Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

PRAKTIKUM BIOLOGI
Uji Kandungan Pada Zat Makanan

Disusun oleh:
Diah Fatma Pamungkas
XI MIPA 4

SMA NEGERI 99 JAKARTA

Jl. Cibubur II, Kel. Cibubur, Kec. Ciracas – Jakarta


Timur

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-NYA kami

dapat menyelesaikan laporan praktikum ini. Tak lupa shalawat dan

salam kami curah limpahkan kepada nabi Muhammad SAW beserta

keluarganya, sahabatnya, dan kita umatnya hingga akhir zaman.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran biologi.

Dengan kajian ini, mengenai uji kandungan zat makanan.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Demi memenuhi kebutuhan suatu makhluk hidup, setiap makhluk hidup


memerlukan makanan. Makanan yang masuk ke dalam tubuh makhluk hidup
kemudian akan diuraikan atau dipecah menjadi senyawa-senyawa yang lebih
sederhana agar dapat dengan mudah diserap oleh tubuh. Tanpa adanya makanan,
makhluk hidup akan sangat kesulitan dalam menjalani aktivitas yang mereka
lakukan sehari-harinya. Makanan dapat membantu kita dalam banyak hal, seperti
mendapatkan energi, membantu pertumbuhan kita, baik otak maupun badan, dan
banyak lagi. Setiap makanan juga mempunyai kandungan gizi yang berbeda.
Protein, karbohidrat, lemak dan lainnya merupakan beberapa contoh dari gizi yang
dapat kita peroleh dari makanan. Masing-masing dari zat makanan yang telah
disebut diatas tentu saja memiliki fungsi yang berbeda-beda bagi tubuh manusia.

Untuk menguji kandungan yang terdapat pada beberapa makanan yang akan
kita teliti, seperti amilum, glukosa, protein, dan juga lemak, yang kandungannya
sangat dibutuhkan oleh tubuh makhluk hidup, kami mengadakan Uji Kandungan
Zat Makanan ini.

1.2. Tujuan
➢ Menguji kandungan amilum, lemak, glukosa dan protein bahan makanan.
➢ Mampu mengetahui kandungan zat amilum, lemak, glukosa, dan protein bahan
makanan.
➢ Mampu menganalisis kandungan zat-zat yang terdapat dalam bahan makanan.
➢ Mengasah kemampuan dan pengetahuan siswa dalam melakukan praktikum uji
kandungan zat makanan.

1.3Landasan Teori
1. Amilum (Karbohidrat)
Pati atau Amilum adalah Karbohidrat kompleks yang berasal dari
golongan polisakarida, yang diperoleh dari berbagai jenis tumbuhan.
Karbohidrat dapat menghasilkan energi untuk manusia. Oleh karena itu untuk
membuktikan ada atau tidaknya kandungan karbohidrat dalam makanan, dapat
diuji dengan menambahkan larutan akuades. Bila makanan yang ditetesi oleh
cairan akuades menghitam, maka makanan tersebut mengandung karbohidrat.
Semakin hitam warnanya maka semakin banyak kandungan karbohidrat di
dalamnya.

Karbohidrat adalah senyawa organik. Senyawa organik adalah senyawa yang


pada umumnya mengandung karbon yang terikat secara kovalen dengan atom lain,
terutama Karbon-Karbon (C-C) dan Karbon-Hidrogen (C-H). Karbohidrat adalah
contoh dari banyak jenis senyawa organik. Empat unsur penyusun utamanya
adalah karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Sebagian besar dari mereka
mengikuti rumus umum: Cn (H2O) n, dari mana mereka mendapatkan namanya,
karbohidrat (yang berarti hidrat karbon). Itu karena rasio atom hidrogen dengan
atom oksigen seringkali 2:1. Namun, tidak semua karbohidrat mengikuti rumus ini.
Intinya, mereka adalah senyawa organik yang merupakan aldehida atau keton
dengan banyak gugus hidroksil yang ditambahkan, biasanya pada setiap atom
karbon bukan bagian dari gugus fungsi aldehida atau keton.

1. Lemak

Lemak merupakan senyawa organik yang mengandung unsur-unsur C,


H, O (karbon, hidrogen, dan oksigen) dan kadang-kadang P dan N (fosfor dan
nitrogen). Lemak tidak dapat larut dalam air, melainkan larut dalam
kloroform, eter, dan minyak tanah. Sumber lemak bisa berasal dari tumbuhan
yang disebut lemak nabati. Lemak nabati bisa diperoleh dari makanan, antara
lain kelapa, minyak kelapa, kacang-kacangan, kedelai, avokad, zaitun, kuning
telur Adapun sumber lemak yang berasal dari hewan disebut lemak hewani.
Lemak hewani bisa diperoleh dari daging, susu, mentega, telur, ikan, dan
sebagainya.Untuk mengetahui dan membuktikan ada tidaknya kandungan
lemak dalam makanan dapat diuji dengan kertas buram, jika setelah kertas
kering terdapat noda transparan maka dapat dikatakan makanan yang diuji
mengandung lemak.

Lemak adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelas


nutrisi makro yang digunakan dalam metabolisme yang disebut trigliserida.
Ini membuat salah satu dari tiga kelas makronutrien termasuk protein dan
karbohidrat. Lemak menyediakan sarana menyimpan energi untuk
kebanyakan eukariota, serta bertindak sebagai sumber makanan. Lemak
memiliki potensi penyimpanan energi tertinggi dari makronutrien, dan sangat
stabil secara kimiawi, menjadikannya ideal untuk menyimpan energi untuk
digunakan nanti. Makronutrien tidak mengacu pada ukuran molekul, tetapi
pada jumlah yang dibutuhkan untuk menopang kehidupan. Vitamin dan
mineral dianggap mikronutrien.

1. Glukosa
Glukosa adalah suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat
terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan.
Untuk mengetahui kandungan glukosa pada makan tambahkan Sml larutan
Benedict kedalam setiap tabung reaksi, Jepit tabung reaksi di atas pembakaran
spiritus, hingga warna berubah.

Glukosa, juga disebut dekstrosa, salah satu kelompok karbohidrat yang


dikenal sebagai gula sederhana (monosakarida). Glukosa (dari bahasa Yunani
glykys; "manis") memiliki rumus molekul C6H12O6. Ini ditemukan dalam
buah-buahan dan madu dan merupakan gula bebas utama yang beredar dalam
darah hewan tingkat tinggi. Ini adalah sumber energi dalam fungsi sel, dan
pengaturan metabolismenya sangat penting (lihat fermentasi;
glukoneogenesis). Molekul pati, karbohidrat cadangan energi utama tanaman,
terdiri dari ribuan unit glukosa linier. Senyawa utama lain yang tersusun dari
glukosa adalah selulosa, yang juga berbentuk linier. Dekstrosa adalah molekul
D-glukosa.

2. Protein
Protein merupakan senyawa organik kompleks yang terdiri atas unsur C,
H, O dan kadang- kadang mengandung unsur S dan P (belerang dan fosfor).
Jenis protein ada dua, yaitu protein hewani dan protein nabati. Protein hewani
antara lain berasal dari ikan, susu, daging, telur dan lain- lain, sedangkan
protein nabati diperoleh dari biji-bijian, kacang-kacangan, dan juga sayuran.
Protein hewani lebih baik daripada protein nabati karena mengandung
asam-asam amino esensial yang lengkap, baik macam dan jumlahnya,
sehingga disebut protein yang sempurna, untuk menguji protein, tambahkan
larutan biuret kedalam setiap tabung reaksi sambil dikocok hingga warna
berubah menjadi merah bata.
protein, zat yang sangat kompleks yang ada di semua organisme hidup.
Protein memiliki nilai gizi yang tinggi dan terlibat langsung dalam proses
kimia yang penting bagi kehidupan. Pentingnya protein diakui oleh ahli kimia
pada awal abad ke-19, termasuk ahli kimia Swedia Jöns Jacob Berzelius, yang
pada tahun 1838 menciptakan istilah protein, sebuah kata yang berasal dari
bahasa Yunani proteios, yang berarti "memegang tempat pertama". Protein
spesifik untuk spesies; yaitu, protein dari satu spesies berbeda dari protein
spesies lain. Mereka juga spesifik organ; misalnya, dalam satu organisme,
protein otot berbeda dari otak dan hati.

BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Uji Zat Makanan ini berlangsung pada hari Rabu, 18 Februari
2023 di Laboratorium Biologi SMA Negeri 99 Jakarta.

2.2. Alat dan Bahan

1. Tabung reaksi: 16
2. Rak tabung reaksi: 1
3. Gelas kimia: 6
4. Penjepit kayu : 6
5. Spatula: 4
6. Pipet tetes : 4
7. Pembakar spiritus: 1
8. Kaki tiga: 6
9. Larutan iodin atau larutan lugol: 0,5 ml iodin dilarutkan dengan 5 ml air
10. Larutan Biuret : 2 ml NaOH ditambahkan dengan 2 ml
CuSO4
11. Larutan Benedict : 5 ml
12. Etanol pekat: 2 ml
13. Tepung kanji: 50 gr
14. Telur mentah: 4
15. Minyak goreng : 100 ml
16. Gula: 50 gr
17. Air: 100 ml

2.3. Prosedur Kerja

1. Siapkan alat dan bahan eksperimen yang akan diuji.


2. Beri tanda masing-masing tabung reaksi dengan nama A, B, C, D.
3. Masukan ½ sendok teh tepung kanji pada tabung reaksi A, lalu
tambahkan sedikit air, dan aduklah menggunakan spatula agar tepung
larut.
4. Masukkan ½ sendok teh gula pasir ke dalam tabung reaksi B, lalu
tambahkan sedikit air, dan aduklah menggunakan spatula agar gula larut.
5. Pecahkan telur, kemudian ambil 1 sendok teh putih telur dan masukkan
ke dalam tabung reaksi C.
6. Masukkan 1 sendok minyak goreng ke dalam tabung reaksi D.
7. Buatlah empat ulangan untuk sampel yang sama (sehingga masing-
masing ada 4 buah tabung yang berisi sampel tepung kanji, gula, putih
telur, dan minyak).
8. Letakkan keempat tabung reaksi tersebut pada arak tabung reaksi.

a. Uji Amilum
1. Masukkan beberapa tetes larutan iodin menggunakan pipet
tetes ke dalam tabung reaksi A, B,C, dan D.
2. Amatilah perubahan warna yang terjadi.
3. Jika warna sampel berubah menjadi biru kehitaman maka
menunjukkan bahwa bahan sampel mengandung amilum.

b. Uji Glukosa
1. Tuangkan air secukupnya ke dalam gelas kimia, lalu didihkan
pada kaki tiga dengan pembakar spiritus.
2. Teteskan 10-15 tetes larutan Benedict (Fehling A + Fehling B)
menggunakan pipet tetes ke dalam tabung reaksi B.
3. Panaskan tabung reaksi selama 5 menit pada kaki tiga dengan
pembakar spiritus.
4. Setelah 5 menit, keluarkan tabung reaksi menggunakan
penjepit kayu dan letakkan pada arak tabung reaksi. Dinginkan
sejenak.
5. Amatilah perubahan yang terjadi. Jika larutan berubah menjadi
warna merah bata atau terbentuk endapan berwarna merah
bata, maka menandakan kandungan glukosa pada sampel
bahan..
6. Lakukanlah uji tersebut pada tabung reaksi yang berisi sampel
lainnya. Amatilah dan catat perubahan yang terjadi.

d. Uji Protein
1. Masukkan beberapa tetes larutan Biuret (NaOh + CuSO) ke
dalam tabung reaksi A, B, C, dan D.
2. Amatilah perubahan warna yang terjadi.
3. Perubahan warna larutan menjadi ungu menunjukkan bahwa
sampel bahan mengandung protein.

Anda mungkin juga menyukai