Anda di halaman 1dari 9

Analisis Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

dan Tingkat Inflasi Provinsi Bali


Disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Ekonomi Makro
Dosen Pengampu : Raynal Yasni

Disusun Oleh
Azkaalfatah (4-02 / 3082220032)
Farin Tiara Fadhilah Dalimunthe (4-02 / 3082220036)
M Genta Gamary (4-02 / 3082220062)
Ida Ayu Putu Diah Maharani (4-02 / 3082220006)

Program Studi Diploma III Akuntansi Alih Program


Politeknik Keuangan Negara STAN 2023
I. Pendahuluan
Salah satu alat untuk menghitung perkembangan tingkat kesejahteraan ekonomi
dari suatu daerah adalah dengan melihat pola pengeluaran konsumsi. Bagaimana
masyarakat dapat membelanjakan barang dan jasa dengan tujuan untuk pemenuhan
kebutuhan seperti sandang, papan, dan pangan. Barang-barang tersebut disebut sebagai
barang konsumsi. Apabila pengeluaran konsumsi semua orang di suatu daerah
dijumlahkan maka akan menghasilkan pengeluaran konsumsi daerah yang
bersangkutan.
Konsumsi suatu daerah memberikan pengaruh besar terhadap Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB). Dengan dominasi angka konsumsi rumah tangga dapat
menjadi variabel yang mendorong potensi adanya inflasi di dalam perekonomian.

Y = C + I + G (E-I)
Keterangan:
• Y = Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)
• C = Consume (Konsumsi)
• I = Investasi
• G = Government Expenditure (Belanja Pemerintah)
• E – I = Ekspor dikurnagin Impor atau Net Ekspor

Konsumsi rumah tangga yang diwakili dengan huruf C menjadi komponen


utama dari PDRB. Semakin tinggi pendapatan suatu rumah tangga akan semakin tinggi
pula konsumsinya. Hubungan ini disebut sebagai Propensity to Consume atau hasrat
konsumsi.
Seiring dengan adanya peningkatan konsumsi yang menggambarkan adanya
peningkatan terhadap pendapatan juga akan dibersamai dengan adanya kenaikan
harga-harga umum barang-barang. Kenaikan satu dua barang memang tidak
menimbulkan inflasi, namun kecenderungan harga-harga naik secara luas berdampak
akan berdampak inflasi. Semakin tinggi tingkat inflasi akan menyebabkan
berkurangnya tingkat konsumsi masyarakat.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka tujuan penulisan ini
adalah untuk menganalisis pengaruh PDRB dan inflasi terhadap tingkat konsumsi di
Provinsi Bali.

II. Pembahasan
II.a Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator untuk
mengetahui kondisi ekonomi dan kinerja pembangunan yang merupakan
penjumlahan penjumlahan nilai output bersih perekonomian yang ditimbulkan oleh
seluruh kegiatan ekonomi di suatu daerah dan dalam satu kurun waktu tertentu.
PDRB dapat dihitung dengan dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.

PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan
jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedang PDRB atas
dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang
dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun
dasar, sebagai contoh perhitungan PDRB di Indonesia menggunakan tahun dasarnya
yaitu tahun 2000. Penentuan PDRB atas harga konstan, biasanya diperlukan untuk
mengeluarkan pengaruh inflasi.

PDRB menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui kemampuan


sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi suatu daerah. Sementara itu,
PDRB konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari
tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga.
PDRB juga dapat digunakan untuk mengetahui perubahan harga dengan menghitung
deflator PDRB (perubahan indeks implisit). dimana Indeks harga implisit merupakan
rasio antara PDRB menurut harga berlaku dan PDRB menurut harga konstan.
Berikut dilampirkan PDRB Tahunan dari Provinsi Bali dalam jutaan rupiah:

PDRB Tahunan Provinsi Bali Menurut Pengeluaran


(Juta Rupiah) Inflasi
Deflator
Tahun Atas Dasar Harga menggunakan
Atas Dasar Harga Berlaku GDP
Konstan Deflator GDP
(GDP Nominal)
(GDP Rill)
2011 Rp 104,612,189.31 Rp 99,991,685.04 104.6209
2012 Rp 117,987,403.30 Rp 106,951,464.95 110.3186 5.446095118
2013 Rp 134,407,529.19 Rp 114,103,580.75 117.7943 6.776435438
2014 Rp 156,395,732.16 Rp 121,787,574.72 128.4168 9.01784464
2015 Rp 176,412,667.66 Rp 129,126,562.21 136.62 6.387906511
2016 Rp 194,089,575.08 Rp 137,296,445.22 141.3653 3.473404315
2017 Rp 213,035,855.32 Rp 144,933,312.01 146.9889 3.978026694
2018 Rp 233,636,772.68 Rp 154,072,662.61 151.6406 3.164700865
2019 Rp 251,934,097.83 Rp 162,693,357.31 154.8521 2.117816211
2020 Rp 224,225,721.32 Rp 147,498,943.17 152.0185 -1.82986421
2021 Rp 220,467,453.78 Rp 143,864,972.47 153.2461 0.807512482
2022 Rp 245,233,236.42 Rp 150,821,436.19 162.5984 6.10279838

PRDB Tahunan GDP Rill


Rp200.000.000

Rp150.000.000

Rp100.000.000

Rp50.000.000

Rp-
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Grafik 1. PDRB Tahunan GDP Riil


PRDB Tahunan GDP Nominal
Rp300.000.000
Rp250.000.000
Rp200.000.000
Rp150.000.000
Rp100.000.000
Rp50.000.000
Rp-
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Grafik 2. PDRB Tahunan GDP Nominal

II.b. Inflasi
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus
selama periode tertentu. Selain itu secara garis besar di masyarakat Inflasi terjadi
apabila tingkat harga-harga dan biaya-biaya umum naik, harga beras, bahan bakar,
harga mobil naik, tingkat upah, harga tanah, dan semua barang-barang modal naik.
Berikut ditampilkan data inflasi pada Provinsi Bali dalam 10 tahun terakhir:

Tingkat Inflasi Bali 10 Tahun Terakhir


10

0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Grafik 3. Tingkat Inflasi Prov. Bali

Terdapat beberapa cara dalam mengukur laju inflasi salaam satu periode,
diantaranya adalah:
1. Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index)
Indeks harga konsumen adalah angka indeks yang menunjukkan tingkat harga
barang dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam satu periode tertentu.

Prinsip perhitungan inflasi berdasarkan IHK adalah sebagai berikut:

𝐼𝐻𝐾𝑡−𝐼𝐻𝐾𝑡−1
Inflasi = 𝑥 100%
𝐼𝐻𝐾𝑡−1

2. GDP Deflator
GDP Deflator adalah rasio antara PDB riil dengan PDB nominal, dikalikan 100.
Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru,
barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa. Dengan kata lain Deflator GDP
mencakup jumlah barang dan jasa yang termasuk dalam perhitungan GDP.
Selanjutnya inflasi PDRB dapat dihitung dengan selisih tahun berjalan dengan tahun
dasar terhadap tahun dasar.

𝐺𝐷𝑃 𝑁𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙
Deflator GDP = 𝑥 100%
𝐺𝐷𝑃 𝑅𝑖𝑖𝑙

𝐷𝑓𝑛− 𝐷𝑓𝑛−1
Inflasi = 𝑥 100%
𝐷𝑓𝑛−1

Penyebab adanya inflasi antara lain:


a) Meningkatnya jumlah demand pada suatu barang atau jasa tertentu.
b) Meningkatnya biaya produksi
c) Peredaran Uang.

IIc. Analisis Kondisi Keuangan


Analisis yang akan dilakukan akan berfokus pada analisis kuantitatif
perhitungan inflasi dari variabel-variabel yang ada. Dalam segi perhitungan juga
akan mempertimbangkan ketersediaan data yang ada selama 10 tahun (2013-2022)
untuk objek yaitu Provinsi Bali. Data yang telah dikumpulkan didapatkan dari
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali. Data tersebut terdiri dari Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) dan data inflasi, baik itu inflasi Indeks Harga
Konsumen (IHK) maupun inflasi PDRB.
Data diambil dari BPS Provinsi Bali dalam kurun waktu 2013 sampai dengan
2022 yang sebelumnya telah dituangkan dalam tabel inflasi IHK dan PDRB
tahunan. Berikut akan disajikan grafik tingkat inflasi IHK dan PDRB selama 10
tahun terakhir untuk Provinsi Bali:

Inflasi IHK & PDRB Prov Bali 2013-2022 (%)


10

-2

-4
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Inflasi PDRB Inflasi IHK

Grafik 4. Inflasi IHK dan PDRB Provinsi Bali

Dari grafik tersebut dapat dilihat perkembangan inflasi dari tiap tahun
menunjukan pola yang hampir sama. Grafik inflasi yang hampir sama menunjukan
bahwa fenomena ekonomi yang terjadi pada Provinsi Bali tidak hanya berdampak
pada pihak konsumen tetapi juga berdampak juga untuk pihak produsen.
Perbedaan selisih persentase terbesar dari inflasi IHK dan PDRB berada pada
tahun 2015 yaitu sebesar 3,55% dan selisih terkecil berada pada tahun 2014 yaitu
sebesar 0,16%. Inflasi tertinggi berada pada tahun 2014, dimana inflasi IHK
menunjukan 9,18% dan inflasi PDRB menunjukan 9,02%. Sedangkan inflasi
terendah berada pada tahun 2020, dimana inflasi IHK sebesar 1,52% dan inflasi
PDRB sebesar -1,83%. Untuk rata-rata inflasi IHK dalam 10 tahun sebesar 3,71%
dan inflasi PDRB sebesar 4% dan rata-rata dari kedua inflasi tersebut sebesar 3,85%
Diambil dari website Lembaga Penelitian Universitas Medan Area, jenis
inflasi dapat dibedakan berdasarkan tingkat besarannya, yaitu:
• Inflasi ringan, berada dibawah angka 10%
• Inflasi sedang, berada antara 10% dengan 30%
• Inflasi berat, berada antara 30% dengan 100%
• Inflasi sangat berat, terjadi bila inflasi menunjukan angka lebih dari
100%

Dari data selama 10 tahun terakhir, Provinsi Bali tergolong mengalami inflasi
ringan, yaitu berada pada rata-rata 3,85% yang masih jauh dari batas atas inflasi
ringan yaitu 10%.

III. Penutup
IIIa. Kesimpulan
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Provinsi Bali selama 10 tahun
terakhir mengalami inflasi ringan (dibawah 10%). Inflasi ringan tergolong masih
mudah untuk dikendalikan dan belum begitu mengganggu perekonomian suatu
negara. Terjadinya kenaikan harga barang atau jasa secara umum, rata-rata dibawah
10% per tahun dapat dikendalikan.

IIIb. Saran
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas objek
penelitian pada variabel-variabel lainnya yang memiliki hubungan atau kaitannya
dengan konsumsi rumah tangga di indonesia seperti investasi, pendapatan
individu dan tingkat pendidikan yang ada kaitannya dengan konsumsi rumah tangga
di Indonesia.
IV. Referensi

Adnan, Nazeli. 2013. Analisis Penghitungan Inflasi Berdasarkan Berdasarkan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Sumatera Selatan Periode 2001 - 2011. Jurnal Ekonomi
Pembangunan, Desember 2013, 141-149.
BPS Prov. Bali. 2023. PDRB Tahunan Provinsi Bali. Diakses pada Rabu, 19 Juli 2023.
https://bali.bps.go.id/indicator/52/363/1/pdrb-tahunan-provinsi-bali-atas-dasar-harga-
berlaku-menurut-lapangan-usaha.html.
LP2M UMA. 2023. Inflasi harga: Pengertian, Jenis dan Penyebabnya. Diakses pada Rabu, 19
Juli 2023. https://lp2m.uma.ac.id/2023/01/31/inflasi-harga-pengertian-jenis-dan-
penyebabnya/.
Arifin, Zaenal. Memahami PDRB sebagai Instrumen untuk Mengukur Pertumbuhan Ekonomi di
Daerah. Bappeda Provinsi Jambi.

Mirah, Ni Putu. Wayan, I Gusti. 2023. Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Pengeluaran

Pemerintah, Dan Inflasi Terhadap Konsumsi Rumah Tangga Di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai