Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

Bangsa Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan


berupa sumber daya alam yang berlimpah, baik di darat, di perairan maupun di
udara yang merupakan modal dasar pembangunan nasional di segala bidang.
Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya merupakan bagian terpenting dari
sumber daya alam. Sudah banyak studi yang menunjukkan bahwa masyarakat adat
di Indonesia secara tradisional berhasil menjaga dan memperkaya keanekaan
hayati alami, adalah suatu realitas bahwa sebagian besar masyarakat adat masih
memiliki kearifan adat dalam pengelolaan sumber daya alam.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis yang
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana bekerjanya hukum di dalam masyarakat
dengan lebih menekankan pada segi observasinya. yang menjadi bahan observasi
pada penelitian ini adalah peran masyarakat adat Ciomas dalam melakukan
konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya didasarkan pada Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1990. Jenis dan sumber data yang diperoleh pada
penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu Data Primer dan Data Sekunder.
Sumber data primer pada penelitian ini berupa informasi- informasi masyarakat
ciomas dalam konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, sedangkan
data sekunder pada penelitian ini berupa buku teks dan buku laporan penelitian
yang menjelaskan dan memaparkan peran masyarakat adat ciomas dalam
konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya berdasarkan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1990. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis
secara kualitatif, suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk hukum di daerah yang
mengatur mengenai pengakuan hukum hak masyarakat adat atas sumber daya
alam tidak ada yang seragam, ada yang berbentuk Surat Keputusan Kepala
Daerah, Perda, dan pula aturan-aturan yang didasarkan pada kesepakatan-
kesepakatan antara masyarakat adat dengan pihak lain. Secara substansi pun juga
beragam, ada yang mengatur sebatas ekstensi dan ketatapemerintahan, adapula
yang mengatur hanya pengelolaan sumber daya alamnya, maupun pengaturan
yang menyeluruh.
Cara pandang dan tata kehidupan masyarakat adat telah membuktikan
keberhasilan dalam menyelamatkan alam dan lingkungan hidup. Hal tersebut
terjadi di masyarakat Desa Ciomas. Dalam interaksi manusia dan lingkungan,
masyarakat Desa Ciomas selalu berpatokan pada Daerah aliran sungai (DAS) atau

instrument alam dalam menetapkan tata wilayah asal. Berdasarkan penelusuran


sungai (saba patanjala), maka akan ditetapkan Leuweung Larangan, Leuweung
Tutupan dan Leuweung Baladahan. Masyarakat Desa Ciomas menetapkan
leuweung larangan di gunung sawal sebagai tempat yang harus betul-betul dijaga
kelestarian fungsi lingkungannya dan dipatuhi tata kramanya sebagai bagian dari
system.

Anda mungkin juga menyukai