Disusun Oleh
Azkaalfatah (4-02 / 3082220032)
Farin Tiara Fadhilah Dalimunthe (4-02 / 3082220036)
M Genta Gamary (4-02 / 3082220062)
Ida Ayu Putu Diah Maharani (4-02 / 3082220006)
Y = C + I + G (E-I)
Keterangan:
• Y = Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)
• C = Consume (Konsumsi)
• I = Investasi
• G = Government Expenditure (Belanja Pemerintah)
• E – I = Ekspor dikurnagin Impor atau Net Ekspor
II. Pembahasan
II.a Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator untuk
mengetahui kondisi ekonomi dan kinerja pembangunan yang merupakan
penjumlahan penjumlahan nilai output bersih perekonomian yang ditimbulkan oleh
seluruh kegiatan ekonomi di suatu daerah dan dalam satu kurun waktu tertentu.
PDRB dapat dihitung dengan dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.
PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan
jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedang PDRB atas
dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang
dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun
dasar, sebagai contoh perhitungan PDRB di Indonesia menggunakan tahun dasarnya
yaitu tahun 2000. Penentuan PDRB atas harga konstan, biasanya diperlukan untuk
mengeluarkan pengaruh inflasi.
Rp150.000.000
Rp100.000.000
Rp50.000.000
Rp-
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
II.b. Inflasi
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus
selama periode tertentu. Selain itu secara garis besar di masyarakat Inflasi terjadi
apabila tingkat harga-harga dan biaya-biaya umum naik, harga beras, bahan bakar,
harga mobil naik, tingkat upah, harga tanah, dan semua barang-barang modal naik.
Berikut ditampilkan data inflasi pada Provinsi Bali dalam 10 tahun terakhir:
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Terdapat beberapa cara dalam mengukur laju inflasi salaam satu periode,
diantaranya adalah:
1. Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index)
Indeks harga konsumen adalah angka indeks yang menunjukkan tingkat harga
barang dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam satu periode tertentu.
𝐼𝐻𝐾𝑡−𝐼𝐻𝐾𝑡−1
Inflasi = 𝑥 100%
𝐼𝐻𝐾𝑡−1
2. GDP Deflator
GDP Deflator adalah rasio antara PDB riil dengan PDB nominal, dikalikan 100.
Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru,
barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa. Dengan kata lain Deflator GDP
mencakup jumlah barang dan jasa yang termasuk dalam perhitungan GDP.
Selanjutnya inflasi PDRB dapat dihitung dengan selisih tahun berjalan dengan tahun
dasar terhadap tahun dasar.
𝐺𝐷𝑃 𝑁𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙
Deflator GDP = 𝑥 100%
𝐺𝐷𝑃 𝑅𝑖𝑖𝑙
𝐷𝑓𝑛− 𝐷𝑓𝑛−1
Inflasi = 𝑥 100%
𝐷𝑓𝑛−1
-2
-4
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Dari grafik tersebut dapat dilihat perkembangan inflasi dari tiap tahun
menunjukan pola yang hampir sama. Grafik inflasi yang hampir sama menunjukan
bahwa fenomena ekonomi yang terjadi pada Provinsi Bali tidak hanya berdampak
pada pihak konsumen tetapi juga berdampak juga untuk pihak produsen.
Perbedaan selisih persentase terbesar dari inflasi IHK dan PDRB berada pada
tahun 2015 yaitu sebesar 3,55% dan selisih terkecil berada pada tahun 2014 yaitu
sebesar 0,16%. Inflasi tertinggi berada pada tahun 2014, dimana inflasi IHK
menunjukan 9,18% dan inflasi PDRB menunjukan 9,02%. Sedangkan inflasi
terendah berada pada tahun 2020, dimana inflasi IHK sebesar 1,52% dan inflasi
PDRB sebesar -1,83%. Untuk rata-rata inflasi IHK dalam 10 tahun sebesar 3,71%
dan inflasi PDRB sebesar 4% dan rata-rata dari kedua inflasi tersebut sebesar 3,85%
Diambil dari website Lembaga Penelitian Universitas Medan Area, jenis
inflasi dapat dibedakan berdasarkan tingkat besarannya, yaitu:
• Inflasi ringan, berada dibawah angka 10%
• Inflasi sedang, berada antara 10% dengan 30%
• Inflasi berat, berada antara 30% dengan 100%
• Inflasi sangat berat, terjadi bila inflasi menunjukan angka lebih dari
100%
Dari data selama 10 tahun terakhir, Provinsi Bali tergolong mengalami inflasi
ringan, yaitu berada pada rata-rata 3,85% yang masih jauh dari batas atas inflasi
ringan yaitu 10%.
III. Penutup
IIIa. Kesimpulan
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Provinsi Bali selama 10 tahun
terakhir mengalami inflasi ringan (dibawah 10%). Inflasi ringan tergolong masih
mudah untuk dikendalikan dan belum begitu mengganggu perekonomian suatu
negara. Terjadinya kenaikan harga barang atau jasa secara umum, rata-rata dibawah
10% per tahun dapat dikendalikan.
IIIb. Saran
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas objek
penelitian pada variabel-variabel lainnya yang memiliki hubungan atau kaitannya
dengan konsumsi rumah tangga di indonesia seperti investasi, pendapatan
individu dan tingkat pendidikan yang ada kaitannya dengan konsumsi rumah tangga
di Indonesia.
IV. Referensi
Adnan, Nazeli. 2013. Analisis Penghitungan Inflasi Berdasarkan Berdasarkan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Sumatera Selatan Periode 2001 - 2011. Jurnal Ekonomi
Pembangunan, Desember 2013, 141-149.
BPS Prov. Bali. 2023. PDRB Tahunan Provinsi Bali. Diakses pada Rabu, 19 Juli 2023.
https://bali.bps.go.id/indicator/52/363/1/pdrb-tahunan-provinsi-bali-atas-dasar-harga-
berlaku-menurut-lapangan-usaha.html.
LP2M UMA. 2023. Inflasi harga: Pengertian, Jenis dan Penyebabnya. Diakses pada Rabu, 19
Juli 2023. https://lp2m.uma.ac.id/2023/01/31/inflasi-harga-pengertian-jenis-dan-
penyebabnya/.
Arifin, Zaenal. Memahami PDRB sebagai Instrumen untuk Mengukur Pertumbuhan Ekonomi di
Daerah. Bappeda Provinsi Jambi.
Mirah, Ni Putu. Wayan, I Gusti. 2023. Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Pengeluaran