Anda di halaman 1dari 11

Tinea versicolor

Nama Anggota Kelompok 4:


1. M. Restu Abdillah
2. M. Wayan Nur Wadji
3. Risqi Gunanto
A. Pengertian

• Tinea versicolor adalah infeksi jamur superfisial pada kulit yang disebabkan
oleh Malassezia furfur atau Pityrosporum orbiculare dan ditandai dengan
adanya makula di kulit, skuama halus dan disertai rasa gatal. Infeksi ini
bersifat menahun, ringan dan biasanya tanpa peradangan. Tinea versicolor
biasanya mengenai wajah, leher, badan, lengan atas, ketiak, paha, dan lipatan
paha (Madani A, 2000).
B. Etiologi

Penyebab penyakit ini adalah Malassezia furfur, yang dengan pemeriksaan


morfologi dan imunoflorensi indirek ternyata identik dengan Pityrosporum
orbiculare . Prevalensi Tinea versicolor lebih tinggi (50%) di daerah tropis yang
bersuhu hangat dan lembab (Radiono, 2001)
C. Patofisiologi

• Patofisiologi tinea versicolor dimulai ketika Malassezia furfur berubah bentuk


menjadi miselia.
• Malassezia dapat menyebabkan tinea versicolor ketika berubah menjadi
bentuk filamentosa patogenik. Faktor yang menyebabkan perubahan
patogenik ini dapat disebabkan oleh predisposisi genetik, kondisi lingkungan
yang hangat dan lembap), imunodefisiensi, kehamilan, kulit berminyak, dan
aplikasi lotion atau krim dengan kandungan minyak tinggi.
D. Manifestasi Klinis/ Tanda Gejala

• Kelainan kulit Tinea versicolor sangat superficial dan ditemukan terutama dibadan. Kelainan
ini terlihat sebagai bercak-bercak, berwarna -warna, bentuk tidak teratur sampai teratur,batas
jelas sampai difus.
• Bercak-bercak tersebut berfluoresensi bila dilihat dengan lampu Wood. Bentuk papulo-
vaskular dapat terlihat walaupun jarang. Kelainan biasanya asimtomatik sehingga ada kalanya
penderita tidak mengetahui bahwa ia bepenyakit tersebut.
• Kadang-kadang penderita dapat merasakan gatal ringan, yang merupakan alasan berobat.
Pseudoakromia akibat tidak terkena sinar matahari atau kemungkinan pengaruh tokis jamur
terhadap pembentukan pigmen sering dikeluhkan penerita. Penyakit ini sering dilihat pada
remaja walaupun anak-anak dan orang dewasa tua tidak luput dari infeksi (Burke,2006).
E. Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan mikologis kerokan kulit


• Pemeriksaan dengan Sinar Wood
F. Penatalaksanaan

• Pengobatan Topikal
• Pengobatan Sistemik
• Terapi hipopigmentasi (Leukoderma)
G. Komplikasi

• Meski tinea versicolor mudah untuk diobati, namun kekambuhan sering


terjadi. 35% pasien yang menerima terapi adekuat dilaporkan mengalami
rekuren. Lesi kulit yang telah diobati dengan antifungal dapat meninggalkan
bekas yang menetap selama beberapa bulan hingga tahunan (28-47% kasus).
• Komplikasi lain yang pernah dilaporkan adalah atrofi kulit yang ekstensif
yang disebabkan oleh tinea versicolor pada pasien dengan sindrom Sjorgen
H. Pengkajian Fokus

• 1. kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit


akibat Pityriasis versicolor
• 2. Gangguan citra tubuh (harga diri) berhubungan dengan faktor psikososial seperti
pandangan masyarakat terhadap diri ditandai dengan pernyataan perasaan negatif
tentang ini.
• 3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan / mengingat,
kesalahan interpretasi informasi ditandai dengan pertanyaan/permintaan informasi,
pernyataan salah konsepsi
I. Fokus Intervensi

1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit akibat
pityriasis versicolor.
Tujuan : Mencapai penyembuhan tepat waktu
Kriteria hasil : Menunjukkan regenerasi jaringan
2. Gangguan citra tubuh (harga diri) berhubungan dengan faktor psikososial seperti
pandangan masyarakat terhadap diri ditandai dengan pernyataan perasaan negatif
tentang ini.
Tujuan : Citra tubuh/hrga diri kembali
Kriteria hasil : Menyatakan penerimaan diri sesuai situasi
Lanjutan
3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurang pemajanan / mengingat, kesalahan interpretasi informasi ditandai dengan
pertanyaan/permintaan informasi, pernyataan salah konsepsi.
Tujuan : informasi kesehatan terpenuhi
Kriteria hasil :
1. Termotivasi untuk melaksanakan program terapis secara komprehensif
2. Terpenuhinya pengetahuan tentang penyakit, prosedur pengobatan, jadwal kontrol ke dokter ahli
kulit, pencegahan dan perawatan kulit
3. Mengenal perubahan gaya hidup atau tingkah laku untuk pelaksanaan program terapi
4. Secara subjektif melaporkan keluhan gatal berkurang

Anda mungkin juga menyukai