Anda di halaman 1dari 8

Disusun oleh HUDA ARIYANTO

Nomor : 001/PDSH/VIII/2007 Yogyakarta, 23 Agustus 2007

Kepada Yth. :
Corporate Banking
PT. Bank Papan Atas (Tbk.)
Plaza Papan Sejahtera Lantai 27
Jln. Merdeka Selatan No. 17B, Jakarta Pusat

U.p. : Bapak Darwin Siregar, SE., M.M.

Perihal : Pendapat Dari Segi Hukum Berkaitan Dengan Masalah Prinsip Rahasia
Perbankan

Dengan hormat,

Sehubungan dengan permintaan PT. Bank Papan Atas (Tbk.), selanjutnya disebut
“Bank PA”, melalui Surat Nomor : 789/BPA/VIII/2007, tertanggal 18 Agustus 2007,
perihal Permohonan Pendapat Dari Segi Hukum Berkaitan Dengan Masalah Prinsip
Rahasia Perbankan, dengan ini kami sampaikan Pendapat Dari Segi Hukum sebagai
berikut :

I. DOKUMEN-DOKUMEN
Pendapat Dari Segi Hukum ini dibuat berdasarkan dokumen-dokumen yang kami
terima dari Bank PA sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (selanjutnya disebut


“UU No. 7/1992”).

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-


Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (selanjutnya disebut “UU No.
10/1998”).

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang


(selanjutnya disebut “UU No. 15/2002”).

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Undang-


Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang
(selanjutnya disebut “UU No. 25/2003”).

5. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002 tentang


Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme (selanjutnya disebut “Perpu No.
1/2002”).

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan


Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002 tentang

Pendapat Dari Segi Hukum : Rahasia Perbankan


Halaman 1 dari 8
Disusun oleh HUDA ARIYANTO

Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Menjadi Undang-Undang (selanjutnya


disebut “UU No. 15/2003”).

7. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana


Korupsi (selanjutnya disebut “UU No. 31/1999”).

8. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak


Pidana Korupsi (selanjutnya disebut “UU No. 30/2002”).

9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (selanjutnya


disebut “UU No. 23/1999”).

10. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang


Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (selanjutnya disebut “UU No.
3/2004”).

II. FAKTA HUKUM


Berdasarkan dokumen yang telah kami terima dari Bank PA, berikut ini adalah
uraian fakta hukum terkait dengan permasalahan Prinsip Rahasia Perbankan, yaitu

Terdapat dua ketentuan atau lebih peraturan perundang-undangan yang kurang


memberikan kejelasan berkaitan dengan lingkup rahasia perbankan.

III. PERMASALAHAN
1. Apakah suatu bank yang sedang diperiksa oleh Bank Indonesia (BI) selaku
Pembina dan Pengawas Perbankan di Indonesia dapat menolak memberikan
keterangan mengenai data nasabahnya kepada BI dengan dalil bahwa hal itu
berkaitan dengan prinsip rahasia perbankan yang harus dipenuhi bagi
kepentingan nasabah?

2. apakah jika bank memberikan keterangan mengenai data nasabah termasuk


data simpanannya termasuk kepada BI dapat digugat atau dilaporkan kepada
pihak Aparat Penyidik dengan dasar bahwa bank telah melanggar prinsip
rahasia perbankan sebagaimana diatur di dalam UU No. 10/1998 tentang
Perbankan?

3. benarkah jika dikatakan bahwa UU No. 10/1998 tentang Perbankan kita


menganut prinsip rahasia perbankan yang bersifat limitative?

IV. LANDASAN HUKUM


Berikut adalah beberapa peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
permasalahan rahasia perbankan :

Pendapat Dari Segi Hukum : Rahasia Perbankan


Halaman 2 dari 8
Disusun oleh HUDA ARIYANTO

1. Berdasarkan UU No. 10/1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang


Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, dapat diketahui fakta hukum yang
relevan berdasarkan :

a. Pasal 1 ayat (28) :


Rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
keterangan mengenai Nasabah Penyimpan dan simpanannya.

b. Pasal 1 ayat (17) :


Nasabah Penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank
dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang yang berlaku.

c. Pasal 1 ayat (5) :


Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank
berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito,
sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.

d. Pasal 40 ayat (1) :


Bank wajib merahasiakan keterangan mengenai Nasabah Penyimpan dan
simpanannya, kecuali hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Pasal
41 A, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44 dan Pasal 44 A.

e. Pasal 40 ayat (2) :


Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula bagi Pihak
Terafiliasi.

f. Pasal 30 ayat (1) :


Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia, segala keterangan,
dan penjelasan mengenai usahanya menurut tata cara yang ditetapkan
Bank Indonesia.

g. Pasal 30 ayat (2) :


Bank atas permintaan Bank Indonesia, wajib memberikan kesempatan
bagi pemeriksaan buku-buku dan berkas-berkas yang apa adanya, serta
wajib memberikan bantuan yang diperlukan dalam rangka memperoleh
kebenaran dari segala keterangan, dokumen dan penjelasan yang
dilaporkan oleh bank yang bersangkutan.

h. Pasal 30 ayat (3) :


Keterangan tentang bank yang diperoleh berdasarkan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) tidak diumumkan dan
bersifat rahasia.

Pendapat Dari Segi Hukum : Rahasia Perbankan


Halaman 3 dari 8
Disusun oleh HUDA ARIYANTO

2. Berdasarkan UU No. 25/2003 tentang Perubahan Atas Undang-Undang


Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, dapat
diketahui fakta hukum yang relevan berdasarkan :

a. Pasal 33 ayat (1) :


Untuk kepentingan pemeriksaan dalam perkara tindak pidana pencucian
uang maka penyidik, penuntut umum, atau hakim berwenang untuk
meminta keterangan dari Penyedia Jasa Keuangan mengenai Harta
Kekayaan setiap orang yang telah dilaporkan oleh PPATK, tersangka, atau
terdakwa.

b. Pasal 33 ayat (2) :


Dalam meminta keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
terhadap penyidik, penuntut umum, atau hakim tidak berlaku ketentuan
undang-undang yang mengatur tentang rahasia bank dan kerahasiaan
transaksi keuangan lainnya.

c. Pasal 13 ayat (1) :


Penyedia Jasa Keuangan wajib memberikan laporan kepada PPATK
sebagaimana dimaksud dalam Bab V, untuk hal-hal sebagai berikut :
a) Transaksi Keuangan Mencurigakan
b) Transaksi Keuangan yang Dilakukan Secara Tunai dalam jumlah
kumulatif sebesar Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)atau lebih
atau mata uang asing yang nilainya setara, baik dilakukan dalam satu
kali transaksi maupun beberapa kali transaksi dalam 1 (satu) hari
kerja.

d. Pasal 15 :
Penyedia Jasa Keuangan, pejabat serta pegawainya tidak dapat dituntut
baik secara perdata maupun pidana atas pelaksanaan kewajiban
pelaporan sebagaimana dimaksud Pasal 13.

e. Pasal 1 ayat (5) :


Penyedia Jasa Keuangan adalah setiap orang yang menyediakan jasa di
bidang keuangan atau jasa lainnya yang terkait dengan keuangan
termasuk tetapi tidak terbatas pada bank, lembaga pembiayaan,
perusahaan efek, pengelola reksa dana, kustodion, wali amanat, lembaga
penyimpanan dan penyelesaian, pedagang valuta asing, dana pensiun,
perusahaan asuransi dan kantor pos.

f. Pasal 1 ayat (7) :


Transaksi Keuangan mencurigakan adalah :

Pendapat Dari Segi Hukum : Rahasia Perbankan


Halaman 4 dari 8
Disusun oleh HUDA ARIYANTO

a. transaksi keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik atau


kebiasaan pola transaksi dari nasabah yang bersangkutan;
b. transaksi keuangan oleh nasabah yang patut diduga dilakukan dengan
tujuan untuk menghindari pelaporan transaksi yang bersangkutan
yang wajib dilakukan oleh Penyedia Jasa Keuangan sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang ini; atau
c. transaksi keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan
menggunakan Harta Kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak
pidana.

g. Pasal 1 ayat (8) :


Transaksi Keuangan yang Dilakukan Secara Tunai adalah transaksi
penarikan, penyetoran, atau penitipan yang dilakukan dengan uang tunai
atau instrumen pembayaran lain yang dilakukan melalui Penyedia Jasa
Keuangan.

3. Berdasarkan UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dapat diketahui


fakta hukum yang relevan berdasarkan :

a. Pasal 29 ayat (1) :


Bank Indonesia melakukan pemeriksaaan terhadap Bank, baik secara
berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan.

b. Pasal 29 ayat (2) :


Apabila diperlukan, pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilakukan terhadap perusahaan induk, perusahaan anak, pihak
terkait, pihak terafiliasi dan debitur Bank.

c. Pasal 29 ayat (3) :


Bank dan pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), wajib
memberikan kepada pemeriksa :
a. keterangan dan data yang diminta;
b. kesempatan untuk melihat semua pembukuan, dokumen, dan sarana
fisik yang berkaitan dengan kegiatan usahanya;
c.hal-hal lain yang diperlukan.

4. Berdasarkan Perpu No. 1/2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana


Terorisme, dapat diketahui fakta hukum yang relevan berdasarkan :

a. Pasal 30 ayat (1) :


Untuk kepentingan pemeriksaan dalam perkara tindak pidana terorisme
maka penyidik, penuntut umum, atau hakim berwenang untuk meminta
keterangan dari bank dan lembaga jasa keuangan mengenai Harta

Pendapat Dari Segi Hukum : Rahasia Perbankan


Halaman 5 dari 8
Disusun oleh HUDA ARIYANTO

Kekayaan setiap orang yang diketahui atau patut diduga melakukan


tindak pidana terorisme.

b. Pasal 30 ayat (2) :


Dalam meminta keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
terhadap penyidik, penuntut umum, atau hakim tidak berlaku ketentuan
undang-undang yang mengatur tentang rahasia bank dan kerahasiaan
transaksi keuangan lainnya.

5. Berdasarkan UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana


Korupsi, dapat diketahui fakta hukum yang relevan berdasarkan :

a. Pasal 29 ayat (1) :


Untuk kepentingan penyidikan, penuntutan, atau pemeriksaan di sidang
pengadilan, penyidik, penuntut umum, atau hakim berwenang meminta
keterangan kepada bank tentang keadaan keuangan tersangka atau
terdakwa.

b. Pasal 29 ayat (2) :


Permintaan keterangan kepada bank sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) diajukan kepada Gubernur Bank Indonesia sesuai dengan perturan
perundang-undangan yang berlaku.

c. Pasal 29 ayat (3) :


Gubernur Bank Indonesia berkewajiban untuk memenuhi permintaan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dalam waktu selambat-lambatnya
3 (tiga) hari kerja, terhitung sejak dokumen permintaan diterima secara
lengkap.

6. Berdasarkan UU No. 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana


Korupsi, dapat diketahui fakta hukum yang relevan berdasarkan :

a. Pasal 12 ayat (1) huruf c :


Meminta keterangan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya
tentang keadaan keuangan tersangka atau terdakwa yang sedang
diperiksa.

V. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM


VI. RUANG LINGKUP PENDAPAT HUKUM
Dalam melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen dan fakta-fakta
hukum untuk menyusun Pendapat Dari Segi Hukum berkaitan dengan masalah
Prinsip Rahasia Perbankan, kami menganggap dan mendasarkan pada asumsi-
asumsi bahwa :

Pendapat Dari Segi Hukum : Rahasia Perbankan


Halaman 6 dari 8
Disusun oleh HUDA ARIYANTO

1. Pendapat Dari Segi Hukum ini disusun hanya meliputi aspek dari obyek
pemeriksaan sesuai dengan permasalahan yang diajukan oleh pihak Bank PA
melalui Surat Nomor : 789/BPA/VIII/2007, tertanggal 18 Agustus 2007
sebagaimana dimaksud di atas;
2. Dokumen-dokumen yang diberikan kepada kami adalah dokumen-dokumen
yang berkaitan dengan permasalahan yang diajukan oleh Bank PA yaitu
tentang Prinsip Rahasia Perbankan sebagaimana Surat Nomor :
789/BPA/VIII/2007, tertanggal 18 Agustus 2007;
3. Pendapat Dari Segi Hukum ini disusun dan dibuat hanya untuk keperluan dan
kepentingan Bank PA. Apabila Bank PA untuk kepentingannya akan
menggunakan, memperbanyak dan/atau memperlihatkan kepada pihak lain,
maka harus dengan sepengetahuan dan izin tertulis dari kami.
4. Pendapat Dari Segi Hukum ini dibuat dalam kerangka Hukum Negara
Republik Indonesia, sehingga karenanya Pendapat Dari Segi Hukum ini tidak
dimaksudkan untuk berlaku atau dapat ditafsirkan sama menurut atau
yurisdiksi hukum negara lain.

Demikian Pendapat Dari Segi Hukum ini kami buat dan kami berikan dalam kapasitas
kami sebagai Konsultan Hukum yang bebas dan mendiri, dengan penuh kejujuran
serta tidak berpihak dan terlepas dari kepentingan pribadi, baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap Bank PA ataupun kegiatan usahanya dan kami
bertanggung jawab atas Pendapat Dari Segi Hukum ini.

Pendapat Dari Segi Hukum : Rahasia Perbankan


Halaman 7 dari 8
Disusun oleh HUDA ARIYANTO

h. Pasal 13 ayat (4) :


Kewajiban pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tidak
berlaku untuk transaksi yang dikecualikan.

i. Pasal 13 ayat (5) :


Transaksi yang dikecualikan dari kewajiban pelaporan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) meliputi transaksi antar bank, transaksi dengan
Pemerintah, transaksi dengan bank sentral, pembayaran gaji, pensiun, dan
transaksi lainnya yang ditetapkan oleh Kepala PPATK atau atas permintaan
Penyedia Jasa Keuangan yang disetujui oleh PPATK.

j. Pasal
k. Hsjjs
Jasgj

Pendapat Dari Segi Hukum : Rahasia Perbankan


Halaman 8 dari 8

Anda mungkin juga menyukai