusi
bagaimana caranya membuat balon itu mengembang di dalam laut. Perhitungannya juga
menunjukkan akan butuh 10 tahun untuk menemukan cara bagaimana gas di dalam balonnya

4
bisa mengatasi tekanan air," usahanya pun gagal ungkap John P. Eaton dan Charles A. Haas
dalam Titanic:Triumph and Tragedy.

Masih dalam kurun 1970-an, muncul ide-ide yang lebih


unik. Salah satunya adalah dengan memompa 180 ribu
ton lilin cair Vaseline agar bangkai kapal Titanic bisa
terangkat dengan sendirinya. Atau dengan
memasukkan jutaan bola pingpong dengan harapan
serupa. Lainnya adalah rencana seorang bos kontraktor
dari Walsall, Arthur Hickey. Dia mengajukan skema
bahwa bangkai Titanic dibekukan terlebih dengan
nitrogen cair. Setelah membeku, bangkainya akan bisa
ditarik dengan kapal lain sampai ke pelabuhan terdekat.

Namun semua wacana itu mentah. Lagi-lagi karena koordinat tepat lokasi bangkainya pun
masih belum bisa ditemukan.
Secercah cahaya di ujung terowongan akhirnya baru tampak ketika pakar oseanografi dan
geologi kelautan Amerika, Letkol (Purn) Robert Duane Ballard, melakoni ekspedisi dengan
pendekatan yang lebih akademis. Ballard sudah menggencarkan upaya-upaya risetnya sejak
1977 dan baru berbuah manis pada 1 September 1985.

Ekspedisi berakhir sukses itu dimulai pada Juli 1985


ketika Ballard bekerjasama dengan AL Amerika dan
beberapa peneliti IFREMER asal Prancis dengan
menggunakan kapal riset Le Suroît. Selama berminggu-
minggu tanpa lelah ia menaiki kapal selam mini Argo
yang diturunkan dari Le Suroît untuk “menyapu" wilayah
seluas 150 mil persegi di tengah Samudera Atlantik
Utara berbekal peralatan sonar dan kamera laut dalam.
Selain untuk mencari bangkai Titanic ,misi itu sekaligus
untuk memetakan bangkai dua kapal selam nuklir, USS
Thresher dan USS Scorpion.

Pada 1 September 1985 sekira pukul 00.48 tengah


malam waktu setempat, Titanic akhirnya ditemukan.
Ketika itu Ballard dengan kapal selam Argo-nya sudah
naik ke permukaan dan berganti "pangkalan" ke kapal
riset Knorr. Di atas ruangan riset ,ia pun mengecek hasil
rekaman "penyapuan" dasar laut. Salah satu gambarnya
menunjukkan puing-puing dan kemudian bangkai
badan kapal. Baru satu jam kemudian ia yakin itu
bangkai kapal yang identik dengan Titanic.

"Robert Ballard merayakan keberhasilan itu dengan


para krunya. Tetapi mood di atas Knorr seketika

5
berubah. Reaksi Ballard hening ketika keluar ke dek
kapal. Para kru mengikutinya ketika waktu sudah
memasuki pukul 1.40 dini hari. la pun memimpin
momen mengheningkan cipta sejenak untuk para
korban yang tewas di lautan pada 15 April 1912. Lima
menit kemudian dia berkata, 'Terima kasih semuanya.
Sekarang kita kembali ke pekerjaan masing-masing',"
tulis Michael Burgan dalam Finding the Titanic:How
Doomed Ship.

Bangkai Titanic ditemukan Ballard di 690 km tenggara


pesisir Newfoundland, Kanada dengan koordinat antara
41 derajat 43 menit 32,99 detik lintang utara dan 49
derajat 56 menit 26,99 detik bujur barat. Hal baru yang
juga terungkap adalah, Titanic bersemayam di
kedalaman 12.500 kaki (3,8 kilometer) di bawah laut
dengan keadaan terbelah dua.

Ballard baru kembali lagi ke lokasi bangkai Titanic pada Juli 1986 menggunakan kapal riset RV
Atlantis // yang membawa kapal selam mini DSV Alvin. la menyelam kembali untuk merekam
puing-puing dan bangkai Titanic,termasuk merekam bagian dalam bangkai.

Tetapi di balik keberhasilan itu muncul masalah baru.


Banyak pihak lain yang kemudian mengklaim
kepemilikan bangkai Titanic. Antara lain perusahaan
asuransi Inggris, Liverpool and London Steamship
Protection and Indemnity Association, yang sampai
mewacanakan pengangkatan bangkai Titanic. Lainnya,
elit Inggris Douglas Faulkner-Woolley yang mengklaim
kepemilikannya berdasarkan hukum Board of Trade
tahun 1960.

Hal lain yang juga dikhawatirkan Ballard adalah perburuan harta karun ilegal. Lokasi Titanic
masih sangat rentan karena tak terlindungi dengan hukum maritim apapun lantaran lokasinya
berada di luar wilayah laut Amerika, Kanada, maupun Inggris.

"Titanic harus dilindungi dan jangan sampai disentuh


para pemburu harta karun. Perkembangan teknologi
bawah laut saat ini sudah membuat 'Piramida Besar' di
laut dalam dengan mudah diakses siapa saja. Mereka
bisa saja merampoknya seperti yang terjadi di
(piramida-piramida) Mesir. Kita mesti melindunginya
demi generasi-generasi yang akan datang," seru Ballard
dikutip Don Lynch dalam Titanic: An Illustrated History.

6
Seruan Ballard itu kemudian ditanggapi Kongres Amerika yang mengajukan RMS Titanic
Maritime Memorial Act ke Parlemen dan Senat Amerika medio 1986. Upaya itu diperkuat
dengan lobi-lobi diplomatik Kementerian Luar Negeri Amerika kepada para kolega mereka di
Kanada, Inggris, dan Prancis.

"Undang-undang itu disahkan parlemen dan senat,


serta kemudian ikut ditandatangani Presiden Ronald
Reagan pada 21 Oktober 1986.Negosiasi antanegara itu
sendiri baru berbuah dalam kurun 1997-2000 lewat
kesepakatan Agreement Concerning the Shipwrecked
Vessel R.MS Titanic yang kemudian diratifikasi
pemerintah Amerika dan Inggris," ungkap Tullio Scovazzi
dalam"The Application of Salvage Law and Other Rules
of Admiralty" yang termaktub di buku The Protection of
the Underwater Cultural Heritage:Before and After the
2001 UNESCO Convention.

Anda mungkin juga menyukai