Anda di halaman 1dari 3

1.

Siapa disebut pihak pelapor dalam tppu


Jawaban :
Pasal 1 angka 11 menjelaskan pelapor adalah Setiap Orang yang menurut Undang-Undang ini
wajib menyampaikan laporan kepada PPATK.
Pasal 7 UU 8/2010 mengatur pihak pelapor yaitu penyedian jasa keuangan (pjk) dan penyedia
barang dan/atau jasa lain. Kemudian pihak pelapor juga ditur di dalam pasal 17 peraturan
pemerintah
Pihak Pelapor sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat 1 UU UU PPTPPU meliputi :
a. Penyedia Jasa Keuangan (PJK), dan

1. Bank
2. Perusahaan Pembiayaan
3. Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Pialang Asuransi
4. Dana Pensiun Lmebaga Keuangan
5. Perusahaan Efek
6. Manajer Investasi
7. Kustodian
8. Wali Amanat
9. Perposan sebagai Penyedia Jasa Giro
10. Pedagang Valuta Asing
11. Penyelenggara Alat Pembayaran Menggunakan Kartu
12. Pemyelenggara e-money atau e-wallet
13. Koperasi yang melakukan kegiatan simpan pinjam
14. Pegadaian
15. Perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan berjangka komoditi; atau
16. Penyelenggara kegiatan usaha pengiriman uang

b. Penyedia Barang dan/atau Jasa lain (PBJ)

1. Perusahaan property/agen property


2. Pedagang kendaraan bermotor
3. Pedagang permata dan perhiasan/logam mulai
4. Pedagang barang seni dan antic
5. Balai lelang

Pasal 17 ayat (2) menjelaskan Ketentuan mengenai Pihak Pelapor selain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah, yaitu pasal 2 Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2015 tentang Pihak Pelapor Dalam Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang :

Pihak Pelapor PJK sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
2015 tentang Pihak Pelapor Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
Uang meliputi:

1. Perusahaan modal ventura


2. Perusahaan pembiayaan infrastruktur
3. Lembaga keuangan mikro
4. Lembaga pembiayaan ekspor
Pasal 2 ayat (2) Pihak Pelapor penyedia jasa keuangan selain sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a mencakup juga: a. perusahaan modal ventura; b. perusahaan pembiayaan
infrastruktur; c. lembaga keuangan mikro; dan d. lembaga pembiayaan ekspor.

Pihak Pelapor Profesi diatur dalam Pasal 3 PP 43/2015 :

1. Advokat
2. Notaris
3. Pejabat pembuat akta tanah
4. Akuntan
5. Akuntan publik
6. Perencana keuangan

2. Apa perbedaan kewajiban pelaporan jasa keuangan, penyeiadaan barang/jasa


dengan pihak profesi
Jawaban :
Berdasarkan Pasal 23 UU TPPU, Penyedia Jasa Keuangan (PJK) diwajibkan menyampaikan
laporan kepada PPATK yang meliputi:
a. Transaksi Keuangan Mencurigakan (TKM)
menurut pasal 1 angka 5 TKM meliputi :

1. Transaksi Keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau kebiasaan pola
Transaksi dari Pengguna Jasa yang bersangkutan;
2. Transaksi Keuangan oleh Pengguna Jasa yang patut diduga dilakukan dengan tujuan
untuk menghindari pelaporan Transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh
Pihak Pelapor sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini;
3. Transaksi Keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan Harta
Kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana; atau
4. Transaksi Keuangan yang diminta oleh PPATK untuk dilaporkan oleh Pihak Pelapor
karena melibatkan Harta Kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana.

b. Transaksi Keuangan Tunai (TKT)


pasal 1 angka 6 menjelaskan Transaksi Keuangan Tunai adalah Transaksi Keuangan yang
dilakukan dengan menggunakan uang kertas dan/atau uang logam dalam jumlah paling
sedikit Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau dengan mata uang asing yang nilainya
setara, yang dilakukan baik dalam satu kali Transaksi maupun beberapa kali Transaksi dalam
1 (satu) hari kerja (pasal 23 ayat 1 huruf a UU 8 Tahun 2010)
c. Transaksi Keuangan Transfer Dana Dari dan Ke Luar Negeri (TKL)
Setiap transaksi keuangan transfer dana dari dan ke luar negeri wajib dilaporkan kepada
PPATK berapapun jumlah atau nominal transaksinya. Laporan Transaksi Keuangan ini
disampaikan oleh PJK paling lama 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal
transaksi dilakukan. Pelaksanaan kewajiban penyampaian laporan Transaksi Keuangan
Transfer Dana Dari dan Ke Luar Negeri tidak menghilangkan kewajiban pelaporan LTKM
dan LTKT apabila memenuhi salah satu unsur transaksi keuangan mencurigakan dan/atau
unsur transaksi keuangan tunai.
2. PENYEDIA BARANG DAN/ATAU JASA LAIN (PBJ)
Berdasarkan Pasal 27 UU TPPU, PBJ diwajibkan menyampaikan laporan Transaksi yang
dilakukan oleh Pengguna Jasa dengan mata uang rupiah dan/atau mata uang asing yang
nilainya paling sedikit atau setara dengan Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) kepada
PPATK.
Selain itu PBJK diatur di dalam Pasal 2 Peraturan Kepala PPATK Nomor 2 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penyampaian Laporan Transaksi Dan Laporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan Melalui Aplikasi GOAML Bagi Penyedia Barang Dan/Atau Jasa Lain, PBJ
diwajibkan menyampaikan laporan ke PPATK yang meliputi:

1. Transaksi yang dilakukan oleh Pengguna Jasa dengan mata uang rupiah dan/atau mata
uang asing yang nilainya paling sedikit atau setara dengan Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).
2. Transaksi keuangan yang diminta oleh PPATK untuk dilaporkan sebagai Transaksi
Keuangan Mencurigakan.

3. PROFESI
Berdasarkan Pasal 8 PP 43/2015, Profesi diwajibkan menyampaikan laporan Transaksi
Keuangan Mencurigakan kepada PPATK untuk kepentingan atau untuk dan atas nama
Pengguna Jasa, mengenai:

1. pembelian dan penjualan properti;


2. pengelolaan terhadap uang, efek, dan/atau produk jasa keuangan lainnya;
3. pengelolaan rekening giro, rekening tabungan, rekening deposito, dan/atau rekening
efek;
4. pengoperasian dan pengelolaan perusahaan; dan/atau
5. pendirian, pembelian, dan penjualan badan hukum.

3. Siapa yang boleh melakukan penghentian transaksi menurut uu 8/2020


Jawab :
Yang dapat melakukan penghentuan transaksi adalah PPATK
Pasal 1 angka 2 UU 8/2010 menjelaskan “Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
yang selanjutnya disingkat PPATK adalah lembaga independen yang dibentuk dalam rangka
mencegah dan memberantas tindak pidana Pencucian Uang.”
Dijelaskan di dalam pasal 2 ayat 1 peraturan pusat pelaporan dan analisis transaksi keuangan
nomor 18/ 2017 tentang pelaksanaan penghentian sementara dan penundaan transaksi oleh
penyedia jaasa keuangan “ PPATK dapat meminta PJK untuk melakukan pemberhentian
sementara transaksi, baik seluruh maupun sebagian, sesuai dengan kewenangan berdasarkan
pasal 44 ayat 91) huruf I dan Pasal 65 UU nomor 8 Tahun 2010”

Anda mungkin juga menyukai