Anda di halaman 1dari 21

PENGENALAN SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN

TRIGONAL
Muhammad Dzaky Syaikhah1 Pria Siska2
1
Praktikan Kristalografi dan Mineralogi, Laboratorium Petrologi, Departemen Teknik
Geologi, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
2
Asisten Kristalografi dan Mineralogi, Laboratorium Petrologi, Departemen Teknik
Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.

ABSTRAK

Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari


kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur dalam
dan sifat- sifat lainnya. Praktikum ini bermaksud untuk mengenal dan memahami sistem
kristal hexagonal dan trigonal serta bertujuan agar (1) mampu mengetahui apa itu sumbu
simetri, bidang simetri, dan pusat simetri serta mengetahui sistem kristal hexagonal dan
trigonal, (2) mampu menentukan kelas, sifat, dan bentuk kristal dari sistem kristal
hexagonal dan trigonal. Adapun metode percobaan dalam praktikum ini dimulai dengan
tahap persiapan, tahap analisis data, tahap praktikum, dan tahap pengerjaan jurnal. Hasil
yang didapatkan dari praktikum ini adalah bahwa pada sistem kristal hexagonal dan
trigonal mempunyai sifat kristal yang sama yaitu a = b = d ≠ c , yang artinya panjang
sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu
c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Peraga pertama dan
kedua memiliki elemen kristal A6, 6A2, 7Pc, dengan nilai kristal (1) Herman Mauguin
6/m, 2/m, 2/m (2) Schoenflies: D6h, peraga ketiga memiliki elemen kristal A 6, 6A2, 7 Pc,
dengan nilai kristal (1) Herman Mauguin 3/m, 2/m (2) Schoenflies: D3h, dan peraga
keempat memiliki elemen kristal A 3, 3A2, 4 Pc, dengan nilai kristal (1) Herman Mauguin
3/m, 2/m, 2/m (2) Schoenflies: D2h.

Kata Kunci : Kristalografi, Mineralogi, Hexagonal, Trigonal, Herman Mauguin, Schoenflies.

I. Pendahuluan

Kata geologi berasal dari dua ilmu). Geologi adalah suatu bidang

kata bahasa Yunani, yaitu geos (yang ilmu pengetahuan kebumian yang

berarti bumi) dan logos (yang berarti mempelajari segala sesuatu


mengenal planet bumi beserta isinya. aturan dan hubungan antar batuan

Merupakan kelompok ilmu yang dalam ruang dan waktu. Pengertian

membahas tentang sifat- sifat dan ruang dalam geologi adalah tempat

bahan-bahan yang membentuk bumi, dimana batuan itu terbentuk

struktur, proses-proses yang bekerja sedangkan pengertian waktu adalah

baik didalam maupun diatas waktu pembentukan batuan dalam

permukaan bumi, kedudukannya di skala waktu geologi. Geologi dibagi

alam semesta serta sejarah menjadi 2 macam yaitu :

perkembangannya sejak bumi ini 1. Geologi Fisik

lahir di alam semesta hingga Ilmu yang mengkhususkan untuk

sekarang. Geologi dapat digolongkan mempelajari berbagai sifat fisik dari

sebagai suatu ilmu pengetahuan yang planet bumi, misalnya seperti

komplek, mempunyai pembahasan susunan dan komposisi dari material-

materi yang beraneka ragam namun material yang membentuk bumi,

juga merupakan suatu bidang ilmu selaput udara yang menyelubungi

pengetahuan yang menarik untuk bumi, khususnya bagian yang

dipelajari. Ilmu ini mempelajari dari melekat dan berinteraksi dengan

benda-benda sekecil atom hingga planet bumi, lalu selaput air atau

ukuran benua, samudra, cekungan disebut dengan hidosfir, serta

dan rangkaian pegunungan. Adapun berbagai proses yang bekerja diatas

hukum dan konsep geologi yang permukaan planet bumi yang di picu

menjadi acuan dalam geologi antara oleh energi matahari dan tarikan

lain adalah konsep tentang susunan, gaya berat planet bumi. Proses
tersebut dapat disebut dengan termasuk kedalam cabang geologi

pelapukan, pengikisan, pemindahan fisik. Kristalografi adalah ilmu yang

serta pengendapan. Itulah definisi mempelajari hukum yang mengatur

dari geologi fisik. pembentukan kristal, sifat geometris,

2. Geologi Dinamis kimia dan fisiknya. Karena ini adalah

Ilmu geologi yang mempelajari ilmu yang mempelajari pembentukan

serta membahas mengenai sifat-sifat kristal dan semua sifat geometris,

dinamika bumi. Sisi ini berkaitan kimia dan fisiknya, cabang yang

dengan berbagai perubahan yang ada berbeda diklasifikasikan:

pada bagian bumi, diakibatkan oleh a. Kristalografi geometris, berfokus

gaya yang dipicu energi yang pada studi tentang formasi

bersumber dari perut bumi, misalnya geometris.

seperti kegiatan magma yang dapat b. Kristalografi kimia, namanya itu

menghasilkan vulkanisme, gerak berfokus pada kimia kristal.

litosfir yang diakibatkan oleh adanya c. Kristalografi fisik, berfokus pada

arus konveksi, gempa bumi dan mempelajari sifat fisik kristal.

gerak pembentukan cekungan Kata “kristal” berasal dari bahasa

pengendapan dan juga pegunungan. Yunani crystallon yang berarti

II. Tinjauan Pustaka tetesan yang dingin atau beku.

Dalam geologi ada cabang yang Menurut pengertian kompilasi yang

berfokus pada mempelajari materi diambil untuk menyeragamkan

kristal yang terbentuk secara alami. pendapat para ahli, maka kristal

Ini disebut kristalografi yang adalah bahan padat homogen,


biasanya anisotrop dan tembus sama. Sumbu simetri dibedakan

cahaya serta mengikuti hukum- menjadi tiga, yaitu : gire, giroide,

hukum ilmu pasti sehingga susunan dan sumbu inversi putar. Bidang

bidang - bidangnya memenuhi simetri adalah bidang bayangan yang

hukum geometri. Jumlah dan dapat membelah kristal menjadi dua

kedudukan bidang kristal. Jadi kristal bagian yang sama, dimana bagian

merupakan bentuk padat materi yang yang satu merupakan pencerminan

teratur, dimana atom atau molekul (refleksi) dari bagian yang lainnya.

teratur dalam pola-pola tertentu dan Bidang simetri ini dapat dibagi

berulang. Dalam mempelajari dan menjadi dua, yaitu bidang simetri

mengenal bentuk kristal secara aksial dan bidang simetri menengah.

mendetail, perlu diadakan Bidang simetri aksial bila bidang

pengelompokkan yang sistematis. tersebut membagi kristal melalui dua

Pengelompokkan itu didasarkan pada sumbu utama (sumbu kristal).

perbandingan panjang, letak (posisi) (Rusman, 2016)

dan jumlah serta nilai sumbu Fase–fase atau tahapan

tegaknya. (Noor, 2014) pembentukan kristal secara umum

Sumbu simetri adalah garis yaitu:

bayangan yang dibuat menembus 1. Fase cair ke padat

pusat kristal, dan bila kristal diputar Pada fase ini cairan yang

dengan poros sumbu tersebut sejauh merupakan bahan dasar

satu putaran penuh akan didapatkan pembentukan kristal mengalami

beberapa kali kenampakan yang proses pembekukan atau pemadatan


sehingga membentuk batuan kristal. Proses pembentukan kristal ini

Proses ini sangat dipengaruhi oleh biasanya terjadi pada agregat kristal

perubahan suhu lingkungan. Kristal di bawah pengaruh dari tekanan dan

yang berasal dari bahan cair, juga temperatur. Hanya strukturnya

biasanya terjadi dalam skala luas, saja yang berubah namun unsur –

bisa jadi kerena faktor alam maupun unsur kimia di dalamnya tetap. Pada

faktor industri. proses ini batuan kristal sudah

2. Fase gas ke padat (sublimasi) terbentuk sebelumnya akibat dari

Pembentukan kristal bisa dapat suhu dan tekanan, sehingga kristal

berasal dari perubahan gas dalam hal tersebut berubah bentuk dari segi

ini uap menjadi padatan, tanpa harus unsur – unsur fisik saja. Terdapat 7

melalui tahap cair terlebih dahulu. macam sistem kristal, yaitu:

Bentuk kristal yang dihasilkan a. Sistem Kristal Kubik/ Isometrik

biasanya berukuran lebih kecil dan (Cubic System)

juga berbentu rangka. Kristal yang Sistem kristal kubik memiliki

dihasilkan merupakan hasil dari tiga sumbu kristal yang sama

proses sublimasi gas – gas yang panjang dan saling tegak lurus satu

memadat akibat dari perubahan sama lain, sehingga membentuk

lingkungan. Gas – gas ini berasal bentuk kubus. Kristal jenis ini terdiri

dari aktivitas gunung api, kemudian dari tiga sub-kelas, yaitu kubik

gas – gas tersebut membeku karena sederhana, kubik wajik, dan kubik

adanya perubahan suhu. berpusat badan.

3. Fase padat ke padat b. Sistem Kristal Tetragonal


(Tetragonal System) Sistem kristal monoklinik

Sistem kristal tetragonal memiliki dua sumbu kristal yang

memiliki dua sumbu kristal yang saling tegak lurus, dan satu sumbu

sama panjang dan saling tegak lurus, kristal yang miring terhadap sumbu

dan satu sumbu kristal yang lebih lainnya, sehingga membentuk bentuk

panjang atau lebih pendek daripada prisma miring. Kristal jenis ini terdiri

dua sumbu kristal yang lain, dari satu sub-kelas, yaitu monoklinik.

sehingga membentuk bentuk balok. e. Sistem Kristal Trigonal (Trigonal

Kristal jenis ini terdiri dari dua sub- System)

kelas, yaitu tetragonal sederhana dan Sistem kristal trigonal memiliki

tetragonal berpusat badan. tiga sumbu kristal, tetapi hanya dua

c. Sistem Kristal Ortogonal sumbu kristal yang sama panjang dan

(Orthorhombic System) saling membentuk sudut 120 derajat,

Sistem kristal ortogonal memiliki sedangkan sumbu kristal yang ketiga

tiga sumbu kristal yang saling tegak berbeda panjang dan membentuk

lurus satu sama lain, namun tidak sudut yang berbeda dari dua sumbu

sama panjang. Kristal jenis ini terdiri kristal yang lain. Kristal jenis ini

dari empat sub-kelas, yaitu ortogonal terdiri dari satu sub-kelas.

sederhana, ortogonal berpusat badan, f. Sistem Kristal Heksagonal

ortogonal muka tengah, dan (Hexagonal System)

ortogonal muka diagonal. Sistem kristal heksagonal

d. Sistem Kristal Monoklinik memiliki tiga sumbu kristal, dimana

(Monoclinic System) dua sumbu kristal yang saling tegak


lurus dan memiliki panjang yang sama panjang. Contohnya adalah

sama, sedangkan sumbu kristal kristal garam dapur (NaCl).

ketiga lebih panjang atau lebih b. Oktaedron

pendek. Kristal jenis ini terdiri dari Kristal oktaedron memiliki

satu sub-kelas, yaitu heksagonal. bentuk delapan sisi yang sama dan

g. Sistem Kristal Siklik (Cyclic membentuk segi delapan. Contohnya

System) adalah berlian (C).

Sistem kristal siklik hanya c. Balok

terdapat pada kristal karbon yang Kristal balok memiliki bentuk

memiliki struktur penuheren. Kristal seperti balok dengan enam sisi yang

jenis ini memiliki dua sumbu kristal saling tegak lurus. Contohnya adalah

dan dapat dibagi menjadi dua sub- kristal barium sulfat (BaSO4).

kelas, yaitu siklik planar dan siklik d. Prisma

tubular. Kristal prisma memiliki bentuk

Bentuk kristal yang terbentuk seperti tabung dengan dua ujung

dari suatu bahan tergantung pada runcing dan sisi datar. Contohnya

jenis dan struktur atom atau molekul adalah kristal kuarsa (SiO2).

yang membentuk kristal tersebut. e. Piramida

Berikut adalah beberapa bentuk Kristal piramida memiliki bentuk

kristal yang umum terbentuk: seperti piramida dengan sisi-sisi

a. Kubus datar dan ujung runcing. Contohnya

Kristal kubus memiliki bentuk adalah kristal kalsit (CaCO3).

seperti kubus dengan enam sisi yang f. Tetrahedron


Kristal tetrahedron memiliki bentuk seperti buah anggur yang

bentuk seperti piramida segi empat terbentuk dari butiran-butiran kecil

dengan empat sisi segitiga sama sisi. yang saling melekat. Contohnya

Contohnya adalah kristal silikon (Si). adalah kristal hematit (Fe2O3).

g. Tabeloid (Sarempa, 2017)

Kristal tabeloid memiliki bentuk A. Sistem Kristal Hexagonal

seperti balok pipih dengan dua sisi Sistem ini mempunyai 4 sumbu

datar dan empat sisi yang kristal, dimana sumbu c tegak lurus

membentuk bentuk trapesium. terhadap ketiga sumbu lainnya.

Contohnya adalah kristal seng sulfida Sumbu a, b, dan d masing-masing

(ZnS). membentuk sudut 120˚ terhadap satu

h. Bladed sama lain. Sumbu a, b, dan d

Kristal bladed memiliki bentuk memiliki panjang sama, sedangkan

seperti bilah dengan sisi datar dan panjang c berbeda, dapat lebih

ujung runcing. Contohnya adalah panjang atau lebih pendek (umumnya

kristal azurit (Cu3(CO3)2(OH)2). lebih panjang). Pada kondisi

i. Dendritic sebenarnya, sistem kristal Hexagonal

Kristal dendritic memiliki bentuk memiliki axial ratio (perbandingan

seperti cabang-cabang yang tumbuh sumbu) a = b = d ≠ c , yang artinya

dari titik pertumbuhan. Contohnya panjang sumbu a sama dengan

adalah kristal perak (Ag). sumbu b dan sama dengan sumbu d,

j. Botryoidal tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan

Kristal botryoidal memiliki juga memiliki sudut kristalografi α =


β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, dan kelompok apatit (apatit, mimetit,

pada sistem ini, sudut α dan β saling vanadinit, dan pyromorpit).

tegak lurus dan membentuk sudut 3. Kelas Dihexagonal Pyramidal.

120˚ terhadap sumbu γ. Sistem ini Termasuk kedalam kelas ke-18

dibagi menjadi 7: dengan simetri 6 m. Terdapat 1

1. Kelas Hexagonal Pyramidal sumbu putar enam, 6 bidang simetri.

Termasuk kedalam kelas ke-14 Bentuk umum pada kelas ini ialah

dengan simetri 6. Hanya terdapat 1 diheksagonal piramida, heksagonal

sumbu putar enam. Bentuk umum pyramid, diheksagonal prism,

pada kelas ini ialah hexagonal heksagonal prism dan pedion.

pyramid, heksagonal prism, dan Mineral yang umum dijumpai adalah

pedion. Mineral yang umum zincit, moissanit, taafeit, greenockit,

dijumpai nephelin, kankrinit, erionit, dan wurtzit.

berthierit, dan gyroli. 4. Kelas Dihexagonal Dipyramidal

2. Kelas Hexagonal Dipyramidal. Termasuk kedalam kelas ke-20

Termasuk kedalam kelas ke-16 dengan simetri 6/m 2/m 2/m.

dengan simetri 6/m. Terdapat 1 Terdapat 1 sumbu putar enam, 6

sumbu putar enam, 1 bidang simetri. sumbu putar dua, 7 bidang simetri

Bentuk umum pada kelas ini ialah masing-masing berpotongan tegak

heksagonal dipyramid, heksagonal lurus terhadap salah satu sumbu

prism, dan basal pinakoid. Mineral rotasi dan satu pusat. Bentuk umum

yang umum dijumpai ialah agardit, pada kelas ini ialah diheksagonal

hangsit, hedyphane, mixit thaumasit, piramida, heksagonal dipiramid,


diheksagonal prisma, heksagonal pyramid, diheksagonal prism,

prisma dan dasar pinakoid. Mineral heksagonal prism dan pedion.

yang umum dijumpai adalah beryl, Mineral yang umum dijumpai adalah

molibdenit, pyrhotit, nikelin, grafit benitoit, belkovit, konnelit,

kakohenit, seng, fluoserit dan lain- baringerit, basnasit, hidroksil

lain. basnasit, ofretit dan lain-lain

5. Kelas Trigonal Dipyramidal 7. Kelas Hexagonal Trapezohedral

Termasuk kedalam kelas ke-1 Termasuk kedalam kelas ke-19

dengan simetri 6bar (ekuivalen dengan simetri 6 2 2. Terdapat 1

dengan 6/m). Terdapat 1 sumbu putar sumbu putar enam, 6 sumbu putar

enam, 1 bidang simetri. Bentuk dua. Bentuk umum pada kelas ini

umum pada kelas ini ialah trigonal ialah heksagonal trapesohedron,

dipiramid, trigonal prism, dan basal heksagonal dipiramid, diheksagonal

pinakoid. Mineral yang umum prism, heksagonal prism, dan

dijumpai adalah laurelit, liotit, dan pinakoid. Mineral yang umum

reederit. dijumpai adalah rhapdopane,

6. Kelas Ditrigonal Dipyramidal quetzalcoatlit, quintinit dan beta-

Termasuk kedalam kelas ke-17 kuarsa. (Zikri, 2018)

dengan simetri 6bar 2m. Terdapat 1 B. Sistem Kristal Trigonal

sumbu putar enam, 3 sumbu putar Sistem kristal ini mempunyai

dua, dan 4 bidang simetri. Bentuk nama lain yaitu Rhombohedral,

umum pada kelas ini ialah selain itu beberapa ahli memasukkan

diheksagonal piramida, heksagonal sistem ini kedalam sistem kristal


Hexagonal. Demikian pula cara simetri 3bar 2/m. Terdapat 1 bidang

penggambarannya juga sama. putar tiga, 3 bidang putar dua, 3

Perbedaannya, bila pada sistem bidang simetri. Bentuk umum pada

Trigonal setelah terbentuk bidang kelas ini ialah scalenohedron,

dasar, yang terbentuk segienam, rhombohedron, diheksagonal prism,

kemudian dibentuk segitiga dengan hexagonal prism, hexagonal

menghubungkan dua titik sudut yang dipiramid, dan basal pinakoid.

melewati satu titik sudutnya. Pada Mineral yang umum dijumpai adalah

kondisi sebenarnya, Trigonal anggota kelompok kalsit, termasuk

memiliki axial ratio (perbandingan korondum, hematit, bismuth,

sumbu) a = b = d ≠ c , yang artinya antimon, sturmanit, brusit, arsenic,

panjang sumbu a sama dengan soda niter, chabazit, dan millerit.

sumbu b dan sama dengan sumbu d, 2. Kelas Trigonal Trapezohedral

tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan Termasuk kelas ke-12 dengan

juga memiliki sudut kristalografi α = simetri 32. Terdapat 1 sumbu putar

β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, tiga, 3 sumbu putar dua. Bentuk

pada sistem ini, sudut α dan β saling umum pada kelas ini ialah trigonal

tegak lurus dan membentuk sudut trapezohedron, rhombohedron,

120˚ terhadap sumbu γ. trigonal prism, ditrigonal prism,

Sistem Trigonal ini dibagi trigonal dipiramid, dan basal

menjadi lima kelas: pinakoid. Mineral yang umum

1. Kelas Hexagonal Scalenohedral dijumpai adalah kuarsa, tellurium

Termasuk kelas ke-13 dengan berlinit, dan cinnabar.


3. Kelas Ditrigonal 5. Kelas Trigonal Pyramidal

Termasuk kelas ke-11, dengan Termasuk kedalam kelas ke-9,

simetri 3/m. Terdapat 1 sumbu putar dengan simetri 3. Terdapat 1 sumbu

tiga dan 3 bidang simetri. Bentuk putar tiga. Bentuk umum pada kelas

umum pada kelas ini ialah ditrigonal ini ialah trigonal pyramid, trigonal

pyramid, heksagonal prism, prism, dan pedion. Mineral gratonit

heksagonal pyramid, trigonal prism, hanya satu-satunya yang dikenal

ditrigonal prism, dan pedion. Mineral dalam kelas ini. ( Zikri, 2018).

yang umum dijumpai adalah anggota C. Herman Mauguin

kelompok tourmalin, termasuk Simbol Herman Mauguin adalah

didalamnya pyrargyrit, jarosit, simbol yang menerangkan ada atau

natrojarosit, alunit, dan proustit. tidaknya bidang simetri dalam suatu

4. Kelas Rhombohedral kristal yang tegak lurus terhadap

Termasuk kedalam kelas ke-10 sumbu-sumbu utama dalam kristal

dengan simetri 3bar. Terdapat 1 tersebut. Hal ini dapat dilakukan

sumbu putar tiga dan sebuah pusat. dengan mengamati sumbu dan

Bentuk umum pada kelas ini ialah bidang yang ada pada kristal

rhombohedron, heksagonal prism, tersebut. Pada sistem kristal

dan basal pinakoid. Mineral yang hexagonal dan trigonal, mereka

umum dijumpai adalah anggota memiliki nilai Herman Mauguin

kelompok dolomit, termasuk ankerit, yang sama yaitu :

ilmenit, dioptase, willemit, dan a. Bagian 1: Menunjukkan nilai

phenaki. sumbu C. mungkin bernilai 6,


atau 3 dan ada sumbu c ber atau menerangkan unsur-unsur tersebut

tidaknya bidang simetri yang dengan menggunakan huruf-huruf

tegak lurus dengan sumbu c dan angka yang masing-masing akan

sumbu tersebut. berbeda pada setiap kristal. Pada

b. Bagian 2 : Menunjukkan ada sistem kristal hexagonal dan trigonal,

atau tidaknya sumbu a bernilai 2 mereka juga memiliki nilai scoenflies

dan ada atau tidaknya bidang yang sama yaitu :

simetri vertikal yang tegak lurus a. Bagian 1 : Menerangkan nilai

dengan sumbu tersebut. sumbu lateral atau sumbu

c. Bagian 3 : Menunjukkan ada tambahan, ada 2 kemungkinan

atau tidaknya sumbu simetri yaitu kalau bernilai 2, maka

diagonal/ intermediet bernilai 2 dinotasikan dengan huruf D

dan ada atau tidaknya bidang (Diedrick) dan kalau tidak

simetri diagonal/ intermediet bernilai, maka dinotasikan

yang tegak lurus sumbu diagonal dengan huruf C (Cyklich).

tersebut. b. Bagian 2 : Menerangkan nilai

D. Schoenflies dari sumbu c. penulisan

Simbolisasi Scoenflies digunakan dilakukan dengan menuliskan

untuk menandai atau memberi nilai angka nilai sumbu c

simbol pada unsur-unsur simetri tersebut didepan huruf D atau C

suatu kristal. Seperti sumbu-sumbu (dari bagian 1) dan ditulis agak

dan bidang-bidang simetri. kebawah.

Simbolisasi Schoenflies akan


c. Bagian 3 : Menerangkan III. Metode Praktikum

keterdapatan bidang simetri. Tabel 3.1 Diagram Alir

Penulisan dilakukan dengan

menuliskan huruf yang sesuai Tahap Pendahuluan

sejajar dengan huruf dari bagian

sebagai berikut

a) Jika mempunyai bidang


Tahap
simetri horizontal, bidang Analisis Data

vertikal dan diagonal

dinotasikal dengan h.

b) Jika mempunyai bidang Tahap Praktikum

simetri horizontal dan bidang

simetri vertikal dinotasikan

dengan h.
Tahap Pembuatan Jurnal
c) Jika mempunyai bidang

simetri vertikal dan bidang


Adapun prosedur praktikum
simetri diagonal dinotasikan
ini dimulai dengan pendahuluan yang
dengan v.
kemudian tahap kedua analisis data
d) Jika hanya mempunyai
yaitu pemberian tugas pendahuluan,
bidang simetri diagonal
dan kemudian praktikum dan
dinotasikan dengan d.
pembuatan jurnal.
1. Pendahuluan sampel atau peraga yang akan

Pendahuluan yang dilakukan pada dideskripsikan dan digambarkan

praktikum ini adalah asistensi acara. didalam LKP

Asistensi acara dilakukan untuk 4. Pembuatan Jurnal

memberi arahan apa yang akan Setelah praktikum dilakukan,

dilakukan saat praktikum dan selanjutnya ialah pembuatan jurnal

memberi pemahaman kepada yaitu berisi tentang hasil dan

praktikan agar memahami materi pembahasan terkait sampel atau

setiap acara. peraga yang telah dideskripsi dan

2. Analisis Data digambar pada saat praktikum yang

Analisis data dilakukan dengan kemudian di asistensikan ke asisten

pemberian tugas pendahuluan IV. Pembahasan

tentang materi sistem kristal 1. Sampel 1 (Hexa7)

hexagonal dan trigonal serta Sampel 1 dengan sistem kristal

pemberian respon tulis sebelum hexagonal memiliki elemen kristal

praktikum dimulai. A6, 6A2, 7 Pc, mempunyai sifat

3. Praktikum kristal a = b = d ≠ c, dengan nilai

Praktikum diawali dengan kristal (1) Herman Mauguin 6/m,

menyiapkan alat-alat yang akan 2/m, 2/m (2) Schoenflies: D6h.

digunakan, seperti LKP, pensil, Termasuk kedalam kelas kristal

penggaris, pensil warna dan alat-alat Dihexagonal Dipyramidal dengan

lainnya. Setelah menyiapkan alat bentuk Prisma.

praktikum, praktikan mengambil


Foto 4.3 Calcite
Foto 4.1 Proyeksi Hexa7
2. Sampel 2 (Hexa8)

Sampel 2 dengan sistem kristal

hexagonal memiliki elemen kristal

A6, 6A2, 7 Pc, mempunyai sifat

kristal a = b = d ≠ c, dengan nilai

kristal (1) Herman Mauguin 6/m,

2/m, 2/m (2) Schoenflies: D6h.


Foto 4.2 Peraga Hexa7
Termasuk kedalam kelas kristal
Contoh mineral bentuk Hexagonal
Dihexagonal Dipyramidal dengan
yaitu Kalsit, Kalsit merupakan
bentuk Prisma Dihexagonal.
sebuah mineral karbonat dan

polimorf kalsium karbonat (CaCO3)

paling stabil. kalsit merupakan

mineral dengan tingkat kekerasan

permukaan yang sedang. Nilainya

berada pada tingkat 3.


Foto 4.4 Proyeksi Hexa8
3. Sampel 3 (Trig3)

Sampel 3 dengan sistem kristal

trigonal memiliki elemen kristal A6,

6A2, 7 Pc, mempunyai sifat kristal a

= b = d ≠ c, dengan nilai kristal (1)

Herman Mauguin 3/m, 2/m (2)

Foto 4.5 Peraga Hexa8 Schoenflies: D3h. Termasuk kedalam

Mineral bentuk Hexagonal yaitu kelas kristal Ditrigonal Pyramidal

Corondum, Corondum adalah kristal dengan bentuk Dipiramid.

aluminium oksida dan merupakan

salah satu mineral pembentuk

batuan. Secara alami mineral ini

jernih, tapi dapat memiliki warna

yang berbeda dengan adanya zat

pengotor.

Foto 4.7 Proyeksi Trig3

Foto 4.6 Corondum

Foto 4.8 Peraga Trig3


Kuarsa adalah salah satu mineral Herman Mauguin 3/m, 2/m, 2/m (2)

yang umum ditemukan di kerak Schoenflies: D2h. kelas kristal

kontinen bumi. Mineral ini memiliki Tetragonal Trapezohedral dengan

struktur kristal heksagonal yang bentuk Tetragonal Trapezohedron.

terbuat dari silika trigonal

terkristalisasi (silikon dioksida,

SiO2), dengan skala kekerasan

Mohs 7 dan densitas 2,65 g/cm³.

Bentuk umum kuarsa adalah

prisma segienam yang memiliki


Foto 4.10 Proyeksi Trig1
ujung piramida segienam.

Foto 4.11 Peraga Trig1


Foto 4.9 Quartz
Contoh mineral bentuk Trigonal
d. Sampel 4 (Trig1)
yaitu Alterasi Alunitic, Alterasi
Sampel 4 dengan sistem kristal
Alunitic terkait erat dengan
trigonal memiliki elemen kristal A3,
lingkungan sumber mata air panas.
3A2, 4 Pc, mempunyai sifat kristal a
Alunite merupakan sebuah mineral
= b = d ≠ c, dengan nilai kristal (1)
potassium aluminum sulfate yang
cederung membentuk ledges di kristal menjadi dua bagian yang

beberapa daerah. Kehadiran alunite sama, dimana bagian yang satu

mendukung berisi gas SO4 yang merupakan pencerminan dari bagian

banyak. yang lainnya, dan pusat simetri

adalah apabila kita dapat membuat

garis bayangan tiap-tiap titik pada

permukaan kristal menembus pusat

kristal dan akan menjumpai titik

yang lain pada permukaan di sisi

yang lain dengan jarak yang sama

Foto 4.12 Alterasi Alunite terhadap pusat kristal pada garis

V. Kesimpulan bayangan tersebut. sistem kristal

Setelah melakukan praktikum hexagonal dan trigonal ini ialah

hexagonal dan ttrigonal ini, dapat apabila memiliki tiga sumbu kristal

disimpulkan bahwa : yang sama panjang dan saling tegak

1. Sumbu simetri adalah garis lurus satu sama lain, serta satu

bayangan yang dibuat menembus sumbu yang lebih pendek dari dua

pusat kristal, dan bila kristal diputar sumbu yang lain.

dengan poros sumbu tersebut sejauh 2. Sifat kristal dari hexagonal yang

satu putaran penuh akan didapatkan ada pada sampel 1 dan sampel 2

beberapa kali kenampakan yang yaitu a = b = d ≠ c. Sampel 1 dan 2

sama. Bidang simetri adalah bidang termasuk kedalam kelas Dihexagonal

bayangan yang dapat membelah Dypiramidal, pada sampel 1


memiliki bentuk kristal Prisma dan

pada sampel 2 memiliki bentuk

kristal Prisma Dihexagonal.

Sedangkan sifat kristal dari trigonal

yang ada pada sampel 3 dan sampel

4 yaitu a = b = d ≠ c . Sampel 3

termasuk kedalam kelas Ditrigonal

Pyramidal bentuk Dipiramid dan

sampel 4 termasuk kedalam kelas

Trigonal Dypiramidal dengan bentuk

Trigonal Dypiramidal.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Noor, Djauhaari. 2014. Pengantar


Geologi. Yogyakarta:
Deepublish Publisher.

Rusman, Muhammad Khairil. 2016.


Geologi Dasar. Kendari:
Universitas Halu Oleo.

Sarempa, A. (2017). Sistem Kristal.


Academia, 2-3.

Zikri, Khairul. 2018. Geologi Umum.


Padang: Geografi UNP

Zuhdi, Muhammad. 2019. Buku Ajar


Pengantar Geologi. Lombok:
Penerbit Duta Pustaka Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai