Anda di halaman 1dari 21

1.

URAIAN MATERI

STOP MENGELUH !, SELALU BERSYUKUR

1. Manfaat Bersyukur

Dalam kehidupan kita pasti pernah mangalami hal yang membuat kita bahagia dan
kadang juga malah membuat kita merasa menjalani hidup adalah sebuah penderitaan.
Bersyukurlah atas kehidupan yang telah Allah berikan, kita masih diberi kesempatan untuk
hidup bernafas bebas, panca indra yang sempurna.

Berikut manfaat bersyukur dalam kehidupan, diantaranya :


a. Hidup dalam keberuntungan : Orang yang hidupnya bersyukur akan selalu berfikir positif
didalam setiap hal yang menimpanya baik yang menyenangkan ataupun yang
menyedihkan.
b. Hidup dalam kebahagiaan : Orang yang bersyukur akan selalu merasa hidupnya penuh
dengan kecukupan, oleh karena itu mereka selalu merasa bahagia karena yakin bahwa
setiap apa yang dia peroleh itulah yang terbaik.
c. Memiliki wibawa dimata orang lain : Orang yang berbahagia adalah orang yang hidupnya
penuh dengan kebaikan, mereka memiliki wajah yang di hormati dan disayang oleh
banyak orang karena wajah mereka dihiasi oleh wajah penuh syukur
d. Terilihat lebih rupawan : Menurut para pakar psikologi orang yang bersyukur akan
memiliki wajah yang selalu tersenyum menjalani hidup dan orang yang selalu tersenyum
itu manambah kecantikan dan ketampanannya
e. Awet muda dan umur panjang : Orang yang selalu bersyukur memiliki watak yang sabar,
sedangkan orang yang sabar berdampak pada kesehatan dan awet muda karena otot
wajah beraktifitas tidak terlalu banyak dibandingkan dengan orang yang memiliki watak
pemarah.

2. Akibat dan Ancaman Jika Tidak Mau Bersyukur

Berikut akibat dan ancaman jika tidak mensyukuri nikmat, diantaranya :

a. Hidup Menderita
Hidup rasanya selalu menjadi beban, iri dengan keberuntungan orang lain, dan enggan
untuk berusaha lebih baik. Meraka yang tidak mau bersyukur hidupnya penuh dengan
kesusahan,suka mengeluh dan menyelahkan takdir.
b. Hidup menjadi selalu sial
Penelitian membuktikan orang yang tidak bersyukur selalu memiliki sifat negatif pada diri
sendiri (Pesimis) dan pada orang lain (buruk sangka). Orang yang berfikir negatif lebih
banyak mendapat kesialan dari pada orang yang berfikir Positif.
c. Mudah terserang penyakit
Pemarah, Pengiri dan berfikirnegatif adalah sifat dari orang yang tidak mau bersyukur
dengan keadaan yang dia miliki. Meraka cenderung cuek dengan lingkungan dan diri sendri,
akibatnya kekebalan tubuh.
d. Dapat Balasan Di Akhirat
Allah berfirman : "Dan jika kalian manusia mau bersyukur atas nikmat yang telah Aku
berikan kepada kalian maka niscaya Aku akan menambah nikmat yang telah Aku berikan
kepada kalian, dan jika kalian kufur (tidak mau bersyukur) maka ketahuilah niscaya siksa-
Ku itu pedih." Firman Allah ini menjelaskan bahwa orang yang tidak mau bersyukur atau
kufur atas nikmat Allah bahwa siksaan yang pedih akan menimpa pada dirinya kelak
ketika di akhirat.

3. Sebab-sebab kurang bersyukur :

Berikut sebab-sebab yang menjadikan manusia kurang bersyukur :


a. Lalai dari nikmat Allah.
Sesungguhnya banyak manusia yang hidup dalam kenikmatan yang besar, baik nikmat
yang umum maupun khusus. Akan tetapi dia lalai darinya.
b. Kebodohan terhadap hakikat nikmat
Sebagian orang tidak mengetahui nikmat, tidak mengenal dan tidak memahami hakikat
nikmat. Dia tidak tahu bahwa dirinya berada dalam kenikmatan, karena dia tidak
mengetahui hakikat nikmat.

c. Pandangan sebagian manusia kepada orang yang berada di atasnya


Jika seorang manusia melihat kepada orang yang diatasnya, yaitu orang-orang yang diberi
kelebihan atasnya, dia akan meremehkan karunia yang Allah berikan kepadanya. Sehingga
dia pun kurang dalam melaksanakan kewajiban syukur. Karena dia melihat apa yang
diberikannya adalah sedikit.

d. Melupakan masa lalu


Di antara manusia ada yang pernah melewati kehidupan yang menyusahkan dan sempit.
Dia hidup pada masa-masa yang menegangkan dan penuh rasa takut, baik dalam masalah
harta, penghidupan atau tempat tinggal. Dan tatkala Allah memberikan kenikmatan dan
karunia kepadanya, dia enggan untuk membandingkan antara masa lalunya dengan
kehidupannya sekarang agar menjadi jelas baginya karunia Robb atasnya.

2. KEGIATAN (ACTIVITY) PESERTA DIDIK

WUJUDKAN RASA SYUKUR

1. Tujuan Kegiatan :
Mengaplikasikan rasa syukur kepada Tuhan dengan membantu sesama
2. Alat yang di butuhkan :
Spidol atau kapur dan papan tulis
3. Deskripsi Kegiatan :
- Setiap siswa secara bergantian membuat sebuah lingkaran di papan tulis di depan
kelas. Besar atau kecilnya lingkaran menunjukkan seberapa besar rasa syukur siswa
yang telah diwujudkan dalam bentuk nyata.
- Setelah siswa semua siswa menggambar lingkaran di papan tulis, diharapkan secara
suka rela beberapa siswa menjelaskan hubungan antara besarnya lingkungan yang
dibuat dari wujud rasa syukur yang telah di lakukan. Bagaimana perasaan kalian
ketika menggambar lingkaran tersebut, dan hikmah apa yang kalian dapatkan dari
aktivitas itu ?

4. Poin Belajar dari Kegiatan di atas atau Refleksi atau… :


…………………………………………..
…………………………………………..
1. URAIAN MATERI

BELAJAR KELOMPOK YANG EFEKTIF

Belajar Kelompok adalah sebuah model pembelajaran dimana peserta didik belajar
bekerja sama dalam sebuah kelompok untuk menyelesaikan tugas belajar. Menurut Modjiono
(1992:61), metode belajar kelompok dapat diartikan sebagai format belajar mengajar yang
menitikberatkan kepada interaksi anggota yang satu dengan anggota yang lain dalam suatu
kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama. Jadi, belajar kelompok
adalah kegiatan belajar dalam kelompok dengan tujuan untuk memecahkan permasalahan
yang ada.
Tujuan dari belajar kelompok adalah untuk mengembangkan cara berpikir kritis dalam
memecahkan masalah, mengembangkan kemampuan bersosialisasi dan komunikasi,
meninggikan rasa percaya diri terhadap kemampuan siswa. Selain itu, belajar kelompok juga
bertujuan agar siswa dapat memahami dan menghargai orang lain.
Manfaat dari belajar kelompok :
 Dengan membentuk kelompok belajar, dapat memotivasi semangat belajar antara teman
satu dengan lainnya.
 Saling berbagi informasi dan pengetahuan antara teman.
 Membangun komunikasi timbal balik dengan adanya diskusi.
 Meringankan tugas yang dberikan karena dikerjakan bersama.
 Mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa dalam menanggapi suatu permasalahan
 bekerja sama dalam menyelesaikan tugas dan bersosialisasi di luar sekolah.
 Belajar lebih menyenangkan karena dikerjakan secara berkelompok.
 Meningkatkan kualitas kepribadian, seperti adanya kerja sama, toleransi, berpikir kritis dan
disiplin.
Belajar kelompok yang efisien :
1. Pilih teman yang paling cocok untuk bergabung dalam satu kelompok yang terdiri dari 3-5
orang. Dengan anggota yang tidak terlalu banyak diharapkan lebih fokus dalam berdiskusi.
2. Tentukan dan sepakati bersama, kapan, di mana dan apa yang akan dibahas serta apa yang
perlu dipersiapkan untuk keperluan belajar kelompok. Hal ini penting agar semua anggota
dapat mempersiapkan diri akan materi yang akan didiskusikan.
3. Setelah berkumpul secara bergilir tetapkan siapa pimpinan kelompok yang akan mengatur
diskusi dan siapa penulis yang akan mencatat hasil diskusi.
4. Ciptakan suasana belajar yang serius tapi santai.
5. Rumuskan pertanyaan atau permasalahan yang akan dipecahkan bersama dan batasi ruang
lingkupnya agar pembahasan tidak menyimpang.
6. Bahas dan pecahkan setiap persoalan satu persatu sampai tuntas. Berikan kesempatan
kepada setiap anggota untuk berpendapat, lalu kaji bersama manakah yang paiing tepat.
7. Bila terdapat persoalan yang tidak dapat dipecahkan atau tidak ada kesepakatan antar
anggota, tangguhkan saja kemudian minta pendapat guru. Lanjutkan ke persoalan yang lain.
8. Kesimpulan hasil diskusi dicatat penulis, lalu dibagikan kepada anggota kelompok untuk
dipelajari lebih lanjut di rumah masing-masing.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam KKB adalah :
a. Pembentukan Kelompok
Kelompok dalam KKB dibentuk atas bimbingan wali kelas, Guru BK atau prakarsa siswa
sendiri. Besarnya anggota KKB 5 sampai 8 orang, apabila KKB terlalu banyak anggotanya
dimungkinkan akan berubah fungsinya menjadi arena gosip.
Dalam pembentukan KKB perlu diperhatikan :
1. Jarak antara rumah dengan tempat belajar.
2. Kemampuan anggota.
3. Kualitas anggota.
4. Jenis kelamin, diusahakan tiap kelompok terdapat siswa putra dan putri.
Musyawarahkan nama kelompok, tetapkan nama yang menarik dan bermakna. Boleh
berupa nama-nama tokoh, singkatan-singkatan yang bermakna, nama kota/negara/tempat
yang menarik dan semua anggota kelompok menjadi bangga bila nama itu disebut. Contoh :
ARAGANI : Anak Rajin Gabung Di Sini
CLEOPATRA : Clubnya Orang Patuh Dan Trampil
ALBATROZ : Anak loyal Bagus Trampil Obyektif dan Zopan
ARIZONA : Anak Rajin Zopan dan Bijaksana
PITAGORAS : Pintar Tangguh Gotong Royong Rajin dan Semangat
PITALOKA : Pintar Tangguh Loyal dan Kompak Dan lain – lain

Selanjutnya rumuskan Aturan, Undang – undang atau Tata Tertib Kelompok. Agar lebih
mentereng point-point aturan itu boleh kamu namakan pasal-pasal. Tetapkan aturan-aturan
yang berkaitan dengan kedisiplinan, kerapian, kerajinan, kesopanan, kekompakan dan
motivasi pencapaian prestasi belajar.
Contoh :
Pasal 1 : Semua anggota kelompok harus selalu berpenampilan rapi
Pasal 2 : Semua anggota kelompok harus saling menjaga kekompakan, dsb,
Lengkapi aturan / tata tertib kelompok dengan sanksi bagi pelanggar. Hindari sanksi /
hukuman fisik, rumuskan sanksi yang bersifat kreatif dan mendidik, yang bila sanksi itu
diterapkan justru bisa menambah kekompakan dan keakraban. Contoh : Membawa makanan
ringan saat pertemuan kelompok sebatas kemampuan, membersihkan meja kursi anggota
selama 3 hari berturut-turut, menggantikan kerja piket, mentraktir anggota kelompok
sebatas kemampuan, dan lain-lain.
b. Tempat Belajar
Tempat penyelenggaraan KKB, diantaranya :
1. Di rumah anggota dengan diatur bergiliran.
2. Di ruang kelas pada sore hari.
3. Di tempat lain yang memenuhi syarat antara lain adanya meja, kursi, penerangan dan
kenyamanan.
c. Persiapan Belajar
Agar KKB benar-benar bermanfaat, setiap anggota wajib menyiapkan bahan-bahan dan
alat-alat belajar. Bahan dapat berupa soal-soal yang akan diselesaikan PR, tugas-tugas yang
akan dilaporkan hasilnya, dan sebagainya. Alat-alat dan sumber belajar seperti buku referensi
dan kamus harus pula disiapkan.
d. Pengantar Bicara
Secara bergiliran tiap pertemuan KKB diantarkan oleh seorang anggota, untuk
membuka suatu pertemuan dan menyebutkan apa-apa yang akan dibahas agar tujuan KKB
tidak menyimpang. Pembuka pertemuan sekaligus bertindak sebagai ketua saat itu.
e. Waktu Belajar
Waktu pelaksanaan KKB harus dijadwalkan hari dan waktunya / jam berapa. Setiap
anggota harus disiplin mentaati jadwal yang telah disepakati. Lama pelaksanaannya bisa 1,5
jam efektif ditambah 15 menit istirahat. Waktu yang terlalu lama dimungkinkan digunakan
untuk bergurau atau ngobrol.
f. Cara Pelaksanaan
Berbagai cara untuk membangkitkan KKB diantaranya :
1. Membahas dan menyelesaikan soal.
2. Tanya jawab.
3. Memahami kata dan istilah yang cukup kompleks.
4. Mencatat pertanyaan untuk diajukan kepada guru di kelas, dan lain-lain.
Hal yang sangat berharga dalam KKB yang tersimpan dalam sanubari para anggota setelah
mereka dewasa adalah “kenangan indah” saat aktifitas KKB. Masih tersimpan jelas kesan-kesan
kehidupan remaja pada saat mengadakan KKB dengan kelompoknya yang penuh suka dan
suka. Nama-nama anggota KKB seakan terpatri dalam batin dan menjadi sejarah kehidupan
yang sulit dilupakan.

2. KEGIATAN (ACTIVTIY) PESERTA DIDIK

GAMES TEAM BUILDING SOLIDOT

Games team building solidot biasanya dimainkan kurang lebih 8 orang setiap kelompok.
Bahan yang digunakan adalah sedotan plastik.
Tujuan dari permainan ini adalah untuk mencari solusi dari setiap masalah, belajar
membentuk pribadi yang kreatif, inovatif, dan strategis, serta melatih betapa pentingnya
kekompakan dan kerja sama dalam tim
Adapun cara bermainnya bahwa setiap kelompok akan menyusun sedotan tersebut dengan
solasi. supaya sedotan itu bisa disusun tinggi dan bagi tim yang berhasil menyusun sampai
tinggi dengan menopang gelas aqua di atas dalam waktu yang telah ditentukan dia lah
pemenangnya dengan syarat sedotan itu dibuat seperti menara
1. URAIAN MATERI

EKSPLORASI BAKAT SECARA MANDIRI

Menurut KBBI, bakat adalah dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yg dibawa
sejak lahir. Bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita
pahami, adalah kelebihan atau keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan
menjadi pembeda antara kita dengan orang lain.
Bakat (aptitude) pada umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan sebagai
potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. S.C. Utami
Munandar (1985)
Thomas Amstrong, pakar pendidikan dari Harvard University yang sering
berkolaborsi dengan Howard Gardner dalam membahas kecerdasan. Dalam tulisannya,
Little Geniuses, yang pernah diterbitkan majalah Parenting (1989), ia menjelaskan,
bakat manusia bisa muncul dalam berbagai bentuk. Perhatikan daftar kemampuan
(ability) di bawah ini lalu deteksi mana yang paling kuat di dalam diri Anda :
 Acting Ability (akting / gerakan)
 Adventuresomeness (kepetualangan)
 Aesthetic perceptiveness (estitika)
 Artistic Talent (artistik)
 Athletic prowess (ke-atlit-an)
 Common sense (pengetahuan umum)
 Compassion (peduli orang lain, mudah tersentuh)
 Courage (keberanian)
 Creativity (kreativitas)
 Emotional maturity (kematangan emosi)
 Excellent memory (kehebatan menyimpan data / menghafal)
 Imagination (imajinasi)
 Inquiring mind (keingintahuan)
 Intuition (intuisi)
 Inventiveness (daya cipta, penemuan)
 Knowledge of a given subject (Pengetahuan spesifik)
 Leadership abilities (kepemimpinan)
 Literary aptitude (bakat kesastraan)
 Logical-reasoning ability (kemampuan berlogika)
 Manual dexterity (ketangkasan manual / ketrampilan tangan)
 Mathematical ability (kemampuan matematis)
 Mechanical know-how (penguasaan mekanis)
 Moral character (karakter moral)
 Musicality (permusikan)
 Passionate interest in a specific topic (kegairahan mengikuti / mendalami topik
tertentu)
 Patience (kesabaran)
 Persistence (ketangguhan)
 Physical coordination (kerapian fisik)
 Political astuteness (kelihaian berpolitik)
 Problem-solving capacity (kemampuan menghadapi masalah)
 Reflectiveness (kemampuan merefleksikan)
 Resourcefulness (kepandaian mengatasi masalah)
 Self-discipline (disiplin-diri)
 Sense of humor (naluri melucu)
 Social savvy (pemahaman sosial)
 Spiritual sensibility (ketajaman spiritual)
 Strong will (kemauan keras)
 Verbal ability (kemampuan mengungkapkan secara verbal)
Daftar di atas baru sebagian dari sekian. Masih banyak kemampuan alamiah
manusia yang belum atau tidak bisa dijabarkan. Dan lagi, kalau kita perhatikan praktek
hidup, amat sangat jarang ada orang yang hanya diberi satu kemampuan dari daftar di
atas. Dalam diri setiap manusia ada sekian kemampuan dari daftar di atas. Orang yang
hebat di bidang IT tidak berarti hanya dibekali kemampuan tekun dalam meng-otak-
atik komputer. Ia juga punya kemauan keras, punya disiplin, kreatif, mau mempelajari
hal-
hal baru dan seterusnya. Seorang tokoh agama tidak berarti hanya dibekali kemampuan
spiritual sensibility saja. Ia juga punya kemampuan lain yang mendukung
keunggulannya, seperti verbal, sosial, dan lain-lain.

Jenis-Jenis Bakat
Menurut Rahayu (2), ada dua jenis bakat, yaitu diantaranya:
Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum,
artinya setiap orang memiliki.
Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak
semua orang memiliki misalnya bakat seni, memimpin, berceramah, olahraga. Bakat
khusus ini terbagi lagi menjadi beberapa macam, diantaranya:
 Bakat Verbal, yaitu bakat tentang konsep-konsep yang diungkapkan dalam bentuk
kata-kata.
 Bakat Numerikal, yaitu bakat tentang konsep-konsep dalam bentuk angka.
 Bakat bahasa (linguistik), yaitu bakat tentang penalaran analitis bahasa (ahli sastra)
misalnya untuk jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan
lain-lainnya.
 Bakat kecepatan, ketelitian, klerikal, yaitu bakat tentang tugas tulis menulis, ramu-
meramu untuk laboratorium, kantor dan dalam kerohanian.
 Bakat Relasi Ruang (spasial), yaitu bakat untuk mengamati, menceritakan pola dua
dimensi atau berpikir dalam 3 dimensi. Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap
detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau
membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam
ruang tiga dimensi.
 Bakat Mekanik, yaitu bakat tentang prinsip-prinsip umum IPA, tata kerja mesin,
perkakas dan alat-alat lainnya.
 Bakat Abstrak, yaitu bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola,
rancangan, diagram, ukuran-ukuran, bentuk-bentuk dan posisi-posisinya.
 Bakat Skolastik, yaitu kombinasi kata-kata (logika) dan angka-angka. (Termasuk
didalamnya kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-
akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik,
pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional).

Antara potensial & Aktual


Untuk meng-aktual-kan energi potensial itu dibutuhkan pembangkit, pengolahan
atau pendeknya bisa disebut proses aktualisasi. Proses aktualisasi seperti apa saja yang
bisa kita lakukan? Berdasarkan temuan ilmiyah para ahli atau juga pengalaman orang
lain yang sudah menemukannya :
1. Hasrat sejati (inner calling)
Di sini yang perlu kita lakukan adalah menemukan keinginan-keinginan yang selalu
mendorong kita untuk meraihnya atau melakukannya. Konon, di setiap diri manusia
sudah dipasang semacam stasiun radio yang selalu menyuarakan dorongan kepada
kita untuk melakukan sesuatu yang sifatnya sangat spesifik. Inilah yang disebut
hasrat sejati – yaitu sebuah hasrat yang terus menggelora di dalam diri kita. Supaya
hasrat sejati itu teratur dan tersalurkan, cobalah merumuskan dan memperjuangkan
tujuan hidup yang sudah kita buat berdasarkan kemampuan kita hari ini.
Kesimpulan Mary Lou Retton mengatakan,“Setiap orang memiliki bara api yang
menyala-nyala di dalam hatinya untuk meraih sesuatu. Tujuan hidup adalah alat
untuk menemukannya dan menjaganya supaya tetap menyala.”
2. Pembuktian diri
Membuktikan diri artinya kita memunculkan ide, gagasan atau keinginan lalu kita
memperjuangkannya sampai berhasil. Agar kita tidak terlalu sering gagal, pilihlah
yang kira-kira bisa kita lakukan dengan kapasitas yang kita miliki hari ini. Semakin
banyak yang bisa kita realisasikan, semakin tahu di mana sebetulnya keunggulan
dan kelemahan kita. “Selama Anda belum bisa melihat hasil karya Anda, selama itu
pula Anda belum tahu kemampuan Anda”, pengalaman Martine Grime. Biasanya,
selama kita belum bisa membuktikan apa yang sanggup kita lakukan (menghasilkan
kreasi atau karya), penilaian kita tentang kemampuan kita masih belum akurat.
Terkadang kita hanya merasa mampu padahal belum tentu kita memiliki
kemampuan. Pembuktian adalah jalan untuk mengetahui apakah kita sudah
memiliki kemampuan atau baru merasa mampu.
3. Perbandingan positif
Ini juga bisa kita lakukan. Tehniknya, kita dapat membuat perbandingan antara kita
dengan orang lain. Orang lain itu bagaikan cermin buat kita. Mengetahui di mana
keunggulan dan kelemahannya, biasanya akan menunjukkan di mana keunggulan
dan kelemahan kita. Tehnik melihat dan melakukan sesuatu dengan orang lain
(bersinergi atau bekerja sama) inilah yang pernah dilakukan Bruce Lee. Cuma ada
satu yang perlu dicatat. Model perbandingan yang kita butuhkan adalah
perbandingan positif. Maksudnya, kita membandingkan diri kita dengan orang lain,
bukan untuk tujuan yang macam-macam, tetapi murni untuk memperbaiki diri.
4. Pengasahan (Practicing)
Konon, sekitar tahun 1998, tim ahli dari Universitas Exter di Amerika pernah
melakukan studi terhadap kehidupan orang-orang berprestasi, seperti Mozart,
Picasco, dan macam-macam. Hasilnya, mereka merekomendasikan kepada umat
manusia untuk membuang mitos yang selama ini diyakini. Mitos seperti apa yang
biasa kita yakini? Kita sering meyakini bahwa orang-orang berprestasi tinggi itu
meraih prestasinya karena Tuhan “mengistimewakan” mereka dengan bakat yang
dimiliki sementara kita bukan seperti mereka.
Mengapa keyakinan semacam ini disebut mitos? Telaah di lapangan menyimpulkan,
ternyata bukan karena bakat semata yang membuat mereka berhasil. Memang
benar, mereka meraih prestasi tinggi karena punya bakat, ada peluang, ada
dukungan dan ada pelatihan, tetapi faktor yang paling banyak mendukung
keberhasilan mereka adalah “practicing” atau mengasah bakat, keunggulan atau
kelebihan alamiah yang melekat pada dirinya.
“Orang selalu berkata kepada saya bahwa bakat saya dan kejelian saya yang menjadi
alasan kesuksesan saya. Mereka tidak pernah berkata tentang praktek, praktek, dan
praktek yang saya jalankan.” (Ted Williams, 1918)
5. Penempatan / penyaluran
Tidak semua keunggulan alamiah itu berada di lokasi yang sangat jauh dari kita
sehingga kita perlu mencarinya setengah mati. Ada kalanya bisa muncul dari hobi,
kegemaran-kegemaran kecil, kegiatan tertentu yang kita lakukan tanpa beban
seperti orang main-main atau dari hal-hal yang sangat dekat dengan kebiasaan kita
sehari- hari. Di sini yang dibutuhkan adalah menyalurkan atau menempatkannya
pada saluran atau bidang-bidang yang kira-kira menguntungkan kita lalu kita
perbaiki dan kita kembangkan.
Sebagai tambahan, saya ingin mengutip hasil telaah dua orang pakar dari dunia
yang berbeda. Mudah-mudahan ini juga bisa kita jadikan referensi. Pertama, dari
seorang konsultan olahraga yang banyak menggeluti kehidupan atlet, Marie
Dalloway, Ph.D, (2000-2004). Ia mensyaratkan adanya lima hal mendasar bagi
seorang atlet untuk mengaktualkan bakat potensialnya, seperti berikut:
1. Bakat (Talent)
2. Kemauan keras untuk maju (Steel Will).
3. Dedikasi (cinta pekerjaan atau profesi)
4. Pembinaan dan Latihan
5. Training – diri
Sidney Moon dalam konferensi tahunan kedelapan tentang bakat di Yunani
(2002) menjelaskan bahwa supaya bakat seseorang itu muncul dan bermanfaat bagi
orang itu (ter-aktualkan), maka ini menuntut tiga hal, yaitu :
1. Kemampuan memahami diri (tahu kelebihan, tahu kelemahan, tahu tujuan)
2. Kemampuan membuat keputusan hidup yang bagus (berpikir positif, ber-aksi
positif, bergaul di lingkungan kondusif, dst)
3. Kemampuan menaati disiplin–diri (kemauan, ketekunan, kegigihan, dst)
Harus diakui memang bahwa ada rahasia Tuhan di balik istilah bakat itu.
Maksudnya, bakat dalam arti keunggulan alamiah (potensi) memang dimiliki oleh
semua orang, tetapi kenyataannya ada orang yang tahu (“ditunjukkan”) harta
karunnya lebih dini sementara yang lain tidak. Ada bakat tertentu yang punya nilai
sendiri untuk masa tertentu sementara yang lain tidak atau belum. Mengapa ini
harus terjadi, tentu kita tidak tahu seratus persennya. Selamat mengeksplorasi
bakat Anda
2. KEGIATAN (ACTIVITY) PESERTA DIDIK

MENGENALI BAKAT DAN POTENSI

1. Tujuan Kegiatan :
Mengembangan diri dan keperibadian untuk dapat mengenali diri, bakat,
dan potensi dalam meraih masa depan.
2. Alat yang di butuhkan :
kertas catatan kecil dan alat tulis
3. Waktu :
15 menit
4. Deskripsi Kegiatan :

- Kegiatan ini di lakukan bersama teman sembakumu


- Ambilah secarik kertas , kemudian Tanya kepada teman sebangkumu itu apa
yang menjadi kelebihan potensinya yang ia sadari sebagai modal untuk
menggapai karier masa depan
- Selanjutnya, tanyakan kepadanya apakah yang menjadi kendala dalam
mengejar cita-cita kariernya tersebut
- Jika ada, tanyakan kepadanya apakah yang bisa kamu lakukan
untuk membantu mengatasi kendala tersebut
- Jika tidak ada, tanyakan bagaimana menyalurkan bakatnya sehingga
mendapatkan menghasilkan prestasi yang gemilang.
- Lakukan kegiatan ini secara bergantian, kemudian buatlah catatan kecil
dikertasmu mengenai apa yang telah dijelaskan teman sebangkumu
terhadapmu

5. Poin Belajar dari Kegiatan diatas atau Refleksi atau… :


…………………………………………..
…………………………………………..

URAIAN MATERI

AKU PERCAYA DIRI, TIDAK RENDAH DIRI


Pengertian
Percaya Diri (Self Confidence) adalah meyakinkan pada kemampuan dan
penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih pendekatan
yang efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas kemampuannya menghadapi
lingkungan yang semakin menantang dan kepercayaan atas keputusan atau
pendapatnya.
kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan
dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun
terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti induvidu
tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri. Rasa percaya
diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari
kehidupan induvidu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu
dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi
serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri.
Percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan
yang dimiliki seseorang dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk
bisa mencapai tujuan dalam hidupnya. (Hakim, 2004:6).

Ciri-citi Individu yang Percaya Diri :


Berikut beberapa ciri atau karakteristik individu yang memiliki rasa percaya diri yang
proposional diantaranya :
a. Selalu mearasa tenang disaat mengerjakan sesuatu
b. Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai
c. Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di dalam berbagai situasi
d. Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi
e. Memiliki kondisi mental da fisik yang cukup menunjang penampilannya.
f. Memiliki kecerdasan yang cukup
g. Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup
h. Memiliki keahlian dan keterampilan lain yang menunjang kehidupannya, misalnya
keterampilan berbahasa asing.
i. Memiliki kemampuan bersosialisasi
j. Memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik.
k. Memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat dan tahan di
dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.
l. Selalu bereaksi positif di dalam menghadapi berbagai masalah, misalnya dengan
tetap tegar, sabar dan tabah dalam mengahdapi persoalan hidup yang berat justru
semakin memperkuat rasa percaya diri seseorang

Memupuk Rasa Percaya Diri


Menumbuhkan rasa percaya diri dan proposional harus dimulai dari dalam diri
individu. Hal ini sangat penting mengingat bahwa hanya individu yang bersangkutan
yang dapat mengatasi rasa percaya diri yang sedang dialaminya. Ada beberapa cara
yang bisa dilakukan untuk memupuk rasa percaya diri, diantaranya :
a. Bangkitkan kemauan yang keras. Kemauan dapat dikatakan merupakan pondasi
yang pertama dan utama untuk membangun kepribadian yang kuat, termasuk rasa
percaya diri.
b. Biasakan untuk memberanikan diri. Manfaat situasi sebagai salah satu sarana
untuk berlatih dan membangun rasa percaya diri, dengan cara membangkitkan
keberanian dan berusaha menetralisir ketegangan dengan bernapas panjang dan
rileks.
c. Biasakan untuk memberanikan diri. Menghilangkan pikiran yang negatif dan
membiasakan diri untuk berpikir yang logis dan realistis, dapat membangun rasa
percaya diri yang kuat dalam individu.
d. Membiasakan untuk selalu berinisiatif. Salah satu cara efektif untuk
membangkitkan rasa percaya diri adalah dengan membiasakan diri berinisiatif
dalam setiap kesempatan, tanpa menungguh perintah orang lain.
e. Selalu bersikap mandiri.Melakukan segala sesuatu terutama berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan hidupnya dengan tidak terlalu bergantung pada orang lain.
f. Mau belajar dari kegagalan Sikap positif yang harus dilaksanakan dalam
menghadapi kegagalan adalah sikap mental untuk menerimanya, untuk kemudian
mengambil hikmah dan pelajaran dan mengetahui faktor penyebeb dari kegagalan
tersebut.
g. Tidak mudah menyerahMenguatkan kemauan untuk melangkah, bersikap sabar
dalam menghadapi rintangan dan mau berpikir kritis untuk menyelesaikan
masalah merupakan sikap yang harus dilakukan oleh seorang individu untuk
membentuk rasa percaya diri yang kuat dalam dirinya.
h. Membangun pendirian yang kuat Pendirian yang kuat teruji jika kita dihadapkan
dalam berbagai masalah dan pengaruh negatif sebagai imbas dari proses interaksi
sosial. Individu yang percaya diri selalu yakin dengan dirinya dengan tidak berubah
pendiriannyameskipun banyak pengaruh negatif disekitarnya.
i. Bersikap kritis dan objektif Untuk membngun rasa percaya diri yang kuat, setiap
orang hendaknya selalu mengembangkan sikap kritis dan objektif

Orang yang memiliki kepercayaan rendah atau telah kehilangan kepercayaan,


cenderung merasa bersikap sebagai berikut :
a. Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan secara
sungguh-sungguh.
b. Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan.
c. Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah.
d. Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab (tidak
optimal).
e. Canggung dalam menghadapi orang.
f. Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan
mendengarkan yang meyakinkan.
g. Sering memiliki harapan yang tidak realistis.
h. Terlalu perfeksionis.i.Terlalu sensitif.

Akibat Kurang Percaya Diri


Ketika ini dikaitkan dengan praktek hidup sehari-hari, orang yang memiliki
kepercayaan diri rendah atau telah kehilangan kepercayaan, cenderung merasa /
bersikap sebagai berikut :
a. Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan secara
sungguh sungguh.
b. Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive (ngambang)
c. Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulita
d. Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah
e. Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab (tidak
optimal)
f. Canggung dalam menghadapi orang
g. Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan
mendengarkan yang meyakinkan.
h. Sering memiliki harapan yang tidak realistis
i. Terlalu perfeksionis
j. Terlalu sensitif (perasa)

Proses Pembentukan Rasa Percaya Diri


Proses terbentuknya rasa percaya dirin menurut Hakim (2002 : 6) secara garis
besar sebagai berikut :
a. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan yang
melahirkan kelebihan-kelebihan tertentu.
b. Pemahaman seorang terhadap kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dan
melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan
memanfaatkan kelebihan-kelebihannya.
c. Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan-kelemahan yang
dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau sulit menyesuaikan diri.
d. Pengalaman di dalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan
segala kelebihan yang ada pada dirinya.

Membangun Percaya Diri


Bagi sebagian kita yang punya masalah seputar rendahnya kepercayaan diri atau
merasa telah kehilangan kepercayaan diri, berikut ini merupakan teknik dan cara
meraih pribadi yang percaya diri :
1. Cintailah dirimuKetika seseorang merasa harga dirinya rendah, tentu hal itu akan
berpengaruh terhadap emosinya.
2. Hadapi dunia nyata Keberanian dalam mengambil risiko ini penting, sebab
daripada menyerah pada rasa takut alangkah lebih baik belajar mengambil risiko
yang masuk akal.
3. Berjalan 25 Persen Lebih Cepat Gerak tubuh adalah hasil dari tindakan pikiran.
Gerak sempoyongan menandakan rasa percaya diri mendekati titik nol
4. Tunjukkan apa yang anda banggakanKebanyakan dari kita merasa bahwa kita
memiliki kemampuan lebih dari apa yang kita perlihatkan, tetapi tidak mengambil
langkah-langkah yang diperlukan untuk mengubah keadaan.
5. Jadilah diri sendiri dan mandiri. Dalam hidup ini kita pasti membutuhkan orang
lain. Bercermin pada orang lain yang memiliki kelebihan juga merupakan anjuran
untuk bisa meneladaninya.
6. Jangan kalah sama ejekan orangJangan perdulikan segala ejekan yang kemarin,
sekarang, dan suatu saat yang akan datang menghampirimu.
7. Banyak-banyak senyumSenyuman merupakan komunikasi non verbal yang
menunjukkan kita sebagai orang yang baik dan ramah.
8. Masuki lingkungan orang-orang yang percaya diri Rasa percaya diri merupakan
sifat menular. Artinya jika kita dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki cara
pandang yang positif, bersemangat, optimis, dan sebagainya.
9. Pandang semua orang dengan kaca mata yang sama Tuhan mencipatakan manusia
dengan segala kelebihan dan kekurangannya
10. Buang prasangka buruk, Jangan biarkan pikiran negatif berlarut-larut karena tanpa
sadar pikiran tersebut akan terus berakar, bercabang dan berdaun. Semakin besar
dan menyebar, makin sulit dikendalikan dan dipotong.
11. Mintalah pendapat orang lain. Sebagai pribadi kita tidak bisa menilai diri kita
sendiri. Apalagi kita tidak pernah jujur tentang kekurangan kita sendiri.
12. Percaya diri bukan hanya sekedar fisik percaya diri bukan melulu masalah fisik
namun kepercayaan diri muncul karena kelebihan yang kita miliki.
13. Praktekkan Berbicara Terus Terang Dalam setiap kesempatan jadilah sebagai
pemecah kekakuan, orangpertama yang memberikan komentar.
14. Belajarlah untuk lebih komunikatif. Berkomunikasi adalah hal yang pentingyang
harus kita lakukan kapan dan dimana saja.
15. Berhentilah mengeluh. Hidup ini terasa indah namun, mengapa masih begitu sering
kita menemukan orang yang merasakan hidup ini, penuh kesulitan, dan masalah,
sehingga tiada lagi keindahan dan bumi pun terasasempit menghimpit.

1. KEGIATAN (ACTIVITY) PESERTA DIDIK

A. NAMA KEGIATAN : KELEMAHAN DAN KELEBIHANKU

Tujuan Kegiatan :
Mengenali kelebihan dan kelemahan diri siswa.
Alat yang di butuhkan :
kertas dan pulpen untuk mencatat
Deskripsi Kegiatan :
• Dalam kegiatan ini, siswa melibatkan teman-temannya dalam sebuah kelompok.
Setiap kelompok berjumlah lima orang. Langkah-langkah kegiatan sebagai
berikut :
• Sediakan dan bagikan selembar kertas kepada setiap peserta atau anggota
kelompok !
• Gambarlah benda atau apa aja yang menggambarkan diri kalian masing-masing
. misalnya, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan bintang. Gambar itu merupakan
lambangmu (siswa)!.
• Tuliskan alasanmu, baik yang positif maupun yang negatif, memilih gambar
tersebut!
• Alasan yang positif di letakan sebelah kanan, sebaliknya yang negatif sebelah
kiri, sebagai contohc; kalian menggambar sebuah bunga mawar sebagai lambang
dirimu. Alasan memilih bunga mawar karena bunga mawar indah tapi berduri.
Hal itu melambangkan keindahan . tapi sulit di dekati.
• Setiap kelompok menempelkan gambar-gambar tersebut pada sebuah karton
besar yang di beri hiasan dengan berbagai kreasi agar terlihat indah.
• Persentasikan hasl karyamu di depan kelas, peserta dari kelompok lain dapat
menyanggah atau memberi masukan,

Dari kegiatan ini , kamu dapat melihat kekuatan dan kelemahanmu, alasan yang
positif adalaH KEKUATANMU sementara yang negatif adalah kelemahan yang
dapat kamu perbaiki

B. NAMA KEGIATAN : KUIS PEDE ATAU PEMALU

Kita isikan kuis ini yuk….! Pilihlah jawaban yang sesuai dengan sikapmu. Lalu tengok
hasilnya, apakah kamu memang PE – DE, MPO (Mencari Perhatian Orang) atau Pemalu!!
1. Waktu istirahat, teman – temanku sedang berkumpul. Aku mau nimbrung, maka
aku akan ….
a. Berteriak, “Hoi! Ikutan dong! Lagi cerita apa nih? Eh, Si Eni tadi dipanggil Pak
KepSek, Lho…”
b. Masuk ke kerumunan, dengarkan pembicaraan mereka. Pada saat yang tepat, aku
akan menambahiatau mengomentari pembicaraan/cerita mereka.
c. Masuk ke kerumunan, dengarkan pembicaraan mereka. Mereka tertawa aku ikut
tertawa.
2. Sehabis menerangkan pelajaran, Bu Guru mulai bertanya kepada temanku satu – satu.
Aku akan ….
a. Menggerak – gerakkan kepala dan tubuh sambil mengacung – acungkan jari. Kalau
perlu sambil berdiri sambil berkata, “Saya Bu! Saya Bu!”
b. Duduk diam, tenang sambil menyiapkan jawaban.
c. Ketakutan setengah mati keringat dingin keluar. “Ah, Minta izin ke kamar kecil ah!”
rencanaku.
3. Aku sedang jalan – jalan bertiga. Lalu ada orang tersesat. Aku dan teman – temanku
tidak begitu tahu tujuan orang itu. Aku akan ….
a. Menjawab mendahului teman – temanku, “kalau tidak salah, dari sini Bapak Belok
Kiri, lalu terus. Nanti belok kanan ….”
b. Menyarankan begini, “Pak, kami lupa nama jalan itu. Sebaiknya bertanya ke pos
polisi, 100 meter dari sini!”
c. Diam saja, “Biar teman – teman yang menjawab, ah!”
4. Di sebuah pesta ulang tahun temanku, ia memintaku untuk membuat acara. Aku
akan….
a. Menolak permintaannya, lalu berteriak, “Tuuu, SI Ani aja deh! Ayo An maju aja!
Jangan malu – malu…. Rasanya lama betuul!
b. Mengiyakan sambil bertanya, “Acara apa yang kamu inginkan?”.
c. Menggelengkan kepala sambil tersipu – sipu. Lalu menyembunyikan diri ke
belakang.

5. Ada teman baru di kelasku, saat istirahat aku akan ….


a. Berdiri di depan sambil memperkenalkannya. “Hoi, anak baru mau kita kerjain
nggak?” Ujarku seraya menanyainya macam – macam.
b. Kalau dia tidak senang dikerumuni teman – teman yang lain, aku akan
mengajaknya bersalaman sambil memperkenalkan diriku terlebih dahulu.
c. Mendiamkannya saja. Diakan anak baru, jadi harus memperkenalkan diri lebih
dulu.

Jika Jawabanmu yang lebih banyak:


A : Kamu cenderung menonjolkan diri, suka menarik perhatian orang. Ucapanmu juga
sering tidak di pikir lebih dahulu. Padahal bisa saja ucapanmu itu menyesatkan atau
menyakiti hati orang lain.
B : Kamu cenderung tenang, tidak suka ribut, tidak terburu – buru, dan tentu saja PE
– DE! Segala ucapan dan tindakanmu sudah kamu pikirkan sebelumnya.
C : Aiih, kamu pemalu sekali! Kadang – kadang mulai lagi! Coba deh, ikuti taktik menjadi
PE – DE yang dilakukan teman - temanmu.

Analisis Kuis PE – DE

Jawaban Saya lebih banyak ………, jadi saya adalah seorang yang …………

1. URAIAN MATERI
BELAJAR EFEKTIF, EFISIEN DAN MENYENANGKAN

Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan
sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari ( Bari Djamarah, 1994: 21). Menurut
James O. Wittaker belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. sedangkan menurut
Cronbach belajar yang efektif adalah melalui penglaman. Dan menurut Howard L.
Kingsley belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau
diubah melalui praktek dan latihan (Dalyono, 2006: 104).
Belajar dikatakan sebagai suatu proses karena perubahan tingkah laku yang
terjadi melalui suatu tahapan-tahapan yang pada akhirnya menjadi suatu hasil belajar.
Misalnya: Seorang anak yang ingin dapat berjalan, maka ia mulai dilatih oleh orangtua,
merangkak, berdiri,dituntun untuk mulai melangkah yang pada akhirnya si anak bisa
mulai berdiri dan mulai sedikit demi sedikit melangkahkan kakinya dan kemudian ia
mulai dapat berjalan dengan sempurna.
Demikian juga bila seorang siswa ingin mengetahui,dapat serta memahami
sesuatu dengan baik maka ia harus melalui proses yang disebut proses belajar. Proses
belajar akan menghasilkan perubahan yang bersifat
“Intensional (disengaja)”,positif,aktif,efisien,efektif dan fungsional.
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Belajar itu merupakan aktivitas fisik dan mental yang tidak berdiri sendiri, tetapi
keberhasilan belajar ditentukan oleh banyak faktor. Faktor-faktor itu bisa berasal dari
dalam diri sendiri (faktor Internal) dan faktor dari luar (faktor eksternal). Faktor-faktor
tersebut diantaranya :
Kondisi internal
Kondisi ini adalah kondisi yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi :
1. Fisik / Jasmaniah, artinya apabila secara umum kondisi seseorang apabila
dikatakan sehat,maka akan mempengaruhi aktivitas dan hasil belajarnya. Misalnya :
siswa kondisi sakit : secara tiba-tiba terjadi sakit kepala,sakit perut, siswa sedang
menjalani perawatan operasi, amandel,jantung,paru-paru,kecelakaan lalu lintas
sejenisnya
2. Psikis / Kejiwaan, artinya apabila kondisi kejiwaan seseorang dalam belajar
kurang stabil,maka akan mempengaruhi aktivitas belajar dan hasil belajarnya.
Misalnya : Siswa diliputi rasa ketakutan, kecemasan, adanya konflik-konflik batin,
diliputi rasa kekecewaan,serta gangguan psikis lainnya.
3. Adanya Kemauan ( Niat ) yang muncul dari daalam diri individu. Dan kemauan atau
niat tersebut benar-benar tulus. Maka akan mempengaruhi aktivitas belajar dan hasil
belajarnya..Misalnya : Siswa niat belajar dengan sungguh-sungguh karena belajar/
sekolah itu merupakan suatu kebutuhan diri sendiri apabila ingin mencapai masa
depan yang gemilang. Siswa juga berniat bahwa : “saya harus menjadi orang yang
sukses dan berhasil dalam sekolah dan karir saya”. “Saya tidak boleh bermalas
malasan dalam hidup ini, saya harus bekerja keras”.
4. Kecerdasan ( IQ)
Faktor kecerdasan (IQ) ini juga sangat mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar
seseorang. Seseorang yang dikategorikan mempunyai IQ Normal (100-110) menurut
hasil psykhotes),maka ia disimpulkan akan mampu mengikuti belajar di sekolah-
sekolah umum dengan lancar, selama ia tidak mengalami gangguan-gangguan
lainnya. Demikian juga apabila seseorang mempunyai kecerdasan dibawah normal,
tentunya akan mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar disekolah jika dibanding
dengan seseorang yang berkecerdasan normal.
5. Minat
Minat juga menentukan aktivitas dan hasil belajar seseorang. Minat adalah tertarik
yang kuat terhadap obyek tertentu. Apabila seseorang dalam belajarnya sudah tidak
mempunyai rasa ketertarikan yang kuat terhadap obyek yang dipelajari tentunya
aktivitas dan hasil belajar yang dicapai juga tidak optimal. Demikian juga sebaliknya.
Oleh karena itu perlu seseorang terus menerus untuk belajar mencintai,menyenangi
suatu obyek belajar sehingga pada akhirnya mampu dengan seutuhnya tertarik yang
kuat dan mencintai dengan setulus-tulusnya obyek belajar tersebut, yang pada
akhirnya motivasi belajar semakin meningkat untuk mencapai keberhasilan dalam
belajarnya.
6. Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk mencapai suatu hasil
tertentu / suatu perbuatan. Motivasi bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu
motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi Internal adalah dorongan yang
muncul dari dalam diri seseorang. Misalnya ; Belajar adalah suatu kebutuhan untuk
masa depan, dan sejenisnya. Sedangkan motivasi eksterinsik adalah dorongan yang
dilakukan oleh seseorang karena adanya faktor dari luar. Misalnya : Hadiah/Reward.
Siswa akan dapat hadiah apabila nilai hasil belajarnya di atas 80. Kedua motivasi
tersebut sudah dilaksanakan baik oleh orangtua,guru atau suatu lembaga. Alangkah
baiknya seseorang memiliki motivasi internal yang kuat, sehingga aktivitas dan hasil
belajar yang diharapkan dapat tercapai.

Kondisi Eksternal
Kondisi eksternal meliputi kondisi lingkungan di mana siswa berada. Kondisi
lingkungan adalah keadaan alam sekitar siswa yang mempengaruhi kegiatan
belajarnya baik lingkungan personal maupun lingkungan-lingkungan material (sarana
prasarana). Kondisi eksternal tersebut yaitu :
1. Sarana dan Prasarana
Sarana prasarana penunjang keberhasilan belajar juga mempengaruhi aktivitas
dan hasil belajar seseorang. Sarana dan prasarana ini juga bisa dari siswa dan dari
lembaga pendidikan. Misalnya di rumah mempunyai sarana dan prasarana
penunjang keberhasilan belajar, sedangkan di sekolah sarana dan prasarana
penunjang belajar juga lengkap, maka kemungkinan untuk mencapai hasil belajar
yang maksimal akan tercapai. Sarana dan prasarana belajar misalnya ; buku-buku
paket, buku catatan,ruang laboratorium, komputer, laptop, conect internet (hotspot),
dan sejenisnya
2. Lingkungan Sekitar
Lingkungan dimana individu tinggal dan lingkungan bermain individu akan
sangat mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar. Apabila lingkungan sekitar sangat
mendukung kemajuan individu,maka keberhasilan belajar dapat tercapai. Demikian
juga sebaliknya, termasuk didalamnya adalah lingkungan bermain dan kelompok
individu. Oleh sebab itu seseorang harus bijak dalam menyikapi dirinya untuk hidup
bermasyarakat, artinya mampu memilih mana yang bermanfaat dan mana yang
tidak.

Ada 3 hal yang mendukung terhadap cara belajar efektif diantaranya :


1. Belajar Mandiri
Yaitu sebuah konsep pembelajaran atas inisiatif sendiri bukan belajar sendiri, kedua
hal itu sangat berbeda artinya, yang benar adalah belajar atas inisiatif diri sendiri
karena dengan begitu diri kita akan merasa teringat akan hal yang kita pelajari
karena kita tertarik pada hal tersebut. Cara ini adalah cara paling efektif untuk
belajar sehingga kita terus mengingatnya, tetapi cara ini juga sangat sulit karena
butuh kemauan pada dirinya sendiri. Dan kemauan itu tumbuh dengan sendirinya
karena kebiasaan diri orang tersebut.
2. Media belajar
Media belajar adalah sebuah sarana kita yang akan membantu kita dalam belajar
karena kita tinggal membaca dari media itu sehingga kita sudah tinggal memahami
hal tersebut ini juga butuh kita cari sesuai yang akan kita pelajari. Bentuk sumber
belajar banyak diantaranya ; buku, transparansi, film dengan topik tertentu, internet,
dan sebagainya.
3. Strategi atau cara belajar
Strategi belajar efektif sangat penting untuk mencapai presatasi belajar yang ingin
dicapai. Berikut adalah beberapa strategi dalam belajar supaya efektif dan efisein,
diantaranya :
Strategi Belajar Efeketif dan Efisien
1. Siapkan buku-buku materi pelajaran yang akan dipelajari dan kumpulkan dengan
rapi di atas meja belajar.
2. Mulailah pelajari buku paket atau buku catatan untuk jam pertama dan
seterusnya
3. Jangan terlalu lama membaca buku pelajaran, uapayakan kira-kira 20 menit
4. Pahami setiap alenia materi yang dipelajari
5. Catat hal-hal yang penting dalam buku anda,jika belum dimengerti maka
tanyakan pada guru atau teman yang mengerti
6. Untuk pelajaran non eksakta ( yang tidak menggunakan rumus-rumus), cobalah
sambil berbicara sendiri layaknya seorang guru ketika berdiri di depan kelas. Hal
itu untuk menguji berapa persen anda menguasai materi yang baru dipelajari.
7. Untuk pelajaran eksakta (menggunakan rumus-rumus), upayakan anda tulis
rumus-rumus tersebut pada folio, karton manila dsb. Tempelkan/gantungkan
pada tempat belajarmu atau di kamarmu agar sering terlihat dan mudah untuk
mengingatnya
8. Kerjakan latihan-latihan soal sebanyak-banyaknya dan catat temuan-temuan soal
yang belum dimengerti untuk ditanyakan kepada teman atau guru yang mengerti
9. Seringlah mendiskusikan atau menanyakan soal-soal atau materi pelajarnmu baik
dengan teman maupun bapak/ibu guru
10. Upayakan kelompok belajar kecil yang solid
Stevent R. Covey dalam bukunya berjudul Seven Habits of Highly Effective
People, memaparkan tujuh langkah yang bisa Anda kembangkan untuk mendapatkan
belajar yang efektif.
1) Bertanggung jawab atas dirimu sendiri.
Merupakan tolok ukur sederhana Anda sudah berusaha menentukan sendiri
prioritas, waktu, sumber-sumber terpercaya dalam mencapainya
2) Pusatkan dirimu terhadap nilai dan prinsip yang kamu percaya.
Tentukan sendiri mana yang penting bagi dirimu. Jangan biarkan teman atau orang
lain mendikte kamu apa yang penting.

3) Kerjakan dahulu mana yang penting.


Kerjakanlah dulu prioritas yang telah Anda tentukan sendiri.
4) Anggap dirimu berada dalam situasi "co-opetition" (Bukan situasi "win-win" lagi).
"Co-opetition" merupakan gabungan dari kata "cooperation" (kerja sama) dan
"competition" (persaingan). Jadi, selain sebagai teman yang membantu dalam belajar
bersama, anggaplah dia sebagai sainganmu juga dalam kelas. Dengan begini, Anda
akan selalu terpacu untuk melakukan yang terbaik (do your best) di dalam kelas
5) Pahami orang lain, maka mereka akan memahamimu.
Banyaklah belajar memahami orang lain, sehingga orang akan memahami Anda.
6) Cari solusi yang lebih baik.
Bila Anda tidak mengerti bahan yang diajarkan pada hari ini, jangan hanya membaca
ulang bahan tersebut. Coba cara lainnya. Misalnya, diskusikan bahan tersebut
dengan guru, teman, kelompok belajar
7) Tantang dirimu sendiri secara berkesinambungan.
Dengan cara ini, belajar akan terasa mengasyikkan, dan mungkin kamu
mendapatkan ide-ide yang cemerlang.
Seseorang belajar dapat kita kategorikan seperti ini:
10% dari apa yang dibaca
20% dari apa yang
didengar 30% dari apa
yang dilihat
50% dari apa yang dilihat dan didengar 70% dari apa yang dikatakan
90% dari apa yang dilakukan

2. KEGIATAN (ACTIVITY) PESERTA DIDIK

MENENTUKAN PRIORITAS
KEGIATAN (KISAH BATU,
KRIKIL DAN PASIR)

Pada suatu waktu, terdapat seorang guru yang bijak. Banyak murid yang datang
dari tempat jauh, untuk mendengarkan petuah bijaknya. Pada suatu hari, seperti biasa,
para murid berkumpul untuk mendengarkan pelajaran dari sang guru.
Banyak murid mulai datang memenuhi ruang pengajaran. Mereka datang dan
duduk dengan tenang, memandang ke depan, siap untuk mendengar apa yang
dikatakan oleh sang guru.
Akhirnya sang guru pun datang, lalu duduk di depan para murid-muridnya. Sang
guru membawa sebuah toples besar, disampingnya terdapat setumpuk batu kehitaman
seukuran genggaman tangan. Tanpa bicara sepatah kata pun, Sang guru mengambil
batu-batu tersebut satu persatu, lalu memasukkannya hati-hati ke dalam toples kaca.
Ketika toples tersebut sudah penuh dengan batu hitam tadi, sang Guru berbalik
kepada para murid, lalu bertanya. "Apakah toplesnya sudah penuh? "Ya guru," jawab
para murid, "Benar, toples itu sudah penuh". Tanpa berkata apa-apa, sang guru mulai
memasukkan keri kil-kerikil bulat berwarna merah ke dalam toples itu. Kerikil-kerikil
itu cukup kecil sehingga jatuh di sela-sela batu hitam besar tadi. Setelah semua kerikil
masuk kedalam toples, sang guru berbalik kepada para murid, lalu bertanya. "Apakah
toplesnya sudah penuh?" "Ya guru," jawab para murid, "Benar, toples itu sudah penuh".
Masih tanpa berkata apa-apa lagi, kini sang guru mengambil satu wadah pasir
halus, lalu memasukkannya ke dalam toples. Dengan mudah pasir-pasir tersebut pun
masuk memenuhi sela-sela kerikil merah dan batu hitam. Setelah masuk semua, kini
sang guru berbalik kepada para murid, lalu bertanya lagi.
"Apakah toplesnya sudah penuh?" Sekarang para murid tak terlalu percaya diri
menjawab pertanyaan gurunya. Namun terlihat bahwa pasir tersebut jelas memenuhi
sela-sela kerikil di dalam toples, membuatnya terlihat sudah penuh. Kali ini hanya
sedikit yang mengangguk, lalu menjawab, "Ya guru," jawab beberapa murid, "Benar,
toples itu sudah penuh".
Tetap tanpa berkata apa-apa lagi, sang guru berbalik mengambil sebuah tempayan
berisi air, lalu menuangkannya dengan hati-hati ke dalam toples besar tersebut. Ketika
air sudah mencapai bibir toples, kini sang guru berbalik kepada para murid, lalu
bertanya lagi. "Apakah toplesnya sudah penuh?" sambil tertawa murid tersebut
menjawab “Ya guru”.

HIKMAH :

Toples ini mewakili kehidupan kita. Batu, Kirikil dan Pasir adalah hal-hal yang ada
dalam kehidupan kita dan hal-hal yang penting dalam hidup kita. Misalnya Pendidikan
mengajarkan sesuatu kepada orang lain, melakukan pekerjaan yang kita cintai, waktu
untuk diri sendiri, kesehatan, teman
dan semua hal yang berharga.
Kita harus dapat memprioritaskan kebutuhan hidup. Ingat untuk dapat sukses dalam
hidup ini,
kita harus selalu memasukan batu pertama kali. Jika
tidak kita akan kehilangan semuanya.
Bila kita mengisi dengan hal-hal yang kecil ( kerikil dan pasir ) maka hidup kita akan
penuh
dengan hal-hal yang kecil dan merisaukan dan ini semestinya tidak perlu.
Karena dengan demikian kita tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya
kita ada perlukan untuk hal-hal besar dan penting.
Oleh karena itu tanyakan pada diri Anda sendiri
“Apakah batu yang ada dalam hidup Anda ?” Lalu kerjakan itu pertama kali

1. URAIAN MATERI

AKU BISA BERPIKIR KRITIS DAN LOGIS

Berpikir Kritis
Berpikir kritis (critical thinking) adalah sinonim dari pengambilan keputusan (decision
making), perencanaan strategik (strategic planning), proses ilmiah (scientific process), dan
pemecahan masalah (problem solving). Berpikir kritis merupakan upaya pendalaman kesadaran
serta kecerdasan membandingkan dari beberapa masalah yang sedang dan akan terjadi sehingga
menghasilkan sebuah kesimpulan dan gagasan yang dapat memecahkan masalah tersebut.
setiap orang memiliki pola pikir yang berbeda. Akan tetapi, apabila setiap orang mampu berpikir
secara kritis, masalah yang mereka hadapi tentu akan semakin sederhana dan mudah dicari
solusinya.
Berpikir kritis mengandung makna sebagai proses penilaian atau pengambilan keputusan
yang penuh pertimbangan dan dilakukan secara mandiri. Peter Facione, mengemukakan bahwa
berpikir kritis merupakanpProses perumusan alasan dan pertimbangan mengenai fakta,
keadaan, konsep, metode dan kriteria. Richard Paul mendefinisikan berpikir kritis sebagai
proses merumuskan alasan yang tertib secara aktif dan terampil dari menyusun konsep,
mengaplikasikan, menganalisis, mengintegrasikan (sintesis), atau mengevaluasi informasi yang
dikumpulkan melalui proses pengamatan, pengalaman, refleksi, pemberian alasan (reasoning)
atau komunikasi sebagai dasar dalam menentukan tindakan.
Menurut Halpen (dalam Achmad, 2007) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah
memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut
dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran-
merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah,
merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan
ketika menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang
tepat. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi, mempertimbangkan kesimpulan
yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat
keputusan.
Berpikir kritis ini juga biasa disebut dengan directed thinking, sebab berpikir langsung
kepada fokus yang akan dituju. R. Matindas (dalam Sarwono, 2009) menyatakan bahwa:
“Berpikirkritisadalah aktivitas mental yang dilakukan untuk mengevaluasi kebenaran sebuah
pernyataan. Umumnya evaluasi berakhir dengan putusan untuk menerima, menyangkal, atau
meragukan kebenaran pernyataan yang bersangkutan”.
Hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam konsep berpikir kritis bahwa dalam proses
berpikir kritis, seseorang dapat dikatakan sedang mengevaluasi bahan atau topic yang sedang
dibahas. Sebab dalam proses berpikir kritis, seseorang akan mengalami berbagai pertimbangan
dari berbagai aspek untuk menentukan suatu tujuan yang menghasilkan jawaban yang
disampaikan. Selain mampu berpikir logis dan kritis, seorang peserta didik juga harus mampu
berpikir kreatif.

Berpikir Logis
Berpikir secara logis adalah suatu proses berpikir dengan menggunakan logika, rasional dan
masuk akal. Secara etymologis logika berasal dari kata logos yang mempunyai dua arti 1)
pemikiran 2) kata-kata. Jadi logika adalah ilmu yang mengkaji pemikiran. Karena pemikiran
selalu diekspresikan dalam kata-kata, maka logika juga berkaitan dengan “kata sebagai ekspresi
dari pemikiran”. Dengan berpikir logis, kita akan mampu membedakan dan mengkritisi kejadian-
kejadian yang terjadi pada kita saat ini apakah kejadian-kejadian itu masuk akal dan sesuai
dengan ilmu pengetahuan atau tidak. Tidak hanya itu, seorang peserta didik juga harus mampu
berpikir kritis sehingga ia mampu mengolah fenomena-fenomena yang diterima oleh sistem indera
hingga dapat memunculkan berbagai pertanyaan yang berkaitan dan menggelitik untuk dicari
jawabannya.
Contoh real-nya ketika seorang siswa atau peneliti melakukan metode ilmiah, maka pelaku
ilmiah ini harus melakukan kegiatan ilmiah ini dengan berpikir secara logis, mulai dari saat
pelaku ilmiah melakukan observasi/ pengamatan, merumuskan masalah, menyusun hipotesis,
melaksanakan penelitian, mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis data, hingga
menarik kesimpulan. Seluruh proses kerja ilmiah tersebut harus dikerjakan berdasarkan prinsip
yang logis, rasional, dan masuk akal agar dapat dipertanggungjawabkan.
Cara berpikir logis yang biasa dikembangkan, dapat dibagi menjadi dua, yaitu berpikir
secara deduktif dan berpikir secara induktif. Logika deduktif adalah penarikan kesimpulan yang
diambil dari proposisi umum ke proposisi khusus. Sederhananya kata umum-khusus. Adapun
logika induktif kebalikan dari logika deduktif. Jenis logika ini harus mengikuti penalaran yang
berdasarkan pengalaman atau kenyataan. Artinya, jika tidak ada bukti maka kesimpulannya
belum tentu benar atau pasti. Dengan demikian, dia tidak akan mempercayai suatu kesimpulan
yang tidak berdasarkan pengalaman atau kenyataan lewat tangkapan panca indranya.

Manfaat Berpikir Kritis :

1. Memiliki banyak alternatif jawaban dan ide kreatif


2. Mudah memahami sudut pandang orang lain
3. Menjadi rekan kerja yang baik
4. Lebih Mandiri
5. Sering menemukan peluang baru
6. Meminimalkan salah persepsi
7. Tidak mudah ditipu

Proses Berpikir Kritis Secara Individu

1. Kenali Masalah
2. Tentukan Prioritas
3. Kumpulkan Informasi
4. Kenali Persepsi yang muncul
5. Analisa Data
6. Buat Keputusan / Kesimpulan

2. KEGIATAN (ACTIVITY) PESERTA DIDIK

KERTAS KASUS

Tujuan : Agar peserta dapat berpikir kritis dan logis untuk mencari cara
agar semua keluarga bisa menyembrang dengan selamat
Aturan Bermain
 Guru membagi peserta menjadi beberapa kelompok dalam satu
kelompok terdiri dari 5 – 6 orang
 Setiap kelompok akan mendapatakn satu kertas kasus yang harus
didiskusikan bersama
 Kelompok wajib menjelaskan argumen mereka kepada teman-teman yang
lain

Kertas Kasus
Beberapa hari yang lalu terjadi kecelakaan pesawat dan membuat
pesawat itu terdampar di sebuah pulau asing. Para penumpang tidak
dapat mengubungi keluarga dan kerabat mereka di rumah. Persedian
makanan pun juga semakin menipis.
Para penumpang pesawat itu adalah seorang dokter, seorang kakek
tua, seorang tentara, seorang ibu hamil, seorang anak kecil, pilot
pesawat, dua orang laki-laki bertubuh besar, seorang pemuka
agama, seorang wanita, sepasang kekasih.
Anda adalah tim penyelamat dan Anda berhasil menemukan posisi
mereka. Namun sayang kapal yang Anda kendarai hanya cukup untuk
3 orang, yaitu dirimu sendiri, dan dua orang untuk penumpang
pesawat.
Anda diminta untuk memilih siapa 2 orang yang akan Anda selamatkan.
Tuliskan alasan Anda mengapa 2 orang tersebut yang Anda selamatkan !

Anda mungkin juga menyukai