Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : ALEXIUS JIU DING

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 041776767

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4130/PENGANTAR ILMU HUKUM

Kode/Nama UPBJJ : 50 / Samarinda

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki panjang garis pantai mencapai
95.181 Km, terdiri dari sekitar 17,508 pulau dan sebanyak 6.000 diantaranya
berpenduduk. Letak wilayah Indonesia berada di posisi geografis sangat strategis, karena
menjadi penghubung dua samudera dan dua benua, yaitu Samudera India dengan
Samudera Pasifik, dan Benua Asia dengan Benua Australia. Indonesia sebagai negara
maritim memiliki potensi perikanan yang mampu memperkuat sektor ekonomi negara
dan sebagai aset pembangunan Indonesia. Sehingga untuk mengelola, dan mengamankan
wilayah perairan yang demikian luas menjadi tanggung jawab yang besar dan berat bagi
pemerintah. Saat ini begitu maraknya kasus Illegal fishing atau pencurian ikan di wilayah
perairan Indonesia yang dilakukan oleh nelayan dari negara-negara tetangga. Sehingga
menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk menanggulanginya dengan
pembentukan aturan hukum yang sesuai dengan kebutuhan. Indonesia sendiri telah
mengatur wilayah kelautannya melalui UNCLOS 1982 dan diperkuat dengan UU No. 32
Tahun 2014 tentang Kelautan. Serta memiliki aturan yang melindungi kekayaan laut
khususnya perikanan melalui UU No. 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas UU No. 31
Tahun 2004 tentang Perikanan.
1. Pada hakikatnya, sumber hukum dibagi menjadi sumber hukum materiil dan sumber
hukum formil. Sumber hukum materiil merupakan faktor-faktor yang dianggap dapat
membantu pembentukan hukum. Coba jelaskan menurut analisis saudara disertai
contoh.
2. Berdasarkan artikel di atas, analisis oleh saudara faktor-faktor apa yang mendasari
pembentukan hukum terkait perlindungan wilayah perairan Indonesia serta
pengaturan perikanan. Jelaskan.
3. Undang-undang merupakan salah satu sumber hukum formil. Untuk berlakunya
undang-undang terdapat beberapa asas. Sebutkan apa saja asas-asas tersebut dan
menurut saudara pada artikel di atas terkandung asas apa. Jelaskan

Jawaban

1. Sumber hukum materiil merupakan faktor-faktor yang dianggap dapat membantu


pembentukan hokum. Sumber hukum materil adalah tempat dari mana materi hukum itu
diambil, merupakan faktor yang mempengaruhi terbentuknya hukum. Sumber hukum materiil
merupakan sumber daeri mana materi hukum diambil. Sumber hukum ini menjadi faktor yang
membantu menentukan isi atau materi hukum. Sumber hukum materiil ialah sumber hukum
yang dilihat dari segi isinya, misalnya : KUHP segi materilnya adalah pidana umum,
kejahatan dan pelanggaran. KUHPerdata mengatur masalah orang sebagai subjek hukum,
benda sebagai objek, perikatan, perjanjian, pembuktian dan daluarsa sebagaimana fungsi
hukum menurut para ahli . Sumber hukum yang menentukan isi suatu peraturan atau kaidah
hukum yang mengikat setiap orang. Sumber hukum materiil berasal dari perasaan hukum
masyarakat pendapat umum, kondisi sosial-ekonomi, se!arah, sosiologi, hasil penelitian
ilmiah, filsafat tradisi, agama, moral, perkembangan internasional, geografis, politik hukum,
dan lain-lain. “dalam kata lain sumber hukum materil adalah faktor faktor masyarakat yang
mempengaruhi pembentukan hukum pengaruh terhadap pembuat keputusan hakim dan
sebagainya. Sumber hukum materil ini merupakan faktor yang mempengaruhi materi isi dari
aturan-aturan hukum atau tempat dari mana materi hukum itu diambil untuk
membantu pembentukan hukum sebagai contoh hukum yang mendidik dan faktor tersebut
adalah faktor idiil dan faktor kemasyarakatan.
a) Faktor idiil. Faktor Idiil adalah patokan-patokan yang tetap mengenai keadilan yang harus
ditaati oleh para pembentuk ataupun para pembentuk hukum yang lain dalam
melaksanakan tugasnya.
b) Faktor kemasyarakatan. Faktor kemasyarakatan adalah hal-hal yang benar-benar hidup
dalam masyarakat dan tunduk pada aturan aturan yang berlaku
sebagai petun!uk hidup masyarakat yang bersangkutan. Contohnya struktur ekonomi,
kebiasaan, adat istiadat, dan lain-lain. faktor-faktor kemasyarakatan yang mempengaruhi
pembentukan hukum yaitu :
1) Stuktural ekonomi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat antara lain: kekayaan alam,
susunan geologi, perkembangan-perkembangan perusahaan, dan pembagian kerja.
2) Kebiasaan yang telah membaku dalam masyarakat yang telah berkembang dan pada
tingkat tertentu ditaati sebagai aturan tingkah laku yang tetap.
3) Hukum yang berlaku.
4) Tata hukum negara-negara lain.
5) Keyakinan tentang agama dan kesusilaan.
6) Kesadaran hokum
Adapun sumber hukum materil bisa seperti hubungan sosial, kekuatan politik, situasi sosial
ekonomi, keadaan geografis, tradisi dan penelitian ilmiah yaitu
a) Hubungan social. Hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antara individu yang
satu dengan individu yang lain, saling memengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk
saling menolong. Hubungan sosial disebut juga interaksi sosial. Interaksi sosial adalah
proses saling memengaruhi di antara dua orang atau lebih.
b) Kekuatan politik. Mengatakan bahwa yang diartikan dengankekuatan-kekuatan
politik adalah bisa masuk dalam pengertian Individual maupun dalam pengertian
kelembagaan. Dalam pengertian yang bersifat individual, kekuatan-kekuatan politik tidak
lain adalah aktor-aktor politik atau orang-orang yangmemainkan peranan dalam
kehidupan politik. Orang-orang ini terdiri dari pribadi- pribadi yang hendak
mempengaruhi proses pengambilam keputusan politik. Dansecara kelembagaan di sini
kekuatan politik sebagai lembaga atau organisasi ataupun bentuk lain yang melembaga
dan bertujuan untuk mempengaruhi proses pengambilankeputusan dalam sistem politik.
c) Situasi sosial ekonomi. Menurut Dalyono ( 2005 ) dalam Basrowi dan Juariyah ( 2010 )
Kondisi Soial adalah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita.Kondisi
sosial ekonomi yang mempengaruhi individu melalui dua cara yaitu langsung dan tidak
langsung.Secara langsung yaitu seperti dalam pergaulan sehari-hari baik dari keluarga,
teman dan pekerjaan.Secara tidak langsung melalui media masa baik cetak, audio maupun
audio visual.Selanjutnya jugadijelaskan lingkungan sosial yang sangat berpengaruh pada
proses dan hasil pendidikan adalah teman bergaul, lingkungan tetangga dan aktivitas
dalam masyarakat.
d) Keadaan geografis. Kondisi geografis adalah letak suatu daerah atau suatu negara
berdasarkan tata benua atau tata samudera, atau letak suatu negara berdasarkan
kenyataannya di muka bumi
e) Tradisi (pandangan keagamaan, masyarakat). Tradisi atau kebiasaan (Latin: traditio,
"diteruskan") adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian
dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan,
waktu, atau agama yang sama.
f) Penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung
menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan
meramalkan fenomena-fenomena. Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode
ilmiah sebagai tata cara sistimatis yang digunakan untuk melakukan penelitian.

2. Faktor-faktor apa yang mendasari pembentukan hukum terkait perlindungan wilayah perairan
Indonesia serta pengaturan perikanan yaitu
a) Bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki sumber
daya alam yang melimpah yang merupakan rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa
bagi seluruh bangsa dan negara Indonesia yang harus dikelola secara berkelanjutan untuk
memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b) Bahwa wilayah laut sebagai bagian terbesar dari wilayah Indonesia yang memiliki posisi
dan nilai strategis dari berbagai aspek kehidupan yang mencakup politik, ekonomi, sosial
budaya, pertahanan, dan keamanan merupakan modal dasar pembangunan nasional ;
c) Bahwa pengelolaan sumber daya kelautan dilakukan melalui sebuah kerangka hukum
untuk memberikan kepastian hukum dan manfaat bagi seluruh masyarakat sebagai negara
kepulauan yang berciri nusantara ;
d) Bahwa perairan yang berada dalam kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia serta laut lepas mengandung sumber daya ikan yang
potensial dan sebagai lahan pembudidayaan ikan merupakan berkah dari Tuhan Yang
Maha Esa yang diamanatkan kepada bangsa Indonesia yang memiliki falsafah hidup
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dengan
memperhatikan daya dukung yang ada dan kelestariannya untuk dimanfaatkan sebesar-
besarnya bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia; bahwa pemanfaatan
sumber daya ikan belum memberikan peningkatan taraf hidup yang berkelanjutan dan
berkeadilan melalui pengelolaan perikanan, pengawasan, dan sistem penegakan hukum
yang optimal ;
Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengelolaan wilayah pesisir dan
perairan pulau-pulau kecil dan perikanan adalah sebagai berikut :
(1)Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup. Undang-undang
ini menentukan bahwa sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah (a) tercapainya
keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup; (b)
terkendalinya pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana, hak dan kewajiban dan
peran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup.
(2)Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan Dasar Pokok-Pokok
Agraria (UUPA). Di dalam UUPA diatur mengenai hak menguasai oleh Negara atas
bumi, air, ruang angkasa, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Selain
itu juga diatur hak ulayat, hak-hak atas tanah, dan hak atas air.
(3)Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam
Hayati dan Ekosistemnya. Undang-Undang nomor 5 Tahun 1990 tersebut lebih
banyak memusatkan perhatian pada pengaturan tentang kelestarian sumberdaya
alam. Konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya bertujuan
mengusahakan terwujudnya kelestarian sumberdaya alam hayati serta keseimbangan
ekosistem, sehingga dapat mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat
dan mutu kehidupan manusia.
(4)Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok Pertambangan.
Undang-Undang ini terkesan lebih menitik beratkan perhatian pada eksploitasi dari
pada kelestarian sumberdaya tambang. Di dalam undang-undang ini hanya terdapat
satu pasal perlindungan lingkungan dari kegiatan pertambangan.
(5)Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Tata Ruang. Pembentukan Undang-
undang Tata Ruang didasarkan pada asas-asas pemanfaatan ruang bagi semua
kepentingan secara terpadu, berdaya guna dan berhasil guna, serasi, selaras,
seimbang dan berkelanjutan dan asas keterbukaan, persamaan, keadilan dan
perlindungan hukum. Undang-undang Tata Ruang mengatur tata ruang yang meliputi
darat, laut dan udara, sehingga undang-undang ini sangat penting dalam pengelolaan
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
(6)Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Menurut Pasal 4
Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan disebutkan bahwa semua
hutan di dalam wilayah Republik Indonesia termasuk kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Penguasaan hutan oleh Negara sebagaimana dimaksud di atas memberi
wewenang kepada pemerintah untuk :
(a) Mengatur dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hutan, kawasan
hutan dan hasil hutan;
(b) Menetapkan status wilayah tertentu sebagai kawasan hutan atau kawasan hutan
atau kawasan hutan sebagai bukan kawasan hutan;
(c) Mengatur dan menetapkan hubungan hukum antara orang dengan hutan, serta
mengatur perbuatan hukum mengenai hutan. Penguasaan hutan Negara tetap
memperhatikan hak masyarakat adat, sepanjang kenyataannya masih ada dan
diakui keberadaannya, serta tidak bertentangan dengan kepentingan nasional.
7) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan. Pasal 3 ayat (2)
menyebutkan bahwa : “Pemerintah melaksanakan pengelolaan sumberdaya alam
secara terpadu dan terarah dengan melestarikan sumberdaya alam beserta
lingkungannya bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia”. Kewenangan
yang diberikan kepada pemerintah menunjukkan bahwa pengelolaan sumberdaya ikan
masih berjalan pada semangat sentralistik. Ruang bagi partisipasi public dalam
pengambilan keputusan berkaitan dengan pengelolaan ikan tidak ditemukan dalam
undang-undang Perikanan. Demikian pula perlindungan pada hak masyarakat adat.
Tidak ada satu pasalpun dalam undang-undang ini yang menyebutkan tentang
masyarakat adat dan hak-haknya atas penguasaan dan pengelolaan sumberdaya ikan.
8) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Perairan. Di dalam Undang-undang
Nomor 11 Tahun 1974 tentang perairan, pengaturan air dibatasi pada air yang terdapat
di atas atau di bawah permukaan tanah, dan tidak termasuk ait yang terdapat di laut.
9) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. Di dalam
undang-undang ini, pemerintah memberikan kewenangan kepada pemerintah Provinsi
dan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mengelola perairan laut pesisir dan perairan
laut pulau-pulau kecil sampai batas 12 mil.
10) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan Pokok
Pertahanan Keamanan. Undang-undang Hankam ini mengatur mengenai pengamanan
sumberdaya alam dan sumberdaya buatan yang dilaksanakan dengan konservasi dan
diversifikasi serta didayagunakan bagi kepentingan pertanahan keamanan Negara.
11) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Keparawisataan. Di dalam Undang-
undang Keparawisataan diatur pengusahaan obyek dan daya tarik wisata.

3. Untuk berlakunya undang-undang terdapat beberapa asas yaitu :


(a) Asas legalitas. Asas tentang dasar legalitasi/ dasar hukum/ sumber hukum untuk
menyatakan suatu perbuatan delik atau bukan. Hakikat dari asas legalitas mengatur
tentang sumber hukum dan acuan yang mendasar dalam menerapkan hukum pidana atau
biasa juga disebutkan sebagai pedoman dan jantung dalam hukum pidana.
(b) Asas hukum tinggi mengesampingkan hukum rendah (Lex superior derogat legi inferior).
Asas ini menyatakan bahwa peraturan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan
peraturan yang lebih tinggi. Dengan demikian, peraturan yang lebih tinggi akan
mengenyampingkan peraturan yang lebih rendah. Asas ini hanya berlaku terhadap dua
peraturan yang secara hierarki tidak sederajat dan saling bertentangan.
c) Asas hukum khusus mengesampingkan hukum umum (Lex specialis derogat legi
generali). Asas ini menyatakan bahwa peraturan yang lebih khusus mengesampingkan
peraturan yang lebih umum. Asas lex specialis derogat legi generali hanya berlaku
terhadap dua peraturan yang secara hierarki sederajat dan mengatur mengenai materi yang
sama.
d) Asas hukum baru mengesampingkan hukum lama (Lex posterior derogat legi priori).
Sederhananya, asas ini berarti peraturan yang baru mengesampingkan peraturan lama.
Asas ini bertujuan untuk mencegah ketidakpastian hukum yang mungkin timbul manakala
terdapat dua peraturan yang sederajat berdasarkan hierarki.
Dalam artikel di atas memuat semua asas untuk berlakunya undang-undang. Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, asas pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik
sangat diperlukan, agar peraturan yang dibuat sesuai dengan arah dan tujuan negara dengan
berpedoman pada kebijakan pembangunan hukum dan tidak menjadi objek bagi terjadinya uji
materi. Asas dalam hukum mendasarkan eksistensinya pada rumusan oleh pembentuk
undang-undang dan hakim ini merupakan fungsi yang bersifat mengesahkan serta mempunyai
pengaruh yang normatif dan mengikat para pihak. Fungsi Asas- Asas secara umum berfungsi
sebagai kerangka dasar dalam terbentuknya peraturan-peraturan konkrit.

Anda mungkin juga menyukai