Anda di halaman 1dari 41

LEMBAR OBSERVASI

PRODI NERS JURUSAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

Pol tekkes Kemenkes Yogyakarta

Disyahkan pada tanggal : September 2019


TERBIT I Ketua Jurusan Keperawatan Ttd

KOMPETENSI : Melaksanakan askep pada pasien dengan maslah psikososial


dan gangguan kesehatan jiwa
SUB KOMPETENSI : Melaksanakan terapi modalitas
JUDUL UNIT : Melaksanakan manajemen halusinasi

NO ELEMEN KRITERIA PENCAPAIAN KOMPETENSI KOMPETEN


K BK
A Fase Pra Interaksi 1. Data klien terkait dengan halusinasi, jelas, sesuai
2. Ruangan aman, tenang, terpisah ari klien lainnya
3. Rencana interaksi jelass
4.Alat interaksi tersedia, sesuai kegiatan
B Fase Orientasi 5. BHSP dilakukan (mengingatkan nama perawat,
menyebutkan nama klien sesuai panggilan, menanyakan
keadaan)
6. Validasi data halusinasi dilakukan*
7. Kontrak: topik, tujuan, tempat, waktu, dilakukan*
8. Kesempatan bertanya dilakukan
C Fase Kerja 9. Mengkaji kembali halusinasi : jenis, isi, waktu,
frekwensi, stressor dan respon.
10. Menjelaskan tentang halusianasi pada pasien
11. Mengajarkan salah satu cara mengendalikan halusinasi,
(menghardik, patuh minum obat, bercakap-cakap,
melakukan aktifitas terjadwal)
12.Menganjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah
diajarkan
D Fase Terminasi 13. Menyimpulkan kegiatan yang sudah dilakukan
14. Melakukan evaluasi :subyektif & obyektiff
15. Memberikan reinforcement
16. Menyepakati rencana tindak lanjut (topik, tempat,
waktu)
E Dokumentasi 17. Mendokumentasikan kegiatan dan hasil evaluasi
manajemen halussianasi (SOAP)
18. Dokumentasi sesuai kaidah (tulisan jelas, tanggal jam,
tanda tangan, nama terang)
NILAI (Jumlah K : 18) X 100
Keterangan
Yogyakarta,
1. K = dilakukan dengan baik dan benar sesuai standar Penguji
2. BK = dilakukan tidak sesuai standar/tidak dilakukan
3. NBL = 75% dengan (* kritikal poin) kompeten
4. Nilai =( jumlah Ya : 10) X 100 ( )
LEMBAR OBSERVASI
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
QPoltekkes
Kemenkes
Yogyakarta

Kompetensi Utama : Melakukan asuhan keperawatan pada ibu hamil normal dan komplikasi
Judul Unit : PEMERIKSAAN LEOPOLD 1-4

MHS 1 MHS 2 MHS 3 MHS 4 MHS 5 MHS 6 MHS 7


NO ASPEK YANG DINILAI KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN
K BK K BK K BK K BK K BK K BK K BK
1. Melakukan pengkajian kebutuhan pemeriksaan Leopold
1.1. Salam terapeutik disampaikan pada pasien
1.2. Adanya data kebutuhan ibu hamil terhadap pemeriksaan
Leopold diidentifikasi : kehamilan mulai trimester II (setelah
12 minggu)
2. Melaksanakan persiapan alat untuk pemeriksaan Leopold
2.1. Alat disiapkan sesuai standar :
 Troli/ meja/ baki
 Selimut
2.2. Alat-alat ditempatkan pada troli/ meja/ baki dan ditata rapi
3. Melaksanakan persiapan pasien yang akan dilakukan
pemeriksaan Leopold
3.1. Identitas pasien dipastikan dengan benar
3.2. Pasien diberi kesempatan untuk buang air kecil
3.3. Prosedur tindakan dijelaskan dengan benar
3.4. Tujuan prosedur tindakan dijelaskan dengan benar
3.5. Lingkungan disiapkan untuk menjaga privasi pasien
3.6. Pengunjung/ penunggu pasien diminta keluar ruangan (bila
ada) dengan sopan
4. Melaksanakan tindakan pemeriksaan Leopold
4.1. Cuci tangan dilakukan dengan benar
4.2. Area yang akan diperiksa dibebaskan dari pakaian,
paha dan kaki ditutup selimut dengan sopan
4.3. Posisi pasien diatur dorsal recumbent dengan benar
4.4. Pemeriksa berada disisi kanan menghadap muka
MHS 1 MHS 2 MHS 3 MHS 4 MHS 5 MHS 6 MHS 7
NO ASPEK YANG DINILAI KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN
K BK K BK K BK K BK K BK K BK K BK
pasien dilakukan dengan benar
4.5. Pemeriksaan Leopold I-IV dilakukan saat tidak ada
kontraksi
4.6. Leopold I Tinggi fundus uteri ditentukan dengan
benar* : Uterus ditengahkan dari sisi kanan dan kiri
dengan menggunakan kedua telapak tangan,
kemudian sisi lateral telunjuk tangan kiri diletakkan
pada puncak fundus untuk menentukan tinggi fundus
uteri
4.7. Leopold II punggung janin ditentukan dengan benar* :
telapak tangan kiri diletakkan pada dinding perut
lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding
lateral kiri pasien secara sejajar. Telapak tangan
ditekan secara bergantian (simultan) mulai dari bagian
atas, kemudia digeser ke arah bawah dan adanya
bagian yang memanjang (punggung) dan bagian-
bagian kecil (ekstermitas) dirasakan
4.8. Leopold III bagian terbawah janin ditentukan dengan
benar* : Pemeriksa menghadap ke bagian kaki pasien
dilakukan dengan benar
 Ujung telapak tangan kiri diletakkan pada
dinding perut lateral kiri bawah, telapak tangan
kanan pada dinding lateral kanan bawah perut
pasien, ditekan secara lembut bersamaan/
bergantian untuk menentukan bagian bawah
janin atau
 Fundus ditekan secara lembut dengan tangan
kiri dan bagian terendah janin tepat di atas
tulang simfisis dipegang dengan tangan
kanan, bagian terbawah janin dirasakan dan
diabndingkan dengan fundus
4.9. Leopold IV posisi bayi masuk PAP ditentukan dengan
benar* : Ujung telapak tangan kiri dan kanan
diletakkan pada lateral kiri dan kanan uterus bagian
bawah, ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada
MHS 1 MHS 2 MHS 3 MHS 4 MHS 5 MHS 6 MHS 7
NO ASPEK YANG DINILAI KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN
K BK K BK K BK K BK K BK K BK K BK
tepi atas simfisis. Kedua ibu jari kiri dan kanan
ditemukan kemudian semua jari tangan meraba
dinding bawah uterus dirapatkan. Sudut yang
terbentuk diperhatikan, divergen (berarti sudah masuk
panggul) atau konfergen (berarti berlum masuk
panggul)
4.10. Pasien dikembalikan pada posisi yang nyaman
dengan sopan
4.11. Pasien dirapikan dengan sopan
4.12. Peralatan dibereskan dengan benar
4.13. Cuci tangan dilakukan dengan benar
5. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut
5.1. Anamnesis respon dilakukan
5.2. Hasil pemeriksaan disampaikan dengan benar
5.3. Upaya tindak lanjut disampaikan dengan benar
5.4. Salam terapeutik diucapkan dalam mengakhiri tindakan
6. Melakukan pencatatan dalam pendokumentasian keperawatan
6.1. Hasil pemeriksaan (tinggi fundus uteri, posisi punggung
janin, presentasi janin) dan respon pasien dicatat sesuai
prinsip dokumentasi
6.2. Waktu, paraf, nama jelas dan rencana tindak lanjut
dicantumkan pada catatan pasien
𝜮𝑲
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑨𝒌𝒉𝒊𝒓 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎 Yogyakarta,..........................................................................
𝜮𝟐𝟗 Penguji,
Keterangan :
 Tanda (*) merupakan critical point, harus kompeten
 Nilai Batas Lulus (NBL) ≥ 75 __________________________________________

No Nama Mahasiswa Nilai


1
2
3
4
5
6
7
LEMBAR OBSERVASI
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
QPoltekkes
Kemenkes
Yogyakarta

Kompetensi Utama : Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen
Judul Unit : MELAKUKAN PEMBERIAN TERAPI INHALASI (NEBULIZER)

MHS 1 MHS 2 MHS 3 MHS 4 MHS 5 MHS 6 MHS 7


NO ASPEK YANG DINILAI KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN
K BK K BK K BK K BK K BK K BK K BK
1. Melakukan pengkajian kebutuhan pemberian terapi inhalasi
1.1. Salam terapeutik disampaikan pada pasien
1.2. Adanya data kebutuhan pemberian terapi inhalasi
2. Melaksanakan persiapan alat untuk melaksanakan pemberian
terapi inhalasi
2.1. Alat disiapkan sesuai kebutuhan meliputi :
 Nebulizer unit atau oksigen dengan flowmeter
 Selang konektor nebulizer
 Obat inhalasi sesuai program
 Cairan fisiologis (NaCl 0,9%, aquades)
2.2. Alat-alat ditempatkan pada tempat yang bersih dan ditata
rapi
3. Melaksanakan persiapan pasien yang akan dilakukan pemberian
terapi inhalasi
3.1. Memastikan pasien dan program yang dilakukan benar
3.2. Tujuan dsampaikan dengan bahasa yang jelas
3.3. Prosedur tindakan dijelaskan dengan benar
3.4. Lingkungan disiapkan agar ventilasi cukup
3.5. Pengunjung/ penunggu pasien diminta keluar ruangan (bila
ada) dengan sopan
3.6. Posisi setengah duduk atau duduk diatur dengan hati-hati
4. Melaksanakan tindakan pemberian terapi inhalasi
4.1. Cuci tangan dilakukan dengan benar
4.2. Nebulizer unit diseting secara benar dan siap
MHS 1 MHS 2 MHS 3 MHS 4 MHS 5 MHS 6 MHS 7
NO ASPEK YANG DINILAI KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN
K BK K BK K BK K BK K BK K BK K BK
digunakan
4.3. Obat dan/atau cairan fisiologis dituangkan pada
nebulizer secara hati-hati dan benar
4.4. Nebulizer unit dihidupkan dan diatur alirannya secara
tepat dan hati-hati
4.5. Memasang masker nebulizer pada hidung dan mulut
secara tepat dan hati-hati
4.6. Menganjurkan pasien untuk benapas melalui mulut
dan mengekspirasikan secara pelan-pelan sampai
obat atau cairan habis
4.7. Menganjurkan pasien untuk melakukan batuk efektif
pada akhir tindakan
4.8. Membantu pasien pada posisi nyaman dilakukan
dengan sopan dan hati-hati
4.9. Peralatan dirapikan dan dikembalikan pada tempat
yang sesuai
4.10. Cuci tangan setelah tindakan dilakukan dengan benar
5. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut
5.1. Tindakan evaluasi dilakukan melalui anamnesis respon,
mendengarkan bunyi napas, dan mengobservasi sekret
yang keluar
5.2. Menginformasikan secara jelas kepada pasien bahwa
pemberian terapi inhalasi dilakukan sesuai program
5.3. Salam terapeutik diucapkan dalam mengakhiri tindakan
6. Melakukan pencatatan dalam pendokumentasian keperawatan
6.1. Tindakan dan respon pasien selama dan setelah tindakan
(respirasi rate, nadi, kesadaran, suara napas, kondisi
sekret) dicatat sesuai prinsip dokumentasi
6.2. Waktu, paraf, nama jelas dan rencana tindak lanjut
dicantumkan pada catatan pasien
𝜮𝑲 Yogyakarta,..........................................................................
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑨𝒌𝒉𝒊𝒓 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎
𝜮 𝟐𝟓 Penguji,
Keterangan :
 Tanda (*) merupakan critical point, harus kompeten
 Nilai Batas Lulus (NBL) ≥ 75 __________________________________________

No Nama Mahasiswa Nilai


1
2
3
4
5
6
7
LEMBAR OBSERVASI
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
QPoltekkes
Kemenkes
Yogyakarta

Kompetensi Utama : Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
Judul Unit : MELAKUKAN PEMASANGAN NASOGASTRIC TUBE (NGT)

MHS 1 MHS 2 MHS 3 MHS 4 MHS 5 MHS 6 MHS 7


NO ASPEK YANG DINILAI KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN
K BK K BK K BK K BK K BK K BK K BK
1. Melakukan pengkajian kebutuhan pemasangan NGT
1.1. Salam terapeutik disampaikan pada pasien
1.2. Adanya data pasien membutuhkan pemasangan NGT
diidentifikasi : kegawatdaruratan (muntah darah, keracunan),
kebutuhan nutrisi enteral,anoreksia nervosa, gerontik,
persiapan operasi saluran pencernaan atas, gengguan
saluran pencernaan atas, pasien koma
2. Melaksanakan persiapan alat untuk melaksanakan pemasangan
Nasogatric Tube (NGT)
2.1. Alat disiapkan sesuai kebutuhan meliputi :
 Troli
 Bak instrumen steril berisi : spatel lidah
 Sarung tangan steril
 Nasogastric Tube steril ukuran 14 – 18 *
 Jelly lubricant*
 Spuit disposible steril ukuran 50 cc
 Kom kecil berisi air bersih*
 Stetostop*
 Plaster siap pakai
 Gunting plester
 Satu gelas air minum beserta sedotan (k/p)
 Perlak dan pengalas
 Bengkok
 Tissue makan
MHS 1 MHS 2 MHS 3 MHS 4 MHS 5 MHS 6 MHS 7
NO ASPEK YANG DINILAI KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN
K BK K BK K BK K BK K BK K BK K BK
 Tempat sampah
2.2. Alat-alat ditempatkan pada troli dan ditata rapi
3. Melaksanakan persiapan pasien yang akan dilakukan
pemasangan Nasogastric Tube (NGT)
3.1. Memastikan pasien (nama, umur, program)
3.2. Tujuan dsampaikan dengan bahasa yang jelas
3.3. Prosedur tindakan dijelaskan dengan benar
3.4. Lingkungan disiapkan untuk menjaga privasi pasien
3.5. Penarangan dan sirkulasi udara ruangan diatur
3.6. Pengunjung/ penunggu pasien diminta keluar ruangan (bila
ada) dengan sopan
3.7. Posisi fowler diatur dengan hati-hati kecuali kontra indikasi*
4. Melaksanakan tindakan pemasangan Nasogastric Tube
4.1. Cuci tangan dilakukan dengan benar
4.2. Peralatan didekatkan
4.3. Perlak dan pengalas dipasang di atas dada pasien
4.4. Bengkok didekatkan
4.5. Sarung tangan steril dipakai dengan benar
4.6. NGT diambil dari bungkusnya
4.7. Panjang NGT yang akan dimasukkan diukur dari ujung
hidung ke telinga bawah menuju proseus xipoideus
dan diberi tanda*
4.8. Ujung NGT diolesi jelly*
4.9. NGT dimasukkan secara hati-hati dan tepat (melalui
lubang hidung sampai naso pharing posterior), sambil
pasien diminta untuk menelan sampai selang masuk
sesuai dengan tanda yang ditetapkan (apabila
mengalami kesulitan dapat dibantu dengan
memberikan air minum menggunakan sedotan)
4.10. Selang NGT dipastikan telah masuk lambung dengan
cara* :
 Pangkal selang NGT dimasukkan ke dalam
kom berisi air bersih, cek bila tidak keluar
gelembung udara berarti ujung selang NGT
telah tepat masuk lambung
MHS 1 MHS 2 MHS 3 MHS 4 MHS 5 MHS 6 MHS 7
NO ASPEK YANG DINILAI KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN
K BK K BK K BK K BK K BK K BK K BK
 Isi lambung dihisab dengan spuit 50 CC, atau
 Diafragma stetoskop diltekkan di abdomen kiri
atas tepat di bawah garis costa, kemudian
masukkan udara sebanyak 10 – 20 cc dengan
menggunakan spuit, sambil dengarkan suara
blup (tanda masuknya udara ke lambung)
4.11. Fiksasi selang NGT di hidung pasien dengan plester
dengan baik
4.12. Bengkok diambil
4.13. Perlak dan pengalas diangkat
4.14. Sarung tangan dilepas
4.15. Posisi pasien diatur senyaman mungkin
4.16. Kembalikan kondisi ruangan seperti semula
4.17. Peralatan dirapikan dan ditempatkan pada tempat
yang sesuai
4.18. Cuci tangan dengan benar
5. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut
5.1. Anamnesis respon dilakukan
5.2. Upaya tindak lnjut dirumuskan
5.3. Salam terapeutik diucapkan dalam mengakhiri tindakan
6. Melakukan pencatatan dalam pendokumentasian keperawatan
6.1. Tindakan dan respon pasien saat dan setelah tindakan
dicatat dengan jelas dan ringkas sesuai prinsip dokumentasi
6.2. Waktu, paraf, dan nama jelas dicantumkan pada catatan
pasien
𝜮𝑲
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑨𝒌𝒉𝒊𝒓 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎 Yogyakarta,..........................................................................
𝜮 𝟑𝟒 Penguji,
Keterangan :
 Tanda (*) merupakan critical point, harus kompeten
 Nilai Batas Lulus (NBL) ≥ 75 __________________________________________

No Nama Mahasiswa Nilai


1
2
3
4
5
6
7
LEMBAR OBSERVASI
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
Q
Poltekkes
Kemenkes
Yogyakarta

KOMPETENSI UTAMA : Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi

JUDUL UNIT : MEMASANG KATETER URIN PADA WANITA

MHS 1 MHS 2 MHS 3 MHS 4 MHS 5


No. ASPEK YANG DINILAI DILAKUKAN DILAKUKAN DILAKUKAN DILAKUKAN DILAKUKAN
K BK K BK K BK K BK K BK
1 Melakukan pengkajian kebutuhan pemasangan kateter pada
wanita :
1.1 Salam terapeutik disampaikan kepada pasien
1.2 Adanya data bahwa ada hambatan eliminasi urin (buang air
kecil) dan persiapan operasi
2 Mempersiapkan alat yang akan digunakan untuk melaksanakan
pemasangan kateter menetap pada wanita
2.1 Alat-alat disiapkan sesuai standar meliputi
 Bak steril berisi :
- 1 buah kom steril berisi larutan aseptik (detol)
- 1 kom berisi aquades/ NaCl 0.9%
- 1 kom berisi jelly lubrican
- 1 buah pinset anatomis steril
- Kapas steril
- 1 pasang sarung tangan steril*
 Peralatan lain :
- 1 buah kateter steril sesuai ukuran*
- Urine bag sesuai ukuran*
- 1 buah spuit steril 20 cc tanpa jarum
- Perlak dan Pengalas
- Bengkok
- Plester
- Gunting plester
2.2 Alat-alat ditempatkan pada tempatnya dan ditata rapi
MHS 1 MHS 2 MHS 3 MHS 4 MHS 5
No. ASPEK YANG DINILAI DILAKUKAN DILAKUKAN DILAKUKAN DILAKUKAN DILAKUKAN
K BK K BK K BK K BK K BK
3. Melaksanakan persiapan pasien yang akan dilakukan pemasangan
kateter urin pada wanita
3.1 Memastikan pasien (nama, umur, program)
3.2 Tujuan disampaikan dengan bahasa yang jelas
3.3 Prosedur tindakan dijelaskan dengan benar
3.4 Lingkungan disiapkan untuk menjaga privacy pasien : tutup
gorden/ sketsel dan pintu kamar pasien*
3.5 Posisi pasien diatur dengan benar (dorsal recumbent)*
4 Melaksanakan tindakan pemasangan kateter urin pada wanita
4.1 Cuci tangan dilakukan dengan benar
4.2 Peralatan didekatkan ke sisi tempat tidur pasien dengan benar
4.3 Pakaian bawah pasien dibuka dan tutup kedua lutut sampai
menutupi genitalia pasien dengan handuk atau selimut dengan
benar
4.4 Perlak dan Pengalas dipasang dengan benar
4.5 Bengkok diletakkan didekat pasien
4.6 Pembungkus bagian luar kateter dibuka dan diletakkan dalam
bak steril
4.7 Sarung tangan steril dipakai dengan menerapkan prinsip
aseptik*
4.8 Vulva hygiene dilakukan dengan benar*
4.9 Balon kateter dites dengan benar
4.10 Pasien dihimbau untuk rileks dengan cara menarik napas
panjang selama pemasangan kateter
4.11 Ujung kateter dilumasi dengan jelly lubricant (4-5 cm)
4.12 Masukkan kateter pada uretra
4.13 Kateter dimasukkan lagi kira-kira 2 cm ketika urin tampak
keluar*
4.14 Balon kateter diisi dengan aquades atau NaCl 0.9% (20-30 cc)
4.15 Kateter ditarik perlahan-lahan sampai terasa ada tahanan
balon
4.16 Ujung kateter disambungkan dengan urine bag dengan benar
4.17 Kateter difikasasi dengan benar
4.18 Urine bag digantungkan pada sisi tempat tidur
4.19 Peralatan dibereskan dengan benar
4.20 Posisi pasien diatur kembali dengan benar
4.21 Sarung tangan dilepas
4.22 Cuci tangan dilakukan dengan benar
5 Melakukan evaluasi dan tindak lanjut
5.1. Tindakan untuk mengevaluasi hasil dilakukan melalui
anamnesa respon
MHS 1 MHS 2 MHS 3 MHS 4 MHS 5
No. ASPEK YANG DINILAI DILAKUKAN DILAKUKAN DILAKUKAN DILAKUKAN DILAKUKAN
K BK K BK K BK K BK K BK
5.2. Tindak lanjut diinformasikan setelah pemasangan kateter
5.3. Salam terapeutik diucapkan untuk mengakhiri tindakan
6 Melakukan pencatatan dalam pendokumentasian keperawatan
6.1. Tindakan dan respon pasien saat dan setelah tindakan dicatat
dengan jelas dan ringkas.
6.2. Kepekatan, warna, bau, dan jumlah urin dicatat pada rekam
medis pasien
6.3. Paraf dan nama jelas dicantumkan pada catatan pasien/kasus
sesuai prinsip dokumentasi

𝜮𝑲
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑨𝒌𝒉𝒊𝒓 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎
𝜮 𝟑𝟕 Yogyakarta,..........................................................................
Keterangan : Penguji,
 Tanda (*) merupakan critical point, harus kompeten
 Nilai Batas Lulus (NBL) ≥ 75
__________________________________________
No Nama Mahasiswa Nilai
1
2
3
4
5
LEMBAR OBSERVASI
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
Q
Poltekkes
Kemenkes
Yogyakarta

KOMPETENSI UTAMA : Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan cairan dan elektrolit

JUDUL UNIT : MEMASANG INFUS

MHS 1 MHS 2 MHS 3 MHS 4 MHS 5


No. ASPEK YANG DINILAI DILAKUKAN DILAKUKAN DILAKUKAN DILAKUKAN DILAKUKAN
K BK K BK K BK K BK K BK
1 Melakukan pengkajian pada pasien yang akan dilakukan
pemasangan infus
1.1 Salam terapeutik disampaikan kepada pasien
1.2 Adanya data bahwa pasien dapat program terapi cairan pasien
2 Melaksanakan persiapan alat pada pasien yang akan dilakukan
pemasangan infus
2.1. Alat disiapkan sesuai standar:
 Sarung tangan
 Kapas alkohol 70%/ alkohol swab
 Infus set
 IV Cath sesuai ukuran*
 Cairan sesuai program*
 Perlak dan Pengalas.
 Torniquet.
 Plester *
 Gunting
 Bengkok 1 buah.
 Standar Infus
 Tempat sampah
2.2. Alat-alat ditempatkan pada tempat/trolli yang bersih dan ditata
rapi
3. Melaksanakan persiapan pasien yang akan dilakukan pemasangan
infus
3.1 Memastikan pasien (nama, umur, program)
3.2 Tujuan disampaikan dengan bahasa yang jelas
3.3 Prosedur tindakan dijelaskan dengan benar
3.4 Lingkungan disiapkan untuk menjaga privacy pasien : tutup
MHS 1 MHS 2 MHS 3 MHS 4 MHS 5
No. ASPEK YANG DINILAI DILAKUKAN DILAKUKAN DILAKUKAN DILAKUKAN DILAKUKAN
K BK K BK K BK K BK K BK
gorden/ sketsel dan pintu kamar pasien
3.5 Posisi aman dan nyaman diatur dengan hati-hati*
4 Melaksanakan tindakan pemasangan infus
4.1. Cuci tangan dilakukan dengan benar*
4.2.Cairan disiapkan sesuai program dengan seksama dengan
langkah-langkah:
a. Infus set dibuka
b. Klem infus ditutup*
c. Infus set disambungkan dengan cairan infus secara tepat
dengan menjaga kesterilan*
d. Slang diisi cairan, yakinkan tidak terisi udara*
e. Klem ditutup kembali*
4.3. Area tusukan infus dibebaskan dari kain yang menutupi.
4.4. Pembuluh darah vena yang akan ditusuk ditentukan dengan
tepat.
4.5. Perlak dan pengalas dipasang di bawah area tusukkan dengan
hati-hati dan sopan.
4.6. Torniquet dipasang dengan tepat.
4.7. Sarung tangan dipakai dengan benar*
4.8. Area tusukan jarum, didesinfeksi dengan benar*
4.9. Jarum ditusukkan pada area yang telah ditentukan dengan
tepat dan tidak ragu-ragu*
4.10. Jarum penuntun ditarik secara perlahan, dengan
memperhatikan respon pasien*
4.11. Slang infus dihubungkan ke IV cath dengan tepat dan kesterilan
tetap dijaga*
4.12. Torniquet dilepas dengan benar.
4.13. Klem dibuka perlahan, dengan memperhatikan aliran cairan dan
area tusukan jarum.
4.14. Area tusukan jarum didesinfeksi secara benar*
4.15. Area tusukan ditutup dengan kasa steril secara benar dan
sambungan IV cath difiksasi*
4.16. Aliran cairan diperhatikan dengan jumlah tetesan infus sesuai
program*
4.17. Label dipasang dengan keterangan lengkap.
4.18. Perlak dan pengalas di angkat dengan sopan.
4.19. Sarung tangan dilepas dengan hati-hati.
4.20. Alat-alat dibereskan.
4.21. Cuci tangan dilakukan dengan benar.
5 Melakukan evaluasi dan tindak lanjut
5.1 Respon pasien selama dan setelah pemasangan infus.
MHS 1 MHS 2 MHS 3 MHS 4 MHS 5
No. ASPEK YANG DINILAI DILAKUKAN DILAKUKAN DILAKUKAN DILAKUKAN DILAKUKAN
K BK K BK K BK K BK K BK
5.2.Upaya tindak lanjut disampaikan .
5.3.Salam terapeutik disampaikan dalam mengakhiri tindakan.
6 Melakukan pencatatan dalam pendokumentasian keperawatan
6.1.Tindakan dan respon pasien selama dan setelah tindakan dicatat
dengan jelas sesuai prinsip dokumentasi.
6.2.Waktu, paraf dan nama jelas dengan jelas.

𝜮𝑲
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑨𝒌𝒉𝒊𝒓 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎
𝜮 𝟒𝟎 Yogyakarta,..........................................................................
Keterangan : Penguji,
 Tanda (*) merupakan critical point, harus kompeten
 Nilai Batas Lulus (NBL) ≥ 75
__________________________________________
No Nama Mahasiswa Nilai
1
2
3
4
5
LEMBAR OBSERVASI
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
QPoltekkes
Kemenkes
Yogyakarta

Kompetensi Utama : Melaksanakan asuhan keperawatan pada bayi/ anak sakit


Judul Unit : MELAKUKAN PEMASANGAN ORAL GASTRIC TUBE (OGT)

MHS 1 MHS 2 MHS 3 MHS 4 MHS 5 MHS 6 MHS 7


NO ASPEK YANG DINILAI KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN
K BK K BK K BK K BK K BK K BK K BK
1. Melakukan pengkajian pada bayi/ anak yang akan dipasang
OGT
1.1. Salam terapeutik disampaikan pada pasien
1.2. Adanya data indikasi pemasangan OGT*
2. Melaksanakan persiapan alat untuk melaksanakan pemasangan
OGT pada bayi/ anak
2.1. Alat disiapkan sesuai kebutuhan meliputi :
 OGT sesuai ukuran (steril)*
 Bak instrumen steril : sarung tangan, pinset anatomis
 Bengkok
 Perlak dan alasnya
 Stetoskop
 Plester dan gunting
 Spuit disposable 50 cc untuk anak dan 20 cc untuk bayi*
2.2. Alat-alat ditempatkan pada tempatnya dan ditata rapi
3. Melaksanakan persiapan pasien pada bayi/anak yang akan
dipasang OGT
3.1. Memastikan pasien (nama, umur, program)
3.2. Tujuan dsampaikan dengan bahasa yang jelas*
3.3. Prosedur tindakan dijelaskan dengan benar
3.4. Posisi aman dan nyaman pasien diatur dengan hati-hati*
3.5. Lingkungan disiapkan untuk menjaga privasi pasien*:
 Sampiran dipasang/ gorden ditutup
 Penerangan dan sirkulasi udara ruangan diatur
MHS 1 MHS 2 MHS 3 MHS 4 MHS 5 MHS 6 MHS 7
NO ASPEK YANG DINILAI KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN
K BK K BK K BK K BK K BK K BK K BK
4. Melaksanakan tindakan pemasangan OGT
4.1. Lengan baju digulung
4.2. Cuci tangan dilakukan dengan benar*
4.3. Letakkan perlak dan pengalas pada posisi yang benar
4.4. Sarung tangan dipasang dengan benar
4.5. Posisi bayi (dibedong), anak posisi supinas*
4.6. Panjang OGT diukur dengan cara : dari mulut ke daun
telinga bagian atas sampai ke prosesus xypoideus*
4.7. Tandai panjang OGT yang akan dimasukkan
4.8. Ujung OGT dimasukkan pelan-pelan dengan
memperhatikan keadaan bayi/anak, jika anak
kooperatif diminta untuk menelan pelan-pelan*
4.9. Cek ketepatan masuknya OGT dengan cara menyedot
isi lambung dengan spuit, bila isi sisa susu atau getah
lambung berarti OGT sudah tepat
4.10. Jika OGT sudah tepat, fiksasi dengan menggunakan
plester/ hypafix dengan pipi*
4.11. OGT ditutup dengan benar* (jika tidak ada tutupnya,
gunakan spuit, beritahu anak untuk tidak melepas alat
yang dipasang)
4.12. Pengalas dan perlak diangkat dengan hati-hati
4.13. Alat-alat dirapikan dengan benar
4.14. Sarung tangan dilepas dengan hati-hati
4.15. Cuci tangan dilakukan dengan benar
5. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut
5.1. Anamnesis respon pasien
5.2. Upaya tindak lanjut dirumuskan
5.3. Salam terapeutik diucapkan dalam mengakhiri tindakan
6. Melakukan pencatatan dalam pendokumentasian keperawatan
6.1. Tindakan dan respon pasien saat dan setelah tindakan
dicatat dengan jelas dan ringkas sesuai prinsip dokumentasi
6.2. Waktu, paraf, dan nama jelas dicantumkan pada catatan
pasien
𝜮𝑲
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑨𝒌𝒉𝒊𝒓 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎 Yogyakarta,..........................................................................
𝜮 𝟐𝟓 Penguji,
Keterangan :
 Tanda (*) merupakan critical point, harus kompeten
 Nilai Batas Lulus (NBL) ≥ 75 __________________________________________

No Nama Mahasiswa Nilai


1
2
3
4
5
6
7
LEMBAR OBSERVASI
PRODI D III KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA Q
Pol tekkes Kemenkes Yogyakarta

Disyahkan pada tanggal : 8 Februari 2010


TERBIT I Ttd
Ketua Jurusan Keperawatan

KOMPETENSI 5 : Melaksanakan persiapan pelaksanaan, pemeriksaan diagnostik dan tindakan khusus sebagai hasil kolaborasi.
SUB KOMPETENSI : Melakukan prosedur tindakan tingkat kesadaran secara kuantitatif (GCS)
1 2 3 4 5
No Elemen Kriteria Pencapaian Kompetensi
Ya/Tdk Ya/Tdk Ya/Tdk Ya/Tdk Ya/Tdk
1 Melakukan pengkajian Kebutuhan 1.1. Salam terapeutik disampaikan pada pasien
pelaksanaan pemeriksaan tingkat 1.2. Adanya data bahwa pasien mengalami gangguan sistem
kesadaran secara kuantitatif persarafan
(GCS)
2. Melaksanakan persiapan alat yang 2.1. Alat - alat disiapkan sesuai kebutuhan (bila ada)
akan digunakan untuk 2.2. Alat -alat ditempatkan pada tempat yang bersih dan ditata rapi
pemeriksaan tingkat kesadaran (bila ada)
secara kuantitatif (GCS)
3. Melakukan persiapan pasien yang 3.1. Tujuan disampaikan dengan bahasa yang Jelas
akan dilakukan pemeriksaan 3.2. Prosedur tindakan dijelaskan dengan benar
tingkat kesadaran secara 3.3. Posisi aman dan nyaman pasien diatur dengan hati-hati
kuantitatif (GCS) 3.4. Lingkungan disiapkan untuk menjaga privasi pasien
4. Melaksanakan tindakan untuk 4.1. Cuci tangan dilakukan dengan benar
pemeriksaan tingkat kesadaran 4.2. Ijin melakukan tindakan pemeriksaan disampaikan kepada
secara kuantitatif (GCS) pasien dengan bahasa yang jelas dan sopan
4.3. Alat didekatkan pada pasien (bila ada)
4.4. Pasien diposisikan yang nyaman sesuai kemampuan pasien
4.5. Perawat menanyakan tentang nama, peristiwa sekitar pasien,
dimana sekarang pasien berada atau masalah dan harapan pasien
sekarang.
4.6. Jika pertanyaan pertama dijawab dengan tepat, lanjutkan
perintah/minta pasien mengikuti permintaan kita untuk
menggerakkan anggota gerak.
1 2 3 4 5
No Elemen Kriteria Pencapaian Kompetensi
Ya/Tdk Ya/Tdk Ya/Tdk Ya/Tdk Ya/Tdk
4.7. Jika tidak dapat diikuti dengan benar, lakukan stimulus nyeri
ringan sampai nyeri kuat dengan menekan pangkal kuku pasien
atau diatas pelipis menggunakan ujung kuku ibu jari dan jari-jari
pemeriksa
4.8. Sambil melakukan prosedur diatas diperhatikan kemampuan
membuka mata
4.9. Alat-alat dirapikan dan dibereskan dengan benar (bila ada)
Cuci tangan dilakukan dengan benar
5. Melakukan evaluasi dan tindak 5.1. Tindakan untuk mengevaluasi hasil dilakukan melalui anamnesa
lanjut respon dan pemeriksaan fisik
5.2. Upaya tidak lanjut dirumuskan dengan benar
5.3. Salam terapeutik dilakukan untuk mengakhiri tindakan
6. Melakukan pencatatan dalam 6.1. Tindakan dan respon pasien saat dan setelah tindakan dicatat
dokumentasi keperawatan dengan jelas dan ringkas
6.2. Waktu, paraf dan nama jelas dicantumkan pada catatan pasien /
kasus

Yogyakarta, ......................
Nilai = Jumlah YA Penguji,
23
Nilai Batas Lulus (NBL) > 68
..........................................................
Nama Mahasiswa
1. :………………………………………………….
2. :…………………………………………………..
3. ……………………………………………………..
4. ………………………………………………………
5. ……………………………………………………
LEMBAR OBSERVASI
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA Q
Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta
NAMA MAHASISWA :
Judul ketrampilan : Melaksanakan pre konferen
No Elemen Kriteria Pencapaian Kompetensi Dilakukan Kompeten
Ya Tdk K BK
1 Melakukan pengkajian 1.1.Melihat catatan sensus jumlah pasien saat itu
kondisi ruang perawatan 1.2.Mencocokkan dengan jumlah pasien yang
yang menjadi kelolaan tim ada diruangan
2 Melaksanakan persiapan 2.1.Kelengkapan personal/anggota tim telah
pre konferen siap
2.2.Catatan pasien (status) lengkap seluruh
pasien yang menjadi kelolaan
3 Melaksanakan pre 3.1. Salam terapeutik diucapkan dengan benar
konferen di ruang oleh ketua tim/Perawat primer
perawatan 3.2. Masalah dan rencana keperawatan
berdasarkan kondisi klien saat ini
disampaikan katim/perawat primer dengan
benar meliputi:*
 Masalah keperawatan: aktual, dan risiko
 Rencana keperawatan: jangka pendek
 Perubahan terapi dan rencana medis
dikolaborasikan
3.3. Rencana penyelesaian masalah keperawatan
klien didiskusikan dengan perawat
pelaksana.
3.4. Standar operating prosedur diingatkan
kembali sebelum pelaksanaan kegiatan*
3.5. Kedisiplinan, ketelitian, dan kejujuran
diberitahukan dengan benar
3.6. Re-inforcement diberikan pada perawat
pelaksana terhadap kesanggupan dalam
penyelesaian masalah klien dengan relevan
3.7. Salam terapeutik diucapkan dengan benar
4 Melakukan evaluasi dan 4.1. Upaya tindak lanjut dirumuskan
tindak lanjut 4.2. Merencanakan tindakan keperawatan sesuai
dengan masalah klien
4.3. Tugas didistribusikan kepada anggota tim
5 Melakukan pencatatan 5.1.Semua rencana keperawatan terdokumentasi
dalam dokumentasi dengan jelas
keperawatan 5.2.Adanya paraf/tanda tangan dan nama terang
penyusun rencana perawatan
…………….., …………………2022
NBL ≥ 75 Perceptor
Nilai akhir = Jumlah K x 100
LEMBAR OBSERVASI
JURUSAN KEPERAWATAN
Q
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA Poltekkes
Kemenkes
Yogyakarta

Nama :
Kompetensi : Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi
Sub kompetensi : Melakukan Penghisapan Lendir

NO ELEMEN KRITERIA PENCAPAIAN KOMPETENSI KOMPETEN KET


YA TDK
1 1.1 Salam terapeutik disampaikan pada pasien
Melakukan pengkajian
kebutuhan melakukan 1.2 Adanya data pernafasan tdk adekuat, post operasi, immobil
penghisapan lendir & nyeri dikaji
2 Melaksanakan persiapan 2.1 Alat-alat disiapkan sesuai kebutuhan:
a. Alat penghisap lendir dengan botol berisi larutan
alat yang akan digunakan desinfektan 2%.
untuk melakukan b. Slang kateter penghisap steril dengan ukuran yang tepat
penghisapan lendir c. 2 kom kecil tertutup: 1 berisi aquades/ NaCl 0,9%, 1 berisi
larutan desinfektan (SAVLON 1:100)
d. Korentang dalam tempatnya
e. Sarung tangan steril
f. Spatel lidah (K/P)
g. Kertas tissue
h. Bengkok
i. Stetoskop
j. Perlak dan pengalasnya
k. Oksigen unit
2.2 Alat-alat ditempatkan pada tempat yang bersih dan ditata rapi
3 Melaksanakan 3.1 Memastikan klien: nama, umur, program
persiapan 3.2 Tindakan dan tujuan disampaikan dengan bahasa yang jelas
melakukan 3.3 Prosedur tindakan dijelaskan dengan benar
penghisapan lendir 3.4 Lingkungan disiapkan untuk menjaga privasi pasien dan cukup
pencahayaan dan sirkulasi udara dilakukan
3.5 Posisi setengah duduk atau duduk diatur
4 Melaksanakan 4.1 Cuci tangan dilakukan dengan benar
tindakan melakukan 4.2 Sarung tangan steril dipakai dengan benar
penghisapan lendir 4.3 Slang kateter penghisap dihubungkan dengan slang dari suction
unit tetap mempertahankan kesterilan tangan kanan
4.4 Mesin suction dihidupkan dengan tangan kiri
4.5 Tekanan diatur antara 60-150 mmHg dengan tepat
4.6 Fungsi alat penghisap dicek dengan memasukkan slang kateter
penghisap ke dalam kom kecil tertutup berisi aquades/NaCl
0,9%
4.7 Slang oksigen dilepas dari hidung, ET atau TT dengan
menggunakan tangan kiri
4.8 Menginformasikan ke klien bahwa slang kateter akan dimasukkan
ke hidung
4.9 Memasukkan ujung slang kateter dengan tangan kanan ke dalam
hidung sampai kerongkongan atau sampai timbul reflek batuk,
dengan slang tidak kedalam keadaan menghisap atau OFF
(tindakan diulang maksimal 3X berturut-turut)
4.10 Menghisap skret dengan cara meanrik slang kateter penghisap
secara memutar pelan dengan menutup lubang pangkal slang
kateter penghisap, selama 10-15 detik sambil menginformasikan
pada klien (tindakan diulang maksimal 3X berturut-turut)
4.11 Memasang/memberikan oksigen kembali sambil menginformasikan
tindakan pemberian oksigen pada pasien
4.12 Membilas kateter dengan aqua/NaCl 0,9% sampai bersih
4.13 Menginformasikan pada klien bahwa slang kateter akan dimasukkan
ke mulut
4.14 Memasukkan ujung slang kateter dengan tangan kanan ke
dalam mulut sampai sejauh mungkin atau sampai timbul
refleks batuk dengan slang tidak dalam keadaan menghisap atau
off. *(tindakan diulang maksimal 3x berturut-turut)
4.15 Menghisap sekret dengan cara menarik slang kateter penghisap
secara memutar dan pelan dengan menutup lubang pangkal slang
kateter penghisap, selama 10-15 detik sambil menginformasikan
pada klien* (tindakan diulang maksimal 3x berturut-turut)
4.16 Memasang/memberikan oksigen kembali sambil menginformasikan
tindakan pemberian oksigen pada pasien
4.17 Bila klien terpasang ET/Tracheostomi melakukan
penghisapan seperti prosedur 4.9 s.d 4.16 yang dimulai dari
ET/TT kemudian hidung dan mulut
4.18 Menginformasikan pada klien bahwa tindakan penghisapan sudah
selesai
4.19 Mengembalikan tekanan ke posisi nol
4.20 Mematikan mesin dan melepas kateter dari slang penghisap,
kemudian memasukkan ke dalam kom berisi larutan
desinfektan
4.21 Mengatur posisi pasien yang nyaman dengan menanyakan pada
klien
4.22 Membersihkan alat dan mengembalikan alat pada tempatnya
4.23 Melepas sarung tangan dan menempatkan pada tempat
yang tersedia
4.24 Mencuci tangan dengan benar
4.25 Mengembalikan sampiran dan penutup jendela
5 Melakukan evaluasi 5.1 Salam terapeutik diucapkan dalam mengakhiri tindakan
dan tindak lanjut 5.2 Respon pasien, respirasi dan nadi dikaji.
5.3 Menginformasikan kepada klien penghisapan lendir dilakukan lagi bila
klien merasa tidak enak, ada lendir atau sesak nafas
6 Melakukan 6.1 Tindakan, hasil dan respon pasien saat dan
pencatatan dalam setelah tindakan dicatat dengan jelas dan
dokumentasi ringkas
keperawatan 6.2 Waktu, paraf dan nama jelas dicantumkan pada
catatan pasien/kasus

Keterangan: (*) merupakan kritical point yang harus dilakukan


Nilai Akhir = Jumlah Ya x 100
29
Nilai Batas Lulus >75

Yogyakarta,...........................
Penguji

(............................................)
LEMBAR OBSERVASI
JURUSAN KEPERAWATAN
Q
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA Poltekkes
Kemenkes
Yogyakarta

Nama :
Kompetensi : Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi
Sub kompetensi : Melatih klien nafas dalam

NO ELEMEN KRITERIA PENCAPAIAN KOMPETENSI KOMPETEN KET


YA TDK
1 1.1 Salam terapeutik disampaikan pada pasien
Melakukan pengkajian
kebutuhan melatih klien 1.2 Adanya data pernafasan tdk adekuat, post operasi, immobil
nafas dalam & nyeri dikaji
2 Melaksanakan persiapan 2.1 Alat-alat disiapkan sesuai kebutuhan: botol & atau balon
alat yang akan digunakan kalau perlu
untuk melatih klien nafas 2.2 Alat-alat ditempatkan pada tempat yang bersih dan
dalam ditata rapi
3 Melaksanakan 3.1 Tindakan dan tujuan disampaikan dengan bahasa yang
persiapan melatih jelas
klien nafas dalam 3.2 Prosedur tindakan dijelaskan dengan benar
3.3 Lingkungan disiapkan untuk menjaga privasi pasien dan
cukup pencahayaan dilakukan.
3.4 Posisi setengah duduk atau duduk diatur
4 Melaksanakan 4.1 Cuci tangan dilakukan dengan benar
tindakan melatih 4.2 Alat didekatkan ke pasien
klien nafas dalam 4.3 Pasien diberi latihan Pursed Lip Breathing dengan benar:
a. Menarik nafas melalui hidung dianjurkan pada
pasien dengan benar
b. Menahan nafas dianjurkan kepada pasien,
kemudian perawat memberikan hitungan sampai
dengan hitungan 7 kali
c. Menghembuskan nafas perlahan-lahan dengan
melakukan Pursed Lip Breathing (mengeluarkan
nafas melalui mulut) sambil menegangkan otot
perut, dianjurkan kepada pasien. Hembusan nafas
supaya dimasukkan dalam balon/ botol bila perlu
4.4 Pasien dilatih pernafasan diafragme dengan benar :
a. Meletakkan 1 tangan diatas perut dibawah tulang
kosta dan tangan satunya dibagian dada dianjurkan
pada pasien dengan benar
b. Menarik nafas pelan-pelan melalui hidung, sampai
perut mengembang maksimal dianjurkan pada
pasien dengan benar
c. Menahan nafas sampai hitungan 7 kali atau sesuai
kemampuan pasien, dianjurkan dengan benar
d. Menghembuskan nafas melalui pused lip sambil
menegangkan otot perut dengan kuat kearah
dalam dianjurkan dengan benar
e. Mengulangi latihan pernafasan diafragma, kurang
lebih 1 menit dan istirahat 2 menit, dilakukan selama
10 menit (4 kali sehari) dianjurkan kepada pasien
4.5 Pasien dilatih pengembangan apical dengan benar :
a. Meletakkan 1 tangan diatas perut dibawah tulang
kosta dan tangan satunya dibagian dada dianjurkan
pada pasien dengan benar
b. Menarik nafas pelan-pelan melalui hidung, sampai
bagian dada/ apikal mengembang maksimal
dianjurkan pada pasien dgn benar
c. Menghembuskan nafas melalui pused lip sambil
menegangkan otot perut dengan kuat kearah
dalam dianjurkan dengan benar
d. Mengulangi latihan pernafasan diafragma, ± 1 menit
& istirahat 2 menit, dilakukan selama 10 menit (4 x
sehari) dianjurkan kpd pasien
4.6 Posisi yang nyaman diberikan dengan benar
4.7 Cuci tangan dilakukan dengan benar
5 Melakukan evaluasi 5.1 Salam terapeutik diucapkan dalam mengakhiri
dan tindak lanjut tindakan
5.2 Respon pasien, respirasi dan nadi dikaji
6 Melakukan 6.1 Tindakan, hasil dan respon pasien saat dan
pencatatan dalam setelah tindakan dicatat dengan jelas dan
dokumentasi ringkas
keperawatan 6.2 Waktu, paraf dan nama jelas dicantumkan pada
catatan pasien/kasus

Keterangan: (*) merupakan kritical point yang harus dilakukan


Nilai Akhir = Jumlah Ya x 100
29
Nilai Batas Lulus >75

Yogyakarta,...........................
Penguji

(............................................)
CamScanner
CamScanner
15

LEMBAR OBSERVASI
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

PEMBERIAN OKSIGEN NON REBRITHING MASKER

Melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigen.
Keterampilan : Memberikan oksigen melalui nasal kanul dan masker
Judul unit : Pemberian oksigen dengan non rebrithing masker

Dilakukan
No Elemen Kriteria Pencapaian Kompetensi
Ya Tdk
1. Melakukan pengkajian 1.1. Salam terapeutik disampaikan pada pasien
kebutuhan untuk 1.2. Adanya data gangguan pemenuhan oksigen
Pemenuhan kebutuhan
oksigen
2 Mempersiapkan alat yang 2.1. Baki atau troly berisi alat-alat sebagai berikut
akan digunakan untuk a. Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter, humidifier
memberikan oksigen b. Alat untuk memberikan oksigen (Masker non rebreathing)
c. Tanda peringatan : Dilarang merokok
d. Cotton bud
e. Water steril
f. Plester non iritan
g. Antiseptik (jika diperlukan)
h. Sarung tangan bersih bang
2.2. Alat-alat ditempatkan pada tempat yang bersih dan ditata rapi
3 Melaksanakan persiapan 3.1. Tujuan disampaikan dengan bahasa yang jelas
pasien memberikan 3.2. Prosedur tindakan dijelaskan dengan benar
oksigen Non Rebrithing 3.3. Posisi pasien diatur dengan aman dan nyaman (semi fowler
Masker atau kepala ekstensi)
3.4. Kondisi klien dikaji dengan tepat
3.5. Lingkungan disiapkan untuk menjaga privacy pasien dan
penerangan diatur *
4 Melaksanakan tindakan 4.1. Mencuci tangan dengan benar
memberikan oksigen Non 4.2. Pakai sarung tangan
Rebrithing Masker 4.3. Cek semua peralatan dan dekatkan peralatan ke dekat klien
4.4. Mengkaji adanya tanda dan gejala klinis dan sekret pada
jalan napas
4.5. Sambungkan masker keselang dan ke sumber oksigen
4.6. Berikan aliran oksigen sesuai dengan kecepatan aliran pada
progam medis dan pastikan berfungsi dengan baik.
a. Selang tidak tertekuk dan sambungan paten.
b. Ada gelembung udara pada humidifier.
c. Terasa oksigen keluar dari masker.
4.7. Arahkan masker ke wajah klien dan pasang dari hidung ke
bawah (sesuaikan dengan kontur wajah klien).
4.8. Fiksasi pengikat elastik ke sikat kepala klien sehingga
masker nyaman dan tidak sempit.
4.9. Berikan aliran oksigen sesuai dengan kecepatan aliran
4.10. Periksa masker, aliran oksigen setiap 2 jam atau lebih
cepat, tergantung kondisi dan keadaan umum pasien

Hak cipta pada Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


16

Dilakukan
No Elemen Kriteria Pencapaian Kompetensi
Ya Tdk
4.11. Usahakan kantung reservoir tidak mengempis total ketika
klien melakukan inspirasi
4.12. Pertahankan batas air pada botol humidifier setiap waktu
4.13. Periksa jumlah kecepatan aliran oksigen dan program terapi
setiap 8 jam
4.14. Kaji membran mukosa hidung dari adanya iritasi dan beri
jelly untuk melembapkan membrane mukosa jika diperlukan
4.15.
4.16. Setelah selesai pasien dirapikan dan dibersihkan kembali.
4.17. Alat-alat dibersihkan, bereskan dan kembalikan ke tempat
semula
4.18. Lepas sarung tangan
4.19. Cuci tangan
5 Melakukan evaluasi dan 5.1. Anamnesa respon dilakukan
tindak lanjut 5.2. Upaya tindak lanjut dirumuskan
5.3. Salam terapeutik diucapkan dalam mengakhiri tindakan
6 Melakukan pencatatan 6.1. Tindakan dan respon pasien dicatat.
dalam dokumentasi 6.2. Suara nafas, frekuensi, jenis pernapasan, irama napas di
keperawatan catat pada status pasien.

NBL = 68 % dengan * Kompeten (K) Keterangan :


Nilai = Jumlah K X 100 % * = critical point ( harus kompeten )
28 # = coret yang tidak perlu
= ................................
Kesimpulan = Kompeten/Belum Kompeten #

Hak cipta pada Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


LEMBAR OBSERVASI
Nama Mhs :
NIM :

KOMPETENSI : Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien


dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman
SUB KOMPETENSI : Melaksanakan perawatan luka ulkus DM

N ELEMEN KRITERIA
O PENCAPAIAN DILAKUKAN KOMPETEN
KOMPETENSI
YA TDK K BK
1. Melakukan 1.1.Salam terapeutik
pengkajian kebutuhan disampaikan pada
pelaksanaan pasien
perawatan ulkus DM 1.2.Adanya data bahwa
perlu dilakukan
perawatan ulkus
2. Melaksanakan 2.1.Alat – alat disiapkan
persiapan alat yang sesuai standar meliputi
akan digunakan untuk a. Bak instrumen
perawatan ulkus DM Steril berisi* :
( set ganti balut luka ) :
Gunting 1 bh
Pinset anatomis 1 bh
Pinset cirurgis 1 bh
Kom kecil 2 bh
b. Kassa steril dalam
tempatnya
c. Larutan antiseptik
sesuai kebutuhan
(NaCl 0,9%,Perhidrol)
d. Kapas alcohol 70 %
/bensin dalam
Tempatnya
e. Kassa verban
f. Plester
g.Gunting
h.Spuit 10 cc
i. Bengkok
j. pinset bersih 1bh
k.Perlak dan pengalas
l. Sarung tangan 1 psng
m. Skort
n.Masker
o.Korentang dalam
tempatnya
p.Tempat sampah
2.2.Alat–alat
ditempatkan pada
tempat yang bersih
dan ditata rapi
3. Melaksanakan 3.1.Mencuci tangan
persiapan pasien yang Dilakukan dengan
akan dilakukan benar
perawatan ulkus DM 3.2. Alat pelindung diri :
skort, sarung tangan,
masker dipakai
secara benar
3.3. Lingkungan disiapkan
untuk menjaga privasi
pasien
3.4.Salam diucapkan
secara sopan
3.4. Tujuan dan prosedur
tindakan dijelaska
dengan benar
4. Melaksanakan 4.1. Posisi klien diatur
tindakan perawatan secara nyaman
ulkus DM sesuai area yang
akan dirawat
4.2.Alat didekatkan sesuai
jangkauan perawat
4.3. Pengalas dipasang di
bawah area luka secara
hati- hati
4.4.Balutan kotor dilepas
dengan pinset bersih
secara hati – hati
4.5.Keadaan luka
diobservasi secara teliti
4.6.Set ganti balut luka
dibuka dengan tetap
mempertahankan
sterilitasnya*
4.7.Luka dibersihkan
secara hati – hati
dengan* :
a. NaCl 0,9% pada
luka bersih

a. Perhidrol pada
luka kotor dengan
jaringan nekrotik
4.8. Prosedur diulangi
sampai luka bersih
dengan tetap
memperhatikan
prinsip steril*
4.9.Nekrotomi dilakukan
pada luka dengan
jaringan
nekrotik dan tetap
memperhatikan
prinsip steril
4.10.Luka dikompres
dengan : NaCl 0,9%
4.11. Luka ditutup
dengan kassa
steril secara teliti
4.12.Area luka dibalut
dengan kassa verban
(pada luka besar) /
fiksasi dengan plester
(pada luka kecil)
secara tepat

4.13.Kerapian dan posisi


aman dan nyaman
pasien diatur
dengan hati – hati
4.14. Alat – alat
dirapikan dan
dikembalikan pada
tempat yang
sesuai.
4.15.Cuci tangan setelah
tindakan dilakukan
secara benar
5. Melakukan evaluasi 5.1.Tindakan untuk
dan tindak lanjut mengevaluasi hasil
dilakukan dengan
benar
5.2. Informasi tindak
lanjut disampaikan
pada klien
dengan jelas
5.3. Salam terapeutik
diucapkan dalam
mengakhiri tindakan
6. Melakukan 6.1.Tindakan dan respon
pencatatan dan pasien saat dan
pendokumentasian setelah tindakan
dicatat dengan jelas
dan ringkas pada
status pasien/kasus
6.2. Waktu, paraf dan
nama jelas,
dicantumkan pada
catatan pasien/kasus
NBL ≥ 68 Yogyakarta,
Critical point (*) harus lulus Penguji
Nilai Akhir : Jumlah ya =

30
.............................................
LEMBAR OBSERVASI
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Terbit Ke I Disahkan pada tanggal


Februari 2018 Jurusan Keperawatan
Revisi 2

Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dalam pemenuhan kebutuhan mobilisasi dan transportasi serta berfikir kritis
Keterampilan : Melaksanakan latihan ROM pasif & aktif
Judul unit : Melaksanakan latihan ROM Pasif
MHSW 1 MHSW 2 MHSW 3 MHSW 4 MHSW 5 MHSW 6 MHSW 7
No Elemen kompetensi Kriteria Penilaian Kompetensi KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN
K BK K BK K BK K BK K BK K BK K BK
1 Pengkajian kebutuhan 1.1. Salam terapeutik disampaikan kepada pasien dengan benar
latihan ROM Pasif 1.2. Data kebutuhan klien terhadap latihan ROM pasif diidentifikasi
dengan benar : semi koma dan tidak sadar, usia lanjut dengan
mobilitas terbatas, bedrest total, paralise ekstrimitas total
2 Melakukan persiapan 2.1. Alat disiapkan sesuai standar, meliputi :
alat untuk latihan ROM a. Tensimeter
Pasif b. Termometer
c. Jam tangan
d. Bantal
2.2. Alat ditempatkan dan ditata pada troli dengan rapi
3 Mempersiapkan pasien 3.1. Tanda vital diukur dengan benar
untuk latihan ROM Pasif 3.2. Tindakan dan tujuan dijelaskan dengan benar
3.3. Prosedur tindakan dijelaskan dengan benar
3.4. Posisi aman dan nyaman diatur dengan hati-hati : supinasi
3.5. Lingkungan untuk menjaga privasi pasien disiapkan
4 Melakukan tindakan 4.1. Cuci tangan dilakukan dengan benar
latihan ROM Pasif 4.2. Selimut yang menutupi bagian tubuh yang akan digerakkan
dibuka dengan benar
4.3. Pakaian yang menyebabkan hambatan pergerakan diatur dengan
benar
4.4. Pergelangan tangan klien digerakkan dengan teknik yang benar
(fleksi ke depan, ekstensi, fleksi ke belakang/hiperekstensi) *
4.5. Siku klien digerakkan dengan teknik yang benar (fleksi,
ekstensi)*
4.6. Lengan bawah klien digerakkan dengan teknik yang benar
(pronasi , supinasi) *
4.7. Bahu klien digerakkan dengan teknik yang benar (fleksi, ekstensi,
abduksi, adduksi, rotasi) *
4.8. Jari-jari kaki klien digerakkan dengan teknik yang benar (fleksi ke
depan, ekstensi, fleksi ke belakang/ hiperekstensi) *
4.9. Kaki klien digerakkan dengan teknik yang benar ( inversi, eversi)
*
4.10. Pergelangan kaki klien digerakkan dengan teknik yang benar
(fleksi ke belakang, ekstensi, fleksi ke depan) *
4.11. Lutut klien digerakkan dengan teknik yang benar (fleksi dan
ekstensi) *
4.12. Pangkal paha klien digerakkan dengan teknik yang benar (rotasi,
abduksi, adduksi) *
4.13. Klien dikembalikan pada posisi yang nyaman
4.14. Alat-alat dirapikan dengan hati-hati
4.15. Lingkungan diatur kembali
4.16. Cuci tangan dilakukan dengan benar
5 Melakukan evaluasi dan 5.1. Vital sign sign diukur dengan benar
tindak lanjut 5.2. Anamnesa respon selama dan setelah latihan dilakukan dengan
benar
5.3. Upaya tindak lanjut (kontrak waktu latihan berikutnya) dirumuskan
dengan benar
5.4. Salam terapeutik dalam mengakhiri tindakan diucapkan dengan
sopan
6 Melakukan pencatatan 6.1. Tindakan, bagian tubuh yang dilatih, dan respon pasien saat dan
dalam dokumentasi setelah tindakan dicatat dengan lengkap dan jelas sesuai prinsip
keperawatan dokumentasi
6.2. Waktu, paraf dan nama jelas dicantumkan dengan benar

NBL = 68 % dengan * Kompeten (K) NAMA MAHASISWA : Yogyakarta, ................................


Nilai = Jumlah K X 100 % 1. ........................................ (.........) Penguji
31
2. ........................................ (.........)
= ................................
3. ........................................ (.........)
Kesimpulan = Kompeten/Belum Kompeten #
4. ........................................ (.........)
Keterangan : 5. ........................................ (.........) ( ................................................ )
* = critical point ( harus kompeten )
6. ........................................ (.........)
# = coret yang tidak perlu
7. ........................................ (.........)
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) DISAHKAN OLEH :
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) KETUA JURUSAN
JURUSAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

1. Pengertian
Melakukan tindakan untuk menghidupkan atau memulihkan kembali kesadaran akibat
berhentinya fungsi jantung dan paru-paru melalui upaya membebaskan jalan napas,
memberikan ventilasi (napas buatan) dan melakukan kompresi pada jantung. Urut-
urutannya
D = Danger
R = Response
S = Shout for Help
C = Circulation
A = Airway
B = Breathing

2. Tujuan :
Menghidupkan atau memulihkan kembali kesadaran akibat berhentinya fungsi jantung
dan paru-paru untuk memperbaiki perfusi ke otak.

3. Kebijakan : dilakukan oleh dokter atau perawat yang memiliki keahlian dalam
melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP).

4. Persiapan Alat

5. Prosedur kerja :
1. Tahap pra interaksi
1.1. Pastikan adanya korban dalam keadaan gawat darurat dan memerlukan
pertologan.
2. Tahap orientasi
2.1. D = Pastikan korban, penolong dan lingkungan dalam keadaan aman, dengan
cara memindahkan korban ke tempat yang aman, datar dan keras. Penolong
dalam posisi siap (di sebelah kiri atau kanan korban)
2.2. R = Periksa respon (kesadaran) korban dengan urut-urutan AVPU :
A (Alert) : sadar.
V (Verbal responsive) : memanggil nama korban dan menepuk atau
menggoyangkan bahu
P (Pain responsive) : mengecek kesadaran dengan memberi rangsang nyeri
pada jari-jari atau menekan pada sternum
U (Unresponsive) : korban tidak berespon (berarti tidak sadar).
2.3. S = Minta tolong/bantuan kepada ambulance emergency atau orang-orang yang
ada di sekitarnya kontak call center 119
3. Tahap kerja
3.1. C (Circulation)
a. Periksa nadi karotis yang terletak sekitar 2 cm di sisi kanan atau kiri tulang
krikoid dan dan nafas (lihat pengembangan dada) sekitar 5-10 detik.
b. Apabila nadi karotis tidak teraba, lakukan kompresi jantung (RJP) selama 5
siklus, dimana setiap siklus terdiri dari 30 kompresi dan 2 ventilasi dengan
cara :
1) Tentukan titik kompresi yaitu 2 jari diatas prosesus xipoidius pada
sternum atau ditengah-tengan antara dua puting susu (laki-laki)
2) Letakkan kedua tangan pada titik kompresi.
3) Posisi tangan penolong tegak lurus.
4) Lakukan kompresi secara teratur dengan kedalaman sekitar 5 – 6 cm,
dan kecepatan 100-120 kali permenit.
5) Lakukan sampai selesai siklus pertama (30 kompresi) kemudian
berikan napas buatan 2 kali
6) Ulangi sampai 5 siklus.

3.2. A (Airway)
a. Bersihkan jalan napas dari benda asing atau cairan/darah yang berada di
dalam rongga mulut. Apabila mulut dalam keadaan tertutup buka mulut
dengan teknik cross finger, kemudian lakukan finger swab (sapuan jari)
untuk mengeluarkan benda asing (cairan/darah) yang menutup jalan napas.
Apabila tidak ada sumbatan langsung ke buka jalan napas
b. Buka jalan napas dengan teknik head tilt chin lift. Bila dicurigai terdapat
fraktur servikal maka buka jalan napas dengan teknik jaw thrust.
3.3. B (Breathing) : Berikan napas buatan sebanyak dua kali, apabila tidak ada
napas. Hindari (mouth to mouth) secara langsung, tapi menggunakan barrier
atau menggunakan alat (face mask atau BVM)
3.4. Evaluasi korban, apabila RJP sudah dilakukan selama 5 siklus ( 3 menit),
dengan cara :
a. Periksa nada karotis bersamaan dengan periksa pernafasan (maksimal 10
detik)
1) Apabila nadi karotis tidak teraba, lakukan RJP 5 siklus kembali (2
menit).
2) Apabila nadi karotis sudah teraba (ada)
b. Bila Nadi teraba sedangkan pernapasan tidak ada, maka berikan napas
buatan 10-12 kali permenit selama 2 menit. Bila pernapasan sudah ada atur
posisi miring (Bila Klien berada diluar rumah sakit).
3.5. Mengatur posisi korban dalam posisi recovery (miring) yang bertujuan apabila
korban muntah tidak terjadi aspirasi.
4. Tahap terminasi: evaluasi kesadaran, nadi dan pernapasan setiap 2 menit, sampai
bantuan datang.
NAMA : ………………….
LEMBAR OBSERVASI NIM : …..…………….
KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN TANDA TANGAN : …..………..…..
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

KOMPETENSI UTAMA : Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan


kegawatdaruratan sistem respirasi dan kardiovaskuler
KOMPETENSI PENDUKUNG : Melakukan prosedur penanganan pasien dengan henti napas
dan henti jantung
JUDUL UNIT : RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

NO KRITERIA PENCAPAIAN KOMPETENSI DILAKUKAN KOMPETEN


YA TDK K BK
1. Pastikan danya korban dalam keadaan gawat darurat dan memerlukan
pertolongan.
2. 2.1. Pastikan korban, penolong dan lingkungan dalam keadaan aman,
dengan memindahkan korban ke tempat aman, datar dan keras.
2.2. Penolong dalam posisi siap (di sebelah kiri atau kanan korban).
2.3. Periksa respon (kesadaran) korban dengan urut-urutan AVPU.
2.4. Minta tolong/bantuan kepada ambulance emergency atau orang-
orang yang ada di sekitarnya (call center 119)
3. 3.1. A (Airway)
1. Bersihkan jalan napas dari benda asing atau cairan/darah
yang berada di dalam rongga mulut dengan teknik cross
finger dan finger swab
2. Buka jalan napas dengan teknik head tilt chin lift. Bila
dicurigai terdapat fraktur servikal maka buka jalan napas
dengan teknik jaw thrust.
3.2. B (Breathing)
Berikan napas buatan sebanyak dua kali, apabila tidak ada
napas.
3.3. C (Circulation)
1. Periksa nadi karotis yang terletak sekitar 2 cm di sisi kanan
atau kiri tulang krikoid sekitar 5-10 detik.
2. Apabila nadi karotis tidak teraba, lakukan RJP selama 5
siklus 92 menit), dimana setiap siklus terdiri dari 30
kompresi dan 2 ventilasi.
4. 4.1. Evaluasi korban, apabila RJP sudah dilakukan selama 5 siklus
(2 menit):
1. Periksa nada karotis dan pernafasan (maksimal 10 detik),
apabila nadi karotis tidak teraba, lakukan RJP 5 siklus
kembali. Apabila nadi karotis sudah teraba (ada).
2. Mengatur posisi korban dalam posisi recovery (miring).
5. Evaluasi kesadaran, nadi dan pernapasan setiap 2 menit sekali,
sampai bantuan datang.

∑ YA Yogyakarta, ……………………………
Nilai Akhir = X 100 = …………… Penguji,
∑ 15

…………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai