Anda di halaman 1dari 21

Prof.

Munawar Ismail
• Apakah dengan gaji sebesar empat juta
rupiah kamu bisa hidup dengan layak di
Jakarta ?, di Batam ?, di Papua ?.
• Di mana kamu bisa hidup dengan layak
dengan gaji empat juta per bulan ?.
• Dalam lima tahun terakhir ini, sudah berapa
kali gaji kamu naik ?, dan seberapa besar
kanaikannya ?.
• Inflasi/deflasi yang terantisipasi rendah dan stabil
bukan sebuah masalah. Tetapi yang menjadi
masalah adalah inflasi kuat yang tidak
terantisipasi yang berakibat pada tingginya biaya.

• Inflasi yang tidak terantisipasi akan:


1) Meredistribusi pendapatan.
2) Meredistribusi kekayaan.
3) Menurunkan GDP riil dan kesempatan kerja.
4) Menjauhkan sumber daya dari produksi.
• Redistribusi income: • Redistribusi Kekayaan:
 Umumnya upah sudah  Ini berhubungan dengan
ditetapkan melalui kontrak pinjam meminjam.
terlebih dahulu dan akan  Peminjam sudah teken kontrak
berlangsung lama. hutang dan membayar cicilian
 Tingginya inflasi yang tidak dan bunganya beberapa waktu
terantisipasi menyebabkan ke depan.
kenaikan harga dengan segera  Ketika terjadi inflasi tinggi yang
tetapi tidak menaikan upah. tidak terantisipasi, peminjam
 Pekerja menjadi lebih buruk membayar nilai rupiah seperti
karena upah riilnya turun, semula, dan nilai ini secara riil
tetapi pengusaha menjadi lebih lebih rendah dibanding nilai
baikkarena keuntungannya pembayaran sebelum ada
naik. inflasi.
 Hal yang sebaliknya kalau  Akibatnya, peminjam
terjadi deflasi yang tidak diuntungkan tetapi yang
terantisipasi. (Bagaimana?) memberi pinjaman dirugikan.
 Hal sebaliknya jika ada deflasi
besar yang tidak terantisipasi.
• Menurunnya PDB riil dan • Mengalihkan sumber daya
kesempatan kerja: dari produksi:
 Inflasi yang tdk terantisipasi  Ketidakpastian inflasi dan
yang menaikkan profit deflasi membuat kondisi
mendorong investasi, PDB dan seperti berjudi sehingga tidak
kesempatan kerja. mendorong kegiatan
 PDB riil di atas tingkat produktif tetapi malah
potensialnya dan tertarik pada tindakan untuk
pengangguran di bawah tingkat memanfaatkan prediksi
alamiahnya. inflasi.
 Tetapi ini hanya sementara,  Bila ini berlanjut dapat
investasi yang menguntungkan menciptakan hiper inflasi.
semakin hilang, pengeluaran
turum, dan PDP dinawah
tingkat alamiahnya, dan
pengangguran meningkat.
 Menghindari perubahan PDB
dan pengangguran berarti
menghindari perubahan inflasi
yang tak terduga.
1. Indek Harga Konsumen: ukuran inflasi yang
didasarkan pada harga sekelompok barang-
barang yang dibeli oleh konsumen pada
umumnya
2. Daflator GDP:
𝐺𝐷𝑃 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙
𝐷𝑒𝑓𝑙𝑎𝑡𝑜𝑟 𝐺𝐷𝑃 = 𝑥 100
𝐺𝐷𝑃 𝑟𝑒𝑎𝑙
GDP = Produk Domestik Bruto
GDP nominal = GDP menurut harga berlaku
GDP real = GDP menurut harga konstan
• Indek harga konsumen
– Lebih akurat untuk mengukur kesejahteraan karena
mengukur biaya untuk sekelompok barang yang
dibutuhkan oleh konsumen
– Namun tidak mengukur perbedaan kualitas dan
tingkat substitusi yang sebenarnya

• Deflator GDP
– Mengukur seluruh barang/jasa yang diproduksi di
teritorial Indonesia
– Lebih menggambarkan kondisi perekonomian secara
keseluruhan
IHK (CPI) dan Deflator GDP di Amerika
% per tahun
15

CPI

10

5
GDP deflator

0
1965 1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000
Copyright©2004 South-Western
Inflasi Indonesia: IHK vs Deflator GDP, 2006-2019 (%)
IHK Defaltor GDP

13.58

11.04

7.24 7.20 5.80


4.81
11.06 7.38

4.40 8.38 8.36


6.6 6.59 4.00 6.96 3.75 3.46 3.53
3.00
2.21
3.79 4.3
3.35 3.61 3.13
2.78 3.02 2.72

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Tahun Pisang Jeruk Biaya Beli Barang
Konsumen Harga Barang Harga Barang Pisang Jeruk Total
butuh dua 2001 Rp 1 4 Rp 2 2 Rp 4 Rp 4 Rp 8
barang : 2002 Rp 2 4 Rp 3 2 Rp 8 Rp 6 Rp 14
pisang & 2003 Rp 3 4 Rp 4 2 Rp 12 Rp 8 Rp 20
jeruk
Tahun IHK tahun 2001 Sebagai Dasar IHK thun 2003 Sebagai Dasar
2001 (Rp 8 / Rp 8) x 100 = 100 (Rp 8 / Rp 20) x 100 = 40
2002 (Rp 14 / Rp 8) x 100 = 175 (Rp 14 / Rp 20) x 100 = 70
2003 (Rp 20 / Rp 8) x 100 = 250 (Rp 20 / Rp 20) x 100 = 100

Menghitung inflasi (π) tahun 2002 dengan 2 model tahun dasar hasilnya tetap sama :
𝐼𝐻𝐾2002 − 𝐼𝐻𝐾2001 175 − 100
Tahun dasar 2001 𝜋2002 = 100 = 100 = 75%
𝐼𝐻𝐾2001 100

𝐼𝐻𝐾2002 − 𝐼𝐻𝐾2001 70 − 40
Tahun dasar 2003 𝜋2002 = 100 = 100 = 75%
𝐼𝐻𝐾2001 40
Inflasi : Indek Harga Konsumen (IHK) :
Ialah kenaikan harga barang Ialah suatu indeks, yang
dan jasa secara umum menghitung rata-rata
dimana barang dan jasa perubahan harga dalam
tersebut merupakan suatu periode, dari suatu
kebutuhan pokok kumpulan barang dan jasa
masyarakat, atau turunnya yang dikonsumsi oleh
daya jual mata uang suatu penduduk/rumah tangga
negara dalam kurun waktu tertentu.
Metodologi IHK
• Indeks Harga Konsumen Indonesia dihitung dengan
rumus Laspeyres termodifikasi.
• Mulai Januari 2014, IHK disajikan dengan
menggunakan tahun dasar 2012=100 dan mencakup 82
kota yang terdiri dari 33 ibu kota propinsi dan 49 kota-
kota besar di seluruh Indonesia.
• IHK sebelumnya menggunakan tahun dasar 2007=100
dan hanya mencakup 66 kota.
• Dalam menyusun IHK, data harga konsumen diperoleh
dari 82 kota, mencakup antara 225 sampai 462 barang
dan jasa yang dikelompokkan ke dalam tujuh kelompok
pengeluaran.
Pengelompokan Cakupan Barang
• Ada tujuh kelompok barang dalam IHK:
1) Bahan makanan
2) Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
3) Perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar
4) Sandang
5) Kesehatan
6) Pendidikan, rekreasi, dan olah raga
7) Tranportasi, komunikasi, dan jasa keuangan
• Setiap kelompok terdiri dari beberapa sub
kelompok, dan setiap sub kelompok terdiri dari
beberapa item
Frekuensi Pengumpulan Data Harga
• Pengumpulan data harga beras dilakukan secara harian di
Jakarta, dan mingguan di kota-kota lainnya.
• Beberapa komoditas yang termasuk ke dalam kebutuhan
pokok, data harga dikumpulkan setiap minggu pada hari
Senin dan Selasa.
• Untuk beberapa komoditas bahan makanan, data harga
dikumpulkan setiap dua minggu sekali, hari Rabu dan Kamis
pada minggu pertama dan ketiga.
• Untuk komoditas bahan makanan lainnya, makanan yang
diproses, minuman, rokok dan tembakau, data harga
dikumpulkan bulanan pada hari Selasa menjelang
pertengahan bulan selama tiga hari (Selasa, Rabu, dan
Kamis).
• Data harga untuk barang-barang tahan lama
dikumpulkan secara bulanan pada hari ke-5 sampai hari
ke-15.
• Data harga jasa-jasa dikumpulkan bulanan pada hari
ke-1 sampai hari ke-10.
• Data harga sewa rumah dikumpulkan bulanan pada
hari ke-1 sampai hari ke-10.
• Upah baby sitter dan pembantu rumah tangga diamati
bulanan pada hari ke-1 sampai hari ke-10.
• Data yang berhubungan dengan biaya pendidikan
dikumpulkan bulanan pada hari ke-1 sampai hari ke-10.
IHK Menurut Kelompok Barang, 2006-2014
Kelmpok 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Barang
1 134,68 150,08 116,92 125,13 136,92 148,62 157,32 176,13 119,45
2 136,08 144,74 109,73 119,82 129,25 135,84 143,41 152,5 113,8
3 145,38 152,64 108,52 113,97 117,34 122,24 126,35 132,44 111,03
4 126,16 133,13 109,03 115,93 121,22 131,36 139,21 141,07 105,14
5 123,92 130,1 106,22 111,72 114,71 119,03 122,81 126,88 108,18
6 141,16 153,37 106,52 111,77 115,72 120,85 126,22 131,45 107,86
7 166,31 168,17 105,79 102,91 104,8 107,34 109,41 118,95 116,34
Umum 141,48 150,55 109,78 115,06 120,97 127,45 132,9 142,18 113,22

Sebelum tahun 2014, penghitungan Indeks harga Konsumen (IHK) didasarkan pada pola
konsumsi yang diperoleh dari Survei Biaya Hidup (SBH) tahun 2007 di 66 Kota
(2007=100). Sebelum tahun 2008, penghitungan Indeks Harga Konsumen didasarkan
pada pola konsumsi yang diperoleh dari Survei Biaya Hidup tahun 2002 di 45 kota
(2002=100)
Inflasi Indonesia Menurut Kelompok Pengeluaran, 2006-2014
Kelompok Barang/Pengeluaran
Tahun 1 2 3 4 5 6 7 Umum

2006 12,94 6,36 4,83 6,84 5,87 8,13 1,02 6,60


2007 11,26 6,41 4,88 8,42 4,31 8,83 1,25 6,59
2008 16,35 12,53 10,92 7,33 7,96 6,66 7,49 11,06
2009 3,88 7,81 1,83 6,00 3,89 3,89 -3,67 2,78
2010 15,64 6,96 4,08 6,51 2,19 3,29 2,69 6,96
2011 3,64 4,51 3,47 7,57 4,26 5,16 1,92 3,79
2012 5,68 6,11 3,35 4,67 2,91 4,21 2,20 4,30
2013 11,35 7,45 6,22 0,52 3,70 3,91 15,36 8,38
2014 10,57 8,11 7,36 3,08 5,71 4,44 12,14 8,36
Catatan: 2006, 2007, Jan-Mei 2008 (2002=100), Juni 2008 - Desember 2013 (2007=100), Januari 2014 -
Oktober 2015 (2012=100)
Sejak Juni 2008, IHK berdasarkan pola konsumsi didapat dari 2007 Survei Biaya Hidup di 66 kota (2007=100).
Namun sejak 2014, IHK didasarkan pada pola konsumsi dari 2012 Survei Biaya Hidup di 82 kota (2012=100)

Kontribusi inflasi Bahan Makanan (Kelompok 1 ) sangat kuat terhadap inflasi


Indonesia
Inflasi Bulanan Indonesia Menurut Kelompok Pengeluaran, 2015
Tahun Kelompok Barang/Pengeluaran
Bulan Umum
1 2 3 4 5 6 7
2015 1,34 5,39 2,78 3,57 4,60 3,85 -2,03 2,16
Oktober -1,06 0,40 0,09 0,25 0,29 0,16 0,02 -0,08
September -1,07 0,39 0,20 0,83 0,44 0,89 -0,40 -0,05
Agustus 0,91 0,71 0,16 0,01 0,70 1,72 -0,58 0,39
Juli 2,02 0,51 0,13 0,39 0,36 0,34 1,74 0,93
Juni 1,60 0,55 0,23 0,28 0,32 0,07 0,11 0,54
Mei 1,39 0,50 0,20 0,23 0,34 0,06 0,20 0,50
April -0,79 0,50 0,22 0,24 0,38 0,05 1,80 0,36
Maret -0,73 0,61 0,29 -0,08 0,64 0,10 0,77 0,17
Februari -1,47 0,45 0,41 0,52 0,39 0,14 -1,53 -0,36
Januari 0,60 0,65 0,80 0,85 0,66 0,26 -4,04 -0,24

Sumber: BPS (online), Inflasi Menurut Kelompok Barang


Keterangan: 2006, 2007, Jan-Mei 2008 (2002=100), Juni 2008 - Desember 2013
(2007=100), Januari 2014 - Oktober 2015 (2012=100)
Inflasi Sebagai Korektor
• Indek harga digunakan untuk mengoreksi efek inflasi ketika
kita membandingkan nilai rupiah tertentu untu waktu yang
berbeda
• Misalnya menilai gaji tahun tertentu (1931) dengan nilai
tahun 2001 di Amerika:
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑕𝑎𝑟𝑔𝑎 2001 177
𝐺𝑎𝑗𝑖2001 = 𝐺𝑎𝑗𝑖1931 × = $80.000 × = $931.579
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑕𝑎𝑟𝑔𝑎 1931 15,2

• Jadi di Amerika, gaji sebesar $80.000 pada 1931 senilai


dengan $931.579 pada tahun 2001
• Jika dalam kontrak disebutkan bahwa besarnya gaji
dikoreksi oleh inflasi, maka gajinya terindek dengan inflasi
Bunga Nominal dan Bunga Riil
• Pembayaran bunga melibatkan waktu di masa depan,
dan jika harga barang berubah, maka nilai uangnya juga
berubah
• Bunga nominal adalah bunga yang umumnya
dilaporkan yang belum terkoreksi oleh inflasi.
Umumnya bank menawarkan bunga nominal
• Bunga riil adalah bunga yang sudah dikoreksi oleh
inflasi
• Bunga riil = bunga nominal – inflasi
• Jika seseorang menerima bunga 10% per tahun dan
inflasinya 10%, maka bunga riil yang diterima = 10% -
10% = 0%
Penyebab Inflasi
• Kenaikan jumlah uang yang beredar di
masyarakat
• Dorongan permintaan
• Dorongan biaya
• Kelangkaan barang
• Ekspektasi masyarakat

Anda mungkin juga menyukai