Beralmet UTM
Background
merah
Ukuran 3x4
DISUSUN OLEH:
MOCH. GILANG R
210431100014
KELAS A
DISETUJUI PADA : JUNI 2023
KOORDINATOR ASISTEN PRAKTIKUM
ACHMAT YANI
NIM. 190431100041
i
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat, rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan resmi praktikum Sistem Kendali ini.
Dalam kesempatan ini, dengan penuh kerendahan hati, kami ingin mengungkapkan kata pengantar
yang tidak terpisahkan dari laporan yang kami susun. Dalam penulisan laporan ini pastinya
terdapat kekurangan ataupun kesalahan dalam penyusunan yang telah disusun. Tetapi, juga
terdapat kepuasan tersendiri, karena telah menyelesaikan laporan praktikum Sistem Kendali ini.
Dengan terselesaikan-nya laporan praktikum Sistem Kendali ini tidak sedikit juga
hambatan atau halangan yang saya hadapi dalam pengerjaan laporan. Dan saya sangat berterima
kasih kepada semua pihak yang terkait dalam laporan ini. Pastinya kepada dosen pengampu mata
kuliah ini, juga asisten praktikum dan kedua orang tua yang sudah membantu support dalam
penyusunan dan pembuatan laopran. Mungkin tanpa dukungan dan restu mereka, penyusunan
laporan ini mungkin tidak akan mencapai hasil yang memuaskan. Sehingga laopran ini dapat
terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Dengan diberikan mata kuliah praktikum Sistem Kendali yang terdiri dari 5 modul yang
berbeda ini. Saya berharap dapat menambah ilmu pengetahuan, wawasan dan bermanfaat untuk
penulis dan pembacanya. Dan semoga saya juga bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
dengan percobaan yang telah dicoba. Serta dapat menularkan ilmu yang didapat kepada yang
masih belum mengetahui apa itu sistem kendali. Selain itu juga semoga bisa menambah
pengalaman bagi penulis ataupun pembaca.
Sekali lagi saya memohon maaf apabila dalam penyusunan terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan yang disengaja ataupun tidak disengaja. Baik itu dari tata bahasa maupun penyusunan
dan pastinya jauh dari kata sempurna. Seperti pepatah “Tidak ada gading yang tak retak, tak ada
kaca yang tak buram”. Maka dari itu penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca agar
memperbaiki laporan yang akan datang. Terima kasih atas perhatiannya dan kesempatan yang
telah diberikan kepada kami.
iii
DAFTAR ISI
iv
4.3 Alat dan Bahan .................................................................................................................. 49
4.4 Langkah Percobaan ............................................................................................................ 49
4.5 Hasil Percobaan .................................................................................................................. 55
4.6 Tugas Modul ...................................................................................................................... 58
4.7 Penutup .............................................................................................................................. 59
MODUL V .............................................................................................................................. 60
5.1 Tujuan Praktikum .............................................................................................................. 61
5.2 Dasar Teori ........................................................................................................................ 61
5.3 Alat dan Bahan .................................................................................................................. 66
5.4 Langkah Percobaan ............................................................................................................ 66
5.5 Hasil Percobaan ................................................................................................................. 68
5.6 Tugas Modul ...................................................................................................................... 75
5.7 Penutup .............................................................................................................................. 79
PENUTUP ............................................................................................................................... 80
A.Kesimpulan .......................................................................................................................... 80
B.Saran .................................................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 84
CURRICULUM VITAE .......................................................................................................... 86
v
NAMA : MOCH. GILANG R
NIM : 210431100014
KELAS : A
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
MODUL I
PENGENALAN SISTEM KONTROLER
dan berlanjut sampai suatu keadaan akhir tertentu. Hubungan sebuah sistem dan proses
dapat digambarkan pada contoh seperti berikut:
Sedangkan untuk prinsip kerja system control dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Dari gambar ilustrasi tersebut, dapat dinyatakan bahwa sebenarnya yang terjadi
yaitu pengukuran terhadap tinggi cairan di dalam tangki, lalu membandingkannya terhadap
harga tertentu dari tinggi cairan yang dikehendaki, kemudian melakukan koreksi yaitu
dengan mengatur bukaan pada keran masukan cairan ke dalam tangki. Dapat disimpulkan
c. Isikan nama sebagai akun pada aplikasi Com3Lab (group bisa dikosongi) seperti gambar
dibawah ini
d. Ikuti langkah – langkah yang sudah tedapat pada aplikasi Com3Lab seperti gambar
dibawah ini.
1.5 Hasil Percobaan
LEMBAR PENGAMATAN MODUL 1
2.89
Tentukan pula perbandingan tegangan sensor saat suhu 25˚C dan saat 100˚C berdasarkan hasil
percobaan
2.89
10.07
Lakukan set up rangkaian percobaan open loop control system sehingga didapatkan nilai
paramater berikut:
Aktifkan fan dengan menghubungkan dengan tegangan 5 volt, lakukan pengamatan dan
dapatkan nilai dari paramater berikut:
4.97
Aktifkan fan untuk melengkapi sistem close loop dengan menghubungkan dengan tegangan
pada saat z = 0 volt dan pada saat z = 5 volt dan lengkapi nilai dari parameter berikut:
4.53
4.40
Berdasarkan nilai tabel tersebut dapat diplot grafik yang digunakan sebagai refrensi untuk
menghitung nilai KP
1.41
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
b. Analisa
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada praktikum sistem kendali
tepatnya pada modul 1, maka dapat dianalisa bahwa pada praktikum yang telah dilakukan
melakukan 2 percobaan yaitu percobaan tentang system control loop terbuka dan system
control loop tertutup. Pada percobaan pertama yaitu melakukan percobaan tentang system
control loop terbuka, dimana output tidaklah memberikan umpan balik untuk
pengontrolan. Untuk mendapatkan nilai dari parameter nilai tegangan sensor (U) pada suhu
25˚C berdasarkan hasil dari percobaan maka hasil yang dihasilkan oleh U adalah sebesar
2.89 volt. Selanjutnya untuk menentukan pula perbandingan tegangan sensor saat suhu
25˚C dan saat 100˚C berdasarkan hasil percobaan maka hasil yang dihasilkan oleh U pada
suhu 25˚C adalah sebesar 2.89 volt dan pada saat menggunakan suhu 100˚C maka hasil
yang dihasilkan oleh U adalah sebesar 10.07 volt. Selanjutnya dilakukan set up rangkaian
percobaan open loop control system sehingga didapatkan nilai parameter jika z bernilai 0
maka nilai U adalah sebesar 6.18 volt. Setelah itu, Aktifkan fan dengan menghubungkan
dengan tegangan 5 volt, untuk z tegangannya bernilai 0 maka tegangan U sebesar 6.18 volt,
dan jika z nilai tegangannya bernilai 5 volt, maka nilai tegangan U sebesar 4.97 volt. Pada
percobaan praktikum selanjutnya adalah melakukan percobaan praktikum close loop
control system dimana kita harus melakukan set up pada modul percobaan dengan
memperhatikan instruksi pada software, yang menggunakan blok temperature control, blok
analog controller serta block kontrol PID sehingga didapatkan parameter dengan nilai W
tegangannya adalah sebesar 6.18 volt. Lalu aktifkan fan untuk melengkapi sistem close
loop dengan menghubungkan dengan tegangan pada saat nilai Z sebesar 0 volt dan pada
saat nilai Z bertegangan 5 volt dan dan nilai parameter yang dihasilkan jika nilai Z sebesar
0 volt maka hasil x memiliki tegangan sebesar 4.53 volt. Dan jika nilai Z bertegangan 5
volt maka hasil x memiliki tegangan sebesar 4.40 volt. Dari data yang diperoleh pada
percobaan praktikum close loop control system maka bisa dianalisis bahwa nilai z yang
bervariasi dengan range 2 volt – 7 volt dapat ditulis sebagai berikut:
yT/V xT/V
2,00 4.76
3,00 5.23
4,00 6.12
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
5,00 6.83
6,00 7.33
7,00 7.92
Berdasarkan nilai tabel tersebut dapat diplot grafik yang digunakan sebagai refrensi untuk
menghitung nilai KP
1.41
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
b. Buatlah block diagram dari gambar dibawah ini dan jelaskan! (Open Loop/ Close Loop)
1. Jawaban
a.
Gambar diatas menunjukkan contoh sistem jenis open loop system dan dapat diartikan
bahwa ketika operator membuka katup secara manual, air mulai mengisi tangki. Saat
ditentukan bahwa air berada pada kedalaman yang benar, operator mematikan katup.
Jika diperlukan air tambahan, operator akan menyalakan air lagi dan memasukkan lebih
banyak air ke dalam tangki. Sistem ini disebut sistem loop terbuka karena beberapa
alasan. Yang pertama, operator harus membuka katup air secara manual jika diperlukan
lebih banyak air di dalam tangki, dan menutup katup air jika jumlah air yang tepat telah
ditambahkan. Kedua, operator melihat ke dalam tangki untuk menentukan apakah lebih
banyak atau lebih sedikit air yang dibutuhkan, dan kemudian membuka atau menutup
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
katup air daripada pengontrol yang membandingkan sinyal sensor dengan setpoint.
Sistem loop terbuka cenderung sangat sederhana dan sering digunakan dalam aplikasi.
b.
Dari gambar diatas bisa diartikan bahwa sistem control tertutup tersebut terdapat pada
AC ruangan. Pada AC ruangan dengan sistem kontrol tertutup, sensor suhu dan
kelembaban akan memberikan informasi kembali tentang kondisi aktual di dalam
ruangan dan sistem kontrol akan menyesuaikan kondisi ruangan untuk mencapai suhu
dan kelembaban yang diinginkan. Sensor suhu dan kelembaban akan mengukur kondisi
aktual di dalam ruangan dan memberikan informasi kembali ke termostat. Termostat
akan membandingkan kondisi aktual dengan kondisi yang diinginkan dan mengirimkan
sinyal ke kompresor dan motor kipas untuk menyesuaikan suhu di dalam ruangan.
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
1.7 Penutup
a. Kesimpulan
Pada percobaan kali ini disimpulkan bahwa mahasiswa paham dan mengerti tentang
system control yang dilakukan di modul 1 ini. Pengenalan sistem kontrol atau bisa disebut
dengan sistem kendali merupakan peran yang sangat berguna sebagai dapat menggantikan
sebagian dari pekerjaan manusia. Umumnya pengertian sistem kontrol atau sistem kendali
adalah kumpulan dari beberapa komponen yang terhubung antara satu sama dengan lainnya,
sehingga dapat dibentuk suatu tujuan tertentu yaitu dapat mengendalikan atau mengontrol
suatu sistem. Sistem kontrol sendiri terdiri dari dua jenis yaitu sistem kontrol loop terbuka
dan sistem kontrol loop tertutup. Untuk sistem kontrol sendiri merupakan alat yang
peruntukan untuk mengontrol , mengendalikan, dan mengatur kondisi dari suatu sistem.
Istilah kendali dapat dipraktekan secara manual untuk mengendalikan sistem kontrol, sistem
kendali atau sistem kontrol adalah suatu sistem yang dapat dihasilkan nilai tertentu untuk
keluarannya melalui pengendalian ataupun pengubahan ketentuan dari masukan sistem.
Loop terbuka atau open loop merupakan dimana di suatu sistem keluarannya tidak
mendapatkan feedback atau kondisi kembali. Maksudnya adalah ketika dalam suatu Inverter,
ketika inverter tersebut berlangsung untuk dibutuhkan elektro motor maka inverter tersebut
tidak dikembalikan feedback atau kondisi Kembali ke pada orang -orang yang mengontrol.
Contohnya dari hal ini adalah boiler pemanas sentral yang hanya dikontrol oleh pengatur
tempo, sehingga tegangan dapat diterapkan untuk peluang yang tepat dan terlepas dari suhu
gedung atau rumah. System control Close loop atau loop tertutup merupakan suatu sistem
kendali yang menggunakan konsep sistem loop terbuka sebagai jalan maju namun memiliki
satu atau lebih loop atau jalur umpan balik antara keluaran dan masukannya, atau bisa juga
disebut umpan balik, ini berarti bahwa sementara belahan dari outputan dikembalikan
kembali ke inputan untuk membentuk belahan dari eksitasi system itu sendiri.
b. Saran
Saran pada percobaan yang disampaikan untuk modul 1 yang telah terlaksana yaitu
yang pertama, tempatnya yang kurang luas sehingga praktikan kurang bisa melihat
praktikum yang sedang melakukan percobaan, sehingga banyak praktikan yang kurang
memperhatikan dan juga pada percobaan juga sebenarnya masih banyak tapi untuk
percobaan cuman ada 3 di karenakan waktu yang mepet atau kurang.
NAMA : MOCH. GILANG R
NIM : 210431100014
KELAS : A
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
MODUL II
MODEL MATEMATIS DAN TRANSIENT RESPON
mengacu pada respon sistem atau proses terhadap perubahan dalam masukan atau kondisi
awal. Respons ini sering kali menyebabkan perubahan sementara dalam output sebelum
mencapai kondisi yang stabil. Fenomena ini terjadi karena sistem atau proses membutuhkan
waktu untuk beradaptasi dengan perubahan dalam masukan atau kondisi awal yang diberikan
[4].
Jika ingin menentukan spesifikasi sistem, diperlukan analisis dan desain sistem kendali.
Namun, analisis dan desain tersebut hanya dapat dilakukan jika kita memiliki model
matematis sistem yang diketahui. Dan jika nilai parameter plant tidak diketahui, kita tidak
akan dapat memperoleh model matematis yang akurat. Akibatnya, sulit untuk memodifikasi
atau mendesain sistem agar sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Ini merupakan masalah
yang perlu dicari solusinya. Salah satu teknik yang memungkinkan untuk memperoleh model
matematis plant adalah melalui identifikasi parameter. Dengan melakukan pengujian dan
menentukan parameter karakteristik respon transient sistem orde kedua, kita dapat
mengidentifikasi parameter yang sesuai.
Contoh respons transient meliputi momen saklar dinyalakan atau dimatikan, awal atau
berhentinya sistem kontrol, serta perubahan suhu atau tekanan yang mendadak. Penggunaan
respons transient bermanfaat untuk memahami dan menganalisis perubahan sementara dalam
sistem atau proses akibat perubahan input atau kondisi awal. Dengan mempelajari respons
transient, kita dapat memahami bagaimana sistem merespons dan beradaptasi terhadap
perubahan sebelum mencapai kestabilan. Informasi yang diperoleh dari respons transient
membantu dalam perencanaan strategi pengendalian atau optimasi yang efektif. Selain itu,
respons transient juga memberikan prediksi mengenai waktu yang dibutuhkan oleh sistem
untuk mencapai kestabilan setelah perubahan tertentu, serta mempelajari karakteristik dan
perilaku sistem dalam jangka waktu tertentu [5].
A. MATLAB
Kemajuan dan adopsi teknologi komputer saat ini telah memberikan kemudahan
dalam berbagai penelitian. Salah satu manfaatnya adalah kemampuan untuk menghitung
masalah sehari-hari dan membuktikan teorema baru. Hal ini juga memungkinkan para
peneliti untuk mengembangkan teorema matematika yang sebelumnya belum terpecahkan.
Sebelumnya, perhitungan manual yang hampir tidak mungkin dilakukan menyebabkan
teorema tertentu tidak dapat dibuktikan. Namun, dengan adanya perangkat lunak seperti
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
Matlab (Matrix Laboratory), ilmuwan matematika telah mengalami kemajuan pesat dalam
bidang ini. MATLAB adalah perangkat lunak yang sangat efektif untuk perhitungan
numerik yang berfokus pada operasi matriks, dan digunakan secara luas dalam bidang
matematika komputasi, pengembangan algoritma, pemodelan pemrograman, simulasi dan
prototyping, analisis data, eksplorasi dan visualisasi, analisis numerik dan statistik, serta
pengembangan aplikasi teknik.
Matlab, yang merupakan singkatan dari Matrix Laboratory, adalah sebuah perangkat
lunak yang berbasis pada penggunaan matriks. Matlab menggunakan matriks dengan cara
yang relatif sederhana sehingga mudah digunakan. Dalam bukunya yang berjudul "Cepat
Mahir Matlab" karya Andry Pujiriyanto tahun 2004, terdapat setidaknya lima kegunaan
umum Matlab, yaitu untuk:
1. Matematika dan komputasi;
2. Pengembangan dan algoritma;
3. Permodelan, simulasi dan pembuatan prototype;
4. Analisa data, eksplorasi dan visualisasi;
5. Pembuatan aplikasi termasuk pembuatan GUI (Graphical User Interface)
Penggunaan Matlab yang sangat terkait dengan matriks memiliki keterkaitan yang
erat dengan bidang matematika dan komputasi. Dengan Matlab, berbagai masalah
matematika dapat dengan mudah dicari solusinya, serta berbagai masalah dalam bidang
komputasi juga dapat diselesaikan. Matlab merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi
yang secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan komputasi teknis, visualisasi,
dan pemrograman, seperti komputasi matematika, analisis data, pengembangan algoritma,
simulasi, pemodelan, dan visualisasi perhitungan [6].
B. Respon Transient
Respon transien adalah hasil yang memperlihatkan seberapa cepat sistem merespon
dalam satuan waktu saat terjadi peralihan. Respon peralihan sistem kontrol terhadap input
tangga satuan (unit step) biasanya dibagi menjadi beberapa kategori sebagai berikut:
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
Rise Time adalah durasi yang diperlukan oleh sistem untuk mencapai 90%
dari tingkat dasar yang stabil atau nilai keluarannya yang stabil. Dan Waktu Puncak
adalah waktu yang dibutuhkan oleh sistem untuk mencapai puncak daya keluarannya
[7].
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
i. Cari nilai transient respon dari gelombang yang dihasilkan dari fungsialih dan tulis hasil
pada hasil percobaan :
● Rangkaian orde 1 :
a) Tr = …..
b) Ts = ….
c) Tp = ....
● Rangkaian orde 2 :
d) 1. Tr = …..
e) 2. Tp = …..
f) 3. Ts = …..
g) 4. Fv = …..
j. Pada simulink matlab buat proses transient respon seperti gambar dibawah :
● Rangkaian orde-1
● Rangkaian orde-2
A. Rangkaian Orde 1
1
1 𝐺 (𝑠 ) = 1.1 1.96
0,5𝑠 + 1
1
2 𝐺 (𝑠 ) = 7.03 12.5
3,2𝑠 + 1
B. Rangkaian Orde 2
1
1 𝐺 (𝑠 ) = 2.4 5.28 8.17 1
2𝑠 2 + 1,5𝑠 + 1
1
2 𝐺 (𝑠 ) = 1.69 4.42 28.5 1
2𝑠 2 + 0,5𝑠 + 1
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
b. Analisa
Berdasarkan percobaan praktikum modul 2 yang telah dilakukan maka dapat dianalisa
bahwa praktikum ini mempelajari tentang Model Matematika dan Respons Transient. Ada
dua metode untuk mencari fungsi alih dalam percobaan ini. Pada percobaan yang pertama
yaitu melakukan perhitungan dengan manual, lalu pada percobaan yang kedua adalah
menggunakan perangkat lunak MATLAB untuk mensimulasikan hasil perhitungan pada
percobaan praktikum pertama. Kedua metode tersebut berguna untuk pemahaman yang
lebih dalam fungsi transfer maupun respons transient yang terkait dengan sistem dinamis.
Dengan penemuan kedua metode tersebut, diharapkan dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa depan. Ada 2 rangkaian yang
dihitung yaitu rantai urutan 1 dan urutan 2. Untuk rangkaian Orde-1 pertama, fungsi
transfer G(s)=1/(0,5 s 1) diperoleh dari rumus yang disiapkan dalam percobaan praktikum.
Fungsi transfer memberikan spesifikasi respon transien Tr = 1.1; TS = 1,96; Tp = 3. Selain
itu, rantai Järk-2 kedua menerima fungsi transfer G(s)=1/(3.2 s 1), definisi respons transien
diperoleh sebagai berikut Tr = 7.03; Ts = 12,5; Tp = 20. Semua hasil fungsi transfer yang
diperoleh selanjutnya dapat disimulasikan dalam MATLAB, yakni dengan fungsi yang
disebut Simulink Library atau disebut modul-like circuit. Kemudian pada pengujian
selanjutnya yaitu pada rangkaian orde kedua nomor 1 diperoleh dari hasil yang diperoleh
dengan cara manual memformulasikan fungsi alih G(s)=1/(〖2s〗^2 1.5s 1) dan definisi
transien . respon dari fungsi transfer diperoleh. Tr. = 2,4; Ts = 5,28; Ts = 8.17 dan Fv = 1.
Lalu pada percobaan selanjutnya yaitu sequence-2 dengan nomor urut 2, didapatkan fungsi
transfer G(s)=1/(〖2s〗^2 0.5s 1) dan nilai respon dari definisi sementara adalah tr = 1 ,69;
tp = 4,42; Ts = 28.5 dan Fv = 1, maka fungsi transfer dapat disimulasikan pada Matlab
menggunakan fungsi Library Simulink. Dari hasil percobaan tersebut dapat disimpulkan
bahwa penggunaan software Matlab dan fungsi Library Simulink dapat mempermudah dan
mempercepat proses simulasi dari fungsi transfer yang diperoleh. Dalam pembelajaran
rangkaian elektronika, selain mengetahui model matematika, pemahaman tentang respon
transien juga sangat penting untuk dipelajari lebih dalam lagi, karena dari pemahaman
materi tersebut sangat bermanfaat bagi kita dalam dunia kerja atau dalam dunia kedepannya
yang pasti ada halnya yang menggunakan atau mempelajari model matematis ataupun
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
respon transient. Dari kedua percobaan metode yang telah dilakukan maka pada percobaan
respon transient dapat di analisa bahwa pada respon transient pada sinyal masukan dapat
merespon lebih cepat.
Orde 1
a.
b.
Orde 2
a.
b.
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
b) Bagaimana respon transient dari soal pertama, jika inputan unit step
function dengan ketentuan R=10 OHM, C= 0,1 L1=10 H L2=5H ?
Tentukan juga kinerja peralihannya (Tp, Tr, Ts dan %OS) ?
c) Analisalah hasil respon transient yang diperoleh!
2) Jawaban
𝑑1
a) 𝑒(𝑡) = 𝑅1 + 𝐿1 + 𝑒0 … … (1)
𝑑𝑡
𝑑1
𝑒 (0) = + 𝐿2 … … (2)
𝑑𝑡
𝑑𝑒𝑣
𝐼𝑐 = 𝐼1 (𝑡) − 𝐼2 (𝑡) = 𝑐
𝑑𝑡
Laplace
𝑐 (𝑠)
𝑒0 (𝑠) − 𝑠𝐿2 = 𝐼2 (𝑠) = 0 … (1) → 𝐼2 (𝑠) =
𝑠 𝐼2
𝐼1 (𝑠) − 𝐼2 (𝑠) = 𝑠𝐿𝑒0 (𝑠)
𝐸 (𝑠) = (𝑅 + 𝑠𝐿1 ) 𝐼1 (𝑠) + 𝐸0 (𝑠)
𝐸 (𝑠) − 𝐸0 (𝑠)
𝐼1 (𝑠) =
𝑅 + 𝑠𝐿1
𝐸 (𝑠) − 𝐸0 (𝑠) 𝐸0 (𝑠)
− = 𝑠𝐿𝑒0 (𝑠)
𝑅 + 𝑠𝐿1 𝑠𝐿2
𝑠𝐿2 (𝑠) − 𝑠𝐿2 𝐸0 (𝑠) − (𝑅 + 𝑠𝐿1 )𝐸0 (𝑠)
= 𝑠𝐿𝑒0 (𝑠)
(𝑅 + 𝑠𝐿1 )𝑠𝐿2
𝑠𝐿𝑒0 (𝑠)(𝑅 + 𝑠𝐿1 )𝑠𝐿2 = 𝑠𝐿2 (𝑠) − 𝑠𝐿2 𝐸0 (𝑠) − (𝑅 + 𝑠𝐿1 )𝐸0 (𝑠)
𝑠𝐿2 𝐸0 (𝑠) = (𝑅3(𝐼1 + 𝐿2 ))𝐸0 (𝑠) = (𝑅 + 𝐿1 )(𝑠 2 (2)𝐸0 (𝑠))
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
𝑠𝐿2
b) 𝐹 (𝑠 ) =
𝑠 3 𝐿1 𝐿2 2
𝑐𝑡𝑠 𝐿2 𝐶𝑅+𝑠(𝐼1 +𝐿2 )+𝑅
5𝑠
𝐹 (𝑠 ) =
(10 × 5 × 0,1)𝑠 3 + (5 × 0,1 × 10)𝑠 2 + (10 + 5)𝑠 + 10
5𝑠
𝐹 (𝑠 ) =
5𝑠 3 + 5𝑠 2 + 15𝑠 + 10
setelah digunakan matlab didapatkan Tp = 6,38 ; Tr = 1,25 ; Ts = 20 ; %0s = 15,4
c) Dapat saya analisa dari respon transient yang didapatkan banyak terjadi overshoot,
dimana respon sistem ini merupakan respon transient dari orde 3.
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
2.7 Penutup
a. Kesimpulan
Berdasarkan dari praktikum yang sudah dilakukan maka dapat disimpulan bahwa
mahasiswa paham dan mengerti tentang Model Matematis dan Transient Respons.
Transient response merupakan respons sementara dari sistem terhadap perubahan masukan
atau kondisi awal. Matlab merupakan sebuah software yang sering digunakan dalam
bidang penelitian maupun pengembangan teknologi, terutama untuk memahami dan
menganalisa sistem dinamik. Dengan memahami model matematika dan prinsip operasi
respon transien, kita dapat memahami bagaimana sistem dan proses bekerja dan
memprediksi responnya terhadap perubahan input atau kondisi awal. Model Matematika
dan Respons Transien diterapkan untuk mencari fungsi transfer dan respon transient dari
sistem dinamik. Dua metode yang dapat diimplementasikan pada percobaan ini yaitu
perhitungan manual dan mensimulasikan hasil perhitungan menggunakan sofrtware
Matlab. Penggunaan Matlab ini bertujuan untuk memperoleh fungsi transfer dan fungsi
respons transient yang sangat penting, karena dapat meningkatkan akurasi dan efisiensi
dari sistem dinamik ini yang bisa dikembangkan lagi dalam dunia pendidikan maupun
dunia kerja. Analisa dengan Matlab, hasil perhitungannya dapat disimulasikan secara
digital dan cepat, yang memungkinkan sistem dinamis untuk dievaluasi dalam berbagai
kondisi. Pada dasarnya Matlab merupakan perangkat lunak yang dirancang untuk
mempermudah pelaksanaan perhitungan matematis maupun simulasi sistem dinamis.
Perangkat lunak Matlab ini memiliki kemampuan untuk mengolah data, membuat grafik
dan melakukan analisis numerik, sehingga berguna dalam penelitian dan pengembangan
teknologi, khususnya pada bidang fisika dan bidang teknik. Selain itu, Matlab juga
memiliki keunggulan yang spesifik dalam hal kemampuan pemrograman, sehingga
pengguna Matlab dapat membuat sendiri program yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
Hal ini memungkinkan pengguna untuk melakukan Analisa sistem dinamis secara lebih
akurat dan juga lebih efisien. Salah satunya yaitu dengan menggunakan Matlab dapat
membantu mengidentifikasi respon sementara dalam sistem dinamis, yang memberikan
pemahaman yang lebih dalam tentang perilaku sistem tersebut. Maka dalam hal ini dapat
disimpulkan bahwa Matlab sangat berperan penting dalam menunjang ilmu pendidikan
maupun dalam menganalisa sistem dinamik.
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
b. Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum Sistem Kendali 2023 tepatnya pada modul
2 ini yaitu untuk kedepannya dapat diberikan latihan tutorial terlebih dahulu untuk
pengoperasian aplikasi matlab, agar pada saat praktikum para praktikan tidak kebingungan
untuk memahami Langkah-langkah percobaan maupun uji coba penggunaan software
Matlab.
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
MODUL III
PENGENDALI P-I-D
Jadi untuk elemen-elemen kontrol P, I dan D memiliki fungsi mempercepat hasil respon
sistem, menghilangkan offset dan membuat perubahan awal yang besar. Penyetelan konstanta
Kp, Ti, dan Td nantinya akan menyebabkan penonjolan sifat berasal dari elemen masing-
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
masing. Satu atau dua berasal ketiga konstanta tadi dapat disetel lebih menonjol dibanding
lainnya. Ada juga persamaan dari 1 kontroler PID yaitu sebagai berikut:
1 1 𝑑𝑒(𝑡)
𝑚𝑣 = 𝐾𝑝 (𝑒(𝑡) + ∫ 𝑒(𝑡)𝑑𝑡 + 𝑇𝑑 ) (1)
𝑇𝑖 0 𝑑𝑡
Dan untuk persamaan kontroler PID diatas juga dapat di tuliskan sebagai berikut :
1 1 𝑑𝑒(𝑡)
𝑚𝑣 (𝑡) = 𝐾𝑝(𝑒(𝑡) + ∫ 𝑒(𝑡)𝑑𝑡 + 𝑇𝑑 (2)
𝑇𝑖 0 𝑑𝑡
1
dengan 𝐾𝑖 = 𝐾𝑝 × 𝑑𝑎𝑛 𝐾𝑑 = 𝐾𝑝 × 𝑇𝑑 (3)
𝑇𝑖
Supaya lebih memaksimalkan kerja kontroler diperlukan nilai batas minimum serta
maksimum yang akan membatasi nilai Manipulasi Variabel yang akan dihasilkan [9].
A. Kontrol Proporsional
Kontroler proporsional adalah Konstanta Proporsional. Kontroler proporsional berlaku
menjadi Gain (penguat) saja tanpa mempengaruhi pengaruh dinamik pada kinerja
kontroler. Penggunaan kontrol proporsional mempunyai aneka macam keterbatasan karena
sifat kontrol yg tidak dinamik ini. walaupun demikian pada aplikasi-aplikasi dasar yg
sederhana kontrol proporsional ini relatif bisa buat memperbaiki respon transien khususnya
rise time dan settling time. Pengontrol proporsional memiliki keluaran yg
sebanding/proporsional menggunakan besarnya frekuensi kesalahan (selisih antara besaran
yg diinginkan menggunakan harga aktualnya). Ciri – ciri pada pengontrol proporsional
yaitu sebagai berikut:
1. Bila nilai Kontroler proporsional termasuk kecil, maka pengontrol proporsional hanya
bisa melakukan koreksi kesalahan yang sama yaitu kecil, sebagai akibatnya akan
membentuk respon sistem yg lambat (menambah rise time).
2. Bila nilai Kontroler proporsional dinaikkan, tanggapan untuk sistem akan semakin cepat
mencapai keadaan pasnya (mengurangi rise time).
3. Tetapi bila nilai Kontroler proporsional diperbesar dan mencapai harga yang melebihi
batas, ini pasti mengakibatkan sistem bekerja tidak stabil atau respon sistem nantinya
berosilasi.
4. Nilai Kontroler proporsional bisa diset sebagaimana mungkin, sebagai akibatnya
mengurangi steady state error, tetapi tidak akan menghilangkan.
B. Kontrol Integral
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
Fungsi kontrol integral untuk menghasilkan respon sistem dengan kesalahan keadaan
pas nol (errors steady nation = zero ). Jika pengontrol tidak memiliki elemen integrasi,
pengontrol proporsional tidak dapat menjamin keluaran sistem dengan kesalahan stabilitas
nol.Kontrol integral dapat memperbaiki sekaligus menghilangkan respon steady-state,
namun pemilihan Kontrol integral dapat meningkatkan dan menghilangkan respons
keadaan tunak, tetapi memilih pengontrol terintegrasi yang salah dapat menyebabkan
respons transien yang tinggi, yang dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem. Memilih
pengontrol yang sangat terintegrasi sebenarnya dapat menyebabkan output berosilasi
karena meningkatkan urutan mesin. Keluaran dari kontroler ini juga adalah hasil dari
penjumlahan dihasilkan terus menerus dari perubahan masukannya. Jika sinyal pada
kesalahan tidak berubah, output tetap dalam keadaan sebelum input berubah. Output dari
pengontrol integral adalah area yang dibentuk oleh kurva kesalahan atau errors. Untuk
Ciri-ciri kontroler integral yaitu sebagai berikut:
1. untuk output pengontrol terintegrasi memerlukan interval waktu tertentu Pengontrol
terintegrasi cenderung memperlambat respons.
2. Jika sinyal kesalahan berharga bernilai nol, output pengontrol berlanjut dengan nilai
sebelumnya.
3. Jika pada sinyal kesalahan tidak bernilai nol, output ditampilkan Kenaikan atau untuk
penurunan dapat berpengaruh oleh besarnya sinyal kesalahan dan nilai pengontrol
terintegrasi Jika pada sinyal kesalahan tidak bernilai nol, output ditampilkan.
4. kontrol integral dan konstanta integral yang bernilai besar mempercepat kerugian
kompensasi Namun semakin tinggi nilai konstanta Kontrol integral maka semakin besar
pertumbuhannya Osilasi sinyal keluaran pengontrol.
C. Kontrol Derivatif
Keluaran dari kontroler diferensial memiliki karakteristik yang mirip secara fungsional
Turunan Perubahan tiba-tiba pada input pengontrol mulai berlakuuntuk membuat
perubahan besar dan cepat. Jika input tidak berubah, output regulator juga tidak berubah,
sedangkan sinyal input tiba-tiba berubah dan meningkat (dalam bentuk fungsi langkah),
output menghasilkan sinyal pulsa. Ketika sinyal input dinaikkan secara perlahan (fungsi
ramp), outputnya adalah fungsi step yang ukurannya sangat dipengaruhi oleh laju
perubahan tegangan dan koefisien konstan dari fungsi ramp kontrol diferensial. Untuk
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
sinyal kontrol u yang dibangkitkan oleh kontroler Derivatif dapat dinyatakan dalam bentuk
G(s)=sx Kontrol Derivatif Dari persamaan pada gambar 3.6 dan 3.7 dapat dilihat bahwa
sifat kontroler Derivatif mengacu pada "kecepatan" atau tingkat kesalahan. Dengan fitur
ini, dia bisa digunakan untuk meningkatkan respon sementara dengan memprediksi
kesalahan itu terjadi Kontrol diferensial hanya berubah ketika kesalahan berubah
bersamanya dalam kasus kesalahan statis, kontrol ini tidak bereaksi, itu juga alasannya
kontrol turunan tidak dapat digunakan sendiri. Untuk ciri-ciri Kontroler Derivatif yaitu
sebagai berikut:
1. Pengontrol ini tidak dapat mengembalikan hasil jika tidak ada perubahan yang
dilakukan pada inputnya (dalam bentuk perubahan sinyal kesalahan).
2. Jika sinyal kesalahan juga berubah dari waktu ke waktu, outputnya adalah nilai yang
dihasilkan oleh pengontrol bergantung pada nilai Kontrol Derivatif dan laju berubahnya
sinyal kesalahan.
3. Pengontrol Derivatif perbedaan memiliki tanda di depannya, sehingga pengemudi ini
dapat melakukan koreksi yang signifikan sebelumnya generator kesalahan menjadi
sangat besar. Jadi pengontrol diferensial dapat melakukannya antisipasi generator
kesalahan, usulkan tindakan korektif, dan upayakan untuk meningkatkan stabilitas
sistem.
4. Dengan cara menaikkan nilai Kontrol Derivatif, stabilitas sistem dapat ditingkatkan dan
mengurangi luapan.
D. Karakteristik Kontroler Proporsional, Integral, dan Derivatif
Kontroler diferensial biasanya digunakan untuk mempercepat respons awal sistem,
tetapi tidak meminimalkan kesalahan stabilitas. Bekerja pengontrol diferensial hanya
beroperasi dalam rentang sempit, yaitu fase transisi. Oleh karena itu, regulator diferensial
tidak pernah digunakan tanpa pengontrol lain. Pada setiap pengontrol P, I dan D ini
juga memiliki kelebihan dan kekurangan dan saling mengisi atau tumpang tindih yang
menghubungkan ketiganya secara paralel Pengontrol proporsional plus integral plus
derivatif (pengontrol PID). Kontrol P, I dan D semuanya bertujuan untuk:
1. Mempercepat respons sistem untuk mencapai titik setel yang diinginkan.
2. Memberikan suatu perpindahan awal yang besar dan mengurangi luapan dalam
overshoot, dan Menghapus offset [10].
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
e. Hubungkan semua blok atau komponen menjadi suatu rangkain dengan menarik garis ke
komponen-komponen.
f. Atur parameter inputnya dan tuning nilainya sesuai dengan tabel percobaan pada Konstanta
Porporsional benilai 250 dan 600, Konstanta Integral bernilai 25 dan 45, Konstanta
Derivatif bernilai 12 dan 85 dan Tuning PID sampai tidak ada overshoot dan sampai respon
time kecil.
g. Jalankan program atau simulasi dengan menekan tombol Start Simulation pada simulink.
h. Untuk melihat respon grafiknya, double klik pada scope di simulinknya.
i. Catat hasil percobaan pada table pengamatan dan analisanya.
3.5 Hasil Percobaan
b. Konstanta Integral = 45
Kp 0 Ki 45 Kd 0
Grafik Hasil Simulasi
b. Analisa
Pada percobaan kali ini yang dapat saya analisa pada modul 3 praktikum sistem Kendali
ini yaitu membahas tentang Pengendali PID, yang dimana telah selesai dilakukan percobaan
percobaan sesuai dengan urutan tabel percobaan, dengan menggunakan alat bantu pc atau
laptop yang sudah ter-instal software Matlab dengan menggunakan simulasi Simulink yang
sudah memiliki hasil setelah dilakukannya percobaan. Langkah percobaan yang pertama yaitu
siapkan alat dan bahan yang akan dilakukan percobaan. Setelah itu nyalakan laptop dan
membuka software matlab, lalu pilih menu Simulink yang telah tertera di matlab. Setelah
Simulink muncul aka nada pilihan menu dan pilih menu sources setelah itu ketikan untuk
mencari komponen yang ingin kita rangkai pada percobaan kali ini. Yang dibutuhkan pertama
yaitu komponen step, scopelink, transfer fcn, PID Controller, Mux Controller, dan untuk yang
terakhir yakni komponen Sum dan setelah semua tercari tarik semua komponen ke dalam papan
projek untuk dilakukan simulasi percobaan. Jika semua komponen yang dibutuhkan sudah
lengkap maka kita sambungkan rangkaian satu persatu dengan menarik ujung yang ada
panahnya dan untuk rangkaiannya sesuai dengan gambar yang ada pada modul. Langkah
selanjutnya jika semua rangkaian sudah terhubung maka kita melakukan pengaturan atau
mengubah data inputan pada komponen transfer fcn dengan cara yaitu melakukan klik double
di komponen transfer fcn lalu kita ubah nilai denominator coefficients. Langkah berikutnya
pada komponen sum kita setting juga dengan klik double dan list of signs yang semulanya (++)
menjadi (+-) lalu tekan tombol ok. Langkah berikutnya melakukan pengaturan nilai pada
proportional sesuai dengan tabel percobaan yaitu nilai 250 dan 600 untuk nilai integral dan
derivative diberikan nilai nol lalu untuk menampilkan keluaran atau hasilnya bisa klik dua kali
pada komponen scope maka akan muncul tampilan pilih menu play. Percobaan yang kedua
yaitu konstanta integral hamper sama untuk Langkah percobaan dengan sebelumnya atau yang
pertama. Namun bedanya nilai masukanya di Integral saja dengan nilai yang diberikan 25 dan
45. Untuk nilai proporsional dan derivatif nya di inputkan nilai nol (0) pada filter coefficient
diberikan nilai 100setelah itu klik ok. Setelah itu jalankan simulasi dengan klik dua klik pada
komponen scope, jika sudah muncul tampilan pilih menu play untuk melihat hasil . Percobaan
ketiga yaitu Derivatif dengan input 12 dan 85. Untuk nilai proporsional dan integral nya bernilai
nol. Pada filter coefficient diberi nilai 100 setelah itu jalankan simulasi dengan klik dua kali
pada komponen scope setelah tampilan muncul klik menu icon play untuk melihat hasil.
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
Percobaan terakhir adalah melakukan klik dua kali pada komponen PID controller lalu ubah
filter coefficient method pada transfer function based PID Tuner App), Lalu pada menu tuner
diklik dan muncul tampilan menu update block setelah itu setting respone dan transient
behavior maka akan muncul hasilnya.
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
b) Hasil Tuning tidak ada overshoot dengan respons time relative kecil
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
c) Hasil tuning respons timenya kecil dan menghasilkan overshoot satu kali
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
3.7 Penutup
a. Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan praktikum sistem kendali modul 5 kali ini yaitu
membahas tentang pengendali PID. Yang memiliki arti PID (Propotional Integral
Derivative Controler) adalah alat pengontrolan dengan unsur P,I serta D berupa model
contoh matematika menggunakan masukan Gain+Integral+Derivative. PID ialah
pengontrolan konvensional, yang memiliki arti bentuk matematis yang sangat baik karena
dapat mengganti error menjadi nol. Kontro PID sendiri terdapat arti tersendiri yang
menjadi 3 bedasarkan sistem tersebut yaitu kontrol proporsional, kontrol integral dan
kontrol derivatif. Untuk pengontrolan proporsional terdapat pengaruh perubahan pada
proporsional dimana pada sistem ini mampu memberikan tambahan atau juga bisa
mengurangi kenaikan kestabilan pada sistem tersebut, dan juga dapat meperbaiki kes-
alahan pada perubahan sistem. Untuk pengontrolan atau kontrol integral ini dapat memb-
erikan keluaran yang dapat menghasilkan atau mengakibatkan perubahan yang bisa diba-
ndingkan pada sinyal kesalahan aatu dalam keadaan dan kondisi yang eror, kontrol integ-
ral ini dengan keterangan I untukmengetahuinya pada kontrol PID. Dan yang terakhir yaitu
kontrol Diveratif dimana Keluaran dari kontroler diferensial memiliki karakteristik yang
mirip secara fungsional Turunan Perubahan tiba-tiba pada input pengontrol mulai
berlakuuntuk membuat perubahan besar dan cepat. Jika input tidak berubah, output
regulator juga tidak berubah, sedangkan sinyal input tiba-tiba berubah dan meningkat
(dalam bentuk fungsi langkah), output menghasilkan sinyal pulsa. Juga kontrol derivatif
ini biasanya disimbolkan dengan atau kontrol derivatif ini memiliki keterangan dengan
huruf D pada sistem pengontrolan PID tersebut. Dari penjelasan PID ini sendiri juga
memiliki karakteristik yang dimana karakteristik memiliki sendiri-sendiri di setiap
kontrolnya dan perubahan tersebut, hampir sama dengan pengontrolan satu sama lainnya
dan dalam sistem pengontrolan tersebut dapat memberikan kestabilan dalam keadaan yang
baik dan efisien dalam pengontrolannya.
b. Saran
Saran pada praktikum kali ini yaitu saat praktikum semisal memang ditabel
percobaan dengan dipraktikum tidak diprakik kan langsung lebih baik langsung dihapus
saja dan untuk format juga bisa diperjelas saat breafing agar tidak ada pengulangan format.
NAMA : MOCH. GILANG R
NIM : 210431100014
KELAS : A
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
MODUL IV
APLIKASI AUTOMATIC CONTROL
posisi robot agar tetap berada pada bidang berdiri atau vertikal di bidang yang di injak
dalam pijakan robot. Peningkatan robot yang wajar ini digunakan sebagai alat transportasi
di perkantoran, industri atau pusat perbelanjaan untuk komunikasi antar unit yang efektif.
Ziegway self-balancing ini menggunakan MPU - 6050 Module 3 Axis Gyroscope
dan Accelerometer untuk mendeteksi sudut kemiringan dan menangkap kecepatan sudut
pada tubuh robot saat akan jatuh. Dua buah motor DC digunakan untuk driver atau
penggeraknya. Berikut komponen yang digunakan di dalam Ziegway balancing adalah:
Arduino Nano, baterai Lippo, rangkaian driver motor, sensor MPU-6050 dan motor DC
sebagai tenaga penggerak [11].
Modul MPU-6050 juga memiliki dua sensor, sensor yang pertama giroskop dan
akselerometer yang digunakan dalam satu chip. Modul ini memiliki presisi akurat tinggi
dengan konversi ADC16 pada setiap saluran untuk mendapatkan nilai X, Y dan Z
beresolusi hasil tinggi. Modul sensor MPU-6050 menggunakan bus 12C untuk
berkomunikasi dengan Arduino Nano. Giroskop adalah perangkat yang didasarkan pada
prinsip presisi momentum sudut untuk menghasilkan ukuran atau mempertahankan arah.
Mekanismenya berupa roda berputar dengan motor penggerak yang tetap stabil. Dengan
sensor ini, kita dapat mengetahui misalnya sudut kemiringan robot humanoid ini terhadap
2 sumbu, misalnya kemiringan depan-belakang (sumbu x) dan sisi kanan-kiri (sumbu y).
Dalam perancangan proses ini, robot membutuhkan keseimbangan tingkat lanjut
untuk rangkaian proses yang panjang terkait dengan sensor ke perangkat lain. Oleh karena
itu, perancangan robot segway membutuhkan perencanaan yang jelas yang meliputi
beberapa yaitu perangkat keras dan perangkat lunak. Prinsip pengoperasian robot segway
dibuat didasarkan pada sensor MPU6050 yang menentukan sudut keseimbangan yang
diinginkan. Sensor memiliki sumbu X, Y dan Z yang diperbaiki secara bersamaan. Untuk
prinsip kerjanya dapat dilihat pada gambar berikut ini
Dari gambar diatas, saat robot sedang berdiri dengan kondisi stabil tegak lurus disebut
dengan steady-state dan bagaimana jika robot condong maka sistem akan mendapatkan
pesan error sistem kembali ke posisi semula. Accelerometer berfungsi untuk menentukan
percepatan gravitasi, accelerometer digunakan dalam pengukuran percepatan, menangkap
getaran dan untuk mengukur percepatan gravitasi. Deteksi gerakan didasarkan atas tiga
sumbu, yaitu kanan-kiri, atas-bawah, dan depan-belakang. Hasil penjumlahan keluaran
akselerometer dan giroskop adalah memunculkan hasil orientasi (kemiringan relatif
terhadap sumbu x dan y) [12].
C. Arduino Nano
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
0.8);
//timers
long time1Hz = 0; long time5Hz = 0;
volatile bool mpuInterrupt = false; // indicates whether MPU
interrupt pin has gone high
void dmpDataReady()
{
mpuInterrupt = true;
}
void setup()
{
#if I2CDEV_IMPLEMENTATION ==
I2CDEV_ARDUINO_WIRE
Wire.begin();
TWBR = 24; // 400kHz I2C clock (200kHz if CPU is 8MHz)
#elif I2CDEV_IMPLEMENTATION ==
I2CDEV_BUILTIN_FASTWIRE
Fastwire::setup(400, true);
#endif
Serial.begin(115200);
while (!Serial);
mpu.initialize();
F("MPU6050 connection failed"));
devStatus = mpu.dmpInitialize();
mpu.setXGyroOffset(137);
mpu.setYGyroOffset(-46);
mpu.setZGyroOffset(17);
mpu.setZAccelOffset(2738);
if (devStatus == 0)
{
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
mpu.setDMPEnabled(true);
attachInterrupt(0, dmpDataReady, RISING);
mpuIntStatus = mpu.getIntStatus();
dmpReady = true;
packetSize = mpu.dmpGetFIFOPacketSize();
pid.SetMode(AUTOMATIC);
pid.SetSampleTime(5);
pid.SetOutputLimits(-255, 255);
}
}
void loop()
{
if (!dmpReady) return;
while (!mpuInterrupt && fifoCount < packetSize)
{
pid.Compute();
motorController.move(output, MIN_ABS_SPEED);
unsigned long currentMillis = millis();
if (currentMillis - time1Hz >= 1000)
{
loopAt1Hz();
time1Hz = currentMillis;
}
if (currentMillis - time5Hz >= 5000)
{
loopAt5Hz();
time5Hz = currentMillis;
}
}
mpuInterrupt = false;
mpuIntStatus = mpu.getIntStatus();
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
fifoCount = mpu.getFIFOCount();
if ((mpuIntStatus & 0x10) || fifoCount == 1024)
{
mpu.resetFIFO();
}
else if (mpuIntStatus & 0x02)
{
while (fifoCount < packetSize) fifoCount = mpu.getFIFOCount();
mpu.getFIFOBytes(fifoBuffer, packetSize);
fifoCount -= packetSize;
mpu.dmpGetQuaternion(&q, fifoBuffer);
mpu.dmpGetGravity(&gravity, &q);
mpu.dmpGetYawPitchRoll(ypr, &q, &gravity);
#if LOG_INPUT
Serial.print("ypr\t");
Serial.print(ypr[0] * 180/M_PI);
Serial.print("\t");
Serial.print(ypr[1] * 180/M_PI);
Serial.print("\t");
Serial.println(ypr[2] * 180/M_PI);
#endif
input = ypr[2] * 180/M_PI + 180;
Serial.print(input);
Serial.print("\n");
}
}
void loopAt1Hz()
{
#if MANUAL_TUNING
setPIDTuningValues();
#endif
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
}
void loopAt5Hz()
{
#if MOVE_BACK_FORTH
moveBackForth();
#endif
}
void moveBackForth()
{
moveState++;
if (moveState == 0)
setpoint = originalSetpoint;
else if (moveState == 1)
setpoint = originalSetpoint - movingAngleOffset;
else if (moveState == 2)
setpoint = originalSetpoint + movingAngleOffset;
else if (moveState > 2) moveState = 0;
}
#if MANUAL_TUNING
void setPIDTuningValues()
{
readPIDTuningValues();
if (kp != prevKp || ki != prevKi || kd != prevKd)
{
#if LOG_PID_CONSTANTS
Serial.print(kp);Serial.print(", ");Serial.print(ki);Serial.print(",
");Serial.println(kd);
#endif
pid.SetTunings(kp, ki, kd);
prevKp = kp; prevKi = ki; prevKd = kd;
}
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
}
void readPIDTuningValues()
{
int potKp = analogRead(A0);
int potKi = analogRead(A1);
int potKd = analogRead(A2);
kp = map(potKp, 0, 1023, 0, 25000) / 100.0; //0 - 250
ki = map(potKi, 0, 1023, 0, 100000) / 100.0; //0 - 1000
kd = map(potKd, 0, 1023, 0, 500) / 100.0; //0 - 5
Serial.print(kp);
Serial.print("\n")
}
#endif
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
No Parameter P-I-D
Keterangan / Hasil
. P I D
b. Analisa
Pada percobaan praktikum kali ini yaitu sistem kendali di modul empat kali ini yang
membahas judul tentang Aplikasi Automatic Control. Di praktikum ini juga mempelajari
tentang Balancing Ziegway. Balancing Zieqway merupakan perangkat yang bekerja
berdasarkan prinsip keseimbangan (balancing). Perangkat ini memanfaatkan adanya gaya
gangguan yang dikenainya (dapat berupa dorongan, tarikan, maupun sentuhan) untuk
diubah menjadi gaya reaksi berupa kembali ke keadaan semula. Pada percobaan praktikum
yang pertama ini adalah kita mempelajari tentang bagaimana cara kerja alat tersebut dan
kita diberikan pembelajaran berupa alat untuk tes kemiringan atau sensor kemiringan yang
ada pada robot itu dan untuk percobaan yang pernama yakni mencoba parameter PID dan
juga beserta hasilnya. Sebelum melakukan percobaan kita harus mengerti codingan yang
akan digunakan dan codingan ini dibuat di aplikasi Arduino dikarenakan pada percobaan
ini kita menggunakan Arduino nano dan didalam codingan juga banyak sekali macam-
macam sumber untuk menggerakan hasil percobaan ini dan juga dari codingan itu kita bisa
menjalankan hasil uji coba tersebut. Pada percobaan pertama yakni menggunakan P=3
I=0,5 D=30 dan hasilnya adalah respon lambat dan tidak balance untuk percobaan ini robot
harus ditekan agar bisa menghasilkan hasil Analisa, dan untuk percobaan yang kedua yakni
menggunakan P=0 I=0 D=2 dan hasilnya adalah respon tidak ada, lalu untuk percobaan
yang ketiga yakni menggunakan P=0 I=0 D=4 dan hasilnya adalah sama seperti percobaan
sebelumnya yakni respon tidak ada, untuk percobaan selanjutnya yakni percobaan keempat
menggunakan P=40 I=0 D=9 dan hasilnya ialah respon cepat dan terjadi osilasi, lalu untuk
percobaan selanjutnya yakni percobaan kelima yang menggunakan P=0 I=150 D=0 dan
hasilnya adalah respon terlalu cepat dan tidak bisa berdiri, lalu untuk percobaan yang
keenam yaknik menggunakan P=100 I=0 D=0 dan hasilnya adalah terjadi osilasi pada
robot tersebut, dan untuk selanjutnya yakni percobaan ketujuh yakni menggunakan P=10
I=0 D=0 dan hasilnya adalah respon lambat dan tidak bisa berdiri atau balance yang terjadi
pada percobaan yang sedang kita coba sesuai dengan apa yang terjadi, lalu untuk percobaan
yang kedelapan yakni kita menggunakan P=0 I=950 D=0 dan hasilnya adalah terjadi osilasi
dan tidak bisa berdiri, lalu yang terakhir yakni percobaan kesembilan yakni dengan
menggunakan P=0,1 I=1,7 D=0,0007 dan hasilnya adalah respon lambat dan terjadi osilasi
yang ada pada alat tersebut dan percobaan ini dilakukan secara berulang ulang agar
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
mendapatkan hasil yang pasti dan akurat agar ketika dilakukan uji coba ulang hasil tersebut
bisa berguna dikarenakan hasilnya bisa dipakai untuk mencoba kedepannya apakah alat
yang kita pergunakan sama kayak tahun lalu yang sebelumnya.
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
4.7 Penutup
a. Kesimpulan
Dari praktikum kali ini di modul 4 sistem kendali yang membahas tentang Aplikasi
Automatic Control ini dapat saya simpulkan bahwa, Balancing ziegway merupakan
perangkat yang bekerja berdasarkan prinsip keseimbangan (balancing). Perangkat ini
memanfaatkan adanya gaya gangguan yang dikenainya (dapat berupa dorongan, tarikan,
maupun sentuhan) untuk diubah menjadi gaya reaksi berupa kembali ke keadaan semula.
Beberapa komponen yang digunakan pada balancing ziegway antara lain: Arduino Nano,
baterai Lippo, rangkaian driver motor, sensor MPU-6050, serta motor DC sebagai
penggerak. Arduino nano digunakan sebagai pemroses data utama pada balancing ziegway.
Data dari arduino nano kemudian akan dikirimkan ke rangkaian driver motor untuk
menentukan kecepatan maupun arah rotasi pada masing-masing motor. Sedangkan sensor
MPU-6050 digunakan sebagai sensor untuk menentukan arah datar pada balancing
ziegway. GY-521 MPU-6050 Module adalah sebuah modul berinti MPU-6050 yang
merupakan 6 axis Motion Processing Unit dengan penambahan regulator tegangan dan
beberapa komponen pelengkap lainnya yang membuat modul ini siap dipakai dengan
tegangan supply sebesar 3-5VDC. Modul ini memiliki interface I2C yang dapat
disambungkan langsung ke MCU yang memiliki fasilitas I2C. Sensor MPU-6050 berisi
sebuah MEMS Accelerometer dan sebuah MEMS Gyro yang saling terintegrasi. Sensor ini
sangat akurat dengan fasilitas hardware internal 16 bit ADC untuk setiap kanalnya. Sensor
ini akan menangkap nilai kanal axis X, Y dan Z bersamaan dalam satu waktu. Arduino
Nano adalah papan pengembangan (development board) mikrokontroler yang berbasis chip
ATmega328P. Disebut sebagai papan pengembangan karena board ini memang berfungsi
sebagai arena prototyping sirkuit mikrokontroller. Dengan menggunakan papan
pengembangan, anda akan lebih mudah merangkai rangkaian elektronika mikrokontroller
dibanding jika anda memulai merakit ATMega328 dari awal di breadboard.
b. Saran
Saran saya untuk praktikum Sistem Kendali modul empat ini adalah yang pertama,
pada alat praktikum yang diuji atau dilakukan percobaan saya rasa kurang kalua hanya 1
alat saja, karena dari teman-teman untuk melihat alat nya harus bergantian, Dan untuk
tempat yang digunakan waktu praktikum kurang luas alhasil tidak kelihatan dengan jelas.
NAMA : MOCH. GILANG R
NIM : 210431100014
KELAS : A
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
MODUL V
PLC DAN HMI
saat terjadi masalah dan sulit ditemukan. Operator PLC dasarnya yaitu menggambar
garis dan perangkat dari diagram tangga. Menggambar menciptakan komputer
menyalakan kabel eksternal (on sirkuit listrik) diperlukan rantai proses manajemen. PLC
akan datang menggunakan semua sistem perangkat output harus hidup atau mati. Juga
semua sistem dapat digunakan variabel keluaran. Halaman dapat menggunakan PLC
input melalui perangkat keras ON-OFF (saklar) atau dengan sumber daya variabel.
Sistem PLC pertama kali dikembangkan pada pc konvensional pada akhir 1960-an
dan di awal tahun 1970-an. PLC pertama dipasang secara luas di dalam Otomotif
Pesawat, PLC awal digunakan teknologi otomasi baru untuk kontrol tradisional.
Prosedur inspeksi baru atau yang direvisi relay dan panel kontrol. Menjadwalkan ulang
(pemrograman ulang) PLC telah diganti Semua panel (instalasi ulang). kabel, relay,
timer dan komponen lainnya. Jadi Bias PLC membantu dalam mengurangi berhentinya
waktu yang cukup kompleks dan cukup panjang, diganti cara yang lebih cepat untuk
memprogram ulang.
PLC juga memiliki kelebihan pada PLC. Berikut ini kelebihan PLC yang dibanding
dengan sistem kontrol konvensional, antara lain:
1. Fleksibel
Sebelum memakai PLC kebanyakan untuk sistem kontrol mesin memerlukan
komposisi Relay atau Electronic Card. Sistemnya juga sangat tidak praktis karena
tidak dapat digunakan secara langsung umum, misalnya, setiap mesin berbeda jenis,
kemudian format medium atau jenis elektronik peta dengan autopilot juga berbeda.
Jadi jika memiliki beberapa tipe mesin yang berbeda, lakukan reservasi Kartu
elektronik juga harus diserahkan banyak. Berbeda dengan PLC yang bisa digunakan
biasanya pada semua jenis mesin. Jadi jika kami memiliki banyak mesin yang
berbeda, kami tidak perlu buat banyak PLC cadangan karena harus hanya program
aplikasi yang dikirim ke PLC hanya untuk semua orang.
2. Mempunyai banyak kontak relay
sebuah PLC memiliki beberapa relai internal banyak kontak relai. Saat di
dalam relay tradisional memiliki jumlah kontak yang terbatas kurang lebih hanya
empat pin, dengan satu lilitan PLC relai internal, jumlah kontak bisa ratusan, tapi itu
masih tergantung kapasitas memori PLC.
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
PLC tidak berbeda dengan komputer. Karena komputer lebih akrab di masyarakat,
jadi jika Anda ingin memahami sistem PLC, biasanya digambarkan sebagai sistem
komputer. Jika di komputer yang memproses output berbentuk data pada PLC
keluarannya diolah dalam bentuk sistem otomasi mesin industri. Perangkat keras PLC
ini memiliki bagian-bagian utama adalah:
I. Central Processing Unit (CPU) adalah otak sebuah PLC yang terdiri dari tiga bagian
yaitu:
a) Mikroprosesor adalah organ otak PLC yang digunakan operasi matematika dan
logika.
b) Memori adalah area prosesor digunakan untuk melakukan proses tersebut ketidak
patuhan dan transfer data PLC.
c) Power supply, sehingga bekerja mengubah tegangan sumber input tegangan AC ke
DC.
II. Pengembang/pemantau, Masukan/keluaran, dan yang terakhir Raks dan Chasis. [14]
3. Komponen PLC
PLC atau sering disebut PC (programmable controller) merupakan perangkat
yang tidak rumit untuk diprogram dalam penggunaan mengontrol perangkat. PLC
sederhana Memiliki komponen utama berupa CPU (Central Processing Unit),
perangkat Input dan output, konsol pemrograman, rack atau Mounting Assembly dan
listrik. sistem sebuah PLC dilihatkan pada gambar dibawah ini
PLC Program
2. PLC terus memantau status sistem (misalnya suhu, tekanan, ketinggian) dan untuk
dieksekusi dalam tindakan yang di inginkan untuk proses pemeriksaan (misalnya
nilai telah terlampaui limit) atau menampilkan pesan kepada pengguna.[15]
B. HMI atau Human Machine Interface
1. Pengertian HMI
HMI (Human Machine Interface) merupakan sarana komunikasi antara mesin dan
manusia Menggunakan antarmuka pengguna dan kemudian operator (orang) dengan
sederhana dan cukup memeriksa status mesin yang sedang berjalan hati-hati terhadap
kesalahan saat mesin mogok. HMI dapat melakukan fungsi dan mengetahui status mesin
secara real time dengan kontrol manual atau komputer. sistem HMI biasanya berfungsi
saat membaca data yang dikirim melalui port I/O yang digunakan oleh sistem kontroler
secara online dan real time. Untuk pengontrol dan biasanya dibaca dari interface
menggunakan port com, port USB, port RS232 atau port serial. fungsi menggambarkan
atau mendemonstrasikan teknologi atau sistem dalam kenyataan. Dalam antarmuka
pengguna juga digunakan untuk menggantikan fungsi tombol dan lampu indikator. Jadi
perencanaan HMI dapat memfasilitasi pekerjaan fisik Antarmuka pengguna mencakup
perangkat keras dan perangkat lunak.
HMI terdiri dari beberapa bagian yang penting, pertama tampilan statis dan
dinamis, manajemen alarm, trending dan pelaporan. Struktur dari desain HMI adalah
menu utama yang berupa halaman akan berpindah ke layar Plant Overview yang
merupakan representasi grafis dari keseluruhan sistem, area grafik adalah seluruh proses
internal area tanaman secara rinci, layar kontrol layar sebagai kontrol keluaran, tampilan
set point memantau dan mengelola semua titik setel sistem kontrol, tampilan tren untuk
menampilkan deskripsi grafis dari variabel proses dan ringkasan alarm layar yang
merupakan layar alarm terjadi dan mungkin lebih disukai yang menjadi prioritas.
Kegunaan HMI yaitu untuk meningkatkan komunikasi antara manusia dan mesin
layar komputer menampilkan dan memberikan informasi sistem yang dibutuhkan oleh
pengguna. HMI ini juga merupakan cara yang berguna untuk mengurangi risiko cedera
dan kesalahan meningkatkan kualitas produksi dan interaksi. dalam industri, antarmuka
pengguna dapat dikatakan sebagai antarmuka pengguna grafis (antarmuka pengguna
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
grafis). pengguna mesin atau pengguna yang membutuhkan informasi performa mesin.
Operatornya sangat sederhana memantau kondisi mesin dari jarak jauh mainframe
(workstation) juga dapat membantu untuk menyimpan data.[16]
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
Prinsip Kerja
Ketika diberikan logika 0 led mati, ketika diberikan logika 1 maka lampu menyala ketika
diberikan logika 0 led menyala, ketika diberikan logika 1 maka lampu mati.
Rangkaian Gerbang dasar logika AND
Prinsip Kerja
Apabila input 1 diberikan logika 1 dan input 2 diberikan logika 0 maka outputnya akan
menyala, jika input 1 diberikan logika 0 dan input 2 diberikan logika 1 maka outputnya
akan menyala, jika diberikan, jika input 1 diberikan logika 1 dan input2 diberikan logika1
mak outputnya akan menyala, jika input 1 diberikan logika 0 dan input 2 diberikan logika
0 maka lampu akan mati. Jadi logika OR apabilasalah satu inputnya logika 1 (ON) maka
outputnya akan menyala.
Rangkaian Pengunci
Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari rangkaian pengunci pada PLC ini menggunakan 2 input dan 1 outputan,
dimana salah satu inputnya diambil dari 1 outputnya untuk sebagai pengunci pada rangkaian
itu, dan 1 inputnya sebagai switch pengaktif atau sebagaitrigger pertama.
b. Percobaan Kedua (Timer)
Rangkaian On Delay
Prinsip Kerja
Prinsip kerja pada rangkaian timer on delay di PLC CX-Programmer hampir samaseperti
rangkaian dasar yang terdiri dari 1 input dan 1 output NO (Normaly Open), namun ditambahkan
timer sebagai pengaktif. Dengan 1 inputan sebagai pengaktif timernya hingga waktu yang telah
ditentukan sudah habis maka lampu akan menyala sesuai dengan logika outputnya yaitu NO
(Normaly open).
Rangkaian Off Delay
Prinsip Kerja
Apabila Input diberikan logika 1 maka timer akan menyala dan output yang
digunakanberlogika terbalik atau NC (Normaly Close).
Rangkaian Campuran On Delay dan Off Delay
Prinsip Kerja
Programmer hampir sama seperti rangkaian dasar yang terdiri dari 1 input dan 1 output
NO(Normaly Open) dan NC (Normaly Close), namun ditambahkan timer sebagai
pengaktif. Dengan 1 inputan sebagai pengaktif timernya hingga waktu yang telah
ditentukan sudah habis maka lampu akan menyala sesuai dengan logika outputnya yaitu
NO (Normaly open)dan NC (Normaly Close). Fungsi dari Timer ini bisa digunakan untuk
memberikan outputdelay pengaktif dan delay non aktif.
c. Percobaan Keempat (Counter)
Rangkaian Adding Counter
Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari rangkaian Counter ini berbeda dengan timer. Counter bekerja dengan
cara menghitung suatu item sesuai dengan jumlah total inputannya dan akan memberikan
output apabila sudah mencapai dari jumlah item yang telah di setting sebelumya.
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
b. Analisa
Untuk analisa pada praktikum sistem kendali modul ke lima kali ini, yang memiliki
judul PLC dan HMI. Yang sudah ada pada tabel pengamatan dan percobaan pada praktikum
yang telah dilakukan dengan percobaan pertama yaitu merangkai logika digital rangkaian
dasar dimana pada rangkaian dasar di software CX-Programmer ini membuat menggunakan
2 input dan 2 output dimana input ke 2 di berikan switch yang berlogika terbalik atau
normally close. Hasil running dari rangkaian dasar pada input 1 memberikan output 1 (ON)
lampu menyala karena input switchnya normally open, sedangkan hasil running pada
rangkaian dasar di input kedua saat memberikan logika 1 (ON) lampu akan mati karena pada
input switch kedua diatur menjadi normally close logikanya kebalikan dari normally open.
Selanjutnya pada logika AND memiliki 2 input yang di seri dimana apabila semua inputnya
berlogika 1 maka output akan menyala, selain itu tidak bisa menyala. Pada uji coba
selanjutnya yaitu menggunakan logika OR dimana apabila salah satu inputnya ada yang
berlogika 1 (ON) maka output akan menyala atau aktif, dan apabila semua inputnya
berlogika 0 maka lampu tidak akan menyala Pada rangkaian pengunci memiliki 2 input yang
dimana 1 inputnya diambil dari hasil outputannya sendiri, maka apabila input switch di
aktifkan akan selalu tertahan dan mengunci hingga outputan tersebut di nonaktifkan maka
rangkaian pengunci akan mati juga. Percobaan kedua yaitu membuat rangkaian Timer
OnDelay, rangkaian ini menggunakan 2 input yang mana input pertama digunakan untuk
mengaktifkan timer on delay dan input satunya diambil dari output timer dan untuk
mengaktifkan output utama. Untuk Output utama ini normally open karena ini merupakan
rangkaian on delay atau rangkaian yang aktif dengan waktu tunda. Rangkaian Timer Off
Delay, rangkaian ini menggunakan 2 input yang input pertama digunakan untuk
mengaktifkan timer off delay dan input satunya diambil dari output timernya dan untuk
mengaktifkan output utamnya. Dimana Output utama ini merupakan normally close maka
output akan mati apabila timernya sudah aktif, jadi rangkaian timer off delay ini merupakan
kebalikan dari timer on delay. Rangkaian campuran antara timer off delay dan timer on
delay. Rangkaian ini menggunakan 1 input, 1 timer, dan 2 ouput, dimana pada inputnya ini
untuk mengaktifkan timer lalu output timer itu digunakan untuk mengaktifkan 2 output yang
logikanya saling berkebalikan, satunya NC dan satunya lagi NO. Selanjutnya pada
percobaan terakhir yaitu percobaan ketiga menggunakan rangkaian adding counter, dimana
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
rangkaian ini menggunakan 1 Input atau Output dan 1 counter untuk mengaktifkan
outputnya.
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
2) Jawaban
a) Berikut ini hasil SS CX-Programmer dan CX-Designer
Nama: Moch. Gilang Ramadhan NIM : 210431100014
5.7 Penutup
a. Kesimpulan
Pada Praktikum kali ini yaitu Sistem Kendali modul lima yang membahas tentang
PLC dan HMI. Mempunyai arti dari PLC merupakan singkatan dari Programmable Logic
Controller. PLC sendiri adalah perangkat berbasis mikroprosesor yang ramah pengguna
yang merupakan komputer khusus yang mencakup berbagai jenis dan fungsi kontrol yang
kompleks. PLC dapat diprogram, dikendalikan, dan dioperasikan oleh seseorang yang tidak
terlalu paham dalam mengoprasikan komputer. PLC dapat menggantikan fungsi timer, dan
logika kawat dalam sebuah sistem kontrol dan memberikan kontrol yang lebih canggih dan
terprogram. PLC terdiri dari sebuah CPU (Central Processing Unit), memori program,
masukan dan keluaran digital, dan kadang- kadang masukan dan keluaran analog. CPU
membaca program yang disimpan dalam memori dan mengirimkan sinyal output sesuai
dengan instruksi yang terprogram untuk mengontrol perangkat atau sistem. PLC atau
Programmable Logic Controller yaitu Logic Control Device atau Alat Kontrol Logika yang
bisa diprogram digunakan untuk memproses sinyal masukan binary agar dapat
menghasilkan sinyal output atau keluaran yang secara langsung mempengaruhi proses,
pengoprasian dan urutan teknis. Sedangkan HMI merupakan singkatan dari Human
Machine Interface atau antarmuka manusia mesin. Human Machine Interface merupakan
suatu sistem yang menghubungkan antara manusia dan teknologi mesin. Human Machine
Interface dapat berupa pengendali dan visualisasi status baik dengan manual ataupun
melalui visualisasi komputer yang bersifat real time. HMI biasanya digunakan untuk
menampilkan informasi tentang kondisi mesin atau sistem otomatisasi seperti status
operasi, suhu, tekanan, dan lain-lain.HMI juga dapat digunakan untuk mengontrol mesin
atau sistem otomatisasi seperti menghidupkan atau mematikan peralatan, mengubah
pengaturan dan parameter, dan lain-lain.
b. Saran
Untuk saran saya pada modul lima kali ini adalah terkait penambahan waktu pada
saat praktikum dikarenakan percobaan yang teramat banyak agar semua percobaan dapat
dilaksanakan dan para praktikan dapat memahami seluruh percobaan yang tersedia secara
nyaman dan tidak terburu buru sehingga membuat praktikan susah memahami materi yang
sedang berlangsung, untuk penjelasan yang asprak sampaikan sudah amat dapat dipahami
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan pada praktikum Sistem Kendali yang dimulai dari
modul 1-5 dapat disimpulkan bahwa telah menyelesaikan Praktikum ini yang dimana
materi yang telah dipelajari sangat berguna bagi mata kuliah selanjutnya ataupun semester
selanjutnya. Dari materi yang telah diajarkan dalam pelatihan sistem kontrol, dapat ditarik
beberapa kesimpulan yang signifikan. Pada modul yang pertama, yaitu Sistem kontrol
merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk mengendalikan atau memonitor satu atau
lebih variabel atau parameter dengan memastikan bahwa mereka tetap berada dalam
rentang nilai atau harga tertentu. Sementara itu, sistem pengaturan merupakan kumpulan
metode atau cara yang digunakan untuk mempelajari bagaimana seseorang dapat
melakukan pekerjaan dengan memonitor kualitasnya dan melakukan modifikasi sehingga
memiliki karakteristik yang sesuai dengan harapan awal. Pemanfaatan kontrol otomatis
dapat menggantikan peran manusia dalam menjaga stabilitas, mengurangi kesalahan, dan
mengatasi potensi risiko. Secara umum, fungsi kontrol dan pemantauan yang dilakukan
oleh manusia dapat digantikan dengan prinsip otomatisasi. Kontrol sistem manual
merupakan kontrol yang dilakukan oleh orang-orang yang bertindak untuk pengendali,
sedangkan sistem kemudi otomatis pelacakan oleh perangkat bekerja secara otomatis dan
penggunaanya di bawah pengawasan kontrol manusia. Beberapa sistem kontrol manual
dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut radio, pengaturan suara TV,
lampu layar televisi,dan mengatur aliran air dengan keran, kontrol kecepatan kendaraan
dll. Pada saat yang sama, ada banyak sistem kontrol otomatis dalam proses industri,
pengendalian. Loop terbuka atau open loop merupakan dimana di suatu sistem keluarannya
tidak mendapatkan feedback atau kondisi kembali. Maksudnya adalah ketika dalam suatu
Inverter, ketika inverter tersebut berlangsung untuk dibutuhkan elektro motor maka
inverter tersebut tidak dikembalikan feedback atau kondisi Kembali ke pada orang -orang
yang mengontrol. Contohnya dari hal ini adalah boiler pemanas sentral yang hanya
dikontrol oleh pengatur tempo, sehingga tegangan dapat diterapkan untuk peluang yang
tepat dan terlepas dari suhu gedung atau rumah. System control Close loop atau loop
tertutup merupakan suatu sistem kendali yang menggunakan konsep sistem loop terbuka
sebagai jalan maju namun memiliki satu atau lebih loop atau jalur umpan balik antara
keluaran dan masukannya, atau bisa juga disebut umpan balik, ini berarti bahwa sementara
belahan dari outputan dikembalikan kembali ke inputan untuk membentuk belahan dari
eksitasi system itu sendiri.
Pada percobaan praktikum modul kedua kali ini membahas tentang Model
matematis dan transient respons. Peran model matematika sangat signifikan dalam
berbagai dibidang ilmu. Dengan memanfaatkan beberapa asumsi, masalah yang muncul
dalam konteks kehidupan dapat diubah menjadi model matematika. Dalam model
matematika yang terbentuk, kita dapat menganalisis parameter-parameter yang
memengaruhi model tersebut. Yang dimaksud model matematika yaitu representasi ideal
dari sistem nyata yang dijelaskan melalui simbol dan pernyataan matematika. Penerapan
model matematika dapat diterapkan dalam berbagai bidang seperti teknik sistem, fisika,
kimia, biologi, dan ekonomi. Respon transien adalah hasil yang memperlihatkan seberapa
cepat sistem merespon dalam satuan waktu saat terjadi peralihan. Respon peralihan sistem
kontrol terhadap input tangga satuan (unit step) biasanya dibagi menjadi beberapa kategori
sebagai berikut: Waktu tunda(td), Waktu naik(tr), Waktu puncak(tp), Lewatan
maksimum(Mp), Waktu penetapan(ts). Beberapa contoh respons transient meliputi momen
saklar yang dinyalakan atau dimatikan, awal atau berhentinya sistem kontrol, dan
perubahan tiba-tiba pada suhu atau tekanan. Pemanfaatan respons transient memiliki
manfaat dalam memahami dan menganalisis perubahan sementara dalam sistem atau
proses akibat perubahan input atau kondisi awal. Dengan mempelajari respons transient,
kita dapat memperoleh pemahaman tentang bagaimana sistem merespons dan beradaptasi
terhadap perubahan sebelum mencapai kestabilan. Informasi yang diperoleh dari respons
transient membantu dalam merencanakan strategi pengendalian atau optimasi yang efektif.
Selain itu, respons transient juga memberikan prediksi mengenai waktu yang dibutuhkan
oleh sistem untuk mencapai kestabilan setelah terjadi perubahan tertentu, serta
mempelajari karakteristik dan perilaku sistem dalam rentang waktu tertentu.
Pada percobaan praktikum ketiga yang membahas tentang pengendali PID.
Pengendali PID merupakan kepanjangan dari (Proporsional, Integral, Derivative) adalah
alat pengontrolan dengan unsur P,I serta D berupa model contoh matematika menggunakan
masukan Gain+Integral+Derivative. PID yaitu sebuah metode pengendalian konvensional
yang memiliki bentuk matematis yang sangat baik karena dapat mengurangi kesalahan
(error) menjadi nol. Metode ini menggunakan persamaan variabel proses yang setara
dengan nilai yang diinginkan (set point), sehingga mencapai stabilitas dalam pengendalian.
Meskipun PID merupakan sistem pengendalian yang sangat efektif, ketiga parameter P
(Proporsional), I (Integral), dan D (Diferensial) memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Masing-masing parameter dapat berdiri sendiri atau digabungkan, yang
berdampak pada sinyal keluaran yang dihasilkan oleh sistem yang dikendalikan. Hal ini
disebabkan karena komponen kontrol merupakan kombinasi dari detektor kesalahan (error)
dan penguat sebagai penggerak.
Pada Pecobaan praktikum keempat yang membahas aplikasi automatic control
dalam balanced robot segway. Robot self-balancing sendiri adalah robot yang merupakan
alat prinsip kerja yang menerapkan sistem pendulum terbalik. Dalam menggunakan
mikrokontroler serta komponen penyokongnya, Kajian tentang struktur pengendalian self-
balancing kendaraan roda dua robot ini didasarkan pada ADRC (Active Disturbance
Rejection Control). dimaksudkan bahwa penolakan interferensi merupakan penyebab dasar
dari sistem kemudi dua roda self-balancing. Jadi mengusulkan sistem kontrol dua siklus
,dua siklus berdasarkan ADRC melakukan kontrol vertikal robot yang stabil. di dalam
metode ini, algoritma kontrol PID digunakan sebagai inner loop controller melakukan loop
tertutup kecepatan motor dan Teknologi ADRC digunakan dalam desain pengontrol sudut
sebuah robot. Pada percobaan pertama kita mempelajari cara kerja sebuah alat yang
melibatkan penggunaan sensor kemiringan pada robot. Kita diberikan pengetahuan tentang
penggunaan alat tes kemiringan atau sensor kemiringan, serta percobaan yang melibatkan
parameter PID dan hasilnya. Sebelum melakukan percobaan, kita perlu memahami coding
yang akan digunakan, yang dibuat menggunakan aplikasi Arduino. Hal ini dikarenakan
pada percobaan ini kita menggunakan Arduino Nano sebagai bagian dari sistem percobaan.
Pada percobaan praktikum yang ke terakhir atau ke lima yaitu Materi pada modul
lima membahas tentang PLC dan HMI. PLC merupakan kependekan dari Programmable
Logic Controller. PLC merupakan suatu perangkat berbasis mikroprosesor yang memiliki
antarmuka pengguna yang mudah digunakan. Perangkat ini termasuk dalam kategori
komputer khusus yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan berbagai jenis dan
fungsi kontrol yang kompleks. Salah satu keunggulan dari PLC adalah kemampuannya
untuk diprogram, dikendalikan, dan dioperasikan oleh seseorang yang tidak memiliki
pengetahuan mendalam dalam pengoperasian komputer. HMI, singkatan dari Human
Machine Interface, merujuk pada antarmuka manusia mesin. HMI adalah sebuah sistem
yang menghubungkan antara manusia dan mesin teknologi. HMI dapat berfungsi sebagai
pengendali dan penyajian visual status, baik melalui interaksi manual maupun melalui
visualisasi komputer yang memberikan informasi secara real-time. HMI digunakan untuk
menampilkan informasi kondisi mesin seperti status operasi, suhu, tekanan, dan lain lain.
HMI juga dapat digunakan untuk mengontrol mesin atau sistem otomatisasi seperti
menghidupkan atau mematikan peralatan.
B. Saran
Saran saya untuk praktikum Sistem Kendali yang selanjutnya yaitu saran
pertama untuk sarana dan prasarana mungkin bisa dibantu dari temen-temen yang tidak
punya laptop agar bisa memakai komputer dilab sebebasnya untuk waktunya tetapi tetap
sesuai kebutuhan. Dan juga untuk tempat praktikum bisa dikondisikan lagi karena ketika
praktikum pernah hingga satu ruangan full tanpa dibagi ruangan sebelah akibatnya ada
yang kurang memahami dan terlihat oleh layar atau modul yang dijelaskan saat praktikum.
Semoga kedepannya lab Teknik Elektro bisa menambah ruangan ataupun juga pindah
ruangan yang memang tempatnya memadai. Selanjutnya terkait penambahan waktu pada
saat praktikum dikarenakan percobaan yang teramat banyak ada pada modul 5 agar semua
percobaan dapat dilaksanakan dan para praktikan dapat memahami seluruh percobaan
yang tersedia secara nyaman dan tidak terburu buru sehingga membuat praktikan susah
memahami materi yang sedang berlangsung, untuk penjelasan yang asprak sampaikan
sudah amat dapat dipahami, tetapi pada asistensi itu berbeda dengan apa yang dijelaskan
ketika praktikum jadi saran aja kalau diasistensi sama dipraktikum itu diberi tahu infonya.
saat praktikum semisal memang ditabel percobaan dengan dipraktikum tidak diprakik kan
langsung lebih baik langsung dihapus saja dan untuk format juga bisa diperjelas saat
breafing agar tidak ada pengulangan format. Mungkin hanya ini yang dapat saya berikan
saran pada praktikum Sistem Kendali 2023, selebihnya saya mohon maaf. Saya berharap
saran laporan praktikum resmi ini dapat diterima dan dimanfaatkan dengan sebaik
mungkin. TERIMA KASIH.
DAFTAR PUSTAKA
[1] H. M. Afifah, I., & Sopiany, studi analisa transient response first order dan second order
theory pada sistem kontrol pneumatis menggunakan instrumen feedback tipe pcm,140, vol.
87, no. 1,2, pp. 149–200, 2017.
[2] j. putranto, n. saidatin, h. s. maulana, and d. a. patriawan, “analisis ekperimental sistem
kontrol otomatis pada pengisian air berbasis rangkaian close loop dan open loop,” no.
senastitan iii, pp. 1–6, 2023.
[3] d. almanda, k. krisdianto, and e. dermawan, “manajemen konsumsi energi listrik dengan
menggunakan sensor pir dan lm 35,” elektum, vol. 14, no. 1, p. 16, 2017, doi:
10.24853/elektum.14.1.16-22.
[4] L. Sucipto and S. Syaharuddin, “Konstruksi forecasting system multi-model untuk
pemodelan matematika pada peramalan indeks pembangunan manusia provinsi nusa
tenggara barat,” Register: Jurnal Ilmiah Teknologi Sistem Informasi, vol. 4, no. 2, pp. 114–
124, Jul. 2018, doi: 10.26594/register.v4i2.1263.
[5] F. Sihombing, “Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode
III IDENTIFIKASI PARAMETER PLANT BERDASARKAN KARAKTERISTIK
RESPON TRANSIENT.”
[6] A. Atina, “Aplikasi Matlab pada Teknologi Pencitraan Medis,” Jurnal Penelitian Fisika dan
Terapannya (JUPITER), vol. 1, no. 1, p. 28, Aug. 2019, doi: 10.31851/jupiter.v1i1.3123.
[7] Tirono M, Nayiroh N. Pemodelan dan pembuatan simulasi kestabilan respon transien motor
DC menggunakan graphical user interface (GUI) pada Matlab. Jurnal Neutrino: Jurnal
Fisika dan Aplikasinya. 2008.
[8] Setyawan, G. E., Setiawan, E., & Kurniawan, W. (2015). Sistem Kendali Ketinggian
Quadcopter Menggunakan Pid. Vol. 2, No. 2, Oktober 2015, 2, 125-131.
[9] Nasrul, Z. A., Roja, Y. P., & Sylvia, N. (2019). Aplikasi Kontrol PID pada Reaktor Pabrik
Asam Formiat dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun. Jurnal Teknologi Kimia Unimal,
7(2), 135-152.
[10] Setiyawan, M. (2018). LKP: Analisis Program PID (Proportional Integral Derivatif
Controller) pada PLC Mitsubishi FX3G Series (Doctoral dissertation, Institut Bisnis dan
Informatika Stikom Surabaya).
[11] Setyawan, G. E., Setiawan, E., & Kurniawan, W. (2015). Sistem Kendali Ketinggian
Quadcopter Menggunakan Pid. Vol. 2, No. 2, Oktober 2015, 2, 125-131.
[12] Nasrul, Z. A., Roja, Y. P., & Sylvia, N. (2019). Aplikasi Kontrol PID pada Reaktor Pabrik
Asam Formiat dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun. Jurnal Teknologi Kimia Unimal,
7(2), 135-152.
[13] Setiyawan, M. (2018). LKP: Analisis Program PID (Proportional Integral Derivatif
Controller) pada PLC Mitsubishi FX3G Series (Doctoral dissertation, Institut Bisnis dan
Informatika Stikom Surabaya).
[14] D. Yuhendri, “Penggunaan PLC Sebagai Pengontrol Peralatan Building Automatis,” 2018.
[15] R. Fakhrizal, T. Sukmadi, and M. Facta, “Makalah Seminar Tugas Akhir-Reza Fakhrizal
1 APLIKASI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER ( PLC ) PADA
PENGASUTAN DAN PROTEKSI BINTANG (Y)-SEGITIGA (Δ) MOTOR INDUKSI
TIGA FASA.”
[16] A. Arsy Akbar and A. Stefanie, “MITOR: Jurnal Teknik Elektro MITOR: Jurnal Teknik
Elektro Implementasi Human Machine Interface untuk Panel Motor Control Center
Perusahaan Kelapa Sawit di PT. Solusi Indosistem Otomat”, doi:
10.23917/emitor.v1i1.21095.
CURRICULUM VITAE
Moch. Gilang Ramadhan
RT/RW 01/05, Kedanyang, Kec. Kebomas,
Kab. Gresik – Jawa Timur, Indonesia (61124)
Mobile: 082230256572
Email: mochgilang597@gmail.com
PERSONAL INFORMATION
EDUCATIONAL BACKGROUND