Anda di halaman 1dari 4

Tugas 2 Metode Penelitian

Nama : Santoper Yosua

NIM : 210402062

Judul : Analisa Terbentuknya Korona Pada Saluran Kubikle Tegangan 20 kV


Serta Pengaruhnya Terhadap Rugi-Rugi Daya

• Jenis Penelitian: “ANALISA”


Jenis penelitian ini bersifat Analisa terbentuknya korona dan pengaruhnya
terhadap rugi-rugi daya.
• Subjek: “ANALISA TERBENTUKNYA KORONA" dan "PENGARUHNYA
TERHADAP RUGI-RUGI DAYA”
Subjek ini mengindikasikan bahwa penelitian ini akan menganalisa
terbentuknya korona pada jaringan kubikle 20 kV serta pengaruhnya terhadap
rugi-rugi daya.
• Dalam judul ini, variabel bebas adalah “TERBENTUKNYA KORONA PADA
SALURAN KUBIKLE TEGANGAN 20KV”. Penelitian akan menganalisa
terbentuknya korona pada saluran kubikle tegangan 20 kV untuk melihat
bagaimana pengaruhnya terhadap rugi-rugi daya.
• Objek: “SALURAN KUBIKLE TEGANGAN 20 KV”
Objek ini adalah hal yang dianalisa atau yang menjadi fokus penelitian untuk
memahami fenomena terbentuknya korona dan pengaruhnya terhadap rugi-
rugi daya.
• Dalam judul ini, variabel terikat adalah “RUGI-RUGI DAYA AKIBAT
KORONA”
Penelitian akan mencoba untuk menentukan besarnya rugi-rugi daya akibat
korona yang terjadi pada saluran kubikle tegangan 20kV.
• Predikat: “PENGARUHNYA”
Predikat ini adalah kata keterangan yang menghubungkan subjek dengan
objek, menunjukkan hubungan antara analisa terbentuknya korona pada
jaringan kubikle 20 kV dan rugi-rugi daya akibat korona.
`

• Keterangan: “PADA dan SERTA”


Kata keterangan pada judul penelitian ini memberikan informasi yang lebih
spesifik tentang fokus dan ruang lingkup penelitian.

Latar Belakang :

Kubikel 20 kV adalah seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada


gardu hubung distribusi yang berfungsi sebagai pembagi, pemutus, penghubung,
pengontrol dan proteksi sistem penyaluran tenaga listrik tegangan 20 kV. Kubikel
biasanya terpasang pada gardu hubung distribusi atau gardu hubung yang berupa
beton maupun kios [1]. Kubikel yang terdapat di dalam Gardu Hubung (GH)
merupakan panel tegangan menengah yang berfungsi sebagai salah satu sarana
penunjang utama untuk mendistribusikan tenaga listrik ke konsumen, dimana di
dalam Gardu Hubung (GH) selain terdapat trafo distribusi terdapat pula beberapa
kubikel dengan beberapa peralatan bantu sesuai kebutuhan antara lain, pemutus
beban pasangan dalam, disconecting switch, isolator, Rel busbar, vacum sircuit
breaker, kabel saluran masuk atau keluar, transformator instrumen atau pengukuran
antara lain current transformer dan potential transformer [2].

Penyaluran energi listrik dari pembangkit energi listrik ke beban


membutuhkan saluran transmisi. Jauhnya jarak antara pembangkit energi listrik
dengan pusat-pusat beban membutuhkan saluran transmisi energi listrik yang
panjang. Namun semakin panjang saluran transmisi yang digunakan, maka semakin
besar pula rugi daya pada saluran sehingga daya yang sampai pada tujuan telah
banyak berkurang, sehingga menyebabkan efisiensi saluran transmisi rendah dan
regulasi tegangan saluran transmisi menjadi tinggi [3]. Untuk menghindari hal
tersebut maka salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menaikan tegangan
listrik pada saluran transmisi menjadi tegangan ekstra tinggi. Namun jika digunakan
tingkat tegangan yang lebih tinggi akan berpotensi timbul peristiwa korona.

Korona merupakan perpendaran cahaya akibat adanya perbedaan kuat


medan listrik [4]. Korona menyebabkan rugi korona dan dampak negatif terhadap
lingkungan berupa Audible noise (AN) dan Radio interference (RI). Fenomena
korona ini menyebabkan adanya rugi-rugi daya pada saluran transmisi. Efek-korona
`

dalam saluran transmisi antara lain, ketika terjadi arus bolak - balik (AC) mengaliri
konduktor dalam transmisi dengan jarak antar konduktor sampai konduktor lain
lebih besar bila dibandingkan dengan diameter konduktor itu, udara disekitar
konduktor yang terdiri dari ion-ion akan menjadi stress dielektrik [5]. Jarak kawat
antar fasa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai rugi korona.
Meningkatnya jarak konduktor antar fasa berbanding terbalik dengan gradien
tegangan permukaan konduktor sehingga mengurangi resiko terjadi korona.
Semakin kecil rugi korona yang terjadi maka nilai AN dan RI juga dapat diperkecil.

Dari permasalahan tersebut, maka dalam tulisan ini akan dilakukan analisa
terbentuknya korona pada jaringan kubikel 20 kV serta rugi-rugi daya korona.
Analisa ini sangat penting bagi pengguna jaringan transmisi tegangan tinggi 20 kV,
sehingga bisa meminimalisir kerugian yang desebakan oleh gejala korona tersebut.
Selain rugi-rugi daya, korona juga dapat menyebabkan kerusakan pada panel
kubikle 20 kV. Tentunya hal ini jika dibiarkan terlalu lama akan menimbulkan
kerugian yang lebih besar lagi bagi pengguna jaringan tersebut.
`

REFERENSI

[1] Wijaya, K.T. “ANALISA GANGGUAN PERALATAN PROTEKSI


(SOLE FUSE) 20 KV PADA GARDU DISTRIBUSI TONGKANG
KABIL PLN BATAM”. Sigma Teknika, Vol.2, No.1 : 32-48, 2019
[2] Fajri, F.A., Nurwijayanti, KN. “PENGARUH PENERAPAN
PEMELIHARAAN GARDU DISTRIBUSI 20KV MENGGUNAKAN
METODE MINIM PADAM PADA NILAI SAIDI DAN ENS DI PT. PLN
(PERSERO) AREA BULUNGAN (KB 11B)”. Jurnal Teknologi Industri.
Vol 11. No.1. 14 Februari 2022
[3] A. Saraswati, T. Sukmadi, and S. Handoko, "PERHITUNGAN KORONA,
AUDIBLE NOISE DAN RADIO INTERFERENCE PADA SALURAN
UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI 500 KV DENGAN VARIASI
JARAK ANTAR KAWAT DAN JARAK ANTAR SIRKIT," Transmisi:
Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, vol. 14, no. 4, pp. 141-149, 2013
[4] Masarrang, R., Patras, S. L., Tumaliang, H “Efek Korona pada
Saluran Transmisi Gardu Induk Tello Sulawesi Selatan”. Jurnal
Teknik Elektro dan Komputer Vol. 8 No.2 Mei-Agustus 2019
[5] Anggara, W. “ STUDI.RUGI DAYA LISTRIK AKIBAT KORONA
PADA SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET)
500 KV GARDU INDUK PEDAN-UNGARAN”. Skripsi, 2019

Anda mungkin juga menyukai